• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HUBUNGAN SISTEM TRANSPORTASI KOTA TERHADAP KONSUMSI BBM (KOTA: METROPOLITAN, BESAR, DAN SEDANG DI JAWA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS HUBUNGAN SISTEM TRANSPORTASI KOTA TERHADAP KONSUMSI BBM (KOTA: METROPOLITAN, BESAR, DAN SEDANG DI JAWA)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS HUBUNGAN SISTEM TRANSPORTASI KOTA TERHADAP

KONSUMSI BBM (KOTA: METROPOLITAN, BESAR, DAN SEDANG DI JAWA)

Mudjiastuti Handajani

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Semarang Jl. Sukarno Hatta, Semarang

e-mail: hmudjiastuti@yahoo.co.id Abstrak

Transportasi banyak menggunakan BBM, sehingga konsumsi BBM untuk transportasi selayaknya mendapat perhatian. Penggunaan BBM untuk transportasi di Indonesia setiap tahunnya melonjak secara tajam. Peningkatan kegiatan sistem transportasi dipicu oleh peningkatan pemilikan dan penggunaan kendaraan pribadi, disamping berdampak positip juga berdampak negatif terhadap kota. Hasil penelitian ini menggunakan metode analisis biplot. Biplot adalah teknik statistika deskriptif dimensi ganda (multivariate), disajikan secara visual guna menyajikan secara simultan n obyek pengamatan dan p variabel dalam ruang bidang datar (dimensi 2), ciri variabel dan obyek pengamatan serta posisi relatif antar obyek dengan variabel dapat dianalisis. Analisis biplot dikelompokkan dalam: kota metropolitan, besar dan sedang dari seluruh kota di Jawa (22 kota). Sistem transportasi kota metropolitan pada umum lebih tinggi dibanding kota besar dan kota sedang. Sistem transportasi kota besar pada umumnya lebih kecil dari kota besar dan sedikit lebih besar dari pada kota sedang, sedangkan sistem transportasi kota sedang memiliki sistem transportasi paling kecil daripada kota metropolitan dan kota besar. Konsumsi BBM premium dan solar kota metropolitan cenderung tinggi, untuk kota besar konsumsi premium memiliki sangat bervariasi, sedangkan kota sedang konsumsi bbm premiumnya bervariasi.

Kata kunci: Sistem Transportasi, Konsumsi BBM, Analisis BIPLOT

PENDAHULUAN I. Latar Belakang

Pertumbuhan kepemilikan kendaraan bermotor, sistem transportasi kota, dan konsumsi BBM.

Peningkatan kegiatan transportasi kota berdampak terhadap : kemacetan, pemanfaatan tata ruang yang kurang maksimal, kelestarian lingkungan terganggu.

Konsumsi BBM untuk kegiatan transportasi melonjak tajam, pasokan dan ketersediaan BBM menjadi semakin langka dan mahal

II.Perumusan Masalah

Sampai sekarang belum ada yang melihat hubungan berdasar variabel secara makro.

 Caroline, (2007); Rodrigue, (2004); Winata , (1987); Huges, (2003); Taylor, (2004) : hubungan Kecepatan Kendaraan- Konsumsi BBM

 De Cicco dan Kenworthy, (2002); Khisty (2005) : hubungan TGL – Sistem Transportasi - Penduduk

 Marchenko (1993) : Kerusakan jalan dengan Konsumsi BBM

 Tanara (2003) : Penduduk - Panjang jalan - Jumlah kendaraan – PDRB  Weisel, (1980): Pola jaringan jalan – Konsumsi BBM

Ada hubungan antara STRUKTUR KOTA (kepadatan penduduk, jumlah penduduk, TGL, PDRB) - SISTEM TRANPORTASI KOTA (panjang jalan, kendaraan dan angkutan umum, dan panjang trayek, pola jaringan jalan, kondisi jalan, jumlah kendaraan) dengan KONSUMSI BBM

III. Tujuan

Menganalisis variabel struktur kota, kota metropolitan, kota besar, kota sedang di Jawa. Menganalisis variabel sistem transportasi, kota metropolitan, kota besar, dan kota sedang di Jawa.

