• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Uraian tumbuhan meliputi sistematika tumbuhan, nama daerah, morfologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Uraian tumbuhan meliputi sistematika tumbuhan, nama daerah, morfologi"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tumbuhan

Uraian tumbuhan meliputi sistematika tumbuhan, nama daerah, morfologi tumbuhan dan khasiat tumbuhan.

2.1.1 Sistematika Tumbuhan

Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan durian diklasifikasikan sebagai berikut:

: Spermatophyta : Dicotyledoneae : Malvales Famili : Bombacaceae : Durio

Spesies : Durio zibethinus L 2.1.2 Nama Daerah

Durian di Jawa dikenal sebagai duren (bahasa Jawa, bahasa Betawi) dan kadu (bahasa Sunda). Di Sumatera dikenal sebagai durian dan duren (bahasa Gayo). Di Sulawesi, orang Manado menyebutnya duriang, sementara orang Toraja duliang. Di Pulau Seram bagian timur disebut rulen (Rukmana,1996)).

2.1.3 Morfologi Tumbuhan

Pohon durian berukuran besar dan dapat mencapai tinggi hingga 30 m. Durian mulai berbuah ketika mencapai umur 9 tahun, dari bunga sampai menjadi buah memakan waktu sekitar 5 bulan (Natawidjaja, 1983). Bentuk buah bulat

(2)

hingga lonjong dan berduri. Buah durian berbiji banyak (antara 1-40 biji) dengan daging buah membalut biji yang terdapat dalam ruang buah (juring). Buah memiliki 1-7 ruang. Tiap ruang terdapat 1-6 buah biji (pongge). Tiap pongge mengandung satu biji bernas atau kempes (Sunarjono, 2005).

2.1.4 Kandungan Tanaman Durian

Buah durian mengandung vitamin B1, B2 dan vitamin C. Kulit durian mengandung minyak atsiri, flavonoid, saponin, unsur selulosa, lignin, serta kandungan pati. Daunnya mengandung saponin, flavonoid dan polifenol, sedangkan akarnya mengandung tanin (Anonim, 2010).

Kandungan karbohidrat, kalsium dan fosfor dalam buah durian cukup tinggi. Selain itu, kandungan kalori pada buah durian juga cukup tinggi. Kandungan gizi buah durian disajikan dalam Tabel 2.1.

Table 2.1 Data gizi durian matang tiap 100 gram

Jenis Zat Gizi Nilai Gizi

Energi 147 Kkal Karbohidrat 27,09 g Protein 1,47 g Lemak Total 5,33g Kolesterol 0 mg Diatary Fiber 3,8 g Asam Folat 36 mcg Niasin 1,047 mg Asam Panothenik 0,230 mg Piridoksin 0,316 mg Riboflavin 0,200 mg Tiamin 0,374 mg Vitamin A 44 IU

(3)

Vitamin C 19,7 mg Sodium 2 mg Potassium 436 mg Mineral Kalsium 6 mg Copper 0,207 mg Zat Besi 0,43 mg Magnesium 30 mg Mangan 0,325 mg Fosfor 39 mg Zinc 0,28 mg Phyto – nutrients Karoten-α 6 mcg Karoten-β 23 mcg

(Sumber: USDA National Nutrient Data Base) (Sindumarta, 2012). 2.1.5 Khasiat Tumbuhan

Daun dan akar durian berkhasiat sebagai antipiretik dan daun durian yang dihancurkan dapat juga digunakan untuk pasien yang demam yaitu dengan cara diletakkan di atas dahi. Bagi orang yang mempunyai tekanan darah tinggi dianjurkan agar menghindari buah durian karena dapat meningkatkan tekanan darah, sedangkan kulit durian dapat digunakan sebagai penolak nyamuk. Kulit buahnya untuk mengobati ruam pada kulit (sakit kurap) dan susah buang air besar (sembelit). Kulit buah ini pun biasa dibakar dan abunya digunakan dalam ramuan untuk melancarkan haid dan menggugurkan kandungan. Abu dan air rendaman abu ini juga digunakan sebagai campuran pewarna tradisional (Anonim, 2010).

