HUBUNGAN PERIODONTITIS DENGAN DIABETES HUBUNGAN PERIODONTITIS DENGAN DIABETES MELITUS SERTA PERAWATANNYA
MELITUS SERTA PERAWATANNYA PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Periodontitis merupakan peradangan atau infeksi pada jaringan Periodontitis merupakan peradangan atau infeksi pada jaringan penyangga gigi, yakni g
penyangga gigi, yakni gusi, tulang yang membentuk kusi, tulang yang membentuk kantongantong tempat gigi berada, dan li
tempat gigi berada, dan li gament periodontal.1 Sedangkan diabetesgament periodontal.1 Sedangkan diabetes melitus merupakan penyakit gangguan metabolisme tubuh dimana melitus merupakan penyakit gangguan metabolisme tubuh dimana hormon insulin tidak bekerja sebagaimana mestinya. Diabetes hormon insulin tidak bekerja sebagaimana mestinya. Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit si
Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit si stemik yang dapatstemik yang dapat berperan sebagai faktor risiko
berperan sebagai faktor risiko bagi terjadinya periodontitis danbagi terjadinya periodontitis dan memperburuk kesehatan periodonsium. 2
memperburuk kesehatan periodonsium. 2 Siaran pers barubaru ini
Siaran pers barubaru ini dari !meri"an !"ademy ofdari !meri"an !"ademy of Periodontology menyatakan bah#a penderita diabetes lebih Periodontology menyatakan bah#a penderita diabetes lebih "enderung memiliki penyakit periodontal
"enderung memiliki penyakit periodontal dibandingkan orangdibandingkan orang tanpa diabetes.$ !khirakhir ini para pakar telah men"oba tanpa diabetes.$ !khirakhir ini para pakar telah men"oba mengungkapkan hubung
mengungkapkan hubungan timbal balik aan timbal balik a ntara periodontitis denganntara periodontitis dengan DM, yang dititikberatkan pada pengaruh keberadaan DM terhadap DM, yang dititikberatkan pada pengaruh keberadaan DM terhadap kontrol gula darah pasien diabetik.2
kontrol gula darah pasien diabetik.2
Dalam pembahasan berikut akan dikemukakan mengenai pengaruh Dalam pembahasan berikut akan dikemukakan mengenai pengaruh DM terhadap kesehatan periodontal, pengaruh penyakit
DM terhadap kesehatan periodontal, pengaruh penyakit periodontal terhadap DM, d
periodontal terhadap DM, dan pera#atan periodontal padaan pera#atan periodontal pada penderita DM.
penderita DM.
DEFINISI PERIODONTITIS DEFINISI PERIODONTITIS
Periodontitis dapat terjadi apabila perlekatan antara jaringan Periodontitis dapat terjadi apabila perlekatan antara jaringan periodontal dengan gig
periodontal dengan gigi mengalami kerusakan. Selain itu tulangi mengalami kerusakan. Selain itu tulang al%eolar (tulang yang menyangga gigi) juga mengalami
al%eolar (tulang yang menyangga gigi) juga mengalami kerusakan.kerusakan. Peridontitis dapat berkembang dari gingi%itis (peradangan atau Peridontitis dapat berkembang dari gingi%itis (peradangan atau infeksi pada gusi) yang tidak dira#at.
infeksi pada gusi) yang tidak dira#at. &nfeksi akan meluas dari&nfeksi akan meluas dari gusi ke arah tulang di
gusi ke arah tulang di ba#ah gigi sehingga menyebabkanba#ah gigi sehingga menyebabkan kerusakan yang lebih luas pada jaringan periodontal. 'ila kerusakan yang lebih luas pada jaringan periodontal. 'ila iniini tejadi, gusi dapat mengalami
tejadi, gusi dapat mengalami penurunan, sehingga permukaan akanpenurunan, sehingga permukaan akan terlihat dan sensiti%itas gigi terhadap panas dan dingin meningkat. terlihat dan sensiti%itas gigi terhadap panas dan dingin meningkat. igi dapat mengalami kegoyangan karena adanya kerusakan igi dapat mengalami kegoyangan karena adanya kerusakan tulang.1
tulang.1
Periodontitis umumnya disebabkan oleh plak. Plak adalah la Periodontitis umumnya disebabkan oleh plak. Plak adalah la pisanpisan tipis biofilm yang mengandung bakteri, produk bakteri, dan sisa tipis biofilm yang mengandung bakteri, produk bakteri, dan sisa makanan. apisan ini melekat pada
makanan. apisan ini melekat pada permukaan gigi dan ber#arnapermukaan gigi dan ber#arna putih atau putih kekuning
putih atau putih kekuningan. Plak yang menyebabkan gan. Plak yang menyebabkan gingi%itisingi%itis dan periodontitis adalah plak yang berada tepat di atas garis gusi. dan periodontitis adalah plak yang berada tepat di atas garis gusi. 'akteri dan produknya dapat menyebar ke ba#ah gusi sehingga 'akteri dan produknya dapat menyebar ke ba#ah gusi sehingga terjadi proses peradangan dan terjadilah periodontitis.1
terjadi proses peradangan dan terjadilah periodontitis.1
DEFINISI DIABETES MELITUS DEFINISI DIABETES MELITUS
Diabetes melitus merupakan penyakit yang sangat
Diabetes melitus merupakan penyakit yang sangat penting daripenting dari sudut pandang periodonsia.* +al ini ditandai oleh kurangnya sudut pandang periodonsia.* +al ini ditandai oleh kurangnya fungsi selsel beta dari
fungsi selsel beta dari pulau angerhans di pankreas yangpulau angerhans di pankreas yang menyebabkan kadar glukosa darah tinggi dan eksresi gula dalam menyebabkan kadar glukosa darah tinggi dan eksresi gula dalam urin.*,
urin.*,
!da dua tipe DM primer, yaitu tipe
!da dua tipe DM primer, yaitu tipe 1 dan 2.* Pada penderita1 dan 2.* Pada penderita diabetes tipe 1, kelenjar
diabetes tipe 1, kelenjar pankreas tidak mampu memproduksipankreas tidak mampu memproduksi insulin, sehingga jumlah insulin beredar dalam
insulin, sehingga jumlah insulin beredar dalam tubuh tidaktubuh tidak men"ukupi kebutuhan. ain halnya pada diabetes tipe
men"ukupi kebutuhan. ain halnya pada diabetes tipe 2, hormon2, hormon insulin tetap diproduksi namun tidak dapat berfungsi dengan baik. insulin tetap diproduksi namun tidak dapat berfungsi dengan baik. Sebahagian besar penderita diabetes di &ndonesia mengidap Sebahagian besar penderita diabetes di &ndonesia mengidap diabetes tipe 2. Diabetes tipe ini se"ara umum biasa dikaitkan diabetes tipe 2. Diabetes tipe ini se"ara umum biasa dikaitkan dengan usia lanjut. Diabetes tipe 2 ini juga disebabkan karena dengan usia lanjut. Diabetes tipe 2 ini juga disebabkan karena obesitas (kegemukan) dan gaya hidup yang tidak sehat obesitas (kegemukan) dan gaya hidup yang tidak sehat (pola(pola makan tinggi lemak dan jarang berolah
makan tinggi lemak dan jarang berolah raga).- Disamping keduaraga).- Disamping kedua tipe diatas, ada
tipe diatas, ada tipe lain yang dinamakan diabetes tipe lain yang dinamakan diabetes sekunder, yangsekunder, yang berkaitan dengan penyakit lain y
berkaitan dengan penyakit lain yang melibatkan pankreas danang melibatkan pankreas dan merusak selsel pembuat insulin.*
merusak selsel pembuat insulin.*
PENGARUH DIABETES MELITUS TERHADAP PENGARUH DIABETES MELITUS TERHADAP KESEHATAN PERIODONTAL
KESEHATAN PERIODONTAL Diabetes melitus merupakan salah satu
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang berpengaruhpenyakit yang berpengaruh terhadap kesehatan jaringan periodontal. !da beberapa hal yang terhadap kesehatan jaringan periodontal. !da beberapa hal yang terjadi pada pasien diabetes
terjadi pada pasien diabetes sehingga penyakit ini "enderung untuk sehingga penyakit ini "enderung untuk memperparah kesehatan jaringan periodontal.
memperparah kesehatan jaringan periodontal.
'a"terial Pathogens 'a"terial Pathogens
andungan glukosa yang terdapat di dalam "airan gusi
andungan glukosa yang terdapat di dalam "airan gusi dan darahdan darah pada pasien diabetes dapat mengub
pada pasien diabetes dapat mengubah lingkungan dari mikroah lingkungan dari mikroflora,flora, meliputi perubahan kualitatif bakteri yang
meliputi perubahan kualitatif bakteri yang berpengaruh terhadapberpengaruh terhadap keparahan dari penyakit periodontal.
keparahan dari penyakit periodontal. Polymorphonu"lear euko"yte /un"tion Polymorphonu"lear euko"yte /un"tion
Penderita diabetes rentan terhadap terjadinya infeksi. +al ini Penderita diabetes rentan terhadap terjadinya infeksi. +al ini dihipotesiskan sebagai akibat dari polymorphonu"lear leuko"yte dihipotesiskan sebagai akibat dari polymorphonu"lear leuko"yte defi"ien"ies yang menyebabkan gangguan "hemota0is,
defi"ien"ies yang menyebabkan gangguan "hemota0is, adheren"e,adheren"e, dan defek phago"ytosis.
dan defek phago"ytosis.
Pada pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol terjadi pula Pada pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol terjadi pula gangguan pada fungsi PM (Polymorphonu"lear euko"ytes) dan gangguan pada fungsi PM (Polymorphonu"lear euko"ytes) dan mono"ytes ma"rophage yang berperan sebagai pertahanan mono"ytes ma"rophage yang berperan sebagai pertahanan terhadap bakteri patogen.
terhadap bakteri patogen.
!ltered 3ollagen Metabolis !ltered 3ollagen Metabolis
Pada pasien dengan diabetes yang tidak
Pada pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol yang mengalamiterkontrol yang mengalami hiperglikemi kronis terjadi pula perubahan metabolisme kolagen, hiperglikemi kronis terjadi pula perubahan metabolisme kolagen, dimana terjadi peningkatan akti%itas "
dimana terjadi peningkatan akti%itas " ollagenese dan penurunanollagenese dan penurunan "ollagen synthesis.
"ollagen synthesis.
olagen yang terdapat di dalam j
olagen yang terdapat di dalam j aringan "enderung lebih mudaharingan "enderung lebih mudah mengalami kerusakan akibat infeksi periodontal. +al ini
mengalami kerusakan akibat infeksi periodontal. +al ini mempengaruhi integritas jaringan tersebut.4
mempengaruhi integritas jaringan tersebut.4
+asilhasil penelitian menunjukkan bah#a DM yang disertai +asilhasil penelitian menunjukkan bah#a DM yang disertai oleholeh beberapa perubahan pad
beberapa perubahan pada periodonsium berpotensi da periodonsium berpotensi dan berperanan berperan dalam terjadinya periodontitis kronis.
dalam terjadinya periodontitis kronis.
+iperglikemia yang terjadi pada diabetes bertanggung ja#ab bagi +iperglikemia yang terjadi pada diabetes bertanggung ja#ab bagi terjadinya komplikasi yang menyertai penyakit tersebut.
terjadinya komplikasi yang menyertai penyakit tersebut. eadaaneadaan hiperglikemia menyebakan terbentuknya ad%an"ed gly"ation and hiperglikemia menyebakan terbentuknya ad%an"ed gly"ation and produ"ts (!5) no
produ"ts (!5) non en6imatik pada makromolekul jaringan. n en6imatik pada makromolekul jaringan. !5!5 merupakan senya#a yang berasal dari glukosa, se"ara kimia#i merupakan senya#a yang berasal dari glukosa, se"ara kimia#i irre%ersible dan terbentuk se"ara perlahanlahan tetapi terus irre%ersible dan terbentuk se"ara perlahanlahan tetapi terus menerus sejalan dengan peningkatan kadar glukosa darah. menerus sejalan dengan peningkatan kadar glukosa darah. Penumpukan !
Penumpukan !5 bisa terjadi 5 bisa terjadi di dalam plasma dan jdi dalam plasma dan j aringanaringan gingi%al penderita diabetes.
gingi%al penderita diabetes. Selsel pada endotelial, otot
Selsel pada endotelial, otot polos, neuron dan monosit mempunyaipolos, neuron dan monosit mempunyai sisi pengikat (binding site) !5 pada permukaannya, yang diberi sisi pengikat (binding site) !5 pada permukaannya, yang diberi nama reseptor !5 (7!5). 8erikatnya !
nama reseptor !5 (7!5). 8erikatnya !5 ke 5 ke selsel endotelialselsel endotelial menyebabkan terjadinya lesi
menyebabkan terjadinya lesi %askular, trombosis dan %asokonsriksi%askular, trombosis dan %asokonsriksi pada diabetes. !
pada diabetes. !5 yang terikat ke monosit akan m5 yang terikat ke monosit akan meningkatkaneningkatkan kemotaksis dan akti%asi monosit yang disertai
kemotaksis dan akti%asi monosit yang disertai peningkatan jumlahpeningkatan jumlah sitokin proinflamatori yang dilepas, seperti 8/9, &1, dan &-. sitokin proinflamatori yang dilepas, seperti 8/9, &1, dan &-. &katan !5 dengan 7!5 pada fibroblas menyebabkan
&katan !5 dengan 7!5 pada fibroblas menyebabkan terganggunya remodeling jaringan ikat, sedangkan ikatan !5 terganggunya remodeling jaringan ikat, sedangkan ikatan !5 dengan kolagen menyebabkan penurunan solubilitas dan laju dengan kolagen menyebabkan penurunan solubilitas dan laju pembaharuan kolagen. '
pembaharuan kolagen. 'uruknya kontrol guuruknya kontrol gula darah danla darah dan
meningkatnya pembentukan !5 menginduksi stress oksidan pada meningkatnya pembentukan !5 menginduksi stress oksidan pada gingi%al sehingga memperkuat kerusakan jaringan periodontal.2 Di gingi%al sehingga memperkuat kerusakan jaringan periodontal.2 Di samping itu, dengan adanya peningkatan kadar sel radang dala samping itu, dengan adanya peningkatan kadar sel radang dala mm "airan saku gusi, menyebabkan jaringan periodontal lebih mudah "airan saku gusi, menyebabkan jaringan periodontal lebih mudah terinfeksi dan menyebabkan kerusakan
terinfeksi dan menyebabkan kerusakan
tulang.-Selain merusak sel darah putih, komplikasi lain dari diabetes Selain merusak sel darah putih, komplikasi lain dari diabetes adalah menebalnya pembuluh darah sehingga memperlambat aliran adalah menebalnya pembuluh darah sehingga memperlambat aliran nutrisi dan produk sisa dari tubuh. ambatnya alira
nutrisi dan produk sisa dari tubuh. ambatnya alira n darah inin darah ini menurunkan kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi, menurunkan kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi, sedangkan periodontitis adalah penyakit yang disebabkan oleh sedangkan periodontitis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. :adi, infeksi bakteri pada penderita diabetes lebih infeksi bakteri. :adi, infeksi bakteri pada penderita diabetes lebih
berat.-Perubahanperubahan y
Perubahanperubahan yang dikemukakan di atas ang dikemukakan di atas se"ara klinisse"ara klinis mempengaruhi kondisi periodonsium penderita diabetes. Diabetes mempengaruhi kondisi periodonsium penderita diabetes. Diabetes
yang tidak terkontrol atau kurang baik kontrolnya disertai oleh peningkatan kerentanan terhadap infeksi, termasuk periodontitis
kronis. Periodontitis kronis lebih sering terjadi dan lebih parah pada indi%idu diabetik yang disertai komplikasi sistemik yang
lebih parah.
8aylor et.al melaporkan bah#a kehilangan perlekatan adalah lebih sering dan lebih banyak pada pasien diabetes melitus tipe 1 dan 2 yang kontrol diabetesnya sedang sampai buruk. ehilangan perlekatan dan kehilangan tulang signifikan lebih tinggi pada pasien DM tipe1 yang kontrol diabetesnya buruk dibandingkan pasien yang diabetesnya terkontrol baik. Demikian juga pada pasien diabetes melitus tipe 2, kedalaman saku dan kehilangan perlekatan adalah signifikan lebih parah pada kelompok yang
diabetesnya tidak terkontrol baik.
'eberapa penelitian telah se"ara khusus mengamati hubungan antara periodontitis kronis dengan diabetes melitus tipe 1 dan 2. Dilaporkan bah#a penderita diabetes melitus tipe 1 meningkat risikonya menderita periodontitis kronis sejalan dengan
pertambahan usia dan keparahan periodontitis kronis meningkat sejalan dengan meningkatnya durasi diabetes. Pada pasien diabetik de#asa dengan diabates yang tidak terkontrol baik, terjadi
kehilangan perlekatan dan kehilangan tulang yang lebih banyak dibandingkan pasien dengan diabetes yang terkontrol baik, meskipun mereka dalam memelihara mulutnya adalah setara. Dilaporkan pula bah#a penderita DM tipe 2 adalah berisiko *,2 kali mengalami kehilangan tulang yang progresif dibandingkan dengan indi%idu nondiabetik.
PENGARUH PENYAKIT PERIODONTAL TERHADAP DIABETES MELITUS
Sintesa dan sekresi sitokin akibat infeksi yang berasal dari periodontitis dapat memperhebat sintesa dan sekresi sitokin yang berasal dari interaksi !5 dengan 7!5, dan sebaliknya. +al ini
menunjukkan bah#a hubungan periodontitis dengan DM berlangsung dalam dua arah.2,$ Dengan demikian penyakit periodontal yang berupa inflamasi kronis dapat memperparah
status penderita diabetes melitus ke arah komplikasi yang lebih berat. +asil penelitian menunjukkan bah#a komplikasi diabates pada diabetes melitus tipe 1 maupun tipe 2 lebih parah pada pasien
diabetik dengan penyakit periodontal yang parah dibandingkan dengan pasien diabetik yang hanya menderita penyakit periodontal ringan sampai sedang.$
Periodontitis kronis yang parah pada penderita DM diduga menjadi penyebab bagi peningkatan konsentrasi hemoglobin terglikosilasi.
&nfeksi yang berasal dari periodontitis selain meningkatkan produksi sitokin, diduga dapat pula meningkatkan resistensi insulin
yang pada akhirnya memperburuk kontrol glikemik penderita diabetes yang juga menderita periodontitis di mulutnya. +al ini dapat dilihat pada dua kutipan laporan penelitian di ba#ah ini. +asil penelitian prospektif terhadap penderita periodontitis kronis pada pasien DM tipe 2 di kalangan suku &ndia Pima menunjukkan, bah#a pasien dengan periodontitis kronis yang parah pada pemeriksaan a#al adalah sekitar enam kali lebih tinggi
kemungkinannya mengalami kontrol glikemik yang buruk (+b!1" ; < =) dibandingkan pasien dengan periodontitis kronis yang lebih ringan.
Penelitian lain berupa penelitian restrospektif terhadap pasien DM tipe 2 menunjukkan bah#a le%el +b!1" signifikan meningkat pada pasien dengan periodontitis yang parah.2
P57!>!8! P57&?D?8! P!D! P5D 57&8! D&!'585S M5&8@S
'eberapa kelompok peneliti telah mengamati pengaruh pera#atan periodontal terhadap kontrol glikemik pasien diabetes. Ste#art et
al. melaporkan bah#a terjadinya penurunan le%el +b!1" se"ara signifikan pada kelompok penderita DM tipe 2 yang mendapat pera#atan mekanis dibandingkan dengan kelompok kontrol yang
tidak mendapat pera#atan periodontal.
elompok peneliti lainnya mengamati pula pengaruh pera#atan periodontal yang dibarengi dengan pemberian
antimikrobaantibiotik. Miller et al. mengamati 1A orang pasien DM tipe 1 yang diberikan pera#atan skeling, penyerutan akar dan doksisiklin 1AA se"ara sistemik, dan t ernyata disertai penurunan le%el +b!1" dan albumin terglikasi pada pasien yang mengalami perbaikan inflamasi gingi%a.
&#amoto et al. melaporkan bah#a dengan terapi periodontal mekanis yang dikombinasikan dengan aplikasi subgingi%al jel minosiklin 1A mg (Perio"lineB) terjadi penurunan le%el +b!1" yang signifikan sebanyak A,C= pada 1$ orang pasien DM tipe 2.2 Pemberian antibiotik berupa doksisiklin atau minosiklin, keduanya merupakan deri%at tetarasiklin, ternyata mempengaruhi hasil pera#atan. +al ini disebabkan tetrasiklin dan kedua deri%atnya
mempunyai potensi menghambat proses kolagenolisis dan meningkatkan sintesis dan sekresi protein. Disamping itu, melalui mekanisme nonantikolagenase doksisiklin terbukti dapat menurunkan le%el glikasi protein. Dengan demikian pemberian doksisiklin sebagai penunjang pera#atan medis pada pasien diabetik yag menderita penyakit periodontal bisa memberikan dua keuntungan. Pertama, sebagai antibioktik berspektrum luas yang efektif terhadap kebanyakan patogen periodontal. edua, sebagai modulator bagi respons pejamu pasien diabetik terhadap infeksi periodontal, doksisiklin menghambat glikasi nonensimatik protein
ekstraseluler dan kemungkinan besar menghambat pula glikasi hemoglobin.2
Pada penderita DM, pera#atan hanya dapat dila kukan apabila diabetesnya terkontrol. !pabila akan dilakukan prosedur bedah yang agak besar, sebaiknya diberikan antibiotik mulai sehari sebelumnya sebagai perlindungan.4 'ila diabetes tidak terkontrol, pasien harus segera dirujuk ke dokter umum yang akan melakukan pemeriksaan kadar gula urin dan kadar gula darah.C
Sebuah kerja sama yang erat antara dokter spesialis yang menangani masalah diabetes dan periondotologist sangat penting untuk mengelola masalahmasalah periodontal pasien dan mengurangi inflamasi dampak lingkungan yang merugikan pada pengendalian diabetes dan kesehatan jantung. !pabila kedua ini dikombinasikan, kedua disiplin memiliki kesuksesan yang lebih besar dalam diagnosis dan pengendalian diabetes dan
periodontitis.< P5M'!+!S!
Periodontitis dan DM memiliki hubungan timbal balik. DM dapat menimbulkan serangkaian perubahan pada periodonsium yang pada akhirnya bisa mempengaruhi kondisi periodontal penderita
diabetes. Di samping itu, infeksi yang terkait dengan penyakit periodontal mempengaruhi pula status diabetes pasien, khususnya
le%el hemoglobin terglikasi.
Pera#atan periodontal yang dibarengi pemberian minosiklin atau doksisiklin lebih berpotensi menurunkan le%el hemoglobin terglikasi dibandingkan dengan pera#atan mekanis saja.
Dengan adanya hubungan timbal balik antara periodontitis dengan DM, seorang dokter gigi dituntut untuk lebih profesional dalam penanganan pasien diabetes. erentanan terhadap kerusakan periodontal harus dijelaskan kepada pasien dan harus dilakukan
s"aling yang teratur dan pera#atan kebersihan mulut yang rutin. Disarankan dilakukannya pemeriksaan gigi dan mulut setiap ta hun bagi pasien DM karena memungkinkan dilakukannya diagnosis penyakit mulut yang lebih a#al. Para praktisi di bidang kedokteran
gigi ikut bertanggung ja#ab menginformasikan pasien DM mengenai komplikasi penyakit ini di rongga mulut dan menganjurkan pera#atan kesehatan mulut yang baik. Daftar Pustaka
1.&katan Dokter &ndonesia. Periodontitis. 1- :uli 2AAC. http###.klikdokter."omillnesdetail11* ($ ?ktober 2AA<). 2.Daliemunthe S+. +ubungan timbal balik antara periodontitis dengan diabates melitus. Dentika : Dent 2AA$E C(2) 12A. $.>illlman D5, ehrig, ield :S. /oundations of periodonti"s. Philadelpia >olters lu#er 3ompany, 1<<A 1A$-.
*.Daliemunthe S+. 5tiologi penyakit gingi%a dan periodontal. Dalam Daliemunthe S+. eds 7e%isi Periodonsia. Medan 'agian Periodonsia /akultas edokteran igi @ni%ersitas Sumatera @tara, 2AAC 1$C<.
.3arran6a /!. li"kmanFs "lini"al periodontology. -th ed. Philadelpia >. '. Saunders 3ompany, 1<C* *-12. -.igi Sehat 'adan Sehat. Diabates melitus dan jaringan periodontal. 2* :uni 2AA<.
httpgigisehatbadansehat.blogspot."om2AA<A4diabetes jaringan.html ($ ?ktober 2AA<).
4.Daliemunthe S+. +ubungan periodonsia dengan bidang lai n. Dalam Daliemunthe S+. eds. 8erapi Periodontal. Medan 'agian Periodonsia /akultas edokteran igi @ni%ersitas Sumatera @tara, 2AA- 2CC<.
C.Manson :D, 5ley 'M. ?utline of periodonti"s. !lih 'ahasa. !nastasia S. :akarta +ipokrates, 1<<$ 41.
<.S"hul6e !, 'usse M. Periodontal disease in diabeti"s
7elationship, Pre%ention, and 8reatment. 3lini"al Sports Medi"ine &nternational (3SM&) 2AACE 1(2) 1*.
Diposkan oleh do"terGs 6one di A1.AC
!. D5/&&S&
Periodontitis adalah seperangkat peradangan penyakit yang mempengaruhi periodontium H yaitu, jaringan yang mengelilingi dan mendukung gigi . Periodontitis melibatkan hilangnya progresif dari tulang al%eolar di sekitar gigi, dan jika tidak diobati, dapat menyebabkan melonggarnya dan kemudian kehilangan gigi .
Merupakan suatu penyakit jaringan penyangga gigi yaitu yang melibatkan gingi%a, ligamen periodontal, sementum, dan tulang al%eolar karena suatu proses inflamasi. &nflamasi berasal dari gingi%a (gingi%itis) yang tidak dira#at, dan bila proses berlanjut maka akan mengin%asi struktur di ba#ahnya sehingga akan terbentuk poket yang menyebabkan peradangan berlanjut dan merusak tulang serta jaringan penyangga gigi, akibatnya gigi menjadi goyang dan akhirnya harus di"abut. arekteristik periodontitis dapat dilihat dengan adanya inflamasi gingi%a, pembentukan poket periodontal, kerusakan ligamen periodontal
dan tulang al%eolar sampai hilangnya sebagian atau seluruh gigi.
Periodontitis adalah penyakit atau peradangan pada periodontium (jaringan penyangga gigi periodontal), merupakan keradangan berlanjut akibat gingi%itis yang tidak dira#at.
Periodontitis adalah peradangan pada jaringan yang menyelimuti gigi dan akar gigi. Se"ara umum periodontitis terbagi atas 2 jenis yaitu
1. Marginal periodontitis 2. !pikal periodontitis
Periodontitis marginali berkembang dari gingi%itis (peradangan atau infeksi pada gusi) yang tidak dira#at. &nfeksi akan meluas dari gusi ke arah ba#ah gigi sehingga menyebabkan kerusakan yang lebih luas pada jaringan periodontal.
Sedangkan periodontitis apikalis adalah peradangan yang terjadi pada jaringan sekitar apeks gigi yang biasanya merupakan lanjutan
dari infeksi atau peradangan pada pulpa.
'. !S&/&!S&
• Periodontitis kronis
• Periodontitis agresif
Periodontitis kronis adalah umum penyakit dari rongga mulut yang terdiri dari kronis peradangan dari jaringan periodontal yang disebabkan oleh akumulasi sebesarbesarnya jumlah plak gigi . Pada tahap a#al, periodontitis kronis memiliki beberapa gejala dan banyak orang penyakit itu telah berkembang se"ara signifikan
sebelum mereka men"ari pengobatan. ejala dapat men"akup hal berikut
emerahan atau pendarahan dari gusi saat menyikat gigi , menggunakan benang gigi atau menggigit makanan keras (apel misalnya) (meskipun hal ini dapat terjadi bahkan di gingi%itis , di mana tidak ada kerugian lampiran)
um pembengkakan yang berulang
+alitosis atau bau mulut, dan rasa logam terusmenerus dalam mulut
7esesi gingi%a , sehingga gigi ta mpak memanjang. (&ni juga dapat disebabkan oleh berat atau menyikat ta ngan dengan sikat gigi kaku.)
Deep saku antara gigi dan gusi ( saku adalah situs di mana lampiran telah se"ara bertahap dihan"urkan oleh kolagen menghan"urkan en6im, yang dikenal sebagai "ollagenases ) oose gigi, pada tahap selanjutnya ( meskipun hal ini mungkin terjadi karena lain alasan juga)
ingi%a peradangan dan kerusakan tulang sering menyakitkan. adangkadang pasien menganggap bah#a pendarahan tanpa rasa sakit setelah membersihkan gigi tidak signifikan, meskipun ini mungkin merupakan gejala dari kemajuan periodontitis kronis pada pasien itu.
kalkulus Subgingi%al adalah menemukan sering.
!da lambat untuk menilai moderat perkembangan penyakit tetapi pasien mungkin mengalami periode perkembangan yang "epat
(Iledakan kehan"uranJ). Periodontitis kronis dapat dikaitkan dengan faktorfaktor predisposisi lokal (misalnya gigiterkait atau iatrogenik faktor). Penyakit ini dapat dimodifikasi oleh dan terkait dengan penyakit sistemik (misalnya diabetes mellitus , +&K infeksi) ini juga dapat dimodifikasi oleh faktorfaktor lain dari penyakit sistemik seperti merokok dan emosional stres .
Mayor faktor risiko bebas, kurangnya kesehatan mulut dengan plakat memadai biofilm kontrol.
Periodontitis kronis diinisiasi oleh ramnegatif terkait mikroba gigi biofilm yang menimbulkan suatu host respon, yang
menghasilkan tulang dan kerusakan jaringan lunak. &n response to endoto0in deri%ed from periodontal pathogens , se%eral osteo"last related mediators target the destru"tion of al%eolar bone and supporting "onne"ti%e tissue su"h as the periodontal ligament . Menanggapi endotoksin yang berasal dari patogen periodontal , beberapa osteo"last terkait mediatortarget penghan"uran tulang
al%eolar dan mendukung jaringan ikat seperti ligamentum
periodontal . Major dri%ers of this aggressi%e tissue destru"tion are matri0 metalloproteinases (MMPs), "athepsins , and other
osteo"lastderi%ed en6ymes . Mayor dri%er ini kerusakan jaringan yang agresif adalah matriks metalloproteinases (MMPs),
"athepsins , dan lainnya berasal osteo"last en6im .
Mikroaerofil bakteri !"tinomy"es a"tinomy"etem"omitans , rektus 3ampyloba"ter , dan "orrodens 5ikenella juga mungkin
memainkan peran dalam periodontitis kronis.
Periodontitis agresif
1.o"ali6ed aggressi%e periodontitis (!P) o"ali6ed agresif periodontitis (P!P)
2.enerali6ed aggressi%e periodontitis (!P) @mum agresif periodontitis (!P)
Periodontitis agresif jauh kurang umum daripada periodontitis kronis dan umumnya mempengaruhi pasien yang lebih muda daripada bentuk kronis.
'entukbentuk lokal dan umum tidak hanya berbeda dalam hal luas, mereka berbeda dalam eti ologi dan patogenesis.
arakteristik 'erbeda dengan periodontitis kronis , fitur uta ma yang sama untuk kedua P!P dan !P adalah sebagai berikut
• ke"uali adanya penyakit periodontal , pasien dinyatakan sehat
• "epat hilangnya lampiran dan tulang kehan"uran
• keluarga agregasi
Selain itu, periodontitis agresif sering mun"ul dengan fitur sekunder berikut
:umlah deposito mikroba tidak konsisten dengan tingkat keparahan dari jaringan periodontal kehan"uran
proporsi tinggi a"tinomy"etem"omitans !ggregatiba"ter , dan dalam beberapa kasus, dari Porphyromonas gingi%alis serta fagosit kelainan
hyperresponsi%e makrofag fenotipe , termasuk peningkatan kadar prostaglandin 5 2 (P5 2) dan interleukin 1L
perkembangan patogenesis mungkin membatasi diri o"ali6ed %s bentuk umum periodontitis agresif
onsensus 1<<< aporan diterbitkan oleh !meri"an !"ademy of Periodonti dii6inkan pembagian penyakit periodontal agresif ke dalam bentukbentuk lokal dan umum berdasarkan fitur "ukup spesifik se"ara indi%idu, sebagai berikut *N
1. o"ali6ed aggressi%e periodontitis o"ali6ed periodontitis agresif
2. "ir"umpubertal onset "ir"umpubertal a#al
$. robust serum antibody response to infe"ti%e agents the dominant serotype antibody is &g2 kuat
*. serum antibodi respon terhadap agen infektif antibodi serotipe yang dominan adalah &g2
. lo"ali6ed first molar in"isor presentation lokal pertama molar gigi seri presentasi
enerali6ed aggressi%e periodontitis @mum periodontitis agresif
• biasanya mempengaruhi pasien di ba#ah usia $A tahun
• antibodi respon terhadap agen infeksi
• episodi" diu"apkan sifat pemusnah periodontal
• presentasi umum yang berdampak pada sedikitnya $ gigi permanen selain geraham pertama dan gigi seri
• eparahan kerusakan jaringan periodontal adalah sub"lassified dengan "ara yang sama seperti periodontitis kronis .
Pengobatan biasanya melibatkan terapi mekanik (nonbedah atau bedah debridemen) dalam hubungannya dengan antibiotik
.'eberapa studi menunjukkan bah#a jenis kasus merespon terbaik untuk sebuah kombinasi debridement dan antibiotik. 8erapi regeneratif dengan prosedur penyambungan tulang sering dipilih dalam kasuskasus ini disebabkan oleh morfologi yang
menguntungkan dari tulang yang "a"at akibat penyakit te rsebut. 3. P5O5'!'
Periodontitis umumnya disebabkan oleh plak. Plak adalah la pisan tipis biofilm yang mengandung bakteri, produk bakteri, dan sisa makanan. apisan ini melekat pada permukaan gigi dan ber#arna putih atau putih kekuningan. Plak yang menyebabkan gingi%itis
dan periodontitis adalah plak yang berada tepat di atas garis gusi. 'akteri dan produknya dapat menyebar ke ba#ah gusi sehingga terjadi proses peradangan dan terjadilah periodontitis.
Periodontitis disebabkan oleh mikroorganisme bah#a mematuhi dan tumbuh pada permukaan gigi, bersama dengan terlalu agresif kekebalan respon terhadap mikroorganisme tersebut.
5tiologi Periodontitis Se"ara @mum
8erutama disebabkan oleh mikroorganisme dan produk produknya yaitu plak supra dan sub gingi%a.
/aktor sistemik juga dapat berpengaruh pada terjadinya periodontitis, meskipun tidak didahului oleh proses imflamasi.
8ekanan oklusal yang berlebihan juga dapat memainkan peranan penting pada progresi%itas penyakit periodontitis dan
terjadinya kerusakan tulang ("ontohnya pada pemakaian alat ortodonsi dengan tekanan yang berlebihan).
eadaan gigi yang tidak beraturan, ujung tambahan yang kasar dan alatalat yang kotor berada dimulut (alat ortodontik, gigi tiruan) dapat mengiritasi gusi dan meningkatkan faktor resiko. Serta kesalahan "ara menyikat gigi j uga yang dapat mempengaruhinya. /aktor predisposing atau faktor etiologi sekunder dari periodontitis dapat dihubungkan dengan
adanya akumulasi, retensi dan maturasi dari plak,
kalkulus yang terdapat pada gingi%a tepi dan yang o%er kontur, impaksi makanan yang menyebabkan terjadinya kedalaman poket.
D. P!8?55S&S
Periodontitis dimulai dengan gingi%itis dan bila kemungkinan terjadi proses inflamasi, maka pada kebanyakan pasien tetapi tidak semua pasien inflamasi se"ara bertahap akan memasuki jaringan periodontal yang lebih dalam. 'ersama dengan proses inflamasi
akan timbul potensi untuk menstimulasi resorpsi jaringan periodontal dan pembentukan poket periodontal.
Dengan terbentuknya poket, penyakit inflamasi periodontal menjadi dengan sendirinya mengekalkan faktor etiologi prinsipal, yaitu plak, yang pada saat ini terbentuk di dalam lingkungan poket yang lehih anaerob, yang mendorong pertumbuhan organisme patologis periodontal dan lebih sulit diakses untuk dibuang sendiri
oleh pasien. 'ila urutan kejadian ini bertahan dalam #aktu yang lama, infeksi kronis bisa menyebabkan kerusakan periodontium yang parah dan hilangnya gigigigi. Penelitian terbaru menunjukan bah#a kemungkinan ada periode aktif resorpsi tulang dikuti
dengan #aktu tidak aktif dimana ada poket periodontal tetapi tidak menyebabkan atta"hment loss lebih lanjut.
5. 5:!!
8anda klinik dari periodontitis adalah 1. &nflamasi gingi%a dan pendarahan 2. Poket
$. 7esesi gingi%a *. Mobilitas gigi . yeri
-. +alitosis dan rasa tidak enak
Penampakan luar sangat ber%ariasi tergantung dari lamanya #aktu terjadinya penyakit dan respons dari jaringan itu sendiri.
>arna gingi%a ber%ariasi dari merah sampai merah kebiruan. onsistensinya dari odem sampai fibrotik.
konturnya pada gingi%a tepi membulat dan pada interdental gingi%a mendatar.
@kurannya ratarata membesar, jun"tional epithelium berjarak $* mm kearah apikal dari 35:. 8endensi perdarahan banyak, pada permukaan gigi biasanya terdapat kalkulus diikuti dengan adanya eksudat purulen dan terdapat poket periodontal yang lebih dari 2mm, terjadi mobilitas gigi.
/. P5M57&S!!
1. &nflamasi gingi%a dan pendarahan
!danya dan keparahan inflamasi gingi%a tergantung pada statu kebersihan mulutE bila buruk, inflamasi gingi%a akan timbul dan terjadi pendarahan #aktu penyikatan atau bahkan pendarahan spontan. 'ila penyikatan gigi pasien "ukup baik, plak "ukup terkontrol tetapi ada deposit subgingi%a karena skaling yang kurang adekuat, adnya penyakit periodontal mungkin tidak ditemukan pada pemeriksaan superfisial.bila dilakukan pemeriksaan ri#ayat dengan "ermat pasien sering melaporkan
ri#ayat pendarahan dimasa lalu yang berhenti ketika ia makin rajin membersihkan giginya.
2. Poket
Pengukuran kedalaman poket merupakan bagian penting dari diagnosis periodontal tetapi harus tetap diinterpretasikan bersama dengan inflamasi gingi%a dan pembengkakan.
8eoritis, bila tidak ada pembengkakan gingi%a, poket sedalam lebih dari 2 mm menunjukkan adanya migrasi ke apikal dari epiteluim kre%ikular, tetapi pembengkakan inflamasi sangat sering mengenai indi%idu muda usia sehingga poket sedalam $*mm dapat
seluruhnya merupakan poket gingi%a atau poket palsu. Pemeriksaan kedalaman poket
$. 7esesi gingi%a
7esesi gingi%a dan terbukanya akar dapat meyertai periodontitis kronis tetapi tidak selalu merupakan tanda dari penyakit. 'ila ada resesi, pengukuran kedalaman poket hanya merupakan "erminan sebagian dari kerusakan periodontal seluruhnya.
*. Mobilitas gigi
'eberapa mobilitas gigi pada bidang labiolingual dapa terjadi pada gigi yang sehat, berakar tunggal, khususnya pada gigi insisi%us ba#ah yang lebih ke"il mobil daripada gigi berakar jamak.
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menekan salah satu sisi gigi yang bersangkutan dengan alat atau ujung jari dengan ujung jari lainnya pada sisi gigi yang berseberangna dan gigi tetangganya yang digunakan sebagai titik pedoman sehingga gerakan realtif dapat diperiksa. 3ara lain untuk memeriksa mobilitas (#alaupun tidak megukurnya) adalah dengan pasien mengoklusikan gigi geliginya.
. Derajat mobilitas gigi dapat dikelompokkan rade 1. +anya dirasakan
rade 2. Mudah dirasakan, pergeseran labiolingual 1 mm rade $. Pergeseran labiolingual lebih dri 1 mm, mobilitas dari gigi ke atas dan keba#ah pada arah aksial.
-. yeri
yeri atau sakit #aktu gigi diperkusi menunjukkan adanya inflamasi aktif dari jaringan penopang, yang paling akut bila ada pembentukan ab"ess dimana gigi sangan sensitif terhadap
sentuhan. Sensiti%itas terhadap dingin atau panas dan dingin kadang ditemukan bila ada resesi gingi%a dan terbukanya pulpa.
. D&!?S&S
Diagnosis periodontitis ditegakkan berdasarkan anamnesa, gambaran klinik dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesa didapatkan gejala berupa gusimudah berdarah, gigi goyang. Dari pemeriksaan penunjang untuk memastikan bakteri penyebab dapat
dilakukan kultur, dan untuk pemeriksaan radiologis, gambaran radiologik pada gigi yang mengalami kelainan periondontium biasa memperlihatkan kehilangan tulang yang menyeluruh baik
%ertikal maupun hori6ontal sepanjang permukaan pada ketinggian yang berberdabeda atau tampak gambaran destruksi pro"essus al%eolaris berbentuk K m("up like resorption).
+. P5!8!!S!!!
1. Skaling dan root planing
Skaling subginggi%a adalah metode paling konser%atif dari reduksi poket dan bila poket dangkal, merupakan satusatunya pera#aan
yang perlu dilakukan. Meskipun demikian, bila kedalaman poket * mm atau l ebih, diperlukan pera#atan tambahan. !yng pain gsering adalah root planing dengan atau tanpa kuretase subginggi%a.
Skeling adalah suatu tindakan pembersihan plak gigi,kalkulus dan depositdeposit lain dari permukaan gigi. Penghalusan akar dilakukan untuk men"egah akumulasi kembali dari depositdeposit tersebut. 8ertinggalnya kalkulus supragingi%al maupun kalkulus subgingi%al serta ketidak sempurnaan penghalusan permukaan gigi dan akar gigi mengakibatkan mudah terjadi re kurensi pengendapan kalkulus pada permukaan gigi.
2. !ntibiotik
!ntibiotik biasanya diberikan untuk menghentikan infeksi pada gusi dan jaringan di ba#ahnya. Perbaikan kebersihan mulut oleh pasien sendiri juga sangat penting.
?bat pilihan adalah tetrasiklin, tetapi akhirakhir ini obat yang mengandung metronida6ol dibuktikan sangat efektif terhadap bakteri patogen periodontal. Pengalaman klinik menunjukkan bah#a metronida6ol dikombinasikan dengan amoksisilin sangat
efektif untuk pera#atan periodontitis lanjut dan hasil nya memuaskan.
$. umurkumur antiseptik
8erutama yang sering digunakan pada saat sekarang adalah "hlorhe0idin atau heksitidin yang telah terbukti efektif dalam meredakan proses peradangan pada jaringan periodontal dan dapat mematikan bakteri patogen periodontal serta dapat meghambat terbentuknya plak.
*. 'edah periodontal
Pada kasuskasus yang lebih parah, tentunya pera#atan yang diberikan akan jauh lebih kompleks. 'ila dengan kuretase tidak berhasil dan kedalaman poket tidak berkurang, maka perlu
dilakukan tindakan operasi ke"il yang disebut gingi%e"tomy. 8indakan operasi ini dapat dilakukan di ba#ah bius l okal.
Pada beberapa kasus tertentu yang sudah tidak bisa diatasi dengan pera#atan di atas, dapat dilakukan operasi dengan teknik flap,
yaitu prosedur yang meliputi pembukaan jaringan gusi, kemudian menghilangkan kotoran dan jaringan yang meradang di ba#ahnya.
. 5ktraksi gigi
'ila kegoyangan gigi parah atau didapatakan gangren pulpa, maka dilakukan ektraksi gigi.
Q Sikat gigi dua kali sehari, pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur.
Q akukan flossing sekali dalam sehari untuk mengangkat plak dan sisa makanan yang tersangkut di antara "elah gigigeligi.
Q Pemakaian obat kumur anti bakteri untuk mengurangi pertumbuhan bakteri dalam mulut, misalnya obat kumur yang
mengandung "hlorhe0idine. akukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter gigi !nda dalam penggunaan obat kumur tersebut. Q 'erhenti merokok
Q akukan kunjungan se"ara teratur ke dokter gigi setiap - bulan sekali untuk kontrol rutin dan pembersihan.
&. P7??S&S
Dokter mengukur hygienists penyakit periodontal menggunakan perangkat yang disebut probe periodontal . &ni adalah tongkat Itipis
mengukurJ yang lembut ditempatkan ke dalam ruang antara gusi dan gigi, dan menyelipkan di ba#ah garisgusi.
:ika ujung dapat slip lebih dari $ milimeter di ba#ah garisgusi, pasien dikatakan memiliki saku gingi%a jika tidak ada migrasi
lampiran epitel telah terjadi atau saku periodontal jika migrasi apikal telah terjadi.
+al ini agak keliru, karena setiap kedalaman dalam esensi saku, yang pada gilirannya ditentukan oleh kedalaman, yaitu, sa ku 2 mm atau saku - mm. amun, se"ara umum diterima bah#a saku adalah diri"leansable (di rumah, oleh pasien, dengan sikat gigi) jika mereka $ mm atau kurang se"ara mendalam. +al ini penting karena jika ada saku yang lebih dari $ mm di sekitar gigi, pera#atan di rumah tidak akan "ukup untuk membersihkan saku,
dan pera#atan profesional harus di"ari.
etika kedalaman saku men"apai - dan 4 mm di kedalaman, instrumen tangan dan "a%itrons digunakan oleh profesional gigi tidak dapat men"apai "ukup mendalam ke dalam saku untuk membersihkan plak mi"robi" yang menyebabkan inflamasi gingi%a.
Dalam situasi tulang atau gusi sekitar gigi yang harus diubah atau pembedahan akan selalu memiliki peradangan yang kemungkinan
akan menyebabkan hilangnya tulang di sekitar gigi yang lebih banyak. 3ara tambahan untuk menghentikan peradangan akan bagi pasien untuk menerima antibiotik subgingi%al (seperti mino"y"line
) atau mengalami beberapa bentuk operasi gingi%a untuk mengakses kedalaman kantong dan mungkin bahkan mengubah kedalaman saku sehingga mereka menjadi $ mm atau kurang se"ara mendalam dan dapat sekali lagi akan dibersihkan oleh pasien di rumah dengan sikat gigi nya.
:ika seorang pasien memiliki 4 mm atau lebih dalam saku sekitar gigi mereka, maka mereka "enderung akan resiko kerugian akhirnya gigi selama bertahuntahun.:ika kondisi periodontal tidak diidentifikasi dan pasien tetap tidak menyadari sifat progresif dari penyakit ini kemudian, tahun kemudian, mereka mungkin akan
terkejut bah#a sebagian gigi berangsurangsur akan menjadi longgar dan mungkin perlu digali, kadangkadang karena infeksi yang parah atau bahkan nyeri.
Prognosis lesilesi ini bergantung pada pera#atan periodontik, pera#atan saluran tidak merupakan indikasi, terutama jika pulpanya masih %ital. 'ila penanganan dilakukan segera,
kehilangan gigi dapat di"egah, bila tidak ditangani dengan baik dapat terbentuk pus dan bisa meluas menjadi pyorrhea al%eolaris atau dapat menimbulkan kegoyangan gigi yang parah sehingga harus dilakukan ekstraksi gigi
HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT PERIODONTAL DENGAN DIABETES MELITUS
Ditulis pada Oktobe !"# !$%$ ole& Blie
'&S! ?K578!S!7& .S
M!+!S&S>! /!@8!S 5D?857! &&
@&K57S&8!S S @M!87! @8!7! 2A1A
Abstract
Diabetes mellitus is a disease in which the concentration of glucose (simple sugar) in the blood is high because the body can
not release or use insulin adequately. Periodontal disease is a multi-factorial disease with a major cause of anaerobic gram-negative bacteria as well as the disruption of the systemic disorders and immunological disorders. Periodontitis is one manifestation of diabetes mellitus with symptoms of periodontal pocket wobbly teeth and bone resorption. Diabetes !ellitus (D!)
is a predisposing factor to the onset of infection. "n the mouth of D! can increase the number of bacteria that cause abnormalities
in the periodontal tissue and if continued could lead to tooth becomes wobbly. Patients with diabetes the risk of getting infected with the periodontal tissue to reach even #-$ times greater than non-diabetic patients. %hronic periodontal infection causes systemic inflammation which will increase insulin resistance and
hyperglycemia. "nsulin resistance inhibits optimal glycemic control and increase the risk of heart disease. writing this article aims to show how important maintaining oral health for people with
diabetes mellitus.
Keywords & periodontitis diabetes mellitus periodontitis and diabetes mellitus interrelationship
PENDAHULUAN
Diabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua duanya dengan karakteristik hiperglikemia. Diabetes melitus dapat dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu dimana tipe 1 mempunyai latar belakang kelainan berupa kurangnya insulin se"ara absolute akibat proses autoimun, sedangkan tipe 2 mempunyai latar belakang
resistensi insulin.1
!khirakhir ini beberapa pakar tela h men"oba mengungkapkan hubungan antara periodontitis dengan diabetes mellitus, yang difokuskan dan diutamakan pada pengaruh adanya diabetes mellitus terhadap kesehatan periodontal dan pengaruh penyakit periodontal terhadap kontrol gula dalam darah pasien diabetik.2
+al ini bertujuan agar pasien diabetes melitus lebih memperhatikan kebersihan dan kesehatan giginya agar dapat terhindar dari
keparahan penyakit periodontal.
Pada uraian berikut akan dikemukakan mengenai etiologi penyakit periodontal, peranan penyakit diabetes melitus pada penyakit periodontal, pengaruh penyakit periodontal terhadap diabetes
melitus, dan patogenesis diabetes melitus pada penyakit periodontal.
ETIOLOGI PENYAKIT PERIODONTAL
Penyakit periodontal dapat diartikan sebagai suatu proses patologis yang mengenai jaringan periodontal. Sebagian besar penyakit periodontal inflamatif disebabkan oleh infeksi bakteri. >alaupun
faktorfaktor lain dapat juga memengaruhi jaringan periodontal, penyebab utama penyakit periodontal adalah mikroorganisme yang berkumpul di permukaan gigi (plak bakteri dan produkproduk
yang dihasilkannya) dan membentuk koloni. 'eberapa kelainan sistemik dapat berpengaruh buruk terhadap jaringan periodontal, tetapi faktor sistemik semata tanpa adanya plak bakteri tidak dapat menjadi pemi"u terjadinya periodontitis. agi pula, ada beberapa faktor lokal yang bersama dengan plak bakteri menyebabkan penyakit kronis jaringan periodontal. Dua faktor yang mungkin
menjadi pemi"u terjadinya penyakit periodontal tanpa adanya plak bakteri adalah malignansi dan trauma oklusi primer.$
5tiologi periodontitis yang utama berhubungan dengan mikro organisme dan produkproduknya yang ditemukan pada plak supra dan subgingi%a. Pen"etus yang umum atau faktor etiologi kedua yang menyumbang terhadap akumulasi, retensi dan maturasi plak gigi adalah kalkulus supra dan subgingi%a, tepi gingi%a yang menggantung
dan restorasi gigi yang o%er"ontoure, dapat menimbulkan impaksi makanan dan menambah kedalaman probing. /aktorfaktor sistemik dapat mempengaruhi keparahan, karena mengubah respons jaringan terhadap bakteri.*
5tiologi penyakit periodontal sangat kompleks. Para ahli mengemukakan bah#a etiologi penyakit periodontal dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu faktor lokal dan faktor sistemik, faktor lokal dan faktor sistemik sangat erat hubungannya dan berperan sebagai penyebab terjadinya kerusakan jaringan periodontal. 8api pada umumnya, penyebab utama penyakit periodontal adalah faktor lokal. eadaan ini dapat
diperparah oleh keadaan siste mik yang kurang menguntungkan, yang memungkinkan terjadinya keadaan yang progresif.
/aktor lokal adalah faktor yang berpengaruh langsung pada jaringan periodonsiumE dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor
iritasi lokal dan fungsi lokal. Oang dimaksud dengan faktor lokal adalah plak bakteri sebagai penyebab utama. Sedangkan faktor faktor lainnya antara lain a dalah bentuk gigi yang kurang baik dan letak gigi yang tidak teratur, maloklusi, malfungsi gigi, restorasi yang menggantung dan bruksisme.
/aktor sistemik sebagai penyebab penyakit periodontal antara lain adalah pengaruh hormonal pada masa pubertas, kehamilan, menopause, defisiensi %itamin, diabetes mellitus dan lainlain.
enyataan yang menunjukkan adanya hubungan yang erat antara faktor lokal dan faktor sistemik, yaitu adanya penyakit diabetes mellitus yang dapat mengakibatkan meningkatnya karies gigi dan memperberat gingi%itis maupun penyakit periodontal. Sebaliknya infeksi gigi dan jaringan sekitarnya dapat mempengaruhi stabilitas kadar gula darah. Pernah dilaporkan bah#a kerusaakan jaringan periodontal pada penderita diabetes melitus lebih parah
dibandingkan dengan yang bukan penderita diabetes mellitus, meskipun pada kelompok bukan penderita diabetes mellitus memiliki penumpukan plak yang lebih banyak dibandingkan pada kelompok penderita diabetes mellitus.
Penumpukan plak itu akan terbentuk kantong diantara gigi dan gusi dan meluas ke ba#ah diantara akar gigi dan tulang diba#ahnya. antong ini mengumpulkan plak dalam suatu lingkungan bebas oksigen, sehingga mempermudah pertumbuhan bakteri. :ika keadaan ini terus berlanjut, pada akhirnya banyak tulang rahang di dekat kantong yang dirusak sehingga menyebabkan lepasnya gigi.
Pada orangorang yang memiliki jumlah tartar yang sama memiliki ke"epatan pertumbuhan periodontitis yang berbedabeda. +al ini mungkin dikarenakan plak dari masingmasing orang tersebut mengandung jenis dan jumlah bakteri yang berbeda, dan j uga karena respon yang berbeda terhadap bakteri. 'eberapa keadaan medis yang bisa mempermudah terjadinya periodontitis
• diabetes 'elitus
• si(do' Do)(
• pe(*akit +o&(
• kekua(,a( sel daa& puti&
• AIDS
-PERANAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA PENYAKIT PERIODONTAL
8elah banyak dilakukan penelitian dan perdebatan. ?li%er dan 8erno%en menyimpulkan bah#a pernyataan diabetes menambah risiko terjadinya penyakit periodontal terlalu dilebihlebihkan.
Sedangkan oe tahun 1<<$ menyatakan bah#a penyakit periodontal merupakan komplikasi keenam. Penelitian lain
melaporkan hanya diabetes melitus yang merupakan penyakit sistemik yang se"ara positif berhubungan dengan atta"hment loss (?dds 7atioR2,$2). Sebenarnya pada tahun tahun 1<4A telah diperoleh kesimpulan bah#a skor penyakit gingi%al dan periodontal lebih tinggi se""ara signifikans pada pasien diabeti"
dibandingkan nondiabetik, yang mana hal ini didapat dari l aporan hasil penelitian longitudinal selam 2 tahun.
-Dari keseluruhan hasil penelitian diatas, menunjukkan bah#a diabetes mellitus yang disertai oleh beberapa perubahan pada periodonsium berpotensi dan berperan dalam terjadinya periodontitis kronis.
Salah satu hipotesa yang dikemukakan berkaitan dengan hubungan antara diabetes melitus dan penyakit periodontal. Salah satu hipotesa menyatakan bah#a respon sitokin yang diperantarai oleh !5 (!d%an"e ly"ation 5nd produ"ts) dapat diperhebat oleh sintesa dan sekresi sitokin yang diperantarai oleh infeksi
periodontal, dan begitu juga sebaliknya.2 !5 merupakan senya#a
yang berasal dari glukosa, se"ara kimia#i irre%ersible, dan terbentuk se"ara perlahanlahan, tetapi terusmenerus sejalan dengan peningkatan kadar glukosa darah.2
Pada penderita diabetes mellitus, dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah dan "airan gingi%al berarti juga merubah lingkungan mikroflora, menginduksi perubahan bakteri se"ara kualitatif. Sehingga perubahan tersebut mengarah pada penyakit periodontal yang berat, dan dapat teramati pada penderita diabetes
melitus dengan kontrol buruk. 'erkaitan dengan jaringan
periodontal, hiperglikemia kronik penderita diabetes melitus akan meningkatkan akti%itas kolagenase, dan menurunkan sintesis kolagen. 5n6im kolagenase menguraikan kolagen, sehingga ligament periodontal rusak, dan gigi menjadi goyah. :aringan periodontal akan menjadi kuat kembali apabila diabetes melitus
diobati dengan baik, serta gigi goyah pada pasien diabetes melitus jangan buruburu di"abut.4
Se"ara klinis kondisi periodonsium penderita diabetes dipengaruhi oleh perubahanperubahan yang dikemukakan diatas. Diabetes yang tidak terkontrol atau kurang baik kontrolnya disertai oleh peningkatan kerentanan terhadap infeksi, termasuk periodontitis
kronis. Periodontitis kronis lebih sering terjadi dan lebih parah pada indi%idu diabetik yang disertai komplikasi sistemik yang
lebih parah.2
+ubungan antara periodontitis kronis dengan diabetes mellitus tipe 1 dan diabetes melitus tipe 2 telah se"ara khusus diamati pada beberapa penelitian. Dilaporkan bah#a meningakt resikonya
menderita periodontitis kronis pada penderita diabetes mellitus tipe 1 sejalan dengan pertambahan usia, dan keparahan periodontitis kronis meningkat sejalan dengan meningkatnya durasi diabetes. Pada pasien diabetik de#asa dengan diabetes yang tidak terkontrol baik akan mengalami kehilangan tulang dan kehilangan perlekatan
yang lebih banyak dibandingkan pasien dengan diabetes yang terkontrol baik, meskipun kemampuan mereka dalam memelihara kebersihan mulutnya adalah setara.2
Semua hal yang dikemukakan diatas se"ara jelas menunjukkan hubungan serta peranan diabetes mellitus terhadap terja dinya periodontitis kronis. Dengan demikian penyakit periodontal adalah
salah satu komplikasi diabetes mellitus yang harus diperhatikan.
PENGARUH PENYAKIT PERIODONTAL TERHADAP DIABETES MELITUS
Sintesa dan sekresi sitokin yang berasal dari interaksi !5 dengan 7!5 dapat diperhebat oleh sintesa dan sekresi sitokin akibat infeksi yang berasal dari periodontitis, begitu juga sebaliknya. +al ini menunjukkan bah#a hubungan periodontitis dengan dia betes mellitus berlangsung dalam dua arah. Dengan demikian penyakit periodontal yang berupa inflamasi kronis dapat memperparah
status penderita diabetes mellitus sehingga menjurus ke arah komplikasi yang lebih berat.2
Peningkatan konsentrasi hemoglobin terglikosilasi diduga disebabkan oleh periodontitis kronis yang parah pada penderita diabetes mellitus. &nfeksi yang berasal dari periodontitis selain meningkatkan produksi sitokin, diduga dapat pula meningkatkan resistensi insulin yang pada akhirnya memperburuk kontrol glikemik penderita diabetes yang juga menderita periodontitis di mulutnya. +al ini diperkuat dengan adanya penelitian berupa penelitian retrospektif terhadap pasien diabetes mellitus tipe 2
menunjukkan bah#a le%el +b!1" signifikan meningkat pada pasien dengan periodontitis yang parah.2
PATOGENESIS DIABETES MELITUS PADA PENYAKIT PERIODONTAL6
'eberapa pakar mengusulkan peruntuk menjelaskan lebih parahnya penyakit periodontal pada pasien diabeti", beberapa pakar mengusulkan peranan beberapa faktor. Pada studi a#al
ditemukan membran basalis kapiler ingi%al yang lebih lebar pada diabetik dibandingkan pada nondiabetik. Perbedaan yang
ditemukan pada membran dasar diabetik meliputi penebalan deposit periendotelial dan perubahan pada lebarnya. Perubahan ini berperan pada perubahan nutrisi dan penyembuhan jaringan. Pada
studi lain mengusulkan kerusakan kemotaksis neutrofil pada diabetik yang dapat membuat pasien t ersebut rentan terhadap infeksi, termasuk infeksi Mikroflora yang dominan pada lesi periodontal pasien diabetik tipe 2. 8erjadinya kerentanan penderita
diabetes melitus untuk menderita penyakit periodontal dapat dijelaskan pada berbagai mekanisme, yang meliputi
1. Perubahan %askular. 8erjadi penebalan membran basalis dari dinding %askular sehingga akan mengurangi migrasi leukosit, difusi oksigen dan eliminasi sampah meta bolit yang bertambah intensitasnya sesuai dengan kontrol metabolik dan durasi yang lama dari penyakit diabetesnya sendiri.
2. Perubahan mikroflora terjadi karena pada penderita diabetik, pada daerah sulkus gingi%anya akan ter"ipta lingkungan yang baik
untuk berkembangbiaknya berbagai mikroba.
$. Disfungsi neutrofil, melalui terjadinya depresi kemotaksis maupun fagositosis dalam repons imun.
*. 8erjadinya perubahan metabolisme kolagen gingi%a, yaitu melalui berkurangnya sintesis kolagen, berkurangnya
perkembangan dan proliferasi sel, berkurangnya produksi matriks tulang, bertambahnya kolagenase gingi%a dan terjadinya gradasi kolagen yang baru terbentuk.
. enetik, diduga penyakit periodontal berhubungan dengan +!, terutama D7$ dan D7* melalui me kanisme molekul molekul sel sel antigen pada darah tepi mungkin memberi sinyal bertambahnya kerentanan terhadap periodontitis.
8erdapat hubungan antara diabetes melitus dengan penyakit periodontal. +al ini diperkuat dengan adanya fakta bah#a diabetes
melitus dapat mengakibatkan meningkatnya karies, memperberat gingi%itis, maupun penyakit periodontal, sebaliknya infeksi gigi dan jaringan sekitarnya dapat mempengaruhi stabilitas kadar gula darah.
Penyakit diabetes melitus bila tidak dikontrol dengan baik, maka akan menimbulkan kerusakan pada tubuh se"ara umum maupun dalam rongga mulut. 'era#al dari system ketahanan tubuh yang menurun, penyakit diabetes mellitus menyebabkan terurainya serat kolagen, pendukung utama jaringan periodontal. erusakan kolagen berdampak pada goyahnya gigi karena kehilangan hubungan dengan prosesus al%eolaris. ?leh karena itu diabetes melitus perlu di#aspadai oleh dokter gigi sejak a#al, bahkan sebelum memberikan pelayanan kepada pasien.
Sebagai akibat dari adanya hubungan antara diabetes melitus dengan penyakit periodontal, peranan serta keterlibatan dokter gigi dalam menangani pasien diabetes melitus perlu ditingkatkan. Selain itu, dokter gigi juga dituntut untuk meningkatkan
profesionalitas dengan lebih aktif memposisikan diri sebagai mitra dokter umum atau dokter spesialis dala m penanganan pasien diabetes mellitus.
DAFTAR PUSTAKA
1. aban S. Pengembangan Model Pengendalian ejadian Penyakit Diabetes Melitus 8ipe 2 Di ota Sibolga 8ahun 2AA. 8esis. Medan Per"etakan @S@. 2AA C
2. Daliemunthe S+. +ubungan 8imbal 'alik !ntara Periodontitis dengan Diabetes Melitus. Dentika Dent : 2AA$E C(2) 12A2
$. Kernino !7. 5tiologi Penyakit Periodontal. Dalam ed. !maliya, :u#ono . Silabus Periodonti. :akarta Penerbit 'uku edokteran 53, 2AA* 1$
*. Setya#an +. Penyakit Periodontal Pada Penderita Diabetes Melitus. 2A Mei 2AAC.
http&''yureyco.wordpress.com'#**'*+'#*'penyakit- periodontal-pada-penderita' T. (2 September 2A1A)
. !gtini MD. 5pidemiologi dan 5tiologi Penyakit Periodontal. http&''www.kalbe.co.id'files'cdk'files',/pidemiologidan/tiolog iPenyakit.pdf',/pidemiologidan/tiologiPenyakit.html0. (2 September 2A1A)
-. +enny M5. +ubungan Diabetes Melitus dengan Periodontitis. http&''www.scribd.com'doc'1#+211'epulis0. (2 September 2A1A)
4. Prapti#i. Diabetes Melitus dan erusakan :aringan Periodontal. : PD& 2AA-E -($) 1*C
Hubungan Pr!"#"nt!t!s #an D!abts M$!tus
'!' & P5D!+@@! %&% Latar b$a'ang
elainan pada gigi dapat disebabkan pleh karies dan penyakit periodontal yang dalam proses infeksinya terjadi karena lingkungan bakteri rongga mulut. !danya kondisi tersebut tidak diherankan jika ditemukan infeksi gigi piogenik, dmana penyebab utama infeksi adalah bakteri penghasil nanah dalam rongga mulut.1,2
Penyakit periodontal sering melibatkan sejumlah penyebab dan gejalagejala yang kompleks. penelitian juga
menyebutkan adanya hubungan antara diabetes Melitus dengan penyakit periodontal (Periodontitis).1,2
Penderita DM menunjukan resiko yang lebih tinggi untuk mengalami periodontitis. +al ini mungkin disebabkan oleh karena adanya perubahan pada pembuluh darah, gangguan fungsi neutrofil, sintesis kolagen, fa"torfaktor mikrobiotik, dan predisposisi geneti".2
omplikasi kesehatan rongga mulut yang dilaporkan berhubungan dengan DM adalah kehilangan gigi, gingi%itis, periodontitis, dan kelainan patologis jaringan lunak rongga mulut. eluhan pada rongga mulut dapat timbul pada penderita DM yang belum terdeteksi, pasien DM yang belum terkontrol, atau pasien DM dengan pera#atan yang tidak adekuat. Pre%alensi dan keparahan komplikasi medis dan kesehatan rongga mulut tergantung pada tipe DM.1,$
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit dengan karakteristik perubahan toleransi glukosa dan gangguan metabolisme lemak dan karbohidrat. Pada penderita DM ditemukan penurunan fungsi PM, yang dapat menyebabkan penurunan resistensi host terhadap infeksi.2,$
Pasien DM memiliki laju kehilangan gigi dan penyakit periodontal yang lebih tinggi daripada non diabetes dan lamanya menderita diabetes juga memperbesar kerusakan jaringan periodontal. Pasien Dm yang "ontrol metabolismenya tapi kesehatan atau kebersihan mulutnya baik, hanya mengalami kerusakan periodontal yang minimal.$
'!' && P5M'!+!S!
Peridontitis yaitu hilangnya pelekatan ligament periodontal dan tulang pendukung gigi yang sering kali disertai
dengan inflamasi pada jaringan ginggi%a. Periodontitis umumnya disebabkan oleh plak, yaitu lapisantipis biofilm yang mengandung bakteri, dan sisa makanan. apisan ini melekat pada permukaan
gigi dan ber#arna putih atau putih kekuningan. Plak yang menyebabkan gingi%itis dan periodontitis adalah plak yang tepat berada diatas garis gusi. 'akteri dan produknya dapat menyebar keba#ah gusi sehingga terjadi proses peradangan dan terjadilah periodontitis.1,2,$
8anda klinik dari penyakit periodontitis diantaranya
a. &nflamasi ginggi%a
a. Poket gusi
a . 7e se si ginggi %a
a . Mobi li tas gi gi
a. halitosis
Periodontitis dapat disebabkan oleh berbagai fa"tor. 8etapi se"ara umum fa"tor penyebab periodontitis dbagi dalam dua golongan, yaitu faktor lo"al dan fa"tor siste mik. /a"tor lo"al yang menyebabkan periodontitis diantaranya fa"tor disekitar gigi atau jaringan penyangga gigi yang dapat mem berikan rangsangan
se"ara langsung pada jaringan penyangga gigi, termasuk
didalamnya plak gigi dan bakteri, traumatik oklusi, kalkulus, dan titik kontak gigi. Dapat juga disebabkan oleh bernafas dengan mulut, kelainan lidah, trauma gigi dan iritasi kronis.1,$,*
Pada fa"tor sistemik dilihat dari daya tahan jaringan terhadap serangan dari luar, tetapi dilain pihak fa"tor sistemik dapat menurunkan daya tahan jaringan, antara lain diabetes, penyakit paratiroid, dan nutrisi tidak seimbang.2,
Pada kasus diatas dapat kita lihat terdapat penyakit periodontitis didukung oleh fa"tor sistemik diabetes mellitus.
eadaan periodontal yang sehat ataupun yang sakit te rgantung dari infeksi diantara bakteri dan respon rongga mulut.1
MEKANISME DAN PATHOGENESIS PERIODONTITIS DAN DIABETES MELITUS
DM manifestasi oralnya yaitu abses periodontal. DM berpengaruh aktif pada proses kerusakan jaringan di rongga mulut.
Pada penderita DM pasti ada faktor iritasi lokal, dimana DM sebagai faktor predisposisi dan plak sebagai fa ktor lokal periodontitis. DM dapat memper"epat kerusakan jaringan periodontal dengan agen mikrobial, perubahan %askuler pada penderita DM mengenai perubahan pembuluh darah besar dan
ke"il ( angiopati ) jaringan periodontal mengalami kekurangan suplai darah dan ?2 kerusakan jaringan.
ekurangan A2 bakteri anaerop tumbuh dengan "epat adanya
infeksi anaerop yang menyebabkan pertahanan ja ringan menurun hipoksia jaringan, dimana bakteri anaerop yang ada pada plak subginggi%a berkembang jadi patogen sehingga terjadi infeksi jaringan periodontal. Pada penderita DM ginggi%anya turun
sehingga gigi penderita DM tampak keluar dari soket, disebut juga food impaction (makanan masuk ke poket sehingga menjadi bau).1,2,$
PEMERIKSAAN PENUN(ANG UNTUK PENYAKIT PERIODONTITIS DAN DIABETES MELITUS
@ntuk mendiagnosa apakah seseorang menderita penyakit periodontitis yang diikuti oleh penyakit diabetes mellitus, maka
dapat dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang diantaranya Q)r'us! pukulan "epat pada gigi dengan mengetuk pada permukaan
gigi
Q )a$)as! dengan perabaan, menekan gigi dan gusi yang sakit serta jaringan sekitar untuk mengetahui jaringan sekitar.
Q )*r!'saan *"b!$!tas g!g! untuk menentukan gigi terikat kuat dengan tulang al%eolar atau tidak.
Q *!'r"b!"$"g! menentukan bakteri yang menyebabkan penyakit. Q )ngu'uran '#a$a*an )"'t untuk diagnosis periodontal dan
interpretasi dari inflamasi ginggi%a dan pembengkakan.
QP*r!'saan #ara+ untuk diagnosa kadar gula darah (deteksi DM), diantaranya 88?, darah puasa, post prandial, dan darah se#aktu QP*r!'saan ur!n untuk diagnosa kadar gula dalam urine guna
melihat apakah seseorang menderita DM atau tidak, termasuk didalamnya test benedi"t, test rothera, test fehling dan kertas "elup.$,*,
PROSEDUR PEMERIKSAAN, TRANSPORTASI KLINIK DAN IDENTIFIKASI PEMERIKSAAN PENUN(ANG @ntuk kasus periodontitis dengan diagnosa DM, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium, diantaranya
1. mikrobiologi
ultur, langkahlangkahnya
Q ambil spesimen dari bagian yang sakit dengan ose
Q masukkan dalam tabung reaksi yg berisi medium "air, "entrifuge agar homogen dan diamkan 2 jam pada suhu $4 derajat "el"ius. Q ambik kapas lidi steril dan masukkan dalam tabung reaksi,
kemudian inokulasikan kepermukaan medium M+! se"ara merata. Q letakkan disk anti mikroba menggunakan pingset streril di atas
permukaan media yang telah terinokulasi, kerjakan se"ara aseptif dalam sa%ety "abinet dalam api bunsen.
@ntuk interpretasinya dapat dilihat dengan daerah inhibisi diukur dengan jangka sorong atau penggaris. Dapat dinyatakan Q Sensitif
Q +ampir resisten ( intermediet) Q resisten
1. Patologi klinik
pengambilan darah %ena, langkah kerjanya
Q sterilkan bagian lengan dengan alkohol 4A =, lengan atas di bendung dengan karet dan tangan dalam posisi hiperekstensi dan di
kepal
Q arahkan jarum dengan sudut $A* derajat, setelah sampai diba#ah kulit arahkan jarum kebagian %ena.
Q hisap se"ara perlahan , lepaskan bendungan pada lengan atas sebelum mengeluarkan jarum suntik.
Q tutup bekas suntikan dengan kapas.
2. 88? ( 85S 8?57!S& @?S! ?7! ), "ara kerjanya yaitu
U tiga hari sebelum pemeriksaan pasien makan seperti biasa U kegiatan jasmani "ukup
U pasien puasa selama 1A12 jam U periksa kadar glukosa darah puasa
U berikan glukosa 4 gram yang dilarutkan dalam air 2A ml, lalu minum dalam menit
U periksa kadar gula darah saat V,1,2 jam setelah diberi glukosa U saat pemeriksaan pasien harus istirahat dan tidak boleh merokok
@ntuk interpretasinya dapat dilihat pada table diba#ah ini
1. Pemeriksaan @rin
a. tes benedi"t, langkah kerja E
Q Masukkan 12 ml urin spesimen dalam tabung reaksi Q masukkan 1 ml regensia benedi"t kedalam urin tersebut lalu
diko"ok
Q panaskan selama kurang lebih 2$ menit Q Perhatikan jika ada perubahan #arna
&nterpretasi
W A ber#arna biru. adar glukosa A,2 gramdl W X1 #arna hijau. adar glukosa A,2 A, gramdl W X2 #arna orange. adar glukosa A,1 gramdl W X$ #arna orange tua. adar glukosa 12 gramdl
W X* #arna merah bata atau merah pekat. adar glukosa T2 gramdl b. tes rothera
U masukkan ml urin kedalam tabung reaksi
U masukkan 1 gram reagensia rothera dak ko"ok hingga larut U pegang tabung dalam keadaan miring
U Masukkan 12 ml amonium hidroksida se"ara perlahan melalui dinding tabung
U diamkan tabung dalam keadaan berdiri tegak selama $ menit, ba"a hasilnya.
@ntuk interpretasinya jika ada #arna ungu kemerahan diantara kedua lapisan "airan menandakan adanya 6at keton.*,
-ARA PENGIRIMAN SPESIMEN
@ntuk pengambilan spe"imen perlu diperhatikan beberapa hal QSebaiknya spesimen klinik untuk pemeriksaan mikrobiologi dikirim
ke lab sesegera mungkin, kurang dari 1 j am.
Qalau diantisipasi akan ada keterlambatan maka gunakan medium transfer.
QDilengkapi dengan diagnosa klinis dan label serta surat permohonan pemeriksaan.
Selain pemeriksaan penunjang, dapat juga dilakukan pemeriksaan objektif dan subjektif dari "irri"iri yang terdapat
dalam kasus tersebut.Pemeriksaan objektif merupakan
pemeriksaan yang bisa di lihat dan diamati se"ara langsung serta dapat diukur dengan parameterparameter tertentu, diantaranya*,
U demam
U lemas U Pipi bengkak U halitosis U Mobiliti
pemeriksaan subjektif merupakan pemeriksaan yang tidak dapat di amati se"ara langsung sehingga keterangan harus diperoleh dari keterangan pasien. Meliputi
U palpasi pada pipi U gatalgatal U uka sulit sembuh U poliuria
PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI
!mo0i"illin, pada kasus mengalami resistensi, dimana terjadi kemungkinan, bakteri dapat mendegradasi en6im ' laktamase, bakteri dapat merubah permeabilitas nya terhadap obat, perubahan
tempat kerja obat pada mikroba, inaktif obat oleh mikroba, mikroba membentuk jalan pintas menghindari tahap yang dihambat oleh antimikroba. emungkinan terapi antibiotik lain yang bisa digunakan
QMetformin, digunakan untuk mengobati DM dengan menjaga daya tahan tubuh.
QDoksisiklin Q5ritromisin Q'rompekstrum
@ntuk peresepan obat hendaklah dokter mempertimbangkan obat yang sesuai dengan keperluan klinik, dosis yang sesuai dengan kebutuhan pasien, memperhatikan jangka #aktu pemberian obat, dan biaya yang relati%e dapat dijangkau oleh pasien.*
KESIMPULAN
Pada kasus diatas dapat disimpulkan bah#a pasien menderita periodontitis yang disertai dengan komplikasi DM, dimana terlihat
dari etiologi dan gejala yang ditunjukan oleh pasien. Pemeriksaan penunjang dan diagnosis dilakukan dengan tujuan agar kita dapat
mengetahui diagnose pasti dari penyakit yang diderita oleh pasien, dan menentukan terapi serta pengobatan apa yang sesuai dengan penyakit yang diderita pasien.
@ntuk peresepan dan pengobatan pasien, seorang dokter hendaklah memperhatikan "riteria yang rasional dan sesuai dengan peraturan yang berlaku, mengutamakan kesehatan dan keselamatan pasien.
D!/8!7 P@S8!!
1. Panjaitan M. 5tiologi aries igi dan Penyakit Periodontal. Medan @ni%ersitas Sumatra @tara, 1<< $**A.
2. 5rfina &. Pera#atan Periodontitis yang Disertai 8rauma arena ?klusi. :urnal of dent resear"h 2AA*<(2) 11A*.
$. Prati#i 7. Diabetes Melitus dan Penyakit Periodontal. :urnal of dent resear"h 2AA* <(2) 124$A.
Resesi Gingiva 2.1.2.1 Pengertian Resesi ,i(,i.a adala& keadaa( atau ko(disi 'a,i(al ,i(,i.a *a(, lebi& ke apikal dai +E/ da( biasa(*a disetai de(,a( tebuka(*a pe'ukaa( aka ,i,i0 Resesi ,i(,i.a dapat dite'uka( di ,i,i i(di.idu pada se'ua kelo'pok usia0 Pe.ale(si# luas# da( kepaa&a((*a 'e(i(,kat de(,a( beta'ba&(*a usia0%1#%" Resesi ,i(,i.a dapat diala'i ole& pe(deita de(,a( sta(da kebesi&a( o(,,a 'ulut *a(, ti(,,i 'aupu( e(da&0 Kebeadaa((*a sei(, da( 2ustu dite'uka( pada sub2ek de(,a( kebesi&a( 'ulut *a(, baik0 Pada i(di.idu *a(, beusia kua(, dai 3$ ta&u(# a2i( 'e(2a,a kebesi&a( 'ulut# seta se4aa uti( 'e'eiksaka( kese&ata( ,i,i da( 'ulut(*a# esesi ,i(,i.a 'eupaka( lesi peiodo(tal
teba(*ak0%5#!$ Resesi ,i(,i.a dapat besi6at lokal 'aupu( 'e(*eluu&# te,a(tu(, dai 6akto
pe(*ebab(*a0 Resesi ,i(,i.a diuku de(,a(
bepedo'a( pada posisi tepi ,i(,i.a0%3#%7 2.1.2.2 Klasifkasi Klasi8kasi esesi ,i(,i.a bedasaka( keadaa( 'a,i(al ,i(,i.a te&adap +E/ da( mucogingival junction 'e(uut Mille0
elas &
7esesi pada marginal gingi%a yang belum meluas ke mucogingival junction. Pada kelas ini belum terjadi kehilangan tulang atau jaringan lunak di daerah interdental. 7esesi ini dapat berukuran
ke"il atau besar.
Ga*bar .&/& 7esesi ingi%a elas & Miller
(Sumber http###.youdentist."omimgldent14C.jpg diakses pada tanggal $ :uni 2A1*)
2. elas &&
7esesi pada marginal gingi%a meluas ke mucogingival junction, tetapi belum terjadi kehilangan tulang atau jaringan lunak di daerah interdental. 7esesi ini dapat berukuran ke"il atau besar.
Ga*bar .&0& 7esesi ingi%a elas && Miller
9Su'be: &ttp:;;)))0*ou<de(tist04o';i',;lde(t< %1"02p, diakses pada ta(,,al = /u(i !$%3>
$. elas &&&
7esesi pada marginal gingi%a meluas ke mucogingival junction disertai dengan kehilangan tulang dan jaringan lunak di daerah interdental atau terdapat malposisi gigi yang ringan.
Ga*bar .&6& 7esesi ingi%a elas &&& Miller
(Sumber http###.youdentist."omimgldent14C.jpg diakses pada tanggal $ :uni 2A1*)
*. elas &K
7esesi pada marginal gingi%a meluas ke mucogingival junction disertai dengan kehilangan tulang dan jaringan lunak yang parah di daerah interdental atau terdapat malposisi gigi yang parah.
Ga*bar .&1& 7esesi ingi%a elas &K Miller
9Su'be: &ttp:;;)))0*ou<de(tist04o';i',;lde(t< %1"02p, diakses pada ta(,,al = /u(i !$%3>