BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG A. LATAR BELAKANG
Anemia Defisiensi Besi (ADB) adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi Anemia Defisiensi Besi (ADB) adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoiesis, oleh karena cadangan besi kosong (depleted iron store) yang pada akhirnya untuk eritropoiesis, oleh karena cadangan besi kosong (depleted iron store) yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin yang berkurang. Anemia defisiensi besi ini adalah mengakibatkan pembentukan hemoglobin yang berkurang. Anemia defisiensi besi ini adalah anemia yang paling sering dijumpai, terutama di negara-negara tropik,
anemia yang paling sering dijumpai, terutama di negara-negara tropik,
Anemia defisiensi besi (ADB) masih merupakan suatu masalah kesehatan di Indonesia. asil Anemia defisiensi besi (ADB) masih merupakan suatu masalah kesehatan di Indonesia. asil sur!ai rumah tangga tahun "##$ ditemukan %&,$' anak balita dan %,' anak usia sekolah sur!ai rumah tangga tahun "##$ ditemukan %&,$' anak balita dan %,' anak usia sekolah mender
menderita ADB. Anemia ita ADB. Anemia defisdefisiensi besi iensi besi dapat dapat menyebmenyebabkan abkan terjaterjadinya dinya berbagberbagai ai komplkomplikasiikasi antara lain berupa gangguan fungsi kognitif, penurunan daya tahan tubuh, tumbuh kembang yang antara lain berupa gangguan fungsi kognitif, penurunan daya tahan tubuh, tumbuh kembang yang ter
terlamlambatbat, , penpenuruurunan nan aktakti!ii!itastas, , dan dan perperubahubahan an tintingkagkah h laklaku. u. *le*leh h karkarena ena itu itu masmasalaalah h iniini memerlukan cara penanganan dan pencegahan yang tepat. Diagnosis ditegakkan berdasarkan memerlukan cara penanganan dan pencegahan yang tepat. Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya gejala pucat menahun tanpa disertai perdarahan maupun organomali. +emeriksaan darah adanya gejala pucat menahun tanpa disertai perdarahan maupun organomali. +emeriksaan darah tepi menunjukkan anemia mikrositer hipokrom, sedangkan jumlah leukosit, trombosit dan hitung tepi menunjukkan anemia mikrositer hipokrom, sedangkan jumlah leukosit, trombosit dan hitung jenis
jenis normal. normal. Diagnosis Diagnosis dipastikan dipastikan dengan dengan pemeriksaan pemeriksaan kadar kadar besi besi dalam dalam serum. serum. +emberian+emberian preparat
preparat besi besi secara secara selama selama -$ -$ bulan bulan ditujukan ditujukan untuk untuk mengembalikan mengembalikan kadar kadar hemoglobin hemoglobin dandan persediaan besi di dalam tubuh ke keadaan normal. encari dan mengatasi penyebab merupakan persediaan besi di dalam tubuh ke keadaan normal. encari dan mengatasi penyebab merupakan hal yang penting untuk mencegah kekambuhan. Antisipasi harus di lakukan sejak pasien dalam hal yang penting untuk mencegah kekambuhan. Antisipasi harus di lakukan sejak pasien dalam stadium I (stadium deplesi besi) dan stadium II (stadium kekurangan besi). Dianjurkan pula stadium I (stadium deplesi besi) dan stadium II (stadium kekurangan besi). Dianjurkan pula untuk memberikan preparat besi pada indi!idu dengan risiko tinggi untuk terjadinya ADB antara untuk memberikan preparat besi pada indi!idu dengan risiko tinggi untuk terjadinya ADB antara lain untuk indi!idu dari keluarga dengan sosial ekonomi rendah.
B. TUJUAN PENULISAN
ujuan penulisan laporan ini diharapkan mahasis/a 0 ". engetahui definisi dari ADB
. engetahui etiologi, patogenesis, manifestasi klinis, dan komplikasi dari anemia defisiensi besi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. D12I3I4I
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong (depleted iron store) yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang.
Anemia defisiensi besi merupakan tahap defisiensi besi yang paling parah, yang ditandai oleh penurunan cadangan besi, konsentrasi besi serum, dan saturasi transferin yang rendah, dan
konsentrasi hemoglobin atau nilai hematokrit yang menurun.
5ambar .". Diagram ubungan Antara Defisiensi Besi, Anemia Defisiensi Besi, dan Anemia (sumber : Adaptasi dari 6ip 7. Iron 3utritional 4tatus Defined. In0 2iler I8, ed. Dietary Iron: Birth To Two Years. 3e/ 6ork, 7a!en +ress, "#9#0"#-:; <orld ealth *rgani=ation, &&").
Anemia Defisiensi Besi (ADB) adalah anemia akibat kekurangan =at besi untuk sintesis hemoglobin dan merupakan defisiensi nutrisi yang paling banyak pada anak dan menyebabkan masalah kesehatan yang paling besar diseluruh dunia terutama di 3egara sedang berkembang termasuk Indonesia.
Dari hasil 4>7 "## diperoleh pre!alensi ADB pada anak balita di Indonesia adalah $$,$'. >omplikasi ADB akibat jumlah total besi tubuh yang rendah dan gangguan pembentukan hemoglobin (b) dihubungkan dengan fungsi kognitif, perubahan tingkah laku, tumbuh kembang yang terlambat dan gangguan fungsi imun pada anak.
+re!alensi tertinggi ditemukan pada akhir masa bayi, a/al masa anak, anak sekolah dan masa remaja karena adanya percepatan tumbuh pada masa tersebut disertai asupan besi yang rendah, penggunaan susu sapi dengan kadar besi yang kurang.
B. ETIOLOGI
Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan besi, gangguan absorpsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun.
". >ehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun, yang dapat berasal dari 0
• 4aluran ?erna 0 akibat dari tukak peptik, kanker lambung, kanker kolon, di!ertikulosis,
hemoroid, dan infeksi cacing tambang.
• 4aluran genitalia /anita 0 menorrhagia, atau metrorhagia.
• 4aluran kemih 0 hematuria
. 2aktor nutrisi 0 akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan, atau kualitas besi (bioa!aibilitas) besi yang tidak baik (makanan banyak serat, rendah !itamin ?, dan rendah daging).
. >ebutuhan besi meningkat 0 seperti pada prematuritas, anak dalam masa pertumbuhan dan kehamilan.
%. 5angguan absorpsi besi 0 gastrektomi, tropical sprue atau kolitis kronik.
+ada orang de/asa, anemia defisiensi besi yang dijumpai di klinik hampir identik dengan perdarahan menahun. 2aktor nutrisi atau peningkatan kebutuhan besi jarang sebagai penyebab
utama. +enyebab perdarahan paling sering pada laki-laki ialah perdarahan gastrointestinal, di negara tropik paling sering karena infeksi cacing tambang. 4ementara itu, pada /anita paling sering karena menormetrorhagia.
Penyebab Anemia Defisiensi Menuru Umur
". Bayi di ba/ah umur " tahun
o +ersediaan besi yang kurang karena berat badan lahir rendah atau lahir kembar.
. Anak berumur "- tahun
o asukan (intake) besi yang kurang karena tidak mendapat makanan tambahan (hanya
minum susu)
o >ebutuhan meningkat karena infeksi berulang@menahun o alabsorbsi
o >ehilangan berlebihan karena perdarahan antara lain karena infestasi parasit dan
di!ertikulum eckeli. . Anak berumur -$ tahun
o asukan besi kurang karena jenis makanan kurang mengandung Fe-heme o >ebutuhan meningkat karena infeksi berulang@menahun.
o >ehilangan berlebihan karena perdarahan antara lain karena infestasi parasit dan
divertikulum eckeli.
o >ehilangan berlebihan karena perdarahan antara lain karena infestasi parasit dan
poliposis.
$. sia remaja de/asa
o +ada /anita antara lain karena menstruasi berlebihan.
!. EPIDEMIOLOGI
Diperkirakan &' penduduk dunia menderita anemia dan lebih dari $&' penderita ini adalah ADB dan terutama mengenai bayi,anak sekolah, ibu hamil dan menyusui. Di Indonesia masih merupakan masalah gi=i utama selain kekurangaan kalori protein, !itamin A dan yodium. +enelitian diIndonesia mendapatkan pre!alensI ADB pada anak balita sekita &-%&', pada anak sekolah $-$' sedangkan hasil 4>7 "## pre!alensi ADB pada balita sebesar $$,$'. ADB mempunyai dampak yang merugikan bagi kesehatan anak berupa gangguan tumbuh kembang, penurunan daya tahan tubuh dan daya konsentrasi serta kemampuan belajar sehingga menurunkan prestasi belajar disekolah.
