Assalamu’alaikum Wr .Wb.
Segala Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat Allah SWT,
Tuhan Yang Maha Esa atas berkat Rahmat dan Karunia,
perkenan-Nya buku Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan
Timur tahun 2014 ini dapat tersusun. Profil Kesehatan Provinsi
Kalimantan Timur ini merupakan salah satu hasil penting dari
system informasi kesehatan (SIK) dan juga dalam rangka
mengetahui
sejauh mana program-program dan adanya
kesepakatan dalam pertemuaan Pemutakhiran Data dan
Informasi Kesehatan, dalam penyusunan Profil Kesehatan
yang telah dilakukan pada tahun 2014.
Profil Kesehatan ini disususn berdasarkan masukan dari Profil Kesehatan Kab/Kota yang
merupakan gambaran kondisi dan situasi kesehatan Kab/Kota masing-masing dari seluruh
Kab/Kota yang ada di Provinsi Kalimantan Timur serta dari program dan lintas sektor terkait.
Profil Kesehatan ini juga diharapkan bermanfaat bagi pemerintah Kab/Kota, Kementerian atau
semua pihak yang berkepentingan. Disamping ini untuk penyusunan profil tahun 2014 tidak
termasuk lagi data-data Kalimantan Utara, jadi diharapkan juga sebagai referensi yang sesuai
dengan kebutuhan pengguna, sehingga dapat mempercepat tercapainya tujuan dan sasaran
pembangunan kesehatan secara utuh, berdaya guna dan berhasil guna.
Samarinda,
September
2015
Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Timur,
dr. Hj. Rini Retno Sukesi,M.Kes
NIP.19590602 198709 2 001
JUMLAH RUMAH TANGGA DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT
KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014
2.
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DANKELOMPOK UMUR
DAN MENURUT
KABUPATEN/ KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2014
3.
PERENTASE PENDUDUK UMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014
4.
JUMLAH KELAHIRAN
MENURUT JENIS KELAMIN, PUSKESMAS DAN
KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014
5.
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS
KELAMIN,
PUSKESMAS
KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN
TIMUR
TAHUN 2014
6.
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, PUSKESMAS
KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014
7.
KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE
NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK MENURUT JENIS
KELAMIN, PUSKESMAS DAN KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2014
8.
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+
MENURUT JENIS KELAMIN, PUSKESMAS DAN KAB/KOTA PROVINSI
KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014
9.
ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+
SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN
MENURUT JENIS KELAMIN
PUSKESMAS DAN
KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN
2014
10. PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN
PUSKESMAS, KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014
11. JUMLAH KASUS HIV, AIDS DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN
PUSKESMAS, KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014
12. PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT
JENIS KELAMIN PUSKESMAS, KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2014
15. KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT
TINGKAT 2 MENURUT
JENIS KELAMIN, PUSKESMAS, KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2014
16. JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT
TIPE/JENIS, KELAMIN, PUSKESMAS, KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN
TAHUN 2014
17. PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT 9RELEASE FROM
TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, PUSKESMAS, KAB/KOTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014
18. JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO)
MENURUT, PUSKESMAS, KAB/KOTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014
19. JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI
(PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, PUSKESMAS, KAB/KOTA PROVINSI
KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014
20. JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI
(PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, PUSKESMAS, KAB/KOTA
PROVINSI
KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014
21. JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS
KELAMIN, PUSKESMAS DAN KAB/KOTA PROVISI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2014
22. KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT
JENIS
KELAMIN,
PUSKESMAS,
KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2014
23. PENDERITA
FILARIASIS
DITANGANI
MENURUT
JENIS
KELAMIN,
PUSKESMAS, KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014
24. PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN MENURUT
JENIS KELAMIN, PUSKESMAS DAN KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN
TIMUR TAHUN 2014
25. PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, PUSKESMAS DAN
KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014
27. JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) TAHUN 2014
28. KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI <
24 JAM TAHUN 2014
29. CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA
KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT
PUSKESMAS DAN KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014
30. PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT
PUSKESMAS DAN KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014
31. DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT
PUSKESMAS DAN KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013
32. BAYI BERAT BADAB LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN,
PUSKESMAS, DAN KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN
2013
33. STATUS GIZI BALITA (BERAT BADAN MENURUT TINGGI BADAN)
MENURUT
JENIS
KELAMIN,
PUSKESMAS,
KAB/KOTA
PROVINSI
KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013
34. CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA
KESEHATAN DAN PELAYANAN IBU NIFAS MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013.
35. PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT
PUSKESMAS DAN KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013
36. PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR
MENURUT PUSKESMAS DAN KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2013
37. JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3
MENURUT PUSKESMAS DAN KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2013
38. JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN
KOMPLIKASI NEONATUS MENURUT JENIS KELAMIN, PUSKESMAS, DAN
KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013
KONTRASEPSI,PUSKESMAS, DAN KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN
TIMUR TAHUN 2013
41. JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT PUSKESMAS DAN
MENURUT JENIS KONTRASEPSI,PUSKESMAS, DAN KAB/KOTA PROVINSI
KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013
42. CAKUPAN
KUNJUNGAN
NEONATUS
MENURUT
JENIS
KELAMIN,
PUSKESMAS, DAN MENURUT JENIS KONTRASEPSI,PUSKESMAS, DAN
KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013
43. CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN,
PUSKESMAS DAN KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013
44. CAKUPAN DESA
KELURAHAN
UCI MENURUT PUSKESMAS DAN
KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013
45. CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS
KELAMIN, PUSKESMAS,DAN KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2013
46. CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS
KELAMIN, PUSKESMAS,DAN KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2013
47. CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN,
KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013
48. JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN,
PUSKESMAS, DAN KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN
2013
49. CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN,
PUSKESMAS,
MENURUT
JENIS
KELAMIN,
KAB/KOTA
PROVINSI
KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013
50. JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN KAB/KOTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013
51. CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN
MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2013
54. JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN
GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN TAHUN 2014
55. ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT TAHUN 2014
56. INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT TAHUN 2014
57. PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPRILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
(BERPHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TAHUN 2014
58. PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
TAHUN 2014
59. PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM
BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
TAHUN 2014
60. PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM
YANG MEMENUHI SYARAT TAHUN 2014
61. PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG
LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN
PUSKESMAS TAHUN 2014
62. DESA
YANG
MELAKSANAKAN
SANISTASI
TOTAL
BERBASIS
MASYARAKAT TAHUN 2014
63. PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TAHUN 2014
64. TEMPAT PENGELOLAAN MAKAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE
SANISTASI TAHUN 2014
65. TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK TAHUN 2014
66. PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN TAHUN 2014
67. JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN TAHUN 2014
68. PERSENTASE
SARANA
KESEHATAN
(RUMAH
SAKIT)
DENGAN
KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR) LEVEL 1
72. JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN TAHUN 2014
73. JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN TAHUN 2014
74. JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN TAHUN 2014
75. JUMLAH
TENAGA
KESEHATAN
MASYARAKAT
DAN
KESEHATAN
LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN TAHUN 2014
76. JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN TAHUN 2014
77. JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN TAHUN
2014
78. JUMLAH TENAGA KETEKNISAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN TAHUN
2014
79. JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN TAHUN
2014
80. JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS
KESEHATAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari pembangunan nasional, karena pembangunan kesehatan
menyentuh hampir semua aspek kesehatan atau dengan kata lain
kesehatan merupakan hak dasar manusia serta merupakan karunia
dari Tuhan Yang Maha Esa yang perlu disyukuri, dijaga &
ditingkatkan.
