• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE IQRO DAN YANBU A DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE IQRO DAN YANBU A DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Islam 116

METODE IQRO’ DAN YANBU’A DALAM MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR’AN

(Studi Komparasi TK/TPA Riyadlus Sholihin dan TK/TPA Manbaul Qur’an Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir)

Muyassaroh1*) dan Ani Nafisah1)

1)

STIT Al-Qur’an Al-Ittifaqiah Ogan Ilir Sumatera Selatan

1)

STIT Al-Qur’an Al-Ittifaqiah Ogan Ilir Sumatera Selatan

e-mail: 1)muyasnasir@yahoo.com, 2)aninafisah71@gmail.com

Abstract

This research is motivated by the difficulty of teachers in kindergarten / TPA in providing teaching to read and write the Koran directly to students, this can be seen from the differences in children's ability to read and write the Koran, so in the learning process al- The Qur'an applies the Iqro and Yanbu'a methods to improve the quality of students' reading and writing of the Qur'an. The purpose of this study was to determine the Iqro method in Riyadlus Sholihin Kayuagung Kindergarten / TPA, Ogan Komering Ilir Regency, to find out the Yanbu'a method in TK / TPA Manbaul Qur'an Kayuagung Ogan Komering Ilir, and to find out the difference between the Iqro and Yanbu'a methods. in improving the ability to read and write Al-Qur'an.

This research method used field research research, with a quantitative approach, the population in this study were Riyadlus Sholihin Kindergarten / TPA and Manbaul Qur'an Kindergarten / TPA children with a sample of 90 respondents, 45 TK / TPA Riyadlus Sholihin children and 45 TK / TPA children. Manbaul Qur'an. Data collection techniques using tests and documentation. Descriptive data analysis techniques and hypothesis testing using the t-test formula.

The results showed that based on the t test obtained in the calculation (namely t_o = - 0.8435) was smaller than t_t (both at the 5% significance level and the 1% significance level), the null hypothesis (H_o) was accepted. It means that between variable I and variable II there is no significant difference. The average score obtained by Riyadlus Sholihin TK / TPA was 31.86 from 45 respondents. Meanwhile, the average score obtained by TK / TPA Manbaul Qur'an was 32.97 from 45 respondents. Judging from the average score, the TK / TPA Manbaul Qur'an was better than the TK / TPA Riyadlus Sholihin. Even though there are differences in the mean test results between the two variables, the mean difference is not a significant difference, therefore the authors can conclude that there is no difference between the Iqro method and the Yanbu'a method in improving Al-Qur'an reading and writing skills.

(2)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Islam 117 Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya kesulitan guru di TK/TPA dalam memberikan pengajaran membaca dan menulis Al-Qur’an secara langsung kepada peserta didik. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui metode Iqro di TK/TPA Riyadlus Sholihin Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir, untuk mengetahui metode Yanbu’a di TK/TPA Manbaul Qur’an Kayuagung Ogan Komering Ilir, dan untuk mengetahui perbedaan antara metode Iqro dan Yanbu’a dalam meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur’an

Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian field research, dengan pendekatan kuantitatif, populasi dalam penelitian ini adalah anak TK/TPA Riyadlus Sholihin dan TK/TPA Manbaul Qur’an dengan sampel 90 responden, 45 anak TK/TPA Riyadlus Sholihin dan 45 anak TK/TPA Manbaul Qur’an. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan dokumentasi. Teknik analisis data deskriptif dan uji hipotesis dengan menggunakan rumus t-test.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Berdasarkan pengujian t tes yang diperoleh dalam perhitungan ( yaitu = - 0,8435) adalah lebih kecil daripada (baik pada taraf signifikansi 5% maupun taraf signifikansi 1%) maka Hipotesis nihil ( ) diterima. Berarti antara variabel I dan Variabel II tidak dapat perbedaan yang signifikan.Skor rata-rata yang diperoleh TK/TPA Riyadlus Sholihin sebesar 31,86 dari 45 responden. Sedangkan skor rata-rata yang diperoleh TK/TPA Manbaul Qur’an sebesar 32,97 dari 45 responden. Dilihat dari rata-rata skor dihasilkan TK/TPA Manbaul Qur’an lebih baik dari TK/TPA Riyadlus Sholihin. Sekalipun terdapat perbedaan Mean hasil tes diantar kedua variabel tersebut, namun perbedaan mean itu bukanlah perbedaan yang siginifikan, karena itu penulis dapat menyimpulkan tidak ada perbedaan antara metode Iqro dan metode Yanbu’a dalam meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur’an.

