• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentang Alam Vulkanik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bentang Alam Vulkanik"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

BENTANG ALAM VULKANIK

OLEH:

MUHAMMAD DANU DIRJA

SENDIANT ANGGA DARMAWAN

LABORATORIUM GEOMORFOLOGI DAN GEOLOGI FOTO

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

▸ Baca selengkapnya: klasifikasi bentang alam van zuidam

(2)

Pre Test (10menit)

1. Tulis nama dan nim! (10 point)

2. Tulis nama lengkap asisten acara bentang

alam vulkanik! (10 point)

3. Jelaskan tipe-tipe gunungapi menurut Escher

(1952)! (40 point)

(3)

Bentang Alam Vulkanik adalah bentang alam yang proses

pembentuannya dikontrol oleh proses vulkanisme, yaitu proses keluarnya magma dari dalam perut bumi. Gunung api biasa terbentuk di sekitar zona penunjaman.

(4)

Pergerakan antar lempeng menimbulkan Empat

Busur Gunung Api Yang Berbeda

 Pemekaran kerak samudera, lempeng bergerak saling menjauh

sehingga memberikan kesempatan magma bergerak ke

permukaan, kemudian membentuk busur gunungapi tengah samudera.

 Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di

bawah kerak benua. Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan batuan dan lelehan batuan ini bergerak ke permukaan melalui rekahan kemudian membentuk busur gunungapi di tepi benua.

 Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga

menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan

tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuan atau magma sehingga membentuk busur gunungapi tengah benua atau banjir lava sepanjang rekahan.

 Penipisan kerak benua akibat pergerakan lempeng memberikan

kesempatan bagi magma menerobos ke dasar samudera,

terobosan magma ini merupakan banjir lava yang membentuk deretan gunungapi perisai.

(5)

Berdasarkan proses terjadinya, vulkanisme dibagi tiga: 1. Vulkanisme Letusan

• Magma bersifat asam dan kental • Banyak mengandung gas

• Memiliki ledakan yang kuat dan cenderung merusak • Menghasilkan material piroklastik

• Menghasilkan gunungapi yang tinggi dan terjal 2. Vulkanisme Lelehan

• Magma bersifat basa dan encer • Sedikit gas

• Memiliki ledakan yang lemah

• Menghasilkan gunungapi yang rendah dan berbentuk perisai 3. Vulkanisme Campuran

• Magma intermediet yang agak kental • Kandungan gasnya sedang

(6)

Vulkanisme Campuran Vulkanisme Lelehan Vulkanisme Letusan

(7)

Lava adalah magma yang keluar ke permukaan bumi. Jenis lava dalam hubungannya dengan erupsi lelehan dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:

1. Lava tipe “AA”

• Bersifat skoriaan dan runcing

2. Lava tipe “pa hoe hoe” • Bersifat halus

(8)

Faktor yang mempengaruhi bentuk Gunung

Api dan proses vulkanisme antara lain:

1. Sifat magma (komposisi, kekentalan)

• Viskositas magma dikontrol oleh suhu, semakin panas suhunya maka viskositas semakin kecil.

• Magma yang panas mempunyai viskositas yang rendah, sehingga dapat mengalir lebih cepat.

• Lava basaltic : 1.100˚ C

• Lava Granitic : 650˚ -700˚ C

2. Tekanan (berhubungan dengan jumlah kandungan gas)

• Semakin tinggi kandungan gas, akan menimbulkan tekanan yang lebih besar sehingga dihasilkan erupsi yang lebih dahsyat.

3. Kedalaman dapur magma

(9)

Tipe-tipe gunung api

menurut Escher (1952)

Dilihat dari:

• Sifat lava yang

dikeluarkan

• Jenis tekanan

• Kedalaman dapur

(10)
(11)

Pada perkembangannya, pengembangan fasies gunungapi dilakukan oleh Vessel dan Davies (1981) serta Bogie

dan Mackenzie (1998) menjadi 4 kelompok, antara lain central/Vent facies, proximal facies, medial facies dan distal

(12)

1. Zona Central

• Zona dimana pusat erupsi terjadi

• Terdapat aktivitas vulkanisme yang tinggi • Zona yang sangat berbahaya

• Terdapat gas beracun dan sulfur yang pekat dan menyengat • Saat erupsi, zona inilah yang menjadi sangat hancur

2. Zona Proksimal

• Zona di bawah central

• Zona dengan lapisan soil yang tipis dan terdapat material piroklastik yang agak terorientasi

• Daerah yang subur

• Daerah tangkapan hujan yang baik yang kemudian dialirkan kezona-zona dibawahnya

• Saat erupsi, zona ini sangat berbahaya 3. Zona Medial

• Tersusun atas lahar dan tuff • Daerah yang subur

• Daerah tangkapan air yang baik, berasal dari hujan maupun lanjutan dari zona proksimal

• Zona ini masih berbahaya karena ketika erupsi masih bisa terkena terjangan lahar

(13)

4. Zona Distal

• Memiliki kelerengan landai

• Menjadi daerah tangkapan air hasil dari zona medial dan proksimal

• Litologi penyusunnya kebanyakan

konglomerat, lahar, batupasir dan tuff

• Daerah ini masih cukup subur dengan adanya jatuhan piroklastik yang sampai ke daerah ini • Saat erupsi daerah ini cukup aman, namun

(14)
(15)

Dike : Tubuh Intrusi yang memotong suatu

perlapisan

Batholith : Tubuh intrusi batuan beku yang

sangat besar bersifat diskordan

Laccolith : Intrusi yang menerobos suatu tubuh

batuan secara konkordan diantara dua

lapisan batuan.

