• Tidak ada hasil yang ditemukan

FITOREMEDIASI LOGAM BERAT (Cu, Cd, dan Ni) DARI LIMBAH CAIR LABORATORIUM KIMIA OLEH KIAMBANG (Salvinia molesta D. S. Mitchel)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FITOREMEDIASI LOGAM BERAT (Cu, Cd, dan Ni) DARI LIMBAH CAIR LABORATORIUM KIMIA OLEH KIAMBANG (Salvinia molesta D. S. Mitchel)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

FITOREMEDIASI LOGAM BERAT (Cu, Cd, dan Ni) DARI

LIMBAH CAIR LABORATORIUM KIMIA OLEH KIAMBANG

(Salvinia molesta D. S. Mitchel)

Phytoremediation of Heavy Metals (Cu, Ni, and Cd) fromWastewater

Chemical Laboratory by Giant Salvinia (Salvinia molesta D. S.

Mitchel)

Oleh,

Ferry Wesdy Pappa NIM : 652011018

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains

(Kimia)

Program Studi Kimia

Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga 2016

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

1

FITOREMEDIASI LOGAM BERAT (Cu, Cd, dan Ni) DARI LIMBAH CAIR LABORATORIUM KIMIA OLEH KIAMBANG (Salvinia molesta D. S. Mitchel)

Phytoremediation of Heavy Metals (Cu, Ni, and Cd) fromWastewater Chemical Laboratory by Giant Salvinia (Salvinia molesta D. S. Mitchel)

Ferry Wesdy Pappa*, A. Ign. Kristijanto** , dan Sri Hartini** *Mahasiswa Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika

**Dosen Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga

Jln. Diponegoro no 52-60 Salatiga50711 Jawa Tengah – Indonesia 652011018@student.uksw.edu

The objectives of this study were: firstly, to determine the effectiveness of Copper (Cu), Cadmium (Cd), and Nickel (Ni) absorption by various population densities of Giant Salvinia (S.molesta). Secondly, to determine the optimum of Giant Salvinia population densities on the Cu, Cd, and Ni absorption. Data were analyzed by Randomized Completely Block Design (RCBD), 6 treatments and 4 replications. As the treatments are various percentage surface area coverage of the bucket by giant salvinia, which are : 0% (control, no salvinia), 12,5%, 25%, 37,5%, 50%, 62,5%, respectively. To test the differences between treatment means, the Honestly Significant of Differences (HSD) were used using 5% level of significant. The result of this study show that the effectiveness of copper (Cu), cadmium (Cd), and nickel (Ni) absorption form chemical laboratory wastewater is 48,5%(Cu), 51,53%(Cd), and 92,52%(Ni) occurred in 12 day at 62,5% Giant Salvinia coverage.

Keywords :Chemichal Laboratory wastewater, Giant salvinia, Heavy metal.

1. PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG MASALAH

Pencemaran lingkungan merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan di sekitar kita dan limbah merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya pencemaran lingkungan. Salah satu jenis limbah berdasarkan sifat fisiknya adalah air limbah yang merupakan gabungan cairan dan air yang mengandung limbah yang dapat berasal dari perumahan, perkantoran, kawasan industri ataupun institusi kependidikan (Widjajanti dkk. (2008) dalam Merdekaningsih, 2012).

Beberapa zat kimia berbahaya dan beracun yang mencemari lingkungan antara lain logam berat, pestisida, bahan radioaktif, senyawa nitrat, nitrit, amoniak, dan lain-lain (Viobeth dkk., 2012). Lebih lanjut menurut Suprihatin dan Nastiti (2010), jenis

(8)

2

logam berat yang umumnya terkandung dalam air limbah laboratorium kimia adalah Hg, Cd, Cu, Ag, Ni, Pb, As, Pb, As, Cr, Sn, Zn, dan Mn.

Adanya kandungan logam berat dalam limbah laboratorium dapat dikurangi dengan melakukan fitoremediasi yang merupakan penyerapan logam berat dengan menggunakan tumbuhan (Suthersan, (1990) dalam Setyawan, 2012). Hasil penelitian Hidayati dkk. (2009) menunjukkan tumbuhan kiambang (Salvinia molesta D.S. Mitchel) dapat digunakan sebagai akumulator merkuri dari sawah yang tercemar limbah penambangan emas, hal tersebut diperlihatkan dengan perlakuan penambahan Hg 10 ppm menghasilkan serapan Hg pada tumbuhan S. molesta sebanyak 15 gram meningkat sebanyak 0,5 microg/g. Penelitian Viobeth dkk. (2012) menunjukkan bahwa tumbuhan kiambang (S. molesta) menurunkan konsentrasi Timbel (Pb) sampai 0,182 mg/L dan Nikel (Ni) mencapai 0,252 mg/L. Sedangkan penelitian Handayani dkk., (2013) menunjukkan tumbuhan kiambang mampu menunrukan konsentrasi Cu dalam 1 ppm sebanyak 97,87%. Lebih lanjut penelitian Fuad dkk., (2013) menunjukkan bahwa kombinasi 10 gram S. molesta dan 10 gram Hydrilla verticillata mampu menurunkan kadar Cu yang semula 20,13 mg/L menjadi 19,3 mg/L dalam waktu 14 hari.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini bertujuan :

1. Menentukan efektivitas daya serap S. molesta terhadap logam berat (Cu, Ni, dan Cd) dari limbah cair Laboratorium Kimia.

2. Menentukan nisbah tutupan area S. molestayang optimal dalam penyerapan logam berat (Cu, Ni, dan Cd) dari limbah Laboratorium Kimia.

