• Tidak ada hasil yang ditemukan

7 3) Ketaatan terhadap hukum dan peraturan /undang-undang yang berlaku. Dari definisi di atas mencerminkan bahwa pengendalian internal : 1) Merupakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "7 3) Ketaatan terhadap hukum dan peraturan /undang-undang yang berlaku. Dari definisi di atas mencerminkan bahwa pengendalian internal : 1) Merupakan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA DAN PEMIKIRAN A. KAJIAN PUSTAKA

1. Pengendalian Internal

a. Pengertian Pengendalian Internal

James R Davis, C Wayne Alderman, & Leonard A Robinson (sesuai dengan SAS No. 55) : Pengendalian Internal adalah seluruh kebijakan dan prosedur yang diciptakan untuk memberikan jaminan yang masuk akal agar tujuan organisasi (entity) dapat tercapai.

Menurut Amin Widjaja Tunggal ( 2013:1) pengertian sistem pengendalian internal adalah sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, semua metode dan ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta kekayaan, memeriksa ketelitian, dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah diterapkan. Definisi pengendalian internal menurut COSO (Committee of Sponsoring Organization of the

Treadway Commission) dalam Amin Widjaja Tunggal ( 2013: 3) adalah:

Pengendalian internal adalah suatu proses yang dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dalam kategori berikut :

1) Keandalan pelaporan keuangan. 2) Efektivitas dan efisiensi operasi.

dengan SAS No. 55) : Pengendalian Internal adalah seluruh kebijakan dan prosedur yang diciptakan untuk memberikan jaminan yang masuk akal agar tujuan organisasi (entity) dapat tercapai.

Menurut Amin Widjaja Tunggal ( 2013:1) pengertian sistem pengendalian internal adalah sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, semua metode dan ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta kekayaan, memeriksa ketelitian, dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah diterapkan. Definisi pengendalian internal menurut COSO (Committee of Sponsoring Organization of the Organization of the Organi Treadway Commission) dalam Amin Widjaja Tunggal ( 2013: 3)

(2)

3) Ketaatan terhadap hukum dan peraturan /undang-undang yang berlaku. Dari definisi di atas mencerminkan bahwa pengendalian internal :

1) Merupakan suatu proses atau alat untuk mencapai tujuan.

2) Organisasi yang mencakup bidang akuntasi, financial dan operasional. 3) Dipengaruhi oleh faktor manusia.

4) Hanya akan memberikan jaminan memadai dan bukan jaminan absolut atas tidak terjadinya risiko.

5) Dikaitkan dengan pencapaian tujuan organisasi.

Pengendalian internal dikelompokan menjadi dua, yaitu pengendalian dalam arti sempit dimana pengecekan kecermatan penjumlahan misalnya penjumlahan mendatar maupun penjumlahan menurun. Sedangkan dalam arti luas bahwa pengendalian internal sebagai sistem yang baik dalam suatu organsasi yang bermanfaat untuk :

1) Menjaga keamanan harta kekayaan perusahaan. 2) Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi. 3) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam operasi.

4) Membantu dan menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijakan manajemen yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dari uraian tersebut pada hakekatnya pengendalian internal diharapkan dapat meminimalkan risiko dari setiap kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan. Dengan pengendalian internal yang efektif diharapkan bahwa fungsi-fungsi manajemen telah berjalan secara memadai.

atas tidak terjadinya risiko.

Dikaitkan dengan pencapaian tujuan organisasi.

Pengendalian internal dikelompokan menjadi dua, yaitu pengendalian dalam arti sempit dimana pengecekan kecermatan penjumlahan misalnya penjumlahan mendatar maupun penjumlahan menurun. Sedangkan dalam arti luas bahwa pengendalian internal sebagai sistem yang baik dalam suatu organsasi yang bermanfaat untuk :

Menjaga keamanan harta kekayaan perusahaan. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam operasi.

(3)

b. Tujuan Pengendalian Internal

Menurut Alvin A.Arens dkk (2012: 370) yang telah diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf menyatakan bahwa manajemen dalam merancang struktur pengendalian intern mempunyai kepentingan-kepentingan sebagai berikut :

1) Keandalan Laporan Keuangan

Manajemen bertanggung jawab menyiapkan laporan keuangan bagi investor, kreditor dan pengguna Iainnya. Manajemen mempunyai kewajiban hukum dan profesional untuk menjamin bahwa informasi telah disiapkan sesuai dengan standar pelaporan, yaitu prinsip akuntansi berlaku umum.

