BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Inventory
Menurut Freddy Rangkuti (2004) persediaan (inventory) adalah sebagai
berikut " Persediaan merupakan bahan-bahan, bagian yang disediakan, dan bahah-bahan dalamm proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi atau produksi yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu".
Menurut Koher, Eric L.A adalah baan baku dan penolong, barang jadi dan barang dalam produksi dana barang-barang yang tersedia, yang di miliki dalam perjalanan dalam tempat penyimpanan kepada pihak lain pada akhir periode.
Menurut Hani Handoko (2000) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan.
2.2 Monitoring
Monitoring (bahasa Indonesia : pemantauan) adalah pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai kesadaran tentang apa yang ingin diketahui, pemantauan berkadar tingkat tinggi dilakukan agar dapat membuat pengukuran melalui waktu yang menunjukkan pergerakan ke arah tujuan atau menjauh dari itu. Monitoring akan memberikan informasi tentang status dan kecenderungan bahwa pengukuran dan evaluasi yang diselesaikan berulang dari waktu ke waktu, pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu, untuk memeriksa terhadap proses berikut objek atau untuk mengevaluasi kondisi atau kemajuan menuju tujuan hasil manajemen atas efek tindakan dari beberapa jenis antara lain tindakan untuk mempertahankan manajemen yang sedang berjalan. Kegiatan monitoring bisa diartikan sebagai suatu kegiatan memonitor atau mengawasi
seluruh aktivitas yang dilakukan oleh seseorang. Kegiatan monitoring ini dapat dilakukan secara langsung. Monitoring langsung dilakukan dengan cara peninjauan langsung terhadap aktivitas yang sedang berlangsung seperti peninjauan barang yang masuk, barang yang keluar dan lain-lain. Sedangkan monitoring tidak langsung dilakukan melalui kegiatan penelaahan laporan tertulis, mencermati laporan lisan atau mewawancarai salah satu dari beberapa orang yang terlibat dalam satu kegiatan.
2.3 Dashboard
Menurut Wadsworth et al (2009:68), salah satu keuntungan dari dashboard
yaitu dapat menyajikan biaya, produktivitas, kualitas dan data dalan satu lokasi,
sehingga membantu eksekutif menganalisis. Selain itu dashboard
memungkinkan pengguna untuk mengelola performa dan mengurangi pengeluaran
Menurut Turban, Sharda, Delen & King (2011:137), Dashboard adalah
komponen yang umumnya memiliki Performance Management System,
Performance Measurement System, Business Process Management (BPM) suites
dan BI Platforms. Dahsboard menyediakan tampilan visual dari informasi penting yang di satukan dan di atur dalam sebuah layar tunggal sehingga informasi dapat di pahami cukup dengan sekali lihat, serta mudah untuk di eksplorasi.
Menurut (Scheps, 2008:95), dashboard merupakan keturunan langsung dari
Executive Information System (EIS) lama dan sistem Decision Support Systems
(DDS), dengan meningkatkan fungsional dan penampilan. Karena mereka
terhubung dengan sistem data yang kuat dan memanfaatkan Key Performance
Indicators (KPI).
Dari pengertian diatas, maka sebuah dashboard harus dapat mendukunng
proses monitoring secara visual seperti :
1. Melihat gambaran besar informasi
2. Fokus pada item tertenu yang memiliki informasi penting
3. Dapat melakukan drill ke informasi tambahan yang di perlukan untuk proses
2.4 Karakteristik Dashboard
Menurut Turban, Sharda, Delen, & King (2011:139), semua dashboard
yang dirancang dengan baik akan memiliki karakteristik sebagai berikut :
• Dashboard menggunakan komponen visual untuk menggarisbawahi secara sekilas, data dan pengecualian yang membutuhkan tindakan
• Dashboard bersifat transparan terhadap pengguna, yang artinya pengguna cukup membutuhkan sedikit pelatihan dan mudah untuk menggunakan
dashboard tersebut.
• Dashboard menggabungkan data dari berbagai macam sistem menjadi sebuah tampilan bisnis tunggal, ringkas, tergabung menjadi satu.
• Dashboard memungkinkan drill-down atau drill-through terhadap sumber data atau laporan yang ada dan menyediakan konteks yang dapat dibandingkan dan dievaluasi secara lebih terperinci.
