• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dengan Interpretasi SEM, Madu Lebah Berkhasiat Sebagai Pencegah Osteoporosis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dengan Interpretasi SEM, Madu Lebah Berkhasiat Sebagai Pencegah Osteoporosis"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Dengan Interpretasi SEM, Madu

Lebah Berkhasiat Sebagai

Pencegah Osteoporosis

UNAIR NEWS – Dalam penelitian dengan metode yang berbeda, yakni melalui interpretasi Scanning Electron Microscope (SEM), dihasilkan bahwa madu dari lebah Apis dorsata mengindikasikan dapat digunakan sebagai obat pencegahan osteoporosis.

Demikian penelitian kelompok mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga yang diketuai Samsi Yordan (2015), dan beranggotakan Abdullah Hasib (2013), M. Huda Ramadhan (2015), Salsabilla Abani (2016), dan Siti Nur Rohmah (2015).

Hasil yang menggembirakan ini kemudian dituangkan sebagai proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE). Dengan bimbingan dosennya, Dr. Ira Yudaniayanti, drh., M.P., proposal ini berhasil lolos seleksi dan berhak meraih dana penelitian dari Kemenristekdikti dalam program PKM tahun 2016-2017.

Dijelaskan oleh Samsi Yordan, bahwa osteoporosis adalah kondisi saat kualitas kepadatan tulang itu menurun. Kondisi ini membuat tulang menjadi keropos dan rentan retak. Gangguan ini dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain jenis kelamin (gender), usia, ras/suku, serta keturunan.

”Faktor utama yang menyebabkan osteoporosis adalah penurunan hormon estrogen .Seorang perempuan atau hewan yang mengalami

histerektomi akan mengalami gejala menopouse, karena hormon

estrogen tidak diproduksi lagi. Sehingga pembentukan

osteoblast terhambat dan osteoklast meningkat yang

mengakibatkan kerusakan tulang lebih cepat dibandingkan pembentukan tulang,” jelas Samsi.

(2)

Sampai saat ini, pengobatan utama osteoporosis adalah hormone

replacement therapy (HRT) dan bifosfonat. Namun risiko

penggunaan HRT yang paling utama adalah dapat menimbulkan kanker payudara. Selain itu dapat digunakan kalsium dan vitamin D serta obat-obatan yang harus selalu dikonsumsi. ”Tetapi pengobatan tersebut juga menimbulkan banyak efek samping, seperti nyeri lambung, terutama apabila cara mengonsumsi obatnya tidak sesuai dengan anjuran dokter,” tambahnya.

Sementara itu madu dipercaya kaya akan antioksidan, seperti

flavonoid dan asam fenolat. Flavonols pada madu akan

berinteraksi secara langsung dengan esterogen melalui reseptor ER-β dan ER-α, dan kandungan asam glukonat yang dapat meningkatkan absorbsi kalsium di dalam usus.

Samsi dan kawan-kawan meneliti menggunakan hewan coba tikus putih yang diberi perlakuan Ovariohystercetomy atau pengambilan ovarium. Hewan coba itu diberi madu dengan dosis berbeda-beda selama bulan Maret hingga Juni 2017. Setelah minggu ke-12, tikus dinekropsi untuk pengambilan os femur yang selanjutnya akan dianalisa menggunakan Scanning Electron

Microscope (SEM).

Dari penelitian itu diperoleh hasil bahwa tulang yang tidak diberi madu menunjukan penurunan mikroarsitektur, namun pada tulang yang diberi madu dengan dosis tertinggi menunjukan kepadatan tulang dalam keadaan normal dan tidak terjadi penurunan mikroarsitektur tulang. Hal ini mengindikasikan bahwa madu lebah Apis dorsata dapat digunakan sebagai obat pencegahan osteoporosis.

”Kami berharap dari penelitian ini agar masyarakat mengetahui dan lebih memilih memanfaatkan bahan pengobatan yang alami dibandingkan bahan kimia yang dapat memberi efek samping pada tubuh,” kata Samsi Yordan. (*)

(3)

Mahasiswa UNAIR Teliti Bahaya

Asap Rokok Elektrik dan Asap

Rokok Konvensional

UNAIR NEWS – Merokok merupakan salah satu gaya hidup masyarakat Indonesia yang tidak dianjurkan untuk kesehatan. Dari hasil Riskesdas 2013, ada peningkatan proporsi penduduk Indonesia usia sekitar 15 tahun yang merokok setiap tahunnya. Pemerintah mulai berupaya menurunkan jumlah perokok dengan memberikan pernyataan mengenai kenaikan harga rokok konvensional pada tahun 2016. Pernyataan tersebut membuat sebagian perokok konvensional beralih ke rokok elektrik

(vapor) yang dianggap lebih aman.

Lima mahasiwa jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga dalam penelitiannya berhasil membandingkan pengaruh antara asap rokok elektrik dan asap rokok konvensional terhadap paru-paru tikus putih (Rattus

norvegicus). Hasil penelitiannya dituangkan dalam Program

Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan judul “Perbandingan

Pengaruh Asap Rokok Elektrik dan Asap Rokok Konvensional terhadap Pulmo Tikus Putih (Rattus norvegicus)”.