2) Mendorong Efisiensi dan Efektifitas Operasional

Pengendalian dalam suatu organisasi adalah alat untuk mencegah kegiatan dan pemborosan yang tidak perlu dalam segala aspek, dan untuk mengurangi penggunaan sumber daya yang tidak efektif dan efisien. Bagian terpenting dari efektifitas dan efisiensi adalah pengguna aktiva dan catatan aktiva fisik perusahaan yang dapat dicuri, disalahgunakan, atau dirusak kalau tidak dilindungi oleh pengendalian yang memadai.

3) Ketaatan Hukum dan Peraturan

Banyak sekali hukum dan peraturan yang harus diikuti oleh perusahaan, beberapa diantaranya berkaitan tidak Iangsung dengan akuntansi, misalnya: UU Iingkungan hidup dan UU perburuhan, sedangkan peraturan lain yang sangat berkaitan erat dengan akuntansi UU perpajakan dan UU perseroan terbatas.

Manajemen bertanggung jawab menyiapkan laporan keuangan bagi investor, kreditor dan pengguna Iainnya. Manajemen mempunyai kewajiban dan pengguna Iainnya. Manajemen mempunyai kewajiban dan hukum dan profesional profesional prof untuk menjamin bahwa informasi telah disiapkan sesuai untuk menjamin bahwa informasi telah disiapkan sesuai un dengan standar pelaporan, yaitu prinsip akuntansi berlaku umum

Mendorong Efisiensi dan Efektifitas Operasional

Pengendalian dalam suatu organisasi adalah alat untuk mencegah kegiatan pemborosan yang tidak perlu dalam segala aspek, dan untuk mengurangi pemborosan yang tidak perlu dalam segala aspek, dan untuk mengurangi pem

penggunaan sumber daya yang tidak efektif dan efisien. Bagian terpenting dari sumber daya yang tidak efektif dan efisien. Bagian terpenting dari sum efektifitas dan efisiensi adalah pengguna aktiva dan catatan aktiva fisik efisiensi adalah pengguna aktiva dan catatan aktiva fisik ef perusahaan yang dapat dicuri, disalahgunakan, atau dirusak kalau tidak dilindungi oleh pengendalian yang memadai.

(4)

Pada dasarnya ada lima tujuan pengendalian internal yang dilaksanakan oleh suatu organisasi yaitu:

1) Dapat dipercayanya dan integritasnya informasi.

Disini tujuan pengendalian internal sangat penting untuk proses pengambilan keputusan oleh manajemen.

2) Ketaatan pada kebijakan, rencana, prosedur, undang-undang dan peraturan.

Disini tujuan pengendalian internal untuk mereview dan mengevaluasi kebijakan, rencana dan prosedur yang telah ditetapkan.

3) Pengamanan Aktiva.

Disini tujuan pengendalian internal adalah untuk melindungi aktiva-aktiva perusahaan atau organisasi.

4) Ekonomis dan efisiensi kegiatan/operasi.

Disini tujuan pengendalian internal untuk mengetahui prinsip dasar yang diterapkan menggunakan sumber daya yang ekonomis dan seefisien mungkin untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya.

5) Efektivitas pencapaian tujuan dan goal.

Disini tujuan pengendalian internal adalah untuk pengujian dan evaluasi guna pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan atau organisasi.

c. Karakteristik Pengendalian Internal

Karakteristik pengendalian internal antara lain : peraturan.

Disini tujuan pengendalian internal untuk mereview dan mengevaluasi kebijakan, rencana dan prosedur yang telah ditetapkan.

Pengamanan Aktiva.

Disini tujuan pengendalian internal adalah untuk melindungi aktiva-aktiva perusahaan atau organisasi.

Ekonomis dan efisiensi kegiatan/operasi.

Disini tujuan pengendalian internal untuk mengetahui prinsip dasar yang diterapkan menggunakan sumber daya yang ekonomis dan seefisien mungkin untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya.

(5)

1) Tepat waktu

Pengendalian harus mampu mendeteksi sedini mungkin penyimpangan yang terjadi dengan tujuan untuk membatasi biaya yang tidak perlu.

