• Tidak ada hasil yang ditemukan

K A T A P E N G A N T A R

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "K A T A P E N G A N T A R"

Copied!
224
0
0

Teks penuh

(1)

(2) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI. KATA PENGANTAR. Pembangunan Nasional harus dilaksanakan secara merata dan berkesinambungan di seluruh wilayah Indonesia dan umumnya ditujukan untuk mensejahterakan rakyat. Pembangunan daerah di Kota Jambi merupakan upaya untuk mengimplementasikan program pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pendayagunaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan sebagai pokok-pokok kemakmuran rakyat perlu dilakukan secara terencana, terpadu dan optimal sesuai dengan pengelolaan lingkungan bagi pembangunan yang berkelanjutan. Seiring dengan kebutuhan pembangunan perkotaan yang dikeluarkan Pemerintah Kota Jambi, maka salah satu upaya penting yang dilakukan adalah dengan pemahaman persepsi dan peningkatan kemampuan operasionalisasi, oleh karena itu pada setiap bidang Cipta Karya di Kota Jambi memerlukan suatu rincian program dan kegiatan yang telah dilaksanakan ataupun yang akan dilaksanakan sehingga rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah pun dapat sejalan dan mempunyai sinkronisasi yang jelas. Laporan Akhir ini diharapkan memenuhi kebutuhan informasi program dan kegiatan yang dimaksud dengan menyajikan gambaran umum kondisi daerah Kota Jambi dan juga ditampilkan hasil tinjauan perencanaan yang ada di Kota Jambi. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat merinci rencana program kegiatan yang akan datang secara matang, jelas, dan terarah sesuai tujuan pembangunan yang ingin dicapai. Jambi , Desember 2008. Satgas RPIJM Kota Jambi. DINAS PEKERJAAN UMUM. i.

(3) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI. PENDAHULUAN. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 1 - 1.

(4) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI. 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional harus dilaksanakan secara merata di seluruh. wilayah Indonesia dan dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh tingkat pemerintahan dari pusat sampai dengan pemerintah daerah dengan cara yang lebih terpadu, efisien, efektif, serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah sebagai upaya untuk mengurangi kesenjangan. Salah satu perwujudan pembangunan nasional tersebut adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur permukiman yang disiapkan secara lebih terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan. Pendayagunaan. sumber. daya yang. sinergis. diharapkan. mampu. mengoptimalkan pelaksanaan dan hasil pembangunan untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi nasional, penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan dengan tetap menjaga daya dukung lingkungan serta pengernbangan wilayah baik di perkotaan maupun di perdesaan. Untuk mewujudkan ha! tersebut perlu disiapkan perencanaan program infrastruktur yang dapat mendukung kebutuhan ekonomi, sosial dan lingkungan secara terpadu. Departemen Pekerjaan Umum khususnya Direktorat Jenderal Cipta Karya mengambil inisiatif untuk mendukung Provinsi, Kabupaten/Kota untuk dapat mulai menyiapkan perencanaan program yang dimaksud khususnya Bidang PU/Cipta Karya melalui penyiapan Rencana Program Investasi. (RPIJM). sebagai. embrio. terwujudnya. perencanaan. program. infrastruktur yang lebih luas. Dengan adanya RPIJM tersebut, Kabupaten/Kota dapat menggerakan semua sumberdaya yang ada untuk memenuhi kebutuhan daerah,. mendorong. dalam. meningkatkan. pertumbuhan. ekonomi. dan. penanggulangan kemiskinan serta mewujudkan lingkungan yang layak huni (livable). RPIJM yang disusun perlu memperhatikan aspek kelayakan program dari masing-masing kegiatan dan kelayakan spasialnya sesuai skenario pembangunan. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 1 - 2.

(5) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI daerah yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang yang ada, serta kelayakan sosial dan lingkungannya. Disamping itu RPIJM yang akan disusun daerah harus mempertimbangkan kemampuan pendanaan dan kapasitas kelembagaan dalam mendukung pelaksanaan program investasi yang telah disusun. Dengan. Demikian. Rencana. Program. Infrastruktur. Jangka. Menengah. Kabupaten/Kota diharapkan dapat mengakomodasikan dan merumuskan kebutuhan pembangunan kabupaten/kota, secara spesifik sesuai dengan karakteristik dan potensi masing-masing kabupaten/kota agar dapat mendorong pembangunan ekonomi lokal, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan nyata dapat dicapai. Pendampingan daerah dalam penyusunan RPUM Kabupaten/Kota, Direktorat Jenderal Cipta Karya telah membentuk Tim Satgas Pusat yang ditetapkan. melalui. Keputusan. Direktur. Jenderal. Cipta. Karya-. No.. 30/KPTS/DC/2007 tangga! 2 Agustus 2007 tentang Pembentukan Satgas (Satuan Tugas). Pendampingan. Penyusunan. Rencana. Program Investasi. Jangka. Menengah (RPUM) Daerah Kabupaten/Kota/Provinsi Bidang PU/Cipta Karya. Tim Satgas ini bertugas untuk mendukung penyusunan RPUM di Daerah dalam bentuk pendampingan dan penilaian RPUM yang telah disusun, serta sebagai 'knowledge center bagi kabupaten/kota dalam menyusun RPUM Daerah. Sejalan. dengan. persiapan. pelaksanaan. tugas. dekonsentrasi. dari. Pemerintah kepada Pemerintah Provinsi, berdasarkan Surat Direktur Jenderal Cipta Karya kepada seluruh Gubernur ,No. PR.02.03-DC/459 tanggal 25 September 2007 perihal Penyusunan Rencana dan Program Investasi Jangka Menengah (RPUM) Kabupaten/Kota Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya, perlu dibentuk Satgas Provinsi untuk memfasilitasi Kabupaten/Kota dalam penyusunan RPUM di Kabupaten dan Kota masing-masing antar Satgas Provinsi selanjutnya diharapkan mampu melakukan sinkronisasi RPUM Kabupaten/Kota di Provinsi masing-masing dan kegiatan dinas/badan ditingkat Provinsi termasuk kontribusi APBN, APBD Provinsi, selanjutnya diharapkan mampu melakukan dan APBD Kabupaten/Kota dalam mendukung pembangunan DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 1 - 3.

(6) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI prasarana dan sarana Pekerjaan Umum/Cipta Karya di Kabupaten/Kota. Satgas Provinsi dibentuk berdasarkan SK Gubernur dan terdiri dari unsur-unsur Bappeda Provinsi dan Dinas-Dinas yang terkait dengan pembangunan PS Bidang PU/Cipta Karya ditingkat Provinsi. Pelaksanaan Tugas Pemerintah Provinsi dalam memfasilitasi penyusunan RPUM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Kota akan didukung oleh sumberdaya pemerintah pusat. Sehubungan hal tersebut, Direktorat Jenderal Cipta Karya telah mengalokasikan melalui DIPA Satuan Kerja Pembina dari pengembangan program Cipta Karya Tahun 2008 Kegiatan tersebut akan dilaksanakan oleh Satgas Provinsi dalam memfasilitasi pelaksanaan tugas Tim Satgas Kabupaten/Kota dalam menyusun RPUM daerah masing-masing.. 1.2. Peraturan Perundangan. . UU No. 18/2008 tentang Persampahan;. . UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional;. . UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang;. . UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah;. . UU No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;. . UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara;. . UU No. 7/2004 tentang Sumberdaya Air;. . UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;. . UU No. 38/2004 tentang Jalan;. . UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara;. . UU No. 28/2002 tentang Bangunan Gedung;. . UU No. 4/1992 tentang Perumahan dan Permukiman;. . Peraturan Perundangan lainnya yang terkait.. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 1 - 4.

(7) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI. 1.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran Maksud dari kegiatan ini adalah mendukung pemerintah Provinsi dalam mendampingi dan memfasilitasi pembangunan kabupaten/kota, sebagai perwujudan peran dan fungsi koordinasi serta pembinaan teknis dalam penyelenggaraan pembangunan bidang Cipta Karya di Kabupaten/Kota. Tujuan dari kegiatan Fasilitasi Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPUM) Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten/Kota ini adalah tersusunnya RPUM Kabupaten/Kota Bidang PU/Cipta Karya yang sesuai dengan kebutuhan nyata daerah dan rencana pengembangan wilayah dengan dukungan peran Pemerintah Provinsi selaku koordinator dan enabler pembangunan bidang Cipta Karya. Sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut; 1) Tersusunnya RPIJM Kabupaten/Kota yang sesuai dengan kebutuhan. prioritas daerah dan rencana, pengembangan wilayah yang mengacu pada RTRW Kabupaten/Kota yang bersangkutan. 2) Tersusunnya RPIJM Kabupaten/Kota yang memenuhi kelayakan teknik,. ekonomi, keuangan, social dan lingkungan yang didukung dengan kelembagaan daerah yang memadai. 3) Tersusunnya rencana investasi daerah yang dapat didanai dengan. berbagai. skema. pendanaan. baik. melalui. dana. sendiri. (APBD. Kota/Kabupaten ), dana-dana hibah (APBN, APBD Provinsi) dan dana hibah/pinjamsn luar negeri maupun dana swasta.. 1.4. Mekanisme dan Frame penyusunan RPIJM 1) Eksekutif Summary Usulan Rencana Program Investasi Jangka Menengah bidang PU/Cipta Karya serta kesepakatan program antara pemerintah pusat, Provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota. 2) Strategi. dan. rencana. pembangunan. perkotaan. dan. perdesaan. (kota/kabupaten) yang mencakup pembahasan isu dan kecenderungan. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 1 - 5.

(8) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI situasi dan kondisi yang perlu diperhatikan, tujuan dan sasaran pembangunan. jangka. menengah,. lingkungan. strategis,. skenario. pembangunan serta rencana pembangunan yang ditetapkan. 3) Kajian kelayakan investasi (feasibility study) prasarana dan sarana bidang PU/Cipta Karya yang meliputi kelayakan teknis, teknologis, ekonomi, finansial, lingkungan, dan kelayakan sosial serta kelayakan manajemen yang dilandasi oleh rencana induk sistem serta penetapan prioritas program/proyek. 4) Kajian integratif RPIJM disesuaikan dengan kapasitas kemampuan pembiayaan dan kelembagaan. 5) Memorandum program investasi PS Bidang PU/Cipta Karya 6) Social Safeguard (Land Acquisition and Resettlement Plan) 7) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) 8) Analisis Keuangan Daerah dan Pembiayaan Program Pembangunan 9) Rencana Peningkatan Pendapatan Daerah 10) Rencana Pengembangan Kelembagaan Daerah 11). Lampiran Penunjang (rencana tata ruang, rencana induk sistem, FS sektor, dll). c.. Kegiatan Bidang PU/Cipta Karya yang dapat dimasukkan dalam RPIJM tersebut. meliputi,. antara lain: 1). Pembangunan. Infrastruktur Permukiman. Perdesaan. untuk. mendukung: i) pengembangan kawasan agropolitan, ii) pengembangan kawasan terpilih pusat pengembangan desa (KTP2DJ dan Desa Pusat Pertumbuhan (DPP), dan iii) penyediaan infrastruktur bagi desa tertinggal (PPIP) 2). Peningkatan Kualitas Permukiman Kawasan Kumuh dan Nelayan, melalui: i) penanggulangan kemiskinan perkotaan (P2KP), ii) penataan dan perbaikan lingkungan permukiman (NUSSP), dan iii) peremajaan kawasan kumuh/nelayan; DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 1 - 6.

