• Tidak ada hasil yang ditemukan

Denas Hasman Nugraha

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Denas Hasman Nugraha"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

147 ŚALIĤA | Vol I No. 1, Januari 2018

Pengaruh Karakteristik Perbankan Syariah dan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/9/PBI/2011 Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di

Indonesia Denas Hasman Nugraha

Abstract: The banking industry plays an important role for economic development as a Financial Intermediary or intermediary parties excess funds to those who need the funds in accordance with the Law of the Republic of Indonesia No. 10 of 1998 on banking. Therefore, we need a special provision governing the implementation of the Restructuring Financing for the Bank (Bank Indonesia Regulation No. 10/18 / PBI / 2008). The purpose of this study is to analyze empirically the influence of internal conditions / characteristics banking (FDR, CAR, ROA and NPF), firm size (SIZE) and Bank Indonesia Regulation No. 13/9 / PBI / 2011 (PBI) to the profitability of Islamic banking in Indonesia. Data analysis method used in this research is panel data regression analysis (pooled data) financial data of Islamic banking in Indonesia. The research sample with the criteria of Islamic Banks that have data quarterly financial statements in the period September 2010 (Q3) -June 2015 (Q2). The results showed that the FDR variables obtained significant effect on ROA (-) but no effect on ROE and NPM. NPF variable test results obtained influence on ROA (-), ROE (-) and NPM (-). CAR variable test results obtained significant effect on ROA (-) and ROE (-) but did not affect the NPM. The test results obtained BOPO variables significantly influence the NPM (-) but no effect on ROA and ROE. SIZE variable test results obtained significant effect on ROA (-) but no effect on ROE and NPM. The test results obtained PBI variables significantly influence the ROE (-) but no effect on ROA and NPM.

Keywords:Profitability, FDR, CAR, NPF, BOPO, SIZE, PBI

Abstraksi: Industri perbankan memegang peranan penting bagi

pembangunan ekonomi sebagai Financial Intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1998 tentang perbankan. Oleh karena itu, diperlukan suatu ketentuan khusus yang mengatur tentang pelaksanaan Restrukturisasi Pembiayaan bagi Bank (Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/18/PBI/2008). Tujuan penelitian ini untuk menganalisis secara empiris pengaruh kondisi internal/karakteristik perbankan (FDR, CAR, BOPO dan NPF), ukuran perusahaan (SIZE) dan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/9/PBI/2011 (PBI) terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel (pooled data) data keuangan perbankan syariah di Indonesia. Sampel penelitian dengan kriteria Bank Umum Syariah yang memiliki data laporan keuangan triwulanan pada periode September 2010 (Q3)-Juni 2015 (Q2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel FDR diperoleh berpengaruh signifikan terhadap ROA (-) tetapi tidak berpengaruh terhadap ROE dan NPM. Hasil uji variabel NPF diperoleh berpengaruh terhadap ROA (-), ROE (-) dan NPM (-). Hasil uji variabel CAR diperoleh berpengaruh signifikan terhadap ROA (-) dan ROE (-) tetapi tidak berpengaruh terhadap NPM. Hasil uji variabel BOPO diperoleh berpengaruh signifikan terhadap NPM (-) tetapi tidak berpengaruh terhadap ROA dan ROE. Hasil uji variabel SIZE diperoleh berpengaruh signifikan terhadap ROA (-) tetapi

(2)

ŚALIĤA | Jurnal Agama Islam & Ilmu Pendidikan 148

tidak berpengaruh terhadap ROE dan NPM. Hasil uji variabel PBI diperoleh berpengaruh signifikan terhadap ROE (-) tetapi tidak berpengaruh terhadap ROA dan NPM.

Kata Kunci: Profitabilitas, FDR, CAR, NPF, BOPO, SIZE, PBI

Pendahuluan

Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangat besar, terlebih dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini. Begitu vitalnya dunia perbankan sehingga muncul anggapan bahwa bank merupakan nyawa untuk menggerakkan roda perekonomian suatu negara, seperti dalam hal menciptakan, mengedarkan, mengamankan, menyediakan uang untuk menunjang kegiatan usaha, tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya (Kasmir, 2008:1).

Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai financialintermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1998 tentang perbankan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dana atau bentuk bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

Profitabilitas dapat dikatakan sebagai salah satu indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu perusahaan (Suryani, 2011). Karena kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dapat menjadi tolok ukur kinerja perusahaan tersebut. Semakin tinggi profitabilitasnya, semakin baik pula kinerja keuangan perusahaan. Indikator yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja profitabilitas perbankan diantaranya digunakan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan mamanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total aset. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, kerena tingkat pengembalian (return) semakin besar (Husnan, 1998). Lebih lanjut Dendawijaya (2009) menambahkan indikator yang bisa digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) juga Net Profit Margin (NPM) dimana NPM adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dalam kegiatan operasional. Rasio NPM mengacu kepada pendapatan operasional bank yang terutama berasal dari kegiatan pemberian kredit yang dalam prakteknya memiliki berbagai risiko, seperti risiko kredit, bunga, kurs valas dan lain-lain. Berikut perkembangan profitabilitas perbankan syariah di Indonesia tahun 2010 – Juni 2015:

(3)

149 ŚALIĤA | Vol I No. 1, Januari 2018

Tabel 1

Tabel 1 Perkembangan Profitabilitas Perbankan Syariah 2010 2011 2012 2013 2014 2015*

ROA 1.67 1.79 2.14 2 0.91 1.07

ROE 17.58 15.73 24.06 17.24 5.36 9.10

NPM 0.12 0.13 0.15 0.14 0.07 0.07

Sumber: Statistik Perbankan Syariah*Per Juni (Q2) 2015

Berdasarkan tabel 2, pertumbuhan profitabilitas perbankan syariah tertinggi pada tahun 2012 namun mengalami penurunan di tahun-tahun berikutnya. Data sementara tahun 2015 menunjukkan kenaikan profitabilitas dari tahun sebelumnya yang mengindikasikan bahwa aktivitas perbankan syariah mulai membaik kembali.

Dana merupakan persoalan yang paling utama bagi bank, karena pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan kemampuannya menghimpun dana dari masyarakat. Sumber dana tersebut bisa mencapai 80%-90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank (Dendawijaya, 2009). Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) dapat mempengaruhi tingkat profitabilitas bank syariah. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas. Tingginya rasio modal dapat melindungi deposan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada bank, dan pada akhirnya dapat meningkatkan mendapatan suatu bank.

Menururt Usman (2003) Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) menunjukkan tidak adanya pengaruh terhadap variabel ROA. Berbeda halnya dengan penelitian Suyono (2005) yang menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan negatif antara variabel CAR terhadap ROA. Begitu juga dengan Sudiyatno (2010) variabel BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap variabel ROA. Adapun penelitian Ghozali (2007), variabel BOPO berhubungan signifikan positif terhadap profitabilitas bank syariah. Menurut Yuliani (2007) menyatakan bahwa hasil uji parsial variabel BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA Sedangkan variabel CAR berpengaruh signifikan positif terhadap ROA. Hasil penelitian ini karena melihat 25 emiten perbankan yang menjadi sampel penelitian secara keseluruhan memiliki Loan Deposit Ratio (LDR) yang belum sesuai dengan ketentuan standar BI. Bahwa LDR sehat suatu bank jika rasio ini berkisar antara 85%-110%, Sedangkan secara rata-rata tahunan LDR hanya 60,54% (2004), 63,77% (2005) dan 64,60% (2006). Selain itu perbedaan ini mungkin disebabkan oleh periode penelitian yang pendek.