2. TINJAUAN PUSTAKA

 Logam Berat Laboratorium Kimia

Menurut Suprihatin dan Nastiti (2010), jenis logam berat yang umumnya terkandung dalam air limbah laboratorium kimia adalah Hg, Cd, Cu, Ag, Ni, Pb, As, Pb, As, Cr, Sn, Zn, dan Mn. Logam berat seperti Pb, Cd, Cr dan Zn sangat berbahaya bagi kehidupan karena sifatnya yang tidak dapat didegradasi. Kadmium (Cd) pada umumnya terkandung sebagai agen pewarna atau stabilizer (Lama et al., 2004 dalam Merdekaningsih, 2012). Hasil karakterisasi air limbah laboratorium kimia menggunakan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) Perkin Elmer 3110disajikan dalam Tabel 1.

(9)

3

Tabel 1. Karakterisasi Awal Air Limbah Laboratorium Kimia sebagai Media Tanam.

 Fitoremediasi

Menurut Pivetz (2001) Fitoremediasi atau yang sering disebut dengan green remediation merupakan metode yang ramah lingkungan untuk mengabsorpsi kandungan logam berat karena tidak menggunakan bahan kimiawi.

Fitoremediasi adalah upaya penggunaan tumbuhan dan bagian-bagiannya untuk dekontaminasi limbah dan masalah-masalah pencemaran lingkungan baik secara secara ex situ menggunakan kolam buatan atau reaktor maupun secara in situ pada tanah atau daerah yang terkontaminasi limbah(Subroto 1996). Spesies tumbuhan yang digunakan dalam fitoremediasi yaitu Populus nigra L., Salix alba L., jenis rumput-rumputan (Secale cereale, Festuca sp., Scirulus sp.), kacang-kacangan (Medicago sativa dan Vigna unguiculata) serta hiperakumulator logam berat (Helianthus annuus L., Brassica juncea dan Thalapi spp.) (Schnoor 1997). Lebih lanjut menurut Hidayati dkk., (2005) karakteristik tumbuhan hiperakumulator adalah: (i) Tahan terhadap unsur logam dalam konsentrasi tinggi pada jaringan akar dan tajuk; (ii) Tingkat laju penyerapan unsur dari tanah yang tinggi dibanding tumbuhan lain; (iii) Memiliki kemampuan mentranslokasi dan mengakumulasi unsur logam dari akar ke tajuk dengan laju yang tinggi.

Secara alami tumbuhan memiliki beberapa keunggulan, yaitu: (i) Beberapa suku tumbuhan memiliki sifat toleran dan hiperakumulator terhadap logam berat; (ii) Banyak jenis tumbuhan dapat merombak polutan; (iii) Pelepasan tumbuhan yang telah dimodifikasi secara genetik ke dalam suatu lingkungan relatif lebih dapat di konsentrasi awal dibandingkan dengan mikrob; (iv) Tumbuhan memberikan nilai estetika; (v) Dengan perakarannya yang dapat mencapai 100 x 106 km akar per ha, tumbuhan dapat

No. Jenis Logam Satuan AirLimbah

1 Cu ppm 3,890 2 Fe ppm 11,235 3 Cr ppm 3,620 4 Mn ppm 8,148 5 Al ppm 2,150 6 Zn ppm 18,240 7 Pb ppm 6,135 8 Cd ppm 4,340 9 Ni ppm 0,937 10 Hg ppm 0,265 11 As ppm 2,319 12 TSS mg/l 578,805

(10)

4

mengadakan kontak dengan bidang tanah yang sangat luas dan penetrasi akar yang dalam; (vi) Dengan kemampuan fotosintesis, tumbuhan dapat menghasilkan energi yang dapat dicurahkan selama proses detoksifikasi polutan; (vii) Asosiasi tumbuhan dengan mikrob memberikan banyak nilai tambah dalam memperbaiki kesuburan tanah (Feller, 2000 dalam Aryani, 2006).

 Tumbuhan Kiambang (Salvinia molesta D. S. Mitchell)

Kiambang (dari ki: pohon, tumbuhan, dan ambang: mengapung) adalah jenis paku air yang hidup di daerah persawahan, waduk, rawa, atau danau (Irma dkk., 2012). Jenis tumbuhan dari genus Salvinia (S.molesta, S. auricuclata dan S. cucullata) mampu berperan sebagai bioakumulatorcontoh yang dapat ditunjukkan dalam penelitian fitoremediasi oleh Viobeth dkk., (2012) menunjukkan bahwa tanaman kiambang (S. molesta) menurunkan konsentrasi timbal (Pb) mencapai 0,182 mg/L dan nikel (Ni) mencapai 0,252 mg/L. Sedangkan penelitian Handayani dkk.(2013) menunjukkan tanaman kiambang mampu menurunkan konsentrasi Cu 1 ppm sebanyak 97,87%. Lebih lanjut penelitian Fuad (2013) menunjukkan bahwa kombinasi 10 gram S. molesta dan 10 gram Hydrilla verticilata mampu menurunkan kadar Cu yang semula 20,13 mg/L menjadi 19,3 mg/L dalam waktu 14 hari,sedangkan dengan menggunakan 150 gram H. verticillata saja (tanpa kombinasi), dapat menurunkan kadar Cu yang semula 4,628 mg/L menjadi 2,106 mg/L, sebaliknya dengan menggunakan 250 gram S. molestasaja (tanpa kombinasi), dapat menurunkan kadar Cu yang semula 4,628 mg/L menjadi 3,782 mg/L.

3. BAHAN DAN METODA

3.1.Bahan dan Piranti

TumbuhanS. molesta diperoleh dari persawahan di tepian jalan raya sekitar Salatiga. Limbah cair diperoleh dari Laboratorium Kimia Fakultas Sains dan Matematik UKSW dan merupakan limbah yang belum diolah.Bahan kimiawi yang digunakan antara lain akuades, K2Cr2O7 (PA, E-Merck, Germany), Ag2SO4 (PA, E-Merck, Germany), H2SO4 (PA, E-Merck, Germany), HgSO4 (PA, E-Merck, Germany), FAS (Ferrous Amonium Sulfat) (PA, E-Merck, Germany) dan indikator Feroin.