(9) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI 3). Pengembangan Kawasan Perumahan dan Permukiman bagi Masyarakat Berpenghasilan. Rendah,. melalui:. i). penyediaan. infrastruktur. permukiman (air bersih, sanitasi, drainase dan jalan lingkungan) untuk pengembangan. kawasan. perumahan. RSH. bagi. PNS/TNI-. POLRI/Pekerja, ii) pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA),. dan. iii). penyediaan. infrastruktur. di. daerah. terpencil/pulau kecil/kawasan perbatasan; 4). Pengembangan Infrastruktur Permukiman Perkotaan, meliputi: i) Sistem Penyediaan (prasarana dan sarana) air minum, ii) Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat, iii) Pengelolaan Persampahan iv) Drainase Penataan Revitalisasi kawasan/lingkungan/bersejarah;. 5) Pengembangan Kawasan Permukiman, Meliputi penyediaan infrastruktur untuk pengembangan/perluasan permukiman kota dan pengembangan kawasan ekonomi terpadu; 6). Pembinaan teknis penataan bangunan dan lingkungan untuk memenuhi standar keselamatan dan keamanan bangunan gedung serta lingkungan yang layak huni. d. Kegiatan penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya. Kabupaten/Kota. perlu. disusun. oleh. Satgas. .RPIJM. Kabupaten/Kota dengan mendasarkan pada manajemen strategis pembangunan daerah yang mendasarkan pada pemenuhan kebutuhan dasar dan demand of development serta melalui pendekatan partisipatif, yang sedapat mungkin melibatkan berbagai stakeholder pembangunan.. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 1 - 7.

(10) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI. KARAKT E RISTIK UMUM KOTAJAMBI. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 1.

(11) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI Identifikasi awal kawasan perencanaan merupakan tinjauan awal yang berupa penyajian kondisi kawasan wilayah perencanaan ditinjau dari wilayah Kota Jambi secara keseluruhan. Pembahasan ditekankan pada gambaran umum wilayah Kota Jambi yang berupa data sekunder. Adapun tinjauannya adalah sebagai berikut :. 2.1. Karakteristik Fisik Dasar A. Letak Geografis dan Batas Administrasi Kota Jambi sebagai pusat wilayah dan Ibukota Propinsi Jambi, secara geografis terletak pada koordinat 0132 45 sampai dengan 0141 41 Lintang Selatan dan 10331 29 sampai dengan 10340 6 Bujur Timur. Secara administrasi wilayah kota Jambi berbatasan langsung dengan : . Sebelah Utara. :. berbatasan dengan Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi. . Sebelah Selatan :. berbatasan dengan Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi. . Sebelah Barat. :. berbatasan. dengan. Kecamatan. Jambi. Luar. Kota. Kabupaten Muaro Jambi . Sebelah Timur. :. berbatasan dengan Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi.. Luas wilayah Kota Jambi  20.538 hektar terdiri dari 8 kecamatan dan 55 kelurahan. Untuk lebih jelasnya mengenai orientasi wilayah Kota Jambi dan batas administrasinya dapat dilihat pada Tabel II.1.1 dan Gambar 2.1.1.. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 2.

(12) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI Tabel II.1.1 Luas Wilayah Administrasi Kota Jambi No. Nama Kecamatan. Jumlah Kelurahan. Luas (Km2). 1. Kotabaru. 7. 77.78. 2. Jambi Selatan. 7. 34.07. 3. Jelutung. 6. 7.92. 4. Pasar Jambi. 4. 4.02. 5. Telanaipura. 10. 30.39. 6. Danau Teluk. 5. 15.7. 7. Pelayangan. 6. 15.29. 8. Jambi Timur Kota Jambi. 10 55. 20.21 205.38. Sumber : Kota Jambi Dalam Angka 2007. B. Iklim dan Curah Hujan Pada umumnya wilayah Kota Jambi dan sekitarnya ber iklim tropis dengan dipengaruhi oleh dua musim, yaitu Musim Barat dan Musim Timur. Pada saat Musim Barat angin bertiup ke arah barat yang biasanya terjadi pada bulan April – bulan Oktober, sementara pada Musim Timur angin bertiup ke arah Timur dan Selatan yang berlangsung pada bulan Oktober – bulan April. Musim kemarau umumnya terjadi pada bulan Mei sampai bulan September dan musim hujan terjadi pada bulan Oktober sampai bulan April. Selama tahun 2002 curah hujan di wilayah Kota Jambi menunjukkan curah hujan sebesar 1.306 mm, dengan jumlah hari hujan dalam setahun sekitar 130 hari. Jumlah curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret yaitu sebesar 367 mm dengan jumlah hari hujan 20 hari dan jumlah curah hujan terkecil terjadi pada bulan September yaitu 0 mm dengan jumlah hari hujan 0 hari. Sedangkan suhu / temperatur udara rata-rata mencapai 26C – 27,8C, dengan kelembaban. nisbi. bulanan. DINAS PEKERJAAN UMUM. berkisar. antara. 81%. -. 89%.. Bab 2 - 3.

(13) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI .     . .      . . .     .      . .     . KOTA JAMBI Gambar 2.1.1 PETA BATAS ADMINISTRASI KOTA JAMBI. .      .  .       .  .         .    .     .    .   .   .     .                                                                                                                    . .     .                                       .                                                                                                                                                     .                                                                                                              . .      .                                             .  .   .    .   .   .              .      . PEMERINTAH KOTA JAMBI TAHUN 2000.     . DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 4.

(14) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI C. Kelerengan Lahan Berdasarkan data tahun 2002 diketahui sebagian besar wilayah Kota Jambi mempunyai kelerengan antara 0 – 2% yaitu seluas 11.362 hektar atau sekitar 55,15% dari luas keseluruhan Kota Jambi. Wilayah dengan kelerengan 2 – 8% seluas 5.349 hektar (26,04%), kemiringan 8 – 15% seluas 2.732 hektar (13,30 %). Jika. dilihat. penyebarannya. pada. masing-masing. kecamatan,. kemiringan lereng 0 – 2% tersebar di seluruh kecamatan, sebagian besar terdapat di Kecamatan Jambi Selatan dan Telanaipura yaitu masing-masing seluas 2.668 hektar dan 2.433 hektar. Kelerengan. 2 – 8% tersebar di lima. kecamatan yaitu Kecamatan Kota Baru seluas 4.168 hektar, di Kecamatan Jambi Selatan seluas 629 hektar, Kecamatan Jelutung seluas 401 hektar, Kecamatan Pasar Jambi seluas 40 hektar dan Kecamatan Telanaipura seluas 111 hektar. D. Geologi dan Struktur Batuan Dilihat dari struktur batuan, pada umumnya wilayah Kota Jambi terbentuk dari struktur batuan endapan permukaan, batuan sedimen umur miosen dan batuan sedimen umur pliosen. Struktur batuan endapan permukaan pada umumnya tersebar di sebelah utara Sungai Batanghari, meliputi Kecamatan Danau Teluk dan Kecamatan Pelayangan. Sedangkan batuan sedimen umur miosen tersebar di sebelah barat wilayah Kota Jambi meliputi Kecamatan Kota Baru. Dilihat luasannya, jenis batuan endapan permukaan menempati areal seluas 10.454 hektar, batuan sedimen umur miosen seluas 8.375 hektar dan batuan sedimen umur pliosen seluas 1.709 hektar. E. Jenis dan Tekstur Tanah Jenis tanah di wilayah Kota Jambi dapat dibedakan kedalam empat jenis tanah yaitu jenis tanah Gleisol Hidrik, Podsolik Gleiik, Alluvial dan Podsolik. Dari keempat jenis tanah tersebut yang paling dominan adalah jenis DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 5.

(15) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI tanah podsolik yaitu seluas 10.082 hektar, sedangkan jenis tanah lainnya yaitu tanah alluvial, tanah gleisol hidrik dan jenis tanah podsoil gleik masing-masing seluas 9.600 hektar, 796 hektar. dan. 60 hektar. Dilihat penyebarannya, jenis. tanah podsoil pada umumnya tersebar di Kecamatan Telanaipura, Kota Baru, Jelutung dan Jambi Selatan. Jenis tanah alluvial umumnya terdapat di daerah dataran seperti di Kecamatan Danau Teluk dan Pelayangan. Tekstur tanah adalah gambaran perbandingan antara pembentuk tanah, yaitu fraksikot, debu dan pasir. Pembentukan tanah terjadi karena adanya pelapukan mekanik, pelapukan kimia dan pelapukan organisme. Akibat proses pelapukan tersebut, maka terjadi macam-macam kelas tekstur tanah, penggolongan tekstur tanah tersebut meliputi tekstur halus, tekstur sedang dan tekstur kasar. Komposisi ini menentukan kualitas fisik kawasan. Tekstur tanah di wilayah Kota Jambi dapat dibedakan kedalam jenis halus, sedang dan kasar. Tanah dengan tekstur halus menempati areal seluas 3.579 hektar atau sekitar 17,43% dari luas wilayah keseluruhan, tekstur sedang seluas 15.381 hektar atau seluas 74,89% dan tekstur kasar seluas 488 hektar atau seluas 2,38% dari luas wilayah keseluruhan kota Jambi. F. Kedalaman Efektif Tanah Sebagian besar wilayah Kota Jambi mempunyai kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm yaitu seluas 19.260 hektar atau sekitar 93,78% dari luas wilayah keseluruhan Kota Jambi. Sedangkan kedalaman efektif tanah lainnya berkisar antara 60 – 90 cm seluas 188 hektar atau sekitar 0,91% dari luas wilayah keseluruhan. Kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm sebagian besar terdapat dua kecamatan yaitu Kecamatan Kota Baru seluas 7.708 hektar dan Kecamatan Jambi Selatan seluas 3.378 hektar.. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 6.

(16) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI G. Hidrologi Kota Jambi dibelah oleh Sungai Batanghari menjadi 2 ( dua ) bagian yaitu bagian selatan dan bagian utara. Bagian selatan merupakan bagian terbesar wilayah kota Jambi dimana terdapat 5 buah anak Sungai Batanghari, yaitu : 1. Sungai Kenali Besar Sungai ini melewati Kecamatan Kotabaru dan Kecamatan Telanaipura, kemudian masuk kedalam Danau Kenali terus ke Danau Sipin dan akhirnya bermuara ke Sungai Batanghari. 2. Sungai Kambang Daerah pengaliran Sungai Kambang meliputi sebagian Kelurahan Simpang III Sipin di Kecamatan Kotabaru dan Kelurahan Simpang IV Sipin. 3. Sungai Asam Daerah. pengaliran. Sungai Asam meliputi Kecamatan Kotabaru (yaitu. meliputi sebagian Kelurahan Kenali Asam Bawah, sebagian Kelurahan Kenali Asam Atas, Kelurahan Sukakarya, Kelurahan Simpang III Sipin dan Kelurahan. Paal Lima), Kecamatan Jelutung (yaitu meliputi Kelurahan. Jelutung, Kelurahan Lebak Bandung dan Kelurahan Cempaka Putih), Kecamatan Pasar Jambi (meliputi Kelurahan Beringin dan Kelurahan Orang Kayo Hitam). 4. Sungai Tembuku Daerah pengaliran Sungai Tembuku meliputi sebagian Kecamatan The Hok, Kelurahan Tambak Sari, sebagian Kelurahan Kebon Handil, Kelurahan Jelutung, sebagian Kelurahan Cempaka Putih, Kelurahan Talang Jauh, sebagian Kelurahan Sulanjana, Kelurahan Rajawali dan Kelurahan Kasang.. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 7.

