• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Tinjauan Operasi

Operational Review

TIRE MARKET OVERVIEW

In the first three quarters of 2008, Indonesian car and motorcycle sales experienced a period of accelerating growth. Increased discretionary spending, especially in the rural areas as a result of the commodities boom, contributed to this growth. Furthermore, generally favorable macro economical conditions, easy access to credit for cars and motorcycles and stable business conditions also helped to spur growth in the automotive sector. The last quarter saw a slowdown of car and motorcycle sales, as the worldwide economic slowdown impacted Indonesia.

New car sales increased to 607 thousand units in 2008 from 434 thousand units in the previous year, or about 40%. New motorcycle sales grew to 6.2 million units in 2008.

The management of PT. Gajah Tunggal Tbk is firmly committed to establish a profitable and renowned Company with a focused strategy to strengthen brand equity, increase production capacity, exercise prudent financial measures, diversify to higher margin products and enhance distribution channels. In line with this commitment, in 2005 the Company begun to expand its production capacity by commencing the construction of its new radial tire and motorcycle tire factories. Both radial tire and motorcycle tire installed capacity gradually increased in 2008, in line with the targeted staged expansion.

Diskusi dan Analisa Manajemen

Management Discussion and Analysis

TINJAUAN PASAR BAN

Pada tiga triwulan pertama tahun 2008, penjualan mobil dan sepeda motor di Indonesia mengalami masa pertumbuhan yang pesat. Pengeluaran uang belanja yang meningkat, terutama di area pedesaan merupakan dampak dari membumbungnya perdagangan komoditi, memberikan kontribusi pada pertumbuhan penjualan tersebut. Terlebih lagi, kondisi makro perekonomian yang secara umum sangat kondusif sehingga mudah untuk mendapatkan kredit mobil dan sepeda motor, serta diperkuat oleh kondisi dunia usaha yang stabil juga membantu memacu pertumbuhan di sektor otomotif. Pada triwulan terakhir memperlihatkan penurunan penjualan mobil dan sepeda motor, yang disebabkan oleh melemahnya perekonomian dunia yang berimbas ke Indonesia.

Penjualan mobil baru meningkat mencapai 607 ribu unit di tahun 2008 dari 434 ribu unit di tahun sebelumnya, atau naik sekitar 40%. Penjualan sepeda motor baru tumbuh mencapai 6,2 juta unit di tahun 2008.

Manajemen PT. Gajah Tunggal Tbk berpegang teguh pada komitmen untuk menjadikan Perusahaan yang menguntungkan dan terkemuka dengan berfokus pada strategi untuk memperkuat ekuitas merek, meningkatkan kapasitas produksi, menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan yang penuh kehati-hatian, melakukan diversifikasi ke produk-produk dengan marjin laba yang lebih tinggi dan memperluas jaringan distribusi. Sejalan dengan komitmen ini, pada tahun 2005 Perusahaan mulai mengembangkan kapasitas produksinya dengan memulai pembangunan pabrik ban radial dan pabrik ban sepeda motor yang baru. Kapasitas terpasang ban radial dan ban sepeda motor meningkat secara bertahap di tahun 2008, sesuai dengan tahapan perluasan yang telah ditentukan sebelumnya.

(2)

• Installed Production Capacity

The company started its current expansion in 2005, when it decided to increase both the radial tire installed capacity as the motorcycle tire installed capacity, including motorcycle tubes, while bias tire installed capacity will remain at the same level under this program.

At the end of 2008, the Company had a total installed tire production capacity of 37.2 million tires per year, consisting of 12.4 million (33%) radial tires per year, 4.2 million (11%) bias tires per year and 20.6 million (56%) motorcycle tires per year.

The Company's installed production capacity will continue to increase gradually as the machineries will arrive in stages. Given the current market conditions,

• Kapasitas Produksi Terpasang

Peningkatan kapasitas yang sekarang sedang berjalan telah dimulai di tahun 2005, dengan rencana untuk meningkatkan kapasitas terpasang ban radial dan kapasitas terpasang ban sepeda motor, termasuk ban dalam sepeda motor, sedangkan kapasitas terpasang ban bias tetap tidak bertambah.

Pada akhir tahun 2008, total kapasitas produksi ban terpasang Perusahaan mencapai 37,2 juta ban per tahun, terdiri dari 12,4 juta (33%) ban radial per tahun, 4,2 juta (11%) ban bias per tahun dan 20,6 juta (56%) ban sepeda motor per tahun.

Kapasitas produksi terpasang Perusahaan akan terus meningkat secara berjenjang seiring dengan datangnya mesin-mesin secara bertahap. Namun dengan kondisi pasar

TIRE PRODUCTION

As the pioneer in the national tire industry, Gajah Tunggal always puts its best effort to provide the best products in terms of quality and innovation to the market. The Company's tire products already meet international quality standards and are well accepted by Domestic and Export markets. The latest international certificate received by the Company, for ISO/TS 16949, in 2005, was well accepted by the Japanese, American and European automotive industries. The Company also continuously added new products including Winter Tire categories to fulfill international market demands.

PRODUKSI BAN

Sebagai pelopor industri ban nasional, Gajah Tunggal selalu menempatkan daya upaya terbaiknya untuk menyediakan produk-produk terbaik dalam hal mutu dan inovasi kepada pasar. Produk-produk ban Perusahaan telah memenuhi standar mutu internasional dan telah diterima dengan baik di pasar dalam negeri dan pasar ekspor. Sertifikat internasional terbaru yang diterima oleh Perusahaan pada tahun 2005 adalah ISO/TS 16949, menunjukkan bahwa produk Perusahaan telah diterima dengan baik oleh industri otomotif Jepang, Amerika dan Eropa. Perusahaan juga secara berkesinambungan menambah produk-produk baru termasuk diantaranya adalah berkategori ban salju guna memenuhi permintaan pasar internasional.

Kapasitas Produksi Ban (37,2 juta ban / tahun)

Tire Production Capacity (37.2 million tires / year)

33% Ban Radial Radial Tire

56%Ban Sepeda Motor

Motorcycle Tire 11%Ban Bias

Bias Tire

Produksi Ban (juta ban)

Total Tire Production (million tires)

Ban Radial

Radial Tire

Ban Bias

Bias Tire

Ban Sepeda Motor

Motorcycle Tire 21.6 23.6 23.3

04 05 06 07 08

26.4 29.5

(3)

• Production Performance

The Company's total tire production in 2008 of 29.5 million tires increased from 2007 levels of 26.4 million tires as a process of debottlenecking and expansion of installed production capacity increased production. The Company's radial tire production increased by 9% from 8.9 million tires to 9.7 million tires. Bias tire production increased by 5% from 3.5 million tires to 3.7 million tires with utilization increasing from 83% in 2007 to 87% in 2008. Furthermore, the Company's motorcycle tire production increased from 14.1 million tires to 16.1 million tires due to increased expansion for Motorcycle tires. This reflects a motorcycle tire utilization of 89% in 2008, stable from 89% in 2007in spite of new capacity installed during the year.

