Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Penjadwalan Produksi
Laboratorium Sistem Produksi www.lspitb.org
©2003
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Hasil Pembelajaran
•
Umum Mahasiswa mampu menerapkan model matematik,
heuristik dan teknik statistik untuk menganalisis dan merancang suatu sistem perencanaan dan pengendalian produksi
•
Khusus Memahami konsep penjadwalan produksi serta mampu
TI3122-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 6 3
•
Masalah penjadwalan muncul di berbagai macamkegiatan: rumah sakit, universitas, airline, factory
•
Output MRP adalah planned order releases•
Terdapat order-order yang berbeda tetapi harusdiproses pada mesin yang sama
4
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Model Penjadwalan (1)
Penjadwalan Single stage Multiple stages Single machine Parallel/heterogeneous machines Flow shop Job shop Job BatchTI3122-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 6 5
•
Job scheduling (memecahkan masalahsequencing saja, karena ukuran job telah diketahui)
n jobs on 1 processor
n jobs on m-parallel processors
Flow shop scheduling
Job shop scheduling
•
Batch scheduling (memecahkan masalahpenentuan ukuran batch dan masalah sequencing secara simultan)
Single stage Multiple stages
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Pendekatan
•
Forward scheduling(penjadwalan maju):penjadwalan yang dimulai segera setelah saat job siap; mulai dari time zero dan bergerak searah dengan pergerakan waktu. Jadwal pasti feasible tapi mungkin melebihi due date.
•
Backward scheduling (penjadwalan mundur):penjadwalan mulai dari date date dan bergerak berlawanan arah dengan arah pergerakan waktu. Jadwal pasti memenuhi due date tapi mungkin tidak feasible
TI3122-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 6 7
•
Processing time (waktu proses): estimasi waktupenyelesaian pekerjaan (job, task), ti
•
Setup time (waktu setup): waktu yangdibutuhkan untuk kegiatan persiapan sebelum pemrosesan job dilaksanakan. Sequence dependent and independent setup times. si
•
Flow time (waktu tinggal): waktu antara saatdatang (arrival time) dan saat kirim (delivery date), Fi
•
Saat datang adalah saat job mulai berada di shopfloor (production line), ai
8
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Terminologi(2)
• Delivery date (saat kirim): saat pengiriman job dari shop floor ke proses berikut atau ke konsumen, di
• Ready time (saat siap): saat sebuah job siap diproses. • Due date: saat batas (deadline) untuk job, yang setelah
batas tersebut job dinyatakan terlambat, di
• Makespan: interval waktu total untuk penyelesaian seluruh job
• Completion time (saat selesai): saat suatu job selesai diproses, ci
• Lateness: deviasi antara saat selesai dan due date, Li = ci -di
• Tardiness (Ti): positive lateness. Earliness (Ei): negative lateness
TI3122-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 6 9
•
Slack: sisa waktu sampai due date, SLi = di - ti –saat sekarang Gantt chart: adalah peta visual yang menggambarkan loading dan scheduling
•
Loading menggambarkan beban mesin•
Schedule menggambarkan urutan (sequence)pemrosesan job, dan menggambarkan saat dimulai dan saat selesai suatu pekerjaan
•
Dalam bidang penelitian scheduling, schedule dansequence biasanya mempunyai pengertian yang dapat dipertukarkan (schedule = sequence)
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Terminologi(4)
•
Waiting time adalah waktu job menunggu karenamesin yang seharus memproses job tersebut sedang memproses job lain
•
Idle time adalah waktu mesin tidak bekerja(menganggur) karena tidak ada job yang harus diprosesPriority rule: aturan penentuan prioritas pemrosesan
•
Priority rules: FCFS (first come first serve); SPT (shortest processing time), LPT (longestprocessing time), EDD (earliest due date); rasio kritis (critical ratio, CR). CR = (due date –
today’s date)/(lead time remaining) atau CR = (due date – today’s date)/(workdays remaining)
TI3122-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 6 11
•
Kriteria penjadwalan: Minimasi shop time: flow time, makespan
Maksimasi utilization (minimasi idle time)
Minimasi WIP (work in process): Minimasi flow time, minimasi earliness
Minimasi customer waiting time: number of tardy jobs, mean lateness, maximum lateness, mean queue time
12
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Terminologi(6)
•
Suatu variant dalam batch scheduling problemsadalah lot streaming.
