ISSN: 2355-5343
~ Berkala terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ~
Ketua Umum Julia, M.Pd Wakil Ketua Indra Safari, M.Pd Ketua Dewan Editor Diah Gusrayani, M.Pd
Dewan Editor Dr. Tatang Muhtar, M.Si Dr. Ayi Suherman, M.Pd Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd
Dr. Nurdinah Hanifah, M.Pd Atep Sujana, M.Pd
Maulana, M.Pd Ani Nur Aeni, M.Pd
Tata Usaha Achdi, M.Pd Karmah Setiawati Pemasaran Drs. Dadan Djuanda, M.Pd Pelaksana Teknis Hj. Sri Utami, S.Pd Layout dan Publikasi Online
Ariana, S.Kom Yudi Kusumah, M.Pd
Berkala Mimbar Sekolah Dasar diterbitkan oleh Program Studi PGSD, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang. Pelindung: Dr. Herman Subarjah, M.Si (Direktur). Pembina: Drs. H. Dede Tatang Sunarya, M.Pd (Sekretaris). Penanggung Jawab: Riana Irawati, M.Si & Respati Mulyanto, M.Pd (Ketua Prodi PGSD Kelas dan PGSD Penjas). Berkala Mimbar Sekolah Dasar terbit pertama kali pada tahun 2014.
Alamat Redaksi:
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang, Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 45322 Jawa Barat. Telp & Fax (0261) 201244. Email: [email protected].
Alamat Publikasi:
http://jurnal.upi.edu/mimbar-sekolah-dasar
HALAMAN 1 – 132
DAFTAR ISI 1. INTERAKSI PBL-MURDER, MINAT
PENJURUSAN, DAN KEMAMPUAN DASAR MATEMATIS TERHADAP PENCAPAIAN KEMAMPUAN BERPIKIR DAN DISPOSISI KRITIS …… HAL. 1-20
~ MAULANA
2. PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DI KELAS IV SD …… HAL. 21-36
~ ASIAH
3. MENEMUKAN KEMBALI RUMUS LUAS
PERSEGI PANJANG DENGAN
KONSTRUKTIVISME (STUDI KASUS PADA MAHASISWA PGSD) …… HAL. 37-47
~ ISROK’ATUN
4. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STAD PADA
PEMBELAJARAN MENGIDENTIFIKASI JENIS MAKANAN HEWAN DI SD …… HAL. 48-63
~ OCIH SUKAESIH
5. MENINGKATKAN ECOLITERACY SISWA SD MELALUI METODE FIELD-TRIP KEGIATAN EKONOMI PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL …… HAL. 64-76 ~ RANA GUSTIAN NUGRAHA
6. IDENTIFIKASI TINGKAT KEJUJURAN SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI GEROBAK KEJUJURAN DI KOTA SEMARANG …… HAL. 77-83
~ FINE REFFIANE, HENRY JANUAR SAPUTRA, TAUFIK HIDAYAT
7. EFEKTIVITAS DAN PENGARUH MODEL
PEMBELAJARAN INKUIRI PADA
PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR …… HAL. 84-93
~ RIF’AT SHAFWATUL ANAM
8. PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH PADA MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN MENGENAL SEJARAH UANG …… HAL. 94-100
~ YENA SUMAYANA
9. SIARAN RADIO CITRA 99.4 FM SEBAGAI MEDIA PELESTARIAN TEMBANG SUNDA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR …… HAL. 101-120
~ MAYLAN SOFIAN
10. LEARNING TASKS’ WHAT AND HOW: PERSPEKTIF DOSEN DAN MAHASISWA MENGENAI TUGAS PEMBELAJARAN …… HAL. 121-132
~ DIAH GUSRAYANI
REDAKSI BERKALA MIMBAR SEKOLAH DASAR MENERIMA TULISAN HASIL PENELITIAN, HASIL IDE/GAGASAN, ATAU RESENSI BUKU BARU, YANG MERUPAKAN KAJIAN-KAJIAN BAIK DALAM TATARAN PRAKTEK MAUPUN TEORI PENDIDIKAN, DAN KHUSUS BERKAITAN DENGAN KE-SD-AN.
[84]
EFEKTIVITAS DAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR
Rif’at Shafwatul Anam STKIP Sebelas April Sumedang Jl. Anggrek Situ No. 19 Sumedang Email: [email protected]
ABSTRACT ABSTRAK
This purpose of this study want to know how the effectiveness and the effect inquire learning with experiment method in science lesson to elementary school. The methodology in this study use a One Group pre-test post-test design. Participant on this study isi 25 students. The instrument had a two aspect that is cognitive ability and science process skills. The result showed that inquire learning in this study has a medium efective and show the significant between before and after using the inquire learning in the two aspect in this study.
Keywords: inquire learning, cognitive ability and science process skills.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas dan pengaruh pembelajaran inkuiri dengan disertai metode eksperimen pada pelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD). Metodologi penelitian yang digunakan adalah One Group
pre-tes post-test Design. Jumlah siswa yang diteliti
adalah 25 orang. Instrumen yang digunakan meliputi dua aspek yaitu kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri termasuk ke dalam tingkat efektif sedang dan terdapat perbedaan signifikan antara sebelum dan sesudah belajar dengan model pembelajaran inkuiri pada kedua aspek yang diteliti.
Kata kunci: model inkuiri, kemampuan kognitif, dan kemampuan proses sains.
