67
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini terdiri dari dua bagian penting, yaitu penyajian hasil penelitian dan
pembahasan hasil penelitian secara menyeluruh dan komprehensif dengan
mengikuti sistematika sebagai berikut ; A) hasil penelitian, B) Hasil implementasi
kegiatan pembelajaran yang dilakukan setiap siklus, C) pembahasan hasil
penelitian secara keseluruhan.
A. Hasil Penelitian
Setelah rencana tindakan dipersiapkan dan dilengkapi dengan
instrumen-instrumen yang mencukupi tahap selanjutnya adalah melaksanakan tindakan
dalam KBM ( Kegiatan Belajar Mengajar ) di kelas. Setiap tindakan diikuti
dengan tahap pengamatan, dideskripsikan, dinalisis, direfleksikan kekurangan
dan kelebihannya. Hasil kegiatan tindakan-tindakan tersebut selanjutnya.
Temuan-temuan yang menunjukkan indikator yang menjadi masalah
penelitian dijadikan data untuk menyusun kesimpulan penelitian.
Berdasarkan pengalaman mengajar selama ini peneliti dan guru-guru lain
lakukan di sekolah, ditemui beberapa masalah yang dihadapi, seperti:
1. Kegiatan pembelajaran IPA biasanya dilakukan dengan berpusat pada guru
sehingga siswa menjadi pasif karena guru lebih mendominasi proses
68
2. Pembelajaran IPA masih menekankan pada konsep-konsep yang terdapat
di dalam buku textbook oriented sehingga pembelajaran tidak efektif,
karena siswa kurang merespon terhadap pelajaran yang disampaikan.
Akibatnya pembelajaran menjadi kurang mengaktifkan serta kurang
menyenangkan.
3. Jarangnya penggunaan alat peraga dalam pembelajaran IPA yang dapat
mendukung proses pembelajaran menjadi kurang menarik dan
membosankan.
Pada dasarnya siswa memiliki kemampuan dan potensi belajar yang
baik apabila guru dapat menciptakan situasi belajar yang menyenangkan.
Proses pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi dalam
3 siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan
refleksi.
B. Hasil Implementasi Kegiatan Pembelajaran yang Dilakukan Pada Setiap
Siklus
Peneliti akan menguraikan tentang deskripsi kegiatan pembelajaran siklus
1, 2, dan 3. Adapun uraian selengkapnya adalah sebagai berikut :
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I
a. Perencanaan
Sebelum melaksakan tindakan, langkah awal peneliti adalah tahap
69
penelitian yang dilakukan menyangkut dengan persiapan-persiapan.
Persiapan-persiapan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Membuat RPP yang sesuai dengan materi yang akan diteliti
2) Mempersiapkan media pembelajaran dan menetapkan sumber belajar
3) Membuat alat tes
4) Menyusun lembar observasi mengajar
5) Menyusun lembar observasi aktivitas belajar siswa
6) Menyusun lembar wawancara
Selain itu pula, sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti mengadakan
sosialisasi secara umum mengenai penelitian kepada siswa, diantaranya
memberikan informasi tentang kegiatan belajar mengajar, alur
pelaksanaannya, konstribusi yang harus siswa berikan, seperti mengerjakan
soal, bekerja sama dengan kelompok, berperilaku jujur, saling menghargai,
berupaya untuk mencapai nilai tertinggi, agar berhasil dalam belajar dan lain
sebagainya.
Sebagai observer dalam penelitian yang akan dilakukan peneliti
meminta bantuan satu orang guru rekan sesama pengajar di sekolah.
Untuk alokasi waktu, peneliti merencanakan kegiatan pembelajaran
pada siklus 1 dilaksanakan selama 2 jam pelajaran. Pelaksanaannya dimulai
pukul 10.00 sampai 11.10.
