• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Assalamu alaikum Wr.Wb. Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat Allah SWT,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Assalamu alaikum Wr.Wb. Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat Allah SWT,"

Copied!
170
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Assalamu’alaikum Wr .Wb.

Segala Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat Allah SWT,

Tuhan Yang Maha Esa atas berkat Rahmat dan Karunia,

perkenan-Nya buku Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan

Timur tahun 2014 ini dapat tersusun. Profil Kesehatan Provinsi

Kalimantan Timur ini merupakan salah satu hasil penting dari

system informasi kesehatan (SIK) dan juga dalam rangka

mengetahui

sejauh mana program-program dan adanya

kesepakatan dalam pertemuaan Pemutakhiran Data dan

Informasi Kesehatan, dalam penyusunan Profil Kesehatan

yang telah dilakukan pada tahun 2014.

Profil Kesehatan ini disususn berdasarkan masukan dari Profil Kesehatan Kab/Kota yang

merupakan gambaran kondisi dan situasi kesehatan Kab/Kota masing-masing dari seluruh

Kab/Kota yang ada di Provinsi Kalimantan Timur serta dari program dan lintas sektor terkait.

Profil Kesehatan ini juga diharapkan bermanfaat bagi pemerintah Kab/Kota, Kementerian atau

semua pihak yang berkepentingan. Disamping ini untuk penyusunan profil tahun 2014 tidak

termasuk lagi data-data Kalimantan Utara, jadi diharapkan juga sebagai referensi yang sesuai

dengan kebutuhan pengguna, sehingga dapat mempercepat tercapainya tujuan dan sasaran

pembangunan kesehatan secara utuh, berdaya guna dan berhasil guna.

(3)

Samarinda,

September

2015

Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi Kalimantan Timur,

dr. Hj. Rini Retno Sukesi,M.Kes

NIP.19590602 198709 2 001

(4)

JUMLAH RUMAH TANGGA DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT

KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

2.

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DANKELOMPOK UMUR

DAN MENURUT

KABUPATEN/ KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2014

3.

PERENTASE PENDUDUK UMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF

IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

4.

JUMLAH KELAHIRAN

MENURUT JENIS KELAMIN, PUSKESMAS DAN

KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

5.

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS

KELAMIN,

PUSKESMAS

KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN

TIMUR

TAHUN 2014

6.

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, PUSKESMAS

KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

7.

KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE

NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK MENURUT JENIS

KELAMIN, PUSKESMAS DAN KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2014

8.

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+

MENURUT JENIS KELAMIN, PUSKESMAS DAN KAB/KOTA PROVINSI

KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

9.

ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+

SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN

MENURUT JENIS KELAMIN

PUSKESMAS DAN

KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN

2014

10. PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN

PUSKESMAS, KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

11. JUMLAH KASUS HIV, AIDS DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN

PUSKESMAS, KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

12. PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT

JENIS KELAMIN PUSKESMAS, KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2014

(5)

15. KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT

TINGKAT 2 MENURUT

JENIS KELAMIN, PUSKESMAS, KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2014

16. JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT

TIPE/JENIS, KELAMIN, PUSKESMAS, KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN

TAHUN 2014

17. PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT 9RELEASE FROM

TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, PUSKESMAS, KAB/KOTA

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

18. JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO)

MENURUT, PUSKESMAS, KAB/KOTA

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

19. JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI

(PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, PUSKESMAS, KAB/KOTA PROVINSI

KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

20. JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI

(PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, PUSKESMAS, KAB/KOTA

PROVINSI

KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

21. JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS

KELAMIN, PUSKESMAS DAN KAB/KOTA PROVISI KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2014

22. KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT

JENIS

KELAMIN,

PUSKESMAS,

KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2014

23. PENDERITA

FILARIASIS

DITANGANI

MENURUT

JENIS

KELAMIN,

PUSKESMAS, KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

24. PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN MENURUT

JENIS KELAMIN, PUSKESMAS DAN KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN

TIMUR TAHUN 2014

25. PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, PUSKESMAS DAN

KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

(6)

27. JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) TAHUN 2014

28. KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI <

24 JAM TAHUN 2014

29. CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA

KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT

PUSKESMAS DAN KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

30. PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT

PUSKESMAS DAN KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

31. DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT

PUSKESMAS DAN KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013

32. BAYI BERAT BADAB LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN,

PUSKESMAS, DAN KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN

2013

33. STATUS GIZI BALITA (BERAT BADAN MENURUT TINGGI BADAN)

MENURUT

JENIS

KELAMIN,

PUSKESMAS,

KAB/KOTA

PROVINSI

KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013

34. CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA

KESEHATAN DAN PELAYANAN IBU NIFAS MENURUT KAB/KOTA

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013.

35. PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT

PUSKESMAS DAN KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013

36. PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR

MENURUT PUSKESMAS DAN KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2013

37. JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3

MENURUT PUSKESMAS DAN KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2013

38. JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN

KOMPLIKASI NEONATUS MENURUT JENIS KELAMIN, PUSKESMAS, DAN

KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013

(7)

KONTRASEPSI,PUSKESMAS, DAN KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN

TIMUR TAHUN 2013

41. JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT PUSKESMAS DAN

MENURUT JENIS KONTRASEPSI,PUSKESMAS, DAN KAB/KOTA PROVINSI

KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013

42. CAKUPAN

KUNJUNGAN

NEONATUS

MENURUT

JENIS

KELAMIN,

PUSKESMAS, DAN MENURUT JENIS KONTRASEPSI,PUSKESMAS, DAN

KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013

43. CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN,

PUSKESMAS DAN KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013

44. CAKUPAN DESA

KELURAHAN

UCI MENURUT PUSKESMAS DAN

KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013

45. CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS

KELAMIN, PUSKESMAS,DAN KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2013

46. CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS

KELAMIN, PUSKESMAS,DAN KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2013

47. CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN,

KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013

48. JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN,

PUSKESMAS, DAN KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN

2013

49. CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN,

PUSKESMAS,

MENURUT

JENIS

KELAMIN,

KAB/KOTA

PROVINSI

KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013

50. JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN KAB/KOTA

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013

51. CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN

MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2013

(8)

54. JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN

GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN TAHUN 2014

55. ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT TAHUN 2014

56. INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT TAHUN 2014

57. PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPRILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

(BERPHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TAHUN 2014

58. PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TAHUN 2014

59. PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM

BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TAHUN 2014

60. PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM

YANG MEMENUHI SYARAT TAHUN 2014

61. PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG

LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN

PUSKESMAS TAHUN 2014

62. DESA

YANG

MELAKSANAKAN

SANISTASI

TOTAL

BERBASIS

MASYARAKAT TAHUN 2014

63. PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TAHUN 2014

64. TEMPAT PENGELOLAAN MAKAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE

SANISTASI TAHUN 2014

65. TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK TAHUN 2014

66. PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN TAHUN 2014

67. JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN TAHUN 2014

68. PERSENTASE

SARANA

KESEHATAN

(RUMAH

SAKIT)

DENGAN

KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR) LEVEL 1

(9)

72. JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN TAHUN 2014

73. JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN TAHUN 2014

74. JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN TAHUN 2014

75. JUMLAH

TENAGA

KESEHATAN

MASYARAKAT

DAN

KESEHATAN

LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN TAHUN 2014

76. JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN TAHUN 2014

77. JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN TAHUN

2014

78. JUMLAH TENAGA KETEKNISAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN TAHUN

2014

79. JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN TAHUN

2014

80. JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS

KESEHATAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

(10)

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari pembangunan nasional, karena pembangunan kesehatan

menyentuh hampir semua aspek kesehatan atau dengan kata lain

kesehatan merupakan hak dasar manusia serta merupakan karunia

dari Tuhan Yang Maha Esa yang perlu disyukuri, dijaga &

ditingkatkan.

Dasar-dasar pembangunan kesehatan meliputi

komitmen sikap dan tindakan agar kebenaran setiap upaya kesehatan

harus berlandaskan perikemanusiaan yang dijiwai, digerakan dan

dikendalikan oleh keimanan, ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha

Esa, sehingga setiap tenaga kesehatan perlu mempunyai moralitas

yang tinggi, berbudi luhur, memegang teguh etika profesi, harus

mampu membangkitkan dan mendorong peran serta masyarakat

dalam memberi pelayanan tanpa memandang perbedaan suku,

golongan, agama dan status ekonomi sosialnya.

Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti

IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan pemeliharaan,

peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, dilaksanakan

secara profesional, berhasilguna dan memberikan manfaat yang

sebesar - besarnya bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

(11)

depan yang ingin dituju adalah tercapainya kemampuan hidup sehat

bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan

masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan

umum dari tujuan nasional.

Gambaran derajat kesehatan yang optimal tersebut ditandai dengan

menurunnya angka kesakitan dan kematian serta menurunnya kasus

kekurangan gizi pada usia bayi, balita, usia produktif dan kelompok

usia rentan lainnya, membaiknya faktor lingkungan dan

membudayanya perilaku hidup sehat, serta memiliki kemampuan

untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan

merata, memiliki kualitas sumber daya manusia yang tangguh, sehat,

cerdas, kreatif dan produktif.

B. Dasar

Dasar pembangunan kesehatan adalah nilai kebenaran dan aturan

pokok yang menjadi landasan untuk berfikir dan bertindak dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Dasar-dasar berikut ini

merupakan landasan dalam penyusunan visi, misi dan strategi serta

sebagai petunjuk pokok pelaksanaan pembangunan kesehatan:

1. Perikemanusiaan

Setiap kegiatan program kesehatan harus berlandaskan

perikemanusiaan yang dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh

keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

(12)

Individu, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya bukan saja

sebagai obyek namun sekaligus pula subyek kegiatan, proyek,

program kesehatan. Segenap komponen bangsa bertangggung

jawab untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan

individu, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya. Setiap

kegiatan, proyek, program kesehatan harus mampu membangkitkan

peran serta individu, keluarga dan masyarakat sedemikian rupa

sehingga setiap individu, keluarga dan masyarakat dapat menolong

dirinya sendiri.

3. Adil dan Merata

Setiap individu, keluarga dan masyarakat mempunyai kesempatan

yang sama untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang

dibutuhkan sehingga dapat mencapai derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya. Kesempatan untuk memperoleh pelayanan

kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan tepat waktu, tidak boleh

memandang perbedaan ras, golongan, agama, dan status sosial

individu, keluarga dan masyarakat.

4. Pengutamaan dan Manfaat

Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan tekhnologi kedokteran dan

atau kesehatan dalam kegiatan, proyek, program kesehatan harus

mengutamakan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Kegiatan, proyek dan program kesehatan diselenggarakan agar

(13)

derajat kesehatan masyarakat. Kegiatan, proyek dan program

kesehatan diselenggarakan dengan penuh tanggung jawab, sesuai

dengan standar profesi dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku serta

mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh

kebutuhan dan kondisi spesifik daerah

C. Visi dan Misi

1. Visi

Dalam mewujudkan gambaran masyarakat Provinsi Kalimantan Timur

di masa depan maka Dinas Kesehatan Provinsi memiliki Visi

"Meningkatkan derajat dan mutu kesehatan masyarakat

Kalimantan Timur yang merata dan berkeadilan”.

2. Misi

Misi Pembangunan Kesehatan di Kalimantan Timur adalah :

a) Menjamin pemeliharaan dan peningkatan upaya kesehatan

yang bermutu, terjangkau dan berkeadilan

b) Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat dan

membangun kemitraan dengan lintas sektor.

c) Menjamin ketersediaan sumber daya kesehatan yang

memadai dan berkesinambungan

3. Strategi

Adapun strategi dalam pembangunan kesehatan di Provinsi

Kalimantan Timur adalah sebagai berikut :

(14)

2. Meningkatkan pencegahan dan pengendalian penyakit

menular, tidak menular dan wabah sejak dini dengan

penguatan sistem surveilance dan mendorong partisipasi

masyarakat dalam upaya penyehatan lingkungan.

3. Menggerakan dan memberdayakan Masyarakat di Bidang

Kesehatan melalui Peningkatan Pemahaman, kesadaran,

kemauan Masyarakat untuk hidup sehat.

4. Memfasilitasi pemerataan dan pengembangan sumber daya

kesehatan.

D. Tujuan

1. Umum

Tujuan disusunnya Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 2014 adalah tersedianya data dan informasi yang relevan,

akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan dalam rangka

meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara berhasil

guna dan berdaya guna sebagai upaya menuju Provinsi Kalimantan

Timur yang Sehat.

2. Khusus

Secara khusus tujuan penyusunan Profil Kesehatan

a. Diperolehnya Data dan informasi umum dan lingkungan yang

meliputi lingkungan fisik dan biologi, perilaku masyarakat yang

berkaitan dengan kesehatan masyarakat, data kependudukan

dan sosial ekonomi;

(15)

masyarakat yang meliputi angka kematian, angka kesakitan dan

status gizi masyarakat;

c. Diperolehnya Data / informasi tentang upaya kesehatan, yang

meliputi cakupan kegiatan dan sumber daya kesehatan.

d. Diperolehnya Data / informasi untuk bahan penyusunan

perencanaan kegiatan program kesehatan;

e. Tersedianya alat untuk pemantauan dan evaluasi tahunan

program – program kesehatan;

f. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah

dikumpulkan oleh berbagai sistem pencatatan dan pelaporan yang

ada di Puskesmas, Rumah Sakit maupun Unit-Unit Kesehatan

lainnya;

g. Tersedianya alat untuk memacu penyempurnaan sistem

pencatatan dan pelaporan kesehatan.

D. Sistematika Penulisan

Untuk lebih menggambarkan situasi derajat kesehatan, peningkatan

upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan di Provinsi Kalimantan

Timur pada Tahun 2014, maka diterbitkanlah Buku Profil Kesehatan

Provinsi Kalimantan Timur yang disusun dengan sistematika sebagai

berikut :

(16)

BAB II

GAMBARAN UMUM

BAB III KEADAAN DERAJAT KESEHATANDI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB IV

UPAYA KESEHATANDI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB V

KEADAAN SUMBER DAYA KESEHATAN DI PROVINSI KALIMANTAN

TIMUR

BAB VI

KESIMPULAN

(17)

GAMBARAN UMUM

A.

Aspek Geografi

Kondisi geografi dan demografi merupakan dua faktor penting dan mendasar

yang menentukan keberhasilan pembangunan. Kondisi Geografi akan

memberikan gambaran

tentang ketersediaan sumber daya alam, mulai luas

lahan, mineral beserta flora dan fauna yang ada didalamnya. Sedangkan

kondisi demografi merupakan gambaran

tentang sumberdaya manusia

baik ditinjau dari aspek kualitas maupun kuantitasnya dalam rangka mendukung

pelaksanaan pembangunan.

1. Luas dan batas wilayah administrasi

Gambar. 2.1. Peta Provinsi Kalimantan Timur

BAB

(18)

Kalimantan Timur mempunyai luas wilayah sekitar 12.726.752 ha yang

terdiri dari

daratan seluas 12.533.681 ha dan luas perairan darat

193.071 ha. Pengelolaan laut (0-4mil) seluas 25.656 km

2

. Kalimantan

Timur merupakan Provinsi terluas ketiga dengan luas wilayah mencapai

6,66% dari luas wilayah Indonesia. Provinsi

Kalimantan Timur terbagi

menjadi 7 (tujuh) Kabupaten (Berau, Kutai Kertanegara, Kutai

Timur,

Kutai Barat, Paser, Penajam Paser Utara dan Mahakam Ulu) dan 3 (tiga)

Kota (Balikpapan, Bontang dan Samarinda)

Tabel 2.1

Data Luas wilayah Provinsi Kalimantan Timur

Sumber : BPS Prov.Kaltim, Tahun 2014

LUAS

WILAYAH

(

km

2

)

1

2

3

1

Paser

10,745.26

2

Penajam Paser Utara

3,132.0

3

Kutai Barat

16,313.70

4

Kutai Kartanegara

25,716.41

5

Kutai Timur

31,735.19

6

Mahakan Hulu

15,315.0

7

Berau

21,951.71

8

Balikpapan

504.32

9

Samarinda

694.96

10 Bontang

163.11

JUMLAH

126,271.6

NO

KABUPATEN/KOTA

(19)

Posisi ProvinsiKalimantan Timur terletak antara 4

0

24’ Lintang Utara (LU)

dan 2

0

25’

Lintang Selatan (LS), 113

0

44’ Bujur Timur (BT) dan 119

0

00

0

Bujur Timur (BT). Secara administrasi batas wilayah Provinsi Kalimantan

Timur adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara

: Berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Utara;

2. Sebelah Barat

: Berbatasan dengan negara bagian Serawak

Malaysia, Provinsi Kalimantan Barat dan Provinsi

Kalimantan Tengah.

3. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Selatan

4. Sebelah Timur

: Berbatasan dengan Selat Makasar dan Laut

Sulawesi

2. Kondisi Geografis

Geogafis Provinsi Kalimantan Timur merupakan satu dari 13 provinsi di

Indonesia yang mempunyai wilayah perbatasan antarnegara, yaitu dengan

negara Malaysia. Selain itu posisi Kalimantan Timur berada pada Alur Laut

Kepulauan Indonesia (ALKI) II dari laut Sulawesi ke Samudra Hindia melalui

selat Makassar dan selat Lombok merupakan potensi perekonomian yang

strategis. Bagi Kaltim posisi AKLI II sangat bernilai strategis baik ditinjau

aspek ekonomi maupun politis, terbuka peluang berkembangnya pelabuhan

besar dan berstandar internasional yang dapat mendorong perkembangan

(20)

ekonomi daerah dan nasional. Wilayah Provinsi Kaltim yang sangat luas

menyebakan semua karakteristik

wilayah terdapat didaerah ini, mulai

kawasan perbatasan, pedalaman, terpencil, pengunungan,

pesisir

dan

kepulauan. Wilayah kaltim yang memiliki pantai

sepanjang

1.185

Km

mempunyai kawasan pesisir yang sangat luas, kota Bontang

danBalikpapan merupakan dua kota yang terletak di pesisir pantai Kaltim.

3. Kondisi Topografi

Lahan datar di Kalimantan Timur pada umumnya hanya terdapat didaerah

pantai dan daerah aliran sungai-sungai besar (0-2%), yang luasnya sekitar

10,70%. Kemudian diikuti oleh lahan yang tingkat kelerengan landai (2-15%)

yang luasnya mencapai sekitar 16,16%. Sisanya, lahan berbukit dengan

tingkat kelerengan >15% dan yang lebih terjal lagi dengan luasnya mencapai

sekitar 73,14% dari luas wilayah Kaltim.Pengembangan tanaman pangan

hanya mungkin dilakukan didaerah yang datar (kemiringan 0 – 2 %) hingga

landai (kemiringan 2 – 15%). Sedangkan lahan dengan tingkat kelerengan

yang lebih tinggi hanya cocok untuk tanaman tahunan dan kawasan

konservasi.

4. Kondisi Iklim

Seperti iklim wilayah Indonesia pada umumnya, Kalimantan Timur beriklim

tropik dan mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim

(21)

penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Mei sampai

dengan bulan Oktober, sedangkan musim penghujan terjadi pada bulan

Nopember sampai dengan bulan April. Keadaan ini terus berlangsung setiap

tahun yang diselingi dengan musim peralihan pada bulan-bulan tertentu. Selain

itu karena letaknya didaerah khatulistiwa maka iklim di Kalimantan Timur juga

dipengaruhi oleh angin Muso, yaitu angin Muson Barat Nopember – April dan

angin Muson Timur Mei- Oktober. Namun dalam tahun – tahun terakhir ini,

keadaan musim di Kalimantan Timur kadang tidak menentu. Pada bulan –

bulan yang seharusnya turun hujan dalam kenyataannya tidak ada hujan sama

sekali atau sebaliknya.

Kelembaban udara relative tinggi dengan rata-rata berkisar antara 82-92

persen dengan kecepatan angin rata-rata 3-5 knot per jam. Selanjutnya curah

hujan di Kalimantan Timur pada tahun 2013 sangat beragam menurut bulan

dan letak stasiun pengamat. Catatan rata-rata curah hujan di Kalimantan

Timur berada pada kisaran 110,04 – 370,06 mm per tahun. Kondisi ini

menunjukkan bahwa curah hujan di Kalimantan Timur masih cukup besar

walaupun pada musim

kemarau pernah mencapai 100 mm per bulan

(22)

B.

DEMOGRAFI

Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk pada suatu wilayah dapat digunakan

sebagai tolak ukur untuk mengetahui kecenderungan penyebaran penduduk.

Jumlah penduduk yang besar cenderung mengelompak pada tempat-tempat

tertentu sehingga menyebabkan pola penyebaran bervariasi. Kepadatan

penduduk yang tinggi pada umumnya dapat dijumpai pada daerah-daerah yang

mempunyai aktifitas tinggi, adanya sarana transfortasi yang memadai, dan

keadaan social-ekonomi yang lebih baik. Sebaliknya kepadatan penduduk yang

rendah pada umumnya terdapat pada daerah-daerah dengan aktivitas ekonomi

yang relative masih rendah dan keadaan sarana transportasinya masih sulit.

Tabel 2.2

Data jumlah desa/kelurahan, jumlah penduduk,jumlah rumah tangga, dan kepadatan penduduk

menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1 PASER

226.253,81

139

5

144

267.373

67.929

3,94

1,18

2 KUTAI BARAT

25.937,46

190

4

194

145.838

36.803

3,96

5,62

3 KUTAI KARTANEGARA

27.263,10

199

38

237

725.061

177.281

4,09

26,59

4 KUTAI TIMUR

35.747,50

134

1

135

319.394

81.612

3,91

8,93

5 MAHAKAM ULU

15.315,00

50

0

50

25.894

5.275

4,91

1,69

6 PENAJAM PASER UTARA

3.332,90

30

24

54

185.064

55.437

3,34

56,00

7 BERAU

34.127,02

100

10

110

251.985

63.793

3,95

7,38

8 BALIKPAPAN

507,40

0

34

34

633.222

237.124

2,67

1247,97

9 SAMARINDA

718,00

0

53

53

852.536

234.565

3,63

1187,00

10 BONTANG

149,80

0

15

15

163.651

-

-

1092,46

JUMLAH (KAB/KOTA)

369.352,0

842

184

1026

3.570.018

959.819

3,72

10

JUMLAH

RUMAH

TANGGA

RATA-RATA

JIWA/RUMAH

TANGGA

KEPADATAN

PENDUDUK per

km2

LUAS

WILAYAH

(km2)

NO

KABUPATEN/KOTA

JUMLAH

JUMLAH

PENDUDUK

DESA

KELURAH

AN

KELURAH

DESA +

AN

(23)

LAKI-LAKI

PEREMPUAN

LAKI+PEREMPUAN

LAKI-

RASIO JENIS KELAMIN

1

2

3

4

5

6

1

0 - 4

181.074

172.825

353.899

105

2

5 - 9

192.515

180.647

373.162

107

3

10 - 14

177.624

166.552

344.176

107

4

15 - 19

162.006

151.477

313.483

107

5

20 - 24

174.737

160.110

334.847

109

6

25 - 29

183.889

169.612

353.500

108

7

30 - 34

186.691

166.721

353.412

112

8

35 - 39

164.853

143.769

308.623

115

9

40 - 44

140.673

121.009

261.682

116

10

45 - 49

111.433

96.798

208.231

115

11

50 - 54

86.204

70.594

156.798

122

12

55 - 59

61.481

46.915

108.397

131

13

60 - 64

42.635

31.979

74.614

133

14

65 - 69

20.355

17.675

38.031

115

15

70 - 74

12.425

11.619

24.045

107

16

75+

11.312

12.564

23.875

90

JUMLAH

1.909.907

1.720.868

3.630.775

110,99

ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO)

47

NO

KELOMPOK UMUR

(TAHUN)

JUMLAH PENDUDUK

Selain Kepadatan penduduk jumlah penduduk berdasarkan penggolongan usia dan sex

ratio juga dapat memberikan gambaran bagi kita tentang jenis permasalahan kesehatan

yang mengancam . Sehingga dalam penetapan program kegiatan kesehatan selanjutnya

data ini bisa menjadi dasar dalam penentuan kegiatan sehingga tepat sasaran dan

program yang dihasilkan bermanfaat.

Tabel 1. 3

Data jumlah penduduk berdasarkan Jenis kelamin dan kelompok umur

Provinsi Kalimantan Timur

(24)

Tabel 1. 4

Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf Dan Ijazah Tertinggi Jenis Kelamin

Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014

Sumber :BPS tahun 2014

LAKI-LAKI

PEREMPUAN

LAKI-LAKI+

PEREMPUAN

LAKI-LAKI

PEREMPUAN

LAKI-LAKI+

PEREMPUAN

1

2

3

4

5

6

7

8

1

PENDUDUK BERUMUR 10

TAHUN KE ATAS

281.764

257.912

694.500

2

PENDUDUK BERUMUR 10

TAHUN KE ATAS YANG

275.895,46

243.566,74

519.462

3012,29

3152,56

3076,47

3

PERSENTASE PENDIDIKAN

TERTINGGI YANG

a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD

41.239,83

45.999,36

117.178

450,27

595,38

693,98

b. SD/MI

75.373

67.377

184.387

822,94

872,08

1092,02

c. SMP/ MTs

55.892

46.099

169.387

610,24

596,67

1003,18

d. SMA/ MA

83.931

73.099

187.870

916,38

946,15

1112,65

e. SEKOLAH MENENGAH

KEJURUAN

9.159

7.726

16.885

100,00

100,00

100,00

f. DIPLOMA I/DIPLOMA II

5.817

6.522

13.393

63,52

84,42

79,32

g. AKADEMI/DIPLOMA III

14.027

15.077

31.103

153,15

195,15

184,20

h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV

12.825

15.054

32.002

140,02

194,84

189,53

i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR)

706

485

1.376

7,70

6,27

8,15

NO

VARIABEL

JUMLAH

PERSENTASE

(25)

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Menilai derajat kesehatan masyarakat dengan menggunaan indikator

yang mencerminkan kondisi mortalitas (kematian); Angka Kematian Bayi

(AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian Ibu (AKI),

morbiditas (kesakitan); angka kesakitan beberapa penyakit serta status gizi

pada balita dan dewasa.

A. ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)

Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan

tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa

penyakit maupun sebab lainnya. Angka Kematian yang terkait Angka

Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian

Ibu (AKI) serta kematian yang disebabkan oleh penyakit, kecelakaan dan

bencana.

1. ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP

Indikator kesejahteraan masyarakat pada bidang kesehatan antara lain

dapat dilihat dari Angka Kematian Bayi (AKB). Angka kematian bayi

adalah jumlah penduduk yang meninggal sebelum mencapai usia 1

tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang

sama.

BAB

(26)

GAMBAR 3.1 ANGKA KEMATIAN BAYI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR ANGKA

KEMATIAN BAYI (AKB) PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP 2011-2014

Sumber : BPS Kaltim 2014

2. ANGKA KEMATIAN BALITA PER-1.000 KELAHIRAN HIDUP

Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal

sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000

kelahiran hidup. AKABA merepresentasikan risiko terjadinya kematian

pada fase setelah anak dilahirkan dan sebelum umur 5 tahun.

GAMBAR 3.2 ANGKA KEMATIAN BALITA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR ANGKA

KEMATIAN BALITA (AKABA) PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP 2012-2014

(27)

GAMBAR 3.3 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI , ANAK BALITA & BALITA

TAHUN 2014

Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014

3. ANGKA KEMATIAN IBU PER-100.000 KELAHIRAN HIDUP

Angka Kematian Ibu (AKI) termasuk salah satu indikator penting dari

derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang

meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan

kehamilan atau penanganan (tidak termasuk kecelakaan atau kasus

insidental) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari

setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilannya per

100.000 kelahiran hidup.

(28)

GAMBAR 3.4 ANGKA KEMATIAN IBU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR ANGKA

KEMATIAN IBU (AKI) PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP 2010-2014

Sumber : BPS Tahun 2014

Angka kematian ibu masih menjadi permasalahan karena dari tahun 2012

masih terjadi peningkatan angka kematian dari 134 menjadi 177 pada

tahun 2013-2014.

GAMBAR 3.5 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KAB/KOTA PROV. KALTIM

TAHUN 2014

(29)

Jumlah kematian ibu teringgi terjadi di kabupaten Kutai Kertanegara

sebanyak 34 kasus kematian ibu dan terendah pada Mahakam ulu dimana

o (nol) kejadian kasus kematian ibu.

GAMBAR 3.6 PERSENTASE JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK

UMUR PROV. KALTIM TAHUN 2014

Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014

Dari persentase jumlah kematian ibu terlihat kasus kematian ibu paling

banyak terjadi pada usia 20-34 tahun sebesar 68%, dimana usia ini

merupakan usia produktif.

B. ANGKA HARAPAN HIDUP (AHH)

Meningkatnya status kesehatan masyarakat dapat ditunjukkan oleh

meningkatnya angka harapan hidup. Angka Harapan Hidup (AHH) waktu

lahir penduduk Kalimantan Timur dari tahun ke tahun terus mengalami

(30)

peningkatan yang bermakna. Menurut data estimasi parameter demografi

yang dikeluarkan BPS Provinsi Kalimantan Timur, angka harapan hidup

penduduk Kalimantan Timur setiap tahunnya terus meningkat.

GAMBAR 3.7 ANGKA HARAPAN HIDUP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

2010-2014

Sumber : BPS Tahun 2014

Pada tahun 2010 angka harapan hidup (AHH) penduduk Kalimantan

Timur tercatat 71,2 tahun, dan semakin meningkatnya angka harapan

hidup dimana pada tahun 2014 mencapai 73,62.

C. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)

Angka Kesakitan (Morbiditas) menggambarkan kejadian penyakit

dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu, dapat berupa angka

insiden maupun angka prevalens dari suatu penyakit. Angka kesakitan

juga berperan dalam penilaian derajat kesehatan masyarakat. Data angka

(31)

kesakitan penduduk berasal dari masyarakat (community based data)

yang diperoleh melalui studi morbiditas, dan hasil pengumpulan data dari

Dinas kesehatan Kabupaten/Kota, pengelola program kesehatan di tingkat

provinsi.

GAMBAR 3.8 ANGKA KESAKITAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Sumber : BPS Tahun 2014

Angka kesakitan mengalami penurunan yang cukup baik, dari 11,74 pada

tahun 2013 menjadi 9,18 pada tahun 2014.

1. ANGKA KESAKITAN TB PARU BTA+

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

infeksi bakteri Mycobacteriun tuberculosis. Penyakit TB dapat menyebar

melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Bersama dengan

Malaria dan HIV/AIDS, Tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang

pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs.

(32)

GAMBAR 3.9 JUMLAH PENEMUAN KASUS TB PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2014

Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014

Penemuan kasus TB tertinggi terjadi di kota Balikpapan sebanyak 773

kasus, kemudian Samarinda sebanyak 674 kasus TB dan terendah pada

kabupaten Mahakam Ulu sebanyak 41 kasus TB.

GAMBAR 3.10 PERSENTASE KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

(33)

2.

ANGKA KESAKITAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PER-100.000

PENDUDUK

Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh

virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan

nyamuk dari genus Aedes , misalnya Aedes aegypti atau Aedes

albopictus. Aedes aegypti adalah vektor yang paling banyak ditemukan

meyebabkan penyakit ini. Nyamuk dapat membawa virus dengue

setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut.

GAMBAR 3.11 IR DEMAM BERDARAH DENGUE DI PROVINSI KALIMANTAN

TIMUR TAHUN 2014

Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014

Peningkatan IR tertinggi tahun 2014 terdapat di wilayah kabupaten

Kutai Barat sebesar 462,3/100.000 penduduk, IR terendah pada

wilayah kabupaten Paser sebesar 30,9/100.000 penduduk.

(34)

Pada tahun 2014 kasus DBD di wilayah Kalimantan Timur sebanyak

4,797 kasus yang tercatat , Dengan jumlah kematian 55 kasus.

Bila dibandingkan dengan Target Nasional untuk angka kesakitan dan

angka Kematian DBD, menunjukkan bahwa Kalimantan Timur masih di

atas target Nasional tahun 2014 (IR = 51/100.000 penduduk), IR

Kalimantan timur sebesar 137,23/100.000 penduduk dan Target

Nasional (CFR < 1 %), sedangkan Kalimantan Timur CFR sebesar 1,15

%. Upaya pemberantasan Demam Berdarah Dengue (DBD) khususnya

di wilayah Kalimantan Timur belum berhasil secara keseluruhan,

sehingga penyakit ini masih endemis dan menjadi Kejadian Luar Biasa

(KLB) di berbagai Kabupaten/kota.

3.

MORBIDITAS DIARE PER 1000 PENDUDUK

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja lembek (setengah

cair) dengan frekuensi lebih dari 3 kali sehari atau dapat berbentuk cair

saja. Menurut lama diare terbagi menjadi 2 yaitu Diare akut dan Diare

Kronik, Diare akut adalah BAB lembek/cair/air frekuensi berlangsung ≥

3x24 Jam selama < 14 hari, sedangkan Diare kronik adalah diare

yang berlangsung lebih dari 2 minggu (14 hari).

(35)

GAMBAR 3.12 MORBIDITAS DIARE DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2014

Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014

Pada tahun 2014 berdasarkan data kasus yang tercatat dan

terlaporkan, Peningkatan Morbiditas tertinggi terdapat di wilayah

kabupaten Kutai Kartanegara sebesar 74,98/1000 penduduk,

Morbiditas terendah pada wilayah kabupaten Kutai Barat sebesar

4,25/1000 penduduk. Diare merupakan masalah kesehatan masyarakat

di Negara berkembang dan Negara maju, sedangkan Diare sendiri

merupakan penyebab kematian dan kesakitan tertinggi di Indonesia,

Khususnya di Provinsi Kalimantan Timur untuk tahun 2014 Penderita

diare sebanyak 81,913 kasus yang tercatat , Dengan jumlah kematian

46 kasus. Dibandingkan dengan Target Nasional untuk Morbiditas dan

Mortalitas Diare, menunjukkan bahwa Kalimantan Timur masih di

bawah target Nasional tahun 2014 (Morbiditas = 285/1000

(36)

penduduk), IR Kalimantan timur sebesar 23,43/1000 penduduk dan

Target Nasional saat KLB (Mortalitas < 1 %), sedangkan Kalimantan

Timur Mortalitasnya sebesar 0,1 %.

4.

ANGKA KESAKITAN PNEUMONIA BALITA

Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli).

Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Populasi

yang rentan terserang Pneumonia adalah anak-anak yang kurang dari

2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun atau orang yang memiliki

masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi).

GAMBAR 3.13 JUMLAH KASUS PNEUMONIA BALITA YANG DITANGANI DI

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014

Jumlah kasus pneumonia pada Balita yang ditangani paling tinggi pada

kota samarinda dari 8.525 perkiraan penderita yang ditangani sebesar

(37)

2.578 kasus, Kutai kertanegara dari 7.827 perkiraan kasus , yang

ditangani sebesar 741 kasus pneumonia.

5.

PERVALENSI HIV & AIDS

HIV/AIDS mrupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi

Human immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan

tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan

ketahanan tubuh, sehingga sangat mudah terinfeksi berbagai macam

infeksi lain. Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu

dinyatakan sebagai HIV positif.

GAMBAR 3.14 PROPORSI PENDERITA HIV MENURUT UMUR DI PROVINSI

KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

(38)

Berdasarkan data proporsi penderita HIV menurut umur paling tinggi

kejadian HIV pada usia 25 -49 tahun yaitu sebesar 74%, usia 20 -24

tahun sebesar 15%.

GAMBAR 3.15 JUMLAH KASUS AIDS DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014

Jumlah Kasus AIDS terjadi paling tinggi pada usia 25 -49 tahun dengan jumlah 226 kasus

pada laki-laki dan 183 kasus mengenai perempuan, usia 20 - 24 tahun sebesar 28 kasus

pada laki-laki dan 32 kasus pada perempuan.

GAMBAR 3.16 JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS DI PROVINSI KALIMANTAN

TIMUR TAHUN 2014

(39)

Jumlah kematian akibat AIDS tertinggi pada usia 25-59 tahun terjadi pada

lakilaki sebanyak 57 kasus dan wanita sebanyak 28 kasus. Pada usia 20

-24 tahun antara laki-laki dan wanita masing-masing 6 kasus kematian.

D. STATUS GIZI

Dalam rangka menanggulangi masalah gizi buruk dan gizi kurang pada

balita dilakukan berbagai upaya melalui pemantauan pertumbuhan balita,

identifikasi maupun intervensi yang dilaksanakan oleh puskesmas. Salah

satu upaya perbaikan gizi masyarakat adalah pemantauan status gizi

balita. Dengan melihat perkembangan status gizi balita, dapat diketahui

perkembangan dan pertumbuhan anak, sehingga dapat diketahuii bila ada

kelainan pada balita. Kegiatan pemantauan perkembangan status gizi

balita dilaksanakan melalui penimbangan setiap bulan pada balita di

posyandu. Berdasarkan penimbangan terseut didapatkan data jumlah

balita ditimbang, balita dengan berat badan naik (dibandingkan dengan

berat badan bulan sebelumnya), dan balita yang dikategorikan BGM (Berat

Badan Dibawah Garis Merah).

(40)

GAMBAR 3.17 JUMLAH BALITA DITIMBANG DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2014

Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014

Dari 369.622 jumlah balita yang dilaporkan hanya 187.375 balita yang

ditimbang dan 3.273 balita dilaporkan berada dibawah garis merah (BGM)

GAMBAR 3.18 JUMLAH BADUTA DITIMBANG DAN BAWAH GARIS MERAH (BGM)

DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

(41)

Jumlah Baduta yang ditimbang 97 % baik dan 3% mengalami keadaan

dibawah garis merah (BGM)

(42)

UPAYA KESEHATAN

Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh

pemerintah dan atau masyarakat serta swata, untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya

masalah kesehatan di masyarakat.

A. PELAYANAN KESEHATAN

1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan dalam pemberian pelayanan

antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan

distribusi waktu minimum 1 kali pada trimester pertama (usia kehamilan

0 – 12 minggu), minimum 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12

- 24 minggu), dan 2 kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 -36

minggu). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin

perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin, berupa deteksi dini

faktor risiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan.

Pelayanan antenatal diupayakan agar memenuhi standar kualitas 7 T,

yaitu; 1. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan; 2.

Pengukuran tekanan darah; 3. Pengukuran tinggi

puncak

rahim

(43)

(fundus uteri); 4. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian

imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi; 5. Pemberian tablet

tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan; 6. Pelaksanaan temu

wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan

konseling termasuk

keluarga berencana); serta 7. Pelayanan tes laboratotrium sederhana,

minimal tes hemoglobin darah (Hb) dan pemeriksaan golongan

darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya). Hasil pencapaian upaya

kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator

Cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah

memperoleh pelayanan antenatal pertama kali, dibandingkan

jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu

tahun. Sedangkan Cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil

yang

telah

memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4

kali sesuai jadwal yang dianjurkan, dibandingkan sasaran ibu hamil di

satu wilayah kerja pada waktu satu

tahun.

Indikator

tersebut

memperlihatkan akses pelayanan terhadap ibu hamil dan tingkat

kepatuhan ibu hamil dalam memeriksa kehamilannya ke tenaga

kesehatan.

(44)

GAMBAR 4.1 CAKUPAN PELAYANAN IBU HAMIL K1 DAN K4 MENURUT

KAB-KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014

Cakupan pelayanan ibu hamil K1 dan K4 berdasarkan jumlah ibu hamil

yang ada tertinggi pada daerah Samarinda dimana 17.160 ibu hamil,

dengan jumlah kunjungan K1 15.697 dan K4 sebesar 16.541 , Bontang

dengan jumlah ibu hamil 3.727, jumlah K1 3.863 dan K4 sebesar 3.729.

Balikpapan dengan jumlah ibu hamil 12.468, dan jumlah K1 sebesar

12.221 dan K4 11.901.

(45)

GAMBAR 4.2 JUMLAH IBU BERSALIN DAN JUMLAH PERSALINAN DITOLONG

NAKES MENURUT KAB-KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014

Jumlah ibu bersalin di kota Samarinda sebanyak 17.160 dan jumlah yang

persalinan yang ditolong tenaga kesehatan sebesar 17.858, Kota

Balikpapan jumlah ibu bersalin 11.265 dan jumlah persalinan yang

ditolong Nakes sebesar 11.215, Kota Bontang dengan jumlah ibu bersalin

3.556 dan jumlah persalinan ditolong nakes sebesar 3.453

2. Penanganan Neonatal Komplikasi

Neonatal komplikasi adalah neonatas dengan penyakit dan atau

kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian seperti

(46)

asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsos, trauma

lahir, BBLR (Berat Lahir < 2.500gram), sindroma gangguan pernafasan

dan kelainan kongenital lainnya yang membutuhkan penanganan

pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan (dokter,

bidan, atau perawat).

GAMBAR 4.3 PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN MENURUT

KAB-KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014

Dari gambar diatas untuk persentase penanganan komplikasi kebidanan

untuk Kabupaten Paser tertinggi sebesar 172%, Kota Bontang 99% dan

Kabupaten Berau sebesar 93% komplikasi kebidanan ditangani. Untuk

penanganan komplikasi kebidana terendah di kabupaten Mahakam Ulu

sebesar 23%.

(47)

3. Kunjungan Neonatal

Kelompok neonatus atau bayi baru lahir (0-28 hari) merupakan

kelompok umur yang memiliki risiko tinggi gangguan kesehatan. Upaya

kesehatan yang dilakukan dengan pelayanan kesehatan neonatal saat

lahir dan pelayanan kesehatan saat kunjungan neonatus sebanyak 3 kali.

Pelayanan yang diberikan terkait pemerikaan sesuai standar Manajemen

Terpadu Bayi Muda (MTBM) dan konseling perawatan bayi.

GAMBAR 4.4 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT KAB-KOTA

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014

Dari jumlah sasaran bayi tertinggi Samarinda sebesar 19.600 neonatus , Jumlah

Kunjungan neonatus lengkap sebesar 17.536 neonatus dan Kunjungan neonatus

pertama sebesar 17.897 neonatus. Kabupaten Kutai Kertanegara jumlah neonatus

(48)

14.977 noenatus, jumlah kunjungan pertama sebesar 13.523 neonatus dan kunjungan

neonatus lengkap sebesar 11.779 neonatus.

4. Pelayanan Imuninasi

Program imunisasi dasar lengkap (LIL) pada bayi meliputi 1 dosis BCG, 3

dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B, dan 1 dosis Campak.

GAMBAR 4.5 CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP MENURUT KAB-KOTA

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014

Cakupan Imunisasi dasar Lengkap tertinggi di Kabupaten Kutai barat sebesar 114,2 % ,

Kabupaten Kutai Timur sebesar 113,61% , dan Kota Balikpapan sebesar 98,85%.

(49)

GAMBAR 4.6 PERSENTASE KELURAHAN YANG MENCAPAI “UNIVERSAL CHILD

IMMUNIZATION” (UCI) MENURUT KAB-KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2014

Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014

Cakupan desa /kelurahan UCI paling tinggi pada kota Balikpapan 100%,

Berau 94%, PPU dan Samarinda 89% serta Bontang sebesar 87%.

5. Pelayanan Keluarga Berencana

Tingkat pencapaian pelayanan Keluarga Berencana dapat dilihat dari

cakupan Pasangan Usia Subur (PUS/ pasangan suami istri, istri berusia 15

sampai dengan 49 tahun) yang sedang menggunakan alat/metode

kontrasepsi (KB Aktif) serta metode kontrasepsi yang paling banyak

digunakan Pasangan Usia Subur (PUS).

(50)

GAMBAR 4.7 PERSENTASE PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT

KAB-KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014

GAMBAR 4.8 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG

DITANGANI < 24 JAM MENURUT KAB-KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2014

(51)

Kejadian Luar Biasa (KLB) paling tinggi pada daerah Kukar sebesar 66

kasus dan 53 diantaranya ditangani <24 jam.Kota Balikpapan 8 kasus

kejadian KLB dan semuanya ditangani <24 jam.Kabupaten Paser dari 5

kasus kejadia ditangani , 24 jam sebesar 5 kasus KLB.

B. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT

1. Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga adalah upaya

untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan

mampu mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan

aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Untuk mencapai rumah

tangga ber-PHBS, terdapat 10 perilaku hidup bersih dan sehat yang

dipantau, yaitu : (1) persalina ditolong oleh tenaga kesehatan, (2)

memberi ASI eksklusif selama 6 bulan, (3) menimbang balita setiap bulan,

(4) menggunakan air bersih, (5) mencuci tangan dengan air bersih yang

mengalir dan sabun, (6) menggunakan jamban sehat, (7) memberantas

jentik di rumah sekali seminggu, (8) makan buah dan sayur setiap hari,

(9) melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan (10) tidak merokok di dalam

rumah.

(52)

GAMBAR 4.9 JUMLAH RUMAH TANGGA DAN RUMAH TANGGA YANG DIPANTAU

MENURUT KAB-KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

(53)

GAMBAR 4.10 PERSENTASE RUMAH TANGGA BER-PHBS MENURUT KAB-KOTA

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014

Persentase Rumah Tangga ber-PHBS tertinggi pada kabupaten Mahakam

Ulu sebesar 81 %, Balikpapan 73%, Samarinda 56% dan paling rendah

pada Penajam Paser Utara sebesar 14%.

2. Posyandu Aktif

Jenis UKBM (Usaha Kesehatan Bersumber Masyarakat) yang paling

memasyarakat adalah posyandu dengan kegiatan 5 program prioritasnya

yaitu perbaikan gizi, Imunisasi, penanganan diare, KM dan KB.

Pelaksanaan kegiatan posyandu dilaksanakan 1 kali dalam sebulan dengan

sistem 5 meja dengan 4 meja dikelola oleh kader dan 1 meja (meja

(54)

kelima) merupakan pelayanan kesehatan yang ditangani oleh perugas

puskesmas atau tenaga kesehatan.

GAMBAR 4.11 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA PROVINSI KALIMANTAN

TIMUR TAHUN 2014

Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014

Jumlah Posyandu menurut Strata, mandiri sebesar 11 %, Purnama 36%,

Posyandu Madya sebesar 35% dan Posyandu Pratama sebesar 18%

C. KEADAAN LINGKUNGAN

1. Persentase Rumah Sehat

Rumah yang nyaman adalah rumah yang relatif luas sehingga penghuninya

tidak merasa berdesakan, semakin luas rumah yang dihuni maka semakin

luas ruang gerak penghuninya. Luas lantai bangunan tempat tinggal

menjadi salah satu indikator perumahan sehat.

(55)

GAMBAR 4.12 JUMLAH RUMAH SEHAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2014

Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014

Jumlah Rumah Sehat Tahun 2013 sebesar 269.470 rumah dan meningkat

pada tahun 2014 menjadi 404.840 rumah, dari jumlah rumah tangga yang

ada sebesar 829.870 rumah.

(56)

SUMBER DAYA KESEHATAN

Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam penyediaan

pelayanan kesahatan yang berkualitas, yang diharapkan dapat meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat.

A. TENAGA KESEHATAN

1. Persebaran Tenaga Kesehatan di Kalimantan Timur Tahun 2014

Tabel 5.1

Penyebaran Dokter menurut Kab/Kota di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014

Sumber : Bidang SDK Dinkes Prov.Kaltim Tahun 2014

Penyebaran dokter paling banyak di kota balikpapan sebanyak 110 dokter

spesialis,212 doketr umum dan 74 dokter gigi. Kota Samarinda sebanyak 90

BAB

v

1

2

5

8

14

1

PASER

16

54

12

2

KUBAR

7

48

14

3

KUKAR

46

149

46

4

KUTIM

28

106

33

5

MAHULU

-

13

4

6

PPU

5

16

6

7

BERAU

18

62

24

8

BALIKPAPAN

110

212

74

9

SAMARINDA

90

202

48

10

BONTANG

21

84

24

dr. Spesialis

dr. Umum

dr. Gigi

(57)

Kabupaten Mahakan Ulu belum ada dokter spesialis, a3 dokter umum dan 4

orang dokter gigi.

Tabel 5.2

Penyebaran Perawat Menurut Kab/Kota di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014

Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014

1

2

3

6

9

1

PASER

277

285

20

2

KUBAR

150

280

1

3

KUKAR

445

522

7

4

KUTIM

232

235

9

5

MAHULU

45

94

0

6

PPU

117

145

11

7

BERAU

193

351

9

8

BALIKPAPAN

142

153

24

9

SAMARINDA

192

229

229

10

BONTANG

34

55

8

PERAWAT

GIGI

(58)

Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014

Tabel 5.4

Penyebaran Tenaga Farmasi Menurut Kab/Kota di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014

Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014

1

2

5

8

9

10

1

PASER

11

2

27

19

2

KUBAR

9

11

27

15

3

KUKAR

39

9

68

33

4

KUTIM

8

4

47

-5

MAHULU

4

-

6

1

6

PPU

20

1

1

12

7

BERAU

22

5

21

23

8

BALIKPAPAN

32

20

15

26

9

SAMARINDA

43

15

35

30

10

BONTANG

14

6

20

8

Kesling

No

Unit Kerja

Tenaga Teknis

(59)

Penyebaran Fasilitas Kesehatan yang ada di 10 kabupaten/kota meliputi Rumah

Sakit, puskesmas, sarana pelayanan lainnya baik milik pemerintah maupun swasta.

Tabel 5.5

Penyebaran Fasilitas Kesehatan Menurut Kab/Kota di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014

Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2014

kemen

kes

Pemprov

pem.kab/Kota

TNI/Polri

BUMN

SWASTA

JUMLAH

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1

RUM AH SAKIT UM UM

0

2

11

3

0

14

30

2

RUM AH SAKIT KHUSUS

0

1

1

0

0

12

14

1

PUSKESM AS RAWAT INAP

0

2

33

0

0

0

35

- JUM LAH TEM PAT TIDUR

0

10

404

0

0

0

414

2

PUSKESM AS NON RAWAT INAP

0

0

86

0

0

0

86

3

PUSKESM AS KELILING

0

0

88

0

0

0

88

4

PUSKESM AS PEM BANTU

0

0

674

0

0

0

674

1

RUM AH BERSALIN

0

0

1

0

0

70

71

2

BALAI PENGOBATAN/KLINIK

0

0

39

2

0

149

190

3

PRAKTIK DOKTER BERSAM A

0

0

37

0

0

0

37

4

PRAKTIK DOKTER PERORANGAN

0

31

498

0

0

203

732

5

PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL

0

0

0

0

0

22

22

6

BANK DARAH RUM AH SAKIT

0

0

1

0

0

0

1

7

UNIT TRANSFUSI DARAH

0

0

4

0

0

3

7

1

INDUSTRI FARM ASI

0

0

0

0

0

0

-2

INDUSTRI OBAT TRADISIONAL

0

0

0

0

0

1

1

3

USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL

0

0

0

0

0

0

-4

PRODUKSI ALAT KESEHATAN

0

0

0

0

0

2

2

5

PEDAGANG BESAR FARM ASI

0

0

0

0

0

22

22

6

APOTEK

0

0

20

0

0

295

315

7

TOKO OBAT

0

0

3

0

0

128

131

8

PENYALUR ALAT KESEHATAN

0

0

0

0

0

33

33

SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN

NO

FASILITAS KESEHATAN

RUMAH SAKIT

PUSKESMAS DAN JARINGANNYA

SARANA PELAYANAN LAIN

(60)

Rupiah

%

1

2

3

4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN

98,92

A. Dinas Kesehatan

Rupiah

a. Anggaran SKPD Kab/Kota

3

'-. Belanja langsung

'-. Belanja tidak langsung

'b. BANKEU Prov dalam APBD Kab

'c. DAK Pusat dalam APBD Kab

3.501.565.814.072

'd. JKP

2.948.347.613.071

B. RSUD

2.884.287.467.996

'a. RSUD Kudungga

1.131.153.883.491

'-. Belanja langsung

1.753.133.584.505

'-. Belanja tidak langsung

50.841.339.975

'b. RSUD HIS

9.218.805.100

'-. Belanja langsung

4.000.000.000

'-. Belanja tidak langsung

477.308.817.693

'c. RSUD Kab. PPU

52.480.000.000

'-. Belanja langsung

29.304.081.833

'-. Belanja tidak langsung

23.175.918.167

'd. RSUD Taman Husada Bontang

64.510.122.123

'-. Belanja langsung

'-. Belanja tidak langsung

'f. RSUD dr. ABD Rivai

91.700.030.907

'-. Belanja langsung

'-. Belanja tidak langsung

'e. RSUD P. Sebaya

97.927.450.650

'-. Belanja langsung

'-. Belanja tidak langsung

-C. Alokasi Anggaran Intansi Terkait bersum ber APBD

51.708.997.850

'a. Dinas Pekerjaan Umum (DPU)

'b. Kantor Pemberdayaan Perempuan dan KB

'c. Dinas Sosial

118.982.216.163

'd. Badan Keuangan Aset Daerah

96.318.952.042

'e. Bantuan Sosial Setkab Kutai Barat

22.663.264.121

'f. Badan Lingkungan Hidup (BLH)

75.909.383.308

'g. Dinas Pendidikan

56.845.888.282

'h. Dinas Perumahan dan Tata Ruang

1.334.203.000

'i. Dinas Kebersihan dan Pertamanan

660.920.000

2 APBD PROVINSI

2.000.000.000

0,00

NO

SUMBER BIAYA

KALIMANTAN TIMUR

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN

Anggaran bidang kesehatan provinsi kalimantan Timur sebesar 11,99 % dari

APBD Kota/Kabupaten.

Tabel 5.6

Gambar

GAMBAR 3.1 ANGKA KEMATIAN BAYI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP 2011-2014
GAMBAR 3.3  JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI , ANAK BALITA &amp; BALITA TAHUN 2014
GAMBAR 3.5  JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KAB/KOTA PROV. KALTIM TAHUN 2014
GAMBAR 3.6  PERSENTASE JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR  PROV. KALTIM TAHUN 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Di mana ; PAD adalah Pendapatan Asli Daerah; BD adalah Bagian Daerah dari Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, dan penerimaan sumber

Prosedur kegiatan penelitian ini dilakukan dengan : Mempersiapkan logam katalis baja karbon rendah dalam bentuk serabut, Merancang model knalpot inovatif

Nilai X 1 = -1.269.10 -8 menunjukkan adanya kenaikan variabel realisasi pembiayaan sebelum pembatasan jaminan yang dapat mengakibatkan kenaikan tingkat profitabilitas

Ibrahim Anis keluar dari konsensus para pakar nahwu klasik dan modern, dan beliau membantah argumentasi harakat al-i'rab serta memberikan interpretasi secara fonetik

Praktikum fitokimia merupakan kegiatan yang dilakukan dimana mahasiswa dapat belajar mempraktekkan cara penyiapan bahan baku yang berasal dari bahan alam (simplisia),

Berdasarkan pada arti pentingnya inventarisasi dan legalisasi aset/barang milik daerah bagi kebijakan pengelolaan aset/barang milik selanjutnya, maka perlu dilakukan

Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Dyahnita Adiningsih (2012) dimana beliau melaksanakan penelitian yang berjudul “Hubungan antara Persepsi

Keterampilan dalam penulisan karya ilmiah merupakan salah tuntutan yang harus dimiliki oleh setiap guru. Hal ini sangat berkaitan dengan salah satu persyaratan bahwa