Dasar-dasar pembangunan kesehatan meliputi
komitmen sikap dan tindakan agar kebenaran setiap upaya kesehatan
harus berlandaskan perikemanusiaan yang dijiwai, digerakan dan
dikendalikan oleh keimanan, ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, sehingga setiap tenaga kesehatan perlu mempunyai moralitas
yang tinggi, berbudi luhur, memegang teguh etika profesi, harus
mampu membangkitkan dan mendorong peran serta masyarakat
dalam memberi pelayanan tanpa memandang perbedaan suku,
golongan, agama dan status ekonomi sosialnya.
Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti
IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan pemeliharaan,
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, dilaksanakan
secara profesional, berhasilguna dan memberikan manfaat yang
sebesar - besarnya bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
depan yang ingin dituju adalah tercapainya kemampuan hidup sehat
bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan
umum dari tujuan nasional.
Gambaran derajat kesehatan yang optimal tersebut ditandai dengan
menurunnya angka kesakitan dan kematian serta menurunnya kasus
kekurangan gizi pada usia bayi, balita, usia produktif dan kelompok
usia rentan lainnya, membaiknya faktor lingkungan dan
membudayanya perilaku hidup sehat, serta memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata, memiliki kualitas sumber daya manusia yang tangguh, sehat,
cerdas, kreatif dan produktif.
B. Dasar
Dasar pembangunan kesehatan adalah nilai kebenaran dan aturan
pokok yang menjadi landasan untuk berfikir dan bertindak dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Dasar-dasar berikut ini
merupakan landasan dalam penyusunan visi, misi dan strategi serta
sebagai petunjuk pokok pelaksanaan pembangunan kesehatan:
1. Perikemanusiaan
Setiap kegiatan program kesehatan harus berlandaskan
perikemanusiaan yang dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh
keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Individu, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya bukan saja
sebagai obyek namun sekaligus pula subyek kegiatan, proyek,
program kesehatan. Segenap komponen bangsa bertangggung
jawab untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
individu, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya. Setiap
kegiatan, proyek, program kesehatan harus mampu membangkitkan
peran serta individu, keluarga dan masyarakat sedemikian rupa
sehingga setiap individu, keluarga dan masyarakat dapat menolong
dirinya sendiri.
3. Adil dan Merata
Setiap individu, keluarga dan masyarakat mempunyai kesempatan
yang sama untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan sehingga dapat mencapai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya. Kesempatan untuk memperoleh pelayanan
kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan tepat waktu, tidak boleh
memandang perbedaan ras, golongan, agama, dan status sosial
individu, keluarga dan masyarakat.
4. Pengutamaan dan Manfaat
Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan tekhnologi kedokteran dan
atau kesehatan dalam kegiatan, proyek, program kesehatan harus
mengutamakan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Kegiatan, proyek dan program kesehatan diselenggarakan agar
derajat kesehatan masyarakat. Kegiatan, proyek dan program
kesehatan diselenggarakan dengan penuh tanggung jawab, sesuai
dengan standar profesi dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku serta
mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh
kebutuhan dan kondisi spesifik daerah
C. Visi dan Misi
1. Visi
Dalam mewujudkan gambaran masyarakat Provinsi Kalimantan Timur
di masa depan maka Dinas Kesehatan Provinsi memiliki Visi
"Meningkatkan derajat dan mutu kesehatan masyarakat
Kalimantan Timur yang merata dan berkeadilan”.
2. Misi
Misi Pembangunan Kesehatan di Kalimantan Timur adalah :
a) Menjamin pemeliharaan dan peningkatan upaya kesehatan
yang bermutu, terjangkau dan berkeadilan
b) Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat dan
membangun kemitraan dengan lintas sektor.
c) Menjamin ketersediaan sumber daya kesehatan yang
memadai dan berkesinambungan
3. Strategi
Adapun strategi dalam pembangunan kesehatan di Provinsi
Kalimantan Timur adalah sebagai berikut :
2. Meningkatkan pencegahan dan pengendalian penyakit
menular, tidak menular dan wabah sejak dini dengan
penguatan sistem surveilance dan mendorong partisipasi
masyarakat dalam upaya penyehatan lingkungan.
3. Menggerakan dan memberdayakan Masyarakat di Bidang
Kesehatan melalui Peningkatan Pemahaman, kesadaran,
kemauan Masyarakat untuk hidup sehat.
4. Memfasilitasi pemerataan dan pengembangan sumber daya
kesehatan.
D. Tujuan
1. Umum
Tujuan disusunnya Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2014 adalah tersedianya data dan informasi yang relevan,
akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan dalam rangka
meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara berhasil
guna dan berdaya guna sebagai upaya menuju Provinsi Kalimantan
Timur yang Sehat.