70
Proses pembelajaran siklus 1 dimulai pada hari senin tanggal 21 Mei
2012, dimulai pada pukul 10.00 sampai 11.10 WIB ( 2 jam pelaran x 35 menit
) dengan kompetensi dasar mengidentifikasi wujud benda padat, cair dan gas
memiliki sifat tertentu. Sedangkan indikatornya adalah 1) menemukan
sifat-sifat benda padat, cair dan gas 2) memberikan contoh-contoh berbagai jenis
benda yang termasuk benda padat, cair dan gas.
Dalam pelaksanaan siklus 1, peneliti menggunakan metode atau teknik
Pendekatan berbasis Masalah ( Problem Based learning ). Kegiatan belajar
mengajar ini dilakukan di dalam kelas yang biasa digunakan siswa sehari-hari.
Pada pemebelajaran siklus 1 ini, peneliti didampingi oleh seorang observer,
yaitu rekan sesama guru yang akan mengisi lembar observasi selama
pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran dimulai dengan memeriksa
kehadiran siswa, kemudian membentuk suasana kelas agar menjadi kondusif,
setelah suasana kelas kondusif untuk dimulainya proses pemebelajaran,
peneliti mulai memberikan gambaran tentang proses pembelajaran yang akan
dilakukan.
Selanjutnya peneliti memberikan apersepsi antara materi sebelumnya,
sebagai rangsangan yaitu bertanya tentang benda-benda yang ada di sekeliling
siswa di kelas. Secara serempak dan antusias siswa mengajukan pendapatnya
dan menyebutkan benda-benda yang ada di dalam kelas. Selanjutnya peneliti
mengajukan pertanyaan berikutnya tentang bentuk, ukuran warna dan
71
menjawab pertanyaan tersebut dengan cukup baik. Namun sebgaian siswa
masih terlihat bingung mereka masih balum tahu sifat-sifat benda padat, cair,
dan gas. Selanjutnya peneliti mengajak siswa untuk melakukan percobaan
dengan menggunakan seperangkat alat peraga yang telah disiapkan oleh
peneliti yang berkaitan dengan benda padat, cair, dan gas. Salah satu siswa
diminta untuk maju kedepan kelas dan melakukan percobaan bersama-sama
guru di depan kelas. Siswa yang lain mengamati dan mencoba untuk
mengidentifikasi sifat-sifat benda padat, cair dan gas sesuai dengan percobaan
yang mereka amati.
Selanjutnya siswa dibagi menjadi 8 kelompok. Setiap kelompok terdiri
dari 5 orang siswa. Setiap kelompok diberi tugas untuk melakukan percobaan
tentang sifat-sifat benda padat, cair, dan gas untuk menjawab LKS yang telah
disediakan oleh guru.
Kemudian siswa mengerjakan LKS I yang telah dibagikan guru secara
berkelompok. Siswa sangat antusias dalam mengerjakan soal walaupun masih
ada beberapa orang yang gaduh sehingga guru sering memperingatkan siswa
supaya tidak gaduh.
Pada saat siswa mengerjakan soal latihan guru lebih banyak
mengamati kegiatan siswa secara berkeliling dan memberikan bimbingan
kepada siswa yang kurang mengerti. Pada tahap ini siswa lebih banyak
72
menyajikan hasil diskusinya dan siswa yang lain mengemukakan pendapatnya
dalam menanggapi jawaban yang disajikan.
Pada saat diskusi kelas atau dipresentasikan hanya beberapa siswa
yang antusias untuk berpartisipasi dan guru hanya bertindak sebagai
fasilitator. Namun dengan motivasi yang diberikan guru akhirnya siswa mau
menanggapi dan mengemukakan pendapat. Dalam membuat kesimpulan
tampak guru masih dominan sehingga beberapa siswa bersikap kurang
relevan.
c. Observasi
Berdasarkan pengamatan observer dalam menjelaskan materi guru
terlalu cepat dan terpaku pada skenario pembelajaran sehingga siswa banyak
yang membaca buku dan ada yang berprilaku tidak relevan dengan
pembelajaran.
Pada tahap pengelompokkan guru juga masih terlihat ragu-ragu, dalam
kegiatan belajar kelompok nampak siswa semangat sehingga suasana kelas
menjadi gaduh yang mengakibatkan guru sering memperingatkan supaya tidak
gaduh.
