• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi :"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

SEWA GUNA USAHA

LITERATUR :

! US GAAP : FASB’s Statement of Financial Accounting Standards No. 13, “Accounting for Leases”

! IAI : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 30 (Revisi 2007), “Sewa”

! IFRS : IAS 17, “Leases”

KRITERIA KLASIFIKASI

FASB

Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi :

1. Sewa Guna Usaha Modal (Capital Lease) 2. Sewa Guna Usaha Operasi (Operating Lease) Kriteria yang berlaku baik bagi lesse maupun lessor:

1. Lease mengalihkan pemilikan harta kepada lesse pada akhir periode lease. Lease mengandung ketentuan yang mengalihkan pemilikan sepenuhnya atas harta kepada lesse pada akhir periode lease.

2. Lease memuat opsi pembelian dengan harga murah.

Lease berisikan opsi pembelian dengan harga murah sehingga cukup dapat dipastikan bahwa harta tersebut akan di beli oleh lesse pada suatu saat. 3. Jangka lease sama dengan atau lebih dari 75% taksiran umur ekonomis

harta yang dilease.

(2)

Periode lease sama dengan atau lebih daripada 75% taksiran umur ekonomis harta yang di lease. Periode lease meliputi periode pembaharuan perjanjian lease jika pembaharuan atau perpanjangan tampaknya pasti dilakukan.

FASB menetapkan bahwa kriteria ini tidak berlaku bagi lease yang terjadi dalam 25% terakhir umur ekonomis aktiva yang di lease. Harus juga diakui bahwa kriteria ini tidak dapat diterapkan untuk lease tanah, karena umur tanah tidak terbatas.

4. Nilai sekarang pembayaran lease minimum, tidak termasuk bagian yang merupakan biaya eksekutori, sama dengan atau lebih besar daripada 90% nilai pasar wajar harta.

Nilai sekarang pada awal periode lease dari pembayaran lease minimum, tidak termasuk biaya eksekutori, sama dengan atau lebih 90% dari nilai pasar wajar aktiva.

Kriteria ini dimaksudkan sebagai faktor kunci dalam menentukan adanya lease modal. Jika lesse wajib membayar hampir semua nilai pasar wajar aktiva yang di lease, dalam bentuk nilai sekarang, maka lease tersebut hakikatnya adalah pembelian harta.

Kriteria tambahan yang berlaku bagi lessor:

1. Ketertagihan pembayaran lease minimum cukup dapat diramalkan.

Penagihan pembayaran lease minimum cukup bisa diramalkan, apakah dari lesse atau dari pihak ketiga yang bertindak sebagai penjamin.

2. Biaya yang masih akan dikeluarkan oleh lessor telah diketahui.

Hampir dapat dipastikan bahwa semua biaya yang tidak akan dibebankan kepada lesse telah dikeluarkan oleh lessor.

Jika suatu lease memenuhi salah satu kriteria di atas maka lease tersebut digolongkan sebagai sewa guna usaha modal (capital lease) oleh lesse dan lessor, dengan asumsi bahwa kedua kriteria lain bagi pihak lessor terpenuhi.

IAI

PSAK 30 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi :

1. Sewa Pembiayaan (Finance Lease) adalah sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak dialihkan.

(3)

2. Sewa Operasi (Operating Lease) adalah sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset

Klasifikasi sewa dibuat pada masa awal sewa atau bisa dengan persetujuan kedua belah pihak untuk melakukan pembaharuan sewa.

Kriteria Pengelompokan Transaksi Sewa Guna Usaha

1. Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang disewagunausaha pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha. 2. Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha

ditambah dengan nilai sisa mencakup pengembalian harga perolehan barang modal yang disewagunausaha serta bunganya, sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha (full payout lease).

3. Masa sewa guna usaha minimum 2 (dua) tahun.

Kalau salah satu kriteria tersebut di atas tidak terpenuhi maka transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai transaksi operating lease.