(4)

2.2 Profil lipid 2.2.1 Definisi

Profil lipid adalah unsur-unsur lemak dalam plasma yang terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas. Tiga unsur yang pertama berkaitan dengan protein tertentu (Apoprotein) membentuk lipoprotein yaitu kilomikron, VLDL (Very Low Density Lipoprotein), LDL (Low Density Lipoprotein) dan HDL (High Density Lipoprotein) masing-masing mempunyai unsur lemak dengan kandungan yang berbeda-beda. Ikatan ini memungkinkan unsur lemak itu dapat larut dalam darah dan kemudian dikirim ke seluruh jaringan tubuh. Penetapan kadar lipid darah dalam plasma dilakukan dengan mengukur kadar total kolesterol, HDL kolesterol, LDL kolesterol dan trigliserida. Profil lipid pada umumnya diperiksa setelah subyek berpuasa 10-12 jam (Henry, 1984). Klasifikasi lipoprotein berdasarkan densitas dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Klasifikasi lipoprotein berdasarkan densitas Kelas Subgroup Lipoprotein Komposisi Protein (%) Kolesterol (%) Trigliserida (%) Fosfolipid (%) kilomikron 2 3 90 5 VLDL 10 10 70 10 LDL 25 45 10 20 HDL 50 20 Sangat sedikit 30

Sumber: Diadaptasi dari Henry (1984). 2.2.2 Jenis-Jenis Lipid

a. Kolesterol total

Kolesterol (C27 H45 OH) adalah alkohol steroid, semacam lemak yang ditemukan dalam lemak hewani, minyak, empedu, susu, kuning telur, yang sebagian besar disintesis oleh hati dan sebagian kecil diserap dari diet.

(5)

Keberadaan dalam pembuluh darah pada kadar tinggi akan cenderung membuat endapan/kristal/lempengan yang akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah (Sutedjo, 2008).

Kolesterol memainkan peranan yang kritis sebagai komponen utama dari membran sel dan sebagai precursor hormon steroid. Selain itu juga sebagai prekursor asam empedu yang akan dibentuk di hati, disimpan di kandung empedu dan disekresi di usus yang nantinya akan ikut berpartisipasi dalam penyerapan lemak (Larsen, 2003).

Sebagian besar absorbsi kolesterol terjadi di usus kecil (middle dan

internal ileum) dan ketika absorbsi lemak dan kolesterol terjadi di usus kecil, terjadi pemecahan misel yang akan mengurangi absorbsi kolesterol lebih jauh (Burtis, 2006).

Ada beberapa pendapat tentang nilai optimal dari kolesterol darah dan sampai batas berapa penyakit kardiovaskuler tersebut tidak terjadi. Kandungan total kolesterol darah yang normal adalah 240 mg/dl. Sedangkan National Cholesterol Education Program (NCEP) pada Adult Treatment Panel III (ATP III) tahun 2001 menetapkan bahwa kadar total kolesterol darah normal adalah ≤ 200 mg/dl, sedang/ambang batas tinggi adalah 200-239 mg/dl, dan tinggi adalah ≥ 240 mg/dl. Kategori ketiga inilah yang termasuk hiperkolesterolemia (Soeharto, 2004). Nilai angka total kolesterol dapat dilihat pada Tabel 2.3.

(6)

Tabel 2.3 Angka total kolesterol

No Total Kolesterol Darah Kadar

1 Normal ≤ 200

2 Sedang/ambang batas tinggi (borderline high)

200-239

3 Tinggi ≥240

Sumber: National Cholesterol Education Program (NCEP) pada Adult Treatment Panel III (ATP-III) 2001 (Soeharto, 2004).

b. Trigliserida

Trigliserida merupakan senyawa yang terdiri dari 3 molekul asam lemak yang teresterisasi menjadi gliserol, disintesis dari karbohidrat dan disimpan dalam bentuk lemak hewani. Dalam serum dibawa oleh lipoprotein, merupakan penyebab utama penyakit arteri dibanding kolesterol. Peningkatan trigliserida biasanya diikuti oleh peningkatan VLDL (Very Low Density Lipoprotein). Pada peristiwa hidrolisis lemak-lemak ini akan masuk dalam pembuluh darah dalam bentuk lemak bebas (Sutedjo, 2008).

