• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyusun : Penanggungjawab: Muhdi Ketua Tim : Mushlih I Editor : Muslikhin Desain Grafis : M Hatta H Anggota : F. Pasuhuk Cliff R.P. Sangi D.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penyusun : Penanggungjawab: Muhdi Ketua Tim : Mushlih I Editor : Muslikhin Desain Grafis : M Hatta H Anggota : F. Pasuhuk Cliff R.P. Sangi D."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Penyusun :

Penanggungjawab: Muhdi | Ketua Tim : Mushlih I Editor : Muslikhin | Desain Grafis : M Hatta H | Anggota : F. Pasuhuk | Cliff R.P. Sangi | D. Kolibonso | S. Menajang | I. Senduk I Eko Haryanto I Anisa Yulianti

(2)

Q2-2018

Q1-2019

Q2-2019

ADHK 20T ADHB 29T ADHK 21T ADHB 29T ADHK 22T ADHB 31T

Sosial Wajib

Jasa Pendidikan

Perdagangan Besar

Eceran; Reparasi

Mobil dan Motor

IHK/INFLASI

JUNI

3,6

%

JAN – JUNI

4,77

%

JUNI ‘18 - JUNI ’19 (Y-ON-Y)

5,10%

UMR Rp3,05 Juta

ANGKATAN KERJA

1,19 JUTA (NAIK)

TPT 5,37% (TURUN)

SHARE PEREKONOMIAN

PERTANIAN 20,75%

PERDAGANGAN 12,79%

TRANSPORTASI

PERGUDANGAN 11,38%

KONSTRUKSI 11,33%

INDUSTRI

PENGOLAHAN 8,53%

SEKTOR LAIN 35,22%

(3)

BAB I

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2019

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Utara

11

1

Grafik 1.1 Sumber

Pertumbuhan Ekonomi Sulut dan Nasional (persen)

BPS (2019), data diolah

Grafik 1.2 Sumber

Pertumbuhan Ekonomi Sulut dan Nasional (persen)

BPS (2019), data diolah

Grafik 1.3 Sumber

Pertumbuhan Ekonomi Sulut dan Nasion-al (persen)

BPS (2019), data diolah Tabel 1.1

Sumber

Perbandingan Target Dalam RKP dengan Capaian Triwulan II 2019

Bappeda Provinsi Sulut (2019), data diolah

Kinerja perekonomian Sulut sepanjang triwulan II 2019 masih dibawah potensi pertumbuhannya, 2 (dua) dari 6 (enam) Indikator makro ekonomi dan kesejahteraan masih

Pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Administrasi pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib yang tumbuh 11,48 persen. Dari sisi Pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang tumbuh sebesar 9,78 persen.

Secara year on year Perkembangan PDRB dirangkum Oleh Grafik 1.2 & 1.3 dibawah target Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Sulut 2019

PDRB atas dasar harga berlaku triwulan II tahun 2019 mencapai Rp31. 37 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp21.53 triliun. Ekonomi bertumbuh 5.48 persen, y-o-y) dibawah target RKP tahun 2019 (6.4 persen) lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional (5.05 persen) namun lebih rendah dari pertumbuhan pada periode yang sama tahun 2018 (5.83 persen).

Secara q-to-q ekonomi tumbuh sebesar 5,03 persen (q-to-q). Pertumbuhan ini didorong oleh beberapa hal, utamanya efek musiman hari raya yang jatuh

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

EKONOMI REGIONAL

BAB I

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

(4)

Grafik 1.4 Sumber

Perkembangan Inflasi Sulut month to month (Persen) BPS (2019), data diolah

Grafik 1.5 Sumber

Inflasi Sulut dan Nasional year on year (Persen) BPS (2019), data diolah

pada triwulan II-2019, sementara dari sisi Pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang tumbuh sebesar 22,27 persen, sehubungan dengan pencairan Tunjangan Hari Raya bagi PNS, TNI dan Polri

Inflasi Sulut triwulan

II 2019 relatif terkendali dan berada dibawah rentang sasaran inflasi tahun 2019 yakni 3,5%±1% (yoy). Kota

Manado pada bulan Juni 2019 mengalami inflasi sebesar 3.6 persen lebih tinggi dari tingkat inflasi nasional sebesar 0.55 persen serta merupakan kota dengan tingkat inflasi tertinggi nasional , inflasi tahun kalender sebesar 4,77 persen dan

inflasi “year on year” sebesar 5,10 persen diatas inflasi nasional sebesar 3.28 persen. Berdasarkan disagregasinya, inflasi tahunan pada triwulan II

2019 disumbang oleh seluruh kelompok dimana andil inflasi terbesar disumbangkan oleh kelompok bahan makanan sebesar

13.73% (yoy). Berdasarkan

subkelompoknya, inflasi pada kelompok Bahan Makanan terutama disebabkan oleh sub kelompok sayur-sayuran naik sebesar 63,21 persen, sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 5,84 persen, sub kelompok ikan segar naik sebesar 5,05 persen. Lonjakan permintaan dalm rangka perayaan hari raya Idul Fitri pada bulan Mei menyebabkan terjadi kenaikan

% mtm % yoy % ytd Komoditi Ytd (%) Andil (%) Sulut 3,6 5,1 4,77 Tomat Sayur 115,53 3,79 Sul Tenggara 1,99 3,49 4,09 Bawang Merah 37,91 0,26 Sulsel 0,2 2,98 1,96 Cakalang/sisik 12,74 0,17 Gorontalo 0,3 3,07 2,04 Penyumbang Deflasi Tw II 2019 Sulteng 0,96 5,32 2,13 Daun Bawang -41,34 -0,26 Sulbar 0,16 0,54 0,35 Beras -4,06 -0,21 Nasional 0,55 3,28 2,05 Angkutan Udara -7,12 -0,15 Real Historis Real Historis Real Historis Umum 3,6 0,8 5,1 5,17 4,77 1,67 Bahan Makanan 13,73 1,97 15,46 9,2 17,26 2,19 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau0,19 0,18 2,75 2,86 2,28 1,08 Perumahan, Air, Listrik 0,04 0,28 -0,08 4,39 -0,34 2 Sandang 0,22 0,43 3,05 2,62, 2,63 1,49 Kesehatan 1,77 0,4 3,9 3,20, 3,41 1,56 Pendidikan, Rekreasi -0,03 0,16 0,28 2,29 0,49 1,08 Transpor, Komunikasi -0,11 1,15 2,72 6,11 -0,44 1,24

Tabel 1.3 Perbandingan Inflasi , Komoditas Penyumbang dan Historis Inflasi Juni 2019 Sumber : BPS (2019), data diolah

Provinsi

Inflasi Sulut Vs Provinsi Lain Penyumbang Inflasi Tw II 2019

Juni 2019 Inflasi

Realisasi vs Historis Inflasi Juni

Inflasi mtm (Jun 19, %) yoy (Jun 19, %) ytd (Jun 19, %)

Tabel 1.3

Sumber

Perbandingan Inflasi , Komoditas Penyumbang dan BPS (2019), data diolah

INFLASI

(5)

BAB I

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2019

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Utara

33

3

1. Upah Minimum Provinsi (UMP)

Pada tahun 2019, upah minimum provinsi (UMP) meningkat sehingga mendorong kesejahteraan masyarakat Sulawesi Utara. UMP tahun 2019 ditetapkan pemerintah daerah sebesar Rp3.051.076,- atau meningkat 8,03% (yoy) dari UMP tahun 2018 yakni Rp 2.824.286,-.