• Production Costs

Material Usage is the largest part of the Company's tire production costs, namely 80% in 2008. This is an increase from 76% of the tire production costs in 2007, reflecting the sharp increase in material costs in the first three quarters of 2008. Gajah Tunggal's conversion costs are relatively lower than some of our international peers. Furthermore, the Company managed to reduce energy costs in 2008 as Gajah Tunggal switched a large part of the fuel oil consumption to lower priced and more environmental friendly natural gas. Gross margin in the tire segment in 2008 was 14.4%.

Breaking down the raw material costs, natural rubber comprises about a third of the raw material costs. The large price increase in Butadiene, which is used in the production of synthetic rubber, caused the synthetic rubber portion of the tire material costs to come up from 19% in 2007 to 23% of the tire material costs in 2008.

The Company continues to pursue cost efficiencies by increasing the usage of raw materials (I.e. tire cord and SBR) produced by its internal divisions. In 2008, 58% of SBR production and 47% of tire cord production was for internal usage.

• Kinerja Produksi

Total produksi ban Perusahaan di tahun 2008 mencapai 29,5 juta ban meningkat dari tahun 2007 yang berjumlah 26,4 juta ban sebagai hasil dari proses "debottlenecking" dan peningkatan kapasitas produksi terpasang yang memperbesar jumlah produksi. Produksi ban radial Perusahaan naik sebesar 9% dari 8,9 juta ban menjadi 9,7 juta ban. Produksi ban bias naik sebesar 5% dari 3,5 juta ban menjadi 3,7 juta ban dengan tingkat utilisasi meningkat dari 83% di tahun 2007 menjadi 87% di tahun 2008. Sedangkan produksi ban sepeda motor Perusahaan naik dari 14,1 juta ban menjadi 16,1 juta ban yang disebabkan oleh meningkatnya ekspansi ban sepeda motor. Hal ini mencerminkan tingkat utilisasi ban sepeda motor sebesar 89% di tahun 2008, sama sebesar 89% di tahun 2007 inspite of new capacity installed during the year. meskipun bertambahnya kapasitas terpasang baru sepanjang tahun.

• Biaya Produksi

Biaya bahan baku merupakan bagian terbesar dari biaya produksi ban Perusahaan, mencapai 80% pada tahun 2008. Komponen biaya ini telah meningkat dari 76% dari biaya produksi ban pada tahun 2007, mencerminkan kenaikan tajam pada biaya bahan baku di tiga triwulan pertama tahun 2008. Biaya konversi Gajah Tunggal relatif lebih rendah dibandingkan dengan beberapa dari para kompetitor internasional kami. Terlebih lagi, Perusahaan berupaya untuk mengurangi biaya energi di tahun 2008 yang mana Gajah Tunggal telah mengganti sebagian besar pemakaian bahan bakar minyak ke gas alam yang lebih murah harganya dan lebih ramah lingkungan. Marjin laba kotor segmen ban pada tahun 2008 adalah sebesar 14.4%.

Pada perincian biaya bahan baku, karet alam meliputi sekitar sepertiga dari biaya bahan baku. Kenaikan harga Butadiene dalam jumlah besar, yang digunakan untuk memproduksi karet sintetis, mengakibatkan porsi biaya karet sintetis terhadap biaya bahan baku ban meningkat dari 19% di tahun 2007 menjadi 23% dari biaya bahan baku ban di tahun 2008.

Perusahaan melanjutkan upayanya untuk mengejar efisiensi biaya dengan meningkatkan pemakaian bahan baku (sebagai contoh: kain ban dan SBR) yang diproduksi oleh divisi internal Perusahaan. Pada tahun 2008, sebesar 58% dari produksi SBR dan 47% dari produksi kain ban digunakan untuk memenuhi kebutuhan internal.

(4)

• Radial Tires

The Company started producing Radial tires in the 1993 and since then radial tires have grown to become one of the core segments of Gajah Tunggal, contributing 36% of the total sales revenue in 2008. Its radial tires product mix consists of a wide range of different tires, primarily for passenger cars and light trucks. High performance and Ultra high performance radial tires increasingly make up a more important part of our radial sales. Our Research and Development is aimed at the ever growing environmental and quality demands from the European markets.

The GT Radial brand is getting to be well established domestically as well as internationally, by events such as the GT Radial Treasure Hunt and promotion through the Company's vast distribution network. Next to our own GT Radial Brand, Gajah Tunggal also produces radial tires for Group Michelin and Nokian, two of the world's leading tire manufacturers.

• Ban Radial

Perusahaan mulai memproduksi ban radial pada tahun 1993 dan sejak itu ban radial telah tumbuh menjadi salah satu dari bagian inti dari Gajah Tunggal, yang memberikan kontribusi sebesar 36% dari total pendapatan penjualan pada tahun 2008. Aneka ragam produk ban radial Perusahaan terdiri dari berbagai jenis ban dengan rentang pilihan yang luas, terutama ban untuk mobil penumpang dan truk ringan. Permintaan produk ban radial berperforma tinggi dan berperforma ultra tinggi yang meningkat menjadikan produk ban tersebut sebagai bagian yang lebih penting dari penjualan ban radial kami. Bagian Riset dan Pengembangan kami ditargetkan untuk memenuhi permintaan dari pasar Eropa yang terus tumbuh akan produk yang ramah lingkungan dan bermutu tinggi. Merek GT Radial telah dikenal dengan baik di dalam dan luar negeri melalui ajang seperti GT Radial Treasure Hunt dan promosi melalui jaringan distribusi Perusahaan yang luas. Selain merek kami sendiri GT Radial, Gajah Tunggal

TIRE PRODUCTS

With more than 30 years of experience in the tire automotive industry, the Company has been delivering international quality tires to its customers all over the world with its bias tires for trucks and buses, radial tires for all road conditions including winter tires, and motorcycle tires that dominates the Domestic market. The Company's tires can be found in more than 80 countries all over the world and throughout Indonesia.

PRODUK BAN

Dengan pengalaman selama lebih dari 30 tahun dalam industri ban otomotif, Perusahaan telah menyediakan ban-ban bermutu internasional kepada konsumennya di seluruh dunia di segmen ban bias untuk truk dan bis, ban radial untuk segala kondisi jalan termasuk ban musim dingin, serta ban sepeda motor yang mendominasi pasar dalam negeri. Ban hasil produksi Perusahaan dapat ditemukan di lebih dari 80 negara di seluruh dunia dan di seluruh pelosok Indonesia.

Produksi Ban Radial (juta ban)

Radial Tire Production (million tires)

04 05 06 07 08

7.3 7.9 7.4

Penjualan Ban Radial (Rp. milyar)

Radial Tire Sales (Rp. billion)

Domestik Domestic Ekspor Exports 04 05 06 07 08 1,394 1,734 1,803 8.9 2,324 9.7 2,892

(5)

S a l e s

Radial tire sales revenue increased 24%, from Rp. 2,324 billion in 2007 to Rp. 2,892 billion in 2008. This rise can be attributed to overall volume increase, a weaker Rupiah and rising average selling prices, to compensate for the rapidly rising raw materials in the first three quarters of 2008.