IFRS

Seperti halnya PSAK 30, IAS 17 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi : 1. Sewa Pembiayaan (Finance Lease)

2. Sewa Operasi (Operating Lease)

Klasifikasi sewa tergantung pada apakah secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aktiva sewa guna usaha telah dialihkan dari lessor kepada lessee. Contoh dan indikator yang biasanya akan mengarah pada sewa yang diklasifikasikan sebagai sewa guna usaha pembiayaan yang diberikan, namun mereka tidak selalu meyakinkan. Jika jelas dari fitur-fitur lainnya bahwa sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan, sewa tersebut diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

AKUNTANSI UNTUK SEWA GUNA USAHA

FASB

Akuntansi Untuk Sewa Guna Operasi – Lessee

1. Melibatkan pengakuan biaya sewa selama periode lease.

(4)

2. Harta yang dilease tidak dilaporkan sebagai aktiva dalam neraca lesse, dan 3. Tidak ada hutang yang diakui dari kewajiban untuk melakukan pembayaran di

kemudian hari atas penggunaan harta tersebut. Sedangkan akuntansi untuk lease modal:

1. Mengharuskan lesse untuk melaporkan nilai sekarang (Present Value) dari pembayaran lease di kemudian hari pada Balance Sheet, baik sebagai aktiva maupun sebagai kewajiban.

2. Aktiva disusutkan seakan-akan telah dibeli oleh lesse. Akuntansi Untuk Sewa Guna Operasi – Lessor

Akuntansi untuk lease operasi bagi lessor sama dengan pihak lessee. Lessor mengaku pembayaran sebagai pendapatan ketika pembayaran diterima. Jika ada variasi penting dalam persyaratan pembayaran, maka diperlukan ayat jurnal untuk mencerminkan pola garis lurus atas pengakuan pendapatan. Biaya langsung pertama yang dikeluarkan akan ditangguhkan dan kemudian diamortisasi selama periode lease, sehingga ditandingkan dengan pendapatan sewa.

Akuntansi Untuk Sewa Guna Modal – Lessor

Akuntansi untuk lease pembiayaan langsung bagi lessor sangat mirip dengan akuntansi untuk lease modal oleh lessee. Dalam praktik piutang biasanya oleh lessor dicatat sebesar jumlah kotor pembayaran lease minimum disertai dengan perkiraan pengimbang untuk pendapatan bunga yang diterima dimuka, dan bukan sebesar jumlah yang berlaku untuk akuntansi lessee.

IAI

Akuntansi Untuk Operating Lease – Lessee

Pembayaran sewa guna usaha selama tahun berjalan merupakan biaya sewa yang diakui dan dicatat berdasarkan metode garis lurus selama masa sewa guna usaha, meskipun pembayaran sewa guna usaha dilakukan dalam jumlah yang tidak sama setiap periode.

Akuntansi Untuk Finance Lease – Lessee

1. Transaksi sewa guna usaha diperlakukan dan dicatat sebagai aktiva tetap dan kewajiban pada awal masa sewa guna usaha sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang

(5)

harus dibayar oleh penyewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha. Selama masa sewa guna usaha setiap pembayaran sewa guna usaha dialokasikan dan dicatat sebagai angsuran pokok kewajiban sewa guna usaha dan beban bunga berdasarkan tingkat bunga yang diperhitungkan terhadap sisa kewajiban penyewa guna usaha.

2. Tingkat diskonto yang digunakan untuk menentukan nilai tunai dari pembayaran sewa guna usaha adalah tingkat bunga yang dibebankan oleh perusahaan sewa guna usaha atau tingkat bunga yang berlaku pada awal masa sewa guna usaha.

3. Aktiva yang disewagunausaha harus diamortisasi dalam jumlah yang wajar berdasarkan taksiran masa manfaatnya.

4. Kalau aktiva yang disewagunausaha dibeli sebelum berakhirnya masa sewa guna usaha, maka perbedaan antara pembayaran yang dilakukan dengan sisa kewajiban dibebankan atau dikreditkan pada tahun berjalan.

5. Kewajiban sewa guna usaha harus disajikan sebagai kewajiban lancar dan jangka panjang sesuai dengan praktek yang lazim untuk jenis usaha penyewa guna usaha.

6. Dalam hal dilakukan penjualan dan penyewaan kembali (sales and leaseback) maka transaksi tersebut harus diperlakukan sebagai dua transaksi yang terpisah yaitu transaksi penjualan dan transaksi sewa guna usaha. Selisih antara harga jual dan nila i buku aktiva yang dijual harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan. Amortisasi atas keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan harus dilakukan secara proporsional dengan biaya amortisasi aktiva yang disewa guna usaha apabila leaseback merupakan capital lease atau secara proporsional dengan biaya sewa apabila leaseback merupakan operating lease.

7. Penyusutan aktiva yang disewagunausahakan harus dilakukan dalam jumlah yang layak berdasarkan taksiran masa manfaatnya.

8. Kalau aktiva yang disewagunausahakan dijual maka perbedaan antara nilai buku dan harga jual harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian tahun berjalan.

