• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan pendahuluan fraktur femur.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "laporan pendahuluan fraktur femur.docx"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN CLOSE FRAKTURE FEMUR

LAPORAN PENDAHULUAN CLOSE FRAKTURE FEMUR

A.

A. Gambaran Umum Fraktur FemurGambaran Umum Fraktur Femur 1.

1. Difinisi FrakturDifinisi Fraktur

a.

a. Fraktur Fraktur adalah adalah terputusnya terputusnya kesinambungan kesinambungan sebagian sebagian atau atau seluruhseluruh tulang/bahkan tulang rawan (Pusponegoro, 2012).

tulang/bahkan tulang rawan (Pusponegoro, 2012).  b.

 b. Fraktur merupakan hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan, baik yangFraktur merupakan hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan, baik yang  bersifat

 bersifat total total maupun maupun sebagian sebagian yang yang disebabkan disebabkan oleh oleh trauma trauma atau atau tenaga tenaga fisikfisik (Helmi, 2012).

(Helmi, 2012). c.

c. Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesaui jenisFraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesaui jenis dan luasnya, terjadi pada tulang fibia dan fibula. Fraktur terjadi jika tulang dan luasnya, terjadi pada tulang fibia dan fibula. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya. (Muttaqin, dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya. (Muttaqin, 2008).

2008). d.

d. Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas dari tulang femur, dapatFraktur femur adalah terputusnya kontinuitas dari tulang femur, dapat  berupafraktur

 berupafraktur intrakapsular intrakapsular (kapsul (kapsul sendi sendi piinggul) piinggul) dan dan ekstrakapsula ekstrakapsula didi  pinggul),sering

 pinggul),sering diikuti diikuti oleh oleh jaringan jaringan lunak lunak dengan dengan berbagai berbagai macam macam derajat,derajat, mengenai pembuluhdarah, otot, dan persyarafan (Madhiya, 2009) .

mengenai pembuluhdarah, otot, dan persyarafan (Madhiya, 2009) . e.

e. Fraktur Femur adalah hilangnya kontinuitas tulang paha, kondisi fraktur femurFraktur Femur adalah hilangnya kontinuitas tulang paha, kondisi fraktur femur secara klinis bisa berupa fraktur femur terbuka yang disertai adanya kerusakan secara klinis bisa berupa fraktur femur terbuka yang disertai adanya kerusakan  jaringan

 jaringan lunak lunak (otot, (otot, kulit, kulit, jaringan jaringan saraf saraf dan dan pembuluh pembuluh darah) darah) dan dan frakturfraktur femur tertutup yang dapat disebabkan oleh trauma langsung pada paha (Helmi, femur tertutup yang dapat disebabkan oleh trauma langsung pada paha (Helmi, 2012).

2012). f.

f. Kesimpulan dari fraktur Kesimpulan dari fraktur femur adalah femur adalah patah tulang ypatah tulang yang ang mengenai daerahmengenai daerah tulang paha yang dikarenakan tekanan, benturan, pukulan akibat dari tulang paha yang dikarenakan tekanan, benturan, pukulan akibat dari kecelakaan serta kelainan patologik pada tulang seperti adanya tumor, infeksi, kecelakaan serta kelainan patologik pada tulang seperti adanya tumor, infeksi,  pada pendertia pen

 pada pendertia pen yakit paget) yang yakit paget) yang mengakibatkan kerusakan mengakibatkan kerusakan jaringan jaringan tulangtulang  paha.

 paha.

2.

2. Anatomi Fisiologi FrakturAnatomi Fisiologi Fraktur a.

a. AnatomiAnatomi

Tulang

Tulang bukan bukan saja saja merupakan merupakan kerangka kerangka penguat tubuh, penguat tubuh, tetapi tetapi jugajuga merupakan bagian

merupakan bagian untuk susunan untuk susunan sendi dan sendi dan di samdi samping itu ping itu pada tulangpada tulang melekat origo dan insertio dari otot-otot yang menggerakan kerangka tubuh. melekat origo dan insertio dari otot-otot yang menggerakan kerangka tubuh.

(2)

kalsium, fosfat, magnesium dan garam. Bagian ruang di tengah tulang-tulang kalsium, fosfat, magnesium dan garam. Bagian ruang di tengah tulang-tulang tertentu memiliki jaringan hemopoietik yang berfungsi untuk memproduksi sel tertentu memiliki jaringan hemopoietik yang berfungsi untuk memproduksi sel darah merah, sel darah putih,

darah merah, sel darah putih, trombosit .trombosit .

Rangka manusia dewasa tersusun dari tulang-tulang (sekitar 206 tulang) Rangka manusia dewasa tersusun dari tulang-tulang (sekitar 206 tulang) yang membentuk

yang membentuk suatu kerangka suatu kerangka tubuh yang tubuh yang kokoh. Walaupun rakokoh. Walaupun rangka utamangka utama tersusun dari

tersusun dari tulang, rangka tulang, rangka di sebagian di sebagian tempat dilengkapi tempat dilengkapi dengan kartilagodengan kartilago (Helmi, 2012).

(Helmi, 2012). 1)

1) Tungkai BawahTungkai Bawah

Secara anatomis, bagian proksimal dari tungkai bawah antara girdel Secara anatomis, bagian proksimal dari tungkai bawah antara girdel  pelvis

 pelvis dan dan lutut lutut adalah adalah paha, paha, bagian bagian antara antara lutut lutut dan dan pergelangan pergelangan kakikaki adalah tungkai.

adalah tungkai. 2)

2) FemurFemur

Bahasa latin yang berarti paha adalah tulang terpanjang, terkuat dan Bahasa latin yang berarti paha adalah tulang terpanjang, terkuat dan terberat dari semua tulang pada rangka tubuh.

terberat dari semua tulang pada rangka tubuh.

Ujung proksimal femur memiliki kepala yang membulat untuk Ujung proksimal femur memiliki kepala yang membulat untuk  beartikulasi

 beartikulasi dengan dengan asetabulum. asetabulum. Permukaan Permukaan lembut lembut dari dari bagian bagian kepalakepala mengalami depresi dan fovea kapitis untuk tempat perlekatan ligamen mengalami depresi dan fovea kapitis untuk tempat perlekatan ligamen yang menyanggah kepala tulang agar tetap di tempatnya dan membawa yang menyanggah kepala tulang agar tetap di tempatnya dan membawa  pembuluh darah ke kepala tersebut.

 pembuluh darah ke kepala tersebut.

Femur tidak berada pada garis vertikal tubuh. Kepala femur masuk Femur tidak berada pada garis vertikal tubuh. Kepala femur masuk dengan pas ke asetabulum untuk membentuk sudut sekitar 125˚ dari bagian dengan pas ke asetabulum untuk membentuk sudut sekitar 125˚ dari bagian leher femur. Dengan demikian, batang tulang paha dapat bergerak bebas leher femur. Dengan demikian, batang tulang paha dapat bergerak bebas tanpa terhalang pelvis saat paha bergerak.

tanpa terhalang pelvis saat paha bergerak.

Sudut femoral pada wanita biasanya lebih miring (kurang dari 125˚) Sudut femoral pada wanita biasanya lebih miring (kurang dari 125˚) karena pelvis lebih lebar dan femur lebih pendek.

karena pelvis lebih lebar dan femur lebih pendek.

Di bawah bagian kepala yang tirus adalah bagian leher yang tebal, Di bawah bagian kepala yang tirus adalah bagian leher yang tebal, yang terus memanjang sebagai batang. Garis intertrokanter pada yang terus memanjang sebagai batang. Garis intertrokanter pada  permukaan anterior dan

 permukaan anterior dan krista intertrokanter di permukaan krista intertrokanter di permukaan posterior tulangposterior tulang membatasi bagian leher dan bagian batang.

membatasi bagian leher dan bagian batang.