(4)

ŚALIĤA | Jurnal Agama Islam & Ilmu Pendidikan 150

Pembiayaan merupakan fungsi bank dalam menjalankan fungsi penggunaan dana. Portofolio pembiayaan pada bank komersial menempati porsi terbesar, pada umumnya sekitar 55% sampai 60% dari total aktiva (asset). Dari pembiayaan yang dikeluarkan atau disalurkan bank diharapkan dapat mendapatkan hasil. Tingkat penghasilan dari pembiayaan (yield on financing) merupakan tingkat penghasilan tertinggi bagi bank (Muhammad, 2002: 238). Bank syariah tidak dapat menghindari risiko pembiayaan dalam menyalurkan dananya. Hal tersebut terjadi ketika bank tidak dapat memperoleh kembali sebagian atau seluruh pembiayaan yang disalurkan atau investasi yang sedang dilakukannya. Risiko pembiayaan dapat mempengaruhi profitabilitas bank syariah. Hal ini disebabkan ketika tingkat jumlah pembiayaan bermasalah Non Performing Financing (NPF) menjadi besar, semakin besar pula jumlah kebutuhan biaya penyisihan penghapusan pembiayaan yang berpengaruh terhadap kemampuan bank untuk menghasilkan keuntungan.

Dalam rangka memelihara kesinambungan usahanya, Bank harus mengelola risiko kredit dari aktivitas pembiayaan (credit risk), sehingga dapat meminimalkan potensi kerugian yang akan terjadi. Penurunan kegiatan usaha dan /atau kemampuan pembayaran nasabah dapat mempengaruhi kelancaran pemenuhan kewajiban nasabah yang pada akhirnya akan meningkatkan risiko kredit bagi bank. Untuk menurunkan risiko kredit dalam aktivitas pembiayaan, bank dapat melakukan langkah-langkah antisipatif untuk menjaga kelangsungan usaha nasabah pembiayaan. Langkah-langkah tersebut antara lain dengan melakukan Restrukturisasi Pembiayaan terhadap nasabah yang masih memiliki prospek usaha dan /atau kemampuan membayar. Kebutuhan dan penggunaan dana nasabah pada prinsipnya berbeda-beda sehingga bank menyediakan fasilitas pembiayaan kepada nasabah dalam beragam akad yang sesuai dengan prinsip syariah. Masing-masing akad pembiayaan memiliki karakteristik khusus yang harus dipertimbangkan bank dalam pengelolaan pembiayaan. Pelaksanaan Restrukturisasi Pembiayaan pada bank selain memperhatikan prinsip syariah juga harus memenuhi prinsip kehati-hatian. Ketentuan Restrukturisasi Pembiayaan yang berlaku saat ini belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan bank. Oleh karena itu, diperlukan suatu ketentuan khusus yang mengatur tentang pelaksanaan restrukturisasi pembiayaan bagi bank.

Prinsip restrukturisasi pembiayaan pada bank syariah dapat ditemukan pada Pasal 2 ayat (1) PBI Nomor 10/18/PBI/2008. Pada pasal tersebut dinyatakan bahwa bank syariah dalam melaksanakan restrukturisasi pembiayaan berdasarkan pada prinsip kehati-hatian. Lebih lanjut pada Pasal 1 butir 1 angka (4) Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 10/34/DPBS/2008, dinyatakan bank syariah dalam melakukan restrukturisasi pembiayaan harus menerapkan prinsip kehati-hatian, prinsip syariah dan prinsip akuntansi.

(5)

151 ŚALIĤA | Vol I No. 1, Januari 2018

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Financing (NPF), Ukuran Bank (SIZE), Peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/9/PBI/2011 (PBI) terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia? Untuk data penelitian menggunakan data yang berbentuk kuartal dari kuartal ketiga (Q3) tahun 2010 hingga kuartal kedua (Q2) tahun 2015.

Tujuan penelitian ini adalah : 1) Menganalisis secara empiris pengaruh kondisi internal / karatresistrik perbankan (FDR, CAR, BOPO dan NPF) terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia. 2) Menganalisis secara empiris pengaruh ukuran perusahaan (SIZE) terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia. 3) Menganalisis secara empiris pengaruh Peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/9/PBI/2011 (PBI) terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia.

Kajian Teori

Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan. Negara Indonesia memiliki dua macam sistem perbankan yang bergerak dalam bidang keuangan yaitu, bank konvensional dan bank syariah. Bank konvensional merupakan badan usaha yang utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dan tersebut ke masyarakat, serta memberikan bunga bank sebagai bentuk biaya administrasi dan atau imbalan. Sedangkan bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan prinsip bagi hasil yang meniadakan bunga sebagai imbalan dalam produknya funding maupun lending.

Menurut Muhamad (2005:13) bank syariah adalah bank yang operasionalanya dengan tidak mengandalkan bunga. Bank syariah adalah lembaga keuangan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Quran dan Hadist Nabi SAW. Sudarsono (2008) menambahkan bahwa bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa perbankan lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang operasionalnya di sesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah. Undang-undang RI Nomor 21 Tahun 2008 juga mendefinisikan bahwa Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Berbeda dengan bank konvensional, perbankan syariah didasarkan pada konsep bagi hasil (profit and loss sharing). Karakter tersebut menjelaskan bahwa perbankan lebih cenderung memanfaatkan keuangan dari pemilik modal untuk meningkatkan laba, jika proyek berhasil dan membagi potensi kerugian jika proyek gagal (Al Zaabi, 2011).

(6)

ŚALIĤA | Jurnal Agama Islam & Ilmu Pendidikan 152

Pada dasarnya konsep dan karakteristik bank syariah yang ada di Indonesia merupakan lembaga keuangan yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi di sektor riil melalui aktivitas kegiatan usaha (investasi, jual beli, atau lainnya) berdasarkan prinsip Syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan nilai-nilai syariah yang bersifat makro maupun mikro. Nilai-nilai makro yang dimaksud adalah keadilan, maslahah, sistem zakat, bebas dari bunga (riba), bebas dari kegiatan spekulatif yang nonproduktif seperti perjudian (maysir), bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan (gharar), bebas dari hal-hal yang rusak atau tidak sah (bathil), dan penggunaan uang sebagai alat tukar. Sedangkan nilai-nilai mikro yang harus dimiliki oleh pelaku perbankan syariah adalah sifat-sifat mulia yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, yaitu shiddiq, tabligh, amanah, dan fathonah (Ascarya, 2011)

Menurut Umam (2013:332) laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, serta merupakan ringkasan dari transaksi keuangan itu disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan mengenai perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan–keputusan ekonomi. Oleh karena itu, laporan keuangan merupakan sumber informasi utama untuk berbagai pihak yang membutuhkan. Laporan keuangan adalah laporan periodik yang di susun menurut prinsip-prinsip akutansi yang di terima secara umum tentang status keuangan dari individu, asosiasi, organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan ekuitas pemilik (Rivai, 2013: 375).

Analisis rasio keuangan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh gambaran perkembangan finansial dan posisi finansial perusahaan. Analisis rasio keuangan berguna sebagai analisis intern bagi manajemen perusahaan untuk mengetahui hasil finansial yang telah dicapai guna perencanaan yang akan datang dan juga untuk analisis intern bagi kreditor dan investor untuk menetukan kebijakan pemberian kredit dan penanaman modal suatu perusahaan (Bahtiar Usman, 2003). Analisis rasio keuangan adalah metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu ataupun secara kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir, 2004). Menambahkan bahwa analisis rasio adalah salah satu cara pemerosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam arti relatif atau absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dan angka yang lain dari laporan keuangan (Umam, 2013:340).

Rasio profitabilitas diukur menggunakan tiga rasio yaitu: profit margin ratio, Return on Equity (ROE), Return on Asset (ROA) (Dendawijaya, 2009:97). Rasio profit margin menunjukan profitabilitas dalam kaitannya dengan

(7)

153 ŚALIĤA | Vol I No. 1, Januari 2018

penjualan, ROE menunjukan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi, dan ROA menunjukan profitabilitas dalam kaitannya dengan total aset yang digunakan dalam usaha.