(11)

5

Piranti yang digunakan antara lain Spektrofotometer HACH DR/EL 2000, pH meter HANNA Instrument 9812, Neraca Analitis (Mettler H80) dan Spektrofometer Serapan Atom (SSA) Perkin Elmer 3110.

3.2. Metode Penelitian

Pemberian Perlakuan

Perlakuan berupa perbedaan nisbah luas area permukaan yang tertutup oleh S. molesta yaitu: 0% (tanpa S. molesta); 12,5%; 25%; 37,5%; 50%; dan 62,5%. Masing-masing tumbuhan S. molesta berdaun 3 pasang daun. Pengamatan dilakukan selama 12 hari, dengan periode pengamatan setiap 3, 6, 9, dan 12 hari untuk mengetahui penurunan logam berat dalam media tumbuh. Hari pertama S. molesta ditimbang dalam cawan petri yang sudah diketahui bobotnya untuk mengetahui bobot basah awal, pada hari ke dua belas S. molesta ditimbang dalam cawan petri yang sudah diketahui bobotnya untuk mengetahui bobot basah akhir. Masing-masing cawan dioven pada suhu 1050C selama 5 jam kemudian didinginkan dalam desikator lalu ditimbang. Setelah itu dipanaskan kembali selama 1 jam, didinginkan kembali dalam desikator kemudian ditimbang. Perlakuan ini diulangi sampai tercapai bobot konstan (bobot kering).

Perhitungan Rataan Laju Pertumbuhan Relatif (RGR – Mean Relative Growth Rates) digunakan persamaan Hunt (Leblebici et al., 2009):

Keterangan: RGR = Rataan Relative Growth Rates W2 = Massa akhir tumbuhan

W1 = Massa awal tumbuhan t2-t1 = Lama waktu perlakuan

Penentuan Kadar Air (Sudarmadji dkk., 1997) dan Penentuan Bobot Kering (APHA (1998) dalam Leblebici et al. 2009)

1 gram tumbuhan S. molesta ditimbang dalam cawan petri yang sudah diketahui bobotnya. Masing-masing cawan dioven pada suhu 1050C selama 5 jam kemudian didinginkan dalam desikator lalu ditimbang. Setelah itu dipanaskan kembali selama 1 jam, didinginkan kembali dalam desikator kemudian ditimbang. Perlakuan ini diulangi sampai tercapai bobot konstan.

(12)

6

Keterangan: W1 = bobot sampel awal W2 = bobot sampel akhir

Analisis COD (Alaerts dan Santika, 1987)

20 ml sampel air ditambahkan dengan 10 ml larutan K2Cr2O7 0,25 N dan 30 ml Ag-H2SO4 serta 0,1 gram HgSO4 untuk menghilangkan kandungan klorin dalam sampel. Larutan direfluks selama 60 menit kemudian kondensor dibilas dengan akuades dan sampel didinginkan sampai mencapai suhu ruang. Sampel digenapkan sampai volumenya 100 ml kemudian ditambahkan 2 tetes indikator ferroin dan dititrasi dengan larutan FAS (Ferro Amonium Sulfat) 0,1 N.

Analisis Logam Berat dan Parameter Fisiko-Kimiawi Air Limbah

Analisis logam dalam tumbuhan S. molesta dan air limbah dilakukan dengan Perkin Elmer AAS 3110,sedangkan pengukuran parameter fisiko-kimiawi dengan metoda dan pirantinya disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Parameter Pendukung dan Piranti

Parameter Piranti

Fisikawi

DHL (Daya Hantar Listrik) (µs/cm)

Conductivity meter (HANNA Instrument 9812)

TDS (Total Dissolved Solids) TDS meter (HANNA Instrument 9812) (ppm)

Warna (PtCo) Spektrofotometer HACH DR/EL 2000 (Iowa, USA)

Kekeruhan (FTU) Spektrofotometer HACH DR/EL 2000 (Iowa, USA)

Kimiawi

pH pH meter (HANNA Instrument 9812)

(13)

7

Analisis Data

Data penyerapan logam berat dianalisis dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK),6 perlakuan dan 4 kali ulangan. Sebagai perlakuan adalah persen penutupan permukaan oleh S. molesta berdaun 3 pasangdaun, yaitu 0%; 12,5%; 25%; 37,5%; 50%; dan 62,5%, sedangkan sebagai kelompok adalah waktu analisis. Pengujian purata antar perlakuan digunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan tingkat kebermaknaan 5%(Steel and Torie, 1989).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakterisasi Awal Tumbuhan Kiambang dan Air Limbah Laboratorium

Hasil karakterisasi dari Kiambang dan Air Limbah Laboratorium Kimia disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Karakterisasi Awal Serapan Logam Berat dalam Kiambang(S. molesta)sebelum Perlakuan (Kadar Air 94,93%)

Dari Tabel 2 terlihat bahwa Kiambang(S. molesta)memiliki potensi sebagai akumulator logam berat, hal ini ditunjukkan dengan adanya kandungan beberapa jenis logam berat dalam gulma tersebut. Sedangkan hasil karakterisasi air limbah laboratorium yang digunakan sebagai media tanam disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Karakterisasi Awal Air Limbah Laboratorium Kimia sebagai Media Tanam

Dari Tabel 3 terlihat bahwa air limbah Laboratorium Kimia mengandung logam berat Cd, Cu, dan Ni berkisar antara 0,937 – 4,340 mg/l.