Ujung atas batang memiliki dua prosesus yang menonjol. Trokanter Ujung atas batang memiliki dua prosesus yang menonjol. Trokanter  besar

 besar dan dan trokanter trokanter kecil, kecil, sebagai sebagai tempat tempat perlekatan perlekatan otot otot untukuntuk menggerakan persendian panggul.

menggerakan persendian panggul.

Bagian batang permukaannya halus dan memiliki satu tanda saja. Bagian batang permukaannya halus dan memiliki satu tanda saja. Linea aspera, yaitu lekak kasar untuk perlekatan beberapa otot.

Linea aspera, yaitu lekak kasar untuk perlekatan beberapa otot.

Ujung bawah batang melebar ke dalam kondilus medial dan kondilus Ujung bawah batang melebar ke dalam kondilus medial dan kondilus lateral.

(3)

Pada permukaan posterior, dua kondilus tersebut membesar dengan Pada permukaan posterior, dua kondilus tersebut membesar dengan fosa interkondiler yang terletak di antara keduanya. Area triangular di atas fosa interkondiler yang terletak di antara keduanya. Area triangular di atas fosa interkondiler disebut permukaan popliteal.

fosa interkondiler disebut permukaan popliteal.

Pada permukaan anterior, epikondilus medial dan lateral berada di atas Pada permukaan anterior, epikondilus medial dan lateral berada di atas dua kondilus besar. Permukaan artikular halus yang terdapat di antara dua kondilus besar. Permukaan artikular halus yang terdapat di antara kedua kondilus adalah permukaan patellar. Yang berbentuk konkaf untuk kedua kondilus adalah permukaan patellar. Yang berbentuk konkaf untuk menerima patella (tempurung lutut).

menerima patella (tempurung lutut). 3)

3) Komponen Jaringan TulangKomponen Jaringan Tulang a)

a) Komponen-komponen utama dari jaringan tulang adalah mineral-Komponen-komponen utama dari jaringan tulang adalah mineral-mineral dan jaringan organik (kolagen dan proteoglikan).

mineral dan jaringan organik (kolagen dan proteoglikan).  b)

 b) Kalsium dan fosfat membentuk suatu kristal garam (hidroksiapatit),Kalsium dan fosfat membentuk suatu kristal garam (hidroksiapatit), yang tertimbun pada matriks kolagen dan proteoglikan.

yang tertimbun pada matriks kolagen dan proteoglikan. c)

c) Matriks organik tulang disebut juga sebagai suatu osteoid. SekitarMatriks organik tulang disebut juga sebagai suatu osteoid. Sekitar 70% dari osteoid adalah kolagen tipe I yang kaku dan memberikan 70% dari osteoid adalah kolagen tipe I yang kaku dan memberikan ketegaran tinggi pada tulang.

ketegaran tinggi pada tulang. d)

d) Materi organik lain yang juga menyusun tulang berupa proteoglikan.Materi organik lain yang juga menyusun tulang berupa proteoglikan.

b.

b. FisiologiFisiologi

Tiga

Tiga jenis jenis sel sel pada pada tulang tulang menurut menurut Helmi Helmi (2012) (2012) .. 1)

(4)

Membangun tulang dengan membentuk kolagen tipe I dan Membangun tulang dengan membentuk kolagen tipe I dan  proteoglikan

 proteoglikan sebagai sebagai matriks matriks tulang tulang atau atau jaringan jaringan osteoid osteoid melalui melalui suatusuatu  proses yang disebut osifikasi.

 proses yang disebut osifikasi. 2)

2) OsteositOsteosit

Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat.

lintasan untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat. 3)

3) OsteoklasOsteoklas

Osteoklas adalah sel-sel besar berinti banyak yang memungkinkan Osteoklas adalah sel-sel besar berinti banyak yang memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat di absorpsi.

mineral dan matriks tulang dapat di absorpsi.

3.

3. Etiologi Fraktur FemurEtiologi Fraktur Femur

Menurut Reksoprodjo, 2010 : Menurut Reksoprodjo, 2010 :

a.

a. TraumaTrauma

Trauma langsung : benturan pada tulang secara langsung dan Trauma langsung : benturan pada tulang secara langsung dan mengakibatkan terjadi fraktur di tempat itu.

mengakibatkan terjadi fraktur di tempat itu.

Trauma tidak langsung : titik tumpu benturan dengan terjadinya fraktur Trauma tidak langsung : titik tumpu benturan dengan terjadinya fraktur  berjauhan.

 berjauhan.  b.

 b. Fraktur patalogis disebabkan karena proses penyakit seperti osteoporosis, kankerFraktur patalogis disebabkan karena proses penyakit seperti osteoporosis, kanker tulang dll.

tulang dll. c.

c. Fraktur femur dapat ter adi karena beberapa faktor, yaitu:Fraktur femur dapat ter adi karena beberapa faktor, yaitu: 1.

1. Trauma: kecelakaan lalu lintas, atuh dari ketinggian dengan posisi berdiriTrauma: kecelakaan lalu lintas, atuh dari ketinggian dengan posisi berdiri ataududuk sehingga ter adi farktur tulang belakang.

ataududuk sehingga ter adi farktur tulang belakang. 2.

2. Patologis: sering disebabkan oleh metastase dari tumor.Patologis: sering disebabkan oleh metastase dari tumor. 3.

3. Degenerasi: ter adi karena proses kemunduran fisiologi dari aringan tulangDegenerasi: ter adi karena proses kemunduran fisiologi dari aringan tulang itusendiri.

itusendiri. 4.

(5)

d.

d. Ada 2 tipe dari fraktur femur, yaitu :Ada 2 tipe dari fraktur femur, yaitu : 1.

1. Fraktur Intrakapsuler femur yang ter adi di dalam tulang sendi, panggulFraktur Intrakapsuler femur yang ter adi di dalam tulang sendi, panggul dankapsula.

dankapsula. a)

a) Melalui kepala femur (capital fraktur)Melalui kepala femur (capital fraktur)  b)

 b) Hanya di bawah kepala femurHanya di bawah kepala femur c)

c) Melalui leher dari femurMelalui leher dari femur 2.

2. Fraktur Ekstrakapsuler;Fraktur Ekstrakapsuler; a)

a) Ter adi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yangTer adi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yang lebihbesar atau yang lebih kecil /pada daerah intertrokhanter.

lebihbesar atau yang lebih kecil /pada daerah intertrokhanter.  b)

 b) Teradi di bagian distal menu u Teradi di bagian distal menu u leher femur tetapi tidak lebih dari 2 leher femur tetapi tidak lebih dari 2 inciinci dibawah trokhanter kecil.

dibawah trokhanter kecil.

4.