Hasil penelitian mahasiwa tersebut, yaitu Yoan Asri Triantara (ketua tim), Inggit Almira, Sarwan Adi Kusumo, Muhammad Fajar, dan Dicky Darmawan, berhasil lolos dari penilaian Dirjen Dikti dan berhak atas dana hibah penelitian Kemenristekdikti dalam program PKM tahun 2017.

(4)

DIANTARA proses pemaparan asap rokok pada tikus putih. (Foto: Dok PKMPE)

Diterangkan oleh Yoan Asri, penelitian untuk mengetahui seberapa kerusakan paru melalui jumlah makrofag alveolar dan karakter histopatologis pada tikus putih, dibagi dalam empat kelompok pemaparan asap rokok elektrik dan asap rokok konvensional. Dibawah bimbingan Dr. Dwi Winarni, Dra., M. Si., Tim PKMPE ini ingin memberikan informasi perbandingan pengaruh kedua jenis asap rokok tersebut agar menjadi bahan pertimbangan peneliti lain dan masyarakat umum.

”Hasil penelitian yang diuji menggunakan uji Brown-Forsythe dan Games-Howell menunjukkan bahwa asap rokok konvensional dengan kadar nikotin 2,4 mg dapat menyebabkan peningkatan jumlah makrofag alveolar dan karakter kerusakan histopatologis paru terbesar, namun tidak berbeda signifikan dengan pengaruh yang disebabkan oleh asap rokok elektrik dengan kadar nikotin 3 mg,” kata Yoan.

Pada kelompok pemaparan asap elektrik dengan kadar nikotin 0 mg, ditemukan makrofag alveolar sebagai indikasi kerusakan paru dan karakter histopatologis dengan skor yang lebih tinggi

(5)

dibandingkan dengan kelompok kontrol.

“Jadi rokok elektrik maupun rokok konvensional dapat menyebabkan kerusakan pada tikus putih yang menjadi model eksperimen kami. Hal yang selama ini juga berlaku untuk rokok elektrik dengan kadar nikotin 0 mg ini dianggap aman oleh masyarakat,” ujar Yoan menyimpulkan hasil penelitian bersama timnya. (*)

Editor: Bambang Bes

Optimalkan

Bahan

Lokal,

Isolator

Listrik

Gelas

Keramik ’Cordierite’ Tahan

Panas dan Terjangkau

UNAIR NEWS – Mahasiswa jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga berhasil membuat terobosan baru, isolator listrik berbasis gelas keramik yang menggunakan bahan baku lokal. Dengan demikian harganya bisa bersaing atau lebih terjangkau dari isolator yang sudah ada di pasaran saat ini.

Keberhasilan ini kemudian dituangkan ke dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksata (PKM-PE) dengan judul “Pembuatan Isolator Listrik Berbasis Gelas Keramik

Cordierite Menggunakan Bahan Baku Lokal.” Dibawah bimbingan

dosennya, Drs. Siswanto, M.Si., proposal ini berhasil lolos dalam seleksi PKM oleh Kemenristekdikti tahun 2016/2017, dan berhasil mendapatkan dana hibah penelitian.

(6)

PKM-PE ini diketuai oleh Tita Aulia, dengan anggota antara lain Siti Nurmala, Mayasari Hariyanto, Amalia Fitriana, dan Moch Andi Putra Jaya. Semua mahasiswa Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga.

Dijelaskan oleh Tita Aulia, penelitian ini didasarkan pada kebutuhan yang besar akan isolator listrik. Sebab isolator punya peran penting dalam kehidupan sehari-hari dan alat bekerja, seperti untuk kabel, kampas motor, dsb. Kemudian isolator listrik yang ada saat ini masih tergolong lebih mahal dan kurang bisa dijangkau oleh masyarakat.

”Selain itu, bahan baku lokal yang kurang dimanfaatkan juga menjadi alasan lain tim kami melakukan penelitian ini,” tambah Tita Aulia.

Keunggulan dari isolator berbasis gelas keramik bikinan mahasiswa UNAIR ini, kata Tita, biasa dibuat dengan bahan baku lokal dan melalui beberapa proses yang sedikit sulit, salah satunya proses sintering, yaitu pemanasan pada suhu sangat tinggi yang lebih dari 1000o

C, dan didinginkan dengan proses

cooling down (pendinginan secara perlahan). Proses pendinginan

yang perlahan itulah yang membuat struktur kristal yang terbentuk menjadi lebih rapi.

Sedikit diinformasikan, bahwa dalam ilmu fisika, material gelas keramik cordierite adalah gelas keramik yang susunan atau struktur kristalnya tersusun rapi (kristalinitasnya tinggi). Antara atom satu dengan yang lainya sangat dekat (berhimpit) sehingga menjadikan isolator ini tidak mudah mengalami retak atau patah ketika terkena suhu yang tinggi. ”Tentu saja, harga isolator ini murah dan merakyat, karena bahan bakunya berasal dari lokal Indonesia. Mudah-mudahan inovasi kami ini bermanfaat untuk masyarakat, yakni isolator berkualitas baik dengan harga sangat terjangkau dan aman,” demikian Tita Aulia dan kawan-kawannya berharap. (*)

(7)

Editor : Bambang Bes

Inovasi

Mahasiswa

UNAIR

Temukan

“Penghalang”

Antiadhesi Intraperitoneal

Pascabedah

UNAIR NEWS – Adhesi intraperitoneal atau biasa disebut suatu “perlengketan” di rongga perut, merupakan salah satu kasus serius di kalangan para ahli bedah. Secara sederhana, adhesi intraperitoneal ini dapat dikatakan sebagai perlengketan antara permukaan organ-organ maupun dengan dinding perut pasca-kegiatan pembedahan.

