• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN TIM KREATIF DALAM PENGEMASAN PROGRAM WAYANG 975 DI MOTION RADIO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN TIM KREATIF DALAM PENGEMASAN PROGRAM WAYANG 975 DI MOTION RADIO"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN TIM KREATIF DALAM

PENGEMASAN PROGRAM WAYANG 975

DI MOTION RADIO

Sista Mauli Wulandari

Jurusan Marketing Communication, Fakultas Ekonimi dan Komunikasi, Binus University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480

Telp. 0856 9090 934

Email Penulis : sistamauliwulandari@gmail.com Penulis : Sista Mauli Wulandari Pembimbing : H. Rahmat Edi Irawan, S.Pd, M.Si

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peran tim kreatif dalam pengemasan program Wayang 975 di Motion Radio. Tim kreatif di program ini juga berperan penuh dalam proses produksi sehingga menarik untuk diteliti.

Metode yang digunakan peneliti pada penelitiannya kali ini yaitu menggunakan pendekatan kualitatif dengan sifat penelitian deskriptif dan menggunakan metode wawancara. observasi langsung dan dokumentsi antara peneliti dengan perusahaan dan objek penelitian yang dilakukan yaitu program Wayang 975 dan beberapa anggota tim kreatif dari Wayang 975 yaitu Anton Wahyudi, Arie Apriludy dan Denny Widianto.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa tim kreatif yang juga merangkap sebagai tim produksi berperan sangat besar dalam keseluruhan proses dan pengemasan program Wayang 975 ini. Tim kreatif selalu berusaha menonjolkan kekuatan mereka dan menyadari kekurangan serta mengubahnya menjadi peluang sehingga program ini ditunggu-tunggu oleh pendengarnya.

Pada akhirnya mengenai tim kreatif ini merupakan suatu bagian yang tak terpisahkan dari perusahaan dan menjadikan program ini sejalan dengan nafas dari Motion Radio sendiri.

ABSTRACT

This thesis was done for knowing how much the role of creative team in the coverage of Wayang 975 Program at Motion Radio. It become more interesting because the creative team are also the production team.

Methods that used are descriptive-qualitative research with In-Depth Interview, Observation, and Documentation between me as researcher and the objects including Wayang 975 Program itself and the informants : Anton Wahyudi as Program Director, Arie Apriludy as Scriptwriter, and Denny Widianto as Production.

The result is creative team are fully functioned in a whole production and coverage process. The team are always evaluating and correcting their weaknesess and turning them into their opportunity for reach the listeners.

In the end, the creative team and the program are breathing in the same way with the Motion Radio itself and cannot be separated from it.

(2)

PENDAHULUAN

Radio merupakan salah satu dari media komunikasi penyiaran yang efektif karena dapat menembus berbagai lapisan masyarakat. Radio sering ditempatkan sebagai sahabat yang dapat menemani kegiatan sehari-hari para pendengarnya. Selain itu radio juga berfungsi sebagai alat penghibur, penyampai informasi, dan melaksanakan fungsi pendidikan bagi masyarakat. Menurut Robert McLeish, dari eksperimen tentative pertama, radio telah berkembang menjadi sebuah media komunikasi yang universal. Ini menyebar di seluruh dunia melalui gelombang pendek dan menghubungkan benua antar benua dalam sepersekian detik. Radio pada awalnya digunakan oleh tentara saat perang,para amatir untuk hiburan, mengontrol pesawat udara dan mengarahkan taksi.

Namun seiring berkembangnya teknologi, televisi mulai mengambil alih kekuasaan radio sebagai media massa. Radio-radio yang bertahan harus terus menciptakan sesuatu yang dapat menembus perhatian dari masing-masing target audience-nya salah satunya dengan menciptakan radio play atau yang dulu dikenal sebagai sandiwara radio.