Padahal menurut pengamatan peneliti (observer) hal itu masih wajar
karena yang dibicarakan tentang cara pengisian LKS yang diberikan guru,
dimana siswa tidak menanyakan ke siswa yang lainnya.
73
relevan seperti ngobrol dan jalan-jalan dikelas. Hal ini terjadi karena belum
terbiasa siswa dalam suasana pembelajaran pendekatan berbasis masalah.
Siswa cenderung melakukan kegiatan lain di luar KBM setelah selesai
mengerjakan LKS.
Berdasarkan pemantauan yang dilakukan pada saat pembelajaran
maka siswa dihadapkan pada kesulitan. Kesulitan tersebut antara lain
adalah sebagai berikut:
a) Siswa masih kaku ketika melakukan diskusi terutama pada ketua
kelompok untuk menjelaskan kembali materi yang telah dijelaskan oleh
guru.
b) Siswa kurang teliti dalam menjawab soal.
c) Proses diskusi kelompok tampak hanya siswa-siswa yang memiliki
kemampuan kognitif baik saja yang kebih aktif. Sementara siswa lain
yang hanya diam atau mengobrol bahkan ada yang bermain dan
mengganggu temannya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari deskripsi pelaksanaan penelitian
siklus 1 terdapat beberapa temuan yang akan digunakan untuk menganalisis
tingkat pemahaman siswa terhadap materi dan respon siswa tentang proses
pembelajaran yang telah dilakukan. Selain itu temuan ini juga akan
digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perbaikan pada siklus
selanjutnya.
74
pemahaman siswa mengenai materi mengidentifikasi sifat benda padat, cair,
dan gas. Peneliti dan siswa merasa waktu yang tersedia terlalu sedikit, apalagi
ditambah dengan sikap dan perilaku beberapa siswa yang kurang kondusif
sehingga hal ini menyebabkan mundurnya waktu pada jam pelajaran. Namun
demikian secara keseluruhan berdasarkan observasi oleh observer terhadap
penampilan peneliti di kelas dalam mengajar sudah cukup baik.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrument pedoman
wawancara untuk melihat respon siswa secara langsung tentang proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan berbasis masalah untuk
mengidentifikasi sifat-sifat benda padat, cair dan gas.
Secara umum banyak siswa yang berpendapat setuju dengan
diadakannya atau diterapkannya pendekatan berbasis masalah ini. Siswa
merasa dengan pendekatan berbasis masalah ini materi yang disampaikan
lebih mudah untuk dipahami walaupun masih ada beberapa siswa yang masih
merasa kesulitan.
Dari hasil pengamatan peneliti dan observer menetapkan bahwa
penguasaan konsep siswa sudah dapat dikatakan jauh lebih baik.jika
dibandingkan dengan pembelajaran IPA sehari-hari, walaupun belum mencapai
target. Pada siklus I ada 24 orang siswa atau 62,5% yang mendapat nilai 6.8 ke
atas. Nilai terendah pada siklus ini adalah 50, sedangkan nilai tertinggi di kelas
75
d. Refleksi
Dari hasil kolaborasi dengan observer upaya yang harus diperbaiki
pada Siklus I adalah :
1) Guru harus mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, sehingga dalam
penyampaian materi tidak ragu-ragu dan terpaku pada scenario
pembelajaran.
2) Peneliti harus labih mendetail menjelaskan tujuan maupun proses
pembelajaran dengan sebaik baiknya.
3) Peneliti harus memperhatikan penggunaan media dan alat peraga
pembelajaran lebih baik lagi.
4) Pada tahap penyajian materi jika dilakukan tanya jawab sebaiknya tanya
jawab secara individual supaya suasana tidak gaduh.
5) Aktivitas siswa perlu ditingkatkan, dan jika siswa terdengar sedikit gaduh
biarkan selama yang dibicarakan masih berkenaan dengan materi yang
ditugaskan serta tidak menggangu kelompok lain.