2. Khusus
Secara khusus tujuan penyusunan Profil Kesehatan
a. Diperolehnya Data dan informasi umum dan lingkungan yang
meliputi lingkungan fisik dan biologi, perilaku masyarakat yang
berkaitan dengan kesehatan masyarakat, data kependudukan
dan sosial ekonomi;
masyarakat yang meliputi angka kematian, angka kesakitan dan
status gizi masyarakat;
c. Diperolehnya Data / informasi tentang upaya kesehatan, yang
meliputi cakupan kegiatan dan sumber daya kesehatan.
d. Diperolehnya Data / informasi untuk bahan penyusunan
perencanaan kegiatan program kesehatan;
e. Tersedianya alat untuk pemantauan dan evaluasi tahunan
program – program kesehatan;
f. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah
dikumpulkan oleh berbagai sistem pencatatan dan pelaporan yang
ada di Puskesmas, Rumah Sakit maupun Unit-Unit Kesehatan
lainnya;
g. Tersedianya alat untuk memacu penyempurnaan sistem
pencatatan dan pelaporan kesehatan.
D. Sistematika Penulisan
Untuk lebih menggambarkan situasi derajat kesehatan, peningkatan
upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan di Provinsi Kalimantan
Timur pada Tahun 2014, maka diterbitkanlah Buku Profil Kesehatan
Provinsi Kalimantan Timur yang disusun dengan sistematika sebagai
berikut :
BAB II
GAMBARAN UMUM
BAB III KEADAAN DERAJAT KESEHATANDI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
BAB IV
UPAYA KESEHATANDI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
BAB V
KEADAAN SUMBER DAYA KESEHATAN DI PROVINSI KALIMANTAN
TIMUR
BAB VI
KESIMPULAN
GAMBARAN UMUM
A.
Aspek Geografi
Kondisi geografi dan demografi merupakan dua faktor penting dan mendasar
yang menentukan keberhasilan pembangunan. Kondisi Geografi akan
memberikan gambaran
tentang ketersediaan sumber daya alam, mulai luas
lahan, mineral beserta flora dan fauna yang ada didalamnya. Sedangkan
kondisi demografi merupakan gambaran
tentang sumberdaya manusia
baik ditinjau dari aspek kualitas maupun kuantitasnya dalam rangka mendukung
pelaksanaan pembangunan.
1. Luas dan batas wilayah administrasi
Gambar. 2.1. Peta Provinsi Kalimantan Timur
BAB
Kalimantan Timur mempunyai luas wilayah sekitar 12.726.752 ha yang
terdiri dari
daratan seluas 12.533.681 ha dan luas perairan darat
193.071 ha. Pengelolaan laut (0-4mil) seluas 25.656 km
2
. Kalimantan
Timur merupakan Provinsi terluas ketiga dengan luas wilayah mencapai
6,66% dari luas wilayah Indonesia. Provinsi
Kalimantan Timur terbagi
menjadi 7 (tujuh) Kabupaten (Berau, Kutai Kertanegara, Kutai
Timur,
Kutai Barat, Paser, Penajam Paser Utara dan Mahakam Ulu) dan 3 (tiga)
Kota (Balikpapan, Bontang dan Samarinda)
Tabel 2.1
Data Luas wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Sumber : BPS Prov.Kaltim, Tahun 2014
LUAS
WILAYAH
(
km
2)
1
2
3
1
Paser
10,745.26
2
Penajam Paser Utara
3,132.0
3
Kutai Barat
16,313.70
4
Kutai Kartanegara
25,716.41
5
Kutai Timur
31,735.19
6
Mahakan Hulu
15,315.0
7
Berau
21,951.71
8
Balikpapan
504.32
9
Samarinda
694.96
10 Bontang
163.11
JUMLAH
126,271.6
NO
KABUPATEN/KOTA
Posisi ProvinsiKalimantan Timur terletak antara 4
0
24’ Lintang Utara (LU)
dan 2
0
25’
Lintang Selatan (LS), 113
0
44’ Bujur Timur (BT) dan 119
0
00
0
Bujur Timur (BT). Secara administrasi batas wilayah Provinsi Kalimantan
Timur adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara
: Berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Utara;
2. Sebelah Barat
: Berbatasan dengan negara bagian Serawak
Malaysia, Provinsi Kalimantan Barat dan Provinsi
Kalimantan Tengah.
3. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Selatan
4. Sebelah Timur
: Berbatasan dengan Selat Makasar dan Laut
Sulawesi
2. Kondisi Geografis
Geogafis Provinsi Kalimantan Timur merupakan satu dari 13 provinsi di
Indonesia yang mempunyai wilayah perbatasan antarnegara, yaitu dengan
negara Malaysia. Selain itu posisi Kalimantan Timur berada pada Alur Laut
Kepulauan Indonesia (ALKI) II dari laut Sulawesi ke Samudra Hindia melalui
selat Makassar dan selat Lombok merupakan potensi perekonomian yang
strategis. Bagi Kaltim posisi AKLI II sangat bernilai strategis baik ditinjau
aspek ekonomi maupun politis, terbuka peluang berkembangnya pelabuhan
besar dan berstandar internasional yang dapat mendorong perkembangan
ekonomi daerah dan nasional. Wilayah Provinsi Kaltim yang sangat luas
menyebakan semua karakteristik
wilayah terdapat didaerah ini, mulai
kawasan perbatasan, pedalaman, terpencil, pengunungan,
pesisir
dan
kepulauan. Wilayah kaltim yang memiliki pantai
sepanjang
1.185
Km
mempunyai kawasan pesisir yang sangat luas, kota Bontang
danBalikpapan merupakan dua kota yang terletak di pesisir pantai Kaltim.
3. Kondisi Topografi
Lahan datar di Kalimantan Timur pada umumnya hanya terdapat didaerah
pantai dan daerah aliran sungai-sungai besar (0-2%), yang luasnya sekitar
10,70%. Kemudian diikuti oleh lahan yang tingkat kelerengan landai (2-15%)
yang luasnya mencapai sekitar 16,16%. Sisanya, lahan berbukit dengan
tingkat kelerengan >15% dan yang lebih terjal lagi dengan luasnya mencapai
sekitar 73,14% dari luas wilayah Kaltim.Pengembangan tanaman pangan
hanya mungkin dilakukan didaerah yang datar (kemiringan 0 – 2 %) hingga
landai (kemiringan 2 – 15%). Sedangkan lahan dengan tingkat kelerengan
yang lebih tinggi hanya cocok untuk tanaman tahunan dan kawasan
konservasi.