2) Cukup hemat

Pengendalian harus menyajikan kepastian yang logis untuk pencapaian hasil yang dimaksud dengan menimbulkan biaya paling minimum dan efek samping yang sekecil mungkin.

3) Dapat dipertanggungjawabkan.

Pengendalian harus mampu membantu orang-orang yang terlibat didalamnya dengan menunjukkan pertanggungjawaban mereka atas tugas-tugas yang dibebankan padanya.

4) Dapat ditempatkan

Pengendalian harus dapat ditempatkan pada tempat dimana pengendalian dapat bekerja dengan efektif.

5) Fleksibel

Pengendalian harus dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan dalam pelaksanaan tugas.

6) Mampu mengidentifikasi penyebab

Tindakan korektif yang dapat segera dilakukan jika pengendalian bukan hanya mengidentifikasi masalah tetapi juga penyebab.

7) Sesuai/Pantas

Pengendalian harus dapat memenuhi kebutuhan manajemen dan cocok dengan struktur organisasi dan orang-orang yang terlibat dalam kegiatan. samping yang sekecil mungkin.

Dapat dipertanggungjawabkan.

Pengendalian harus mampu membantu orang-orang yang terlibat didalamnya dengan menunjukkan pertanggungjawaban mereka atas tugas-tugas yang dibebankan padanya.

Dapat ditempatkan

Pengendalian harus dapat ditempatkan pada tempat dimana pengendalian dapat bekerja dengan efektif.

Fleksibel

Pengendalian harus dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan dalam pelaksanaan tugas.

(6)

d. Jenis Pengendalian Internal

Berdasarkan sifatnya, jenis pengendalian internal antara lain : 1) Pengendalian Preventif

Pengendalian preventif adalah pengendalian untuk mencegah kesalahan-kesalahan atau hal-hal yang tidak diinginkan baik itu berupa kekeliruan ataupun ketidakberesan yang sering terjadi dalam operasional suatu kegiatan.

2) Pengendalian Detective

Pengendalian detective untuk mendeteksi kesalahan, kekeliruan dan penyimpangan yang telah terjadi.

3) Pengendalian Corrective

Pengendalian ini untuk memperbaiki kelemahan, kesalahan dan penyimpangan yang teridentifikasi melalui pengendalian detective.

4) Pengendalian Directive

Pengendalian directive untuk mengarahkan agar pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan tepat dan benar untuk menghasilkan hasil-hasil yang positif.

5) Pengendalian Compensative

Pengendalian compensative adalah untuk menetralisir kelemahan pada aspek pengendalian yang lain.

kegiatan.

Pengendalian Detective

Pengendalian detective untuk mendeteksi kesalahan, kekeliruan dan penyimpangan yang telah terjadi.

Pengendalian Corrective Pengendalian Corrective Pengendalian

Pengendalian ini untuk memperbaiki kelemahan, kesalahan dan penyimpangan yang teridentifikasi melalui pengendalian detective

Pengendalian Directive

Pengendalian directive untuk mengarahkan agar pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan tepat dan benar untuk menghasilkan hasil-hasil yang positif.

(7)

e. Komponen Pengendalian Internal Menurut COSO

Menurut COSO, dalam Amin Widjaja Tunggal (2013 : 10) menyatakan bahwa terdapat lima komponen pengendalian intern yang saling berhubungan, yaitu:

1) Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian terdiri dari tindakan, kebijakan dan prosedur yang mencerminkan suasana organisasi yang mempengaruhi kesadaran pengawasan dari seluruh pegawai terhadap kepentingan perusahaan. Untuk pemahaman dan penilaian tujuan maka lingkungan pengendalian ini merupakan dasar dari komponen lain karena menyangkut integritas, nilai-nilai etika, kompetensi, kedisiplinan, tanggungjawab, dan struktur organisasi serta kebijakan dan filosofi manajemen. Hal ini merupakan mesin penggerak perusahaan dan merupakan fondasi dari segala sesuatunya ditempatkan.