(17) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI 5. Sungai Selincah Daerah pengaliran Sungai Selincah meliputi Kelurahan Talang Bakung dan Kelurahan Sijenjang. Sungai Batanghari selain berfungsi hidrologi juga berfungsi sebagai prasarana transportasi dan penunjang kegiatan ekonomi masyarakat serta sebagai sumber air baku untuk air minum. Sedangkan danau yang ada di Kota Jambi antara lain adalah Danau Sipin, Danau Teluk, Danau Penyengat dan Danau Kambang.. 2.2 Karakteristik Penggunaan Lahan dan Bangunan A. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di Kota Jambi dari luas wilayah 20.538 hektar, sebagian besar merupakan penggunaan non urban seluas 15.404 hektar atau sekitar 74,84% dari luas keseluruhan Kota Jambi. Penggunaan urban seluas 5.134,2 hektar atau seluas 25,16% dari luas wilayah keseluruhan Kota Jambi. Konsentrasi luasan bangunan terluas berada di Kecamatan Jambi Selatan dengan 2.445 Ha sementara di Kecamatan Pelayangan hanya terdapat 98 Ha. Untuk lebih jelasnya penggunaan lahan di Kota Jambi dapat dilihat pada Tabel II. 2. 1.. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 8.

(18) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI Tabel II.2.1. Luas Penggunaan Lahan Di Kota Jambi No. Nama Kecamatan. 1. Kotabaru. 2. Jambi Selatan. 3. Lahan Sawah. Lahan Kering. Bangunan. Tegal / Kebun. Padang Rumput. Lainnya. -. 3,167.0. 866.0. 2,179.5. 20.0. 307.0. 91.0. 411.0. 2,445.0. 379.0. -. 60.0. Jelutung. -. 14.0. 336.0. 14.0. -. 150.5. 4. Pasar Jambi. -. 9.0. 371,75. 7.0. 2.0. 2.0. 5. Telanaipura. 232.0. 399.0. 382.0. 6.0. 20.0. 1,633.0. 6. Danau Teluk. 545.0. 112.0. 111.0. 639.0. -. 78.0. 7. Pelayangan. 425.0. 492.0. 98.0. 422.0. 5.0. 168.0. 8. Jambi Timur. 383.0. 145.0. 896.2. 121.0. 4.0. 110.0. Kota Jambi. 1,676.0. 4,749.0. 5,134.2. 3,767.5. 51.0. 2,508.5. Sumber : Kota Jambi dalam angka 2007. B. Penggunaan Bangunan Berdasarkan data diketahui luas daerah terbangun di Kota Jambi seluas 5.134 hektar atau 25,16% dari luas keseluruhan wilayah Kota Jambi. Sedangkan daerah yang belum terbangun seluas 15.404 hektar atau 74,84% dari luas keseluruhan Kota Jambi. Penggunaan lahan untuk daerah terbangun ini terdiri dari beberapa jenis penggunaan seperti rumah hunian, gedung olah raga, pertokoan, perkantoran, tempat ibadah, industri, terminal, kuburan, sekolah dan lain-lain.. 2.3. Karakteristik Sosial Kependudukan Berdasarkan registrasi penduduk tahun 2007, jumlah penduduk sebesar 470.902 orang. Terdiri dari penduduk laki-laki sebesar 238.329 dan perempuan 232.573 orang. Laju pertumbuhan penduduk dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar 4,05 persen. Besaran ini meningkat lebih dari tiga kali lipat dibanding laju pertumbuhan tahun 2006, sebesar 1,27 persen. Penyebabnya antara lain. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 9.

(19) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI adalah pertumbuhan penduduk kecamatan Kota Baru dan kecamatan Pelayangan yang lebih dari 10 persen. Komposisi penduduk tidak mengalami perubahan, jumlah penduduk laki-laki tetap lebih banyak dibanding perempuan. Rasio jenis kelamin (sex ratio) tahun 2007 sebesar 102, artinya di Kota Jambi terdapat 102 laki-laki per 100 perempuan. Selama empat tahun terakhir yaitu 2004 – 2007 tren jumlah penduduk Kota Jambi terus meningkat. Laju pertumbuhan penduduk selama empat tahun tersebut sebesar 1,91 persen artinya kecepatan perubahan penduduk rata-rata setiap tahun adalah 1,91 persen. Menurut jenis kelamin, laju pertumbuhan penduduk laki-laki selama empat tahun sebesar 1,92 persen sedangkan laju pertumbuhan penduduk perempuan sebesar 1,90 persen. Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin tidak berubah dari tahun ke tahun, jumlah penduduk laki-laki selalu lebih besar dari penduduk perempuan. Rata-rata rasio jenis kelamin per tahun adalah sebesar 102. Hanya tahun 2005 besarnya rasio jenis kelamin 101. A.. Penduduk Kota Jambi Menurut Kecamatan. Pertumbuhan penduduk di delapan kecamatan di Kota Jambi cukup bervariasi. Pertumbuhan penduduk terbesar di Kecamatan Kota Baru sebesar 13,21 persen. Hal ini wajar mengingat pesatnya perkembangan jumlah pemukiman baru (perumahan) yang dibangun di kawasan ini. Selain itu kecamatan Pelayangan juga mengalami pertumbuhan cukup besar yaitu 10,49 persen.. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 10.

(20) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI. Tabel II.3.1 Jumlah dan Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kota Jambi per Kecamatan Tahun 2007 No. Nama Kecamatan. Jumlah Penduduk. Jumlah Kelurahan. %. 2006. 2007. 9. 100.663. 113.959. 13,21. 10. 98.507. 99.150. 0,65. 1. Kotabaru. 2. Jambi Selatan. 3. Jelutung. 7. 60.791. 61.542. 1,24. 4. Pasar Jambi. 4. 13.964. 15.356. 9,97. 5. Telanaipura. 11. 76.045. 76.224. 0,24. 6. Danau Teluk. 5. 12.119. 12.290. 1,41. 7. Pelayangan. 6. 12.312. 13.603. 10,49. 8. Jambi Timur. 10. 78.159. 78.778. 0,79. 62. 470.902. 470.902. 4,05. Jumlah. Sumber : Kota Jambi Dalam Angka, 2007. Dari 470.902 orang penduduk Kota Jambi, sebagian besar atau 24,2 persen adalah penduduk Kecamatan Kota Baru, sedangkan persentase terkecil yaitu 2,61 persen bermukim di Kecamatan Danau Teluk. B.. Penduduk Kota Jambi Menurut Jenis Kelamin Tabel II.3.2 Jumlah dan Jenis Kelamin Penduduk Kota Jambi per Kecamatan Tahun 2007. Kecamatan Laki-laki Kotabaru 58,533 Jambi Selatan 49,925 Jelutung 30,311 Pasar Jambi 7,549 Telanaipura 38,244 Danau Teluk 6,188 Pelayangan 6,924 Jambi Timur 40,655 238,329 Jumlah. No 1 2 3 4 5 6 7 8. PENDUDUK Perempuan 55,426 49,225 31,231 7,807 37,980 6,102 6,679 38,123 232,573. Jumlah 113,959 99,150 61,542 15,356 76,224 12,290 13,603 78,778 470,902. Rasio Jenis 106 101 97 97 101 101 104 107 102. Sumber : Kota Jambi Dalam Angka, 2007. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 11.

(21) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI Rasio. jenis. kelamin. merupakan. perbandingan. banyaknya. penduduk. perempuan dengan banyaknya penduduk laki-laki pada suatu daerah dan waktu tertentu. Angka yang diperoleh dari rasio jenis kelamin menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan. Apabila angka yang diperoleh dari rasio jenis kelamin lebih besar dari 100 berarti jumlah penduduk laki-laki lebih besar daripada jumlah penduduk perempuan. Sedangkan untuk angka kurang dari 100 berarti jumlah penduduk perempuan lebih besar daripada jumlah penduduk laki-laki. Kecamatan-kecamatan di Kota Jambi yang mempunyai rasio jenis kelamin kurang dari 100 adalah Kecamatan Jelutung dan Pasar Jambi dengan rasio jenis kelamin sama yaitu 97. Artinya pada dua kecamatan tersebut terdapat 97 lakilaki per 100 perempuan. Perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan terbesar di kecamatan Jambi Timur, dengan rasio jenis kelamin 107 yang artinya dari setiap 100 perempuan terdapat 107 laki-laki. C.. Tingkat Kelahiran dan Kematian Penduduk Kota Jambi. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mencatatkan setiap kejadian kelahiran dan kematian adalah salah satu kelemahan data registrasi penduduk. Dari pencatatan registrasi penduduk tahun 2007 terdapat 2.248 kelahiran dan 1.141 kematian.. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 12.

(22) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI Tabel II.3.3 Tingkat Kelahiran Penduduk Kota Jambi per Kecamatan Tahun 2007. No Kecamatan 1 2 3 4 5 6 7 8. Kotabaru Jambi Selatan Jelutung Pasar Jambi Telanaipura Danau Teluk Pelayangan Jambi Timur Jumlah. Penduduk Kelahiran Pertengahan Laki-laki Perempuan Tahun 100,320 81 83 98,694 200 149 61,144 213 231 14,197 9 8 76,176 97 91 12,183 82 60 22,280 13 16 81,689 529 386 466,683 1,224 1,024. Angka Kelahiran Kasar. Jumlah 164 349 444 17 188 142 29 915 2,248. 2 4 7 1 2 12 1 11 5. Sumber : Kota Jambi Dalam Angka, 2007. Tabel II.3.4 Tingkat Kematian Penduduk Kota Jambi per Kecamatan Tahun 2007 No. Kecamatan. 1 Kotabaru 2 Jambi Selatan. Penduduk Kematian Pertengahan Laki-laki Perempuan tahun 100,320 61 55. 116. Angka Kematian Kasar 1. Jumlah. 98,694. 81. 46. 127. 1. 3 Jelutung 4 Pasar Jambi. 61,144. 105. 80. 185. 3. 14,197. 12. 8. 20. 1. 5 Telanaipura 6 Danau Teluk. 76,176. 44. 28. 72. 1. 12,183. -. 12. 12. 1. 7 Pelayangan 8 Jambi Timur. 22,280. 6. 7. 13. 1. 81,689. 320. 276. 596. 7. Jumlah. 466,683. 629. 512. 1,141. 2. Sumber : Kota Jambi Dalam Angka, 2007. Berdasarkan data tersebut kita dapatkan angka kelahiran kasar (crude birth rate) Kota Jambi tahun 2007 adalah 5 orang per 1.000 orang penduduk, dengan angka kematian kasar (crude death rate) sebesar 2 orang per 1.000 orang penduduk.. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 13.

