• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Keterampilan Mengajar Guru Melalui Kegiatan Mgmp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan Keterampilan Mengajar Guru Melalui Kegiatan Mgmp"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU MELALUI KEGIATAN MGMP

Zulkarnain Barus baruszulkarnain78@gmail.com

Abstrak

Masih banyak ditemukan di lapangan guru yang belum memiliki keterampilan mengajar seperti yang diamanatkan dalam undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Perlu dilakukan sebuah usaha untuk meningkatkan keterampilan mengajar para guru sehingga menjadi guru yang baik, efektif dan profesional. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan kegiatan-kegiatan melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran. MGMP merupakan sebuah wadah profesional bagi guru untuk saling bertukar informasi tentang pembelajaran dan juga dapat melakukan berbagai kegiatan pelatihan dalam rangka peningkatan kualitas guru. Dengan keberadaannya dan berbagai kelemahannya selama ini harus bisa mengembangkan diri untuk mampu meningkatkan keterampilan mengajar guru sehingga bisa mewujudkan guru yang profesional seperti yang diamanatkan oleh undang-undang.

Kata kunci: Keterampilan mengajar, guru, dan MGMP

PENDAHULUAN

Guru sebagai ujung tombak pendidikan, dituntut untuk memiliki dan mampu mengaplikasikan kemampuannya dalam melakasanakan proses pembelajaran dengan baik. Menurut undang Undang nomor 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen, mengharuskan guru untuk: 1) memiliki kualifikasi akademik minimal S1/D4; 2) memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional; 3) memiliki sertifikat pendidik. Salah satu kemampuan yang diprasyaratkan dalam undang-undang tersebut adalah bahwa seorang guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian dan sosial. Dengan memiliki kompetensi tersebut, guru dapat dikatakan guru yang profesional.

Fakta di lapangan masih banyak kita temukan guru yang belum memiliki keterampilan mengajar seperti yang diamanatkan oleh undang-undang tentang guru dan dosen tersebut. Dengan masih banyaknya guru yang tidak memiliki keterampilan mengajar yang memadai bisa menyebabkan proses pembelajaran yang tidak berlangsung dengan baik yang pada akhirnya sampai pada tidak tercapainya tujuan pendidikan nasional.

Berdasarkan undang-undang nomor 14 tahun 2015 tersebut diamanatkan kepada guru untuk mengembangkan kompetensi guru. Salah satu kompetensi guru yang sangat penting adalah keterampilan mengajar guru. Keterampilan mengajar guru bisa ditingkatkan atau dikembangkan dengan berbagai cara. Salah satu bentuk yang bisa diupayakan yaitu melalui kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (Djam’an Satori, 2003:12).

Kegiatan musyawarah Guru Mata Pelajaran merupakan sebuah kegiatan yang sangat baik dilakukan oleh para guru karena merupakan wadah bagi guru untuk membagi pengalaman yang ada pada diri mereka dengan tujuan mendapat pengalaman yang baru atau bisa mengetahui kelemahan dan kekurangan yang selama ini menjadi penghalang dalam hal kompetensi keterampilan mengajar.

MGMP bukanlah hal yang baru bagi para guru. MGMP sudah ada sejak lama. Yang menjadi permasalahan adalah banyak guru yang tidak mengetahui keberadaan MGMp di daerahnya masing-masing. Bahkan yang lebih parah lagi, banyak guru yang tidak peduli dengan keberadaan MGMP di daerah atau di sekolahnya. MGMP seolah-olah tidak mendapat hati oleh para guru.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru di daerah, sebagian besar guru tidak pernah mengikuti kegiatan MGMP di daerah atau di sekolah mereka. Kalaupun ada kegiatan sepertinya kegiatannya hanya diadakan apabila ada dana dari pemerintah. Bahkan masih ada guru yang tidak mengetahui tentang apa sebenarnya MGMP.

(2)

Menurut penulis ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini: 1) Masih banyak guru yang tidak mengerti sepenuhnya apa dan bagaimana MGMP itu, 2) Kepengurusan MGMP hampir di semua tempat tidak jelas, 3) Sebagian guru menganggap bahwa MGMP bukan sebagai wadah/organisasi akan tetapi lebih sebagai kegiatan proyek yang bisa muncul bila diperlukan.