PENDAHULUAN ~ Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
IPA bukan hanya penguasaan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Depdiknas, 2006).
Pendidikan IPA di Indonesia telah diperkenalkan pada siswa semenjak Sekolah Dasar (SD), sebab IPA merupakan pelajaran yang akan selalu berkaitan erat
dengan kehidupan. Karena pendidikan IPA sudah dimulai dari SD hendaknya membuat para siswa di Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lain. Namun, nampaknya hal tersebut tidak terjadi sesuai dengan yang diprediksikan. Faktanya melalui beberapa temuan yang dilakukan oleh pusat statistik Internasional menunjukan hasil yang kurang memuaskan dari kemampuan siswa di Indonesia.
Berdasarkan laporan lembaga
internasional yang berkenaan dengan tingkat sumber daya manusia dan pendidikan dunia. Seperti laporan Trends International in Matemathics and Science Study (TIMSS), bahwa pada tahun 2003,
[85] Indonesia berada pada urutan ke-36 dari 45 negara peserta baik pada bidang matematika maupun bidang sains (puskur, 2007). Serta hasil temuan yang dilaporkan Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2009, bahwa peringkat Indonesia baru bisa menduduki 10 besar terbawah dari 65 negara; Membaca urutan ke-57, Matematika urutan ke-61 dan IPA urutan ke-60 (Elianur, 2011). Melalui hasil laporan tersebut maka kemampuan yang diharapkan dari pelajaran IPA yang terjadi di Indonesia tidak sesuai dengan apa yang dicita-citakan. Kita selalu berada pada rangking yang rendah diantara negara-negara lain. Bahkan dengan sesama negara ASEAN.
Rendahnya nilai kemampuan IPA Indonesia menurut Wuryastuti (2008) dikarenakan 1) Dalam proses belajar mengajar di sekolah saat ini tidak atau belum memberi kesempatan maksimal kepada siswa untuk mengembangkan kreatiftasnya, lebih mengutamakan pada kemampuan menghafal; 2) Kurang kontekstual dengan kehidupan siswa sehari-hari; 3) Keterampilan proses belum nampak dalam pembelajaran di sekolah dengan alasan untuk mengejar target kurikulum; dan 4).Pelajaran IPA yang konvensional hanya menyiapkan peserta didik untuk melanjutkan studi yang lebih tinggi, bukan menyiapkan SDM yang dibutuhkan oleh masyarakat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susilawati (2010), Hana (2009) dan
Fahrizal (2009) dalam Ismail (2011) yang mengungkapkan bahwa kamampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa rendah ketika di terapkan model pembelajaran secara konvensional (ceramah) yang lebih mengutamakan kemampuan kognitif saja.
Rustaman (2005) menyatakan bahwa sistem pendidikan yang terlalu menekankan pada kognitif ini juga terlalu abstrak (tidak konkrit), dengan proses pembelajaran yang pasif, kaku, sehingga proses belajar menjadi sangat tidak menyenangkan dan penuh beban. Semua ini telah “membunuh” karakter, siswa menjadi tidak kreatif, tidak percaya diri, tertekan dan stress, serta tidak mencintai belajar.
Salah satu metode pembelajaran yang
dianggap mampu memfasilitasi
rendahnya kemampuan IPA baik berupa konsep maupun guna mengembangkan keterampilan proses sains siswa adalah metode eksperimen. Metode ini dapat membuat siswa terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran. Mereka dapat melakukan percobaan, mengamati sesuatu, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek/keadaan. Metode eksperimen paling tepat untuk merealisasikan pembelajaran dengan inkuiri atau penemuan. Eksperimen dapat dilakukan di dalam laboratorium atau diluar laboratorium, dan pekerjaan eksperimen mengandung makna belajar untuk
[86] berbuat, karena itu dapat dimasukkan dalam metode pembelajaran (Rustaman,
et al. 2005). Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Dhewi, 2005) dia mengungkapkan bahwa metode eksperimen lebih efektif
meningkatkan pemahaman siswa
dibandingkan dengan metode
konvensional.
Menurut Adisyahputra (1992) dengan menggunakan metode eksperimen siswa dilatih untuk menggunakan metode ilmiah dan sikap ilmiah secara benar dan sesungguhnya. Siswa dilatih untuk membaca data secara objektif menurut apa adanya, mengambil kesimpulan hanya berdasarkan fakta-fakta yang
cukup mendukung, menyadari
keterbatasan IPA, keterbatasan ketelitian suatu pengukuran, keterbatasan suatu hukum atau teori, memahami makna dari suatu teori dan sebaginya. Hal-hal semacam ini sukar untuk dimengerti hanya dengan cara mendengarkan melalui ceramah
Inkuiri merupakan model yang disarankan oleh Depdiknas (2006) karena dapat menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah, sehingga Pembelajaran inkuiri
dengan menggunakan metode
eksperimen diprediksi mampu memfasilitasi peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa.
Menurut Gulo (2002), inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal keseluruhan kemampuan siswa dalam mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Dengan model pembelajaran inkuiri, materi pelajaran yang didapatkan siswa akan lebih tahan lama, mudah di ingat, lebih mudah diaplikasikan pada kondisi yang berbeda, dapat memunculkan motivasi belajar, dapat melatih kecakapan berpikir secara terbuka, dapat meningkatkan penguasaan konsep, mengembangkan sikap ilmiah, dapat mengembangkan pemahaman siswa yang mendalam tentang konsep sains dan juga dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis (Bruner dalam Dahar, 1989).