(23) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI. Tabel II.3.5 Jumlah Penduduk Kota Jambi Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2007. Kelompok Umur 0–4 5–9 10 – 14 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 – 49 50 – 54 55 – 59 60 – 64 65 – 69 70 – 74 75 + Jumlah. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 24,548 23,955 20,258 19,769 21,688 21,164 22,642 22,094 25,501 24,885 26,216 25,583 18,113 17,676 19,066 18,606 15,491 15,118 13,823 13,489 10,963 10,698 7,150 6,977 5,243 5,117 3,575 3,489 2,383 2,326 1,669 1,627 238,329 232,573. Jumlah 48,503 40,027 42,852 44,736 50,386 51,799 35,789 37,672 30,609 27,312 21,661 14,127 10,360 7,064 4,709 3,296 470,902. Sumber : Kota Jambi Dalam Angka, 2007. Sementara apabila ditinjau dari struktur kelompok umur penduduk Kota Jambi seperti yang diperlihatkan pada Tabel 3.13 diatas, dapat dilihat bahwa perbandingan penduduk dengan kelompok umur usia produktif masih dapat menanggung penduduk kelompok umur usia belum produktif dan penduduk kelompok umur nin produktif. D.. Tingkat Kepadatan Penduduk Kota Jambi. Luas wilayah Kota Jambi adalah 205,38 km2 dengan jumlah penduduk 470.902 jiwa, maka kepadatan penduduk Kota Jambi tahun 2007 adalah 2.293 jiwa/km2. Kepadatan penduduk per kecamatan cukup bervariasi sesuai dengan luas masing-masing wilayah. Kecamatan Jelutung mempunyai tingkat kepadatan penduduk terbesar dari delapan kecamatan yang ada di Kota Jambi. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 14.

(24) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI yakni 7.770 jiwa/km2, sementara kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Danau Teluk sebesar 783 jiwa/km2 Tabel II.3.6 Tingkat Kepadatan Penduduk Kota Jambi per Kecamatan Tahun 2007 No. Kecamatan. Luas wilayah (km2). Penduduk. Kepadatan Penduduk. 1 Kotabaru 2 Jambi Selatan. 77.78. 113,959. 1,465. 34.07. 99,150. 2,910. 3 Jelutung 4 Pasar Jambi. 7.92. 61,542. 7,770. 4.02. 15,356. 3,820. 5 Telanaipura 6 Danau Teluk. 30.39. 76,224. 2,508. 15.7. 12,290. 783. 7 Pelayangan 8 Jambi Timur. 15.29. 13,603. 890. 20.21. 78,778. 3,898. 205.38. 470,902. 2,293. Jumlah. Sumber : Kota Jambi Dalam Angka, 2007. Gambarl II.3.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Jambi per Kecamatan Tahun 2007 12 000 0. 113959. 11 000 0. 99150. 10 000 0. 9 000 0. 8 000 0. 78778. 76224. 7 000 0. 61542 6 000 0. 5 000 0. Jumlah. 4 000 0. Kepadat an 3 000 0. 2 000 0. 15356. 12290. 13603. 1 000 0. 0 K ot ab ar u. Jb_S el. Jelut u n g. DINAS PEKERJAAN UMUM. Psr _ Jbi. T elan a ipur a. D_T eluk. P elaya n gan. Jbi_T imur. Bab 2 - 15.

(25) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI E.. Jumlah Rumah Tangga dan Rata – Rata Jumlah Anggota Keluarga Penduduk Kota Jambi. Di seluruh kecamatan di Kota Jambi terdapat 104.943 rumah tangga dengan rata – rata jumlah anggota rumah tangga sebanyak 4 – 5 orang. Apabila diasumsikan sebanyak 60% dari seluruh rumah tangga adalah pemilik 1 unit rumah tinggal, maka diperkirakan jumlah rumah tinggal di Kota Jambi sebanyak 62.966 unit. Tabel II.3.7 Jumlah dan Rata – rata Anggota Rumah Tangga Penduduk Kota Jambi per Kecamatan Tahun 2007 No 1 2 3 4 5 6 7 8. Kecamatan. Kotabaru. Penduduk. Rumah Tangga. Rata-rata Anggota Rumah Tangga. 113,959. 24,740. 5. Jambi Selatan. 99,150. 23,146. 4. Jelutung. 61,542. 15,080. 4. Pasar Jambi. 15,356. 3,203. 5. Telanaipura. 76,224. 16,895. 5. Danau Teluk. 12,290. 2,909. 4. Pelayangan. 13,603. 3,240. 4. Jambi Timur. 78,778. 15,730. 5. 470,902 104,943 Jumlah Sumber : Kota Jambi Dalam Angka, 2007. 2.4. Karakteristik Sarana dan Prasarana Transportasi Sarana dan prasarana transportasi di Kota Jambi, pada dasarnya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu transportasi melalui darat, melalui air, dan udara. Hal ini sesuai dengan karakteristik wilayah Kota Jambi, dimana selain dapat memanfaatkan transportasi darat, juga dengan adanya sungai Batanghari di bagian utara kota, menjadikan transportasi melalui air merupakan salah satu prasarana transportasi yang penting. Terutama menghubungkan Kota Jambi dengan wilayah lain yang belum dapat dijangkau dengan angkutan darat, atau untuk kegiatan angkutan barang dengan volume yang cukup besar. Selain itu juga terdapat Bandara Sultan Thaha yang dapat menghubungkan Kota Jambi dengan kota-kota besar lainnya ( eksternal kota ). DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 16.

(26) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI A. Transportasi darat 1. Jaringan Jalan Jaringan jalan yang ada di Kota Jambi,. jumlahnya ( panjang ) terus. bertambah, pada tahun 1993, tercatat total panjang jalan yang ada ialah 419,48 km, dan pada tahun 1997 meningkat menjadi 549,09 km, sedangkan pada tahun 2002 tercatat sepanjang 579,488 km, atau bertambah sepanjang 160 km selama 6 tahun terakhir. Berdasarkan konstruksinya, jaringan jalan yang ada di Kota Jambi, secara umum dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis perkerasan, yaitu konstruksi Aspal, Koral/Batu, dan Tanah. Dari data tahun 1996, dari total panjang jalan yaitu 419,542 km, jalan. dengan konstruksi aspal tercatat sepanjang. 284,973 km ( 67,93% ), konstruksi Batu/Koral 3,985 km ( 0,95% ), dan konstruksi Perkerasan tanah sepanjang 130,584 km ( 31,13% ). Sedangkan pada tahun 1997, total panjang jalan yang ada ialah 549,09 km, jalan dengan konstruksi aspal sepanjang 351,81 km perkerasan. ( 64,07% ), konstruksi. tanah 197,28 km ( 35,93% ) dan tidak terdapat jalan dengan. perkerasan batu/koral. Pada tahun 2002, dimana tercatat panjang jalan total menjadi 579,488 km, jalan dengan konstruksi aspaL sepanjang 364,52 km ( 62,90% ), konstruksi perkerasan tanah sepanjang 214,97 km ( 41,76% ), tidak tercatat adanya jaringan jalan dengan konstruksi perkerasan batu/koral. Berdasarkan kondisinya, dibagi menjadi 4 kategori, yaitu baik, sedang, rusak dan rusak berat. Pada tahun 1993, dari sepanjang 419,54. km. jaringan jalan total se Kota Jambi, dalam kondisi baik sepanjang 268,55 km ( 64,01% ), kondisi sedang. 73,31. km ( 17,47% ), dan. kondisi. rusak 77,68 km ( 18,52% ), tidak tercatat adanya jaringan jalan dalam kondisi rusak berat. Pada tahun 2002 dimana tercatat panjang total jaringan jalan menjadi 579,488 km, dalam kondisi baik sepanjang 341,64 km ( 58,96% ), dalam kondisi rusak sepanjang 40,16 km ( 6,93% ), dan DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 17.

(27) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI dalam kondisi rusak berat sepanjang 197,69 km ( 34,11% ), tidak tercatat adanya jaringan jalan dengan kondisi sedang. Berdasarkan fungsinya, jaringan jalan yang ada di Kota Jambi terbagi menjadi Arteri Primer, Arteri Sekunder, Kolektor Sekunder, Jalan Lokal dan Jalan Lingkungan. Pada tahun 2002, yang termasuk kedalam jaringan Jalan Arteri Primer : sepanjang 38,403 km, Arteri Sekunder 49,537 km, Kolektor Sekunder 47,615 km, sehingga total panjang jaringan jalan di Kota Jambi dengan hirarki fungsi sampai dengan kolektor sekunder ialah : 135,555 km. Sisanya sepanjang 443.933 km termasuk kedalam Jaringan Jalan Lokal dan Jalan Lingkungan. Berdasarkan data Pengamatan Lapangan, dan data Kajian Pengembangan Jaringan Jalan Kota Jambi – Direktorat Bina Jalan Kota, Bina Marga Dep. Pekerjaan Umum, Jaringan jalan arteri primer di Kota Jambi terdiri dari beberapa ruas jalan yaitu : a. Jalan yang menghubungkan pelabuhan udara Sultan Thaha dengan pusat kota, yaitu Jalan Abd. Rahman Saleh, Jalan Jend. Sudirman dan Jalan Gatot Subroto. b. Jalan utama masuk Kota Jambi untuk lalu lintas regional, dari wilayah selatan ( Palembang ), yaitu jalan Laksamana Surya Darma, Jalan Pangeran Hidayat, Jalan Prof. Moh. Yamin, Jalan Sultan Agung dan Jalan Sultan Thaha. c. Jalan utama masuk Kota Jambi untuk lalu lintas regional, dari wilayah selatan (Palembang), yaitu Jalan Laksamana Surya Darma, Jalan Pangeran Hidayat, Jalan Prof. Moh. Yamin, Jalan Sultan Agung dan Jalan Sultan Thaha. d. Jalan yang menghubungkan Kota Jambi dengan Pelabuhan, yaitu jalan Yos Sudarso, Jalan M. Pamuk dan Jalan Sultan Thaha. e. Jalan utama masuk Kota Jambi untuk lalu litnas regional, dari wilayah barat (Padang), yaitu Jalan Patimura, Jalan Letkol Abunjani, Jalan Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro, Jalan Sultan Agung dan Jalan Sultan Thaha. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 18.