Bergerak dari permasalahan-permasalahan tersebut di atas, penulis merumuskan tujuan dari penulisan artikel ini. Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan artikel ini adalah: 1) untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keterampilan mengajar, 2) untuk mengetahui apa dan bagaimana sebenarnya MGMP, 3) untuk mengetahui apa kontribusi MGMP terhadap peningkatan keterampilan mengajar guru.

Melalui penulisan artikel ini, penulis ingin menggambarkan tentang MGMP dan peran yang bisa diberikan MGMP kepada guru terutama dalam usaha untuk meningkatkan keterampilan mengajar guru.

TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE 1. Keterampilan Mengajar

1.1. Pengertian Keterampilan Mengajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), keterampilan adalah “kecakapan untuk menyelesaikan tugas”, sedangkan mengajar adalah “melatih”. Jadi keterampilan mengajar adalah kecakapan atau kemampuan untuk menyelesaikan sesuatu (dalam hal ini ini adalah melatih) dengan baik dan cermat.

Hamalik (1992:8) mendefinisikan mengajar sebagai aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya sehingga menciptakan kesempatan bagi anak untuk melakukan proses belajar secara efesien. Dari definisi mengajar menurut Hamalik, dapat dikatakan bahwa keterampilan mengajar adalah kecakapan untuk melakukan aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan bagi anak untuk melakukan proses belajar.

Mengajar menurut Nana Sudjana (2001:29) merupakan suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar. Sedangkan menurut Muhammad Ali (1992:12), mengemukakan bahwa “Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar denga tujuan yang telah dirumuskan”

Dari beberapa definis tentang mengajar di atas kita dapat melihat bahwa mengajar adalah sebuah kegiatan yang kompleks yang dilakukan dengan satu tujuan yaitu untuk menciptakan proses pelajar yang baik bagi peserta didik. Dengan demikian keterampilan mengajar adalah suatu kemampuan atau kecakapan guru dalam melakukan segala aktivitas guna tercapainya proses belajar yang baik bagi pesesta didik.

1.2 Macam-macam Keterampilan Mengajar

Ada 8 (delapan) keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajara menurut Turney (Uzer Usman, 2010:74), yaitu:

a) Keterampilan bertanya

Bertanya merupakan ungkapan verbal ketika kita meminta respon dari seseorang. Dalam kegiatan belajar mengajar, bertanya memiliki peran yang sangat penting sebab bila pertanyaan yang diberikan tersusun dengan baik dan dilontarkan dengan teknik yang tepat akan memberi respon yang baik pada peserta didik. Sebaliknya apabila seseorang bertanya dengan teknik yang tidak tepat maka akan sulit bagi orang lain untuk memberi respon.

Supriyadi (2011:158), “Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk mendapat jawaban atau balikan dari orang lain”. Keterampilan bertanya dibagi atas:

 Keterampilan bertanya dasar

Samion dkk (2009:49), membagi komponen keterampilan bertanya dasar menjadi: 1. Mengajukan pertanyaan secara jelas dan singkat

(3)

3. Pemusatan

4. Pemindahan giliran 5. Penyebaran

6. Pemberian waktu berfikir

7. Sambutan yang hangat dan antusias 8. Pemberian tuntunan

 Sedangkan keterampilan bertanya lanjutan menurut Samion memiliki komponen sebagai berikut:

1. Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan 2. Penggunaan pelacak

3. Peningkatan terjadinya interaksi b) Keterampilan memberikan penguatan

Reinforcement atau penguatan adalah segala bentuk respon baik bersifat verbal maupun non verbal yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan memberikan informasi bagi sepernerima terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Adapun tujuan memberikan penguatan adalah untuk meningkatkan perhatian siswa, merangasang dan memotivasi danmeningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah laku siswa yang produktif.

c) Keterampilan mengadakan variasi

Tujuan dari keterampilan ini adalah untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar mengajar yang relevan

d) Keterampilan menjelaskan

Keterampilan menjelaskan adalah kemampuan menyampaikan informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya

e) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

Komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran meliputi: menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui berbagai usaha, dan membuat hubungan diantara materi yang akan dipelajari

f) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui suatu proses yang memberi kesempatan untuk berfikir, berinteraksi sosial serta berlatih bersikap positif

g) Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan

Pengajaran dengan kelompok kecil memungkinkan guru memberikan perhatian kepada setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih karab antara guru dan siswa maupun siswa dengan siswa

h) Keterampilan mengelola kelas

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptkana dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.