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan searah juga dengan menurunnya indikator Gini Ratio Maret 2019 sebesar 0,367 turun 0.05 poin dibandingkan dengan

September 2018 yang sebesar 0,372 dan lebih baik dari rasio Gini nasional sebesar 0.382. Turunnya dua indikator ini menggambarkan turunnya ketimpangan atau kesenjangan sosial di Sulawesi Utara. Berdasarkan test case

scatter plot pertumbuhan ekonomi (y) dengan persentase penduduk miskin

(y) Sulut berada pada tipologi kuadran daerah dengan tingkat kemiskinan Berdasarkan spasialnya, UMP Provinsi Sulawesi Utara merupakan UMP tertinggi ketiga secara Nasional (di bawah Jakarta dan Papua). Dengan adanya peningkatan UMP ini, diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Manado.

Jumlah penduduk miskin di Provinsi Sulawesi Utara pada periode Maret 2019 sebanyak 191,70 ribu jiwa atau sebesar 7,66% dari total penduduk, naik dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2018 yang berjumlah sekitar 189,05 ribu jiwa (7,59%). Angka ini masih di bawah tingkat kemiskinan nasional (9,41%). Ikan Segar tumbuh disebabkan oleh berkurangnya pasokan di awal tahun mengingat puncak musim penghujan di Sulawesi terjadi di bulan Januari-Februari.

2. Kemiskinan & Ketimpangan (Gini Ratio)

Grafik 1.6 Sumber UMP SULUT BPS (2019), data diolah Grafik 1.7 Sumber

Perkembangan Penduduk Miskin Provinsi Sulut dan Nasional

BPS (2019), data diolah

INDIKATOR KESEJAHTERAAN

(6)

pendidikan, kesehatan, pelatihan

dan pembangunan

sektor-sektor strategis padat karya dan padat investasi semisal alokasi anggaran pada sektor pariwisata dan infrastruktur dapat men-shift Sulut pada tingkat pertumbuhan lebih baik dengan kemiskinan minimal. Faktor yang berpengaruh terhadap tingkat

kemiskinan selama periode ini adalah inflasi sebesar 2,54 persen, dimana kelompok bahan makanan mengalami inflasi paling tinggi, yaitu mencapai 6,99 persen yang berdampak pada penurunan rata-rata pengeluaran per kapita per bulan penduduk pada kelompok 40 persen menengah dan 20 persen teratas mengalami penurunan dibanding September 2018, yaitu secara berurutan sebesar 1,03 persen dan 0,80 persen, diikuti kenaikan persentase pekerja rentan mengalami peningkatan sebesar 2,20 persen poin. Pekerja ini rentan terhadap gejolak ekonomi dengan kondisi kerja dibawah standar.

Tabel 1.9 Sumber

Perkembangan Tingkat Pengangguran Sulut & BPS (2019), data diolah

TPT periode Februari 2019 sebesar 5.37 persen. Jumlah angkatan kerja Sulut pada Februari 2019 tercatat sebanyak 1,19 juta orang dan yang

bekerja ada 1,13 juta orang. Pada Februari 2019, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 63,52 persen, turun 4,11 persen persen poin dibandingkan dan tingkat pertumbuhan ekonomi relatif sedang, pada tipologi kuadran daerah dengan tingkat kemiskinan dan tingkat pertumbuhan ekonomi relatif sedang, pada tipologi ini kebijakan ekonomi yang berpihak pada peningkatan pendapatan masyarakat dan penyerapan tenaga kerja, seperti penyiapan SDM sebagai tenaga kerja pada sektor-sektor strategis, melalui peningkatan

Grafik 1.8 Sumber

Test Case Scatter Plot Laju Pertumbuhan Ekonomi (y) dengan persentase penduduk meskin (x)

BPS (2019), data diolah

(7)

1757.9 1926.15 1821.64 35% 38% 36% 33% 34% 35% 36% 37% 38% 1600 1700 1800 1900 2000 2017 2018 2019 Real %

TREN PENDAPATAN SEMESTERAN

(MILIAR)

2947.62 3342.88 3651.15 33% 33% 38% 28% 30% 32% 34% 36% 38% 40% 0 1000 2000 3000 4000 2017 2018 2019 Real %

TREN BELANJA SEMESTERAN

(MILIAR)

P: 3.653M R: 1.286M

29%

P: 1.732M R: 536M

14%

P: 3.369M R: 898M

27%

P: 998M R: 497M

7,9%

P: 1.235M R: 639M

10%

P: 140M R: 63M

1,1%

P: 2M R: 0,8M

0,2%

P: 919M R: 404M

7,3%

P: 359M R: 71M

2,8%

P: 221M R: 71M

1,7%

TOTAL PAGU

12.661 M

7415.52 7113.93 7160.96 54% 51% 50% 46% 48% 50% 52% 54% 56% 6000 6500 7000 7500 2017 2018 2019 Real %

TREN TRANSFER DAERAH

SEMESTERAN (MILIAR)

BEL PEGAWAI

BEL BARANG

BEL MODAL

DAK FISIK

DENA DESA

(8)

Indeks Kebahagiaan Sulut meningkat dan merupakan tiga provinsi yang memiliki Indeks Kebahagiaan tertinggi di Indonesia berdasarkan Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) sebesar 73,69 pada skala 1-100. Nilai ini berada di atas angka nasional yang hanya sebesar 70,69.

Kinerja positif pelaksanaan APBN sampai dengan Semester I 2019 terwujud seiring dengan pelaksanaan strategi fiskal yang tepat dan terarah sebagai upaya Pemerintah Pusat untuk mencapai target-target pembangunan nasional di Provinsi Sulawesi Utara. Kondisi tersebut tercermin dari realisasi APBN, baik dari sisi pendapatan maupun belanja, yang mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun 2018. Secara rinci, pelaksanaan APBN di daerah ini adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Realisasi APBN di Sulut s.d. Semester I TA 2019 (miliar rupiah)

IPM Sulut tahun 2018 meningkat. Peningkatan IPM sebanyak 0,54 poin jika dibandingkan IPM 2017 . Secara nasional, pada tahun 2017 IPM Sulawesi Utara masih di atas nasional dan berada pada peringkat

4. IPM

Grafik 1.10 Sumber

Perkembangan IPM Sulut & Nasional BPS (2019), data diolah

5. Indeks Kebahagiaan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN APBN

(9)

6

BAB II

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN

Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2019

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Utara

6

Sampai dengan akhir Semester I 2019, realisasi Pendapatan Negara di Sulawesi Utara meningkat sebesar 2,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan tersebut terdapat di hampir semua pos penerimaan. Sedangkan pada pos belanja negara, meski terdapat kenaikan persentase realisasi sebesar dua persen, perlu menjadi perhatian bahwa kenaikan tersebut bersumber dari belanja operasional yang secara perekonomian, hanya akan berpengaruh dalam jangka pendek terhadap pertumbuhan ekonomi regional. Rendahnya realisasi DAK Fisik menunjukkan kurangnya kesiapan Pemda terhadap kebijakan perbaikan tata kelola Transfer Ke Daerah dan Dana Desa yang lebih terencana di setiap tahapan.