D. PATOGENESIS
+erdarahan menahun yang menyebabkan kehilangan besi atau kebutuhan besi yang meningkat akan dikompensasi tubuh sehingga cadangan besi makin menurun.
5ambar .$. Distribusi Besi Dalam ubuh De/asa (sumber0 Andre/s, 3. ?., "###. Disorders of iron metabolism. N Enl ! "ed ; :0 "#9:-#$).
8ika cadangan besi menurun, keadaan ini disebut keseimbangan =at besi yang negatif, yaitu tahap deplesi besi (iron depleted state). >eadaan ini ditandai oleh penurunan kadar feritin serum, peningkatan absorbsi besi dalam usus, serta pengecatan besi dalam sumsum tulang negatif.
Apabila kekurangan besi berlanjut terus maka cadangan besi menjadi kosong sama sekali, penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk
eritrosit tetapi anemia secara klinis belum terjadi. >eadaan ini disebut sebagai iron de#icient erythropoiesis. +ada fase ini kelainan pertama yang dijumpai adalah peningkatan kadar #ree protophorphyrin atau $inc protophorphyrin dalam eritrosit. 4aturasi transferin menurun dan
kapasitas ikat besi total (total iron %indin capacity & TIB' ) meningkat, serta peningkatan reseptor transferin dalam serum. Apabila penurunan jumlah besi terus terjadi maka eritropoesis semakin terganggu sehingga kadar hemoglobin mulai menurun (abel ".). Akibatnya timbul anemia hipokromik mikrositik, disebut sebagai anemia defisiensi besi (iron de#iciency anemia). abel "." Distribusi normal komponen besi pada pria dan /anita (mg@kg)
abel ".. +erbandingan tahap keseimbangan =at besi yang negati!e
4umber0 ?enters for Disease ?ontrol and +re!ention, "##9. 7ecommendations to +re!ent and ?ontrol Iron Deficiency in the nited 4tates. "or% "ortal (kly )e p; %0 "-:.
E. MANI"ESTASI KLINIS
". 5ejala mum Anemia
5ejala umum anemia disebut juga sebagai sindrom anemia (anemic syndrome) dijumpai pada anemia defisiensi besi apabila kadar hemoglobin kurang dari -9 g@dl. 5ejala ini berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang, serta telinga mendenging. +ada pemeriksaan fisik dijumpai pasien yang pucat, terutama pada konjungti!a dan jaringan di ba/ah kuku (Bakta, &&:). +ada umumnya sudah disepakati bah/a bila kadar hemoglobin C gr@dl maka gejala-gejala dan tanda-tanda anemia akan jelas.
. 5ejala >has Defisiensi Besi
5ejala yang khas dijumpai pada defisiensi besi, tetapi tidak dijumpai pada anemia jenis lain adalah0
a. *oilonychia, yaitu kuku sendok ( spoon nail ), kuku menjadi rapuh, bergaris-garis !ertikal dan menjadi cekung sehingga mirip sendok.
b. Atrofi papil lidah, yaitu permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil lidah menghilang.
c. 4tomatitis angularis (cheilosis), yaitu adanya keradangan pada sudut mulut sehingga tampak sebagai bercak ber/arna pucat keputihan.
d. Disfagia, yaitu nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring.
