1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, objek penelitiannya adalah mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Komunikasi dan Bisnis tahun 2013/2014 angkatan 2010. Hal ini didasarkan pada rumusan masalah yang ingin diketahui oleh peneliti ketika memutuskan untuk melakukan penelitian ini. Program studi ini berada di bawah naungan Universitas Telkom yang beralamat di Jl. Telekomunikasi Terusan Buah Batu, Kota Bandung, Indonesia. Berikut adalah gambaran singkat mengenai objek penelitian.
1.1.1 Profil Program Studi S1 Ilmu Administrasi Bisnis
Institut Manajemen Telkom, Insitut Teknologi Telkom, STSI Telkom dan Politeknik Telkom awalnya berjalan masing-masing dan berada di bawah satu payung Yayasan Pendidikan Telkom (YPT), keempatnya memiliki tujuan yang sama. Yakni menjadi Perguruan Tinggi Internasional yang unggul dan menjadi agen perubahan dalam pembentukan insan cerdas dan kompetitif, serta berperan dalam pembentukan masyarakat yang sejahtera. Kini, di tahun 2012 keempat perguruan tinggi ini bersatu membentuk kekuatan bersama menjadi Universitas Telkom atau penggunaannya sekarang memakai nama Telkom University (Tel-U).
Seiring berjalannya waktu, realisasi Telkom University pun dipercepat di tahun 2013. Tepatnya Rabu 17 Juli 2013, surat izin penggabungan Institut Teknologi Telkom (IT Telkom), Institut Manajemen Telkom (IM Telkom), dan Politeknik Telkom telah keluar berdasarkan Surat Keputusan nomor 270/E/O/2013 SK Mendikbud. Selanjutnya, Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud nomor 270/E/O/2013 Juncto Nomor 309/E/0/2013 tentang Universitas Telkom menyatakan STISI Telkom telah menjadi bagian dari Universitas Telkom. Nama Institut Manajemen Telkom pun berganti menjadi Telkom Economic & Business School (TEBS). Per April
2
2014, TEBS kemudian dipecah menjadi 2 fakultas, yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis FEB) dan Fakultas Komunikasi dan Bisnis (FKB)
Program Studi Strata 1 (S1) Ilmu Administrasi Bisnis berada di bawah Fakultas Komunikasi dan Bisnis (FKB) lahir dalam proses transformasi Sekolah Tinggi Manajemen Bisnis Telkom (STMB Telkom) menjadi Institut manajemen Telkom (IM Telkom) pada tanggal 28 Maret 2008. Transformasi dilakukan IM Telkom dalam upaya mencapai cita-cita menjadi salah satu perguruan tinggi pilihan di Indonesia pada tahun 2017 dan di Asia pada tahun 2021.
Sejarah pendirian program studi Ilmu Administrasi Bisnis IM Telkom tidak terlepas dari sejarah pendirian institusi yang mana pada awal pendiriannya tanggal 23 Mei 1990 dengan 2 Akta Notaris Ahmad Wiratno, SH. Nomor : 163/1990, IM Telkom bernama Master of Business Administration (MBA) Bandung, sebagai pioneer penyelenggara program S2 (MBA) yang pertama di Jawa Barat. Dalam upaya menjaga kualitas pendidikan yang diselenggarakan, MBA Bandung bekerjasama dengan Asian Institute of Management (AIM) Manila, Philipina.
Tanggal 10 Mei 1993 MBA Bandung berubah menjadi Sekolah Tinggi Manajemen Bandung (STMB) dan memperoleh akreditasi “Unggul” dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Tahun 1997 STMB membuka program studi S1 Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika dengan akreditasi “A” dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) pada tahun 2002. STMB adalah institusi pendidikan tinggi pertama di Indonesia yang membuka program srata 1 (S1) Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika (MBTI).
Desember 2005 STMB berubah nama menjadi Sekolah Tinggi Manajemen Bisnis Telkom (STMB Telkom). Dan sebagai langkah konkrit menuju World Class University (WCU), STMB Telkom telah melakukan transformsi menjadi Institut Manajemen Telkom (IM Telkom) pada tanggal 28 Maret 2008, dengan tambahan satu program studi Diploma-3 Manajemen Pemasaran dan lima
3
program studi Starata-1, yaitu: Akuntansi, Ilmu Komunikasi, Desain Komunikasi Visual, dan Ilmu Administrasi Bisnis.