Untuk mengamankan penerimaan negara di Sulut, DJP dan DJBC melaksanakan berbagai kegiatan Joint Programme antara lain Joint Analysis, Joint Audit, Joint

Investigation dan Joint Collection. Selain itu DJP juga membentuk Tim Analisis

Data Potensi Pajak untuk menganalisis potensi pajak sektor unggulan, serta penyisiran dan pengamatan pada sentra ekonomi dalam rangka ekstensifikasi maupun intensifikasi. Hingga triwulan II realisasi pajak Sulut telah mencapai 34,3 persen dari target, sedikit lebih baik dibanding periode yang sama di tahun 2018 yang mencapai 32 persen. Sedangkan performa pemenuhan target DJBC relatif sama dibanding semester I 2018 yakni di angka 61%.

a) Pajak Penghasilan (PPH)

b) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Penerimaan PPh Sulut dengan total Rp780 miliar masih terkonsentrasi di Kota Manado sebagai pusat bisnis di Sulut. Sedangkan kegiatan industri di Kota Bitung dan Minahasa Utara turut mendorong penerimaan PPh di Sulut.

PPN sebesar Rp412 miliar dipengaruhi antara lain: mulai meningkatnya kegiatan proyek pemerintah, terjaganya konsumsi rumah tangga serta dukungan berbagai kebijakan perpajakan. Proporsi

turut mendorong penerimaan PPh di Sulut. Pemda lainnya rata-rata menyumbang penerimaan sebesar Rp12 miliar

Grafik 2.1 Sumber

PPh per Kabupaten di Sulut s.d. triwulan II 2019 (dalam miliar)

Kanwil DJP Suluttenggomalut (2019), diolah

Grafik 2.2 Sumber

PPN/PPnBM per Kabupaten di Sulut s.d. triwulan II 2019 (dalam militer)

Kanwil DJP Suluttenggomalut (2019), diolah

1. Penerimaan Perpajakan

PENDAPATAN NEGARA

(10)

c) Pajak Bumi dan Bangunan

d) Pajak Perdagangan Internasional (Bea Masuk & Bea Keluar) dan Cukai

e) Pendapatan Pajak Lainnya

Penurunan bea masuk disebabkan karena adanya fasilitas pembebasan bea masuk importasi barang modal dan hanya bergantung pada importasi bahan baku dan penolong. Sedangkan bea keluar masih bergantung pada ekspor produk CPO PBB di Sulut tergolong kecil karena bukan daerah pertambangan besar. Dari 15 Kab/Kota, baru 4 daerah yang membukukan realisasi penerimaan. Berdasarkan konfirmasi ke Pemda terkait, perlu adanya perubahan NJOP,

karena terdapat daerah yang cukup ramai dengan nilai transaksi penjualan tanah ramai dengan nilai transaksi penjualan tanah cukup tinggi, namun memiliki NJOP yang sangat rendah.

Sumber Pendapatan pajak lainnya berasal dari pendapatan bea materai, pendapatan pajak tidak langsung lainnya, dan pendapatan bunga penagihan pajak. Sampai dengan Semester I 2019, realisasi Pajak Lainnya mencapai Rp.19,1 miliar, atau sebesar 33,3% dari target 2019. Sebesar 85% dari nilai tersebut (Rp16,26 Milyar) bersumber dari Kota Manado dimana penjualan benda bermaterai terpusat di Kota Manado.

dan turunannya. Potensi yang masih dapat dioptimalkan adalah cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) yang dibarengi dengan menekan peredaran Barang Kea Cukai Ilegal.

peneirmaan PPN per wilayah selaras dengan penerimaan PPh.

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Realisasi PNBP Fungsional Sulut sampai dengan semester I 2019 mengalami pertumbuhan yang posisif dibandingkan periode yang sama di tahun 2018. Kenaikan yang cukup signifikan terdapat pada Pendapatan Jasa Pelayanan Rumah Sakit yang membukukan penerimaan sebesar Rp299 miliar, naik Rp88 miliar dibanding semester I 2018. Peningkatan status RS Kandou menjadi RS tipe A sebagai RS rujukan utama Indonesia

Grafik 2.3 Sumber

PBB per Kabuaten di Sulut s.d. triwulan II 2019 (dalam juta) Kanwil DJP Suluttenggomalut (2019), diolah

Grafik 2.4

Sumber

Bea Masuk, Bea Keluar dan Cukai di Sulut s,d, triwulan II 2019 ( dalam miliar)

(11)

8

BAB II

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN

Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2019

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Utara

8

Sedangkan jasa pelayanan pendidikan mencatatkan penerimaan sebesar Rp100 miliar dan biaya pendidikan membukukan sebesar Rp60 miliar. Rincian penerimaan PNBP di Sulawesi Utara, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Kedepannya perlu penyesuaian penetapan target mengingat berdasarkan tren dari tahun ke tahun, bahwa pada periode pelaporan Semester I, target PNBP telah tercapai hampir 100% dari target tahunan.

Belanja negara berperan sebagai stimulus fiskal dalam mendukung sektor riil dan pertumbuhan ekonomi di daerah. Pagu belanja yang terus meningkat, perlu dibarengi optimalisasi pelaksanaan anggaran Kementerian/Lembaga. Dan sebaliknya efisiensi belanja juga harus tetap dilakukan agar belanja negara lebih berkualitas melalui penghematan belanja barang dan belanja yang tidak prioritas, subsidi yang lebih tepat sasaran, serta memfokuskan pada pembangunan infrastruktur daerah.

Pagu Real % Pagu Real %

PNBP Lainnya 214,1 209,04 97,64% 220,75 201,40 91,2% -6,40% Pendapatan BLU 587,5 310,03 52,77% 659,37 406,11 61,6% 8,82% TOTAL 801,6 519,07 64,75% 880,12 607,51 69,0% 4,27% SEM 1-2018 SEM 1-2019 Jenis PNBP GROWTH Tabel 2.2 Sumber

Penerimaan PNBP Provinsi Sulawesi Utara Semester I 2019 (dalam miliar) GFS Kanwil DJPb Prov. Sulut, diolah

1. Belaja Pemerintah Pusat

Sampai dengan Semester I tahun 2019, realisasi belanja pusat mencapai 37% dari pagu atau sebesar Rp 3,6 triliun. Meski terjadi penurunan realisasi beanja modal namun pos lainnya justru mengalami kenaikan

yang cukup signifikan. Kenaikan realisasi belanja pegawai dipicu pembayaran THR di bulan Mei sedangkan pada belanja barang disebabkan adanya Pemilu dan pengesahan hibah maupun pengesahan belanja BLU Semester I.