• Dashboard menyediakan sebuah tampilan dinamis dan nyata dari data yang diperbaruhi secara berkala.
• Dashboard memungkinkan pengguna untuk tetap mendapatkan informasi baru tentang perubahan di dalam bisnis.
• Dashboard membutuhkan sedikit perubahan kode program untuk dikirim, diimplementasikan dan dirawat.
2.5 Tipe Dashboard
Menurut Rasmussen, Nils, Claire Y.Chen dan Manish Bansal, dashboard
memiliki tiga tipe yaitu dashboard strategi, dashboard taktikal, dashboard
operasional :
• Dashboard strategi.
Organisasi dapat melihat proses kemajuan strategi objektif. Seorang
eksekutif – tingkat dashboard dapat mempengaruhi perusahaan – strategi luas
pencapaian dan korespondensi KPI.
• Dashboard taktikal.
Organisasi menggunakan dashboard taktikal untuk melihat proses dan tren
untuk setiap strategi inisiatif organisasi. Dapat meliputi kunci proyek, dan kedua inisiatif dan proyek sering diukur dengan pencapaian.
• Dashboard operasional.
Digunakan untuk melihat proses bisnis, aktifitas bisnis, kegiatan kompleks. Biasanya, tampilan akan menyediakan pembaruan harian atau bulanan atau pada waktu itu juga dan melaporkan ilustrasi dari status bisnis atau proses manufaktur.
Gambar 2.1 Source: Rasmussen, Nils, Claire Y.Chen dan Manish Bansal
2.6 Metode Penyajian Data
Menurut Aczel & Sounderpandian (2009:25), metode penyajian data dibagi menjadi beberapa bentuk, yaitu :
• Pie Chart adalah sebuah tampilan deskriprif sederhana dari data, dimana
data yang ditampilkan hanya jumlah dari total yang diberikan. Pie chart mungkin adalah sebuah cara paling ilustratif untuk menampilkan kuantitas sebagai presentasi dari total yang diberikan. Total area dari sebuah pie chart mempresentasikan 100% dari kuantitas (jumlah daru nilai variable pada seluruh kategori). Ukuran dari setiap potongan adalah presentasi dari total yang dipresentasikan oleh masing – masing kategori.
Gambar 2.2 Contoh Pie Chart
• Bar Chart Bar chart sering digunakan untuk menunjukkan data berdasarkan
kategori tertentu dimana tidak ada penekanan total presentase pada setiap kategori. Bar chart dapat disajikan secara vertikal maupun horizontal. Skala pengukuran adalah nominal atau ordinal. Bar chart dapat digunakan untuk menampilkan data kontinu seperti ukuran sepatu atau warna mata dan data diskontinu seperti tinggi badan atau berat badan.
Gambar 2.3 Contoh Bar Chart
• Line Chart Line Chart sering digunakan untuk menampilkan informasi
Line chart sering digunakan untuk menvisualisasikan trend data dalam interval waktu atau dalam kurun waktu tertentu.
Gambar 2.4 Contoh Line Chart
2.7 MySQL
Menurut Betha Sidik, dalam bukunya yang berjudul Pemrograman Web Dengan PHP (2012 : 333), menyebutkan bahwa : “MySQL merupakan software database yang termasuk paling popular di lingkungan Linux, kepopuleran ini karena ditunjang karena performansi query dari databasenya yang saat itu bisa dikatakan paling cepat dan jarang bermasalah.”
2.8 XAMPP
Menurut Betha Sidik, dalam bukunya yang berjudul Pemrograman Web Dengan PHP (2012 : 72), menyebutkan bahwa : “XAMPP ( X(windows/linux) Apache MySQL PHP dan Perl) merupakan paket server web PHP dan database MySQL yang paling popular dikalangan pengembang web dengan menggunakan PHP dan MySQL sebagai databasenya”.
2.9 Metode Pengembangan Sistem
Menurut Pressman (2015:42) waterfall adalah model klasik yang bersifat
sistematis, berurutan dalam membangun software. Berikut ini ada dua gambaran
Gambar 2.5 Waterfall Pressman 1) Communication
Langkah ini merupakan analisis terhadap kebutuhan software, dan tahap untuk mengadakan pengumpulan data dengan melakukan pertemuan dengan user, maupun mengumpulkan data-data tambahan baik yang ada di jurnal, artikel, maupun dari internet.