4. Klasifikasi FrakturKlasifikasi Fraktur

Klasifikasi fraktur dapat dibagi dalam klasifikasi penyebab, klasifikasi jenis, Klasifikasi fraktur dapat dibagi dalam klasifikasi penyebab, klasifikasi jenis, klasifikasi klinis, klasifikasi radiologis (Helmi, 2012).

klasifikasi klinis, klasifikasi radiologis (Helmi, 2012). a.

a. Klasifikasi PenyebabKlasifikasi Penyebab 1)

1) Fraktur traumatikFraktur traumatik Disebabkan oleh

Disebabkan oleh trauma yang trauma yang tiba-tiba mengenai tiba-tiba mengenai tulang dengantulang dengan kekuatan yang besar. Tulang tidak mampu menahan trauma tersebut kekuatan yang besar. Tulang tidak mampu menahan trauma tersebut sehingga terjadi fraktur.

sehingga terjadi fraktur. 2)

2) Fraktur patologiSFraktur patologiS Disebabkan

Disebabkan oleh oleh kelemahan kelemahan tulang tulang sebelumnya sebelumnya akibat akibat kelainankelainan  patologis

 patologis di di dalam dalam tulang. tulang. Fraktur Fraktur patologis patologis terjadi terjadi di di dalam dalam tulang tulang yangyang telah menjadi lemah karena tumor atau proses patologis lainnya. Tulang telah menjadi lemah karena tumor atau proses patologis lainnya. Tulang seringkali menunjukan penurunan densitas. Penyebab yang paling sering seringkali menunjukan penurunan densitas. Penyebab yang paling sering dari fraktur semacam ini adalah tumor, baik primer maupun

dari fraktur semacam ini adalah tumor, baik primer maupun metastasis.metastasis.  b.

 b. Klasifikasi Jenis FrakturKlasifikasi Jenis Fraktur

Berbagai jenis fraktur tersebut adalah sebagai berikut: Berbagai jenis fraktur tersebut adalah sebagai berikut: 1)

1) Fraktur terbukaFraktur terbuka

Fraktur terbuka adalah fraktur yang mempunyai hubungan dengan Fraktur terbuka adalah fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak, dapat terbentuk dari dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak, dapat terbentuk dari dalam (from within) atau dari luar (from without).

dalam (from within) atau dari luar (from without). 2)

2) Fraktur tertutupFraktur tertutup

Fraktur tertutup adalah fraktur dimana keadaan kulit tidak ditembus Fraktur tertutup adalah fraktur dimana keadaan kulit tidak ditembus oleh fragmen tulang sehingga lokasi fraktur tidak tercemar oleh lingkungan oleh fragmen tulang sehingga lokasi fraktur tidak tercemar oleh lingkungan atau tidak

(6)

3)

3) Fraktur avulsi.Fraktur avulsi. 4)

4) Greenstick fraktur (fraktur lentuk/salah satu tulang patah sedang sisiGreenstick fraktur (fraktur lentuk/salah satu tulang patah sedang sisi lainnya membengkok).

lainnya membengkok). 5)

5) Fraktur tranversalFraktur tranversal Fraktur

Fraktur tranversal tranversal adalah fradalah fraktur yaktur yang garis ang garis patahnya patahnya tegak ltegak lurusurus terhadap sumbu panjang tulang. Pada fraktur semacam ini, segmen-segmen terhadap sumbu panjang tulang. Pada fraktur semacam ini, segmen-segmen tulang yang patah di reposisi atau di reduksi kembali ketempatnya semula, tulang yang patah di reposisi atau di reduksi kembali ketempatnya semula, maka segmen-segmen itu akan stabil, dan biasanya dikontrol dengan bidai maka segmen-segmen itu akan stabil, dan biasanya dikontrol dengan bidai gips.

gips. 6)

6) Fraktur kominutif (tulang pecah menjadi beberapa Fraktur kominutif (tulang pecah menjadi beberapa fragmen)fragmen)

Fraktur kominutif adalah serpihan-serpihan atau terputusnya keutuhan Fraktur kominutif adalah serpihan-serpihan atau terputusnya keutuhan  jaringan dimana terdapat lebih dari dua fragmen tulang.

 jaringan dimana terdapat lebih dari dua fragmen tulang. 7)

7) Fraktur impaksi (sebagian fragmen tulang masuk ke fragmen lainnFraktur impaksi (sebagian fragmen tulang masuk ke fragmen lainn ya).ya).

Fraktur impaksi atau fraktur kompresi. Fraktur kompersi terjadi apabila Fraktur impaksi atau fraktur kompresi. Fraktur kompersi terjadi apabila dua tulang menumbuk tulang yang berada di antaranya, seperti satu vertebra dua tulang menumbuk tulang yang berada di antaranya, seperti satu vertebra dengan dua vertebra lainnya (sering disebut dengan brust fracture). Fraktur dengan dua vertebra lainnya (sering disebut dengan brust fracture). Fraktur  pada

 pada korpus korpus vertebra vertebra ini ini dapat dapat di di diagnosis diagnosis dengan dengan radiogram. radiogram. PandanganPandangan lateral dari tulang punggung menunjukan pengurangan tinggi vertikal dan lateral dari tulang punggung menunjukan pengurangan tinggi vertikal dan sedikit membentuk sudut pada satu atau beberapa vertebra.

sedikit membentuk sudut pada satu atau beberapa vertebra.

c.

(7)

Fraktur femur dibagi dalam fraktur Intertrokhanter Femur, subtrokhanter Fraktur femur dibagi dalam fraktur Intertrokhanter Femur, subtrokhanter femur, fraktur batang femur, suprakondiler, dan interkondiler, dan fraktur femur, fraktur batang femur, suprakondiler, dan interkondiler, dan fraktur kondiler femur (Helmi, 2012).

kondiler femur (Helmi, 2012). 1)

1) Fraktur Intertrokhanter FemurFraktur Intertrokhanter Femur

Fraktur intertrokhanter adalah patah tulang yang bersifat ekstrakapsular Fraktur intertrokhanter adalah patah tulang yang bersifat ekstrakapsular dari femur. Sering terjadi pada lansia dengan kondisi osteoporosis. Fraktur dari femur. Sering terjadi pada lansia dengan kondisi osteoporosis. Fraktur ini memiliki prognosis yang baik dibandingkan fraktur intrakapsular, di ini memiliki prognosis yang baik dibandingkan fraktur intrakapsular, di mana resiko nekrosis avaskular lebih rendah.

mana resiko nekrosis avaskular lebih rendah.

Pada riwayat umum didapatkan adanya trauma akibat jatuh dan Pada riwayat umum didapatkan adanya trauma akibat jatuh dan memberikan trauma langsung pada trokhanter mayor. Pada beberapa memberikan trauma langsung pada trokhanter mayor. Pada beberapa kondisi,

kondisi, cedera cedera secara secara memuntir memuntir memberikan memberikan fraktur fraktur tidak tidak langsung langsung padapada intertrokhanter.

intertrokhanter.

gambar radiografi fraktur intertrokhanter. gambar radiografi fraktur intertrokhanter.

(8)

 pasca-reduksi

 pasca-reduksi dan dan pemasangan pemasangan fiksasi fiksasi interna.interna.

