• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMILIHAN METODA DAN MEDIA UJI PERKECAMBAHAN BENIH TISUK (Hibiscus sp.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMILIHAN METODA DAN MEDIA UJI PERKECAMBAHAN BENIH TISUK (Hibiscus sp.)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 1410-1939

PEMILIHAN METODA DAN MEDIA UJI PERKECAMBAHAN BENIH TISUK

(

Hibiscus

sp.)

[THE SELECTION OF METHODS AND MEDIA FOR GERMINATION TEST

OF TISUK (

Hibiscus

sp.) SEEDS ]

Naning Yuniarti

1

, Yetti Heryati

2

, Tati Rostiwati

2 Abstract

The objective of this research was to determine the methods and media of germination that was suitable for hibiscus seeds. The study consisted of two trials, in a laboratory and in a glasshouse. In laboratory, three meth-ods of seed germination were tested, i.e. on paper, between paper and erected scrolled paper; the paper used was made of rice straw material. In addition, in glasshouse, five germination media were tested, i.e. vermiculite, coconut husk powder, soil, fine sand, and soil + fine sand. Both trials were arranged in a Completely Randomized Design. Each treatment was repeated four times, and each replication consisted of 100 seeds. The results showed that the on paper method was the best for hibiscus seed germination, resulting in the highest germination rate (74.75%). Meanwhile, the germination test in the glasshouse showed that vermiculite was the best medium for hibiscus seed germination which resulted in 92,75% seed germination. Key words: germination, hibiscus, seed technology.

Kata kunci: perkecambahan, tisuk, teknologi benih.

1 Balai Litbang Teknologi Perbenihan Bogor. 2

PENDAHULUAN

Tisuk (Hibiscus sp.) dikenal pula dengan nama waru gunung (Sunda), waru gombong, waru kopek (Jawa) dan baru klecek (Madura). Tisuk termasuk famili Malvaceae. Daunnya bertangkai, berbentuk jantung lingkaran lebar, bertulang daun menjari dan sisi bawahnya berambut abu-abu rapat. Bunga berdiri sendiri atau 2 – 5 dalam tandan. Bakal buah beruang 5 dengan daun kelopak yang hanya melekat setengah jalan dan bijinya berambut kasar (Van Steenis, 1997). Kayu tisuk memiliki berat jenis 0,44 – 0,54 dengan kelas awet III – IV dan kelas kuat III – IV (PIKA, 1979).

Dilihat dari potensi dan kegunaannya, tisuk sa-ngat baik untuk dikembangkan dan diperluas namannya. Untuk menunjang keberhasilan pena-naman tapena-naman jenis ini, diperlukan benih bermutu yang dapat diketahui dari uji perkecambahan. Perkecambahan adalah suatu proses mengaktifkan embrio yang mengakibatkan terbukanya kulit benih dan munculnya tumbuhan muda. Beberapa hal penting yang terjadi pada saat perkecambahan adalah imbibisi (penyerapan) air,

pengaktifan enzim, munculnya kecambah dan akhirnya terbentuklah anakan (Copeland, 1976).

Uji perkecambahan dapat digunakan untuk me-ngetahui kemampuan benih untuk berkecambah maksimum pada kondisi optimum (Willan, 1985). Pengujin perkecambahan dapat dilakukan di labo-ratorium maupun di rumah kaca/lapangan. Peng-ujian perkecambahan di laboratorium dapat meng-gunakan media kertas dengan beberapa metoda, di antaranya UDK (Uji Di atas Kertas), UKDpd (Uji Kertas Digulung dengan posisi didirikan) dan UAK (Uji Antar Kertas). Sedangkan pengujian di rumah kaca/lapangan dapat menggunakan media tanah, pasir, vermikulit, dan serbuk sabut kelapa (Sadjad, 1980; International Seed Testing Asso-ciation, 1985). Sampai saat ini informasi dan pene-litian mengenai uji perkecambahan benih tisuk di-rasa masih kurang, sehingga diperlukan penelitian mengenai uji perkecambahan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memilih metoda uji perkecambahan yang terbaik di labora-torium dan menentukan media perkecambahan yang sesuai untuk benih tisuk (Hibiscus sp.) di rumah kaca.

(2)

BAHAN DAN METODA

Benih yang digunakan dalam penelitian ini ber-asal dari area BKPH Jonggol KPH Bogor Perum Perhutani Unit III, Jawa Barat, yang diunduh pada bulan Juli 2000. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium serta rumah kaca Balai Teknologi Perbenihan Bogor pada bulan Juli sampai dengan bulan September 2000.

Selain benih, bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: kertas merang, pipet, timbangan analitik, cawan porselen, tang, bak plastik, tanah, pasir, vermikulit, serbuk sabut kelapa, pinset, tabung elemeyer, kantong plastik, label dan alat tulis, dan germinator.

Pemilihan metoda uji perkecambahan Rancangan penelitian

Untuk menganalisis hasil penelitian yang dilakukan digunakan Rancangan Acak Lengkap, dengan model umum sebagai berikut:

Yij = µ + αi + εij

dimana:

Yij = nilai pengamatan ke-i, pada ulangan ke-j.

µ = nilai rata-rata umum.

αi = pengaruh metoda ke-i, yang terdiri dari:

a1 = UDK (Uji Diatas Kertas).

a2 = UAK Uji Antar Kertas.

a3 = UKDpd (Uji Kertas Digulung dengan

posisi didirikan).

εij = pengaruh kesalahan percobaan.

Dalam penelitian ini setiap perkaluan diulang 4 kali dan masing-masing ulangan terdiri dari 100 butir benih untuk uji perkecambahan.

Prosedur kerja

Benih diekstrak dengan cara menjemur buah di bawah sinar matahari selama 2-3 hari sampai buah merekah dan keluar benihnya. Kemudian benih tersebut diukur kadar air awalnya sebanyak empat kali pengukuran masing-masing seberat 0,1 gram.

Media perkecambahan yang digunakan adalah kertas merang yang disterilkan terlebih dulu di da-lam oven suhu 100 oC seda-lama 24 jam. Setelah ker-tas siap, benih ditabur pada kerker-tas merang dengan menggunakan metoda UDK, UAK dan UKDpd masing-masing sebanyak 100 benih untuk setiap metoda yang diuji. Kemudian benih ditempatkan di dalam alat pengecambah (germinator) sesuai de-ngan rancade-ngan percobaan.

Pengamatan perkecambahan dilakukan setiap hari selama 60 hari sejak saat penaburan. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah daya berkecambah. Benih dikatakan berkecambah normal apabila telah muncul sepasang daun pertama dan sehat.

Analisis data

Data hasil pengamatan yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan sidik ragam, yaitu dengan melihat hasil uji distribusi nilai F. Uji nilai F yang memberikan pengaruh yang nyata dianalisis lebih lanjut menggunakan uji Tukey.

Pemilihan media uji perkecambahan Rancangan penelitian

Untuk menganalisis hasil penelitian yang dilakukan digunakan Rancangan Acak Lengkap, dengan model umum sebagai berikut:

Yij = µ + αi + εij

dimana:

Yij = nilai pengamatan ke-i, pada ulangan ke-j.

µ = nilai rata-rata umum.

αi = pengaruh media ke-i, yang terdiri dari:

a1 = vermikulit.

a2 = serbuk sabut kelapa.

a3 = tanah

a4 = pasir halus.

a5 = tanah + pasir halus.

εij = pengaruh kesalahan percobaan.

Dalam penelitian ini setiap perkaluan diulang 4 kali dan masing-masing ulangan terdiri dari 100 butir benih untuk uji perkecambahan.

Prosedur kerja

Media perkecambahan disterilkan dengan menggoreng media selama lebih-kurang 2 jam. Kemudian media tersebut didinginkan hingga mencapai suhu kamar sebelum dihamparkan ke dalam bak plastik pengecambahan. Benih hasil ekstraksi selanjutnya ditaburkan pada media di dalam bak plastik sebanyak 100 butir untuk setiap perlakuan yang diulang empat kali. Bak plastik selanjutnya ditempatkan di rumah kaca sesuai dengan rancangan percobaan. Penyiraman benih dilakukan sehari sekali, yaitu pada pagi hari. Selama 60 hari percobaan dilakukan pengamatan terhadap peubah daya kecambah benih. Benih dikatakan berkecambah dengan normal apabila telah muncul sepasang daun pertama dan sehat.

(3)

Analisis data

Data hasil pengamatan yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan sidik ragam, yaitu dengan melihat hasil uji distribusi nilai F. Uji nilai F yang memberikan pengaruh yang nyata dianalisis lebih lanjut menggunakan uji Tukey.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Pemilihan metoda uji perkecambahan

Hasil analisis keragaman terhadap pengaruh metoda uji perkecambahan terhadap daya

berkecambah benih tisuk di laboratorium dapat dilihat pada Tabel 1.

Berdasarkan hasil analisis keragaman tersebut (Tabel 1) dapat diketahui bahwa metoda uji nyata mempengaruhi daya berkecambah benih tisuk di laboratorium. Selanjutnya, untuk mengetahui per-bedaan daya berkecambah pada masing-masing perlakuan metoda uji perkecambahan, dilakukan uji beda rata-rata dengan mengggunakan uji Tukey. Hasil uji perbedaan daya kecambah tersebut selanjutnya disajikan pada Tabel 2. Sementara itu, nilai rata-rata daya berkecambah benih dari masing-masing perlakuan metoda perkecambahan yang diuji disajikan pada Gambar 1.

Tabel 1. Analisis keragaman pengaruh metoda uji perkecambahan terhadap daya berkecambah benih tisuk di laboratorium.

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F-hitung F-tabel 5%

Perlakuan 2 630,50 315,25 7,7152* 4,26

Sisa 9 367,75 40,8611

Jumlah 11 998,25

* nyata pada tingkat kepercayaan 95%

Tabel 2. Rata-rata nilai daya berkecamah benih tisuk dari masing-masing metoda uji perkecambahan di laboratorium berdasarkan uji Tukey.

Metoda perkecambahan Rata-rata daya berkecambah

Metoda UDK 74,75a

Metoda UAK 65,50ab

Metoda UKDpd 57,00bc

Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata pada tingkat kepercayaan 95%. 74,75 65,50 57,00 0 20 40 60 80 100

UDK UAK UAKdp

Metoda perkecambahan Daya kecam b ah ( % )

Gambar 1. Rata-rata nilai daya berkecambah benih tisukdari masing-masing metoda uji perkecambahan di laboratorium.

(4)

Pemilihan media uji perkecambahan

Hasil analisis keragaman terhadap pengaruh media uji perkecambahan terhadap daya berkecambah benih tisuk di rumah kaca dapat dilihat pada Tabel 3.

Berdasarkan hasil analisis keragaman (Tabel 2) diketahui bahwa media uji perkecambahan mem-berikan pengaruh nyata terhadap daya berkecam-bah benih tisuk yang dikecamberkecam-bahkan di rumah kaca.

Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan pengaruh dari masing-masing media perkecambah-an yperkecambah-ang diuji terhadap daya kecambah benih tisuk di rumah kaca, dilakukan uji beda rata-rata meng-gunakan uji Tukey. Hasil uji tersebut selanjutnya disajikan pada Tabel 4. Sementara itu, nilai daya berkecambah dari masing-masing perlakuan media perkecambahan benih yang dicobakan disajikan pada Gambar 2.

Tabel 3. Analisis keragaman pengaruh media uji perkecambahan terhadap daya berkecambah benih tisuk di rumah kaca.

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F-hitung F-tabel 5%

Perlakuan 4 2068,70 517,1750 12,348* 3,06

Sisa 15 628,25 41,8833

Jumlah 19 2696,95

* nyata pada tingkat kepercayaan 95%

Tabel 4. Rata-rata nilai daya berkecamah benih tisuk dari masing-masing media uji perkecambahan di rumah kaca berdasarkan uji Tukey.

Media perkecambahan Rata-rata daya berkecambah

Vermikulit 92,75a

Serbuk sabut kelapa 81,25ab

Tanah 74,00bc

Pasir halus 62,00cd

Tanah + pasir halus (1:1) 72,75bcd

Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata pada tingkat kepercayaan 95%. 92,75 81,25 74,00 62,00 72,75 0 20 40 60 80 100

Vermikulit Sabut kelapa Tanah Pasir Tanah + Pasir

Media perkecambahan D aya ke ca m ba h ( % )

Gambar 2. Rata-rata nilai daya berkecambah benih tisukdari masing-masing media uji perkecambahan di rumah kaca.

(5)

Pembahasan

Metoda perkecambahan di laboratorium yang digunakan dalam penelitian ini adalah UDK (Uji Di atas Kertas), UAK (Uji Antar Kertas) dan UKDpd (Uji Kertas Digulung dengan posisi didirikan). Adapun substrat yang digunakan adalah kertas merang. Penggunaan substrat kertas merang sebagai media perkecambahan benih tisuk adalah sangat baik, dan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Sadjad (1980) bahwa media kertas merang sangat baik digunakan sebagai media uji perkecambahan di laboratorium.

Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 2) terlihat bahwa metoda UDK merupakan metoda uji yang terbaik bagi pengujian perkecambahan benih tisuk di laboratorium. Daya berkecambah yang dihasilkan dari metoda UDK cenderung lebih besar apabila dibandingkan dengan metoda UAK dan UKDpd. Keadaan ini menunjukkan bahwa benih tisuk membutuhkan suhu dan cahaya yang lebih tinggi, dan memerlukan kelembaban yang rendah, sebagaimana dikemukakan oleh Kamil (Kamil, 1979) dan Copeland (1976).

Seperti telah diketahui bahwa laju perkecam-bahan dipengaruhi oleh kelembaban dan suhu. Sejalan dengan ini Kamil (1979) menyatakan bahwa benih perlu menyerap sejumlah tertentu air sebelum memulai perkecambahannya. Selain itu juga dikatakan bahwa cahaya dan suhu merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi selama proses perkecambahan berlangsung. Menurut Copeland (1976), dalam perkecambahannya benih memerlukan air (kelembaban), oksigen dan suhu, yang sesuai untuk kebutuhan benih masing-masing jenis tanaman.

Pada media uji perkecambahan di rumah kaca, diketahui bahwa vermikulit merupakan media yang terbaik untuk perkecambahan benih tisuk di rumah kaca (Tabel 4). Daya berkecambah yang dihasilkan oleh benih pada media vermikulit adalah yang paling besar apabila dibandingkan dengan media lainnya (tanah, pasir, serbuk sabut kelapa serta campuran tanah + pasir).

Menurut Hartman et al. (1990), vermikulit ba-nyak dipilih sebagai media perkecambahan dengan pertimbangan sebagai berikut: 1) kandungan hara-nya rendah karena berasal dari mineral mika, 2) ri-ngan, yaitu 90 – 150 kg per meter kubik, 3) pH ne-tral, 4) tidak larut dalam air, 5) menyerap banyak air, dan 6) relatif steril.

KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa metoda uji perkecambahan benih tisuk yang cocok di laboratorium adalah metoda UDK (Uji Diatas Kertas) dengan menggunakan substrat media kertas merang, sedangkan media uji perkecambahan yang terbaik untuk benih tisuk di rumah kaca adalah menggunakan vermikulit.

DAFTAR PUSTAKA

Copeland, L. O. 1976. Principles of Seed Sciences and Technology. Burger Publishing Co, Minnesota. Hartmann, H. T., D. E. Kester dan F. T. Davis-Jr. 1990.

Plant Propagation: Principles and Practices. Prentice-Hall International, Inc, Englewood Clifts, New Jersey.

International Seed Testing Association. 1985. Seed Science and Technology. International Seed Testing Association, Switzerland.

Kamil, J. 1979. Teknologi Benih. Angkasa, Bandung. PIKA. 1979. Mengenal Sifat-sifat Kayu Indonesia dan

Penggunaannya. Kanisius, Yogyakarta.

Sadjad, S. 1980. Panduan Pembinaan Mutu Benih Tanaman Kehutanan Indonesia. Kerjasama Ditjen Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan Departemen Kehutanan dengan Institut Pertanian Bogor, Bogor. Van Steenis, C. G. G. J. 1997. Flora: Untuk Sekolah di

Indonesia. Pradnya Paramita, Yogyakarta.

Willan, R. L. 1985. A Guide to Forest Seed Handling. Food and Agriculture Organization, Rome.

(6)

Gambar

Gambar 1. Rata-rata nilai daya berkecambah benih tisuk dari masing-masing metoda uji perkecambahan  di laboratorium
Gambar 2. Rata-rata nilai daya berkecambah benih tisuk dari masing-masing media uji perkecambahan di  rumah kaca

Referensi

Dokumen terkait

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa tip of the tongue adalah keadaan dimana informasi atau suatu kata yang sudah ada di dalam ingatan namun

sampai 10., dan ilan#an penyaunan 1(( sampai 1&8 "emudian larutan minyak  terseut disarin# men##unakan kertas sarin#8 Hal ini ertuuan

Binaan frasa adjektif terdiri daripada kata adjektif atau dikenali juga sebagai kata sifat. Kata adjektif dapat dikenalpasti dan dibezakan daripada kata nama atau kata kerja dengan

Namun, dalam makalah ini tanda metaforis yang bersifat simbolis tidak termasuk dalam pembahasan, karena harus merujuk pada teks, sehingga fokus pembahasan dalam makalah ini

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan Karya Tulis Ilmiah

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK SELF-MANAGEMENT UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH PADA SISWA KELAS VIII

Berdasarkan Satuan Acuan Pendidikan (SAP), ada 3 topik yang dibahas dalam materi atom Hidrogen, yaitu Persamaan Schrodinger Satu Elektron, Momentum Sudut Orbital dan

dengan keputusan pembelian. Adapun kelima variabel tersebut adalah produk, promosi, tempat, orang, dan proses. Sedangkan dua variabel marketing mix yang lain, yaitu harga