Logam Berat Kadar

(mg/kg) Cd 0,115 Ni 0,028 Cu 0,105 Parameter Kadar Fisikawi TDS (ppm) 250 DHL (μS/cm) 520 Warna (PtCo) 47 Kekeruhan (FTU) 10 Kimiawi pH 5,7 COD (ppm) 224 Cu (mg/l) 3,890 Ni (mg/l) 4,340 Cd (mg/l) 0,937

(14)

8

4.2 Penyerapan Cu (mg/l ± SE) Antar Berbagai Nisbah Tutupan Area Kiambang (S. molesta) dalam Waktu 3-12 hari

Rataan Kadar Cu (mg/l ±SE) dari air limbah Laboratorium Kimia oleh berbagai nisbah tutupan area Kiambang dalam waktu 3-12 hari berkisar antara 0,1603 ± 0,0159 mg/l sampai dengan 0,3163 ± 0,0009 mg/l (Tabel 4 dan Lampiran 1).

Tabel 4.Rataan Kadar Cu (mg/l ±SE) dari Air Limbah Laboratorium Kimia Antar Berbagai Nisbah Tutupan Area (%) Kiambang (S. molesta) dalam Waktu 3-12 hari

Waktu (Hari)

Nisbah Tutupan Area (%)

62,5 50 37,5 25 12,5 0 3 Purata 0,2383 0,2710 0,2843 0,2950 0,3128 0,3163 ± SE ± 0,0015 ± 0,0024 ± 0,0021 ± 0,0007 ± 0,0012 ± 0,0009 W = 0,0076 a ab ab ab ab b Purata 0,2353 0,2568 0,2718 0,2900 0,3063 0,3156 6 ± SE ± 0,0021 ± 0,0022 ± 0,0011 ± 0,0004 ± 0,0014 ± 0,0005 W = 0,0064 a b c d e f 9 Purata 0,2138 0,2445 0,2633 0,2818 0,2950 0,3130 ± SE ± 0,0019 ± 0,0015 ± 0,0005 ± 0,0008 ± 0,0013 ± 0,0004 W = 0,0052 a b c d e f 12 Purata 0,1603 0,2255 0,2343 0,2660 0,2843 0,3113 ± SE ± 0,0159 ± 0,0007 ± 0,0102 ± 0,0012 ± 0,0014 ± 0,0013 W = 0,0087 a b b c cd d Keterangan :- W = BNJ 5%

- Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda berbermakna, sedangkan angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan adanya beda nyata.Keterangan ini juga berlaku untuk Tabel 6, 8 dan 10.

Dari Tabel 4 terlihat bahwa serapan Cu yang optimum oleh Kiambang dimulai pada hari ke 3 sampai dengan hari ke 12 terjadi pada nisbah tutupan area 62,5% (Gambar 1).

(15)

9

Gambar 1. Serapan Cu (mg/l) dari Air Limbah Laboratorium Kimia antar Berbagai Nisbah Tutupan AreaKiambang(S. molesta) pada hari ke 3 (a), hari ke 6 (b), hari ke 9 (c) dan hari ke 12 (d)

Hasil penelitian Fuad (2013) menunjukkan bahwa penyerapan Cu oleh Kiambang (S. molesta) mampu menurunkan kadar Cu yang semula 4,628 mg/L menjadi 3,782 mg/L (18,2%) dalam waktu 14 hari. Sedangkan Kiambang(S. molesta) dalam penelitian ini mampu menyerap Cu dari air limbah Laboratorium Kimia sebesar 48,5% dalam waktu 12 hari. Temuan ini lebih besar dan lebih singkat waktunya dari pada penelitian Fuad (2013). Ditelaah dari efek toksisitas Cu berada pada tingkat toksisitas terbesar, merujuk Zayed (1998 dalam El Kheir at al., 2007) dengan urutan Cu > Se > Pb > Cd > Ni > Cr. Kiambang (S. molesta) dalam penyerapannya tidak selektif namun langsung menyerap logam berat yang berdaya toksik tinggi termasuk Cu.

Dari Tabel 4 terlihat bahwa nisbah tutupan area Kiambang (S. molesta) 62,5% merupakan nisbah tutupan area yang optimal dalam penyerapan Cu khususnya pada hari ke 12 dengan kisaran efektivitas serapan Cu sebesar 0,0780 – 0,1510 mg/l (24,70% - 48,5%). (Tabel 5)

Tabel 5. Efektivitas Daya Serap Cu oleh Kiambang (S. molesta) dari Air Limbah Laboratorium Kimia pada kepadatan 62,5% dalam Waktu 3-12 hari

Waktu (hari)

Konsentrasi awal (mg/l)

Nisbah Tutupan

Area 62,5% (mg/l) Daya Serap

3 0,3163 0,2383 ± 0,0015 0,2353± 0,0021 0,2138 ± 0,0019 0,1603 ± 0,0159 0,0780 (24,7%) 6 0,3156 0,0803 (25,4%) 9 0,3130 0,0992 (31,7%) 12 0,3113 0,1510 (48,5%) 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0 25 50 Cu ( m g/ l)

Nisbah Tutupan Area (%)

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0 25 50 Cu ( m g/ l)

Nisbah Tutupan Area (%)

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0 25 50 Cu ( m g/ l)

Nisbah Tutupan Area (%)

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0 25 50 Cu ( m g/ l)

Nisbah Tutupan Area (%)

(a) (b)

(16)

10 0 0.2 0.4 0 25 50 Cd ( m g/ l)

Nisbah Tutupan Area (%)

0 0.2 0.4 0 25 50 Cd ( m g/ l)

Nisbah Tutupan Area (%)

0 0.2 0.4 0 25 50 Cd ( m g/ l)

Nisbah Tutupan Area (%)

0 0.2 0.4 0 25 50 Cd ( m g/ l)

Nisbah Tutupan Area (%)

4.3 Penyerapan Cd (mg/l ± SE) Antar Berbagai Nisbah Tutupan AreaKiambang(S. molesta)dalam Waktu 3-12 hari

Rataan Kadar Cd (mg/l ±SE) dari air limbah Laboratorium Kimia oleh berbagai nisbah tutupan areadalam waktu 3 - 12hari berkisar antara 0,1413 ± 0,0010 mg/l sampai dengan 0,2975 ± 0,0016 mg/l(Tabel 6 dan Lampiran 2).