2)

2) Fraktur Subtrokhanter FemurFraktur Subtrokhanter Femur

Fraktur subtrokhanter femur ialah di mana garis patahnya berada 5 cm Fraktur subtrokhanter femur ialah di mana garis patahnya berada 5 cm distal dari trokhanter minor. Fraktur jenis ini dibagi dalam beberapa distal dari trokhanter minor. Fraktur jenis ini dibagi dalam beberapa klasifikasi, tetapi yang lebih sederhana dan mudah dipahami adalah klasifikasi, tetapi yang lebih sederhana dan mudah dipahami adalah klasifikasi Fielding & Magliato yaitu sebagai berikut:

klasifikasi Fielding & Magliato yaitu sebagai berikut: a)

a) Tipe 1 : Garis fraktur satu level denTipe 1 : Garis fraktur satu level dengan trokhanter minor.gan trokhanter minor.  b)

 b) Tipe 2 : Garis patah berada Tipe 2 : Garis patah berada 1-2 inci di bawah dari b1-2 inci di bawah dari batas atas trokhanteratas atas trokhanter minor.

minor. c)

c) Tipe 3 : Garis patah berada Tipe 3 : Garis patah berada 2-3 inci di distal dari batas atas trokhanter2-3 inci di distal dari batas atas trokhanter minor.

minor. 3)

3) Fraktur Batang FemurFraktur Batang Femur

Fraktur batang femur biasanya terjadi karena trauma langsung akibat Fraktur batang femur biasanya terjadi karena trauma langsung akibat kecelakaan lalu lintas di kota-kota besar atau jatuh dari ketinggian. Patah kecelakaan lalu lintas di kota-kota besar atau jatuh dari ketinggian. Patah daerah ini dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak, daerah ini dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak, mengakibatkan penderita

mengakibatkan penderita jatuh dalam jatuh dalam syok, salah syok, salah satu klasifsatu klasifikasi frakturikasi fraktur  batang

 batang femur femur dibagi dibagi berdasarkan berdasarkan adanya adanya luka luka yang yang berhubungan berhubungan dengandengan daerah yang patah. Secara klinik fraktur batang femur dibagi dalam fraktur daerah yang patah. Secara klinik fraktur batang femur dibagi dalam fraktur  batang femur terbuka dan tertutup.

 batang femur terbuka dan tertutup.

5.

5. Manesfestasi Fraktur FemurManesfestasi Fraktur Femur

Manifestasi yang sering muncul pada pasien dengan fraktur femur adalah: Manifestasi yang sering muncul pada pasien dengan fraktur femur adalah:

a.

a. Rasa nyeri yang berlangsung dan men adi lebih hebat karena per alanan danRasa nyeri yang berlangsung dan men adi lebih hebat karena per alanan dan tekananpada daerah femur.

(9)

 b.

 b. Hilangnya fungsi pada femur.Hilangnya fungsi pada femur. c.

c. Tampak hilangnya deformitas femur bila dibandingkan dengan ekstremitasTampak hilangnya deformitas femur bila dibandingkan dengan ekstremitas yangnormal ( perubahan bentuk ).

yangnormal ( perubahan bentuk ). d.

d. Gerakan menimbulkan derik / krepitasi.Gerakan menimbulkan derik / krepitasi. e.

e. Edema femur.Edema femur. f.

f. Shock (Helmi, 2012).Shock (Helmi, 2012).

6.

6. Patofisiologi Fraktur FemurPatofisiologi Fraktur Femur

Apabila ter adi terputusnya kontinuitas tulang, maka hal tersebut Apabila ter adi terputusnya kontinuitas tulang, maka hal tersebut akanmempengaruhi berbagai struktur yang ada disekitarnya, seperti otot dan akanmempengaruhi berbagai struktur yang ada disekitarnya, seperti otot dan  pembuluh darah.

 pembuluh darah.

Akibat yang ter adi sangat tergantung pada berat ringannya fraktur yang Akibat yang ter adi sangat tergantung pada berat ringannya fraktur yang dapatdilihat dari tipe, luas, dan lokasi fraktur itu sendiri. Pada umumnya ter adi dapatdilihat dari tipe, luas, dan lokasi fraktur itu sendiri. Pada umumnya ter adi edema padaaringan lunak, perdarahan otot dan persendian, dislokasi atau pergeseran edema padaaringan lunak, perdarahan otot dan persendian, dislokasi atau pergeseran tulang,rupture tendon, putus persarafan, kerusakan pembuluh darah, dan perubahan tulang,rupture tendon, putus persarafan, kerusakan pembuluh darah, dan perubahan  bentuktulang, serta ter adinya deformitas.

 bentuktulang, serta ter adinya deformitas.

Bila ter adi patah tulang maka sel-sel tulang akan mati. Perdarahan biasanyater adi Bila ter adi patah tulang maka sel-sel tulang akan mati. Perdarahan biasanyater adi disekitar tempat patah dan kedalaman aringan lunak disekitar tulang tersebut.Jaringan disekitar tempat patah dan kedalaman aringan lunak disekitar tulang tersebut.Jaringan lunak biasanya uga mengalami kerusakan. Reaksi peradangan hebat timbulsetelah lunak biasanya uga mengalami kerusakan. Reaksi peradangan hebat timbulsetelah fraktur (Helmi, 2012).

fraktur (Helmi, 2012).

7.

7. Komplikasi Fraktur FemurKomplikasi Fraktur Femur

Secara umum komplikasi fraktur meliputi : Secara umum komplikasi fraktur meliputi :

a.

a. Komplikasi awalKomplikasi awal 1)

1) Syok.Syok. 2)

2) Kerusakan Arteri.Kerusakan Arteri. 3)

3) Sindrom Kompartemen.Sindrom Kompartemen. 4)

4) Infeksi.Infeksi. 5)

5) Avaskular Nekrosis.Avaskular Nekrosis. 6)

6) Fat Embolism Syndrome.Fat Embolism Syndrome.  b.

 b. Komplikasi lamaKomplikasi lama 1)

1) Delayed union.Delayed union. 2)

2)  Non-union. Non-union. 3)

(10)

8.

8. Pemeriksaan FrakturPemeriksaan Fraktur

a.

a. Pemeriksaan radiologiPemeriksaan radiologi Pada

Pada diagnosis diagnosis fraktur, fraktur, pemeriksaan ypemeriksaan yang penting ang penting adalah adalah menggunakanmenggunakan sinar rontgen (X-ray). Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam sinar rontgen (X-ray). Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam membaca gambaran ra

membaca gambaran radiologis adalah diologis adalah 6A, yaitu sebagai 6A, yaitu sebagai berikut :berikut : 1)

1) Anatomi (misalnya proksimal tibia).Anatomi (misalnya proksimal tibia). 2)

2) Artikular (misalnya intra-Vs ekstra-artikular).Artikular (misalnya intra-Vs ekstra-artikular). 3)

3) Alignment Alignment (misalnya : (misalnya : first first plane).plane). 4)

4) Angulation.Angulation. 5)

5) Apeks Apeks (maksudnya (maksudnya fragmen fragmen distal distal fraktur).fraktur). 6)

6) Apposition.Apposition.

CT scan biasanya dilakukan hanya dilakukan pada beberapa kondisi CT scan biasanya dilakukan hanya dilakukan pada beberapa kondisi fraktur

fraktur yang yang mana mana pemeriksaan pemeriksaan radiografi radiografi tidak tidak mencapai mencapai kebutuhankebutuhan diagnosis.

diagnosis.  b.

 b. Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang lazim dilakukan untuk mengetahui lebih Pemeriksaan laboratorium yang lazim dilakukan untuk mengetahui lebih  jauh kelainan yang terjadi seperti berikut :

 jauh kelainan yang terjadi seperti berikut : 1)

1) Alkalin fosfat Alkalin fosfat meningkat padmeningkat pada a kerusakan kerusakan tulang dan tulang dan menunjukanmenunjukan kegiatan

kegiatan osteoblastik osteoblastik dalam dalam membentuk membentuk tulang.tulang. 2)

2) Kalsium serum dan fosfor serum meningkat pada tahap penyembuhanKalsium serum dan fosfor serum meningkat pada tahap penyembuhan tulang.

tulang. 3)

3) Enzim otot Enzim otot seperti seperti kreatinin kreatinin kinase, Lkinase, Laktat aktat Dehidrogenase (LDehidrogenase (LDH -5),DH -5), Asparat Amino Transferase (AST), aldolase meningkat pada tahap Asparat Amino Transferase (AST), aldolase meningkat pada tahap  penyembuhan

 penyembuhan tulang.tulang. c.