Dengan menguasai keterampilan mengajar yang sudah dijelaskan di atas sangatlah bermanfaat bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Seorang guru yang profesional harus mengetahui dan mampu untuk meenggunakan keterampilan-keterampilan dalam mengajar tersebut. Apabila sebagian atau salah satu keterampilam dalam mengajar tersebut belum dikuasai maka seorang guru masih belum dikatakan mempinyai keterampilan yang baik.

2. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) 2.1 Keberadaan MGMP

MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) adalah wadah kegiatan profesional bagi guru mata pelajaran yang sama pada jenjang SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MSK di tingkat kabupaten/kota yang terdiri dari sejumlah guru dan sejumlah sekolah.

Menurut Pedoman yang diterbitkan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, MGMP mempunyai 5 tujuan:

(4)

a) Mendorong guru untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan mereka dalam merencanakan, melaksanakan serta mengevaluasi kegiatan belajar;

b) Wadah untuk merundingkan masalah yang dihadapi guru dalam melaksanakan kewajibannya sehari-hari dan untuk mencari pemecahan yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan, guru, kondisi sekolah, dan masyarakat.

c) Memberik kesempatan kepada guru untuk berbagi informasi dan pengalaman mengenai pelaksanaan kurikulum serta mengembangkan sain dan teknologi.

d) Menyediakan kesempatan bagi para guru untuk menyampaikan pendapat mereka pada pertemuan-pertemuan MGMP.

e) Membangun kerjasama dengan lembaga-lembaga lain untuk menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif, efektif dan menyenangkan.

2.2 Tujuan MGMP

Arief Achmad (2004) memaparkan bahwa setidaknya ada 6 (enam) tujuan MGMP, yaitu:

Memotivasi guru guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam merencanakan, melaksanakan dan membuat evaluasi program pembelajaran.

a) Untuk menyatakan kemampuan dan kemahiran guru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga dapat menunjang usaha peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan

b) Untuk mendiskusikan permasalahan yang dihadapi dan dialami oleh guru dalam melaksanakan tugas sehari-hari dan mencari solusi alternatif pemecahannya sesuai dengan karakteristik mata pelajaran masing-masing, guru, kondisi sekolah dan lingkungannya

c) Untuk membantu guru memperoleh informasi teknis edukatif yang berkaitan dengan kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi, kegiatan kurikulum, metodologi dan sistem pengujian yang sesuai dengan mata pelajaran yang bersangkutan

d) Saling berbagi informasi dan pengalaman dari hasil lokakarya, simposium, seminar, diklat, classroom action dan referensi

e) Mampu menjabarkan dan merumuskan agenda reformasi sekolah khususnya classroom reform sehingga proses pada reorientasi pembelajaran yang efektif.

Apabila kita melihat dari tujuan-tujuan yang dirumuskan di atas, kita bisa melihat bahwa keberadaan MGMP itu sangat strategis bagi para guru dan diharapkan dapat mengembangkan profesi guru menjadi guru yang profesional.

Selain mempunyai tujuan, MGMP juga dituntut memberikan peran untuk 1. Mengakomodasi aspirasi dari oleh dan untuk anggota

2. Mengakomodasi aspirasi masyarakat dan siswa

3. Melaksanakanperubahan yang lebih kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran 4. Sebagai mitra dinas pendidikan dalam menyebarkan informasi kebijakan pendidikan Menurut Arief Mangkoesaputro, peran MGMP adalah sebagai:

1. Reformator 2. Mediator

3. Supporting agency 4. Collaborator 5. Evaluator, dan

6. Clinical and academic supervisor

Dari tujuan dan peran MGMP seperti yang telah disebutkan, maka kedelapan bentuk keterampilan mengajar guru dapat dilakukan, diasah dan dikembangkan pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam MGMP.

(5)

2.3 Kegiatan-Kegiatan yang dapat Meningkatkan Keterampilan Mengajar Guru Beberapa kegiatan atau program kerja MGMP berdasarkan pedoman yang ada, meliputi: 1. Meningkatkan pemahaman guru tentang kurikulum

2. Mengembangkan silabus dan sistem penilaian 3. Mengembangkan dan merancang bahan ajar

4. Meningkatkan pemahaman tentang tentang pendidikan berbasis luas dan berorientasi kecakapan hidup

5. Mengemangkan model pembelajaran inovatif

6. Mengembangkan dan melaksanakan analisis sarana pembelajaran 7. Mengembangkan dan membuat alat pembelajaran sederhana

8. Mengembangkan dan melaksanakan program pembelajaran berbasis komputer 9. Mengembangkan media dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

Dari tujuan yang ada dan peran yang diharapkan dari MGMP kemudian dijabarkan ke dalam program-program yang keseluruhannya bermuara pada peningkatan kemampuan/keterampilan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Apabila kita mengkaji dari tujuan dan peran yang diemban oleh MGMP, maka kita bisa melihat begitu signifikannya MGMP dalam menciptakan guru-guru yang terampil bukan hanya memiliki keterampilan mengajar akan tetapi menjadi guru yang berwawasan luas. Walaupun peran MGMP begitu signifikan pada peningkatan kemampuan guru, akan tetapi MGMP tidaklah terlepas dari bermacam kendala yang mewarnai pelaksanaannya di setiap daerah.

Ada beberapa permasalahan yang ada dalam MGMP yang menjadikan guru kurang berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan MGMP itu sendiri. Secara garis besar dapat dirangkum apa yang menjadi permasalahan umumnya yang dihadapi para guru dan MGMP itu sendiri:

a) Organisasi MGMP berada pada tingkat kebupaten/kota sehingga kegiatan-kegiatan menjadi tidak efektif terutama bagi guru yang berada di daerah-daerah yang jauh dari kota kecamatan ataupun kabupaten.

b) Kegiatan MGMP selama ini dirancang berbasisi proyek, pada saat ada biaya maka kegiatan baru dilaksanakan

c) Tidak semua guru bisa mengikuti kegiatan-kegiatan MGMP karena biasanya hanya diwakilkan oleh beberapa orang guru

Dengan adanya permasalahan yang ada dalam kegiatan-kegiatan MGMP yang menghambatnya tercapainya tujuan dari MGMP itu sendiri dan dalam meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar, maka MGMP perlu tetap dikembangkan. Pengembangan MGMP dapat dilakukan melalui beberapa hal, yaitu: penyusunan organisasi, penyusunan program, optimalisasi Sumber daya manusia, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan pemantauan dan evaluasi. Sehingga MGMP akan betul-betul mampu memberikankontribusi nyata untuk peningkatan keterampilan mengajar guru.

Agar peran MGMP bisa terwujud dalam pengembangan profesionalisme guru, dangat diperlukan MGMP yang baik dan profesional. Diperlukan pengembangan terhadap MGMP itu sendiri. Pengembangannya dapat dilakukan dalam berbagai cara dengan memperhatikan faktor-faktor yang perlu untuk dikembangkan dan dibenahi. Upaya untuk mencapai MGMP yang baik dan profesional itu dapat dilakukan melalui beberapa faktor. Pertama, kegiatan MGMP haruslah menggunakan pendekatan education production function atau input-output analisis. Pendekatan ini meilihat MGMP sebagai pusat produksi, artinya bila semua masukan dalam kegiatan MGMP terpenuhi maka akan menghasilkan produk (dalam hal ini guru) yang baik pula. Faktor kedua adalah menyelenggarakan kegiatan MGMP dengan mencoba melepaskan diri dari sistem birokrasi pemerintah sehingga betul-betul bisa menempatkan MGMP sebagai wadah profesional. Faktor ketiga, akuntabilitas kinerja MGMP perlu

(6)

dilakukan dengan baik dan bisa diakses o.leh semua pihak yang berkepentingan dengan dunia pendidikan terkusus agar semua guru bisa dengan jelas mengetahui keberadaan MGMP. Faktor yang keempat adalah dengan membuat petunjuk atau panduan kegiatan MGMP yang jelas dan bisa digunakan sebagai acuan bagi para guru. Yang kelima adalah dengan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program-program yang ada. Pemantauan dan evaluasi merupakan proses untuk memperoleh gambaran tentang sampai dimana keberadaan dan kegiatan yang sudah dan akan dilaksanaka. Pemantauan dan evaluasi ini harus memperhatikan faktor-faktor yang ada, yaitu: input, proses dan output dari semua kegiatan MGMP.

Penulisan artikel ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik studi literatur. Data diperoleh dari berbagai sumber bacaan yang relevan dan penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan dengan objek bahasan pada artikel ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kontribusi MGMP Bagi Peningkatan Keterampilan Mengajar Guru

Dari penjelasan tentang tujuan dan peran serta bentuk kegiatan yang dilakukan dalam MGMP dirasa sangat memberi kontribusi terhadap peningkatan keterampilan mengajar guru. Apa yang digambakan dalam keterampilan mengajar guru dapat dilakukan atau dijabarkan dalam bentuk kegiatan pada MGMP.

Pengalaman penulis yang pernah sebagai penguru MGMP di tingkat kabupaten, penulis sangat merasakan manfaat dari kegiatan-kegiatan dalam MGMP. Selain itu penulis merasa ada peningkatan dalam diri bukanhanya pada kemampuan mengajar akan tetapi juga menambah wawasan tentang dunia pendidikan serta bisa memberikan kesempatan untuk bertukar pikiran antara sesama guru.

Begitu juga berdasarkan pada beberapa penelitian tentang peran MGMP dalam upaya peningkatan mutu atau kemampuan guru terdapat peningkatan pada keterampilan guru. Dengan kata lain kegiatan MGMP memiliki kontribusi postif terhadap peningkatan kemampuan guru.

Ani Widyati (20013), menemukan bahwa peran MGMP Akuntansi Kelompok Bisnis dan Manajemen DIY sebagai mediator peningkatan kompetensi guru diperoleh skor sangat tinggi dan tinggi masing-masing 36% dan skor sangat rendah sebesar 9%. Peran MGMP sebagai Supporting Agency dalam inovasi manajemen kelas dan sekolah sangat tinggi sebesar 26,3%, tinggi sebesar 57,9%, rendah sebesar 13,2% dan sangat rendah sebesar 2,6%. Peran MGMP Akuntansi dalam reformasi pembelajaran mempunyai kecendrungan sangat tinggi 26,3%, tinggi 73,7% dan tidak ada yang tergolong rendah maupun sangat rendah.

Sementara menurut Muhamad Fariz (2009), pengaruh kegiataMGMP terhadap kinerja guru kewarganegaraan SMA/MA di Pekanbaru sebesar 10,24%, selebihnya d 89,76% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Hal ini menandakan bahwa pengaruh kegiatan MGMP terhadap kinerja guru cukup besar.

Sri Minarni (2011) menyatakan bahwa kegiatan MGMP merupakan faktor yang dominan pengaruhnya terhadap kinerja guru SMP Negeri 1 Tawangharjo kabupaten Grobogan yaitu koefesien regresinya sebesar 0,982.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Unimed terhadap pengaruh kegiatan MGMP terhadap profesionalisme guru di MTs se kota Binjai memberikan sumbangan signifikan sebesar 16,68%. Hal ini mengindikasikan bahwa keprofesionalan guru dipengaruhi oleh kegiatan dalam MGMP.

Sementara hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Asih Pratiwi yang telah diterbitkan pada e-jurnal Universitas Negeri Yokyakarta, untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan MGMP IPA dan supervisi Kepala Sekolah terhadap kompetensi profesional guru IPA SMP/MTs se-kota Magelang, diperoleh hasil yang signifikan sebesar 26,77%

Dari angka-angka hasil penelitian sebelumnya yang dipaparkan di atas, kita dapat melihat bahwa kegiatan MGMP memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap kemampuan, kinerja dan profesionalisme guru. Ini berarti bahwa apa yang menjadi tujuan dan peran dari MGMP memang berfungsi bagi para guru khususnya dalam rangka meningkatkan

(7)

keterampilan mengajar dan keprofesionalan nya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan MGMP dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengjar begitu juga dengan keprofesionalan guru .

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengajian terhadap teori-teori yang relevan dan penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan disimpulkan bahwa:

1. Keterampilan mengajar merupakan kecakapan atau kemampuan dalam melakukan segala aktivitas guna tercapainya proses belajar yang baik bagi pesesta didik yang harus dikuasai oleh setiap guru

2. Tujuan dan peran serta bentuk-bentuk kegiatan MGMP masih banyak yang belum diketahui oleh apara guru sehingga membuat para guru kurang mengerti tentang MGMP 3. Kegiatan MGMP memberikankonstribusi yang besar terhadap keterampilan mengajar,

kemampuan, dan profesionalisme guru. Saran

Agar kegiatan MGMP benar-benar memberikan dampak yang signifikan terhadak peterampilan dan kemampuan mengajar guru, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Pengurus MGMP yang ada di kabupaten/ kota maupun di kecamatan lebih mensosialisasikan prrogram-program/kegiatan MGMP yang ada kepada para guru 2. Pihak sekolah dalam hal ini Kepala Sekolah membentuk dan mengaktifkan MGMP di

sekolah

3. Dinas pendidikan lebih peduli dan memberi perhatian terhadap MGMP

DAFTAR PUSTAKA

Ali Mohammad. 1992. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung. Angkasa

Kemdiknas. 2009. Prosedur Operasional Standar Pengembangan KKG dan MGMP. Jakarta ---2009.Rambu-rambu Pengembangan Kegiatan KKG dan MGMP. Jakarta

---2010. Pedoman Dana Bantuan Langsung MGMP. Jakarta

Hamalik Oemar.1992. Administrasi Dan Supervisi Pengembangan Kurikulum. Jakarta: CV. Mandar Maju

Mangkoesaputro Arief. 2004. Memberdayakan MGMP, Suatu Keniscayaan. Artikel: diakses dari homepage Pendidikan Network pada 10 Maret 2015

Muhamad Fariz. 2009. Pengaruh Kegiatan MGMP Terhadap Kinerja Guru Kewarganegaraan SMA/MA di Kota Pekanbaru. Skripsi. Universitas Riau

(8)

Minarni Sri, Triyaningsih SL. 2011. Pengaruh Displin, Bimbingan dan Kegiatan MGMPTerhadap Kinerja Guru SMP Negeri 1 Tawangharjo Kabupaten Grobogan. Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia volume 5

Pratiwi Asih. 2013. Pengaruh Pelaksanaan MGMP IPA Terpadu dan Supervisi Akademik oleh Kepala Sekolah Terhadap Kompetensi Profesional Guru IPA SMP/MTs se-Kota Magelang. Jurnal Universitas Negeri Yoyakarta

Samion. AR dkk. (2009). Pedoman Pengajaran Mikro dan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Satori. Dj. 2003. Supervisi Pendidikan. Jepara. UI

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana Nana. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru

Supriyadi. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Yokyakarta: Cakarwala Ilmu Syaefudin, S. 2009. PengembanganProfesi Guru . Bandung: CV. Alfabeta.

UNIMED. Pengaruh Kegiatan MGMP Terhadap Profesionalisme Guru di MTs se-Kota Binjai. http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Master/url

Usman, M.Uzer. 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Widayati Ani. 2013. Studi Tentang Peran Musyawarah Guru Mata Pelajaran Akuntansi Dalam Meningkatkan Profesionalitas Guru Akuntansi SMK di DIY. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Setiani (2016) yang menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif dalam proses belajar

Mengingat masih banyak tanaman obat tradisional yang belum dianalisis maka perlu dilakukan penelitian tentang identifikasi adanya Triterpenoid dan bioassay dengan sampel

Apabila perusahaan sewa guna usaha menjual barang modal kepada penyewa guna usaha sebelum berakhirnya masa sewa guna usaha, maka perbedaan antara harga jual dengan

One way to make the camera be able to move automatically following the lecturer’s position is by using background estimator method based on image process.. This method

Sistem pakar yang telah dirancang dan dibangun pada penelitian ini menggunakan metode backward chaining , karena dimulai dari sesuatu yang ingin dibuktikan yang

PERANAN SENAM IRAMA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dibutuhkan waktu 24,64 detik, perubahan pada permukaan topcoat ini setelah uji termal torch terlihat cekung dalam sedangkan pada feedrate 6 gram/menit terjadi kerusakan yang

Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa proses berbagi file berhasil dilakukan dengan menggunakan perangkat access point router yang sudah