Trigliserida adalah salah satu jenis lemak bukan kolesterol yang terdapat dalam darah dan berbagai organ tubuh. Dari sudut ilmu kimia, trigliserida merupakan substansi yang terdiri dari gliserol yang mengikat gugus asam lemak. Mengonsumsi makanan yang mengandung lemak akan meningkatkan kadar trigliserida dalam darah dan cenderung meningkatkan kadar kolesterol. Lemak yang berasal dari buah-buahan seperti kelapa, durian dan alpukat tidak mengandung kolesterol tetapi kadar trigliseridanya tinggi. Sejumlah faktor dapat mempengaruhi kadar trigliserida dalam darah seperti kegemukan, makan lemak, makan gula biasa dan minum alkohol (Soeharto, 2004).

Penelitian para ahli menegaskan bahwa peningkatan kadar trigliserida dalam darah merupakan salah satu faktor risiko dari penyakit kardiovaskuler.

(7)

Hipertrigliseridemia dapat menyebabkan peningkatan LDL Kolesterol dan penurunan HDL Kolesterol. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa trigliserida secara langsung dapat juga berperan sebagai faktor risiko yang independen, terutama pada pria dan wanita yang berusia di atas 50 tahun. Walaupun pada usia di bawah 50 tahun peranan trigliserida secara statistik hanya bersifat tidak langsung. Rasio total kolesterol yang tinggi memang biasanya selalu diikuti oleh kadar LDL Kolesterol yang tinggi dan HDL Kolesterol yang rendah. Sedangkan jika rasio LDL/HDL antara 4 sampai 5 dan angka trigliserida di atas normal, maka risiko penyakit kardiovaskuler meningkat, walaupun kadar LDL relatif rendah (Soeharto, 2004). Nilai ambang batas trigliserida dalam darah dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Ambang batas trigliserida dalam darah

No LDL Kolesterol Darah Kadar (mg/dL)

1 Normal ≤ 150

2 Ambang Badan Tinggi 151-199

3 Tinggi 200-499

4 Sangat Tinggi ≥500

Sumber: National Cholesterol Education Program (NCEP) pada Adult TreatmentPanel III (ATP-III) 2001 (Soeharto, 2004).

c. HDL atau Kolesterol Baik

HDL (High Density Lipoprotein) merupakan salah satu dari tiga komponen lipoprotein yaitu kombinasi lemak dan protein, mengandung kadar protein tinggi, sedikit trigliserida dan fosfolipid, mempunyai sifat umum protein dan terdapat pada plasma darah, disebut juga lemak baik yang membantu membersihkan penimbunan plak pada pembuluh darah (Sutedjo, 2008).

HDL merupakan partikel kecil yang mengandung 50% protein, 20% kolesterol, 30 fosfolipid, dan trigliserida (Henry, 2001). HDL memperoleh kolesterol dari sel

(8)

dan mengirimnya ke hati untuk ekskresi atau ke sel lain yang membutuhkan kolesterol (Larsen, 2003).

HDL bersifat protektif terhadap kemungkinan terjadinya arteriosklerosis. Bila kadar HDL dalam darah rendah maka risiko terhadap penyakit kardiovaskuler pun meningkat, demikian pula sebaliknya. Walaupun sebagian besar kolesterol dalam darah dibawa oleh LDL, jumlah sedikit yang dibawa HDL cukup berarti. Oleh karena itu sangat penting kadar kolesterol HDL dalam darah diperiksa, terutama bila seseorang memiliki sejarah keluarga yang memiliki dislipidemia. HDL kolesterol yang bersifat menguntungkan dan melindungi tersebut harus dipertahankan dalam kadar yang ideal yaitu ≥ 60 mg/dl, sebagai upaya preventif terhadap kejadian arteriosklerosis. Seperti halnya dengan total kolesterol dan LDL, untuk menilai tinggi rendahnya kadar HDL digunakan angka standar dari NCEP (Soeharto, 2004). Nilai HDL kolesterol dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5 Angka HDL kolesterol