Sandiwara radio merupakan suatu program yang menyajikan secara audio pola pelakonan/dramatisasi para tokoh atau karakternya dalam suatu tema cerita tertentu yang dibawakan dengan gaya naratif, monolog, dialog yang diselingi dengan suara musik, lagu, sera efek suara seperlunya. Sejarah radio mencatat, drama radio berjudul War of the Worlds karya H.G Wells, yang berkisah tentang penyerangan makhluk Mars ke bumi, telah menunjukkan keampuhan siaran radio dalam memenuhi pendengarnya. Faktanya, banyak warga Amerika setelah mendengar drama tersebut, berbondong-bondong pergi meninggalkan kota. Fenomena tersebut juga menunjukkan, dalam istilah Bertolt Brecht, radio adalah the theatre of mind (Triartanto,2010:146)

Radio mempunyai sejarah yang panjang dan berbeda dalam merubah pikiran, kata-kata dan tindakan menjadi gambaran yang memuaskan di dalam pikiran pendengar melalui teknik drama radio. Tujuan dari semua penulisan cerita drama ini adalah untuk membuat ulang ide asli di dalam pikiran pendengar dan ketika hasilnya muncul sejalan dengan imajinasi, terdapat beberapa batasan ukuran, kebenaran, tempat, mood, waktu atau kecepatan perpindahan tempat. Tidak seperti seni visual yang gambaran lokasinya jelas, para pendengar radio harus menyuplai gambaran personal dalam merespons informasi yang diberikan. Jika signpost terlalu sedikit atau salah tanggap, pendengar akan bingung dan hilang arah tidak dapat mengikuti apa yang terjadi (McLeish,2011:1)

Di Indonesia, sandiwara radio pertama kali menjangkiti masyarakat di era 1970-an hingga 1980-an. Mereka rela meluangkan waktu setiap hari untuk mendengarkan kelanjutan dari cerita kesayangannya. Di jaman keemasannya, sandiwara radio banyak didominasi oleh cerita-cerita silat berlatar belakang babad tanah Jawa, diantaranya yang kita ingat adalah Saur Sepuh, Tutur Tinular, Misteri dari Gunung Merapi, Misteri Nini Pelet, Satria Madangkara, Babad Tanah Leluhur, Kaca Benggala serta drama kehidupan bersifat kontemporer berjudul Ibuku Malang Ibuku Tersayang, yang disiarkan sejumlah radio di beberapa kota secara sindikasi dan Catatan Si Boy (AM 666 KHz/102,3 MHz) yang di Jakarta begitu digemari para kawula muda (Triartanto,2010:63)

Radio yang akan diteliti disini merupakan Radio Motion Jakarta. Radio dengan nama perusahaan PT. Radio Safari Bina Budaya, dibentuk pertama kali dengan nama Radio Otomotion pada tahun 2005. Radio ini menempati frekuensi 97,5 MHz. Motion Radio ini memiliki beberapa program yang menarik dan tidak ketinggalan memiliki sebuah radio play yaitu Wayang975 yang mengangkat kisah epic dari Mahabarata, yang berjudul ‘Asal –Muasal Pandawa dan Kurawa’ dibuat dengan tujuan memasyarakatkan budaya dan petuah wayang kepada para pendengar yang disesuaikan kondisi sekarang, seperti memasukkan unsur-unsur atau idiom modern tanpa melupakan esensi cerita aslinya, seperti penggunaan

gadget smart phone, tehnologi terbaru sampai isu go green.

Wayang 975 berisikan warisan budaya berisinilai-nilai hidup dari kitab suci yang memberikan inspirasi bagi berbagai bentuk budaya dan seni, dan dikemas secara eklektik, gabungan cerita asli dan unsur masa kini atau modern, dalam bentuk sandiwara radio yang bernuansa Jawa.

Peneliti tertarik untuk mengangkat topik ini karena tidak banyak dari orang-orang di lingkungan peneliti termasuk peneliti sendiri yang tertarik dengan cerita wayang sebelumnya apalagi dapat menyebutkan tokoh-tokoh wayang. Namun saat peneliti mendengarkan Wayang 975, peneliti merasa

(3)

tertarik untuk mendengarkan cerita wayang dan penasaran akan episode selanjutnya. Dan beberapa pihak lain yang peneliti temukan juga ternyata tertarik pada program tersebut. Namun kesuksesan sebuah program pastilah merupakan hasil kerja keras orang-orang dibaliknya, dimana di dalam penelitian ini peran tim kreatif menjadi objek penelitiannya. Begitu pula dengan pengemasan radio play secara elektik ini merupakan hal baru yang menarik peneliti untuk meneliti karena sebelumnya belum pernah dibuat sandiwara radio seperti ini. Bagaimana peran tim kreatif dalam pengemasan program ini sehingga dapat menyebabkan cerita wayang tersebut menjadi menarik? Kebijakan tim kreatif dalam mengemas program inilah yang menjadi alasan peneliti untuk melakukan penelitian ini.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif akan melibatkan aktifitas-aktifitas seperti mendokumentasikan suatu kejadian, mewawancara orang, mengobservasi perilaku tertentu, mempelajari dokumen tertulis,atau memeriksa visual image. Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya (Kriyantono,2006:58)