". DIAGNOSIS ". Anamnesis
"). 7i/ayat faktor predisposisi dan etiologi 0
a. >ebutuhan meningkat secara fisiologis terutama pada masa pertumbuhan yang cepat, menstruasi, dan infeksi kronis
b. >urangnya besi yang diserap karena asupan besi dari makanan tidak adekuat malabsorpsi besi
c. +erdarahan terutama perdarahan saluran cerna (tukak lambung, penyakit ?rohn, colitis ulserati!a)
). +ucat, lemah, lesu, gejala pika
. +emeriksaan fisis
a. anemis, tidak disertai ikterus, organomegali dan limphadenopati b. stomatitis angularis, atrofi papil lidah
c. ditemukan takikardi ,murmur sistolik dengan atau tanpa pembesaran jantung
. +emeriksaan penunjang A. +emeriksaan aboratorium #. Hem$%&$bin 'Hb(
emoglobin adalah parameter status besi yang memberikan suatu ukuran kuantitatif tentang beratnya kekurangan =at besi setelah anemia berkembang. +ada pemeriksaan dan penga/asan
b dapat dilakukan dengan menggunakan alat sederhana seperti b sachli, yang dilakukan minimal kali selama kehamilan, yaitu trimester I dan III.
). Penenuan In*e+s Erir$si
+enentuan indeks eritrosit secara tidak langsung dengan #lowcytometri atau menggunakan rumus0 a. "ean 'orpusculer +olume (?E)
?E adalah !olume rata-rata eritrosit, ?E akan menurun apabila kekurangan =at besi semakin parah, dan pada saat anemia mulai berkembang. ?E merupakan indikator kekurangan =at besi
yang spesiflk setelah thalasemia dan anemia penyakit kronis disingkirkan. Dihitung dengan membagi hematokrit dengan angka sel darah merah. 3ilai normal &-"&& fl, mikrositik C & fl dan makrositik F "&& fl.
b. "ean 'orpuscle ,aemolo%in (?)
? adalah berat hemoglobin rata-rata dalam satu sel darah merah. Dihitung dengan membagi hemoglobin dengan angka sel darah merah. 3ilai normal -" pg, mikrositik hipokrom C pg dan makrositik F " pg.
c. "ean 'orpuscular ,aemolo%in 'oncentration (??)
?? adalah konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata. Dihitung dengan membagi hemoglobin dengan hematokrit. 3ilai normal &-$' dan hipokrom C &'.
,. Pemeri+saan Ha-usan Dara Perifer
+emeriksaan hapusan darah perifer dilakukan secara manual. +emeriksaan menggunakan pembesaran "&& kali dengan memperhatikan ukuran, bentuk inti, sitoplasma sel darah merah.
Dengan menggunakan #lowcytometry hapusan darah dapat dilihat pada kolom mor#oloy #la .
/. Luas Disribusi Se& Dara Mera ' Red Distribution Wide 0 RD1(
uas distribusi sel darah merah adalah parameter sel darah merah yang masih relatif baru, dipakai secara kombinasi dengan parameter lainnya untuk membuat klasifikasi anemia. 7D< merupakan !ariasi dalam ukuran sel merah untuk mendeteksi tingkat anisositosis yang tidak
=at besi, serta lebih peka dari besi serum, jenuh transferin, ataupun serum feritin. ?E rendah bersama dengan naiknya 7D< adalah pertanda meyakinkan dari kekurangan =at besi, dan
apabila disertai dengan eritrosit protoporphirin dianggap menjadi diagnostik. 3ilai normal "$ '.
2. Erir$si Pr$$-$rfirin 'EP(
1+ diukur dengan memakai haemato#luorometer yang hanya membutuhkan beberapa tetes darah dan pengalaman tekniknya tidak terlalu dibutuhkan. 1+ naik pada tahap lanjut kekurangan besi eritropoesis, naik secara perlahan setelah serangan kekurangan besi terjadi. >euntungan 1+ adalah stabilitasnya dalam indi!idu, sedangkan besi serum dan jenuh transferin rentan terhadap !ariasi indi!idu yang luas. 1+ secara luas dipakai dalam sur!ei populasi /alaupun dalam praktik klinis masih jarang.
3. Besi Serum ' Serum Iron 0 SI(
Besi serum peka terhadap kekurangan =at besi ringan, serta menurun setelah cadangan besi habis sebelum tingkat hemoglobin jatuh. >eterbatasan besi serum karena !ariasi diurnal yang luas dan spesitifitasnya yang kurang. Besi serum yang rendah ditemukan setelah kehilangan darah maupun donor, pada kehamilan, infeksi kronis, syok, pireksia, rhematoid artritis, dan malignansi. Besi serum dipakai kombinasi dengan parameter lain, dan bukan ukuran mutlak status besi yang spesifik.