Lopolith : Kebalikan dari laccolith, tubuh

batuan yang cembung kebawah.

Sill

: Kebalikan dari dike, tubuh intrusi yang

menerobos sejajar dengan kedudukan

perlapisan

Stock : hampir sama dengan batholith,

(16)

Macam – Macam Bentang Alam

Vulkanik

Kubah Vulkanik

:

berbentuk cembung ke atas, dibedakan

menjadi 3 berdasarkan asal kejadiannya,

 Kerucut Semburan dan Kerucut Perisai,

terbentuk oleh

erupsi lava yang encer.

 Kerucut Parasit (Parasitic Cone),

terbentuk oleh erupsi

pada lereng gunungapi yang lebih besar.

 Kerucut Sinder (Cinder Cone),

terbentuk oleh letusan

kecil pada kaki gunungapi.

(17)

Kerucut

semburan

(18)

Kubah Lava

Berbentuk kubah membulat yang terbentuk

oleh magma yang sangat kental.

(19)

Dataran Vulkanik

:

dicirikan oleh topografi yang datar

dengan beda tinggi tidak menyolok.

Dataran kaki vulkan

Plato basalt

(20)

Vulkan Semu

:

morfologi mirip kerucut gunungapi, berupa

bukit-bukit kecil disekitar kaki gunung api, dapat pula

terbentuk oleh erosi lanjut terhadap suatu vulkan yang

telah lama tidak menunjukkan aktivitasnya (mati/dorman),

(21)

Depresi Vulkanik

:

bagian vulkan yang secara umum

berupa cekungan, berdasarkan material pengisinya

dibedakan menjadi 3 :

 Danau Vulkanik,

depresi vulkanik yang terisi oleh air

sehingga membentuk danau.

 Kawah,

depresi vulkanik terbentuk oleh letusan dengan

diameter maksimum 1,5 km, dan tidak terisi oleh apapun

selain material hasil letusan.

 Kaldera,

depresi vulkanik terbentuknya belum tentu oleh

letusan tetapi didahului oleh amblesan pada kompleks

vulkan, dengan diameter > 1,5 km. Pada kaldera sering

muncul gunung api baru.

(22)

Kaldera

Kawah

(23)

Kawah

(24)

Stadia Gunung Api Berdasar Asal Terbentuknya

dan Tingkat Erosionalnya (Lobeck, 1939)

(25)

Stadia Muda

Tipe Eksplosif

Ditandai adanya kerucut cinder, pertumbuhan gunung api muda pada kaldera, hingga spine.

Tipe Efusif

Ditandai adanya lava dome, dataran lava hingga aliran lava basaltic

(26)
(27)

Tipe Eksplosif

Ditandai adanya paracitic cone, proses erosi yang meningkat

sehingga merubah bentuk semula.

Tipe Efusif

Ditandai adanya lava plateau, ekpos batholith, pengarus erosi oleh aliran lava atau pun gelombang membentuk dinding-dinding tajam di sekitar lava plateau

(28)
(29)

Tipe Eksplosif

Ditandai adanya volcanic neck. Dinding seperti dike yang muncul ke permukaan.

Tipe Efusif

Ditandai adanya volcanic stack dan submarine bank

(30)

Dampak positif

Panas bumi, sebagai tempat wisata, daerah

pertanian yang subur, recharge air tanah, bahan

galian

Dampak negatif

Bahaya primer

: Aliran lava, bom gunung api,

pasir lapili, awan pijar, abu gunung api, gas

beracun, gempa, gerakan tanah.

Bahaya sekunder

: lahar, gerakan tanah

(31)

Ciri – cirinya :

Pola konturnya radier

Pola penyalurannya berupa radial

Bentang Alam Vulkanik dalam

Peta Topografi

(32)

Peta Topografi

Gunung Merapi

dan G. Merbabu

yang

menunjukkan pola

kontur radier dan

pola penyaluran

radial

(33)

Pola kontur

radier

(34)

Pola penyaluran

radial

(35)

KLASIFIKASI RELIEF

Van Zuidam (1983), mengklasifikasikan relief berdasarkan morfometri dan morfografi sebagai berikut :

(36)

Contoh Landsat / Foto Udara

Bentang Alam Vulkanik

(37)

Cekungan Bandung

(38)
(39)

Post Test

Waktu 5 Menit

Jelaskan Perbedaan Lahar, Lava,

Magma !

Sebutkan beberapa ciri minor untuk

mengidentifikasi bentang alam

Vulkanik!