Domestic replacement sales and domestic OEM sales in 2008 make up 12.1% and 0.4% of total radial sales respectively. Export sales are still the largest part of our radial tire sales, comprising 87.5% of our total radial sales. The Company's radial tires are exported to more than 80 countries around the world.

Production Performance

In 2008, the company increased the installed Radial tire production capacity from 30,000 tires per day to 35,000 tires per day. Production volume in 2008 increased 9% compared to 2007, from 8.9 million tires to 9.7 million tires. Average capacity utilization rates slightly decreased from 84% to 82%, reflecting the lower utilization rates in the final quarter of 2008.

Penjualan

Pendapatan dari penjualan ban radial naik sebesar 24%, dari Rp. 2.324 milyar pada tahun 2007 menjadi Rp. 2.892 milyar pada tahun 2008. Kenaikan ini merupakan kontribusi dari kenaikan volume penjualan dan kenaikan harga jual rata-rata, sebagai kompensasi kenaikan harga bahan baku pada tiga triwulan pertama tahun 2008.

Penjualan pada pasar replacement dan OEM dalam negeri pada tahun 2008 mencapai 12,1% dan 0,4% dari total penjualan ban radial. Penjualan ekspor tetap merupakan bagian terbesar dari penjualan ban radial kami, mencakup 87,5% dari total penjualan ban radial kami. Ban radial produksi Perusahaan diekspor ke lebih dari 80 negara di seluruh dunia.

Kinerja Produksi

Pada tahun 2008, perusahaan meningkatkan kapasitas produksi terpasang ban radial dari 30.000 ban per hari menjadi 35.000 ban per hari. Volume produksi pada tahun 2008 naik sebesar 9% dibandingkan dengan tahun 2007, dari 8,9 juta ban menjadi 9,7 juta ban. Tingkat utilisasi kapasitas rata-rata sedikit menurun dari 84% menjadi 82%, tercermin pada tingkat utilisasi yang rendah pada triwulan terakhir tahun 2008.

Ekspor Ban Radial ( Radial Tire Exports )

3% Oceania 6% Afrika /Africa 7% Asia 36% Amerika / America 20% Timur Tengah / Middle East 28% Eropa / Europe

(6)

• Bias Tires

The Company started bias tire production in the early '80's and is currently the market leader in this tire product segment. Its bias tire product range includes passenger cars, light trucks, trucks and buses, off-road tires, industrial tires and agricultural tires.

The Company has been well established in the bias tire market and its products have been well accepted in the export and domestic markets.

Production Performance

In 2008, the amount of bias tires produced by the Company was 3.7 million tires, a 5% increase from 3.5 million tires in 2007. This was achieved by several programs of debottlenecking, as utilization increased from 83% in 2007 to 87% in 2008.

• Ban Bias

Perusahaan mulai memproduksi ban bias pada awal tahun 80'an dan pada saat ini merupakan pemimpin pasar segmen produk ban ini. Jajaran produk ban bias Perusahaan termasuk diantaranya adalah mobil penumpang, truk ringan, truk dan bus, ban off-road, ban untuk peralatan industri dan ban untuk peralatan pertanian.

Perusahaan berhasil menempati posisi yang kokoh di pasar ban bias dan produk-produknya telah diterima dengan baik di pasar ekspor dan pasar dalam negeri.

Kinerja Produksi

Di tahun 2008, jumlah produksi ban bias Perusahaan adalah sebesar 3,7 juta ban, naik 5% dari 3,5 juta ban di tahun 2007. Pencapaian ini merupakan hasil dari berbagiai program "debottlenecking", sehingga tingkat utilisasi naik dari 83% di tahun 2007 menjadi 87% di tahun 2008.

Produksi Ban Bias (juta ban)

Bias Tire Production (million tires)

Penjualan Ban Bias (Rp. milyar)

Bias Tire Sales (Rp. billion)

Domestik Domestic Ekspor Exports 04 05 06 07 08 1,244 1,502 1,857 04 05 06 07 08 2,031 3.4 3.6 3.4 3.5 3.7 2,529

(7)

S a l e s

The Company's bias tire sales revenue in 2008 increased to Rp. 2,529 billion or 24.5% year on year, from Rp. 2,031 billion the year before. This rise in bias revenue was due to an increase in average selling prices, a weaker Rupiah and partly also because of volume increased. Within the total consolidated sales of the Company, bias tire sale revenue represents 32%.

Sales to the domestic replacement market represented 72% of the bias tire revenue in 2008 and these domestic sales increased by 22% to Rp. 1,813 billion. Next to this our domestic OEM sales comprised 11% of our total bias sales revenue, reflecting an large increase in OEM sales from Rp. 87 billion in 2007 to Rp. 289 billion in 2008.

Export of bias tires, which is primarily aimed at developing markets in Asia, Africa and the Middle East reached Rp. 427 billion or 17% of total bias tire sales revenue. The Company's bias tires are exported to more than 50 countries around the world.

P e n j u a l a n

Pendapatan dari penjualan ban bias Perusahaan pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp. 2.529 milyar atau naik sebesar 24,5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dari Rp. 2.031 milyar pada tahun sebelumnya. Peningkatan pendapatan dari ban bias ini merupakan peningkatan yang disebabkan oleh kenaikan harga jual rata-rata, melemahnya Rupiah dan sebagian juga karena volume penjualan yang meningkat. Dari total penjualan terkonsolidasi Perusahaan, pendapatan yang berasal dari penjualan ban bias mencerminkan kontribusi 32%.

Penjualan ke pasar replacement dalam negeri adalah 72% dari pendapatan ban bias tahun 2008 dan penjualan ke pasar replacement dalam negeri ini meningkat sebesar 22% mencapai Rp. 1.813 milyar. Sedangkan penjualan ke pasar OEM dalam negeri mencakup 11% dari total pendapatan penjualan ban bias, mencerminkan peningkatan pesat penjualan di pasar OEM dari Rp. 87 milyar di tahun 2007 menjadi Rp. 289 milyar di tahun 2008.

Penjualan ekspor ban bias, yang terutama ditujukan ke pasar yang sedang berkembang di Asia, Afrika dan Timur Tengah mencapai Rp. 427 milyar atau 17% dari total pendapatan penjualan ban bias. Ban bias produksi Perusahaan diekspor ke lebih dari 50 negara di seluruh dunia.

Ekspor Ban Bias ( Bias Tire Export )

3% Others 17% Afrika / Africa 23% Timur Tengah /

Middle East 57% A s i a

(8)

• Motorcycle Tires

Motorcycle sales in Indonesia have been growing rapidly in the past years as purchasing power in rural areas jumped due to the commodity boom. Consequently the Motorcycle tire market grew rapidly as well. To accommodate this, the Company has been expanding installed capacity in this segment. The Company's motorcycle tires have already met high quality standards accepted by all motorcycle manufacturers in Indonesia.

Until now, the production of motorcycle tire has been fully catering only for the domestic market. In the replacement market, Gajah Tunggal actively promotes its product to increase its brand awareness, and its IRC brand received the Top Brand award as recognition for its brand equity.