Kemampuan bank syariah dalam perolehan laba sangat ditentukan oleh kemapuan manajemen dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi karena hubungan bank dengan nasabah adalah hubungan kemitraan, sehingga tingkat laba bank syariah bukan hanya berpengaruh pada pemegang saham tetapi mempengaruhi para pemilik dana (Muhammad, 2004).

Oleh karena itu, profitabilitas perbankan syariah dalam penelitian diukur menggunakan rasio Return on Asset (ROA). Menurut Meythi (2005), alasan penggunaan ROA sebagai rasio pengukuran profitabilitas dikarenakan Bank Indonesia (BI) sebagai pembina dan pengawas perbankan yang lebih mementingkan aset yang dananya berasal dari masyarakat. Riyanto (1995) mengungkapkan bahwa ROA merupakan metode pengukuan yang paling obyektif yang didasarkan pada data akuntansi yang tersedia dan besarnya ROA mencerminkan hasil dari serangkaian kebijakan perusahaan terutama perbankan. Dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (2004), kriteria yang dikeluarkan BI untuk sebuah bank bisa menjadi bank jangkar (anchor bank) harus memiliki rasio ROA minimal 1,5%.

Penelitian yang dilakukan oleh Hassan dan Bashir (2003) bertujuan untuk mengetahui faktor penentu profitabilitas perbankan syariah di dunia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bank lintas negara, yang disusun dari laporan laba rugi dan neraca bank syariah di 21 negara untuk setiap tahun pada periode 1994-2001. Sumber data utama berasal dari database Bank Scope yang disusun oleh IBCA. Sumber data lainnya berasal dari International Monetary Fund’s International Financial Statistics (IFS), World Development Indicators (2001), and Global Development Finance (2001). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari empat variabel ekonomi makro (GDP/CAP, Growth, Inflation and Real Interest), tiga variabel stuktur pasar (deposit ratios, bank to GDP ratios, dan tax ratios), satu variabel dummy (Deposit Insurance) dan tiga variabel karakteristik internal bank (concentration, number of banks, credit). Empat ukuran kinerja yang digunakan dalam penelitian ini: net non-interest margin (NIM), profit margin (BTP / TA), returns on assets (ROA), dan returns on equity (ROE). Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian adalah empat variabel eksternal bank (the macroeconomic environment, the financial market structure, dan the taxation indicator variables) dan tiga indikator yang digunakan sebagai proksi untuk kondisi

(8)

ŚALIĤA | Jurnal Agama Islam & Ilmu Pendidikan 154

makroekonomi: (GDP perkapita, GDPPC, the real interest rate (RI) and real interest rate*GDPPC).

Hasil regresi variabel karakteristik adalah terdapat hubungan positif yang signifikan secara statistik antara Equity/TA (t-1) dan Net non-Interest Margin. Sedangkan terdapat hubungan negatif yang signifikan secara statistik antara variabel Equity/TA (t-1) dan Net non-Interest Margin. Hasil penelitian selajutnya menunjukkan kurangnya korespondensi antara capital ratio variable dan return on assets (ROA). Dalam regresi, variabel Ekuitas / TA (t-1) juga berinteraksi dengan GDP perkapita (diukur dalam ribuan dolar tahun 1995) untuk melihat efek dari rasio modal terhadap kinerja bank di negara dengan berbagai tingkat pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel interaksi memiliki efek negatif dan signifikan secara statistik pada margin bunga bersih sendiri, menunjukkan bahwa variabel Ekuitas / TA (t-1) tidak memiliki dampak yang kuat pada kinerja bank di negara dengan berbagai tingkat pendapatan. Pengaruh variabel interaksi laba sebelum pajak, ROE dan ROA semua statistik tidak signifikan.

Hubungan yang signifikan secara statistik antara Non-interest earning assets variable (NIETA) dan ukuran kinerja. Kemudian koefisien NIETA berinteraksi dengan GDP positif dan signifikan secara statistik dalam NIM, PBT, semua kolom dari kedua ROA dan ROE spesifikasi. Koefisien variabel Loan/ TA memiliki hubungan negatif dan signifikan secara statistik untuk ROE, ROA juga profitabilitas, namun tidak signifikan, untuk non-Net Interest Margin. Ketika pinjaman/TA berinteraksi dengan GDP perkapita , maka akan terlihat dampak positif yang signifikan terhadap NIM, ROA dan ROE.

Coefficients of Customer dan Short-Term Funding over total assets (CSTFTA) dari Net Interest Margin dan profitabilitas tidak memiliki dampak terhadap ROE dan ROA. Interaksi CSTFTA dengan GDP tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan ukuran kinerja bank. Variabel karakteristik berikutnya dipertimbangkan dalam regresi ini adalah overhead. Hasilnya menunjukkan bahwa overhead (OVRHD) secara langsung dan secara signifikan berhubungan dengan non Interest Margin. Tetapi itu tidak memiliki koefisien yang signifikan dalam ROA, ROE dan spesifikasi profitabilitas. Hubungan overhead dengan GDP per kapita, hasil menunjukkan hubungan positif yang signifikan. Variabel karakteristik Bank akhir, total liabilities over total assets (LATA) memiliki korelasi positif yang signifikan terhadap NIM, ROE dan ROA.

Pengaruh variabel ekonomi makro, GDP perkapita memiliki koefisien yang signifikan positif dalam NIM. Namun tidak memiliki koefisien yang signifikan terhadap profitabilitas, ROE dan ROA. Berikutnya untuk variabel

(9)

155 ŚALIĤA | Vol I No. 1, Januari 2018

tingkat pertumbuhan GDP (growth rate of GDP (GDPGR)) variabel. Ini memiliki hubungan positif yang signifikan dengan NIM, profitabilitas, ROA dan ROE. Mengenai tingkat inflasi (INF) dan jangka interaksi dengan GDP satu-satunya variabel yang signifikan diamati dalam spesifikasi 3 dari ROA. Oleh karena itu, dampak dari variabel-variabel ini langkah-langkah profitabilitas pada tidak konklusif.

Pengaruh dari variabel perpajakan reserve variable (RES) dan jangka interaksi dengan GDP perkapita (RESGDP) tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan salah satu ukuran kinerja. Lebih lanjut pajak memiliki dampak positif terhadap NIM juga koefisien yang signifikan terhadap profitabilitas dan ROA.

Variabel Struktur Keuangan, menunjukkan bahwa total aset bank deposit uang dibagi dengan GDP, istilah interaksi dengan PDB dan jumlah bank tidak memiliki koefisien yang signifikan dalam salah satu spesifikasi. Konsentrasi memiliki dampak yang signifikan terhadap profitabilitas, ROE dan ROA. Kredit memiliki korelasi yang signifikan dan negatif terhadap profitabilitas, ROE dan ROA. Bank total aset (ASST) memiliki korelasi negatif dan signifikan terhadap profitabilitas dan ROA.

Penelitian yang dilakukan oleh Zantioti (2009) bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi profitabilitas perbankan syariah dan mengetahui dampak perbedaan wilayah terhadap kinerja bank syariah. Profitabilitas perbankan syariah diukur dengan ROA dan ROE, Sedangkan variabel independen terdiri dari variabel bank spesifik (CAR, likuiditas, NIE, costumer and short term funding/TA, efisiensi, ukuran bank, pajak dna pangsa pasar), struktur keuangan (DPK/GDP), indikator makro (GDP percapita, Pertumbuhan GDP, Inflasi, Country Risk), dan variabel global (Harga Minyak) yang berjumlah empat belas variabel. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 97 bank syariah dari 19 negara yang terbagi dalam tiga wilayah, yaitu Timur Tengah, Afrika Utara, dan Asian Selatan pada periode observasi 1999-2007. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan analisis regresi data panel dengan bantuan software STATA. Berdasarkan proksi ROA, penelitian ini menemukan bahwa variabel yangberpengaruh signifikan terhadap profitabilitas adalah variabel CAR (-) dan pertumbuhan GDP (+). Kemudian berdasarkan proksi ROE, ditemukan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas adalah CAR (-), sturktur keuangan (-), pertumbuhan GDP (+), dan GDP perkapita (-), Sedangkan variabel yang tidak disebutkan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas baik diukur dengan proksi ROA maupun ROE.

