• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEHIDUPAN WANITA JEPANG PADA ZAMAN MEIJI ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEHIDUPAN WANITA JEPANG PADA ZAMAN MEIJI ABSTRACT"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KEHIDUPAN WANITA JEPANG PADA ZAMAN MEIJI

Rita Wahyuni1, Irma , Dewi Kania Izmayantil

Mahasiswa Jurusan Sastra Asia Timur, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta E-mail :wahyuni.senei@gmail.com

Dosen Jurusan Sastra Asia Timur, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta

ABSTRACT

In this essay writer , research about Japanese woman existence in Meiji era. The writer reason to take this titel for this essay is because writer want to know how Meiji era society life in japan, how japanesse woman life in Meiji era. This research purpose is to describe Japanese society life in Meiji era and to describe Japanese woman life in Meiji era. In thiss research writer using descriptive method. To analyzed the data writer use social changing theory and role theory.

Hanauzumi Novel write by Junichi Watanabe and Ichiyo Note Novel write by Fukuzawa Yukichi, both of two novel wrote the same story about woman life in Meiji era, who want to get gender equality with a man at the time. Education side and also working side which in that erastill difficult for woman to get social status same with man. But because of the struggle of some woman in the Meiji Era, finnaly they get gender equality.

From the research, writer found that although on Meiji era had start modernization in various field but the life of woman in the household not changing at all., because the mindset of these society still effected by feodalisme on Tokugawa era. Although in Meiji era there is some women who did to get high education dan high position on their society, but not all the woman in Meiji era got that position and got the lucky as the others.

Because of the struggle of the women in the Meiji era in Japan, finally give inspiring to the other women, then they want to moving forward like those woman. And finally the government in the Meiji era want to open their mindset, that woman also have the same righ with man to get same education and the same status with a man. And government no longer limit the woman who want have high education by build schools and university specially for woman.

Keywords: Meiji Era, change, Women

Pendahuluan

Masa Meiji (1867 – 1912) merupakan salah satu periode yang paling istimewa dalam sejarah Jepang.Di bawah pimpinan Kaisar Meiji, Jepang bergerak maju sehingga

hanya dalam beberapa dasawarsa mencapai pembentukan suatu bangsa modern yang memiliki perindustrian modern dan lembaga-lembaga politik modern.Pada tahun-tahun pertama pemerintahannya, kaisar Meiji

(2)

2 memindahkan ibukota kekaisaran dari Kyoto

ke Edo. Edo pun berganti nama baru menjadi Tokyo (ibu kotaTimur). Diumumkanlah undang-undang dasar yang menetapkan sebuah kabinet dan badan-badan legistlatif.Golongan-golongan

masyarakat selama masa Edo yang membuat masyarakat menjadi terbagi berdasarkan kasta pun dihapuskan.Kaisar Meiji membawa pencerahan dalam membimbing bangsanya melewati peralihan yang sangat mencuat.Lalu berakhir pada saat wafatnya kaisar Meiji pada tahun1912.

Pemerintahan Meiji dimulai dengan bermacam-macam reformasi untuk membuat struktur lembaga politik baru yang berpusat pada Kaisar. Pemerintahan baru atau reformasi pada masa ini disebut Restorasi Meiji. Pemerintahan yang baru pada tahun 1868 (Meiji II) memerintahkan kepada para Daimyou agar wilayah Han dan rakyat yang tinggal di wilayah tersebut dikembalikan dari Daimyou ke kaisar. Kebijakan selanjutnya keluar pada tahun 1871 (Meiji IV) yang memutuskan untuk menghapus sistem han (hidup hanya dengan beras yang diberikan oleh majikannya yaitu Han.