Dalam mencari data dan informasi penelitian ini, maka peneliti terjun di lapangan langsung. Riset penelitian ini sifatnya subyektif, karena hasil penelitian ini bergantung pada pengamatan peneliti di lapangan. Sehingga titik berat dari hasil penelitian ini berdasarkan pada kedalam infomasi yang berhasil di rekam peneliti. Informasi tersebut mencakup uraian tentang ucapan, tulisan, yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat atau organisasi tertentu dalam suatu konteks setting tertentu yang dikaji dari sudut pandang utuh, komprehensif dan holistic (Ruslan, 2006 : 215).

Jenis metode kualitatif yang penulis gunakan adalah Metode Deskriptif – Kualitatif. Metode deskriptif- kualitatif sangat berguna untuk melahirkan teori-teori tentative. Itu perbedaan esensial antara metode deskriptif-kualitatif dengan metode-metode yang lain. Metode deskriptif-kualitatif tidak jarang melahirkan apa yang disebut Seltiiz, Wrightsman ,dan Cook sebagai penelitian yang insightmulting, yakni peneliti terjun ke lapangan tanpa dibebani atau diarahkan oleh teori. Ia tidak bermaksud menguji teori sehingga perspektifnya tidak tersaring. Ia bebas mengamati objeknya, menjelajah, dan menemukan wawasan-wawasan baru sepanjang penelitian. Penelitiannya terus-menerus mengalami reformulasi dan redireksi ketika informasi-informasi baru ditemukan.

Jenis Data

Data Primer

Penelitian primer membutuhkan data atau informasi dari sumber pertama, biasanya kita sebut dengan responden. Data atau informasi diperoleh melalui pertanyaan tertulis dengan menggunakan kuesioner atau lisan dengan metode wawancara. Dalam penelitian ini data primer adalah data yang didapat dari hasil wawancara dan observasi.

Data sekunder

Sedangkan penelitian sekunder menggunakan bahan yang bukan dari sumber pertama sebagai sarana untuk memperoleh data atau informasi untuk menjawab masalah yang diteliti. Penelitian ini juga dikenal dengan penelitian yang menggunakan studi kepustakaan dan yang biasanya digunakan oleh para peneliti yang menganut paham pendekatan kualitatif. (Sarwono, 2006: 16-17) Dalam penelitian ini data sekunder adalah hasil dokumentasi.

(4)

Teknik Pengumpulan Data

Wawancara Mendalam

Metode Wawancara Mendalam (In-Depth Interview) adalah suatu teknik dalam penelitian kualitatif, dimana seorang responden atau kelompok responden mengomunikasikan bahan-bahan dan mendorong untuk didiskusikan secara bebas. Dengan wawancara mendalam kepada informan, peneliti dapat mengetahui alasan yang sebenarnya dari responden mengambil keputusan seperti itu. Informan adalah orang yang dapat memberikan keterangan atau informasi mengenai masalah yang sedang diteliti dan dapat berperan sebagai narasumber selama proses penelitian. Informan terdiri dari tiga kelompok :

a. Informan kunci

b. Informan ahli, yaitu ahli yang sangat memahami dan dapat memberikan penjelasan berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian dan tidak dibatasi dengan wilayah tempat tinggal.

Wawancara mendalam mempunyai karakteristik yang unik :

1. Digunakan untuk subjek yang sedikit atau bahkan satu orang saja. Mengenai banyaknya subjek, tidak ada ukuran pasti.

2. Menyediakan latar belakang secara perinci mengenai alasan informan memberikan jawaban tertentu. Dari wawancara ini terelaborasi beberapa elemen dalam jawaban, yaitu opini, nilai-nilai, motivasi, pengalaman- pengalaman, maupun perasaan informan.

