LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN STRUKTUR ATAS GEDUNG
APARTEMENT CASA DE PARCO BSDCITY
TANGERANG SELATAN
Diajukan sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Program Studi Teknik Sipil – Fakultas Sains Dan Teknologi
Institut Sains Dan Teknologi Al-Kamal Jakarta
DISUSUN OLEH : Peri Yanto
201131052
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL KAMAL
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
JAKARTA
BAB IV
TEKNIS PELAKSAAN PEKERJAAN
4.1 Pendahuluan
Pada pelaksanaan pekerjaan proyek pembangunan apartemen Casa de Parco ini, mulai dengan melakukan mobilitas, pembersihan lahan, survey lapangan dan pembuatan fasilitas sementara lapangan. Dalam bab ini tidak di bahas lebih jauh dari pekerjaan-pekerjaan di atas, namun secara khusus membahas tentang pelaksanaan pekerjaan sub struktur atas Proyek Apatemen Casa de Parco.
Proyek Pembanguna Apartemen Casa de Parco ini dimulai beberapa tahap. Pada tahap pertama, dibangun 2 tower yaitu Tower C dan D serta satu Rukan. Pembanguna tahap pertama tersebut dimulai sejak bulan Agustus 2015,
pembangunan Tower C dan D sudah mencapai lantai 9. Pekerjaan struktur yang diamati pada praktik lapanagan ini adalah tahap pelaksanaan pekerjaan kolom, balok dan plat lantai 9 pada Towe D Apartemen Casa de Parco.
4.2 Pekerjaan Struktur Atas
Struktur bangunan terdiri dari struktur bawah dan atas. Struktur bawah pada bangunan merupakan bagian dari struktur yang berfungsi menerima beban dari struktur atas bangunan yang akan diteruskan kedalam tanah. Sedangkan struktur atas merupakan bagian sturktur yang berfungsi menerima kombinasi pembebanan, beban mati, beban hidup, berat sendiri struktur, dan beban lainnya yang telah di perhitungkan sehingga dapat menjamin keamanan dan kenyamanan pengguna gedung. Selain itu struktur, bangunan harus mampu mewujudkan perancangan arsitektur bangunan (Wibowo, 2011).
Pekerjaan struktur atas melibatkan beberapa kegiatan, antara lain adalah pekerjaaan pengukuran, pembesian,, bekisting, pengeccoran, pembongkaran bekisting, dan perawatan beton yang dilakukan pada elemen-elemen struktur atas seperti kolom, shear wall dan corelift, ok dan pelat lantai. untuk struktur atas lihat
Gambar 4.1 Struktur Atas Bangunan Tower D Apartemen Casa de Parco Pekerjaan struktur atas merupakan pekerjaan struktur pada elemen-elemen struktur yang berada di atas permukaan tanah. Pada umumnya gedung bertingkat memiliki beberapa bentuk struktur atas yaitu podium dan tower. Pekerjaan struktur atas merupakan pekerjaan yang sebagian besar adalah pekerjaan berulang atau
typical. Oleh karena itu, pada pekerjaan struktur atas hal yang perlu di perhatikan
adalah pola pergerakan pekerjaan termasuk materialnya.
Bahan konstruksi yang umumnya digunakan pada konstruksi struktur atas adalah beton bertulang. Bagian utama struktur atas bangunan adalah kolom, balok, pelat dan atap. Sedangkan elemen struktur yang dikaji pada praktik lapangan ini adalah tahapan pelaksanaan pekerjaan, kolom, balok dan pelat, mulai dari pekerjaan bekisting, pembesian hingga pengecoran.
4.2.1 Pekerjaan Kolom
Tabel 4.1 Detail Kolom tipe 513
Pekerjaan kolom dalam proyek ini secara keseluruhan sama, meskipun dimensi dan jumlah tulangan pada kolom berbeda-beda. Kolom merupakan komponen struktur bangunan yang tugas utamanya adalah menyangga beban aksial tekan vertical namun pada umumnya kolom juga berfungsi untuk menahan momen lentur. Kolom menempati posisi yang sangat penting dalam struktur bangunan, kegagalan dalam pembuatan suatu kolom akan mengakibatkan keruntuhan komponen struktur bangunan, kegagalan dalam pembuatan suatu kolom akan mengakibatkan keruntuhan komponen struktur yang lain. Maka dalam merencanakan struktur kolom harus memperhitungkan secara cermat dengan memberikan cadangan kekuatan lebih tinggi atau safety factor dari pada komponen struktur yang lain.
Gambar 4.2 Urutan Pekerjaan Kolom 4.2.1.1 Spesifikasi
Pada proyek pembangunan Apartement Casa de Parco di pakai beberapa profil kolom dengan dimensi yang berbeda-beda dan penggunaan tulangan yang juga berbeda menurut kebutuhan dan perhitungan beban. Mutu beton yang di gunakan adalah untuk kolom adalah fc’ = 40 Mpa. Dengan mutu baja tulangan fy
=400 Mpa. Diameter baja yang digunakan sebagai tulangan kolom antara lain D25
dan D22 dengan diameter sengkang yaitu D10. Terdapat beberapa tipe kolom yang ada pada lantai 9-16 Tower D yang dapat dilihat pada table 4.2.