Program studi S1 Ilmu Administrasi Bisnis diproyeksikan untuk menyiapkan tenaga-tenaga ahli di bidang pengelolaan bisnis yang konvergen, yang dibekali dengan pemahaman pentingnya Information and Communication Technology (ICT/Infokom) dalam pengelolaan bisnis kontemporer, sebagai jawaban akan tuntutan persaingan bisnis era global. Di samping ICT Skill, lulusan program studi Ilmu Administrasi Bisnis juga dibekali dengan keterampilan penunjang, meliputi: entrepreneurial skill, interpersonal skill, dan transculture communication skill (Bahasa Inggris dan Mandarin).
Program pengelolaan program studi Ilmu Administrasi Bisnis dipimpin oleh seorang Ketua Program Studi (Ka Prodi). Untuk menjaga kualitas operasional pengelolaan, institusi telah mengadopsi sistem mutu internal dan eksternal. Internal meliputi Survey kepuasan mahasiswa dan pegawai, feedback dosen berupa Evaluasi Dosen oleh Mahasiswa (EDOM), NKI, MBPE, dan Standar ISO 9001 2008. Saat ini jumlah mahasiswa Administrasi Bisnis angkatan 2010–2013 adalah 967 orang.
1.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan : A. Visi
Menjadi program studi yang memiliki keunggulan akademik, mampu memberikan inspirasi bagi para profesional di bidang pengelolaan bisnis yang konvergen, menjadi Top of Mind di Indonesia (tahun 2017), dan dikenal di Asia (tahun 2021).
B. Misi
1) Mengelola pendidikan akademik secara transparan dan bertanggung jawab 2) Menyelenggarakan pengajaran yang mengacu pada nilai-nilai integrity,
4
3) Melaksanakan kegiatan penelitian, untuk memperkuat dan memperkaya bidang keilmuan.
4) Melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam bentuk konsultasi, pelatihan dan bimbingan untuk memecahkan masalah-masalah bisnis.
C. Tujuan
Menghasilkan sarjana Administrasi Bisnis yang :
1) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki integritas kepribadian tinggi (integrity), mampu berusaha secara mandiri (entrepreneurship), dan berorientasi pada proses kerja terbaik, objektif dan berkulitas untuk keunggulan (best for excellence),
2) Berkualitas, mandiri, dan memiliki daya saing individu yang tinggi, 3) Memiliki kemampuan mengeksplorasi gagasan-gagasan baru dan
menjadi inspirator untuk menghadapi persaingan bisnis,
4) Memiliki rasa tanggung jawab dan mampu berkontribusi terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat di lingkungannya.
5) Menghasilkan karya-karya ilmiah yang berkualitas pada bidang ilmu Administrasi Bisnis dan dapat diaplikasikan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
1.2 Latar Belakang
Topik Kewirausahaan atau Entrepreneurship memang topik yang sedang ‘booming’ beberapa waktu ini. Hal ini ditunjukan dengan beberapa perguruan tinggi dan instansi baik pemerintah dan swasta yang gencar mengusung tema/topik kewirausahaan dalam programnya dan disambut dengan baik oleh masyarakat. Beberapa kegiatan yang mengusung tema/topik kewirausahaan antara lain :
5
A. Pendirian Pusat kewirusahaan Kampus seperti BSI Entrepreneruship Center (BEC) di BSI, Pusat Inkubator Bisnis ITB, Koperasi kesejahteraan Mahasiswa (KOKESMA) ITB, Community Business and Entrepreneurship Development (CDED) di STMB Telkom, Community Entrepreneur Program (CEP) UGM, Center for Entrepreneurship Development and Studies (CEDS) di UI, UKM Center di FEUI, Center for Entrepreneurship, Change, and Third Sector (CECT) di Universitas Tri Sakti, Binus Entrepreneurship Center (BEC) di Binus, dan banyak lagi. Melalui pusat kewirausahaan kampus banyak kegiatan yang dilaksanakan seperti seminar, talkshow, short course, loka karya, workshop, praktek usaha, kerjasama usaha, Entrepreneurship Expo, Entrepreneurship Challange dll.
