• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi Mitigasi Risiko Probity Audit Cetak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Materi Mitigasi Risiko Probity Audit Cetak"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MITIGASI RISIKO

MITIGASI RISIKO

PR

PR

O

O

B

B

IT

IT

Y

Y

A

A

U

U

DI

DI

T

T

PENGADAAN BARANG/JASA

PENGADAAN BARANG/JASA

Jakarta, 20 Februari 2018

Jakarta, 20 Februari 2018

(2)

Page 2

1. K/ L/D/I Wajib Melakukan Pengawasan Terhadap PPK,

ULP/Pejabat Pengadaan Dilingkungan Masing-masing,

dan Menugaskan Aparat Pengawasan Intern Yang

Bersangkutan Untuk Melakukan Audit Sesuai Dengan

Ketentuan (pasal 116 Perpres Nomor 54 Tahun 2010)

2. APIP adalah Aparat Yang Melakukan Pengawasan

Melalui Audit, Reviu, Evaluasi, Pemantauan dan

Kegiatan

Pengawasan

Lain

Terhadap

Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Organisasi (K/L/D/I)

(pasal 1 angka 11 Perpres Nomor 54 Tahun 2010 )

(3)

Page 3

Internal

Audit

Assurance

Activities

Audit

Audit

Keuangan

Audit

Kinerja

Audit

Dengan

Tujuan Tertentu

Evaluasi

Reviu

Monitoring

Consulting

Activities

Bimtek

Sosialisasi

Asistensi

Konsultansi

Catatan: Klasifikasi berdasarkan PP Nomor 60 tahun 2008 tentang SPIP

(4)

Page 4 ●

  Keyakinan Memadai

Berdasarkan

serangkaian

pengujian

Probity Audit 

Memberikan

pendapat

/masukan/saran sesuai dengan

bidang kompetensi

Berdasarkan kajian / telaah

Probity Advice

 Keyakinan Terbatas

Pengujian secara terbatas

Reviu

Probity A udit 

Vs

Probity A dvice

Vs

Reviu

Pengertian

Audit   berdasarkan

PP No 60/2008 adalah proses

identifikasi masalah, analisis, dan

evaluasi bukti yang dilakukan

secara independen, obyektif dan

profesional berdasarkan standar 

audit, untuk menilai kebenaran,

kecermatan,

kredibilitas,

efektivitas,

efisiensi,

dan

keandalan informasi pelaksanaan

tugas

dan

fungsi

Instansi

Pemerintah

Pengertian Reviu berdasarkan

PP

No

60/2008

adalah

penelaahan ulang bukti-bukti

suatu

kegiatan

untuk

memastikan bahwa kegiatan

tersebut

telah

dilaksanakan

sesuai

dengan

ketentuan,

standar, rencana, atau norma

yang telah ditetapkan

(5)

Page 5

PERAN APIP YANG EFEKTIF

(Pasal 11 PP Nomor 60 Tahun 2008 Tentang SPIP)

a. Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan,

kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan

penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah;

b. Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas

manajemen risiko   dalam penyelenggaraan tugas dan

fungsi Instansi Pemerintah; dan

c. Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola

penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.

(6)

Peran APIP dalam Manajemen Risiko

Mulai

APIP mendorong

penerapan Manajemen

Risiko dan Pengendalian

APIP mendorong

perbaikan Manajemen

Risiko dan Pengendalian

Monitoring dan Evaluasi

Oleh APIP

Selesai

Monitoring

oleh APIP

Tidak

Unit Kerja/ SKPD

sudah menerapkan

Manajemen Risiko

dan Pengendalian?

