• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONDISI FISIK ATLET SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 BATUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONDISI FISIK ATLET SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 BATUAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

257

BATUAN

Frengki Yudis Prasetyo, Herman

Universitas Pendidikan Indonesia

Jl. Setiabudi No. 229, Sukasari Bandung, Jawa Barat 40154)

Frengkiyudisprasetyo@student.upi.edu

Abstrak

Atlet sepakbola di SMAN 1 Batuan mengalami penurunan prestasi dalam 5 tahun terakhir. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah kondisi fisik atlet. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi fisik atlet sepakbola fokus pada Kecepatan, Kelincahan, Daya Tahan Kardiovaskuler dan Keseimbangan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Melalui test dan pengukuran terhadap 25 atlet diperoleh hasil kondisi fisik ; 1.) Kecepatan dalam katagori sedang; 2.) Kelincahan dalam katagori baik; 3.) Daya tahan kardiovaskuler dalam katagori sedang dan 4.) keseimbangan dalam katagori sedang. Berdasarkan temuan ini dapat disimpulkan bahwa tingkat kondisi fisik atlet sepakbola di SMAN 1 Batuan dalam katagori “sedang”. Perlu penambahan jadwal latihan untuk meningkatkan kondisi fisik atlet sepakbola di SMAN 1 Batuan dari level katagori sedang ke level katagori baik atau bahkan sangat baik.

(2)

258

PENDAHULUAN

Untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani, salah satunya adalah dengan mengembangkan bakat dan minat dalam bidang keolahragaan seperti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah. Pengembangan diri melalui kegiatan fisik dapat menginspirasi peserta diri untuk membangun persepsi positif terhadap diri mereka [1]. Dengan meningkatkan kegiatan fisik di sekolah, siswa dapat menjadi lebih aktif [6] serta menigkatkan motivasi, tumbuh kembang, serta aktualisasi diri [10]. Sehingga, pembinaan olahraga dibutuhkan untuk mencapai tujuan prestasi yang di inginkan [7]. SMAN 1 Batuan adalah sekolah yang juga melaksanakan beberapa bidang kegiatan ekstrakurikuler keolahragaan dan salah satunya adalah Sepakbola. SMA Negeri 1 Batuan terbukti mampu mengembangkan minat dan bakat siswa dalam sepakbola. Prestasi yang pernah diraih yaitu pada kejuaraan O2SN Jawa Timur (Olimpiade Olagraga Siswa Nasional) dan POPDA Jawa Timur (Pekan Olahraga Pelajar Daerah) Namun berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti bahwa dalam 5 tahun terakhir, kegiatan ekstrakurikuler sepakbola mengalami penurunan prestasi bahkan dapat dikatakan tidak mampu berprestasi lagi baik

ditingkat daerah maupun kabupaten yang salah satu faktor penyebabnya adalah factor Kondisi Fisik.

Kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam upaya melakukan prestasi suatu cabang olahraga [8, 9]. Persiapan fisik harus dipertimbangkan sebagai unsur yang diperlukan dalam latihan guna mencapai prestasi yang tertinggi [5] dan sebagai dasar landasan titik awalan olahraga prestasi [7]. Oleh karena itu, mengingat kondisi fisik adalah salah satu faktor pencapaian prestasi atlet, maka kondisi fisik sangat perlu diperhatikan.

Berdasarkan permasalahan diatas penelitian ini menginvestigasi kondisi fisik atlet sepakbola SMA Negeri 1 Batuan dengan fokus pada kecepatan, kelincahan,

METODE

Penelitian ini adalah penelitian survei dengan teknik pengumpulan data menggunakan tes dan pengukuran. Dalam penelitian ini, peneliti ingin menginvestigasi kondisi fisik para atlet sepakbola di SMA Negeri 1 Batuan melalui survei dengan teknik tes dan pengukuran. 25 atlet yang tergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler sepakbola dipilih dengan menggunakan purposive sampling.

