Ekonomi Moneter
PROPOSAL
PENELITIAN UNGGULAN UNY
TAHUN ANGGARAN 2014
Analisis Transaksi Non-Tunai (Cash-Less Transaction) Dalam
Mempengaruhi Permintaan Uang (Money Demand) Guna
Mewujudkan Perekonomian Indonesia Yang Efisien
TIM PENGUSUL :
Aula Ahmad Hafidh Saiful Fikri, M. Si. / NIDN.0028107506
Tejo Nurseto, M. Pd. / NIDN. 0024037404
Ngadiyono, S.Pd. / NIDN. 0029107005
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
APRIL / 2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN DAFTAR ISI ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Permasalahan 1
B. Perumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 4
BAB II TINJAUAN TEORI 5
A. Teori Kuantitas Uang 5
1. Pendekatan Cambridge 6
B. Evolusi dan Perkembangan Sistem Pembayaran 6 C. Transaksi Keuangan di Indonesia 9
1. Sistem Pembayaran 9 a. Kebijakan 10 b. Kelembagaan 10 c. Instrument Pembayaran 11 d. Mekanisme Operasional 11 e. Infrastruktur Teknis 11
D. Sistem Pembayaran Elektronik (Electronic Payment System) 12
E. Roadmap Penelitian 14
F. Kerangka Pemikiran 14
G. Hipotesis Penelitian 15
BAB III METODE PENELITIAN 16
A. Desain Penelitian 16
B. Definisi Operasional Variabel 16
C. Model Penelitian 17
1. Error Correction Model (ECM) 18
2. Uji Akar Unit 18
3. Uji Kointegrasi 19
4. Uji Kebaikan ECM 19
a. Uji Heteroskedastisitas 20
b. Uji Autokorelasi 20
c. Uji Normalitas 20
BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN 22
A. Anggaran Biaya 22
B. Jadwal Penelitian 23
C. Susunan Tim Pelaksana 23
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana pengaruh transaksi non-tunai (cash-less transaction) yang dinyatakan dengan penggunaan kartu pembayaran elektronik, dalam hal ini kartu kredit, kartu debit, dan kartu ATM maupun transaksi antar bank, terhadap permintaan uang (money demand) dalam perekonomian Indonesia.
Upaya peningkatan penggunaan pembayaran non tunai yang dipersiapkan Bank Indonesia menuju cash-less society tidak lain adalah upaya untuk mewujudkan sistem pembayaran yang efektif dan efisien. Harus diakui pengembangan cash-less society saat ini masih menghadapi kendala karena memegang uang adalah kebiasaan atau budaya dari masyarakat Indonesia. Dengan demikian harus ada pensubstitusian transaksi non tunai terhadap transaksi tunai. Berdasarkan data perkembangan penggunaan APMK dan nilai transaksi non tunai lainnya maka penulis ingin menganalisis pengaruh penggunaan kartu pembayaran elektronik di Indonesia.
Jenis data yang digunakan adalah data time series bulanan dari tahun 2008:1 sampai 2012:12. Seluruh data adalah data sekunder yang diperoleh dari Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran, Bank Indonesia. Variabel-variabel yang digunakan adalah jumlah pemegang kartu kredit, jumlah pemegang kartu debit, jumlah mesin ATM, nilai transaksi APMK, dan nilai transaksi kliring. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah estimasi terhadap pengaruh transaksi non tunai terhadap permintaan uang pada jangka panjang dilakukan dengan menggunakan uji kointegrasi Engel Granger. Sedangkan estimasi transaksi non tunai Indonesia dinamis (jangka pendek) menggunakan error correction model (ECM). Penggunaan ECM dikarenakan metode ini mampu menggabungkan efek jangka panjang dan efek jangka pendek.