(28) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI f. Jalan utama masuk Kota Jambi untuk lalu lintas regional, dari wilayah utara ( Pekan Baru ), yaitu Jalan Lingkar Barat V, Jalan Lingkar Barat IV, Jalan Patimura, Jalan Letkol. Abunjani, Jalan Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro, Jalan Sultan Agung, dan Jalan Sultan Thaha. Untuk jaringan jalan Arteri Sekunder, meliputi : . Jaringan jalan Lingkar Barat I sampai dengan Lingkar Barat III.. . Jaringan jalan Lingkar Selatan I sampai Lingkar Selatan III.. . Jaringan Jalan Lingkar Timur I dan II.. . Ruas jalan : Slamet Riyadi, Sudewi Maschun, GA. Siwabesy, Amir Hamzah, Basuki Rahmat, Agus Salim, Adam Malik, Orang Kayo Hitam, Rangkayo Pingai, KH. Hasan Anang, dst.. 2. Sarana Transportasi Dalam kompilasi ini, yang dimaksud dengan Sarana Transportasi ialah, sarana. transportasi. yang. bersifat. melayani. angkutan. umum. (orang/barang) sebagai salah satu service / pelayanan kota dalam mengantarkan orang/barang ke tempat tujuannya, meliputi : kompilasi jumlah kendaraan Angkutan Umum untuk orang atau barang, baik dalam Kota ( Angkot ), maupun regional, dan Rute serta Jumlah Angkutan Kota. Kendaraan angkutan umum yang ada di Kota Jambi secara umum dibagi menjadi 5 jenis, yaitu : . Angkutan Dalam Kota ( Angkot ). . Angkutan Kota Dalam Propinsi ( AKDP ). . Angkutan Kota Antar Propinsi ( AKAP ). . Angkutan Truk. . Taxi. . Angkutan Sewa (Rent Car). . Angkutan Pariwisata. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 19.

(29) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI Jumlah Angkutan Kota (Angkot) pada tahun 2003 hingga tahun 2007 tidak mengalami peningkatan yakni tetap sebanyak 1.038 kendaraan. Angkutan Kota Dalam Propinsi ( AKDP ), pada tahun 2003 berjumlah 463 kendaraan, pada tahun 2007 jumlahnya meningkat menjadi 626 kendaraan. Untuk Angkutan Kota Antar Propinsi ( AKAP ), pada tahun 2003 berjumlah 521 kendaraan, dan pada tahun 2003 berkurang menjadi 174. Hal ini disebabkan karena semakin berkembangnya angkutan udara sebagai alternatif utama sarana perjalanan antar propinsi dengan jangkauan yang lebih luas. Angkutan Truk, pada tahun 2003 berjumlah 2.418 kendaraan, dan pada tahun 2007 menyusut drastis menjadi hanya sebanyak 493 kendaraan. Sebagaimana dengan kondisi angkutan orang, angkutan barang pun sudah dapat diakomodasikan secara efektif oleh angkutan udara. Untuk data lebih lengkap, dapat dilihat pada Tabel II.4.1.. Tabel II.4.1 Banyaknya Kendaraan Angkutan Di Kota Jambi Tahun 2003 s.d 2007 No 1 2 3 4 5. Tahun. Dalam Kota. 2003 2004 2005 2006 2007. 1,038 1,038 1,038 1,038 1,038. Antar Kabupaten. Jenis Angkutan ( Unit ) Antar Angkutan Propinsi Truk Taxi. 463 471 * *. 521 397 * *. 626. 2,418 6,370 ** **. 174. 493. Angkutan Angkutan Sewa Pariwisata 80 80 80 80 80. 56 56 * * -. 15 18 * * -. Sumber : Kantor DLLAJR Kotamadya Jambi. Untuk Angkutan Dalam Kota ( Angkot ) terbagi dalam 5 trayek dan 14 jurusan, kesemuanya diatur dalam SK Walikota Jambi No. 13 tahun 1999. 3. Terminal Sistem Terminal yang ada di Kota Jambi, sebagai salah satu komponen penting dalam sistem transportasi, secara umum sudah dilakukan DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 20.

(30) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI dengan memisahkan Terminal Lokal dan Terminal Regional. Pada tahun 1993, di Kota Jambi terdapat 4 buah Terminal, yaitu :  Terminal Angkutan Kota, terletak di Kecamatan Pasar Jambi, yaitu di Jl. Sersan Zuraida dan Jl. Marsda Halim.  Terminal Antar Kota, terletak di Kecamatan Telanaipura, yaitu di Jl. Sumantri Brojonegoro.  Terminal Luar Kota, terletak di Kecamatan Kota Baru, di Jl. HOS Cokroaminoto.  Terminal Truk, terletak di Kecamatan Kota Baru, yaitu di Jl. HOS Cokroaminoto. Pada tahun 1997, Terminal Antar Kota di Jl. Sumantri Brojonegoro dan Terminal Luar Kota di Jl. HOS Cokroaminoto, digabungkan menjadi satu Terminal Regional, yaitu Terminal Alam Barajo yang terletak di Simpang Rimbo Kota Baru. Sejak tahun 1997, Terminal di Kota Jambi menjadi :  Terminal Angkutan Kota Rawasari¸ terletak di pusat kota, yaitu di Kecamatan Pasar Jambi, Jl. Sersan Zuraida. Berfungsi sebagai Terminal Dalam Kota melayani Angkutan Dalam Kota ( Angkot ). Melayani 5 Trayek angkutan yang terbagi menjadi 14 Jurusan.  Terminal Truk, di Kec. Kota Baru, yaitu di Jl. HOS Cokroaminoto, melayani angkutan kendaraan Truk besar, sedang dan kecil.  Terminal Regional Alam Barajo¸ Simpang Rimbo, berfungsi sebagai Terminal. Regional, melayani. (AKDP), dan Angkutan Kota. Angkutan Antar. Kota. Dalam Propinsi. Propinsi ( AKAP ).. Pada tahun 2007 terminal di Kota Jambi terdiri dari :  Terminal Angkutan Kota Rawasari¸ terletak di pusat kota, yaitu di Kecamatan Pasar Jambi, Jl. Sersan Zuraida. Berfungsi sebagai Terminal Dalam Kota melayani Angkutan Dalam Kota ( Angkot ). Melayani 5 Trayek angkutan yang terbagi menjadi 14 Jurusan.. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 21.

(31) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI  Terminal Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi ( AKDP ), di Kec. Kota Baru, yaitu di Jl. HOS Cokroaminoto, melayani kendaraan angkutan penumpang antar kota dalam Provinsi Jambi.  Terminal Regional Alam Barajo¸ Simpang Rimbo, berfungsi sebagai Terminal. Regional, melayani. (AKDP), dan Angkutan Kota. Angkutan Antar. Kota. Dalam Propinsi. Propinsi ( AKAP ).. B. Transportasi Sungai Transportasi Sungai di Kota Jambi, terjadi karena adanya Sungai Batanghari di bagian utara kota, dimana lalu lintas air sepenuhnya dibawah pembinaan LLASDP. Untuk melayani kegiatan transportasi sungai tersebut, maka di Kecamatan Pasar Jambi, di Jalan Sultan Thaha ditempatkan sebuah Pelabuhan Sungai. Kegiatan transportasi sungai di Kota Jambi, saat ini sepenuhnya memanfaatkan Sungai Batanghari, yang memisahkan Pusat Kota Jambi dengan Kota Jambi Seberang ( Kecamatan Danau Teluk dan Pelayangan ). Saat ini kegiatan transportasi sungai tersebut mempunyai 2 sifat pelayanan, yaitu untuk keperluan internal kota, serta external kota. Internal Kota, yaitu melayani pergerakan antar kedua tepi sungai Batanghari yang berfungsi sebagai penyeberangan, menghubungkan Pusat Kota Jambi dengan Jambi Seberang. Kegiatan penyeberangan ini lebih didominasi untuk angkutan orang, sedangkan untuk angkutan barang lebih berkembang melalui Jembatan Aur Duri. Untuk transportasi external Kota Jambi, yaitu menghubungkan Kota Jambi dengan kota-kota lain di bagian hulu dan hilir sungai. Kegiatan transportasi ini melayani angkutan orang, dan barang, terutama untuk angkutan kayu, dimana sepanjang DAS Batanghari banyak dijumpai Industri Pengolahan Kayu.. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 22.

(32) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI Kegiatan transportasi sungai ini dilayani oleh beberapa jenis kapal, mulai dari kapal kecil tanpa motor, sampai kapal motor berukuran besar, sedangkan berdasarkan Ship Call, kapal-kapal yang ada di pelabuhan Jambi terdiri dari Kapal Nasional, Kapal Asing, Pelayaran Rakyat, dan Non Pelayaran. Berdasarkan data statistik, jumlah kapal penumpang dan barang yang datang dan berangkat di Pelabuhan Jambi dari tahun 2001 sampai 2007 memperlihatkan kecenderungan yang fluktuatif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel II.4.2. Tabel II.4.2 Jumlah Penumpang Yang Datang dan Berangkat Serta Jumlah Barang Yang Bongkar Muat Di Pelabuhan Tahun 2001 s.d 2007 Penumpang Barang Tahun Datang Berangkat Bongkar Muat 2001 40,153 23,478 2002 42,215 40,432 90,886 91,693 2003 2,200 2,250 13,460 3,370 2004 692 662 30,687 17,439 2005 815 700 28,176 13,120 2006 928 879 20,115 12,135 2007 41,821 37,510 14,748 12,583 Sumber : Kota Jambi Dalam Angka, Tahun 2007. C. Transportasi Udara Kegiatan Transportasi Udara di Kota Jambi dilayani oleh Pelabuhan Udara Sultan Thaha Syaifudin, yang melayani jalur komersial ke Jakarta dan Batam. Dengan fasilitas Runway berukuran 30 x 1.900 m, dapat melayani jenis pesawat F-28. Dari data statistik, diketahui bahwa untuk jumlah pesawat yang datang maupun pergi, sejak tahun 2001 sampai dengan tahun 2007 meningkat pesat.. Pada tahun 2001 jumlah pesawat yang datang /. berangkat. sebanyak1.332 pesawat, kemudian sampai dengan tahun 2007 mengalami peningkatan pesat menjadi 3.284 pesawat.. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 23.

(33) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI Jumlah penumpang, sejak tahun 2001 hingga tahun 2008 mengalami peningkatan pesat, dimana pada tahun 2001 mencapai 74.452 penumpang datang dan 77.906 berangkat, dan pada tahun 2007 mencapai 344.272 penumpang datang, dan 329.158 penumpang berangkat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel II.4.3. Tabel II.4.3 Jumlah Pesawat dan Penumpang Yang Datang dan Berangkat Di Bandara Udara Sultan Thaha Tahun 2001 s.d 2007 Pesawat Penumpang Tahun Transit Datang Berangkat Datang Berangkat 2001 1,332 1,332 74,452 77,906 2002 2,026 2,026 127,815 136,024 2003 2,883 2,882 202,804 217,660 2004 3,975 3,978 288,545 304,967 2,287 2005 3,334 3,336 282,843 298,340 482 2006 3,496 3,496 333,104 348,622 1,921 2007 3,284 3,284 344,272 329,158 Sumber : Kota Jambi Dalam Angka, Tahun 2007. 2.5. Kondisi Aktual Tata Ruang Kota Jambi Pada bagian ini akan kondisi aktual pola penataan ruang di Kota Jambi ditinjau dari aspek – aspek pembahasan yang terkait dengan konteks pengembangan kegiatan perkotaan yang terdapat pada dokumen rencana tata ruang yang masih berlaku. A. Struktur Tata Ruang Kota Jambi Kegiatan utama kota merupakan kegiatan yang menjadi orientasi penduduk untuk keperluan pemenuhan kebutuhan pelayanan dan pekerjaan. Berdasarkan potensi yang dimiliki serta kebijakan pengembangan Kota Jambi, Di. dalam. dokumen. pengembangan. rencana. beberapa. tata. kegiatan. DINAS PEKERJAAN UMUM. ruang utama. Kota yang. Jambi. diarahkan. diharapkan. dapat. Bab 2 - 24.