(10)

ŚALIĤA | Jurnal Agama Islam & Ilmu Pendidikan 156

Berdasarkan perbedaan wilayah bank syariah ditemukan bahwa wilayah Timur Tengah mengahasilkan profitabilitas paling tinggi dan Asia Selatan menghasilkan profitabilitas terendah. Sementara itu faktor yang mempengaruhi profitabilitas di setiap wilayah dipengaruhi oleh variabel yang berbeda. Variabel yang paling berbeda secara ststistik adalah variabel DPK/TA, NIE, pertumbuhan GDP, GDP perkapita , dan harga minyak dunia. DPK/TA dijelaskan bahwa di Asia Selatan berpengaruh negatif, Sedangkan diwilayah lainnya berpengaruh positif. NIE berpengaruh negatif di Timur Tengah, namun berpengaruh positif di wilayah lainya. Pertumbuhan GDP berpengaruh positif di Timur Tengah, namun berpengaruh negatif di Afrika Utara. GDP perkapita hanya berpengaruh positif dan signifikan di Afrika Utara, namun tidak singnifikan di wilayah lainya. Harga minyak dunia berpengaruh positif di Afrika Utara dan berpengaruh negatif di Asia Selatan. Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan merupakan penelitian kausalitas dan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder. Secara keseluruhan data diambil dari delapan Bank Umum Syariah (BUS) dalam bentuk data laporan keuangan triwulanan pada periode September 2010 (Q3) – Juni 2015 (Q2). Adapun kedelapan BUS yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, BRI Syariah, BNI Syariah, BCA Syariah, Bank Syariah Bukopin, dan Bank Panin Syariah. Sedangkan Bank Victoria Syariah, BJB Syariah, dan Maybank Syariah Indonesia tidak digunakan dalam penelitian ini karena tidak mempublikasikan laporan keuanganya secara lengkap selama periode observasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiga variabel dependen dan enam variabel independen. Variabel dependen yang digunakan adalah profitabilitas perbankan syariah (ROA, ROE, NPM). Sedangkan variabel independen yang digunakan adalah FDR, CAR, BOPO, NPF, SIZE dan variabel dummy.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel (pooled data). Menurut Gujarati (2005) dalam Sriyana (2014:81) Regresi data panel yaitu regresi dengan menggabungkan sekaligus data crooss-section dengan data time-series dalam sebuah persamaan. Kombinasi data crooss-section dan time-series dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas data dengan pendekatan yang tidak mungkin dilakukan dengan menggunakan menggunakan hanya salah satu dari data tersebut. Hal yang terpenting dalam melakukan analisis regresi data panel adalah pemilihan metode estimasi yang digunakan. Terdapat tiga model pendekatan estimasi yang biasa digunakan pada regresi data panel, yaitu pendekatan dengan model Common Effect, pendekatan Fixed Effect dan pendekatan Random Effect.

(11)

157 ŚALIĤA | Vol I No. 1, Januari 2018

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian yang diperoleh:

Tabel 2

Rekapitulasi Hasil Penelitian

No. Variabel t ROA ROE NPM

hitung Sig.t thitung Sig.t thitung Sig.t

1. FDR 2.2295** 0.0273** -1.4710 - 0.1435 -1.2857 0.2006 2. CAR 2.9499** 0.0037** - 8.5687* -* 0.0000** 1.4771 0.1418 3. BOPO -0.4805 0.6316 -0.0636 0.9493 50.4998* 0.0000* -4. NPF 21.5317* 0.0000* - 6.9772* 0.0000* - -2.1286* 0.0350* 5. SIZE 2.1099** 0.0366** -0.2379 - 0.8123 -1.1651 0.2459 6. PBI -0.4519 0.6520 2.2996* -* 0.0229** 1.6968 0.0919 Sumber: Output Eviews 7.0

* Signifikan sesuai dengan hipotesis penelitian ** Signifikan tidak sesuai dengan hipotesis penelitian

1. Analisis Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

Pengujian variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap rasio profitabilitas perbankan syariah di Indonesia diantaranya Return On Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Net Profit margin (NPM) diperoleh hasil sebagai berikut:

a.

Hasil uji statistik variabel FDR terhadap ROA didapatkan nilai t-statistik sebesar -2.229488 dengan sig. t sebesar 0.0273 (p < 0.05), sehingga keputusan yang diambil adalah menolak H0 dan menerima

H1,dengan demikian disimpulkan bahwa FDR berpengaruh negatif

signifikan terhadap ROA Perbankan Syariah di Indonesia.

b.

Hasil uji selanjutnya terhadap variabel ROE diperoleh nilai t-statistik sebesar -1.470971 dengan sig. t sebesar 0.1435 (p > 0.05), sehingga keputusan yang diambiladalah menerima H0 dan menolak H1. Berarti

FDR tidak memiliki pengaruh terhadap ROE Perbankan Syariah di Indonesia.

c.

Hasil pengujian variabel FDR terhadap NPM diperoleh nilai t-statistik sebesar -1.285752 dengan sig. t sebesar 0.2006 (p > 0.05), sehingga

(12)

ŚALIĤA | Jurnal Agama Islam & Ilmu Pendidikan 158

keputusannya adalah H0 diterima dan H1ditolak. Berarti FDR tidak

berpengaruh signifikan terhadap NPM.

Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa FDR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas perbankan syariah dari sisi ROE dan NPM namun memiliki pengaruh yang signifikan jika ditinjau dari sisi ROA dengan arah negatif sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan hipotesis penelitian (FRD berpengaruh positif signifikan terhadap rasio profitabilitas). Arah negatif mengindikasikan kenaikan FDR akan berakibat terhadap penurunan keuntungan yang diperoleh bank. Hal ini disebabkan terlalu banyak pembiayaan yang dilakukan mempunyai risiko lebih besar, terjadinya pembiayaan bermasalah yang menyebabkannya besar piutang yang belum diterima sehingga mengurangi kas dan pengumpulan dana yang masih kurang karena ada sebagian masyarakat yang berpikiran akan bercampurnya dana yang dihimpun dan dapat menimbulkan hubungan yang negatif terhadap profitabilitas. Perolehan hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Werdaningtyas (2002) menemukan bahwa LDR berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA.

Upaya yang dapat dilakukan oleh pihak bank berupa optimalisasi penyaluran pembiayaan ke sektor-sektor yang memiliki resiko yang lebih kecil. Bank dapat memperoleh keuntungan yang optimal jika menginvestasikan aset likuidnya pada aktiva yang produktif. Guna mencapai profitabilitas yang tinggi, bank seharusnya berusaha menggunakan ke aset yang menghasilkan return yang tinggi, aset dengan jangka waktu panjang dan dengan harapan bahwa operasi harian akan tertutup dengan dana baru. Namun tindakan ini sangat berisiko apabila dana yang terlanjur digunakan tidak dapat ditarik, sedangkan dana baru yag diharapkan tidak tersedia dan pada giliranya mengganggu likuiditas. Arthesa dan Edia (2006) yang menyatakan bahwa besarnya rasio FDR diupayakan pada posisi 85% hingga 110% agar dana yang disimpan dapat disalurkan dengan optimal. Oleh karena itu, pembiayaan yang relatif besar juga harus memperhatikan tingkat pengembalian pengelola modal. Rahim dan Irpa (2008) dalam penelitiannya menemukan hasil yang bebeda bahwa FDR tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, artinya dalam penelitian ini semakin tinggi FDR bank syariah tidak mampu menjadi tolak ukur keberhasilan manajemen bank untuk memperoleh keuntungan tinggi.