4. Serum Transferin 'Tf(
ransferin adalah protein tranport besi dan diukur bersama -sama dengan besi serum. 4erum transferin dapat meningkat pada kekurangan besi dan dapat menurun secara keliru pada peradangan akut, infeksi kronis, penyakit ginjal dan keganasan.
5. Transferrin Saturation 'Jenu Transferin(
8enuh transferin adalah rasio besi serum dengan kemampuan mengikat besi, merupakan indikator yang paling akurat dari suplai besi ke sumsum tulang.
+enurunan jenuh transferin diba/ah "&' merupakan indeks kekurangan suplai besi yang meyakinkan terhadap perkembangan eritrosit. 8enuh transferin dapat menurun pada penyakit peradangan. 8enuh transferin umumnya dipakai pada studi populasi yang disertai dengan
indikator status besi lainnya. ingkat jenuh transferin yang menurun dan serum feritin sering dipakai untuk mengartikan kekurangan =at besi.
8enuh transferin dapat diukur dengan perhitungan rasio besi serum dengan kemampuan mengikat besi total (IB?), yaitu jumlah besi yang bisa diikat secara khusus oleh plasma.
6. Serum "eriin
4erum feritin adalah suatu parameter yang terpercaya dan sensitif untuk menentukan cadangan besi orang sehat. 4erum feritin secara luas dipakai dalam praktek klinik dan pengamatan populasi. 4erum feritin C " ug@l sangat spesifik untuk kekurangan =at besi, yang berarti kehabisan semua cadangan besi, sehingga dapat dianggap sebagai diagnostik untuk kekurangan =at besi.
7endahnya serum feritin menunjukan serangan a/al kekurangan =at besi, tetapi tidak menunjukkan beratnya kekurangan =at besi karena !ariabilitasnya sangat tinggi. +enafsiran yang benar dari serum feritin terletak pada pemakaian range referensi yang tepat dan spesifik untuk
usia dan jenis kelamin. >onsentrasi serum feritin cenderung lebih rendah pada /anita dari pria, yang menunjukan cadangan besi lebih rendah pada /anita. 4erum feritin pria meningkat pada dekade kedua, dan tetap stabil atau naik
secara lambat sampai usia :$ tahun. +ada /anita tetap saja rendah sampai usia %$ tahun, dan mulai meningkat sampai sama seperti pria yang berusia :&-& tahun, keadaan ini mencerminkan penghentian mensturasi dan melahirkan anak. +ada /anita hamil serum feritin jatuh secara dramatis diba/ah & ug@l selama trimester II dan III bahkan pada /anita yang mendapatkan suplemen =at besi.
4erum feritin adalah reaktan fase akut, dapat juga meningkat pada inflamasi kronis, infeksi, keganasan, penyakit hati, alkohol. 4erum feritin diukur dengan mudah memakai Essay immunoradiometris (I7A), )adioimmunoassay (7IA), atau Essay immunoa%sor%en (1lisa).
B. +emeriksaan sumsum tulang
aktifitas eritropoitik meningkat Akibat anemia Defisiensi Besi Akibat-kibat yang merugikan kesehatan pada indi!idu yang menderita anemi gi=i besi adalah 0
b. 5angguan perkembangan dan kemampuan belajar. c. 5angguan pada psikologis dan perilaku
. 7emaja ("&-"# tahun)
a. 5angguan kemampuan belajar
b. +enurunan kemampuan bekerja dan akti!itas fisik
c. Dampak negatif terhadap system pertahanan tubuh dalam mela/an penyakit infeksi
.*rang de/asa pria dan /anita
a. +enurunan kerja fisik dan pendapatan. b. +enurunan daya tahan terhadap keletihan %.<anita hamil
a. +eningkatan angka kesakitan dan kematian ibu b. +eningkatan angka kesakitan dan kematian janin
c. +eningkatan resiko janin dengan berat badan lahir rendah
G. PENATALAKSANAAN
paya yang dilakukan dalam pencegahan dan penanggulangan anemia adalah 0 a. 4uplementasi tabet 2e
b. 2ortifikasi makanan dengan besi
c. engubah kebiasaan pola makanan dengan menambahkan konsumsi pangan yang memudahkan absorbsi besi seperti menambahkan !itamin ?.