Berdasarkan pemaparan di atas, maka
dapat dikatakan bahwa model
pembelajaran inkuiri dan metode eksperimen diperkirakan mampu meningkatkan kemampuan kognitif siswa dan melatihkan serta mengembangkan keterampilan proses sains siswa.
METODE
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode eksperimen
[87] semu (quasi experiment). Metode ini memiliki karakteristik yaitu mengkaji keadaan praktis suatu objek, yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan kecuali variabel-variabel yang diteliti (Panggabean, 1996). Metode ini dipandang cocok untuk penelitian pendidikan, mengingat banyak faktor yang diprediksi berpengaruh terhadap hasil penelitian yang tidak dapat atau sulit untuk dikontrol.
Desain penelitian yang digunakan adalah
One Group pre-tes post-test Design, yaitu penelitian eksperimen yang dilaksanakan
pada satu kelompok saja, yang dinamakan kelompok eksperimen tanpa ada kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Sebelum diberi perlakuan, sampel penelitian dites yang disebut pretes. Begitupun setelah diberi perlakuan sampel penelitian dites lagi dan disebut dengan postes. Tes yang diberikan sebelum dan sesudah perlakuan ditujukan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Perbedaan antara hasil pengukuran awal (T1) dengan hasil
pengukuran akhir (T2) adalah merupakan
pengaruh dari perlakuan yang diberikan. Skema disain penelitian yang digunakan dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 1. Tabel desain penelitian One Group Pre-test, post-test Design Kelompok Pre test Treatment Post tes
Eksperimen T1 X T1’
(Sumber: Panggabean,1996)
Keterangan:
T1 : Pre Test (test awal)
X : Perlakuan terhadap kelompok
eksperimen yaitu dengan
menerapkan model inkuiri dan metode eksperimen.
T1’: Post Test (test akhir)
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII di salah satu SD Negeri di Kota Bandung. Data pengaruh dan kefektifan siswa baik kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains dilihat melalui pretes dan postes dengan menggunakan instrumen tes pilihan ganda sejumlah 45
soal. Kemampuan kognitif sebanyak 17 soal dan keterampilan proses sains sebanyak 18 soal.
Pengaruh dalam penelitian ini diuji menggunakan program statistik mini tab
16 dengan menghitung uji hipotesis hasil pretes dan postes. Namun, sebelum diuji hipotesisnya kedua data tersebut (pretes dan postes). harus melalui uji normalitas dan homogenitas sebagai prasyarat uji analisis selanjutnya. Jika data yang diuji terdistribusi normal dan memiliki homogenitas varian yang sama, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan
[88] analisis statistik parametrik dengan menggunakan Anova. Jika tidak, analisis pengujian dilakukan dengan analisis statistik non parametrik menggunakan uji
Mann-Whitney.
Efektivitas pembelajaran IPA dapat diketahui dengan cara menghitung gain skor yang ternormalisasi <g>. Langkah-langkah yang ditempuh dalam melihat efektivitas pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Menghitung gain skor ternormalisasi dan menjumlahkan nilai gain
ternormalisasi untuk seluruh siswa menggunakan rumus: i i f
T
SI
T
T
g
dimana: <g> = gain ternormalisasi Tf = skor posttest;
Ti = skor pretest;
SI = skor ideal
b. Menentukan nilai rata-rata dari skor gain ternormalisasi
c. Menentukan kriteria efektivitas pembelajaran pada standar berikut ini:
Tabel 2. Kriteria Efektivitas Pembelajaran
Persentase Efektivitas 0,00 < h ≤ 0,30 Rendah 0,30 < h ≤ 0,70 Sedang 0,70 < h ≤ 1,00 Tinggi (Hake,1998) HASIL
Hasil penelitian mengenai efektivitas dan pengaruh pembelajaran inkuiri dengan menggunakan metode eksperimen dibagi menjadi dua yaitu 1) Kemampuan kognitif dan 2) Keterampilan proses sains.
Kemampuan Kognitif
1. Efektivitas Pembelajaran Inkuiri
Kemampuan kognitif siswa didapatkan dari skor tes pretes dan postes berupa pilihan ganda. Setelah didapatkan kedua skor tersebut maka didapatkan tingkat kefektifan model dengan menggunakan perhitungan gain yang dinormalisasi ( N-gain). Skor pretes, postes, dan N-gain
dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Skor Rata-Rata Pretes, Postes, Dan N-Gain Kemampuan Kognitif
Pretes Postes N-gain 56 72,9 0,38
Berdasarkan hasil skor pretes dan postes didapatkan skor rata-rata pretes sebesar
56 dan skor rata-rata posttes sebesar 72,9. Kemudian dari kedua rata-rata tersebut
[89] dihitung N-gain yang didapatkan sebesar 0,38 atau dapat dikatakan bahwa pembelajaran menggunakan model inkuiri terhadap kemampuan kognitif termasuk ke dalam kriteria efektif kategori sedang.
2. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri
Pengaruh pembelajaran inkuiri dilakukan dengan menggunakan perhitungan
statistik. Perhitungan statistik ini berguna untuk mengetahui apakah pengaruh dari pembelajaran model inkuiri tersebut signifikan atau tidak melalui perbandingan antara skor pretes dan postes. Pada Tabel 4 akan menampilkan hasil perhitungan uji normalitas, homogenitas, dan hipotesis kelas eksperimen.