B. Entrepreneurship Priority. Perguruan tinggi seperti UI, UNDIP, ITB, UNPAD, IPB, UGM, STT dan STMB Telkom, President University, UKSW, Paramadina, UNPAR, Univ Semarang, BSI, BINUS, Tri Sakti dan yang lainnya memberikan materi kewirausahaan tidak sebatas formalitas belaka. Hal ini terlihat dari kesungguhan setiap perguruan tinggi tersebut dalam mendesain materi dan menyuguhkan metode pembelajarannya. C. Pengembangan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW). Program
kewirausahaan yang digagas pendidikan tinggi (Dikti) melalui Direktur Kelembagaan Ditjen Dikti saat itu (juli 2009). Dimana implementasi dari program ini adalah Dikti memberikan alokasi dana (modal) dalam bentuk subsidi untuk mahasiswa yang mempunyai usaha atau rencana usaha. D. Program Wirausaha Mandiri Untuk Mahasiswa. Pada penyelenggaraan
2010, pelatihan kewirausahaan tidak hanya diberikan kepada mahasiswa namun juga dosen untuk memperdalam pemahaman terhadap materi modul kewirausahaan sehingga menjadi referensi pengajaran mata kuliah di perguruan tinggi. Saat ini, modul kewirausahaan tersebut digunakan 264 perguruan tinggi di seluruh Indonesia, setelah dilakukan sosialisasi pada 13 kota dan diikuti oleh 1.265 dosen perguruan tinggi negeri dan swasta. Program Wirausaha Mandiri ini merupakan program tanggung jawab
6
sosial perusahaan yang difokuskan pada bidang kewirausahaan dan pendidikan sejak 2007.
E. Program Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan Produktivitas bagi Mahasiswa. ”JAKARTA(SI). Pemerintah mulai menerapkan pelatihan kewirausahaan (entrepreneurship) kepada mahasiswa. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar mengatakan, mulai tahun ini, pihaknya menerapkan program Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan Produktivitas bagi Mahasiswa.
F. Program Pemberian Modal Usaha Untuk Mahasiswa. ”Metrotvnews.com, Surabaya: Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Sjarifuddin Hasan menyatakan siap memberikan modal bagi mahasiswa untuk berwirausaha dengan agunan ijazah. Ia mengaku pihaknya sudah berkeliling ke belasan kampus di Indonesia untuk menawarkan program permodalan untuk wirusahawan muda dari kalangan mahasiswa itu, dan kini tercatat 6.000 mahasiswa yang tertarik. (sumber :
lifeskill.staff.ub.ac.id diakses pada 17 April 2014)
Kegiatan di atas memang menarik perhatian dari masyarakat Indonesia, peminat atas kegiatan bertema kewirausahaan terbilang tinggi, kita bisa melihat dari cukup banyaknya instansi dan perguruan tinggi yang mulai mengangkat tema kewirausahaan, tentunya mereka tidak akan membuat acara atau kegiatan bertema kewirausahaan jika ternyata tidak ada peminatnya atau kurang peminat. Banyaknya masyarakat yang tertarik dengan bidang atau topik kewirausahaan berbanding terbalik dengan jumlah wirausaha di Indonesia itu sendiri.
Jumlah wirausahawan di Indonsia masih terbilang cukup rendah, menurut Prof. Dr. Edy Sundi Hamid, M.Ec., dalam Hamdani (2010:11) sedikitnya jumlah wirausahawan (entrepreneur) berbanding lurus dengan angka pengangguran di Indonesia. Hingga saat ini, jumlah wirausahawan Indonesia tercatat hanya 567.240 orang (0,24 persen) dari sekitar 238 juta penduduk. Dibanding dengan entrepreneur beberapa negara berkembang dan maju
7
lainnya Indonesia masih kalah jauh. Misalkan saja Singapura yang memiliki sebanyak tujuh persen dari jumlah penduduknya, Malaysia tiga persen, China dan Jepang 10 persen, dan Amerika Serikat telah mencapai 11,5 sampai 12 persen. Berdasarkan artikel yang terdapat pada www.investor.co.id (diakses pada 07 April 20014) tidaklah mengherankan jika pemerintah Indonesia sangat mendukung masyarakatnya untuk berkecimpung dalam dunia bisnis atau terjun langsung menjadi seorang wirausahawan. Pemerintah melalui Lembaga Permodalan Kewirausahaan Pemuda (LPKP) mendorong generasi muda menjadi wirausahawan yang handal dan memiliki kemampuan untuk menciptakan pekerjaan.
Pada situs berita www.antaranews (diakses pada 07 April 2014) menyatakan bahwa Deputi Menteri Koordinator Perekonomian Bidang Perniagaan dan Kewirausahaan Edy Putra Irawady menargetkan peningkatan lima juta wirausahawan baru hingga 2025 dengan cara melakukan pengembangan sumber daya manusia untuk kemajuan usaha nasional.
