• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SEI BINGAI TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SEI BINGAI TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

Duty Anari Br Sitepu NIM. 409111023

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dengan izin-Nya

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada

Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan berupa ilmu dan

kasih sayang sejak awal sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima

kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Bapak Prof. Drs. P. Siagian, M.Pd,

Bapak Prof. Drs. Mukhtar, M.Pd dan Bapak Drs. Togi, M.Pd selaku dosen penguji

yang telah memberikan masukan dan saran–saran mulai perencanaan penelitian

sampai selesai penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Bapak Drs.

Syafari, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan

bimbingan dan saran–saran dalam perkuliahan. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si

selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan

FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku ketua jurusan Matematika

FMIPA UNIMED dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku sekretaris jurusan

Matematika FMIPA UNIMED serta Bapak Drs. Zul Amry, M.Pd, selaku ketua

Prodi Pendidikan Matematika FMIPA UNIMED dan seluruh Bapak, Ibu Dosen

beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah

membantu dan memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.

Terima kasih juga kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sei Bingai,

Bapak Suriaman, S.Pd, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian, guru bidang studi Matematika Ibu Sabar Derita, S.Pd dan

para guru SMP Negeri 1 Sei Bingai beserta siswa – siswi kelas VIII-5 yang telah

membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

Teristimewa kepada Ibunda tercinta Siti Sariani Br Lubis, dan Ayahanda

yang tersayang Darma Sitepu yang telah begitu banyak memberikan kasih sayang,

do’a, motivasi dan semangat, serta dukungan moral dan material yang tak ternilai

(4)

v

Aditia Sitepu yang begitu banyak memberikan do’a dan motivasi, semangat serta

dukungan moral kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED serta

seluruh keluarga yang tak hentinya memberikan doa, dukungan, semangat dan

kasih sayangnya kepada penulis dalam menyelesaikan studi.

Ucapan terima kasih juga kepada sahabat seperjuangan yang selalu

memberi semangat dan dukungan yaitu my bestfriend Rodhina, Ria Maulina,

Fika, Vira, Rika, Mimi, Maya, Nikmah, Imam, Bibi, Wes, Amri dan semua

teman–teman sekelas Matematika Reguler Dik B’09 yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu yang senantiasa mendukung dan menemani penulis dalam

suka maupun duka, dalam tangis maupun tawa. Terima kasih juga kepada

saudara-saudariku PPLT Unimed 2012 di SMK Negeri 1 Air Putih yang selalu

memberi dukungan dan berbagi pengalaman bersama penulis. Penulis juga

ucapkan terima kasih kepada teman - teman kos Jl. Pimpinan Gg. Juremi No. 9

yaitu Sartika, Nita, Ninin dan Lia yang memberikan dukungan dan motivasi

dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi

ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.

Medan, Juni 2013

Penulis,

(5)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KUBUS DAN BALOK

DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SEI BINGAI TAHUN AJARAN 2012/2013

Duty Anari Br Sitepu (NIM. 409111023)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi kubus dan balok dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray di Kelas VIII-5 SMP Negeri 1 Sei Bingai tahun ajaran 2012/2013.. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek

dalam penelitian ini adalah 36 siswa kelas VIII-5SMP Negeri 1 Sei Bingai dan objek

penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada materi kubus dan balok.

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data adalah tes dan lembar observasi. Tes digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan kubus dan balok dan lembar observasi digunakan untuk melihat proses pembelajaran ketika model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray diterapkan.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus, masing-masing terdiri dari 2 kali pertemuan. Sebelum memberikan tindakan, terlebih dahulu diberikan tes awal dan setiap akhir siklus diberikan tes hasil belajar. Dari hasil analisis data tes awal diperoleh banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari tes awal yaitu 4 dari 36 siswa atau 11,11% dengan rata-rata kelas 37,36. Hasil analisis data pada siklus I setelah dilakukan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray menunjukkan banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 15 dari 36 siswa atau 41,67% dengan rata-rata kelas 62,25. Hasil analisis data akhir siklus II dengan pembelajaran yang sama diperoleh banyak siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu 32 dari 36 siswa atau 88,89% dengan rata-rata kelas 75,39. Ini berarti terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I hingga siklus II. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar.