2) Planning
Proses planning merupakan lanjutan dari proses communication (analysis
requirement). Tahapan ini akan menghasilkan dokumen user requirement
atau bisa dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginan user
dalam pembuatan software, termasuk rencana yang akan dilakukan.
3) Modelling
Proses modelling ini akan menerjemahkan syarat kebutuhan kesebuah
perancangan software yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding.
Proses ini berfokus pada rancangan struktur data, arsitektur software,
representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural. Tahapan ini akan
menghasilkan dokumen yang disebut software requirement.
4) Construction
Construction merupakan proses membuat kode. Coding atau pengkodean merupakan penerjemahan desain dalam Bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Programmer akan menerjemahkan transaksi yang diminta oleh
user. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam
mengerjakan suatu software, artinya penggunaan komputer akan
dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan
dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat tadi. Tujuan testing
adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut untuk kemudian bisa diperbaiki.
5) Deployment
Tahapan ini bias dikatan final dalam pembuatan sebuah software atau sistem. Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sistem yang sudah jadi akan digunakan oleh user. Kemudian software yang telah dibuat harus dilakukan pemeliharaan secara berkala.
2.10 Analisis Metode PIECES
Perlu diketahui yang menjadi dasar untuk dilakukan analisa system dikarenakan adanya suatu masalah dalam sistem itu, untuk mencari kekurangan sistem ataupun kelebihan sistem metode yang bisa digunakan adalah dengan menggunakan metode PIECES. Analisa PIECES merupakan analisa yang melihat sistem dari sisi Performance, Information, Economic, Control, Efficiency dan Service. Kerangka PIECES disesuaikan untuk menganalisa sistem dari aplikasi manual dan terkomputerisasi. Adapun pengertian dari analisis metode PIECES sebagai berikut (Whitten L. Jeffery, 2004) :
1) Analisis Kinerja (Performance)
Analisis kinerja adalah suatu kemampuan dari sistem itu sendiri untuk menyelesaikan tugas dengan cepat sehingga tujuan bisa tercapai.
2) Analisis Informasi (Information)
Analisis informasi merupakan sesuatu yang sangat penting yang nantinya bisa digunakan untuk menentukan pengambilan keputusan. Jika informasi yang dihasilkan dari sistem berkualitas maka perusahaan akan sangat mudah untuk mengambil keputusan untuk kemajuan perusahaan itu sendiri.
3) Analisis Ekonomi (Economic)
Analisis ekonomi merupakan biaya yang digunakan untuk mengembangkan sistem seharusnya minimal sesuai dengan hasil yang didapatkan, jangan sampai biaya yang dikeluarkan tinggi namun manfaat yang didapatnya kurang.
4) Analisis Kontrol (Control)
Analisis kontrol memiliki tujuan untuk peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dan atau akan terjadi.
5) Analisis Efisiensi (Eficiency)
Analisis Efisiensi membahas bagaimana sumber daya system informasi dapat digunakan secara optimal. Operasi pada suatu perusahaan dikatakan efisien atau tidak biasanya didasarkan pada tugas dan tanggung jawab dalam melakukan kegiatan.
6) Analisis Pelayanan (Service)
Analisis pelayanan yang diberikan dari sistem tersebut apakah sudah efektif dan efisien. Secara umum pelayanan dengan cara manual masih bisa dikatakan lebih lama jika dibandingkan dengan cara terkomputerisasi.
2.10 UML (Unified Mdelling Language)
Unified Modelling Languange (UML) merupakan kosakata umum berbasis objek dan diagram teknik yang cukup efektif untuk memodelkan setiap proyek pengembangan sistem mulai tahap analisis sampai tahap desain dan implementasi (Dennis, dkk : 2012). UML diaplikasikan untuk maksud tertentu, biasanya antara lain untuk :
1. Merancang perangkat lunak.
2. Sarana komunikasi antara perangkat lunak dengan proses bisnis.
3. Menjabarkan sistem secara rinci untuk analisa dan mencari apa yang
diperlukan sistem.