Production Performance

In 2008, installed motorcycle tire capacity grew from 45,000 tires per day to 59,000 tires per day. Expanded installed production capacity and strong demand contributed to an increase in production volume for motorcycle tires by 15% from 14.1 million in 2007 to 16.1 million tires in 2008. Utilization in 2008 was at 89%, the same level as the year before.

• Ban Sepeda Motor

Penjualan sepeda motor di Indonesia tumbuh dengan pesat dalam beberapa tahun belakangan ini sejalan dengan meningkatnya daya beli masyarakat di area pedesaan danseiring dengan melonjaknya perdagangan komoditi. Dengan demikian pasar ban sepeda motor pun turut tumbuh dengan cepat. Untuk mengakomodasi hal tersebut, Perusahaan meningkatkan kapasitas terpasang pada segmen pasar ini. Ban sepeda motor produksi Perusahaan telah memenuhi standar mutu yang tinggi dan diterima oleh seluruh produsen sepeda motor di Indonesia.

Sampai dengan saat ini, produksi ban sepeda motor telah sepenuhnya dibuat untuk konsumsi pasar dalam negeri. Di pasar replacement, Gajah Tunggal secara aktif mempromosikan produk-produknya guna mening-katkan kesadaran akan merek Perusahaan, dan merek IRC telah menerima penghargaan Top Brand yang merupakan pengakuan pasar atas brand equity IRC.

Kinerja Produksi

Pada tahun 2008, kapasitas terpasang ban sepeda motor naik dari 45.000 ban per hari menjadi 59.000 ban per hari. Kapasitas produksi terpasang yang telah ditingkatkan dan permintaan pasar yang kuat telah memberikan kontribusi kepada kenaikan volume produksi ban sepeda motor sebesar 15% dari 14,1 juta ban di tahun 2007 menjadi 16,1 juta ban di tahun 2008. Tingkat utilisasi pada tahun 2008 adalah sebesar 89%, sama seperti pada tahun sebelumnya

Penjualan Ban Sepeda motor (Rp. milyar)

Motorcycle Tire Sales (Rp. billion)

04 05 06 07 08

653 794 965

Produksi Ban Sepeda Motor (juta ban)

Motorcycle Tire Production (million tires)

04 05 06 07 08

10.9 12.2

12.5 14.1

1,222

(9)

S a l e s

Motorcycle tire sales revenue contributed 20% of the total consolidated sales of Gajah Tunggal in 2008, up from 18% in 2007. The Company's motorcycle tire sales in 2008 grew 28% to Rp. 1,558 billion, compared to Rp. 1,222 billion in 2007.

OEM market sales grew almost 55% in 2008 to Rp 419 billion, while replacement market sales increased to Rp. 1,139 billion in 2008 from Rp 951 billion in 2007. Hence, Gajah Tunggal's motorcycle tire sales consisted of 73% sales to the domestic replacement market and 27% from the domestic OEM market.

Penjualan

Pendapatan penjualan ban sepeda motor memberikan kontribusi sebesar 20% dari total penjualan konsolidasi Gajah Tunggal pada tahun 2008, naik dari 18% pada tahun 2007. Penjualan ban sepeda motor Perusahaan di tahun 2008 meningkat sebesar 28% mencapai Rp. 1.558 milyar dibandingkan dengan Rp. 1.222 milyar di tahun 2007.

Penjualan di pasar OEM tumbuh hampir 55% di tahun 2008 mencapai Rp. 419 milyar, sedangkan penjualan di pasar replacement naik menjadi Rp. 1.139 milyar di tahun 2008 dari Rp 951 milyar di tahun 2007. Dengan demikian, penjualan ban sepeda motor Gajah Tunggal terdiri dari 73% penjualan ke pasar replacement dalam negeri dan 27% berasal dari pasar OEM dalam negeri.

(10)

TIRE CORD and SBR

The Company's Tire Cord and SBR divisions produce raw materials for the production of its tires, and were integrated as the Company's divisions since the end of 2004. The management believes that the integration of these two divisions make Gajah Tunggal's production costs more competitive compared to its peers. The Company also sells part of its production of tire cord and SBR to third parties.

• Tire Cord

The Company's Tire Cord Division is one of South-East Asia's largest tire cord manufacturers and its facilities were designed to produce high quality tire cords. The Company's tire cords are already used as raw materials by tire manufacturers in Indonesia and other big tire manufacturers abroad. The Company's tire cord plant has an annual tire cord production capacity of 36,000 tons and in 2008 the production composition was: 73% nylon-6 tire cord, 5% nylon-66 tire cord, and 22% polyester tire cord.

In 2008, the tire cord sales to third parties increased by 40% to Rp. 623 billion, which included Rp. 280 billion sales to other tire manufacturers in Indonesia and Rp. 343 billion sales to overseas tire manufacturers.

KAIN BAN dan SBR

Divisi Kain Ban dan SBR Perusahaan memproduksi bahan baku untuk pembuatan ban, dan terintegrasi sebagai divisi Perusahaan sejak akhir tahun 2004. Manajemen percaya bahwa dengan adanya integrasi dua divisi ini membuat biaya produksi Gajah Tunggal menjadi lebih kompetitif dibandingpara kompetitornya. Perusahaan juga menjual sebagian kain ban dan SBR hasil produksinya kepada pihak ketiga.

• K a i n B a n

Divisi Kain Ban Perusahaan merupakan salah satu produsen kain ban terbesar di Asia Tenggara dan fasilitas produksinya didisain untuk memproduksi kain ban yang bermutu tinggi. Kain ban produksi Perusahaan telah digunakan sebagai bahan baku oleh para produsen ban di Indonesia dan produsen ban besar lainnya di luar negeri. Pabrik kain ban Perusahaan mempunyai kapasitas produksi tahunan kain ban sebesar 36.000 ton dan di tahun 2008 komposisi produksi adalah: 73% kain ban nilon-6, 5% kain ban nilon-66, dan 22% kain ban poliester.

Pada tahun 2008, penjualan kain ban ke pihak ketiga naik sebesar 40% menjadi Rp. 623 milyar. Termasuk didalamnya penjualan sebesar Rp. 280 milyar ke para produsen ban lainnya di Indonesia dan penjualan sebesar Rp. 343 milyar ke para produsen ban di luar negeri.

5% Nylon-66 22% Polyester 73% Nylon-6

Komposisi Produk Kain Ban

Tire Cord Production Mix

Komposisi Penjualan Kain Ban

Composition of Tire Cord Sales

29% Penjualan Ekspor Export Sales 24% Konsumsi Internal Internal Consumption 47 % Penjualan Domestik Domestic Sales

(11)

• Synthetic Rubber

The Company's synthetic rubber division produces Styrene Butyl Rubber (SBR) is the first and only Indonesian Styrene Butadine Rubber (SBR) plant and also the first South-East Asia's SBR Plant. The plant has an annual production capacity of 60,000 tons.

The composition of two key products from this SBR plant in 2008 is 65% SBR 1712 and 35% SBR 1502. The Company's SBR products are already well known and accepted by local and overseas tire manufacturers.

SBR sales to third party in 2008 decreased by 28% to Rp. 361 billion, which included Rp. 232 billion sales to tire and rubber related manufacturers in Indonesia and Rp. 129 billion of export sales.