Akuntansi Untuk Operating Lease – Lessor

(6)

1. Barang modal yang disewagunausahakan harus diperlakukan dan dicatat sebagai aktiva sewa guna usaha berdasarkan harga perolehan.

2. Pembayaran sewa guna usaha (lease payments) selama tahun berjalan yang diperoleh dari penyewa guna usaha diakui dan dicatat sebagai pendapatan sewa. Pendapatan sewa harus diakui dan dicatat berdasarkan metode garis lurus sepanjang masa sewa guna usaha, meskipun pembayaran sewa guna usaha mungkin dilakukan dalam jumlah yang tidak sama setiap periode.

Akuntansi Untuk Finance Lease – Lessor

1. Penanaman neto dalam aktiva yang disewagunausahakan harus diperlakukan dan dicatat sebagai penanaman neto sewa guna usaha. Jumiah penanaman neto tersebut terdiri dari jumlah piutang sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang akan diterima oleh perusahaan sewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha dikurangi dengan pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui (unearned lease income), dan simpanan jaminan (security deposit).

2. Selisih antara piutang sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) dengan harga perolehan aktiva yang disewagunausahakan diperlakukan sebagai pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui (unearned lease income).

3. Pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui harus dialokasikan secara konsisten sebagai pendapatan tahun berjalan berdasarkan suatu tingkat pengembalian berkala (periodic rate of return) atas penanaman neto perusahaan sewa guna usaha.

4. Apabila perusahaan sewa guna usaha menjual barang modal kepada penyewa guna usaha sebelum berakhirnya masa sewa guna usaha, maka perbedaan antara harga jual dengan penanaman neto dalam sewa guna usaha pada saat penjualan dilakukan harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian periode berjalan.

5. Pendapatan lain yang diterima sehubungan dengan transaksi Sewa Guna Usaha harus diakui dan dicatat sebagai pendapatan periode berjalan.

IFRS

Akuntansi Untuk Operating Lease

(7)

Dalam sewa operasi, kedua belah pihak memperlakukan sewa sebagai executory contract. Di akhir masa sewa tidak ada pengakuan aset oleh lessee dan lessee mengakui beban untuk pembayaran sewa selama masa sewa.

Akuntansi Untuk Finance Lease

Dalam sewa pembiayaan, lessor mengakui finance lease receivable dan lessee mengakui leased assets dan liability for future lease payments. Finance income dan beban diakui untuk mencerminkan constant rate of return on the unpaid balance.

PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN

FASB

FASB menetapkan persyaratan pengungkapan untuk semua lease, tanpa memperhatikan apakah lease itu digolongkan sebagai lease operasi atau lease modal. Informasi berikut wajib dicantumkan untuk semua lease yang mengandung periode lease awal atau periode sisa yang tidak dapat dibatalkan di atas satu tahun:

Lessee

1. Jumlah kotor aktiva yang dicatat sebagai lease modal dan akumulasi penyusutannya pada setiap tanggal neraca yang disajikan menurut kelompok utama berdasarkan sifat fungsinya

2. Pembayaran sewa minimum mendatang yang diwajibkan per tanggal neraca terakhir yang disajikan secara agregat dan untuk lima tahun fiskal berikutnya. Pembayaran ini harus dipisahkan antara lease operasi dan lease modal. Untuk lease modal, biaya eksekutori harus dikeluarkan

3. Beban sewa pada setiap periode untuk mana perhitungan rugi laba disiapkan. Informasi tambahan mengenai sewa minimum, sewa kontinjen, dan sewa sublease harus disajikan untuk periode yang sama.

4. Penjelasan umum tentang kontrak lease, termasuk informasi tentang pembatasan atas hal-hal seperti dividen, hutang tambahan, dan leasing tambahan

5. Untuk lease modal, jumlah bunga yang diperlukan untuk mengurangi pembayaran lease agar sama dengan nilai sekarangnya

(8)

Lessor

1. Unsur-unsur berikut dari investasi bersih dalam lease jenis penjualan dan lease pembiayaan langsung pada setiap tanggal neraca:

a. Piutang pembayaran lease minimum pada periode mendatang dengan menyajikan pengurangan tersendiri untuk biaya eksekutori dan akumulasi penyisihan untuk piutang pembayaran lease minimum yang tidak tertagih b. Nilai residual tidak dijamin yang memberi keuntungan bagi lessor

c. Pendapatan di terima dimuka

d. Biaya langsung awal, untuk lease pembiayaan langsung saja

2. Pembayaran lease minimum mendatang yang akan diterima setiap tahun selama 5 tahun berturut turut per tanggal neraca terakhir yang disajikan termasuk informasi mengenai sewa kontinjen