Realisasi TKDD sampai dengan Semester I tahun 2019 mencapai 49,7% dari pagu atau sebesar Rp7160,41 Miliar. Tingginya realisasi DAU pada bulan Januari 2019 disebabkan pembayaran DAU untuk periode dua

2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Grafik 2.5

Sumber

Tren Realisasi Belanja Prov. Sulut s.d Semester I 2019 (dalam miliar)

Monev PA (2019), diolah

BELANJA NEGARA

(12)

bulan, Januari dan Februari. Dana Desa telah tersalur sebesar 60% dari pagu, sedangkan DAK Fisik baru tersalur sebesar 6% . Hal tersebut perlu menjadi perhatian mengingat di periode yang sama tahun 2018, DAK Fisik telah disalurkan sebesar 18%.

Satker yang berstatus sebagai instansi BLU di Sulut adalah RSU Prof. DR.R.D.Kandou (RSU Manado), Universitas Sam Ratulangi, RS Bhayangkara. Namun baru RSU Manado dan Unsrat yang beroperasi BLU secara penuh. Terdapat peningkatan efisiensi yang signifikan pada kedua satker BLU per semester I 2019 dibandingkan periode yang sama tahun 2018, baik dari sisi peningkatan penerimaan dan pengurangan beban operasional. Inisiasi positif tercermin pada LRA BLU kedua satker, dimana terdapat peningkatan target penerimaan serta penurunan belanja pegawai dan peningkatan belanja modal yang menunjukkan keseriusan manajamen menuju BLU yang profesional.

3. Pengelolaan BLU

Tabel 2.3 Sumber

Performa Operasional Satker BLU s.d. Triwulan II 2019 (dalam miliar) Laporan Operasional, e-rekon DJPb (2019)

2. Manajemen Investasi Pusat

a. Permasalahan outstanding pinjaman di Sulut telah diupayakan penyelesaiannya sesuai kebijakan debt swap untuk pinjaman Pemda dan skema pengalihan pinjaman ke Pemda untuk pinjaman PDAM. Pelaksanaan proyek debt swap senilai Rp1,5 miliar pada kota Bitung tahun 2018 saat ini dalam proses verifikasi oleh BPKP. Sedangkan debt swap Kota Manado, hingga tahun 2018, nilai debt swap sebesar Rp33 miliar telah dilaksanakan dalam proyek APBD yang didanai debt swap sebesar Rp26 miliar. Untuk tahun 2019, alokasi debt swap di APBD Kota Manado sebesar Rp1,15 miliar.

Selanjutnya, untuk penyelesaian hutang PDAM Kabupaten Kepulauan Sangihe berada pada tahap pengalihan pinjaman ke Pemda. Hingga saat

Grafik 2.6 Sumber

Realisasi Transfer Daerah dan Dana Desa Prov. Sulut Semester I 2019 (dalam miliar)

(13)

10

BAB II

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN

Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2019

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Utara

10

Proyeksi realisasi APBN Semester II 2019 dilakukan secara empiris menggunakan metode ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) atau disebut juga metode analisis runtun waktu Box-Jenkins yang cocok untuk forecasting/peramalan jangka pendek. Pengolahan data statistik menggunakan aplikasi Minitab Versi 18.1. Variabel yang digunakan adalah realisasi APBN bulanan tahun 2013-2018 yang bersumber dari Aplikasi Monev PA dan OMSPAN. Untuk pendapatan, yang digunakan adalah angka realisasi 72 bulan (n=72), sedangkan Belanja Negara Belanja (Barang dan Modal) menggunakan data persentase realisasi bulanan April-Desember (n=54) mengingat pergerakan yang signifikan atas realisasi jenis belanja barang dan modal terjadi pada periode tersebut. Proyeksi Transfer Daerah menggunakan data persentase realisasi bulanan tahun 2015 s.d. 2018 dari SIMTRADA (n=48). Hasil ringkas dapat dilihat di bawah.

b) Hasil monitoring laporan penyaluran KUR di Sulut pada SIKP menunjukkan bahwa jumlah realisasi kredit program kepada seluruh Kabupaten/Kota berjumlah Rp506 miliar dengan debitur berjumlah 16,9 ribu dengan rata-rata pinjaman sebesar Rp29,9 juta.

c) Berdasar hasil konfirmasi dari PIP, penyaluran UMi di wilayah Sulut melalui PT Pegadaian sebesar Rp4,1 miliar untuk 534 debitur, dengan rata-rata pinjaman sebesar Rp7,7 juta

Prognosis Realisasi APBN

B

Lap. Kredit Program Kanwil DJPb Sulut (2019) Tabel 2.4

Sumber

Progress penyelesaian outstanding pinjaman pemerintah

Prognosis Realisasi APBN

(14)

Penerimaan Perpajakan hingga akhir tahun diperkirakan mencapai Rp4494 miliar atau turun 2,76% dengan didukung data pelemahan perekonomian global. Yang perlu diperhatikan adalah perkiraan penyerapan belanja modal yang diprediksi hanya akan terserap dikisaran 77-79%, terutama mengingat rendahnya realisasi hingga semester I 2019. Belanja pegawai serta transfer daerah dimungkinkan sesuai proyeksi terserap lebih dari 100% dari pagu bergantung pada nilai Dana Bagi Hasil daerah .

(15)

BEL PEGAWAI

BEL BARANG

BEL

MODAL

BEL LAIN LAIN

4026

2977

1853

3660

2404

34%

23%

9%

38%

42%

0 500 100 0 150 0 200 0 250 0 300 0 350 0 400 0 450 0 PENDIDIKAN KESEHATAN PU TATA RUANG KEUANGAN ADM PEMERINTAHAN PAGU REAL

BELANJA URUSAN WAJIB (MILIAR)

(16)

Tabel 3.1

Sumber

Perkembangan APBD Lingkup Prov. Sulut s.d Triwulan II TA 2019 (dalam miliar rupiah)

LRA Pemda dan Simtrada DJPK (2019), data sementara

Perkembangan kinerja APBD seluruh pemda di Sulawesi Utara s.d triwulan II 2019 tidak banyak berubah dibanding periode yang sama tahun 2018. Peningkatan realisasi pada pos Pendapatan Daerah belum diikuti oleh kinerja maksimal penyerapan anggaran yang secara historikal memang cenderung rendah pada setiap paruh pertama tahun anggaran. Dampaknya, peningkatan realisasi Pendapatan Daerah s.d triwulan II 2019 diikuti pula dengan meningkatnya dana SILPA. Secara rinci, perkembangan APBD pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Utara dapat dilihat pada tabel berikut:

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN APBD

(17)

13

BAB III

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2019

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Utara

13

Upaya pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pihak DPRD untuk terus meningkatkan pembangunan dan perekonomian Sulawesi Utara, sebagaimana tercermin pada kebijakan fiskal APBD 2019 yang ekspansif, perlu ditopang dengan kinerja maksimal pelaksanaan anggarannya. Perlu mendapat perhatian bahwa penurunan realisasi belanja daerah dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, terutama disebabkan rendahnya realisasi belanja modal, yang justru memberi multiplier effect bagi perekonomian.

Realisasi pendapatan daerah sampai dengan triwulan II 2019 secara agregat telah mencapai 49 persen dari target. Secara proporsional, sumber penerimaan terutama berasal dari transfer pemerintah pusat sebesar 84 persen (Rp7.067,8 miliar) dan PAD sebesar 14 persen (Rp1.147 miliar).