4. Mendokumentasikan sistem yang ada, proses-proses dan organisasinya.
Tujuan dari Unified Modelling Languange (UML) adalah untuk menyediakan
istilah-istilah atau symbol secara teknik berbasis onjek dan penggunaan teknik diagram yang cukup banyak untuk menggambarkan proyek pengembangan sistem mulai dari analisa sampai desain. (Dennis, dkk : 2012). UML sendiri dapat dimodelkan menjadi beragam perspektif diagram yang berbeda untuk memodelkan suatu sistem, diantaranya :
2.10.1 Use Case Diagram
“Use cases are the primary drivers for all of the UML diagramming techniques. Theuse case communicates at a high level what the system needs to do, and each of the UML diagramming techniques build upon this by presenting the functionality in different ways. In the early stages of analysis, the analyst
first identifies one use case for each major part of the system and creates accompanying documentation, the use case report, to describe each function in detail.” (Dennis, Wixom, & Roth, 2012, hal. 517).
Use Case merupakan driver utama untuk semua teknik diagram UML
Use Case berkomunikasi pada tingkat tinggi system apa yang perlu dilakukan, dan masing-masing UML teknik diagram membangun ini menyajikan fungsi dalam cara berbeda, masing-masing pandangan memiliki tujuan yang berbeda. Pada tahap awal analisis, analisis pertama
mengidentifikasi satu use case untuk setiap utama bagian dari sistem dan
menciptakan dokumentasi yang menyertainya, laporan kasus penggunaan untuk menjelaskan fungsi masing-masing secara rinci.
Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram use case :
Tabel 2.1 Simbol Use Case (Dennis, Wixon, & Roth, 2012, hal. 518)
Keterangan Simbol
“a person or system that derives benefit from and is external to the subject.”
Seseorang atau sesuatu yang berinteraksi dengan sistem.
Actor Role Name
“Represents a major piece of system functionality. Can extend another use case. Can use another use case. Is placed inside the system boundary. Is labeled wit a descriptive verb-noun phrase.”
Merupakan bagian utama dari sistem fungsionlitas. Dapat memperpanjang kasus
penggunaan lain. Dapat menggunakan use
case lain. Ditempatkan di dalam batas sistem. Diberi label dengan deskriptif verba-noun frase.
Use Case name
“Include the name of the system inside or on top. Represent the scope of the system.”
Merupakan lingkup subjek, misalnya,
sistem atau individu proses bisnis
“Link an actor with the use case(s) with which it interacts.”
Untuk mendokumentasikan aliran-aliran logika
* *
System Use Case
Actor Actor
Gambar 2.6 Contoh Use Case Diagram (Alan Dennis, 2012)
2.10.2 Activity Diagram
“Activity diagrams are used to model the behavior in a business process independent ofobjects. In many ways, activity diagrams can be viewed as sophisticated data flow diagrams that are used in conjunction with structured analysis.However, unlike data flow diagrams, activity diagrams include notation that addresses the modeling of parallel, concurrent activities and complex decision processes” (Dennis, Wixom, & Roth, 2012).
Activity Diagram digunakan untuk model perilaku dalam independen
proses bisnis benda. Dalam banyak hal, diagram aktivitas dapat dipandang sebagai diagram aliran data yang canggih yang digunakan dalam hubungan dengan analisis terstruktur. Namun, tidak seperti aliran data diagram, diagram aktivitas termasuk notasi yang membahas pemodelan parallel, kegiatan bersamaan dan proses. Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem.
Diagram aktivitas banyak digunakan untuk mendefinisikan hal-hal berikut :
1. Rancangan proses bisnis dimana setiap urutan aktivitas yang digambarkan merupakan proses bisnis sistem yang didefinisikan.
2. Urutan atau pengelompokan tampilan dari sistem / user interface dimana
setiap aktivitas dianggap memiliki sebuah rancangan antarmuka tampilan.
3. Rancangan menu yang akan ditampilkan pada perangkat lunak.
Tabel 2.2 Simbol Activity Diagram (Alan Dennis, 2012)
Simbol Nama
Simbol
Keterangan
Initial Node “Is used to represent a set of actrions.”
Merupakan tanda awal dari sebuah aktivitas.
Final-Activity Node
“Is used to stop all control flows and object flows in an activity(or action).”
Merupakan tanda berakhirnya sebuah aktivitas.
Activity “Is used to represent a set of actions.”