2) Penilaian Risiko Manajemen (Risk Assessment)

Perusahaan harus mewaspadai dan mengelola risiko yang dihadapinya dengan menetapkan mekanisme untuk mengidentifikasikan, menganalisis dan mengelola berbagai risiko yang dihadapi perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

3) Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

Sistem informasi dan komunikasi harus dibangun oleh manajemen secara efektif dan tepat waktu yang memungkinkan orang untuk mendapatkan berbagai informasi yang diperlukan untuk mengelola, melaksanakan dan mengendalikan operasional. Tujuan sistem informasi dan komunikasi untuk mengidentifikasi, yang mencerminkan suasana organisasi yang mempengaruhi kesadaran pengawasan dari seluruh pegawai terhadap kepentingan perusahaan. Untuk pemahaman dan penilaian tujuan maka lingkungan pengendalian ini merupakan dasar dari komponen lain karena menyangkut integritas, nilai-nilai etika, kompetensi, kedisiplinan, tanggungjawab, dan struktur organisasi serta kebijakan dan filosofi manajemen. Hal ini merupakan mesin penggerak perusahaan dan merupakan fondasi dari segala sesuatunya ditempatkan.

Penilaian Risiko Manajemen (Risk Assessment) Risk Assessment) Risk Assessment

Perusahaan harus mewaspadai dan mengelola risiko yang dihadapinya dengan menetapkan mekanisme untuk mengidentifikasikan, menganalisis dan mengelola berbagai risiko yang dihadapi perusahaan untuk mencapai tujuan yang

(8)

mengumpulkan, mengklarifikasi, mencatat, melaporkan transaksi-transaksi perusahaan dalam rangka pertanggungjawaban aset dan hutang perusahaan.

4) Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

Kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk meyakinkan manajemen bahwa kebijakan dan prosedur sudah dilaksanakan untuk memenuhi tujuan operasionalnya. Aktivitas pengendalian ini diterapkan pada semua tingkat organisasi dan pelaporan data keuangan yang mencakup:

a) Pemisahan tugas ,wewenang dan pertanggungjawaban. b) Otorisasi transaksi dan aktivitas yang semestinya. c) Dokumen-dokumen dan catatan-catatan yang memadai. d) Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan.

e) Pengecekan yang independen atas kinerja.

5) Pengawasan (Monitoring)

Pengawasan merupakan evaluasi rasional yang dinamis artinya berubah seiring dengan perubahan kondisi, atas informasi yang diberikan pada komunikasi informasi untuk tujuan manajemen pengendalian.

B. Kas

Kas merupakan unsur yang paling penting dalam perusahaan, kehidupan dan kemajuan perusahaan tidak dapat dipisahkan dari kas. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas, kas diperlukan baik untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi organisasi dan pelaporan data keuangan yang mencakup:

Pemisahan tugas ,wewenang dan pertanggungjawaban. Otorisasi transaksi dan aktivitas yang semestinya. Dokumen-dokumen dan catatan-catatan yang memadai. Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan.

Pengecekan yang independen atas kinerja.

Pengawasan (Monitoring)Monitoring)Monitoring

Pengawasan merupakan evaluasi rasional yang dinamis artinya berubah seiring dengan perubahan kondisi, atas informasi yang diberikan pada komunikasi informasi untuk tujuan manajemen pengendalian.

(9)

baru dalam aktiva tetap. Pada umumnya kas yang dimiliki oleh perusahaan terdiri dari:

1. Kas Pada Perusahaan (Cash On Hand) Yang termasuk cash on hand adalah:

a. Penerimaan kas yang belum disetor ke Bank berupa uang tunai, cek pribadi dan lain-lain.

b. Saldo dana kas kecil (Petty Cash), berupa uang tunai yang ada ditangan pemegang dana kas kecil.

2. Kas di Bank (Cash in Bank), meliputi seluruh rekening perusahaan di bank yang dapat diambil sewaktu-waktu.

Kas dapat diibaratkan sebagai darah perusahaan oleh karena itu manajemen harus mengelola kas dengan sebaik-baiknya agar perusahaan mempunyai kas yang cukup dan terhindar dari kekurangan dan kelebihan kas. Karena kekurangan kas dapat menghambat kelancaran kegiatan perusahaan, sedangkan kelebihan kas dapat mengakibatkan pemborosan.

