L A P O R A N
S I S T E M P E N G E N D A L I A N
I N T E R N D A N M A N A J E M E N
R E S I K O
TRIWULAN I
TAHUN 2020
K E M E N T E R I A N K E L A U T A N D A N P E R I K A N A N D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E N G E L O L A A N R U A N G L A U T B A L A I P E N G E L O L A A N S U M B E R D A Y A P E S I S I R D A N L A U T P O N T I A N A Kii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, merupakan salah satu cara yang telah ditempuh oleh pemerintah dalam merumuskan metoda guna memperbaiki sistem pengendalian intern agar pelaksanaan kegiatan pemerintahan dapat dijalankan secara efektif, efisien, transparan, dan akuntabel melalui pembangunan budaya pengendalian internal (internal control culture). Untuk mendukung terselenggaranya sistem pengendalian intern di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara berkelanjutan maka melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 10/PERMEN-KP/2016 tentang penyelenggaran Sistem Pegendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sehingga diharapkan adanya peningkatan penerapan pengendalian intern secara sistematis, masif, dan terstruktur untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
Penyelenggaran SPIP Pontianak dilaksanakan melalui penyelenggaraan lingkungan pengendalian yang terdiri dari a) penegakan integritas dan etika; b) komitmen terhadap kompentensi; c) kepemimpinan yang kondusif; d) pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan; e) pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat; f) penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumberdaya manusia; g) perwujudan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang efektif; dan h) hubungan kerja yang baik antar satuan kerja di lingkungan kementerian dan instansi pemerintah terkait, pengendalian rutin, pengendalian berkala, dan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko. Laporan Sistem Pengendalian Intern pada BPSPL Pontianak terdiri dari ; Formulir : SPI-SDM, Formulir : SPI-ANG, Formulir : SPI-BJ, Formulir : SPI-BMN, Formulir : SPI-KN, dan Form Manajemen Risiko.
iii
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ... I RINGKASANEKSEKUTIF ... II BABI PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Dasar Hukum ... 11.3 Maksud dan Tujuan ... 2
1.4 Ruang Lingkup ... 3
1.5 Sistematika Penyajian Laporan ... 3
BABII STRATEGIPENYELENGGARAANSPIP ... 4
2.1 Struktur Organisasi dan Sasaran Kegiatan BPSPL Pontianak ... 4
2.2 Penyelenggaraan SPIP di Lingkungan BPSPL Pontianak ... 5
2.3 Fokus Pelaksanaan SPIP Lingkup BPSPL Pontianak ... 7
2.4 Pembentukan Tim SPIP Lingkup BPSPL Pontianak ... 7
BABIII HASILPENYELENGGARAANSPIP ... 8
3.1 Lingkungan Pengendalian ... 8
3.2 Pengendalian Rutin ... 9
3.3 Pengendalian Berkala ... 15
3.4 Pengendalian dengan Pendekatan Manajemen Resiko ... 17
3.5 Informasi dan Komunikasi ... 17
3.6 Pemantauan Pengendalian Intern ... 17
BABIVKESIMPULANDANSARAN ... 19
4.1 Kesimpulan ... 19
4.2 Saran ... 19
SPIP | TRIWULAN I 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Pasal 2 ayat (1) menyatakan bahwa untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien transparan, dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan Bupati/Walikota wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintah. Dalam kaitan pengendalian tersebut, telah terbit Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER. 10/MEN/2016 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Lingkup Kemeterian Kelautan dan Perikanan sebagai pengganti Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.20/MEN/2011 dan Nomor PER.21/MEN/2011 memuat acuan bagi unit-unit kerja di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam penyelenggaraan SPIP pada pelaksanan kegiatannya.
SPIP merupakan alat kendali bagi pengelola kegiatan pada Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut untuk mencapai visi, misi, dan tujuan yang telah ditetapkan. SPIP menjadi rambu, pagar, dan early warning systems agar pelaksanaan semua program dan kegiatan dapat berjalan dalam koridor serta sesuai ketentuan yang berlaku, tidak ada penyimpangan, aman, efisien, dan efektif.
Laporan Penyelenggaraan SPIP di lingkungan BPSPL Pontianak Triwulan I Tahun 2020 ini dibuat sebagai media pertangungjawaban atas mandat yang diemban serta menjadi sarana evaluasi atas pencapaian kinerja dan umpan balik bagi upaya perbaikan kinerja pada masa yang akan datang.
1.2 Dasar Hukum
Dasar Hukum penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) BPSPL Pontianak adalah:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2003, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4206);
SPIP | TRIWULAN I 2
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014;
9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890);
12. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 13. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan
Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 79/P Tahun 2015;
14. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan; 15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan APBN sebagaimana diubah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 178/PMK.05/2018;
16. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.25/MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1);
17. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.10/MEN/2016 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Lingkup Kemeterian Kelautan dan Perikanan; 18. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 65 Tahun 2020 tentang Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Ruang Laut
1.3 Maksud dan Tujuan
Tujuan penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah untuk menjelaskan secara rinci mengenai kondisi SPIP di lingkup BPSPL Pontianak serta mewujudkan budaya pengendalian intern (internal control culture) dalam rangka menciptakan pengendalian intern yang handal agar tercapai keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efisien dan efektif, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan di lingkungan BPSPL Pontianak. Berdasarkan kondisi tersebut, ke depan diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam meningkatkan pelaksanaan SPIP lingkup BPSPL Pontianak.
SPIP | TRIWULAN I 3
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari laporan SPIP BPSPL Pontianak Triwulan I Tahun 2020 mencakup implementasi SPIP lingkup BPSPL Pontianak.
1.5 Sistematika Penyajian Laporan
Agar laporan ini dapat dipahami oleh pembaca dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya, maka laporan ini akan disajikan dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan:
Bab ini menyajikan mengenai latar belakang penyusunan laporan SPIP. Bab ini juga menjelaskan mengenai dasar hukum penyusunan laporan. Selanjutnya di bab ini dijelaskan juga maksud dan tujuan laporan. Ruang lingkup laporan juga dijelaskan untuk menggambarkan meliputi apa saja laporan SPI yang disusun. Pada bagian akhir bab ini disajikan mengenai sistematika penyajian laporan.
Bab II Strategi Penyelenggaraan SPIP:
Bab ini menguraikan Struktur Organisasi, Sasaran Kegiatan BPSPL Pontianak, penyelenggaraan SPIP, pembentukan satgas SPIP dan tim SPIP, dan kondisi pelaksanaan SPIP
Bab III Penyelenggaraan SPIP:
Bab ini menyajikan tahapan penyelenggaraan SPIP dan pelaksanaan SPIP pada pengendalian rutin, pengendalian berkala dan pengendalian dengan pendekatan Manajemen Resiko.
Bab IV Kesimpulan dan Saran:
Bab ini menyimpulkan hasil analisa yang telah dilakukan. Selanjutnya atas kekurangan dan kelemahan yang ditemui diberikan saran perbaikan untuk peningkatan kualitas pelaksaaan SPIP Ditjen Pengelolaan Ruang Lautdi masa yang akan datang.
SPIP | TRIWULAN I 4
BAB II
STRATEGI PENYELENGGARAAN SPIP
Strategi Penerapan SPIP berisi penyiapan persyaratan sebelum rencana penerapan SPIP dioperasionalkan. Untuk itu, bab ini menguraikan bagaimana membangun kepedulian dari setiap personel tentang peranan penyelenggaraan SPIP di lingkungan BPSPL Pontianak, amanat penerapan SPIP, penetapan dan perumusan tujuan SPIP bagi BPSPL Pontianak, penetapan tahapan pengembangan SPIP, penetapan unit kerja yang menjadi prioritas pengembangan SPIP, serta peta strategis untuk efisiensi dan efelitivitas kegiatan operasional.