Tabel 6. Rataan Kadar Cd (mg/l ±SE) dari Air Limbah Laboratorium Kimia Antar Berbagai Nisbah Tutupan Area (%) Kiambang (S. molesta) dalam Waktu 3 - 12hari

Waktu (Hari)

Nisbah Tutupan Area (%)

62,5 50 37,5 25 12,5 0 3 Purata 0,1850 0,2638 0,2140 0,2268 0,2448 0,2975 ± SE ± 0,0007 ± 0,0015 ± 0,0007 ± 0,0026 ± 0,0009 ± 0,0016 W = 0,0071 a b c d e f Purata 0,1735 0,1868 0,2068 0,2170 0,2348 0,2948 6 ± SE ± 0,0013 ± 0,0010 ± 0,0006 ± 0,0009 ± 0,0007 ± 0,0012 W = 0,0056 a b c d e f 9 Purata 0,1560 0,1743 0,1953 0,2043 0,2248 0,2933 ± SE ± 0,0005 ± 0,0014 ± 0,0013 ± 0,0010 ± 0,0013 ± 0,0015 W = 0,0246 a b c d e f 12 Purata 0,1413 0,1575 0,1763 0,1865 0,2138 0,2915 ± SE ± 0,0010 ± 0,0014 ± 0,0013 ± 0,0014 ± 0,0021 ± 0,0009 W = 0,0061 a b c d e f

Dari Tabel 6 terlihat bahwa penyerapan Cd optimal oleh Kiambang terjadi pada nisbah tutupan area 62,5% dalam waktu 3 – 12 hari (Gambar 2).

Gambar 2. Rataan Kadar Cd (mg/l) dari Air Limbah Laboratorium Kimia antar Berbagai Nisbah Tutupan Area Kiambang(S. molesta) pada hari ke 3 (a), hari ke 6 (b) hari ke 9 (c) dan hari ke 12 (d)

(a) (b)

(17)

11

Hasil penelitian Suryati (2003) menyatakan bahwa penyerapan Cd oleh Kayambang (S. cucullata) (jenis berbeda) mampu secara optimal mengakumulasi Cd dari 1,431 mg hingga mencapai 31,11% dalam waktu 10 hari. Kiambang (S. molesta) dalam penelitian ini mampu menyerap Cd 46,81% dalam waktu 9 hari lebih besar dari Kayambang (S.cucullata) hasil penelitian Suryati (2003)

Dari Tabel 6 terlihat bahwa nisbah tutupan area Kiambang (S. molesta) 62,5% merupakan nisbah tutupan area yang optimal dalam penyerapan Cd khususnya pada hari ke 12 dengan kisaran efektivitas serapan Cd sebesar 0,1125 – 0,1502 mg/l (37,82% - 51,53%). (Tabel 7)

Tabel 7. Efektivitas Daya Serap Cd oleh Kiambang(S. molesta) dari Air Limbah Laboratorium Kimiapada Kepadatan 62,5% dalam Waktu 3-12 hari

Waktu (hari)

Konsentrasi awal (mg/l)

Nisbah Tutupan Area

62,5% (mg/l) Daya Serap 3 0,2975 0,1850± 0,0007 0,1735 ± 0,0013 0,1560 ± 0,0005 0,1413± 0,0010 0,1125 (37,82%) 6 0,2948 0,1213 (41,12%) 9 0,2933 0,1373 (46,81%) 12 0,2915 0,1502 (51,53%)

4.4 Penyerapan Ni (mg/l ± SE) Antar Berbagai Nisbah Tutupan AreaKiambang(S. molesta)dalam Waktu 3-12 hari

Rataan KadarNi (mg/l ±SE) dari air limbah laboratorium kimia dalam waktu 3 - 12hari berkisar antara 0,0120± 0,0007 mg/l sampai dengan 0,1660 ± 0,0009 mg/l (Tabel 8 dan Lampiran 3).

(18)

12

Tabel 8. Rataan KadarNi (mg/l ±SE) dari Air Limbah Laboratorium Kimia antar Berbagai Nisbah Tutupan Area (%) Kiambang (S. molesta) dalam Waktu 3 - 12hari

Waktu (Hari)

Nisbah Tutupan Area (%)

62,5 50 37,5 25 12,5 0 3 Purata 0,0340 0,0455 0,0730 0,0933 0,1243 0,1660 ± SE ± 0,0006 ± 0,0010 ± 0,0021 ± 0,0008 ± 0,0011 ± 0,0009 W = 0,0403 a a ab bc e d Purata 0,0286 0,0400 0,0655 0,0910 0,1215 0,1645 6 ± SE ± 0,0011 ± 0,0007 ± 0,0016 ± 0,0004 ± 0,0010 ± 0,0007 W = 0,0010 a b c d e f 9 Purata 0,0213 0,0360 0,0538 0,0843 0,1338 0,1620 ± SE ± 0,0009 ± 0,0009 ± 0,0009 ± 0,0013 ± 0,0012 ± 0,0004 W = 0,0047 a b c d e f 12 Purata 0,0120 0,0215 0,0443 0,0695 0,1068 0,1605 ± SE ± 0,0007 ± 0,0010 ± 0,0017 ± 0,0012 ± 0,0031 ± 0,0013 W = 0,0091 a b c d e f

Dari Tabel 8 terlihat bahwa serapan Ni optimal oleh Kiambang terjadi mulai pada hari ke 3 pada nisbah tutupan area 50%, sedangkan pada hari ke 6 sampai dengan 12 terjadi pada nisbah tutupan area 62,5%(Gambar 3).

