Oleh :
Duty Anari Br Sitepu NIM. 409111023
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dengan izin-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada
Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan berupa ilmu dan
kasih sayang sejak awal sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima
kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Bapak Prof. Drs. P. Siagian, M.Pd,
Bapak Prof. Drs. Mukhtar, M.Pd dan Bapak Drs. Togi, M.Pd selaku dosen penguji
yang telah memberikan masukan dan saran–saran mulai perencanaan penelitian
sampai selesai penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Bapak Drs.
Syafari, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan
bimbingan dan saran–saran dalam perkuliahan. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si
selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan
FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku ketua jurusan Matematika
FMIPA UNIMED dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku sekretaris jurusan
Matematika FMIPA UNIMED serta Bapak Drs. Zul Amry, M.Pd, selaku ketua
Prodi Pendidikan Matematika FMIPA UNIMED dan seluruh Bapak, Ibu Dosen
beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah
membantu dan memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.
Terima kasih juga kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sei Bingai,
Bapak Suriaman, S.Pd, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian, guru bidang studi Matematika Ibu Sabar Derita, S.Pd dan
para guru SMP Negeri 1 Sei Bingai beserta siswa – siswi kelas VIII-5 yang telah
membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
Teristimewa kepada Ibunda tercinta Siti Sariani Br Lubis, dan Ayahanda
yang tersayang Darma Sitepu yang telah begitu banyak memberikan kasih sayang,
do’a, motivasi dan semangat, serta dukungan moral dan material yang tak ternilai
v
Aditia Sitepu yang begitu banyak memberikan do’a dan motivasi, semangat serta
dukungan moral kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED serta
seluruh keluarga yang tak hentinya memberikan doa, dukungan, semangat dan
kasih sayangnya kepada penulis dalam menyelesaikan studi.
Ucapan terima kasih juga kepada sahabat seperjuangan yang selalu
memberi semangat dan dukungan yaitu my bestfriend Rodhina, Ria Maulina,
Fika, Vira, Rika, Mimi, Maya, Nikmah, Imam, Bibi, Wes, Amri dan semua
teman–teman sekelas Matematika Reguler Dik B’09 yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu yang senantiasa mendukung dan menemani penulis dalam
suka maupun duka, dalam tangis maupun tawa. Terima kasih juga kepada
saudara-saudariku PPLT Unimed 2012 di SMK Negeri 1 Air Putih yang selalu
memberi dukungan dan berbagi pengalaman bersama penulis. Penulis juga
ucapkan terima kasih kepada teman - teman kos Jl. Pimpinan Gg. Juremi No. 9
yaitu Sartika, Nita, Ninin dan Lia yang memberikan dukungan dan motivasi
dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi
ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.
Medan, Juni 2013
Penulis,
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KUBUS DAN BALOK
DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SEI BINGAI TAHUN AJARAN 2012/2013
Duty Anari Br Sitepu (NIM. 409111023)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi kubus dan balok dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray di Kelas VIII-5 SMP Negeri 1 Sei Bingai tahun ajaran 2012/2013.. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek
dalam penelitian ini adalah 36 siswa kelas VIII-5SMP Negeri 1 Sei Bingai dan objek
penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada materi kubus dan balok.
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data adalah tes dan lembar observasi. Tes digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan kubus dan balok dan lembar observasi digunakan untuk melihat proses pembelajaran ketika model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray diterapkan.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus, masing-masing terdiri dari 2 kali pertemuan. Sebelum memberikan tindakan, terlebih dahulu diberikan tes awal dan setiap akhir siklus diberikan tes hasil belajar. Dari hasil analisis data tes awal diperoleh banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari tes awal yaitu 4 dari 36 siswa atau 11,11% dengan rata-rata kelas 37,36. Hasil analisis data pada siklus I setelah dilakukan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray menunjukkan banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 15 dari 36 siswa atau 41,67% dengan rata-rata kelas 62,25. Hasil analisis data akhir siklus II dengan pembelajaran yang sama diperoleh banyak siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu 32 dari 36 siswa atau 88,89% dengan rata-rata kelas 75,39. Ini berarti terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I hingga siklus II. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar.