(3)

259 Tabel 1. Norma Tes Kondisi Fisik

Norma Kecepatan (detik) Kelincahan (detik) Daya tahan kardiovask uler (ml/kg/mnt ) Keseimbang an (detik) Baik sekali 3.58 – 3.91 < 12.10 51 – 55 >50 Baik 3.92 – 4.34 12.11 – 13.53 45 – 50 37-50 Sedang 4.35 – 4.72 13.54 – 14.96 38 – 45 14-36 Kurang 4.73 – 5.11 14.97 – 16.39 38 – 35 5-13 Kurang sekali 5.12 – 5.50 > 16.40 < 35 0-4

Data diperoleh dengan pengukuran terhadap kondisi fisik atlet sepakbola yang terdiri dari Kecepatan, Kelincahan, daya tahan kardiovaskuler dan Keseimbangan [e.g. 3] (1) Dalam pengukuran kecepatan dilakukan test lari 30 meter; (2) Dalam pengukuran kelincahan, dilakukan tes shuttle run. (3) Dalam pengukuran daya tahan kardiovaskuler dilakukan bleep test; (4) Dalam pengukuran Keseimbanagn dilakukan test stork stand (Tabel 1) [2].

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah diadakannya tes pengukuran terhadap kondisi fisik 25 atlet sepakbola yang terdiri dari Kecepatan, Kelincahan, Daya Tahan Kardiovaskuler dan Keseimbangan, maka hasil dari tes pengukuran tersebut dijabarkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil pengukuran kondisi fisik

Atlet Kecepatan (detik) Kelincahan (detik) Dy tahan Kardiovaskuler (ml/kg/mnt) Keseimbangan (detik) 1. 4,52 12.69 36,0 4.41 2. 5,41 15.07 32,6 7.20 3. 4,36 15.55 40,5 20.23 4. 4,51 14.91 37,1 31.88 5. 4,42 14.02 38,2 7.25 6. 4,53 12.58 36,4 40.9 7. 4,74 13.3 33,9 10.21 8. 5,09 13.8 35,0 16.13

(4)

260 9. 4,36 12.63 38,5 8.52 10. 4,32 13.18 46,5 16.99 11. 4,61 12.5 41,5 59.05 12. 4,42 13.42 42,2 8.62 13. 4,65 15.35 35,7 59.54 14. 4,05 12.69 49,3 8.62 15. 4,51 11.03 32,6 59.54 16. 4,11 11.74 46,5 27.88 17. 5,11 12.5 41,5 7.19 18. 4,35 13.3 48,4 9.21 19. 5,07 12.4 37,1 7.20 20. 4,71 14.05 34,3 16.10 21. 4,20 13.2 31,8 20.13 22. 5,05 12.9 38,5 25.10 23. 4,63 14.5 41,5 10.50 24. 4,90 15.1 35,7 32.10 25. 4,41 13.25 37,1 10.10 Jumlah 115,04 335,66 968,4 524,6 Rata-rata 4,60 12,89 38,73 20,98 Kategori Sedang Baik Sedang Sedang

Dari hasil pengukuran, ditemukan bahwa rata-rata kecepatan para atlet sepakbola di SMAN 1 Batuan sebesar 4,60 detik per 30 meter. Hasil ini menunjukkan bahwa kecepatan atlet sepakbola di SMAN 1 Batuan termasuk dalam katagori ”Sedang ”. Kemudian pada Kelincahan, rata-rata sebesar 12.89 per 40 meter masuk dalam katagori “Baik”. Selanjutnya pada daya tahan otot jantung para atlet sepakbola di SMAN 1 Batuan juga termasuk dalam katagori”sedang” dengan rata-rata sebesar 38,73 ml/kg/menit serta keseimbangan dalam katagori “sedang” dengan rata-rata 20,98 per detik. Perbedaan hasil pada kondisi fisik atlet dapat terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kondisi tubuh, nutrisi, motivasi, kesehatan mental, skill individu dan keterampilan yang berbeda-beda tiap individu serta dalam kehidupan sehari-hari mereka [4].