• Karet Sintetis

Divisi karet sintetis Perusahaan memproduksi Styrene Butyl Rubber (SBR), merupakan pabrik Styrene Butadine Rubber (SBR) Indonesia yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dan juga pabrik SBR pertama di Asia Tenggara. Pabrik SBR ini mempunyai kapasitas produksi tahunan sebesar 60.000 ton.

Komposisi dari dua produk kunci dari pabrik SBR ini pada tahun 2008 adalah 65% SBR 1712 dan 35% SBR 1502. Produk-produk SBR Perusahaan telah dikenal dengan baik dan diterima oleh para produsen ban lokal dan mancanegara.

Penjualan SBR ke pihak ketiga di tahun 2008 turun sebesar 28% menjadi Rp. 361 milyar. Termasuk didalamnya penjualan sebesar Rp. 232 milyar ke para produsen ban dan ke para produsen yang produknya berkaitan dengan karet di Indonesia dan sebesar Rp. 129 milyar merupakan penjualan ekspor.

35% SBR 1502 65% SBR 1712

Komposisi Produk Karet Sintetis

SBR Production Mix

Komposisi Penjualan dan Konsumsi Internal SBR

Composition of SBR Sales and Internal Consumption

15% Penjualan Ekspor Export Sales 58% Konsumsi Internal Internal Consumption 27 % Penjualan Domestik Domestic Sales

(12)

Analisa Kinerja Keuangan Konsolidasi

Consolidated Financial Review

Despite the disruptions caused by the prevailing global economic crisis, the Company remains confident that it has the managerial and operational resources to safeguard our product sales against any significant market share impairment. Nonetheless, the volatility of raw materials in 2008 made it hard to maintain the margins experienced in 2007. Even though the Company has the ability to partly pass on the costs of increasing production costs with a time lag, this became more difficult in the recessionary environment from last the quarter of 2008. The significant Rupiah depreciation against the US dollar towards year end also caused another strain on bottom line as our debt is US dollar denominated.

Meskipun terjadi gangguan yang disebabkan oleh terjadinya krisis ekonomi global, Perusahaan tetap berkeyakinan bahwa dengan adanya sumber daya manajerial dan operasional untuk melindungi penjualan produk kami terhadap kemungkinan terjadinya penurunan pangsa pasar secara signifikan. Kemajuan kinerja keuangan perusahaan mendukung usahanya mencapai tujuan. Harga bahan baku yang berfluktuasi pada tahun 2008 menjadikan sulit untuk mempertahankan marjin laba seperti yang dialami pada tahun 2007. Meski demikian Perusahaan memiliki kemampuan untuk meneruskan sebagian dari kenaikan biaya produksi dengan menaikkan harga jual produknya -walaupun dengan jeda waktu, hal ini menjadi lebih sulit dalam kondisi resesi yang terjadi pada triwulan terakhir tahun 2008. Depresiasi Rupiah terhadap US dollar yang signifikan pada akhir tahun juga turut menyebabkan terpuruknya kinerja perusahaan karena sebagian besar hutang Perusahaan adalah dalam mata uang US dollar.

PENJUALAN

Selama tahun 2008, penjualan terkonsolidasi Perusahaan naik 20% mencapai Rp. 7.963 milyar dibandingkan dengan Rp. 6.660 milyar pada tahun 2007.

Penjualan terkonsolidasi pasar dalam negeri di tahun 2008 meningkat 27% mencapai Rp. 4.534 milyar dan mencerminkan 57% dari total penjualan konsolidasi Perusahaan. Sedangkan penjualan konsolidasi pada pasar ekspor meningkat sebesar 11% menjadi Rp. 3.429 milyar dan mencerminkan 43% dari total penjualan konsolidasi Perusahaan di tahun 2008.

Penjualan produk ban di tahun 2008 naik sebesar 22% dari Rp. 5.713 milyar di tahun 2007 menjadi Rp. 6.980 milyar dan memberikan kontribusi sekitar 88% dari total penjualan konsolidasi Perusahaan. Penjualan produk non-ban naik menjadi Rp. 984 milyar dan memberikan kontribusi sebesar 12% dari total penjualan konsolidasi Perusahaan. Penjualan produk ban ke pasar dalam negeri pada tahun 2008 meningkat sebesar 31% mencapai Rp. 4.022 milyar bila dibandingkan dengan Rp. 3.070 milyar pada tahun 2007 yang disebabkan oleh kenaikan volume penjualan ban dan kenaikan harga jual rata-rata. Penjualan produk non-ban ke pasar dalam negeri meraih sejumlah Rp. 512 milyar pada tahun 2008.

Penjualan produk ban ke pasar ekspor pada tahun 2008 meningkat sebesar 12% mencapai Rp. 2.958 milyar bila

S A L E S

During 2008, the Company's consolidated sales increased by 20% to reach Rp. 7,963 billion, compared to Rp. 6,660 billion in 2007.

The consolidated sales to the domestic market in 2008 increased by 27% to reach Rp. 4,534 billion and represented 57% of the Company's total consolidated sales. Whereas, the consolidated sales to the export market increased by 11% to become Rp. 3,429 billion and represented 43% of the Company's total consolidated sales in 2008.

Tire product sales in 2008 increased by 22% from Rp. 5,713 billion in 2007 to Rp. 6,980 billion and contributed around 88% of the Company's total consolidated sales. The non-tire product sales rose to Rp. 984 billion and contributed 12% of the Company's total consolidated sales.

The domestic sales of tire products in 2008 increased by 31% to Rp 4,022 billion, compared to Rp. 3,070 billion in 2007 due to increased volumes and average selling prices. The domestic sales of non-tire products reached Rp. 512 billion in 2008.

The export sales of tire products in 2008 increased by 12% to Rp. 2,958 billion, compared to Rp. 2,643 billion

(13)

BEBAN POKOK PENJUALAN dan

BEBAN USAHA

Beban pokok penjualan pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp 6.828 milyar dari Rp 5.485 milyar pada tahun 2007, disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku dan kenaikan volume penjualan. Perusahaan secara bertahap menaikkan harga jual produk selama harga bahan baku masih terus naik untuk mempertahankan marjin laba. Meskipun demikian, oleh karena adanya jeda waktu antara kenaikan biaya produksi dan kenaikan harga jual rata-rata, marjin laba kotor konsolidasi pada tahun 2008 turun menjadi 14,3% dibandingkan dengan 17,6% pada tahun sebelumnya. Pada triwulan terakhir, walaupun harga spot bahan baku turun jauh, Gajah Tunggal masih memiliki sejumlah persediaan dengan harga tinggi.

Sebagaimana penjualan tumbuh sebesar 20% di tahun 2008, beban usaha pun turut naik sebesar 8,5% di tahun yang sama, terutama merupakan pencerminan kenaikan biaya transportasi seiring dengan meningkatnya penjualan. Walaupun demikian perusahaan mampu mengurangi pengeluaran biaya iklan dan promosi menjadi Rp. 78 milyar di tahun 2008 menurun dari Rp. 108 milyar di tahun 2007, dimana belum ada produk baru unggulan yang diluncurkan.