2. Analisis Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

Pengujian variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap rasio profitabilitas perbankan syariah di Indonesia diantaranya Return On Asset

(13)

159 ŚALIĤA | Vol I No. 1, Januari 2018

(ROA), Return on Equity (ROE) dan Net Profit margin (NPM) diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Nilai t-statistik sebesar -2.949919 dengan sig. t sebesar 0.0037 (p < 0.05), sehingga keputusannya adalah H0 ditolak dan H1 diterima. Berarti

CAR berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA.

b. Nilai t-statistik sebesar -8.568662 dengan sig. t sebesar 0.0000 (p < 0.05), sehingga keputusannya adalah H0 ditolak dan H1 diterima. Berarti

CAR berpengaruh negatif signifikan terhadap ROE.

c. Nilai t-statistik sebesar 1.477150 dengan sig. t sebesar 0.1418 (p > 0.05), sehingga keputusannya adalah H0 diterima dan H1 ditolak. Berarti

CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap NPM.

Hasil uji t-statistik diperoleh hasil yang signifikan terhadap ROA dan ROE dengan arah negatif yang berarti berarti semakin besarnya rasio CAR maka akan mangurangi efektifitas pembiayaan yang seharusnya bisa dilakukan sehingga nantinya akan berdampak terhadap perolehan pendapatan bank. Menurut Lisa dan Suryadi (2006) bahwa jika nilai CAR tinggi berarti bank tersebut mampu membiayai operasi bank, keadaan yang menguntungkan bank tersebut akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas (ROE).

Berdasarkan pengujian statistik dapat diketahui bahwa CAR berpengaruh negative signifikan terhadap profitabilitas (ROA dan ROE) bank. Arah negative mengindikasikan bahwa bank sangat berhati-hati dalam menggunakan modal yang dimilikinya untuk disalurkan ke pembiayaan. Bank lebih memilih mengalokasikan modalnya sebagai pemenuhan antisipasi resiko dibandingkan dengan menyalurkan. Maka semakin besar rasio CAR yang ditetapkan akan berpengaruh terhadap punurunan profitabilitas bank (ROA dan ROE). Ratio CAR yang semakin besar akan mengurangi penyaluran dana yang dapat dilakukan yang nantinya berimplikasi terhadap profitabilitas bank.

Pengaruh CAR yang negatif signifikan terhadap profitabilitas (ROA) sesuai dengan teori Dendawijaya (2009) yang menyatakan bahwa semakin tinggi CAR bank, maka semakin baik kinerja bank yang bersangkutan. Besarnya CAR dapat dilihat dari besarnya jumlah modal yang dimiliki suatu bank, karena dengan modal yang besar, manajemen bank sangat leluasa dalam menempatkan dananya kedalam aktivitas investasi yang menguntungkan, sehingga dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap dunia perbankan dengan menunjukkan citra yang baik kepada masyarakat.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Zantuati (2009) menemukan menemukan hasil yang sama bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) adalah variabel CAR (-) dan berdasarkan proksi ROE, ditemukan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas adalah CAR (-).

(14)

ŚALIĤA | Jurnal Agama Islam & Ilmu Pendidikan 160

Selanjutnya Smaoui dan Salah (2011) dalam penelitiannya menemukan hal yang berbeda bahwa profitabilitas (ROA) bank syariah secara signifikan dipengaruhi oleh variabel CAR (+) namun CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE. Penelitian selanjutnya oleh Akhtar, Ali dan Sadaqat (2006) capital adequacy ratio (CAR) membentuk hubungan positif dan signifikan terhadap return on asset (ROA).

3. Analisis Variabel Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

Pengujian variabel Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap rasio profitabilitas perbankan syariah di Indonesia diantaranya Return On Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Net Profit margin (NPM) diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Nilai t-statistik sebesar -0.480474 dengan sig. t sebesar 0.6316 (p > 0.05), sehingga keputusannya adalah H0 diterima dan H1 ditolak. Berarti

BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.

b. Nilai t-statistik sebesar -0.063633 dengan sig. t sebesar 0.9493 (p > 0.05), sehingga keputusannya adalah H0 diterima dan H1 ditolak. Berarti

BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE.

c. Nilai t-statistik sebesar -50.49982 dengan sig. t sebesar 0.0000 (p < 0.05), sehingga keputusannya adalah H0 ditolak dan H1 diterima. Berarti

BOPO secara signifikan berpengaruh negatif terhadap NPM.

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh BOPO tidak memiliki pengaruh terhadap ROA dan ROE perbankan syariah pada periode penelitian tetapi memiliki pengaruh signifikan terhadap NPM dengan arah negatif. Pengaruh negatif artinya semakin besar rasio BOPO makan rasio profitabilitasnya akan semakin berkurang. Besarnya rasio BOPO mengindikasikan bahwa bank belum mampu mengelola operasionalnya secara efisien yang menyebabkan besarnya biaya operasional bank, maka hal tersebut tentu akan mempengaruhi pendapatan yang diterima oleh bank.

Hasil yang diperoleh berbeda dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Stiawan (2009) menemukan BOPO berpengaruh positif dan sinifikan terhadap ROA.Penelitian lainnya oleh Akhtar, Ali dan Sadaqat (2011) menemukan bahwa Operating efficiency membentuk hubungan negatif dengan return on asset (ROA) dan signifikan.

Penelitian lain oleh Wasiuzzaman dan Ayu (2011) menemukan bahwa variabel internal bank yang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perbankan syariah, yaitu operasional (+). Bank harus efisien dalam operasionalnya untuk menghasilkan laba yang tinggi dan bank perlu mengambil kebijakan yang tepat dalam meminimalisir biaya-biaya operasional yang tidak perlu agar dapat meningkatkan laba.

Kondisi ini terjadi disebabkan setiap peningkatan biaya operasi Bank, yang tidak diiringi dengan peningkatan pendapatan

(15)

161 ŚALIĤA | Vol I No. 1, Januari 2018

operasional bank akan berakibat berkurangnya laba sebelum pajak, yang pada akhirnya akan menurunkan Return On Assets. Dendawijaya (2009) menyatakan bahwa semakin tinggi rasio BOPO, maka akan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (ROA) bank.

Kaitannya dengan pendapatan bersih bank terhadap pendapatan operasionalnya (NPM), BOPO memiliki pengaruh yang signifikan dengan arah pengaruh negatif. Arah negatif tersebut mengindikasikan kenaikan rasio BOPO akan berakibat penurunan NPM bank. Beban operasional harus dapat ditekan seminimal mungkin, serta mengefisiensikan pendapatan operasional yang didapat antara lain dari tabungan sehingga laba atau keuntungan yang diperoleh oleh suatu bank dapat kembali meningkat.

4. Analisis Variabel Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

Pengujian variabel Non Performing Financing (NPF) terhadap rasio profitabilitas perbankan syariah di Indonesia diantaranya Return On Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Net Profit margin (NPM) diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Nilai t-statistik sebesar -21.53166 dengan sig. t sebesar 0.0000 (p < 0.05), sehingga keputusannya adalah H0 ditolak dan H1 diterima. Berarti NPF

secara signifikan berpengaruh negatif terhadap ROA.

b. Nilai t-statistik sebesar -6.977171 dengan sig. t sebesar 0.0000 (p < 0.05), sehingga keputusannya adalah H0 ditolak dan H1 diterima. Berarti NPF

secara signifikan berpengaruh negatif terhadap ROE.

c. Nilai t-statistik sebesar -2.128566 dengan sig. t sebesar 0.0350 (p < 0.05), sehingga keputusannya adalah H0 ditolak dan H1 diterima. Berarti NPF

secara signifikan berpengaruh negatif terhadap NPM.