•
Lot streaming adalah suatu teknik untukmempercepat aliran pengerjaan (the flow of work) dengan menentukan transfer lots, yaitu lot untuk membawa sebagian part (dari suatu batch yang terdiri part yang identik) yang sudah selesai diproses di suatu mesin (upstream
machine) ke mesin berikut (downstream machine). Tujuan lot streaming adalah untuk memperpendek makespan dan sekaligus flow time (yang berarti meminimumkan inventory).
TI3122-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 6 13
•
Aturan SPT (shortest processing time) untukmeminimumkan waktu tinggal (flow time) rata-rata:
•
Flow time rata-rata akan minimum bila n jobsyang akan diproses pada sebuah mesin diurut menurut waktu pemrosesan terpendek (shortest processing time, SPT), yaitu:
[ ]
t
[ ]t
[ ]nt
[ ]nt
1≤
2≤
...
≤
−1≤
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Penjadwalan n jobs pada single machine(2)
Waktu proses 1 5 2 8 3 6 4 3 5 10 6 14 7 7 8 3 Job Waktu proses 4 3 8 3 1 5 3 6 7 7 2 8 5 10 6 14 Job
Urutan yang dihasilkan: 4-8-1-3-7-2-5-6
Flow timerata-rata: 23,875
3 6 11 17 24 32 42 56 191 23.875 Flow tim e F F
TI3122-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 6 15 Gantt chart 4 8 1 3 7 2 5 6 Makespan = 56 Waktu proses 4 3 3 8 3 6 1 5 11 3 6 17 7 7 24 2 8 32 5 10 42 6 14 56 T otal 191 R ata-rata 23.875
Job Flow tim e
16
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Penjadwalan n jobs pada single machine(4)
•
Aturan WSPT (Weighted shortest processingtime):
•
Bila terdapat n jobs yang akan diproses di sebuahmesin dan setiap job mempunyai bobot Wi, maka rata-rata flow time akan minimum bila job
tersebut diurut menurut:
[ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]n n n n
W
t
W
t
W
t
W
t
≤
≤
≤
≤
− − 1 1 2 2 1 1...
TI3122-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 6 17 Waktu proses 1 5 1 5 2 8 2 4 3 6 3 2 4 3 1 3 5 10 2 5 6 14 3 4.7 7 7 2 3.5 8 3 1 3 Job Bobot i i W t
Urutan yang dihasilkan: 3-4-8-7-2-6-1-5
Flow timerata-rata: 27,0
Flow timetertimbang rata-rata: 27,46667
W eighted Flow tim e 3 3 6 6 18 4 1 3 9 9 8 1 3 12 12 7 2 7 19 38 2 2 8 27 54 6 3 14 41 123 1 1 5 46 46 5 2 10 56 112 Total 15 Total 216 412 Rata-rata 27 27.46667
Job B ob W aktu Flow tim e
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Penjadwalan n jobs pada single machine(6)
•
Aturan SPT meminimumkan mean lateness•
Bila terdapat n jobs yang akan diproses di sebuahmesin, maka mean lateness akan minimum bila jobs tersebut diurut menurut aturan SPT
1 5 15 2 8 10 3 6 15 4 3 25 5 10 20 6 14 40 7 7 45 8 3 50
TI3122-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 6 19 Saat Latenesss Selesai c-d 4 3 25 3 -22 8 3 50 6 -44 1 5 15 11 -4 3 6 15 17 2 7 7 45 24 -21 2 8 10 32 22 5 10 20 42 22 6 14 40 56 16 Total -29 Rata-rata -3.625
Job Waktu Due date
Maximum lateness: 22
20
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Penjadwalan n jobs pada single machine(8)
•
Aturan EDD (earliest due date)•
Aturan EDD meminimumkan maximum latenesspada sebuah mesin
Saat Latenesss Selesai c-d 2 8 10 8 -2 1 5 15 13 -2 3 6 15 19 4 5 10 20 29 9 4 3 25 32 7 6 14 40 46 6 7 7 45 53 8 8 3 50 56 6 Total 36 Rata-rata 4.5
Job Waktu Due date
Maximum lateness: 9
TI3122-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 6 21
• Algoritma Hodgson meminimumkan jumlah job yang tardy
pada sebuah mesin
Step 1. Urut semua job sesuai EDD; bila tidak ada atau hanya satu job yang tardy (positive lateness) maka stop. Bila lebih dari sebuah maka lanjutkan ke Step 2
Step 2. Mulai dari awal sampai akhir job pada urutan EDD, identifikasi tardy job yang paling awal. Bila tidak tardy job maka lanjutkan ke Step 4. Bila ada, maka lanjutkan ke Step 3 Step 3. Misal tardy job tersebut berada di urutan ke i. Pilih job
yang mempunyai waktu proses terpanjang di antara i buah job tersebut. Keluarkan job terpilih tersebut. Hitung saat selesai yang baru, dan kembali ke Step 2.