COST OF SALES AND OPERATING

EXPENSES

Cost of sales in 2008 increased to Rp 6,828 billion from Rp 5.485 billion in 2007, on the back of higher raw material prices and increased sales. The company gradually raised selling prices during the sharp hike in raw material prices to maintain margins. Nonetheless, as a result of the time lag between the increasing costs base and the rise in average selling prices, consolidated gross margin in 2008 contracted to 14.3% compared to 17.6% in the previous year. In the last quarter, even though spot prices of our raw materials dropped, Gajah Tunggal still carried forward some of the high inventory costs.

As sales grew 20% in 2008, and in line with this operating expenses rose 8.5% in the same year, especially reflecting higher transportation costs in line with the growing sales. Nonetheless, the company spend less on advertising and promotion costs which decreased to Rp. 78 billion in 2008 from Rp 108 billion in 2007, as no new major products were launched.

Non-ban

Non-tires

B a n

Tires

Penjualan Menurut Perusahaan (Rp. milyar) Sales by Company (Rp. billion) 04 05 06 07 08 6,808 4,834 5,471

Penjualan Menurut Pasar (Rp. milyar) Sales by Market (Rp. billion) Domestik Domestic Ekspor Exports 04 05 06 07 08 6,808 4,834 5,471 6,660 7,963 7,963 6,660

(14)

LABA ( RUGI )

Laporan laba rugi konsolidasi memperlihatkan kerugian, dari laba sejumlah Rp. 91 milyar pada tahun 2007 menjadi rugi sejumlah Rp. 625 milyar pada tahun 2008. Sedangkan rugi bersih per saham sebesar Rp. 179 dibandingkan dengan laba bersih per saham sebesar Rp. 29 pada tahun sebelumnya pada tahun 2007.

Penurunan marjin laba kotor terkait dengan harga bahan baku yang berfluktuasi, dan penyebab lainnya dari rugi bersih ini terutama disebabkan oleh depresiasi Rupiah terhadap US Dollar pada akhir tahun 2008. Karena hutang perusahaan dalam mata uang US Dollar, mengakibatkan kerugian kurs mata uang asing sebesar Rp. 786 milyar dibandingkan dengan kerugian sebesar Rp. 132 milyar di tahun sebelumnya. Terlebih lanjut, kerugian ekuitas pada perusahaan asosiasi kami, PT Polychem Indonesia Tbk, memberikan kontribusi kerugian sejumlah Rp. 76 milyar di tahun 2008 dibandingkan dengan laba sejumlah Rp. 17 milyar di tahun 2007.

PROFIT ( LOSS )

Net earnings swung to a loss in 2008, from a profit of Rp. 91 billion in 2007 to a loss of Rp 625 billion in 2008. The loss per share amounted to Rp 179 compared to a profit of Rp 29 in the previous year.

Next to the decreasing gross margin, due to raw material price volatility, another reason for the net loss is the depreciating Rupiah against the US Dollar at the end of 2008. As Gajah Tunggal's debt is US Dollar denominated, this caused a loss on foreign exchange of Rp. 786 billion compared to loss of Rp 132 billion the year before. Furthermore, loss on equity of the Company's associated company, PT Polychem Indonesia Tbk, contributed a loss of Rp. 76 billion in 2008 from a profit of Rp. 17 billion in 2007.

Laba (Rugi) Bersih (Rp. milyar)

Net Income (Loss) (Rp. billion)

04 05 06 07 08

478 347

118 91

(625)

Jumlah Aktiva(Rp. milyar)

Total Assets (Rp. billion)

04 05 06 07 08

6,341 7,479 7,276

8,455 8,714

(15)

AKTIVA

Aktiva Lancar

Per tanggal 31 Desember 2008, Perusahaan mempunyai aktiva lancar sejumlah Rp. 3.045 milyar sebagian besar terdiri dari kas dan setara kas sejumlah Rp. 170 milyar, investasi sementara sejumlah Rp. 377 milyar, piutang usaha sejumlah Rp. 506 milyar dan persediaan sejumlah Rp. 1.399 milyar. Kas dan setara kas pada bulan November 2008 menyusut jumlahnya dikarenakan Perusahaan membayar lunas sebagian besar sisa hutangnya hasil restrukturisasi keuangannya pada tahun 2002. Arus kas keluar lainnya, seperti pembayaran bunga dan pengeluaran modal menyebabkan jumlah kas dan setara kas kami menyusut lebih lanjut. Persediaan naik sebesar 49% disebabkan harga bahan baku yang membumbung tinggi dan penjualan produk jadi yang menurun karena melemahnya ekonomi.

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang kepada pihak ketiga adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut, sedangkan terhadap piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak diadakan penyisihan piutang ragu-ragu karena manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih.

Aktiva Tetap

Aktiva tetap Perusahaan per tanggal 31 Desember 2008 meningkat mencapai Rp. 3.619 milyar dibandingkan dengan Rp. 3.270 milyar per tanggal 31 Desember 2007. Peningkatan ini disebabkan adanya tambahan mesin dan peralatan pabrik serta bangunan sehubungan dengan perluasan fasilitas produksi Perusahaan.

ASSETS

Current Assets

As at 31 December 2008, the Company had Rp. 3,045 billion of current assets consisting mainly of cash and cash equivalents of Rp. 170 billion, temporary investments of Rp. 377 billion, trade accounts receivables of Rp. 506 billion and inventories of Rp. 1,399 billion. Cash and cash equivalents decreased in November 2008 as the Company paid down most of its remaining debt resulting from its financial restructuring in 2002. Other cash outflows, such as interest payments and capital expenditure caused our cash and cash equivalents to decrease further. Inventories increased by 49%, as raw material prices soared and sale of finished goods declined because of economic slowdown.

Management believes that the allowance for doubtful receivables from third parties is adequate to cover possible losses on uncollectible accounts. No allowance for doubtful accounts was provided on receivables from related parties as management believes that all such receivables are collectible.

Fixed Assets

The Company's fixed assets at 31 December 2008 increased to Rp. 3,619 billion, compared to Rp. 3,270 billion at 31 December 2007. This increase was due to additional machinery and factory equipment and buildings related to the Company's production facility expansion. 41% Aktiva Tetap Fixed Assets 35% Aktiva Lancar Current Assets 24% Aktiva Lain-lain Other Assets Komposisi Aktiva

Asset Composition Aktiva TetapFixed Assets (Rp. billion)(Rp. milyar)

04 05 06 07 08

3,186 3,1793,185

3,270 3,619

(16)

LIABILITIES

In aggregate, the Company's total liabilities at 31 December 2008 was Rp. 7,064 billion, a 16% increase from Rp. 6,069 billion at 31 December 2007. The Company's total amount of non-current liabilities increased from Rp. 4,509 billion at 31 December 2007 to Rp. 4,993 billion at 31 December 2008, mainly due to the depreciating Rupiah against the Company's US Dollar denominated bonds payable.

Current liabilities increased from Rp. 1,560 billion at 31 December 2007 to Rp 2,071 billion at 31 December 2008. Accounts payable to third parties increased to Rp 1,135 billion from Rp. 430 billion, as raw material increased.