Hasil pengujian variabel NPF terhadap rasio profitabilitas (ROA, ROE dan NPM) perbankan syariah di Indonesia diperoleh memiliki pengaruh yang signifikan dengan arah pengaruh negatif. Arah pengaruh negatif mengindikasikan bahwa kenaikan rasio NPF pada suatu bank akan berdampak terhadap penurunan profitabilitas bank tersebut. Rasio NPF atau yang lebih dikenal dengan pembiayaan bermasalah (macet) memperlihatkan bagaimana manajemen perbankan mengelola pembiayaan, semakin kecil rasionya maka kinerja bank semakin baik begitu juga sebaliknya. Perolehan hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Stiawan (2009) menemukan bahwa NPF berpengaruh positif dan sinifikan terhadap ROA.

Luciana dan Winny (2003) mengatakan bahwa semakin tinggi rasio ini maka akan semakin semakin buruk kualitas pembiayaan bank yang menyebabkan jumlah pembiayaan bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.

(16)

ŚALIĤA | Jurnal Agama Islam & Ilmu Pendidikan 162

Pembiayaan dalam hal ini adalah pembiayaan yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk pembiayaan kepada bank lain.

Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Akhtar, dkk (2011) menemukan bahwa NPL rasio membentuk hubungan negatif dengan return on asset (ROA) dan signifikan. Menurut Arthesa dan Edia (2009) menyatakan semakin tinggi rasio NPF, maka ancaman bank dari kredit bermasalah semakin besar. Pengaruh negatif yang ditunjukkan oleh NPF mengindikasikan bahwa semakin tinggi kredit macet dalam pengelolaan kredit bank maka akan menurunkan tingkat pendapatan bank yang tercermin melalui ROA.

Pengambil kebijakan perlu menjaga agar jumlah Non Performing Financing tidak membengkak, atau maksimal sebesar 5% sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Oleh karena itu agar nilai NPF dari tahun ke tahun dapat dikurangi, maka bank harus menetapkan atau mempunyai prinsip kehati-hatian untuk diterapkan pada pembiayaan yang bermasalah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara setiap pelepasan pembiayaan bank wajib memenuhi aturan bank teknis perihal kebijakan pembiayaan, misal pembiayaan harus dilindungi dengan agunan yang memadahi dan memenuhi syarat legalitas serta marketable. Calon debitur harus dikenal bank dan bereputasi baik, sesuai penilaian bank, usaha yang dibiayai adalah prospektif dan profitable serta monitoring terhadap pembiayaan yang diberikan sehingga dapat dihindari penyalahgunaan pembiayaan. Disamping itu bank juga harus mempunyai sistem penyelamatan pembiayaan yang memadahi sehingga apabila terjadi pembiayaan bermasalah dapat segera diatasi, sehingga kepercayaan masyarakat akan tetap terjaga.

5. Analisis Variabel Ukuran Bank (SIZE) terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

Pengujian variabel Ukuran Bank (SIZE) terhadap rasio profitabilitas perbankan syariah di Indonesia diantaranya Return On Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Net Profit margin (NPM) diperoleh hasil sebagai berikut:

a.

Nilai t-statistik sebesar -2.109871 dengan sig. t sebesar 0.0366 (p < 0.05), sehingga keputusannya adalah H0 ditolak dan H1 diterima. Berarti SIZE

berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA.

b.

Nilai t-statistik sebesar -0.237872 dengan sig. t sebesar 0.8123 (p > 0.05), sehingga keputusannya adalah H0 diterima dan H1 ditolak. Berarti SIZE

tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE.

c.

Nilai t-statistik sebesar -1.165106 dengan sig. t sebesar 0.2459 (p > 0.05), sehingga keputusannya adalah H0 diterima dan H1 ditolak. Berarti SIZE

(17)

163 ŚALIĤA | Vol I No. 1, Januari 2018

Hasil pengujian variabel SIZE terhadap rasio profitabilitas (ROE dan NPM) diperoleh tidak memiliki pengaruh, namun pengujian terhadap variabel ROA ditemukan pengaruh yang signifikan dengan arah negatif. SIZE tidak berpengaruh terhadap ROE maupun NPM dalam penelitian ini disebabkan oleh perhitungan SIZE yang digunakan berdasarkan total asset bank syariah yang menjadi sampel penelitian. Maka besar atau kecilnya SIZE bank akan mempengaruhi pengembalian atas asset (ROA). Arah pengaruh negatif variabel SIZE terhadap ROA mengindikasikan semakin besar ukuran perusahaan (Bank) maka akan keuntungan yang dihasilkan lebih sedikit akibat tidak diikuti dengan aktifitas operasional yang memadai (Weston dan Brigham, 1994).

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Stiawan (2009) menemukan variabel SIZE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Penelitian selanjutnya oleh Sahimi, dkk (2006) menemukan bahwa ukuran bank berpengaruh signifikan terhadap fee-income bank. Bank yang lebih besar akan mampu menghasilkan lebih banyak fee-income sebagai akibat dari kemampuan mereka untuk dapat memanfaatkan teknologi baru dan mengeksploitasi hasil penghematan biaya serta keuntungan dan atau efisiensi. Lembaga keuangan yang berukuran besar, akan mampu meningkatkan keuntungan lembaga keuangan tersebut. Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga mereka akan lebih hati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan, dan pada akhirnya akan berdampak pada perusahaan tersebut untuk melaporkan kondisinya yang lebih akurat.

Hasil yang diperoleh berbeda dengan penelitian terdahulu yang dilakukanoleh Akhtar, Ali dan Sadaqat (2011) yang menemukan bahwa Bank’s size memiliki hubungan negatif dan tidak signifikan terhadap return on asset (ROA). Penelitian lain oleh Wasiuzzaman dan Ayu (2011) juga menemukan bahwa variabel ukuran bank tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perbankan syariah.

6. Analisis Variabel Peraturan Bank Indonesia (PBI) terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

Pengujian variabel Peraturan Bank Indonesia (PBI) terhadap rasio profitabilitas perbankan syariah di Indonesia diantaranya Return On Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Net Profit margin (NPM) diperoleh hasil sebagai berikut:

a.

Nilai t-statistik sebesar -0.451935 dengan sig. t sebesar 0.6520 (p > 0.05), sehingga keputusannya adalah H0 diterima dan H1 ditolak. Berarti PBI

tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.

b.

Nilai t-statistik sebesar -2.299561 dengan sig. t sebesar 0.0229 (p < 0.05), sehingga keputusannya adalah H0 ditolak dan H1 diterima. Berarti PBI

(18)

ŚALIĤA | Jurnal Agama Islam & Ilmu Pendidikan 164

c.

Nilai t-statistik sebesar 1.696770 dengan sig. t sebesar 0.0919 (p > 0.05), sehingga keputusannya adalah H0 diterima dan H1 ditolak. Berarti PBI

tidak berpengaruh signifikan terhadap NPM.

Berdasarkan hasil uji variabel Peraturan Bank Indonesia (PBI) terhadap rasio profitabilitas bank syariah diperoleh PBI tidak berpengaruh terhadap ROA dan NPM tetapi PBI memiliki pengaruh signifikan terhadap ROE dengan arah negatif. PBI memiliki pengaruh terhadap ROE mengindikasikan bahwa aturan-aturan yang ditetapkan Bank Indonesia terkait permodalan bank memberikan kontribusi terhadap rasio pengembalian atas modal (Equity). Tidak berpengaruhnya PBI terhadap ROA dan NPM disebabkan oleh kebijakan bank dalam penetapan pengelolaan asset bank dan operasionalnya menyesuaikan dengan kondisi pasar dan kebutuhan bank dengan tolak ukur profitabilitas yang lebih maksimal.