vi
1.2. Identifikasi Masalah 6
1.3. Batasan Masalah 6
2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif 13
2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray 17
2.1.6. Materi Kubus dan Balok 20
2.2.Kerangka Konseptual 25
2.3. Hipotesis Tindakan 26
BAB III METODE PENELITIAN 27
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 27
3.1.1.Lokasi Peneliti 27
3.1.2.Waktu Penelitian 27
3.2.Subjek dan Objek Penelitian 27
3.2.1.Subjek Penelitian 27
3.2.2.Objek Penelitian 27
3.3.Jenis Penelitian 27
3.4.Prosedur Penelitian 28
3.5.Alat Pengumpulan Data 32
3.5.1.Tes 32
3.5.2.Lembar Observasi 34
3.6.Teknik Analisis Data 34
3.6.2.Interpretasi Hasil 34
3.6.2.1.Analisis Tes Hasil Belajar 34
3.6.2.2.Analisis Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran 36
3.7.3. Menarik Kesimpulan 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38
4.1. Hasil Penelitian 38
4.1.1. Hasil Penelitian Siklus I 38
4.1.1.1. Permasalahan 38
4.1.1.2.Tahap Perencanaan Tindakan 42
4.1.1.3.Pelaksanaan Tindakan 43
4.1.1.4.Observasi 44
4.1.1.5.Analisis Data Hasil Siklus I 44
4.1.1.6.Hasil Observasi 49
4.1.1.7.Refleksi 51
4.1.2. Hasil Penelitian Siklus II 53
4.1.2.1. Permasalahan 53
4.1.2.2. Perencanaan Tindakan 53
4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan 55
4.1.2.4. Observasi 56
4.1.2.5. Analisis Data Hasil Siklus II 56
4.1.2.6. Hasil Observasi 58
4.1.2.7. Refleksi 60
4.2.Pembahasan Hasil Penelitian 62
4.3.Temuan Penelitian 64
BAB V KESIPULAN DAN SARAN 66
5.1. Kesimpulan 66
5.2. Saran 66
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Kooperatif 16
Tabel 3.1. Tingkat Penguasaan Siswa 34
Tabel 3.2. Kriteria Hasil Observasi Pembelajaran 36
Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal 38
Tabel 4.2.Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Tes Awal 39
Tabel 4.3. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Awal 40
Tabel 4.4. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus I 44
Tabel 4.5.Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I 45
Tabel 4.6. Data Kesalahan Siswa Pada Siklus I 46
Tabel 4.7. Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan
Pembelajaran pada Siklus I 48
Tabel 4.8. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus II 56
Tabel 4.9.Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II 57
Tabel 4.10. Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Bagian-bagian Kubus 20
Gambar 2.2. Bagian-bagian Balok 20
Gambar 2.3. Diagonal Kubus dan Balok 21
Gambar 2.4. Jaring-jaring Kubus 22
Gambar 2.5. Jaring-jaring Balok 25
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 28
Gambar 4.1. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal 39
Gambar 4.2. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada
Tes Hasil Belajar I 45
Gambar 4.3. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada
Tes Hasil Belajar II 57
Gambar 4.4. Deskripsi Peningkatan Nilai Rata – rata Kelas
pada Siklus I dan Siklus II 62
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1 70
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2 76
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3 82
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4 88
Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 1 93
Lampiran 11. Alternatif Jawaban dan Pedoman Penskoran Tes Awal 105
Lampiran 12. Lembar Validitas Tes Awal 108
Lampiran 13. Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar I 111
Lampiran 14. Tes Hasil Belajar I 112
Lampiran 15. Alternatif Jawaban dan Pedoman Penskoran
Tes Hasil Belajar I 114
Lampiran 16. Lembar Validitas Tes Hasil Belajar I 118
Lampiran 17. Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar II 121
Lampiran 18. Tes Hasil Belajar II 122
Lampiran 19. Alternatif Jawaban dan Pedoman Penskoran
Tes Hasil Belajar II 123
Lampiran 20. Lembar Validitas Tes Hasil Belajar II 126
Lampiran 21. Validator Tes 129
Lampiran 22. Lembar Observasi Proses Pembelajaran I 130
Lampiran 23. Lembar Observasi Proses Pembelajaran II 133
Lampiran 24. Lembar Observasi Proses Pembelajaran III 136
Lampiran 25. Lembar Observasi Proses Pembelajaran IV 139
Lampiran 26. Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Setiap Siklus 142
Lampiran 27. Analisis Tes Awal 143
Lampiran 28. Analisis Tes Hasil Belajar I (Siklus I) 145
Lampiran 29. Analisis Tes Hasil Belajar II (Siklus II) 147
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pencapaian tujuan dan cita-cita bangsa dipengaruhi oleh kualitas SDM
bangsa tersebut apalagi perubahan cepat dan pesat terjadi dalam berbagai bidang
kehidupan memperjelas persaingan di abad ke-21 ini. Salah satu cara untuk
meningkatkan kualitas SDM Indonesia adalah dengan mengembangkan program
pendidikan, khususnya pendidikan matematika. Pendidikan matematika secara
substansial memuat pengembangan kemampuan berfikir yang berlandaskan
kaidah-kaidah penalaran secara logis, kritis, sistematis, dan akurat. Dengan
matematika, kita dapat berlatih berfikir secara logis, dan dengan matematika, ilmu
pengetahuan lain bisa berkembang dengan cepat.