3. Peneliti tidak hanya memerhatikan jawaban verbal informan, tapi juga respons-respons nonverbal.

4. Dilakukan dalam waktu yang lama dan berkali-kali

5. Memungkinkan memberikan pertanyaan yang berbeda atas informan yang satu dengan yang lain. Susunan kata dan urutannya disesuaikan dengan ciri-ciri setiap informan.

6. Sangat dipengaruhi iklim wawancara. Semakin kondusif iklim wawancara antara peneliti dan informan, wawancara dapat berlangsung terus.

(Kriyantono, 2006: 98-99)

Adapun narasumber yang akan peneliti wawancara secara mendalam adalah beberapa anggota dari tim kreatif dari Wayang 975 Motion Radio :

• Arie Dagienkz (Produser / Scriptwriter / Voice Talent)

Sebagai ‘otak’ dari Wayang 975 ini, Arie Dagienkz yang bernama asli Arie Apriludy terus mempelajari tentang Wayang, selain baca buku dan searching di Internet, dia juga belajar dengan dalang asli: Nanang HP. Sandiwara wayang adalah proyek idealisme Arie. Pria berambut gimbal ini awalnya tak berpikir harus dapat iklan atau bisa digemari banyak orang. Tapi karena ia membuatnya tanpa beban dan sangat menikmati, justru hasilnya di luar perkiraan. Banyak pendengar yang merespons, tak sedikit pula produsen yang berniat ingin beriklan.

• Anton Wahyudi (Program Director / Pengawas / Voice Talent)

Sebagai Program Director di Motion Radio, Anton Wahyudi juga berperan sebagai quality control dalam proses produksi Wayang 975.

• Denny Widianto (Editor / Sound Engineering / Voice Talent)

Denny Widianto berperan besar dalam kesuksesan pengemasan Wayang 975. Beliau selaku editor dengan keluwesannya mengemas suara-suara para talent yang ditambahkan dengan musik dan sound effect sehingga dapat membangun mood pendengar secara sempurna.

(5)

Observasi

Observasi lapangan atau pengamatan lapangan adalah kegiatan yang dilakukan, dengan kelengkapan pancaindera yang dimiliki. Selain dengan membaca koran, mendengarkan radio, menonton televisi atau berbicara dengan orang lain, kegiatan observasi merupakan salah satu kegiatan untuk memahami lingkungan. Observasi difokuskan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan fenomena penelitian. Fenomena ini mencakup interaksi dan percakapan yang terjadi diantara subjek yang diteliti sehingga metode ini memiliki keunggulan, yakni mempunyai dua bentuk data : interaksi dan percakapan. (Kriyantono, 2006: 108-109)

Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yang tertulis dari suatu keadaan dan kegiatan subyek penelitian. Teknik dokumentasi ini diperlukan sebagai pelengakap yang dapat menguatkan atau sebagai pengayaan data penelitian yang memiliki hubungan dengan tujuan penelitian, dan interpretasi sekunder terhadap kejadian-kejadian. Dokumentasi adalah kegiatan mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. (Arikunto, 2006 : 132)

Teknik Analisis Data

Koding

Peneliti menganalisa data yang didapat menggunakan Model Strauss dan Corbin dimana menurut Strauss dan Corbin, analisis data kualitatif, khususnya dalam penelitian Grounded Theory, terdiri atas tiga jenis pengodean (coding) utama, yaitu (a) pengodean terbuka (open coding), (b) pengodean berporos (axial

coding), (c) pengodean selektif (selective coding).

Pengodean terbuka adalah bagian analisis yang berhubungan khususnya dengan penamaan dan pengatagorian fenomena melalui pengujian data secara teliti. Selama pengodean terbuka, data dipecah ke dalam bagian-bagian yang terpisah, diuji secara cermat, dibandingkan untuk persamaan dan perbedaannya, serta diajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena sebagaimana tercermin dalam data. Melalui proses ini, asumsi seseorang atau orang lain tentang fenomena dipertanyakan atau dijelajahi, mengarah pada penemuan-penemuan baru.

Pengodean berporos meletakkan data tersebut kembali ke belakang bersama-sama dalam cara-cara baru dengan membuat hubungan antara sebuah kategori dan subkategorinya. Disini kita berbicara tentang hubungan beberapa kategori utama untuk membentuk suatu rumusan teoritis yang lebih luas, juga mengembangkan apa yang mungkin menjadi salah satu dari beberapa kategori utama. Pengodean ini adalah pengkhususan sebuah kategori (fenomena) dalam istilah dari kondisi-kondisi yang memberikan tambahan padanya: konteks, strategi-strategi tindakan/interaksional. konsekuensi-konsekuensi dari strategi ini.