Dari serangkaian permasalahan kasus adhesi intraperitoneal serta uji coba-uji coba dalam usaha mengatasi, mahasiswa Universitas Airlangga melakukan penelitian menemukan bahwa

hydrogel dengan serangkaian uji in vitro bisa menghambat anti

adhesi intraperitoneal.

Penilaian itu dilaksanakan oleh Wilda Kholida Annaqiyah, Ainia Rahmah Aisyah, Claudia Yolanda Savira, Yolanda Citra Ayu Priskawati , dan Titin Widya Anjar Sari. Ketika disusun dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKMPE), dibawah bimbingan Dr. Prihartini Widiyanti, drg., M.Kes., S.Bio,CCD., proposal ini lolos untuk memperoleh dana penelitian dari Kemenristekdikti dalam program PKM 2016-2017. Diterangkan oleh Wilda Kholida Annaqiyah, ketua tim, menurut etiologinya Adhesi intraperitoneal ini adalah pembentukan jaringan atau ikatan patologis yang biasanya terjadi antara

(8)

omentum, usus, dan dinding abdomen yang merupakan bawaan atau di dapat sebagai reaksi post inflamasi atau pasca operasi. Ikatan ini dapat berupa lapisan jaringan ikat tipis, sambungan fibrous tebal yang berisi pembuluh darah dan saraf, atau perlengketan langsung antara kedua organ (Arung, 2011; Binda, 2004; Schoman, 2009).

Adhesi atau perlengketan ini dapat terjadi pada seseorang yang pernah mengalami riwayat operasi, bahkan tak sedikit kasus ini terjadi saat kegiatan operasi bedah terbuka maupun laparoskopi. Adhesi ini dikatakan kasus yang cukup serius, sebab dampak yang ditimbulkan cukup banyak, antara lain obstruksi usus, infertilitas (kemandulan), nyeri perut kronis, komplikasi serius yang mengharuskan seseorang operasi lagi bahkan meninggal dunia.

Prevalensi kejadian adhesi intraperitoneal sekitar 67-93% setelah operasi laparotomi bedah dan mencapai 97% pada operasi ginekologi. Adhesi antara luka dan omentum terjadi pada 80% pasien dan sekitar 50% melibatkan usus. Lebih dari 34% seseorang yang mengalami adhesi juga kembali dirawat di rumah sakit karena komplikasi yang terkait adhesi, dengan angka kematian 4,6-13% (Hellebrekers et al ,2011).

Menurut Arlan dalam Prasetyo (2012), di Indonesia insiden obstruksi yang disebabkan oleh adhesi peritoneal berada di posisi kedua, atau ketiga setelah hernia inguinalis dan keganasan kolon. Adhesi intraperitoneal juga penyebab tersering ileus obstruktif.

Di Indonesia tercatat 7.059 kasus obstruksi ileus paralitik dan obstruktif tanpa hernia yang dirawat inap, dan 7.024 pasien rawat jalan pada tahun 2004 (Bank Data Departemen Kesehatan Indonesia dalam Romadhan,2012). Obstruksi yang disebabkan adhesi berkembang sekitar 5% dari pasien yang mengalami operasi abdomen dalam hidupnya (Sabara dalam Romadhan,2012).

(9)

Guna mengatasi terjadinya adhesi intra peritoneal, banyak dilakukan percobaan terkait barrier (penghalang fisik) untuk mencegah terjadinya dhesi itu seperti obat-obatan/agen farmakologis, barier cair dan barier padat. Tetapi obat kimia seperti kortikosteroid, antikoagulan, antibiotik, bahan

fibrinolitik dan hormon dinilai tidak adekuat dan belum

efektif dalam menangani adhesi intraperitoneal. Sedangkan barier cair seperti NaCl ,ringer laktat serta larutan polimer

N,O-carboxymethil chitosan (NOCC) dan carboxymethil cellulose

(CMC) meski digunakan dalam jumlah besar namun dalam aplikasinya terlalu cepat diserap (Grainger et al,1991). Cairan yang paling umum digunakan adalah solusi hipertonik 32% dekstran 70, tetapi mulai ditinggalkan karena mempunyai komplikasi serius (Dizerega, 2000).

Sedangkan untuk barier padat seperti membran dan film dalam penerapannya masih mengalami kesulitan praktis saat diaplikasikan dan hanya mampu menghalangi area tertentu saja bahkan beberapa diantaranya dapat secara agresif melekat pada sarung tangan dokter bedah selama pemasangan (Attard et al, 2007).

Dalam rangka mengatasi kekurangan tersebut dalam menangani adhesi intraperitoneal maka dalam penelitian ini dibuatlah sebuah barier (penghalang fisik), yakni berbentuk hydrogel untuk mencegah terjadinya adhesi selama proses penyembuhan jaringan yang luka.

