• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN : 1829-9946

Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis

Volume

7

No.2 Pebruari 2011

ANALISIS FAKTOR MARKETING MIX TERHAOAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SUSU FORMULA BALITA PAOA PASAR SWALAYAN 01 KOTA YOGYAKARTA

COMPETITIVE PROFILE MATRIX SEBAGAI ALAT ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PROOUKATAU JASA

OIVERSIFIKASI PANGAN SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI PENINGKATAN GIZI BERKUALITAS 01 KOTA PROBOLINGGO (STUOI KASUS 01 KECAMATAN KANIGARAN)

PARTISIPASI MASYARAKAT OALAM PENGEMBANGAN OESA WISATA

KARANGGENENG. PURWOBINANGUN, PAKEM, SLEMAN

KELEMBAGAAN PETANI: PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

KAPASITASNYA

ANALISIS 'HUBUNGAN PROPORSI PENGELUARAN DAN KONSUMSI PANGAN OENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI PAOI 01 KABUPATEN KLATEN

ANALISIS BIAYA DAN PENOAPATAN USAHA TANI WORTEL 01 KABUPATEN KARANGANYAR

.~

..

',.

STRATEGI PENGE'MBANGAN KOMOOITAS PERTANIAN UNGGULAN 01

(2)

ISSN :

1829 - 9946

JURNAL SOSIAL EKONOMI

PERTANIAN DAN AGRIBISNIS

SEPA

Pelindung

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Penanggung Jawab Ketua Jurusan Sosial Ekonomi

Pertanian

I

Agrobisnis Ketua Redaksi Erlyna Wid a R, SP.MP

Sekretaris Redaksi Ernoiz Antriyandarti, SP,MP.MEc

Penyunting Ahli

Prof. Dr. Ir. Hj. Suprapti Supardi, MP Dr. Ir. Mohd. Harisudin, MSi Prof. Dr. Ir. Endang Siti R, MS (PERHEPI)

Dr. Ir. Hj. Sri Marwanti, MS Ir. Joko Sutrisno, MP (PERHEPI)

Penyunting Pelaksana Ir. Sugiharti MH, MP

Ir. Agustono, MSi Ir. Heru Irianto, MsM (PERHEPI)

Wiwit Rahayu, SP.MP Setyowati, SP.MP

Alamat Redaksi Jurusan Sosial Redaksi

Pertanian

I

Agrobisnis Fakultas Pertanian UNS JI. Ir. Sutami 36 A Kentingan Surakarta

57126

Telp.lFax (0271) 637457 e-mail: erlyn4@yahoo.com Terbit dua kali setahun

Jurnal SEPA diterbitkan sebagai media komunikasi, inforrnasi, edukasi dan

pembangunan masalah-masalah pembangunan pertanian, agribisnis, ekonomi, pertanian, kebijakan pertanian

pangan dan gizi, pembangunan ekonomi wilayah, ekonomi sumberdaya

alam dan lingkungan, masalah kependudukan dan ketenaqakerjaan

serta ekonomi rumah tangga

DAFTAR ISI

ANALISIS

FAKTOR MARKETING

MIX

TERHAOAP

KEPUTUSAN

PEMBELIAN

SUSU FORMULA BALITA PAOA PASAR

SWALAYAN 01KOTAYOGYAKARTA

Novi Prasetyawati

72 - 79

COMPETITIVE PROFilE MATRIX SEBAGAI

ALAT ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

PROOUKATAU JASA

Mohd. Harisudin

80·84

OIVERSIFIKASI PANGAN SEBAGAI SALAH

SATU STRATEGI

PENINGKATAN

GIZI

BERKUALITAS 01 KOTA PROBOLINGGO

(STUOI

KASUS

01 KECAMATAN

KANIGARAN)

Keppi Sukesi

85 - 90

PARTISIPASI

MASYARAKAT

OAlAM

PENGEMBANGAN

OESA WISATA

KARANGGENENG,

PURWOBINANGUN,

PAKEM, SlEMAN

Eko Murdiyanto

;