Merupakan sebuah gambaran aktivitas yang terjadi. (Decision Criteria) (Decision Criteria) Decision Node
“Is used to represent a test condition to ensure that the control flow or object flow only goes down one path.”
Pilihan untuk pengambilan keputusan
Merge Node “Is used to represent a test condition to ensure that the control flow or object flow only goes down one path.”
Membawa kembali jalur keputusan
bersama yang berbeda yang dibuat dengan menggunakan keputusan simpul
Swimlane Name Swimlane “Separate business organization that is
responsible for the activity that occurs”
Memisahkan organisasi bisnis yang bertanggung jawab terhadap aktifitas yang terjadi.
Control Flow
“Show the sequence of execution”
Menunjukkan urutan eksekusi.
Object Flow “Shows the flow of an object from one activity (or action) to another activity (or action).”
Menunjukkan aliran objek dari satu kegiatan (atau tindakan) untuk kegiatan lain (atau tindakan).
Get Patient Information
Create New Patient (Old Patient)
(New Patient)
Make Payment Arrangements
Cancel Appointment Change Appointment Create Appointment
Gambar 2.7 Contoh Activity Diagram (Alan Dennis 2012)
2.10.3 Sequence Diagram
“A sequence diagram is a dynamic model that supports a dynamic view of the volving system. It show the explicit sequence of messages that are passed between object in a defined interaction. Since sequence diagrams emphasize the time-based ordering of the activity that takes place among a set of objects, they are very helpful for understanding real-time specifications and complex use cases.” (Dennis, Wixon, & Roth, 2012, hal. 531).
Diagram sequence adalah model dinamis yang menunjukkan urutan
eksplisit pesan yang lewat di antara objek dalam interaksi dedifinisikan. Karena urutan diagram menekankan pemesanan berbasis waktu kegiatan yang terjadi di antara set benda, mereka sangat membantu untuk memahami spesifikasi real-time dan kompleks menggunakan kasus.
Tabel 2.3 Simbol Sequence Diagram (Alan Dennis, 2012)
Keterangan System
“Is a person or system that derives benefit from and is external to the system”
Orang atau sistem yang berasal dari manfaat dan eksternal anActor
“Paticipates in a sequence by sending and/or receiving message”
Berpartisipasi secara berurutan dengan mengirim dan / atau menerima pesan yang ditempatkan diatas diagram.
anObject : a Class
”Denotes the life of an object during a sequence”
Menandakan kehidupan obyek selama berurutan
“Is a long narrow rectangle placed atop a lifeline.”
Menyatakan objek dalam keadaan aktif dan berinteraksi pesan. A message:
“Conveys information from one object to another one.”
Menyampaikan informasi dari satu objek ke satu sama lain. Object destruction:
“An X is placed at the and of an object’s lifeline to show that it is going out of existence.”
Ditempatkan pada akhir dari suatu objek lifeline untuk
menunjukkan bahwa itu akan keluar dari eksistensi.
Gambar 2.8 Contoh Sequence Diagram (Dennis, Wixom, & Roth, 2012, hal. 531) Sequence diagram menjelaskan secara detail urutan proses yang
dilakukan dalam sistem untuk mencapai tujuan dari use case. Pembuatan
sequence diagram ini merupakan aktivitas yang paling kritikal dari proses desain karena inilah yang menjadi pedoman dalam proses pemrograman
nantinya dan berisi aliran control dan Message.Interaction menghubungkan 2
obyek dengan pesannya. Diagram ini menjelaskan aspek dinamis dari sistem yang sedang dibangun.
2.10.4 Class Diagram
“The class diagram is a static model that support the static view of the evolving system. It show the classes and the relationships among the classes that remain constant in the system over time. The class diagram is very similar to the entity relationship diagram (ERD)” (Dennis, Wixom, & Roth, 2012, hal. 522)
Class Diagram adalah model statis yang mendukung pandangan statis dari sistem berkembang.Ini menunjukkan kelas dan hubungan antar kelas yang tetap konstan dalam sistem dari waktu ke waktu.Diagram kelas sangat mirip dengan diagram hubungan entitas (ERD).
Tabel 2.4 Simbol Class Diagram (Alan Dennis, 2012)
Keterangan Symbol
A class:
Represent a kind of person, place, or thing about which the system must capture and store information.