2.1 Struktur Organisasi dan Sasaran Kegiatan BPSPL Pontianak
BPSPL Pontianak adalah Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut yang mempunyai tugas melaksanakan pelindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya pesisir, laut, dan pulaupulau kecil, serta ekosistemnya secara berkelanjutan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 22 Tahun 2008 tentang Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Ruang Laut. BPSPL Pontianak dipimpin oleh Kepala Balai. BPSPL Pontianak mempunyai Struktur Organisasi sebagai berikut:
SPIP | TRIWULAN I 5
2.1.1 Sasaran Kegiatan
BPSPL Pontianak mempunyai sasaran kegiatan meliputi :
a. Meningkatnya pengelolaan kawasan konservasi yang berkelanjutan di wilayah kerja BPSPL Pontianak
b. Meningkatnya pengelolaan keanekaragaman hayati perairan yang dilindungi dan/atau dilestarikan di wilayah kerja BPSPL Pontianak Keanekaragaman hayati perairan di wilayah kerja BPSPL Pontianak yang lestari dan berkelanjutan
c. Meningkatnya pengelolaan keanekaragaman hayati perairan yang dimanfaatkan di wilayah kerja BPSPL Pontianak
d. Meningkatnya jejaring, kemitraan/kerjasama dan konvensi konservasi keanekaragaman hayati Laut di Wlayah Kerja BPSPL Pontianak
e. Tata kelola pemerintahan yang baik lingkup BPSPL Pontianak
Adapun struktur Rencana Strategis BPSPL Pontianak Tahun 2020-2024 dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2. Struktur Renstra BPSPL Pontianak
2.2 Penyelenggaraan SPIP di Lingkungan BPSPL Pontianak
Desain Penyelenggaraan SPIP disesuaikan dengan karakteristik, fungsi, sifat, tujuan dan kompleksitas serta perencanaan anggaran, dimaksudkan untuk mendekatkan konsep pengendalian intern terhadap kegiatan Unit Kerja/Satuan Kerja (Satker) yang berada di Ditjen PRL. Untuk kemudahan dan kelancaran penyelenggaraan SPIP dilakukan pengintegrasian antar unsur SPIP dan pengaturan langkah-langkah yang dilaksanakan dalam mengembangkan masing-masing unsur sebagai bentuk konkrit penyelenggaraan SPIP. Penyelenggaraan SPIP di lingkungan BPSPL Pontianak dimulai dari pemahaman terhadap peran strategis BPSPL Pontianak.
Dengan mengacu kepada tugas, fungsi dan peran BPSPL Pontianak dan definisi SPIP dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, maka penyelenggaraan SPIP merupakan suatu proses yang integral atas tindakan manajerial dan kegiatan operasional yang dilakukan secara terus menerus oleh seluruh pejabat struktural dan pegawai pada BPSPL Pontianak, untuk memberikan keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan BPSPL Pontianak melalui:
RENSTRA DJPRL
Sasaran Kegiatan
(IKU & Target) Program/Kegiatan
Rencana Kinerja Lima Tahun RKT DIPA + RKAKL PK RENSTRA BPSPL PONTIANAK
SPIP | TRIWULAN I 6
1) Kegiatan yang efektif dan efisien; 2) Keandalan pelaporan keuangan;
3) Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan; 4) Pengamanan aset dilingkungan BPSPL Pontianak.
Penerapan lima unsur SPIP dilaksanakan menyatu serta menjadi bagian integral dari akuntabilitas seluruh kegiatan BPSPL Pontianak. Lima unsur tersebut diantaranya sebagai berikut :
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian adalah kondisi yang diciptakan dalam suatu unit kerja sehingga akan mempengaruhi efektifitas kinerja unit kerja, oleh sebab itu, setiap pimpinan unit kerja dilingkungan kementerian harus menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan SPI dilingkungan kerjanya melalui 8 unsur diantaranya:
a) penegakan integritas dan etika; b) komitmen terhadap kompentensi; c) kepemimpinan yang kondusif;
d) pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan; e) pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat;
f) penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumberdaya manusia; g) perwujudan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang efektif; dan
h) hubungan kerja yang baik antar satuan kerja di lingkungan kementerian dan instansi pemerintah terkait.
2. Penilaian Resiko (Risk Assessment)
Penilaian resiko dimaksudkan agar setiap satker dapat mengelola setiap resiko dalam pelaksanaan kegiatan di unit kerjanya yang dapat mengancam visi, misi, tujuan dan sasaran. Penilaian resiko dilaksanakan melalui:
a) Identifikasi resiko di awal perencanaan kegiatan b) Penetapan titik resiko kegiatan, dan
c) Analisis resiko
3. Kegiatan Pengendalian (Control Activities)
Untuk mengatasi resiko dan memastikan adanya kepatuhan terhadap arahan pimpinan yang sudah ditetapkan, pimpinan unit kerja wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi unit kerja yang bersangkutan. 4. Informasi dan komunikasi (Information dan Communication)
5. Pemantauan Pengendalian Intern (Monitoring)
Penerapan unsur-unsur tersebut dilaksanakan menyatu dan menjadi bagian integral dalam penyelenggaraan kegiatan dan fungsi organisasi serta tergambar dalam pedoman, dan Standar Operational Procedur (SOP) yang telah ditetapkan dalam mengatur penyelenggaraan kegiatan dan fungsi organisasi.Dalam pelaksanaan SPI di lingkup Ditjen PRL melalui beberapa tahapan: a) Pemahaman dan penyamaan persepsi
b) Pemetaan
c) Pembentukan/pembangunan infrastruktur unsur SPI d) Internalisasi unsur SPI, dan
SPIP | TRIWULAN I 7
2.3 Fokus Pelaksanaan SPIP Lingkup BPSPL Pontianak
Dalam rangka mendukung pencapaian IKU Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mencapai Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), maka pelaksanaan SPIP di lingkup KKP masih berfokus pada pengelolaan keuangan, pengamanan aset, dan pengadaan barang dan jasa. Pelaksanaan SPIP lingkup BPSPL Pontianak searah dengan pelaksanaan SPI lingkup KKP mengacu pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor PER.10/PERMEN-KP/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
2.4 Pembentukan Tim SPIP Lingkup BPSPL Pontianak
Tim Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) BPSPL Pontianak sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: PER.10/MEN/2016 telah terbentuk yaitu dengan Surat Keputusan Kepala BPSPL Pontianak tentang Tim SPIP Lingkup BPSPL Pontianak yaitu SK.21/BPSPL.03/PRL/TU.111/I/2020. Secara umum tugas Tim SPIP satuan kerja adalah sebagai berikut:
1. Menyusun rencana kerja penyelenggaraan SPIP di satuan kerja masing-masing; 2. Mengkoordinasikan penyelenggaraan SPIP di satuan kerjamasing-masing;
3. Mengkoordinasikan pelaksanaan pengendalian denganpendekatan manajemen risiko di satuan kerja masing-masing;
4. Membantu Kepala Satuan Kerja melakukan analisis untuk menetapkan rencana aktivitas/kegiatan yang perludilakukan pengendalian dengan pendekatan manajemenrisiko, dan selanjutnya menyampaikan kepada KepalaSatuan Kerja untuk dilakukan tindakan pengendalian;
5. Melakukan inventarisasi terhadap risiko di satuan kerjayang memerlukan pengendalian pada tingkat kebijakandan selanjutnya berkoordinasi dengan Kepala SatuanKerja dan Satgas SPIP unit eselon I untuk mendistribusikan kepada para pimpinan di tingkatkebijakan;
6. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan SPIP di unit satuan kerja masing-masing setiap triwulan; dan
7. Membuat laporan secara berkala setiap bulan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) pada bulan berikutnya yang disampaikan kepada Kepala Satker dan Satuan Tugas SPIP Eselon I.