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
Pembangunan ekonomi nasional yang berhasil di Indonesia memerlukan berbagai prasyarat, salah satunya adalah keterlibatan sektor moneter dan perbankan. Perkembangan sektor perbankan biasanya sejalan dengan kemajuan teknologi. Electronic payment system merupakan penerapan teknologi pada system pembayaran agar aktifitas perbankan lebih cepat, tepat, akurat yang akhirnya akan meningkatkan produktifitas perbankan. Sebelumnya sistem pembayaran yang lazim digunakan adalah paper based payment, yang merupakan sistem pembayaran yang dilakukan secara manual dimana pembayar dan penerima bertransaksi secara langsung, contohnya cek dan giro. Sistem pembayaran ini pun berkembang menjadi electronic payment system, dimana sistem pembayaran elektronik ini memanfaatkan teknologi dalam bertransaksi, misalnya kartu debet dan kartu kredit. (Warjiyo, 2006)
Sistem pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme yang dipakai untuk melaksanakan pemindahan dana pada kegiatan perekonomian (Bank Indonesia, 2011). Sistem pembayaran terdiri dari beberapa komponen antara lain adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir (settlement) (Bank Indonesia, 2006). Sistem pembayaran Indonesia selalu mengikuti kemajuan teknologi yang berkembang di negara-negara lain. Menurut Bank Indonesia Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) adalah seluruh instrumen sistem pembayaran yang pada umumnya berbasis kartu antara lain: kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM), kartu kredit, kartu debet, serta jenis kartu lain yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran seperti kartu smart, e-wallet, serta beberapa alat pembayaran lain yang dapat dipersamakan dengan kartu, dimana untuk menggunakan kartu-kartu tersebut masyarakat harus mampu dan bersedia untuk mengadopsi teknologi tersebut (Mantel, 2000).
Teknologi dari sistem pembayaran ini pun menuju ke arah yang semakin efisien. Efesiensi dari sistem pembayaran dapat diukur dari tingkat keakuratan, ketepatan dan kecepatannya. Kebutuhan dari sistem pembayaran pun semakin meningkat, dimana saat ini
keefisienan sistem pembayaran merupakan faktor utama dari kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat dan para pengusaha. Dengan sistem pembayaran yang efisien, transaksi yang terjadi di dalam dunia bisnis pun menjadi lebih mudah. Sekarang ini sistem pembayaran yang dianggap paling efisien adalah sistem pembayaran elektronik, dimana transaksi dilakukan tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar dan tanpa harus dilakukannya tatap muka dari para penjual dan pembeli. Electronic payment system atau sistem pembayaran elektronik telah menjadi pilihan bagi transaksi yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Penggunaannya pun telah meluas dari kegiatan ekonomi dengan volume yang kecil ke kegiatan ekonomi atau transaksi yang memiliki volume besar diantara perusahaan-perusahaan besar di Indonesia.(Muttaqin, 2006) Dalam bisnis perdagangan, perusahaan-perusahaan dari berbagai sektor mengkaji berbagai kemungkinan yang ditawarkan oleh sistem-sistem pembayaran online melalui internet. Jenis transaksi dalam perekonomian terdiri dari transaksi tunai dan non tunai. Informasi mengenai jumlah maupun nilai transaksi tunai yang aktual dalam sebuah negara sulit diukur. Namun demikian, data transaksi tunai ini dapat diperoleh melalui proksi nilai dengan memanfaatkan informasi jumlah uang beredar dan transaksi non tunai. Penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa perkembangan inovasi sistem pembayaran, dalam hal ini penggunaan kartu kredit, kartu debit, dan kartu ATM, mempengaruhi jumlah permintaan uang tunai, yang menurut Snellman, Vesala, dan Humphrey (2000) mampu mempengaruhi penerimaan seigniorage bank sentral dan pemerintah.
Kemampuan transaksi non tunai mensubstitusi transaksi tunai dapat dijadikan gambaran bagaimana proporsi penggunaan transaksi non tunai di masa yang akan datang. Upaya peningkatan penggunaan pembayaran non tunai yang dipersiapkan Bank Indonesia menuju cash-less society tidak lain adalah upaya untuk mewujudkan sistem pembayaran yang efektif dan efisien. Harus diakui pengembangan cash-less society saat ini masih menghadapi kendala karena memegang uang adalah kebiasaan atau budaya dari masyarakat Indonesia. Dengan demikian untuk mencapai sistem pembayaran yang dimaksud harus ada pensubstitusian transaksi non tunai terhadap transaksi tunai. Berdasarkan data perkembangan penggunaan APMK dan nilai transaksi non tunai lainnya maka penulis ingin menganalisis pengaruh penggunaan kartu pembayaran elektronik dan daya substitusi transaksi non tunai elektronik terhadap transaksi tunai di Indonesia.