Gambar 3. Rataan KadarNi (mg/l) dari Air Limbah Laboratorium Kimia antar Berbagai Nisbah Tutupan Area Kiambang(S. molesta) pada hari ke 3 (a), hari ke 6 (b), hari ke 9 (c) dan hari ke 12 (d)

(a) (b) (c) (d) 0 0.1 0.2 0 25 50 N i ( m g/ l)

Nisbah Tutupan Area (%)

0 0.1 0.2 0 25 50 N i ( m g/ l)

Nisbah Tutupan Area (%)

0 0.1 0.2 0 25 50 N i ( m g/ l)

Nisbah Tutupan Area (%)

0 0.1 0.2 0 25 50 N i (m g/l)

(19)

13

Menurut Rahmansyah (2009,dalam Viobeth, 2012) S. molesta memiliki tingkat ketahanan hidup(survival) tinggi pada media yang terkontaminasi. Dalam hasil penelitian tersebut juga menyatakan bahwa tanaman kiambang menurunkan konsentrasi Ni 3 mg/L hingga 0,252 mg/L (91,60%) dalam waktu 12 hari. Sedangkan Kiambang (S. molesta) dalam penelitian ini mampu menyerap Ni dari air limbah Laboratorium Kimia sebesar 92,52% dalam dalam waktu 12 hari kurang lebih sama dengan penelitian Viobeth (2012).

Dari Tabel 8 terlihat bahwa nisbah tutupan area optimal dalam penyerapan Ni dari air limbah laboratorium kimia adalah 50% dalam waktu 3 hari dan 62,5% pada hari ke 6-12. Efektivitas daya serap Ni(%) oleh Kiambangdari air limbah laboratorium kimia dalam waktu 3-12 hari berkisar antara 79,52% - 95,52% (Tabel 9).

Tabel 9. Efektivitas Daya Serap Ni oleh Kiambang(S. molesta) dari Air Limbah Laboratorium Kimia dalam Waktu 3-12 hari

Waktu (hari) Konsentrasi awal (mg/l) Daya Serap (mg/l) Nisbah Tutupan Area(%) Efektivitas Daya Serap 3 0,1660 0,0455 50 0,1205 (72,59%) 6 0,1645 0,0286 62,5 0,1359 (82,61%) 9 0,1620 0,0213 62,5 0,1407 (86,85%) 12 0,1605 0,0120 62,5 0,1485 (92,52%)

4.5 Rataan COD (Chemical Oxygen Demand) (mg/l ± SE) Antar Berbagai Nisbah Tutupan Area Kiambang (S. molesta) dalam waktu 3-12 Hari

Rataan Kadar COD (mg/l ±SE) dari air limbah Laboratorium Kimia dalam waktu 3-12 hari berkisar antara 226 ± 2,0 mg/l sampai dengan 54 ± 3,83 mg/l (Tabel 10).

(20)

14

Tabel 10.Rataan Kadar COD (mg/l ±SE) dari Air Limbah Laboratorium Kimia antar Berbagai Nisbah Tutupan Area (%) Kiambang (S. molesta) dalam waktu 3 – 12 hari

Waktu (Hari)

Nisbah Tutupan Area (%)

62,5 50 37,5 25 12,5 0 3 Purata 124 168 204 206 208 226 ± SE ± 2,31 ± 7,30 ± 7,66 ± 5,03 ± 5,66 ± 2,0 W = 21,86 a b c cd cd d Purata 116 126 168 180 210 220 6 ± SE ± 2,31 ± 2,0 ± 12,65 ± 6,93 ± 2,0 ± 2,31 W = 25,29 a b c c d d 9 Purata 86 106 140 174 194 222 ± SE ± 3,83 ± 3,83 ± 5,16 ± 6,0 ± 3,83 ± 2,0 W = 19,95 a b c d e f 12 Purata 54 84 124 162 192 218 ± SE ± 3,83 ± 5,16 ± 5,16 ± 8,87 ± 3,27 ± 2,0 W = 17,64 a b c d e f

Dari Tabel 10 terlihat bahwa serapan COD oleh Kiambang di mulai pada hari ke 3 sampai dengan hari ke 12 terjadi pada nisbah tutupan area 62,5% (Gambar 4).

Gambar 4. Serapan COD (mg/l) dari Air Limbah Laboratorium Kimia antar Berbagai Nisbah Tutupan AreaKiambang (S. molesta) pada hari ke 3 (a), hari ke 6 (b), hari ke 9 (c) dan hari ke 12 (d)

Dari Gambar 4 terlihat bahwa serapan optimal COD terjadi pada nisbah tutupan areaKiambang 62,5% pada hari ke 3 -12. Efektivitas daya serap COD (%) oleh Kiambangdari air limbah Laboratorium Kimiaberkisar antara 45,13% - 75,23% dalam waktu 3-12 hari (Tabel 5).

0 100 200 300 0 12.5 25 37.5 50 62.5 COD (m g/ l)

Nisbah Tutupan Area (%)

(a) (b) (c) (d) 0 100 200 300 0 12.5 25 37.5 50 62.5 COD (m g/ l)

Nisbah Tutupan Area (%)

0 100 200 300 0 12.5 25 37.5 50 62.5 COD (m g/ l)

Nisbah Tutupan Area (%)

0 100 200 300 0 12.5 25 37.5 50 62.5 COD (m g/ l)

(21)

15 0 0.02 0.04 0.06 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0 12.5 25 37.5 50 62.5 R G R Se rap an Logam B e rat (m g/ l)

Nisbah Tutupan Area (%)

Cu Cd Ni

RGR Bobot Kering RGR Bobot Basah Tabel 5. Efektivitas Daya Serap COD oleh Kiambang (S. molesta) dari Air Limbah

Laboratorium Kimia pada Nisbah Tutupan Area 62,5% dalam Waktu 3-12 hari

Waktu (hari)

Konsentrasi awal(mg/l)

Nisbah Tutupan Area

62,5% (mg/l) Daya Serap 3 226 124 116 86 54 102(45,13%) 6 220 104 (47,27%) 9 222 136 (61,26%) 12 218 164 (75,23%)

Dari Tabel 5 terlihat bahwa efektivitas serapan COD oleh Kiambang secara optimal terjadi pada hari ke 12 sebesar 75,23%. Nilai kandungan COD menurut PPNo.82 tahun 2001 tentang pengelolaankualitas air dan pengendalian pencemaranair berkisar antara 10 – 100 mg/l (Nurhidayati, 2014). Berdasarkan nilai COD terlihat bahwa COD limbah Laboratorium Kimia telah memenuhi persyaratan bakumutu kualitas air dan pengendalian pencemaran air menurut PP No.82 tahun 2001 dalam waktu serapan setelah 6 hari.