Tabel 4. Rekapitulasi Analisis Statistik serta Peninjauan Normalitas, Homogenitas, dan Hipotesis Kemampuan Kognitif
Komponen Peninjau Pretes Postes
Jumlah siswa 25 25
Rata-rata 56 72,9
Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov Test) dengan nilai P-value > α (α = 0.05) maka data normal Signifikansi 0,816 0,064
Interpretasi Normal Normal
Uji Homogenitas dilakukan secara berpasangan (Bartlett’s Test) dengan nilai P-value > α (α = 0.05) maka data homogen
Signifikansi 0,859
Interpretasi Homogen
Uji Hipotesis parametrik Anova dengan nilai P-value < α (α = 0.05) maka terdapat perbedaan signifikan Signifikansi 0,0000
Interpretasi Terdapat Perbedaan Signifikan
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4 didapatkan bahwa skor pretes dan postes kelas eksperimen tersebut sebaran skornya normal, kemudian hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa skor pretes dan postes menunjukan kedua data tersebut adalah homogen. Sehingga untuk melakukan pengujian signifikansi menggunakan pengujian parametrik (Anova) berdasarkan hasil pengujian didapatkan nilai p-value (signifikansi)lebih
kecil dari tingkat kepercayaan 95% (0,05) yakni sebesar 0,0000. Hal ini berarti pembelajaran inkuiri melalui model inkuiri dengan metode eksperimen signifikan untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa
Keterampilan Proses Sains (KPS)
1. Efektivitas Pembelajaran Inkuiri
Sama dengan kemampuan kognitif Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa didapatkan dari skor tes pretes dan postes
[90] berupa pilihan ganda. Setelah didapatkan kedua skor tersebut maka didapatkan tingkat kefektifan model dengan menggunakan perhitungan gain yang dinormalisasi (N-gain). Skor pretes, postes, dan N-gain dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Skor Rata-Rata Pretes, Postes, Dan
N-Gain KPS
Pretes Postes N-gain 52,2 72,7 0,43
Berdasarkan hasil skor pretes dan postes didapatkan skor rata-rata pretes sebesar 52,2 dan skor rata-rata posttes sebesar 72,7. Kemudian dari kedua rata-rata tersebut dihitung N-gain yang didapatkan
sebesar 0,43 atau dapat dikatakan bahwa pembelajaran menggunakan model inkuiri terhadap KPS siswa termasuk ke dalam kriteria efektif kategori sedang.
2. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri
Pengaruh pembelajaran inkuiri pada KPS
siswa juga dilakukan dengan
menggunakan perhitungan statistik. Perhitungan statistik ini berguna untuk mengetahui apakah pengaruh dari pembelajaran model inkuiri tersebut signifikan atau tidak melalui perbandingan antara skor pretes dan postes. Pada Tabel 6 akan menampilkan hasil perhitungan uji normalitas, homogenitas, dan hipotesis kelas eksperimen.
Tabel 6. Rekapitulasi Analisis Statistik serta Peninjauan Normalitas, Homogenitas, dan Hipotesis KPS
Komponen Peninjau Pretes Postes
Jumlah siswa 25 25
Rata-rata 52,2 72,7
Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov Test) dengan nilai P-value > α (α = 0.05) maka data normal Signifikansi 0,083 0,012
Interpretasi Normal Tidak Normal
Uji Homogenitas dilakukan secara berpasangan (Bartlett’s Test) dengan nilai P-value > α (α = 0.05) maka data homogen
Signifikansi 0,414
Interpretasi Homogen
Uji Hipotesis non parametrik (Mann Whitney) dengan nilai P-value < α (α = 0.05) maka terdapat perbedaan signifikan
Signifikansi 0,048
[91] Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 6 didapatkan bahwa sebaran skor pretes termasuk ke dalam normal dan postes termasuk ke dalam sebaran skor yang tidak normal, kemudian hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa skor pretes dan postes termasuk homogen. Karena data tersebut tidak memenuhi syarat pengujian parametrik, sehingga untuk melakukan pengujian signifikansi menggunakan pengujian non parametrik (Mann-Whitney) berdasarkan hasil pengujian didapatkan nilai p-value
(signifikansi) lebih kecil dari tingkat kepercayaan 95% (0,05) yakni sebesar 0,048. Hal ini berarti pembelajaran inkuiri dengan metode eksperimen signifikan untuk meningkatkan KPS siswa.
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran menggunakan model inkuiri dan metode eksperimen dapat meningkatkan baik kemampuan kognitif maupun KPS siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji hipotesis yang menyatakan bahwa kedua variabel yang diteliti antara sebelum dan sesudah perlakuan terdapat perbedaan signifikan.
Adanya perbedaan signifikan pada kedua variabel yang diteliti tersebut dikarena proses pembelajaran yang dilakukan membuat siswa lebih mudah untuk mengerti mengenai konsep yang dipelajari dan keterampilan siswa pun dapat mengembangkan kemampuannya
untuk melakukan percobaan karena belajaran menggunakan model inkuiri dengan metode eksperimen membuat pelajaran menarik bagi siswa. Ini sesuai dengan Adisyahputra (1992) bahwa salah satu kelebihan metode eksperimen adalah dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima dari guru atau dari buku saja. Hal ini menyebabkan kemampuan kognitif dan KPS siswa meningkat.