c. Pemeriksaan lainnyaPemeriksaan lainnya 1)

1) Pemeriksaan mikroorganisme kultur dan tes sensitivitas: Dilakukan padaPemeriksaan mikroorganisme kultur dan tes sensitivitas: Dilakukan pada kondisi fraktur dengan komplikasi, pada kondisi infeksi, maka

kondisi fraktur dengan komplikasi, pada kondisi infeksi, maka biasanyabiasanya didapatkan mikroorganisme penyebab infeksi.

didapatkan mikroorganisme penyebab infeksi. 2)

2) Biopsy tulang dan otot : Diindikasikan bila terjadi infeksi.Biopsy tulang dan otot : Diindikasikan bila terjadi infeksi. 3)

3) Elektromiografi : Terdapat kerusakan konduksi saraf yang diakibatkanElektromiografi : Terdapat kerusakan konduksi saraf yang diakibatkan fraktur.

fraktur. 4)

4) Arthroscopi Arthroscopi : Didapatkan : Didapatkan jaringan ikat jaringan ikat yang ryang rusak usak atau atau sobek karenasobek karena trauma yang berlebihan.

trauma yang berlebihan. 5)

5) Indium imaging Indium imaging : Pada pemeri: Pada pemeriksaan ini ksaan ini didapatkan didapatkan adanya infeksi.adanya infeksi. 6)

(11)

9.

9. Penatalaksaan FrakturPenatalaksaan Fraktur

Menurut Deveney (2006) penatalaksanaan fraktur di

Menurut Deveney (2006) penatalaksanaan fraktur di antaranya :antaranya :

Pada fraktur femur tertutup, untuk sementara dilakukan traksi kulit dengan Pada fraktur femur tertutup, untuk sementara dilakukan traksi kulit dengan metode ekstensi Buck, atau didahului pemakaian Thomas splint, tungkai ditraksi metode ekstensi Buck, atau didahului pemakaian Thomas splint, tungkai ditraksi dalam keadaan

dalam keadaan ekstensi. Tujuan ekstensi. Tujuan traksi traksi kulit kulit tersebut untuk tersebut untuk mengurangi rasa mengurangi rasa sakit dansakit dan mencegah kerusakan

mencegah kerusakan jaringan ljaringan lunak lebih unak lebih lanjut di lanjut di sekitar sekitar daerah yang daerah yang patah.patah.

Setelah dilakukan traksi kulit dapat dipilih pengobatan non-operatif atau operatif. Setelah dilakukan traksi kulit dapat dipilih pengobatan non-operatif atau operatif. Fraktur batang femur pada anak-anak umumnya dengan terapi non-operatif, karena Fraktur batang femur pada anak-anak umumnya dengan terapi non-operatif, karena akan menyambung baik. Perpendekan kurang dari 2 cm masih dapat diterima karena akan menyambung baik. Perpendekan kurang dari 2 cm masih dapat diterima karena di kemudian

di kemudian hari akan hari akan sama panjangnya sama panjangnya dengan tungkai ydengan tungkai yang ang normal. Hal normal. Hal iniini dimungkinkan karena daya proses remodelling anak-anak.

dimungkinkan karena daya proses remodelling anak-anak. a.

a. Pengobatan non-operatifPengobatan non-operatif Dilakukan traksi

Dilakukan traksi skeletal, yang skeletal, yang sering metode sering metode perkin dan perkin dan metode balancemetode balance skeletal traction,

skeletal traction, pada anak di pada anak di bawah 3 bawah 3 tahun digunakan traksi tahun digunakan traksi kulit Bryant,kulit Bryant, sedangkan

sedangkan anak usia anak usia 3-13 3-13 tahun dengan tahun dengan traksi traksi Russell.Russell.  b.

 b. Metode perkin.Metode perkin.

Pasien tidur terlentang. Satu jari dibawah tuberositas tibia dibor dengan Pasien tidur terlentang. Satu jari dibawah tuberositas tibia dibor dengan Steinman

Steinman pin, pin, lalu lalu ditarik ditarik dengan dengan tali. tali. Paha Paha ditopang ditopang dengan dengan 3-4 3-4 bantal.bantal. Tarikan dipertahankan sampai 12 minggu lebih sampai terbentuk kalus yang Tarikan dipertahankan sampai 12 minggu lebih sampai terbentuk kalus yang cukup kuat. Sementara itu tungkai bawah dapat dilatih untuk gerakan ekstensi cukup kuat. Sementara itu tungkai bawah dapat dilatih untuk gerakan ekstensi dan fleksi.

dan fleksi. c.

c. Metode balance skeletal traction.Metode balance skeletal traction.

Pasien tidur terlentang dan satu jari di bawah tuberositas tibia dibor dengan Pasien tidur terlentang dan satu jari di bawah tuberositas tibia dibor dengan Steinman pin.

Steinman pin. Paha ditopang Paha ditopang dengan Thomas dengan Thomas splint, ssplint, sedang tungkai edang tungkai bawahbawah ditopang ol

ditopang oleh pearson eh pearson attachment. Taattachment. Tarikan dipertrikan dipertahankan sampai ahankan sampai 12 minggu12 minggu atau lebih sampai tulangnya membentuk kalus yang cukup. Kadang-kadang atau lebih sampai tulangnya membentuk kalus yang cukup. Kadang-kadang untuk mempersingkat waktu rawat, setelah ditraksi 8 minggu dipasang gips untuk mempersingkat waktu rawat, setelah ditraksi 8 minggu dipasang gips hemispica

hemispica atau atau cast cast bracing.bracing. d.

d. Traksi kulit Bryant.Traksi kulit Bryant. Anak t

Anak tidur tidur terlentang erlentang di tempat di tempat tidur. tidur. Kedua tulang Kedua tulang dipasang traksdipasang traksi i kulit,kulit, kemudian

kemudian ditegakan ditegakan ke ataske atas, , ditarik ditarik dengan tali dengan tali yang yang diberikan diberikan beban 1-2 beban 1-2 kgkg sampai kedua bokong anak tersebut terangkat dari tempat tidur.

sampai kedua bokong anak tersebut terangkat dari tempat tidur. e.

e. Traksi russel.Traksi russel. Anak tidur

Anak tidur terlentang, di terlentang, di pasang pasang plester darplester dari batas i batas lutut. Dipasang lutut. Dipasang sling sling didi daerah

daerah popliteal, popliteal, sling sling dihubungkan dengan dihubungkan dengan tali ytali yang dihubungkan ang dihubungkan dengandengan  beban

(12)

f.

f. OperatifOperatif

Indikasi operasi antara lain : Indikasi operasi antara lain : 1)

1) Penanggulangan non-operatif gagal.Penanggulangan non-operatif gagal. 2)

2) Fraktur multipel.Fraktur multipel. 3)

3) Robeknya arteri femoralis.Robeknya arteri femoralis. 4)

4) Fraktur patologik.Fraktur patologik. 5)

5) Fraktur pada orang-orang tua.Fraktur pada orang-orang tua.