SPIP | TRIWULAN I 8
BAB III
HASIL PENYELENGGARAAN SPIP
Tahapan penyelenggaraan SPIP di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, khususnya BPSPL Pontianak meliputi beberapa tahapan sebagai berikut :
3.1 Lingkungan Pengendalian a) Penegakan Integritas dan Etika
Dalam rangka mewujudkan pegawai yang bersih, berwibawa dan bertanggungjawab serta memiliki integritas dalam menjalankan tugas di lingkup BPSPL Pontianak diperlukan peningkatan disiplin dan mengamalkan Kode Etik Pegawai di Lingkup BPSPL Pontianak. BPSPL Pontianak telah menetapkan Kode Etik Pegawai BPSPL Pontianak dalam Keputusan Kepala Balai Nomor SK.17/BPSPL.03-PRL/OT.210/VI/2017.
Dalam hal pengawasan pelaksanaan Kode Etik Pegawai, dibentuk Tim pengawas kode etik Pegawai yang ditetapkan oleh Kepala BPSPL Pontianak sesuai dengan Keputusan Kepala Balai Nomor SK.03/BPSPL.03/PRL/TU.111/I/2018 sebagaiman telah diubah menjadi Keputusan Kepala Balai Nomor 23/DJPRL/BPSPL.03/PRL/TU.111/ VII/2019.
Dalam penerapan kode etik pegawai, diberikannya reward dan punishment sebagai pendorong kepatuhan pegawai pada aturan etika/perilaku yang berlaku. Reward diberikan untuk pegawai yang taat pada kode etik yang berlaku dan menunjukkan kinerja yang optimal dan layak menjadi contoh bagi pegawai lain.
b) Komitmen terhadap Kompetensi
BPSPL Pontianak sudah menerapkan komitmen terhadap kompetensi dalam beberapa hal. Seperti contohnya Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang telah bersertifikat PBJ dan posisi bendahara dipastikan telah mempunyai Sertifikat Bendahara. Beberapa pegawai yang mendapatkan tugas belajar dapat ditampilkan ijazah hasil tugas belajarnya. Kompetensi teknis yang dimiliki seperti kemampuan identifikasi hiu dan pari. Selain itu dilakukan upaya peningkatan kompetensi pegawai melalui pengikutsertaan dalam diklat dan bimtek.
c) Kepemimpinan yang Kondusif
BPSPL Pontianak sudah menerapkan prinsip kepemimpinan yang kondusif antara lain Kepala Balai sudah menyampaikan LHKPN dan LHKASN serta SPT Tahunan sesuai dengan peraturan yang disampaikan setiap tahunnya. Seluruh pegawai BPSPL Pontianak menyampaikan SPT Tahunan, LHKPN dan LHKASN tepat waktu. Kemudian presensi Kepala Balai yang baik sehingga perhitungan kehadiran pimpinan yang tidak melanggar peraturan. Kemudian adanya pelaksanaan apel setiap Senin pagi dengan substansi berbagi informasi, konsep kegiatan maupun memberikan inspirasi serta mengingatkan untuk selalu menjunjung integritas kepada seluruh pegawai. Hal tersebut menunjukkan bahwa pimpinan telah berperan sebagai role model.
d) Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan
BPSPL Pontianak memiliki struktur organisasi yang terdiri atas Kepala Balai, Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Koordinator Pendayagunaan dan Pelestarian, Seksi Program dan Evaluasi, dan Kelompok Jabatan Fungsional yang masing-masing sudah memiliki tugas dan peran masing-masing. Seluruh pegawai sudah mempunyai jabatan sesuai kompetensi yang
SPIP | TRIWULAN I 9
dimiliki. BPSPL Pontianak memiliki wilayah kerja (wilker) yang mencakup seluruh wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Kalimantan dengan kantor pelaksananya berada di Balikpapan, Kalimantan Timur dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Kantor wilker Balikpapan berperan untuk mendukung kegiatan di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara sedangkan Kantor wilker Banjarmasin mendukung kegiatan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Selanjutnya dilakukan pula mutasi internal pegawai untuk menunjang pelaksanaan tugas BPSPL Pontianak. Adapun Setiap pegawai mendapatkan pembagian tugas sesuai dengan kebutuhan organisasi saat ini tertuang dalam SK Kepala BPSPL Pontianak Nomor 15/BPSPL.03/OT.210/I/2020
e) Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab
BPSPL Pontianak sudah melakukan pendelegasian wewenang dan tanggungjawab antara lain telah ditunjuk pelaksana harian (Plh) ketika Kepala Balai sedang tidak berada ditempat. Selain itu terdapat juga penugasan kepada staf yang berkompeten sesuai dengan tugas yang akan diberikan. Apabila ada surat masuk akan didisposisikan kepada Sub Koordinator yang berkaitan. Seluruh tugas dan tanggungjawab ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja dan SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) yang dievaluasi secara berkala.
f) Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan SDM
Kebijakan yang sehat tentang pembinaan SDM sudah diterapkan di BPSPL Pontianak seperti contohnya pada pengajuan diklat dan bimtek/pelatihan untuk pegawai demi meningkatkan kompetensinya. Dengan adanya diklat diharapan seluruh pegawai mempunyai kompetensi sesuai dengan bidang masing-masing. BPSPL Pontianak juga telah menyusun pemetaan kebutuhan diklat, bimtek atau pelatihan bagi pegawai sesuai dengan jabatannya untuk mendapatkan kesempatan dan hak yang sama dalam peningkatan kompetensi.
g) Peran APIP yang Efektif
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang dalam hal ini dijalankan oleh Inspektorat Jenderal KKP telah memberikan masukan yang sangat positif dalam pengelolaan keuangan maupun kinerja dalam rangka pengendalian dalam pencapaian target BPSPL Pontianak.
h) Hubungan Kerja yang Baik
BPSPL Pontianak sudah melakukan hubungan kerja yang baik dengan stakeholders terkait antara lain Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Barat, Kelompok Penggiat Konservasi (KOMPAK), Organisasi Non Pemerintah, serta beberapa Kelompok Masyarakat Pengawas (pokmaswas) yang berada di wilayah kerja BPSPL Pontianak. Adapun kerjasama yang sudah membuahkan Perjanjian Kerjasama (PKS) antar kedua pihak yang saling berkaitan yakni BPSPL Pontianak bersama dengan Yayasan Penyu Indonesia (YPI). Para stakeholders terkait juga aktif berkomunikasi untuk menyampaikan informasi-informasi terkait konservasi misalnya kejadian biota laut terdampar yang sigap diinformasikan dan ditindaklanjuti oleh Pokmaswas setempat.