Model inkuiri yang digunakan juga
membantu siswa dalam proses
pembelajaran ini sesuai dengan penelitian Zacharia et al. (2008). Dia menyatakan bahwa melalui kegiatan eksperimen
dengan model inkuiri dalam
pembelajaran akan menghasilkan pengalaman interaktif yang didapatkan melalui proses yang dialami sendiri oleh
siswa dalam melakukan
eksperimen/praktikum. Sehingga
berdampak pada peningkatan
pemahaman konsep dan keterampilan proses sains siswa.
Selain siwa lebih yakin dengan hasil temuannya sendiri pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan model inkuiri dan metode eksperimen juga sesuai dengan psikologi anak Sekolah Dasar (SD). Hal ini diperkuat oleh pendapat Piaget dalam Arifin (2011) bahwa pada umur anak SD pembelajaran yang dilakukan harus bersifat nyata sehingga siswa dapat
[92]
dengan mudah untuk menerima
konsep/keterampilan yang diinginkan karena apa yang dilakukan adalah sesuatu yang dia rasakan langsung oleh siswa bukan merupakan sesuatu yang abstrak. Adisyahputra (1992) pun menyatakan bahwa kegiatan eksperimen memperkaya pengalaman siswa akan hal-hal yang bersifat objektif dan realistik.
Melalui pembelajaran yang dilakukan siswa mengembangkan kemampuan kognitif dan KPSnya dengan mengikuti sintak model inkuiri dan mereka pun melakukan eksperimen sendiri. Hal ini senada dengan yang sampaikan oleh Zachria dalam Saepuzaman (2011) yakni dengan metode eksperimen siswa secara total dilibatkan dalam melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses.
Pelajaran IPA bukan hanya pelajaran yang berisi fakta, data, konsep, hukum, postulat, dan lainnya. Namun, lebih dari itu pelajaran IPA hendaknya melatihkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (kemampuan kognitif) pada siswa dan keterampilan proses sains (KPS). KPS merupakan merupakan bagian penting dari hakikat pelajaran IPA, karena pelajaran IPA bukan hanya pelajaran yang mengacu pada pengetahuan saja tetapi juga harus mengembangkan keterampilan proses dan sikap ilmiah siswa. Hal itu sesuai dengan Dahar dalam
Ismail (2011) menyatakan bila seorang anak selama belajar sains hanya diberi informasi tentang sains yang sudah ada dengan cara mendengarkan penjelasan guru, maka sains itu sendiri akan berhenti berkembang. Pendapat ini diperkuat oleh pendapat Rustaman et al. (2005) yang mendefinisikan keterampilan proses sains sebagai keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum dan teori sains baik
berupa keterampilan mental,
keterampilan fisik maupun keterampilan sosial.
SIMPULAN
Pertama, efektivitas pembelajaran model inkuiri dengan metode eksperimen termasuk ke dalam kategori sedang baik untuk kemampuan kognitif maupun KPS siswa, dan Kedua¸ pembelajaran model inkuiri dengan metode eksperimen berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan KPS siswa.
REFERENSI
Adisyahputra, M.S.; Ernawati.; dan Zachrias A.H. (1992). Strategi Belajar Mengajar IPA. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Arifin, Zainal. (2011). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Dahar, R Wilis. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
[93] Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas
Dhewi, Rochman, Y. (2005). Efektivitas Metode Eksperimen dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas 3 SMP pada Konsep Rangkaian Hambatan Listrik. Tesis SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Elianur, Rosita. (2011). Indonesia Peringkat 10 Besar Terbawah dari 65 Negara Peserta PISA. [online]. Tersedia: m.kompasiana.com/post/read/338464/
3/indonesia-peringkat-10-besar- terbawah-dari-65-negara-peserta-pisa.html (21 April 2011)
Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Hake, R. R. (1998). Interactive Engagement Methods In Introductory Mechanics Courses. Departement of Physics, Indiana University, Bloomingtoon.
[Online]. Tersedia:
http://www.physics.indiana.edu/~sdi/IE M-2b.pdf. [7 Desember 2007]
Ismail, A. (2011). Model Pembelajaran Children Learning In Science (Clis), Keterampilan Proses Sains, Penguasaan Konsep, Multimedia Dan Pokok Bahasan Fluida. Tesis SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Panggabean, L. P. (1996). Penelitian Pendidikan. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI
Puskur. (2007). Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA. Jakarta Depdiknas
Rustaman, N. Y.(2005). Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri dalam Pembelajaran Sains. [online]. Tersedia:
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.P ENDIDIKAN_IPA/195012311979032-NURYANI_RUSTAMAN/PenPemInkuiri.pdf (21 April 2011)
Rustaman, N. Y., Dirdjosoemarto, S., Yudianto. A. S., Achmad, Y., Subekti, R., Rochintawati, D., Nurjhani, M. (2005).
Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : UM Press
Saepuzaman, D. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Kombinasi Eksperimen Nyata-Virtual Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Sma. Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Wuryastuti, Sri. (2008). “Inovasi Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar”.
Jurnal, Pendidikan Dasar, 9.
Zacharia, Z. C., Olympiou, G., & Papaevripidou, M. (2008). “Effects of experimenting with physical and virtual manipulatives on students’ conceptual
understanding in heat and
temperature”. Journal of Research in Science Teaching, 45, (9), 1021 – 1035.