91·101

KElEMBAGMN

PETANI: PERAN DAN

STRATEGI

PENGEMBANGAN

KAPASITASNYA

Sapja Anantanyu

102 -1 09

ANALISIS

HUBUNGAN

PROPORSI

PENGElUARAN DAN KONSUMSI PANGAN

OENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH

TANGGA PETANI PADI 01 KABUPATEN

KLATEN

Sugiharti Mulya Handayani

110-118

ANALISIS

BIAYA DAN PENOAPATAN

USAHA TANI WORTEl

01 KABUPATEN

KARANGANYAR

MeiTriSundari

119·126

STRATEGI

PENGEMBANGAN

KOMOOITAS PERTANIAN UNGGULAN 01

KECAMATAN

KALITIOU

KABUPATEN

BOJONEGORO

(3)

SEPA: Vol.

7

No.2 Pebruari 2011:

72 - 133

ISSN :

1829-9946

dipenuhi melalui diversifikasi konsumsi pangan.

Studi

yang dilakukan oleh Suhardjo, (1998)

menyatakan bahwa diversifikasi pangan dapat

meningkatkan konsumsi berbagai anti oksidan

pangan, konsumsi serat, menurunkan resiko

hiperkolesterol, hipertensi dan penyakit jantung

koroner. Berkaitan dengan hal ini, diversifikasi

pangan

menjadi

salah

satu

cara

dalam

mewujudkan ketahanan pangan. Dalam aspek

makro,

peranan diversifikasi pangan dapat

dijadikan sebagai instrumen kebijakan

dalam

mengurangi

ketergantungan

pada

beras

sehingga diharapkan

mampu

meningkatkan

ketahanan

pangan

nasional

serta

dapat

dijadikan

sebagai

instrumen

peningkatan

produktifitas

kerja

melalui

perbaikan

gizi

masyarakat

.

Makanan yang masuk kedalam tubuh

selanjutnya melalui proses pencernaan dipecah

menjadi zat gizi, kemudian zat gizi tersebut

diserap

kedalam

aliran

darah

yang

mengangkutnya ke berbagai bagian tubuh.

Penilaian

tentang

kecukupan

gizi

menjadi

penting karena dapat digunakan sebagai dasar

DIVERSIFIKASI PANGAN SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI PENINGKATAN

GIZI BERKUALIT AS DI KOT A PROBOLINGGO (STUDI KASUS DI KECAMATAN KANIGARAN)

KEPPI SUKESI, AGUSTINA SHINT A

Staf Pengajar Fakultas Pertanian,Universitas Brawijaya

,

Malang

ABSTRACT

The objective of the research is to identify the Nutrition Adequacy Rate in Probolinggo and

the strategies to increase the quality of balanced nutrition

.

Aside of measuring the food intake, the

quality of nutr

i

tion in the daily menu is also measured by observing the balance between food

groups in the menu

.

This balance can be observed from the contribution of each of the food groups

in producing macro elements of nutrition

.

The information on the component of food being

consumed is obtained through people's "recall one-day consumption" interview approach. This

information is then converted into Household Measurement in gram unit. By using Software

Nutrition Model-in

reference to the List of Food Component Composition (OKBM, Ministry of

Health

,

1998)-the

amounts of energy (kcal)

,

both animal and vegetable proteins (gram), fats

(gram)

,

vitamins

a

nd other micro nutrition are acquired. PPH (Food Expectance Trend) analysis is

used to analyze the quality and the balance of people's nutrition

.

The results of AKG and PPH

analysis are used as the basis for proposing recommendation of several strategies to improve the

quality of nutrition in the city of Probolinggo . Based on the research results, AKG of Kecamatan

Kanigaran is categorized as "Secured Nutrition" however the balance of nutrition analyzed by PPH

has yet fulfilled 100% and only reached 70,59%. The strategies to improve the quality of food

consumption among others can be done through dissemination of information on food diversification

using approaches such as balanced nutrition, nutritious food and variety of food.

Keywords

:

Nutrition Adequacy Rate

,

macro and micro elements of nutrition, PPH.

PENDAHULUAN

Untuk mencapai keadaan gizi yang baik,

maka unsu

r

kualitas dan kuantitas harus dapat

terpenuhi

.