(34) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI berkembang menjadi orientasi penduduk. Beberapa kegiatan tersebut antara lain adalah : . Pusat Permukiman. . Pusat Perdagangan & Jasa. . Industri. . Perkantoran dan Pelayanan Umum. . Terminal. . Bandar Udara. . Sub Pusat Pelayanan Berdasarkan kondisi aktual yang berkembang, alokasi kegiatan terminal. dan industri sudah tidak relevan lagi dijadikan acuan dalam menentukan orientasi. bagi. penduduk. untuk. keperluan. pemenuhan. kebutuhan. pelayanan dan pekerjaan. Alokasi pengembangan terminal dengan berbagai fungsi dan hierarkinya cenderung tidak dapat bertahan dan berkembang sebagaimana yang diharapkan. Saat ini terminal induk Alam Barajo sudah tidak dapat dikatakan berkembang dan berfungsi sebagaimana yang diharapkan karena sebagian besar angkutan kota, angkutan antar kota dan antar propinsi yang seharusnya menempati lokasi tersebut sudah tidak lagi terkoordinasikan dengan baik. Bahkan sebagian besar agen angkutan antar kota dan antar propinsi menempati lokasi di berbagai ruas jalan yang saat ini berkembang menjadi jalan protokol kota terutama di sekitar Jl. H.O.S. Cokroaminoto, Jl. Kapt. A. Bakarudin ( Simpang Mayang s.d Simpang Bangunan ) dan Jl. Kapt. Pattimura. Sementara itu terminal truk simpang kawat ( Jl. H.O.S. Cokroaminoto ) sudah beralih fungsi sebagai terminal beberapa pool angkutan antar kota ( tujuan Ma. Bulian, Tembesi sampai dengan Sungai Rengas ). Sebagian besar truk yang memasuki Kota Jambi memiliki orientasi untuk mangkal di sekitar ruas Jl. Lingkar Barat ( Simpang Rimbo s.d Simpang Paal X ) atau di ruas Jl. Lingkar Selatan. Sementara itu, pertumbuhan sektor industri di Kota Jambi juga relatif tidak relevan untuk dijadikan sebagai salah satu orientasi. Hal ini DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 25.

(35) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI disebabkan sebagian besar investor di bidang industri cenderung memilih mengembangkan pabrik di lokasi yang memiliki akses yang cukup dekat dan lancar menuju pelabuhan atau lokasi penumpukkan ( stock pile ) komoditas industrinya. Lokasi – lokasi tersebut cenderung berkembang di sepanjang Sungai Batanghari terutama yang berada dekat dengan kawasan Pelabuhan Talang Duku. Faktor lain yang menyebabkan semakin terbatasnya perkembangan sektor industri adalah harga lahan di sekitar Kota Jambi yang sudah sangat mahal dan tidak ekonomis untuk dikembangkan sebagai lokasi industri. Terbatasnya lahan yang termasuk di dalam wilayah administratif Kota Jambi atau yang memiliki akses yang cukup baik menuju pusat – pusat kegiatan utama menyebabkan investor di bidang industri lebih memilih untuk mengembangkan lokasi pabrik di Kabupaten Muara Jambi atau Kabupaten Batanghari yang memang masih layak dan memadai. Disamping itu arahan pengembangan orientasi pusat kegiatan yang terdapat di dokumen rencana tata ruang Kota Jambi juga kurang berpihak pada pengembangan sektor ini. Tercatat hanya 3 sub Bagian Wilayah Kota ( BWK ) dari 38 sub BWK yang ada di Kota Jambi yang mengalokasikan orientasi pusat kegiatannya di bidang industri. B. Pola Distribusi dan Kepadatan Penduduk Meskipun pada sebagian kawasan yang diarahkan untuk kepadatan penduduk yang sedang hingga rendah dapat dipertahankan sesuai dengan arahan rencana tata ruang Kota Jambi, namun pembatasan pengembangan tersebut hanya terbatas pada pengembangan perumahan oleh pengembang swasta ( developer ). Upaya untuk mempertahankan arahan pola distribusi dan kepadatan penduduk terhadap rumah yang dikembangkan secara swadaya masih diragukan prospeknya. Kondisi ini juga dipengaruhi oleh semakin tingginya harga material bangunan dan harga lahan pada lokasi – lokasi yang diarahkan sebagai konsentrasi pertumbuhan penduduk yang memang diminati dan sudah dikembangkan oleh developer. Hal ini DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 26.

(36) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI menyebabkan perkembangan penduduk di lokasi dengan kepadatan penduduk tinggi sulit untuk didistribusikan karena kemampuan dan kemauan untuk membeli ( willingness to pay ) masyarakat juga semakin menurun. C. Pemanfaatan Ruang Arahan pemanfaatan ruang yang diuraikan pada Tabel II.5.1. sudah banyak yang tidak sesuai dengan perkembangan kondisi yang terjadi saat ini terutama arahan lokasi pusat BWK dan pusat Sub BWK. Rencana pemanfaatan ruang Kota Jambi juga memperlihatkan proporsi pemanfaatan ruang secara umum yaitu : a. Perumahan Kondisi pertumbuhan perumahan di Kota Jambi berbagai tipe melalui Perum Perumnas cabang Jambi dapat dilihat pada Tabel II.6.1. Tabel II.6.1. Realisasi Pembangunan Perumahan Kota Jambi Melalui Perum Perumnas Cabang Jambi Tahun 2001 s.d 2007 Tahun 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Jumlah. RS T.21 0 0 0 0 0 0 0 0. RS T.27 0 0 0 4 6 20 0 30. RS T.36 0 0 15 0 0 9 30 54. RS D.45 0 0 0 0 0 0 0 0. Type RS D.54 0 0 0 0 0 0 0 0. RS D.70 0 0 0 0 0 0 0 0. RIT T.21 0 0 50 0 0 0 0 50. RSH1 T.28 0 0 15 45 34 8 0 102. RSH2 T.36 0 0 30 0 40 37 115 222. Jumlah. Sumber : Kota Jambi Dalam Angka, 2007. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 27. 0 0 110 49 80 74 145 458.

(37) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI. Pengembangan kawasan permukiman skala besar di Kota Jambi direalisasikan pada kawasan yang diarahkan lahan sebagai cadangan pengembangan Kota Jambi sesuai alokasi yang direncanakan pada dokumen tata ruang. b. Perdagangan. Disebagian. besar. kawasan. perdagangan di Kota Jambi mengalami pertumbuhan yang pesat dalam waktu yang sangat singkat. Kegiatan perdagangan yang Salah satu mall besar yang berlokasi di jalan protokol Kota Jambi. bersifat. lokal. yang. tersebar di berbagai lokasi pusat permukiman saat ini sangat. mudah berkembang dari sisi jumlah. Perkembangan kegiatan komersial saat ini cenderung bersifat komplementer atau saling melengkapi antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Disamping itu dengan semakin mudahnya memperoleh kredit Usaha Kecil Menengah ( UKM ) saat ini sudah semakin banyak kegiatan komersial yang berorientasi pelayanan lokal / pusat permukiman. c. Industri Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa sektor industri memang sudah bukan menjadi salah satu prioritas lagi untuk dikembangkan di Kota Jambi dengan alasan - alasan sebagai berikut :. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 28.

(38) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI 1. Secara alamiah harga lahan di Kota Jambi yang saat ini sudah tergolong mahal akan membatasi dan bahkan mengurangi minat investor untuk menanamkan modalnya dengan alasan ekonomis. 2. Lokasi lahan yang diarahkan sebagai lokasi pengembangan sektor industri juga diminati oleh pengembang perumahan. Kedua jenis pengembang ini akan membutuhkan luas lahan yang sama besarnya sehingga. ketika. salah. satu. berkembang. akan. membatasi. perkembangan sektor lainnya. Untuk kasus di Kota Jambi, pengembang perumahan memiliki kemauan untuk membayar ( willingness to pay ) yang lebih baik dibandingkan pengembang sektor industri sehingga kompetisi yang terjadi diantara keduanya lebih sering dimenangkan oleh pengembang perumahan. 3. Dokumen rencana tata ruang Kota Jambi yang disusun berdasarkan proyeksi pertumbuhan penduduk yang merefleksikan kebutuhan akan sarana permukiman memperlihatkan bahwa kebutuhan lahan perumahan tahun. pada. perencanaan. akhir akan. membutuhkan lahan yang sangat luas sementara luas lahan Kota Jambi semakin terbatas. menyebabkan. Hal. ini sebagian. besar arahan orientasi pusat. Sebagian besar industri pengolahan kayu yang berlokasi disepanjang Sungai Batanghari sudah tidak beroperasi lagi. pertumbuhan di berbagai BWK di Kota Jambi di prioritaskan pada kawasan permukiman dibandingkan kawasan industri. 4. Sesuai dengan arahan kebijakan nasional dalam memberantas illegal logging, perkembangan kegiatan industri kayu di Kota Jambi dapat dikatakan sudah mati. Hal ini menyebabkan jenis industri kayu yang berkembang hanya terbatas pada industri pengolahan kayu hasil. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 29.

(39) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI kegiatan replanting terutama pada jenis tanaman karet yang memang supplynya cukup memadai. d. Fasilitas Umum Beberapa jenis fasilitas umum skala besar seperti rumah sakit Kota Jambi, Mall, Taman Rekreasi, Fasilitas Pendidikan Tinggi dan berbagai lokasi yang mengalami aglomerasi kegiatan tertentu ( terutama komersial ) sudah layak dipertimbangkan untuk diarahkan sebagai pusat kegiatan bagi BWK dan atau Sub BWK. e. Pemerintahan / Perkantoran Pola alokasi pusat pemerintahan / perkatoran sudah cukup tepat sehingga sampai saat ini dipandang dapat memberikan pelayanan yang prima kepada publik. Namun demikian perkembangan berbagai kegiatan di berbagai ruas jalan yang memiliki akses langsung maupun tidak langsung pada kawasan pemerintahan / perkantoran juga memberikan pengaruh yang cukup berarti pada pola aksessibilitas menuju kawasan tersebut. f. Ruang Terbuka Hijau 1. Taman Kota Keberadaan taman kota di kawasan Kota Jambi saat ini masih dapat dipertahankan sesuai arahan rencana tata ruang. Namun demikian pemanfaatan taman kota sebagai salah satu alternatif kegiatan rekreasi belum optimal karena tampaknya jenis fasilitas ini tidak didukung jenis fasilitas lainnya yang dapat menambah daya tarik bagi warga untuk memanfaatkannya sebagaimana yang diharapkan. 2. Olah raga Fasilitas olah raga di Kota Jambi jumlahnya sudah sangat menyusut. Hal ini dikarenakan pada dasarnya sebagian besar lahan yang. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 30.