2. Pengertian Kas

Kas merupakan aktiva liquid, dimana dapat dipakai sebagai alat pembayaran yang siapa dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012) dalam PSAK No.2 paragraf 5, ” kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya likuid, berjangka pendek dan

Saldo dana kas kecil (Petty Cash), berupa uang tunai yang ada ditangan pemegang dana kas kecil.

Kas di Bank (Cash in Bank), meliputi seluruh rekening perusahaan di bank yang dapat diambil sewaktu-waktu.

Kas dapat diibaratkan sebagai darah perusahaan oleh karena itu manajemen harus mengelola kas dengan sebaik-baiknya agar perusahaan mempunyai kas yang cukup dan terhindar dari kekurangan dan kelebihan kas. Karena kekurangan kas dapat menghambat kelancaran kegiatan perusahaan, sedangkan kelebihan kas dapat mengakibatkan pemborosan.

(10)

yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.”

Kas Menurut Mulyadi (2009 : 163) adalah “Kas diartikan sebagai alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi. Berdasarkan keterangan diatas maka dapat disimpulkan kas merupakan alat pertukaran atau pembayaran finansial yang mempunyai sifat paling tinggi tingkat likuiditasnya”.

Sedangkan menurut Zaki Baridwan (2008 : 83) adalah “Kas merupakan suatu alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi. Dalam neraca, kas merupakan aktiva yang paling lancar, dalam arti paling sering berubah. Hampir setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas”.

Pengertian kas menurut Soemarso S.R (2009 : 296) adalah ” Dari segi akuntansi yang dimaksud dengan kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya”.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kas merupakan asset perusahaan yang dapat berupa uang tunai maupun kertas-kertas berharga yang dimiliki perusahaan dan dapat dijadikan uang tunai kapan saja, juga sah apabila digunakan serta lazim jika dipakai oleh setiap perusahaan. Pada saat terjadi transaksi untuk membiayai kelangsungan hidup perusahaan juga disetor ke bank. Maka yang dapat digolongkan sebagai kas apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Merupakan alat pembayaran yang sah.

Sedangkan menurut Zaki Baridwan (2008 : 83) adalah “Kas merupakan suatu alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi. Dalam neraca, kas merupakan aktiva yang paling lancar, dalam arti paling sering berubah. Hampir setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas”.

Pengertian kas menurut Soemarso S.R (2009 : 296) adalah

akuntansi yang dimaksud dengan kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya”.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kas merupakan asset perusahaan yang dapat berupa uang tunai maupun kertas-kertas berharga yang dimiliki perusahaan dan dapat dijadikan uang tunai kapan saja, juga sah apabila

(11)

b. Dapat digunakan setiap saat, artinya dapat digunakan kapan saja dan dimana saja.

c. Termasuk aktiva lancar yang sifatnya sering berubah

3. Sumber dan Penggunaan Kas

Kas merupakan aktiva yang paling likuid, dalam artian semakin besar jumlah kas yang dimiliki perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran perusahaan. Oleh karena itu, pengeluaran kas harus direncanakan dan diawasi dengan baik. Baik penerimaannya (sumbernya) maupun penggunaannya (pengeluarannya).

Aliran kas masuk dan keluar akan terjadi terus-menerus dalam perusahaan atau akan berlangsung terus selama perusahaan tersebut berjalan atau beroperasi. Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya berasal dari: a. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal

oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.

b. Penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas, diimbangi dengan penerimaan kas, misalnya penurunan piutang karena penerimaan pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai.

c. Penerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari investasi, sumbangan atau hadiah maupun kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.

jumlah kas yang dimiliki perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran perusahaan. Oleh karena itu, pengeluaran kas harus direncanakan dan diawasi dengan baik. Baik penerimaannya (sumbernya) maupun penggunaannya (pengeluarannya).

Aliran kas masuk dan keluar akan terjadi terus-menerus dalam perusahaan atau akan berlangsung terus selama perusahaan tersebut berjalan atau beroperasi. Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya berasal dari:

Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.

Penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas, diimbangi dengan penerimaan kas, misalnya penurunan piutang karena penerimaan

(12)

Sedangkan penggunaan kas dapat disebabkan karena adanya transaksi-transaksi sebagai berikut:

a. Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang jangka pendek maupun jangka panjang.

b. Pembelian barang dagangan tunai, pembayaran supplier kantor, pembayaran sewa, bunga dan sebagainya.

c. Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden, pembayaran pajak, denda-denda dan sebagainya.