KEWAJIBAN

Secara keseluruhan, jumlah kewajiban Perusahaan per tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp. 7.064 milyar, naik 16% dari Rp. 6.069 milyar per tanggal 31 Desember 2007. Jumlah kewajiban tidak lancar Perusahaan meningkat dari Rp. 4.509 milyar per tanggal 31 Desember 2007 menjadi Rp. 4.993 milyar per tanggal 31 Desember 2008, terutama disebabkan oleh depresiasi Rupiah atas hutang obligasi kami dalam mata uang US Dollar.

Jumlah kewajiban lancar meningkat dari Rp. 1.560 milyar per tanggal 31 Desember 2007 menjadi Rp. 2.071 milyar per tanggal 31 Desember 2008. Hutang usaha ke pihak ketiga naik mencapai Rp. 1.135 milyar dari Rp. 430 milyar disebabkan oleh naiknya harga bahan baku.

Jumlah Kewajiban (Rp. milyar)

Total Liabilities (Rp. billion)

4,657 5,449 5,141 04 05 06 07 08 Komposisi Kewajiban Liability Composition

71% Kewajiban Jangka Panjang Long Term Liabilities 29% Kewajiban Jangka Pendek

Short Term Liabilities 6,069

(17)

SHAREHOLDER EQUITY

The Company's equity decreased by Rp. 736 billion as of 31 December 2008 to Rp. 1,649 billion, compared to Rp. 2,386 billion at 31 December 2007 as the company booked a net loss caused largely by a translation loss on foreign exchange.

Dividend policy

Based on the minutes of the Stockholders' Annual Meeting as stated on Notarial Deed No. 10 dated June 23, 2008 from Isyana Wisnuwardhani Sadjarwo, S.H., notary in Jakarta, the stockholders approved to distribute cash dividends amounting to Rp 17,424 million or Rp 5 per shares and appropriated general reserve amounting to Rp 10,000 million from the net profit of 2007.

Based on the minutes of the Stockholders' Annual Meeting as stated on Notarial Deed No. 52 dated June 28, 2007 from Amrul Partomuan Pohan, S.H., notary in Jakarta, the stockholders approved to distribute cash dividends amounting to Rp 15,840 million or Rp 5 per shares and appropriated general reserve amounting to Rp 10,000 million from the net profit of 2006.

E K U I T A S

Ekuitas Perusahaan turun sebesar Rp. 736 milyar per tanggal 31 Desember 2008 menjadi Rp. 1.649 milyar dibandingkan dengan Rp. 2.386 milyar per tanggal 31 Desember 2007 disebabkan dibukukannya rugi bersih oleh perusahaan yang terutama diakibatkan oleh kerugian kurs mata uang asing

Kebijakan Dividen

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perusahaan sebagaimana dinyatakan dalam Akta Notaris No. 10 tanggal 23 Juni 2008 dari Isyana Wisnuwardhani Sadjarwo, S.H., notaris di Jakarta, telah disetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 17.424 juta atau Rp 5 per saham dan pembentukan cadangan umum sebesar Rp 10.000 juta dari hasil laba tahun 2007.

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perusahaan sebagaimana dinyatakan dalam Akta Notaris No. 52 tanggal 28 Juni 2007 dari Amrul Partomuan Pohan, S.H., notaris di Jakarta, telah disetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 15.840 juta atau Rp 5 per saham dan pembentukan cadangan umum sebesar Rp 10.000 juta dari hasil laba tahun 2006.

E k u i t a s (Rp. milyar)

Shareholders’ Equity (Rp. billion)

04 05 06 07 08

1,685

2,030 2,135 2,386

(18)

FUTURE PROSPECTS

The global tire industry hit rough waters in the later part of 2008, and this difficult operating environment is likely to continue. While in the short term, the company will face severe strains on its cash flow, long term prospects look bright as Gajah Tunggal's underlying business remains strong.

The Indonesian economy is likely to grow, albeit at a slower pace than originally envisioned. Car and Motorcycle sales in Indonesia are expected to lose steam in 2009, meaning that the Company's sales to the OEM market will decrease correspondingly. Overall, domestic replacement sales will probably weather the economic slowdown the strongest of all segments, as people still have to replace their tires even if they do not purchase new cars and motorcycles.

The export market will possibly experience a sharp decline, as the economies in numerous destination markets enter recessionary mode. Most notable the developed markets and our off-take volumes to our strategic partners will decrease. Furthermore, weakening demand and increased competition in the global market, will most likely put price pressure on our products. Stabilizing raw material markets in 2009 would be beneficial for ouroperating performance but continuous fluctuations in financial and commodity markets make any prediction very difficult. The management's full attention in 2009 will be once more on improving the underlying business model to build the foundations for a sustainable blue chip company with world wide brand recognition.

Aspek Pemasaran

Market Outlook

PROSPEK MASA DEPAN

Industri ban global seperti telah menjadi kesulitan di akhir tahun 2008 dan kondisi sulit ini tampaknya akan terus berlanjut. Sementara itu dalam jangka pendek, perusahaan akan menghadapi beban berat pada arus kasnya, sedangkan prospek dalam jangka panjang terlihat cerah sebagaimana fondamen bisnis Gajah Tunggal tetap kuat.

Perekonomian Indonesia tampaknya akan bertumbuh meskipun lebih pelan dibandingkan dengan rencana semula. Penjualan mobil dan sepeda motor di Indonesia diperkirakan akan menurun jauh pada tahun 2009, yang berarti bahwa penjualan Perusahaan ke pasar OEM akan menurun pula. Secara keseluruhan, penjualan replacement dalam negeri mungkin akan terpengaruh oleh melemahnya perekonomian di semua segmen meskipun masyarakat tetap harus mengganti ban mereka walaupun mereka tidak membeli mobil dan sepeda motor baru.

Pasar ekspor mungkin akan mengalami penurunan tajam, karena perekonomian di sejumlah pasar yang menjadi tujuan ekspor memasuki kondisi resesi. Pasar di negara-negara maju dan volume penjualan off-take kami ke rekanan strategis kami akan menurun. Terlebih jauh, melemahnya permintaan dan meningkatnya persaingan di pasar global akan menekan harga jual produk-produk kami.

Stabilisasi pasar bahan baku pada tahun 2009 akan memberikan keuntungan bagi kinerja operasional kami tetapi dengan terjadinya fluktuasi yang terus berkelanjutan di seluruh pasar keuangan menyebabkan sangat sulit untuk membuat prediksi. Manajemen memberikan perhatian penuh di tahun 2009 yang sekali lagi adalah pada perbaikan model bisnis untuk membangun fondasi sebuah perusahaan blue chip yang berkelanjutan dengan pengakuan sebagai merek kelas dunia.

(19)

M A R K E T I N G

Brand Equity

TireZone outlets illustrate one of the innovations that reflect the Company's intent to capture the Indonesian retail tire market. TireZone, a multi-brand platform retail outlet established in partnership with Michelin, offers various brands of world class tires such as GT Radial, Michelin, and BF Goodrich - together with tire-related services that cater to tire consumers' needs. By the end of 2008, the Company has opened 30 outlets in major cities throughout Indonesia.