Penentuan As Kolom + Marking
Pabrikasi Bekisting Kolom
Pemasangan Tulangan Kolom
Decking
Pemasangan Sepatu Kolom
Instalasi Pipa Elektrikal
Instalasi Bekisting yang telah diberi Oil Form Pemberian Beton Eksisting dengan
Calbond
Pengecoran Kolom
Pembongkaran Bekisting Kolom
Pabrikasi Tulangan Kolom
Tabel 4.2 Spesifikasi Jenis Kolom
Tipe Dimensi Jumlah
K 413 400 x 1300 14
K 513 500 x 1300 8
KL 413 400 x 1300 2
KT 413 400 x 1300 1
4.2.1.2 Peralatan dan Material Pekerjaan Kolom
Peralatan dibutuhkan untuk menunjang kelancaran kegiatan proyek pembangunan Apartement Casa de Parco. Dalam proyek ini bahan dan material yang digunakan untuk proses pekerjaaan kolom antara lain, yaitu :
4.2.1.2.1 Material Utama
a. Baja Tulangan
Gambar 4.3 Baja Tulangan
Baja tulangan dengan kualitas yang baik pada umumnya mempunyai kondisi fisik berwarna abu-abu dan tidak berkarat. Kualitas baja diuji dengan melakukan percobaan tarik (stress train) menggunakan beberapa sampel. Baja tulangan digunakan untuk pembesian balok.
b. Kawat Pengikat (Bendrat)
Gambar 4.4 Kawat Pengikat (Bendrat)
Fungsi dari kawat pengikat adalah agar besi rakitan kolom tidak berubah bentuk pada saat di cor.
c. Beton Decking
Gambar 4.5 Beton Decking
Beton decking adalah beton atau spesi yang di bentuk sesuai dengan ukuran selimut beton yang di inginkan. Biasanya berbentuk kotak-kotak atau silinder. Pada pembuatannya, beton decking diisikan kawat bendrat pada bagian tengah yang nantinya dipakai sebagai pengikat pada tulangan.
d. Bekisting knock down
Gambar 4.6 Bekisting Knock down
Bekisting knock down merupakan bekisting yang terbuat dari plat baja dan besi hollow. Untuk 1 unit bekisting knock down ini memang biayanya jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan bekisting kayu, namun bekisting ini lebih awet dan tahan lama, sehingga dapat dipergunakan seterusnya sampai pekerjaan selesai. Jadi jika ditotal sampai selesai pelaksanaan, bekisting knock down ini jauh lebih murah.
e. Tang Besi
Tang sebagai pengikat pemasangan kawat seperti bendrat. Tang juga merupakan alat yang digunakan untuk mencengkram atau memegang komponen yang akan dibuka dengan cara diputar bagiannya.
f. Palu
Gambar 4.8 Palu
Palu merupakan alat yang digunakan untuk membuka paku pada
bekisting atau untuk memukul benda dari bahan logam yang keras dibantu dengan alat perantara.
4.2.1.2.2 Alat Ukur
a. Theodolit
Alat ini digunakan untuk pekerjaan pengukuran, diantaranya untuk menentukan garis As (Marking). Penggunaan Theodolite dilengkapi dengan target rod yang berguna sebagai skala pembaca.
b. Meteran
Gambar 4.10 Meteran
Alat ini hamper digunakan hamper oleh struktur pekerja di lapangan, fungsinya mulai dari mengukur ketinggian perancah, mengukur dimensi kayu untuk bekisting, hingga cek vertical.
4.2.1.2.3 Alat Utama
a. Bar Bender
Alat ini digunakan untuk membengkokan besi tulangan guna mendapatkan bentuk pembesian yang sesuai dengan rencana. Besi tulangan dapat dibengkokan 45º ataupun 90º sesuai denga kebutuhan.
b. Bar Cutter
Gambar 4.12 Bar Cutter
Alat ini digunakan untuk memotog tulangan, alat pemotong tulangan yang digunakan adalah alat pemotong tulangan otomatis untuk memotong tulangan berdiameter besar.
c. Concrete Vibrator
Alat ini digunakan untuk proses pemadatan beton pada saat pengecoran. Concrete Vibrator ini digunakan untuk memadatkan beton
ready mix yang baru dituang ke bekisting sehingga tidak terdapat rongga
udara.
d. Concrete mixer truck
Gambar 4.14 Concrete Mixer Truck
Truck ini berfungsi sebagai alat pengangkut beton dan mengaduk beton Ready Mix dari tempat pembuatan ke lokasi proyek.
e. Tower Crane
Tower crane adalah suatu alat bantu yang berfungsi sebagai alat
mobilisasi vertical-horizontal material atau peralatan pada proyek.
f. Concrete Bucket
Gambar 4.16 Bucket
Concrete bucket adalah tempat pengangkutan beton dari truck
mixer concrete sampai tempat pengecoran. Setelah dilakukan pengetesan slump dan telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan, maka beton dari truck mixer concrete dituangkan kedalam concrete bucket, kemudian pengkutan dilakukan dengan bantuan tower crane. 4.2.1.3 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Kolom
4.2.1.3.1 Pelaksanaan Pembesian
Pembesian merupakan bagian dari suatu struktur dalam bangunan, yang berfungsi menahan gaya tarik akibat beban pada beton. Pekerjaan pembesian adalah pekerjaan perakitan besi tulangan untuk mendukung kekuatan pada beton bangunan yang disesuaikan dengan shop drawing.
a. Proses Pabrikasi Besi
Gambar 4.17 Pabrikasi besi
Proses fabrikasi adalah merupakan tahap pekerjaan pembesian yang pertama kali, dan merupakan proses perakitan tulangan disuatu tempat yang telah ditentukan yang meliputi proses pemotongan, pembengkokan dan penyambungan.
b. Pemasangan Tulangan
Dalam pelaksanaan pekerjaan pembesian pada proyek Pembangunan Apartement Casa de Parco, besi-besi tulangan yang telah datang dilokasi proyek, diletakan dilokasi penyimpanan yang telah ditentukan sebagai lokasi fabrikasi besi. Transfortasi besi ke tempat yang diinginkan baik secara vertical maupun horizontal dapat dipermudah dengan bantuan tower crane yang telah tersedia dilokasi proyek.