Ya

(7)

Page 7

Probity Audit 

 PBJ merupakan Audit Tujuan Tertentu

(vide penjelasan Pasal 4 (4) UU No.15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan

Pengelolaan

dan

Tanggung

Jawab

Keuangan Negara)

Audit dengan Tujuan Tertentu untuk Menilai

Ketaatan terhadap Ketentuan PBJ

Audit dilaksanakan dengan pendekatan probity untuk 

memastikan bahwa seluruh ketentuan telah diikuti dengan

Benar, Jujur dan Berintegritas, sehingga dapat mencegah

terjadinya penyimpangan dalam proses PBJ

Probity

Audit

Dilaksanakan

selama

Proses

Pengadaan Barang/Jasa Berlangsung (Real Time)

Audit dilakukan saat proses PBJ sedang berlangsung

dan/atau segera setelah proses PBJ selesai

(8)

Page 8

RISIKO AUDIT

Pengertian :

Risiko bahwa Laporan Hasil Audit menyajikan simpulan yang

salah

Unsur 

 –

Unsur Risiko Audit :

1.

Risiko Bawaan

 –

Inherent Risk

Kerentanan suatu transaksi atau proses bisnis terhadap kesalahan,

dengan asumsi tidak terdapat kebijakan dan prosedur pengendalian intern

yang terkait

2. Risko Pengendalian

Risiko terjadinya kesalahan yang tidak dapat dicegah atau dideteksi

secara tepat waktu oleh pengendalian intern entitas

3.

Risiko Deteksi

Risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi suatu kesalahan atau

permasalahan. Hal ini ditentukan oleh efektivitas prosedur audit dan

penerapannya oleh auditor 

(9)

HUBUNGAN ANTAR RISIKO 

RISIKO

BAWAAN

RISIKO

PENGENDALIAN

RISIKO

DETEKSI

RISIKO

 AUDIT

Kerentanan

transaksi atau

 proses bisnis

terhadap

kesalahan

Kesalahan

tidak dapat

dicegah/

dideteksi oleh

SPI klien

Kesalahan

material tidak

terdeteksi oleh

auditor

Pengendalian

Intern

Klien

Prosedur

 Auditor

untuk

memveri-fikasi

Laporan hasil

audit yang

berisi

kesalahan

simpulan

hasil audit

Kesalahan

dicegah

dan

dideteksi

dengan

 pengenda-lian intern

klien

Kesalahan

dideteksi

dengan

 prosedur

audit

(10)

Page 10

10

MITIGASI RISIKO AUDIT

TAHAPAN AUDIT

RISIKO AUDIT

KEGIATAN PENGENDALIAN

Tahapan Persiapan Tahapan Pelaksanaan Tahap Pelaporan Ekspose dari Auditan / Stakeholders Kerangka Acuan Kerja Ekspose Intern Perencanaan Audit Pelaksanaan Prosedur  Audit Supervisi dan Monitoring Penugasan Reviu Berjenjang Pelaporan Satu Pintu Ekspose Intern Pedoman Audit Salah bentuk  penugasan Kesalahan Alokasi Sumber  Daya Kesalahan format dan substansi laporan Respon Pemenuhan Data Lambat Terjadi perbedaan perlakuan untuk  masalah yang sama Tidak  terdeteksinya permasalahan

(11)

Page 11

Meyakinkan bahwa barang/jasa yang akan

diadakan telah sesuai kebutuhan, dan dianggarkan

dengan nilai yang wajar

Meyakinkan bahwa dokumen KU, KAK dam RUP telah sesuai

dengan ketentuan

Pada Tahap Perencanaan dan Persiapan Pengadaan Barang/Jasa

Penyusunan Rencana Penganggaran

PROSES AUDIT

PROSES PBJ

Reviu Dokumen dan Analisis Rencana Kebutuhan, Dokumen Penanggaran beserta dokumen pendukung termasuk  notulen/risalah pembahasan Reviu dokumen dan analisis atas KU dan KAK Observasi Lapangan, Reviu dokumen dan analisis perhitungan HPS beserta dokumen pendukung, Konfirmasi kepada penyedia Penetapan Kebijakan

Umum dan Penyusunan KAK Identifikasi Kebutuhan Pembentukan Organisasi Pengadaan; Sistem Pengadaan; Penyusunan HPS Pembahasan Anggaran Pengumuman RUP