Hasil dan Pembahasan

1. Perubahan pada Zaman Meiji

2. Pada tahun 1854, Commodere Perry membawa surat izin dari presiden Amerika Serikat yang ditujukan kepada penguasa

pemerintah Jepang untuk meminta izin membuka 2 pelabuhan dengan maksud untuk singgah dan memnambah perbekalan dalam pelayaran menuju daratan China ataupun sebaliknya. Surat Perry langsung disampaikan kepada Shogun yang pada saat itu secara de-facto menjadi penguasa Jepang, dan saat itu yang menjadi Shogun Tokugawa Iesada ( 1853 – 1858 ). Karena Shogun menyadari bahwa permintaan Amerika tidak bisa ditolak dengan kekerasan senjata, maka terpaksalah mengadakan perundingan dengan perry pada 31 Maret 1854 yang terkenal dengan persetujuan Kanagawa ( sekarang Yokohama ) bahwa Jepang mengizinkan kepada Amerika membuka pelabuhan Shimoda di Teluk Sagami dan Hokadate di pulau Hokkaido.

1. A. Perubahan Sosial dan Budaya

Di bidang kebudayaan, muncul kecenderungan kuat didalam negeri untuk tetap mempertahankan tradisi dan ada istiadat yang dirasakan mulai luntur akibat pengaruh budaya asing ( Barat ) yang semakin luas. Jepang dalam hal ini mampu memadukan suatu sikap sosial yang tetap menghormati tradisinya dan di pihak lain tetap mengikuti pola modernisasi yang berdasarkan kebiasaan budaya Barat. Faktor utama yang mendukung keberhasilan restorasi Meiji pada waktu itu, adalah bahwa Jepang tidak pernah mengalami konflik ideologi maupun konflik agama, seperti yang banyak dialami oleh

(3)

3 negara – negara lain di dunia. Bantuan asing

juga dibatasi untuk menghindari ketergantungan Jepang dari pihak luar ( asing ). Hal penting lainnya yang ikut mendukung keberhasilan Jepang adalah adalanya nilai umum ( common values ) yang berlaku dalam masyarakat, yang sangat menghormati kedudukan kaisar selaku kepala negara dan sebagai faktor pemersatu.

1.bPerubahan dalam bidang ekonomi

Pemerintahan yang baru pada tahun 1868 (Meiji II) memerintahkan kepada para Daimyou agar wilayah Han dan rakyat yang tinggal di wilayah tersebut dikembalikan dari Daimyou ke kaisar. Kebijakan selanjutnya keluar pada tahun 1871 (Meiji IV) yang memutuskan untuk menghapus sistem han (hidup hanya

dengan beras yang diberikan oleh majikannya yaitu han, han = majikan), membagi seluruh negeri menjadi

sistem Ken (Perfektur) serta dikirimkan pegawai pemerintahan langsung dari pusat,

yang disebut pula Haihan

Chiken (penghapusan tanah feodal dan pembentukan perfektur). Dengan begitu,

pajak seluruhnya dikumpulkan oleh pemerintah dan pegawai pemerintah tinggal menerima gaji dari pemerintah

.

2. Kehidupan Wanita Jepang pada Zaman Meiji

2.a. Kehidupan Wanita Jepang pada Zaman Meiji bidang Pendidikan.

Mengawali proses pembaharuan, sebagai program Meiji ishin tahun 1869 dikeluarkan tiga kewajiban rakyat terhadap negara. Pertama adalah Choheirei yaitu wajib militer, kedua, wajib membayar pajak, sedangkan yang ketiga, yang dianggap sebagai salah satu modal penting bagi pembangunan bangsa adalah wajib belajar.Pemerintah menyadari perlunya pendidikan bagi rakyat untuk meraih tujuan negara.Untuk menghadapi pemikiran danshon johi pendidikan diberikan kepada seluruh rakyat, khususnya wanita diberikan pendidikan khusus wanita.Pada zaman Meiji mulai diberlakukannya sistem Gakusei pada tahun 1872. Sistem Gakusei adalah sistem pendidikan formal Model Barat yang menitik beratkan pada ilmu pengetahuan barat atau Seyou Teki Kyouiku. Sistem pendidikan Gakusei ini menggantikan sistim pendidikan Feodal.