4. Kondisi Iklim
Seperti iklim wilayah Indonesia pada umumnya, Kalimantan Timur beriklim
tropik dan mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim
penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Mei sampai
dengan bulan Oktober, sedangkan musim penghujan terjadi pada bulan
Nopember sampai dengan bulan April. Keadaan ini terus berlangsung setiap
tahun yang diselingi dengan musim peralihan pada bulan-bulan tertentu. Selain
itu karena letaknya didaerah khatulistiwa maka iklim di Kalimantan Timur juga
dipengaruhi oleh angin Muso, yaitu angin Muson Barat Nopember – April dan
angin Muson Timur Mei- Oktober. Namun dalam tahun – tahun terakhir ini,
keadaan musim di Kalimantan Timur kadang tidak menentu. Pada bulan –
bulan yang seharusnya turun hujan dalam kenyataannya tidak ada hujan sama
sekali atau sebaliknya.
Kelembaban udara relative tinggi dengan rata-rata berkisar antara 82-92
persen dengan kecepatan angin rata-rata 3-5 knot per jam. Selanjutnya curah
hujan di Kalimantan Timur pada tahun 2013 sangat beragam menurut bulan
dan letak stasiun pengamat. Catatan rata-rata curah hujan di Kalimantan
Timur berada pada kisaran 110,04 – 370,06 mm per tahun. Kondisi ini
menunjukkan bahwa curah hujan di Kalimantan Timur masih cukup besar
walaupun pada musim
kemarau pernah mencapai 100 mm per bulan
B.
DEMOGRAFI
Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk pada suatu wilayah dapat digunakan
sebagai tolak ukur untuk mengetahui kecenderungan penyebaran penduduk.
Jumlah penduduk yang besar cenderung mengelompak pada tempat-tempat
tertentu sehingga menyebabkan pola penyebaran bervariasi. Kepadatan
penduduk yang tinggi pada umumnya dapat dijumpai pada daerah-daerah yang
mempunyai aktifitas tinggi, adanya sarana transfortasi yang memadai, dan
keadaan social-ekonomi yang lebih baik. Sebaliknya kepadatan penduduk yang
rendah pada umumnya terdapat pada daerah-daerah dengan aktivitas ekonomi
yang relative masih rendah dan keadaan sarana transportasinya masih sulit.
Tabel 2.2
Data jumlah desa/kelurahan, jumlah penduduk,jumlah rumah tangga, dan kepadatan penduduk
menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 PASER
226.253,81
139
5
144
267.373
67.929
3,94
1,18
2 KUTAI BARAT
25.937,46
190
4
194
145.838
36.803
3,96
5,62
3 KUTAI KARTANEGARA
27.263,10
199
38
237
725.061
177.281
4,09
26,59
4 KUTAI TIMUR
35.747,50
134
1
135
319.394
81.612
3,91
8,93
5 MAHAKAM ULU
15.315,00
50
0
50
25.894
5.275
4,91
1,69
6 PENAJAM PASER UTARA
3.332,90
30
24
54
185.064
55.437
3,34
56,00
7 BERAU
34.127,02
100
10
110
251.985
63.793
3,95
7,38
8 BALIKPAPAN
507,40
0
34
34
633.222
237.124
2,67
1247,97
9 SAMARINDA
718,00
0
53
53
852.536
234.565
3,63
1187,00
10 BONTANG
149,80
0
15
15
163.651
-
-
1092,46
JUMLAH (KAB/KOTA)
369.352,0
842
184
1026
3.570.018
959.819
3,72
10
JUMLAH
RUMAH
TANGGA
RATA-RATA
JIWA/RUMAH
TANGGA
KEPADATAN
PENDUDUK per
km2
LUAS
WILAYAH
(km2)
NO
KABUPATEN/KOTA
JUMLAH
JUMLAH
PENDUDUK
DESA
KELURAH
AN
KELURAH
DESA +
AN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI+PEREMPUAN
LAKI-
RASIO JENIS KELAMIN
1
2
3
4
5
6
1
0 - 4
181.074
172.825
353.899
105
2
5 - 9
192.515
180.647
373.162
107
3
10 - 14
177.624
166.552
344.176
107
4
15 - 19
162.006
151.477
313.483
107
5
20 - 24
174.737
160.110
334.847
109
6
25 - 29
183.889
169.612
353.500
108
7
30 - 34
186.691
166.721
353.412
112
8
35 - 39
164.853
143.769
308.623
115
9
40 - 44
140.673
121.009
261.682
116
10
45 - 49
111.433
96.798
208.231
115
11
50 - 54
86.204
70.594
156.798
122
12
55 - 59
61.481
46.915
108.397
131
13
60 - 64
42.635
31.979
74.614
133
14
65 - 69
20.355
17.675
38.031
115
15
70 - 74
12.425
11.619
24.045
107
16
75+
11.312
12.564
23.875
90
JUMLAH
1.909.907
1.720.868
3.630.775
110,99
ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO)
47
NO
KELOMPOK UMUR
(TAHUN)
JUMLAH PENDUDUK
Selain Kepadatan penduduk jumlah penduduk berdasarkan penggolongan usia dan sex
ratio juga dapat memberikan gambaran bagi kita tentang jenis permasalahan kesehatan
yang mengancam . Sehingga dalam penetapan program kegiatan kesehatan selanjutnya
data ini bisa menjadi dasar dalam penentuan kegiatan sehingga tepat sasaran dan
program yang dihasilkan bermanfaat.