Step 4. Tempatkan job yang dikeluarkan dalam urutan sembarang di ujung belakang urutan
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Penjadwalan n jobs pada single machine(10)
i 2 1 3 5 4 6 7 8 ti 8 5 6 10 3 14 7 3 ci 8 13 19 29 32 46 53 56 di 10 15 15 20 25 40 45 50 Li -2 -2 4 9 7 6 8 6 i 1 3 5 4 6 7 8 ti 5 6 10 3 14 7 3 ci 5 11 21 24 38 45 48 di 15 15 20 25 40 45 50 Li -10 -4 1 -1 -2 0 -2
TI3122-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 6 23 i 1 3 4 6 7 8 ti 5 6 3 14 7 3 ci 5 11 14 28 35 38 di 15 15 25 40 45 50 Li -10 -4 -11 -12 -10 -12 i 1 3 4 6 7 8 2 5 ti 5 6 3 14 7 3 8 10 ci 5 11 14 28 35 38 46 56 di 15 15 25 40 45 50 10 20 Li -10 -4 -11 -12 -10 -12 36 36
Jumlahtardy job: 2
Rata-rata latenessadalah 1,625, danmaximum latenessadalah 36
24
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Penjadwalan n jobs pada single machine(12)
Mean Flow Weighted Mean Maximum No. of Mean Rule Time Mean Flow Lateness Lateness Tardy Tardiness
Time Jobs SPT 23,875 29 -3,625 22 4 7,75 WSPT 27 27,467 -0.5 36 4 10,625 EDD 32 31733 4,5 9 6 5 Slack 32,125 31,133 4,625 9 6 5 Hodgson 29,125 29,867 1,625 36 2 9 Wilkerson 28,875 30,667 1,375 16 3 4
TI3122-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 6 25
•
Algoritma meminimkan mean flow timr padamesin paralel
Step 1. Urut semua jobs dengan urutan SPT
Step 2. Jadwalkan job tersebut satu per satu pada mesin yang memiliki beban minimum. Bila beban mesin sama, pilih sembarang mesin
i 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ti 5 6 3 8 7 2 3 5 4 2
i 6 10 3 7 9 1 8 2 5 4
ti 2 2 3 3 4 5 5 6 7 8
Urutan SPT
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Penjadwalann jobs, parallel machines(2)
i 6 10 3 7 9 1 8 2 5 4 ti 2 2 3 3 4 5 5 6 7 8 M1 M2 M3 3 1 5 2 9 10 6 7 8 4
TI3122-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 6 27 Job W aktu Flow tim e Job W aktu Flow tim e Job W aktu Flow tim e
6 2 2 10 2 2 3 3 3 7 3 5 9 4 6 1 5 8 8 5 10 2 6 12 5 7 15 4 8 18 Total 35 20 26 Rata-rata 8.75 6.666667 8.666667
Rata-rata flow time: 8,01
Makespan: 18
M1 M2 M3
28
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Penjadwalann jobs, parallel machines(3)
2. Algoritma meminimumkan sekaligus mean flow time dan
TI3122-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 6 29
•
Penjadwalan job shop•
Kriteria: minimasi makespan•
Flow shop 2 mesin: Algoritma Johnson (1956),optimal
•
Flow shop m mesin: Algoritma Campbell, Dudekdan Smith (CDS)
•
Urutan pemrosesan n job di seluruh mesin adalahsama
•
Panjang makespan ditentukan dengan membuatGantt chart untuk jadwal terpilih: Setiap job hanya diproses di satu mesin pada saat yang sama, dan setiap mesin hanya memproses sebuah job pada saat yang sama
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Algoritma Johnson(1)
•
Step 1. Tentukan waktu proses yang terpendek diantara seluruh job dalam daftar job yang akan diproses
•
Step 2a. Bila waktu proses terpendek berada dimesin M1, maka jadwalkan job dengan waktu terpendek itu pada posisi paling kiri pada urutan yang dimungkinkan, dan lanjutkan ke Step 3.