d. +enurunan kehilangan besi dengan pemberantasan cacing.Dalam upaya mencegah dan menanggulangi anemia adalah dengan mengkonsumsi tablet tambah darah. elah terbukti dari berbagai penelitian bah/a suplementasi, =at besi dapat meningkatkan kadar emoglobin.
e. +engobatan Anemia Defisiensi Besi 4ejak tahun "## pemerintah telah merintis langkah baru dalam mencegah dan menanggulangi anemia, salah satu pilihannya adalah mengkonsumsi tablet tambah darah. elah terbukti dari berbagai peneltian bah/a suplemen =at besi dapat meningkatkan hemoglobin.
Pen7e%aan *an Penan%%u&an%an Anemia Defisiensi Besi
a. eningkatkan konsumsi =at besi dari makanan engkonsumsi pangan he/ani dalam jumlah cukup. 3amun karena harganya cukup tinggi sehingga masyarakat sulit menjangkaunya. ntuk itu diperlukan alternatif yang lain untuk mencegah anemia gi=i besi. emakan beraneka ragam makanan yang memiliki =at gi=i saling melengkapi termasuk !itamin yang dapat meningkatkan penyerapan =at besi, seperti !itamin ?. +eningkatan konsumsi !itamin ? sebanyak $, $&, "&& dan $& mg dapat meningkatkan penyerapan =at besi sebesar , , % dan $ kali. Buah-buahan segar dan sayuran sumber
!itamin ?, namun dalam proses pemasakan $& - 9& ' !itamin ? akan rusak.engurangi konsumsi makanan yang bisa menghambat penyerapan =at besi seperti 0 fitat, fosfat, tannin.
b. 4uplementasi =at besi +emberian suplemen besi menguntungkan karena dapat memperbaiki status hemoglobin dalam /aktu yang relatif singkat. Di Indonesia pil besi yang umum digunakan dalam suplementasi =at besi adalah frrous sulfat.
Pemanauan erapi
a. +eriksa kadar hemoglobin setiap minggu b. >epatuhan orang tua dalam memberikan obat
c. 5ejala sampingan pemberian =at besi yang bisa berupa gejala gangguan gastrointestinal misalnya konstipasi, diare, rasa terbakar diulu hati, nyeri abdomen dan mual. 5ejala lain dapat berupa pe/arnaan gigi yang bersifat sementara.
umbuh >embang
a. +enimbangan berat badan setiap bulan b. +erubahan tingkah laku
c. Daya konsentrasi dan kemampuan belajar pada anak usia sekolah dengan konsultasi ke ahli psikologi
BAB III
PENUTUP
Kesim-u&an
Anemia defisiensi =at besi adalah kondisi dimana seseorang tidak memiliki =at besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya atau pengurangan sel darah karena kurangnya =at besi merupakan defisiensi nutrisi yang paling banyak pada anak dan menyebabkan masalah kesehatan yang paling besar diseluruh dunia terutama di 3egara sedang berkembang termasuk Indonesia. Diperkirakan &' penduduk dunia menderita anemia dan lebih dari $&' penderita ini adalah ADB dan terutama mengenai bayi,anak sekolah, ibu hamil dan menyusui. Defisiensi =at besi terjadi jika kecepatan kehilangan atau penggunaan elemen tersebut melampaui kecepatan asimilasinya.
Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan besi, gangguan absorpsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun. +erdarahan menahun yang menyebabkan kehilangan besi atau kebutuhan besi yang meningkat akan dikompensasi tubuh sehingga cadangan besi makin menurun. 8ika cadangan besi menurun, keadaan ini disebut keseimbangan =at besi yang negatif, yaitu tahap deplesi besi (iron depleted state). >eadaan ini ditandai oleh penurunan kadar feritin serum, peningkatan absorbsi besi dalam usus, serta pengecatan besi dalam sumsum tulang negatif. 5ejala khas ADB adalah *oilonychia, Atrofi papil lidah, 4tomatitis angularis (cheilosis), Disfagia.
>ita sebagai tenaga medis,harus mampu dalam menganalisa dan mengdiagnosa keadaan pasien,agar mampu memilih tindakan apa yang akan dilakukan.