3.2 Pengendalian Rutin
Pemahaman adalah tahap untuk membangun kembali kesadaran, menyamakan persepsi dan penyegaran mengenai SPIP. Hal ini sebagai upaya untuk menginternalisasi SPIP agar tetap menjadi bagian yang integral dan menyatu dalam kegiatan pemerintahan, yaitu dengan melibatkan seluruh tingkatan pejabat dan pegawai di lingkungan BPSPL Pontianak. Kegiatan untuk membangun kembali kesadaran, penyamaan persepsi, dan penyegaran, antara lain melalui :
SPIP | TRIWULAN I 10
Hasil pengendalian rutin BPSPL Pontianak adalah sebagai berikut:
a) Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 22 Tahun 2008 tentang Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Ruang Laut bahwa BPSPL Pontianak dalam melaksanakan tugasnya, menyelenggarakan fungsi:
(1) penyusunan, pemantauan, dan evaluasi rencana, program, dan anggaran, serta pelaporan dibidang pelindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil, serta ekosistemnya;
(2) pelaksanaan pelindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya pesisir, laut, dan pulaupulau kecil, serta ekosistemnya;
(3) pelaksanaan mitigasi bencana, rehabilitasi, dan penanganan pencemaran sumber daya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil, serta ekosistemnya;
(4) pelaksanaan konservasi habitat, jenis, dan genetic ikan;
(5) pelaksanaan pemantauan lalu lintas perdagangan jenis ikan yang dilindungi; (6) pelaksanaan pemberdayaan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil; (7) fasilitasi penataan ruang pesisir dan laut;
(8) pelaksanaan bimbingan pengelolaan wilayah pesisir terpadu serta pendayagunaan pulau-pulau kecil; dan
(9) pelaksanaan urusan ketatausahaan.
Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi, BPSPL Pontianak telah membuat SOP sebanyak 11 buah yaitu :
(1) SOP e-Rekomendasi
(2) SOP Pelayanan Informasi Publik
(3) SOP Rencana Pengembangan Kompetensi Pegawai (4) SOP Reward and Punishment
(5) SOP Penetapan Penghargaan Pegawai Teladan (6) SOP Pengaduan
(7) SOP Pelaporan Gratifikasi (8) SOP Penanganan Gratifikasi
(9) SOP Penerbitan Berita Melalui Media Publikasi Online (10) SOP Administrasi Keuangan Kegiatan Swakelola (11) SOP Pengumpulan Data Kinerja
b) Perencanaan
Pada Triwulan I tahun 2020 BPSPL Pontianak telah melakukan pengendalian atas pelaksanaan anggaran meliputi antara lain:
• Revisi Anggaran pada tanggal 23 Desember 2020 dan 12 Februari 2020 terkait Petunjuk Operasional Kegiatan (POK)
c) Pelaksanaan Anggaran
Pelaksanaan anggaran merujuk pada PMK Nomor 72/PMK.02/2020 tanggal 30 Juni 2020 tentang perubahan PMK Nomor 78/PMK.02/2019 tentang SBM 2020. Pada Triwulan I tahun 2021 BPSPL Pontianak melaksanakan kegiatan yaitu sebagai berikut :
(1) Evaluasi KKP3K yang Akan Ditetapkan (2) Monitoring dan Evaluasi KOMPAK
(3) Survei Status Populasi Jenis Penyu di Kalimantan Barat (4) Survei Status Populasi Jenis Hiu dan Pari di Kalimantan Timur (5) Penyediaan Data Series Hiu dan Pari di Kalimantan Timur (6) Pelayanan Operasional Perizinan
SPIP | TRIWULAN I 11
(7) Bimtek Pengumpulan Data Potensi dan Status Populasi Jenis Ikan Dilindungi dan/atau Appendiks CITES
(8) Sosialisasi Evaluasi terhadap Layanan Perizinan
(9) Layanan Data, Perencanaan dan Penganggaran, Monev dan pelaporan (10) Layanan Sarana dan Prasarana Internal
(11) Layanan Perkantoran
d) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
BPSPL Pontianak belum memungut PNBP.
e) Akuntansi dan Pelaporan
Terkait dengan Pengendalian Rutin Akuntansi dan Pelaporan satker Lingkup BPSPL Pontianak, dapat disampaikan bahwa BPSPL Pontianak mempunyai realisasi anggaran sampai dengan 31 Maret 2020 menurut OM SPAN yaitu 16,59% dari total anggaran Rp 12.340.577.000,-
f) Kerugian Negara
BPSPL Pontianak tidak mengalami kerugian negara
g) Pengelolaan Kepegawaian
Pegawai Negeri Sipil sebagai SDM Aparatur memegang peranan yang penting dalam penyelenggarakan system pemerintahan dan roda pembangunan dalam rangka mencapai tujuan good governance. Khususnya di lingkungan BPSPL Pontianak diharapkan agar dapat melaksanakan tugas pokok, fungsi dan wewenang. Sehingga Sumber Daya Manusia yang efektif dan efisien merupakan aset berharga bagi institusi, sebagai salah satu pendukung manajemen Sumber Daya Manusia yang lebih baik, mekanisme pembinaan karir disempurnakan dengan menjadikan penilaian berbasis kinerja sebagai komponen utama. Hal ini untuk memacu setiap Sumberdaya Manusia dalam menunjukkan kinerja terbaiknya bagi institusi. Total pegawai BPSPL berjumlah 41 orang, 1 orang diantaranya sedang menempuh studi S2. Dalam pelaksanaannya, presensi Pegawai Negeri Sipil lingkup BPSPL Pontianak dilakukan fingerprint dan mengirim share location melalui whatsapp akibat situasi pandemic COVID-19
h) Pengelolaan Kinerja
Pengelolaan Kinerja Organisasi merupakan rangkaian kegiatan pemanfaatan sumberdaya untuk meningkatkan kinerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Pada tingkatan Kementerian, tujuan organisasi diterjemahan dalam visi dan misi yang tertuang dalam Rencana Strategis.
Kementerian menggunakan pendekatan BSC yang disesuaikan dengan bisnis proses di Kementerian melalui penjabaran visi, misi, tujuan, dan sasaran ke dalam suatu Peta Strategi dengan empat perspektif yang saling terkait, yaitu perspektif stakeholders, perspektif customer, perspektif internalprocess, dan perspektif learn and growth, demikian pula BPSPL Pontianak telah menerapkan sistem BSC (balanced score card) dalam pengelolaan kinerjanya untuk meningkatkan efektivitas organisasi dan individu. Dasar hukum BPSPL Pontianak dalam
SPIP | TRIWULAN I 12
menerapkan pengelolaan kinerja mengacu pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.68/PERMEN-KP/2017 tentang Pedoman Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sistem BSC membagi Organisasi di Kementerian dalam 6 (enam) level berdasarkan tingkatan secara struktur organisasi, namun penetapan level ini tidak berdasarkan tingkatan eselonisasi. Level Organisasi di Kementerian Berdasarkan BSC, Level Organisasi Ruang Lingkup Pusat : (a) Level 0 Menteri Kelautan dan Perikanan; (b) Level I Seluruh Jabatan Pimpinan Tinggi Madya yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Level 0; (c) Level II Seluruh Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama lingkup pusat dan Kepala UPT yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Level I; (d) Level III Seluruh Jabatan Administrator lingkup pusat dan seluruh jabatan lingkup UPT yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Level II; (e) Level IV Seluruh Jabatan Pengawas lingkup pusat dan seluruh jabatan lingkup UPT yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Level III; (f) Individu Staf Ahli Menteri, Pejabat Fungsional dan Pelaksana. Setiap level di Kementerian melakukan penyelarasan strategis dan eksekusi strategis dengan berbasis BSC, untuk mewujudkan visi dan misi organisasi. Visi dan misi Organisasi mengarahkan seluruh komponen Organisasi agar memiliki gambaran/cita-cita yang sama. Hal tersebut mendasari pengambilan keputusan, perencanaan masa depan, pengooordinasian pekerjaan yang berbeda, serta mendorong inovasi kedepan. Selanjutnya, tujuan dirumuskan sebagai tahapan kualitatif untuk mewujudkan visi dan misi tersebut. Agar tujuan tersebut lebih mudah dicapai maka dirumuskan SS yang mendeskripsikan kondisi spesifik dan terukur yang ingin diwujudkan pada periode tertentu. Pencapaian SS tersebut diukur oleh IKU. Setiap IKU disertai dengan target yang menggambarkan Kinerja yang harus dicapai. Untuk mencapai target IKU, dapat dilaksanakan langkah-langkah pencapaian target IKU dijabarkan dalam dokumen Rencana Aksi. Sebagaimana amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dalam Pasal 5 dijelaskan penyelenggaraan SAKIP meliputi: 1. Rencana Strategis;
2. Perjanjian Kinerja; 3. Pengukuran Kinerja; 4. Pengelolaan data kinerja; 5. Pelaporan Kinerja; dan 6. Reviu dan evaluasi kinerja.