4.6 Rataan Kadar Logam Cu, Mn dan Ni dengan Pertumbuhan S.

molestaBerdasarkan RataanRelative Growth Rates (RGR) Jumlah Bobot

Basah dan Bobot Kering antar Berbagai Nisbah Tutupan Areadalam waktu12 Hari

Pola serapan Cu, Cd, dan Niantar berbagai nisbah tutupan areaKiambang (S. molesta) ditinjau dari rataan RGR bobot basah dan bobot kering S. molestadalam waktu 12 hari menunjukkan pola yang sama (Gambar 5).

Gambar 5. Kadar Logam Berat dari Air Limbah Laboratorium Kimia dan Pertumbuhan Kiambang (S. molesta) Berdasarkan Relative Growth Rates (RGR) Bobot Basah dan Bobot Kering antar Berbagai Nisbah Tutupan Area Kiambang (S. molesta) pada hari ke 12

(22)

16

Dari Gambar 5 terlihat bahwarataan RGR kiambang bobot basah dan bobot kering mengikuti pola serapan Cu, Cd dan Ni yaitu pada nisbah tutupan areakiambang 62,5% maka akumulasi logam Cu, Cd dan Ni juga akan menurun mencapai minimum.

Lebih lanjut dari Gambar 5 terlihat bahwa Ni merupakan mikronutrien sehingga Kiambang mengakumulasi logam Ni lebih banyak (Tabel 9). Hasil penelitian Liu, G et al. (2011) dalam nutrisi nikel oleh tumbuhan menunjukkan bahwa serapan nikel dalam aktivitas yang tinggi dapat menyerap hingga 1,8 ppm ion Ni2+ kemudian mentransportasi keseluruh bagian tumbuhan menjadi asam organik atau asam amino yang diperlukan untuk pertumbuhan. Namun penyerapan nikel yang berlebihan mengakibatkan daun tumbuhan berwarna kuning.

Adanya tingkat toksisitas tinggi dari logam berat memaksa Kiambang untuk melakukan fitokelatin atau menghasilkan protein dalam keadaan logam berat yang tinggi sebagai kelangsungan hidup Kiambang. Salah satu respon tumbuhan terhadap Cd adalah sintesis peptida fitokelatin atau turunannya secara enzimatis dari glutation (Sofia, 2007). Namun serapan logam Cd secara berkala akan merusak struktur dinding sel dan menghambat aktivitas enzim nitrat reduktase dipucuk-pucuk tumbuhan (Pilon-Smits, 2005). Lebih lanjut penelitian Yruela (2005) menunjukkan bahwa ion Cu2+ bertindak sebagai kofaktor dalam berbagai enzim seperti super Oksida dismutase (SOD), sitokrom oksidase, amino oksidase, lakase, plastosianin, dan polifenol oksidase. Namun diatas batas normal ion Cu akan mengkatalisasi produksi hidroksil (-OH) yang bersifat racun bagi tumbuhan.

5. KESIMPULAN

1. Efektivitas daya serap Kiambang (S. molesta)terhadap kandungan logam berat (Cu, Cd, dan Ni) dari limbah cair Laboratorium Kimia dalam waktu 12 hari adalahsebagai berikut : Cu 48,5%, Cd 51,53% danNi92,52%.

2. Nisbah tutupan area optimal dalam penyerapan Cu, Cd, dan Niberlangsung dalam nisbah tutupan areaKiambang (S. molesta) 62,5%.

(23)

17

DAFTAR PUSTAKA

Alaerts, G. dan S.S Santika. 1987. Metode Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional. APA Pivetz, B.E. 2001. Phytoremediation of contamined soil and ground water at

hazardous waste sites. USEPA Washongton, D. C.

Aryani, Arie (2006). Uji Toksisitas Hasil Remediasi Lumpur Minyak Terhadap Tumbuhan Bunga Matahari(Helianthus annuus L.). Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

El-Kheir, Wafaa Abou, F. A. El-Nour, T. Tawfik, and D Hammand. 2007. Assessment of the efficiency of duckweed (Lemna gibba) in wastewater treatment. International Journal of Agriculture and Biology Vol 9 No 5.

Fuad, M., Aunurohim Tsabitul,dan T Nurhidayati. 2013. Efektivitas Kombinasi Salvinia molesta dengan Hydrilla vercillata dalam Remediasi Logam Cu pada Limbah Elektroplating. Jurnal Sains dan Seni POMITS. ITS, Surabaya

Handayani, Ika., Elly Setyowati, dan Agus M. Santoso. 2013. Efisiensi Fitoremediasi pada Air Terkontaminasi Cu Menggunakan Salvinia molesta D. S. Mitchel. Skripsi. Fakultas Biologi, Universitas Nusantara PGRI Kediri, Kediri.

Hidayati, Nuril,F.Syarif, dan T.Juhaeti, 2009. Pemanfaatan Salvinia molesta D. S. Mitchell, Akumulator Merkuri Di Sawah Tercemar Limbah Penambangan Emas. Jurnal tek. lingkungan.

