HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG
BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS Rizka Himawan,Diyah Krisnawati,
ABSTRAK
Latar Belakang: Di Indonesia prevalensi gejala penyakit Asma meningkat dari 4,2% menjadi 5,4%. Prevalensi kasus asma di Jawa Tengah pada tahun 2011 sebesar 0,55%. Di RSUD Kudus pada bulan Januari 2012 sampai September 2012 penderita asma bronchial adalah sebanyak 154 orang. Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di Ruang Bougenville 2 RSUD Kudus terhadap 10 penderita asma bronkhiale diperoleh hasil bahwa 8 orang (80%) merasa cemas dengan penyakitnya, setelah melakukan relakasi pernafasan pasien mengaku rasa cemas berkurang. Sedangkan 2 orang (20%) pasien mengatakan tidak terlalu cemas.
Tujuan : Mengetahui hubungan relaksasi pernapasan dan dukungan keluarga dengan penurunan tingkat kecemasan pada pasien asma bronkhiale di Ruang Bougenville 2 RSUD Kudus Tahun 2016.
Metode: Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik korelatif pendekatan cross sectional.Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien asma bronkhiale di Ruang Bougenville RSUD Kudus pada bulan Desember 2016 – Januari 2016 sejumlah 50 orang. Sampel yang digunakan sebanyak 50 orang. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat dengan uji chi square.
Hasil penelitian sebagian besar melakukan relaksasi pernafasan dalam kategori kurang
baik yaitu sebanyak 38 orang (76%), sebagian besar memiliki dukungan keluarga dalam kategori kurang baik yaitu sebanyak 34 orang (68%), sebagian besar mengalami cemas berat yaitu sebanyak 31 orang (62%). Ada hubungan relaksasi pernapasan dan dukungan keluarga dengan penurunan tingkat kecemasan pada pasien asma bronkhiale di Ruang Bougenville 2 RSUD Kudus Tahun 2016.
Kata Kunci : Relaksasi Pernafasan, Dukungan Keluarga, Tingkat Kecemasan
1. PENDAHULUAN
Timbulnya berbagai manifestasi penyakit asma bronkial dapat mengganggu kualitas hidup penderita. Laporan dari beberapa negara di Asia-Pasifik tahun 2009 menunjukkan bahwa asma bronkial mengganggu kualitas hidup, seperti gejala-gejala batuk, bahkan 28,3% penderita mengaku terganggu tidurnya paling tidak sekali dalam seminggu karena mengalami kecemasan. Dampak asma bronkial terhadap kualitas hidup seperti keterbatasan
dalam berekreasi atau olahraga 52,7%; aktivitas fisik 44,1%; pemilihan karier 37,9%; aktivitas sosial 38%; cara hidup 37,1%; dan pekerjaan rumah tangga 32,6%. Hal ini mengakibatkan penderita asma bronkhiale mengalami kecemasan (WHO, 2010).
Gangguan kecemasan merupakan masalah kesehatan pada umumnya dan masalah kesehatan jiwa pada khususnya penderita
asma bronkhiale. Menurut Stuart (2007) diperkirakan 20% dari populasi dunia menderita kecemasan. Pertimbangan ini berdasarkan hasil studi Bank Dunia yang menyatakan bahwa gangguan kesehatan jiwakhususnya gangguan kecemasan merupakan salah satu penyebab utama hilangnya kualitas hidup penderita asma (Sunaryo, 2008). Meski belum pasti di negara Indonesia prevalensi gangguan kecemasan diperkirakan berkisar antara 9%-12% populasi umum. Angka populasi yang lebih besar yaitu17%-27% (Jayadiputra, 2008).
Salah satu upaya menurunkan tingkat kecemasan pada klien asma adalah dengan latihan relaksasi pernafasanCara lain untuk mengurangi kecemasan adalah dengan adanya dukungan keluarga. Menurut Friedman (2008), dukungan yang diberikan keluarga untuk mengurangi kecemasan pasien itu sendiri adalah dukungan informasional, dimana keluarga memberikan nasehat, saran, dukungan jasmani maupun rohani.Dukungan emosional juga diberikan keluarga, yang meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan. Dukungan lainnya adalah dukungan penilaian dan dukungan instrumental.