(40) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI dijadikan fasilitas olahraga adalah lahan milik pribadi masyarakat sehingga dengan semakin menariknya prospek pengembangan perumahan. merekapun. lebih. cenderung. untuk. membangun. bangunan rumah, bangunan komersial atau bahkan menjualnya pada pihak lain yang akan mengambil langkah serupa. 3. Jalur Hijau Kawasan lindung setempat / konservasi dan jalur hijau jalan sudah semakin sedikit jumlahnya karena tidak dapat berkompetisi dengan perkembangan sektor permukiman dan komersial. 4. Rekreasi Kota Arahan pengembangan “Taman Rimbo Aneka Ria” dapat dikatakan sudah gagal karena sudah kurang diminati oleh masyarakat. Sementara itu kawasan khusus Danau Sipin dan Pulau Sijenjang yang diarahkan sebagai kawasan konservasi yang berfungsi rekreasi sampai saat ini belum terbentuk. 5. Pertanian Sebagian besar kawasan pertanian sudah terkonversi sebagai kawasan permukiman. Kondisi ini masih cukup relevan dengan arahan rencana tata ruang Kota Jambi yang memang mengalokasikan kawasan. tersebut. sebagai. alternatif. cadangan. bagi. kawasan. permukiman. Sementara hutan kota juga dapat dipertahankan hingga saat ini namun memang belum berkembang menjadi salah satu alternatif pilihan tempat rekreasi. 6. Pemakaman Arahan alokasi kawasan permakaman di setiap BWK tidak disertai dengan lahan cadangan yang memadai sehingga luas lahan yang dibutuhkan sesuai kebutuhan yang berkembang sudah tidak dapat diakomodir lagi.. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 31.

(41) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI g. Konservasi Pembatasan. pembangunan. kawasan perumahan pada ruas – ruas di sepanjang aliran Sungai Batanghari dan anak – anak. sungainya. beberapa. bagian. serta. di. kawasan. dengan karakter rawa hingga. Salah satu bangunan komersial yang memiliki arti strategis bagi pendapatan daerah yang dibangun di sisi Sungai. saat ini dapat dilakukan dengan baik. Hanya saja di beberapa lokasi tertentu yang secara strategis potensi pengembangan kegiatan komersial dapat memberikan keuntungan pada pendapatan daerah mendapatkan peluang untuk berkembang karena secara teknis pihak pengembang mampu dan mau untuk melakukannya dengan meminimalisir dampak lingkungan yang mungkin terjadi.. D.. Utilitas 1. Air Bersih Air bersih merupakan salah satu. komponen. pendukung. penting. perkembangan. kawasan permukiman di Kota Jambi. Jaringan distribusi air bersih di Kota Jambi cenderung Salah satu upaya melakukan pemerataan distribusi air bersih di seluruh Kota Jambi (Lokasi : Sei. Sawang ). masih. belum. memadai. memenuhi kebutuhan air bersih. penduduk yang semakin berkembang dari tahun ke tahun. Kondisi penyediaan air bersih di Kota Jambi sangat bergantung pada fluktuasi debit air Sungai Batanghari dimana juga sangat bergantung pada kondisi musim. Sebagaimana diperlihatkan pada Tabel II.5.2 bahwa produksi air bersih akan menurun pada bulan kering April – September karena DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 32.

(42) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI debit air Sungai Batanghari sangat berkurang pada saat tersebut, sementara ketika musim hujan berlangsung selama bulan Oktober – Maret produksi air bersih akan meningkat. Tabel II.5.2. Produksi Air Bersih di Kota Jambi Bulan. Air Minum Yang Disalurkan 2004. 2005. 2006. 2007. Januari. 1,043,367. 985,457. 1,653,695. 1,909,677. Februari. 1,066,799. 1,011,402. 1,646,065. 1,691,870. Maret. 993,998. 1,008,381. 1,737,909. 1,868,471. April. 957,920. 947,084. 1,710,467. 1,835,717. Mei. 1,020,242. 990,262. 1,794,989. 1,888,427. Juni. 971,155. 979,861. 1,748,177. 1,815,677. Juli. 994,059. 988,761. 1,830,474. 1,815,776. 1,123,152. 989,697. 1,813,474. 1,831,783. 989,051. 950,243. 1,813,813. 1,827,435. Oktober. 1,030,508. 1,105,639. 1,818,606. 1,916,628. November. 1,022,724. 1,039,387. 1,908,855. 1,847,004. Agustus September. Desember Jumlah. 1,022,485 12,235,460. 948,610 11,944,784. 1,814,855 21,291,379. 1,793,385 22,041,850. Sumber : Kota Jambi dalam angka, 2007. 2. Listrik Listrik merupakan sumber energi utama baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri. Uraian mengenai banyaknya pelanggan PLN pada wilayah S2JB cabang Jambi Tahun 2007 dapat dilihat pada tabel berikut ini.. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 33.

(43) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI. Tabel II.5.3 Banyaknya Pelanggan PLN Menurut Golongan Tarif Tahun 2007 Golongan Tarif. Jumlah Langganan. Jumlah VA / Langganan. Kwh / Langganan. Nilai Penjualan. R1 s.d 450 VA. 100,508. 45,228,600. 9,895,670. 42,694,282,019. R1 s.d 900 VA. 101,859. 91,673,100. 12,489,656. 65,306,939,154. R1 / 1,300 VA. 64,786. 84,221,800. 9,505,290. 44,617,809,535. R1 2,200 VA. 5,141. 11,310,200. 2,060,501. 10,730,546,589. R2 / > 2,200 s.d 6,600 VA. 1,388. 5,823,300. 905,940. 5,732,794,580. R3 / > 6,600 VA. 181. 2,776,500. 362,357. 2,492,562,800. 273,863. 241,033,500. 35,219,414. 171,574,934,677. Jumlah. Sumber : Kota Jambi dalam angka, 2007. Tabel II.5.4 Banyaknya Pelanggan PLN Wilayah S2JB Cabang Jambi Tahun 2007 Golongan Pelanggan Sosial. Jumlah Langganan. Jumlah VA / Langganan. Kwh / Langganan. Nilai Penjualan. 10,845. 20,176,700. 2,651,353. 607,221,381. 273,863. 241,033,500. 35,219,414. 171,574,934,677. 17,441. 68,748,900. 13,064,263. 63,955,668,127. 154. 20,626,200. 4,396,206. 28,606,926,202. 1,992. 15,203,526. 3,244,796. 18,973,183,550. Penerangan. -. -. 3,273,227. 32,774,830,460. Jumlah. 304,295. 365,788,826. 61,849,259. 316,492,764,397. Rumah Tangga Industri Usaha Gedung. Sumber : Kota Jambi dalam angka, 2007. 3. Telepon. Fasilitas telekomunikasi juga merupakan salah satu fasilitas turunan yang harus dikembangkan untuk memenuhi perkembangan kebutuhan dari kawasan perumahan. Hingga akhir tahun 2006 jumlah sambungan telepon yang menggunakan sambungan kabel cenderung mengalami penurunan. Sementara sambungan telepon tanpa kabel ( wireless ) semakin meningkat secara drastis. Alasan mobilitas penggunaan merupakan latar belakang utama terjadinya perkembangan kondisi seperti ini. Untuk lebih lengkap mengenai perkembangan sambungan telepon di Kota Jambi dapat dilihat pada Tabel II.5.5. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 34.

(44) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI. Tabel III.5.5 Jumlah Unit Satuan Sambungan Telepon yang Telah Terpasang Tahun 2001 - 2006 Tahun. Jumlah Unit Wireless. Wireline. 2001. -. 46,704. 2002. -. 52,660. 2003. -. 57,258. 2004. -. 64,005. 2005. 31,344. 61,048. 2006. 50,609. 60,739. Sumber : Kota Jambi dalam angka, 2007. E. Transportasi. 1. Sistem Jaringan Jalan Jaringan jalan di kawasan Kota Jambi yang berbentuk radial konsentrik masih sesuai dengan fungsi. dan. sistem. yang. diarahkan dalam rencana tata ruang. Hanya saja pertumbuhan Intensitas kendaraan yang tinggi disertai bercampurnya lalu lintas regional dan lokal menyebabkan LOS menurun. pergerakan orang yang sangat pesat akibat bangkitan yang. terjadi hanya terkosentrasi pada daerah tertentu saja menyebabkan efektifitas pelayanan ( level of service – LOS ) jalan diberbagai ruas jalan protokol di Kota Jambi semakin menurun. Pengembangan jalur jalan alternatif yang dapat secara efektif menghubungkan berbagai pusat kegiatan di Kota Jambi merupakan pilihan jalan keluar yang utama untuk mengembalikan bahkan meningkatkan LOS. Uraian mengenai permukaan, kondisi dan kelas jalan dapat dilihat pada Tabel II.5.6.. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 35.

(45) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI Tabel II.5.6. Permukaan, Kondisi dan Kelas Jalan di Kota Jambi Tahun 2007 Perincian. Panjang Jalan ( Km ) 2004 2005 618,250 618,250 440,172 440,172 15,943 15,943 162,135 162,135. Permukaan I.1. Aspal I.2. Kerikil I.4. Tidak Terinci. 2002 576,690 438,683 138,007. 2003 618,250 435,791 14,018 168,447. II Kondisi Jalan II.1. Baik II.2. Sedang II.3. Rusak II.4. Rusak Berat. 574,690 438,683 136,007 -. 618,250 435,791 8,349 5,663 168,477. 440,172 420,696 19,476 -. III Kelas Jalan III.1. Kelas I III.2. Kelas II III.3. Kelas III III.4. Kelas IIIA III.5. Kelas IV III.6. Kelas V III.7. Tidak Terinci. 576,690 438,683 138,007. 618,250 449,803 168,447. 618,650 456,115 162,135. I. 2006 618,250 442,048 16,791 159,411. 2007 624,660 460,000 1,000 162,660. 439,972 422,513 17,459 -. 442,048 425,257 16,791 -. 386,914 384,114 2,800 -. 618,250 457,532 160,718. 618,250 458,839 159,411. 477,705 389,514 208,521. Sumber : Kota Jambi dalam angka, 2007. 2. Sistem Terminal Beberapa rencana pengembangan terminal pendukung angkutan kota di berbagai lokasi antara lain : 1. Terminal TAC ( Jl. Sumantri Brojonegoro ) 2. Teminal Sijenjang 3. Terminal Talang Bakung 4. Terminal Tempino Sudah. tidak. dapat. mengakomodasikan yang. diembankan. fungsi padanya.. Bahkan terminal TAC saat ini sudah. sama. sekali. tidak. berfungsi dan saat ini sudah Kondisi Terminal Alam Barajo yang kian sepi dari aktivitas lalu lintas kendaraan angkutan umum.. dibangun fasilitas. pelayanan. umum. Terminal pendukung. Sijenjang dan Talang Bakung hingga saat ini tidak terealisasi. Sementara DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 36.