Apabila tubuh kekurangan zat gizi,

khususnya energi dan protein, pada tahap awal

akan menyebabkan

rasa lapar dan dalam

jangka

waktu

tertentu

berat

badan

akan

menurun yang disertai dengan menurunnya

produktiv

it

as kerja

.

Kekurangan zat gizi yang

berlanjut akan menyebabkan status gizi kurang

dan gizi buruk

.

Apabila tidak ada perbaikan

konsumsi ene

r

gi dan protein yang mencukupi,

pada akh

i

rnya tubuh akan mudah terseranq

penyakit

infeksi

yang

selanjutnya

dapat

menyebabkan

kematian

(Hardinsyah

dan

Martianto 1992)

.

Dive

r

sifikas

i

konsumsi

pangan memiliki

peranan

yang sangat penting

dalam upaya

untuk meningkatan perbaikan gizi serta untuk

mendapatkan

manusia

yang

berkualitas.

Martianto

,

(2005) menunjukkan bahwa manusia

untuk dapat hidup aktif dan sehat memerlukan

lebih dar

i

40 jenis zat gizi yang terdapat pada

berbagai

jenis

makanan,

dimana

dapat

(4)

Keppi Sukesi, Agustina Shinta : Diversifikasi Pangan Sebagai Salah Satu Strategi .

untuk pengembangan program ketahanan pangan dan membantu mengatasi kekurangan gizi yang dialami suatu masyarakat, menyediakan sejumlah dan jenis pangan yang diperlukan guna mendukung peningkatan kesehatan penduduk. Pemerintah tentunya sangat berkepentingan memonitor kondisi status gizi penduduknya guna menentukan apakah upaya-upaya yang telah dilakukan guna memperbaiki status gizi masyarakat-nya sudah berjalan secara efektif.

Untuk rnenetapkan status gizi seseoranq diperlukan pengukuran untuk menilai berbagai tingkatan apakah suatu masyarakat mengalami kekurangan gizi atau tidak. Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan yaitu suatu kecukupan rata-rata zat gizi yang dikonsumsi setlap hari oleh seseorang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh dan aktivitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Dalam menghitung kecukupan gizi yang dianjurkan umumnya sudah diperhitungkan factor keberagaman terhadap kebutuhan individu sehingga AKG merupakan nilai rata-rata yang dicapai penduduk degan indicator yang sudah ditetapkan sebelumnya. Seseorang yang mengkonsumsi zat gizi yang umumnya terkandung dalam bahan pangan berguna untuk memberikan energi kepada tubuhnya, mengatur proses dan mekanisme tubuh, pertumbuhan tubuh dan memperbaiki jaringan tubuh. Beberapa zat gizi kemungkinan menggantikan zat gizi lainnya yang umumnya mempunyai fungsi yang jelas di dalam tubuh.

Kerawanan atau kecukupan pangan gizi dapat diukur dari prosentase Angka Kecukupan Gizi yang terdiri dari prosentase Angka Kecukupan Gizi terhadap Energi (AKE), prosentase Angka Kecukupan Gizi terhadap Protein (AKP), prosentase Angka Kecukupan Gizi terhadap lemak (AKL) dan Angka Kecukupan Gizi terhadap unsur-unsur mikro (AKMikro). Prosentase AKE merupakan pembagian dari AKE aktual dibagi dengan AKE normative dikali 100, sedangkan prosentase AKP merupakan pembagian dari AKP aktual dibagi AKP normatif dikali 100. Dikatakan rawan gizi apabila prosentase AKE dan AKP kurang dari 75

%.

AKG normatif diperoleh dari Widyakarya Pangan dan Gizi tahun 2004, angka tersebut direkomendasikan agar seseorang dapat hidup sehat dan dapat aktif menjalankan aktifitas sehari-hari secara

produktif. Karena di dalam makanan terkandung zat gizi (karbohidrat, lemak dan protein) untuk memenuhi

trifunqs

i

makanan yaitu sebagai penghasil energi, untuk pembangun/pertumbuhan dan untuk pengatur/pemelihara. Sedangkan untuk AKL, angka lemak aktual dihitung 15 % dari energi yang diserap oleh responden, kemudian AKL aktual dibagi dengan AKL normatif (dengan melihat lampiran AKG normatif).