6) Dalam memberikan bimbingan kepada siswa sebaiknya merata kepada
semua kelompok dan guru harus meningkatkan pengelolaan kelas dengan
cara menegur siswa yang tidak mengikuti pelajaran yang baik.
7) Kesimpulan materi pelajaran sebaiknya dirangkum bersama-sama.
Refleksi terhadap siklus I pembelajaran IPA terutama difokuskan pada
kendala guru dan kegiatan siswa sebagai bahan pertimbangan guru (peneliti)
76
Refleksi dilakukan melalui diskusi dan pengamatan oleh peneliti dan peneliti
mitra (observer) terhadap dokumentasi hasil pembelajaran siswa.
2. Deskripsi pelaksanaan siklus II
a. Perencanaan
Kegiatan pada siklus kedua ini merupakan hasil refleksi dari kegiatan
pembelajaran yang dilakukan pada siklus kesatu. Adapun hal-hal yang menjadi
refleksi bagi peneliti adalah bagaimana caranya agar pengaturan waktu berjalan
efektif dan efisien. Siswa lebih aktif dan kreatif dalam berfikir dan memecahkan
masalah, siswa lebih berani bertanya dan mengemukakan pendapat, serta semua
kegiatan dapat terlaksana dengan baik.
Untuk siklus kedua ini peneliti menyusun Rencana perbaikan pembelajaran
bersama observer, menyiapkan soal, media pembelajaran, pengaturan letak
bangku, lembar observasi, LKS dan soal tes.
b. Pelaksanaan
Pembelajaran hari kedua dilaksanakan pada hari Senin tanggal 28 Mei
2012 . Proses tindakan kedua di laksanakan pada jam pertama mulai pukul
10.00 dengan indicator yang sama. Seperti hari pertama, guru membuka
pelajaran setelah peserta didik memberi salam dan berdoa, kemudian guru
mengabsen dan menyampaikan tujuan pembelajaran dilanjutkan dengan
apersepsi. Untuk itu guru berusaha untuk memotivasi siswa supaya siap dalam
77
waktu bisa digunakan dengan lebih baik, peneliti menyiapkan segala sesuatu
yang diperlukan dalam penelitian, seperti media pembelajaran, pengaturan
bangku, dan penyediaan LKS.
Pada tahap penyampaian materi guru lebih baik lagi dan tidak terpaku
pada Rencana Pembelajaran dengan mengaitkan beberapa materi dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga siswa lebih berkonsentrasi pada pelajaran.
Setelah suasana kondusif, peneliti memulai pembelajaran dengan membagikan
LKS. Lalu memberikan penejelasan seperlunya agar kreatifitas dan proses
berfikir siswa semakin terasah.
Kemudian siswa dikelompokkan menjadi 8 kelompok yang
masing-masing terdiri dari 5 orang siswa. Kemudian siswa mengerjakan LKS yang
telah dibagikan guru secara berkelompok. Siswa sangat antusias dalam
mengerjakan soal.
Pada saat siswa mengerjakan soal latihan guru membimbing kegiatan
siswa secara berkeliling dan memberikan bimbingan kepada setiap kelompok
secara bergantian. Kemudian guru meminta beberapa siswa menyajikan hasil
diskusinya dan siswa yang lain mengemukakan pendapatnya dan menanggapi
jawaban yang disajikan.
Pada pelaksanaan diskusi kelas, siswa terlibat aktif terutama ketika
presentasi kelompok, seperti ada siswa yang bertanya dan memberikan
tanggapan terhadap presentasi kelompok yang lain. Setelah kegiatan diskusi
78
dipresentasikan siswa antusias untuk berpartisipasi dan guru hanya bertindak
sebagai fasilitator dan siswa mau menanggapi dan mengemukakan pendapat
dengan baik.