Hydrogel ini memiliki keunggulan yakni mampu menutupi area

luka dan seluruh permukaan organ dengan geometri secara kompleks ketika disuntikkan kedalam tubuh, sehingga mampu menjadi penghalang fisik atau kontak langsung antara dinding perut maupun antar permukaan organ selama proses penyembuhan jaringan (Balakrishnan et al , 2005).

H y d r o g e l i n i d i b u a t d e n g a n b a h a n p o l i m e r b e r b a s i s methylcellulose dan hyaluronic acid dengan penambahan nano

(10)

karena sifatnya yang biokompatibel, biodegradabel dan non-toksik. Selain itu Hyaluronic acid diketahui dapat meningkatkan proliferasi pada sel mesothelial peritoneal (Reijnen et al, 2000). Sedangkan nano silver berfungsi sebagai agen anti-bakteri mengingat prevalensi infeksi oleh bakteri di rongga perut yang tidak steril cukup besar.

Untuk melihat potensi hydrogel itu maka hydrogel akan melewati beberapa serangkaian uji in vitro, yakni uji swelling untuk melihat kemampuan mengembang dan penyerapan cairan tubuh. Uji degradasi untuk melihat seberapa lama sampel bertahan di dalam tubuh, uji sitotoksisitas untuk menguji sifat toksik sampel.Lalu uji antibakteri untuk melihat kemampuan antibakteri dari nano silver, dan uji Fourier Transform Infra

Red (FTIR) untuk menggambarkan ikatan kimia pada bahan.

”Jadi hydrogel ini sudah melewati serangkaian uji in vitro dan memenuhi sebagai barier anti adhesi intraperitoneal. Harapan kami hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam bidang medis untuk aplikasi agen anti adhesi intraperitoneal dan dapat dilanjutkan dalam tahap uji in vivo dan uji klinis,” kata Wilda Kholida Annaqiyah. (*)

Editor: Bambang Bes

Bioplastik Limbah Kulit Udang

dan Biji Alpukat, Alternatif

(11)

Lingkungan

UNAIR NEWS – Ditangan mahasiswa jurusan kimia Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga, limbah biji alpukat dan limbah kulit udang diinovasi menjadi bioplastik sebagai pengganti plastik yang ramah terhadap lingkungan.

Lima orang mahasiswa yang mensintesis bioplastik ramah lingkungan itu adalah Nurlailiatul Machmudah, Fitria Pebriani, Adi Rachmadji, Tri Susanti, dan Dimas Noor Asyari.

Nurlailiatul Machmudah, ketua tim peneliti ini menjelaskan, bahwa dipilihnya melakukan inovasi ini karena penggunaan perkakas yang terbuat dari plastik, terutama tas, sudah semakin menggila. Hingga Environment Protection Body, sebuah lembaga lingkungan hidup di Amerika Serikat mencatat, setiap tahun sekitar 500 miliar sampai 1 triliun tas plastik digunakan di seluruh dunia.

”Inilah ancaman terhadap lingkungan hidup, sebab plastik merupakan material yang sulit dihancurkan oleh organisme. Untuk bisa lebur dan terurai dalam tanah, sampah plastik butuh waktu antara 200 sampai 1.000 tahun,” katanya.

Kemudian, dewasa ini telah ditemukan beberapa macam plastik

biodegradable antara lain, polihidroksi alkanoat (PHA), poli e-kaprolakton (PCL), poli butilen suksinat (PBS) dan poli asam l a k t a t ( P L A ) . N a m u n k e b a n y a k a n b a h a n b a k u p l a s t i k biodegradable itu masih menggunakan sumber daya alam yang

tidak diperbaharui (non-renewable resources) dan tidak hemat energi.

(12)

TIM peneliti ketika melakukan penelitian dan uji coba di Lab FST UNAIR. (Foto: Dok PKMPE FST)

Hasil penelitian yang menarik ini kemudian dituangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM-PE). Setelah melalui seleksi Dikti, proposal “Bioplastik Mbah Kilat (Limbah Kulit Udang Dan Biji Alpukat)” ini lolos untuk mendapatkan dana penelitian dalam program PKM Kemenristekdikti tahun 2016-2017.

Ditambahkan oleh Nurlailiatul, penelitian ini menekankan pada penggunaan limbah yang pemanfaatannya kurang maksimal, antara lain limbah biji alpukat dan limbah kulit udang untuk dibuat sebagai bioplastik ramah lingkungan dan aman untuk digunakan. Bioplastik hasil sintesis ini dinamai bioplastik “Mbah Kilat” (limbah kulit udang dan biji alpukat).

Jadi, bioplastik “Mbah Kilat” ini dibuat dari bahan dasar kitosan kulit udang dan pati (tepung) limbah biji alpukat. Pada biji alpukat itu terdapat banyak kandungan pati yang bisa dijadikan komponen plastik, sehingga plastik mudah didegradasi oleh mikroorganisme.

Sedangkan pada limbah kulit udang mengandung kitin yang bisa ditransformasi menjadi kitosan sebagai penguat karakter polimer plastik. Untuk menambah karakteristik plastik, maka

(13)

ditambahkan zat pemlastis atau plastisizer sorbitol.