Sampai dengan triwulan II 2019, realisasi PAD pemda lingkup Prov. Sulut mencapai 49 persen dari target. Dari total realisasi tersebut, kontribusi terbesar disumbang oleh Prov. Sulut yang mencapai 53,7 persen. Sementara pada tingkat kabupaten/kota, realisasi terbesar berturut-turut disumbang oleh Kota

Penyediaan Akomodasi, Makan dan Minum, Kota Bitung: Transportasi dan Pergudangan, Kabupaten Minahasa: Konstruksi dan Sektor Unggulan dan Kab Minahasa Utara: Pertambangan dan Penggalian.

Manado, Kab. Minahasa Utara, Kab. Minahasa dan Kota Bitung. Dominasi penerimaan PAD keempat daerah tersebut, tak terlepas dari faktor geografis yang strategis sebagai pusat perekonomian selain topangan SDA penghasil PAD. Hasil Analisa Metode Klassen, LQ dan Shift Share menunjukkan sektor unggulan masing-masing daerah, yaitu Kota Manado:

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Grafik 3.1

Sumber

Kontribusi Pemda thd Total Realisasi PAD Sulut s.d Triwulan II 2019

LRA Pemda (2019), diolah

PENDAPATAN DAERAH

(18)

Grafik 3.2 Sumber

Perbandingan Realisasi Pajak Daerah (Rp Miliar) LRA Pemda (2019), diolah

Pada tingkat Kab/Kota, Pemkot Manado tercatat sebagai daerah penyumbang pajak daerah terbesar, yaitu sebesar Rp220,4 miliar. Sumber penerimaan Pajak Daerah Kota Manado terutama berasal Pajak Restoran dan Rumah Makan, sehubungan dengan pesatnya perkembangan pariwisata Sulut, sehingga berdampak pada semakin bergairahnya bisnis

Grafik 3.3 Sumber

Perbandingan Realisasi Retribusi Daerah (Rp Miliar) LRA Pemda (2019), diolah

Penerimaan Retribusi Daerah Sulut hingga triwulan II 2019 secara agregat sebesar Rp119 miliar atau 33 persen dari target, tumbuh sebesar 23 persen dibanding capaian kuartal II di tahun sebelumnya. Pada tingkat kabupaten/ kota, Kab. Minahasa tercatat sebagai daerah dengan penerimaan retribusi terbesar semester pertama pada dua tahun terakhir. Hal tersebut tentu tak lepas dari kerja keras dan baiknya koordinasi internal sehingga mampu mengoptimalkan penerimaan potensial yang ada ditengah keterbatasan sumber penerimaan retribusi daerah pada umumnya.

a. Penerimaan Pajak Daerah

Realisasi Pajak Daerah agregat sampai dengan triwulan II 2019 lingkup Provinsi Sulut sebesar Rp474,6 miliar atau sebesar 44,7 persen dari target.

c. Penerimaan Hasil Kekayaan yang dipisahkan

Secara agregat, realisasi pos Penerimaan Hasil Kekayaan yang Dipisahkan

(19)

15

BAB III

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2019

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Utara

15

Grafik 3.4 Sumber

Perbandingan Realisasi Hasil Kekayaan Yang Dipisahkan (Rp Miliar) LRA Pemda (2019), diolah

Tingginya penerimaan daerah dari pos penerimaan ini terutama ditopang peningkatan kinerja BUMD (terutama Bank Sulutgo) yang berdampak pada besarnya pembagian deviden ke semua pemda.

d. Lain-Lain PAD Yang Sah

Secara agregat, realisasi pos Lain-Lain PAD Yang Sah di Sulut s.d triwulan II 2019 sebesar 132 miliar rupiah, atau 45 persen dari target yang telah ditetapkan. Tingginya penerimaan Lain-Lain PAD yang Sah Kota Manado dibanding kab/kota lainnya di Sulawesi Utara terutama disebabkan besarnya penerimaan PAD dan dana SiLPA TA sebelumnya yang memungkinkan pemda menyimpannya di perbankan.

2. Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat

Realisasi pendapatan transfer pemerintah pusat s.d triwulan II tahun 2019 ke pemda lingkup Provinsi Sulut telah mencapai Rp7 triliun, atau 50 persen dari target. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, capaian realisasi pada periode laporan ini tidak ada perbedaan yang signifikan.

di Sulut tercatat pada triwulan II 2019 sebesar 92,9 miliar rupiah, atau 140 persen dari target yang telah ditetapkan.

Grafik 3.5 Sumber

Perbandingan Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat s.d Triwulan II 2019 LRA Pemda (2019), diolah

Komposisi realisasi pendapatan transfer daerah sebagian besar berasal dari transfer DAU yang mencapai 74 persen, selanjutnya DAK sebesar 12 persen,

(20)

1. APBD Berdasarkan Jenis Belanja

Kinerja penyerapan anggaran daerah untuk periode sampai dengan triwulan II 2019 tidak jauh beda dengan periode yang sama tahun 2018. Realisasi belanja daerah secara keseluruhan (Pemprov dan Pemkab/Pemkot) sesesar Rp5,8 triliun atau sebesar 31 persen dari pagu.

Dana Penyesuaian sebesar 11 persen dan DBH sebesar 3 persen. Tingginya dana DAU sejalan dengan penguatan desentralisasi pemerintah pusat di daerah. Sementara itu, perlu mendapat perhatian bahwa masih rendahnya transfer DAK Fisik lingkup Sulawesi Utara mencerminkan kinerja pelaksanaan kegiatan yang belum maksimal . Sampai dengan akhir Juni 2019, dana DAK fisik baru terealisasi sebesar Rp99,9 miliar dari pagu Rp1,6 triliun.

Capaian realisasi pos Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah s.d triwulan II sebesar 19 persen dari target yang telah ditetapkan. Hanya beberapa pemda yang memasang target untuk pos Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah.

3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah

Grafik 3.6 Sumber

Proporsi dan Persentase Realisasi Belanja s.d Triwulan II 2019 LRA Pemda (2019), diolah

BELANJA DAERAH

B

Ditinjau dari komposisi realisasi belanja daerah, belanja pegawai masih mendominasi belanja daerah di seluruh pemda lingkup Provinsi Sulawesi Utara. Kondisi tersebut ditunjang dengan adanya pencairan gaji ke-14 bagi PNS pada bulan Juni 2019. Sementara realisasi belanja modal yang paling berdampak bagi perekonomian baru terealisasi sebesar 7 persen. Rendahnya realisasi belanja modal antara lain terkendala penyesuaian mekanisme dan perangkat pengadaan barang dan jasa di daerah, sehubungan dengan implementasi Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa

(21)

17

BAB III

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2019

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Utara

17

2. Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan

Sampai dengan triwulan II 2019, realisasi belanja urusan wajib lingkup Prov. Sulawesi Utara didominasi oleh lima urusan pagu tertinggi, yaitu urusan Pendidikan, urusan Keuangan, urusan Kesehatan, urusan Administrasi Pemerintahan dan urusan Pekerjaan Umum & Penataan Ruang.

Selanjutnya pada urusan pilihan, secara agregat menempatkan alokasi Pertanian sebagai urusan dengan realisasi terbesar, sejalan dengan struktur PDRB Sulawesi Utara yang mengandalkan sektor pertanian.