Dalam perkembangannya ilmu kewirausahaan juga mengalami perkembangan yang pesat di berbagai bidang hal ini berpengaruh pada konsep pengajaran materi kewirausahaan di institusi perguruan tinggi yakni universitas-universitas khususnya di Indonesia ikut berkembang sejalan dengan beberapa kebijakan pemerintah yang menekankan pentingnya memulai berwirausaha semenjak dini untuk membentuk generasi penerus yang memiliki sifat mandiri dan aktif.
Pemerintah berusaha untuk meningkatkan jumlah wirausahawan di Indonesia, banyak hal yang dilakukan seperti membantu masyarakat dalam permodalan untuk membuka bisnis dan melakukan pembinaan bagi UKM yang ada. Usaha lain dari permerintah juga dilakukan lewat bidang pendidikan dengan menganggap matakuliah kewirausahaan sebagai hal yang penting bagi generasi muda Indonesia, pemerintah juga memasukan matakuliah kewirausahaan kedalam kurikulum pembelajaran perguruan tinggi negeri.
8
Perubahan yang mengarah ke konsep kewirausahaan juga turut mempengaruhi dunia pendidikan, terutama institusi-institusi pendidikan tinggi yang perlu merespon perubahan-perubahan kebutuhan terhadap kebutuhan bisnis bahkan sosial masyarakat. Kewirausahaan dianggap sebagai salah satu solusi untuk memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup perekonomian masyarakat dan bangsa.
Perguruan tinggi memiliki peran yang besar dan memiliki peluang untuk menanamkan sikap mental kewirausahaan sehingga lulusannya tidak hanya ahli pada suatu bidang akademi namun juga mampu melahirkan wirausahawan-wirausahawan baru yang siap menjadi pahlawan ekonomi. Kewirausahaan dijadikan sebagai 1 bahkan lebih dari 1 jenis matakuliah dalam program studi, Perguruan tinggi di Indonesia baik negeri maupun swasta menawarkan program studi bisnis, semua berlomba – lomba mempromosikan programnya sebagai yang terbaik. Berikut adalah 10 peringkat sekolah bisnis terbaik di tanah air versi majalah SWA edisi 25 (26 november - 9 desember 2009 ) : 1) SBM ITB (Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung) 2) UI (Universitas Indonesia)
3) Prasetya Mulya
4) UKSW (Universitas Kristen Satya Wacana) 5) UGM (Universitas Gadjah Mada)
6) PPM Manajemen
7) UAJ (Universitas Atma Jaya), Jakarta 8) Unpad (Universitas Padjajaran) 9) Undip (Universitas Diponegoro)
10) IBII (Institut Bisnis Informatika Indonesia)
(Sumber : www.scribd.com , diakses pada 07 April 2014)
Antar universitas berkompetisi menawarkan konsep, mata kuliah dan program studi kewirausahaan untuk menarik banyak calon mahasiswa. Calon mahasiswa dianggap sebagai konsumen yang perlu dipenuhi kebutuhannya untuk memahami konsep dan konteks aktivitas kewirausahaan di perkuliahan
9
hingga mereka nantinya dapat mewujudkan ide bisnisnya, sebagian lagi dapat melanjutkan bisnis keluarga yang telah dimilikinya, dan bahkan mengimplementasikan metode-metode kewirausahaan di dalam perusaaan tempat bekerja.
Persaingan yang semakin ketat antar perguruan tinggi yang menawarkan jurusan bisnis bagi calon mahasiswa membuat tiap perguruan tinggi berusaha untuk memuaskan mahasiswa sebagai konsumennya untuk meningkatkan kredibilitas perguruan tinggi tersebut agar semakin diminati oleh calon mahasiswa. Hal ini membuat perguruan tinggi fokus mengklasifikasikan atribut atau faktor apa saja yang berpengaruh pada kepuasan mahasiswa.
Perguruan tinggi atau universitas harus mengetahui apa saja yang diinginkan oleh mahasiswanya, kesesuaian fasilitas dengan apa yang diharapkan atau ekspektasi mahasiswa harus diteliti lebih lanjut agar fasilitas yang disediakan memang sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini harus dilihat dari perspektif mahasiswa secara langsung, bukan dari anggapan pihak universitas atau perguruan tinggi. Dengan mengetahui apa saja atribut yang dapat menurunkan atau meningkatkan kepuasan mahasiswa, perguruan tinggi dapat membuat strategi yang tepat dalam melayani mahasiswa sehingga dapat mengurangi biaya yang tidak perlu dalam menyediakan layanan yang sesungguhnya tidak mempengaruhi kepuasan mahasiswa.