”Dengan hadirnya bioplastik ‘Mbah Kilat’ ini kami berharap dapat menjadi alternatif plastik pengganti plastik komersial yang aman digunakan, mudah terurai, dan dapat digunakan sebagai solusi mengoptimalisasi pemanfataan limbah,” kata Nurlaili, panggilan akrab mahasiswa S1 FST UNAIR ini. (*) Editor: Bambang Bes

Ditemukan, Antioksidan Herbal

dari Rosella untuk Mencegah

Radikal

Bebas

Akibat

Paracetamol

UNAIR NEWS – Paracetamol merupakan salah satu jenis obat yang sering dikonsumsi. Biasanya penggunaan paracetamol digunakan sebagai penurun panas atau pereda nyeri. Penjualannya juga tidak dibatasi, karena jenis obat bebas. Itulah sebabnya, banyak orang yang menganggap paracetamol aman untuk dikonsumsi.

Namun faktanya, kendati dijual bebas, paracetamol tidak bisa di konsumsi sembarangan. Pemakaian paracetamol secara berlebihan bisa mengakibatkan kerusakan hati. Hal ini diakibatkan over paracetamol menjadi sukar dimetabolisme oleh hati, sehingga menghasilkan radikal bebas. Tingginya kadar radikal bebas di dalam tubuh inilah yang bisa merusak berbagai organ kita, terutama hati.

(14)

Prastyaningtyas, Annisa Normalita, Dhanar Adhitya, Rachmad Yusuf, mahasiswa Universitas Airlangga, menemukan antioksidan dari bunga Rosella sebagai penurun kadar radikal bebas akibat penggunaan paracetamol yang berlebihan.

”Kandungan senyawa Fenolitik yang tinggi pada bunga Rosella berkhasiat menurunkan kadar radikal bebas yang tinggi pada pengonsumsi paracetamol berlebih,” ujar Agesti Veva, ketua kelompok mahasiswa peneliti ini.

TIM PKMPE mahasiswa FKH UNAIR. (Foto: Istimewa)

Kesuksesan inovasi mereka ini kemudian dituangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM-PE), yang telah lolos penilaian Dikti dan mendapatkan dana hibah Kemenristekdikti dalam program PKM tahun 2016-2017. Proposal ini berjudul “Uji Efektifitas Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariff L.) Terhadap Penurunan

Malondialdehida Pada Tikus (Rattus norvegicus) Strain Wistar

Yang Diinduksi Parasetamol.”

Jadi, masih kurangnya wawasan masyarakat Indonesia tentang penggunaan paracetamol yang benar itulah yang menebalkan tekad Agesti Veva Dkk untuk mencari solusinya, hingga akhirnya ditemukan antioksidan alami sebagai anti radikal bebas yang

(15)

bisa merusak hati. ”Saat ini masyarakat Indonesia masih kurang memahami bahaya yang timbul jika kadar radikal bebas di tubuh terlalu tinggi maka berbahaya,” kata Agesti.

Ditambahkan jika kadar radikal bebas pada tubuh itu terlalu tinggi, maka akan dapat merusak berbagai organ dalam tubuh melalui oksidasi dengan membran sel, dan salah satu organ yang berdampak paling besar adalah hati.

“Ini tentu sangat berbahaya bagi kesehatan, mengingat hati adalah salah satu organ yang vital bagi tubuh kita,” imbuhnya. Ditambahkan juga oleh Annisa, penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UNAIR menggunakan hewan coba tikus putih strain wistar. Selanjutnya diinduksi dengan

paracetamol dan diterapi dengan ekstrak kelopak bunga Rosella.

Hasil penelitian ini menunjukkan hasil penurunan kadar radikal bebas yang signifikan.

”Inovasi bunga Rosella menjadi alternatif antioksidan ini kami harapkan bisa menjadi salah satu obat herbal yang alami ntuk menurunkan kadar radikal bebas dalam tubuh,” tambah Agesti mengakhiri keterangannya. (*)

Editor: Bambang Bes

Limbah Rumput Laut Diinovasi

Jadi Penunjang Pertumbuhan

Plankton di Tambak

UNAIR NEWS – Prospek pembangunan perikanan dan kelautan di

Indonesia sangat cerah karena posisinya yang sangat strategis. Negara yang terdiri dari 17.502 pulau dengan garis pantai

(16)

sepanjang 81.000 km ini, otomatis memiliki wilayah perikanan sekitar 5,8 juta km2

. Komoditas rumput laut menjadi salah satu komoditas ekspor utama sumber daya perairan laut setelah ikan tuna dan udang.

Berdasarkan data penelitian Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan tahun 2002-2003, jumlah limbah padat yang dihasilkan pada pengolahan karagenan berkisar 70-80%. Terpicu oleh besarnya limbah karagenan itu empat mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga melakukan inovasi melakukan penelitian agar limbah yang dihasilkan dari pengolahan rumput laut

Echeuma cottonii dapat memberikan nilai tambah dan

meningkatkan nilai ekonomi secara signifikan serta untuk menunjang pertumbuhan phytoplankton di kolam tambak.