Selanjutnya LKS dikumpulkan, kemudian pada akhir proses
pembelajaran peneliti memberikan tes untuk mengukur peningkatan hasil
belajar siswa dengan pendekatan berbasis masalah.
c. Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan pada akhir kegiatan pembelajaran siklus
kedua, secara umum pemahaman siswa terhadap materi semakin baik. Dalam
proses diskusi kelompok sudah terlihat kekompakan diantara anggota. Para
siswa pun sudah mulai berani bertanya kepada guru jika mereka menemui
kesulitan dan sudah berani untuk mengemukakan pendapat mereka.
Pemanfatan waktu sudah cukup efektif dan efisien alur pembelajaran.
Peneliti melihat bahwa siswa sudah tidak merasa asing apalagi
canggung,berbeda sekali dengan kondisi pada siklus kesatu dan kedua, dengan
adanya observer membuat mereka kaku. Aktivitas guru pada tindakan kedua
mulai mengalami peningkatan sebagai akibat dari refleksi guru dalam
meningkatkan kemampuan mengajar, penggunaan waktu sesuai dengan
rencana pengajaran, membuat kegiatan pembelajaran lebih kondusif,
walaupun pada tahap ini masih muncul kegiatan siswa yang tidak relevan
79
Respon positif dapat dilihat dari kondisi siswa yang semakin kondusif
mengikuti alur pembelajaran. Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya hasil
wawancara dengan siswa. Semua kondisi demikian dapat peneliti lihat dan
dapat dibuktikan dengan instrument wawancara yang peneliti rancang
sebelumnya. Disini terlihat, bahwa pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan berbasis masalah dapat menyajikan berbagai kompetensi dasar
sekaligus.
Hal lain yang menjadi perhatian peneliti adalah hasil kerja siswa
melalui LKS yang menjadi bahan ajar sangat perlu untuk melatih pemahaman
siswa.
d. Refleksi
Berdasarkan temuan dan hasil analisis pada seluruh instrument penelitian
yang digunakan pada siklus II ini, secara garis besar pelaksanaan
pembelajaran telah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang disusun peneliti. Dan juga telah dikatakan berhasil karena persentase
jumlah siswa yang memperoleh nilai lulus diatas nilai SKM lebih besar dari
85% dari seluruh siswa yang mengikuti tes, kemampuan pemecahan
masalahnya sudah memenuhi KKM KD yang ditentukan yaitu 68,00.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada pendahuluan telah dipaparkan telah dipaparkan bahwa focus
80
tentang benda dan sifatnya dengan menggunakan pendekatan berbasis
masalah.
Ada beberapa hal yang menyebabkan siswa yang merasa kesulitan dalam
proses pembelajaran yang telah peneliti lakukan. Berdasarkan hasil temuan
diantaranya kemampuan peneliti atau guru dalam menyampaikan
pembelajaran atau juga kondisi siswa itu sendiri.
Berdasarkan hasil refleksi, terutama pada siklus 1 hal yang menyebabkan
kesulitan bagi siswa diantaranya menyangkut dengan peneliti adalah belum
bisa menahan emosional karena dalam pembelajaran ini ingin cepat berhasil
sehingga peneliti sedikit kaku, dan terlalu terpaku pada proses kegiatan yang
ada di RPP. Selain itu juga kurang jelasnya menyampaikan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai sehingga ini mengurangi perhatian siswa
terhadap pembelajaran.
Penguasaan terhadap kondisi kelas oleh peneliti dengan memberikan
motivasi bagi siswa yang berhasil atau memiliki kemampuan lebih dapat
menambah semangat siswa pada kegiatan pembelajaran. Pada dasarnya,
sebelum peneliti atau guru menyampaikan pembelajaran, terlebih dahulu guru
atau peneliti harus menguasai kndisi siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa
focus dalam pemebelajaran.
Penggunaan media yang diberikan juga harus diperhatikan sebagi upaya
untuk mengoptimalkan hasil pembelajaran. Seperti menggunakan media
81
siswa dalam meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa. Pada siklus
satu peneliti masih ragu-ragu dalam menggunakan alat peraga yang telah
disediakan, disamping itu ada kekurangan dalam menyediakan alat peraga.