Tabel 1. 3
Data jumlah penduduk berdasarkan Jenis kelamin dan kelompok umur
Provinsi Kalimantan Timur
Tabel 1. 4
Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf Dan Ijazah Tertinggi Jenis Kelamin
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014
Sumber :BPS tahun 2014
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+
PEREMPUAN
1
2
3
4
5
6
7
8
1
PENDUDUK BERUMUR 10
TAHUN KE ATAS
281.764
257.912
694.500
2
PENDUDUK BERUMUR 10
TAHUN KE ATAS YANG
275.895,46
243.566,74
519.462
3012,29
3152,56
3076,47
3
PERSENTASE PENDIDIKAN
TERTINGGI YANG
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD
41.239,83
45.999,36
117.178
450,27
595,38
693,98
b. SD/MI
75.373
67.377
184.387
822,94
872,08
1092,02
c. SMP/ MTs
55.892
46.099
169.387
610,24
596,67
1003,18
d. SMA/ MA
83.931
73.099
187.870
916,38
946,15
1112,65
e. SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN
9.159
7.726
16.885
100,00
100,00
100,00
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II
5.817
6.522
13.393
63,52
84,42
79,32
g. AKADEMI/DIPLOMA III
14.027
15.077
31.103
153,15
195,15
184,20
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV
12.825
15.054
32.002
140,02
194,84
189,53
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR)
706
485
1.376
7,70
6,27
8,15
NO
VARIABEL
JUMLAH
PERSENTASE
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Menilai derajat kesehatan masyarakat dengan menggunaan indikator
yang mencerminkan kondisi mortalitas (kematian); Angka Kematian Bayi
(AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian Ibu (AKI),
morbiditas (kesakitan); angka kesakitan beberapa penyakit serta status gizi
pada balita dan dewasa.
A. ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)
Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan
tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa
penyakit maupun sebab lainnya. Angka Kematian yang terkait Angka
Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian
Ibu (AKI) serta kematian yang disebabkan oleh penyakit, kecelakaan dan
bencana.
1. ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP
Indikator kesejahteraan masyarakat pada bidang kesehatan antara lain
dapat dilihat dari Angka Kematian Bayi (AKB). Angka kematian bayi
adalah jumlah penduduk yang meninggal sebelum mencapai usia 1
tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang
sama.
BAB
GAMBAR 3.1 ANGKA KEMATIAN BAYI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR ANGKA
KEMATIAN BAYI (AKB) PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP 2011-2014
Sumber : BPS Kaltim 2014
2. ANGKA KEMATIAN BALITA PER-1.000 KELAHIRAN HIDUP
Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal
sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000
kelahiran hidup. AKABA merepresentasikan risiko terjadinya kematian
pada fase setelah anak dilahirkan dan sebelum umur 5 tahun.
GAMBAR 3.2 ANGKA KEMATIAN BALITA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR ANGKA
KEMATIAN BALITA (AKABA) PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP 2012-2014
GAMBAR 3.3 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI , ANAK BALITA & BALITA
TAHUN 2014
Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014
3. ANGKA KEMATIAN IBU PER-100.000 KELAHIRAN HIDUP
Angka Kematian Ibu (AKI) termasuk salah satu indikator penting dari
derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang
meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan
kehamilan atau penanganan (tidak termasuk kecelakaan atau kasus
insidental) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari
setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilannya per
100.000 kelahiran hidup.
GAMBAR 3.4 ANGKA KEMATIAN IBU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR ANGKA
KEMATIAN IBU (AKI) PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP 2010-2014
Sumber : BPS Tahun 2014
Angka kematian ibu masih menjadi permasalahan karena dari tahun 2012
masih terjadi peningkatan angka kematian dari 134 menjadi 177 pada
tahun 2013-2014.
GAMBAR 3.5 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KAB/KOTA PROV. KALTIM
TAHUN 2014
Jumlah kematian ibu teringgi terjadi di kabupaten Kutai Kertanegara
sebanyak 34 kasus kematian ibu dan terendah pada Mahakam ulu dimana
o (nol) kejadian kasus kematian ibu.
GAMBAR 3.6 PERSENTASE JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK
UMUR PROV. KALTIM TAHUN 2014
Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014
Dari persentase jumlah kematian ibu terlihat kasus kematian ibu paling
banyak terjadi pada usia 20-34 tahun sebesar 68%, dimana usia ini
merupakan usia produktif.
B. ANGKA HARAPAN HIDUP (AHH)
Meningkatnya status kesehatan masyarakat dapat ditunjukkan oleh
meningkatnya angka harapan hidup. Angka Harapan Hidup (AHH) waktu
lahir penduduk Kalimantan Timur dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan yang bermakna. Menurut data estimasi parameter demografi
yang dikeluarkan BPS Provinsi Kalimantan Timur, angka harapan hidup
penduduk Kalimantan Timur setiap tahunnya terus meningkat.
GAMBAR 3.7 ANGKA HARAPAN HIDUP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
2010-2014
Sumber : BPS Tahun 2014
Pada tahun 2010 angka harapan hidup (AHH) penduduk Kalimantan
Timur tercatat 71,2 tahun, dan semakin meningkatnya angka harapan
hidup dimana pada tahun 2014 mencapai 73,62.
C. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)
Angka Kesakitan (Morbiditas) menggambarkan kejadian penyakit
dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu, dapat berupa angka
insiden maupun angka prevalens dari suatu penyakit. Angka kesakitan
juga berperan dalam penilaian derajat kesehatan masyarakat. Data angka
kesakitan penduduk berasal dari masyarakat (community based data)
yang diperoleh melalui studi morbiditas, dan hasil pengumpulan data dari
Dinas kesehatan Kabupaten/Kota, pengelola program kesehatan di tingkat
provinsi.
GAMBAR 3.8 ANGKA KESAKITAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Sumber : BPS Tahun 2014
Angka kesakitan mengalami penurunan yang cukup baik, dari 11,74 pada
tahun 2013 menjadi 9,18 pada tahun 2014.
1. ANGKA KESAKITAN TB PARU BTA+
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
infeksi bakteri Mycobacteriun tuberculosis. Penyakit TB dapat menyebar
melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Bersama dengan
Malaria dan HIV/AIDS, Tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang
pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs.
GAMBAR 3.9 JUMLAH PENEMUAN KASUS TB PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2014
Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014
Penemuan kasus TB tertinggi terjadi di kota Balikpapan sebanyak 773
kasus, kemudian Samarinda sebanyak 674 kasus TB dan terendah pada
kabupaten Mahakam Ulu sebanyak 41 kasus TB.
GAMBAR 3.10 PERSENTASE KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014
2.
ANGKA KESAKITAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PER-100.000
PENDUDUK
Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh
virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan
nyamuk dari genus Aedes , misalnya Aedes aegypti atau Aedes
albopictus. Aedes aegypti adalah vektor yang paling banyak ditemukan
meyebabkan penyakit ini. Nyamuk dapat membawa virus dengue
setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut.