Empat mahasiswa FPK Universitas Airlangga itu adalah Elki Andriyanto, Hafizha Millati Novanda, Dessy Nuraini, dan Kautsar Senja. Dibawah bimbingan dosennya, Annur Ahadi Abdillah, S.Pi., M.Si., mereka menyusun penelirtiannya itu dalam proposal bertajuk “Optimasi Mikronutrien dari Ekstraksi Limbah Padat Karagenan (Euchema cottonii) Sebagai Penunjang Pertumbuhan Phytoplankton di Kolam Tambak Budidaya”.

Proposal tersebut lolos dari penilaian Dikti sehingga memperoleh pendanaan penelitian dari Dirjen Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE) Kemenristekdikti tahun 2016-2017.

Dijelaskan oleh Elki Andriyanto, ketua tim, manfaat penelitian ini untuk menambah kekayaan komoditi lokal dan menambah nilai guna dari limbah-limbah yang kurang termanfaatkan seperti limbah hasil produksi karaginan olahan rumput laut serta menunjang pertumbuhan phytoplankton di kolam tambak dengan penambahan pupuk alami dari limbah padat karagenan. Apabila

phytoplankton di kolam tambak tumbuh baik, maka ikan yang ada

akan terpenuhi kelangsungan hidupnya dan mengurangi penggunaan pupuk kimia yang mahal.

(17)

ANGGOTA Kelompok PKM-PE dari FPK UNAIR. (Foto: Istimewa)

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquarium, selang kecil, aerator, ember, kabel olor, mikroskop,

haemocytometer, refractometer, DO meter, pH meter, toples

kaca, batu aerasi, pipet tetes, lampu TL, gelas ukur, corong kaca, kertas label, plastic tahan panas, plastic klip, kain blancu, dan timbangan analitik.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air tambak, limbah rumput laut, aquades, chlorin, lugol, tetes tebu

(molase), probiotik em4 kuning, dan antichlorin. Prosedur

kerja dari penelitian ini adalah metode optimasi mikronutrien LPK menggunakan metode fermentasi dengan penambahan molase, EM4 kuning dan aquades yang difermentasikan selama 24 jam. Penelitian juga menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan (kontrol, 0,25 ml/L, 0,50 ml/L, 0,75 ml/L, dan 1,0 ml/L) dengan 4 kali pengulangan yang diamati selama 7 hari.

Dalam penelitian ini mengutamakan pemanfaatan limbah hasil pengolahan karagenan untuk menciptakan produk bernilai ekonomis tinggi yang berupa pupuk cair sebagai penunjang pertumbuhan phytoplankton di kolam tambak.

(18)

Hasil penelitian ini adalah penggunaan pupuk cair hasil optimasi mikronutrien LPK pada dosis C (0,50 ml/L) merupakan dosis yang paling baik untuk menunjang pertumbuhan

f i t o p l a n k t o n . P h y t o p l a n k t o n y a n g t e r i d e n t i f i k a s i pertumbuhannya dalam kolam air tambak adalah Chlorella sp,

Volvox sp, Paramecium sp. Spesies-spesies tersebut merupakan spesies phytoplankton yang menjadi pakan alami bagi ikan-ikan

di tambak. (*)

Editor: Bambang Bes

Mahasiswa UNAIR Kembangkan

Koyo untuk Inovasi Obat

Kanker Payudara

UNAIR NEWS – Kanker diketahui sebagai penyakit yang mengerikan. Ini antara lain karena efek penyakitnya dan efek samping terapi obat kanker (kemoterapi) yang menyakitkan bagi pasien. Di Indonesia, kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker terbanyak dengan prevalensi 12/100.000 perempuan (Kemenkes RI – 2015).

Doxorubicin dapat digunakan sebagai kemoterapi pasien kanker payudara melalui injeksi intravena. Hal tersebut menguntungkan karena obat dapat bekerja secara cepat. Akan tetapi juga memiliki kekurangan yaitu menyebabkan nekrosis dan perdarahan

(ulserasi) akibat penyuntikan, dan kerja obat tidak spesifik,

sehingga menyebabkan efek samping sistemik, serta bila terjadi alergi perlu waktu untuk penanganannya.

Tergerak dari keprihatinan terhadap pasien kemoterapi kanker payudara itulah, lima mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas

(19)

Airlangga yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKMPE) yaitu Ayu Tarantika Indreswari, Vita Fitria, Galuh Damar, Nurul Azizah, dan Beatrice mengembangkan sediaan berupa koyo (patch) yang mengandung

Doxorubicin yang dapat ditempel di kulit payudara.

Patch Doxorubicin menggunakan sistem penghantaran obat transdermal dan dibantu dengan arus listrik (iontoforesis),

sehingga Doxorubicin dapat menembus kulit dan masuk ke dalam jaringan terjangkit kanker payudara. Dalam menjamin kualitas, keamanan, dan kenyamanan penggunaan Patch Doxorubicin maka dilakukan berbagai uji skala laboratorium, seperti uji keseragaman bobot, keseragaman diameter, keseragaman tebal

patch, uji pH, kandungan lengas, kuat tarik, FTIR, dan DSC.