Upaya yang dilakukan oleh peneliti adalah tidak ragu-ragu lagi dan lebih siap
dalam menggunakan alat peraga, serta mempersiapkan alat peraga lebih
lengkap.
Dari hasil analisis tingkat penguasaan siswa dan ketuntasan belajar,
terlihat persentase siswa yang tuntas belajarnya pada pembelajaran pertama
dan pembelajaran kedua mengalami peningkatan. Ini terjadi karena interaksi
dalam kelompok terus meningkat dengan adanya siswa pandai bisa membantu
siswa yang kurang pandai dalam belajarnya.
Perencanaan pembelajaran melalui pendekatan berbasis masalah untuk
meningkatkan hasil belajar diawali dengan penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang didalamnya terdapat seperangkat rencana desain
pembelajaran yang akan dilakukan. Pembuatan instrument-instrumen untuk
bahan pengumpulan data. Sehingga dapat dikumpulkan sebagai
temuan-temuan data untuk kepentingan penelitian ini.
Setelah semua persiapan yang diperlukan dapat terkumpul barulah
peneliti terjun kelapangan melaksanakan tindakan pembelajaran sesuai dengan
apa yang direncanakan. Sebagai penggalian kemampuan awal siswa, peneliti
melakukan tanya jawab dan memberikan permasalahan siswa. Hal ini
82
Selanjutnya memperlihatkan seperangkat alat peraga dan melakukan
demonstrasi kepada siswa. Pembelajaran dilanjutkan dengan membagi siswa
kedalam kelompok belajar.
Setiap kelompok belajar mendapatkan lembar kerja siswa dengan tugas
mengidentifikasi sifat-sifat benda padat, cair dan gas. Selama kegiatan diskusi
kelompok, peneliti juga melakukan kegiatan observasi dan penilaian proses
pembelajaran. Setelah selesai diskusi kelompok siswa diminta
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya masing-masing. Kajadian tersebut
dicatat dalam instrument penelitian yang mendukung. Pada akhir pelaksanaan
setiap siklus peneliti memberikan tes individu untuk mengukur hasil belajar
siswa. Setelah diadakan refleksi tentunya dilanjutkan pada siklus berikutnya,
karena ada hal-hal yang perlu diperbaiki untuk mengukur dan meningkatkan
kemampuan siswa terhadap materi. Selain itu, tidak akan dapat mengetahui
meningkat atau tidaknya kemampuan siswa apabila terhenti pada 1 siklus saja.
Oleh karena itu, pelaksanaan tindakan dilanjutkan pada siklus kedua.
Perbaikan yang terjadi pada tindakan siklus selanjutnya, tidak terlepas
dari hasil refleksi di siklus sebelumnya yang dilakukan pada tahap akhir
setelah tahap observasi disetiap siklusnya. Refleksi ini bertujuan untuk
memperbaiki beberapa hal yang menjadi focus penelitian tindakan yang akan
dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Dari temuan dan refleksi tentang proses pembelajaran dapat
83
belajar dan hasil belajar siswa masih rendah, persiapan siswa kurang, dan guru
kurang memberikan bimbingan yang jelas kepada siswa.
Dari temuan di atas peneliti berusaha untuk memperbaiki pembelajaran
dengan merancang dan menentukan fokus tindakan berikutnya. Langkah yang
dilakukan adalah dengan memunculkan motivasi belajar yang ada pada diri
siswa, memulai pembelajaran dengan memberikan orientasi tujuan siswa
tentang konsep yang akan dipelajari dan mengaitkan pembelajaran dengan
kebutuhan siswa. Langkah selanjutnya adalah mengoptimalkan penerapan
model pembelajaran. Pada pembelajaran siklus II, upaya guru dalam mengatasi
kelemahan siswa dalam meningkatkan hasil belajar kosep benda dan sifatnya.