Selain energi, lemak dan protein yang akan dihitung, untuk lebih mengetahui Angka Kecukupan Gizi lebih lengkap agar hasil penelitian ini dapat digunakan untuk strategi ketahanan pangan, rnaka dihitung pula Angka Kecukupan Gizi terhadap unsur mikro seperti kalsium, zat besi, vitamin C dan fosfor.

Perhitungan Angka Kecukupan Gizi Mikro kemudian dibandingkan dengan anjuran dari Model pengukuran oleh hasil Widyakarya Pangan tahun 2004 (Iampiran).

Penghitungan Angka Kecukupan Gizi diatas, dapat diperluas lagi dengan melihat ukuran kualitas susunan menu makanan sehari hari yaitu metode Pola Pangan Harapan (PPH). PPH adalah suatu cara menilai kualitas susunan hidangan dengan melihat keseimbangan antar kelompok pangan dalam hidangan. Keseimbagan ini dilihat dari kontribusi tiap kelompok pangan dalam menghasilkan energi. Tujuan PPH adalah untuk menghasilkan suatu komposisi normal atau standar pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi penduduk sekaligus juga mempertimbangkan keseimbangan gizi didukung oleh cita rasa, daya cerna, daya terima masyarakat, kualitas dan kemampuan daya beli. Persentase sumbangan energi dibandingkan dengan total energi kemudian dikalikan dengan bobot kelompok pangan itu sendiri, maka didapatkanlah skor masing-masing kelompok pangan. Total skor dari semua kelompok pangan disebut dengan Skor PPH. Makin tinggi skor PPH maka makin bervariasilah makanan tersebut dan makin tinggi mutu susunan hidangan (Deptan, 1992).

Nilai maksimal dari PPH adalah 100. Anjuran komposisi menu ideal untuk mencapai skor PPH terbaik adalah sebagai berikut (Persagi,

2002) : sumbangan makanan pokok : 40 - 60 %, sumbangan protein: 20 - 30 %, sumbangan Lemak : 10 - 15 %

Artinya dari total energi yang dikonsumsi, sekitar rata-rata 25 % berasal dari

(5)

SEPA: Vol.

7

No.2 Pebruari 2011:

72 - 133

energi dari protein. Misalkan dalam satu susunan hidangan terdiri dari 2000 kalori berarti 500 kalori harus berasal dari makanan sumber protein. Apabila 1 gram protein menghasilkan 4,1 kalori maka di dalam susunan hidangan tersebut terdapat 125 gram protein. Selanjutnya untuk mendapatkan 125 gram protein harus mengkonsumsi sejumlah bahan pangan tertentu sesuai kandungan proteinnya masing -masing. Sebagai contoh ikan mengandung 28 gram protein setiap 100 gramnya. Maka jika semua protein harus dipenuh dari ikan maka jumlah ikan yang harus dimakan adalah sekitar 375 gram. Untuk menilai kualitas hidangan dapat digunakan proporsi sumbangan energi terhadap total energi tersebut sebagai acuan.

Apabila susunan hidangan tidak sesuai dengan komposisi tersebut maka mutu makanan tersebut rendah. Akibat yang lebih parah adalah dampak negatif dari kelebihan atau kekurangan konsumsi.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian rru dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dengan men~tapkan responden dengan mengambil

ISSN :

1829-9946

secara purposive di Kecamatan Kanigaran dari lima kecamatan yang terdapat di Kota Probolinggo, guna dapat mengidentifikasi dan menggambarkan situasi dan kondisi Kota Probolinggo dalam menghadapi kecukupan gizi. Kecamatan Kanigaran dipilih 3 (tiga)

kelurahan yang memiliki potensi paling tinggi mengenai ketahanan ataupun kerawanan gizinya, yaitu kelurahan Kebonsari Wetan, Kanigaran dan Curahginting. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dengan menggunakan tenik wawancara terhadap responden rumah tangga dan perangkat kelurahan untuk mendapatkan informasi makanan yang dikonsumsi satu hari yang lalu. Setelah dilakukan perhitungan AKG dan PPH kemudian dianalisa data tersebut dengan menggunakan analisa deskriptif sehingga nantinya diharapkan dapat dirumuskan strategi peningkatan gizi berkualitas di Kota Probolinqqo.