GAMBAR 3.11 IR DEMAM BERDARAH DENGUE DI PROVINSI KALIMANTAN
TIMUR TAHUN 2014
Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014
Peningkatan IR tertinggi tahun 2014 terdapat di wilayah kabupaten
Kutai Barat sebesar 462,3/100.000 penduduk, IR terendah pada
wilayah kabupaten Paser sebesar 30,9/100.000 penduduk.
Pada tahun 2014 kasus DBD di wilayah Kalimantan Timur sebanyak
4,797 kasus yang tercatat , Dengan jumlah kematian 55 kasus.
Bila dibandingkan dengan Target Nasional untuk angka kesakitan dan
angka Kematian DBD, menunjukkan bahwa Kalimantan Timur masih di
atas target Nasional tahun 2014 (IR = 51/100.000 penduduk), IR
Kalimantan timur sebesar 137,23/100.000 penduduk dan Target
Nasional (CFR < 1 %), sedangkan Kalimantan Timur CFR sebesar 1,15
%. Upaya pemberantasan Demam Berdarah Dengue (DBD) khususnya
di wilayah Kalimantan Timur belum berhasil secara keseluruhan,
sehingga penyakit ini masih endemis dan menjadi Kejadian Luar Biasa
(KLB) di berbagai Kabupaten/kota.
3.
MORBIDITAS DIARE PER 1000 PENDUDUK
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja lembek (setengah
cair) dengan frekuensi lebih dari 3 kali sehari atau dapat berbentuk cair
saja. Menurut lama diare terbagi menjadi 2 yaitu Diare akut dan Diare
Kronik, Diare akut adalah BAB lembek/cair/air frekuensi berlangsung ≥
3x24 Jam selama < 14 hari, sedangkan Diare kronik adalah diare
yang berlangsung lebih dari 2 minggu (14 hari).
GAMBAR 3.12 MORBIDITAS DIARE DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2014
Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014
Pada tahun 2014 berdasarkan data kasus yang tercatat dan
terlaporkan, Peningkatan Morbiditas tertinggi terdapat di wilayah
kabupaten Kutai Kartanegara sebesar 74,98/1000 penduduk,
Morbiditas terendah pada wilayah kabupaten Kutai Barat sebesar
4,25/1000 penduduk. Diare merupakan masalah kesehatan masyarakat
di Negara berkembang dan Negara maju, sedangkan Diare sendiri
merupakan penyebab kematian dan kesakitan tertinggi di Indonesia,
Khususnya di Provinsi Kalimantan Timur untuk tahun 2014 Penderita
diare sebanyak 81,913 kasus yang tercatat , Dengan jumlah kematian
46 kasus. Dibandingkan dengan Target Nasional untuk Morbiditas dan
Mortalitas Diare, menunjukkan bahwa Kalimantan Timur masih di
bawah target Nasional tahun 2014 (Morbiditas = 285/1000
penduduk), IR Kalimantan timur sebesar 23,43/1000 penduduk dan
Target Nasional saat KLB (Mortalitas < 1 %), sedangkan Kalimantan
Timur Mortalitasnya sebesar 0,1 %.
4.
ANGKA KESAKITAN PNEUMONIA BALITA
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli).
Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Populasi
yang rentan terserang Pneumonia adalah anak-anak yang kurang dari
2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun atau orang yang memiliki
masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi).
GAMBAR 3.13 JUMLAH KASUS PNEUMONIA BALITA YANG DITANGANI DI
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014
Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014
Jumlah kasus pneumonia pada Balita yang ditangani paling tinggi pada
kota samarinda dari 8.525 perkiraan penderita yang ditangani sebesar
2.578 kasus, Kutai kertanegara dari 7.827 perkiraan kasus , yang
ditangani sebesar 741 kasus pneumonia.
5.
PERVALENSI HIV & AIDS
HIV/AIDS mrupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
Human immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan
ketahanan tubuh, sehingga sangat mudah terinfeksi berbagai macam
infeksi lain. Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu
dinyatakan sebagai HIV positif.
GAMBAR 3.14 PROPORSI PENDERITA HIV MENURUT UMUR DI PROVINSI
KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014
Berdasarkan data proporsi penderita HIV menurut umur paling tinggi
kejadian HIV pada usia 25 -49 tahun yaitu sebesar 74%, usia 20 -24
tahun sebesar 15%.
GAMBAR 3.15 JUMLAH KASUS AIDS DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014
Jumlah Kasus AIDS terjadi paling tinggi pada usia 25 -49 tahun dengan jumlah 226 kasus
pada laki-laki dan 183 kasus mengenai perempuan, usia 20 - 24 tahun sebesar 28 kasus
pada laki-laki dan 32 kasus pada perempuan.
GAMBAR 3.16 JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS DI PROVINSI KALIMANTAN
TIMUR TAHUN 2014
Jumlah kematian akibat AIDS tertinggi pada usia 25-59 tahun terjadi pada
lakilaki sebanyak 57 kasus dan wanita sebanyak 28 kasus. Pada usia 20
-24 tahun antara laki-laki dan wanita masing-masing 6 kasus kematian.
D. STATUS GIZI
Dalam rangka menanggulangi masalah gizi buruk dan gizi kurang pada
balita dilakukan berbagai upaya melalui pemantauan pertumbuhan balita,
identifikasi maupun intervensi yang dilaksanakan oleh puskesmas. Salah
satu upaya perbaikan gizi masyarakat adalah pemantauan status gizi
balita. Dengan melihat perkembangan status gizi balita, dapat diketahui
perkembangan dan pertumbuhan anak, sehingga dapat diketahuii bila ada
kelainan pada balita. Kegiatan pemantauan perkembangan status gizi
balita dilaksanakan melalui penimbangan setiap bulan pada balita di
posyandu. Berdasarkan penimbangan terseut didapatkan data jumlah
balita ditimbang, balita dengan berat badan naik (dibandingkan dengan
berat badan bulan sebelumnya), dan balita yang dikategorikan BGM (Berat
Badan Dibawah Garis Merah).
GAMBAR 3.17 JUMLAH BALITA DITIMBANG DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2014
Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014
Dari 369.622 jumlah balita yang dilaporkan hanya 187.375 balita yang
ditimbang dan 3.273 balita dilaporkan berada dibawah garis merah (BGM)
GAMBAR 3.18 JUMLAH BADUTA DITIMBANG DAN BAWAH GARIS MERAH (BGM)
DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014
Jumlah Baduta yang ditimbang 97 % baik dan 3% mengalami keadaan
dibawah garis merah (BGM)
UPAYA KESEHATAN
Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah dan atau masyarakat serta swata, untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya
masalah kesehatan di masyarakat.
