TRIWULAN II/TAHUN 2014
21
Bei Rafu, Kecamatan Atambua Barat, sebagai kelurahan penerima Program Anggur Merah 2014. Terdapat 21 pokmas Anggur Merah di Kelurahan Bei Rafu dengan berbagai kegiatan ekonomi produktif, diantaranya, pokmas Simpan Pinjam, ternak ayam potong, menjahit, perkiosan, budidaya ikan lele jumbo dan meubeler.
Salah satu kelompok yang sukses mengelola kegiatan usaha ekonomi produktif di Kelurahan Bei Rafu, yaitu usaha Meubeler Arjuna yang saat ini memiliki omset sebesar Rp 600.000.000,- dari modal awal sebesar Rp 30.000.000, dari dana Anggur Merah. Kelompok Meubeler Arjuna, diketuai oleh Pendamping Kelompok Masyarakat (PKM), Yulita Nahak, dengan anggota sebanyak lima orang, berhasil mengembangkan usahanya dengan meraih omset sebesar Rp 800.000.000.
Selain kunjungan ke Kelurahan Bei Rafu, Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, didampingi Penjabat Bupati Belu, Drs. Wellem Fony,M.Si, Kabag Pers Dan Kajian Pendapat Umum - Biro Humas Setda NTT, Viktorius Manek,S.Sos,M.Si dan sejumlah Pimpinan SKPD Pemkab Belu, melakukan kunjungan ke Akademi Perawat Pemerintah Kabupaten Belu di Haliwen.
Gubernur Frans Lebu Raya, ketika bertatap muka dengan Civitas Akademika Perawat Belu, mengatakan menerima dan mendukung keinginan
Akper Belu untuk meningkatkan statusnya menjadi Universitas. Cita-cita untuk meningkatkan status menjadi Universitas, kata Gubernur Frans Lebu Raya, harus dipersiapkan dengan baik, mengingat ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi. Namun Gubernur Frans Lebu Raya, menyarankan agar peningkatan satus ini dimulai dari Sekolah Tinggi, karena persyaratannya sedikit lebih mudah jika dibanding dengan universitas. Menurut Gubernur, berpikir dan bercita-cita besar itu bagus, memang diperlukan pikiran besar, cita-cita besar dan mimpi yang besar untuk maju.
Banyak orang yang
melahirkan karya besar dari mimpi besar. Karena orang-orang yang punya cita-cita besar yang bisa melahirkan karya besar. Tidak ada orang yang berpikir kerdil yang mampu melahirkan karya besar.
Gubernur Frans Lebu Raya, di hadapan para dosen dan mahasiswa Akper Belu, menjelaskan ruang lingkup tugas seorang para medis dan program pemprov NTT di bidang kesehatan, yaitu Revolusi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Dalam bidang pembangunan kesehatan terus didorong
supaya terjadi penurunan angka kematian Ibu dan Bayi baru lahir, sekaligus upaya untuk meningkatkan gizi dan derajad kesehatan masyarakat dengan mencipatakan pola hidup sehat. Paraturan Gubernur (Pergub) Tahun 2009 tentang Revolusi KIA, tujuannya untuk meminimalisir tingkat kematian Ibu dan Bayi.
Wajib hukumnya bersalin di tempat persalinan yang memiliki fasilitas kesehatan yang memadai. Wajib
hukumnya untuk memeriksakan kehamilannya di Bidan dan Dokter.
Sesuai laporan Direktur Akper Belu, Djulianus Tes Mau,S.Kep,M. Kes, jumlah mahasiswa Akper Belu 520 orang, berasal dari Kabupaten Belu, TTU, TTS, Kupang, Sabu, Rote Ndao dan Kabupatan sedaratan Flores, Alor dan Sumba serta memiliki 32 dosen tetap juga sebanyak 18 orang dosen tidak tetap.