Kelas pada struktur system
+Operation name() -Attribute name -/derived attribute name
Class name
An Attribute :
Represents properties that describe the stat of an object.
Memiliki daftar atribut dalam kompartemen tengahnya.
Attribute name /derived attribute name
A method :
Represent the actions or functions that a class can perform.
Menunjukkan operasi yang tersedia untuk sebuah kelas
Operation name ()
An association:
Represents a relationship between multiple classes, or a class and it sel.
Asosiasi yang menghubungkan class dengan class
Multiplycity.
-lastname -firstname -address -homephone -birthdate -/ age Person +terminate() -date hired Employee -hourly rate Shop Mechanic +make offer() +accept terms() +reject terms() +provide trade-in() -e-mail address Customer +write offer() +calculate last offer() -commission rate
Salesperson
Customer Service Team
+change status() -number -date -time -dealer option -price -trade-in value
Offer -number-make
-model -year -engine -exterior trim -interior trim -dealer cost -MSRP -date acquired Vehicle 1 0..* make > 0..* 1 write > list > 1..* 1
Gambar 2.9 Contoh Class Diagram (Dennis, dkk : 2012)
2.11 Literatur Review
Berikut Literature Review atau Tinjauan Pustaka dari beberapa jurnal dan penelitian yang ada :
1) Jurnal CCIT yang telah ditulis oleh (Henderi, dkk, 2012)[54]. Penelitian ini
berjudul “Business Intelligence Development Model Using Star Schema
Methodology”. Penelitian ini membahas tentang pemanfaatan teknologi informasi tersebut dapat dilakukan dengan terobosan dalam membuat sebuah sistem informasi atau enterprise system berupa bussines intelligence system sebagai tools pengukur kinerja. Metode yang digunakan metodologi star schema dibuat untuk menampilkan data berupa diagram, grafik, dan tabel.
2) Penelitian yang dilakukan oleh Gregory S. Nelson, berjudul “Building Your
First Dashboard Using the SAS 9 Business Intelligence Platform: A Tutorial”. Penelitian ini membahas tentang teknik visualisasi dashboard
mengatakan bahwa visual indikator seperti temperatur bensin, lampu lalu lintas dan spidometer membantu memberikan kemudahan dalam proses presentasi didalam membuat suatu keputusan. Dijelaskan pula
langkah-langkah didalam membangun dashboard untuk pertama kali dimulai dengan
mendesain sebuah keputusan dan membuat dashboard dengan
menggunakan SAS options, mendefinisikan poin-poin KPI (Key
Performance Indicator), mengkoneksikan data kita, membuat visual
indikator, dan belajar membuat dashboard dapat melakukan interaksi seperti
men-drill down data.
3) Penelitian yang dilakukan oleh Untung Rahardja, Muhamad Yusup dan
Lilik Agustin (2009). Penelitian ini adalah
membahas “PENGONTROLAN MUTU SISTEM INFORMASI
DENGAN METODE DATABASE HEALTH MONITORING”. Dalam
penelitian ini membahas tentang suatu metodologi yang disebut Database Health Monitoring (DHM) yang menggabungkan metode Database Self Monitoring (DSM) dan Server Health Indicator (SHI). DHM didefinisikan
sebagai dashboard system yang menampilkan indikator sistem informasi
dan indikator kapasitas penyimpanan data secara bersamaan, dengan DHM dapat mengantisipasi segala kemungkinan data anomaly dengan menggunakan teknik pengendalian mandiri untuk memperbaiki mutu sistem informasi dan pengendalian mandiri kapasitas penyimpanan. Pada artikel ini, diidentifikasikan masalah yang dihadapi perusahaan dalam hal peningkatan mutu sebuah sistem informasi, didefinisikan 4 ciri khas dengan menggunakan metode DHM sebagai langkah pemecahan masalah, dan 7 manfaat dari penerapan konsep baru tersebut. Selain itu, ditampilkan listing program yang ditulis menggunakan Active Server Pages. Dapat disimpulkan bahwa dengan metodologi DHM ini dapat menjadi sebuah evaluasi terkini dalam meningkatkan mutu informasi, serta mendukung seluruh kegiatan organisasi maupun perusahaan dengan lebih stabil, terkontrol dan termonitor lebih baik.