No HDL Kolesterol Darah Kadar (mg/dL)

1 Rendah ≤ 40

2 Tinggi ≥ 60

Sumber: National Cholesterol Education Program (NCEP) pada Adult TreatmentPanel III (ATP-III) 2001 (Soeharto, 2004).

d. LDL atau Kolesterol Jahat

Low Density Lipoprotein (LDL) adalah lipoprotein dalam plasma yang mengandung sedikit trigliserida, fosfolipid sedang dan kolesterol tinggi. LDL mengandung paling banyak kolesterol dari semua lipoprotein dan merupakan pengirim kolesterol utama dalam darah. Sel-sel tubuh memerlukan kolesterol untuk bisa tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya. Sel-sel ini

(9)

memperoleh kolesterol dari LDL. Walaupun demikian jumlah kolesterol yang bisa diserap oleh sebuah sel ada batasannya. Oleh karena itu makin banyak lemak jenuh atau makan makanan yang mengandung kolesterol yang tinggi akan mengakibatkan kadar kolesterol dalam darah tinggi (Sutedjo, 2008).

Peningkatan LDL terjadi oleh karena penurunan dari katabolisme LDL ataupun peningkatan dari biosintesis dan sekresi dari VLDL yang disebabkan oleh tingginya masukan asam lemak bebas ke dalam hati (Larsen, 2003).

LDL kolesterol sering dianggap sebagai indikator dalam pemeriksaan penyakit degeneratif karena LDL kolesterol banyak mengandung kolesterol. Pengukuran kadarnya dalam darah dapat membantu dugaan adanya risiko gangguan kardiovaskuler. Berdasarkan penelitian epidemiologik dan percobaan binatang. Peningkatan LDL kolesterol berkaitan erat dengan insiden penyakit jantung koroner (Huli, 2001).

Kadar LDL di dalam darah dianggap penting dalam hubungannya dengan terbentuknya plak pada arteri. Manfaat lain memeriksakan kadar LDL dalam darah adalah mengevaluasi lebih lanjut apakah total kolesterol pada ambang batas tinggi disebabkan karena LDL yang tinggi atau karena HDL yang tinggi (Huli, 2001).

Untuk menilai tinggi rendahnya kadar LDL dalam darah, umumnya kita membandingkan dengan angka standard dari NCEP (Soeharto, 2004). Nilai LDL kolesterol dapat dilihat pada Tabel 2.6.

(10)

Tabel 2.6 Angka LDL kolesterol

No LDL Kolesterol Darah Kadar (mg/dL)

1 Optimal ≤ 100

2 Mendekati Optimal 100-129

3 Garis Batas Tinggi (borderline high) 130-159

4 Tinggi 160-189

5 Sangat Tinggi ≥ 190

Sumber: National Cholesterol Education Program (NCEP) pada Adult TreatmentPanel III (ATP-III) 2001 (Soeharto, 2004)

2.2.3 Metabolisme Lipoprotein

Metabolisme lipoprotein dapat terjadi melalui dua siklus, eksogen dan endogen, yang kedua-duanya berpusat pada hati.

a. Siklus lemak eksogen

Makanan yang mengandung lemak diserap di usus kecil dan bergabung dengan kilomikron yang disekresikan ke dalam limfa dan mencapai aliran darah melalui thoracic duct. Di dalam sirkulasi, trigliserida dipindahkan dari lipoprotein ini melalui aksi dari LPL. Enzim ini berada di tiap kapiler-kapiler jaringan tubuh, dan paling dominan berada di jaringan adiposa dan muskuloskeletal. Ketika kilomikron kehilangan trigliserida, maka kilomikron menjadi lebih kecil dan rata, kemudian sisa-sisa kilomikron akan berpindah ke hati. Kolesterol akan digunakan oleh hati untuk membentuk komponen membran sel atau asam empedu, atau diekskresi ke dalam empedu.

b. Siklus lemak endogen

Hati mensintesa partikel VLDL yang mengalami pembentukan lemak yang sama seperti kilomikron melalui aksi dari LPL. Hal ini akan mengakibatkan pembentukan dari intermediate density lipoprotein (IDL) yang nantinya akan

(11)

menjadi low density lipoprotein (LDL). LDL masuk ke dalam sirkulasi oleh karena afinitas reseptor LDL yang tinggi.