(6)

vi

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Batasan Masalah 6

2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif 13

2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray 17

2.1.6. Materi Kubus dan Balok 20

2.2.Kerangka Konseptual 25

2.3. Hipotesis Tindakan 26

BAB III METODE PENELITIAN 27

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 27

3.1.1.Lokasi Peneliti 27

3.1.2.Waktu Penelitian 27

3.2.Subjek dan Objek Penelitian 27

3.2.1.Subjek Penelitian 27

3.2.2.Objek Penelitian 27

3.3.Jenis Penelitian 27

3.4.Prosedur Penelitian 28

3.5.Alat Pengumpulan Data 32

3.5.1.Tes 32

3.5.2.Lembar Observasi 34

3.6.Teknik Analisis Data 34

(7)

3.6.2.Interpretasi Hasil 34

3.6.2.1.Analisis Tes Hasil Belajar 34

3.6.2.2.Analisis Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran 36

3.7.3. Menarik Kesimpulan 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38

4.1. Hasil Penelitian 38

4.1.1. Hasil Penelitian Siklus I 38

4.1.1.1. Permasalahan 38

4.1.1.2.Tahap Perencanaan Tindakan 42

4.1.1.3.Pelaksanaan Tindakan 43

4.1.1.4.Observasi 44

4.1.1.5.Analisis Data Hasil Siklus I 44

4.1.1.6.Hasil Observasi 49

4.1.1.7.Refleksi 51

4.1.2. Hasil Penelitian Siklus II 53

4.1.2.1. Permasalahan 53

4.1.2.2. Perencanaan Tindakan 53

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan 55

4.1.2.4. Observasi 56

4.1.2.5. Analisis Data Hasil Siklus II 56

4.1.2.6. Hasil Observasi 58

4.1.2.7. Refleksi 60

4.2.Pembahasan Hasil Penelitian 62

4.3.Temuan Penelitian 64

BAB V KESIPULAN DAN SARAN 66

5.1. Kesimpulan 66

5.2. Saran 66

(8)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Kooperatif 16

Tabel 3.1. Tingkat Penguasaan Siswa 34

Tabel 3.2. Kriteria Hasil Observasi Pembelajaran 36

Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal 38

Tabel 4.2.Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Tes Awal 39

Tabel 4.3. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Awal 40

Tabel 4.4. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus I 44

Tabel 4.5.Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I 45

Tabel 4.6. Data Kesalahan Siswa Pada Siklus I 46

Tabel 4.7. Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan

Pembelajaran pada Siklus I 48

Tabel 4.8. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus II 56

Tabel 4.9.Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II 57

Tabel 4.10. Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Bagian-bagian Kubus 20

Gambar 2.2. Bagian-bagian Balok 20

Gambar 2.3. Diagonal Kubus dan Balok 21

Gambar 2.4. Jaring-jaring Kubus 22

Gambar 2.5. Jaring-jaring Balok 25

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 28

Gambar 4.1. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal 39

Gambar 4.2. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada

Tes Hasil Belajar I 45

Gambar 4.3. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada

Tes Hasil Belajar II 57

Gambar 4.4. Deskripsi Peningkatan Nilai Rata – rata Kelas

pada Siklus I dan Siklus II 62

(10)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1 70

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2 76

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3 82

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4 88

Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 1 93

Lampiran 11. Alternatif Jawaban dan Pedoman Penskoran Tes Awal 105

Lampiran 12. Lembar Validitas Tes Awal 108

Lampiran 13. Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar I 111

Lampiran 14. Tes Hasil Belajar I 112

Lampiran 15. Alternatif Jawaban dan Pedoman Penskoran

Tes Hasil Belajar I 114

Lampiran 16. Lembar Validitas Tes Hasil Belajar I 118

Lampiran 17. Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar II 121

Lampiran 18. Tes Hasil Belajar II 122

Lampiran 19. Alternatif Jawaban dan Pedoman Penskoran

Tes Hasil Belajar II 123

Lampiran 20. Lembar Validitas Tes Hasil Belajar II 126

Lampiran 21. Validator Tes 129

Lampiran 22. Lembar Observasi Proses Pembelajaran I 130

Lampiran 23. Lembar Observasi Proses Pembelajaran II 133

Lampiran 24. Lembar Observasi Proses Pembelajaran III 136

Lampiran 25. Lembar Observasi Proses Pembelajaran IV 139

Lampiran 26. Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Setiap Siklus 142

Lampiran 27. Analisis Tes Awal 143

Lampiran 28. Analisis Tes Hasil Belajar I (Siklus I) 145

Lampiran 29. Analisis Tes Hasil Belajar II (Siklus II) 147

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pencapaian tujuan dan cita-cita bangsa dipengaruhi oleh kualitas SDM

bangsa tersebut apalagi perubahan cepat dan pesat terjadi dalam berbagai bidang

kehidupan memperjelas persaingan di abad ke-21 ini. Salah satu cara untuk

meningkatkan kualitas SDM Indonesia adalah dengan mengembangkan program

pendidikan, khususnya pendidikan matematika. Pendidikan matematika secara

substansial memuat pengembangan kemampuan berfikir yang berlandaskan

kaidah-kaidah penalaran secara logis, kritis, sistematis, dan akurat. Dengan

matematika, kita dapat berlatih berfikir secara logis, dan dengan matematika, ilmu

pengetahuan lain bisa berkembang dengan cepat.