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan pembesian harus tetap mengacu pada instruksi yang diberikan, diantaranya membuat dan melaksanakan pekerjaan pembesian harus sesuai dengan daftar pemotongan dan pembengkokan besi tulangan yang tidak boleh menyimpang dari gambar kerja yang sesuai dengan bar banding schedule.
4.2.1.3.2 Penentuan As Kolom (Marking As)
Titik-titik as kolom diproleh dari hasil pekerjaan tim survey yang melakukan pengukuran dan pematokan. Penentuan as kolom dilakukan dengan menggunakan alat theodolite. Posisi as kolom arah vertical ditentukan berdasarkan as kolom pada lantai sebelumnya. Proses pemindahan titik as (axis) kolom lantai bawah ke lantai atas berikutnya dengan pembuatan lubang-lubang pada pelat lantai. Lubang-lubang tersebut nantinya ditutup kembali setelah pemindahan as kolom selesai.
Posisi as kolom harus sentris kedudukannya terhadap as pada lantai sebelumnya, untuk itu juga dilakukan juga pengecekan dengan menggunakan benang dan unting-unting. Dengan bantuan titik-titik acuan bangunan yang sentris disetiap lantainya, maka dapat ditentukan letak as kolom dan kemudian dibuat as-as yang lain dengan mengikuti jarak yang telah disyaratkan dalam perencanaan awal. Lihat gambar 4.18.
(a) (b) Gambar 4.19 Pemberian Marking 4.2.1.3.3 Pemasangan Tulangan Kolom
Tulangan yang telah dibuat dan disimpan sementara di Gudang terbuka diangkat dengan menggunakan bantuan alat tower crane untuk kemudian ditempatkan pada posisi penyambungan antar kolom. Instalasi kolom harus dilakukan dengan benar sehingga tidak terjadi pergeseran posisi kolom yang kemudian akan menyebabkan terjadinya eksentrisitas pada kolom.
Pekerjaan penulangan kolom sesusai dengan tanda yang telah dibuat pada saat penentuan titik kolom. Pada ujung kolom atas terdapat angkur sepanjang 80 cm dengan diameter 16 mm untuk rencana kedepan apabila ada perluasan pembangunan.pemasangan tulangan kolom pada setiap lantai dilakukan dengan cara penyambungan tulangan pokok pada stek-stek yang telah disediakan.
Langkah-langkah penulangan kolom :
1. Pasang tulangan pokok secara bersamaan pada sambungan kolom atau stek kolom.
2. Setelah itu pasang tulangan sengkang disekeliling tulangan pokok yang belum terpasang dengan spasi sesuai gambar rencana.
3. Didalam pemasangan harus mengikuti aturan gambar struktur yang telah direncanakan.
4. Untuk mendapatkan selimut beton dipasang beton decking.
(a) (b) Gambar 4.20 Penulangan kolom 4.2.1.3.4 Pemasangan Sepatu Kolom
Sepatu kolom adalah sebuah alat bantu yang dibuat pada bawah tulangan kolom yang berhubungan dengan pondasi yang sudah di cor. Sepatu kolom pada pembangunan Apartement Casa de Parco ini terbuat dari profil baja siku L 30,30,3 yang di las ke sengkang kolom.
Adapun fungsi sepatu kolom ini adalah sebagai pengaku posisi tulangan kolom agar tidak berubah posisi pada saat proses pengecoran dan juga berfungsi sebagai penahan bekisting bagian bawah agar posisi bekisting tidak berubah dan ukuran kolom menjadi benar.
(a) (b) Gambar 4.21 Pemasangan Sepatu Kolom 4.2.1.3.5 Pekerjaan Bekesting Kolom
Pemasangan bekisting kolom berbeda dengan bekisting pelat lantai dari balok, bekisting kolom di pasang setelah penulangan. Maka dalam perakitan bekisting harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :
• Bekisting harus kuat dan kaku untuk mendukung beban yang bekerja dari tekanan vibrator selama pengecoran berlangsung sehingga dapat menjamin kedudukan konstruksi tidak bergeser/miring. • Bekisting harus dibuat dengan ukuran dan bentuk yang sesuai
dengan gambar rencana.
• Permukaan bekisting harus rapat dan rata, serta dapat mencegah merembesnya air semen sehingga factor air semen tidak berkurang. • Sebaiknya permukaan bekisting di olesi minyak pelicin agar mencegah melekatnya beton pada bekisting, sehingga dapat mudah dilepas.
Untuk itu pemasangan bekisting harus benar-benar kuat menerima beban yang terjadi, dan selama pengecoran tidak terjadi kebocoran. Kebocoran dari bekisting dapat mengakibatkan hasil pengecoran menjadi keropos, hal ini karena
campuran beton dalam keadaan kental tersebut keluar melalui celah bekisting yang bocor.
Pemasangan bekisting harus memperhatikan posisi yang tegak lurus sehingga menghasilkan kolom yang tegak lurus terhadap sumbunya, bekisting yang tidak tegak lurus akan menghasilkan kolom yang tidak lurus. Untuk itu bekisting kolom harus di setel tegak lurusnya dengan benar dan teliti. Pemasangan bekisting kolom menggunakan bekisting peri, karena dengan cara tersebut pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisen.
(a) (b) Gambar 4.22 Pekerjaan Bekisting Kolom 4.2.1.3.6 Pekerjaan Pengecoran Kolom
Pekerjaan pengecoran kolom di lakukan setelah pemasangan bekisting kolom selesai di lakukan menurut rencana, dan mendapatkan ijin pengecoran dari konsultan pengawas. Pengecoran di lakukan menggunakan beton ready mix dilakukan secara bertahap dan setiap tahapannya di padatkan dengan alat penggetar (vibrator) yang di maksudkan untuk menghilangkan rongga udara sehingga kolom mendapatkan kepadatan maksimum tanpa keropos dan juga agar adukan beton dapat mengisi bagian-bagian yang susah seperti celah antar tulangan.