Penerbit Prodi PGSD UPI Kampus Sumedang http://kd-sumedang.upi.edu/
(Terbit April & Oktober) 1. Jenis Artikel
Artikel dapat berupa kajian hasil penelitian, kajian setara penelitian (ide/gagasan), dan resensi buku baru. Semua jenis artikel belum pernah dimuat di media apapun.
2. Format Tulisan
Artikel ditulis dalam Bahasa Indonesia dalam bentuk ESAI dengan extensi file docx (Microsoft Word) dan menggunakan acuan sebagai berikut:
- Margin : Atas & Bawah (2,5 cm), Kanan & Kiri (2,5 cm) - Ukuran Kertas : A4 (21 cm x 29,7 cm)
- Jenis huruf : Century Gothic - Ukuran Font : 10 pt
- Spasi : 1,5 (kecuali judul, identitas penulis, abstrak dan referensi: 1 spasi)
Penulisan pada judul dan sub-bagian artikel menggunakan aturan sebagai berikut: Tulisan level 1 (Huruf besar semua/UPPERCASE, rata kiri, cetak tebal)
Tulisan level 2 (Huruf besar kecil/Capitalize Each Word, rata kiri, cetak tebal)
Tulisan level 3 (Huruf besar kecil/Capitalize Each Word, rata kiri, cetak tebal & miring) Semua bagian penulisan level 1 dan 2 tidak menggunakan pointer – jika diperlukan keterangan atau penjelasan tambahan pada tubuh artikel gunakan footnote. Untuk keterangan tabel disimpan di atas tabel, untuk keterangan gambar atau diagram disimpan di bawahnya. Ukuran huruf di dalam tabel atau diagram lebih kecil, yakni dari 8-9 pt, spasi 1. Jumlah halaman termasuk tabel, diagram, foto, dan referensi adalah 10-20 halaman.
3. Struktur Artikel
a. Untuk artikel hasil penelitian menggunakan struktur sebagai berikut:
Judul (Tidak lebih dari 15 kata); Identitas Penulis (Baris pertama: nama tanpa gelar. Baris kedua: prodi/jurusan/instansi. Baris ketiga: alamat lengkap instansi. Baris keempat: alamat email dan nmr HP); Abstrak (Dibuat dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, masing-masing maksimal 200 kata, disertai kata kunci masing-masing maksimal lima kata); Pendahuluan (Berisi latarbelakang disertai tinjauan pustaka, tujuan dan urgensi penelitian); Metode (Berisi metode/pendekatan, subjek, waktu dan tempat, teknik pengumpulan data dan analisis data); Hasil; Pembahasan; Simpulan (Sesuai dengan pendahuluan/rumusan masalah); dan Referensi (Memuat referensi yang diacu saja, minimal 80% terbitan 10 tahun terakhir).
b. Untuk artikel setara penelitian (ide/gagasan) menggunakan struktur sebagai berikut: Judul (Tidak lebih dari 15 kata); Identitas Penulis (Baris pertama: nama tanpa gelar. Baris kedua: prodi/jurusan/instansi. Baris ketiga: alamat lengkap instansi. Baris keempat: alamat email dan nmr HP); Abstrak (Dibuat dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, masing-masing maksimal 200 kata; disertai kata kunci masing-masing maksimal lima kata); Pendahuluan (Berisi latarbelakang disertai tinjauan pustaka dan tujuan); Pembahasan (Judul bahasan disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat dibagi ke dalam sub-bagian); Simpulan (Sesuai dengan pendahuluan); dan Referensi (Memuat referensi yang diacu saja, minimal 80% terbitan 10 tahun terakhir).
c. Untuk artikel resensi buku menggunakan struktur sebagai berikut:
Judul (Tidak lebih dari 15 kata); Identitas Penulis (Baris pertama: nama tanpa gelar. Baris kedua: prodi/jurusan/instansi. Baris ketiga: alamat lengkap instansi. Baris keempat: alamat email dan nmr HP); Identitas Buku (Berisi judul buku, penulis, penerbit, tahun terbit, jumlah halaman, ISBN, dan foto cover/sampul depan); Pembahasan (Judul bahasan disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat dibagi ke dalam sub-bagian).
yang telah diadaptasi sesuai kebutuhan Universitas Pendidikan Indonesia. Contoh dapat melihat pada artikel yang telah dimuat, atau selengkapnya dapat dilihat di akhir pedoman penulisan ini.
5. Penyuntingan
a. Artikel dikirim kepada tim redaksi dengan alamat email: [email protected]. Jika diperlukan, tim redaksi akan meminta file dalam CD dan print-out sebanyak tiga eksemplar yang dikirim ke alamat: Redaksi Jurnal Mimbar Sekolah Dasar, Prodi PGSD UPI Kampus Sumedang - Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang Jawa Barat 45322.
b. Artikel yang telah dievaluasi oleh tim penyunting atau reviewer berhak untuk ditolak atau dimuat dengan pemberitahuan secara tertulis, dan apabila diperlukan tim penyunting akan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan revisi sesuai dengan rekomendasi hasil penyuntingan. Untuk keseragaman format, penyunting berhak untuk melakukan pengubahan artikel tanpa mengubah substansi artikel.
c. Semua isi artikel adalah tanggung jawab penulis, dan jika pada masa pracetak ditemukan masalah di dalam artikel yang berkaitan dengan pengutipan atau HAKI, maka artikel yang bersangkutan akan dicancel untuk dimuat. Untuk artikel yang dimuat, penulis akan mendapatkan dua eksemplar berkala sebagai tanda bukti pemuatan serta 10 eksemplar cetak lepas untuk keperluan masing-masing penulis, dan wajib memberikan kontribusi biaya pencetakan sesuai ketentuan tim berkala Mimbar Sekolah Dasar sebesar Rp. 250.000 di luar ongkos kirim.