Sistem pembayaran yang mekanisme transaksinya dilakukan dengan cara pemindahan dana antar rekening bank dapat dilakukan dengan menggunakan alat elektronik dan juga jaringan internet. Beberapa contoh transaksi ini adalah transfer bank, internet-banking,
sms-banking dan juga phone-sms-banking. Dalam bisnis perdagangan, perusahaan-perusahaan dari
berbagai sektor mengkaji berbagai kemungkinan yang ditawarkan oleh sistem-sistem pembayaran online melalui internet.
Pelaksanaan transaksi dengan sistem elektronik ini selain telah digunakan untuk kegiatan perdagangan internasional oleh perusahaan-perusahaan besar, sistem ini pun telah banyak digunakan oleh kegiatan ekonomi dalam negeri khususnya perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang retail (eceran). Gary dan James (2000) mengemukakan dalam bukunya bahwa penggunaan sistem ini dalam penjualan eceran mempermudah baik penjual maupun pembeli dalam bertransaksi, dimana penjual akan dikenakan tagihan 1,5 atau 3 persen dari nilai transaksi. Sistem pembayaran elektronik ini lebih murah daripada menggunakan sistem pembayaran lainnya. Sedangkan penelitian Grant (1983) mengatakan bahwa bagi perusahaan retail penggunaan sistem pembayaran ini tidak menghasilkan penghematan yang cukup berarti, namun peningkatan penjualan semenjak pemasangan sistem pembayaran elektronik ini mengakibatkan secara keseluruhan perusahaan retail mendapatkan keuntungan.
Dunia perbankan merupakan sumber inovasi dan salah satu sektor ekonomi yang merasakan manfaat terbesar dari munculnya sistem pembayaran baru ini. Perkembangan ini telah memacu praktisi perbankan untuk mengembangkan sistem pelayanan kepada nasabah yang lebih efektif dan efisien. Kemajuan teknologi informasi telah berhasil membuat
Automatic Teller Machine (ATM) dan portable computer menggantikan fisik kantor bank
yang mahal. Kini dari perangkat elektronik itu dapat dilakukan kegiatan perbankan, mulai dari melihat saldo, mencetak statement rekening koran, transfer dana domestik maupun valas, juga transaksi letter of credit. Perbankan menuju arah tanpa bentuk (virtual reality banking) (Sukardi, 1997).
B. RUMUSAN MASALAH
Perekonomian di berbagai negara kini sedang mencari sistem pembayaran yang ideal dan aman. Sistem pembayaran yang dianggap baik saat ini adalah sistem pembayaran
elektronik. Sistem pembayaran elektronik di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sekarang ini telah berkembang cukup pesat. Menurut Global Insight (2003), pengadopsian sistem pembayaran elektronik akan meningkatkan penjualan barang dan jasa, menurunkan penghalang langsung terhadap kredit dan likuiditas uang, serta menurunkan penghalang geografis dalam perdagangan dan transaksi perekonomian.
Beberapa permasalahan yang akan penulis garis bawahi dalam penelitian ini adalah bagaimana transaksi non-tunai (cash-less transaction) dalam penggunaan APMK (Alat Pembayaran Menggunakan Kartu) seperti ATM, Kartu Kredit, Kartu Debet dan nilai transaksi dengan APMK dan nilai transaksi kliring mempengaruhi permintaan uang (money demand) dalam perekonomian Indonesia baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga akan mencapai tingkat efisiensi yang lebih baik dari transaksi-transaksi non-tunai tersebut.
C. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh transaksi pembayaran non-tunai (cash-less transaction) terhadap permintaan uang (money demand) dalam perekonomian Indonesia. Penelitian ini hendak mengetahui pengaruh beberapa variable yang diproksi sebagai transaksi non-tunai seperti jumlah ATM, jumlah pemegang kartu kredit, jumlah pemegang kartu debet, nilai transaksi dengan APMK, dan nilai tranksaksi kliring dalam mempengaruhi permintaan uang di Indonesia.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. TEORI KUANTITAS UANG
Teori kuantitas uang membawa pengkajian yang lebih proporsional terhadap konsep permintaan uang dalam perekonomian. Teori ini masih termasuk dalam teori ekonomi klasik dan dikembangkan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan oleh Irving Fisher serta pendekatan Cambridge (cash balance approach) yang dikembangkan oleh A. C. Pigou. Earlier dan Fisher menginisiasi konsep money holdings yang menjadi bagian formal dalam teori ekonomi. Pendekatan lebih memfokuskan pada pendekatan institusional. Fisher menemukan konsep velocity of money, tingkat kecepatan perputaran uang, yang menghubungkan kuantitas uang (M) dengan total barang dan jasa yang dibelanjakan (P x Y), dengan persamaan.
dengan mengalikan kedua persamaan dengan parameter M, maka didapatkan persamaan pertukaran (equation of exchange) berikut ini
Dari persamaan di atas, V (velocity of money), didefinisikan sebagai jumlah rata-rata waktu yang dihabiskan untuk membelanjakan komoditi barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian (Mishkin, 2001). Persamaan ini tidak cukup baik menggambarkan keadaan keseimbangan. Keberadaan uang hanyalah untuk memfasilitasi transaksi dan tidak memiliki kegunaan intrinsik.
Parameter velocity of money ditetapkan secara institusional yang mengatur masyarakat dalam perekonomian. Misalkan, menggunakan kartu kredit, berarti masyarakat membelanjakan uang lebih kecil daripada barang yang didapatkannya (M↓relatif terhadap PY) dan tingkat V akan meningkat. Parameter V akan menyesuaikan dengan lambat seiring perubahan institusional dan perubahan teknologi, dalam jangka pendek relatif konstan.
1. Pendekatan Cambridge.
Pendekatan Cambridge terlahir sebagai alternatif dalam teori kuantitas uang yang menghubungkannya dengan pendapatan nominal. Pendekatan ini menekankan pentingnya permintaan uang dalam menggambarkan pengaruh money supply dalam tingkat harga (Sriram, 1999). Disamping menganalisis permintaan uang secara institusional, ekonom Cambridge lebih dalam menganalisis bagaimana individu memegang uang daripada keseimbangan pasar (Mishkin, 2001). Tingkat kesejahteraan masyarakat mempengaruhi permintaan uang. Uang dalam pendekatan ini tidak saja berfungsi sebagai alat pertukaran, melainkan sebagai penyimpan nilai. Para ekonom seperti A. C. Pigou dan Alfred Marshall memformulasikan pendekatan ini melalui persamaan
dimana M d
= permintaan uang, P = tingkat harga, Y = tingkat pendapatan, dan k = konstanta.
Berdasarkan persamaan di atas dapat dijelaskan dua hal sebagai berikut yaitu 1. Ekonom yang menganut pendekatan Cambridge sependapat dengan pendekatan Fisher bahwa tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap money demand dalam jangka pendek (Mishkin, 2001). 2. Sesuai dengan asumsinya, parameter k, sebagaimana ditunjukkan dalam persamaan di atas dapat berfluktuasi seiring dengan perilaku masyarakat dalam menggunakan uang untuk menyimpan kekayaan. Perilaku masyarakat ini juga dipengaruhi oleh penerimaan yang diharapkan dari penggunaan penyimpan kekayaan lain seperti saham dan obligasi (Sriram, 1999).