Atas permintaan masyarakat, maka pemerintah menganggap perlu mengadakan perubahan di dalam sistim pendidikan Gakusei, agar sistim pendidikan yang baru khususnya bagi wanita, mempunyai manfaat serta kepentingan bagi wanita itu sendiri termasuk masyarakat. Oleh karena itu pemerintah pada tahun 1880 mengadakan perubahan – perubahan dalam sistim pendidikan, dengan mengeluarkan peraturan

(4)

4 pendidikan yang diperbaharui tersebut

dikenal dengan nama Kaisei Kyouiku Rei. Dengan perubahan ini, masyarakat mulai merasakan manfaat pendidikan wanita yang jelas dan baik bagi wanita – wanita Jepang. hal ini juga berarti pemerintah mulai memperhatikan suatu sistim pendidikan dengan melihat kebutuhan serta kepentingan masyarakat.

Kemajuan pendidikan yang diperoleh wanita, menyebabkan banyak wanita yang sudah dapat mengikuti pendidikan sampai taraf Universitas, dan wanita – wanita yang hanya menempuh pendidikan sampai sekolah menengah bagian atas, banyak yang bekerja sebagai karyawan di kantor kantor seperti misalnya di Bank, serta pelayan telefon, pelayan toko kecil atau pelayan ditoko serba ada, dan ada juga yang bekerja sebagai juru rawat. Semua ini ditunjang dengan adanya gerakan emansipasi wanita yang menuntut hak bekerja dan hak untuk memperoleh pendidikan yang sama dari pemerintah. ( Tobing, 1981 : 12 -13). Dapat kita lihat pada kutipan berikut,

よしおかやよい ,吉岡弥生 さ ん と いう方が 東京女子医学校とうきょうじょしいがっこうをつく りました。来年らいねんには日本女子大学に ほ ん じ ょ し だ い が く が で き ま す 。 三年前さんねんまえ に は 、 木下尚江き の し た な お え、 河野広中こ う の ひ ろ な から が 東 京とうきょうに 普通選挙同盟会結成ふつうせんきょどうめいかいけっせいし を 結成けっせい し 、 こ の 年とし、 津田梅子つ だ う め こが 女子じ ょ し 英語塾 えいごじゅく を つくった。女子じ ょ しだけの 医学校 いんがっこう も で き 、 更さら に 女子女子大学じ ょ し じ ょ し だ い が くまで出来で きるという。 (Hanauzumi, 1970 : 536 – 537 ). Sekolah Kedokteran Perempuan Jepang telah didirikan oleh seorang yang bernama Yayoi Yoshioka. Dan tahun depan Univeristas Perempuan Tokyo, universitas untuk perempuan akan dibuka. Tiga tahun sebelumnya, sebuah aliansi pelaksanaan hak pilih kaum perempuan telah dibentuk di Tokyo.Tahun ini, sebuah sekolah bahasa Inggris untuk kaum perempuan juga telah dibuka, Setelah didirikannya sekolah kedokteran untuk perempuan.(Ginko, 2012 : 446 ).

Kesimpulan

Novel Hanauzumi karya Junichi Watanabe, dan novel Catatan Ichiyo karya Fukuzawa Yukichi yang menjadi kajian dalam skripsi ini, mengisahkan tentang kehidupan wanita yang ingin mensejajarkan diri dengan laki – laki pada zaman Meiji, baik dibidang pendidikan maupun pekerjaan, dimana pada zaman tersebut masih sulit bagi seorang wanita untuk mendapatkan status sosial yang sama dengan laki – laki.

Pada Zaman Meiji walaupun sudah mulai terjadinya modernisasi diberbagai bidang, tetapi kehidupan wanita dalam rumah

(5)

5 tangga belum banyak terjadi perubahan,

karena pola fikir masyarakatnya yang masih dipengaruhi oleh Feodalisme pada Zaman Tokugawa.

