• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi program penguatan pendidikan karakter berbasis kelas di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar se-Kecamatan Godean Kabupaten Sleman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Implementasi program penguatan pendidikan karakter berbasis kelas di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar se-Kecamatan Godean Kabupaten Sleman"

Copied!
198
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KELAS DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR SEKECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Dwita Safitri NIM: 151134096. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KELAS DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR SEKECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Dwita Safitri NIM: 151134096. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Karya ini kupersembahkan untuk:. Allah SWT Yang selalu memberiku jalan dan memudahkanku. Kedua Orang tua Bapak Haryono dan Ibu Pariyah Yang selalu memberikan dukungan serta doa. Kakak tercinta Imelsa Heni Priyayik dan seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan. Almamater Universitas Sanata Dharma. iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. “Barang siapa yang mengikuti jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mempermudah jalannya menuju surga” -HR. Muslim-. “Pengetahuan tidak hanya didasarkan pada kebenaran saja, tetapi juga kesalahan” -Carl Gustav Jung-. “Maksimalkan apa yang bisa kamu maksimalkan” -Irine-. v.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vi.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KELAS DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR SEKECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN Dwita Safitri (151134096) Universitas Sanata Dharma 2019 Latar belakang penelitian ini adalah adanya program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang dicanangkan oleh pemerintah pusat hingga ditingkat sekolah. Penguatan Pendidikan Karakter merupakan gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan. Penelitian ini mengkaji bagaimana implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis kelas di Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode survei. Teknik pengambilan data dengan kuesioner dan studi dokumenter. Populasi dalam penelitian ini 132 guru dan sampel sebanyak 97 dari 20 sekolah dasar negeri di Kecamatan Godean. Instrumen yang digunakan peneliti adalah lembar kuesioner yang berisi pertanyaan terbuka sebanyak 11 dan pertanyaan tertutup sebanyak 11 yang memuat 3 aspek yaitu aspek sosialisasi, aspek pra observasi, dan aspek observasi kelas. Pada pertanyaan tertutup guru dinyatakan telah mengimplementasikan program Penguatan Pendidikan Karakter jika menjawab ya dan belum melakukan implementasi jika menjawab tidak. Hasil penelitian dengan pertanyaan terbuka menunjukkan pada aspek sosialisasi didapatkan upaya implementasi sebanyak 87,5%. Pada aspek pra observasi didapatkan upaya implementasi sebanyak 95,5%. Sedangkan untuk aspek observasi kelas didapatkan upaya implementasi sebanyak 96,7% . Dari ke 6 kategori program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di Kecamatan Godean yang paling diimplementasikan adalah pengintegrasian PPK dalam kurikulum, pemgintegrasian PPK melalui manajemen kelas, dan pengintegrasian PPK melalui gerakan literasi. Kata Kunci: Program PPK, Penelitian Kuantitatif, dan Kecamatan Godean. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT IMPLEMENTATION OF CLASS-BASED CHARACTER EDUCATION STRENGTHENING IN SCHOOL EDUCATION UNITS IN ALL AROUND GODEAN SUB-DISTRICT, SLEMAN DISTRICT Dwita Safitri (151134096) Sanata Dharma University 2019 The background of this study is the existence of a Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) or Character Education Strengthening Program launched by the government to the school level. Strengthening Character Education is an educational movement under the responsibility of the education unit. This study examines how the implementation of the Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) in Godean Sub-District, Sleman District. This research is quantitative research methods. Techniques for collecting data used in this research are questionnaires and documentary studies. The population in this study is 132 teachers and a sample of 97 from 20 public elementary schools in Godean District. The instrument used by the researcher is a questionnaire sheet containing 11 open questions and 11 closed questions which contained 3 aspects, namely aspects of socialization, pre-observation aspects, and aspects of classroom observation. In closed questions, the teacher is declared to have implemented a Character Education Strengthening program if he answers yes and has not implemented if he answers no. The results of the study with open questions showed that in terms of socialization, there were 87.5% implementation efforts. In the pre-observation aspect, the implementation effort was 95.5%. Whereas for the aspect of class observation, the implementation effort was 96.7%. Of the 6 categories of classbased Character Education Strengthening programs in Godean District, the most implemented are the integration of KDP in the curriculum, integration of KDP through classroom management, and integration of KDP through literacy movements. Keywords: Program PPK, Quantitative Research, and Godean Sub-District. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar seKecamatan Godean Kabupaten Sleman dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti tidak lepas dari bantuan, dukungan, bimbingan, nasihat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. 3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Dosen Pembimbing II yang telah memberikan ide, kritik, saran dan bimbingannya yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini. 4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan perhatian sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Seluruh keluarga besar dosen dan staf PGSD Universitas Sanata Dharma. 6. Odo Hadinata, M.Pd. selaku Tim Pengembang Program Penguatan Pendidikan Karakter Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memberikan gambaran tentang Program Penguatan Pendidikan Karakter. 7. Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman dan Kepala UPT Kecamatan Godean yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian ini. 8. Semua Kepala Sekolah dan guru SD Se-Kecamatan Godean Sleman Yogyakarta yang telah membantu melaksanakan penelitian ini.. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 9. Sahabat payung yang selalu memberikan semangat, doa, masukan, dan dorongan. 10. Orang tuaku tercinta yang telah memberikan dukungan, semangat, dorongan, dan menunjang segala kebutuhan. 11. Kakakku tersayang Imelsa Heni Priyayik yang telah mendukung, mendorong,. dan memberikan semangat. hingga skripsi ini. bisa. terselesaikan. 12. Keluarga besar kakek, nenek Rondiharjo dan Harjo Suparto yang selalu memberikan doa dan dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 13. Payung kecil Tiwi, Ardo yang selalu memberikan dukungan, kritik, saran, serta semangat. 14. Haris Imam Wicaksono yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 15. Sahabatku sewaktu kecil Okta, Pundut yang telah mendukung dalam doa senantiasa memberikan semangat dan bantuannya dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 16. Sahabatku Rana, Tiwi, Yosie, Anggun, Agatha terima kasih semua. 17. Teman-teman PPL SD N Kledokan (Ardo, Danang, Vinta, Floren, Tiwi, Ayu, Valen) yang selalu memberikan bantuan selama proses pembelajaran pada penelitian yang berlangsung. 18. Semua teman-teman kelas E PGSD angkatan 2015. 19. Teman-teman angkatan 2015 PGSD yang selalu mengiringi langkah peneliti selama menjalani perkuliahan. 20. Seluruh pihak yang telah membantu baik secara moral maupun material, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu.. Peneliti sangat bersyukur karena bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Peneliti dengan rendah hati bersedia menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.. Peneliti. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ iv HALAMAN MOTTO ............................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................................................. vii ABSTRAK................................................................................................................. viii ABSTRACT................................................................................................................ ix KATA PENGANTAR ............................................................................................... x DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xvii BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 7 C. Batasan Masalah ................................................................................................ 7 D. Rumusan Masalah ............................................................................................. 8 E. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 8 F. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 8 G. Definisi Operasional .......................................................................................... 9 BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................... 12 A. Kajian Pustaka ................................................................................................... 12 1. Pendidikan Karakter ...................................................................................... 12 2. Penguatan Pendidikan Karakter ...................................................................... 16 3. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas .............................................. 31 B. Penelitian yang Relevan ..................................................................................... 42 C. Kerangka Berpikir ............................................................................................. 