B. EVOLUSI DAN PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
Transaksi ekonomi telah mengalami banyak perubahan baik dalam kegiatan transaksinya maupun faktor-faktor pendukung kegiatan transaksinya. Perubahan ini telah terjadi hampir berabad-abad lamanya. Dapat dikatakan bahwa sistem pembayarannya pun telah mengalami evolusi. Dalam perekonomian masyarakat yang masih terbelakang, transaksi ekonomi mereka dilakukan dengan cara barter. Transaksi barter inilah yang kemudian berkembang menjadi sebuah sistem yang dinamakan sistem pembayaran. Karena barter menghadapi masalah kesetaraan nilai, maka dipergunakanlah commodity money berupa emas atau perak serta koin. Masalah ini muncul setelah adanya kesadaran masyarakat
bahwa transaksi akan semakin efektif dan efisien apabila masyarakat mempergunakan “sesuatu” yang digunakan sebagai alat pembayaran. Karena emas dan perak tidak praktis, maka evolusi ini berlanjut dengan penggunaan uang fiat (uang kepercayaan). Uang fiat adalah uang kertas yang diumumkan oleh pemerintah sebagai alat transaksi (Miskhin, 2001). Pembayaran sistem barter, commodity money, serta uang fiat dapat dikelompokkan menjadi sistem pembayaran tunai. Sistem pembayaran ini merupakan sistem pembayaran yang paling sederhana, dan paling banyak digunakan untuk sebagian besar transaksi dalam perekonomian, terutama di negara-negara berkembang. Sebab, dalam sistem pembayaran tunai dana dapat dengan mudah ditransferkan secara instan tanpa adanya biaya lain seperti waktu dan transaksi (Listfield dan Montes-Negret, 1994).
Dalam kasus perekonomian Indonesia, untuk menjaga kualitas uang yang beredar di masyarakat, Bank Indonesia mengeluarkan beberapa kebijakan. Kebijakan yang diambil tersebut adalah pengeluaran dan pengedaran uang emisi baru, serta melanjutkan program
public education mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah (Bank Indonesia, 2006). Beberapa
standar fisik keaslian uang kartal (fiat) untuk menjaga dari penyalahgunaan dan pemalsuan diantaranya adalah ukuran, bahan, warna kertas yang unik, denominasi uang, serta pengaman (tinta khusus, watermark, benang pengaman, gambar tembus pandang, microtext, dan lain-lain).
Setelah penggunaan uang fiat semakin meluas, bukan berarti evolusi ini telah berhenti. Penggunaan uang kertas ini juga menyimpan berbagai biaya, dari keamanan, biaya transportasi, hingga biaya transaksi (pengenaan tarif dalam transaksi). Uang fiat hanya bisa digunakan sebagai alat transaksi sepanjang adanya kepercayaan kepada lembaga yang berwenang mengeluarkannya dan pencetakannya sudah dalam tahap sukar untuk dipalsukan (Miskhin, 2001).
Oleh karena itu, pengembangan sistem pembayaran berlanjut dengan penggunaan cek. Alat pembayaran ini sempat meluas penggunaannya terutama di Amerika Serikat. Namun, seperti uang fiat ternyata penggunaan cek juga membutuhkan biaya. Beberapa jenis cek hanya bisa dicairkan dalam jangka waktu tertentu. Penggunaan cek juga memerlukan keterlibatan satu atau lebih bank, yaitu transfer dana deposito dari rekening bank pihak pembayar ke rekening bank penerima pembayaran. Dalam sistem pembayaran non tunai seperti cek, jumlah nominal dana yang ditransaksikan harus secara spesifik ditulis, begitupun
juga nama pihak pembayar dan penerima pembayaran. Tidak seperti sistem pembayaran tunai, dalam penggunaan cek terjadi dua proses, yaitu aliran cek secara fisik, serta transfer dana yang digunakan dalam transaksi tersebut (Listfield dan Montes-Negret, 1994). Kedua proses ini membutuhkan biaya waktu dan transportasi, karena cek bersifat front-office
payments, yang hanya bisa dicairkan di kantor bank yang bersangkutan.