(3)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Islam 118 A. PENDAHULUAN

Al-Qur’an adalah mukjizat Islam yang abadi dimana semakin maju ilmu pengetahuan, semakin tampak validitas kemukjizatannya. Allah SWT menurunkannya kepada Nabi Muhammad SAW, demi membebaskan manusia dari berbagai kegelapan hidup menuju cahaya Ilahi, dan membimbing mereka ke jalan yang lurus.1 .Muhammed Zaed mengungkapkan

bahwa al-Qur’an tidak hanya sebagai sebuah kitab tentang ajaran agama tetapi juga merupakan sebagai sebuah mukjizat/keistimewaan untuk bahasa Arab1

Al-Qur’an merupakan kitab Allah yang diturunkan kepada manusia untuk dijadikan petunjuk sekaligus menjadi pedoman yang menghantarkan jalan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Al-Qur’an menurut istilah Arab adalah kata benda verbal yang membawa konotasi dari "membaca terus menerus," "resital," atau pesan yang menceritakan atau mendengarkan lagi dan lagi2 (Cornell, 2005:1).

Al-Qur’an akan memberikan petunjuk serta kesejahteraan bagi manusia jika manusia mau memperlajari, membaca, mengajarkannya karena di dalam Al-Qur’an mengajarkan tentang aqidah, syariah, dan akhlak. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Al-Isra Ayat 9:

ِِإ

ِ ى

ِ

ِاَذََٰه

ٱ

َِىاَء ۡرُقۡل

ِ

ُِرِّشَبُيَوُِمَىۡقَأَِيِهِيِت لِلِيِدۡهَي

ٱ

َِييِنِه ۡؤُوۡل

ِٱ

َِييِذ ل

ِ

ِ َىىُلَو ۡعَي

ٱ

ِِت ََٰحِل َٰ صل

ِ

ِ ۡنُهَلِ ىَأ

ِا ٗريِبَكِا ٗر ۡجَأ

٩

ِِ

Artinya: ”Sungguh, Al-Qur’an ini memberikan petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengejarkan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar.” (Q.S Al-Isra: 9) 3

Guna melihat keberhasilan sebuah program pembelajaran baca dan tulis al-Qur’an maka dibutuhkan evaluasi untuk melihat sejauhmana keefektifan sebuah metode belajar yang di sajikan menggunakan metode Iqro’ dan Metode Yanbu’a. Setiap metode masing-masing memiliki karakter tersendiri sehingga memiliki kelbihan dan kekurangan. Menurut

1

Zaid, M. A. (2011) (King Khalid University). Language acquisition, linguistic creativity and achievement: Insights from the Qur'an. KEMANUSIAAN Vol. 18, No. 2, 75-100.

2 Cornell,V.J. (2005). Teaching and learning in the Qur'an. The Journal of Scriptural Reasoning, 5.3 , 1- 3 Departemen Agama. (1991). Al-Qur'an dan Tarjamahnya. Semarang: Menara Qudus.

(4)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Islam 119 Gaziosmanpasa evaluasi program adalah sebagai suatu proses kontribusi terhadap pengembangan program pendidikan, keputusan program, dan menggambarkan situasi saat ini melalui evaluasi proses aplikasi4 (Gaziosmanpasa, 2010: 78).

Untuk meningkatkan kemampuan dalam membaca Al-Qur’an diperlukan juga pengajar yang berkualitas dan memiliki kreatifitas, daya ingat karena untuk menyeimbangkan kemampuan anak yang berbeda-beda. Winkel mengemukakan pendapatnya bahwa: “mengingat adalah suatu aktifitas kognitif, dimana orang menyadari bahwa pengetahuan berasal dari informasi atau kesan-kesan yang diperoleh dari masa lampau”5 (Winkel, 2009: 73).

Dan diperlukan juga suatu pembelajaran yang praktis, efesien, dan mempunyai daya tarik terhadap anak. Cara pengajaran kriteria tinggi, yaitu cara mengajar lebih besar penekanan pada pengucapan yang meliputi penekanan penyebutan huruf, intonasi, pengaturan panjang pendek (ritme), dan penerapan pada kalimat lainnya6 (Ogawa & Wilkinson, 1997: 259).

Dalam proses pembelajaran adakalanya mengalami kendala yang tidak kita inginkan sehingga kendala tersebut menjadi sebuah ilusi kegagalan dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an. De Porter & Hernacki (2003: 95) memberikan sebuah ilusi bahwa “ketika Anda telah menemui kegagalan dalam belajar sebenarnya, Anda sedang menuju puncak keberhasilan7. OLeh karena itu pemilihan metode belajar sangat menentukan keberhasilan pembelajaran.

Iqro adalah salah satu metode belajar-mengajar Al-Qur’an yang disusun secara praktis dan sistematis, sehingga memudahkan setiap orang untuk belajar maupun mengajarkan membaca Al-Qur’an.8

Menurut K.H As’ad Humam, penyusun buku Iqro’, prinsip-prinsip pengajaran metodologi Iqro’ ada 10. Dari 10 prinsip tersebut dibagi menjadi dua yaitu metodologinya dan keistimewaannya. Adapun metodologinya adalah sebagai berikut:9. Kemampuan (skill)

4 Gaziosmanpaşa, İ Y. (2010). How to conduct a qualitative program evaluation in the light of eisner’s educational connoisseurship and criticism model. Turkish Online Journal of Qualitative Inquiry, 1, 78-83

5 Winkel, W.S. (2009). Psikology pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi. 2009: 73 6

Ogawa, N &.Wilkinson, D.E. (1997). Let your students teach their class. The Internet TESL Journal For

Teachers of English as a Second Language, III, 1-7.