CONTOH PENULISAN KUTIPAN DAN REFERENSI:
JENIS
RUJUKAN DI DALAM TEKS ACUAN/REFERENSI/BIBLIOGRAFI DI DALAM PUSTAKA
Seorang
penulis A symbol is connected to its referent in the world by our sense of organs (Pinker, 2009 p.80)
atau
Pinker (2009, p. 80) claimed that a symbol ..
Pinker, S. (2009). How the mind works. New York, NY: W.W. Norton & Company, Inc.
Dua orang
penulis A set of verbs with individually similar meanings can be juxtaposed with a set of nouns with individually similar meanings ... (Hunston & Oakey, 2010)
atau
Hunston dan Oakey (1991) mengklaim bahwa …
Hunston, S. & Oakey, D. (2010). Introducing
applied linguistics: Concepts and skills. New York,
NY: Routledge.
Tiga s.d. 5
penulis Penjelasan (Coyle, Hood, & Marsh, 2010) menyimpulkan bahwa ...
Kutipan berikutnya dalam teks:
(Coyle et al., 2001)
Coyle, D., Hood, P. And Marsh, D. (2010). CLIL:
Content and language integrated learning.
Cambridge: Cambridge University Press.
Penulis sebagai penerbit
(Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan [Balitbang Depdiknas], 2010) Atau
Badan Penelitian dan Pengembangan,
Badan Penelitian dan Pengembangan [Balitbang]
(2007). The assessment of curriculum policy
of language subjects: Assessment report.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan.
Balitbang. (2008). The assessment of curriculum policies in secondary education: Assessment
Depdiknas], (2010) menunjukan bahwa .... Kutipan berikutnya:
(Balitbang Depdiknas, 2010) Buku ber
editor (Waugh & Monville-Burston, 1990) Waugh, L.R., & Monville-Burston, M. (eds.). (1990). On language: Roman Jakobson. Cambridge, MA: Harvard University Press.
Beberapa karya dipublikasikan oleh seorang penulis pada tahun yang sama
(Sukyadi, 2011a, 2011b) Sukyadi, D., Setyarini, S. & Junida, A.I. (2011a). A Semiotic Analysis of Cyber Emoticons (A
Case Study of Kaskus Emoticons in The Lounge Forum at Kaskus-the Largest Indonesian Community. K@ta: A Biannual Publication on the Study of Language and Literature, 13(1), pp. 37-50,
Sukyadi, D. & Mardiani, R. (2011b). The Washback Effect of National Examination (ENE) on
English teachers’ Classroom Teaching and Students’ Learning. K@ta: A Biannual Publication on the Study of Language and Literature, 13(1), pp. 96-111,
(susun secara alfabetis berdasarkan judul) Buku yang
disusun oleh sebuah lembaga atau institusi
Badan Standar Nasional Pendidikan (2012)
merekomendasikan bahwa ...
(Badan Standar Nasional Pendidikan, 2012)
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2010).
Pedoman penulisan buku ajar untuk
perguruan tinggi. Jakarta: Badan Standar
Nasional Pendidikan. (Laporan Tahunan
Universitas Pendidikan Indonesia, BHMN, 2009)
Laporan Tahunan Universitas Pendidikan Indonesia, Badan Hukum Milik Negara. (2009).Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia BHMN. Buku
elektronik Most authors begin their articles by explaining what caused them to conduct their
empirical investigations (Huck, 2012)
Huck, S.W. (2012). Reading statistics and research. Boston, MA: Pearson Education, Inc.
Available from NetLibrary database.
Buku
terjemahan (Young & Rang, 2005) Young, Y. S. & Rang, K. I. (2005). jorok ada di sini: Buku pengetahuan paling Semua yang
jorok sedunia (M. Ayudiah, Trans.). Jakarta:
PT Bhuana Ilmu Populer. Bab dalam
sebuah buku (Richards, 2002) Gunakan penulis Bab, bukan editor buku tersebut
Richards, J. C. (2002) Theories of Teaching in Language Teaching. In Richards, J.C. and Renandya, W.A. (Eds.). (2002). Methodology in language teaching: An anthology of
current practice. Cambridge: Cambridge
University Press. Kutipan lebih
dari 1 halaman
Kutipan pertama:
(Rush, Waldrop, Mitchell, & Dyches, 2005, pp. 283-284) Kutipan berikutnya dar sumber
yang sama:
(Rush et al., 2005, p. 291)
Rush, K. L., Waldrop, S., Mitchell, C., & Dyches, C. (2005). The RN-BSN distance education
experience: From educational limbo to more than
an elusive degree. Journal of Professional
Nursing, 21, 283-292.
Dari
ensiklopedia (Crystal, 1987) Crystal, D. (1987). The Cambridge encyclopedia of language). Cambridge: Cambridge University Press.
majalah mamala keur dirina. Mangle, 2364, pp.14-15. Dari artikel
koran cetak dengan penulis
(Kunaefi, 2012) Kunaefi, R. Mengidamkan postur polisi ideal. (2012, January 4). The Republika, p. 4. Dokumen
pemerintah Jalal, Samani, Chang, Stevenson, Ragats, and Negara (2009) report that despite the positive contributions of MGMP, there are also ..