Berdasarkan survey pendahuluan pada bulan Januari 2016 yang dilakukan di Ruang Bougenville 2 RSUD Kudus terhadap 10 penderita asma bronkhiale diperoleh hasil bahwa 8 orang mengatakan kurang mendapat dukungan keluarga dikarenakan masing – masing anggota keluarga sibuk bekerja, 8 orang tersebut merasa cemas dengan penyakitnya, setelah melakukan relakasi pernafasan pasien mengaku rasa cemas berkurang,. Sedangkan 2 orang pasien mengatakan tidak terlalu cemas dikarenakan dukungan keluarga yang selalu membantu dan mendukung pasien. Bentuk dukungan yang diberikan keluarga antara lain adalah dengan merawat dan menjaga pasien selama di rumah sakit, memberi semangat kepada pasien agar cepat sembuh,
membantu pasien melakukan aktivitas sehari–hari.
2. METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analitik korelatif dengan desain penelitian cross sectional
Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien asma bronkhiale di Ruang Bougenville RSUD Kudus pada bulan Desember 2012–Januari 2016 sejumlah 50 orang. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 50 orang. Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tehnik total sampling Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan.
Data pada penelitian ini dianalisis menggunakan satu program komputer. Data dianalisis dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat dilakukan pada variabel relaksasi pernafasan, dukungan keluarga dan tingkat kecemasan. Analisis bivariat yang digunakan adalah analisis chi square.
3. HASIL PENELITIAN
Tabel 1.Distribusi Frekuensi Relaksasi Pernapasan Relaksasi Pernafasan Frekuensi Persentase (%) Baik 12 24.0 Kurang Baik 38 76.0 Total 50 100.0
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Dukungan Keluarga Frekuensi Persentase (%) Baik 16 32.0 Kurang Baik 34 68.0 Total 50 100.0
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan
Tingkat Kecemasan Frekuensi Persentase (%) Berat 31 62.0 Ringan 19 38.0 Total 50 100.0
Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan relaksasi pernapasan dan dukungan keluarga dengan penurunan tingkat kecemasan pada pasien asma bronkhiale di Ruang Bougenville 2 RSUD Kudus Tahun 2016.
Tabel 4. Tabulasi Silang Relaksasi Pernapasan Dengan Penurunan Tingkat
Kecemasan Relaksasi Pernafasan Total X2 hitung P value R n % Baik 12 24 5.507 0.019 0,515 Kurang Baik 38 76 Total 50 100
Tabel 5. Tabulasi Silang Dukungan Keluarga Dengan Penurunan Tingkat
Kecemasan Dukungan Keluarga Total X2 hitung P value R n % Baik 16 32 5.995 0.014 0,527 Kurang Baik 34 68 Total 50 100
Dari kedua analisis diatas, dapat diambil kesimpulan yang sama, yaitu ada hubungan relaksasi pernafasan dukungan keluarga dengan penurunan tingkat kecemasan pada pasien asma bronkhiale di Ruang Bougenville 2 RSUD Kudus Tahun 2016.
4. PEMBAHASAN
Hubungan Relaksasi Pernapasan Dengan Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Asma Bronkhiale
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa teknik relaksasi ini telah diketahui efektif menurunkan
kecemasan untuk perawatan dan
pencegahan gangguan pernafasan, hiperventilasi, nafas pendek. Karena menurunkan ketegangan dan perubahan kesadara. Latihan relaksasi yang terprogram setiap hari memberi efek pada respon psikologis terhadap stress dan juga akan tertolong jika kecemasan muncul kembali (Barbara, 2006).
Hasil penelitian ini sesuai denganpenelitian
terdahulu, bahwa relaksasi pernafasan yang dilakukan dengan baik dapat menurunkan kecemasan pasien asma bronkhiale. Responden yang melakukan relaksasi dengan baik maka cenderung memiliki kecemasan dalam kategori ringan, sedangkan yang melakukan relaksasi dalam kategori kurang memiliki kecemasan dalam kategori sedang.
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Asma Bronkhiale di Ruang Bougenville 2 RSUD Kudus Tahun 2016 Menurut Friedman (2008), dukungan yang diberikan keluarga untuk mengurangi kecemasan pasien itu sendiri adalah dukungan informasional, dimana keluarga memberikan nasehat, saran, dukungan jasmani maupun rohani.Dukungan emosional juga diberikan keluarga, yang meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan. Dukungan lainnya adalah dukungan penilaian dan dukungan instrumental. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu, yaitu responden yang memiliki dukungan baik maka cenderung memiliki kecemasan dalam kategori ringan, sedangkan yang memiliki dukungan dalam kategori kurang memiliki kecemasan dalam kategori sedang.
5.