(2)

METODOLOGI

Gambar 1. Metodologi Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN

Di mensi on 2 ( 33. 29%) - 1 0 1 2 Di mensi on 2 ( 35. 05%) 0 1 2 Di mensi on 2 ( 34. 91%) - 1 0 1 2

(3)

(A) (B) (C) Hasil Analisis 2010

Gambar. 3 Analisis Biplot Kota terhadap Sistem Transportasi Keterangan :

(A). Hasil Analisis Biplot Kota Metropolitan Terhadap Sistem Transportasi Kota (B). Hasil Analisis Biplot Kota Besar Terhadap Sistem Transportasi Kota (C). Hasil Analisis Biplot Kota Sedang Terhadap Sistem Transportasi Kota

(A) (B) (C) Hasil Analisis 2010

Gambar. 4 Analisis Biplot Kota terhadap Konsumsi BBM Keterangan :

(A). Hasil Analisis Biplot Kota Metropolitan Terhadap Konsumsi BBM (B). Hasil Analisis Biplot Kota Besar Terhadap Konsumsi BBM (C). Hasil Analisis Biplot Kota Sedang Terhadap Konsumsi BBM Di mensi on 2 ( 35. 87%) - 2 - 1 0 1 2 Di mensi on 1 ( 41. 39%) - 2 - 1 0 1 2 Di mensi on 2 ( 31. 20%) - 2 - 1 0 1 2 Di mensi on 1 ( 56. 59%) - 2 - 1 0 1 2 Di mensi on 2 ( 26. 85%) - 1 0 1 2 3 Di mensi on 1 ( 34. 66%) - 2 - 1 0 1 2 Di mensi on 2 ( 14. 88%) - 1. 0 - 0. 9 - 0. 8 - 0. 7 - 0. 6 - 0. 5 - 0. 4 - 0. 3 - 0. 2 - 0. 1 0. 0 0. 1 0. 2 0. 3 0. 4 0. 5 0. 6 0. 7 0. 8 0. 9 1. 0 Di mensi on 1 ( 85. 12%) - 2 - 1 0 1 2 Di mensi on 2 ( 28. 75%) - 0. 7 - 0. 6 - 0. 5 - 0. 4 - 0. 3 - 0. 2 - 0. 1 0. 0 0. 1 0. 2 0. 3 0. 4 0. 5 0. 6 0. 7 0. 8 0. 9 1. 0 1. 1 1. 2 Di mensi on 1 ( 71. 25%) - 0. 7 - 0. 6 - 0. 5 - 0. 4 - 0. 3 - 0. 2 - 0. 1 0. 0 0. 1 0. 2 0. 3 0. 4 0. 5 0. 6 0. 7 0. 8 0. 9 1. 0 1. 1 1. 2 1. 3 1. 4 Di mensi on 2 ( 10. 77%) - 1. 0 - 0. 9 - 0. 8 - 0. 7 - 0. 6 - 0. 5 - 0. 4 - 0. 3 - 0. 2 - 0. 1 0. 0 0. 1 0. 2 0. 3 0. 4 0. 5 0. 6 0. 7 0. 8 0. 9 1. 0 1. 1 Di mensi on 1 ( 89. 23%) - 1 0 1 2

(4)

Hasil Analisis 2010

(5)

B. Variabel Sistem Transportasi Kota :

1. Variabel sistem transportasi terdiri dari: panjang jalan, pola jaringan jalan, kondisi jalan (jalan baik, jalan sedang, jalan rusak, jalan sangat rusak), kendaraan penumpang umum (bus dan MPU), kendaraan pribadi (mobil, bus, sepeda motor), kendaraan barang (truk). 2. Kota Metropolitan : pola jaringan jalan radial kecuali Surabaya (grid). Panjang jalan

tinggi, kondisi jalan baik, kendaraan umum bus, MPU, kendaraan pribadi (mobil, bus, sepeda motor), kendaraan barang (truk) dan panjang trayek angkutan umum lebih banyak dibanding kota besar dan kota sedang.