Meyakinkan bahwa organisasi pengadaan telah menjalankan

tugasnya, HPS Disusun Sesuai Ketentuan dan Nilainya Wajar

PENERAPAN MITIGASI RISIKO

PR OBITY AUDIT 

TUJUAN AUDIT

TITIK KRITIS (RISIKO) PROSES PBJ

Rencana Pengadaan Tidak  Sesuai Kebutuhan Penggelembungan Anggaran RUP tidak  diumumkan Kegiatan/Pekerjaan“Titipan” Spesifikasi mengarah pada merk  tertentu, kesalahan spesifikasi teknis, manipulasi pemaketan (pemecahan, penggabungan), antar  dokumen tidak  sinkron Orgnaisasi pengadaan tidak  berfungsi, kesalahan metode penetapan pengadaan, Mark -up HPS. Kesalahan perhitungan volume pekerjaan, kemahalan harga, jadwal waktu tidak  realistis,

11

(12)

Page 12

Perubahan jadwal tidak  sesuai ketentuan

Meyakinkan bahwa Proses

Pemilihan Penyedia

Barang/Jasa

Dilaksanakan Secara

Transparan, Adil dan

Akuntabel sesuai dengan

ketentuan yang berlaku

Pada Tahap Pemilihan Penyedia Barang/Jasa

Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen

PROSES AUDIT

PROSES PBJ

Reviu Dokumen, Analisis,

Konfirmasi, Observasi

Lapangan termasuk 

pelaksanaan e-audit pada

sistem informasi LPSE

Pemasukan Dokumen Penawaran Pengumuman Penetapan Pemenang, Pengumuman dan Sanggah Anwizjing Pembukaan dokumen, Evaluasi dan Pembuktian

TUJUAN AUDIT

TITIK KRITIS (RISIKO) PROSES PBJ

Pertanyaan penyedia dikumpulkan dan dijawab menjelang batas waktu berakhir  Persekongkolan horizontal dan/atau vertikal Pembukaan penawaran pada hari libur  atau ditunda tanpa kejelasan, Menambah  tata cara evaluasi {Post Bidding}, Peserta tidak  memenuhi

syarat diluluskan Sanggah tidak  ditanggani sebagian/seluruhnya atau ditunda-tunda  jawabannya, sanggah proforma, Pengumuman dibatasi, atau tidak  dilaksanakan. pengumuman menyesatkan/membingungkan

12

(13)

Page 13

Meyakinkan bahw penetapan penyedia barang/jasa telah

sesuai ketentuan

Meyakinkan bahwa realisasi progress pekerjaan telah sesuai target dan jadwal yang

ditetapkan

Pada Tahap Pelaksanaan Kontrak  Pengadaan Barang/Jasa

PROSES AUDIT

PROSES PBJ

Reviu Dokumen dan Analisis Draf Kontrak dan Jaminan Pelaksanaan,

Konfirmasi

Reviu dokumen, analisis, observasi lapangan/pemeriksaan fisik 

Reviu dokumen, analisis dan konfirmasi

Surat Perintah Mulai Kerja, Program Kendali

Mutu, Mobilisasi, dan Pemeriksaan Lapangan Penyusunan Rancangan

Dokumen Kontrak, Penandatanganan Kontrak, dan Penyerahan

Jaminan Pelaksanaan

Pembayaran, Perubahan Lingkup Pekerjaan, dan Penyelesaian Pekerjaan

Meyakinkan bahwa realisasi pembayaran telah sesuai

dengan ketentuan

TUJUAN AUDIT

TITIK KRITIS (RISIKO) PROSES PBJ

Terjadi perubahan substansi kontrak  sebelum ditandatangani, Kontrak  tidak  sesuai standar ,  jaminan pelaksanaan tidak  sesuai ketentuan,

Data lapangan dipalsukan, deviasi yang tinggi dari target fisik , mobiliasi terlambat, kualitas

lebih rendah dari yang dipersyaratkan

Realisasi pembayaran tidak  sesuai dengan prestasi pekerjaan, perubahan design tanpa  justifikasi, perintah CCO dalam rangka KKN,

pembayaran atas pekerjaan fiktif

13

(14)