Jalal, F., Samani, M., Chang, M. C., Stevenson, R., Ragats, A.B. and Negara, S.D. (2009).
Teacher certification in Indonesia: A strategy
for teacher quality improvement. Jakarta:
Ministry of National Education and World bank. Retrived March 6, 2012, from: http://ddp-ext.worldbank.org/EdStats/ IDNprwp09c.pdf
Undang-undang Law of the Republic of Indonesia Number 2, 1989 on National Education System, Article 5, Verse 1, states that ..
Law of the Republic of Indonesia, Number 2, 1989, on National Education System.
Makalah seminar atau konferensi atau prosiding
(Sukyadi, 2011) Pemakalah, A. A., & Pemakalah, B. B. (tahun). Judul Makalah atau prosiding. Dalam A. Editor (Ed.), Judul simposium atau konferensi pp. x-x). tempat: Penerbit.
Penyaji, A. A. (Tahun, Bulan). Judul Makalah. Makalah disajikan dalam pertemuan nama organisasi, tempat
Sukyadi, D. (2011). The metaphorical use of English
address terms in indonesian blog comments (A pragmatic analysis of Indonesian bloggers). Disajikan pada Conference on English Studies (CONEST) 8, Unika Atma Jaya, Jakart Artikel jurnal dengan satu penulis (Karjo, 201) Atau Karjo (2011) berpendapat bahwa …
Karjo, C.H. (2011). Investigation of scalar implicature of Binus University students.
K@ta: A Biannual Publication on the Study of
Language and Literature, 13(1), pp. 56-75,
Artikel jurnal dengan 3-6 penulis
(Sukyadi, Setyarini, & Junida,
2011) Sukyadi, D., Setyarini, S. & Junida, A.I. (2011). A semiotic analysis of cyber emoticons (A case study of kaskus emoticons in The Lounge Forum at Kaskus-the Largest Indonesian
Community. K@ta: A Biannual Publication on the Study of Language and Literature, 13(1), pp. 37-50,
Berasal dari tesis individu atau institusi
(Amalia, 2012) Amalia, A. (2012). The use of video in teaching writing procedural text: A quasi-experimental study in one of Senior High Schools in
Bandung (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2012, Tidak diterbitkan) Skripsi/tesis/di
sertasi dari database
McNiel (2006)
(MCNiel, 2006) McNiel, D. S. (2006). personal narrative discussing growing up with Meaning through narrative: A
an alcoholic mother. Retrieved from ProQuest
Digital Dissertations. (AAT 1434728) Abstrak dari
basis data (Morrissey, 2004) Morrissey, J. P. (2004). recidivism of mentally ill persons released Medicaid benefits and
from jail (NCJ No. 214169) [Abstract].
Retrieved from National Criminal Justice Reference Service abstracts database. Abstrak
seminar atau simposisum
Brier, Pandelaere, Dewitte, &
Warlop (2006) Briers, B., Pandelaere, M., Dewitte, S., & Warlop, L. (2006, June). Hungry for money: The desire for caloric resources increases the desire for
Human Behavior and Evolution Society. Abstract retrieved from http://www.hbes .com/HBES/abst2006.pdf.
Skripsi/tesis/di sertasi dari Repositori
(Amalia, 2012) Amalia, A. (2012). The use of video in teaching writing procedural text: A quasi-experimental study in one of Senior High Schools in
Bandung (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2012). Retrieved from
http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_s kripsi=11587
Book review
(Telaah Buku) Cramond (2007) Cramond, B. (2007). Enriching the brain? Probably not for psychologists [Review of the book
Enriching the brain: How to maximize every
learner’s potential]. PsycCRITIQUES, 52(4),
Article 2. Retrieved from
http://www.apa.org/psyccritiques/ Laman web
dengan penulis
(Ljungberg, 2012) Ljungberg, C.( 2012). Shadows, mirrors, and smoke
screens: zooming on iconicity. Retrieved
March 22, 2012, from
http://www.iconicity.ch/en/iconicity/index.php Laman web
tanpa tahun (Sound Symbolism Checksheet, n.d.) Ling 131: Language & Style. (n.d.) symbolism checksheet. Retrieved March 22, Sound 2012, from http://www.lancs.ac.uk/fass/projects/stylistics/ topic5a/7soundchecksheet.htm Bila kutipan dari laman web sebuah institusi (Perpustakaan UPI, 2011) Sebagaimana dikatakan oleh Perpustakaan UPI (2011)
Perpustakaan UPI. (2011). Menyimak fungsi
perpustakaan. Retrieved March 26, 2012,
from
http://perpustakaan.upi.edu/index.php?option =com_content&task=view&id=26&Itemid=1 (Sekolah Pascasarjana UPI,
n.d.) Sekolah Pascasarjana UPI. (n.d.). pada tanggal 26 Maret 2012 dari: Sejarah. Diakses http://sps.upi.edu/tentang-sps/sejarah/
Gambar dari
Web Photo Paris Van JavaBandung-Indonesia (ID: 5081183ID, n.d.)
Paris Van Java-Bandung-Indonesia [Photo] (n.d.). Retrieved March 25, 2012 from
http://www.panoramio.com/photo/5081183