Anda tahu Gunung Merbabu? Jelaskan

apa yang anda ketahui tentang

gunung tersebut, sesuai dengan konsep

bentang alam vulkanik!

(40)

PRAKTIKUM

:

1.

Deliniasi peta topografi dengan menggunakan kertas

kalkir menjadi beberapa satuan.

2.

Setelah itu warnai satuan – satuan tersebut.

Struktural

= Purple

Volkanik

= Red

Fluvial

= Dark-Blue

Marine

= Green

Karst

= Orange

Eolian

= Yellow

Glasial

= Light Blue

Denudasional

= Brown

(41)

3. Perhitungan Morfometri

Perhitungannya dilakukan per SATUAN.

 Menentukan 5 garis(Sayatan) yang memotong 5 kontur di setiap

SATUAN.

 Perhitungan persentase kelerangan PER sayatan (Garis)

Rumus :

%Lereng = ∆ h / d x 100%

Dimana :

∆ h : Jumlah kontur x Indeks Kontur (IK)

d : Panjang Garis x skala peta (dalam satuan meter) Setelah dapat % Lereng PER garis, maka hitung

Rata-rata Kelerengan % LERENG TOTAL / Jumlah Sayatan

∆h = n kontur x IK IK = 1 x skala peta 2000

(42)

Setelah Persen Lereng Total diketahui maka, tentukan satuan

tersebut termasuk kedalam klasifikasi apa dalam KLASIFIKASI

Van Zuidam. 1946

4. Menentukan Beda Tinggi (

H ) dari Setiap

SATUAN

Beda Tinggi (



H ) = Top Hill – Low Hill

Dengan :

Top hill : Bukit Tertinggi

Low Hill : Bukit Terendah

Setelah diketahui Beda Tingginya dari setiap Satuan maka

tentukan BEDA TINGGInya termasuk kedalam klasifikasi apa

dalam KLASIFIKASI Van Zuidam. 1946

(43)

5. MEMBUAT SAYATAN PROFIL EKSRAGASI.

Buat sayatan A – B sepanjang 30 cm (minimal) dengan

melewati 3 satuan (sangat rapat, rapat dan renggang)

dengan melewati puncak.

Dibuat di MILIMETER BLOK

Skala vertikal 1: 12500

(44)
(45)

FORMAT LAPORAN

Cover Lembar Pengesahan Daftar isi BAB 1 Pendahuluan 1.1 Maksud 1.2 Tujuan

1.3 Waktu Pelaksanaan Pratikum BAB 2 Metodologi

BAB 3 Perhitungan Morfometri BAB 4 Pembahasan

BAB 5 Penutup (Kesimpulan dan Saran) Daftar Pustaka

Lampiran POSTER

Asistensi 2x :

asisten kelompok dan asisten acara.

Batas Asistensi Kelompok HARI

Senin, 2 April 2013

Asistensi Acara

Selasa, 3 April 2013

Acc kelompok : Tugas lab dan Pembahasan

Acc Acara : Laporan plus POSTER Margin : 4 4 3 3

(46)

FORMAT POSTER

Peta

Skala peta

COVER

PETA GEOMORFOLOGI DELINIASI BENTANG ALAM XXX

DAERAH XXX DAN SEKITARNYA

LEGENDA

Nomor Lembar Peta

KOLOM

MORFOLOGI

KOLOM PENGESAHAN Semarang, April 2013 Mengetahui

Asisten acara Praktikan

PROFIL EKSAGRASI

PENAMPANG SAYATAN GEOMORFOLOGI DAERAH xxx

SKALA HORIZONTAL 1 : 25.000 SKALA VERTIKAL 1 : 12.500

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan distribusi spasial daerah yang terkena dampak intrusi air laut di daerah penelitian dapat dibedakan menjadi 3 zona yaitu : (1) Zona

 Permasalahan yang terjadi berkaitan sumber daya airbersih dan air minum antara lain rusaknya daerah tangkapan air hujan, terjadinya erosi dan

Data jumlah curah hujan (CH) rata -rata untuk suatu daerah tang -rata untuk suatu daerah tangkapan air kapan air (catchment area) atau daerah aliran sungai (DAS)   merupakan

tamping waduk melebihi kapasitas volume / debit air yang ada, disebabkan derasnya hujan pada daerah tangkapan hujan (catchment area) sebuah sungai yang dibendung

Danau Buyan merupakan danau tertutup, sehingga sumber airnya hanya berasal dari curah hujan dan limpasan yang berasal dari daerah tangkapan.. Kedua

berfungsinya sistem drainase. 8) Daerah pengaliran adalah daerah tangkapan air yang mengalirkan air ke dalam saluran. 9) Kala ulang adalah selang waktu pengulangan kejadian

Membaca peta untuk menentukan daerah tangkapan hujan (catchment area) adalah daerah yang diperkirakan berpotensi untuk mengalirkan air limpasan menuju suatu

Tulisan ini mencoba mengurai dinamika alam dan sosial ekonomi, baik pada daerah pemasok air banjir (daerah tangkapan air atau daerah aliran sungai) maupun daerah