Pada

Pada fraktur fraktur 1/3 t1/3 tengah sangat engah sangat baik baik untuk dipasang untuk dipasang intramedullary intramedullary nail.nail. Bermacam-macam i

Bermacam-macam intramedullary ntramedullary nail nail untuk femur, untuk femur, di antaranya di antaranya kuntscher kuntscher nail, AOnail, AO nail, dan interlocking nail.

nail, dan interlocking nail. Operasi

Operasi dapat diladapat dilakukan dengan kukan dengan cara cara terbuka atau terbuka atau cara cara tertutup. tertutup. Cara Cara terbukaterbuka yaitu dengan menyayat kulit-fasia sampai ke tulang yang patah. Pen dipasang secara yaitu dengan menyayat kulit-fasia sampai ke tulang yang patah. Pen dipasang secara retrograde. Cara interlocking nail dilakukan tanpa menyayat di daerah yang patah. retrograde. Cara interlocking nail dilakukan tanpa menyayat di daerah yang patah. Pen dimasukan melalui ujung trokhanter mayor dengan bantuan image intersifier. Pen dimasukan melalui ujung trokhanter mayor dengan bantuan image intersifier. Tulang dapat direposisi dan pen dapat masuk ke dalam fragmen bagian distal melalui Tulang dapat direposisi dan pen dapat masuk ke dalam fragmen bagian distal melalui guide tube. Keuntungan cara ini tidak menimbulkan bekas sayatan lebar dan guide tube. Keuntungan cara ini tidak menimbulkan bekas sayatan lebar dan  perdarahan terbatas.

 perdarahan terbatas.

B.

B. Gambaran Asuhan Keperawatan FrakturGambaran Asuhan Keperawatan Fraktur 1.

1. PengkajianPengkajian

Proses keperawatan adalah kerangka kerja untuk memberikan pelayanan Proses keperawatan adalah kerangka kerja untuk memberikan pelayanan keperawatan yang profesional dan berkualitas. Proses keperawatan langsung keperawatan yang profesional dan berkualitas. Proses keperawatan langsung mengarah pada kegiatan keperawatan yang meliputi promosi kesehatan, mengarah pada kegiatan keperawatan yang meliputi promosi kesehatan,  perlindungan kesehatan dan pencegahan pen

 perlindungan kesehatan dan pencegahan penyakit (Debora,2011).yakit (Debora,2011). Proses keperawatan meliputi empat tahap yaitusebagai berikut : Proses keperawatan meliputi empat tahap yaitusebagai berikut :

a)

a) PengkajianPengkajian

Pengkajian adalah langkah pertama dalam berfikir untuk menentukan Pengkajian adalah langkah pertama dalam berfikir untuk menentukan diagnosa keperawatan.Sedangkan menurut Kozier (2010) pengkajian meliputi diagnosa keperawatan.Sedangkan menurut Kozier (2010) pengkajian meliputi  beberapa hal

 beberapa hal yang berkesinambungan yang berkesinambungan yakni pengumpulan yakni pengumpulan data, pengaturan data, pengaturan data,data, validasi data serta pencatatan data (Wilkinson & Nanc

validasi data serta pencatatan data (Wilkinson & Nanc y, 2012).y, 2012). 1)

1) BiodataBiodata Identitas

Identitas klien Nama, klien Nama, umur, jenis umur, jenis kelamin, status kelamin, status perkawinan, perkawinan, agama,agama, suku/bangsa,

suku/bangsa, pendidikan, pendidikan, pekerjaan, pekerjaan, pendapatan, pendapatan, alamat, alamat, dan dan nomornomor register.

register. 2)

(13)

1.

1. Makan bersuhu ekstremMakan bersuhu ekstrem 2.

2. Mengurangi pedas, alkohol, berlemak, kopi, coklat dan jus jerukMengurangi pedas, alkohol, berlemak, kopi, coklat dan jus jeruk 3)

3) LingkunganLingkungan

Dengan adanya lingkungan yang bersih maka daya tahan tubuh Dengan adanya lingkungan yang bersih maka daya tahan tubuh  penderita

 penderita akan lebih baik daripada tinggal di lingkungan yang kotor.akan lebih baik daripada tinggal di lingkungan yang kotor. 4)

4) Riwayat kesehatanRiwayat kesehatan a.

a. Keluhan utamaKeluhan utama  b.

 b. Riwayat kesehatan dahuluRiwayat kesehatan dahulu

Apakah klien pernah mengalami penyakit serupa. Apakah klien pernah mengalami penyakit serupa. c.

c. Riwayat kesehatan sekarangRiwayat kesehatan sekarang

Sejak kapan keluhan dirasakan, berapa lama keluhan terjadi, Sejak kapan keluhan dirasakan, berapa lama keluhan terjadi,  bagaimana

 bagaimana sifat sifat dan dan hebatnya hebatnya keluhan, keluhan, dimana dimana keluhan keluhan timbul,timbul, keadaan apa yang memperberat dan memperingan keluhan.

keadaan apa yang memperberat dan memperingan keluhan. d.

d. Riwayat kesehatan keluargaRiwayat kesehatan keluarga

Apakah anggota keluarga ada yang mengalami jenis penyakit yang Apakah anggota keluarga ada yang mengalami jenis penyakit yang sama.

sama. 5)

5) Pola kesehatan fungsional menurut GordonPola kesehatan fungsional menurut Gordon a.

a. Pola persepsi dan kesehatanPola persepsi dan kesehatan

Pandangan klien dan keluarga tentang penyakit dan pentingnya Pandangan klien dan keluarga tentang penyakit dan pentingnya kesehatan bagi klien

kesehatan bagi klien dan keluarga sdan keluarga serta upaya apa yerta upaya apa yang dilakukan ang dilakukan dalamdalam mengatasi masalah kesehatannya.

mengatasi masalah kesehatannya.  b.

 b. Pola nutrisi dan metabolikPola nutrisi dan metabolik

Bagaimana pola nutrisi klien sebelum dan selama dirawat, apa Bagaimana pola nutrisi klien sebelum dan selama dirawat, apa  porsi

 porsi makan makan klien, klien, apakah apakah selalu selalu menghabiskan menghabiskan porsinya, porsinya, apakah apakah klienklien mengalami mual, muntah saat makan, apakah ada pantangan makanan. mengalami mual, muntah saat makan, apakah ada pantangan makanan. c.

c. Pola istirahat dan tidurPola istirahat dan tidur

Apakah klien mengalami perubahan pola istirahat tidur, berapa Apakah klien mengalami perubahan pola istirahat tidur, berapa frekuensi tidur klien.

frekuensi tidur klien. d.

d. Pola persepsi sensori dan kognitifPola persepsi sensori dan kognitif Bagaimana persepsi

Bagaimana persepsi klien terhadap klien terhadap nyeri yang nyeri yang dirasakan diukur dirasakan diukur dengandengan PQRST.

PQRST. P :

P : Nyeri bertambah Nyeri bertambah saat aktivitas dan saat aktivitas dan berkurang saat istirberkurang saat istirahat .ahat . Q

Q : : Nyeri Nyeri dirasakan dirasakan seperti seperti apa apa .. R

R : : Nyeri Nyeri terjadi terjadi pada pada daerah daerah atau atau lokasi lokasi mana mana .. S

S : : Berapa Berapa skala skala nyeri nyeri yang yang dirasakan dirasakan klienklien T

(14)

Bagaimana aktivitas klien sehari-hari, apa aktivitas klien. Bagaimana aktivitas klien sehari-hari, apa aktivitas klien. f.

f. Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik 1.

1. Keadaan umum : Lemah atau baikKeadaan umum : Lemah atau baik 2.

2. Tingkat kesadaran : ComposmentisTingkat kesadaran : Composmentis 3.

3. Tanda-tanda : TD : Hipotensi, RR : Takipnea, N : Takikardi, t :Tanda-tanda : TD : Hipotensi, RR : Takipnea, N : Takikardi, t : Hipertensi

Hipertensi 4.

4. Kepala : MesochepalKepala : Mesochepal 5.

5. Mata : Konjungtiva anemis atau tidak, sclera ikterik atau Mata : Konjungtiva anemis atau tidak, sclera ikterik atau tidaktidak 6.