Matematika adalah mata pelajaran yang sangat mempengaruhi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang.
Matematika tidak hanya mampu melatih kemampuan berhitung, tetapi juga
mampu melatih cara berpikir kritis, menganalisa masalah, mengevaluasi hingga
akhirnya mampu memecahkan suatu permasalahan. Menurut Johnson dan
Myklebust (dalam Abdurrahman, 2009:252) menyatakan bahwa :
”Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk
mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan
sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir.”
Sejalan dengan hal diatas Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009:253)
mengemukakan bahwa :
2
Jadi, jelas bahwa matematika adalah pelajaran yang sangat penting dan
harus dikuasai. Namun masih banyak orang yang memandang matematika sebagai
bidang studi yang paling sulit dan tidak menyenangkan dengan alasan, bidang
studi ini identik dengan hitung menghitung. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa
memang matematika memerlukan penguasaan yang baik dan benar juga menuntut
intelektualitas yang relatif tinggi sehingga sebagian siswa mengalami kesulitan
dalam mempelajarinya. Dengan melihat pentingnya matematika, maka
matematika perlu diberikan sejak pendidikan dasar dengan tujuan agar peserta
didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengolah dan memanfaatkan
informasi untuk bertahan hidup yang selalu berubah dan kompetetif.
Namun, pembelajaran terhadap matematika bagi kebanyakan pelajar
tidaklah mudah. Banyak kendala yang dihadapi seperti dalam hal ketelitian,
visualisasi, kecepatan dan ketepatan dalam menghitung. Hambatan-hambatan ini
menciptakan sugesti buruk terhadap matematika sebagai pelajaran yang sulit dan
juga menimbulkan rasa malas untuk mempelajarinya. Reaksi berantai ini terus
berlanjut dan semakin memperkuat anggapan bahwa ‘Matematika adalah
pelajaran yang sulit dan menakutkan’.
Rendahnya hasil belajar siswa mencerminkan bahwa siswa memiliki
kesulitan dalam belajar matematika baik dalam pemahaman konsep, penerapan
dan penyelesaian suatu masalah. Faktor belajar matematika siswa yang belum
bermakna dan penggunaan metode mengajar guru yang kurang bervariasi
menyebabkan kurangnya minat siswa untuk belajar matematika. Guru biasanya
menggunakan metode konvensional (menerangkan dan mengerjakan latihan soal)
yang tidak memberi daya tarik bagi siswa. Didukung dengan materi yang
dianggap sulit, pembelajaran ini sering terjebak pada kondisi yang membosankan
dan tidak memberi peluang siswa untuk belajar dengan perasaan nyaman. Diduga
kuat, rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika juga terkait erat
dengan persoalan metode ataupun model pembelajaran.
Hal ini sejalan dengan pendapat La Arul (2009) http://laarul.blogspot.com
”Dalam hasil penelitian tim Programme of International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-9 dari 41 negara dalam kategori literatur matematika. Sedangkan menurut penelitian Trends in International Mathematics and Science Study (TIMMS) pada tahun 1999, matematika Indonesia berada di peringkat ke-34 dari 38 negara (data UNESCO).”