Pengodean selektif. Setelah pengumpulan dan analisis data, selanjutnya tugas anda mengintegrasikan kategori-kategori tersebut untuk membentuk sebuah teori dasar. Pengintegrasian tidak banyak berbeda dari pengodean berporos. Itu hanya dilakukan pada satu level analisis abstrak yang lebiih tinggi .Dalam pengodean berporos, anda mengembangkan dasar-dasar untuk pengodean selektif. Beberapa langkah untuk melakukan pengintegrasian :

1. melibatkan penjelasan alur cerita; menghubungkan kategori-kategori tambahan di sekitar kategori inti dengan menggunakan paradigma

(6)

3. menyertakan validasi hubungan-hubungan ini dengan data

4. memasukkan ke dalam kategori-kategori yang memerlukan pembersihan dan pengembangan lebih lanjut. (Emzir,2010: 174-175)

HASIL DAN BAHASAN

Tim kreatif di Wayang 975 terdiri dari karyawan Motion Radio sendiri, tidak ada pihak luar yang tergabung disana. Jabatan di dalam tim kreatif pun otomatis mengikuti jabatan di Motion Radio sehingga tidak ada kriteria atau perekrutan khusus untuk menjadi tim kreatif Wayang 975. Tim kreatif inti dalam program Wayang 975 terdiri dari Anton Wahyudi sebagai Program Director, Anto Nugroho sebagai

Ass.Program Director, Arie Dagienkz sebagai Scriptwriter dan Denny Widianto sebagai Production.

Satu-satunya anggota tim kreatif yang memiliki peran berbeda dengan jabatannya di Motion Radio adalah Arie Apriludy atau yang akrab disapa Arie Dagienkz. Beliau sehari-hari menjadi announcer di Program Slagi Ada, namun khusus untuk Wayang 975, Arie Dagienkz didapuk menjadi scriptwriter-nya. Mengumpulkan cerita, meriset, memilih, dan mengolah cerita wayang menjadi naskah yang menarik adalah tugas dari seorang Arie Dagienkz. Beliau pula yang mengatur pengisi suara agar sesuai dengan karakter-karakter yang diangkat dalam program Wayang 975.

Menjadi seorang scriptwriter, memiliki tanggung jawab yang cukup berat, apalagi mengingat bahwa cerita yang diangkat merupakan cerita yang telah membudaya di Nusantara, yaitu wayang. Kepatenan karakter dan cerita yang tradisionil membuat kisah wayang seringkali dicap kaku oleh masyarakat modern. Inilah yang menjadi tantangan bagi Arie Dagienkz bagaimana caranya agar dapat membuat naskah cerita wayang dari ratusan versi cerita wayang yang ada secara modern dan komedi namun tanpa merubah benang merah kisah dan karakter wayang aslinya. Kesulitan yang dihadapai oleh Arie Dagienkz tidak berhenti disana, beliau merasa memiliki tanggung jawab moral pula kepada masyarakat akan “perubahan-perubahan” yang akan beliau buat di naskah Wayang 975, sehingga beliau merasa perlu berkonsultasi dengan dalang atau ahli dari kisah wayang sendiri agar lelucon atau idiom-idiom yang beliau masukkan ke naskah tidak melenceng atau memberikan efek negatif kepada kisah wayang sendiri.

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, Anton Wahyudi sebagai Program Director dari Motion Radio turut berperan dalam tim kreatif Program Wayang 975. Beliau yang bertanggung jawab mengontrol dan mengawasi proses dan hasil akhir produksi atas segala bunyi yang tersiar di Motion Radio. Di dalam program ini, beliau terlibat dalam semua tahapan produksi. Hal serupa juga dilakukan oleh Denny Widianto selaku Production, walaupun tugas utama beliau adalah dibagian perekaman suara dan mixing, tapi beliau tidak jarang turut ikut dalam tahapan pra produksi.