Memperhatikan hasil penelitian pada siklus I, sebenarnya sudah
terlihat kemajuan yang signifikan terutama untuk dampak yang diharapkan
dengan meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan berbasis
masalah tentang benda dan sifatnya. Akan tetapi hasil belajar yang
berdasarkan materi benda dan sifatnya dengan pendekatan berbasis masalah
yang diajarkan kepada siswa belum memuaskan. Untuk itu peneliti
melaksanakan penelitian tindakan kelas siklus II. Pada siklus II siswa mampu
melaksanakan proses pendekatan berbasis masalah dan mencapai hasil yang
diharapkan oleh peneliti yaitu tingkat kelulusan mencapai 87,5 % dan siswa
yang mendapatkan nilai diatas KKM sebanyak 35 orang.
Penilaian hasil belajar dilakukan melaui proses penilaian hasil.
84
temuan-temuan di lapangan, yang kemudian dijadikan acuan dalam
penyusunan perencanaan tindakan selanjutnya. Sedangkan penilaian hasil
terwujud sebagai temuan yang dijadikan acuan melihat perkembangan
meningkatnya hasil belajar siswa tehadap materi yang diajarkan dan
keberhasilan tindakan yang telah dilakukan.
1. Data Hasil Belajar Siswa
Dari data yang diperoleh melalui test dilakukan analisis deskriptif
yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pencapaian tingkat
penguasaan siswa tiap individu maupun klasikal, sehingga ketuntasan
belajarnya dapat diketahui.
Dari hasil pengamatan peneliti sebelum pra siklus terhadap 40 orang
siswa di kelas IV B. nilai pelajaran IPA pada semester ganjil menunjukkan
bahwa nilai rata-rata kelas kurang memuaskan yaitu 65,0, dengan nilai
tertinggi dikelas mencapai 85,0 dan nilai terrendah di kelas yaitu 45,0,
sedangkan persentase siswa yang tuntas belajar mencapai 45% saja dengan
jumlah siswa 18 orang dari 40 siswa kelas IV. Adapun nilai rata-rata kelas
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan
berbasis masalah pada siklus I mengalami peningkatan yang menggembirakan.
Nilai rata-rata kelas pada pembelajaran siklus I sudah ada peningkatan yang
cukup baik yaitu 74,25, dengan nilai terendah adalah 50,0 dan nilai tertinggi
mencapai 95,0. Sedangkan pada pembelajaran siklus II nilai rata-rata kelas
85
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
pra
S I
S II
Diagram rata-rata kelas siklus 4.1
Melihat hasil yang diperoleh siswa mengalami peningkatan. Hal ini
dapat dilihat pada hasil penilaian pada setiap siklusnya. Secara keseluruhan
persentase ketuntasan belajar tiap suklus dapat dilihat pada gambar diagram di
86
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
pra S I S II
Diagram persentase ketuntasan hasil belajar setiap siklus 4.2
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan berbasis masalah
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajarn IPA tentang benda
dan sifatnya terbukti efektif. Pembelajaran ini terbukti efektif karena terbukti
dapat meningkatkan hasil belajar siawa tentang konsep benda dan sifatnya pada
setiap siklusnya.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan berbasis masalah dapat
meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa, serta dapat meningkatkan
87
2. Keberhasilan dan Kelemahan
Setelah melakukan refleksi maka diketahui keberhasilan Dengan
menggunakan pendekatan barbasis masalah ( PBL ) dan memperhatikan tingkat
perkembangan siswa, maka pembelajaran menjadi lebih aktif dan hasil belajar
meningkat.
Adapun kegagalan atau kelemahan dalam pembelajaran di antaranya
adalah:
a. Masih ada siswa yang belum memahami konsep benda dan sifatnya
b. Model pembelajaran dengan pendekatan berbasis masalah menyita
waktu.
Berdasarkan hasil diskusi antara observer dan peneliti serta melihat
rata-rata nilai kelas yang sudah dapat mencapai indikator keberhasilan yaitu
ketuntasan belajar sebanyak 85% maka pembelajaran tidak akan dilanjutkan
pada siklus berikutnya, walaupun bisa saja dilanjutkan hanya peneliti
memandang penting kondisi sekolah yang akan melaksanakan Ujian Akhir