Beton yang digunakan untuk pengecoran kolom adalah beton dengan mutu beton fc’ 40 MPa dan fy 400 MPa..
Langkah-langkah pengecoran kolom :
1. Siapkan semua peralatan pendukung pengecoran
2. Pengecoran di lakukan menggunakan coran beton yang siap dipakai. 3. Coran dan truk pengaduk campuran beton di tuangkan kedalam concrete
pump, selanjutnya di pompa ke areal atau ke lokasi pengecoran.
4. Setelah posisi pioa dari concrete pump tepat pada posisi pengecoran, maka sedikit demi sedikit coran dimasukan kedalam bekisting sampai akhirnya terisi penuh.
5. Untuk mengatasi agar coran tidak keropos maka perlu di lakukan pemadatan dengan menggunakan alat vibrator.
6. Setelah pengecoran selesai maka pengecoran beralir ke kolom yang lain.
Gambar 4.23 Pekerjaan Pengecoran Kolom 4.2.1.3.7 Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Kolom
Bekisting kolom boleh di bongkar apabila bagian dan struktur telah mencapai kekuatan yang cukup kuat untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan selama pembangunan. Pembongkaran bekisting untuk kolom di lakukan setelah mendapat persetujuan dari konsultan pengawas.
Untuk menentukan saat pembongkaran bekisting tidak di lakukan pengujian terlebih dahulu, biasanya bekisting kolom harus di bongkar setelah
berumur 3 minggu. Pada proses pembongkaran bekisting kolom harus di lakukan dengan hati-hati agar mencegah timbulnya retak-retak, pengelupasan atau cacat lainnya pada beton.
(a) (b)
Gambar 4.24 Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Kolom 4.2.1.3.8 Perawatan Beton Kolom
Pada saat pembongkaran bekisting selesai, maka langsung dilakukan perawatan betong (curring), yaitu dengan menggunakan curring compound, caranya yaitu dengan membasahi permukaan kolom dengan menggunakan roll secara merata (naik turun). Pada proyek ini proses roll dilakukan sebaanyak 4 kali. Tujuan utaama dari perawatan beton ialah untuk menghindari :
1. Kehilangan zat cair yang banyak pada proses awal pengerasan beton yang akan mempengaruhi proses pengikatan awal beton.
2. Penguapan air dari beton pada saat pengerasan beton pada hari pertama. 3. Perbedaan temperatur dalam beton, yang mengakibatkan retak-retak pada
beton. Permasalahan pada waktu pelaksanaan pekerjaan disebabkan empat hal pokok yaitu, Keterbatasan pengawasan, kelalaian pekerjaan, urutan pekerjaan yang kurang tepat, dan adanya kesulitan dalam mengaplikasikan gambar rencana.
4.2.2 Pekerjaan Balok Dan Pelat Lantai
Balok merupakan elemen struktur yang berfungsi menstranmisikan beban dari pelat menuju kolom. Balok juga berfungsi membagi-bagi pelat menjadi segmen-segmen dan sebagai pengikat kolom yang satu dengan yang lainnya sehingga di proleh struktur yang kaku dan kokoh (Wibowo, 2011). Urutan pekerjaan pelaksanaan balok dapat dilihat pada gambar 4.25 berikut.
Gambar 4.25 Urutan Pekerjaan Balok dan Plat Lantai
Balok umumnya ada dua tipe, yaitu balok T dan balok L. Bekisting dari balok sendiri akan menerima gaya vertical dan horizontal dari berat beton, gaya angin, beban konstruksi dan beban kejut. Lihat detail balok T Tabel 4.3 dibawah ini.
Penentuan As Balok dan Plat
Pabrikasi Scaffolding Pabrikasi Pembesian
Pabrikasi Bekisting Balok
Oil Form dioleskan pada permukaan Playwood Balok
Pemasangan tulangan Balok + Decking
Penyatuan Bekisting Balok dengan Precast
Instalasi Pipa
Pengercoran Balok dan Plat Pemberian Batas Pengecoran
Tabel 4.3 Detail Balok tipe 35
Pelat lantai merupakan komponen struktur yang memikul pembebanan yang ada di atasnya baik beban hidup, beban mati maupun beban lainya. Kemudian beban di salurkan ke balok untuk selanjutnya disalurkan ke kolom.
4.2.2.1 Spesifikasi
Pada proyek pembangunan Apartement Casa de Parco di pakai beberapa profil balok dengan dimensi yang berbeda-beda dan penggunaan tulangan yang juga berbeda menurut kebutuhan dan perhitungan beban. Mutu beton yang di gunakan adalah untuk balok adalah fc’ = 35 Mpa. Dengan mutu baja tulangan fy
=400 Mpa. Diameter baja yang digunakan sebagai tulangan balok antara lain D16,
D19, D22, dengan diameter sengkang yaitu D10. Terdapat beberapa tipe balok yang ada pada lantai 9-16 Tower D yang dapat dilihat pada table 4.4.