48. xii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Halaman D. Hipotesis Penelitian ........................................................................................... 49 BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................... 50 A. Jenis Penelitian .................................................................................................. 50 B. Waktu dan tempat Penelitian ............................................................................ 51 1. Waktu Penelitian ............................................................................................ 51 2. Tempat Penelitian .......................................................................................... 51 C. Populasi dan Sampel ......................................................................................... 52 1. Populasi ........................................................................................................ 52 2. Sampel .......................................................................................................... 53 D. Variabel Penelitian ............................................................................................ 56 E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................. 57 1. Kuesioner....................................................................................................... 57 2. Studi Dokumenter .......................................................................................... 57 F. Instrumen Penelitian .......................................................................................... 58 1. Pertanyaan Tertutup ....................................................................................... 59 2. Pertanyaan Terbuka ...................................................................................... 60 3. Daftar Cek ..................................................................................................... 63 G. Teknik Pengujian Instrumen .............................................................................. 64 1. Validitas Isi .................................................................................................... 64 2. Validitas Muka .............................................................................................. 71 H. Teknik Analisis Data ......................................................................................... 72 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 76 A. Hasil Penelitian.................................................................................................. 76 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 76 2. Deskripsi Responden Penelitian ..................................................................... 79 3. Deskripsi Data Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar se-Kecamatan Godean.......................................................................................................... 80 B. Pembahasan ...................................................................................................... 99 BAB V PENUTUP .................................................................................................... 109 A. Kesimpulan ....................................................................................................... 109. xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Halaman B. Keterbatasan Penelitian ...................................................................................... 110 C. Saran ................................................................................................................. 110 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 113 LAMPIRAN .............................................................................................................. 115 BIOGRAFI PENULIS .............................................................................................. 180. xiv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Contoh Penerapan Nilai Karakter dalam RPP ............................................ 25 Tabel 3.1 Data Jumlah Guru di Kecamatan Godean................................................... 52 Tabel 3.2 Penentuan Jumlah Sampel Minimal Menurut Krejcie and Morgan ............ 54 Tabel 3.3 Data Sampel Penelitian .............................................................................. 55 Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Pertanyaan Tertutup ................................... 59 Tabel 3.5 Instrumen Kuesioner Pertanyaan Tertutup ................................................. 60 Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Pertanyaan Terbuka ................................... 61 Tabel 3.7 Instrumen Kuesioner Pertanyaan Terbuka .................................................. 62 Tabel 3.8 Daftar Cek ................................................................................................. 63 Tabel 3.9 Konversi Skala Lima ................................................................................. 65 Tabel 3.10 Konversi Skala Lima Penelitian ................................................................. 65 Tabel 3.11 Konversi Skala Lima Instrumen................................................................. 68 Tabel 3.12 Rekapitulasi Hasil Validasi Isi ................................................................... 68 Tabel 3.13 Hasil Validitas Muka ................................................................................. 71 Tabel 4.1 Daftar Sekolah Dasar yang Diteliti ............................................................ 77 Tabel 4.2 Rerata Persentase Aspek Sosialisasi ........................................................... 84 Tabel 4.3 Rerata Persentase Aspek Pra Observasi ..................................................... 88 Tabel 4.4 Rerata Persentase Aspek Observasi Kelas .................................................. 98 Tabel 4.5 Rekapitulasi Persentase dari 3 Aspek ......................................................... 102. xv.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Filosofi Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar Dewantara .................. 18. Gambar 2.2. Kristalisasi Nilai Karakter ..................................................................... 21. Gambar 2.3. Kegiatan Membaca Kitab Suci Setiap Pagi Hari .................................... 28. Gambar 2.4. Kegiatan Pembelajaran ke Museum ...................................................... 30. Gambar 2.5. Contoh Manajemen Kelas .................................................................... 35. Gambar 2.6. Literature map Penelitian–Penelitian Relevan ....................................... 47. Gambar 4.1. Persentase Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbais Kelas di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Se-Kecamatan Godean................................................................................................. 80. Gambar 4.2. Persentase Implementasi Aspek Sosialisasi Aitem 1 .............................. 82. Gambar 4.3. Persentase Implementasi Aspek Sosialisasi Aitem 2 .............................. 83. Gambar 4.4. Persentase Implementasi Aspek Pra Observasi Aitem 3 ........................ 85. Gambar 4.5. Persentase Implementasi Aspek Pra Observasi Aitem 4 ........................ 86. Gambar 4.6. Persentase Implementasi Aspek Observasi Kelas Aitem 5 ..................... 89. Gambar 4.7. Persentase Implementasi Aspek Observasi Kelas Aitem 6 ..................... 90. Gambar 4.8. Persentase Implementasi Aspek Observasi Kelas Aitem 7 ..................... 91. Gambar 4.9. Persentase Implementasi Aspek Observasi Kelas Aitem 8 ..................... 92. Gambar 4.10 Persentase Implementasi Aspek Observasi Kelas Aitem 9 ..................... 94 Gambar 4.11 Persentase Implementasi Aspek Observasi Kelas Aitem 10 ................... 95 Gambar 4.12 Persentase Implementasi Aspek Observasi Kelas Aitem 11 ................... 96. xvi.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma ............................. 116 Lampiran 2 Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik .................................................................................................... 117 Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari UPTD Kecamatan Godean ................................................................................ 118 Lampiran 4 Surat Keterangan Sudah Mengumpulkan Hasil Penelitian kepada Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik ....................................................... 119 Lampiran 5 Rangkuman Data SD Negeri di Kecamatan Godean Kabupaten Sleman .................................................................................................. 120 Lampiran 6 Coding Data 20 Sekolah Dasar Negeri ................................................... 122 Lampiran 7 Rekap Data Implementasi Instrumen Pertanyaan Tertutup ...................... 128 Lampiran 8 Rekap Data Implementasi Instrumen Pertanyaan Terbuka ...................... 132 Lampiran 9 Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Tertutup ................................................ 137 Lampiran 10 Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Terbuka ................................................. 138 Lampiran 11 Identitas Responden dan Surat Pengantar Instrumen ............................... 139 Lampiran 12 Lembar Instrumen Kuesioner ................................................................. 140 Lampiran 13 Permohonan Izin Validitas Ahli ............................................................. 145 Lampiran 14 Data Mentah 10 Validitas Ahli ............................................................... 146 Lampiran 15 Hasil Rekap Validasi Instrumen ............................................................. 176 Lampiran 16 Hasil Validasi Instrumen Pertanyaan Tertutup dan Pertanyaan Terbuka .................................................................................................. 