Tabel 3.2 Sumber

Belanja 5 Urusan Wajib Tertinggi Pemda se-Sulut s.d tw II 2019 (miliar rupiah)

LRA Pemda (2019), diolah

Grafik 3.7

Sumber

Komposisi Realisasi Belanja Urusan Pilihan Pemda se-Sulut s.d tw II 2019

LRA Pemda (2019), diolah

Proyeksi realisasi APBD Semester II 2019 dilakukan secara empiris sama dengan proyeksi APBN yakni dengan menggunakan metode ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) dan menggunakan aplikasi Minitab Versi 18.1. Variabel yang digunakan dalam melakukan proyeksi Pendapatan dan Belanja adalah realisasi triwulanan tahun 2013-2018 yang bersumber LRA Pemda. Untuk pendapatan, yang digunakan adalah angka realisasi untuk 24 periode (n=24), sedangkan untuk Belanja (Barang dan Modal ) menggunakan data persentase realisasi triwulan II-IV (n=18). Hasil ringkas dapat dilihat di bawah.

Prognosis Realisasi APBD

(22)

Tabel 3.3 Prognosis Realisasi APBD Lingkup Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2019 (dalam miliar)

Realisasi Pendapatan Daerah diperkirakan meningkat 2,44% menjadi Rp17.346 miliar, namun sebaliknya untuk realisasi belanja daerah justru diproyeksikan mengalami penurunan. Penurunn belanja terbesar terdapat pada Belanja Modal yang diprediksi turun hingga 19%. Penyebab utama prediksi penburunan terdapat pada rendahnya realisasi belanja modal sampai dengan Semester I yang baru mencapai Rp288 milar atau 7% dari total pagu.

Dari Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Kanwil DJPb Prov. Sulut Semester I 2019 tampak capaian positif diandingkan peiode yang sama di tahun 2018 pada semua pos baik pendapatan maupun belanja. Penurunan pada detail pos mampu di-cover oleh pos lainnya.

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN ANGGARAN

KONSOLIDASIAN (APBN dan APBD)

BAB IV

Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian

A

Tabel 4.1 Sumber

Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian Sulawesi Utara Semester I 2019 (miliar rupiah)

GFS Kanwil DJPb Prov. Sulut (2019)

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Pendapatan Konsolidasian

B

Penerimaan dari sisi perpajakan masih menjadi sumber utama penerimaan konsolidasian, baik di Pusat maupun Daerah. Dari sisi penerimaan pusat,

(23)

19

BAB IV

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN AGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN

Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2019

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Utara

19

dan BLU sektor pendidikan yakni Unsrat. Pun demikian dengan porsi penerimaan daerah dimana penerimaan pajak masih dominan dibanding PNBP. Pajak kendaraan bermotor dan sektor akomodasi dan tempat makan masih menjadi andalan penerimaan pajak daerah yang dipicu oleh sektor pariwisata. Sedangkan PNBP Daerah disokong dari retribusi daerah maupun hasil kekayaan daerah yang dipisahkan seperti deviden dan Jasa Giro Kas Daerah.

Kenaikan pendapatan pusat pada semester I 2019 lebih disebabkan oleh penerimaan PNBP yang meningkat cukup signifikan hingga 17% persen dibanding tahun sebelumnya seiring dengan peningkatan kinerja BLU di Sulut. Sedangkan pertumbuhan pendapatan daerah bersumber dari peningkatan penerimaan pajak yang meningkat sebesar 18% persen meski terjadi penurunan PNBP

yang cukup besar hingga 12%. Peran sektor pariwisata dan industri manufaktur memicu sektor lainnya (perhotelan, hiburan, industri UKM dll) untuk tumbuh, berlanjut sebagai sumber penerimaan negara maupun daerah di Sulawesi Utara.

2. Analisis Perubahan

Grafik 4.2

Sumber

Perubahan Total Pendapatan Pusat dan Daerah Selain Dana Transfer (miliar rupiah)

GFS Kanwil DJPb Prov. Sulut (2019)

Tabel 4.2 Sumber

Realisasi Pendapatan Konsolidasi dan Pertumbuhan Ekonomi Prov. Sulut Semester I tahun 2018 dan 2019 (dalam miliar)

GFS, BPS Sulut, diolah

Pertumbuhan ekonomi regional y-to-y terlihat mampu meningkatkan penerimaan negara. Dengan kata lain,

3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kenaikan realisasi

sektor utama di Sulut masih menjadi penopang penerimaan pajak utama, sedangkan ditinjau dari daerah andalan sumber pajak di Sulut masih Kota Manado dan Kota Bitung. Sedangkan, porsi PNBP sebagian besar bersumber dari penerimaan BLU dengan berubah statusnya RS Kandou menajdi Tipe A dan BLU sektor pendidikan yakni Unsrat.

Grafik 4.1 Sumber

Perbandingan Penerimaan Pusat dan Daerah Semester I 2019

(24)

pada periode ini PDRB berkorelasi positif kpada penerimaan negara di regional prov. Sulut. Naiknya PDRB yang bersumber dari pertumbuhan sektor pertanian sebagai kontributor terbesar PDRB Sulut, sektor Perdagangan besar dan eceran, transportasi dan pergudangan dan sektor konstruksi diindikasikan menjadi kontributor peningkatan penerimaan negara.

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Proporsi realisasi belanja antara pusat dan daerah untuk Semester I tahun 2019 menunjukkan perbedaan yang signifikan. Belanja barang sangat dominan di pusat, sedangkan belanja daerah didominasi oleh belanja pegawai. Hal yang perlu menjadi perhatian adalah serapan belanja modal, baik di pusat maupun daerah yang sangat

rendah. Adanya perubahan peraturan pengadaan barang dan jasa cukup berdampak terhadap proses lelang tender. Selain itu, rendahnya realisasi DAK Fisik yang sebagian besar merupakan kegiatan berupa belanja modal juga menjadi indikator utama penyebab rendahnya relaisasi belanja modal daerah.

Grafik 4.3 Sumber

Perbandingan Proporsi Realisasi Belanja Pusat dan Daerah di Prov. Sulut Semester I tahun 2019

GFS, BPS Sulut, diolah

Belanja Konsolidasian

C

2. Analisis Perubahan

Realisasi belanja konsolidasian Sulut semester I 2019 tercatat sebesar Rp8.065,89 miliar, dengan struktur belanja relatif sama dari periode yang sama tahun sebelumnya. Belanja operasional masih mendominasi komposisi belanja konsolidasian.

Perubahan yang menarik adalah turunnya proporsi realisasi belanja modal yang cukup drastis dari 17% pada tahun 2018 menjadi hanya 10% di tahun 2019. Dominannya

Grafik4.4

Sumber

Komposisi Realisasi Belanja Konsolidasian Prov. Sulut Semester I Tahun 2019 dan 2018

GFS, BPS Sulut, diolah

realisasi belanja pegawai dan belanja barang mengindikasikan bahwa hingga periode triwulan II 2019, penggunaaan anggaran belanja negara lebih banyak untuk membiayai belanja yang bersifat mengikat dan wajib.