A. PELAYANAN KESEHATAN
1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan dalam pemberian pelayanan
antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan
distribusi waktu minimum 1 kali pada trimester pertama (usia kehamilan
0 – 12 minggu), minimum 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12
- 24 minggu), dan 2 kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 -36
minggu). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin
perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin, berupa deteksi dini
faktor risiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan.
Pelayanan antenatal diupayakan agar memenuhi standar kualitas 7 T,
yaitu; 1. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan; 2.
Pengukuran tekanan darah; 3. Pengukuran tinggi
puncak
rahim
(fundus uteri); 4. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian
imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi; 5. Pemberian tablet
tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan; 6. Pelaksanaan temu
wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan
konseling termasuk
keluarga berencana); serta 7. Pelayanan tes laboratotrium sederhana,
minimal tes hemoglobin darah (Hb) dan pemeriksaan golongan
darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya). Hasil pencapaian upaya
kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator
Cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal pertama kali, dibandingkan
jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu
tahun. Sedangkan Cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil
yang
telah
memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4
kali sesuai jadwal yang dianjurkan, dibandingkan sasaran ibu hamil di
satu wilayah kerja pada waktu satu
tahun.
Indikator
tersebut
memperlihatkan akses pelayanan terhadap ibu hamil dan tingkat
kepatuhan ibu hamil dalam memeriksa kehamilannya ke tenaga
kesehatan.
GAMBAR 4.1 CAKUPAN PELAYANAN IBU HAMIL K1 DAN K4 MENURUT
KAB-KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014
Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014
Cakupan pelayanan ibu hamil K1 dan K4 berdasarkan jumlah ibu hamil
yang ada tertinggi pada daerah Samarinda dimana 17.160 ibu hamil,
dengan jumlah kunjungan K1 15.697 dan K4 sebesar 16.541 , Bontang
dengan jumlah ibu hamil 3.727, jumlah K1 3.863 dan K4 sebesar 3.729.
Balikpapan dengan jumlah ibu hamil 12.468, dan jumlah K1 sebesar
12.221 dan K4 11.901.
GAMBAR 4.2 JUMLAH IBU BERSALIN DAN JUMLAH PERSALINAN DITOLONG
NAKES MENURUT KAB-KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014
Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014
Jumlah ibu bersalin di kota Samarinda sebanyak 17.160 dan jumlah yang
persalinan yang ditolong tenaga kesehatan sebesar 17.858, Kota
Balikpapan jumlah ibu bersalin 11.265 dan jumlah persalinan yang
ditolong Nakes sebesar 11.215, Kota Bontang dengan jumlah ibu bersalin
3.556 dan jumlah persalinan ditolong nakes sebesar 3.453
2. Penanganan Neonatal Komplikasi
Neonatal komplikasi adalah neonatas dengan penyakit dan atau
kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian seperti
asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsos, trauma
lahir, BBLR (Berat Lahir < 2.500gram), sindroma gangguan pernafasan
dan kelainan kongenital lainnya yang membutuhkan penanganan
pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan (dokter,
bidan, atau perawat).
GAMBAR 4.3 PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN MENURUT
KAB-KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014
Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014
Dari gambar diatas untuk persentase penanganan komplikasi kebidanan
untuk Kabupaten Paser tertinggi sebesar 172%, Kota Bontang 99% dan
Kabupaten Berau sebesar 93% komplikasi kebidanan ditangani. Untuk
penanganan komplikasi kebidana terendah di kabupaten Mahakam Ulu
sebesar 23%.
3. Kunjungan Neonatal
Kelompok neonatus atau bayi baru lahir (0-28 hari) merupakan
kelompok umur yang memiliki risiko tinggi gangguan kesehatan. Upaya
kesehatan yang dilakukan dengan pelayanan kesehatan neonatal saat
lahir dan pelayanan kesehatan saat kunjungan neonatus sebanyak 3 kali.
Pelayanan yang diberikan terkait pemerikaan sesuai standar Manajemen
Terpadu Bayi Muda (MTBM) dan konseling perawatan bayi.
GAMBAR 4.4 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT KAB-KOTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014
Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014
Dari jumlah sasaran bayi tertinggi Samarinda sebesar 19.600 neonatus , Jumlah
Kunjungan neonatus lengkap sebesar 17.536 neonatus dan Kunjungan neonatus
pertama sebesar 17.897 neonatus. Kabupaten Kutai Kertanegara jumlah neonatus
14.977 noenatus, jumlah kunjungan pertama sebesar 13.523 neonatus dan kunjungan
neonatus lengkap sebesar 11.779 neonatus.
4. Pelayanan Imuninasi
Program imunisasi dasar lengkap (LIL) pada bayi meliputi 1 dosis BCG, 3
dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B, dan 1 dosis Campak.
GAMBAR 4.5 CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP MENURUT KAB-KOTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014
Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014
Cakupan Imunisasi dasar Lengkap tertinggi di Kabupaten Kutai barat sebesar 114,2 % ,
Kabupaten Kutai Timur sebesar 113,61% , dan Kota Balikpapan sebesar 98,85%.
GAMBAR 4.6 PERSENTASE KELURAHAN YANG MENCAPAI “UNIVERSAL CHILD
IMMUNIZATION” (UCI) MENURUT KAB-KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2014
Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014
Cakupan desa /kelurahan UCI paling tinggi pada kota Balikpapan 100%,
Berau 94%, PPU dan Samarinda 89% serta Bontang sebesar 87%.
5. Pelayanan Keluarga Berencana
Tingkat pencapaian pelayanan Keluarga Berencana dapat dilihat dari
cakupan Pasangan Usia Subur (PUS/ pasangan suami istri, istri berusia 15
sampai dengan 49 tahun) yang sedang menggunakan alat/metode
kontrasepsi (KB Aktif) serta metode kontrasepsi yang paling banyak
digunakan Pasangan Usia Subur (PUS).
GAMBAR 4.7 PERSENTASE PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT
KAB-KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014
Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014
GAMBAR 4.8 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG
DITANGANI < 24 JAM MENURUT KAB-KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2014
Kejadian Luar Biasa (KLB) paling tinggi pada daerah Kukar sebesar 66
kasus dan 53 diantaranya ditangani <24 jam.Kota Balikpapan 8 kasus
kejadian KLB dan semuanya ditangani <24 jam.Kabupaten Paser dari 5
kasus kejadia ditangani , 24 jam sebesar 5 kasus KLB.
B. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT
1. Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga adalah upaya
untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan
mampu mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan
aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Untuk mencapai rumah
tangga ber-PHBS, terdapat 10 perilaku hidup bersih dan sehat yang
dipantau, yaitu : (1) persalina ditolong oleh tenaga kesehatan, (2)
memberi ASI eksklusif selama 6 bulan, (3) menimbang balita setiap bulan,
(4) menggunakan air bersih, (5) mencuci tangan dengan air bersih yang
mengalir dan sabun, (6) menggunakan jamban sehat, (7) memberantas
jentik di rumah sekali seminggu, (8) makan buah dan sayur setiap hari,
(9) melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan (10) tidak merokok di dalam
rumah.
GAMBAR 4.9 JUMLAH RUMAH TANGGA DAN RUMAH TANGGA YANG DIPANTAU
MENURUT KAB-KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014
GAMBAR 4.10 PERSENTASE RUMAH TANGGA BER-PHBS MENURUT KAB-KOTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014
Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014
Persentase Rumah Tangga ber-PHBS tertinggi pada kabupaten Mahakam
Ulu sebesar 81 %, Balikpapan 73%, Samarinda 56% dan paling rendah
pada Penajam Paser Utara sebesar 14%.
2. Posyandu Aktif
Jenis UKBM (Usaha Kesehatan Bersumber Masyarakat) yang paling
memasyarakat adalah posyandu dengan kegiatan 5 program prioritasnya
yaitu perbaikan gizi, Imunisasi, penanganan diare, KM dan KB.
Pelaksanaan kegiatan posyandu dilaksanakan 1 kali dalam sebulan dengan
sistem 5 meja dengan 4 meja dikelola oleh kader dan 1 meja (meja
kelima) merupakan pelayanan kesehatan yang ditangani oleh perugas
puskesmas atau tenaga kesehatan.
GAMBAR 4.11 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA PROVINSI KALIMANTAN
TIMUR TAHUN 2014
Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014
Jumlah Posyandu menurut Strata, mandiri sebesar 11 %, Purnama 36%,
Posyandu Madya sebesar 35% dan Posyandu Pratama sebesar 18%
C. KEADAAN LINGKUNGAN
1. Persentase Rumah Sehat
Rumah yang nyaman adalah rumah yang relatif luas sehingga penghuninya
tidak merasa berdesakan, semakin luas rumah yang dihuni maka semakin
luas ruang gerak penghuninya. Luas lantai bangunan tempat tinggal
menjadi salah satu indikator perumahan sehat.
GAMBAR 4.12 JUMLAH RUMAH SEHAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2014
Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014
Jumlah Rumah Sehat Tahun 2013 sebesar 269.470 rumah dan meningkat
pada tahun 2014 menjadi 404.840 rumah, dari jumlah rumah tangga yang
ada sebesar 829.870 rumah.
SUMBER DAYA KESEHATAN
Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam penyediaan
pelayanan kesahatan yang berkualitas, yang diharapkan dapat meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
A. TENAGA KESEHATAN
1. Persebaran Tenaga Kesehatan di Kalimantan Timur Tahun 2014
Tabel 5.1
Penyebaran Dokter menurut Kab/Kota di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014
Sumber : Bidang SDK Dinkes Prov.Kaltim Tahun 2014
Penyebaran dokter paling banyak di kota balikpapan sebanyak 110 dokter
spesialis,212 doketr umum dan 74 dokter gigi. Kota Samarinda sebanyak 90
BAB
v
1
2
5
8
14
1
PASER
16
54
12
2
KUBAR
7
48
14
3
KUKAR
46
149
46
4
KUTIM
28
106
33
5
MAHULU
-
13
4
6
PPU
5
16
6
7
BERAU
18
62
24
8
BALIKPAPAN
110
212
74
9
SAMARINDA
90
202
48
10
BONTANG
21
84
24
dr. Spesialis
dr. Umum
dr. Gigi
Kabupaten Mahakan Ulu belum ada dokter spesialis, a3 dokter umum dan 4
orang dokter gigi.
Tabel 5.2
Penyebaran Perawat Menurut Kab/Kota di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014
Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014
1
2
3
6
9
1
PASER
277
285
20
2
KUBAR
150
280
1
3
KUKAR
445
522
7
4
KUTIM
232
235
9
5
MAHULU
45
94
0
6
PPU
117
145
11
7
BERAU
193
351
9
8
BALIKPAPAN
142
153
24
9
SAMARINDA
192
229
229
10
BONTANG
34
55
8
PERAWAT
GIGI
Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014
Tabel 5.4
Penyebaran Tenaga Farmasi Menurut Kab/Kota di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014
Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014
1
2
5
8
9
10
1
PASER
11
2
27
19
2
KUBAR
9
11
27
15
3
KUKAR
39
9
68
33
4
KUTIM
8
4
47
-5
MAHULU
4
-
6
1
6
PPU
20
1
1
12
7
BERAU
22
5
21
23
8
BALIKPAPAN
32
20
15
26
9
SAMARINDA
43
15
35
30
10
BONTANG
14
6
20
8
Kesling
No
Unit Kerja
Tenaga Teknis
Penyebaran Fasilitas Kesehatan yang ada di 10 kabupaten/kota meliputi Rumah
Sakit, puskesmas, sarana pelayanan lainnya baik milik pemerintah maupun swasta.
Tabel 5.5
Penyebaran Fasilitas Kesehatan Menurut Kab/Kota di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014
Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014
kemen
kes
Pemprov
pem.kab/Kota
TNI/Polri
BUMN
SWASTA
JUMLAH
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
RUM AH SAKIT UM UM0
2
11
3
0
14
30
2
RUM AH SAKIT KHUSUS0
1
1
0
0
12
14
1
PUSKESM AS RAWAT INAP0
2
33
0
0
0
35
- JUM LAH TEM PAT TIDUR