7 De Porter, B & Hernacki, M. (2003). Quantum learing (Mebiasakan belajar nyaman dan menyenagkan ). Bandung : Kaifa Mizan Pustaka. halm 95

8

Arief Gunawan, 2008, Rahasia Sukses Mengajar Iqro’ yang Mudah dan Menyenangkan (Buku Pegangan

TK/TP Al-Qur’an), Jakarta Selatan: Yayasan Wakaf Madani, hlm. 11

9 Ahmad Darka, 2005, Methodologi Pengajaran Iqro’ Sebuah Pengalaman Mengajar & Menatar, Pustaka Alivia, hlm.vii

(5)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Islam 120 yaitu sesuatu yang dimiliki individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.10 Kemampuan juga bisa diartikan sebagai kompetensi. Kompetensi berasal dari bahasa Inggris "competence" yang berarti kecakapan atau kemampuan. Kompetensi juga merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfeleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. 11 Belajar akan mencapai kualitas tinggi jika memiliki beberapa faktor belajar.12

Metode Iqro’diantaranya adalah menggunakan metode CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)sesuai dengan sifat metode Iqro’sendiri, jadi bukan guruyang aktif melainkan siswa yang dituntut aktif dan dalampenerapannya menggunakan metode klasikal privat maupuncara eksistensi. Sedangkan belajar dibutuhkan media sebagai penunjang keberhasilan proses belajar.13

Kelebihan dari metode Yanbu’a diantaranya adalah tulisan disesuaikan dengan Rasm ‘Utsmaniy, contoh-contohhuruf yang sudah dirangkai semuanya dari Al-Qur’an, tandabaca dan waqaf diarahkan pada tanda-tanda yang dirumuskan oleh ulama’ salaf, dan terdapat media belajar berupa alat peraga untuk menunjang pembelajaran.

Kegiatan menulis berkembang pesat sejak diciptakannya teknik percetakan yang menyebabkan orang semakin giat menulis karena karya mereka mudah diterbitkan.14

Al-Qur'an turun kepada Nabi Muhammad SAW. Tidak sekaligus, ia turun secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari. Urutan turunnya pun tidak sebagai mana susunan yang ada sekarang, tetapi ia turun berpisah-pisah. Ayat-ayat yang turun itu adakalanya karena suatu sebab (Asbabun Nuzul), tetapi ada kalanya tanpa sesuatu sebab apapun, dan yang terakhir inilah yang banyak terjadi.15 Karakteristik Al-Qur’an merupakan identitas Ilahi: ajaran-ajarannya disampaikan kepada seluruh umat.16 Membaca Al-Qur'an merupakan salah satu bentuk ibadah yang mendapat pahala, apalagi bila dibaca dengan tartil,

10

Akmal Hawi, 2013, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Rajawali Pers, hlm. 5 11 Akmal Hawi, 2013, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, …, hlm. 1

12 Muyasaroh. ( Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 18, Nomor 2, 2014). Himpunanan Evaluasi dan Penelitian Indonesia (HEPI). Pengembangan Instrumen Model CIPP pada Program Tahfiz Al-Qur’an di Pondok Pesantren. Halm 216.

13 Alison K. B (1999). Strategies To Enhance Memory Based On Brain-Research. Focus on Exceptional

Children, 0015511X, Oct99, Vol. 32, Issue 2. 1-22.

14 Ahmad H.P dan Alek, 2016, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi Substansi Kajian dan

Penerapannya, Jakarta: Erlangga, hlm.62

15 Ali Hamzah, 2014, Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi, …, hlm. 32

16Muyasaroh, 2016, Evaluasi Progran Pembelajaran Tahfizh Al-Qur’an, Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah & Haqqiena Media, hlm. 78

(6)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Islam 121 yaitu dengan suara merdu, tertib, dan menurut hukum bacaan yang disebut tajwid.17

Guna menjawab permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan baca tulis Al-Qur’an maka dilakukan penelitian di TK/TPA Riyadlus Sholihin Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir dan di TK/TPA Manbaul Qur’an Kayuagung Ogan Komering Ilir, dan untuk mengetahui perbedaan antara metode Iqro dan Yanbu’a dalam meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur’an. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian field research, dengan pendekatan kuantitatif, populasi dalam penelitian ini adalah anak TK/TPA Riyadlus Sholihin dan TK/TPA Manbaul Qur’an dengan sampel 90 responden, 45 anak TK/TPA Riyadlus Sholihin dan 45 anak TK/TPA Manbaul Qur’an. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan dokumentasi. Teknik analisis data deskriptif dan uji hipotesis dengan menggunakan rumus t-test.