Beside its continuing use of conventional advertising media, such as billboard, newspaper, radio, and television, the Company has also regularly utilized attractive dealers - consumers promotional programs, which include lucky draws with prizes of automobiles and motorcycles, GT Radial Treasure Hunt Rally, and sponsorship of motorcycle and auto mobile racing teams in Indonesia and abroad.

Alliance with Leading Global Tire

Manufacturers

The Company is a contract manufacturer for a couple of leading global tire companies. In the past, the Company had manufactured tires for leading tire companies such as Yokohama and Pirelli. These contracts have since been mutually terminated in 1995 and 2001.

Since 2001, the Company has entered into a manufacturing agreement with Nokian Tyres Group, a leading tire manufacturer based in Finland, to produce a selected range of passenger car tires, including winter (snow) tires, for markets outside Indonesia.

In May 2004, the Company entered into business co-operation agreements with Michelin, one of the leading tire manufacturers in the world and a new shareholder of the Company with a shareholding of 10% of the Company's shares. Pursuant to an off-take agreement, the Company has agreed to manufacture up to 5 million tires per year by 2010, certain Michelin associated brand tires, excluding Michelin brand, for markets outside of Indonesia. Under a distribution agreement, Michelin will

PEMASARAN

Brand Equity

Gerai-gerai TireZone menggambarkan salah satu inovasi yang mencerminkan tekad perusahaan untuk menggarap pasar ban ritel di Indonesia. TireZone merupakan gerai ritel beragam-merek yang didirikan dengan jalinan kerjasama dengan Michelin, menawarkan berbagai merek ban kelas dunia seperti GT Radial, Michelin, dan BF Goodrich - yang bersama-sama menyediakan layanan yang berhubungan dengan ban untuk memenuhi kebutuhan ban konsumen. Sampai dengan akhir tahun 2008, perusahaan telah membuka 30 gerai ritel di kota-kota besar di seluruh Indonesia.

Selain masih dipergunakannya media periklanan konvensional seperti billboard, koran, radio, dan televisi, Perusahaan juga secara teratur menggunakan program promosi yang menarik bagi para distributor-pelanggan, termasuk diantaranya adalah lucky draws dengan hadiah mobil dan sepeda motor, GT Radial Treasure Hunt Rally, dan juga mensponsori tim balap sepeda motor dan mobil di seluruh Indonesia dan di luar negeri.

Rekanan dengan Produsen Ban Global

Terkemuka

Perusahaan memproduksi ban berdasarkan kontrak dengan dua perusahaan ban global terkemuka. Sebelumnya, Perusahaan juga pernah memproduksi ban untuk perusahaan-perusahaan ban terkemuka seperti Yohohama dan Pirelli. Kontrak-kontrak ini oleh kedua belah pihak telah dihentikan pada tahun 1995 dan tahun 2001.

Sejak tahun 2001, Perusahaan melakukan perjanjian produksi dengan Nokian Tyres Group, sebuah perusahaan ban terkemuka dari Finlandia untuk memproduksi ban mobil penumpang, termasuk diantaranya adalah ban musim dingin (salju) untuk pasar di luar Indonesia.

Di bulan Mei 2004, Perusahaan melakukan perjanjian kerjasama bisnis dengan Michelin, salah satu perusahaan ban terkemuka di dunia yang juga merupakan pemegang saham baru Perusahaan yang memiliki 10% saham Perusahaan. Berdasarkan perjanjian off-take, Perusahaan setuju untuk memproduksi hingga 5 juta ban per tahun pada tahun 2010 dengan menggunakan merek ban yang terasosiasi dengan Michelin tetapi diluar merek Michelin untuk pasar di luar Indonesia. Berdasarkan perjanjian

(20)

Jaringan Distribusi

Perusahaan membangun jaringan distribusi yang kuat baik di dalam maupun di luar negeri.

Ban produksi Perusahaan dijual melalui lebih dari 50 dealer di seluruh Indonesia dan dapat dibeli di distributor di lebih dari 80 negara di seluruh dunia.

Keseriusan Perusahaan dalam menggarap pasar ban ritel di Indonesia juga dicerminkan oleh pengembangan yang berlandaskan ritel beragam-merk yang dikenal dengan nama TireZone yang merupakan sebuah inovasi dalam industri ritel

Distribution Network

The Company has developed a strong domestic and international distribution network.

The Company's tires are sold by more than 50 dealers located throughout Indonesia and can be purchased from distribution agents in around 80 countries all over the world.

The Company's seriousness in capturing the Indonesian retail tire market is also reflected by the development of the multi-brands retail platform called the TireZone, distribusi, Michelin menyetujui untuk mendistribusikan

ban-ban Michelin dan BF Goodrich melalui jaringan distribusi Perusahaan di Indonesia.

Perusahaan juga memegang perjanjian lisensi dengan Inoue Rubber Company (IRC), sebuah perusahaan ban sepeda motor terkemuka yang berbasis di Jepang untuk memproduksi dan menjual ban sepeda motor dengan merek IRC di Indonesia sejak tahun 1973.

allow their Michelin and BF Goodrich brand tires to be distributed through the Company's distribution network in Indonesia.

The Company also holds a license agreement with Inoue Rubber Company (IRC), a leading motorcycle tire company based in Japan to manufacture and sell IRC branded motorcycle tires in Indonesia since 1973.

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan itu, Kantor Akuntan Publik ”Tanubrata Sutanto Fahmi dan Rekan” memberikan pendapat bahwa laporan keuangan konsolidasi Perseroan dan Anak Perusahaan

Strategi pemasaran Perseroan untuk segmen korporat dengan merek dagang First Media Business adalah tidak hanya menawarkan layanan konektivitas internet broadband berkualitas

mengendarai sepeda motor cukup banyak. Rata-rata dari mulai mengendarai sepeda motor sejak usia 10-12 tahun, dan mulai aktif mengendarainya saat SMP. Perbandingan antara

Pinjaman korporasi, atau pinjaman di atas Rp50 miliar hanya tumbuh sebesar 8% menjadi Rp340 triliun, jauh lebih rendah dari kenaikan sebesar 60% pada periode yang sama tahun

Laba kotor Perseroan untuk tahun buku yang berakhir 31 Maret 2013 adalah sebesar $AS 128,4 juta atau turun 9% bila dibandingkan dengan laba kotor pada tahun buku yang berakhir 31

Untuk Tahun yang berakhir 31 Maret 2010 Perusahaan berhasil membukukan Pendapatan sebesar KUSD 341.195 dan meningkat 35% dibandingkan dengan Tahun yang berakhir 31

Selama kurun waktu 5 tahun sejak tahun 2013-2017 rata-rata kontribusi pajak terhadap pendapatan asli mulai dari kontribusi terbesar sampai terkecil masing-masing adalah pajak penerangan

PROyeK PAbRIK NPK CHeMICAL Dengan beralihnya pola pemupukan dari pupuk tunggal menjadi pupuk majemuk karena terbukti efektif untuk tanah serta meningkatkan nilai tambah produk Amoniak