Partikel High density lipoprotein (HDL) diperoleh dari hati dan usus. HDL diperoleh secara langsung dari hati, atau secara tidak langsung ditransfer ke lipoprotein yang bersirkularisasi, yang nantinya akan kembali ke hati (Gaw, 2001). 2.3 Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kadar Lipid Darah

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kadar lipid darah dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu faktor risiko yang dapat dikendalikan (eksternal) dan yang tidak dapat dikendalikan (internal).

2.3.1 Faktor Risiko Eksternal

a. Konsumsi Gizi (Makanan/Minuman)

Masukan energi yang berlebihan baik energi yang berasal dari karbohidrat, lemak, protein maupun alkohol dapat mempertinggi trigliserida dan kadar kolesterol dalam darah (Gotera, dkk., 2006).

Bila kita makan banyak lemak jenuh atau bahan makanan yang kaya akan kolesterol, kadar LDL kolesterol dalam darah kita tinggi, kelebihan LDL-C akan melayang-layang dalam darah dengan risiko penumpukan atau pengendapan kolesterol pada dinding pembuluh darah arteri (Soeharto, 2004).

b. Diabetes Mellitus

Hipertrigliserida merupakan suatu manifestasi dislipidemia yang sering ditemukan pada Diabetes Mellitus. Pola dislipidemia yang disebabkan karena penyakit diabetes mellitus adalah meningkatnya kadar trigliserida dan menurunnya jumlah HDL. Selain itu pada penderita diabetes mellitus tipe 2, cenderung menghasilkan LDL yang kecil dan padat yang lebih bersifat

(12)

aterogenik. Peningkatan trigliserida dapat disebabkan karena metabolisme trigliserida yang tidak sempurna dan peningkatan VLDL yang diproduksi oleh hati. Peningkatan partikel yang diproduksi oleh hati sendiri merupakan hasil kelebihan masukan kalori dan hiperinsulinemia. Pada penderita diabetes mellitus, untuk mencapai kadar gula darah yang relatif baik perlu kadar insulin yang tinggi karena resistensi insulin. Insulin yang berlebihan mengakibatkan meningkatnya pengesteran asam lemak bebas menjadi trigliserida sehingga timbul hipertrigliserida. Selain itu resistensi insulin dapat mengakibatkan pengurangan aktifitas lipoprotein lipase yang berfungsi untuk mengurangi produksi VLDL dan kilomikron (Soeharto, 2004).

Diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang tinggi dalam darah cenderung menaikkan kadar kolesterol dan trigliserida (Soeharto, 2004). c. Obesitas

Overweight adalah suatu kondisi dimana perbandingan berat badan dan tinggi badan melebihi standar yang ditentukan, Sedangkan Obesitas adalah kondisi kelebihan lemak baik di seluruh tubuh atau terlokalisasi pada bagian tertentu seperti perut, pipi, paha, kaki dan lain sebagainya. Obesitas merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu apabila ditemukan total lemak tubuh > 25% pada pria dan > 33% pada wanita (Baraas,1996).

Kelebihan lemak tubuh yamg terutama terlokalisir di bagian tengah

(Central Obesity) lebih erat hubungannya dengan tekanan darah dibanding dengan penumpukan lemak tubuh di perifer. Pada penderita obesitas yang berusia 20-75 tahun mempunyai risiko terkena peningkatan kolesterol dengan risiko terkena hiperkolesterolemia sebesar 1,5 kali dari penduduk gizi normal (Soeharto, 2004).