,.. Untuk memperoleh Skor Pol a Pang an Harapan (PPH), terlebih dahulu dihitung persentase masing-masing kelompok bahan makanan terhadap total energi (Kal) dengan rumus sebagai berikut :

Energi masing-masing Kel. Bahan Makanan 100%

%Terhadap Total Kkal=

x

Jumlah Energi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a e rosen ase ngl a ecu upan nergl ecama an aruqaran a

Kelurahan %AKE aktual %AKP aktual %AKL

Kebonsariwetan 81,7 166,57 26,89

Curahginting 84,11 158,63 21,27

Kanigaran 118,51 173,88 23,15

RATA-RATA 94,77 166,36 23,77

..

Angka Kecukupan Energi, Protein Dan

Lemak

Dari hasil penelitian terlihat pad a Tabel 1 di bawah ini, Kota Probolinggo sudah masuk dalam kategori Wilayah Tahan Gizi karena angka perolehan kecukupan energi, lemak maupun protein telah melebihi 75 %. Untuk AKE rata-rata perolehan rata-rata 94,77 %,

T b 11 P A k K k

Sumber Data: Anallsis Data Primer

Sedangkan hasil perhiturigan Angka

Kecukupan Lemak semua masih termasuk

untuk Angka Kecukupan Protein sanqat tinggi, rata-rata 166,36 % , namun perlu dicermati dan dihitung dengan seksama bahwa protein yang dikonsumsi kebanyakan adalah protein nabati seperti tahu dan tempe, sangat kurang sekali responden mengkonsumsi protein hewani.

Padahal untuk kecukupan protein dipengaruhi juga oleh kualitas protein yang dikonsumsi artinya ada perimbangan antara protein hewani dan nabati.

E

'K

K

.

T hun 2009

rawan lemak karena dari konsumsi lemakl minyak yang dianjurkan bagi sebagian besar

(6)

Keppi Sukesi, Agustina Shinta : Diversifikasi Pangan Sebagai Salah Satu Strategi .

800.00

-

r

---

---

,

E

600.00

-+---1

~

C)

400.00

·e

200.00

0.00

II]

Kebonsariwetan

• Curahginting

III

Kanigaran

0

Anjuran

orang

dewasa

,

harus

dapat

menyumbang

minimal 15 % dari total energi

I

kalori yang

dibutuhkan perhari, angka yang diperoleh jauh

dari anjuran yang ditetapkan. Rata-rata Angka

Kecukupan Lemak di Kecamatan Kanigaran

sangat kecil yaitu sebesar 23,77 %, padahal

seharusnya AKL anjuran mencapai 100 %

.

Tidak ada satupun rumah tangga yang dapat

mencapai AKL anjuran 100%, karena dari hasil

penelitian

responden

jarang

sekali

mengkonsumsi

makanan

cemilan

yang

mengandung lemak seperti biscuit, es cream,

coklat, makanan cepat saji, goreng-gorengan,

sehingga lemak hanya diperoleh pada saat

makanan utama menggoreng ikan, tempe, tahu

ataupun telor

.

Dengan perhitungan ini, instansi

terkait

diharapkan

dapat

memberikan

sosialisasi

pentingnya

lemak

dan

bahan

pangan apa saja yang banyak mengandung

lemak

.

Ca

Angka Kecukupan Gizi Terhadap Unsur

Mikro

Dapat dilihat pada tabel di bawah,

bahwa zat gizi mikro aktual

belum terpenuhi

dibanding normatifnya, meskipun tidak dihitung

secara

eksplisit

prosentase

kecukupannya

maka dapat disimpulkan bahwa jenis makanah

yang

dikonsumsi

masyarakat

Kecamatan

Kanigaran belum dapat menghasilkan zat gizi

mikro yang memadai terutama kalsium

.

Zat

besi dan vitamin C kasus di perkotaan, zat gizi

mikro dapat terpenuhi dengan mudah karena

adanya

penjualan

secara

bebas

berbagai

macam

suplemen

.

dan

juga

kesadaran

masyarakat dalam mengkonsumsi susu yang

mempunyai kandungan fosfor dan kalsium yang

tinggi

.