3. Jumlah pendapatan diterima diterima di muka yang termasuk di dalam laba guna meng-offset biaya langsung awal untuk setiap tahun penyajian perhitungan rugi laba

4. Untuk lease opeasi harga pokok aktiva lease kepada pihak lain dan akumulasi penyusutannya

5. Penjelasan umum tentang perjanjian leasing bagi lessor

IAI

Finance Lease – Lessor

1. Aktiva dilaporkan berdasarkan urutan likuiditasnya, kewajiban dilaporkan berdasarkan urutan jatuh temponya tanpa mengelompokkan ke dalam unsur lancar dan tidak lancar (unclassified balance sheet).

2. Penanaman neto dalam aktiva yang disewagunausahakan harus dilaporkan dalam neraca dengan rincian sebagai berikut:

Piutang Sewa Guna Usaha Rp xxxxx Nilai Sisa Yang Terjamin - xxxxx

Pendapatan Sewa Guna Usaha Yang Belum Diakui- (xxxxx)

(9)

Simpanan Jaminan - (xxxxx)

Penanaman Netto Sewa Guna Usaha Rp xxxxx

Penyisihan Piutang Sewa Guna Usaha yang Diragukan (xxxxx) Jumlah Penanaman Neto Rp xxxxx

3. Laporan laba rugi disajikan sedemikian rupa sehingga seluruh pendapatan dilaporkan dalam kelompok yang terpisah dari kelompok biaya (single step). Pendapatan sewa guna usaha harus dilaporkan sebagai komponen utama dalam kelompok Pendapatan.

4. Jumlah penanaman neto dan pendapatan sewa guna usaha dalam sewa guna usaha sindikasi dan leveraged leases harus dilaporkan oleh masing-masing pihak secara proporsional sesuai dengan penyertaannya.

5. Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan mengenai hal -hal sebagai berikut:

• Kebijakan akuntansi penting yang digunakan sehubungan dengan transaksi sewa guna usaha.

• Jumlah pembayaran sewa guna usaha paling tidak untuk 2 (dua) tahun berikutnya.

Sifat dari simpanan jaminan yang merupakan kewajiban perusahaan sewa guna usaha kepada penyewa guna usaha.

Piutang sewa guna usaha yang dijaminkan kepada pihak ketiga. • Sewa guna usaha sindikasi dan leveraged leases.

Operating Lease – Lessor

1. Barang modal yang disewagunausahakan dilaporkan berdasarkan harga perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutannya.

2. Aktiva yang disewagunausahakan dilaporkan secara terpisah dari aktiva tetap yang tidak disewagunausahakan.

3. Perhitungan rugi laba harus disusun sedemikian rupa sehingga seluruh pendapatan dilaporkan dalam kelompok yang terpisah dari kelompok biaya (single step). Pendapatan sewa guna usaha harus dilaporkan sebagai komponen utama dalam kelompok pendapatan.

(10)

4. Penyusutan aktiva yang disewagunausahakan dilaporkan secara terpisah dari penyusutan aktiva yang tidak disewagunausahakan .

5. Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan mengenai hal -hal sebagai berikut:

Kebijakan akuntansi penting yang digunakan sehubungan dengan transaksi sewa guna usaha.

Jumlah pembayaran sewa guna usaha paling tidak untuk 2 (dua) tahun berikutnya.

Sifat dari simpanan jaminan (jika ada).

Aktiva yang disewagunausahakan yang dijaminkan kepada pihak ketiga. • Sewa guna usaha sindikasi dan leveraged leases.

Capital Lease – Lessee

1. Aktiva yang disewagunausaha dilaporkan sebagai bagian aktiva tetap dalam kelompok tersendiri. Kewajiban sewa guna usaha yang bersangkutan harus disajikan terpisah dari kewajiban lainnya.

2. Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan mengenai hal -hal sebagai berikut:

Jumlah pembayaran sewa guna usaha yang harus dibayar paling tidak untuk 2 (dua) tahun berikutnya.

Penyusutan aktiva yang disewagunausahakan yang dibebankan dalam tahun berjalan.

• Jaminan yang diberikan sehubungan dengan transaksi sewa guna usaha.

• Keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan beserta amortisasinya sehubungan dengan transaksi sale and leaseback.

Ikatan-ikatan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian sewa guna usaha (major covenants).

Operating Lease – Lessee

(11)

Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan mengenai hal -hal sebagai berikut:

• Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama tahun berjalan yang dibebankan sebagai biaya sewa.