B. PEMBAHASAN

1. Kemampuan santri yang menggunakan metode Iqro di TK/TPA Riyadlus Sholihin Berdasarkan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana kemampuan santri yang menggunakan metode Iqro hasilnya adalah sebagai berikut:

Pada tes yang pertama yaitu kemampuan siswa melafadzkan makhrajul huruf, santri yang mampu melafadzkan 21 atau lebih huruf hijaiyah ada 45 orang, kemudian siswa yang mampu melafadzkan 11 sampai dengan 20 huruf hijaiyah tidak ada dan siswa yang mampu melafadzkan 1 sampai dengan 10 huruf hijaiyah tidak ada.

Pada tes yang kedua yaitu kemampuan membedakan makhraj yang hampir sama bunyi dan pengucapannya, siswa yang mampu membedakan 17 atau lebih huruf hijaiyah 30 orang, kemudian siswa yang mampumembedakan 13-16 huruf hijaiyah ada 11 orang, dan siswa yang mampu membedakan 9-12 huruf hijaiyah ada 4 orang.

Pada tes yang ketiga yaitu kemampuan membaca nun mati atau tanwin, siswa yang mampu membaca secara benar dan fasih ada 15 orang, kemudian siswa yang mampu membaca secara benar namun tidak lancar

atau terbata-bata ada 12 orang, dan siswa yang tidak mampu membaca dengan

(7)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Islam 122 benar sekalipun lancar ada 18 orang.

Pada tes yang keempat yaitu kemampuan membaca mim mati siswa yang mampu membaca secara benar dan fasih ada 18 orang, kemudian siswa yang mampu membaca secara benar namun tidak lancar atau terbata-bata ada 8 orang, dan siswa yang tidak mampu membaca dengan benar sekalipun lancar ada 19 orang.

Pada tes yang kelima yaitu kemampuan membaca mad secara baik dan benar, siswa yang mampu membaca secara benar dan fasih ada 20 orang, kemudian siswa yang mampu membaca secara benar namun tidak lancar atau terbata-bata ada 16 orang, dan siswa yang tidak mampu membaca dengan benar sekalipun lancar ada 9 orang.

Pada tes yang keenam yaitu kemampuan membaca qalqalah dengan baik dan benar, siswa yang mampu membaca secara benar dan fasih ada 23 orang, kemudian siswa yang mampu membaca secara benar namun tidak lancar atau terbata-bata ada 4 orang, dan siswa yang tidak mampu membaca dengan benar sekalipun lancar ada 18 orang.

Pada tes yang ketujuh yaitu kemampuan mewaqafkan kalimat atau ayat dan memulainya, siswa yang mampu membaca secara benar dan fasih ada 13 orang, kemudian siswa yang mampu membaca secara benar namun tidak lancar atau terbata-bata ada 11 orang, dan siswa yang tidak mampu membaca dengan benar sekalipun lancar ada 21 orang.

Pada tes yang kedelapan yaitu kemampuan membaca fawatihus Suwar, siswa yang mampu membaca secara benar dan fasih ada 10 orang, kemudian siswa yang mampu membaca secara benar namun tidak lancar atau terbata-bata ada 9 orang, dan siswa yang tidak mampu membaca dengan benar sekalipun lancar ada 26 orang.

Pada tes yang kesembilan yaitu kemampuan membaca dan membedakan alif lam syamsiyah dan alif lam qamariyah, siswa yang mampu membaca secara benar dan fasih ada 23 orang, kemudian siswa yang mampu membaca secara benar namun tidak lancar atau terbata-bata ada 12 orang, dan siswa yang tidak mampu membaca dengan benar sekalipun lancar ada 10 orang.

(8)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Islam 123 dan lancar, siswa yang mampu membaca secara benar dan fasih ada 19 orang, kemudian siswa yang mampu membaca secara benar namun tidak lancar atau terbata-bata ada16 orang, dan siswa yang tidak mampu membaca dengan benar sekalipun lancar ada 10 orang.

Pada tes yang kesebelas yaitu kemampuan menulis angka arab dari 1 sampai 10, siswa yang mampu menulis secara benar dan rapi ada 34 orang, kemudian siswa yang mampu menulis secara benar namun tidak rapi dan indah ada 11 orang, dan santri tidak mampu menulis dengan benar tidak ada.

Pada tes yang keduabelas yaitu kemampuan menulis huruf hijaiyah, siswa yang mampu menulis secara benar dan rapi ada 26 orang, kemudian siswa yang mampu menulis secara benar namun tidak rapi dan indah ada 19 orang, dan santri tidak mampu menulis dengan benar tidak ada.

Pada tes yang ketigabelas yaitu kemampuan menyalin tulisan yang sudah dicontohkan, siswa yang mampu menulis secara benar dan rapi ada 8 orang, kemudian siswa yang mampu menulis secara benar namun tidak rapi dan indah ada 33 orang, dan santri tidak mampu menulis dengan benar ada 4 orang.