Tabel 4.4 Spesifikasi Jenis Balok
Tipe Dimensi Jumlah
B 175 x 300 175 x 300 2 B 23 200 x 300 17 B 24 200 x 400 5 B 35 300 x 500 17 B 36 300 x 600 16 B 37 300 x 700 9 B 46 400 x 600 2 B 47 400 x 700 13 B 66 600 x 600 1
4.2.2.2 Material Dan Peralatan Balok
Dalam hal ini sama seperti kolom peralatan di butuhkan untuk menunjang kelancaran kegiatan proyek pembangunan Apartement Casa de Parco. Peralatan yang di perlukan antara lain adalah peralatan konstruksi, baik alat-alat berat maupun peralatan lainnya. Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan pada proyek pembangunan Apartement Casa de Parco adalah sebagai berikut :
4.2.2.2.1 Material Utama
a. Bekisting Plywood Phenol Film
Bekisting merupakan cetakan beton lengkap dengan konstruksi pendukung yang memungkinkan pengecoran beton sampai mengeras.
Bekisting untuk pekerjaan balok menggunakan Bekisting Plywood phenol film. Bekisting dirakit dengan menggunakan paku kayu, baut atau yang lainnya dengan ukuran yang sesuai.
Gambar 4.26 Plywood pheno film (t=18 mm)
b. Kawat Pengikat (Bendrat)
Fungsi dari kawat pengikat adalah agar besi rakitan kolom tidak berubah bentuk pada saat di cor.
c. Baja Tulangan
Baja tulangan dengan kualitas yang baik pada umumnya mempunyai kondisi fisik berwarna abu-abu dan tidak berkarat. Kualiatas baj di uji dengan melakukan percobaan tarik (stress train) menggunakan beberapa sampel. Baja tulangan di gunakan untuk pembesian balok.
Gambar 4.28 Baja Tulangan d. Ready Mix
Beton ready mix merupakan beton siap pakai yang dibuat dan diolah sesuai mutu pesanan untuk keperluan pengecoran. Penggunaan beton ready mix memudahkan pelaksanaan dilapangan karena kontraktor tidak perlu menyediakan pekerja dan menyimpan bahan dan material di lapangan.
4.2.2.2.2 Material Bantu
a. Beton Decking
Beton decking adalah beton atau spesi yang dibentuk sesuai dengan ukuran selimut beton yang di inginkan. Biasanya berbentuk kotak-kotak atau slinder. Pada pembuatannya, beton decking di isikan kawat bendrat pada bagian tengah yang nantinya di pakai sebagai pengikat pada tulangan. Beton decking dapat di lihat pada Gambar 3.19.
Gambar 4.29 Beton Decking
b. Cakar ayam
Cakar ayam merupakan besi ikatan yang pemasangannya dimaksudkan untuk menjaga jarak antara tulangan atas dan tulangan bawah tetap sama. Cakar ayam dapat di lihat pada Gambar 3.20.
Gambar 4.30 Ikatan cakar ayam 4.2.2.2.3 Alat Utama
a. Bar bender
Alat ini di gunakan untuk membengkokan besi tulangan guna mendapatkan bentuk pembesian yang sesuai dengan rencana. Besi tulangan dapat dibengkokan 45º ataupun 90º sesuai dengan kebutuhan. Bar bender dapat di lihat pada Gambar 4.28
Gambar 4.31 Bar bender
b. Bar Cutter
Alat ini dugunakan untuk memotong tulangan, alat pemotong tulangan yang digunakan adalah alat pemotong tulangan otomatis untuk memotong tulangan berdiameter besar. Bar cutter yang digunakan oleh proyek ini dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.32 Bar Cutter
c. Concrete Vibrator
Alat ini digunakan untuk proses pemadatan beton pada saat pengecoran.
Concrete Vibrator ini digunakan untuk memadatkan beton ready mix yang
baru dituang ke bekisting sehingga tidak terdapat rongga udara. Concrete
Gambar 4.33 Concrete Vibrator
d. Scaffolding
Scaffolding adalah rangka-rangka besi yang disusun sedemikian rupa
hingga menjadi satu kesatuan yang dapat memikul beban beton bertulang.
Gambar 4.34 Scaffolding
Scaffolding adalah rangka batang dari besi yang terdiri dari beberapa bagian yang
Tabel 4.5 Bagian-bagian scaffolding
No
Nama Bagian Gambar keterangan
1
Jack Base Befungsi sebagai tumpuan atau kaki dari rangkaian. Yang terletak paling bawah.
2
Tiang Vertikal Merupakan rangka utama scaffolding.
3
Tiang Horizontal
Berfungsi untuk mengikat dua tiang vertical.
4
Balok girder Sebagai penyangga hollow yang dipasang tegak lurus. 5
Hollow bagian yang menahan kayu bekisting dan dipasang sejajar dengan balok
6
U-head jack Digunakan sebagai ujung ladder frame berfungsi untuk
menopang balok kayu dan dapat di atur ketinggiannya. 7
Main Frame
Merupakan rangka utama pada rangkaian. Main frame mempunyai beberapa ukuran, yang paling umum digunakan memliki lebar 1.22 m. dengan
3 ukuran tinggi yaitu, 1,5 m ; 1,7 m dan 1,9 m.
8 Join Pin
Berfungsi sebagai sambungan
untuk menghubungkan atau menyambung frame
9
Cross bracing Dipasang menyilang yang digunakan untuk menyambung antar main frame dan berfungsi untuk memperkokoh berdirinya rangkain.
10
Cat Walk Berfungsi sebagai tempat pijakan/pekerja dan juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat meletakan perkakas.
11
Ladder Berfungsi sebagai sarana untuk naik turun pekerja pada
perancah.
e. Concrete Pum Truck
Concrete pump truck adalah truck yang di lengkapi dengan pompa dan
lengan (boom) untuk memompa campuran beton ready mix ke tempat-tempat yang sulit di jangkau. Untuk pengecoran lantai yang lebih tinggi dari panjang lengan concrete pump truck dapat dilakukan dengan cara disambung dengan pipa secara vertical sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan, pipa dan lengan ini dapat dipasang kombinasi vertical dan horizontal atau miring. Gambar 4.31.
Gambar 4.35 Concrete pump truck
f. Portable Concrete Pump
Portable concrete pump atau pompa kodok memiliki fungsi yang sama
seperti concrete pump truck. Alat ini di gunakan ketika tempat yang akan dicor tidak dapat di jangkau oleh concrete pump truck. Beton siap pakai disalurkan melalui pipa-pipa saluran yang terbuat dari besi yang dirangkai.
Portable Concrete Pump dapat dapat dilihat pada gambar 4.32
Gambar 4.36 Portable Concrete Pump
g. Tower crane
Tower crane adalah suatu alat bantu yang berfungsi sebagai alat
mobilisasi vertical-horizontal material atau peralatan pada proyek. Tower
crane memiliki kapasitas ketinggian dan beban maksimum yang dapat
digunakan adalah jenis statis artinya crane berdiri pada suatu tempat tertentu dan tidak dapat berpindah-pindah. Tower crane dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4.37 Tower crane
h. Kompresor
Kompresor merupakan alat yang digunakan pada tahap sebelum pengecoran. Sebelum pengecoran, bekisting harus dipastikan bebas dari debu dan kotoran-kotoran yang menempel pada bekisting, maka untuk membersihkan kotoran tersebut dibutuhkan alat yaitu kompresor yang mengeluarkan angina sehingga mendorong kotoran dan debu.
4.2.2.2.4 Alat Ukur
a. Theodolit
Alat ini digunakan untuk pekerjaan pengukuran, diantaranya untuk menentukan garais As (marking), kedataran posisi balok dan plat (cek horizontal). Penggunaan theodolite dilengkapi dengan target rod yang berguna sebagai skala pembaca. Theodolite dapat dilihat pada gambar 4.26.
Gambar 4.39 Theodolite
b. Meteran
Alat ini digunakan hampir seluruh pekerja di lapangan, fungsinya mulai dari mengukur ketinggian perancah, mengukur dimensi kayyu untuk bekisting, hingga cek vertical untuk kolom. Meteran dapat dilihat pada Gambar 4.27.
4.2.2.2.5 Alat Bantu
a. Tang Besi
Gambar 4.41 Tang Besi
Tang sebagai pengikat pemasangan kawat seperti bendrat. Tang juga merupakan alat yang digunakan untuk mencengkram atau memegang komponen yang akan dibuka dengan cara diputar bagiannya.
b. Palu
Palu merupakan alat yang digunakan untuk membuka paku pada bekisting atau untuk memukul benda dari bahan logam yang keras dibantu dengan alat perantara.
Gambar 4.42 Palu
c. Gergaji
Pada proyek ini gergaji adalah alat yang digunakan untuk memotong kayu pada pembuatan bekisting. Gergaji dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4.43 Gergaji
4.2.2.3 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Balok
Pekerjaan balok dilaksanakan setelah pekerjaan kolom selesai. Pada umumnya balok dan pelat beton di cor secara bersamaan, dimana antara balok dan pelat menyatu secara monolit, sehingga ada bagian pelat yang bekerja bersamaan dengan memikul beban. Balok seperti ini disebut sebagai balok T. Pekerjaan balok meliputi beberapa kegiatan antara lain penentuan as balok (marking), pemasangan bekisting balok, pemasangan tulangan, pengecoran balok, pembongkaran bekisting balok, serta perawatan balok. Pekerjaan balok dilaksanakan melalui beberapa tahapan.
4.2.2.3.1 Penentuan As Balok (Marking As)
Marking adalah penandaan sebagai acuan dasar untuk posisi bekisting balok
yang sesuai dengan gambar shop drawing. Pada pemasangan bekisting balok, acuan yang digunakan untuk marking adalah kolom. Marking dilakukan dengan memberi tanda elevasi pada dua kolom yang sudah berdiri sesuai dengan ukuran balok, lalu dipasang benang sebagai acuan ketinggian. Setelah itu dipasang perancah dengan ketinggian yang di atur sesuai acuan sehingga bekisting terpasang tetap dan sesuai posisinya.
Gambar 4.44 Tahapan marking As 4.2.2.3.2 Pemasangan Scaffolding
Sebelum pekerjaan perakitan bekisting dilaksanakan, terlebih dahulu dipasang scaffolding yang digunakan sebagai penopang bekisting. Berikut tahapan pelaksanaan pemasangan scaffolding :
1. Pembbuatan marking sebagai acuan bekisting dasar.
2. Pemasangan scaffolding di awali dengan pemasangan base jack yang berfungsi sebagai kaki scaffolding yang dapat diatur ketinggiannya sesuai dengan rencana.
3. Setelah base jack di pasang, langkah berikutnya adalah memasang
main frame yang merupakan begian utama pada scaffolding.
4. Pasang U-head jack dan diatur sesuai dengan rencana. 5. Pasang beodeman dan besi hollow.
(a) (b) Gambar 4.45 Tahapan Pemasangan Scaffolding 4.2.2.3.3 Pemasangan Bekisting Balok
Bekisting adalah cetakan beton yang biasanya terbuat dari kayu dan berfungsi untuk membuat beton bertulang agar mempunyai bentuk dan ukuran yang dikehendaki sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan Struktur (RKS) yang ditetapkan oleh PT. Stadin selaku perencana bahan yang di gunakan untuk bekisting herus terbuat dari kayu dengan jenis meranti atau setaraf dengan tebal multipleks, besi hollow sebagai rangka bekisting.Acuan harus tepat ukuran agar diperoleh ukuran beton sesuai dengan yang di rencanakan, a. Acuan harus cukup kaku, kuat, rapat, dan tidak melendut sehingga tidak
berubah bentuk selama pengecoran dan pelaksanaan,
b. Acuan harus rata, sehingga tidak ada bagian yang menjadi menonjol atau menggelembung,
c. Bekisting mudah dibongkar tanpa menimbulkan kerusakan ada beton,serta perlu dipikirkan pemakaian berulang-ulang.