Jumlah pembayaran sewa guna usaha yang harus dilakukan paling tidak untuk 2 (dua) tahun berikutnya.

Jaminan yang diberikan sehubungan dengan transaksi sewa guna usaha.

• Keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan beserta amortisasinya sehubungan dengan transaksi sale and leaseback.

Ikatan-ikatan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian sewa guna usaha (major covenants).

AKUNTANSI UNTUK TRANSAKSI SALE AND LEASEBACK

FASB

Aspek khusus dari lease ini adalah adanya perjanjian dimana satu pihak menjual harta kepada pihak kedua, kemudian pihak pertama melease harta itu kembali. Jika penjualan itu menghasilkan laba, maka laba itu harus ditangguhkan dan diamortisasikan secara proporsional dengan amortisasi harta yang dilease jika lease itu merupakan lease modal atau proporsioanl dengan pembayaran sewa jika lease itu merupakan suatu lease operasi. Jika transaksi itu menimbulkan kerugian karena nilai pasar yang wajar dari harta lebih rendah dari harga perolehan yang belum disusutkan, maka kerugian tersebut harus diakui.

IAI

Dalam penjualan dan penyewaan kembali aset, perbedaannya antara harga jual dan nilai buku

aktiva yang dijual harus diakui dan dicatat sebagai laba atau rugi ditangguhkan. Amortisasi keuntungan tangguhan atau rugi harus berada dalam proporsi amortisasi aset yang disewakan apabila penyewaan kembali tersebut merupakan sewa pembiayaan, atau proporsional dengan biaya sewa apabila penyewaan kembali merupakan sewa operasi. Pengakuan segera atas laba atau kerugian dalam penjualan dan penyewaan kembali dari suatu aktiva umumnya dilarang.

IFRS

(12)

Jika transaksi penjualan dan penyewaan kembali adalah sewa pembiayaan, kelebihan dari hasil penjualan di atas pelaksanaan jumlah yang tidak harus segera diakui sebagai pendapatan oleh penjual-lessee. Sebaliknya, harus ditangguhkan dan diamortisasi selama masa sewa.

Jika transaksi penjualan dan penyewaan kembali adalah sewa operasi, dan jelas bahwa transaksi

terjadi pada nilai wajar, laba atau rugi harus diakui segera. Jika harga jual di bawah nilai wajar, laba atau rugi harus diakui segera, jika kerugian tersebut dikompensasikan dengan pembayaran sewa di masa depan di bawah harga pasar, itu akan ditangguhkan dan diamortisasi secara proporsional dengan pembayaran sewa selama periode yang aset diharapkan akan digunakan. Jika harga jual di atas wajar nilai, selisih lebih dari nilai wajar, harus ditangguhkan dan diamortisasi selama periode penggunaan aset diharapkan dapat digunakan.

Untuk sewa operasi, jika nilai wajar pada saat sebuah transaksi penjualan dan penyewaan kembali kurang dari carrying amount of the asset, kerugian sama dengan jumlah perbedaan antara nilai tercatat dan nilai wajar, harus diakui segera.

REFERENSI

Earl K. Stice, James D. Stice and K. Fred Skousen (2003), Intermediate Accounting 15e, USA: South-Western, Thompson.

Ikatan Akuntan Indonesia (2008), Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat.

PricewaterhouseCoppers (2005), Similarities and Differences : A comparison of IFRS, Indonesian GAAP and US GAAP, Jakarta: PricewaterhouseCoppers

Tim Akademis PSAK (2009), Modul UKS 2009, Tangerang: PSAK ‘09

Referensi

Dokumen terkait

Teknik pembiayaan menurut finance lease adalah penyewa guna usaha (lessee) memilih barang modal yang dibutuhkan atas nama perusahaan leasing, sebagai pemilik

Judul Penelitian : Analisis Pemilihan Pembiayaan Barang Modal Koperasi Antara Sewa Guna Usaha ( Leasing) dengan Kredit (Kasus Pada KUD Sri Tani Kec. Punvorejo

Sewa guna usaha atau leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka

Lessor adalah perusahaan sewa guna usaha atau di dalam hal ini pihak yang.. memiliki hak kepemilikan

1) Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha pertama ditambah dengan nilai siswa barang modal, harus dapat menutup harga perolehan barang modal dan

Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing Company) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara Finance lease maupun Operating

pembayaran sewa guna usaha adalah tingkat bunga yang dibebankan oleh.. perusahaan sewa guna usaha atau tingkat bunga yang berlaku pada awal masa sewa guna usaha. c) Aset

a) Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang disewa guna usahakan pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui