• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akibat Hukum Perkawinan Yang Tidak Dicatatkan Ketika Salah Salah Satu Pihak Meninggal Dunia Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Akibat Hukum Perkawinan Yang Tidak Dicatatkan Ketika Salah Salah Satu Pihak Meninggal Dunia Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

AKIBAT HUKUM PERKAWINAN YANG TIDAK DICATATKAN

KETIKA SALAH SATU PIHAK MENINGGAL DUNIA

MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974

TENTANG PERKAWINAN DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM

NASKAH PUBLIKASI

Oleh

MUHAMMAD RACHARDI

127011028/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

AKIBAT HUKUM PERKAWINAN YANG TIDAK DICATATKAN

KETIKA SALAH SATU PIHAK MENINGGAL DUNIA

MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974

TENTANG PERKAWINAN DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh

MUHAMMAD RACHARDI

127011028/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Tesis : AKIBAT HUKUM PERKAWINAN YANG TIDAK DICATATKAN KETIKA SALAH SATU PIHAK

MENINGGAL DUNIA MENURUT

UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG

PERKAWINAN DAN KOMPILASI HUKUM

ISLAM

Nama Mahasiswa : MUHAMMAD RACHARDI

Nomor Pokok : 127011028

Program Studi : Kenotariatan

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN)

Pembimbing Pembimbing

(Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum) (Dr. Utary Maharany Barus, SH, MHum)

Ketua Program Studi,

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 04 Juni 2015

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN

Anggota : 1. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum

2. Dr. Utary Maharany Barus, SH, MHum

3. Dr. Mahmul Siregar, SH, MHum

(5)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : MUHAMMAD RACHARDI

Nim : 127011028

Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU

Judul Tesis : AKIBAT HUKUM PERKAWINAN YANG TIDAK

DICATATKAN KETIKA SALAH SATU PIHAK

MENINGGAL DUNIA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM

Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri

bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena

kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi

Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas

perbuatan saya tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan

sehat.

Medan,

Yang membuat Pernyataan

Nama :MUHAMMAD RACHARDI

(6)

i

ABSTRAK

Perkawinan yang sah adalah perkawinan yang dicatatkan, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menurut Pasal 2 ayat (2) yang menyatakan bahwa “Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Pencatatan Perkawinan berfungsi sangat penting sebagai alat bukti tertulis yang sah untuk memperkarakan persoalan rumah tangga secara hukum di Pengadilan Agama. Dalam Hukum Islam perkawinan yang tidak sesuai dengan syarat dan rukunnya, maka perkawinan itu sendiri tidak sah dan dapat berakibat pada batalnya status akad nikah. Pada perkawinan yang tidak dicatatkan bagi pasangan suami-isteri perkawinan yang tidak bisa diperkarakan persoalan rumah tangga pasangan suami-isteri karena perkawinan yang tidak dicatatkan tidak memiliki kekuatan hukum kecuali adanya itsbat nikah yaitu penetapan kembali perkawinan.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif analisis, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder berupa bahan hukum primer, sekunder, dan tertier sebagai data utama. Data-data yang diperoleh kemudian diolah, dianalisis dan ditafsirkan secara logis, sistematis dengan menggunakan metode berfikir deduktif.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa akibat hukum perkawinan yang tidak dicatatkan menuruy Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum islam adalah perkawinan tersebut tidak sah hal ini dapat dilihat di dalam ketentuan Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinanyang mengamanatkan bahwa setiap perkawinan dicatat menurut perundang-undangan yang berlaku, di dalam Kompilasi Hukum Islam yang berlaku bagi yang beragama Islam juga menyebutkan dalam Pasal 5 ayat (1) yang memuat ketentuan bahwa setiap perkawinan harus dicatatkan kemudian dalam Pasal 6 ayat (2) disebutkan bahwa perkawinan yang dilakukan di luar penawasan Pegawai Pencatat Nikah tidak mempunyai kekuatan hukum. Perlindungan hukum terhadap anak yang dilahirkan dari perkawinan yang tidak dicatatkan ketika salah satu pihak meninggal dunia adalah berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, hanya mempunyai hubungan keperdataan dengan ibunya dan keluarga ibunya yang sesuai dengan ketentuan Pasal 42 dan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang terdahulu, yang kemudian diubah berdasarkan PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI Nomor : 46/PUU-VIII/2010, Pasal 43 ayat (1) yang menyatakan bahwa: Anak yang dilahirkan di luar Perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan kelurga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau alat bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah, termasuk hubungan perdata dengan keluarga ayahnya”, dalam pasal tersebut memiliki arti sepanjang dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, anak tersebut mempunyai hubungan perdata dengan ayahnya dan keluarga ayahnya, sehingga hak anak terpenuhi: hak pemeliharaan, hak pendidikan, dan hak mewarisi. Sedangkan, Kompilasi Hukum Islam Pasal 100 yang menyatakan bahwa: Anak yang lahir di luar perkawinan hanya mempunyai nasab dengan ibunya dan keluarga ibunya”, maka terhadap anak tersebut menjadi tanggung jawab ibunya dan keluarga ibunya. Pertimbangan terhadap penetapan Hakim Pengadilan Agama Nomor : 111/Pdt/2014/PA. Medan adalah Pasal 7 ayat (2) dan ayat (3) menyatakan bahwa ke Pengadilan Agama, terbatas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan adanya perkawinan yang terjadi sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dalam Pasal 14 Kompilasi Hukum Islam menyatakan bahwa: untuk melaksanakan perkawinan harus ada: calon mempelai suami-isteri, wali nikah, dua orang saksi dan ijab-qabul. Berdasarkan pertimbangan hukum tersebut, hakim sudah tepat menetapkan hukum in concreto

(7)

ii

ABSTRACT

A legitimate marriage is a registered marriage as it is stipulated in Article 2, paragraph 2 of Law No. 1/1974 on Marriage which states that “every marriage is registered according to the prevailing regulation.” Registration of a marriage is very important as written evidence in bringing a marriage case before a Religious Court. In the Islamic law, a marriage which does not meet its requirements and fundamental principles is considered invalid and can cause its cancellation. An unregistered marriage cannot be brought to a court since it does not have any legal force except there is marriage ratification.

The research used judicial normative and descriptive analytic methods. The data were gathered by using secondary data which consisted of primary, secondary, and tertiary legal materials as the main data. The gathered data were processed, analyzed, and interpreted logically, systematically, and deductively.

The result of the research showed that the legal consequence of unregistered marriage, according to Article 2, paragraph 1 and paragraph 2 of Law No. 1/1974 on Marriage and to the Compilation of the Islamic Law, was that it was invalid. This Law states that every marriage must be registered. Article 5, paragraph 1 of the Compilation of the Islamic Law states that every marriage must be registered; its Article 6, paragraph 2 also states that a marriage without the knowledge of Marriage Registrar Office does not have any legal force. According to Law No 1/1974, legal protection for a child from parents whose marriage is not registered, according to Law No. 1/1974 on Marriage, is that when one of the parents dies, the child only has relation, in civil law, to his mother and his mother’s relatives. Article 42 and Article 43, paragraph 1 of Law No 1/1974 on Marriage which was amended, based on the Ruling of the Constitutional Court No. 46/PUU-VIII/2010, Article 43, paragraph 1 states that a child who is born from an illegitimate marriage has the relation, in civil law, to his mother and his mother’s relatives and to his father in condition that it can be proved by scientific knowledge and technology and/or other evidence in consanguinity, including in the civil law, to his father’s relatives. This Article indicates that the child then has the right to be raised, to get education, and to get inheritance. Meanwhile, Article 100 of the Compilation of the Islamic Law states that a child who is born from an illegitimate marriage only has nasab (family tie) with the mother and her relatives; therefore the child becomes the responsibility of his mother and his mother’s relatives. The verdict in the Religious Court No. 111/Pdt/20143/PA, Medan, Article 7, paragraph 3 states that the Religious Court only handles the case concerning the marriage which occurs before Law No. 1/1974 on Marriage is in effective. The verdict in Article 14 of the Compilation of the Islamic Law states that the requirements for a marriage are as follows: there are a bide and a groom, a wali nikah (male next of kin and guardian whose consent is required for the marriage of a girl or a woman; he represents her, in person or in writing before the ‘penghulu’), two witnesses, and ijab-qabul (signing a marriage contract). Based on these two verdicts, it could be concluded that the judge has the right to promulgate law in concreto.

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ibni sebagai salah satu

persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan di Universitas Sumatera

Utara Medan. Dalam memenuhi tugas inilah maka penulis menyusun dan memilih

judul :“Akibat Hukum Perkawinan Yang Tidak Dicatatkan Ketika Salah Salah

Satu Pihak Meninggal Dunia Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam. Penulis menyadari bahwa

masih banyak terdapat kekurangan di dalam penulisan tesis ini, untuk itu dengan hati

terbuka menerima saeran dan kritik dari semua pihak, agar dapat menjadi pedoman di

masa yang akan datang.

Dalam penulisan dan penyusunan tesis ini, penulis mendapat bantuan

bimbingan dan pengarahan serta saran-saran dari berbagai pihak, para pimpinan,

bapad dan ibu dosen pengajar berserta staf administrasi dan umum pula pda

almamater penulis, yang merupakan panutan dan pembuka wawasan bagi penulis

selama awal mas perkuliahan sampai selesainya tesis ini. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K).,

Selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, MHum., selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara dan Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak

memberikan bimbingan dan arahan-arahan, yang sangat membantu dalam

penulisan tesis ini.

3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH., MS., CN., selaku Ketua Program

Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan

selaku Anggora Komisi Pembimbing yang telah banyak membimbing serta

(9)

iv

4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH., CN., MHum., selaku Sekertaris

Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara dan selaku Dosen Penguji penulis yang telah banyak memberikan kritikan,

saran serta masukan dalam penulisan tesis ini.

5. Ibu Dr. Utary Maharany Barus, SH, MHum., selaku Anggota Komisi

Pembimbing yang telah banyak membimbing serta memberikan arahan-arahan

yang sangat membantu dalam penulisan tesis ini.

6. Bapak Notaris Dr. Syahril Sofyan, SH, MKn., selaku Dosen Penguji penulis

yang telah banyak memberikan kritikan, saran serta masukan dalam penulisan

tesis ini.

7. Bapak Mahmul Siregar, SH, MHum.,selaku Dosen Penguji penulis yang telah

banyak memberikan kritikan, saran serta masukan dalam penulisan tesis ini.

Secara khusus penelitain ini menghaturkan terima kasih yang tak terhingga

kepada ayahanda Hery Jusharyadi, SH dan Ibunda Supeni yang telah melahirkan,

membesarkan dan mendidik ananda dengan penuh kasih sayang mulai penulis kecil

sampai dewasa ini, serta segala dorongan dan semangat yang tiada henti yang telah

diberikan kepada penulis selama ini, dan tak lupa jua penulis sampaikan kepada

adik-adik (Rizka Yustiaridinia, SH dan Reischa Nabiela) terima kasih buat semangat dan

doanya kepada penulis (abang) selama ini.

Tak lupa juga penulis menyampaikan terima kasih kepada para saudara

(Uwak Edy, Wak Ucok, Mak Eli, Wak Joni, Wak Cucun, Wak Titin, Om Deni dan

Tante Heni yang telah memberikan bantuan moril, hingga selesainya tesis ini. Serta

ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada kawan-kawan penulis, Teguh, Rocky,

Bayu, Andy Hakim, Tika, Ujad, Andy, Fauzy, Aya, Edim, Chandra, Bang Gamal,

Bang David, Halimah, Desicha, Iin, Lia, Icha, Ichsan Parinduri, Kak Yuheni, Kak

Fina dan kawan-kawan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu juga kepada

rekan-rekan seperjuangan, khususnya kepada rekan-rekan Magister Kenotariatan

USU, juga atas kerjasama dan diskusi selama perkuliahan, yang telah banyak

(10)

v

Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sampai saat

penulis selesai menyusun tesis ini.

Saya berharap semoga semua bantuan dan kebaikan yang telah diberikan

kepada penulis, akan mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa,

agar selalu dilimpahkan kebaikan, kesehatan, kesejahteraan dan rejeki yang

melimpah. Akhirnya, semoga tesis ini dapat berguna bagi diri penulis dan juga bagi

semua pihak khususnya yang berkaitan dengan bidang kenotariatan.

Medan, Juni 2015

(11)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

Nama : Muhammad Rachardi

Tempat/Tanggal lahir : Medan/29 September 1988

Jenis Kelamin : Laki-laki

Warga Negara : Indonesia

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

II. DATA KELUARGA

Ayah : Hery Jusharyadi, SH

Ibu : Supeni

III. DATA PENDIDIKAN

1. SD Negeri 060925 (Lulus Tahun 2000)

2. SLTP Swasta Kesatria Medan (Lulus Tahun 2003)

3. SMA Swasta Kesatria Medan (Lulus Tahun 2006)

4. S-1 Fakultas Hukum UMSU Medan (Lulus Tahun 2010)

(12)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR ISTILAH ... x

DAFTAR SINGKATAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 21

C. Tujuan Penelitian ... 21

D. Manfaat Penelitian ... 22

E. Keaslian Penelitian ... 22

F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 24

1. Kerangka Teori ... 24

2. Kerangka Konsepsi ... 32

G. Metode Penelitian ... 34

1. Jenis dan Sifat Penelitian ... 34

2. Sumber Data ... 36

3. Teknik Pengumpulan Data ... 37

4. Analisis Data ... 37

BAB II AKIBAT HUKUM PERKAWINAN YANG TIDAK DICATATKAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM ... 39

(13)

viii

1. Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan ... 39

2. Syarat Sah Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan... 41

3. Pencatatan Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan... 49

4. Akibat Hukum Perkawinan yang Tidak Dicatatkan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan 60

B. Perkawinan Menurut Kompilasi Hukum Islam ... 65

1. Pengertian Perkawinan Menurut Kompilasi Hukum Islam . 65

2. Syarat Syah Perkawinan Menurut Kompilasi Hukum Islam 67

3. Pencatatan Perkawinan Menurut Kompilasi Hukum Islam . 74

4. Akibat Hukum Perkawinan yang Tidak Dicatatkan Menurut KHI (Kompilasi Hukum Islam) ... 80

BAB III PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK YANG

DILAHIRKAN DARI PERKAWINAN YANG TIDAK

DICATATKAN KETIKA SALAH SATU PIHAK

MENINGGAL DUNIA ... 86

A. Status Anak yang Dilahirkan dari Perkawinan yang Tidak Dicatatkan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam ... 86

1. Status Anak yang Dilahirkan dari Perkawinan yang Tidak dicatatkan Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan ... 86

2. Status Anak yang Dilahirkan dari Perkawinan yang

Tidak dicatatkan Menurut Kompilasi Hukum Islam... 92

B. Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap Anak yang Lahir

dari Perkawinan yang Tidak Dicatatkan ... 95

BAB IV KEDUDUKAN HARTA BENDA SUAMI APABILA

MENINGGAL DUNIA PADA PERKAWINAN YANG TIDAK DICATATKAN... 103

A. Kedudukan Harta Benda Perkawinan Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi

(14)

ix

B. Pertimbangan Hakim Terhadap Surat Penetapan Nomor

111/Pdt/2014/PA.Medan ... 107

1. Kasus Posisi ... 107

2. Pertimbangan Hakim ... 109

3. Amar Putusan ... 117

4. Analisis Putusan Hakim ... 119

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 122

A. Kesimpulan ... 122

B. Saran ... 124

(15)

x

DAFTAR ISTILAH

A quo : Tersebut

Ad-dammu wattadakul : Bertindih atau memasukkan

Akad : Perjanjian

Bukti P.1 : Bukti domisili

Bukti P.2 : Bukti kartu keluarga

Bukti P.3 : Bukti meninggal

Bukti P.4 : Bukti pensiun pegawai negeri sipil

Civil law : Hukum perdata

Common law : Hukum adat

Iqrar : Pengakuan

Islamic law : Hukum Islam

Itsbat nikah : Penetapan Kembali Perkawinan

Juncto : Dihubungkan/dikaitkan

Law in the books : Peraturan perundang-undangan

Lafaz : Kata-kata

Legal order : Ketertiban hukum

Lex naturalis : Undang-undang abadi

Library research : Penelitian dokumen/pustaka

Li’an : Sumpah pemutus/ sumpah seorang suami untuk

meneguhkan tuduhannya bahwa istrinya telah berzina dengan laki-laki lain

Mazhab : Aliran/pandangan

Madzi : Lampau

Mawaddah : Sebuah keluarga yang telah mencapai ketentraman

Model N10 : Penolakan pernikahan

Mustaqbal : Yang akan datang

(16)

xi

Nikahun : Nikah

Natuurelijke kindren : Anak luar nikah

Rechtswerkelijheid : Kenyataan Hukum

Rukun : Sesuatu yang mesti ada yang menetukan sah dan tidaknya suatu pekerjaan (ibadah)

Sakinah : Sebuah pernikahan sudah mendapatkan ketenangan

Syarat : Sesuatu yang mesti ada yang menntukan sah dan tidaknya suatu pekerjaan (ibadah), tetapi Sesuatu itu tidak termasuk dalam rangkaian pekerjaan itu.

Syari’at : Agama

Statude apporoach : Pendekatan perundang-undangan

Staatsblad : Lembaran Negara, peraturan dan ketentuan pada masa

kolonial Belanda

Watha : Bersetubuh

Warahma : Pasangan suami istri akan diberikan rahmad dari Allah

SWT, karunia, kasih sayang yang lebih

Wali adhal : Wali hakim baru

Wittege en onwittegen : Anak tidak sah

Ziwaj : Kesepakatan antara seorang pria dengan seorang wanita

(17)

xii

DAFTAR SINGKATAN

Alm : Almarhum

KDRT : Kekerasan Dalam Rumah Tangga

KCS : Kantor Catatan Sipil

KHA : Konvensi Hak Anak

KHI : Kompilasi Hukum Islam

KUA : Kantor Urusan Agama

KUHPerdata : Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

ICPR :International on Civil and Political Right

Mdn. : Medan

MK : Mahkamah Konsitusi

Nim : Nomor Induk Mahasiswa

No. : Nomor

PPN : Pegawai Pencatat NikaH

P3N : Pembantu Pegawai Pencatat Nikah

PA : Pengadilan Agama

Pdt : Perdata

PP : Peraturan Pemerintah

PPN : Pegawai Pencatat Nikah

R.I : Republik Indonesia

UU : Undang-undang

UDHR :Universal Declaration of Human Right

Jo : Juncto

Stbl. :Staatsblad

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu penulis tertarik untuk merancang sistem informasi dengan judul “ Pengembangan Sistem Informasi Rekam Medis Pada Puskesmas Gisting Berbasis Web ”

Di Provinsi Riau telah terjadi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di beberapa lokasi, selain pemadaman darat, juga telah dilakukan pemadaman dari udara menggunakan Helicopter

Perubahan secara umum atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2004 tentang Peradilan Umum

(3) Hasil penyempurnaan Rancangan Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada sekretaris daerah setelah dilakukan paraf koordinasi oleh kepala biro hukum

(1) Setiap orang yang memiliki dan/atau mengoperasikan kapal penangkap ikan berbendera Indonesia melakukan penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik

Kolom 7 Penyusunan Peraturan DPRD dan Keputusan Ketua DPRD merupakan delegasi/ perintah dan peraturan yang lebih tinggi Kolom 8 Unit kerja/instansi terkait dengan materi

interaktif yakni dengan tahapan sebagai berikut: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan simpulan dan verifikasinya. 1.4 Pembahasan Penelitian

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan nafas kehidupan, sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah