• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku. Jutaan Rupiah , , , , ,37

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PDRB Atas Dasar Harga Berlaku. Jutaan Rupiah , , , , ,37"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1. Evaluasi terhadap capaian kinerja Agregat Daerah

Adapun Evaluasi terhadap capaian kinerja Agregat Daerah dapat dideskripsikan sebagai berikut :

a. Indikator Ekonomi Makro Daerah

Indikator ekonomi makro di Kabupaten Temanggung selama 5 tahun terakhir meliputi PDRB, PDRB perkapita, pertumbuhan ekonomi, dan inflasi.

1) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Perkembangan indikator ekonomi makro di Kabupaten Temanggung tidak terlepas dari kondisi pertumbuhan ekonomi nasional. Perubahan kondisi ekonomi yang terjadi dalam skala nasional sangat berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi di daerah. Salah satu indikator ekonomi makro daerah adalah PDRB.

Selama periode 2008-2012, Perkembangan PDRB Kabupaten Temanggung dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel II.13

Perkembangan PDRB Kabupaten Temanggung Tahun 2008-2012

Tahun

PDRB

Atas Dasar Harga Berlaku

PDRB

Atas Dasar Harga Konstan Jutaan

Rupiah Perkembangan (%)

Jutaan Rupiah Perkemba ngan (%) 2008 2009 2010 2011 2012*) 4.125.938,97 4.502.652,25 5.069.020,30 5.603.983,71 6.237.540,37 248,13 270,79 304,85 337,02 222,25 2.219.155,63 2.309.841,53 2.409.386,40 2.521.439,02 2.648.135,24 133,46 138,91 144,90 151,64 235,54

Sumber : Buku PDRB Kab. Temanggung Tahun 2012 Catatan : *) : data sementara BPS (belum rekonsiliasi) Tahun dasar = tahun 2000 = 1.662.794,54 juta rupiah

Tabel tersebut di atas menunjukkan adanya peningkatan PDRB atas dasar harga berlaku pada setiap tahun. Pada tahun 2012 PDRB Kabupaten Temanggung telah mencapai nilai sementara 6.237.540,37 juta rupiah, mengalami kenaikan sebesar 633.556,66 juta rupiah dibandingkan tahun 2011. Apabila dibandingkan dengan tahun 2008 maka selama kurun waktu pelaksanaan RPJMD Kabupaten Temanggung Tahun 2008-2013, PDRB atas dasar

(2)

harga berlaku mengalami kenaikan 1,51 kali, sedangkan atas dasar harga konstan mengalami kenaikan 1,19 kali. 2) PDRB Perkapita

Indikator lain yang dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah adalah nilai PDRB perkapita. Secara konsepsional PDRB perkapita merupakan hasil bagi antara nilai nominal PDRB dengan jumlah Penduduk pertengahan tahun. Dengan demikian, PDRB perkapita hanya merupakan nilai rata-rata pendapatan dari hasil seluruh sektor produksi dan tidak menggambarkan rata-rata pendapatan masyarakat secara riil.

Perkembangan PDRB per kapita Kabupaten Temanggung dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel II.14

Perkembangan PDRB Perkapita Tahun

PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku

PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Konstan Jutaan

Rupiah

Pertumbuhan

(%) RupiahJutaan Pertumbuhan(%)

2008 2009 2010 2011 2012*) 5.882.693,67 6.385.490,85 7.154.116,04 7.847.119,79 8.536.156,26 12,29 8,25 12,04 9,69 8,78 3.164.034,37 3.275.729,76 3.400.456,74 3.530.708,70 3.624.008,16 2,73 3,25 3,81 3,83 2,64

Sumber : BPS Kabupaten Temanggung Catatan : *) : data sementara BPS

Selanjutnya dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa perkembangan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Tahun 2008 PDRB per kapita masih sebesar 5.882.693,67 juta rupiah dan tahun 2012 menjadi 8.536.156,26 juta rupiah atau naik rata-rata 9,02% pertahun. PDRB per kapita atas dasar harga konstan pada tahun 2008 sebesar

(3)

setidaknya sudah dapat menggambarkan adanya peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat Kabupaten Temanggung.

3) Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi daerah juga merupakan salah satu indikator makro ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung selama periode 2008-2012 mengalami fluktuasi antara 3,54 s.d 5,02 persen.

Berdasarkan tabel tersebut dibawah ini, ekonomi Kabupaten Temanggung tahun 2011 tumbuh sebesar 4,65 persen, lebih tinggi dibandingkan tahun 2010 yang tumbuh sebesar 4,31 persen. Adapun untuk tahun 2012 pertumbuhan ekonomi sebesar 5,02 persen.

Tabel II.15

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Temanggung

Tahun Pertumbuhan Ekonomi (%)

Temanggung Jawa Tengah

2008 3,54 5,46 2009 2010 2011 2012*) 4,09 4,31 4,65 5,02 4,71 5,84 6,01 ****

Sumber : BPS Kabupaten Temanggung *) data sementara

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung selama 5 tahun terakhir juga selalu berada dibawah pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah, sehingga masih memerlukan upaya yang keras untuk setidaknya berada di level pertumbuhan ekonomi yang sama dengan Provinsi Jawa Tengah

Gambar 1.6

(4)

Pertumbuhan ekonomi daerah pada tahun 2011 dipengaruhi adanya pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa sektor PDRB diantaranya sektor pengangkutan dan komunikasi dan jasa-jasa sebagaimana tabel berikut:

Tabel II.16.

Laju Pertumbuhan Sektor-sektor PDRB

SEKTOR Tahun

2008 2009 2010 2011 2012*)

1. Pertanian -1,07 6,14 3,66 0,70 5,11 2. Pertambangan dan Penggalian 5,38 0,38 -5,76 -6,58 -9,44 3. Industri Pengolahan 3,89 2,03 3,78 6,28 4,36 4. Listrik dan Air Bersih 6,62 4,35 8,86 5,76 9,14 5. Bangunan 5,57 2,91 2,80 5,31 8,21 6. Perdagangan, Hotel dan RM 4,58 3,72 3,74 4,74 4,50 7. Pengangkutan dan Komunikasi 5,87 4,26 6,20 9,72 4,92 8. Keuangan,Persewaan &Jasa

Perush 4,38 3,66 4,10 7,37 5,41

9. Jasa-jasa 10,03 3,81 7,29 8,18 5,61

Sumber : Buku PDRB Kab Temanggung Tahun 2012 Catatan*) : data sementara (belum rekonsiliasi)

Berdasarkan tabel diatas maka pertumbuhan sektor-sektor yang cukup signifikan di atas 6 persen pada tahun 2012 adalah sektor listrik dan air bersih 9,14%, dan bangunan 8,21%. Di sisi lain pada sektor-sektor yang cukup dominan seperti industri pengolahan, perdagangan hotel dan

3.54 4.09 4.31 4.65 5.02 5.61 5.14 5.84 6.01 6.01 0 2 4 6 8 10 12 2008 2009 2010 2011 2012 Jateng Temanggung

(5)

Sektor TAHUN (%)

2008 2009 2010 2011 2012*)

1. Pertanian 30,82 31,86 33,11 32,75 32,38

2. Pertambangan/penggalian 1,19 1,16 1,05 0,96 0,87

3. Industri Pengolahan 19,11 18,45 17,68 17,26 17,50

4. Listrik dan air bersih 1,04 1,04 1,05 1,05 1,05

5. Bangunan 5,81 5,77 5,60 5,52 5,91

6. Perdagangan, hotel & rumah makan

16,78 16,74 16,65 16,63 16,53 7. Pengangkutan dan komunikasi 5,67 5,48 5,23 5,28 5,12

8. Lembaga Keuangan 4,25 4,16 4,11 4,23 4,42

9. Jasa-jasa 15,33 15,34 15,52 16,32 16,22

Jumlah (%) 100 100 100 100 100

Sumber : Buku PDRB Kabupaten Temanggung Tahun 2012 Catatan*) : data sementara (belum rekonsiliasi)

Perkembangan struktur perekonomian daerah 5 (lima) tahun terakhir, dengan menggunakan struktur PDRB Tahun 2012 dapat diketahui bahwa struktur perekonomian di Kabupaten Temanggung masih didominasi oleh sektor pertanian dengan proporsi sebesar 32,38 persen, diikuti oleh sektor industri pengolahan mencapai 17,50 persen, sektor perdagangan, hotel dan rumah makan 16,53 persen, dan sektor jasa-jasa sebesar 16,22 persen.

Sektor-sektor tersebut yang selama ini dominan di perekonomian Kabupaten Temanggung. Namun demikian kontribusi sektor-sektor tersebut terhadap pembentukan PDRB yang besar adalah sektor pertanian yaitu sebesar 32,38 persen, sedangkan yang lain relatif kecil yaitu listrik dan air bersih 1,05 persen.

Kontribusi sektor pertanian yang termasuk besar didukung sebagian besar penduduk di Kabupaten Temanggung, sebagaimana tersebut dalam Buku Temanggung Dalam Angka Tahun 2012 bahwa penduduk usia 10 tahun ke atas yang bekerja di sektor pertanian sebesar 53,00% atau sejumlah 213.910 orang dari 403.603 orang.

Gambar 1.8

(6)

4) Laju Inflasi

Laju inflasi menunjukkan perkembangan indeks harga konsumen atau mencerminkan kestabilan nilai tukar rupiah. Perkembangan inflasi di Kabupaten Temanggung sangat dipengaruhi berbagai faktor eksternal di luar kendali Pemerintah Daerah. Perkembangan harga barang dan jasa di Kota Temanggung tidak terlepas dari kondisi perkembangan harga di tingkat nasional maupun regional.

Selama periode 2008-2012, perkembangan laju inflasi di Kabupaten Temanggung tercatat sebagai berikut:

Tabel II.18

Perkembangan Laju Inflasi

Tahun Temanggung Jawa Tengah Nasional

2008 2009 2010 2011 2012 12,36 4,16 7,35 2,42 4,73 9,55 3,32 6,88 2,68 4,24 11,06 2,78 6,96 3,79 4,30

Sumber : Buku Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Kota Temanggung

4) Laju Inflasi

Laju inflasi menunjukkan perkembangan indeks harga konsumen atau mencerminkan kestabilan nilai tukar rupiah. Perkembangan inflasi di Kabupaten Temanggung sangat dipengaruhi berbagai faktor eksternal di luar kendali Pemerintah Daerah. Perkembangan harga barang dan jasa di Kota Temanggung tidak terlepas dari kondisi perkembangan harga di tingkat nasional maupun regional.

Selama periode 2008-2012, perkembangan laju inflasi di Kabupaten Temanggung tercatat sebagai berikut:

Tabel II.18

Perkembangan Laju Inflasi

Tahun Temanggung Jawa Tengah Nasional

2008 2009 2010 2011 2012 12,36 4,16 7,35 2,42 4,73 9,55 3,32 6,88 2,68 4,24 11,06 2,78 6,96 3,79 4,30

Sumber : Buku Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Kota Temanggung 1.05 5.52 16.63 5.28 4.23 16.32 Pertanian Industri Pengolahan Bangunan

Pengangkutan dan Komunikasi Jasa-Jasa

4) Laju Inflasi

Laju inflasi menunjukkan perkembangan indeks harga konsumen atau mencerminkan kestabilan nilai tukar rupiah. Perkembangan inflasi di Kabupaten Temanggung sangat dipengaruhi berbagai faktor eksternal di luar kendali Pemerintah Daerah. Perkembangan harga barang dan jasa di Kota Temanggung tidak terlepas dari kondisi perkembangan harga di tingkat nasional maupun regional.

Selama periode 2008-2012, perkembangan laju inflasi di Kabupaten Temanggung tercatat sebagai berikut:

Tabel II.18

Perkembangan Laju Inflasi

Tahun Temanggung Jawa Tengah Nasional

2008 2009 2010 2011 2012 12,36 4,16 7,35 2,42 4,73 9,55 3,32 6,88 2,68 4,24 11,06 2,78 6,96 3,79 4,30

Sumber : Buku Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Kota Temanggung 32.75

0.96 17.26

1.05 Pertambangan dan Penggalian

Listrik dan Air Bersih Perdagangan, Hotel dan RM

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

4) Laju Inflasi

Laju inflasi menunjukkan perkembangan indeks harga konsumen atau mencerminkan kestabilan nilai tukar rupiah. Perkembangan inflasi di Kabupaten Temanggung sangat dipengaruhi berbagai faktor eksternal di luar kendali Pemerintah Daerah. Perkembangan harga barang dan jasa di Kota Temanggung tidak terlepas dari kondisi perkembangan harga di tingkat nasional maupun regional.

Selama periode 2008-2012, perkembangan laju inflasi di Kabupaten Temanggung tercatat sebagai berikut:

Tabel II.18

Perkembangan Laju Inflasi

Tahun Temanggung Jawa Tengah Nasional

2008 2009 2010 2011 2012 12,36 4,16 7,35 2,42 4,73 9,55 3,32 6,88 2,68 4,24 11,06 2,78 6,96 3,79 4,30

(7)

Pada Tahun 2011 dibandingkan dengan inflasi Jawa Tengah dengan nilai sebesar 2,68% dan inflasi nasional sebesar 3,79% maka angka inflasi Temanggung masih lebih rendah. Sedangkan untuk Tahun 2012, diperoleh angka inflasi di Kabupaten Temanggung sebesar 4,73% atau kembali berhasil menekan inflasi untuk tidak menembus 2 digit, Namun di tahun 2012, jika dibandingkan dengan inflasi provinsi dan nasional maka angka inflasi di Kabupaten Temanggung masih lebih tinggi.

Gambar

Tabel II.13
Tabel II.15
Tabel II.16.
Tabel II.18

Referensi

Dokumen terkait

Nilai PDRB yang besar akan menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar, ini berlaku sebaliknya, (b) PDRB atas dasar harga konstan (riil) dapat digunakan

Kondisi perekonomian Kalimantan Selatan secara makro dapat dilihat antara lain dari perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), PDRB per Kapita dan

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah/regional dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Regional Bruto

Tinjauan Empiris Keterkaitan Kondisi Perekonomian secara Makro dengan Pertumbuhan Ekonomi Dinamika yang terjadi dalam bidang moneter, keuangan, dan perbankan dapat memberikan

Perkebunan gambir di Kabupaten Kampar banyak terdapat di Kecamatan XIII Koto Kampar, dimana luasnya pada tahun 2008 mencapai 4.748 Ha dengan jumlah produksi 1.503 ton dan

Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit sebagai penopang ekonomi masyarakat setelah beralih dari usaha pertambangan dan harga jual logam timah yang juga rendah,

Pembinaan Politik Daerah Perubahan struktur politik pasca reformasi, telah memberi ruang bagi daerah untuk melakukan pembangunan sesuai asas desentralisasi dengan mengupayakan