PBI sebagai Dummy Variable dalam penelitian ini adalah Peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/9/PBI/2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/18/PBI/2008 Tentang Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah Dan Unit Usaha Syariah. Definisi restrukturisasi menurut OJK-PEDIA adalah perubahan syarat-syarat kredit yang menyangkut tindakan untuk penambahan dan bank dan atau, konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi pokok kredit baru dan atau konversi seluruh atau sebagian kredit menjadi penyertaan dalam perusahaan, yang dapat disertai dengan penjadwalan kembali dan atau persyaratan kembali (restructuring).

Kesimpulan

Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa FDR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas perbankan syariah dari sisi ROE dan NPM namun memiliki pengaruh yang signifikan jika ditinjau dari sisi ROA dengan arah negatif. Arah negatif mengindikasikan kenaikan FDR akan berakibat terhadap penurunan keuntungan yang diperoleh bank. Hal ini disebabkan banyaknya pembiayaan yang dilakukan mempunyai risiko lebih besar, terjadinya pembiayaan bermasalah yang menyebabkannya besar piutang yang belum diterima sehingga mengurangi kas dan dapat menimbulkan hubungan yang negatif terhadap profitabilitas.

Berdasarkan pengujian statistik dapat diketahui bahwa CAR berpengaruh negative signifikan terhadap profitabilitas (ROA dan ROE) bank. Arah negative mengindikasikan bahwa bank sangat berhati-hati dalam menggunakan modal yang dimilikinya untuk disalurkan ke pembiayaan. Bank lebih memilih mengalokasikan modalnya sebagai pemenuhan antisipasi resiko dibandingkan dengan menyalurkan.

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh BOPO tidak memiliki pengaruh terhadap ROA dan ROE perbankan syariah pada periode penelitian tetapi

(19)

165 ŚALIĤA | Vol I No. 1, Januari 2018

memiliki pengaruh signifikan terhadap NPM dengan arah negatif. Pengaruh negatif artinya semakin besar rasio BOPO makan rasio profitabilitasnya akan semakin berkurang. Besarnya rasio BOPO mengindikasikan bahwa bank belum mampu mengelola operasionalnya secara efisien yang menyebabkan besarnya biaya operasional bank, maka hal tersebut tentu akan mempengaruhi pendapatan yang diterima oleh bank.

Hasil pengujian variabel NPF terhadap rasio profitabilitas (ROA, ROE dan NPM) perbankan syariah di Indonesia diperoleh memiliki pengaruh yang signifikan dengan arah pengaruh negatif. Arah pengaruh negatif mengindikasikan bahwa kenaikan rasio NPF pada suatu bank akan berdampak terhadap penurunan profitabilitas bank tersebut. Rasio NPF atau yang lebih dikenal dengan pembiayaan bermasalah (macet) memperlihatkan bagaimana manajemen perbankan mengelola pembiayaan, semakin kecil rasionya maka kinerja bank semakin baik begitu juga sebaliknya. Maka akan menjadi lebih penting ketika lebih memperketat kriteria-kriteria para calon nasabah.

Hasil pengujian variabel SIZE terhadap rasio profitabilitas (ROE dan NPM) diperoleh tidak memiliki pengaruh, namun pengujian terhadap variabel ROA ditemukan pengaruh yang signifikan dengan arah negatif. SIZE tidak berpengaruh terhadap ROE maupun NPM dalam penelitian ini disebabkan oleh perhitungan SIZE yang digunakan berdasarkan total asset bank syariah yang menjadi sampel penelitian. Maka besar atau kecilnya SIZE bank akan mempengaruhi pengembalian atas asset (ROA). Arah pengaruh negatif variabel SIZE terhadap ROA mengindikasikan semakin besar ukuran perusahaan (Bank) maka akan keuntungan yang dihasilkan lebih sedikit akibat tidak diikuti dengan aktifitas operasional yang memadai.

Berdasarkan hasil uji variabel Peraturan Bank Indonesia (PBI) terhadap rasio profitabilitas bank syariah diperoleh PBI tidak berpengaruh terhadap ROA dan NPM tetapi PBI memiliki pengaruh signifikan terhadap ROE dengan arah negatif. PBI memiliki pengaruh terhadap ROE mengindikasikan bahwa aturan-aturan yang ditetapkan Bank Indonesia terkait permodalan bank memberikan kontribusi terhadap rasio pengembalian atas modal (Equity). Tidak berpengaruhnya PBI terhadap ROA dan NPM disebabkan oleh kebijakan bank dalam penetapan pengelolaan asset bank dan operasionalnya menyesuaikan dengan kondisi pasar dan kebutuhan bank dengan tolak ukur profitabilitas yang lebih maksimal.

Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi pihak manajemen perbankan perlu untuk terus berupaya meningkatkan efisiensi kegiatan operasionalnya karena terbukti paling berpengaruh terhadap profitabilitasnya dengan mempertimbangkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini.

(20)

ŚALIĤA | Jurnal Agama Islam & Ilmu Pendidikan 166

2. Bagi investor, perlu memperhatikan pertumbuhan aktiva perusahaan dan kualitas aktiva produktif khususnya faktor-faktor internal/karakteristik bank yang mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah sebagai alat pertimbangan dalam menginvestasikan dananya di Bank Syariah, karena variabel-variabel tersebut memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan Perbankan Syariah.

Bibliografi

Ahmad, Nor Hayati dan Mohamad Akbar Noor. 2011. The Determinants Efficiency and Profitability of World Islamic Bank. International Confrenceon E-Business, Management and Economic Insurance. Springer-Verlag Berlin Heidelberg, Germany.

Akhtar, Muhammad Farhan, Khizer Ali dan Shama Sadaqat. 2011. Factors Influencing the Profitability of Islamic Banks of Pakistan. International Research Journal of Finance and Economics. ISSN 1450-2887 Issue 66. 2011.

Al Zaabi, Obaid Saif H. 2011. Potential for the application of emerging market Z -score in UAE Islamic banks. International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and Management, Vol. 4 Iss: 2, pp.158 – 173.

Ali Khrawish, Husni Siam dan Husni Khrawish, 2011. Determinantsof Islamic Bank Profitability Evidence from Jordan . Middle Eastern Finance and Economics. ISSN 1450-2889 Issue 13. pp 43-57.

Almilia, Luciana Spica dan Winny Herdiningtyas. 2005. Analisis Rasio Camelterhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Perioda 2000-2002. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 7, No. 2, Nopember 2005. ISSN 1411 – 0288.

Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah (dari Teori ke Praktek). Jakarta: Tazkia Cendekia.

Arifin, Zainul. 2009. Memahami Bank Syariah: Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek. Jakarta : Alvabet.

Arthesa, Ade dan Edia Handiman. 2006. Bank & Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia.

Ascarya. 2007. Akad & produk Bank Syariah. Jakarta. PT Raja Grafindo.

Azwir, Yacub. 2006. Analisis Pengaruh Kecukupan Modal, Efisinensi, Likuiditas, NPL, PAPP Terhadap ROA Bank (Studi Empiris: Pada Industri Perbankan Yang Listed di BEJ Periode Tahun 2001-2004). Tesis. Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro Semarang.

(21)

167 ŚALIĤA | Vol I No. 1, Januari 2018

Bahtiar Usman. 2003. Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Bank-Bank di Indonesia. Media Riset Bisnisdan Manajemen,Vol.3, No.1, April,2003, pp.59-74.

Bastian, Indra dan Suhardjono. 2006. Akuntansi Perbankan. Edisi 1. Jakarta: Salemba Empat.

Bank Indonesia. 2004. Arsitektur Perbankan Indonesia. _____________. 2008 – 2014. Statistik Perbankan Syariah. _____________. 2008 – 2014. Statistik Perbankan Indonesia. _____________. 2008. Peraturan Bank Indonesia

Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Edisi Kedua. Bogor : Ghalia Indonesia.