Pada pekerjaan bekisting balok, bekisting dibuat di lantai kerja dengan menggunakan papan dan kayu.
(a) (b) Gambar 4.46 Tahapan pemasangan bekisting Balok 4.2.2.3.4 Penulangan Balok
Pada proyek pembangunan Apartement Casa de Parco pemasangan tulang balok dilakukan pada tempat kerja, sedangkan fabrikasi pembesian tidak dilakukan di area kerja. Setelah diketahui kebutuhan jumlah besi tulangan yang diperlukan, maka dapat dilakukan pemotongan besi sesuai prosedur dan kebutuhan bahan. Semua besi beton yang digunakan pada proyek ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Baru, bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak/karat dan tidak cacat (retak-retak, mengelupas, luka, dan sebagainya).
b. Berdasarkan jenis baja dengan mutu sesuai denga shop drawing dan bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan SNI 03-2847-2002.
c. Mempunyai penampang yang sama rata.
d. Harus tulangan ulir, kecuali baja polos diperkena mnkan untuk tulangan spiral atau tendon.
e. Pada prinsipnya, besi beton tidak boleh direkuk saat di angkut ke lapangan, kecuali untuk diameter lebih kecil dari 13 mm.
Sebelum besi digunakan untuk tulangan, PT. CBM harus mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan di pakai, sesuai dengan petunjuk-petunjuk
dari Direksi/MK. Sample diambil dan di uji dibawah kesaksian Direksi/MK berjumlah minimum 3 batang untuk tiap-tiap diameter dan panjangnya ±100 cm. Pengujian mutu besi beton harus dilakukan di laboratorium Uji Mekanik Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2KTS), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Setelah besi tulangan sudah memenuhi kriteria sesuai dengan perencanaan kekuatannya, lalu dilakukan proses fabrikasi.
Baja tulangan beton harus dibengkok atau di bentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada shop drawing. Baja tulangan dipesan dengan ukuran panjang standar. Untuk keperluan tulangan yang pendek, diperlukan adanya pemotongan terhadap tulangan yang ada. Untuk itu diperlukan suatu alat potong tulangan, yaitu bar cuuter. Alat pemotong tulangan yang digunakan dalam proyek ini di operasikan secara manual menggunakan tenaga manusia. Menurut tenaga pergerakannya di bagi menjadi dua jenis, yaitu bar bender manual dan bar bender mesin. Bar bender yang digunakan pada proyek ini adalah jenis mesin. Bar bender ini digunakan untuk besi tulangan dengan diameter cukup besar. Penggunaan bar bender otomatis akan mempermudah dalam pekerjaan ini.
Gambar 4.47 Proses Fabrikasi Besi
Setelah fabrikasi tulangan pembesian dilakukan lalu besi-besi tersebut diangkut ke lantai kerja menggunakan Tower crane . Selanjutnya dilakukan pemasangan tulangan balok di tempat pengerjaan. Adapun tahapan dalam penulangan balok adalah sebagai berikut :
a. Memasang penyangga kayu penggantung besi balok.
b. Memasang besi utama dan sengkang balok sesuai jumlah, jarak dan diameter pada shop drawing.
c. Pembesian dirakit dengan mengganjal besi diatas kayu penyangga sehingga lebih mudah dalam pelaksanaan perakitan.
d. Memasang beton decking pada bagian bawah rakitan besi balok agar tulangan bawah memiliki jarak terhadap bekisting untuk selimut beton. e. Memasang conduit dan sparing secara lengkap dan rapi.
f. Bekisting dalam balok dibersihkan menggunakan compressor
(a) (b)
Gambar 4.48 Proses pekerjaan pembesian 4.2.2.3.5 Pengecoran Balok
Sebelum dilaksanakan kegiatan pengecoran hal yang pertama dilakukan adalah persiapan yang meliputi :
1. Pemeriksaan kesiapan pelaksanaan pekerjaan yaitu pengecekan tulangan dan bekisting apakah telah sesuai dengan perencanaan.
2. Pembersihan area pengecoran dari debu, kotoran, atau sampah dengan menggunakan compressor.
Pada kegiatan pengecoran, beton yang akan digunakan terlebih dahulu dilakukan trial untuk melakukan pencocokan jumlah material yang digunakan pada acuan rencana kerja struktur dengan pabrik beton. Adapun nilai slump harus memenuhi ketentuan pada RKS yaitu sebesar 13±2 cm untuk balok dan plat. Proses pengujian slump harus dibawah kesaksian langsung direksi/MK dan dicatat secara tertulis. Selama pelaksanaan PT. CBM harus selalu membuat benda-benda uji berupa slinder beton dengan dimensi 15 x 30 dan memenuhi syarat yang disebut dalam SNI 03-2847-2002. Sampel beton yang dibuat sebanyak 4 buah, pertama untuk pengujian kuat tekan beton hari ke-7, kedua untuk hari ke- 14, ketiga untuk hari ke- 28, dan terakhir untuk cadangan.
(a) (b)
Gambar 4.49 (a) Pembuatan Benda Uji (b) Pengukuran nilai slump Proses trial yang dapat dillihat pada Gambar 4.49 (a) dan Gambar 4. (b) dilakukan di pabrik beton ready mix, trial beton yang digunakan untuk pengecoran balok adalah beton dengan mutu fc’35. Setelah proses trial ini dilakukan, maka selanjutnya membuat benda 4 buah benda uji untuk dilakukan uji tekan pada hari ke- 7, 14, 28 dan satu untuk cadangan. Di targetkan hasil pengujian beton sampai hari ke 28 harus mencapai 35 MPa. Pengujian kuat tekan beton dilakukan menggunakan Universal Testing Machine (UTM) di laboratorium independen. Kecepatan pembebanan umumnya dilakukan antara 2 kg/cm²-4 kg/cm². Contoh hasil pengujian kuat tekan untuk balok atau plat dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Contoh hasil uji kuat tekan beton plat dengan fc’35 Sample Beton Tanggal pemberbuatan Tanggal pengujian Umur (Hari) Hasil Test (MPa) Kuat Tekan (%) Plat Lt. 7 Z2 Tower D 23-06-2015 07-07-15 14 33,95 97% Plat Lt. 7 Z2 Tower D 23-06-15 07-07-15 14 33,39 95,4% Plat Lt. 7 Z2 Tower D 23-06-15 07-07-15 14 34,52 95,77%
Pekerjaan pengecoran balok proyek pembangunan Apartement Casa de Parco dilakukan dengan menggunakan bantuan 2 alat, concrete pump dan portable
concrete pump. Tower yang di amati pada praktik lapangan ini adalah Tower D
yang memiliki 24 lantai. Pada tower ini alat concrete pump digunakan hanya sampai lantai 10, karena alat tersebut tidak menjangkau untuk memompa beton ke lantai lebih tinggi. Maka, alat portable concrete pump yang memiliki tenaga dan jangkauan lebih besar dibandingkan concrete pump dipilih untuk mendorong beton
ready mix ke lantai yang lebih tinggi. Adapun langkah-langkah kegiatan
pengecoran pada Tower D proyek Apartement Casa de Parco sebagai berikut : 1. Sebelum dilakukan pengecoran, alat yang digunakan yaitu concrete
pump/portable concrete pump terlebih dahulu disiapkan dan dibersihkan
dari sisa-sisa adukan yang menempel agar mempermudah pelaksanaan pengecoran.
2. Jika pengecoran akan di lakukan didaerah sambungan dengan beton yang telah mengeras, terlebih dahulu dilakukan penyiraman calbond sebelum pengecoran, agar pertemuan antara beton lama dengan beton baru dapat merekat dengan baik.
3. Beton dari truck mixer dituangkan ke dalam concrete pump, dan dialirkan melalui pipa-pipa tremi.
4. Pipa ditopang tulangan penyangga agar tinggi jatuh beton sesuai dengan yang diisyaratkan yaitu 50 cm sehingga tidak terjadi segregasi beton yang dapat mempengaruhi kualitas beton.
5. Pada saat pengecoran, beton dituangkan dan diratakan kesetiap sisi dengan menggunakan penggaruk.
6. Proses pengecoran dilakukan secara terus menerus selapis demi selapis sambil dipadatkan dengan concrete vibrator. Hal ini dimaksudkan agar didapat beton yang monolit dan padat. Setelah itu adukan diratakan sesuai dengan elevasi yang telah di ukur.
(a) (b)
Gambar 4.48 Pekerjaan Pengecoran Balok dan Plat Lantai
Terdapat 2 jenis beton yang di gunakan untuk pengecoran pada proyek pembangunan Apartement Casa de Parco, yaitu beton normal dan beton kedap air. Contohnya balkon.
4.2.2.3.6 Pembongkaran Bekisting Balok
Pembongkaran bekisting dilakukan setelah kekuatan beton dianggap dapat menerima beban di atasnya yaitu setelah hasil kuat tekan minimum telah mencapai 75% dari kuat tekan rencana, yaitu setelah umur beton mencapai minimal 14 hari. Pada saat umur beton belum mencapai 28 hari atau umur beton telah sesuai dengan rencana mutu beton flat plate hanya akan ditopang oleh scaffolding.
Gambar 4.49 Pembongkaran Bekisting Balok
4.2.2.3.7 Perawatan Beton (curing)
Perawatan beton merupakan suatu pekerjaan menjaga permukaan beton agar segar selalu lembab, sejak adukan beton dipadatkan sampai beton dianggap cukup keras. Kelembaban permukaan beton itu harus dijaga untuk menjamin proses hidrasi semen (reaksi semen dan pasir) berlangsung dengan sempurna. Kelembaban permukaan tadi juga menambah beton lebih tahan cuaca, dan lebih kedap air (Tjokrodimuljo, 1997). Bila hal itu tidak dilakukan, beton menjadi kurang kuat dan juga timbul retak-retak. Berdasarkan semua RKS semua permukaan beton harus dijaga tetap basah terus menerus selama 14 hari, untuk lantai dan balok proses
curing dilakukan dengan cara menutupi dengan karung basah, menyemprotkan air
DAFTAR PUSTAKA
1. Ass, Juanita Indriaty.2014. Kajian Peranan Pengelola Proyek dalam Menyelenggarakan Proyek pada Tahap Pelaksanaan. Jurnal Sipil Statik. 2(2): 94-106
2. Soeharto Imam. 1995. Manajemen Proyek, cetakan Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta.
3. Nuraisyiah, Siti.2012. Organisasi Proyek Kontruksi. Bandung: Pendidikan Teknik Sipil, Universitas Pendidikan Indonesia.
4. Tjokrodimuljo, Kardiyono. 1997. Teknologi Beton Kolom, Balok dan Pelat Lantai pada Proyek Pembangunan Armada Town Square Magelang [Internet].
5. http://maygunrifanto.blogspot.co.id/search?q=metode+kerja+kolom+pada
+bangunan
6. http://maryadimn.blogspot.co.id/?view=magazine.