Berdasarkan hambatan biaya tersebut maka evolusi ini berlanjut hingga dikembangkannya sistem pembayaran yang berdasarkan elektronik. Perkembangan ini ditunjang pula dengan kemajuan teknologi komputer yang sedemikian cepat. Secara umum, penggunaan uang fiat serta cek yang berdasarkan kertas ternyata tidak praktis, tidak nyaman untuk dipegang, dibutuhkan biaya transportasi untuk melangsungkan transaksi antara pembayar (payer) dan penerima pembayaran (payee). Sedangkan, sistem pembayaran elektronik terjadi antar bank tanpa adanya biaya pemrosesan seperti pada alat pembayaran berdasarkan kertas. Sistem pembayaran elektronik memiliki efektifitas khususnya dalam transaksi yang bervolume tinggi dengan nilai transaksi yang kecil, terutama dalam perekonomian yang sedang berkembang yang memiliki akses teknologi yang terbatas (Listfield dan Montes-Negret, 1994).
Pada dekade 1970-an dan 1980-an elektronifikasi dalam sistem pembayaran mulai berkembang. Alat pembayaran yang menggunakan kartu memudahkan masyarakat bertransaksi langsung di tempat penjualan (point of sale, POS) menjadi fenomena. Varian pertama dari alat pembayaran ini yang mulai dikenal masyarakat adalah kartu kredit. Berawal dari kajian pemasaran yang cukup mendalam pada tahun 1958, Bank Of America mengenalkan kartu kredit (Global Insight, 2003). Untuk kepentingan ekspansi bisnis maka para penerbit Bank Americards mendirikan Visa pada tahun 1977. Penggunaan kartu kredit memungkinkan nasabah mendapatkan barang dan jasa secara kredit, dan melunasinya dengan cek atau rekeningnya yang berada pada bank pemegang lisensi penerbit kartu kredit tersebut (Visa, Mastercard, dan lainnya). Perkembangan ini terus berlanjut dengan penemuan varian-varian alat pembayaran elektronik lain seperti kartu debet, smart cards, internet banking, dan lainnya.
C. TRANSAKSI KEUANGAN DI INDONESIA
Transaksi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai persetujuan jual beli (dalam perdagangan) antara dua pihak; atau pelunasan (pemberesan) pembayaran (seperti dalam bank). Sedangkan berdasarkan Pasal 1 Angka 3 UU No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, transaksi adalah seluruh kegiatan yang menimbulkan hak dan/atau kewajiban atau menyebabkan timbulnya hubungan hukum antara dua pihak atau lebih. Selanjutnya pada Angka 4 Pasal yang sama, yang dimaksud dengan transaksi keuangan adalah: Transaksi untuk melakukan atau menerima penempatan, penyetoran, penarikan, pemindahbukuan, pentransferan, pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan, dan/atau penukaran atas sejumlah uang atau tindakan dan/atau kegiatan lain yang berhubungan dengan uang.
1. Sistem Pembayaran
Berbicara mengenai transaksi tentunya tidak terlepas dari sistem pembayaran, yang oleh Pasal 1 Angka 6 UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, dikonsepsikan sebagai suatu sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme, yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi.
Kondisi serta perilaku masyarakat untuk memegang uang terkait dengan sistem pembayaran yang dianut dalam perekonomiannya. Mereka akan lebih memilih alat pembayaran yang paling murah biayanya dan paling nyaman digunakan. Carl Menger dalam Global Insight (2003) mengungkapkan bahwa nilai-nilai subjektif juga berperan dalam sistem pembayaran tidak hanya tergantung pada karakteristik objektifnya. Meskipun terdapat berbagai redaksi yang berbeda, definisi mengenai sistem pembayaran dari berbagai ekonom memiliki makna yang sama. Menurut Listfield dan Montes-Negret (1994), sistem pembayaran adalah prosedur, peraturan, standar, serta instrumen yang digunakan untuk pertukaran nilai keuangan (financial value) antara dua pihak yang terlibat untuk melepaskan diri dari kewajiban. Sementara itu, Mishkin (2001) mengungkapkan secara sederhana bahwa sistem pembayaran adalah metode untuk mengatur transaksi dalam perekonomian.