Berdasarkan penjelasan diatas terlihat bahwa hasil belajar matematika di
Indonesia memang masih tergolong rendah. Banyak faktor yang mempengaruhi
tinggi rendahnya hasil belajar matematika siswa. Sehingga ada kenyataan bahwa
matematika menjadi momok menakutkan bagi para siswa yang kemudian
merekapun tidak mampu menerapkan teori di sekolah untuk memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini juga terjadi di SMP Negeri 1 Sei Bingai yang merupakan salah satu
lembaga pendidikan formal yang mengutamakan proses dalam meningkatkan
perkembangan siswanya. Tetapi terkadang idealitas tidak sama dengan suatu
realitas. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan pada tanggal 20 Februari
2013, berupa wawancara dengan salah satu guru matematika SMP Negeri 1 Sei
Bingai, Ibu Sabar Derita, S.Pd mengatakan bahwa:
“Hasil belajar matematika saat ini sangat jauh dari yang diharapkan. Hal ini disebabkan sebagian besar siswa mempunyai minat belajar yang rendah, mendengar kata matematika saja mereka sudah takut. Selain itu pengetahuan dasar siswa sangat kurang, sehingga guru harus bekerja ekstra keras dalam menyampaikan materi agar dipahami siswa. Tapi jika hanya guru yang berusaha mengajari sedangkan siswanya tidak berusaha untuk belajar, hasilnya akan sama saja. Siswa-siswa sekarang tidak memperhatikan guru saat menerangkan, tidak mengerjakan PR bahkan tidak takut walau guru akan memberi hukuman”
Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil belajar siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Sei Bingai yang masih rendah, pada ulangan harian I nilai rata-rata kelas
56,7 dan ulangan harian II dengan nilai rata – rata kelas 60,2 sedangkan nilai
standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Khusus pada materi kubus
dan balok, nilai rata-rata kelas VIII pada tahun 2012 juga masih rendah yaitu
4
matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sei Bingai masih rendah khususnya di
materi kubus dan balok.
Faktor yang paling berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar
matematika siswa SMP Negeri 1 Sei Bingai adalah kurang tepatnya model
pembelajaran yang digunakan guru saat pembelajaran di kelas. Proses
pembelajaran juga dilakukan secara monoton, sehingga yang terjadi hanyalah
penyampaian materi secara satu arah (guru kepada siswa). Hal tersebut juga
menjadikan suasana belajar vakum (pasif) dan tidak adanya interaksi sesama
siswa, bahkan siswa kepada guru. Sejalan dengan Sumiati (2007:31) yang
menyatakan bahwa siswa melakukan proses belajar secara aktif, berarti
melakukan upaya sendiri dalam memperoleh pengalaman belajar. Kenyataan yang
sering dijumpai dalam proses pembelajaran, siswa hanya menerima apa yang
diberikan oleh guru. Hal tersebut menyebabkan hasil belajar yang tidak optimal.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka perlu dicarikan formula
pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran matematika yaitu dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray).
Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran
yang dapat digunakan guru untuk melibatkan keaktifan siswa. Menurut Johsnon
dan Johnson (dalam Abdurrahman, 2009:124) menyatakan bahwa:
“ Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif terhadap perkembangan anak. Berbagai pengaruh positif tersebut antara lain:
1. Meningkatkan prestasi belajar
2. Meningkatkan retensi
3. Lebih dapat digunakan untuk mencapai taraf penalaran tingkat tinggi
4. Lebih dapat mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik
5. Lebih sesuai untuk meningkatkan hubungan manusia yang heterogen
6. Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah
7. Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap guru
8. Meningkatkan harga diri anak
9. Meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang
memungkinkan siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai
dengan pendapat Isjoni (2009:23) ”Pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar
mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi
permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa”.
Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang tepat
digunakan agar siswa lebih aktif dalam belajar. Menurut Zulhaini dkk (2012:72),
model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Sedangkan model
pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menekankan keaktifan
belajar siswa lewat proses diskusi. Sehingga pembelajaran kooperatif mampu
meningkatkan hasil belajar siswa. Sejalan dengan apa yang dikatakan Trianto
(2009:59) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa
memahami konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan
kemampuan berfikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat memberikan
keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang saling
bekerja sama.
Ciri khas tipe Two Stay Two Stray adalah satu kelompok yang terdiri dari
empat orang karena dalam prosesnya nanti, dua orang harus tetap di kelompok
untuk menerangkan materi yang telah dipelajari dan dua orang lagi harus bertamu
ke kelompok lain untuk mendengarkan dan mengkritisi keterangan yang akan
disampaikan oleh siswa yang menetap dalam kelompok yang didatangi. Dengan
peran aktif dari semua siswa diharapkan pembelajaran menjadi menyenangkan
dan memancing minat siswa dalam pembelajaran matematika.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti berinisiatif untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
6
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi
identifikasi masalah adalah :
1. Model pembelajaran yang digunakan guru belum sesuai untuk
mengajarkan materi pokok kubus dan balok di kelas VIII SMP Negeri
1 Sei Bingai.
2. Siswa di kelas VIII SMP Negeri 1 Sei Bingai kurang terlibat dalam
proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari model pembelajaran yang
digunakan oleh guru lebih berpusat pada guru sehingga siswa kurang
terlibat dalam proses pembelajaran.
3. Siswa di kelas VIII SMP Negeri 1 Sei Bingai kurang berminat belajar
matematika berdasarkan hasil wawancara dengan guru.
4. Hasil belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 1 Sei Bingai yang masih
rendah dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian siswa.
1.3. Batasan Masalah
Melihat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi dibanding dengan
waktu dan kemampuan yang dimiliki penulis, agar penelitian ini terarah dan dapat
dilaksanakan maka penulis membatasi masalah sebagai berikut :
1. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII-5 SMP Negeri 1 Sei Bingai
T.A 2012/2013
2. Obyek penelitian adalah hasil belajar siswa yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray.
3. Materi dalam penelitian ini dibatasi pada materi kubus dan balok.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two
Stay Two Stray dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kubus dan
1.5Tujuan Penelitian.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa pada materi kubus dan balok dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray di Kelas VIII-5 SMP Negeri 1
Sei Bingai tahun ajaran 2012/2013.
1.6Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa
Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP pada
pembelajaran matematika.
2. Bagi guru
Sebagai bahan masukan bagi guru di SMP Negeri 1 Sei Bingai untuk dapat
memahami dan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two
Stray dalam proses pembelajaran matematika.
3. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah
dalam perbaikan pengajaran matematika di SMP Negeri 1 Sei Bingai.
4. Bagi peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman, karena sesuai dengan
profesi yang akan ditekuni yaitu sebagai pendidik sehingga nantinya dapat
diterapkan dalam pembelajaran di kelas.
5. Bagi peneliti lain
Dapat menjadi bahan masukan bagi peneliti yang berminat untuk melakukan
68
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Aqib, Zainal, dkk, (2008), Penelitian Tindakan Kelas untuk guru SD, SLB dan TK, Yrama Widya, Bandung.
Arikunto, Suharsini, dkk, (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.
Arul, La, (2009), Matematika dan Peradaban Dunia, (http://laarul.blogspot.com), diakses 20 Januari 2013
Dimyati, (2002), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, Zain, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta
Djumanta, Wahyudin, (2008), Matematika untuk Kelas VIII SMP/MTs, Grafindo Media Pratama, Bandung
Hamalik, O, (2003), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.
Isjoni, H, (2009), Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Penerbit Pustaka Pelajar, Jakarta.
Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Kooperatif, Penerbit CV Iscom, Medan.
Lie, Anita, (2010), Cooperative Learning, Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Muharam, (http://atmuharam.blogspot.com/), Diakses 23 Januari 2013.
Nurhadi, dkk., (2004), Kurikulum 2004, Pertanyaan dan Jawaban , UM Press, Malang.
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Sumiati, Asra, (2007). Metode Pembelajaran, Wacana Prima, Bandung.
Suprijono, Agus, (2010), Cooperatif Learning, Teori dan Aplikasinya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Suryobroto, B., (2002), Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta.
Trianto, (2007), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Widodo, Rachmad, (www.wordpress.com), Diakses tanggal 23 Januari 2013.
Zaifbio, (http://zaifbio.wordpress.com/), Diakses 20 Januari 2013.