Telkom University adalah salah satu perguruan tinggi yang memiliki Program Studi (Prodi) Administrasi Bisnis (Adbis) level sarjana dengan konten mata kuliah kewirausahaan di dalamnya. Profil lulusannya diharapkan memiliki pemahaman dan kemampuan (skill-set) bidang bisnis dan kewirausahaan sehingga mampu mandiri dan berkontribusi kepada kemakmuran pribadi dan masyarakat di sekitarnya. Dalam hal ini, konten kewirausahaan diberikan alokasi hingga 6 SKS dalam 2 matakuliah Kewirausahaan untuk kurikulum tahun 2008 – 2014.
Godsell dalam modul pembelajaran kewirausahaan 2013 : 4 (baa.unas.ac.id diakses pada 6 April 2014) menyatakan bahwa salah satu orientasi pendidikan adalah menjadikan peserta didik (mahasiswa) mandiri dalam arti memiliki
10
mental yang kuat untuk melakukan usaha sendiri, tidak lebih sebagai pencari kerja (job seeker) akan tetapi sebagai pencipta lapangan pekerjaan (job creator). Dalam sebuah artikel yang dimuat www.kompasiana.com (diakses pada 06 April 2014) menyatakan bahwa Matakuliah Kewirausaan diberikan dengan tujuan untuk menambah wawasan mahasiswadalam dunia bisnis dan memberi dorongan bagi para mahasiwa untuk ikut terjun langsung dalam dunia bisnis sebagai seorang wirausahawan sehingga para generasi muda dapat ikut berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian negara Indonesia. Prodi Ilmu Adbis juga memiliki pemahaman yang sama seperti tersebut di atas, yaitu untuk menghasilkan wirausahawan muda yang tangguh dan berkontribusi bagi perekonomian negara.
Tantangan yang dihadapi saat ini adalah mengonfirmasi apakah paradigma, konten, dan metode kewirausahaan yang diajarkan bagi mahasiswa tersebut dapat digunakan untuk mencapai tujuan memahami dan menjawab problem bisnis yang ada di masyarakat dan industri. Apakah aspek-aspek yang ditawarkan oleh prodi Ilmu Adbis dalam mata kuliah kewirausahaan dapat memenuhi espektasi dari mahasiswa prodi Ilmu Adbis saat ini? Apa pengaruh atribut yang disediakan oleh Prodi Ilmu Adbis Universitas telkom terhadap kepuasan mahasiswa? Atribut apa saja yang dapat meningkatkan atau bahkan menurunkan level kepuasan mahasiswa?
Untuk monitoring keberhasilan atau versi ideal dari matakuliah ini maka perlu dicek level kepuasan konsumen (dalam hal ini mahasiswa yang telah mengambil matakuliah kewirausahaan) dalam memahami keseluruhan konsep dan latihan yang diberikan selama kuliah kewirausahaan berlangsung. Kontributor untuk munculnya gap penting untuk diketahui, misalnya antara harapan (expectations) dosen pengajar sebagai penyedia materi (provider) dengan harapan mahasiswa (customers) sebagai penerima materi. Hasil ideal yang diharapkan adalah semakin baik mahasiswa mengerti harapan dosen pengajarnya, maka semakin baik performansi mahasiswa itu nantinya setelah lulus. Dalam penelitian ini, versi ideal relatif didasarkan pada standar ISO yang
11
digunakan kampus untuk fasilitas dan aturan kurikulum dan SAP (Satuan Acara Pembelajaran) yang telah ditetapkan.
Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi kepuasan mahasiswa dalam mendapatkan pengetahuan kewirausahaan yang disediakan oleh Prodi Ilmu Adbis. Arefi et al (2012:347) dalam jurnalnya menyatakan bahwa beberapa studi memperkenalkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa di perguruan tinggi, antara lain seperti : tujuan pembelajaran, konten materi mata kuliah, metode belajar mengajar, karakteristik pengajar, struktur mata kuliah, fasilitas mata kuliah, dan sistem penilaian dari pengajar dan beberapa faktor lainnya yang mempengaruhi kepuasan mahasiswa selama dan setelah mendapatkan matakuliah tersebut di perguruan tinggi. Sehingga penelitian ini ditujukan untuk mengetahui atribut apa saja dalam subjek kewirausahaan yang diajarkan yang dapat mempengaruhi sehingga bisa meningkatkan bahkan menurunkan level kepuasan mahasiswa. Terdapat banyak alat dan metode yang membantu institusi memahami kebutuhan dan permintaan konsumen, diantaranya adalah Metode atau Model Kano. Model Kano dapat memberikan gambaran dari batas ambang, performansi yang buruk dan baik hingga level excitement dari atribut kepuasan konsumen yang disurvei. Hasil dari penelitian ini akan memberikan gambaran atribut mana saja yang perlu diperbaiki untuk membantu mahasiswa memiliki pemahaman, kepuasan dan kemampuan.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui atribut atau indikator dan faktor apa saja dalam subjek kewirausahaan yang diajarkan yang dapat mempengaruhi kepuasan Mahasiswa prodi Adbis Universitas Telkom. Hal tersebut yang menjadi latar belakang peneliti melakukan penelitian dengan memilih judul “Analisis Atribut yang mempengaruhi Kepuasan Mahasiswa pada Mata Kuliah kewirausahaan dengan Menggunakan Model Kano (Studi pada Program Studi Administrasi Bisnis Universitas Telkom Tahun 2013/2014 angkatan 2010)”.
12 1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dirumuskan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut :
1) Bagaimana pengaruh tiap atribut layanan matakuliah Kewirausahaan di Program Studi Administrasi Bisnis Universitas Telkom terhadap kepuasan dan ketidakpuasan mahasiswa Program Studi Administrasi Bisnis Universitas Telkom tahun 2013/2014 angkatan 2010?
2) Atribut kualitas layanan mana yang paling berpengaruh (dominan) pada kepuasan dan ketidakpuasan mahasiswa pada matakuliah Kewirausahaan yang dipahami mahasiswa yang dipetakan dalam scatterplot atau diagram atribut Model Kano?
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini, yaitu :
1) Mengidentifikasi pengaruh tiap atribut layanan matakuliah Kewirausahaan di Program Studi Administrasi Bisnis Universitas Telkom terhadap kepuasan dan ketidakpuasan mahasiswa Program Studi Administrasi Bisnis Universitas Telkom dengan menggunakan Model Kano
2) Mengetahui atribut kualitas pelayanan pada matakuliah Kewirausahaan yang paling berpengaruh (dominan) kepada kepuasan dan ketidakpuasan mahasiswa yang dipetakan dalam scatterplot atau diagram atribut Model Kano
1.5 Kegunaan Penelitan A. Aspek Teoritis
1. Melalui penelitian ini peneliti dapat mengaplikasikan pengalaman dan pengetahuan berdasarkan ilmu atau teori yang sudah diperoleh selama perkuliahan dan selama penelitian, sehingga bisa menambah wawasan. 2. Penelitian ini berguna sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya
13
pengembangan mengenai strategi yang digunakan dalam pengajaran mata kuliah kewirausahaan agar sesuai dengan keinginan mahasiswa. B. Aspek Praktis
1) Melalui penelitian ini, peneliti mengharapkan dengan mengetahui atribut yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen/mahasiswa dalam Matakuliah Kewirausahaan dapat menjadi pertimbangan dalam menetapkan strategi pengajaran oleh dosen.
2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan pemikiran yang dapat bermanfaat dan juga dapat memberikan informasi kepada pihak lain yang ingin mengetahui masalah kepuasan mahasiswa pada Mata Kuliah Kewirausahaan.
1.6 Sistematika Penelitian
Untuk memberikan gambaran secara garis besar tentang apa yang menjadi isi dari penelitian ini maka dikemukakan susunan dan rangkaian masing-masing bab, sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi uraian mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian dan mendukung pemecahan permasalahan.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis penelitian yang digunakan, operasionalisasi variabel, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, dan langkah-langkah dalam penggunaan Model Kano.
14 BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA
Pada bab ini dijelaskan mengenai atribut apa saja dalam subjek kewirausahaan yang diajarkan yang dapat mempengaruhi kepuasan mahasiswa. Pengolahannya dengan menggunakan metode yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisa dari hasil pengolahan data berdasarkan data yang telah diperoleh.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan terhadap hasil penelitian berikut saran-saran.