3. Kota Besar : pola jaringan jalan grid. Panjang jalan, kondisi jalan baik, kendaraan pribadi (mobil, bus,sepeda motor), kendaraan barang truk, panjang trayek angkutan umum lebih sedikit dibanding kota metropolitan dan lebih banyak dari kota sedang, kecuali kendaraan umum bus, MPU jumlahnya lebih banyak dibanding metropolitan.

4. Kota Sedang : pola jaringan jalan linier dan grid. Panjang jalan, kondisi jalan baik, kendaraan umum bus, MPU, kendaraan pribadi (mobil, bus,sepeda motor), kendaraan barang (truk), panjang trayek angkutan umum, jumlahnya lebih sedikit dari kota metropolitan dan kota besar,

C. Variabel Konsumsi BBM :

1. Kota metropolitan: konsumsi BBM premium, solar dan total cenderung tinggi dibanding kota besar dan kota sedang. Konsumsi BBM premium sangat bervariasi dan karakteristik konsumsi BBM berbeda pada setiap kota tersebut.

2. Kota Besar: konsumsi BBM premium, solar dan total cenderung sedikit dibanding kota metropolitan dan lebih banyak dibanding kota sedang.

3. Kota Sedang: Kota menunjukkan keidentikan atau keserupaan, umumnya konsumsi BBM lebih sedikit dibanding kota metropolitan dan kota besar.

DAFTAR PUSTAKA

A. Caroline Sutandi, 2007, Advanced Traffic Control System Impacts on Environmental Quality in

A Large City in A Developing Country, Journal of The Eastern Asia for Transportation

Studies, vol 7.

Andry Tanara, 2003, Estimasi Permodelan Kebutuhan BBM Untuk Transportasi Darat (Studi Kasus Palembang), Program Pasca Sarjana MSTT, UGM, Jogya

Departement ESDM, 2004, Konsumsi Energi di Indonesia

Jeff Kenworthy dan Fellix Laube, 2002, Urban Transport Patterns in a Global Sample of Cities and Their Linkages to Transport Infrastructure, Land-use, Economics and Environment. Rodrigue Jean-Paul, 2004, Transportation and The Environment, Dept. of Economics &

Gambar

Gambar 1. Metodologi Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

menggambarkan profil terapi pasien yang menerima obat analgesik pada kasus osteomuskular di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta dalam periode Agustus 2008 meliputi jumlah

Kurangnya regulasi terkait pertanian dan tidak adanya perhatian dari pemerintah Spanyol dan pemilik lahan pertanian terhadap kesejahteraan pekerja imigran berimbas

Pakoe Boewono IV adalah sosok se- orang raja, pujangga, filosof dan intelek- tual, yang hidup dan kehidupannya dijiwai dengan nilai-nilai keutamaan, yang ajaran- nya

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di Puskesmas Ranotana Weru maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

Penelitian ini termasuk jenis penelitian Research and Development (R & D). prosedur yang dilakukan terdiri dari: a) Analisis kebutuhan, b) Pengembangan produk

Tidak tersedianya area yang dibutuhkan pada ruang apartemen membuat pengguna menggunakan area lain untuk kegiatan-kegitan yang seharusnya dilakukan di area yang tidak

Area penyimpanan, persiapan, dan aplikasi harus mempunyai ventilasi yang baik , hal ini untuk mencegah pembentukan uap dengan konsentrasi tinggi yang melebihi batas limit

1994 – present President Commissioner PT Kemang Pratama Vice President Commissioner PT Intiland Grande President Commissioner PT Taman Harapan Indah 1993 – present