Tim Kreatif Program Wayang 975 jelas berperan sangat besar dalam pengemasan program ini karena mereka tidak hanya sebagai tim kreatif, namun mereka juga yang menjadi tim produksi, bahkan mereka juga sering turut menjadi pengisi suara. Keseluruhan program ini amat bergantung pada kinerja mereka dari perencanaan hingga program ini naik siar. Kerja sama yang terjalin erat dan kompak antar masing-masing anggotanya menghasilkan sebuah produk yang memuaskan. Sebagai tambahan, karena kesuksesan sandiwara radio ini, sebuah stasiun televisi swasta telah “membeli” program wayang ini namun dikemas sebagai wayang orang dengan Arie Dagienkz tetap sebagai scriptwriter-nya dan Anto Nugroho menjadi narator. Hal ini semakin membuktikan kepiawaian Tim Kreatif Wayang 975 dalam mengemas program sehingga banyak pihak yang menyukai hasil kerja keras mereka.

Pengemasan yang unik merupakan jawaban para informan mengenai pertanyaan yang berhubungan dengan konsep dan kekuatan program. Setelah ide dan konsep Program Wayang 975 dibuat, tim kreatif langsung mengemas program ini secara unik dan disesuaikan dengan nafas dari Motion Radio. Pendekatan secara eklektik pun menjadi pilihan yang tepat untuk mengemas sandiwara radio ini. Eklektik merupakan perpaduan unsur tradisionil dengan unsur modern sehingga cerita wayang yang biasanya kaku dan serius, diubah menjadi cerita wayang yang fun dan modern namun tanpa mengubah jalan cerita aslinya. Yang dimainkan disini misalnya adalah percakapan-percakapan antar karakter yang disesuaikan

(7)

dengan tren atau isu yang sedang hangat diperbincangkan di masyarakat dari mulai masalah gadget hingga isu politik, atau karakter yang sedikit dibumbui dengan dialek-dialek gaul seperti anak rasta atau sedikit

kebule-bulean seperti Cinta Laura.

Pengangkatan cerita wayang secara eklektik ini tidak serta merta membuat perjalanan program ini tanpa hambatan. Kisah wayang yang pada aslinya memang terkandung unsur-unsur perebutan kekuasaan, poligami, poliandri, transjender ditambah dengan cara penyampaiannya yang terkesan “menggampangkan” hal semacam itu menyebabkan munculnya beberapa respon negatif dari pendengar. Mereka mempertanyakan mengapa hal semacam itu disiarkan karena dapat memberikan contoh buruk bagi masyarakat. Ini semua kembali kepada pendengarnya, karena walau tanpa secara eklektik-pun, kisah-kisah wayang tradisionil sejak zaman dahulu telah mengandung hal-hal semacam itu, tergantung kepada pendengar apakah ingin ikut terjebak dalam kehidupan seperti itu atau memilih untuk mengikuti hal-hal yang positifnya saja karena kisah wayang juga memiliki banyak sekali contoh positif seperti persaudaraan yang erat, kerja sama, kesetiaan, dan lain sebagainya. Respon baik positif maupun negatif membuktikan bahwa pengemasan secara eklektik ini dapat menarik perhatian para pendengar. Feedback yang mereka berikan menjadi cerminan bahwa mereka ternyata mendengarkan program Wayang 975. Strategi eklektik yang dipakai dengan memasukkan idiom atau lelucon tahun 80 hingga 90-an didalam naskah program ini tepat sasaran sesuai dengan target pendengar Motion Radio.

Membicarakan target pendengar tentu tidak dapat terlepas dari tujuan utama dari sebuah sandiwara radio stasiun swasta, yaitu mencari pendengar sebanyak-banyaknya agar bisnis tetap berjalan. Untuk mencapai target tersebut, diperlukan analisis mengenai kekuatan dan kelemahan yang tercakup dalam

SWOT Analysis. Strength dari program Wayang 975 ini terletak pada konsep dan kemasan yang dibuat

secara eklektik serta unik, walaupun kisah-kisah wayang telah banyak di buat sandiwara, tetap belum ada yang mengemas secara eklektik seperti ini pada sandiwara radio khususnya. Pengemasan yang unik dibantu oleh durasi dan waktu siar yang sangat disesuaikan dengan kebutuhan pendengar menjadikan beberapa hal tersebut menjadi kekuatan internal dari program Wayang 975. Durasi per episode-nya tidak lebih dari sembilan menit dan disiarkan ulang pada hari dan jam tertentu sehingga apabila ada pendengar yang belum sempat mendengarkan episode baru, masih dapat mendengar re-run nya.