Novel Hanauzumi dan Catatan Ichiyou membuktikan bahwa perjuangan seorang wanita dalam mendapatkan pendidikan telah membuka peluang bagi mereka untuk masuk dunia laki-laki.Ginko menjadi dokter pertama, dan mulai diakui keberadaannya sejak mendapat izin praktek kedokterannya.Begitu juga dengan Ichiyou, menjadi seorang penulis perempuan pertama di Jepang, yang sebelumnya hanya diduduki oleh kaum laki-laki. Bahkan pemerintah Jepang memberi penghargaan dengan meletakkan foto Ichiyou pada uang kertas lima ribu yen..Peluang wanita untuk mendapatkan pendidikan pada zaman Meiji telah memberi kesempatan kepada wanita untuk berkiprah di dunia luar setara dengan kaum laki-laki.

5.2. Saran

Penelitian terhadap novel Ginko karya Jun’ichi Watanabe yang diterjemahkan oleh Istiani Prajoko dan novel Catatan Ichiyo karya Rei Kimura ini masih berbatas pada analisis mengenai perjuangan tokoh utama yaitu Ginko Ogino dan Ichiyo dalam mendapatkan kesetaraan dibidang pendidikan dan pekerjaan dengan kaum pria pada zaman Meiji. Kedua novel ini masih menyimpan

berbagai kemungkinan permasalahan yang menarik untuk diteliti tentunya dilakukan dengan perspektif yang berbeda, seperti bidang sosiologi yang melihat kehidupan masyarakat pada zaman Meiji.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Slamet. Hand Out Ikhtisar Sejarah Jepang. Padang. Universitas Bung Hatta. Beasley, WG. 2003. Pengalaman Jepang, Sejarah Singkat Jepang. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.

Fukutake, Tadashi. 1988. Masyarakat Jepang Dewasa ini.Jakarta : PT. Gramedia.

Haryanti, pitri. 2013. All About Japan. Yogyakarta: Andi.

Haryanto, Sindung. 2012. Spektrum Teori Sosial. Jogjakarta. Ar-ruzz Media.

International Society for Educational

Information .ISEI. 1989. Jepang Dewasa Ini. Tokyo.

Irsan, Abdul.2007. Budaya dan Perilaku Politik Jepang di Asia.Jakarta : Grafindo Khazanah Ilmu.

Izmayanti, Dewi Kania, Oslan Amril. 2011. Pengantar Sejarah Jepang. Padang. Bung Hatta University Press.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1990. Jakarta : Balai Pustaka.

Kimura, Rei. 2012. Catatan Ichiyo

diterjemahkan oleh Moch.Murdwinanto.PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Linton, Ralp. 1936. The Study of Man. Jakarta. Appleton.

(6)

6

Nakane, Chie. 1973. Masyarakat Jepang. Jakarta : Sinar Harapan.

Mahmassani, Subhi. 1979. Konsep Dasar Hak – Hak Asasi Manusia. Jakarta. PT.

Tintamas Indonesia.

Mardalis.Drs. 2007. Metode Penelitian. Jakarta. PT. Bumi Aksara.

Masu, Okamura.1983. Peranan Wanita

Jepang. Diterjemahkan oleh Ny. Emy

Kuntjoro – Jakti. Yogyakarta : Gajah

Mada University Press.

Sakamoto, Taro. 1992. Jepang dulu dan

sekarang. Diterjemahkan oleh Sylvia

Tiwon.Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press.

Setiadi ,Elly M, Usman Kolip. 2010. Pengantar Sosiologi. Bandung: Kencana

Prenada Media Group.

Soekanto, Soerjono. Budis

Sulistyowati.Sosiologi Suatu Pengantar.2013. Jakarta. Raja Grafindo.

Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Sugihastuti, Saptiawan, Isna Hadi. Gender dan Inferioritas Perempuan. 2007.

Surahmad. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Trasito.