SPIP | TRIWULAN I 13
Pengelolaan Kinerja Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut pada Triwulan IV terkait dengan perencanaan masih menyusun draft Renstra 2020 – 2024 sampai saat ini masih meminta masukan dari Direktorat terkait, untuk pelaporan pengelolaan kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan sudah berbasis aplikasi online melalui www.kinerjaku.kkp.go.id dan diterjemahkandalambentukLaporanKinerja (LKj) perTriwulan.Laporankinerja (LKJ) sendiri merupakan wujud akuntabilitas pencapaian kinerja dari pelaksanaan Rencana Strategis (RENSTRA) Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Tahun 2020-2024 dan Rencana Kinerja Tahunan 2020 yang telah ditetapkan melalui Perjanjian Kinerja Tahun 2020 dan telah diintegrasikan dengan Balanced Scorecard (BSC). Penyusunan LKj pada hakekatnya merupakan kewajiban dan upaya untuk memberikan penjelasan mengenai akuntabilitas terhadap kinerja yang telah dilakukan selama tahun bersangkutan. Sejalan dengan semangat reformasi birokrasi, Ditjen Pengelolaan Ruang Laut telah menyusun perjanjian kinerja tahun 2020 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas, dan fungsinya serta menyempurnakannya melalui penerapan system pengelolaan kinerja berbasis BSC. Terkait dengan Pengendalian Rutin pengelolaan kinerja satker Lingkup Ditjen PRL, dapat disimpulkan Pencapaian Sasaran Kegiatan (SK) dan 20 IKU BPSPL Pontianak Tahun 2020 adalah sebagai berikut:
1. BPSPL Pontianak secara keseluruhan sesuai dengan kinerjaku.kkp.go.id mendapat Nilai Perolehan Sasaran Strategis (NPSS) Hijau (108,56%).
2. Indikator Kinerja tercapai yang dapat dilihat pada tabel berikut.
No. SASARAN
KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET
CAPAIAN %
1 Terwujudnya
pendayagunaan pesisir dan pulau-pulau kecil di
1 Jumlah lokasi yang difasilitasi sarana
usaha ekonomi produktif di pulau-pulau kecil/terluar di wilayah kerja BPSPL Pontianak (lokasi)
3 0 0
SPIP | TRIWULAN I 14
No. SASARAN
KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET
CAPAIAN %
wilayah kerja BPSPL Pontianak
2 Jumlah pulau-pulau kecil/terluaryang
telah terverifikasi data lapangan dalam rangka perizinan pemanfaatan PPK/T di wilayah kerja BPSPL Pontianak
1 0 0
3 Jumlah lokasi kegiatan gerakan bebas
sampah di pesisir dan pulau-pulau kecil di wilayah kerja BPSPL Pontianak
1 0 0 2 Terkelolanya Kawasan konservasi dan keanekaragaman hayati perairan yang lestari dan berkelanjutan di wilayah kerja BPSPL Pontianak
4 Luas Kawasan konservasi yang memiliki
zonasi dan target konservasi di wilayah kerja BPSPL Pontianak (Ha)
119.374, 04
0 0
5 Luas KKPD yang diusulkan
penetapannya di wilayah kerja BPSPL Pontianak (Ha)
300.000 0 0
6 Jumlah dokumen operasional dan
pemanfaatan KKPD yang diselesaikan di wilayah kerja BPSPL Pontianak
(dokumen)
2 0 0
7 Jenis ikan yang terancam punah
Pontianak yang dilakukan pendataan, penyadartahuan, dan perbaikan habitat atau pemulihan populasi di wilayah kerja BPSPL Pontianak (jenis)
2 0 0
8 Jenis ikan yang dilayani
pemanfaatannya di wilayah kerja BPSPL Pontianak (jenis)
2 0 0
9 Jumlah Kelompok masyarakat yang
menerima bantuan konservasi di wilayah kerja BPSPL Pontianak (kelompok)
1 0 0
10 Jumlah Kemitraan/kerjasama dan
konvensi dalam mendukung Konservasi Keanekaragaman Hayati Laut di wilayah kerja BPSPL Pontianak (dokumen)
2 0 0
3 Terwujudnya
penataan ruang laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil di wilayah kerja BPSPL Pontianak
11 Jumlah lokasi yang diidentifikasi
pemanfaatan ruangnya di wilayah pesisir dan laut wilayah kerja BPSPL Pontianak 1 0 0 4 Terwujdunya penataan dan pemanfaatan jasa kelautan dalam rangka optimalisasi potensi ekonomi kelautan di
12 Jumlah lokasi pemanfaatan sumberdaya
perairan yang diidentifikasi di wilayah kerja BPSPL Pontianak
SPIP | TRIWULAN I 15
No. SASARAN
KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET
CAPAIAN % wilayah kerja BPSPL Pontianak 5 Terkelolanya anggaran pembangunan BPSPL Pontianak secara efisien dan akuntabel
13 Indeks Profesionalitas ASN BPSPL
Pontianak (indeks)
72 0 0
14 Persentase unit kerja BPSPL Pontianak
yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)
82 100 120
15 Presentase dokumen RB BPSPL
Pontianak (%) 100 0 0
16 Nilai penilaian mandiri SAKIP BPSPL
Pontianak
A (83) 0 0
17 Jumlah Dokumen SPIP BPSPL Pontianak
yang diselesaikan (Dokumen)
4 1 100
18 Nilai WBK BPSPL Pontianak (Nilai) 78 0 0
19 Nilai kinerja pelaksanaan anggaran
BPSPL Pontianak (Nilai)
Baik (88)
91,93 105,67
20 Batas tertinggi persentase nilai temuan
LHP BPK atas LK BPSPL Pontianak dibandingkan Realisasi Anggaran BPSPL Pontianak TA 2019 (%)
1 0 0
3.3 Pengendalian Berkala
Hasil pengendalian berkala dari satker BPSPL Pontianak adalah sebagai berikut:
1. SPI Sumber Daya Manusia (SPI-SDM)
Pada Tahun 2020, data Pengelola keuangan lingkup BPSPL Pontianak sampai dengan 30 Desember 2020 disajikan sebagai berikut
BPSPL Pontianak
No Nama Pejabat Jabatan Pendidikan
1. Muhammad Husnul Aini, S.St.Pi., M.E
PPK BPSPL Pontianak S2
2. Graziano Raymond P., S.Pi., M.Si
PPSPM BPSPL Pontianak S2
3. Komang Elywahyuni, S.E. Bendahara BPSPL Pontianak S1
Terkait SPI Sumber Daya Manusia, dapat disampaikan sebagai berikut: a. KPA Satker BPSPL Pontianak adalah Kepala Balai
b. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) semua satker telah bersertifikat PBJ
c. Semua PPSPM sudah mengikuti Refreshment PPSPM dan telah mendapatkan sertifikat
SPIP | TRIWULAN I 16
2. SPI Anggaran (SPI-ANG)
Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut dalam menyusun rencana kerja dan anggaran (RKA) mengacu kepada bagan akun standar (BAS), standar biaya, dan standar biaya keluaran. RKA ini juga telah didiskusikan atau dibahas dengan pihak berkompeten, seperti:Perencanaan KKP, dan Itjen KKP.Seluruh kegiatan tersebut juga telah memenuhi surat pernyataan tanggung jawab Mutlak (SPTJM) sebagai salah satu kriteria persyaratan perencanaan anggaran.