Weakness dari program Wayang 975 tidak lain berasal dari tim kreatif-nya sendiri. Pada awal-awal

pembuatan Wayang 975, tim kreatif menyadari adanya kekurangan yaitu mereka tidak memiliki pengetahuan dan pemahaman yang banyak mengenai kisah-kisah wayang. Kekurangan itu segera mereka antisipasi dengan meningkatkan pengetahuan tentang wayang mulai dari membaca hingga konsultasi dengan ahlinya. Kemudian tidak hanya itu, kekurangan dari segi teknis pun bermunculan, kebutuhan pengisi suara yang banyak menyebabkan orang-orang baru yang masih amatir diminta membantu sehingga seringkali suaranya tidak sesuai dengan karakter yang diperankan. Begitu pula dengan sound effect, karena banyaknya kebutuhan, pencarian sound effect juga menyita waktu. Namun semua kekurangan tersebut terus diperbaiki sehingga pada akhirnya mencapai hasil yang memuaskan.

Opportunity dari program ini kembali lagi kepada konsep dan pengemasannya yang unik serta

belum ada yang pernah membuat sandiwara radio semacam ini sebelumnya sehingga peluang yang tersedia di pasar sangat besar bagi kesuksesan program ini. Threat atau ancaman juga tidak menjadi masalah bagi Wayang 975 sendiri, karena keyakinan mereka akan isi, gaya dan kemasan sandiwara radio ini tidak akan ada yang dapat menyaingi. Mereka berpendapat bahwa ancaman yang ada justru terdapat di masalah waktu, karena pada awalnya apabila program ini telat diproduksi, maka ada kemungkinan competitor yang membuat program semacam ini.

Tahapan produksi yang dilakukan oleh tim kreatif sekaligus tim produksi Wayang 975 tidak jauh berbeda seperti tahapan produksi perusahaan lainnya. Dalam tahap pra produksi, mereka merencanakan, mengumpulkan, dan menyiapkan, lalu di tahap proses produksi, mereka melakukan semua yang telah disiapkan di tahap pra produksi, baru setelah itu melakukan evaluasi dan pengeditan di tahap pasca produksi.

Tahapan pra produksi dimulai dari Arie Dagienkz meriset tentang kisah-kisah wayang dan menyeleksi mana yang sekiranya tepat untuk Wayang 975 yang kemudian dituangkan dalam bentuk script. Setelah itu, tugas Anton Wahyudi dibantu oleh Anto Nugroho yang mengoreksi bagian-bagian yang kurang atau kelebihan, seperti masalah durasi dan termasuk bagian-bagian candaan yang terlalu kasar atau kurang lucu, mereka berdua-lah yang mengoreksi hal tersebut. Kemudian baik Anton Nugroho, Arie Dagienkz, dan Denny Wahyudi selaku Production mencari pengisi suara dan sound effect yang diperlukan sesuai script yang telah dibuat.

(8)

Proses produksi Wayang 975 terbilang simpel karena semua telah disiapkan sebelumnya sehingga saat produksi hanya dilakukan take voice di studio yang direkam oleh Denny Widianto. Kendala yang sering terjadi adalah pengulangan-pengulangan pengambilan suara karena kesalahan intonasi atau kurang ‘pas’ nya suara dengan adegan di sandiwara radio ini. Saat proses perekaman, tidak jarang tim kreatif Wayang 975 meminta bantuan spontan dari orang-orang yang berada di kantor Motion untuk ikut ambil suara, misalnya untuk suara teriak-teriak minta tolong. Jadwal untuk take voice juga tidak memerlukan waktu khusus, maksudnya adalah proses perekaman bisa dilakukan kapan saja asal si pengisi suara siap dan studio tidak dipakai.

Setelah proses perekaman selesai, masuklah pada tahap pasca produksi dimana Denny Widianto meneruskan pekerjaannya untuk ‘menjahit’ hasil rekaman dan menambahkan sound effect dan backsound yang diperlukan. Setelah mixing selesai, Anton Wahyudi turun tangan terakhir untuk menilai apakah program ini telah layak disiarkan atau belum. Apabila terjadi masalah-masalah seperti kekurangan atau kelebihan durasi, maka harus take voice tambahan serta mixing ulang.

SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN

1. Tim kreatif memegang peranan penuh dalam pengemasan program Wayang 975 dimulai dari tahap pengonsepan hingga naik siar. Tim kreatif juga turut menjadi tim produksi serta pengisi suara sehingga mereka benar-benar memahami dan mengolah program ini sepenuhnya. Dimulai dari proses-proses trial and error pada masa pengenalan awal hingga season dua berakhir dan akan dilanjutkan dengan season tiga, tim ini selalu kompak dalam meramu setiap episodenya.

2. Gaya eklektik dalam program ini menjadi suatu kekuatan yang dapat menarik perhatian pendengar. Cerita Wayang pada umumnya dikemas orisinil tanpa penambahan apapun sehingga terkesan kaku dan tradisional, namun di Wayang 975 ini, kisah Wayang dikemas secara modern dengan sentuhan komedi namun tanpa merubah cerita aslinya sehingga diterima dengan sangat baik oleh pendengar Motion Radio yang berlatar belakang eksekutif muda.

3. Arie Dagienkz sebagai Scriptwriter menjadi kunci dalam program Wayang 975. Gaya penulisan naskah dan unsur-unsur komedi di dalam naskah buatan beliau menjadi nafas penggerak sandiwara radio ini.

SARAN

1. Pengisi suara ada baiknya dipilih lebih serius, maksudnya adalah jika selama ini pengisi suara cenderung memakai “seadanya”, maka akan lebih baik apabila mencari pengisi-pengisi suara yang lebih cocok dengan karakter.

2. Melihat animo pendengar yang bagus, akan lebih baik apabila Wayang 975 season tiga di produksi secepatnya disertai dengan peningkatan kualitas.

3. Lebih sering mengundang public figure untuk menjadi cameo pengisi suara atau bahkan menjadi

main character agar menjadi penyegaran bagi program ini.

4. Melihat dari feedback pendengar yang selalu merespon program Wayang 975, akan lebih baik jika sering mengadakan quiz atau acara off-air jika memungkinkan agar pendekatan kepada pendengar lebih kuat.

(9)

REFERENSI

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Emzir. 2010. Analisis Data Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana, Ruslan, Rosady. 2006. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Jakarta:

Rajawali Pers

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2002. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers McLeish, Robert. 2011. Radio Production 5th edition. Burlington : Focal Press Elsevier

Triantanto, Ius Yudo. 2010 . Broadcasting Radio Panduan Teori dan Praktek. Jogjakarta : Pustaka Book Publisher

RIWAYAT PENULIS

Sista Mauli Wulandari lahir di kota jakarta, 5 Oktober 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Bina Nusantara University dalam bidang Broadcasting, jurusan Marketing Communication, Fakultas Ilmu Ekonomi dan Komunikasi pada tahun 2012. Penulis saat ini sedang bekerja sebagai Produser di Motion Radio, Kompas Gramedia Group.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pada kedua gambar matriks BCG posisi dari Koperasi BMT Syariah Jawa Timur pada tahun 2010 dan 2011 berada pada posisi dogs (anjing) yang terletak

Memperlihatkan bahwa otak sebagai jaringan yang sel – selnya sangat aktif berkomunikasi satu sama lain melalui berbagai mediator, mempunyai aktivitas enzim kolin esterase yang

Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang kerugian alat kontrasepsi kondom sebagai salah satu pencegahan HIV/AIDS di

〔商法四一四〕 商法四三条の商業使用人に該当する鉄鋼製品取引担

• RAKG atau Rencana Anggaran Kas Gampong adalah dokumen yang memuat arus kas masuk dan keluar yang digunakan untuk mengatur penarikan dana dari rekening kas gampong

Realisasi tidak mencapai sasaran dikarenakan pada kegiatan Penelitian Proses Pengerasan Permukaan (Hard Facing) Dengan Material Nano Terhadap Baja Karbon Rendah

Hasil koleksi referensi reservoir penyakit adalah tikus rumah Rattus tanezumi ditemukan baik di Kecamatan Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur (3 ekor) maupun

Helaian 4 jenis daun Murraya tidak terlalu berbeda struktur anatominya, tetapi beberapa jaringan penyusunnya seperti bentuk dinding-dinding sel epidermis, jumlah