Flamini, Valentina. Calvin McDonald. and Liliana Schumacher. 2009. The Determinants of Commercial Bank Profitability in Sub-Saharan Africa. African Department: IMF Working Paper.

Ghozali, Imam. 2007. Manajemen Risiko Perbankan. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hanafi, M. H. Dan A. Halim. 2000. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Hassan, M. Kabir dan Abdel-Hameed M. Bashir. 2003. Determinants of Islamic Banking Profitability. International Journal. ERF paper.

Hasibuan, Malayu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Bumi Aksara, Jakarta.

Heffernan, Shelagh dan Maggie Fu. 2008. The Determinants of Bank Performance in China. http://ssrn.com/abstract=1247713.

Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti, 1998. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kedua, Penerbit : Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta.

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers. ______. 2010. Manajemen Pengantar Keuangan. Jakarta: Kencana.

Kuncoro dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan (Teori dan Aplikasi). Edisi Pertama, Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Lisa, Narulia dan Suryadi. 2006. Analisis Kinerja Bank Syariah Mandiri. Majalah Ekonomi dan Komputer No. 2 Tahun XIV-2006.

Luciana, Spica Almilia dan Winny Herdinigtyas. 2003. Analisis Rasio CAMEL Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Periode

(22)

ŚALIĤA | Jurnal Agama Islam & Ilmu Pendidikan 168

2000-2002 . Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.7 No.2 November 2005.

Machfoedz, Mas’ud. 1994. Financial Ratio Analysis and The Prediction of Earnings Changes in Indonesia. Yogyakarta: Gajahmada University Business Review, No.7/III.

Mawardi, Wisnu. 2005. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan bank umum di indonesia (studi kasus pada bank umum dengan total asset kurang dari 1 Trilliun). Jurnal bisnis strategi, Vol.14, No.1. Meythi. 2005. Rasio Keuangan yang Paling Baik Untuk Memprediksi

Pertumbuhan Laba: Suatu Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol XI No 2, September 2005.

Muhamad. 2002. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. ________. 2004. Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Ekonisia FE UII. ________. 2005. Pengantar Akuntansi Syariah. Jakarta: Salemba Empat. Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ke-4. Yogyakarta: Liberty. Puspitasari, Diana. 2009. Analisis Pengaruh CAR, NPL, PDN, NIM, BOPO, LDR

dan Suku Bunga SBI Terhadap ROA (Studi Pada Bank Devisa di Indonesia Perioda 2003-2007). Tesis. Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro Semarang.

Rahim, Rida dan Yuma Irpa. 2008. Analisa Efisiensi Operasional terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah dan Unit Syariah (Studi Kasus BSM dan BNI Syariah). Jurnal Bisnis & Manajemen Vol. 4, No. 3. Rivai, Veithhzal dkk. 2013. Commercial Bank Management, edisi 1. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada.

Riyanto, Bambang. 1995. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. Edisi Ke-4. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Gadjah Mada.

Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi). Edisi Ke-4 Yogyakarta: BPFE.

Shahimi, Shahida bt., Abd. Ghafar B. Ismail dan sanep B. Ahmad. 2006. A Panel Data Analysis of Fee Income Activities in Islamic Banks. J.KAU: Islamic Econ., Vol. 19, No. 2, pp: 23-35 (2006 A.D./1427 A.H.).

Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. Kebijakan Moneter dan Perbankan. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sinungan, Muchdarsyah. 2000. Manajemen Dana Bank, edisi kedua. Jakarta: Bumi Aksara.

(23)

169 ŚALIĤA | Vol I No. 1, Januari 2018

Smaoui, Houcem dan Ines Ben Salah. 2011. Profitability of Ismlamic Banks in the GCG Region. www.wbconpro.com/615-Houcem.pdf.

Sriyana, Jaka. 2014. Metode Regresi Data Panel : Dilengkapi Anlisis Kinerja Bank Syariah di Indonesia. Yogyakarta. Ekonisia

Stiawan, Adi. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Makroekonomi Pengsa Pasar dan Karakteristik Bank Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Studi Pada Bank Syariah Periode 2005-2008. Tesis. Program Studi Magister Program Pascasarjan Universitas Diponegoro Semarang .

Sudarini. 2005. Penggunaan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Laba Pada Masa yang Akan Datang (Studi Kasus di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEJ. Jurnal Akuntansi dan Manajemen. Vol. XVI, No. 3, Desember, hal. 195-207.

Sudarsono, Heri. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah : Deskripsi dan Ilustrasi. Edisi tiga. Yogyakarta: Ekonisia FE UII.

Sudiyatno, Bambang. 2010. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR, dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI). Universitas Stiku bank Semarang. Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol. 2, No. 2.

Sufian, Fadzlan dan Muhamed Zulkhibri Abdul Majid. 2011. The Nexus Between Economic Freedom and Islamic Bank Performance: Empirical Evidan ce from the MENA Banking Sectors. 8th International Conference

on Islamic Economic and Finance. Center of Islamic Economic and Finance, Qatar Faculty of Islamic Studies, Qatar Foundation Pp, 1-18. Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Suryani. 2011. Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia. Walisongo, Volume 19, Nomor 1, Mei 2011, hlm. 24.

Suyono, Agus. 2005. Analisis Rasio-Rasio Bank yang Berpengaruh Terhadap Return On Asset (Studi Empiris: Pada Bank Umum di Indonesia Periode 2001-2003). Tesis. Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro Semarang.

Tandelilin, E. 2001. Analisis Investasidan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Umam, Khaerul. Manajemen Perbankan Syariah. Bandung. Pustaka Setia. Wasiuzzaman, Shaista dan Hanimas-Ayu Bt Ahmad Tirmidzi. 2011.

Profitability Islamic Banks in Malaysia: An Empirical Analysis. Journal of Islamic Economics Banking and Finance. Vol. 6, No. 4, pp. 53-68.

(24)

ŚALIĤA | Jurnal Agama Islam & Ilmu Pendidikan 170

Weston, J.F dan Brigham. (1994). Dasar Managemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.

Widarjono, Agus. 2007. Ekonometrika : Pengantar dan Aplikasinya. Edisi keempat. Yogyakarta. UPP STIM YKPN.

Yuliani. 2007. Hubungan Efisiensi Operasional dengan Kinerja Profitabilitas pada Sektor Perbankan yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 5 No. 10.

Zantioti, Lina Enholm. 2009. Does Islamic Bank Performance Differ by Region? A Study on the Characteristict that Impact Profitability within Islamic Banking Among its Main Geoghraphical Regions. Tesis. Stockholm School of Economic.

Referensi

Dokumen terkait

(1) Selain pejabat penyidik Polri, Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Kota diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan

Berdasarkan Tabel 2, dari jumlah data yang telah diambil oleh penulis sebanyak 2.501 data, kemudian data tersebut akan diseleksi menjadi 400 data latih dengan komposisi 133 data

Danau Laut Tawar Bintang 1 Kawasan 2018 Rp 300.000. RTBL Kawasan

Central/State Government/Local Authority Deductor/Collector – will select its appropriate entry by ticking in the relevant box for Central Government or State Government or

The biofilms were measured and compared to the control (+) given siwak extract and the control (-) given 0.1% chlorhexidine. After the incubation, they were washed three times,

INED RERY TEKNIK GINOGENESIS IKAN MAS PUNTEN (Cyprinus carpio) DI INSTALASI BUDIDAYA AIR TAWAR PUNTEN, KOTA BATU,

Menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam berbagai aspek kehidupan ideologi, politik, ekonomi,

Third, the large divide ratio ( N ) increases the in-band phase noise associated with the reference signal, the PFD, the charge-pump and the frequency divider by 20log (N)