Irma, Farida Fathul, dan Yusuf Widodo. Identifikasi Kandungan mineral (Na, K, Cl, S) Tumbuhan Air Kiambang (Salvinia molesta) di Waduk Tegi Kecamatan Air Naningan Kabupaten Tanggamus. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian. Universitas Lampung, Lampung

Leblebici, Z., A. Aksoy, and F. Duman. 2009. Influence of Salinity on The Growth and Heavy Metal Accumulation Capacity of Spirodela polyrrhiza (Lemnaceae). Turk J Biol 35, 215-220

Liu, G., Simonne, E. H., & Li, Y. 2011. Nickel Nutrition in Plants.The Institute of Food and Agricultural Sciences (IFAS), Florida.

Merdekaningsih, M. D. (2013). Gulma mata ikan (Lemna perpusilla L.) Sebagai Agen Penyerap Logam Berat (Cu, Cd, Mn dan Fe) dari Limbah Cair Laboratorium Kimia. Skripsi. Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.

(24)

18

Nurhidayah, Nurhidayah, Dini Sofarini, and Yunandar Yunandar. "Fitoremediasi Tumbuhan Air Kiambang (Salvinia molesta) Purun Tikus (Eleocharis dulcis) dan Perupuk (Phragmites karka) Sebagai Alternatif Pengolahan Limbah Cair Karet." ENVIROSCIENTEAE 10.1 (2014): 18-26.

Pilon-Smits, E. 2005. Phytoremediation. Annu. Rev. Plant Biol., 56, 15-39.

Ray, S. and M.K Ray. 2009. Bioremediation of Heavy Metal Toxicity-with Special Reference to Chromium. Al Ameen J Med Sci Vol.2, 57-63.

Setyawan D.Y, 2012. Pengaruh Nisbah Tutupan Area Gulma Mata Ikan ( Lemna minor L.) Terhadap Penyerapan Logam Timbel [Pb] dan Seng [Zn] dari Air Limbah Tekstil. Skripsi. Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.

Sofia, D. 2008. Respon Tanaman Kedelai (Glycine Max (L.) Merril) Pada Tanah Masam. Universitas Sumatra Utara, Medan.

Steel, R.G.D. and J. H. Torie, 1981. Principle and Procedures of Statistic A Biometrical Approach, 2nd ed. Mc Grow-Hill International. Book Co, Kuga Kusha, Japan. Subroto MA. 1996. Fitoremediasi. Prosiding Pelatihan dan Lokakarya Peranan

Bioremediasi dalam Pengelolaan Lingkungan. Cibinong: LIPI/BPPT/HSF. hlm 52-69

Sudarmadji, S., B. Haryono, dan Suhardi. 1997. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty,Yogyakarta.

Suprihatin dan Nastiti S.W. 2010. Penyisihan Logam Berat dari Limbah Cair Laboratorium dengan Metode Presipitasi dan Adsorpsi. Makara, Sains Vol. 14 No. 1 2010:44-50.

Suryati, Tuti dan Budhi Priyati. 2003. Eliminasi Logam Berat Kadmium dalam Air Limbah Menggunakan Tanaman Air.J.Tek.Ling,P3TL-BPPT.4(3): 143-147

Viobeth, B. R., Sri S., dan Endro Sutrisno (2012). Fitoremediasi Limbah Mengandung Timbal (Pb) dan Nikel (Ni) Menggunakan Tumbuhan Kiambang (Salvinia molesta). Jurnal Sains. UNDIP, Semarang

Widjajanti E, Haryanto Lilik V, Marwati Siti, 2008, Rancang Bangun Instalasi Pengolah Limbah Cair Industri Electroplating, Laporan Pengabdianpada Masyarakat. Yruela, Inmaculada. 2005. Copper in plants. Brazilian Journal of Plant Physiology,

Gambar

Tabel 1. Karakterisasi Awal Air Limbah Laboratorium Kimia sebagai Media Tanam.
Tabel 3. Parameter Pendukung dan Piranti
Tabel  2.  Karakterisasi  Awal  Serapan  Logam  Berat  dalam  Kiambang(S.
Tabel  4.Rataan  Kadar  Cu  (mg/l  ±SE)  dari  Air  Limbah  Laboratorium  Kimia  Antar  Berbagai  Nisbah  Tutupan  Area  (%)  Kiambang  (S
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalihan Na Tolu (tiga tungku) merupakan sistem hubungan masyarakat Batak Toba yang terdiri dari tiga unsur kekerabatan yaitu pihak hula- hula (kelompok orang

The contents of Interlanguage XII were analyzed using the theory by Adaskou et al (1990) who defined culture into four cultural senses, namely aesthetic, sociological, semantic

satu cara adalah melalui rancangan bangunan yang dapat menghemat penggunaan listrik, baik untuk. mendinginkan/menyejukkan udara dalam ruangan maupun

sirkulasi adalah adalah kegiatan melayani pemakai jasa perpustakaan dalam pemesanan, peminjaman, dan pengembalian bahan pustaka beserta penyelesaian administrasinya

Ini tidak berarti bahwa algoritma Huffman adalah sebuah metode pengkodean yang optimal, namun dapat diartikan bahwa algoritma ini menghasilkan pendekatan terbaik untuk

Kenyataan bahwa dalam era obat antiretroviral, AIDS sudah menjadi penyakit kronik yang harus dikendalikan dan akan memberi harapan pada masyarakat dan penderita HIV/AIDS

Dari penelitian yang dilakukan, penulis memperoleh kesimpulan bahwa masalah yang dihadapi dalam implementasi kurikulum 2013 di MTs Yaqin 1 Kwang Rundun adalah

Katup udara digunakan untuk mencegah penambahan tekanan dalam botol yang dapat menghambat pengeluaran cairan atau udara dari rongga pleura.. Karena hanya