Terkait SPI Anggaran, dapat disampaikan BPSPL Pontianak sudah dilakukan pengendalian terhadap dokumen RKAKL oleh bagian perencanaan dan keuangan, serta telah dilakukan pengendalian oleh Biro Perencanaan, Biro Keuangan dan Inspektorat Jenderal, yaitu Revisi Anggaran pada tanggal 5 Juli 2020 dan 5 Agustus 2020 terkait Petunjuk Operasional Kegiatan (POK)
3. SPI Barang dan Jasa (SPI-PBJ)
Pada Triwulan I tahun 2020, pejabat pengadaan barang/jasa BPSPL Pontianak telah menginput kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan barang/jasa ke dalam sistem informasi rencana umum pengadaan barang/jasa pemerintah (SIRUP) beralamat website: sirup.lkpp.go.id.
2. SPI Barang Milik Negara
BPSPL Pontianak telah berupaya melakukan langkah-langkah pengamanan, pengawasan, dan pengendalian aset negara/barang milik Negara (BMN) dengan cara mengupayakan ketersediaan laporan terkait BMN tersebut, antara lain: laporan kuasa pengguna barang (intrakomtabel, ekstrakomtabel, dan gabungan), laporan penghapusan BMN/pemindahtanganan BMN, laporan pengawasan dan pengendalian BMN, laporan penetapan status BMN, laporan rencana kebutuhan BMN (RKBMN), laporan stock opname fisik persediaan, dan laporan persediaan (mutasi, buku, rincian persediaan).
a. Penatausahaan BMN dari Belanja Modal
Realisasi belanja modal BPSPL Pontianak sampai dengan Triwulan I sebesar 16,59% dari total anggaran Rp 12.340.577.000,-. Realisasi pada belanja modal tersebut sudah dicatat seluruhnya dalam neraca SIMAK BMN dan telah direkonsiliasikan dengan SAIBA satker terkait. b. Usulan BMN yang dihentikan penggunaannya
BPSPL Pontianak tidak ada BMN yang dihentikan penggunaannya.
c. Penetapan PSP
TABEL PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN BMN GEDUNG DAN BANGUNAN s.d TAHUN 2020
No. Kode Satker
Satker Neraca BMN SK PSP (Rp) Proses Usulan(Rp) Belum PSP (Rp) 1 477425 BALAI PENGELOLAAN SUMBERDAYA 3.994.288.600 3.888.068.600 - 106.220.000
SPIP | TRIWULAN I 17
PESISIR DAN LAUT PONTIANAK
TABEL PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN BMN PERALATAN DAN MESIN s.d TAHUN 2020 No. Kode
Satker
Satker Neraca BMN SK PSP (Rp) Proses Usulan(Rp) Belum PSP (Rp) 1 477425 BALAI PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUT PONTIANAK
4.525.880.567 3.703.542.064 - 822.338.503
3. SPI Pengendalian Penyerapan Anggaran
NO KODE
SATKER NAMA SATKER Target Realisasi Target Fisik Realisasi Fisik
1 477425 BPSPL Pontianak 30 16,59 100 100
3.4 Pengendalian dengan Pendekatan Manajemen Resiko
BPSPL Pontianak telah menyusun manajemen resiko di awal Tahun 2020 dan pada Triwulan I ini dilakukan pemantauan atas manajemen resiko yang dimaksud, dimana yang mempunyai resiko sedang dan tinggi yakni monitirng dan evaluasi KOMPAK, pelayanan perizinan CITES, dan penyediaan data series hiu, pari, dan penyu. Resiko yang disoroti seperti belum cuaca buruk, peralatan kurang memadai, dan kurangnya kompetensi petugas pemeriksaan. Resiko-resiko tersebut diupayakan pengendaliannya diantaranya lebih mencermati informasi dari BMKG, mengecek peralatan survei, dan peningkatan kapasitas SDM dalam identifikasi Hiu dan Pari.
Harapannya pengendalian melalui pendekatan manajemen resiko ini mampu meminimalisir hambatan pelaksanaan kegiatan.
3.5 Informasi dan Komunikasi
Dalam penguatan informasi dan komunikasi di BPSPL Pontianak untuk katagori internal yakni melalui briefing yang dilakukan setiap hari Senin pukul 08.00 WIB sebelum memulai pekerjaan. Dengan adanya briefing Senin pagi, para pegawai menerima informasi kegiatan terkini dari pimpinan yang sekaligus memberikan arahan untuk mempersiapkan kegiatan yang akan datang. Selain itu BPSPL Pontianak juga menggunakan whatsapp group untuk memperoleh informasi terbaru, seluruh pegawai BPSPL Pontianak dapat mengabarkan kondisi terkini dalam perjalanan dinas untuk meminimalkan resiko yang akan ditimbulkan. Whatsapp grup juga digunakan untuk melaporkan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan.
Untuk memperkuat pengelolaan kinerja, BPSPL Pontianak melakukan rapat bulanan untuk membahas kegiatan pada bulan selanjutnya. Adapun informasi dan komunikasi untuk pihak luar menggunakan saluran hotline pengaduan dan juga sosial media berupa facebook, twitter dan instagram. Masyarakat dalam melaporkan suatu kejadian pengaduan terkait tugas dan fungsi BPSPL Pontianak. Setelah informasi diterima akan segera direspon oleh tim yang
SPIP | TRIWULAN I 18
terkait. BPSPL Pontianak memiliki SK Tim Penangangan Pengaduan. Selain itu ada aplikasi E-Rekomendasi untuk pelayanan perizinan perdagangan Hiu dan Pari.
3.6 Pemantauan Pengendalian Intern
Hambatan pelaksanaan kegiatan pada triwulan II tahun 2020 ini yang berdasarkan hasil identifikasi risiko mempunyai faktor penyebab dengan status risiko sedang dan tinggi akan ditindaklanjuti dengan tahap penanganan risiko dan pemantauan penanganan risiko oleh unit pemilik risiko. Penanganan risiko merupakan kegiatan yang diperlukan untuk mengatasi risiko berupa pengidentifikasian dan penetapan berbagai opsi penanganan risiko.
Rencana antisipasi terhadap potensi risiko antara lain: 1. Lebih mencermati informasi dari BMKG ;
2. Pemeliharaan dan pengecekan alat secara berkala ; 3. Peningkatan kapasitas SDM dalam identifikasi Hiu dan Pari Rencana antisipasi tersebut sudah direalisasikan.
SPIP | TRIWULAN I 19
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan
Laporan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Triwulan I Tahun 2020 BPSPL Pontianak dapat disimpulkan bahwa sudah menjelaskan secara rinci mengenai kondisi SPIP di lingkup BPSPL Pontianak serta mewujudkan budaya pengendalian intern (internal control culture) dalam rangka menciptakan pengendalian intern yang handal agar tercapai keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efisien dan efektif, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan di lingkungan BPSPL Pontianak.
4.2 Saran
Pada Triwulan I tahun 2020 ini, penerapan implementasi SPIP di lingkungan BPSPL Pontianak masih terdapat beberapa kekurangan. Diperlukan komitmen yang kuat dalam bentuk upaya strategis dan konkrit dari seluruh pegawai dari jajaran pimpinan sampai dengan pelaksana, agar kualitas implementasi SPIP di masa yang akan dating dapat meningkat, sehingga tujuan SPIP yang antara lain (1) Kegiatan yang efektif dan efisien; (2) Laporan Keuangan yang dapat diandalkan; (3) Pengamanan asset negara; dan (4) Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan dapat terwujud.
Perlu adanya kesadaran bagi seluruh pegawai BPSPL Pontianak untuk penerapan manajemen resiko dalam setiap kegiatan sehingga dapat menimalisir dampak dari pelaksanaan kegiatan tersebut serta didukung dengan pendokumentasian yang tepat. Hingga triwulan IV tahun 2020 ini, dengan kondisi pandemic covid-19 perlu dilakukan penanganan dan solusi untuk menanggulanginya sehingga tidak menghambat dalam pelaksanaan kegiatan. Diperlukan strategi khusus dalam pelaksanaan kegiatan dengan tetap menerapakan protokol kesehatan di setiap prosesnya.
SPIP | TRIWULAN I 20
PENGENDALIAN RUTIN SPIP BPSPL PONTIANAK
TRIWULAN 1 2020
No Kelompok/UraianRisiko Komentar/Catatan
A. Organisasi
1. Tujuan organisasi belum ditetapkan secara spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis dan ada batas waktu
Tujuan organisasi sudah ditetapkan secara spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis dan ada batas waktu,
Data dukung : Renstra, RKT, dan PK 2. Pegawai tidak mengetahui dan
memahami tujuan organisasi Pegawai sudah mengetahui dan memahami tujuan organisasi, Data dukung : uraian tugas/ SKP 3. Satuan kerja belum sepenuhnya
memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang formal untuk keseluruhan prosedur dan keseluruhan kegiatan
Satuan kerja sudah sepenuhnya memiliki SOP yang formal. SOP yang formal yaitu SOP e-Rekomendasi, Pelayanan Informasi Publik, Rencana Pengembangan Kompetensi Pegawai, Reward and Punishment, Penetapan Penghargaan Pegawai Teladan, Pengaduan Masyarakat, Pelaporan Gratifikasi, Penanganan Gratifikasi, Administrasi Keuangan Kegiatan Swakelola, dan Pengumpulan Data Kinerja
Data dukung : SOP 4. SOP yang ada tidak berjalan secara
optimal atau tidak ditaati
SOP belum ditaati sepenuhnya Data dukung : LPJ Bendahara 5. SOP ada tetapi belum berbasis risiko SOP sudah berbasis risiko, dengan
adanya penetapan norma waktu Data dukung : SOP
6. Ada pemisahan tugas dan fungsi tetapi tidak berjalan secara optimal atau terjadi tumpang tindih
Ada pemisahan tugas dan fungsi dan berjalan secara optimal
Data Dukung : uraian tugas kepala satker s.d. uraian tugas staff, SKP B. Perencanaan
1. Perencanaan/penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) belum melibatkan pihak yang berkompeten (aspek teknis pekerjaan/kinerja dan aspek keuangan)
Perencanaan/penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) sudah melibatkan pihak yang berkompeten (aspek teknis pekerjaan/kinerja dan aspek keuangan)
No Kelompok/UraianRisiko Komentar/Catatan
2. Perencanaan barang/aset melebihi dari kebutuhan yang seharusnya dan belum didasarkan pada asas kebutuhan
Perencanaan barang/aset sesuai dari kebutuhan yang seharusnya dan sudah didasarkan pada asas kebutuhan
Data dukung : RAB, TOR, RKBMN 3. Perencanaan barang/aset belum
mempertimbangkan risiko pada tahap pemanfaatan
Perencanaan barang/aset sudah mempertimbangkan risiko pada tahap pemanfaatan tetapi belum optimal
Data dukung : Manajemen Resiko
4. Perencanaan belum
mempertimbangkan kapasitas satuan kerja (kuantitas dan kompetensi SDM)
Perencanaan sudah
mempertimbangkan kapasitas satuan kerja (kuantitas dan kompetensi SDM)
Data dukung : TOR, RAB
5. Perencanaan belum
mempertimbangkan risiko dan belum menetapkan rencana pengendalian dalam pencapaian tujuan kebijakan dan aktivitas/kegiatan untuk kegiatan yang seharusnya memerlukan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko
Perencanaan sudah
mempertimbangkan risiko dan menetapkan rencana pengendalian dalam pencapaian tujuan kebijakan dan aktivitas/kegiatan untuk
kegiatan yang seharusnya
memerlukan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko
Data dukung : Manajemen Resiko 6. Kurangnya keterpaduan, konsistensi,
dan sinkronisasi antara perencanaan kinerja dan anggaran
Sudah menerapkan keterpaduan dan sinkronisasi antara perencanaan kinerja dan anggaran, namun tidak konsisten sehingga ada revisi RKA-KL data dukung : TOR, RAB, rencana kerja tahunan, RKAKL, Revisi RKA-KL
7. Terdapat usulan kegiatan yang sama dengan tugas dan fungsi instansi lain, dan/atau tumpang tindih dengan tugas dan fungsi instansi lain
Tidak/masih terdapat usulan kegiatan yang sama dengan tugas dan fungsi instansi lain, dan/atau tumpang tindih dengan tugas dan fungsi instansi lain
Data dukung : CHR RKAKL Itjen
8. Terdapat kesalahan dalam perlakuan dan pengakuan keuangan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
Terdapat kesalahan dalam perlakuan dan pengakuan keuangan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
No Kelompok/UraianRisiko Komentar/Catatan
Contoh: Kesalahan pengiriman format ADK untuk kegiatan jejaring kelompok konservasi
Data dukung : CHR LK, CHR RKAKL, SBM
C. Pelaksanaan Anggaran
1. Pertanggungjawaban tidak akuntabel (bukti tidak lengkap/tidak valid/tidak sesuai ketentuan)
Pertanggungjawaban sudah
akuntabel (bukti tidak lengkap/tidak valid/tidak sesuai ketentuan)
Data dukung : LPJ Bendahara 2. Pekerjaan dilaksanakan mendahului
kontrak atau penetapan anggaran Pekerjaan kontrak atau penetapan anggaran dilaksanakan sesuai Data dukung : dokumen kontrak, RUP (rencana umum pengadaan) 3. Proses pengadaan barang/jasa tidak
sesuai ketentuan (tidak menimbulkan kerugian negara)
Proses pengadaan barang/jasa sudah
sesuai ketentuan (tidak
menimbulkan kerugian negara) Data dukung : e-katalog
4. Pemecahan kontrak untuk menghindari pelelangan
Tidak ada 5. Pelaksanaan lelang secara proforma Tidak ada 6. Penyetoran penerimaan negara/daerah
atau kas di bendaharawan ke Kas negara/daerah melebihi batas waktu yang ditentukan
Penyetoran penerimaan
negara/daerah atau kas di
bendaharawan ke Kas
negara/daerah tidak melebihi batas waktu yang ditentukan
Data dukung : Nota Pembayaran, SSBP
7. Pertanggungjawaban/penyetoran uang persediaan melebihi batas waktu yang ditentukan
Pertanggungjawaban/penyetoran uang persediaan tidak melebihi batas waktu yang ditentukan
Data dukung : SPM, SP2D, UP/TUP 8. Sisa kas di bendahara pengeluaran
akhir tahun anggaran belum/tidak disetor ke kas negara/daerah
Sisa kas di bendahara pengeluaran akhir tahun anggaran sudah disetor ke kas negara/daerah
Data dukung : SSPB 9. Kepemilikan aset tidak/belum
