• Tidak ada hasil yang ditemukan

S GEO 1103509 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S GEO 1103509 Chapter5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

128

Armandha Redo Pratama, 2015

HUBUNGAN KESESUAIAN REKAYASA SHELTER BUS TRANS METRO BANDUNG (TMB) DENGAN ARUS LALU LINTAS DAN TINGKAT PARTISIPASI PENGGUNA SHELTER DI KOTA BANDUNG TAHUN 2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa tingkat arus lalu lintas kendaraan di Kota Bandung memiliki tingkat arus lalu lintas yang tinggi. Hampir seluruh jalur di depan shelter memiliki tingkat arus lalu lintas yang tinggi. Pada umumnya hal ini disebabkan oleh menyempitnya ruas jalan akibat aktivitas kendaraan yang tidak tertib lalu lintas, seperti bus TMB yang berhenti tidak pada shelter, shelter TMB yang tidak memiliki teluk bus, pasar tumpah dan aktivitas parker liar di rual jalur TMB Kota Bandung. Sedangkan hubungan antara tingkat kesesuaian rekayasa shelter dengan arus lalulintas kendaraan di jalur TMB Kota Bandung dalam penelitian ini memiliki nilai korelasi -0,54. Hal ini berarti terdapat tingkat hubungan negatif sedang yang menunjukan semakin tinggi tingkat kesesuaian rekayasa shelter, maka tingkat arus lalu lintas kendaraan di jalur tersebut semakin rendah.

Selanjutnya tingkat partisipasi masyarakat dalam menggunakan shelter memiliki nilai yang kurang baik. Hal ini terlihat dari klasifikasi tingkat partisipasi shelter rendah yang memiliki dominasi yang sama dengan tingkat partisipasi tinggi. Jumlah shelter yang memiliki tingkat partisipasi tinggi ialah 8 shelter, sedangkan shelter dengan tingkat partisipasi rendah ialah 8 shelter dan shelter dengan tingkat partisipasi sedang hanya 2 shelter. Penyebabnya ialah alih fungsi shelter yang banyak terjadi di shelter TMB di Kota Bandung, alih fungsi tersebut seperti digunakan sebagai tempat berdagang, sebagai tempat penyimpanan barang dan sebagai tempat parker. Hal ini terlihat dari dari rata-rata persentase tingkat ketidakkenyamanan pengguna shelter terhadap alih fungsi shelter yang mencapai 88%. Sedangkan rata-rata persentase rasa tidak aman pengguna shelter terhadap alih fungsi shelter tersebut mencapai 90%. Hal ini menunjukan bahwa pengguna shelter merasa tidak nyaman dan tidak aman terhadap alih fungsi shelter tersebut,

(2)

129

Armandha Redo Pratama, 2015

HUBUNGAN KESESUAIAN REKAYASA SHELTER BUS TRANS METRO BANDUNG (TMB) DENGAN ARUS LALU LINTAS DAN TINGKAT PARTISIPASI PENGGUNA SHELTER DI KOTA BANDUNG TAHUN 2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hal ini mengakibatkan jumlah partisipasi pengguna shelter sedikit. Hal ini sesuai dengan tingkat hubungan antara kesesuaian rekayasa shelter dan tingkat partisipasi masyarakat dalam menggunakan shelter yang memiliki nilai korelasi 0,82. Nilai tersebut berarti bahwa terdapat hubungan positif yang sangat kuat dan menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat kesesuaian rekayasa shelter, maka tingkat partisipasi masyarakat dalam menggunakan shelter akan semakin tinggi.

Sedangkan pada pembelajaran geografi di SMA, penelitian ini termasuk kedalam bab sistem informasi geografis (SIG) dan materi pokok pemanfaatan SIG dalam transportasi. Pada materi ini akan dibahas mengenai peran transportasi dalam industri. Selain itu pengetahuan mengenai transportasi akan memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai dampak volume kendaraan yang lebih banyak daripada kapasitas jalan dan membentuk mental siswa agar mematuhi peraturan lalu lintas dalam berkendara di jalan raya.

B. Rekomendasi

1. Perlu adanya penambahan jumlah shelter pada jalur TMB koridor I agar masyarakat dapat menjangkau pusat kegiatan jika turun/atau naik bus TMB Kota Bandung dari shelter.

2. Perlu adanya perbaikan pada shelter nomor 10, 15, 16, 17 dan 19 agar kenyamanan pengguna shelter dapat meningkat, selain itu kelengkapan prasarana shelter seperti tempat sampah dan papan nama shelter juga harus dilengkapi agar tingkat partisipasi masyarakat dalam menggunakan shelter dapat meningkat pula, selain itu dengan membuat teluk bus di seluruh shelter TMB Kota Bandung, hal ini bertujuan agar bus yang berhenti di shelter tidak menghambat arus lalu lintas pada jalur tersebut.

(3)

130

Armandha Redo Pratama, 2015

HUBUNGAN KESESUAIAN REKAYASA SHELTER BUS TRANS METRO BANDUNG (TMB) DENGAN ARUS LALU LINTAS DAN TINGKAT PARTISIPASI PENGGUNA SHELTER DI KOTA BANDUNG TAHUN 2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Meningkatkan peran pemerintah dan instansi terkait untuk memberikan penyadaran kepada masyarakat mengenai pentingnya budaya naik/turun di shelter, dan menempatkan petugas di seluruh shelter yang ada untuk membantu menertibkan.

5. Penertiban dan penindakan para pengemudi di jalan raya harus lebih ditegaskan, agar peraturan yang telah dibuat tidak cacat dan dapat terus berkelanjutan.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam menarik minat beli ulang banyak factor yang mempengaruhi, antara lain faktor kenyamanan, pelayanan, kelengkapan produk, dan lain sebagainya, hal tersebut

Hal ini disebabkan oleh pengaruh iklim dingin dari Australia, suhu yang ideal untuk pertanaman gandum jatuh pada periode Juli-September namun kenda- lanya adalah

Ketika alat ortodonsia diaktivasi, gaya yang diberikan pada gigi disalurkan ke semua jaringan di sekelilingnya sehingga gigi akan bergerak lebih besar dibandingkan dengan

Anomalous gold occurs in several areas, including Lim Tian, as an eluvial and alluvial area of mineralization on the northern flanks of the main hill and Kho San Poi, defined as

Identifikasi bakteri dari limbah pabrik poliplast dan pabrik beton pada pengamatan morfologi diperoleh yaitu isolat bakteri (1mTR) memiliki bentuk tidak teratur,

perekonomian nasional, yaitu (1) berperanan dalam pembentukan produk domestik bruto, (2) berperan dalam penyerapan tenaga kerja, (3) berperan sebagai penghasil

Proses pembelajaran pada pra tindakan masih tergolong cukup rendah. Hal ini dikarenakan guru masih menggunakan metode dan pendekatan yang konvensional, sehingga

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak yang berpengaruh yang ditimbulkan dari pelaksanaan proyek pembangunan perumahan menurut persepsi masyarakat sekitar