(13)

d. Konsumsi alkohol dan Kopi

Konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit jantung. Selain itu dengan adanya asupan alkohol kadar kolesterol darah dan LDL Kolesterol meningkat. Konsumsi kopi juga dapat meningkatkan kadar kolesterol darah dan meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung. Suatu penelitian di Australia telah membuktikan bahwa kopi dapat mempengaruhi kadar kolesterol dan trigliserida (Waspadji, dkk., 2003).

e. Rokok

Hasil penelitian Framingham Heart Study menunjukkan bahwa merokok menurunkan kadar HDL Kolesterol. Penelitian dilakukan terhadap 2000 orang laki-laki dan 2000 orang perempuan yang berusia 20-49 tahun. Penurunan HDL pada laki-laki rata-rata sebanyak 4,5 mg/dl dan pada perempuan 6,5 mg/dl. Pada penelitian itu, faktor yang penting adalah jumlah batang yang dihisap perhari dan bukan lamanya seseorang tersebut telah merokok (Soeharto, 2004).

f. Stres

Merupakan salah satu risiko terjadinya dislipidemia, karena disamping dapat memicu adrenalin juga dapat meningkatkan kadar kolesterol. Walaupun stres dibutuhkan dalam hidup ini, tetapi stres kronis yang berkepanjangan justru akan merusak keseimbangan fungsi tubuh. Syaraf simpatis dipacu setiap saat dan adrenalin pun membanjiri tubuh. Tekanan darah akan meningkat bersamaan dengan meningkatnya kadar kolesterol darah. Hal ini yang akhirnya akan membebani jantung dan merusak pembuluh darah koroner (Huli, 2001).

(14)

g. Latihan (Aktivitas) Fisik

Latihan fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya serta merupakan bagian dari usaha menjaga kebugaran, termasuk kesehatan jantung dan pembuluh darah. Mereka yang aktif memiliki kemungkinan yang rendah untuk terkena penyakit kardiovaskuler termasuk diantaranya dislipidemia (Almatsier, 2002).

Olahraga dan aktifitas fisik juga dapat memperbaiki profil lemak darah, yaitu menurunkan kadar kolesterol total, LDL kolesterol dan trigliserida. Bahkan yang paling baik adalah dapat memperbaiki HDL, yaitu suatu jenis kolesterol yang kadarnya sulit untuk dinaikkan. Di samping itu berbagai faktor risiko seperti hipertensi, obesitas dan diabetes mellitus dapat diturunkan dengan menjalankan olahraga yang tepat takaran, durasi dan frekwensinya (Almatsier, 2002).

2.3.2 Faktor Risiko Internal a. Umur/Usia

Pertambahan usia meningkatkan risiko penyakit degeneratif secara nyata pada pria maupun wanita. Hal ini mungkin merupakan pencerminan dari lamanya terpapar faktor risiko digabung dengan kecenderungan bertambah beratnya derajat tiap-tiap faktor risiko dengan pertambahan usia. Faktor usia mempunyai dampak pada semua golongan usia kecuali pada keadaan dengan harapan hidup yang sangat berkurang. Untuk mengetahui berapa besar usia yang mempengaruhi profil lemak dalam darah, klinik Cooper di Dallas- USA telah meneliti 2000 orang laki-laki dan 589 perempuan sehat yang rata-rata hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2.7.

(15)

Tabel 2.7 Hubungan antara profil lemak dan usia Laki-laki Umur Lipid Darah Satuan <30 30-39 40-49 50-59 60+ Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Total kolesterol mg/dL 179 176 191 186 205 194 208 219 208 221 HDL mg/dL 43 33 42 57 43 58 43 58 44 62 LDL mg/dL 36 126 149 129 162 136 165 136 164 159 %Lemak tubuh mg/dL 18,1 26 22,0 26 23,5 27 23,8 27 23 29 Sumber: Dinkespropjateng, 2007 Keterangan : Lk = Laki-laki Pr = Perempuan b. Jenis Kelamin

