AKIBAT HUKUM PERKAWINAN YANG TIDAK DICATATKAN
KETIKA SALAH SATU PIHAK MENINGGAL DUNIA
MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974
TENTANG PERKAWINAN DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM
NASKAH PUBLIKASI
Oleh
MUHAMMAD RACHARDI
127011028/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
AKIBAT HUKUM PERKAWINAN YANG TIDAK DICATATKAN
KETIKA SALAH SATU PIHAK MENINGGAL DUNIA
MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974
TENTANG PERKAWINAN DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh
MUHAMMAD RACHARDI
127011028/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Tesis : AKIBAT HUKUM PERKAWINAN YANG TIDAK DICATATKAN KETIKA SALAH SATU PIHAK
MENINGGAL DUNIA MENURUT
UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG
PERKAWINAN DAN KOMPILASI HUKUM
ISLAM
Nama Mahasiswa : MUHAMMAD RACHARDI
Nomor Pokok : 127011028
Program Studi : Kenotariatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN)
Pembimbing Pembimbing
(Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum) (Dr. Utary Maharany Barus, SH, MHum)
Ketua Program Studi,
(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN)
Telah diuji pada Tanggal : 04 Juni 2015
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN Anggota : 1. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum
2. Dr. Utary Maharany Barus, SH, MHum 3. Dr. Mahmul Siregar, SH, MHum
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : MUHAMMAD RACHARDI
Nim : 127011028
Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU
Judul Tesis : AKIBAT HUKUM PERKAWINAN YANG TIDAK
DICATATKAN KETIKA SALAH SATU PIHAK
MENINGGAL DUNIA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM
Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat.
Medan,
Yang membuat Pernyataan
Nama :MUHAMMAD RACHARDI
i
ABSTRAK
Perkawinan yang sah adalah perkawinan yang dicatatkan, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menurut Pasal 2 ayat (2) yang menyatakan bahwa “Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Pencatatan Perkawinan berfungsi sangat penting sebagai alat bukti tertulis yang sah untuk memperkarakan persoalan rumah tangga secara hukum di Pengadilan Agama. Dalam Hukum Islam perkawinan yang tidak sesuai dengan syarat dan rukunnya, maka perkawinan itu sendiri tidak sah dan dapat berakibat pada batalnya status akad nikah. Pada perkawinan yang tidak dicatatkan bagi pasangan suami-isteri perkawinan yang tidak bisa diperkarakan persoalan rumah tangga pasangan suami-isteri karena perkawinan yang tidak dicatatkan tidak memiliki kekuatan hukum kecuali adanya itsbat nikah yaitu penetapan kembali perkawinan.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif analisis, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder berupa bahan hukum primer, sekunder, dan tertier sebagai data utama. Data-data yang diperoleh kemudian diolah, dianalisis dan ditafsirkan secara logis, sistematis dengan menggunakan metode berfikir deduktif.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa akibat hukum perkawinan yang tidak dicatatkan menuruy Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum islam adalah perkawinan tersebut tidak sah hal ini dapat dilihat di dalam ketentuan Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinanyang mengamanatkan bahwa setiap perkawinan dicatat menurut perundang-undangan yang berlaku, di dalam Kompilasi Hukum Islam yang berlaku bagi yang beragama Islam juga menyebutkan dalam Pasal 5 ayat (1) yang memuat ketentuan bahwa setiap perkawinan harus dicatatkan kemudian dalam Pasal 6 ayat (2) disebutkan bahwa perkawinan yang dilakukan di luar penawasan Pegawai Pencatat Nikah tidak mempunyai kekuatan hukum. Perlindungan hukum terhadap anak yang dilahirkan dari perkawinan yang tidak dicatatkan ketika salah satu pihak meninggal dunia adalah berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, hanya mempunyai hubungan keperdataan dengan ibunya dan keluarga ibunya yang sesuai dengan ketentuan Pasal 42 dan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang terdahulu, yang kemudian diubah berdasarkan PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI Nomor : 46/PUU-VIII/2010, Pasal 43 ayat (1) yang menyatakan bahwa: Anak yang dilahirkan di luar Perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan kelurga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau alat bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah, termasuk hubungan perdata dengan keluarga ayahnya”, dalam pasal tersebut memiliki arti sepanjang dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, anak tersebut mempunyai hubungan perdata dengan ayahnya dan keluarga ayahnya, sehingga hak anak terpenuhi: hak pemeliharaan, hak pendidikan, dan hak mewarisi. Sedangkan, Kompilasi Hukum Islam Pasal 100 yang menyatakan bahwa: Anak yang lahir di luar perkawinan hanya mempunyai nasab dengan ibunya dan keluarga ibunya”, maka terhadap anak tersebut menjadi tanggung jawab ibunya dan keluarga ibunya. Pertimbangan terhadap penetapan Hakim Pengadilan Agama Nomor : 111/Pdt/2014/PA. Medan adalah Pasal 7 ayat (2) dan ayat (3) menyatakan bahwa ke Pengadilan Agama, terbatas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan adanya perkawinan yang terjadi sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dalam Pasal 14 Kompilasi Hukum Islam menyatakan bahwa: untuk melaksanakan perkawinan harus ada: calon mempelai suami-isteri, wali nikah, dua orang saksi dan ijab-qabul. Berdasarkan pertimbangan hukum tersebut, hakim sudah tepat menetapkan hukum in concreto
ii
ABSTRACT
A legitimate marriage is a registered marriage as it is stipulated in Article 2, paragraph 2 of Law No. 1/1974 on Marriage which states that “every marriage is registered according to the prevailing regulation.” Registration of a marriage is very important as written evidence in bringing a marriage case before a Religious Court. In the Islamic law, a marriage which does not meet its requirements and fundamental principles is considered invalid and can cause its cancellation. An unregistered marriage cannot be brought to a court since it does not have any legal force except there is marriage ratification.
The research used judicial normative and descriptive analytic methods. The data were gathered by using secondary data which consisted of primary, secondary, and tertiary legal materials as the main data. The gathered data were processed, analyzed, and interpreted logically, systematically, and deductively.
The result of the research showed that the legal consequence of unregistered marriage, according to Article 2, paragraph 1 and paragraph 2 of Law No. 1/1974 on Marriage and to the Compilation of the Islamic Law, was that it was invalid. This Law states that every marriage must be registered. Article 5, paragraph 1 of the Compilation of the Islamic Law states that every marriage must be registered; its Article 6, paragraph 2 also states that a marriage without the knowledge of Marriage Registrar Office does not have any legal force. According to Law No 1/1974, legal protection for a child from parents whose marriage is not registered, according to Law No. 1/1974 on Marriage, is that when one of the parents dies, the child only has relation, in civil law, to his mother and his mother’s relatives. Article 42 and Article 43, paragraph 1 of Law No 1/1974 on Marriage which was amended, based on the Ruling of the Constitutional Court No. 46/PUU-VIII/2010, Article 43, paragraph 1 states that a child who is born from an illegitimate marriage has the relation, in civil law, to his mother and his mother’s relatives and to his father in condition that it can be proved by scientific knowledge and technology and/or other evidence in consanguinity, including in the civil law, to his father’s relatives. This Article indicates that the child then has the right to be raised, to get education, and to get inheritance. Meanwhile, Article 100 of the Compilation of the Islamic Law states that a child who is born from an illegitimate marriage only has nasab (family tie) with the mother and her relatives; therefore the child becomes the responsibility of his mother and his mother’s relatives. The verdict in the Religious Court No. 111/Pdt/20143/PA, Medan, Article 7, paragraph 3 states that the Religious Court only handles the case concerning the marriage which occurs before Law No. 1/1974 on Marriage is in effective. The verdict in Article 14 of the Compilation of the Islamic Law states that the requirements for a marriage are as follows: there are a bide and a groom, a wali nikah (male next of kin and guardian whose consent is required for the marriage of a girl or a woman; he represents her, in person or in writing before the ‘penghulu’), two witnesses, and ijab-qabul (signing a marriage contract). Based on these two verdicts, it could be concluded that the judge has the right to promulgate law in concreto.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ibni sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan di Universitas Sumatera Utara Medan. Dalam memenuhi tugas inilah maka penulis menyusun dan memilih judul :“Akibat Hukum Perkawinan Yang Tidak Dicatatkan Ketika Salah Salah Satu Pihak Meninggal Dunia Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam. Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan di dalam penulisan tesis ini, untuk itu dengan hati terbuka menerima saeran dan kritik dari semua pihak, agar dapat menjadi pedoman di masa yang akan datang.
Dalam penulisan dan penyusunan tesis ini, penulis mendapat bantuan bimbingan dan pengarahan serta saran-saran dari berbagai pihak, para pimpinan, bapad dan ibu dosen pengajar berserta staf administrasi dan umum pula pda almamater penulis, yang merupakan panutan dan pembuka wawasan bagi penulis selama awal mas perkuliahan sampai selesainya tesis ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K)., Selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, MHum., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan-arahan, yang sangat membantu dalam penulisan tesis ini.
3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH., MS., CN., selaku Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan selaku Anggora Komisi Pembimbing yang telah banyak membimbing serta memberikan arahan-arahan yang sangat membantu dalam penulisan tesis ini.
iv
4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH., CN., MHum., selaku Sekertaris Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Penguji penulis yang telah banyak memberikan kritikan, saran serta masukan dalam penulisan tesis ini.
5. Ibu Dr. Utary Maharany Barus, SH, MHum., selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak membimbing serta memberikan arahan-arahan yang sangat membantu dalam penulisan tesis ini.
6. Bapak Notaris Dr. Syahril Sofyan, SH, MKn., selaku Dosen Penguji penulis yang telah banyak memberikan kritikan, saran serta masukan dalam penulisan tesis ini.
7. Bapak Mahmul Siregar, SH, MHum.,selaku Dosen Penguji penulis yang telah banyak memberikan kritikan, saran serta masukan dalam penulisan tesis ini.
Secara khusus penelitain ini menghaturkan terima kasih yang tak terhingga kepada ayahanda Hery Jusharyadi, SH dan Ibunda Supeni yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidik ananda dengan penuh kasih sayang mulai penulis kecil sampai dewasa ini, serta segala dorongan dan semangat yang tiada henti yang telah diberikan kepada penulis selama ini, dan tak lupa jua penulis sampaikan kepada adik-adik (Rizka Yustiaridinia, SH dan Reischa Nabiela) terima kasih buat semangat dan doanya kepada penulis (abang) selama ini.
Tak lupa juga penulis menyampaikan terima kasih kepada para saudara (Uwak Edy, Wak Ucok, Mak Eli, Wak Joni, Wak Cucun, Wak Titin, Om Deni dan Tante Heni yang telah memberikan bantuan moril, hingga selesainya tesis ini. Serta ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada kawan-kawan penulis, Teguh, Rocky, Bayu, Andy Hakim, Tika, Ujad, Andy, Fauzy, Aya, Edim, Chandra, Bang Gamal, Bang David, Halimah, Desicha, Iin, Lia, Icha, Ichsan Parinduri, Kak Yuheni, Kak Fina dan kawan-kawan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu juga kepada rekan-rekan seperjuangan, khususnya kepada rekan-rekan Magister Kenotariatan USU, juga atas kerjasama dan diskusi selama perkuliahan, yang telah banyak membantu serta memberikan kritik dan saran dari awal masuk di Program Studi
v
Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sampai saat penulis selesai menyusun tesis ini.
Saya berharap semoga semua bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis, akan mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa, agar selalu dilimpahkan kebaikan, kesehatan, kesejahteraan dan rejeki yang melimpah. Akhirnya, semoga tesis ini dapat berguna bagi diri penulis dan juga bagi semua pihak khususnya yang berkaitan dengan bidang kenotariatan.
Medan, Juni 2015
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
Nama : Muhammad Rachardi Tempat/Tanggal lahir : Medan/29 September 1988 Jenis Kelamin : Laki-laki
Warga Negara : Indonesia Status : Belum Menikah Agama : Islam
II. DATA KELUARGA
Ayah : Hery Jusharyadi, SH Ibu : Supeni
III. DATA PENDIDIKAN
1. SD Negeri 060925 (Lulus Tahun 2000) 2. SLTP Swasta Kesatria Medan (Lulus Tahun 2003) 3. SMA Swasta Kesatria Medan (Lulus Tahun 2006) 4. S-1 Fakultas Hukum UMSU Medan (Lulus Tahun 2010) 5. S-2 Program Studi Magister Kenotariatan FH USU (Lulus Tahun 2015)
vii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR ISTILAH ... x
DAFTAR SINGKATAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 21 C. Tujuan Penelitian ... 21 D. Manfaat Penelitian ... 22 E. Keaslian Penelitian ... 22
F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 24
1. Kerangka Teori ... 24
2. Kerangka Konsepsi ... 32
G. Metode Penelitian ... 34
1. Jenis dan Sifat Penelitian ... 34
2. Sumber Data ... 36
3. Teknik Pengumpulan Data ... 37
4. Analisis Data ... 37
BAB II AKIBAT HUKUM PERKAWINAN YANG TIDAK DICATATKAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM ... 39
viii
1. Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan ... 39 2. Syarat Sah Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan... 41 3. Pencatatan Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan... 49 4. Akibat Hukum Perkawinan yang Tidak Dicatatkan Menurut
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan 60 B. Perkawinan Menurut Kompilasi Hukum Islam ... 65 1. Pengertian Perkawinan Menurut Kompilasi Hukum Islam . 65 2. Syarat Syah Perkawinan Menurut Kompilasi Hukum Islam 67 3. Pencatatan Perkawinan Menurut Kompilasi Hukum Islam . 74 4. Akibat Hukum Perkawinan yang Tidak Dicatatkan
Menurut KHI (Kompilasi Hukum Islam) ... 80
BAB III PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK YANG
DILAHIRKAN DARI PERKAWINAN YANG TIDAK
DICATATKAN KETIKA SALAH SATU PIHAK
MENINGGAL DUNIA ... 86
A. Status Anak yang Dilahirkan dari Perkawinan yang Tidak Dicatatkan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam ... 86 1. Status Anak yang Dilahirkan dari Perkawinan yang
Tidak dicatatkan Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan ... 86 2. Status Anak yang Dilahirkan dari Perkawinan yang
Tidak dicatatkan Menurut Kompilasi Hukum Islam... 92 B. Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap Anak yang Lahir
dari Perkawinan yang Tidak Dicatatkan ... 95
BAB IV KEDUDUKAN HARTA BENDA SUAMI APABILA
MENINGGAL DUNIA PADA PERKAWINAN YANG TIDAK DICATATKAN... 103
A. Kedudukan Harta Benda Perkawinan Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi
ix
B. Pertimbangan Hakim Terhadap Surat Penetapan Nomor
111/Pdt/2014/PA.Medan ... 107
1. Kasus Posisi ... 107
2. Pertimbangan Hakim ... 109
3. Amar Putusan ... 117
4. Analisis Putusan Hakim ... 119
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 122
A. Kesimpulan ... 122
B. Saran ... 124
x
DAFTAR ISTILAH
A quo : Tersebut
Ad-dammu wattadakul : Bertindih atau memasukkan
Akad : Perjanjian Bukti P.1 : Bukti domisili Bukti P.2 : Bukti kartu keluarga Bukti P.3 : Bukti meninggal
Bukti P.4 : Bukti pensiun pegawai negeri sipil
Civil law : Hukum perdata
Common law : Hukum adat
Iqrar : Pengakuan
Islamic law : Hukum Islam
Itsbat nikah : Penetapan Kembali Perkawinan
Juncto : Dihubungkan/dikaitkan
Law in the books : Peraturan perundang-undangan
Lafaz : Kata-kata
Legal order : Ketertiban hukum
Lex naturalis : Undang-undang abadi
Library research : Penelitian dokumen/pustaka
Li’an : Sumpah pemutus/ sumpah seorang suami untuk
meneguhkan tuduhannya bahwa istrinya telah berzina dengan laki-laki lain
Mazhab : Aliran/pandangan
Madzi : Lampau
Mawaddah : Sebuah keluarga yang telah mencapai ketentraman
Model N10 : Penolakan pernikahan
Mustaqbal : Yang akan datang
xi
Nikahun : Nikah
Natuurelijke kindren : Anak luar nikah
Rechtswerkelijheid : Kenyataan Hukum
Rukun : Sesuatu yang mesti ada yang menetukan sah dan tidaknya suatu pekerjaan (ibadah)
Sakinah : Sebuah pernikahan sudah mendapatkan ketenangan
Syarat : Sesuatu yang mesti ada yang menntukan sah dan tidaknya suatu pekerjaan (ibadah), tetapi Sesuatu itu tidak termasuk dalam rangkaian pekerjaan itu.
Syari’at : Agama
Statude apporoach : Pendekatan perundang-undangan
Staatsblad : Lembaran Negara, peraturan dan ketentuan pada masa
kolonial Belanda
Watha : Bersetubuh
Warahma : Pasangan suami istri akan diberikan rahmad dari Allah
SWT, karunia, kasih sayang yang lebih
Wali adhal : Wali hakim baru
Wittege en onwittegen : Anak tidak sah
Ziwaj : Kesepakatan antara seorang pria dengan seorang wanita
yang mengikatkan diri dalam hubungan suami-istri untuk mencapai tujuan hidup dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SWT
xii
DAFTAR SINGKATAN
Alm : Almarhum
KDRT : Kekerasan Dalam Rumah Tangga KCS : Kantor Catatan Sipil
KHA : Konvensi Hak Anak KHI : Kompilasi Hukum Islam KUA : Kantor Urusan Agama
KUHPerdata : Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
ICPR :International on Civil and Political Right
Mdn. : Medan
MK : Mahkamah Konsitusi Nim : Nomor Induk Mahasiswa No. : Nomor
PPN : Pegawai Pencatat NikaH
P3N : Pembantu Pegawai Pencatat Nikah PA : Pengadilan Agama
Pdt : Perdata
PP : Peraturan Pemerintah PPN : Pegawai Pencatat Nikah R.I : Republik Indonesia UU : Undang-undang
UDHR :Universal Declaration of Human Right
Jo : Juncto Stbl. :Staatsblad