(46) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI terminal pendukung Tempino saat ini lebih berfungsi sebagai pelayanan angkutan antar kota. Berdasarkan. kondisi. aktual. yang. berkembang,. alokasi. kegiatan terminal dan industri sudah tidak relevan lagi dijadikan acuan dalam. menentukan. pemenuhan. orientasi. kebutuhan. bagi. pelayanan. penduduk dan. untuk. pekerjaan.. keperluan Alokasi. pengembangan terminal dengan berbagai fungsi dan hierarkinya cenderung tidak dapat bertahan dan berkembang sebagaimana yang diharapkan. Saat ini terminal induk Alam Barajo sudah tidak dapat dikatakan berkembang dan berfungsi sebagaimana yang diharapkan karena sebagian besar angkutan kota, angkutan antar kota dan antar propinsi yang seharusnya menempati lokasi tersebut sudah tidak lagi terkoordinasikan dengan baik. Bahkan sebagian besar agen angkutan antar kota dan antar propinsi menempati lokasi di berbagai ruas jalan yang saat ini berkembang menjadi jalan protokol kota terutama di sekitar Jl. H.O.S. Cokroaminoto, Jl. Kapt. A. Bakarudin ( Simpang Mayang s.d Simpang Bangunan ) dan Jl. Kapt. Pattimura. Sementara itu terminal truk simpang kawat ( Jl. H.O.S. Cokroaminoto ) sudah beralih fungsi sebagai terminal beberapa pool angkutan antar kota ( tujuan Ma. Bulian, Tembesi sampai dengan Sungai Rengas ). Sebagian besar truk yang memasuki Kota Jambi memiliki orientasi untuk mangkal di sekitar Jl. Lingkar Barat ( Simpang Rimbo s.d Simpang Paal X ) atau di ruas Jl. Lingkar Selatan.. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 37.

(47) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI. 2.6. Kondisi Ekonomi Kota Jambi A. Pertumbuhan Ekonomi Bila dicermati laju pertumbuhan ekonomi Kota Jambi (tanpa Migas), terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2003 pertumbuhan ekonomi Kota Jambi mencapai. 5,11%, pada tahun 2004 terjadi kenaikan yang cukup. signifikan yaitu mencapai 6,10%, di tahun 2005 naik menjadi 6,25% dan menjadi 6,35% pada tahun 2006. Gambar 2.6.1 Pertumbuhan Ekonomi Kota Jambi 2003 - 2007. 8 6,1. 5,11. 6. 6,25. 6,35. 4 2 0 '03. '04. '05. '06. Tabel II.6.1 laju pertumbuhan PDRB Atas Harga Konstan 2000 Tahun 2003-2007 Tabel. II.6.1 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kota Jambi (Atas Dasar Harga Konstan 2000) Tahun 2003 - 2007. 1.. LAPANGAN USAHA Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan. 2.. 2003. 2004. 2005. 2006. 0,68. 1,76. 2,01. 2,29. Pertambangan Dan Penggalian. 2,11. -5,65. -1,29. 0,42. 3.. Industri Pengolahan. 2,05. 1,38. 3,29. 4,69. 4.. Listrik, Gas Dan Air Bersih. 18,42. 11,64. 6,32. 5,87. 5.. Bangunan. 29,20. 15,32. 13,16. 10,22. 6.. Perdagangan Hotel Dan Restoran. 4,06. 3,61. 8,47. 9,75. 7. 8.. Pengangkutan Dan Komunikasi Keuangan Persewaan Dan Jasa Perusahaan. 5,55. 7,11. 4,95. 5,53. 5,62. 17,32. 7,81. 5,79. 9. Jasa-Jasa PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO. 1,76. 2,66. 2,58. 3,07. 4,85. 5,16. 5,69. 5,93. P D R B TANPA MIGAS. 5,27. 6,10. 6,25. 6,35. DINAS PEKERJAAN UMUM. 2007. Bab 2 - 38.

(48) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI. Dari Tabel II.6.1 diatas terlihat bahwa terdapat sektor-sektor yang menunjukkan trend pertumbuhan yang meningkat; sektor pertanian pada tahun 2003 pertumbuhannya adalah 0,68% meningkat menjadi 2,29% pada tahun 2006; sektor Industri Pengolahan tumbuh dari 2,05% pada tahun 2003 menjadi 4,69% pada tahun 2006 walaupun pada tahun 2004 turun, namun menunjukan trend pertumbuhan yang signifikan. Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran pada tahun 2003 tumbuh 4,06% pada tahun 2006 meningkat menjadi 9,75%. Demikian juga sektor jasa-jasa yang pada awal periode tumbuh 1,76% menjadi 3,07% pada tahun 2006. Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Kota Jambi masih optimis dapat meningkat dengan laju pertumbuhan 6,75 % pada tahun 2008 dan diperkirakan terus meningkat menjadi. 6,9% pada tahun 2009. Dari sisi. penawaran diperkirakan laju pertumbuhan ekonomi hampir seluruh sektor mengalami kenaikan terutama sektor-sektor yang berkontribusi cukup besar terhadap PDRB Kota Jambi, yaitu sektor industri, sektor jasa dan sektor perdagangan.. 2.6.1. Struktur Ekonomi Struktur ekonomi tercermin pada pembentukan PDRB. PDRB Kota Jambi atas dasar harga konstan tahun 2000 selama kurun 2003-2006 didominasi oleh tiga sektor utama yaitu sektor Perdagangan Hotel dan Restoran, sektor Pengangkutan dan Komunikasi,. sektor Industri Pengolahan yang. memberikan kontribusi diatas 15 %. Sektor yang memberikan kontribusi antara 5% s/d 15 % adalah sektor jasajasa, pertambangan dan penggalian, keuangan persewaan dan jasa perusahaan dan sektor bangunan. Sedangkan sekor yang memberikan kontribusi lebih kecil dari 5% adalah sektor pertanian dan sektor listrik, gas dan air bersih. Rincian. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 39.

(49) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI kontribusi sektoral terhadap PDRB Tahun 2003 -2006 ADHK 2000 dapat dilihat pada Tabel II.6 2berikut : Tabel.II.6.2 Kontribusi Serktoral terhadap Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kota Jambi (Atas Dasar Harga Konstan 2000) Tahun 2003 - 2007 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.. LAPANGAN USAHA Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan Pertambangan Dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas Dan Air Bersih Bangunan Perdagangan Hotel Dan Restoran Pengangkutan Dan Komunikasi Keuangan Persewaan Dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa. 2003. 2004. 2005. 2006. 2,6. 2,5. 2,4. 2,3. 8,2 19,7 2,4 5,4. 7,4 19,0 2,6 6,1. 6,9 18,6 2,6 6,6. 6,5 18,4 2,6 6,9. 21,7. 21,4. 22,1. 22,9. 19,8. 20,2. 20,2. 20,1. 6,1. 7,0. 7,2. 7,2. 14,2. 13,9. 13,5. 13,1. 2007. 2.3.2. Pendapatan Per kapita Untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk Kota Jambi dapat dilihat melalui Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita. Selama kurun 2003-2006 PDRB per kapita atas harga konstan menunjukan trend pening-katan. Pada tahun 2003 PDRB per kapita per tahun tercatat Rp 4,68 juta, menjadi Rp 5,31 juta per kapita per tahun pada tahun 2006 atau meningkat rata 9,65 % per tahun.. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 40.

(50) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI PDRB per Kapita (Rupiah). 5.311.709. 5.093.485. 4.876.750. 4.680.529. 2003. 2004. 2005. 2006. 2.3.3. Tingkat inflasi Laju inflasi tahunan Kota Jambi periode 2003-2007 menunjukkan trend meningkat dan berfluktuasi. Inflasi yang cukup tinggi terjadi pada tahun 2005 dan 2006 yang mencapai angka 16,5 %. Pada triwulan III tahun 2007 inflasi mencapai 10’96%, lebih tinggi dibandingkan laju inflasi nasional sebesar 6,95%. Tingginya angka inflasi kota Jambi terjadi pada komoditas kelompok makanan jadi, kelompok kesehatan dan kelompok transportasi.. persen. 18 Kota Jam bi. 17,11 16,5. Nas ional. 16. 16,35 16,1 15,53. 15,74 15,12. 14,55. 14. 12,62. 12. 10,96. 10,66. 10 8,96. 8,46. 8. 6,83. 7,52. 6,67. 6,6. 6,95. 6,52 5,77. 5,11 4,49. 5,06. 4. 9,06 7,74. 7,25 6,4. 6,27. 6. 9,92. 9,65 8,81. 3,79. 2 0 1 2003. 2. 3. 2004. 4. 1. 2. 3. 4. 1. 2005. 2. 3. 2006. 4. 1. 2. 3. 4. 2007. Triwulan/Tahun. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 2 - 41.

(51) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI. RENCANA PEMBANGUNAN WILAYAH KOTA JAMBI. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 3 - 1.

(52) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI. 3.1. Tinjauan Terhadap Rencana Tata Ruang Kota Jambi Dokumen Rencana Tata Ruang untuk wilayah Kota Jambi yang terakhir di perdakan adalah Evaluasi/Revisi Rencana Tata Ruang Kota Jambi Tahun 1994-2005 yang disusun Oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Jambi pada tahun anggaran 2000. Paparan berikut adalah bahasan mengenai RUTR kota Jambi yang dikutip dari dokumen Buku Rencana di atas. A. Rencana Struktur Tata Ruang Kegiatan utama kota merupakan kegiatan yang menjadi orientasi penduduk untuk keperluan pemenuhan kebutuhan pelayanan dan pekerjaan. Berdasarkan potensi yang dimiliki serta kebijakan pengembangan Kota Jambi, kegiatan-kegiatan utama yang akan dikembangkan adalah : . Pusat Permukiman. . Pusat Perdagangan & Jasa. . Industri. . Perkantoran dan Pelayanan Umum. . Terminal. . Bandar Udara. . Sub Pusat Pelayanan. B. Rencana Distribusi dan Kepadatan Penduduk Distribusi dan. kepadatan. (empat ) klasifikasi. penduduk. Kota. Jambi. terbagi. dalam 4. yaitu : Kepadatan rendah, Kepadatan sedang,. Kepadatan tinggi, dan Kepadatan sangat tinggi. Arahan distribusi penduduk dimaksudkan untuk menciptakan keseimbangan penduduk di Kota Jambi, sejalan dengan fungsi yang diemban setiap BWK. Pada tahun rencana ( 2010 ) distribusi penduduk kecamatan minimal 5% dari jumlah penduduk Kota Jambi, sedangkan jumlah penduduk maksimal 20% dari jumlah penduduk Kota Jambi.. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 3 - 2.

(53) LAPORAN RPIJM KOTA JAMBI. DINAS PEKERJAAN UMUM. Bab 3 - 3.

Referensi

Dokumen terkait

Rancangan kuesioner disusun secara khusus agar dapat dipergunakan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat (IKM) dan indeks integritas pelayanan publik (IIPP)

Maka berdasarkan latar belakang tersebut, penulis ingin melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi yang terjadi di Jawa Tengah

Proyek Rancang Bangun Sistem Informasi Penerimaan dan Seleksi Pegawai Menggunakan Metode Management By Objective ini diprediksi akan berlangsung selama

[r]

[r]

Pasca irradiasi dengan sinar gamma, umbi bibit ditanam secara hidroponik pada media tanam steril yang terdiri dari campuran top soil dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1 (v/v)

“Ajang UOB Painting of the Year merupakan ajang seni bergengsi dan saya merasa terhormat karya seni saya yang dimulai dan diakhiri pada masa solidaritas dalam kesendirian

Walau pun banyak jenis penjerap telah dipakai untuk kolom, alumina dan silika gel adalah penjerap yang paling berguna dan mudah didapat.Fraksi kolom yang