Laki-laki memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami penyakit jantung dan pembuluh darah jika dibandingkan dengan perempuan pada usia tertentu. Risiko laki-laki untuk terkena penyakit tersebut melampaui risiko pada perempuan setelah usia remaja sampai usia sekitar limapuluhan. Perempuan dan laki-laki dikatakan berisiko sama yaitu pada usia sekitar limapuluh tahun ke atas. Pada tahun-tahun pre-menopause perempuan dilindungi oleh hormon estrogen yang tidak dimiliki oleh kaum laki-laki. Hormon estrogen dapat mencegah terbentuknya plak pada arteri dengan menaikkan kadar HDL dan menurunkan kadar LDL, namun setelah masa menopause lewat kadar estrogen pada perempuan menurun. Oleh karena itulah perempuan yang sudah mengalami menopause memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan sebelum menopause. Dengan demikian hormon estrogen dianggap sebagai proteksi terhadap terjadinya dislipidemia (Darmojo, 1999).

(16)

c. Riwayat Keluarga Dislipidemia

Hasil studi pada pakar ilmu kedokteran menunjukkan bahwa berbagai penyakit berhubungan dengan genetik atau keturunan. Dalam suatu keluarga terlihat adanya keterkaitan antara ketahanan atau kerentanan terhadap penyakit dan hubungan keluarga. Berbagai penelitian membuktikan bahwa sebagian dari populasi yang ada tidak dapat menurunkan kolesterol hanya dengan melakukan diet saja. Walaupun dalam beberapa kasus kolesterol darah menunjukkan peningkatan karena mengonsumsi lemak jenuh. Kejadian ini biasanya ditandai dengan kadar kolesterol total di atas 400 mg/dl atau kadar HDL di bawah 35 mg/dl pada usia relatif muda pada satu keluarga, meskipun pada orang ini justru rajin berolahraga, pola makan kaya serat, dan jarang mengonsumsi lemak hewani tetapi kadar kolesterol darahnya masih tetap tinggi (Heslet, 2002).

Gambar

Table 2.1 Data gizi durian matang tiap 100 gram
Tabel 2.2 Klasifikasi lipoprotein berdasarkan densitas  Kelas  Subgroup  Lipoprotein  Komposisi Protein (%)  Kolesterol (%)  Trigliserida (%)  Fosfolipid (%)  kilomikron  2  3  90  5  VLDL  10  10  70  10  LDL  25  45  10  20  HDL  50  20  Sangat sedikit
Tabel 2.3 Angka total kolesterol
Tabel 2.4 Ambang batas trigliserida dalam darah
+3

Referensi

Dokumen terkait

kewajiban dan pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah, serta tata cara penyelenggaraan kewenangan tersebut, termasuk pengelolaan dan pengawasan keuangannya. Tujuan

Koefisien harga satuan yang digunakan untuk menganalisa biaya sistem halfslab ini menggunakan koefisien yang ada pada [5]. Biaya yang digunakan sebagai acuan untuk perhitungan

Melarang orang- orang yang akan masuk pada malam hari kecuali kedatangan tamu tersebut telah diketahui dan disetujui oleh Penghuni / Management yang masih operasional saat

Outlook energi Indonesia 2013 : pengembangan energi dalam mendukung sektor transportasi dan industri pengolahan mineral = Indonesia energy outlook 2013 : energy development

Sertifikat Akreditasi oleh Lembaga Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LVLK-006- IDN tanggal 18 Agustus 2011 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai

Ukuran jarak antara pisau atas ke pisau bawah yang terdapat pada mesin ini yang ditentukan oleh per setelan adalah 1,5 – 3,0 cm, ukuran ini juga harus disesuaikan dengan

Kenyataan keempat diperoleh dari hasil analisis terhadap dokumen hasil ujian mid semester siswa kelas VII. Dari data yang diperoleh dapat dikemukakan bahwa hasil

Dalam penelitian ini yang meneliti tentang penilaian sikap di SDN Gunungsaren, guru telah melakukan penilaian sikap, dan penilaian sikap dilakukan dengan teknik