177 Lampiran 17 Daftar Cek Dokumentasi Data ................................................................ 178. xvii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia untuk menunjang hidupnya. Melalui pendidikan manusia dapat membuka wawasannya dan hidup lebih baik serta bermakna. Selain itu pendidikan merupakan salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia yang berkualitas yang disebutkan dalam Undang Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak seperti peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Demikian juga halnya dengan dunia pendidikan yang mengharuskan peserta didik untuk berakhlak mulia dan memiliki karakter yang baik. Karakter yang baik merupakan modal bagi manusia untuk menjadi bangsa yang mampu mewujudkan kehidupan aman dan sejahtera. Salah satu instrumen penting yang mempengaruhi maju dan mundurnya suatu bangsa adalah karakter atau akhlak mereka. Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010: 3), karakter merupakan watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan virtues yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara. 1.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Karakter sekaligus berupa hasil proses dalam diri manusia yang sifatnya stabil dan dinamis untuk senantiasa berkembang maju mengatasi kekurangan dan kelemahan dirinya. Secara koheren, karakter adalah hasil olah pikir, olah hati, olah raga, serta olahrasa dan karsa seseorang. Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan dengan penanaman nilai-nilai sesuai dengan budaya bangsa dengan komponen aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa baik untuk diri sendiri, masyarakat, dan bangsanya (Koesoema, 2007: 80). Tujuan pendidikan karakter adalah membentuk sikap yang membawa individu pada kemajuan, dan sesuai dengan norma yang berlaku (Sriwilujeng, 2017: 6). Pendidikan karakter sebaiknya dilakukan sejak usia dini hingga dewasa. Sehingga diharapkan sesorang dapat membentuk karakter yang diharapkan sejak dini. Membentuk karakter dapat diibaratkan seperti mengukir di atas batu permata atau permukaan besi yang keras dan dimulai saat usia dini. Menurut Nuh (dalam Narwani, 2011: 1) pembentukan karakter perlu dilakukan sejak usia dini, jika karakter sudah terbentuk sejak usia dini maka tidak akan mudah untuk mengubah karakter yang sudah tertanam dalam diri seseorang. Untuk mengubah karakter yang sudah tertanam dalam diri seseorang diperlukan penguatan dan pengembangan. Penguatan mengarahkan pada proses pembiasaan yang disertai logika dan refleksi terhadap proses dan dampak dari proses pembiasaan. Pendidikan karakter di satuan pendidikan merupakan usaha bersama seluruh warga sekolah, oleh karena itu dalam implementasinya harus.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. dilakukan secara bersama oleh semua warga sekolah, mulai dari kepala sekolah, guru, peserta didik, maupun tenaga kependidikan, dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya sekolah. Sekolah sebagai lembaga sosial memiliki fokus terutama pada pengembangan intelektual dan moral bagi peserta didiknya. Oleh karena itu, pendidikan karakter di dalam satuan pendidikan memiliki sifat bidireksional atau pengembangan secara dua arah, yaitu pengembangan kemampuan intelektual dan kemampuan moral. Dua arah pengembangan ini diharapkan menjadi semacam idealisme bagi para peserta didik agar mereka semakin mampu mengembangkan ketajaman intelektual dan integritas diri sebagai pribadi yang memiliki karakter kuat (Kesuma, 2011: 6). Selama ini pendidikan di satuan pendidikan hanya mengedepankan pencapaian akademik yang hanya membantu peserta didik cerdas dan pintar atau hard skill, dan sebaliknya kurang memperhatikan pendidikan karakter atau soft skil yang membantu mereka menjadi manusia yang baik. Belakangan banyak ditemukan perilaku tidak bermoral dilakukan peserta didik di lingkungan satuan pendidikan dari berbagai media informasi baik cetak maupun media elektronik. Di antara perilaku tidak bermoral dimaksud sebagaimana marak diberitakan yaitu aksi brutal peserta didik di salah satu sekolah dasar di Sukabumi, salah seorang peserta didik berinisial D berkelahi dengan korban, peserta didik D tersebut menganiaya teman sekelasnya sendiri dengan memukul sehingga korban terinjak-injak di seluruh bagian tubuh korban yang mengakibatkan korban tersebut pingsan dan akhirnya tewas. (JawaPos,. 10. Agustus. 2018. Pukul. 19.00. WIB).. Fakta. tersebut.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. mengindikasikan pendidikan formal belum maksimal dalam membentuk karakter peserta didik, maka dari itu dibutuhkan program yang membantu sekolah untuk meningkatkan pendidikan karakter di sekolah dasar. Pengembangan tersebut harus dilakukan dengan perencanaan yang baik, pendekatan yang sesuai, dan metode belajar dan pembelajaran efektif. Menurut Permendikbud No. 20 tahun 2018 pasal 1 ayat 2 pendidikan formal yang. disebut. sekolah. adalah. kelompok. layanan. pendidikan. yang. menyelenggarakan pendidikan formal, terstruktur dan berjenjang, terdiri atas taman kanak-kanak (TK), satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar, dan satuan pendidikan jenjang menengah yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat, oleh sebab itu pengembangan program yang membantu sekolah untuk meningkatkan pendidikan karakter di sekolah, akan sangat baik jika dilakukan pada setiap jenjang pendidikan dari taman kanak-kanak hingga jenjang menengah dengan menggunakan metode dan pendekatan yang sesuai sehingga peserta didik akan mendapatkan dan menerapkan pendidikan karakter secara maksimal. Pengembangan karakter di tingkat sekolah saat ini sudah didukung oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan adanya Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) secara bertahap pada tahun 2016. Sebenarnya Penguatan Pendidikan Karakter bukanlah suatu kebijakan baru karena sejak tahun 2010 pendidikan karakter di sekolah sudah menjadi Gerakan Nasional. Program Penguatan Pendidikan Karakter sendiri berawal dari penguatan karakter bangsa yang menjadi salah satu butir Nawacita yang dicanangkan Presiden Joko Widodo melalui Gerakan Nasional Revolusi.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Mental (GNRM). Komitmen ini ditindaklanjuti dengan arahan Presiden kepada menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengutamakan dan membudayakan pendidikan karakter di dalam dunia pendidikan. Program Penguatan Pendidikan Karakter didukung dengan adanya Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017, Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 berisi tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Program PPK ini dilaksanakan oleh sekolah di seluruh Indonesia pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah dengan menyeimbangkan empat dimensi pengolahan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara yaitu olah raga, olah pikir, olah rasa, dan olah hati. Gerakan Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) mengembangkan lima nilai utama yaitu religiusitas, nasionalis, kemandirian, gotong-royong, integritas. Kelima nilai karakter bukanlah nilai yang berdiri sendiri dan berkembang sendiri-sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain, yang berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi. Nilai-nilai karakter tersebut dijalankan dengan menggunakan 9 prinsip yaitu; nilai-nilai moral universal, holistik, terintegrasi, partisipatif, kearifan lokal, kecakapan abad XXI, adil dan inklusi, selaras dengan perkembangan peserta didik, terukur. Setiap sekolah yang menerapkan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) harus melaksanakan 9 prinsip tersebut. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sendiri dilaksanakan dengan berfokus pada tiga struktur yaitu 1) struktur program, antara lain jenjang dan kelas, ekosistem sekolah, penguatan kapasitas guru, 2) struktur program, antara lain berbagai program dan kegiatan yang mampu.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. mensinergikan empat dimensi pengolahan karakter yaitu (olah rasa, olah raga, olah pikir, olah hati), 3) struktur kurikulum yaitu kegiatan pembentukan karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Gerakan PPK dapat dilaksanakan dengan berbasis kurikulum yang sudah ada dan mantap dimiliki oleh sekolah, yaitu pendidikan karakter berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, berbasis masyarakat/komunitas (Koesoema, 2015). Ketiga pendekatan ini saling terkait dan merupakan kesatuan yang utuh. Jika gerakan PPK ini dilaksanakan dengan mekanisme yang efisien dan dibantu oleh banyak pihak yang terkait, maka tujuan pendidikan di Indonesia akan terwujud salah satunya menciptakan generasi bangsa yang memiliki karakter yang baik akan terwujud. Pada penelitian ini peneliti memfokuskan pada program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis kelas. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis kelas ini mengintegrasikan proses pembelajaran di dalam kelas. Pengintegrasian tersebut dilakukan melalui isi kurikulum dalam mata pelajaran, baik itu secara tematik maupun terintegrasi dalam mata pelajaran, memperkuat manajemen kelas, pilihan metodologi, dan evaluasi pengajaran serta mengembangkan muatan lokal sesuai dengan kebutuhan daerah. Berdasarkan uraian di atas mengenai pendidikan karakter yang penting dalam pembangunan nasional dan ditemukan beberapa kasus pelajar yang memiliki karakter yang kurang baik. Diharapkan generasi penerus bangsa sekarang ini memiliki karakter yang baik serta berkualitas, maka dari itu pemerintah mendukung pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. dengan membuat gerakan Penguatan Pendidikan Karakter atau PPK di seluruh sekolah yang ada di Indonesia. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian implementasi program penguatan pendidikan karakter berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar se-Kecamatan Godean Kabupaten Sleman. Peneliti memilih Kecamatan Godean dikarenakan belum ada penelitian di Kecamatan Godean tentang implementasi program penguatan pendidikan karakter. Maka dari itu peneliti memilih judul “Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Se-Kecamatan Godean Kabupaten Sleman”. B. Identifikasi Masalah Penelitian ini didasari pada beberapa masalah, adapun masalahmasalah tersebut adalah: 1. Maraknya tindakan intoleransi dan kekerasan pada pelajar yang tidak mencerminkan karakter bangsa. 2. Kurangnya pendidikan karakter di sekolah dasar. 3. Adanya program pemerintah tentang program penguatan pendidikan karakter. C. Batasan Masalah Batasan masalah bertujuan agar penelitian dapat dilakukan secara terarah dan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah guru kelas 1 sampai dengan kelas 6 sekolah dasar negeri se-Kecamatan Godean. Sampel penelitian menggunakan metode sample random sampling. Fokus penelitian adalah pada.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Godean. D. Rumusan Masalah Latar belakang masalah dan batasan masalah yang dikemukakan melandasi rumusan masalah dalam penelitian ini. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar se-Kecamatan Godean Kabupaten Sleman sudah terimplementasi? 2. Bagaimana implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar se-Kecamatan Godean Kabupaten Sleman? E. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk: 1.. Mengetahui implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar se-Kacamatan Godean Kabupaten Sleman.. 2.. Mendeskripsikan. implementasi program Penguatan. Pendidikan. Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar seKacamatan Godean Kabupaten Sleman. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Sekolah Penelitian ini dapat menambah referensi bagi sekolah dalam pelaksanaan program penguatan pendidikan karakter..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. 2. Bagi Guru Penelitian ini dapat membantu guru untuk memperkaya wawasan untuk menanamkan pendidikan karakter peserta didik sejak dini. 3. Bagi Peneliti Bagi peneliti penelitian ini sebagai pengalaman dan pengetahuan untuk menjadi bekal seorang guru suatu saat nanti. G. Definisi Operasional 1. Pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya sadar yang dilakukan oleh. pendidik. kepada. peserta. didik. terhadap. semua. aspek. perkembangan kepribadian baik jasmani, dan aspek rohani secara formal, informal, dan nonformal yang berjalan terus-menerus untuk mencapai kebahagiaan dan nilai yang tinggi. 2. Karakter merupakan nilai-nilai ataupun ciri khas universal perilaku manusia yang meliputi seluruh aktivitas kehidupan, yang berhubungan dengan Tuhan, dirinya sendiri, maupun dengan lingkungan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan nilai norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat yang diterima seseorang dari lingkungannya. 3. Pendidikan karakter merupakan program yang mengintegrasikan, memperdalam, memperluas, dan sekaligus menyelaraskan berbagai program dan kegiatan pendidikan karakter yang sudah dilaksanakan di sekolah-sekolah sampai sekarang. 4. Program Pendidikan Karakter (PPK) merupakan gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. peserta didik melalui harmonisasi olah hati, oleh rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antar satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat. 5. Program Pendidikan Karakter (PPK) berbasis kelas adalah locus educationis utama di mana proses pembentukan karakter terjadi di dalam lingkungan pendidikan. Seluruh reformasi dalam bidang pendidikan, secanggih apapun programnya, tidak akan efektif bila tidak menyentuh pokok persoalan pendidikan itu sendiri, yaitu keseluruhan proses pengajaran yang terjadi di dalam kelas. 6. Program Pendidikan Karakter (PPK) berbasis budaya sekolah merupakan sebuah kegiatan untuk menciptakan iklim dan lingkungan sekolah yang mendukung praktik PPK mengatasi ruang-ruang kelas dan melibatkan seluruh sistem, struktur, dan pelaku pendidikan di sekolah. 7. Program Pendidikan Karakter (PPK) berbasis masyarakat merupakan kerja sama yang dilakukan oleh pihak sekolah dengan penggiat seni dan budaya, tokoh masyarakat dunia usaha, komite sekolah, orangtua, LSM, dan dunia industri untuk mencapai 5 kristalisasi nilai karakter. 8. Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. 9. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. 10. Sekolah Dasar adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah Dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. 11. Kecamatan Godean adalah bagian wilayah dari daerah kabupaten/kota Sleman, Yogyakarta. Kecamatan Godean terdapat 7 Kelurahan, luas wilayah kecamatan Godean adalah 26,84 Km2. Lokasi ibu kota kecamatan Godean di Jl. Godean Km. 10, Sleman berada di 7.76774’ LS dan 110.29335’ BT. Bentang wilayah di Kecamatan Godean berupa tanah yang datar dan sedikit berbukit..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini berisi tentang kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. A.. Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan uraian hasil pengkajian penelitian terhadap berbagai referensi yang dijadikan acuan dalam penelitian. Kajian pustaka misalnya dapat mengkaji beberapa hal sebagai berikut: 1.. Pendidikan Karakter a. Pendidikan Pendidikan mempunyai definisi yang luas, yang mencakup semua perbuatan atau semua usulan dari generasi tua untuk mengalihkan. nilai-nilai. serta. melimpahkan. pengetahuan,. pengalaman, kecakapan serta keterampilan kepada generasi selanjutnya baik jasmani begitu pula rohani (Kurniawan, 2013: 26), dengan demikian, tugas pendidikan bukan sekedar meningkatkan kecerdasan intelektual, melainkan pula mengembangkan aspek kepribadian anak didik. Menurut Ki Hajar Dewantara (dalam Kurniawan, 2013: 27) pendidikan sebagai tuntutan segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka kelak menjadi manusia dan anggota masyarakat yang dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidikan adalah mempersiapkan dan menumbuhkan anak didik atau individu manusia yang prosesnya berlangsung secara. 12.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. terus-menerus sejak ia lahir sampai ia meninggal dunia (H. Mangun Budiyanto, dalam Kurniawan, 2013: 27). Aspek yang dipersiapkan dan ditumbuhkan itu meliputi aspek badannya, akalnya,. dan. rohani. sebagai. suatu. kesatuan. tanpa. mengesampingkan salah satu aspek dan melebihkan aspek yang lain. Persiapan dan pertumbuhan itu masyarakat serta dapat memperoleh suatu kehidupan yang sempurna. Dari beberapa pendapat dapat didefiniskan bahwa pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya sadar yang dilakukan oleh pendidik. kepada. peserta. didik. terhadap. semua. aspek. perkembangan kepribadian baik jasmani, dan aspek rohani secara formal, informal, dan nonformal yang berjalan terus-menerus untuk mencapai kebahagiaan dan nilai yang tinggi. b. Pengertian Karakter Karakter. secara. etimologis. maupun. terminologis. merupakan nilai-nilai universal perilaku manusia yang meliputi seluruh aktivitas kehidupan, baik yang berhubungan dengan tuhan, diri sendiri, sesama manusia, maupun dengan lingkungan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Berbagai pengertian karakter dalam berbagai perspektif mengidentifikasikan bahwa karakter identik dengan kepribadian. Dengan demikian kepribadian merupakan ciri, karakteristik, atau sifat. Karakter atau akhlak merupakan ciri khas.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil dan bawaan sejak lahir (Koesoema, 2007: 80). Menurut Mangunhardjana, (2016: 19) karakter adalah keadaan manusia yang mempunyai disposisi, keadaan atau kecenderungan untuk hidup dan berperilaku baik yang digabungkan dengan unsur-unsur yang membentuk karakter dan didukung oleh keutamaan-keutamaan. Keutamaan itu meliputi keutamaan: personal, interpersonal, sosial, ekologis, kerja, teologis dan yang memberdayakan. Pada dasarnya karakter merupakan gabungan antara bawaan fisik, psikologis, mental, spiritual orang sejak lahir dan usaha yang dilakukannya di dalam hidupnya ketika menghayati kehidupan beserta segala kesulitan, hambatan, halangan, rintangan, masalah dan tantangannya. Gabungan kedua hal itu membentuk keseluruhan hidup, membuat orang yang khas dalam hidup, perilaku, perbuatan dan karakternya entah baik entah jahat. Karakter adalah sesuatu yang sangat penting dan vital bagi tercapainya tujuan hidup. Karakter merupakan dorongan pilihan untuk menentukan yang terbaik dalam hidup (Muchlas dan Hariyanto, 2012: 22). Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditegaskan bahwa karakter merupakan nilai-nilai ataupun ciri khas universal perilaku manusia yang meliputi seluruh aktivitas kehidupan,. yang. berhubungan dengan tuhan, dirinya sendiri, maupun dengan lingkungan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. perkataan, dan perbuatan berdasarkan nilai norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat yang diterima seseorang dari lingkungannya. c. Pendidikan Karakter Pendidikan karakter, sebuah usaha untuk mendidik anakanak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya (Megawangi, 2004: 95). Definisi lainnya dikemukakan oleh Suyadi (2013: 6) pendidikan karakter diartikan sebagai upaya sadar dan terencana. dalam. mengetahui. kebenaran. atau. kebaikan,. mencintainya dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Manusia secara natural memang memiliki potensi di dalam dirinya untuk bertumbuh dan berkembang mengatasi keterbatasan dirinya dan. keterbatasan. budayanya.. Tujuan. pendidikan. karakter. semestinya diletakkan dalam kerangka gerak dinamis dialektis, berupa tanggapan individu atas impuls natural (fisik maupun psikis), sosial, kultural yang melingkupinya, untuk dapat menempa diri menjadi sempurna sehingga potensi-potensi yang ada di dalam dirinya berkembang secara penuh yang membuatnya semakin menjadi manusiawi. Tujuan pertama pendidikan karakter adalah memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses sekolah maupun setelah proses sekolah (setelah lulus dari sekolah)..