6. Dada atau paru :Dada atau paru : I

I : : Bagaimana Bagaimana kembang kembang kempis kempis dada, dada, simetris simetris atau atau tidak tidak .. Pa

Pa : : Bagaimana sterBagaimana stermfimitus kanan mfimitus kanan kiri skiri sama atau ama atau tidak .tidak . Pe

Pe : : Pekak seluruh Pekak seluruh lapang paru lapang paru atau tidak atau tidak .. Au :

Au : Suara cordius Suara cordius tampak atau tidaktampak atau tidak 7.

7. JantungJantung I

I : Ictus : Ictus cordius cordius tampak tampak atau atau tidak.tidak. Pa

Pa : : Ictus Ictus cordius cordius teraba teraba atau atau tidak .tidak . Pe

Pe : : Konfigurasi Konfigurasi normal normal atau atau tidak tidak .. Au :

Au : Terdapat suara Terdapat suara abnormal atau abnormal atau tidaktidak 8.

8. AbdomenAbdomen I

I : Apakah : Apakah ada ada pembesaran pembesaran abdomenabdomen Pa

Pa : : Dengarkan Dengarkan bising bising usususus 9.

9. Genetalia Genetalia : Apakah terpasang : Apakah terpasang kateter atau tidak, berskateter atau tidak, bersih atau tidak .ih atau tidak . 10.

10. Anus Anus : Apakah : Apakah ada ada hemoroid hemoroid atau atau tidaktidak

3.

3. Diagnosa KeperawatanDiagnosa Keperawatan

Menurut Nursing Diagnoses : Definitions and Classification,( 2015-2017). Menurut Nursing Diagnoses : Definitions and Classification,( 2015-2017).

Pre Operasi Pre Operasi

a.

a.  Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis ( fraktur ). Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis ( fraktur ).  b.

 b. c.

c. Resiko infeksi dibuktikan dengan prosedur invasifResiko infeksi dibuktikan dengan prosedur invasif d.

d. Ansietas berhubungan dengan ancaman status kesehatan saat ini .Ansietas berhubungan dengan ancaman status kesehatan saat ini .

Pos Operasi Pos Operasi

a.

a.  Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik ( insisi bedah ) . Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik ( insisi bedah ) .  b.

(15)
(16)

16 | 16 | P a g eP a g e

RENCANA KEPERAWATAN RENCANA KEPERAWATAN

Rencana keperawatan pre operasi Rencana keperawatan pre operasi

No

No Diganosa Diganosa keperawatan keperawatan Tujuan Tujuan RencanaRencana

1.

1. Nyeri Nyeri Akut Akut berhubungan berhubungan dengan dengan agenagen injuri biologis .

injuri biologis .

Setelah dilakukan tindakan sauhan Setelah dilakukan tindakan sauhan keperawatan selama 3X24 jam diharapkan keperawatan selama 3X24 jam diharapkan klien dapat mengontrol nyeri dengan indikator klien dapat mengontrol nyeri dengan indikator ::

 NOC : Kontrol nyeri  NOC : Kontrol nyeri

 No

 No IndikatorIndikator 1

1 Mengenali Mengenali kapan kapan nyeri nyeri terjaditerjadi 2

2 Menggambarkan Menggambarkan faktorfaktor  prnyebab nyeri  prnyebab nyeri 3

3 Melaporkan Melaporkan nyeri nyeri yangyang terkontrol

terkontrol 4

4 Menggunakan Menggunakan tindakantindakan  pengontrol nyeri tanpa  pengontrol nyeri tanpa

analgesik analgesik 5

5 Menggunakan Menggunakan analgesik analgesik yangyang direkomendasikan

direkomendasikan

 NIC : Management nyeri  NIC : Management nyeri

1.

1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif. 2.

2. Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenaiObservasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidak nyamanan terutama pada mereka yang tidak ketidak nyamanan terutama pada mereka yang tidak  bisa berkomunikasi secara e

 bisa berkomunikasi secara efektif.fektif. 3.

3. Gali bersama klien faktor-faktor yang dapatGali bersama klien faktor-faktor yang dapat menurunkan atau memperberat nyer1i.

menurunkan atau memperberat nyer1i. 4.

4. Gunakan tindakan pengontrolan nyeri dan melaporkanGunakan tindakan pengontrolan nyeri dan melaporkan nyeri yang terkontrol.

nyeri yang terkontrol. 5.

5. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi.Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi. 6.

(17)

17 | 17 | P a g eP a g e

2. 2.

3.

3. Resiko Resiko infeksi infeksi berhubungan berhubungan dengandengan  prosedur infasif

 prosedur infasif

Setelah dilakukan tindakan asuhan Setelah dilakukan tindakan asuhan

keperwatan selama 3x24 jam diharapkan klien keperwatan selama 3x24 jam diharapkan klien dapat mengontrol resiko infeksi dengan dapat mengontrol resiko infeksi dengan indikator :

indikator :

 NOC: Keparahan infeksi  NOC: Keparahan infeksi

 NO

 NO IndikatorIndikator 1 Hipotermia 1 Hipotermia 2

2 Kulit Kulit lembab lembab dan dan dingin.dingin. 3 Gelisah

3 Gelisah 4

4 Ketidakstabilan Ketidakstabilan suhusuhu

NIC : Kontrol infeksi NIC : Kontrol infeksi

1.

1. Monitor adanya tanda dan gejala infeksiMonitor adanya tanda dan gejala infeksi 2.

2. Monitor suhu, nadi dan respirasi.Monitor suhu, nadi dan respirasi. 3.

3. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan ke klien .Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan ke klien . 4.

4. Anjurkan klien mengenai teknik mencuci tnganAnjurkan klien mengenai teknik mencuci tngan dengan tepat.

dengan tepat. 5.

5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberianKolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotik 

(18)

18 | 18 | P a g eP a g e

4.

4. Ansietas Ansietas berhubungan berhubungan dengandengan ancaman status kesehatan saat ini . ancaman status kesehatan saat ini .

Setelah dilakukan tindakan asuhan Setelah dilakukan tindakan asuhan

keperawatan selama .. .X.... diharapkan klien keperawatan selama .. .X.... diharapkan klien dapat mengontrol cemas dengan indikator : dapat mengontrol cemas dengan indikator :

 No

 No IndikatorIndikator 1.

1. Melakukan Melakukan tindakan tindakan unukunuk mengurangi gejala mengurangi gejala 2.

2. Menggunakan Menggunakan tindakantindakan  pencegahan.

 pencegahan. 3.

3. Melaporkan Melaporkan gejala gejala yangyang terkontrol

terkontrol

NIC : Pengurangan Kecemasan NIC : Pengurangan Kecemasan

1.

1. Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan.Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan. 2.

2. Jelaskan semua prosedure termasuk sensasi yangJelaskan semua prosedure termasuk sensasi yang dirasakan yang mungkin akan dialami klien selama dirasakan yang mungkin akan dialami klien selama  prosedure.

 prosedure. 3.

3. Dorong keluarga untuk mendampingi klien denganDorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang tepat .

cara yang tepat . 4.

(19)

19 | 19 | P a g eP a g e

RENCANA KEPERAWATAN RENCANA KEPERAWATAN

Rencana Keperawatan Post OperasI Rencana Keperawatan Post OperasI

No

No Diganosa Diganosa keperawatan keperawatan Tujuan Tujuan RencanaRencana

1.

1. Nyeri Nyeri Akut Akut berhubungan berhubungan dengan dengan agenagen injuri fisik ( insisi bedah ) .

injuri fisik ( insisi bedah ) .