Ditemui di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Ayu Tarantika Indreswari, ketua Tim ditemani keempat rekannya, menuturkan kelebihan sediaan Patch Doxorubicin buatan tim ini. Dikatakan, penggunaannya mudah dan tidak menyakitkan pasien, targetnya spesifik pada jaringan kanker payudara sehingga efek samping kemoterapi lebih sedikit, serta bila terjadi tanda-tanda alergi maka patch dapat segera dilepas dari kulit si pasien.

“Sampai saat ini penelitian kami masih dalam skala laboratorium. Harapan kedepan, kami ingin penelitian ini berlanjut sampai aplikasi reservoir patsh transdermal

Doxorubicin ini dapat menunjang keamanan, keefektivitasan, dan

kenyamanan kemoterapi pada pasien kanker payudara,” kata Ayu. Bahkan, kata mereka, penelitian ini telah mendapat penghargaan salah satu gagasan terbaik dari ISPE (International Society

Pharmaceutical Engineering) yaitu salah satu forum

professional dari Industri Farmasi yang diselenggarakan bulan Mei lalu di Jakarta. “Bahkan kami diberi penawaran untuk penelitian lebih lanjut di beberapa Industri Farmasi,” tambah Ayu.

(20)

sekedar penelitian, tetapi kedepannya dapat benar-benar dikembangkan dan diproduksi dalam skala industri sehingga industri farmasi di Indonesia dapat memimpin inovasi obat kanker, khususnya untuk kanker payudara berbasis koyo,” kata Ayu mengakhiri penjelasan. (*)

Editor: Bambang Bes

Lendir Siput Diinovasi Jadi

’Surgical Glue’, untuk Atasi

Kebocoran Jantung Bayi

UNAIR NEWS – Kemenristekdikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa tahun 2016-2017 meluluskan proposal mahasiswa Universitas Airlangga yang berhasil melakukan inovasi membuat lem dalam operasi untuk solusi kebocoran pada jantung bayi dengan menggunakan bahan dasar lendir siput (Achatina sp).

Tim inovatif PKMPE (Program Kreatifitas Mahasiswa Penelitian Eksakta) dari Fakultas Sains dan Teknologi UNAIR ini dipimpin Juliani Nurazizah Setiadiputri, dengan empat temannya: Hana Zahra Aisyah, Putri Nurfriana Ramadhani, Putri Desyntasari, dan Diana Fitri.

Dibawah bimbingan dosennya, Dr. Prihartini Widiyanti, drg., M. Kes., S. Bio.CCD., Juliani Dkk memberi PKMPE-nya dengan “Surgical Glue Berbasis Poly(glycerol Sebacic Acid) dan Mucus

Achatina sp. Sebagai Agen Adhesif Solusi Kebocoran Jantung

pada Bayi”. Setelah lolos maka Juliani Nurazizah Dkk berhak menerima dana penelitian dari Kemenristekdikti.

(21)

selama ini sering terjadi pada anak. Ini merupakan abnormalitas struktur makroskopis jantung atau pembuluh darah besar intratoraks yang mempunyai fungsi pasti atau potensial yang penting.

Penyebab abnormalitas jantung bawaan ini diduga antara lain karena berbagai macam jenis obat yang dikonsumsi ibu saat hamil, penyakit dari sang ibu itu sendiri, paparan sinar rontgen, dan juga penyakit genetik lainnya.

INILAH ekstraksi Mucus Achatina sp atau lendir siput itu. (Foto: Istimewa)

Ketika dilakukan tindakan operasi, dokter mempunyai berbagai macam cara untuk menyembuhkan kebocoran jantung ini. Misalnya dengan sutures (jahitan) dan staples. Namum, penggunaan metode ini seringkali menimbulkan berbagai permasalahan lain dikarenakan sutures dan staples biasa dilakukan pada jaringan akan memakan waktu proses penyembuhan cukup lama, menyebabkan

(22)

luka pada jaringan di sekitarnya dan tidak tahan air.

Dari permasalahan tersebut, lima mahasiswa program studi S1 Teknobiomedik FST UNAIR ini melakukan inovasi atas surgical

glue sebagai solusi untuk kebocoran jantung pada bayi dengan

memanfaatkan lendir dari siput, atau dengan kata lain bahan alam yang mudah ditemukan di Indonesia.

Surgical glue sendiri memiliki elastisitas yang baik, dapat

beradaptasi dengan pergerakan dinamis pada jaringan, memiliki taraf biokompatibilitas yang sangat baik, biodegradabel, memiliki kekuatan adhesi yang tinggi, dan resisten terhadap tekanan terutama yang disebabkan oleh cairan di dalam tubuh. Dalam hal ini lendir siput bekerja sebagai anti-bacterial yang berasal dari bahan alam.

”Kami berusaha ingin dapat menciptakan suatu inovasi dalam bidang kesehatan, sehingga Indonesia yang saat ini menjadi konsumen, perlahan-lahan dapat menjadi negara produsen di berbagai aspek. Kami berharap surgical glue yang kami buat ini dapat menjadi salah satu bukti bahwa mahasiswa Indonesia mampu menunjukkan inovasi-inovasinya, terutama di bidang kesehatan,” ujar Juliani memungkasi penjelasannya. (*)

Editor: Bambang Bes

Pakan Aditif dari Wortel,

Mampu Naikkan Berat Badan

Harian Ayam Broiler

UNAIR NEWS – Mahasiswa Fakultas Kedoktean Hewan (FKH) Universitas Airlangga dalam penelitiannya menemukan bahwa

(23)

wortel (Daucus carota L) dapat digunakan sebagai bahan aditif pakan ayam broiler yang teruji efektif dan mampu meningkatkan berat badan harian ayam.