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. Penguatan dan pengembangan memiliki makna bahwa pendidikan dalam setting sekolah yaitu sebuah proses yang membawa peserta didik untuk memahami dan merefleksi perilaku keseharian manusia, termasuk bagi anak. Penguatan juga mengarahkan proses pendidikan pada proses pembiasaan yang disertai oleh logika dan refleksi terhadap proses dan dampak dari proses pembiasaan yang dilakukan oleh sekolah baik dalam setting kelas maupun sekolah. Penguatan pun memiliki makna adanya hubungan antara penguatan perilaku melalui pembiasaan di sekolah dengan pembiasaan di rumah. Plato memahami bahwa pendidikan karakter merupakan sebuah kinerja dari sebuah sistem pembinaan dan pembentukan untuk menciptakan sosok pribadi pemimpin yang akan membawa masyarakat pada suatu kebaikan dan keadilan (Koesoema, 2007: 112). Dapat diartikan bahwa pendidikan karakter merupakan sebuah usaha sadar dan terencana untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mengetahui kebenaran atau kebaikan, mencintai dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari dan membentuk sikap yang dapat membawa individu pada kemajuan, dan sesuai dengan norma yang berlaku. 2.. Penguatan Pendidikan Karakter a. Definisi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Penguatan pendidikan karakter di Indonesia sekarang ini sedang dalam proses yang dinamakan gerakan Penguatan Pendidikan Karakter.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. atau PPK. PPK yaitu gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, oleh rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antar satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat (Perpres No. 87 Tahun 2017). Dasar dari program PPK adalah bahwa penguatan karakter bangsa menjadi salah satu butir Nawacita yang dicanangkan Presiden Joko Widodo melalui gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) kemudian ditindaklanjuti dengan arahan Presiden kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengutamakan dan membudayakan pendidikan karakter di dalam dunia pendidikan. Gerakan PPK menempatkan pendidikan karakter sebagai dimensi terdalam atau inti pendidikan nasional sehingga pendidikan karakter menjadi poros pelaksanaan pendidikan dasar dan menengah.. Gerakan. PPK. mengitegrasikan,. memperdalam,. memperluas, dan sekaligus menyelaraskan berbagai program dan kegiatan pendidikan karakter yang sudah dilaksanakan di sekolahsekolah. sampai. sekarang.. Prinsip-prinsip. pengembangan. dan. implementasi PPK adalah 1). Nilai-nilai moral universal, 2). Holistik, 3). Terintegrasi, 4). Partisipatif, 5). Kearifan lokal, 6). Kecakapan Abad- 21, 7). Adil dan inklusif, 8). Selaras dengan perkembangan peserta didik, 9). Terukur (Tim PPK Kemendikbud, 2017:10). Dari ke 9 prinsip yang ada dalam gerakan PPK ini memudahkan sekolah untuk mengembangkan gerakan program Penguatan Pendidikan Karakter ini. Pengembangan nilai-nilai karakter meliputi olah hati (etika) yang.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. berkitan dengan individu yang memiliki kerohanian mendalam, olah rasa (estetis) berkaitan dengan individu yang memiliki integritas moral dan memiliki rasa kesenian, olah pikir (literasi) berkaitan dengan individu. yang. memiliki. keunggulan. akademis. sebagai. hasil. pembelajaran sepanjang hayat, dan olah raga (kinestetik) berkaitan dengan individu yang sehat mampu berpartisipasi sebagai warga negara. Berikut ini merupakan filosofi pendidikan karakter menurut Ki Hajar Dewantara.. Olah Hati (Etika). Olah Raga (Kinestetika). Filosofi Pendidikan. Olah Pikir (Literasi). Olah Karsa (Estetika). Gambar 2.1 Filosofi Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar Dewantara Gambar 2.1 merupakan filosofi pendidikan karakter menurut Ki Hajar Dewantara yaitu olah Hati (Etika), Olah Pikir (Literasi), Olah Karsa (Estetika), dan Olah Raga (Kinestetika). Ada 18 Nilai karakter versi Kemendiknas yang tertuang dalam buku Pengembangan.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa yang disusun Kemendiknas melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum (Kementerian Pendidikan Nasional, 2010) yaitu: a). Religiusitas, yakni ketaatan dan kepatuhan dalam memahami dan melaksanakan ajaran agama (aliran kepercayaan) yang dianut, b). Jujur, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan kesatuan antara pengetahuan, perkataan dan perbuatan (mengetahui yang benar, mengatakan yang benar dan melakukan yang benar), c). Toleransi, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan penghargaan terhadap perbedaan agama, aliran kepercayaan, suku, adat, bahasa, ras, etnis, pendapat, dan hal-hal lain yang berbeda dengan dirinya secara sadar dan terbuka, d). Disiplin, yakni kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku, e). Kerja keras, yakni perilaku yang menunjukkan upaya secara sungguh-sungguh (berjuang hingga titik darah penghabisan) dalam menyesuaikan berbagai tugas, permasalahan, pekerjaan, dan lain-lain dengan sebaik-baiknya, f). Kreatif, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi dalam berbagai. segi. dalam. memecahkan. masalah,. sehingga. selalu. menemukan cara-cara baru, bahkan hasil-hasil baru yang lebih baik dari sebelumnya, g). Mandiri, yakni sikap dan perilaku yang tidak tegantung pada orang lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan, h). Demokratis, yakni sikap dan cara berpikir yang mencerminkan persamaan hak dan kewajiban secara adil dan merata antara dirinya dengan orang lain, i). Rasa ingin tahu, yakni cara.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. berpikir, sikap dan perilaku yang mencerminkan penasaran dan keinggintahuan terhadap segala hal yang dilihat, didengar, dan dipelajari secara lebih mendalam, j). Semangat kebangsaan atau nasionalisme,. yakni. sikap. dan. tindakan. yang. menempatkan. kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi individu dan golongan, k). Cinta tanah air, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa bangga, serta peduli, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya, l). Menghargai prestasi, yakni sikap terbuka terhadap prestasi orang lain dan mengakui kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat berprestasi yang lebih tinggi, m). Komunikatif, yakni senang bersahabat atau proaktif adalah sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik, n). Cinta damai, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana damai, aman, tenang dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam komunitas atau masyarakat tertentu, o). Gemar membaca, yakni kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk menyediakan waktu secara khusus guna membaca berbagai informasi, baik buku, jurnal, majalah, koran, dan sebaginya, sehingga menimbulkan kebijakan bagi dirinya, p). Peduli lingkungan, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar, q). Peduli sosial, yakni sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang membutuhkan, r). Tanggung jawab, yakni sikap dan perilaku.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara maupun agama. Nilai-nilai yang dimaksud dalam Permendikbud No. 20 Tahun 2018 pasal 2 ayat 2 merupakan perwujudan dari 5 nilai utama yang saling berkaitan, yaitu religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas, yang terintegrasi dalam kurikulum. Berikut ini kristalisasi nilai karakter.. Gotong Royong. Integritas. Kemandirian. Nilai Utama. Religiusitas. Nasionalisme. Gambar 2.2 Kristalisasi Nilai Karakter a.. Religiusitas yakni ketaatan dan kepatuhan dalam memahami dan melaksanakan ajaran agama (aliran kepercayaan) yang dianut, termasuk dalam hal ini adalah sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama (aliran kepercayaan) lain, serta hidup rukun dan berdampingan. Nilai karakter religiusitas meluputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu hubungan.