Suryohadiprojo,Sayidiman. 1987.Belajar

Dari Jepang Manusia dan Masyarakat Jepang dalam Perjoangan Hidup. Jakarta: UI-Press. Tobing, Ekayani. 2006. Keluarga Tradisional Jepang Dalam Perspektif Sejarah dan Perubahan Sosial. Jakarta : Iluni KWJ. Yukichi, Fukuzawa. 1985. Jepang di Antara Feodalisme dan Modernisme, diterjemahkan

dari buku Gakumon No Susume, oleh

Arifin Bey. Jakarta : PT. Pantja Simpati. Watanabe,junichi. 2012.Ginko diterjemahkan oleh Istiani Prajoko. Jakarta: PT. Serambi Ilmu semesta.

Watanabe, Junichi. 1970.Hanauzumi.

Jepang.shinchousa.

Wellek dan Warren.1990.Teori

Kesusasteraan.Jakarta : Gramedia.

SUMBER SKRIPSI / TESIS

Aman, Kitty Quintarina. 1986. “ Pendidikan Wanita di Jepang Pada Zaman Meiji”. Skripsi.

Jakarta : Universitas Indonesia. Lawanda, Ike Iswary. 1985. “ Kedudukan dan Peran Wanita di Jepang Suatu Telaah Historistis Antropologis”.

Skripsi.Jakarta : Universitas Indonesia. Lawanda, Ike Iswary. 1995. “ Wanita Jepang di Zaman Meiji “. Tesis .Jakarta : Universitas

Indonesia.

Mitalika, Tesa. 2014. “Dominasi Patriarki Terhadap Tokoh Perempuan Ginko dalam Novel Hanauzumi Karya Junichi Watanabe”. Skripsi.Malang : Universitas Brawijaya. Prastasari, Niluh Giri. 2013. “ Upaya Tokoh Ogino Ginko Mencapai Kesetaran Gender dalam Novel Hanauzumi Karya Watanabe Jun’ichi. Skripsi.Denpasar : Universitas

Udayana.

Tobing , Ekayani. 1981. “ Peranan Fukuda Hideko dalam Emansipasi Wanita Jepang pada Zaman Meiji “. Skripsi.Jakarta : Universitas Indonesia.

(7)

7 http://neetatakky.blogspot.com/2011/07/1-perkembangan-jepang-dari-masa.html http://keindahansejarah.blogspot.com/2011/0 1/reitorasi-meiji-sebagai-titik-awal.html http://www.mext.go.jp/b_menu/hakusho/htm l/hpad196201/hpad196201_2_011.html http://sejarah.kompasiana.com/2012/11/03/za man-meiji-1867-1912-505586.html http : // lppm.uns.ac.id / 2014/12/03 panduan % 20 pendidikan % 20 berprespektif % 20 gender / index.

http://justaveragereader.blogspot.com/2

014/06/23-catatan-ichiyo-by-rei-kimura.html

(http://sejarah.kompasiana.com/2012/11/03/z aman-meiji-1867-1912-505586.html) Dea Jiwapraja : 04 January 2015.

Referensi

Dokumen terkait

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik inferensial. Statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel pasar kompetitif terhadap Kinerja Usaha kelompok wanita tani berpengaruh positif tidak signifikan dengan nilai

Para aktor non negara melalui internet/ sosial media melakukan langkah-langkah edukatif dengan memberikan informasi yang bermanfaat dan menjelaskan berbagai fakta serta data

30 Saya bermusuhan dengan teman karena berebut pengaruh dari teman yang lain 31 Saya dan teman-teman saling percaya 32 Saya suka ikut tawuran warga antar desa 33

Jesus Christ for giving me health, strenght, and chance to me so, I can complete this paper as one of the requirements to get degree of Diploma English at the Faculty of

As she clears out her old bedroom, Polly discovers that below her memories, in which she led an entirely normal and unremarkable life, there is a second set of memories, which

Melihat banyaknya peserta yang ikut dalam kegiatan ini, pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat yang berte- makan Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah Bagi

Larutan hidrotermal yang melewati batuan, ketika berinteraksi atau kontak dengan batuan tersebut maka larutan hidrotermal akan membawa ion-ion atau kation-kation yang