4. Penyalahgunaan Terhadap Kas

Kas merupakan harta perusahaan yang paling sering menimbulkan kecurangan sehingga perlu diadakan pengawasan yang ketat. Kecurangan tersebut dapat berupa penggelapan yang kadang-kadang sulit untuk ditemukan.

Menurut Azhar Susanto (2008:102) bahwa: “Penyelewengan atau pelenggaran hukum merupakan kebohongan atau tindakan yang dilakukan secara sengaja untuk memperoleh keuntungan yang tidak syah atau secara tidak wajar”.

Sedangkan menurut Danang Sunyoto (2014:273) bahwa:

“Bentuk kecurangan kas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: a. Check Kiting, manakala pada akhir bulan ada pemindahan dana

melalui cek dari bank satu ke bank lainnya dengan tujuan untuk menutup-nutupi kekurangan atau menambah besarnya saldo kas. Tatkala laporan diterima, saldo bank dimana cek tersebut disetorkan Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden, pembayaran pajak, denda-denda dan sebagainya.

Penyalahgunaan Terhadap Kas

Kas merupakan harta perusahaan yang paling sering menimbulkan kecurangan sehingga perlu diadakan pengawasan yang ketat. Kecurangan tersebut dapat berupa penggelapan yang kadang-kadang sulit untuk ditemukan.

Menurut Azhar Susanto (2008:102) bahwa: “Penyelewengan atau pelenggaran hukum merupakan kebohongan atau tindakan yang dilakukan secara sengaja untuk memperoleh keuntungan yang tidak syah atau secara tidak wajar”.

(13)

menunjukan kenaikan, sedangkan pada saat bersamaan saldo di bank pertama tidak menunjukan pengeluaran (tidak berubah).

b. Lapping, terjadi pada saat penerimaan piutang dari langganan tidak segera dilaporkan dan ia akan dilaporkan pada penerimaan kemudian”.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan, kemungkinan-kemungkinan penyelewangan kas tersebut bisa berupa:

a. Piutang yang timbul tidak dicatat dalam pembukuan dan penerimaannya disembunyikan.

b. Pembayaran cek untuk keperluan pribadi, akan tetapi dibebankan sebagai biaya perusahaan.

c. Kesalahan pencatatan kas mengenai penerimaan atau pengeluaran dan selisihnya digelapkan.

5. Pengendalian Kas

Mempunyai kas yang tidak cukup didalam perusahaan dapat membahayakan. Karena, ada kemungkinan tidak dapat memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo, tetapi mempunyai terlalu banyak kas juga tidak sehat. Uang kas yang menganggur tidak akan menghasilkan apa-apa. Oleh karena itu, manajemen perusahaan perlu melakukan pengendalian terhadap penerimaan dan pengeluaran kas.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan, kemungkinan-kemungkinan penyelewangan kas tersebut bisa berupa:

Piutang yang timbul tidak dicatat dalam pembukuan dan penerimaannya disembunyikan.

Pembayaran cek untuk keperluan pribadi, akan tetapi dibebankan sebagai biaya perusahaan.

Kesalahan pencatatan kas mengenai penerimaan atau pengeluaran dan selisihnya digelapkan.

Pengendalian Kas

(14)

Menurut Mulyadi (2009:164) bahwa:

“Tujuan pokok pengendalian intern adalah: a. Menjaga harta atau kekayaan perusahaan.

b. Mengecek ketelitian dan kebenaran data akuntansi perusahaan. c. Mendorong efisiensi perusahaan.

d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”.

Sedangkan menurut Imam Santoso (2007: 205) menyatakan bahwa: “Pengendalian Akuntansi diciptakan secara khusus untuk memperoleh keyakinan yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai berikut:

1. Transaksi dilaksanakan sesuai dengan otorisasi manajemen yang sah. 2. Transaksi dicatat karena harus didapat laporan keuangan yang sesuai

dengan standar akuntansi yang lazim serta diterapkan untuk laporan tersebut dan untuk menciptakan pertanggungjawaban terhadap aktiva. 3. Pemanfaatan aktiva hanya didizinkan berdasarkan otorisasi manajemen. 4. Aktiva yang tercatat dapat dipertanggungjawabkan dengan

membandingkan eksistensi aktiva yang bersangkutandan tindakan yang dilakukan terhadap perbedaan yang terjadi”.