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta. Sub nilai religiusitas adalah cinta damai, toleransi, menghargai, perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibully dan kekerasan, persahabatan,. ketulusan,. tidak. memaksakan kehendak,. mencintai lingkungan, dan melindungi yang kecil dan tersisih (Sriwilujeng, 2017: 8). b.. Nasionalisme yakni merupakan cara berpikir, sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa bangga, serta peduli, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya, sehingga tidak mudah menerima tawaran bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri. Sub nilai nasionalis antara lain apresiasi budaya sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan agama (Sriwilujeng, 2017: 9).. c.. Kemandirian yakni sikap dan perilaku yang tidak tegantung pada orang lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan. Namun hal ini bukan berarti tidak boleh bekerja sama secara kolaboratif, melainkan tidak boleh melemparkan tugas. dan tanggung. jawab kepada. mempergunakan segala tenaga,. orang. pikiran,. lain dan. waktu untuk.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. merealisasikan harapan, mimpi, dan cita-cita. Sub nilai mandiri adalah etos kerja, tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajaran sepanjang hayat (Sriwilujeng, 2017: 9). d.. Gotong Royong, yakni mencerminkan tindakan menghargai kerja sama dan bahu-membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan. Sub nilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat,. tolong-menolong,. diskriminasi,. anti. kekerasan,. solidaritas, dan. sikap. empati,. anti. kerelawanan. (Sriwilujeng, 2017: 9). e.. Integritas yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan diri individu sebagai orang yang bisa dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral). Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran. Subnilai integritas yaitu kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggung jawab, keteladanan, dan menghargai martabat.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. individu (terutama penyandang disabilitas) (Sriwilujeng, 2017: 10). Program Pendidikan Karakter (PPK) merupakan gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antar satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Program Penguatan Pendidikan Karakter mengintegrasikan, memperdalam, memperluas, dan sekaligus menyelaraskan berbagai program dan kegiatan pendidikan karakter yang sudah dilaksanakan di sekolahsekolah sampai sekarang. Nilai-nilai utama yang ditekankan dalam Penguatan Pendidikan Karakter ini ada 5 nilai utama yaitu gotong royong, kemandirian, religiusitas, nasionalisme, dan integritas. b. Basis. Pengembangan. dan. Implementasi. Penguatan. Pendidikan Karakter (PPK) di Sekolah 1. Pendidikan Karakter Berbasis Kelas Pendidikan karakter berbasis kelas adalah locus educationis utama di mana proses pembentukan karakter terjadi di dalam lingkungan pendidikan. Seluruh reformasi dalam bidang pendidikan, secanggih apapun programnya, tidak akan efektif bila tidak menyentuh pokok persoalan pendidikan itu sendiri, yaitu keseluruhan proses pengajaran yang terjadi di dalam kelas. Fokus pendidikan karakter berbasis kelas adalah interaksi dalam.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. proses pembelajaran (Koesoema, 2018: 9). Dalam pembelajaran di kelas terdapat keseluruhan interaksi antara guru dan peserta didik dan antarpeserta didik, dinamika pelajaran, pendalaman isi materi pembelajaran, pilihan metode pembelajaran, cara-cara evaluasi, dan penilaian yang terjadi selama pembelajaran. Pendidikan. karakter. berbasis. kelas. berfokus. pada. keseluruhan dinamika interaksi guru dan murid di dalam kelas dalam struktur sebuah kurikulum dengan menyisipkan nilai-nilai utama dalam PPK. Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK ke dalam proses pembelajaran dalam setiap mata pelajaran. Contoh penerapan. nilai. karakter. dalam. Rencana. Pelaksanaan. Pembelajaran (RPP) kelas 3 semester 1 tema perkembangan teknologi yaitu pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Contoh Penerapan Nilai Karakter dalam RPP Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia. Matematika. Kompetensi Dasar. Indikator Pembelajaran. 2.3 Memiliki perilaku santun dan jujur terhadap perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta permasalahan sosial di daerah melalui pemanfaatan bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah.. 2.3.1 Menunjukkan perilaku santun dan jujur terhadap perkembangan teknologi transportasi serta permasalahan seosial di daerah melalui pemanfaatan bahasa Indonesia.. 3.4 Mengenal pecahan dan bilangan desimal, serta dapat melakukan penambahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama.. 3.4.1 Menunjukkan pecahan serta dapat melakukan penambahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama.. Karakter yang diharapkan. - Jujur - Santun - KerjaKeras - Integritas.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. Tabel 2.1 merupakan contoh RPP yang digunakan oleh guru dalam menerapkan penguatan pendidikan karakter berbasis kelas dengan contoh kelas 3 semester 1 tema perkembangan teknologi mata pelajaran matematika, dan bahasa indonesia. Karakter yang akan dikembangkan dalam kompetensi dasar dan indikator yang ada pada tabel adalah jujur, santun, kerja keras, dan integritas. Cara pengembangannya untuk perilaku jujur, santun, kerja keras, dan integritas adalah dengan menggunakan model Cooperative Learning. Karakter yang diharapkan akan muncul pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas ini diharapkan mampu diterapkan di sekolah-sekolah seluruh Indonesia. melalui. guru. sebagai. peranan. penting. dalam. pelaksanaan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas. Sebelum guru-guru melaksanakan program ini mereka diberikan sosialisasi Program PPK. Sosialisasi yang dilakukan mulai dari musyawarah kerja kepala sekolah. Setelah kepala sekolah mendapatkan sosialisasi PPK barulah kepala sekolah mengembangkan dan mensosialisasikan kepada guru yang ada di tiap sekolah. Selain itu ada juga sosialisasi melalui KKG atau kelompok kerja guru. KKG adalah kelompok kerja guru yang bertujuan untuk saling tukar pikiran mengenai sesuatu hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar (Rasyid, 2015:.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. 31). Melalui KKG tersebut guru mendapatkan sosialisasi program Penguatan Pendidikan Karakter. 2. Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah Pendidikan karakter berbasis budaya sekolah merupakan sebuah kegiatan untuk menciptakan iklim dan lingkungan sekolah yang mendukung praktik PPK mengatasi ruang-ruang kelas dan melibatkan seluruh sistem, struktur, dan pelaku pendidikan di sekolah. Pengembangan PPK berbasis budaya sekolah termasuk di dalamnya keseluruhan tata kelola sekolah, desain Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), serta pembuatan peraturan dan tata tertib sekolah. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis budaya sekolah berfokus pada pembiasaan dan pembentukan budaya yang mempresentasikan nilai-nilai utama PPK yang menjadi. prioritas. satuan. pendidikan.. Pembiasaan. ini. diintegrasikan dalam keseluruhan kegiatan di sekolah yang tercermin dari suasana dan lingkungan sekolah yang kondusif (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 35). Langkah-langkah. pelaksanaan. PPK. berbasis. budaya. sekolah yaitu: 1). Menentukan nilai utama PPK, nilai utama yang dipilih. oleh. satuan. pendidikan. berfokus. dalam. rangka. pengembangan budaya atau identitas sekolah, 2). Menyusun jadwal harian/mingguan, hal ini untuk memperkuat nilai-nilai utama PPK yang telah dipilih sebagai upaya penguatan secara habituasi dan terintegrasi, 3). Mendesain kurikulum tingkat satuan.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. pendidikan (KTSP), memuat dan mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK serta nilai-nilai pendukung lainnya, 4). Evaluasi peraturan sekolah, sekolah dapat merevisi peraturan dan tata tertib sekolah. secara. bersama-sama. dengan. melibatkan. semua. komponen sekolah yang terkait, 5). Pengembangan tradisi sekolah, 6). Pengembangan kegiatan kokurikuler, kegiatan kokurikuler dilakukan melalui serangkaian penugasan yang sesuai dengan target pencapaian kompetensi setiap mata pelajaran. Salah satu contoh dari penerapan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah yaitu membaca kitab suci setiap awal pembelajaran. Berikut ini contoh gambar membaca kitab suci setiap pagi hari.. Gambar 2.3 Membaca Kitab Suci Setiap Pagi Hari Sumber:https://www.google.com/search?safe=strict&biw=1366&bih=626&tbm. Gambar 2.3 adalah contoh penerapan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah. Sekolah yang berada di Kecamatan Godean banyak melakukan pembiasaan pada setiap pagi hari yaitu membaca kitab suci sesuai dengan agama setiap siswa yang laksanakan sebelum memulai pelajaran..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. 3. Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat Penguatan. pendidikan. karakter. berbasis. masyarakat. merupakan kerja sama yang dilakukan oleh pihak sekolah dengan penggiat seni dan budaya, tokoh masyarakat dunia usaha, komite sekolah, orangtua, LSM, dan dunia industri untuk mencapai 5 kristalisasi nilai karakter. Pelibatan publik dibutuhkan karena sekolah tidak dapat melaksanakan visi dan misinya sendiri. Beberapa prinsip pengembangan program Penguatan Pendidikan Karakter melalui kerja sama/kolaborasi dengan komunitas antara lain: a.. Penanggung jawab utama dalam setiap program dan kegiatan PPK di lingkungan sekolah adalah kepala sekolah.. b.. Kolaborasi bertujuan untuk memperkuat PPK bagi seluruh anggota komunitas sekolah.. c.. Fokus kolaborasi PPK dengan komunitas terutama diperuntukkan bagi peserta didik.. d.. Rasional. atau. alasan. mengapa. sekolah. melakukan. kolaborasi dengan komunitas tertentu perlu didiskusikan dan dikomunikasikan pada seluruh komunitas sekolah. e.. Satuan pendidikan wajib membuat dokumentasi kegiatan mulai dari pembuatan proposal, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan.. f.. Prinsip kolaborasi tidak bertentangan dengan prinsipprinsip umum PPK, tidak melanggar nilai-nilai moral, dan.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. tidak menjadikan sekolah sebagai objek pemasaran produk tertentu. Ada berbagai bentuk kolaborasi yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan PPK dengan berbagai komunitas luar sekolah. Bentuk kolaborasi yang dilakukan adalah 1) Pembelajaran berbagai museum, cagar budaya, dan sanggar seni, 2) Mentoring dengan seniman dan budayawan lokal, 3) Kelas inspirasi, 4) Program siaran radio On-air, 5) Kolaborasi dengan media televisi, koran, dan majalah, 6) Gerakan Literasi, 7) Literasi digital, 8) Kolaborasi dengan perguruan tinggi : Riset dosen-guru, 9) Program magang kerja, 10) Kerja sama dengan komunitas keagamaan. Berikut ini adalah contoh gambar keterlibatan pembelajaran berbagai museum, cagar budaya, dan sanggar seni.. Gambar 2.4 Pembelajaran ke museum Sumber:https://www.google.com/search?safe=strict&biw=1366&bih=626&tbm=. Gambar 2.4 merupakan bentuk kegiatan dari penguatan pendidikan karakter berbasis masyarakat. Sekolah yang berada di. Kecamatan. Godean. selalu. melaksanakan. kegiatan. pembelajaran di luar kelas seperti pembelajaran ke museum yang sudah diagendakan setiap tahunnya dan kegiatan tersebut.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. rutin selalu dilakukan baik untuk kelas satu sampai dengan kelas enam. 3.. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas Program PPK berbasis kelas sendiri terdapat 6 kategori yaitu a). Pengintegrasian PPK dalam kurikulum, b). PPK melalui manajemen kelas, c). PPK melalui pilihan dan penggunaan metode, d). PPK melalui mata pelajaran khusus, e). PPK melalui gerakan literasi, f). PPK. melalui. layanan bimbingan dan konseling. (Tim. PPK. Kemendikbud, 2017: 27). a. Pengintegrasian PPK dalam kurikulum Pengintegrasian PPK dalam kurikulum mengandung arti bahwa pendidik mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK ke dalam proses pembelajaran dalam setiap mata pelajaran. Pembelajaran yang mengintegrasikan nilai-nilai utama karakter dimaksudkan untuk menumbuhkan dan menguatkan pengetahuan, menanamkan kesadaran, dan mempraktikkan nilai-nilai utama PPK dengan memanfaatkan secara optimal materi yang sudah tersedia di dalam kurikulum secara kontekstual dengan penguatan nilai-nilai utama PPK. Langkah-langkah menerapkan PPK melalui pembelajaran terintegrasi dalam kurikulum, dapat dilaksanakan dengan cara: 1) Melakukan analisis kompetensi dasar melalui identifikasi nilainilai yang terkandung dalam materi pembelajaran. Seperti pada kelas III tema perkembangan transportasi yaitu kompetensi dasar 2.1 menunjukkan sikap cermat dan teliti, jujur, tertib dan.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. mengikuti aturan, peduli, disiplin waktu serta tidak mudah menyerah. dalam. mengerjakan. tugas.. Indikator. pada. kompetensi dasar 2.1 yaitu 2.1.1 menunjukkan sikap cermat dan teliti, jujur, tertib dan mengikuti aturan, peduli, disiplin waktu serta tidak mudah menyerah. Nilai yang diharapkan adalah cermat, jujur, tertib, dan mengikuti aturan; 2) Mendesain RPP yang memuat fokus penguatan karakter dengan memilih metode pembelajaran dan pengelolaan (manajemen) kelas yang relevan. Setelah guru mengetahui kompetensi dasar. dan. indikator. yang. akan diajarkan. selanjutnya guru mendesain RPP sesuai dengan kompetensi dasar. dan. indikator. dengan. menggunakan. metode. pembelajaran dan manajemen kelas yang sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator; 3) Melaksanakan pembelajaran sesuai skenario dalam RPP setelah melakukan analisis kompetensi dasar dan indikator maka selanjutnya adalah melakukan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah dibuat dalam RPP; 4) Melaksanakan penilaian otentik atas pembelajaran yang dilakukan,setelah melakukan pembelajaran sesuai dengan skenario yang ada dalam RPP maka selanjutnya adalah melaksanakan penilaian otentik atas pembelajaran yang sesuai juga dalam RPP;.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. 5) Melakukan refleksi dan evaluasi terhadap keseluruhan proses pembelajaran, setelah melakukan penilaian selanjutnya adalah melakukan. evaluasi. dan. refleksi. pada. keseluruhan. pembelajaran yang telah dilakukan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahawa pengintegrasian kurikulum dalam PPK bertujuan untuk memadukan beberapa materi dengan nilai-nilai yang terkandung dalam PPK. Sehingga diharapkan peserta didik mampu mengintegrasikan nilai-nilai yang terkandung dalam PPK ke dalam kehidupan sehari-hari. b. PPK Melalui Manajemen Kelas Manajemen kelas adalah momen pendidikan yang menempatkan para guru sebagai individu yang berwenang dan memiliki otonomi dalam proses pembelajaran untuk mengarahkan, membangun kultur. pembelajaran,. mengevaluasi. dan. mengajak. seluruh. komunitas kelas membuat komitmen bersama agar proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan berhasil. Dalam proses pengelolaan dan pengaturan kelas terdapat momen penguatan nilainilai pendidikan karakter (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 28). Manajemen kelas selain memiliki fungsi pedagogis, yaitu membantu. peserta. didik. mengalami. pembelajaran. yang. memperkaya khasanah keilmuan dan keterampilan setahap demi setahap melalui pendampingan guru juga memiliki fungsi formatif, yaitu proses pembentukan karakter. peserta didik. melalui.