Sistem pembayaran terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait satu dengan yang lain, yaitu:
a. Kebijakan
Komponen kebijakan dalam sistem pembayaran memberikan dasar
pengembangan sistem pembayaran di suatu negara. Kebijakan sistem pembayaran biasanya tercermin dalam berbagai peraturan dan ketentuan. Kebijakan sistem pembayaran di berbagai Negara sangat bervariasi, mengingat masing-masing Negara mempunyai sejarah, karakteristik, dan kebutuhan akan sistem pembayaran yang berbeda-beda. Pada umumnya, kebijakan yang berkaitan dengan sistem pembayaran ditetapkan oleh bank sentral masing-masing negara. Hal ini dikarenakan adanya keterkaitan yang erat antara kebijakan-kebijakan di bidang sistem pembayaran dengan sistem moneter dan sistem perbankan. Adapun kebijakan sistem pembayaran yang ditetapkan Bank Indonesia dalam menjalankan tugasnya mengacu pada empat prinsip: keamanan, efisiensi, kesetaraan akses dan perlindungan konsumen
b. Kelembagaan
Kelembagaan dalam sistem pembayaran meliputi berbagai lembaga yang secara langsung maupun tidak langsung berperan dalam penyelenggaraan system pembayaran. Secara umum, lembaga-lembaga yang terlibat dalam sistem pembayaran meliputi: bank sentral, bank-bank dan lembaga kliring, pasar modal, penyedia jasa jaringan komunikasi, dan penerbit kartu kredit. Masing-masing lembaga tersebut mempunyai peran dan tanggung jawab yang berbeda dalam sistem pembayaran. Secara umum peran Bank Sentral dalam sistem pembayaran bisa sebagai operator, regulator, dan supervisor. Meskipun demikian ada juga bank sentral yang hanya berperan sebagai regulator dan supervisor.
Berikut detail bagan kelembagaan sistem pembayaran di Indonesia.
No Lembaga Peran
1 Bank Sentral Regulator, operator, pengguna
2 Otoritas lain (OJK,
Kemenkeu)
Regulasi lainnya
3 Perbankan Operator dan anggota sistem
pembayaran
4 IKNB Operator dan anggota sistem
pembayaran
5 Global/Domestic system
operator/principal
Operator
7 Operator mobile phone Provide payment
service/provider of store value facilities
8 Perusahaan lain Provider of store value
facilities
c. Instrumen Pembayaran
Instrumen/alat pembayaran merupakan media yang digunakan dalam pembayaran. Instrumen pembayaran saat ini dapat diklasifikasikan atas tunai dan non-tunai. Instrumen pembayaran tunai adalah uang kartal yang terdiri dari uang kertas dan uang logam yang sudah kita kenal selama ini. Sementara instrumen pembayaran non-tunai, dapat dibagi lagi atas alat pembayaran nontunai dengan media kertas atau lazim disebut paperbased
instrument, seperti: cek, bilyet giro, wesel, dan lain-lain serta alat pembayaran non-tunai
dengan media kartu atau lazim disebut card-based instrument seperti kartu kredit, kartu debit, kartu ATM dan lain-lain. Dengan semakin berkembangnya teknologi, saat ini mulai dikembangkan pula berbagai alat pembayaran yang menggunakan teknologi
microchips yang dikenal dengan electronic money (e-money).
d. Mekanisme Operasional
Dalam sistem pembayaran diperlukan suatu mekanisme operasional untuk melakukan perpindahan dana dari satu pihak ke pihak lainnya. Mekanisme operasional ini idealnya harus dapat menjamin kelancaran dan keamanan perpindahan dana, serta kepastian penerimaan dana oleh pihak penerima. Sebagai contoh, mekanisme operasional yang ada saat ini antara lain adalah kliring, transfer dana via RTGS, dan lain-lain.
e. Infrastruktur teknis
Infrastruktur teknis meliputi berbagai komponen teknis yang diperlukan untuk memproses dan melakukan perpindahan dana, standar-standar seperti message format, sistem jaringan komputer, komunikasi, perangkat keras dan lunak, sistem back-up,
disaster recovery plan, dan lain-lain. Keberadaan infrastruktur teknis ini sangat
menunjang kelancaran penyelenggaraan suatu system pembayaran. Seiring dengan berkembangnya teknologi hardware, software dan komunikasi, saat ini tersedia berbagai pilihan infrastruktur teknis di bidang sistem pembayaran yang menawarkan berbagai keunggulan baik dari segi kecepatan maupun keamanan. Pilihan atas infrastruktur ini
tergantung pada kebutuhan dan kebijakan masingmasing negara dalam pengembangan sistem pembayaran nasionalnya. Pilihan ini tentunya mempunyai implikasi terhadap investasi yang harus dikeluarkan, di mana semakin tinggi teknologi yang digunakan diperlukan investasi yang semakin besar pula.