•
Step 2b. Bila waktu proses terpendek berada dimesin M2, maka jadwalkan job dengan waktu terpendek itu pada posisi paling kanan pada urutan yang dimungkinkan, dan lanjutkan ke Step 3.
TI3122-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 6 31
•
Step 2c. Bila terdapat beberapa nilai waktuproses terpendek, maka pilih sembarang; dan jadwalkan job dengan waktu proses terpilih di posisi paling kiri atau kanan sesuai dengan keberadaan waktu proses terpilih tersebut.
•
Step 3. Keluarkan job yang sudah dijadwalkandari daftar job. Bila masih ada job yang belum dijadwalkan, maka kembali ke Step 1. Bila seluruh job sudah dijadwalkan maka stop.
32
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Algoritma Johnson(3)
Job tj1 tj2
Job1 Job2 Job3 Job4 Job5
3 5 1 6 7
6 2 2 6 5
Job3 Job1 Job4 Job5 Job2 3 1 4 5 2 2 5 4 1 3 24 M=24
TI3122-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 6 33
Step 1. Set K=1. Hitung (m=jumlah mesin):
Step 2. Gunakan Algoritma Johnson untuk penentuan urutan
pekerjaan dengan menyatakan
∑
= = K k k i i t t 1 , * 1 ,∑
= − + = K k k m i i t t 1 1 , * 2 , * 1 , 1 , i i t t = * 2 , 2 , i i t t =Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Algoritma Campbel, Dudek and Smith(2)
•
Step 3. Hitung makespan untuk urutan tersebut.Catat jadwal dan makespan yang dihasilkan
•
Step 4. Jika K=m-1 maka pilih jadwal denganmakespan terpendek sebagai jadwal yang digunakan, lalu stop. Jika K<m-1 maka K=K+1 dan kembali ke Step 1.
TI3122-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 6 35
Job i
M esin 1 M esin 2 M esin 1 M esin 2 1 2 3 4 5 6 K=1 K=2
Job i M esin 1 M esin 2 M esin 3
1 4 3 5 2 3 3 4 3 2 1 6 4 5 3 2 5 6 4 7 6 1 8 3 36
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Job shop scheduling(1)
•
Flow shop: aliran kerja unidirectional•
Job shop: aliran kerja tidak unidirectionalMk
In process jobs In process jobs New jobs
TI3122-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 6 37
• Flow shop: Indeks (i, j)
Job M1 M2 … Mm J1 J2 Jn … … … … … … … … … … … … … … … Waktu proses
• Job shop: Indeks (i,j, k)
Waktu operasi kejuntuk pemrosesanjob idi mesink
job operasi mesin
tijk
tij:Waktu prosesjob idi mesinj
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Job shop scheduling(2)
Operasi 1 Operasi 2 Operasi 3 Job J1 4 3 2 Job J2 1 4 4 Job J3 3 2 3 Job J4 3 3 1
W aktu Proses
Operasi 1 Operasi 2 Operasi 3 Job J1 1 2 3 Job J2 2 1 3 Job J3 3 2 1 Job J4 2 3 1 Routing t233= 4 t31…3 = 3 1= t431
TI3122-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 6 39
• Geser-kiri lokal (local left-shift)
penyesuaian (menjadi lebih cepat) saat mulai (start time) suatu operasi dengan tanpa mengubah urutan
• Gese-kiri global (global left-shift)
penyesuaian sehingga suatu operasi dimulai lebih cepat tanpa menyebabkan delay operasi lain