Matematika adalah mata pelajaran yang sangat mempengaruhi

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang.

Matematika tidak hanya mampu melatih kemampuan berhitung, tetapi juga

mampu melatih cara berpikir kritis, menganalisa masalah, mengevaluasi hingga

akhirnya mampu memecahkan suatu permasalahan. Menurut Johnson dan

Myklebust (dalam Abdurrahman, 2009:252) menyatakan bahwa :

”Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk

mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan

sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir.”

Sejalan dengan hal diatas Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009:253)

mengemukakan bahwa :

(12)

2

Jadi, jelas bahwa matematika adalah pelajaran yang sangat penting dan

harus dikuasai. Namun masih banyak orang yang memandang matematika sebagai

bidang studi yang paling sulit dan tidak menyenangkan dengan alasan, bidang

studi ini identik dengan hitung menghitung. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa

memang matematika memerlukan penguasaan yang baik dan benar juga menuntut

intelektualitas yang relatif tinggi sehingga sebagian siswa mengalami kesulitan

dalam mempelajarinya. Dengan melihat pentingnya matematika, maka

matematika perlu diberikan sejak pendidikan dasar dengan tujuan agar peserta

didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengolah dan memanfaatkan

informasi untuk bertahan hidup yang selalu berubah dan kompetetif.

Namun, pembelajaran terhadap matematika bagi kebanyakan pelajar

tidaklah mudah. Banyak kendala yang dihadapi seperti dalam hal ketelitian,

visualisasi, kecepatan dan ketepatan dalam menghitung. Hambatan-hambatan ini

menciptakan sugesti buruk terhadap matematika sebagai pelajaran yang sulit dan

juga menimbulkan rasa malas untuk mempelajarinya. Reaksi berantai ini terus

berlanjut dan semakin memperkuat anggapan bahwa ‘Matematika adalah

pelajaran yang sulit dan menakutkan’.

Rendahnya hasil belajar siswa mencerminkan bahwa siswa memiliki

kesulitan dalam belajar matematika baik dalam pemahaman konsep, penerapan

dan penyelesaian suatu masalah. Faktor belajar matematika siswa yang belum

bermakna dan penggunaan metode mengajar guru yang kurang bervariasi

menyebabkan kurangnya minat siswa untuk belajar matematika. Guru biasanya

menggunakan metode konvensional (menerangkan dan mengerjakan latihan soal)

yang tidak memberi daya tarik bagi siswa. Didukung dengan materi yang

dianggap sulit, pembelajaran ini sering terjebak pada kondisi yang membosankan

dan tidak memberi peluang siswa untuk belajar dengan perasaan nyaman. Diduga

kuat, rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika juga terkait erat

dengan persoalan metode ataupun model pembelajaran.

Hal ini sejalan dengan pendapat La Arul (2009) http://laarul.blogspot.com

(13)

”Dalam hasil penelitian tim Programme of International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-9 dari 41 negara dalam kategori literatur matematika. Sedangkan menurut penelitian Trends in International Mathematics and Science Study (TIMMS) pada tahun 1999, matematika Indonesia berada di peringkat ke-34 dari 38 negara (data UNESCO).”

Berdasarkan penjelasan diatas terlihat bahwa hasil belajar matematika di

Indonesia memang masih tergolong rendah. Banyak faktor yang mempengaruhi

tinggi rendahnya hasil belajar matematika siswa. Sehingga ada kenyataan bahwa

matematika menjadi momok menakutkan bagi para siswa yang kemudian

merekapun tidak mampu menerapkan teori di sekolah untuk memecahkan

masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini juga terjadi di SMP Negeri 1 Sei Bingai yang merupakan salah satu

lembaga pendidikan formal yang mengutamakan proses dalam meningkatkan

perkembangan siswanya. Tetapi terkadang idealitas tidak sama dengan suatu

realitas. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan pada tanggal 20 Februari

2013, berupa wawancara dengan salah satu guru matematika SMP Negeri 1 Sei

Bingai, Ibu Sabar Derita, S.Pd mengatakan bahwa:

“Hasil belajar matematika saat ini sangat jauh dari yang diharapkan. Hal ini disebabkan sebagian besar siswa mempunyai minat belajar yang rendah, mendengar kata matematika saja mereka sudah takut. Selain itu pengetahuan dasar siswa sangat kurang, sehingga guru harus bekerja ekstra keras dalam menyampaikan materi agar dipahami siswa. Tapi jika hanya guru yang berusaha mengajari sedangkan siswanya tidak berusaha untuk belajar, hasilnya akan sama saja. Siswa-siswa sekarang tidak memperhatikan guru saat menerangkan, tidak mengerjakan PR bahkan tidak takut walau guru akan memberi hukuman”

Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil belajar siswa kelas VIII SMP

Negeri 1 Sei Bingai yang masih rendah, pada ulangan harian I nilai rata-rata kelas

56,7 dan ulangan harian II dengan nilai rata – rata kelas 60,2 sedangkan nilai

standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Khusus pada materi kubus

dan balok, nilai rata-rata kelas VIII pada tahun 2012 juga masih rendah yaitu

(14)

4

matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sei Bingai masih rendah khususnya di

materi kubus dan balok.

Faktor yang paling berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar

matematika siswa SMP Negeri 1 Sei Bingai adalah kurang tepatnya model

pembelajaran yang digunakan guru saat pembelajaran di kelas. Proses

pembelajaran juga dilakukan secara monoton, sehingga yang terjadi hanyalah

penyampaian materi secara satu arah (guru kepada siswa). Hal tersebut juga

menjadikan suasana belajar vakum (pasif) dan tidak adanya interaksi sesama

siswa, bahkan siswa kepada guru. Sejalan dengan Sumiati (2007:31) yang

menyatakan bahwa siswa melakukan proses belajar secara aktif, berarti

melakukan upaya sendiri dalam memperoleh pengalaman belajar. Kenyataan yang

sering dijumpai dalam proses pembelajaran, siswa hanya menerima apa yang

diberikan oleh guru. Hal tersebut menyebabkan hasil belajar yang tidak optimal.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka perlu dicarikan formula

pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran matematika yaitu dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray).

Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran

yang dapat digunakan guru untuk melibatkan keaktifan siswa. Menurut Johsnon

dan Johnson (dalam Abdurrahman, 2009:124) menyatakan bahwa:

“ Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif terhadap perkembangan anak. Berbagai pengaruh positif tersebut antara lain:

1. Meningkatkan prestasi belajar

2. Meningkatkan retensi

3. Lebih dapat digunakan untuk mencapai taraf penalaran tingkat tinggi

4. Lebih dapat mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik

5. Lebih sesuai untuk meningkatkan hubungan manusia yang heterogen

6. Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah

7. Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap guru

8. Meningkatkan harga diri anak

9. Meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif

(15)

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang

memungkinkan siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai

dengan pendapat Isjoni (2009:23) ”Pembelajaran kooperatif adalah model

pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar

mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi

permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa”.

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang tepat

digunakan agar siswa lebih aktif dalam belajar. Menurut Zulhaini dkk (2012:72),

model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal

sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Sedangkan model

pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menekankan keaktifan

belajar siswa lewat proses diskusi. Sehingga pembelajaran kooperatif mampu

meningkatkan hasil belajar siswa. Sejalan dengan apa yang dikatakan Trianto

(2009:59) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan

kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa

memahami konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan

kemampuan berfikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat memberikan

keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang saling

bekerja sama.

Ciri khas tipe Two Stay Two Stray adalah satu kelompok yang terdiri dari

empat orang karena dalam prosesnya nanti, dua orang harus tetap di kelompok

untuk menerangkan materi yang telah dipelajari dan dua orang lagi harus bertamu

ke kelompok lain untuk mendengarkan dan mengkritisi keterangan yang akan

disampaikan oleh siswa yang menetap dalam kelompok yang didatangi. Dengan

peran aktif dari semua siswa diharapkan pembelajaran menjadi menyenangkan

dan memancing minat siswa dalam pembelajaran matematika.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti berinisiatif untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

(16)

6

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi

identifikasi masalah adalah :

1. Model pembelajaran yang digunakan guru belum sesuai untuk

mengajarkan materi pokok kubus dan balok di kelas VIII SMP Negeri

1 Sei Bingai.

2. Siswa di kelas VIII SMP Negeri 1 Sei Bingai kurang terlibat dalam

proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari model pembelajaran yang

digunakan oleh guru lebih berpusat pada guru sehingga siswa kurang

terlibat dalam proses pembelajaran.

3. Siswa di kelas VIII SMP Negeri 1 Sei Bingai kurang berminat belajar

matematika berdasarkan hasil wawancara dengan guru.

4. Hasil belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 1 Sei Bingai yang masih

rendah dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian siswa.

1.3. Batasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi dibanding dengan

waktu dan kemampuan yang dimiliki penulis, agar penelitian ini terarah dan dapat

dilaksanakan maka penulis membatasi masalah sebagai berikut :

1. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII-5 SMP Negeri 1 Sei Bingai

T.A 2012/2013

2. Obyek penelitian adalah hasil belajar siswa yang diajar dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray.

3. Materi dalam penelitian ini dibatasi pada materi kubus dan balok.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two

Stay Two Stray dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kubus dan

(17)

1.5Tujuan Penelitian.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil

belajar siswa pada materi kubus dan balok dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray di Kelas VIII-5 SMP Negeri 1

Sei Bingai tahun ajaran 2012/2013.

1.6Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa

Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray diharapkan

dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP pada

pembelajaran matematika.

2. Bagi guru

Sebagai bahan masukan bagi guru di SMP Negeri 1 Sei Bingai untuk dapat

memahami dan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two

Stray dalam proses pembelajaran matematika.

3. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah

dalam perbaikan pengajaran matematika di SMP Negeri 1 Sei Bingai.

4. Bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman, karena sesuai dengan

profesi yang akan ditekuni yaitu sebagai pendidik sehingga nantinya dapat

diterapkan dalam pembelajaran di kelas.

5. Bagi peneliti lain

Dapat menjadi bahan masukan bagi peneliti yang berminat untuk melakukan

(18)

68

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Aqib, Zainal, dkk, (2008), Penelitian Tindakan Kelas untuk guru SD, SLB dan TK, Yrama Widya, Bandung.

Arikunto, Suharsini, dkk, (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Arul, La, (2009), Matematika dan Peradaban Dunia, (http://laarul.blogspot.com), diakses 20 Januari 2013

Dimyati, (2002), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, Zain, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta

Djumanta, Wahyudin, (2008), Matematika untuk Kelas VIII SMP/MTs, Grafindo Media Pratama, Bandung

Hamalik, O, (2003), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Isjoni, H, (2009), Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Penerbit Pustaka Pelajar, Jakarta.

Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Kooperatif, Penerbit CV Iscom, Medan.

Lie, Anita, (2010), Cooperative Learning, Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Muharam, (http://atmuharam.blogspot.com/), Diakses 23 Januari 2013.

Nurhadi, dkk., (2004), Kurikulum 2004, Pertanyaan dan Jawaban , UM Press, Malang.

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sumiati, Asra, (2007). Metode Pembelajaran, Wacana Prima, Bandung.

Suprijono, Agus, (2010), Cooperatif Learning, Teori dan Aplikasinya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Suryobroto, B., (2002), Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta.

Trianto, (2007), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

(19)

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Widodo, Rachmad, (www.wordpress.com), Diakses tanggal 23 Januari 2013.

Zaifbio, (http://zaifbio.wordpress.com/), Diakses 20 Januari 2013.

Gambar

Gambar 2.1. Bagian-bagian Kubus Gambar 2.2. Bagian-bagian Balok

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membangun sebuah e – Business berbasis website yang bertujuan untuk mempermudah proses promosi dan

Dengan demikian ciri dari pertanyaan atau penugasan berbentuk pemecahan masalah adalah: (1) ada tantangan dalam materi tugas atau soal, (2) masalah tidak dapat diselesaikan

Karena panas jenis air praktis konstan meliputi jangkauan temperatur yang lebar, panas jenis sebuah benda dengan mudah dapat diukur dengan memanaskan benda sampai suatu temperatur

Salah satu rehabilitasi yang dapat diberikan pada penderita stroke adalah latihan rentang gerak atau range of motion (ROM), ROM aktif maupun pasif dilakukan dengan cara

Penelitian ini fokus pada pemodelan PDRB dengan pendekatan ekonometrika panel spasial sehingga diharapkan dapat menjelaskan efek spasial dan efek periode waktu terhadap nilai

• Para penumpang harus menggunakan fasilitas penyeberangan jalan untuk menuju/ meninggalkan halte. • Membeli tiket pada tempat tempat yang telah disediakan. • Masukkan karcis

Maka dari itu, penulis mengusulkan untuk membuat sistem yang dapat memonitoring jalannya proyek konstruksi berdasarkan rencana pekerjaan yang telah dibuat pada

Dari hasil penanaman bawang merah yang dilakukan masyarakat pihak Pemerintah Kabupaten Kampar dapat mengevaluasi hasil penanaman bawang merah tersebut dan menilai