Mahasiswa FKH UNAIR yang melakukan penelitian tersebut adalah Ahmad Syaifullah (2014), Akhmad Afifudin Al-Anshori (2016), Indah Tri Lestari(2016), Maylendah Larasati Wibowo (2016), dan Dhinar Ramadhani (2016).

Dibawah bimbingan Dr. Widya Paramita Lokapirnasari, Drh., MP., penelitian tersebut dituangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE) dengan judul “Pemanfaatan Ekstrak Umbi Wortel (Daucus carota

L) Terhadap Peningkatan Berat Badan Harian Pada Ayam Broiler”.

Proposal ini telah lolos seleksi Dikti, sehingga berhak atas dana penelitian program PKM Kemenristekdikti tahun 2016-2017. Dijelaskan oleh Ahmad Syaifullah, ayam Broiler merupakan ayam ras pedaging hasil persilangan antara ayam Cornish dengan Plymouth Rock. Peternakan Broiler merupakan salah satu penyumbang terbesar dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan sumber protein hewani.

Dalam usaha peternakan broiler, biaya pakan merupakan komponen terbesar dari total biaya produksi yang harus dikeluarkan peternak, yaitu sekitar 70%. Guna memaksimalkan hasil produksi dengan biaya seminimal mungkin, peternak melakukan berbagai cara. Salah satu usahanya dengan menambahkan bahan aditif.

Kenapa wortel? Lanjut Ahmad Syaifullah, wortel merupakan salah satu bahan pakan yang melimpah. Kandungan betakaroten dan tingginya kadar serat dalam wortel sangat berguna melancarkan sistem pencernaan dan meningkatkan kinerja usus dalam penyerapan nutrisi. Dengan potensi tersebut, wortel dapat digunakan sebagai alternatif untuk efisiensi pakan pada peternakan broiler, jadi dapat meningkatkan pertumbuhan berat badan secara harian pada broiler.

(24)

DIAGRAM pertambahan berat badan harian ayam broiler dari hasil uji coba. (Dok PKM-PE FKH)

”Kami melakukan penelitian menggunakan 100 ekor ayam broiler yang dipelihara secara intensif. Pada umur 2 minggu dibagi dalam 5 kelompok, terdiri dari 1 kelompok kontrol dan 4 kelompok perlakuan yang diberi wortel dengan dosis dari konversi manusia ke ayam. Selanjutnya semua dosis dicampurkan dalam air minum sesuai kebutuhan harian ayam broiler,” kata Ahmad menjelaskan.

Parameter yang dilihat adalah laju pertambahan berat badan harian ayam selama masa pemeliharaan (5 minggu) hingga panen. Penimbangan berat badan dilakukan setiap minggu terhadap 50% sampel dari tiap kelompok, kemudian dibagi 7 untuk mengetahui rata-rata pertambahan berat badan harian (Average Daily Gain)

ayam broiler per minggu. Pertambahan berat badan ini bisa dilihat pada diagram.

Menurut Ahmad Syaifullah, kecukupan energi dan protein dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat kondisi gizi masyarakat, juga keberhasilan usaha pemerintah dalam pembangunan pangan peningkatan sumber daya manusia. Hal ini penting sebab peternakan ayam broiler merupakan penyumbang

(25)

protein hewani terbesar bagi masyarakat Indonesia.

Ahmad Dkk berharap hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi para peternak ayam broiler. Keberadaan wortel di Indonesia yang sangat melimpah, biaya pembelian yang cukup efisien serta telah terbuktinya dalam uji coba, menjadi nilai tambah untuk memilih wortel sebagai bahan pakan aditif untuk usaha broiler mereka. (*)

Gambar

DIAGRAM  pertambahan  berat  badan  harian  ayam broiler  dari  hasil  uji  coba.  (Dok  PKM-PE  FKH)

Referensi

Dokumen terkait

UNAIR NEWS – Sebagai bentuk apresiasi kepada sivitas akademika, Universitas Airlangga memberikan penghargaan kepada para dosen yang berhasil membuahkan prestasi pada tahun

>erasa diperlakukan tak adil atas pengabdiannya selama ini di 1lobodyne Corporation, +ick pun berniat untuk membalas atas semua kekacauan dalam hidupnya dengan meniru

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu “Terdapat perbedaan biomassa perifiton pada substrat keramik antara hulu, tengah, dan hilir Sungai Salo”..

Sistem ini sebaiknya tidak digunakan lagi karena banyak memiliki keterbatasan. Tanggung jawab besar dibebankan pada perawat untuk menginterpretasi order dan

Model matematik seringkali digunakan untuk mempelajari fenomena alam nyata yang kompleks dengan cara analisis, serta untuk menyelidiki hubungan antara parameter yang

Data tabel 1.4 menunjukkan bahwa banyak konsumen 2016 - 2018 yang menjalin kontrak pembiayaan di BFI Finance kantor cabang Jombang dengan total sebanyak