Dari kedua uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian mempunyai tujuan agar semua kebijaksanaan yang telah ditentukan akan dapat dicapai. Hal itu dapat diketahui dengan dilakukannya penilaian data yang telah dikumpulkan dan dibandingkan dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Pengukuran efisiensi atau efektivitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu unit kerja telah melaksanakan tugasnya dengan baik serta mengukur prestasi kerja masing-masing manajemen sekaligus bermanfaat sebagai umpan balik untuk segala bentuk perbaikan operasi perusahaan.

Berikut adalah contoh flow chart pengendalian internal terhadap kas : Transaksi dilaksanakan sesuai dengan otorisasi manajemen yang sah. Transaksi dicatat karena harus didapat laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi yang lazim serta diterapkan untuk laporan tersebut dan untuk menciptakan pertanggungjawaban terhadap aktiva. Pemanfaatan aktiva hanya didizinkan berdasarkan otorisasi manajemen. Aktiva yang tercatat dapat dipertanggungjawabkan dengan membandingkan eksistensi aktiva yang bersangkutandan tindakan yang dilakukan terhadap perbedaan yang terjadi”.

Dari kedua uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian mempunyai tujuan agar semua kebijaksanaan yang telah ditentukan akan dapat dicapai. Hal itu dapat diketahui dengan dilakukannya penilaian data yang telah dikumpulkan dan dibandingkan dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Pengukuran efisiensi atau efektivitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu unit kerja telah melaksanakan tugasnya dengan baik serta mengukur prestasi kerja

(15)

Gambar 2.1

Contoh flow chart pengeluaran kas

Sumber : Mulyadi ( 2009)

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian merupakan proses berkesinambungan dari penelitian-penelitian seblumnya untuk mendapatkan informasi yang valid mengenai permasalahan penelitian yaitu mengenali peran pengendalian internal terhadap pengeluaran kas.

Aulia ( 2008), skripsi dengan judul ”Analisis Penerapan Pengendalian ber : Mulyadi ( 2009)

(16)

disimpulkan bahwa pengendalian intern terhadap kas belum memadai karena belum sepenuhnya memenuhi unsur pengendalian intern COSO.

Yuliani ( 2004), skripsi dengan judul ”Analisis Pengendalian Intern Kas pada PT. Bank Negara Indonesia Cabang Gorontalo. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern terhadap kas ” sudah memadai ditandai dengan adanya pemisahan tugas, adanya pemeriksaan secara insidentil.

Yoma Melia (2011), penelitiannya berjudul “Analisis Pengendalian Internal Sistem Akuntansi Penerimaan Kas PT. Kestrelindo AviatikaraBerdasarkan analisis pengendalian internal atas sistem akuntansi penerimaan kas PT. Kestrelindo Aviatikara adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan belum memiliki job desription secara tertulis.

2. Adanya perangkapan fungsi antara direktur keuangan dengan direktur umum.

3. Dokumen from teller dicetak tidak bernomor urut.

4. Dokumen from teller tidak diotorisasi oleh pihak yang berwenang. Dokumen ini dibuat manual oleh bagian akuntansi dan tidak mendapatkan otorisasi dari kepala bagian akuntansi.

Karyawan yang bekerja di PT. Kestrelindo Aviatrikara tidak mengalami perputaran pekerjaan atau rotasi pekerjaan. Sehingga karyawan yang bekerja difungsi penerimaan kas, fungsi akuntansi dan lainnya adalah orang yang sama.

Menurut penulis berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Yoma Melia, pada manajemen perusahaan hanya memberitahukan secara lisan sehingga Yoma Melia (2011), penelitiannya berjudul “Analisis Pengendalian Internal Sistem Akuntansi Penerimaan Kas PT. Kestrelindo AviatikaraBerdasarkan analisis pengendalian internal atas sistem akuntansi penerimaan kas PT. Kestrelindo Aviatikara adalah sebagai berikut:

Perusahaan belum memiliki job desription secara tertulis.