No Kelompok/UraianRisiko Komentar/Catatan
Data dukung: SK penanggungjawab BMN, sertifikat PSP
10. Pengalihan/revisi anggaran tidak sesuai ketentuan
Pengalihan/revisi anggaran sudah sesuai ketentuan
Data dukung : CHR revisi RKAKL 11. Kesalahan pembebanan anggaran dan
pelampauan terhadap pagu anggaran
Tidak terdapat kesalahan
pembebanan anggaran dan
pelampauan terhadap pagu anggaran Data dukung : Laporan Realisasi Anggaran
12. Pelaksanaan belanja di luar mekanisme Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Pelaksanaan belanja sesuai mekanisme Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Data dukung : LHP itjen, LHP BPK, SK penetapan pejabat pengelola anggaran, Berita acara Stock opname, calk di LK,
13. Tidak ada pemisahan tugas dan fungsi pelaksanaan pertanggungjawaban anggaran
Sudah ada pemisahan tugas dan
fungsi pelaksanaan
pertanggungjawaban anggaran
Data dukung: SK penetapan pejabat pengelola anggaran
14. Pelaksanaan pemisahan tugas dan
fungsi pelaksanaan
pertanggungjawaban anggaran tidak/kurang memadai
Pelaksanaan pemisahan tugas dan
fungsi pelaksanaan
pertanggungjawaban anggaran sudah memadai
Data dukung: SK penetapan pejabat pengelola anggaran
15. Penggunaan anggaran tidak tepat sasaran/tidak sesuai peruntukan
Penggunaan anggaran sudah tepat sasaran/sudah sesuai peruntukan Data dukung : LHA Itjen dan LHA BPK
D. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
1. Penerimaan negara atau denda keterlambatan pekerjaan belum/tidak ditetapkan dipungut/diterima/disetor ke kas negara
Tidak ada
2. Penggunaan langsung terhadap
penerimaan negara Tidak ada
3. Penerimaan negara diterima atau digunakan oleh instansi yang tidak
No Kelompok/UraianRisiko Komentar/Catatan
4. Pengenaan tarif pajak/PNBP lebih
rendah dari ketentuan Tidak ada
5 Mekanisme pemungutan, penyetoran, dan pelaporan, serta penggunaan Penerimaan negara tidak sesuai ketentuan
Tidak ada
E. Akuntansi dan Pelaporan
1 Pencatatan tidak/belum dilakukan atau tidak akurat
Pencatatan dapat dilakukan atau tidak akurat
Data dukung : BAR internal dan eksternal, CHR LK Itjen
2 Proses penyusunan laporan tidak
sesuai ketentuan Proses penyusunan laporan sudah sesuai ketentuan Data dukung : LK sesuai PMK 177 tahun 2015
3 Entitas terlambat menyampaikan
laporan Entitas terlambat menyampaikan laporan
Data dukung : BAR e-Rekon 4 Pelaporan tidak/belum mengacu pada
kaidah-kaidah yang berlaku Pelaporan sudah mengacu pada kaidah-kaidah yang berlaku Data dukung : LK sesuai PMK 177 tahun 2015, CHR LK
5 Pelaporan belum didukung SDM yang
memadai Pelaporan sudah didukung SDM yang memadai
Data dukung : SK SAI 6 Perhitungan penyusutan tidak sesuai
ketentuan Perhitungan penyusutan sudah sesuai ketentuan Data dukung : Aplikasi simak BMN 7 Pengelolaan BMN termasuk persediaan
belum dilakukan secara memadai Pengelolaan BMN termasuk persediaan sudah dilakukan secara memadai
Data dukung : laporan barang persediaan di aplikasi persediaan F. Kerugian Negara
1 Belanja atau pengadaan barang/jasa fiktif
Tidak ada 2 Rekanan pengadaan barang/jasa tidak
No Kelompok/UraianRisiko Komentar/Catatan
3 Kekurangan volume pekerjaan
dan/atau barang Tidak ada
4 Kelebihan pembayaran selain kekurangan volume pekerjaan dan/atau barang
Tidak ada
5 Pemahalan harga (Mark up) Tidak ada
6 Penggunaan uang/barang untuk
kepentingan pribadi Tidak ada
7 Pembayaran honorarium dan/atau biaya perjalanan dinas ganda dan/atau melebihi standar yang ditetapkan
Tidak ada 8 Spesifikasi barang/jasa yang diterima
tidak sesuai dengan kontrak
Tidak ada. 9 Belanja tidak sesuai atau melebihi
ketentuan Tidak ada
10 Penjualan/pertukaran/penghapusan
aset negara tidak sesuai
ketentuan dan merugikan Negara
Tidak ada 11 Penyetoran penerimaan negara dengan
bukti fiktif
Tidak ada 12 Kelebihan pembayaran dalam
pengadaan barang/jasa tetapi pekerjaan belum dilakukan sebagian atau seluruhnya
Tidak ada
13 Rekanan belum melaksanakan kewajiban pemeliharaan barang hasil pengadaan yang telah rusak selama masa pemeliharaan
Tidak ada
14 Aset dikuasai pihak lain Tidak ada
15 Pembelian aset yang berstatus sengketa Tidak ada 16 Pihak ketiga belum melaksanakan
kewajiban untuk menyerahkan aset kepada Negara
Tidak ada 17 Pencairan anggaran pada akhir tahun
anggaran untuk pekerjaan yang belum selesai
Tidak ada
G. Kepegawaian
1 Pegawai yang ada belum seluruhnya
menaati jam kerja Pegawai yang ada belum seluruhnya menaati jam kerja Data dukung : Hasil dari aplikasi e-presensi KKP
2 Dalam menjalankan tugas dan fungsi, terdapat pegawai yang tidak sesuai dengan kompetensinya
Pegawai menjalankan tugas sesuai dengan kompetensinya
Data dukung : SKP 3 Instansi belum mempunyai rencana
No Kelompok/UraianRisiko Komentar/Catatan
Data dukung : usulan pengembangan SDM
4 Terdapat pegawai yang tidak memenuhi kewajiban dan melanggar larangan tetapi belum dijatuhi hukuman disiplin
Tidak terdapat pegawai yang tidak memenuhi kewajiban dan melanggar larangan tetapi belum dijatuhi hukuman disiplin
Data dukung : data presensi 5 Terdapat pegawai yang belum
menjalankan tugas dan fungsinya Terdapat pegawai yang menjalankan tugas dan fungsinya Data dukung : SKP
H. Kinerja
1 Terdapat kegiatan yang tidak sesuai
dengan tugas dan fungsi instansi Terdapat kegiatan yang sesuai dengan tugas dan fungsi instansi Data dukung : Renstra, PK
2 Terdapat kegiatan belum dilaksanakan dan melewati batas waktu yang telah ditetapkan
Terdapat kegiatan belum
dilaksanakan dan melewati batas waktu yang telah ditetapkan
Data dukung : ROK, Evaluasi Rencana Aksi
3 Terdapat kegiatan sudah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan jadwal tahapan yang telah ditetapkan
Terdapat kegiatan sudah
dilaksanakan sesuai dengan jadwal tahapan yang telah ditetapkan
Data dukung : ROK 4 Terdapat kegiatan yang tidak dapat
mencapai target kinerja yang ditetapkan Capaian terhadap target dilakukan setiap triwulan dan tahunan Data dukung : ROK, Rincian Target
5 Terdapat kegiatan, dalam
pelaksanaannya menyimpang sehingga kemungkinan mengakibatkan tujuan tidak dapat dicapai
Tidak terdapat kegiatan yang dalam
pelaksanaannya menyimpang
sehingga kemungkinan mengakibat-kan tujuan tidak dapat dicapai
Data dukung : ROK, Evaluasi Rencana Aksi