40
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Jenis jadwal padajob shop(1) 1. Jadwal semiaktif
adalah satu set jadwal yang tidak memungkinkan lagi untuk melakukan geser-kiri lokal
adalah satu set jadwal yang tidak memiliki superfluous idle
time
Superfluous idle time terjadi pada jadwal yang apabila suatu operasi dimulai lebih awal tidak menyebabkan perubahan urutan pada mesin manapun
TI3122-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 6 41 Operasi 1 Operasi 2 Operasi 3
Job J1 4 3 2 Job J2 1 4 4 Job J3 3 2 3 Job J4 3 3 1
W aktu Proses
Operasi 1 Operasi 2 Operasi 3 Job J1 1 2 3 Job J2 2 1 3 Job J3 3 2 1 Job J4 2 3 1 Routing 4 3 3 3 4 4 2 2 2 1 1 1 M1 M2 M3
Misal urutanjobadalah 4-3-2-1:
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Jenis jadwal padajob shop(2)
4 3 3 3 4 4 2 2 2 1 1 1 M1 M2 M3
Geser-kiri lokal tidak bisa dilakukan (menggeser saat mulai tanpa mengubah urutan)
Saat mulai operasi (1,1,1) bisa dilakukan tanpa menyebabkan
delaypada operasi lain (tapi harus mengubah urutan)
1 1 1 1 1 1
TI3122-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 6 43
2. Jadwal Aktif
adalah satu set jadwal yang tidak memungkinkan lagi untuk melakukan geser-kiri global
3. Jadwal non-delay
adalah jadwal aktif yang tidak membiarkan mesin menjadi idle bila suatu operasi dapat dimulai
44
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Jenis jadwal pada job shop(4)
All schedule SA A ND * * SA = semiactive A = active ND = non-delay * = optimal
TI3122-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 6 45
PSt= Jadwal parsial yang terdiri t buah operasi terjadwal
St = Set operasi yang dapat dijadwalkan pada stage t, setelah diperoleh PSt
σt = Waktu tercepat operasi dapat dimulai
φt = Waktu tercepat operasi dapat diselesaikan
Berikut adalah algoritma untuk mendapatkan/membangkitkan salah satu jadwal aktif
t S j∈ t S j∈
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Algoritma Pembangkitan Jadwal Aktif(2)
Step 1. Tentukan t=0, dan kemudian mulai dengan PS0sebagai jadwal parsial nol. Tentukan seluruh operasi tanpa predecessor sebagai S0.
Step 2. Tentukan dan mesin m*yaitu mesin
tempatφ*dapat direalisasikan
Step 3. Untuk setiap operasi yang membutuhkan mesin m*
dan berlaku , buat jadwal parsial baru dengan
menambahkan operasi j pada PStdengan saat mulai operasi pada
σj
{ }
j S j t φ φ* =min ∈ t S j∈ * φ σj<TI3122-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 6 47
Step 4. Untuk setiap jadwal parsial baru PSt+1, yang dihasilkan pada
Step 3, perbaharui (up date) set data berikut: Keluarkan operasi j dari St
Tambahkan suksesor langsung operasi j ke dalam St+1 Naikkan nilai t dengan 1
Step 5. Untuk setiap PSt+1yang dihasilkan pada Step 3, kembali ke
Step 2. Lanjutkan langkah-langkah ini sampai suatu jadwal aktif
dihasilkan.