Adanya perangkapan fungsi antara direktur keuangan dengan direktur

Dokumen from teller dicetak tidak bernomor urut. teller dicetak tidak bernomor urut. teller

Dokumen from teller tidak diotorisasi oleh pihak yang berwenang. from teller tidak diotorisasi oleh pihak yang berwenang. from teller Dokumen ini dibuat manual oleh bagian akuntansi dan tidak mendapatkan otorisasi dari kepala bagian akuntansi.

(17)

setiap bagian tidak mengerti apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya masing-masing untuk mereka jalankan.

Namun dari penelitian yang sudah ada ruang lingkup pembahasan lebih kearah pengelolaan kas, dimana memasukan unsur penerimaan kas. Sedangkan dalam penelitiaan ini lebih kearan pengeluaran kas.

C. RERANGKA DAN PEMIKIRAN Rerangka Pemikiran

Kas memiliki sifat khusus yaitu kemampuan transfer yang cepat, maka aktiva yang paling mudah untuk disalahgunakan atau digelapkan baik disengaja ataupun dengan cara lain. Untuk itu diperlukan peranan pengendalian intern kas yang sehingga mampu menunjang pengeluaran kas yang lebih efektif.

Pengeluaran as dapat dikatakan efektif apabila:

1. Actual kas dapat berjalan sesuai dengan perencanaan kas. 2. Menurunnya angka penyeleweangan dan kebocoran. 3. Meningkatnya efektivitas pekerjaaan.

4. Berkurangnya kemacetan pembayaran utang.

5. Output akhir adalah kegiatan operasional perusahaan berjalan dengan baik. C. RERANGKA DAN PEMIKIRAN

Rerangka Pemikiran

Kas memiliki sifat khusus yaitu kemampuan transfer yang cepat, maka aktiva yang paling mudah untuk disalahgunakan atau digelapkan baik disengaja ataupun dengan cara lain. Untuk itu diperlukan peranan pengendalian intern kas yang sehingga mampu menunjang pengeluaran kas yang lebih efektif.

Pengeluaran as dapat dikatakan efektif apabila:

Actual kas dapat berjalan sesuai dengan perencanaan kas. Menurunnya angka penyeleweangan dan kebocoran. Meningkatnya efektivitas pekerjaaan.

(18)

Secara lebih jelas kerangka pemikiran dapat digambarkan: (Gambar 2.1 Kerangka Penelitian)

Sumber : diolah

Penjelasan dari gambar 2.1 di atas, bahwa terdapat peranan pengendalian internal terhadap proses pengeluaran kas.

KAS

(PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk-HSO ( Cabang)

Pengendalian Internal (kantor cabang) PT ASTRA INTERNATINAL

Tbk-HSO ( Pusat)

Efektivitas pengeluaran kas

hasil

Pengendalian Internal (Kantor pusat)

Sumber : diolah

Penjelasan dari gambar 2.1 di atas, bahwa terdapat peranan pengendalian internal terhadap proses pengeluaran kas.

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk-HSO ( Cabang) (kantor cabang)

Efektivitas pengeluaran kas

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini secara umum bertujuan menganalisis pengaruh pola asuh belajar, lingkungan pembelajaran, motivasi belajar, dan potensi akademik terhadap prestasi akademik siswa

Para PNS lingkungan Kecamatan dan Kelurahan wajib apel pagi setiap hari senin di Halaman Kantor Kecamatan Kebayoran Baru, dan akan diberikan teguran kepada yang tidak ikut apel

Setelah melalui proses evaluasi dan analisa mendalam terhadap berbagai aspek meliputi: pelaksanaan proses belajar mengajar berdasarkan kurikulum 2011, perkembangan

1) Berdasarkan validasi pada ahli media, media pembelajaran memperoleh nilai 82%, sehingga berdasarkan interprestasi skala likert media pembelajaran masuk dalam kategori

Lingkup pekerjaan : Melakukan inventarisasi data infrastruktur industri pengguna energi panas bumi, melakukan evaluasi terhadap data yang terkumpul dan selanjutnya

Adanya variasi waktu penahanan yang diberikan pada briket batok kelapa muda pada proses pirolisis fluidisasi bed menggunakan media gas argon, mampu memperbaiki

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena dengan rahmat dan karunia-Nya tesis yang berjudul “ANALISIS TENTANG KONSOLIDASI TANAH PADA DESA

WLD2 Bulak Banteng-Dukuh Kupang PP