Pada tes yang keempatbelas yaitu kemampuan menyambung huruf Arab dengan benar, siswa yang mampu menulis secara benar dan rapi ada 1 orang, kemudian siswa yang mampu menulis secara benar namun tidak rapi dan indah ada 3 orang, dan santri tidak mampu menulis dengan benar ada 41 orang.

Pada tes yang kelimabelas yaitu kemampuan memisahkan huruf Arab dengan benar, siswa yang mampu menulis secara benar dan rapi ada 5 orang, kemudian siswa yang mampu menulis secara benar namun tidak rapi dan indah ada 11 orang, dan santri tidak mampu menulis dengan benar ada 29 orang.

Hasil nilai tes di atas juga menunjukkan bahwa siswa yang berada dalam kategori amat baik adalah sebanyak 10 orang, siswa yang berada dalam kategori baik adalah sebanyak 10 orang, siswa yang berada dalam kategori cukup adalah sebanyak 10 orang, dan siswa yang berada dalam kategori kurang adalah sebanyak 15 orang.

Langkah selanjutnya penulis akan melakukakn perhitungan untuk mencari Mean, Deviasi Standar, dan Standar Error dari Mean Variabel I, dengan melakukan perhitungan sebagai berikut:

(9)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Islam 124 f=4 , fX = 1434, (X- 3.8, 769,672, 2109,202

Dari hasil hitung diatas kemudian dilanjutkan mencari mean, deviasi standar, dan standar error dari mean variabel I atau variabel X;

a. Mencari Mean Variabel X (Variabel I), dengan rumus: M1= (ΣfxN1

= (143445) =31,86

b. Mencari Deviasi Standar Variabel I dengan rumus:

SD1 √ 2 SD1 √ SD1 = 6, 846

c. Mencari Standar Error Mean Variabel I dengan rumus: SD1 𝑆𝐸 1 √N 1 6,846 𝑆𝐸 1 = √1 = 1,0325

2. Kemampuan santri yang menggunakan metode Yanbua di TK/TPA Manbaul Qur'an

Berdasarkan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana kemampuan santri yang menggunakan metode Iqro hasilnya adalah sebagai berikut:

Pada tes yang pertama yaitu kemampuan siswa melafadzkan makhrajul huruf, santri yang mampu melafadzkan 21 atau lebih huruf hijaiyah ada 30 orang,

(10)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Islam 125 kemudian siswa yang mampu melafadzkan 11 sampai dengan 20 huruf hijaiyah ada 10 orang dan siswa yang mampu melafadzkan 1 sampai dengan 10 huruf hijaiyah ada 5 orang.

Pada tes yang kedua yaitu kemampuan membedakan makhraj yang hampir sama bunyi dan pengucapannya, siswa yang mampu membedakan 17 atau lebih huruf hijaiyah ada 15 orang, kemudian siswa yang mampumembedakan 13-16 huruf hijaiyah ada 14 orang, dan siswa yang mampu membedakan 9-12 huruf hijaiyah ada 16 orang.

Pada tes yang ketiga yaitu kemampuan membaca nun mati atau tanwin, siswa yang mampu membaca secara benar dan fasih ada 16 orang, kemudian siswa yang mampu membaca secara benar namun tidak lancar atau terbata-bata ada 15 orang, dan siswa yang tidak mampu membaca dengan benar sekalipun lancar ada 14 orang.

Pada tes yang keempat yaitu kemampuan membaca mim mati siswa yang mampu membaca secara benar dan fasih ada 16 orang, kemudian siswa yang mampu membaca secara benar namun tidak lancar atau terbata-bata ada 19 orang, dan siswa yang tidak mampu membaca dengan benar sekalipun lancar ada 20 orang.

Pada tes yang kelima yaitu kemampuan membaca mad secara baik dan benar, siswa yang mampu membaca secara benar dan fasih ada 16 orang, kemudian siswa yang mampu membaca secara benar namun tidak lancar atau terbata-bata ada 16 orang, dan siswa yang tidak mampu membaca dengan benar sekalipun lancar ada 13 orang.

Pada tes yang keenam yaitu kemampuan membaca qalqalah dengan baik dan benar, siswa yang mampu membaca secara benar dan fasih ada 18 orang, kemudian siswa yang mampu membaca secara benar namun tidak lancar atau terbata-bata ada 16 orang, dan siswa yang tidak mampu membaca dengan benar sekalipun lancar ada 11 orang.

Pada tes yang ketujuh yaitu kemampuan mewaqafkan kalimat atau ayat dan memulainya, siswa yang mampu membaca secara benar dan fasih ada 12 orang, kemudian siswa yang mampu membaca secara benar namun tidak lancar atau terbata-bata ada 18 orang, dan siswa yang tidak mampu membaca dengan benar

(11)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Islam 126 sekalipun lancar ada 15 orang.