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. perjumpaan dengan guru dan teman sekelas (Koesoema, 2018: 152). Tugas utama guru dalam pengelolaan dan manajemen kelas adalah. menciptakan sebuah kurikulum. pembelajaran. yang. bermakna dan memperkuat motivasi individu peserta didik untuk belajar. Dalam manajemen kelas, guru dapat membuat kesepakatan bersama dengan peserta didik tentang konsekuensi dari berbagai macam perilaku yang dilakukan peserta didik di dalam kelas atau disebut juga aturan kelas. Aturan ini dapat menumbuhkan di dalam diri peserta didik nilai tanggung jawab dan ketekunan. Contoh aturan kelas yang dapat dilakukan guru adalah peserta didik mengangkat tangan/mengacungkan jari kepada guru sebelum mengajukan pertanyaan/tanggapan, setelah diizinkan oleh guru ia baru boleh berbicara (dapat menguatkan nilai saling menghargai dan percaya diri). Di dalam kelas misalnya guru akan membuat peraturan kelas yang dapat membantu peserta didik untuk dapat menumbuhkan karakter yang baik serta taat aturan, seperti yang sudah dicontohkan sebelum peserta didik bertanya kepada guru diharapkan mengacungkan jari terlebih dahulu (menguatkan nilai saling menghargai, dan percaya diri), jika guru sedang berbicara para. peserta. didik. diharap. mendengarkan. dengan. baik. (menggunakan nilai toleransi). Dengan adanya peraturan kelas diharapkan peserta didik mampu menerapkan nilai-nilai yang ada serta terciptanya suasana kelas yang nyaman. Biasanya peraturan.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. kelas ditempelkan di setiap sudut ruang kelas. Seperti contoh di bawah ini merupakan kelas dengan menerapkan peraturan kelas.. Gambar 2.5 Manajemen Kelas Sumber:https://www.google.com/search?safe=strict&biw= Gambar 2.5 merupakan contoh kelas yang menerapkan manajemen kelas dengan menggunakan peraturan kelas. Peraturan kelas di tempel di setiap sudut ruang kelas, yang di maksudkan agar para siswa selalu mengingatkan peraturan kelas yang telah disepakati bersama. c. PPK Melalui Pilihan dan Penggunaan Model dan Metode Pembelajaran Penguatan. pendidikan. karakter. terintegrasi. dalam. kurikulum dilakukan melalui pembelajaran di kelas dengan menggunakan model dan metode pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai kompetensi/tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Menurut Bruce Joyce dan Weil (dalam Darmawan,2018: 1) model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Macam-macam model pembelajaran menurut para ahli ada 4 yaitu model interaksi sosial, model pemrosesan informasi, model personal, dan model modifikasi tingkah laku. Metode pembelajaran merupakan skenario kegiatan belajar mengajar yang dikelola oleh guru untuk menyampaikan isi kurikulum secara lebih efektif, namun bukan sekedar efektif tetapi dalam setiap pemilihan metode pengajaran terdapat tindakan dan pola berpikir tertentu yang membentuk kebiasaan, perilaku, dan nilai-nilai yang bermanfaat bagi peserta didik (Koesoema, 2018: 175). Metode pembelajaran yang biasa digunakan guru di sekolah dasar Kecamatan Godean adalah metode ceramah, metode diskusi, metode debat, metode Tanya jawab. Guru harus pandai dalam memilih model dan metode pembelajaran yang secara tidak langsung dapat menanamkan pembentukan karakter peserta didik. Melalui model dan metode pembelajaran diharapkan peserta didik memiliki keterampilan yang dibutuhkan abad 21, seperti berpikir kritis, berpikir kreatif, kecakapan berkomunikasi, penguasaan bahasa internasional, dan kerja sama dalam pembelajaran. Model yang dapat dipilih guru secara kontekstual seperti saintifik, cooperative learning. Menurut Thomas Lickona (dalam Zubaedi 2011: 214) , pendidikan karakter amat cocok dengan disajikan dengan format (cooperative.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. learning). Hal ini menyadari karakteristik pendidikan karakter yang lebih terfokus untuk membangun insan yang bisa hidup secara sosial dengan keterampilan sosial (soft skill) yang dimiliki. Mengajar dengan model cooperative learning akan memungkinkan pendidik dapat mengajarkan nilai-nilai atau karakter dan akademik secara bersamaan.. Ciri khas. cooperative learning. adalah. menempatkan peserta didik pada kelompok heterogen dan tinggal untuk beberapa minggu atau bulan. Dari hasil kerja sama dengan teman akan memberikan hasil belajar yang lebih tinggi daripada kompetisi. Dalam model ini, peserta didik dilatih bersosialisasi dan bertanggung jawab serta pembelajaran akan bermakna. Dampak positif dari cooperative learning terutama dalam pembentukan karakter peserta didik yaitu: 1). Cooperative learning mengajarkan nilai-nilai kerja sama, 2). Cooperative learning membangun masyarakat melalui ruang kelas, 3). Cooperative learning mengajarkan ketrampilan hidup dasar yang paling penting diantaranya mencakup mendengar, mengambil pendapat orang lain, berkomunikasi secara efektif, dll, 4). Cooperative learning mengembangkan prestasi akademik, harga diri, sikap terhadap sekolah, 5). Cooperative learning menawarkan alternatif bagi model perankingan, 6). Cooperative learning memiliki potensi untuk menekan aspek negatif dari kompetisi..

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. d. PPK Melalui Mata Pelajaran Khusus Penguatan pendidikan karakter secara umum dilakukan dengan cara mengintegrasikan PPK dalam mata pelajaran yang sudah ada (terintegrasi dalam kurikulum). Sekolah bisa medesain mata pelajaran khusus dengan alokasi waktu khusus yang disediakan sebagai bagian dalam pembentukan karakter peserta didik. Tema-tema yang mengandung nilai utama PPK diajarkan dalam bentuk pembelajaran di kelas dengan metode pembelajaran yang selaras sehingga dapat semakin memperkaya praktik dan aksi PPK di sekolah. Salah satu contoh PPK melalui mata pelajaran khusus adalah di sekolah Muhammadiyah memiliki mata pelajaran yaitu kemuhammadiyahan. Mata pelajaran tersebut berisi tentang sejarah Muhammadiyah, tokoh-tokoh, dan kegiatan dan adat yang ada di Muhammadiyah yang dapat membantu siswa meningkatkan karakter. e. PPK Melalui Gerakan Literasi Gerakan. literasi. merupakan. kegiatan. mengasah. kemampuan mengakses, memahami, mengolah, dan memanfaatkan informasi secara kritis dan cerdas berlandaskan kegiatan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara untuk menumbuh kembangkan karakter seseorang menjadi tangguh, kuat, dan baik (Tim PPK Kemendikbud, 2017:32). Sedangkan menurut Kemendikbud (2016: 2) literasi adalah kemampuan mengakses, memahami, dan.

Gambar

Gambar 2.1 Filosofi Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar  Dewantara
Tabel 2.1 merupakan contoh RPP yang digunakan oleh guru  dalam  menerapkan  penguatan  pendidikan  karakter  berbasis  kelas  dengan  contoh  kelas  3  semester  1  tema  perkembangan  teknologi  mata pelajaran  matematika, dan  bahasa  indonesia
Gambar 2.3 Membaca Kitab Suci Setiap Pagi Hari
Gambar 2.4 Pembelajaran ke museum
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, merupakan salah satu cara yang telah ditempuh oleh pemerintah dalam merumuskan metoda guna memperbaiki sistem pengendalian intern agar

Berdasrkan hasil penelitian mengenai frekuensi pemberian pakan fermentasi kulit ubi kayu (Manihot utilissima) menunjukkan bahwa laju pertumbuhan harian, tingkat

Hasil rekapitulasi diketahui persamaaan regresi linear berganda yang tertera dalam tabel diatas maka dapat dijelaskan Nilai βo artinya jika tidak ada perubahan pada variabel

Seperti yang telah diuraikan dalam kerangka teori mengenai perilaku prososial (hal.14), pembatasan subjek pada anak kategori remaja awal dilakukan dengan pertimbangan

23 Tahun 2011 Kantor Pajak Patama merujuk pada Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor PER-15/PJ/2012 tentang perubahan peraturan Jenderal Pajak Nomor PER-33/PJ/2011

Dengan berkembangnya sistem pengelolaan dan pemberdayaan yayasan, sekarang Lembaga Amil Zakat sudah mencapai ditingkat Kabupaten dan Kota, seperti di Kota

Ini yang mendoromg peneliti tertarik melakukan penelitian dieL-Zawa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, dengan adanya putusan Mahkamah Konstitusi

Pusdiklat Bulutangkis di Semarang tidak hanya sebagai wadah pembinaan dan pelatihan, tetapi juga menjadi salah satu tempat seleksi atlet-atlet berbakat dari sekitar