Page 14

Meyakinkan bahwa Barang/Jasa telah diserahterimakan secara tepat

 jumlah, tepat waktu, tepat lokasi, tepat spesifikasi

Meyakinkan bahwa layanan purna jual telah direalisasikan

Pada Tahap Pemanfaatan Pengadaan Barang/Jasa

PROSES AUDIT

PROSES PBJ

Reviu Dokumen dan Analisis Kontrak/Addendum Kontrak, BA Serah Terima Barang Barang/Jasa,

Konfirmasi, Pemeriksaan Fisik 

Konfirmasi, Observasi Lapangan, Wawancara

Konfirmasi, Pemeriksaan Fisik di Lapangan

Layanan Purna Serah Terima Barang Penyerahan Barang/Jasa

Pemanfaatan Barang/Jasa

Meyakinkan bahwa barang/jasa hasil pengadaan

telah dimanfaatkan

TUJUAN AUDIT

TITIK KRITIS (RISIKO) PROSES PBJ

Penyerahan Barang/kasa tidak  sesuai kontrak  (Terlambat/tidak  sesuai spesifikasi/tidak  lengkap/tidak  tepat lokasi/rusak ), keterlambatan belum dikenakan denda Garansi Penggantian/Perbaikan Barang/Jasa tidak  dapat direalisasikan, Transfer of knowledge tidak ada , Barang/ jasa tidak /belum dimanfaatkan (Barang/Jasa Tidak  berfungsi/Rusak , Sarana/Preasarana Pendukung Belum Ada, SDM belum bisa mengoperasikan)

14

(15)

Page 15

TEKNIK AUDIT

1. Inspeksi

2. Pengamatan/Observasi

3. Konfirmasi

4. Permintaan Keterangan

5. Penelusuran

6. Pemeriksaan Dokumen Pendukung

7. Scaning

8. Pelaksanaan Ulang

(16)

Page 16

TERIMA KASIH

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)

Jl. Pramuka 33 Jakarta 13120 Telepon (021) 85910031 (hunting)

Web: http://www.bpkp.go.id

email: [email protected]

(17)

Page 17

TAHAP PERENCANAAN DAN PERSIAPAN

Tahap

Perencanaan

Pengadaan

Tahap Persiapan Pengadaan

01.

02.

1. Identifikasi Kebutuhan

2. Penyusunan dan Penetapan

Rencana Anggaran

3. Penetapan Kebijakan Umum

Pengadaan

4. Penyusunan KAK

5. Pengumuman RUP

1. Penyerahan RUP

2. Pengkajian Ulang RUP

3. Penyusunan dan Penetapan

Rencana Pelaksanaan

Pengadaan termasuk HPS

4. Penetapan Metode Pemilihan

Pengadaan

5. Penetapan Metode Penilaian

Kualifikasi

6. Pemilihan Metode Pemasukan

Dokumen Penawaran

7. Metode Evaluasi Penawaran

8. Penyusunan Tahapan dan

Jadwal Pengadaan

9. Pemilihan Jenis Kontrak

10. Penyusunan Dokumen

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian maka orientasi hukum dan masyarakat harus senantiasa didengungkan agar bagian dari warisan program status welfare-regulatory ini akan berkembang menuju mengacu

K&pling !lens kaku terdiri dari atas na! dengan !lens yang terbuat K&pling !lens kaku terdiri dari atas na! dengan !lens yang terbuat dari besi c&r atau ba.a c&r

Kegiatan utama pada tahap ini meliputi analisis, pengumpulan dan pengujian bukti pemeriksaan apakah bukti-bukti tersebut telah cukup, kompeten, dan relevan untuk menilai

Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau

(2) Sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarip retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah untuk pelayanan rawat jalan rawat inap, rawat darurat,

Gejala rhinitis alergi perennial biasanya konstan; musim biasanya hanya berpengaruh sedikit terhadap gejalanya. Karakteristik dari gejalanya antara lain kongesti nasal, namun

Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Rakyat dalam Hutan Tanaman yang selanjutnya disingkat IUPHHK-HTR adalah izin usaha yang diberikan

 Bahwa setelah sampai Terdakwa dan Saksi Korban kemudian duduk di pasir di pinggir pantai, Terdakwa kemudian memeluk Saksi Korban dari belakang dan mengisap leher Saksi