(25)

21

BAB IV

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN AGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN

Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2019

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Utara

21

Data diatas menunjukkan bahwa peningkatan realisasi belanja pemerintah di Sulut sebesar 2,13% berkorelasi positif terhadap semua indikator ekonomi regional, yakni peningkatan inflasi yang disertai penurunan angka pengangguran sekaligus peningkatan angkatan kerja dibandingkan data periode yang sama tahun sebelumnya. Hal tersebut memberikan gambaran bagaimana government spending turut mempengaruhi berbagai indikator ekonomi regional. BPS menyebutkan tingginya pertumbuhan sektor pertanian berdampak pada penurunan angka pengangguran yang signifikan di pedesaan. Fakor tersebut masih ditambah dengan penerimaan PNS dan pembukaan beberapa pabrik baru di Sulut. Wakil Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Sulut Oldy Rotinsulu mengatakan, pengelolaan anggaran pemerintah melalui berbagai programnya turut menjadi kunci turunnya angka pengangguran tersebut. Penyediaan lapangan kerja sementara atau informal tetap perlu dipertimbangkan sebagai antisipasi penambahan pengangguran sementara, seperti yang terjadi pada sektor pertanian.

Berdasarkan data BPS, perekonomian Sulawesi Utara mengalami pertumbuhan y-o-y sebesar 5,48 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,05 persen. Ditinjau dari sisi pengeluaran pemerintah (G) pada komponen PDRB, terjadi peningkatan kontribusi dari tahun ke tahun. Kontribusi Pengeluaran Pemerintah (APBN & APBD) terhadap PDRB untuk

Tabel 4.3 Sumber

Korelasi antara Belanja pemerintah terhadap beberapa Indikator Ekonomi Regional GFS Sulut, BPS Sulut, diolah

Analisis Kontribusi Pemerintah Dalam Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB)

D

Kebijakan fiskal pemerintah terutama dari sisi belanja, diharapkan mampu berkontribusi secara optimal, tidak hanya pertumbuhan ekonomi regional, namun juga terhadap pemerataan namun juga terhadap pemerataan pendapatan maupun peningkatan daya beli masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari perubahan positif berbagai indikator ekonomi regional.

3. Analisis Dampak Kebijakan Fiskal Kepada Indikator Ekonomi

Regional

(26)

Grafik 4.5 Sumber

Realisasi Pendapatan Konsolidasi dan Pertumbuhan Ekonomi

GFS, BPS Sulut, diolah

Triwulan II 2019 sebesar 18,57 persen, naik sebesar 0,91 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pemerintah (APBN & APBD) terhadap PDRB untuk Triwulan II 2019 sebesar 18,57 persen, naik sebesar 0,91 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

menunjukkan bahwa peningkatan realisasi belanja pemerintah secara umum berkorelasi positif terhadap pertumbuhan di hampir semua sektor lapangan usaha, kecuali sektor Industri pengolahan dan Jasa Keuangan dan asuransi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa belanja pemerintah juga turut berkontribusi terhadap pertumbuhan berbagai sektor pada PDRB. Pertumbuhan terbesar terdapat pada sektor Jasa lainnya, diantaranya meningkatnya kegiatan tempat rekreasi dan pariwisata di Data korelasi pertumbuhan realisasi belanja pemerintah per triwulan II 2019 (y-o-y) dengan laju pertumbuhan berbagai sektor lapangan usaha di Sulut

musim liburan. Meski kunjungan wisman mengalami penurunan dibanding tahun sebelumya sebesar 17,6%, namun Tingkat Penghunian Kamar dan Rata-rata Lama Menginap Tamu justru mengalami peningkatan. Hal tersebut menggambarkan bahwa wisman lebih lama menikmati keindahan Sulut dan dipastikan terdapat peningkatan spending-nya yang mendorong pertumbuhan sektor Jasa lainnya sekaligus memicu sektor lain.

Pemerintah daerah tetap perlu membuat strategi fiskal yang lebih berdampak langsung ke masyarakat, tidak hanya sekedar memacu angka pertumbuhan ekonomi, namun juga mampu menurunkan angka gini ratio atau kesenjangan

Tabel 4.4 Sumber

Korelasi antara Belanja Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Sektor Lapangan Usaha

(27)

23

BAB V

BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILH

Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2019

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Utara

23

Tabel 5.1 Sumber

Alokasi untuk sektor pariwisata sulut (MILIAR) MEBE, APBD, diolah

Presiden Joko Widodo berharap Sulawesi Utara segera menyelesaikan Program Pembangunan Proyek-Proyek Infrastruktur, Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus dan Pengembangan pariwisata. Hal tersebut disampaikan dalam kunjungan kerja ke Provinsi Sulawesi Utara tanggal 4 sampai dengan 5 Juli 2019. Selain itu, beliau juga berpesan agar sinergi antara pemerintah daerah, baik provinsi, kabupaten dan kota serta pusat harus terus dibina, serta kesiapan pemerintah pusat untuk mem-back-up jika dibutuhkan. Dalam kunjungan kali ini, Presiden Jokowi meminta agar beberapa proyek yang belum rampung untuk segera diselesaikan, termasuk pelebaran jalan dan tol akses ke Bitung dan Minahasa Utara. Hal itu dilakukan agar investasi segera mengalir ke Minahasa Utara yang diproyeksikan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata. Selain itu, guna mendukung pariwisata dan investasi masuk di Sulut, perluasan Terminal Bandara Sam Ratulangi Manado dan penambahan hotel di Manado perlu diakselerasi. Skema tersebut tentunya akan meningkatkan dan membuka lapangan kerja, pendapatan dan perbaikan kesejahteraan masyarakat. (Kompas.com, 4 Juli 2019)

Sekilas pernyataan Presiden terlihat ringan, mudah dicerna, dengan gaya sederhana dan merakyat khas Jokowi. Namun jika ditelaah sesungguhnya pernyataan beliau sangat visioner, berdasar pada data fakta ilmiah dan sangat strategis bagi pengembangan ekonomi Sulawesi Utara

Pada Bab I telah diuraikan berdasarkan test case scatter plot pertumbuhan ekonomi (y) dengan persentase penduduk miskin (y), Sulut berada pada tipologi kuadran daerah dengan tingkat kemiskinan dan tingkat pertumbuhan ekonomi

BERITA/ISU FISKAL REGIONAL

TERPILIH

BAB V

Inisiasi strategis pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di Likupang, Kab. Minahasa Utara oleh Presiden Joko Widodo

(28)

relatif sedang. Pada tipologi ini diperlukan kebijakan ekonomi yang berpihak pada peningkatan pendapatan masyarakat dan penyerapan tenaga kerja, seperti penyiapan SDM sebagai tenaga kerja pada sektor-sektor strategis, padat karya dan padat investasi semisal alokasi anggaran pada sektor pariwisata dan infra struktur. Berdasarkan hal tersebut, poin-poin yang dinyatakan Presiden sangatlah bersesuaian dengan teori dan fakta ilmiah yang ada

Peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Sulawesi Utara yang signifikan khususnya dari Tiongkok terjadi dalam 3 tahun terakhir. Sebanyak 106 ribu wisman Tiongkok (5% dari total wisman Tiongkok ke Indonesia) berkunjung ke Sulut pada tahun 2018. Hal ini didukung oleh penerbangan langsung yang dibuka oleh sejumlah maskapai dari 8 kota di Tiongkok. Selain dari Tiongkok, Jerman, Amerika dan Singapura termasuk empat negara terbesar penyumbang wisman di Sulut.