KESIMPULANPenelitian tentang relaksasi pernafasan diperoleh bahwa responden sebagian besar melakukan relaksasi pernafasan dalam kategori kurang baik yaitu sebanyak 38 orang (76%), yang melakukan dalam kategori baik sebanyak 12 orang (24%). Penelitian tentang dukungan keluarga diperoleh bahwa responden sebagian besar memiliki dukungan keluarga dalam kategori kurang baik yaitu sebanyak 34 orang (68%), yang baik sebanyak 16 orang (32%).
Hasil penelitian diperoleh responden sebagian besar mengalami cemas berat yaitu sebanyak 31 orang (62%), cemas ringan sebanyak 19 orang (38%).
6. SARAN
Responden yang bekerja terutama Bagi RSUD Kudus
Diharapkan dapat mengambil kebijakan terkait dengan pasien asma bronkhiale misalnya dengan memberikan relaksasi pernafasan serta memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar dapat memberikan dukungan kepada pasien asma bronkhiale.
Bagi Masyarakat
Diharapkan pasien asma dapat mengurangi kecemasan pender dengan relaksasi pernapasan serta keluarga dapat memberikan dukungan kepada pasien asma bronkhiale.
Bagi Institusi Pendidikan
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan institusi dapat mendorong peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang penurunan kecemasan penderita asma bronkhiale.
7. DAFTAR PUSTAKA
Anita Risgiyanti. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kecemasan Pasien Asma di Puskesmas Jatinangor Jakarta Tahun 2010. Skripsi : Universitas Diponegoro Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Barbara, C. Long. 2006. Perawatan
Madikal Bedah. Jilid 2. Bandung :Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan
Barbara, Kozier. 2006. Fundamental of Nursing. Jakarta: EGC
Corwin, Elizabeth J. 2005. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
Depkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes
Depkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI Dinkes Jateng. 2011. Profil Kesehatan
Jawa Tengah 2011. Jateng: Dinkes Dinkes Jateng. 2011. Profil Kesehatan
Propinsi Jawa Tengah. Semarang: Dinkes Jateng
Doenges, Marilynn E. 2008. Rencana Asuhan Keperawatan :Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta :EGC
Friedman, Marlyn M. 2008. Praktik Keperawatan Keluarga: Teori, Pengkajian, Diagnosa, dan Intervensi. Toronto: Appleton&Lange.
Jayadiputra. 2008. Psikologi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika
Kartono, K, 2006, Psikologi Wanita Jilid 1 : Mengenal Gadis Remaja
dan Wanita Dewasa. Bandung : Mandar Maju.
Keliat, B.A. 2007. Penatalaksanaan Stres. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC
Martha. 2003. Kamus Kedokteran UI Edisi Kelima. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nurul Setyawan. 2010. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecemasan Pasien Asma Bronkhiale Pada Pasien Rawat Jalan Di Poli Paru Instalasi Rawat Jalan RSUD RAA Soewondo Pati . Undip: FKM Sacket dan Niven Neil. 2002. Perilaku
Kesehatan, Dalam Psilokogi Kesehatan Edisi ke-2. Penerbit BukuKedokteran EGC
Saifudin, Abdul Bari. 2007. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka
Santoso Adi. 2009. Hubungan Tingkat Keparahan Asma Dengan Derajat Kecemasan Pada Penderita Asma Di Poli Paru Rsu. Haji Surabaya . Surabaya: Universitas Airlangga Sigit Nugroho. Terapi Pernapasan Pada
Penderita Asma. Skripsi : Universitas Muhammadiyah Semarang
Siti Indah Mutiara. Pengaruh Teknik Relaksasi Pernafasan Diafragma Terhadap Perubahan Kecemasan Pasien Pre Operasi Di Bangsal Bedah RSUP. Dr. M. Djamil Padang Tahun 2012. Skripsi: Universitas Sumatera Utara
Siti Juhariyah. 2009. Efektivitas Latihan Fisis dan Latihan Pernapasan Untuk Menurunkan Kecemasan Asma Persisten Sedang-Berat. Sumareta Utara: USU Repository Stewart C Mayers. 2006 Principles of
Corporate Finance, second edition. The United State of America: McGraw-Hill
Stuart & Sundden. 2007. Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Sugiyono. 2007. Stastistika Untuk Penelitian. Bandung: IKAPI Sunaryo. 2008. Psikologi Untuk
Keperawatan. Jakarta:EGC
Sundaru, H. 2006 Asma Bronkial, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi 3. Jakarta : FKUI
WHO. 2010. Penatalaksanaan Kejiwaan. Jakarta: EGC