Setelah dilakukan tindakan sauhan Setelah dilakukan tindakan sauhan keperawatan selama 3X24 jam diharapkan keperawatan selama 3X24 jam diharapkan klien dapat mengontrol nyeri dengan indikator klien dapat mengontrol nyeri dengan indikator ::

NOC : Kontrol nyeri NOC : Kontrol nyeri

 No

 No IndikatorIndikator 1

1 Mengenali Mengenali kapan kapan nyeri nyeri terjaditerjadi 2

2 Menggambarkan Menggambarkan faktorfaktor  prnyebab nyeri  prnyebab nyeri 3

3 Melaporkan Melaporkan nyeri nyeri yangyang terkontrol

terkontrol 4

4 Menggunakan Menggunakan tindakantindakan  pengontrol nyeri tanpa  pengontrol nyeri tanpa

analgesik analgesik 5

5 Menggunakan Menggunakan analgesik analgesik yangyang direkomendasikan

direkomendasikan

NIC : Management nyeri NIC : Management nyeri

1.

1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif. 2.

2. Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenaiObservasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidak nyamanan terutama pada mereka yang tidak ketidak nyamanan terutama pada mereka yang tidak  bisa berkomunikasi secara e

 bisa berkomunikasi secara efektif.fektif. 3.

3. Gali bersama klien faktor-faktor yang dapatGali bersama klien faktor-faktor yang dapat menurunkan atau memperberat nyer1i.

menurunkan atau memperberat nyer1i. 4.

4. Gunakan tindakan pengontrolan nyeri dan melaporkanGunakan tindakan pengontrolan nyeri dan melaporkan nyeri yang terkontrol.

nyeri yang terkontrol. 5.

5. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi.Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi. 6.

(20)

20 | 20 | P a g eP a g e

2.

2. Defisiensi Defisiensi pengetahuan pengetahuan berhubunganberhubungan dengan kurangnya informasi . dengan kurangnya informasi .

Setelah dilakukan tindakan asuhan Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama ... X... diharapkan keperawatan selama ... X... diharapkan  pengetahuan klien dapat bertamba

 pengetahuan klien dapat bertambah denganh dengan indikator :

indikator : NOC : P

NOC : Pengetahuan engetahuan : Proses : Proses penyakitpenyakit  No

 No IndikatorIndikator 1.

1. Faktor Faktor resiko resiko .. 2.

2. Tanda Tanda dan dan gejala gejala komplikasi komplikasi penyakit.penyakit. 3.

3. Pontensisal Pontensisal komplikasi komplikasi penyakit.penyakit. 4.

4. Strategi Strategi meminimalkan meminimalkan perkembanganperkembangan  penyakit .

 penyakit .

NIC : Pengajaran : Proses Penyakit NIC : Pengajaran : Proses Penyakit

1.

1. Kaji tingkat pengetahuan klien terkait dengan prosesKaji tingkat pengetahuan klien terkait dengan proses  penyakit yang spesifik .

 penyakit yang spesifik . 2.

2. Jelaskan dan gejala yang umum dari penyakit .Jelaskan dan gejala yang umum dari penyakit . 3.

3. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkinDiskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi dan atau diperlukan untuk mencegah komplikasi dan atau mengontrol proses penyakit .

mengontrol proses penyakit . 4.

4. Edukasi klien untuk mengontrol / meminimalkanEdukasi klien untuk mengontrol / meminimalkan komplikasi .

(21)

4.

4. ImplementasiImplementasi

Implementasi adalah tahap keempat dari proses keperawatan . Tahap ini muncul jika Implementasi adalah tahap keempat dari proses keperawatan . Tahap ini muncul jika  perencanaan

 perencanaan yang yang dibuat dibuat diaplikasikan diaplikasikan kepada kepada klien. klien. Tindakan Tindakan yang yang dilakukan dilakukan mungkinmungkin sama, mungkin juga berbeda dengan urutan yang telah dibuat pada perencanaan . Aplikasi sama, mungkin juga berbeda dengan urutan yang telah dibuat pada perencanaan . Aplikasi yang dilakukan pada klien saat itu dan kebutuhan yang paling dirasakan oleh klien (Debora, yang dilakukan pada klien saat itu dan kebutuhan yang paling dirasakan oleh klien (Debora, 2011).

2011).

5.

5. EvaluasiEvaluasi

Evaluasi adalah tahap kelima dari proses keperawatan. Pada tahap ini perawat Evaluasi adalah tahap kelima dari proses keperawatan. Pada tahap ini perawat membandingkan hasil tindakan yang telah dilakukan dengan kriteria hasil yang telah membandingkan hasil tindakan yang telah dilakukan dengan kriteria hasil yang telah ditetapkan serta menilai masalah yang teratasi sudah teratasi seluruhnya, hanya sebagian, ditetapkan serta menilai masalah yang teratasi sudah teratasi seluruhnya, hanya sebagian, atau bahkan belum teratasi semuanya (Debora, 2011).

atau bahkan belum teratasi semuanya (Debora, 2011).

6.

6. DokumentasiDokumentasi

Anda harus mendokumentasikan/mencatat semua apa yang telah anda lakukan sebagai Anda harus mendokumentasikan/mencatat semua apa yang telah anda lakukan sebagai  bukti sosial asuhan yang diberikan pada klien dan sekaligus sebagai wahana komunikasi atar  bukti sosial asuhan yang diberikan pada klien dan sekaligus sebagai wahana komunikasi atar  perawat menguntip dari Sujono,R (2006).

(22)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Kusmalasari.(2013)

Kusmalasari.(2013) Congestive Hearth FailureCongestive Hearth Failure. Daiakses pada tanggal : Selasa 20 September. Daiakses pada tanggal : Selasa 20 September 2016 : http://eprints.undip.ac.id/43854/3/Etha_Yosy_K_Lap.KTI_Bab2.pd

2016 : http://eprints.undip.ac.id/43854/3/Etha_Yosy_K_Lap.KTI_Bab2.pd Widyasari, D.( 2007).

Widyasari, D.( 2007). Gagal Jantung Kongestif (CHF Gagal Jantung Kongestif (CHF ).Diakses pada tanggal Selasa 20).Diakses pada tanggal Selasa 20 September 2016 : http://eprints.ums.ac.id/16540/3/Bab_I.pdf

Gambar

gambar  radiografi  fraktur  intertrokhanter.

Referensi

Dokumen terkait

+engumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari fraktur, yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. ni bisa berupa kronologi

Dengan hasil pemeriksaan fisik pasien yang dilakukan oleh dokter terarah pada fraktur femur terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi akibat trauma langsung

Fraktur femur atau patah tulang paha adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, dan kondisi tertentu, seperti

Pada fraktur femur akan mengalami gangguan konsep diri karena terjadi perubahan cara berjalan akibat kecelakaan yang menyebabkan patah tulang dan klien takut

Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan trauma minor dapat mengakibatkan fraktur dapat juga dimana dengan trauma minor dapat mengakibatkan

Fraktur terjadi apabila ada suatu trauma yang mengenai tulang, dimana trauma tersebut kekuatannya melebihi kekuatan tulang,ada 2 faktor yang mempengaruhi terjadinya

a) Syok. Terjadi perdarahan sebanyak 1-2 liter walapun fraktur bersift tertutup. Sering didapatkan pada penderita muda dengan fraktur femur. Klien perlu menjalani

Secara klinis, dibagi menjadi fraktur terbuka, yaitu jika patahan tulang itu menembus kulit sehingga berhubungan dengan udara luar, dan fraktur tertutup,