Wisata alam, terutama wisata bahari, merupakan tujuan utama di Sulawesi Utara khususnya wisman Tiongkok. Luasnya wilayah daratan di sebagian besar wilayah Tiongkok menjadi pendorong utama besarnya minat wisman Tiongkok terhadap wisata bahari. Keberadaan charter flight dari Tiongkok menjadi potensi bagi Sulut untuk menjadi hub masuknya wisman ke destinasi pariwisata lainnya bahkan hingga regional kawasan timur Indonesia seperti ke Morotai (Maluku Utara), Raja Ampat (Papua barat), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Toraja dan Selayar (Sulawesi Selatan), Togean (Sulawesi Tengah), Pulo Cinta (Gorontalo) dan lain lain.

Infrastruktur untuk mewujudkan visi Sulut untuk m enjadi hub masuknya wisman ke destinasi pariwisata tersebut dapat dimulai dengan melakukan perluasan kapasitas Bandar Udara sebagai langkah awal mengantisipasi tumbuhnya jumlah wistawan yang melalui Bandar Udara Sulut . Saat ini kapasitas Bandar

Gambar 5.1 Sumber

Kunjungan Wisman di Sulut BPS, diolah

(29)

25

BAB V

BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILH

Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2019

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Utara

25

Udara Sam Ratulangi telah melewati kapasitas maksimalnya. Disamping itu, klasifikasi Bandara Sam Ratulangi 4D9 menunjukkan bahwa panjang runway juga masih terbatas untuk pesawat berukuran menengah kebawah sehingga perlu diperlebar dan diperpanjang. Dengan kapasitas 1,2 juta orang/tahun dan arus penumpang di tahun 2018 sebesar 2,8 jt orang, saat ini bandara Sam Ratulangi mengalami kondisi overload. Pada titik ini dapat dipahami mengapa Presiden menyampaikan bahwa Bandara Sam Ratulangi perlu segera diperluas dan hotel perlu diperbanyak sebagai sarana akomodasi.

Sejauh ini pemda Sulut telah melakukan upaya-upaya untuk mendongkrak sektor pariwisata Sulut. Dalam analisis Kanwil DJPb Provinsi Sulut setidaknya telah melakukan 2 strategi:

Secara umum dan singkat kanwil DJPb merekomendasikan dan mendukung 5 hal berikut untuk dilakukan sebagai salah satu respon penyampaian Presiden bagi pengembangan ekonomi Sulut dan pariwisata pada khususnya

Gambar Rekomendasi Kebijakan

1. Strategi Pengembangan Aksesibilitas dilakukan dengan Peningkatan

Kapasitas Bandara, Creating Demand & Koordinasi Antar Daerah.

Peningkatan Kapasitas Bandara Sam Ratulangi & Direct Flight dilakukan melalui Permenhub No. 69 Tahun 2013 Kemenhub menargetkan Sam Ratulangi Akan Menjadi Bandar Udara Hub Primer, dan Berklasifikasi 4E pada tahun 2020. RPJMD Prov Sulut 2016-2021 perpanjangan runway dan perluasan Terminal direncanakan dimulai pada akhir tahun 2019.

2. Creating Demand For Travel To Sulawesi Utara dilakukan dengan Direct

Flight ke Negara Selain China, Menjalin kerjasama dengan Travel Agent dan

negara yang berjarak relatif dekat dengan Sulawesi Utara yakni Jepang dan Korea dengan membuka charter flight. Sementara Koordinasi Antar Daerah Pariwisata Terintegrasi dapat dilakukan dengan Koordinasi kalender event, ini dilakukan dengan membuat event Manado Fiesta , sebuah event besar yang mengusung konsep 7F, Fisco (fish and coral), Fair, Food, Fashion,

Funtastic, Flying, dan Faith. Berlangsung dari 27 Juli hingga 3 Agustus 2019

yang berisi ribuan acara dan atraksi di darat laut dan udara. (tribunnwes. com)

(30)

JALAN BETHESOA NOA MAMOO

TELEPON (0.3r ) 86€02,€ FAKS|M|LE (0a3r ) 6371 3

Eru'r x.ml @n d@Flb..ddErn !o d

NOTA DINAS

NOTOR ; ND-

llro

IWPB.3O/2019

Yth

:

Direktur Pelaksanaan Anggaran

Dari

:

Plh Kepala Kanwil Ditien Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Utara

Sifat

:

Segera

Lampiran

:

1 (satu) buku

Hal

: Penyampaian Kajian Fiskal Regional Triwulan ll Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2019

Tanggal

:

/?

Agustus 2019

Sehubungan dengan Surat Edaran Dirjen Perbendaharaan Nomor SE-61/PBl2O17 langgal 04 Agustus 2017 tentang Petunjuk Teknls Penyusunan Kajian Fiskal Regional, bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal RegionalTriwulan ll Provinsi Sulawesi UtaraTahun2019. Softcopy Kajian

Fiskal Regional Triwulan

ll

Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2019 telah kami sampaikan melalui email

:

lo.ditpa@q mail.com dan ditDa@kemenkeu qo.id

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih

Plh. Kepala Kantor

,

aurb

Gambar

Grafik 1.3 Sumber
Grafik 1.4 Sumber
Grafik 1.6 Sumber UMP SULUT BPS (2019), data diolah Grafik 1.7 Sumber
Tabel 1.9 Sumber
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini karena adanya kondisi lingkungan yang sangat berbeda bila sel-sel tanaman ditumbuhkan secara in vitro dibandingkan dengan di alam, Sedangkan kadar yang dihasilkan

Penelitian ini dibatasi dengan menentukan lapisan litologi berdasarkan nilai resistivitas, kedalaman dan ketebalan lapisan akuifer menggunakan metode geolistrik

bertanggungjawab atas kebenaran dan keabsahan data yang diisikan serta terikat dengan peraturan dan atau ketentuan yang berlaku.. *) Peserta Mengulang.. 19600801 198209 1 002

Berdasarkan tabel rentangan koleksi yang tersedia di rak layanan remaja, dapat disimpulkan bahwa koleksi di layanan remaja dapat dikategorikan ke dalam koleksi tahun

Sebagaimana kesimpulan hasil studi maka pada dasarnya penyelesaian tersebut memerlukan tiga hal (lihat gambar 27) yaitu: pertama adanya batasan tentang hak properti yang

Berdasarkan hasil analisis dapat dikemukakan beberapa isu-isu terkini secara nasional, antara lain : (1) Sinergisme penanganan pangan, energi dan kelestarian SDA khususnya

Rule of law harus ditaati oleh setiap warga negara, tanpa melihat perbedaan latar belakang suku, ras, agama, daerah, warna kulit, keyakinan budaya dan kekuasaan

Kadar U dalarn dalarn kandidat SRM Yellow Cake ditentukan dengan cara memipetkan larutan rasa organik basil ekstraksi sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam labu takar 10 ml