Sedangkan di pedesaan, usia selepas

ASI hanya ditemukan satu anak yang berusia

antara 2 hingga 5 tahun yang mengkonsumsi

susu dan tidak ada satupun responden yang

mengkonsumsi suplemen.

F

Fe

Vitamin C

unsur mikro

Grafik 1. Angka Kecukupan Gizi Terhadap Unsur Mikro Kecamatan Kanigaran 2009

AKE dan AKP aktual di Kecamatan

Kanigaran, sudah termasuk kategori Tahan

Energi yaitu rata-rata mencapai indikator yang

ditetapkan yaitu lebih besar dari 75%, namun

untuk Pola Pangan Harapan masih belum

terpenuhi hingga 100 %. Skor PPH aktual yang

diperoleh

yaitu 70,59 %,angka ini harus

dibandingkan dengan Skor PPH aktual tahun

sebelumnya, data tahun lalu skor PPH yang

diperoleh Kota Probolinggo sebesar 79,1 %,

sehingga dapat disimpulkan bahwa diversifikasi

konsumsi pangan di Kecamatan Kanigaran

yang

dalam

penelitian

ini

diwakili

oleh

kelurahan Kebonsari wetan lebih rendah variasi

konsumsinya dibanding Kota Probolinggo tahun

lalu

.

Skor PPH ini dapat digunakan sebagai alat

analisis yang sangat penting untuk melihat

keberhasilan

dari

pembangunan

ketahanan

pangan dan diversikasi pangan dari suatu

daerah

.

Tabel 2 . Perbandingan Konsumsi Pangan Anjuran dan Aktual Kecamatan Kanigaran

(kkalori/kapita/hari)

(7)

SEPA: Vol.

7

No.2 Pebruari 2011:

72 - 133

ISSN :

1829-9946

No Kelompok Pangan Skor Anjuran PPH Kecamatan Kanigaran

1 Padi-padian 2 Umbi-umbian 3 Pangan hewani 4 Minyak+Lemak

5

Buah/biji berminyak 6 Kacang2an 7 Gula

8

Sayur+buah

25

2,5

24

5

1

10

2,5

30 12,7 0,93 17,64

5

0,4 10 1,27 15 Skor PPH 70,89

Sumber Data: Analisis Data Pimer

Berdasarkan kelompok pangan, yang telah tercapai hanya minyak dan lemak, serta kacang-kacangan, bahkan kedua kelompok pangan tersebut melebihi anjuran. Namun

untuk serealia I padi-padian, umbi-umbian,

pngan hewani, buah

I

biji berminyak, gula,

sayur serta buah masih belum terpenuhi anjuran pemerintah. Kelompok pangan

umbi-umbian masih jauh dari skor normatif, hal ini

berbeda dengan kota lain seperti Jombang

kemungkinan karena di Kota Probolinggo tidak

ada yang menanam padi dan umbi-umbian di

lahannya, sehingga mereka perlu membeli bahan pangan tersebut.

Perbaikan pangan berupa modifikasi

dan diversifikasi pangan merupakan metode

yang paling ideal. Namun, seringkali dalam

prakteknya memiliki keterbatasan, antara lain

sulitnya merubah kebiasaan kesukaan I

preference masyarkat akan jenis pangan serta

mahalnya bahan pangan yang kaya akan zat besi dengan bioavailabilitas tinggi seperti daging-dagingan. Fortifikasi atau penambahan satu atau lebih zat gizi mikro pada pangan yang

lazim dikonsumsi merupakan strategi penting

yang dapat digunakan untuk meningkatkan

status zat gizi mikro baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sebagai contoh, di negara maju sudah ada program fortifikasi margarin dengan vitamin A, program dunia fortifikasi garam dan iodium, fortifikasi tepung terigu dengan zat besi.

Strategi Peningkatan KuaJitas Konsumsi Makanan:

1. Sosialisasi mengenai diversifikasi pangan dengan mengatur pol a pangan yang Berimbang, Bergizi dan Beragam.

2. Angka kecukupan gizi diharapkan berguna

bagi berbagai kelompok yang berminat di

100

bidang pangan dan gizi, antara lain ahli gizi, ahli kesehatan masyarakat, guru, para perencana, para pengambil kebijakan dan mereka yang bekerja di bidang industri pangan dan gizi. Data AKG ini selanjutnya dapat dipergunakan untuk:

a. menentukan kecukupan makanan b. merencanakan bantuan makanan

dalam rangka program kesejahteraan rakyat

c. mengevaluasi tingkat kecukupan penyediaan pangan untuk kelompok tertentu

d. menilai tingkat konsumsi individu maupun masyarakat

e. menilai status gizi masyarakat f. merencanakan fortifikasi makanan g. merencanakan KIE di bidang gizi

termasuk penyusunan PUGS

h. merencanakan kecukupan gizi institusi I. membuat label gizi pada kemasan

produk makanan industri

Karena di Kecamatan Kanigaran, Angka Kecukupan Gizi terhadap lemaknya rendah, disarankan untuk menambah makanan selingan selain makanan pokok, Konsumsi sehari-hari seseorang tidak hanya memerlukan makanan pokok, tetapi perlu ada makanan selingan yang dikonsumsi diantara dua waktu makan, rnlsalrnya pagi hari sekitar pukul 10.00 atau sore hari sekitar pukul 16.00. Makanan selingan disamping untuk menambah kebutuhan kalori juga dapat memenuhi kebutuhan zat lainnya yang belum terpenuhi pad a saat mengkonsumsi rnakanan pokok. Dengan demikian maka manfaat makanan selingan adalah untuk menambah serta melengkapi kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh. Dalam pengolahan makan selingan perlu diperhatikan keanekaragamannya serta

(8)

Keppi Sukesi, Agustina Shinta : Diversifikasi Pangan Sebagai Salah Satu Strategi .

menghindari penggunaan

bahan

pengawet atau

zat pewarna yang dapat merusak kesehatan.

Makanan selingan yang banyak menggunakan

zat

pewarna,

umumnya

dijumpai

pada

makanan

jajanan

disamp

i

ng

kebersihannya

masih diragukan. Contohnya; es sirup, es teler,

mie bakso

,

dan beberapa jenis makanan yang

dikemas indah namun isinya cuma berupa

bahan pemanis atau vetsin. Makanan seperti ini

nilai gizinya sangat kurang dan bahkan dapat

merusak kesehatan

.

Bila dilihat dari bahan

utamanya,

makanan

selingan

dapat

kita

bedakan atas 3 kelompok yaitu :

1.

Makanan selingan yang terbuat dari beras

atau tepung terigu seperti tarcis

,

lapis legit,

l

emper

,

lemang dan kue bolu.

2.

Makanan selingan yang dibuat dari jenis

umbi-umbian, seperti singkong, ubi jalar,

sagu dan pisang, makanan selingan ini

ke

b

anyakan dimakan bersama kelapa parut

dan

gula.

Contohnya

kripik

singkong,

pisang goreng, kolak ubi dan sagu ambon.

3.

Makanan selingan yang dibuat dari jenis

kacang-kacangan

seperti

rempeyek

,

tengteng kacang dan kripik tempe

.

Kandungan

dan

mutu

protein

makanan

selingan yang terbuat dari umbi-umbian dan

sagu tergolong rendah dibandingkan dengan

mutu protein makanan makanan selingan dari

beras. Karena itu jumlah protein yang kurang

dalam makanan selingan tersebut harus

ditambahkan dengan bahan makanan yang

kaya akan protein. Contohnya roti singkong

kandungan

proteinnya

rendah,

untuk

meningkatkan nilai gizinya, maka pada proses

pembuatannya perlu diperkaya dengan susu

skim atau telur ayam.

KESIMPULAN Kesimpulan

1. Angka

Kecukupan

Gizi

di

Kecamatan

Kanigaran adalah tahan energi

.

2.

Angka

Kecukupan Gizi terhadap unsur

mikro

belum

memadai

di

Kecamatan

Kanigaran.

3.

Strategi meningkatkan kualitas konsumsi

makanan

dengan

sosialisasi

mengenai

diversifikasi pangan dengan mengatur pola

konsumsi pangan yang berimbang, bergizi,

dan beragam.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2004,

Widyakarya Nasional Pangan

dan

Gizi

2004.

Lem

bag

a

IImu

Pengetahuan Indonesia, Jakarta

.

Anonim

,

1998,

Daftar

Komposisi

Bahan

Makanan

.

Departemen

Kesehatan,

PT.Bharatara, Jakarta

Anonymous.

(2001)

.

Paradigma

Baru

Ketehenen Pangan

.

Dewan Ketahanan

Pangan. Jakarta.

---

-

- (2001)

.

Petunjuk

Teknis Siste~.

KewaSpadaan

Pangan

dan

G,Z,

(SKPG)

Badan

Bimas

Ketahanan

Pangan

Departemen

Pertanian

.

Jakarta.

--- (2005).

Rencana Strategis 2006

-2008

.

Badan

Ketahanan

Pangan

Pemerintah Propinsi Jawa Timur

.

---

(2005).

Leporen Kinerja Badan

Ketahanan

Pangan

Propinsi

Jawa

Timur Tahun 2005.

Badan Ketahanan

Pangan Propinsi Jawa Timur

.

Karl, M, (1995).

"Women and Empowerment;

Participatory

and

Decision

Making",

Zed

Books

Ltd. London and

New

Jersey.

Mubyarto,

(1998)

.

.

"Membangun

Sistem

Ekonomi",

BPFE

Yogyakarta,

edisi

Pertama.

Maxwell, Sand

T

.

R

.

Frenkenbarger, (1992)

.

"Household

Food

Scurity

Concepts

Indicators, Measurements: A Technical

Review

UNICEF and IFAD, New York.

Sugiyanto.

1996.

Persepsi

Masyarakat

tentang

Penyuluhan

Pembangunan

Pedesaan. Disertasi

,

Institut Pertanian

B~m.

.

Sukartawi, (1993).

"Prinsip Dasar Ekonomi

Pertanian":

Penerbit

PT

.

Raja

Grafindo. Jakarta.

Sukirman,

(1996).

"Ketahanan

Pangan:

Konsep,

Kebijaksanaan

dan

Pelaksanaannya"

Makalah

disampaikan pada Lokakarya Pangan

Rumahtangga. Yogyakarta.

Surono,

Sulastri

.

(2001).

'Peren

Lembaga

Pangan

dalam

Memantapkan

Ketahanan Pangan"

-

Majalah Pangan

No.

36/X/Januari,

2001 .

Wibowo, R

.

(2000).

"Pertenien dan Pangan.

Bunga

Rampai

Pemikiran

Menuju

Ketahanan Pangan

.

" -

Puslitbang Sinar

Harapan. Jakarta.

Gambar

Grafik 1. Angka Kecukupan Gizi Terhadap Unsur Mikro Kecamatan Kanigaran 2009 AKE dan AKP aktual di Kecamatan

Referensi

Dokumen terkait

acara selalu menyanyi lagu dangdut diikuti oleh pembawa acara lain yang memerankan tokoh-tokoh seperti penyanyi Charlie Van Hounten, wali sehingga membuat

a) Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang bersifat regional ataupun bersifat lintas kabupaten/kota. b) Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum

Mengingat keterbatasan yang dimiliki peneliti, maka fokus penelitian hanya dibatasi pada model Chart yang baik untuk pembelajaran Tata Hidang, pencapaian kompetensi kognitif

Cara pembuatan pupuk kompos padat berbahan dasar limbah organik pasar Mardika cukup sederhana, yaitu dengan menambahkan EM4 sebagai biang mikroorganisme yang berfungsi

Dengan menginstal, menyalin, mengunduh, atau jika tidak, menggunakan produk perangkat lunak apapun yang terinstal sejak awal pada komputer ini, Anda setuju untuk tunduk

Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Verbeke, Dejaegen Martens, Hur dan Baesens 2012) yang meneliti dua puluh satu model prediksi customer churn sektor telekomunikasi dari

Kedua, temper tantrum adalah perilaku destruktif buruk dalam bentuk luapan yang bisa bersifat fisik (memukul, menggigit, mendorong), maupun verbal (menangis, berteriak, merengek)

Kesimpulan Terdapat perbedaan yang bermakna antara curah saliva wanita tidak hamil dengan wanita hamil, curah saliva pada kehamilan trimester 1 dengan kehamilan trimester 2,