Pada tes yang kedelapan yaitu kemampuan membaca fawatihus Suwar, siswa yang mampu membaca secara benar dan fasih ada 4 orang, kemudian siswa yang mampu membaca secara benar namun tidak lancar atau terbata-bata ada 18 orang, dan siswa yang tidak mampu membaca dengan benar sekalipun lancar ada 23 orang.

Pada tes yang kesembilan yaitu kemampuan membaca dan membedakan alif lam syamsiyah dan alif lam qamariyah, siswa yang mampu membaca secara benar dan fasih ada 27 orang, kemudian siswa yang mampu membaca secara benar namun tidak lancar atau terbata-bata ada 16 orang, dan siswa yang tidak mampu membaca dengan benar sekalipun lancar ada 2 orang.

Pada tes yang kesepuluh yaitu kemampuan membaca ayat atau surah secara fasih dan lancar, siswa yang mampu membaca secara benar dan fasih ada 29 orang, kemudian siswa yang mampu membaca secara benar namun tidak lancar atau terbata-bata ada 16 orang, dan siswa yang tidak mampu membaca dengan benar sekalipun lancar ada 2 orang.

Pada tes yang kesebelas yaitu kemampuan menulis angka arab dari 1 sampai 10, siswa yang mampu menulis secara benar dan rapi ada 34 orang, kemudian siswa yang mampu menulis secara benar namun tidak rapi dan indah ada 11 orang, dan santri tidak mampu menulis dengan benar tidak ada.

Pada tes yang keduabelas yaitu kemampuan menulis huruf hijaiyah, siswa yang mampu menulis secara benar dan rapi ada 19 orang, kemudian siswa yang mampu menulis secara benar namun tidak rapi dan indah ada 26 orang, dan santri tidak mampu menulis dengan benar tidak ada.

Pada tes yang kestigabelas yaitu kemampuan menyalin tulisan yang sudah dicontohkan, siswa yang mampu menulis secara benar dan rapi ada 9 orang, kemudian siswa yang mampu menulis secara benar namun tidak

rapi dan indah ada 32 orang, dan santri tidak mampu menulis dengan benar ada 4 orang.

Pada tes yang keempatbelas yaitu kemampuan menyambung huruf Arab dengan benar, siswa yang mampu menulis secara benar dan rapi ada 1 orang, kemudian

(12)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Islam 127 siswa yang mampu menulis secara benar namun tidak rapi dan indah ada 33 orang, dan santri tidak mampu menulis dengan benar ada 11 orang.

Pada tes yang kelimabelas yaitu kemampuan memisahkan huruf Arab dengan benar, siswa yang mampu menulis secara benar dan rapi ada 17 orang, kemudian siswa yang mampu menulis secara benar namun tidak rapi dan indah ada 23 orang, dan santri tidak mampu menulis dengan benar ada 5 orang.

Hasil nilai diatas menunjukkan bahwa dari hasil tes diketahui jumlah santri yang menjadi responden di TK/TPA Manbaul Qur’an sebanyak 45 orang, serta nilai terendah yang diperoleh adalah 23, sementara nilai tertinggi yang diperoleh oleh siswa dari akumulasi keseluruhan materi yang diujikan adalah 43. Data di atas juga menunjukkan bahwa siswa yang berada dalam kategori amat baik adalah sebanyak 6 orang, siswa yang berada dalam kategori baik adalah sebanyak 16 orang, siswa yang berada dalam kategori cukup adalah sebanyak 14 orang, dan siswa yang berada dalam kategori kurang adalah sebanyak 9 orang.

Langkah selanjutnya penulis akan melakukakn perhitungan untuk mencari Mean, Deviasi Standar, dan Standar Error dari Mean Variabel I, dengan melakukan perhitungan sebagai berikut:

f=45 , fX = 1484, (X- 9.6, 1 1 , 1 1

Dari hasil hitungan di atas kemudian dilanjutkan mencari mean, deviasi standar, dan standar error dari mean variabel I atau variabel Y;

a. Mencari Mean Variabel Y (Variabel II), dengan rumus: M2= ( )

= ( ) =32,97

b. Mencari Deviasi Standar Variabel II dengan rumus:

SD2 √ 2 SD2 √ SD2 = √ =

(13)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Islam 128 c. Mencari Standar Error Mean Variabel I dengan rumus:

SD2 𝑆𝐸 2 √N 1

5,409

𝑆𝐸 2 = √1 = 0,8158

Setelah diketahui mean variabel I dan II, deviasi standar variabel 1 dan II, dan standar Error varriabel I dan II , maka langkah selanjutnya adalah mencari standar error perbedaan mean variabel I dan II dengan rumus:

𝑆𝐸 = √𝑆𝐸 + 𝑆𝐸

𝑆𝐸 = √ 1 + 1 = √1

= √1 1 = 1,3158

Langkah selanjutnya adalah mencari harga dengan rumus : =

Dimana telah diketahui bahwa:

= 31,86 , = 32,97 sedangkan 𝑆𝐸 = 1,3158 dan dimasukkan kedalam rumus:

= = = -0,8435

Langkah berikutnya, memberikan interpretasi terhadap , dengan terlebih dahulu memperhitungkan df atau db-nya df atau db = (N1+N2-2)= 45+45-2= 88 (konsultasi Tabel Nilai “t”). ternyata dalam tabel tidak ditemui df sebesar 88; karena itu dipergunakan df yang terdekat, yaitu df 90. Dengan df sebesar 90 diperoleh pada

taraf signifikansi 5%: =1,99 dan pada taraf signifikansi 1%: =2,63. Karena “t” yang diperoleh dalam perhitungan ( yaitu = - 0,8435) adalah lebih kecil daripada (baik pada taraf signifikansi 5% maupun taraf signifikansi 1%) maka Hipotesis nihil ( ) diterima. Berarti antara variabel I dan Variabel II tidak dapat perbedaan yang signifikan.

(14)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Islam 129 Skor rata-rata yang diperoleh TK/TPA Riyadlus Sholihin sebesar 31,86 dari 45 responden. Sedangkan skor rata-rata yang diperoleh TK/TPA Manbaul Qur’an sebesar 32,97 dari 45 responden. Dilihat dari rata-rata skor dihasilkan TK/TPA Manbaul Qur’an lebih baik dari TK/TPA Riyadlus Sholihin. Sekalipun terdapat perbedaan Mean hasil tes diantar kedua variabel tersebut, namun perbedaan mean itu bukanlah perbedaan yang siginifikan, karena itu penulis dapat menyimpulkan tidak ada perbedaan antara metode Iqro dan metode Yanbu’a dalam meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur’an.

Adapun perbedaan Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an dengan menggunakan dan Metode Iqro’dan Metode Yanbu’a yakni berdasarkan pengujian di atas diketahui bahwa t hitung lebih kecil dari t tabel baik pada taraf signifikansi 5% maupun1%. Dengan perbandingan t hitung < t tabel (5%) < t tabel (1%) diperoleh - 0,8435< 1,99 < 2,63 dapat dinyatakan bahwa diterima dan Ha ditolak. Dan hipotesis yang diterima berbunyi tidak ada perbedaan yang signifikan antarakemampuan baca tulis Al-Qur’an dengan menggunakan metode Iqro’di TK/TPA Riyadlus Sholihin dan metode Yanbu’adi TK/TPA Manbaul Qur’an Kayuagung Nilai thitung - 0,8435tersebut sangat kecil dan menunjukkan perbedaan kemampuan baca tulis Al-Qur’an dengan menggunakan metode Iqro’ di di TK/TPA Riyadlus Sholihin dan metodeYanbu’adi TK/TPA Manbaul Qur’an Kayuagung sangat sedikit dan tidak signifikan.Kedua metode tersebut mempunyai kesamaan dalam halpembelajaran Al-Qur’an. Sedangkan letak perbedaannyaberada pada materi pada tingkatan per jilid. Dalam metode Iqro’ pembelajaran Al-Qur’an lebih menonjolkan pada latihan membaca Al-Qur’an saja sedangkan dalam metode Yanbu’a pembelajaran lebih menonjolkan pada latihanmembaca, menulis dan menghafalkan Al-Qur’an.

Kelebihan dari metode Iqro’diantaranya adalah menggunakan metode CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)sesuai dengan sifat metode Iqro’sendiri, jadi bukan guruyang aktif melainkan siswa yang dituntut aktif dan dalampenerapannya menggunakan metode klasikal privat maupuncara eksistensi. Sedangkan kekurangan dalam metode Iqro’yaitu tidak ada media belajar untuk menunjang pembelajaran.

Kelebihan dari metode Yanbu’a diantaranya adalah tulisan disesuaikan dengan Rasm ‘Utsmaniy, contoh-contohhuruf yang sudah dirangkai semuanya dari Al-Qur’an, tandabaca dan waqaf diarahkan pada tanda-tanda yang dirumuskan oleh ulama’ salaf, dan

(15)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Islam 130 terdapat media belajar berupa alat peraga untuk menunjang pembelajaran. Sedangkan kekurangan dari metode Yanbu’a yaitu kurang adanya sosialisasi untuk mengetahui perkembangan dan keberhasilan pembelajaran di lapangan dan tidak diikut sertakan dalam mentashih bacaan peserta didik dalamevaluasi akhir sebagai syarat peserta didik mengikutiwisuda, akan tetapi dilakukan sendiri oleh lembaga.

C. KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Berdasarkan pengujian t tes yang diperoleh dalam perhitungan ( yaitu = - 0,8435) adalah lebih kecil daripada (baik pada taraf signifikansi 5% maupun taraf signifikansi 1%) maka Hipotesis nihil ( ) diterima. Berarti antara variabel I dan Variabel II tidak dapat perbedaan yang signifikan.Skor rata-rata yang diperoleh TK/TPA Riyadlus Sholihin sebesar 31,86 dari 45 responden. Sedangkan skor rata-rata yang diperoleh TK/TPA Manbaul Qur’an sebesar 32,97 dari 45 responden. Dilihat dari rata-rata skor dihasilkan TK/TPA Manbaul Qur’an lebih baik dari TK/TPA Riyadlus Sholihin. Sekalipun terdapat perbedaan Mean hasil tes diantar kedua variabel tersebut, namun perbedaan mean itu bukanlah perbedaan yang siginifikan, karena itu penulis dapat menyimpulkan tidak ada perbedaan antara metode Iqro dan metode Yanbu’a dalam meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur’an.

(16)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Islam 131 DAFTAR RUJUKAN

Ahmad dan Alek, 2016, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi Substansi Kajian dan Penerapannya, Jakarta: Erlangga Khalifah

Alison K. B (1999). Strategies To Enhance Memory Based On Brain-Research. Focus on Exceptional

Children, 0015511X, Oct99, Vol. 32, Issue 2.

Andarini dan Rizal Amarullah, 2012, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta

Chaer, Abdul, 2014, Perkenalan Awal dengan Al-Qur'an, Jakarta: Rineka Cipta

Cornell,V.J. (2005). Teaching and learning in the Qur'an. The Journal of Scriptural Reasoning, 5.3 , 1-7 Darka, Ahmad, 2005, Methodologi Pengajaran Iqro’ Sebuah Pengalaman Mengajar & Menatar,

Pustaka Alivia

Departemen Agama RI, 2015, Al-Qur’an Terjemah As-Salam, Depok: Al-Huda Echols

De Porter, B & Hernacki, M. (2003). Quantum learing (Mebiasakan belajar nyaman dan menyenagkan ). Bandung : Kaifa Mizan Pustaka.

Gaziosmanpaşa, İ Y. (2010). How to conduct a qualitative program evaluation in the light of eisner’s educational connoisseurship and criticism model. Turkish Online Journal of Qualitative Inquiry

Gunawan, Arief, 2008, Rahasia Sukses Mengajar Buku Iqro’ yang Mudah dan Menyenangkan (Buku Pegangan Guru TK/TP Al-Qur’an), Jakarta: Yayasan Wakaf Madani

Hamzah, Ali, 2014, Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi, Bandung: Alfabeta

Hawi, Akmal, 2013, Pengantar Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Rajawali Pers

Lestari, Prembayun Miji, Bikin Kamu Tergila-Gila Membaca, Yogyakarta: Book Magz

Manna’ Al-Qathan, Syaikh, 2005, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar Muyasaroh, 2016, Evaluasi Progran Pembelajaran Tahfizh Qur’an, Pondok Pesantren

Al-Ittifaqiah & Haqqiena Media Saptika

---2014. ( Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 18, Nomor 2, 2014). Himpunanan Evaluasi dan Penelitian Indonesia (HEPI). Pengembangan Instrumen Model CIPP pada Program Tahfiz Al-Qur’an di Pondok Pesantren.

(17)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Islam 132 Potensi Diri, Yogyakarta: Aura Pustaka

Ogawa, N &.Wilkinson, D.E. (1997). Let your students teach their class. The Internet TESL Journal For

Teachers of English as a Second Language, III.

Sutrisno, Abu Zakariyah, 2018, Panduan Lengkap Mengajar Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), Jawa Tengah: Yayasan Hubbul Khoir Zawawie

Zaid, M.A. (2011). Language acquisition, linguistic creativity and achievement: insights from the Qur'an. KEMANUSIAAN ,18.

Referensi

Dokumen terkait

pengaruh faktor marketing strategis yang terdiri dari produk, harga terhadap Minat beli. Informasi tersebut dapat dipergunakan untuk menentukan strategi yang

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka diadakan penelitian efek ulat cendawan Cina (Cordyceps sinensis) terhadap hepar mencit (Mus musculus L.) yang diinduksi

We captured period effects using 18 dummy variables: 1940-1944 corresponds to World War II and the beginning of the U.S.-sponsored bracero program, which arranged for the

Menghitung total cadangan karbon hutan didasarkan pada kandungan biomasa dan bahan organik pada lima carbon pool (biomassa atas permukaan tanah, biomassa bawah permukaan tanah,

Jika ada pekerjaan galian atau pengerukan yang dilakukan sebelum caisson, palung dan cofferdam terpasang pada tempatnya, maka setelah selesai pembuatan dasar pondasi, Kontraktor

Perhatikan contoh soal berikut ini untuk memahami cara menentukan derajat hasil bagi dan sisa pembagian suku banyak..

Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah kesadaran mereka itu sendiri sehingga mereka dapat merasakan menfaat yang diperoleh dari pekerjaan yang ia lakukan dengan

Perangkat keras yang digunakan dalam pembuatan sistem informasi penjualan barang adalah sebagai berikut:.. Hardisk :