KESIMPULAN

Kondisi fisik atlet sepakbola SMA Negeri 1 Batuan berada dalam katagori “sedang”. Mengingat kondisi fisik adalah salah satu faktor pencapaian prestasi atlet, maka kondisi fisik sangat perlu diperhatikan. Untuk meningkatkan kondisi fisik, diperlukan adanya penambahan jadwal latihan fisik. Penelitian ini hanya dibatasi pada pengukuran 4 komponen fisik yaitu; kecepatan, kelincahan, daya tahan kardiovaskuler dan keseimbangan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan alat ukur yang tersedia, sehingga penelitian lebih lanjut dapat menginvestigasi komponen kondisi fisik lainnya. Disamping itu penelitian ini hanya fokus pada aspek latihan kondisi fisik atlet. Selain aspek kondisi fisik terdapat 3 aspek latihan lainnya yang mempengaruhi prestasi, yaitu aspek latihan teknik, aspek latihan taktik dan aspek latihan mental [11] sehingga penelitian lebih lanjut dapat menginvestigasi aspek lain kenapa dapat terjadi penurunan prestasi pada atlet.

(5)

261 Abildsnes E, Stea T H , Berntsen S Omfjord S, And Rohde G 2015 Physical education Teachers’

and public health Nurses’ perception of Norwegian high school Students’ participation in physical education – a focus group study BMC Public Health 15 1-9

Barber W, Robertson L, Leo J A New Approach to Fully Accessible Physical Education 82 1-14Deputi Bidang Peningkatan Prestasi dan Iptek Olahraga. 2008. Buku Pedoman Antropometri dan Kapasitas Fisik Olahragawan. Jakarta: Kemenegpora RI.

Harsono.1993.Prinsip-prinsip Pelatihan. Jakarta

Harsono 2015 Periodisasi Program Pelatihan Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA

Hodges M G, Kulinna P H, van de Mars H, Lee C, 2016 Knowledge in Action: Fitness Lesson SegmentsThat Teach Health-Related Fitness in Elementary Physical Education Journal of Teaching in Physical Education 35 16 -26

Maghalaes D C 2012 Survei Kondisi Fisik Atlet Putra Usia 14-16 Tahun Pb. Remaja Kabupaten Jombang skripsi terpublikasi Universitas Negeri Surabaya

Mardiko P 2010 Survei Komponen Kondisi Fisik Pemain Bulutangkis Putra Pencab. PBSI Kabupaten Pekalongan Tahun 2010 Skripsi terpublikasi Universitas Negeri Semarang

Purwanto D 2012 Survei Kondisi Fisik dan Keterampilan Teknik Dasar Bola Voli pada Klub Bola Voli Putri Bravo Banjarnegara Tahun 2012 Skripsi terpublikasi Universitas Negeri Semarang. Rio J F 2016 Health-based Physical Education: A Model for Educators Journal of Physical Education, Recreation & Dance 87:8 5-7

Sharma R A, Shrivastav Y 2016 Comparison of Preferred Leader Behaviour between Physical Education and Non-Physical Education Male Students 4(2) 139-149

Gambar

Tabel 2.  Hasil pengukuran kondisi fisik

Referensi

Dokumen terkait

Perhitungan cawan sebar pada pengenceran 10 -4 dan 10 -5 serta pengenceran 10 -4 pada cawan tuang tidak bisa untuk dihitung (TBUD) karena jumlah bakteri yang terisolasi

Terdapat aplikasi yang luas akuntansi metode ekuitas bagi investasi dalam afiliasi yang tak terkonsolidasi, join venture, dan persekutuan (partnership).

1) Mengkaji pengaruh penggunaan bahasa Inggris di dalam pembelajaran matematika, terhadap kemampuan pemahaman matematis dan komunikasi matematis pada siswa. 2) Mengkaji

BAB III : UPAYA YANG DILAKUKAN OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM UNTUK MEMBUKTIKAN TINDAK PIDANA MENYURUH MEMASUKKAN KETERANGAN PALSU DALAM AKTE OTENTIK DALAM PROSES PERADILAN

(6) Guru Madya, pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b yang akan naik pangkat menjadi Guru Madya pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c angka kredit

minyak kelapa mempunyai kekentalan yang lebih tinggi dari pada solar (11,2 cst lebih. besar dari pada 3,69 cst (Singh, 2006)) dan flash point yang lebih rendah dari pada

Kemudian, berdasarkan Pasal 266 ayat (1) KUHP, tindakan subjek (pelaku) yaitu menyuruh memasukkan suatu keterangan palsu ke dalam suatu akte otentik, sehingga kata “menyuruh”

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai current ratio yang rata-rata di atas 200%dalam lima tahun terakhir ini menunjukkan jika Koperasi Pegawai