48
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Jadwal Aktif(1) Mesin Stage 1 2 3 st σj tij φj φ* m* PSt 0 0 0 0 111 212 313 412 0 4 0 1 0 3 0 3 4 1 3 3 1 2 212 1 0 1 0 221 313 412 0 1 0 1 4 4 3 3 4 5 3 4 3 3 313 111
TI3122-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 6 49 Mesin Stage 1 2 3 st σj tij φj φ* m* PSt 0 1 3 2 111 221 322 412 0 4 1 4 3 2 1 3 4 5 5 4 4 1 111 3 4 1 3 221 322 412 4 4 3 1 3 4 2 3 7 8 5 4 4 2 412 122
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Jadwal Aktif(3) Mesin Stage 1 2 3 st σj tij φj φ* m* PSt 4 4 3 4 122 221 322 423 4 3 4 4 4 2 4 3 7 8 6 7 6 2 322 5 4 6 3 221 331 423 6 4 4 4 3 4 3 3 9 8 7 7 7 3 423 122
TI3122-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 6 51 Mesin Stage 1 2 3 st σj tij φj φ* m* PSt 4 6 7 6 122 221 331 431 6 3 4 4 6 3 7 1 9 8 9 8 8 1 221 7 8 6 7 233 331 431 6 8 8 8 3 4 3 1 9 12 11 9 9 1 431 122 52
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Jadwal Aktif(5) Mesin Stage 1 2 3 st σj tij φj φ* m* PSt 9 6 7 8 122 233 331 6 3 8 4 9 3 9 12 12 8 1 122 9 9 9 7 233 331 9 8 9 2 4 3 11 12 12 11 3 133 133
TI3122-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 6 53 Mesin Stage 1 2 3 st σj tij φj φ* m* PSt 9 9 11 10 233 331 11 4 9 3 15 12 12 1 331 11 12 9 11 233 11 4 15 15 3 233 12 9 15
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Jadwal Aktif(7) M1 M2 M3 313 423 133 233 412 322 122 111 221 331 212 431
TI3122-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 6 55
Step 1. Tentukan t=0, dan kemudian mulai dengan PS0sebagai jadwal parsial nol. Tentukan seluruh operasi tanpa predecessor sebagai S0.
Step 2. Tentukan dan mesin m*yaitu mesin
tempatσ*dapat direalisasikan
Step 3. Untuk setiap operasi yang membutuhkan mesin m*
dan berlaku , buat jadwal parsial baru dengan
menambahkan operasi j pada PStdengan saat mulai operasi pada
σj
{ }
j S j t σ σ* =min ∈ t S j∈ * σ σj = 56Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Algoritma Pembangkitan JadwalNon-delay (2)
Step 4. Untuk setiap jadwal parsial baru PSt+1, yang dihasilkan pada
Step 3, perbaharui (up date) set data berikut: Keluarkan operasi j dari St
Tambahkan suksesor langsung operasi j ke dalam St+1 Naikkan nilai t dengan 1
Step 5. Untuk setiap PSt+1yang dihasilkan pada Step 3, kembali ke
Step 2. Lanjutkan langkah-langkah ini sampai seluruh jadwal aktif
TI3122-Perencanaan dan
Pengendalian Produksi - Minggu 6 57
111 0 4 4 212 0 1 1 313 0 3 3 0 0 0 0 412 0 3 3 0 1 2 3 111 212 313 122 4 3 7 221 4 4 8 322 3 2 5 1 4 1 3 412 1 2 4 1 2 412 122 4 3 7 221 4 4 8 322 4 2 6 2 4 4 3 423 4 3 7 4 1 2 3 221 322 423
Mesin
Stage
1 2 3
St Cj tij rj C* m* PSt
122 6 3 9
233 8 4 12
331 8 3 11
3
8 6 7
431 8 1 9
6
2
122
133 9 2 11
233 8 4 12
331 8 3 11
4
8 9 7
431 8 1 9
8
3
233
431
133 12 2 14
5
9 9 12
331 9 3 12 9
1
331
6
12 9 12 133 12 2 14 12 3
133
TI3122-Perencanaan dan
Pengendalian Produksi - Minggu 6 59
Mesin 1 Mesin 2 Mesin 3 212 423 133 412 313 111 233 322 3 4 7 8 12 122 1 4 6 9 221 431 331 4 8 9 12 14