D. SISTEM PEMBAYARAN ELEKTRONIK (Electronic Payment System)
Electronic Payment System dapat didefinisikan sebagai layanan perbankan modern
dengan memanfaatkan teknologi yang dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akhirnya akan meningkatkan produktifitas (Wardiana, 2002). Kartu pembayaran elektronik terdiri dari kartu kredit (credit card), charge card, kartu debet (debet card), dan cash card. Ada perbedaan signifikan antara kartu-kartu tersebut, baik fungsi maupun konsekuensi penggunaannya. Kartu kredit merupakan salah satu alat pembayaran dengan cara kredit konsumen dapat berbelanja meskipun pada saat itu tidak mempunyai uang. Prinsipnya, konsumen berbelanja dengan cara utang. Lebih dari itu, konsumen diperkenankan membayar utang itu dengan mencicil sejumlah minimum tertentu dari total transaksi. Jumlah pembayaran minimum itu biasanya sebesar 10-20 persen dari saldo tagihan. Tetapi, konsekuensinya terhadap sisa kredit yang belum dilunasi akan dikenakan bunga yang besarnya tergantung pada bank penerbit kartu (issuer). Umumnya tingkat bunga kartu kredit saat ini berkisar antara 3-4 persen per bulan. Selain mesti membayar bunga, jika terlambat membayar konsumen juga akan dikenai denda keterlambatan (late charge).
Berbeda dengan charge card, bila pembayaran utang kartu kredit bisa dicicil, hal itu tidak berlaku bagi charge card. Setiap bulannya konsumen harus membayar penuh semua transaksi yang telah dilakukan dengan menggunakan charge card. Jika tidak dapat membayar penuh, konsumen akan dikenakan denda keterlambatan sebesar persentase tertentu. Tetapi pengguna charge card tidak dikenakan bunga apa pun. Cash card adalah kartu untuk menarik uang tunai baik langsung melalui teller bank atau melalui Anjungan Tunai Mandiri dan belakangan ini juga sudah dapat dipergunakan pada toko-toko tertentu. Kartu plastik jenis ini pada dasarnya bukanlah alat pembayaran melainkan hanya mempermudah nasabah agar tidak perlu membawa uang terlalu banyak.
Sementara itu kartu debet merupakan alat pembayaran, seperti juga kartu kredit dan
mensyaratkan pemiliknya memiliki rekening di bank. Ketika pemilik berbelanja dengan menggunakan kartu debet, maka simpanan dalam rekeningnya akan terdebet otomatis sebesar nilai transaksi yang ia lakukan. Dengan kata lain, kartu debet juga kerap didefinisikan sebagai pembayaran tunai tanpa perlu membawa uang tunai. Saat ini ada dua jenis kartu debet. Pertama, kartu debet yang mengharuskan pemiliknya menggunakan personal
identification number (PIN) ketika bertransaksi. Jadi, misalnya pemilik berbelanja di sebuah
toko dengan menggunakan kartu debet, maka untuk dapat mendebet rekeningnya, terlebih dahulu ia harus memasukkan PIN dan baru kemudian pendebetan bisa dilakukan. Kedua, kartu debet yang mekanisme penggunaannya mirip seperti menggunakan kartu kredit. Artinya, pemilik cukup menyerahkan kartu debetnya kepada pramuniaga dan ia menggesekkannya pada alat elektronik yang on-line dengan bank. Pada saat itu juga rekening pemilik bisa dikurangi sebesar nilai transaksi yang dilakukan. Hal ini bisa terjadi, karena di kartu debet pemilik ada semacam sistem magnet sebagai alat verifikasi (Masassya, 2001).
E. ROADMAP PENELITIAN
Beberapa penelitian mengenai pengaruh transaksi non-tunai dilakukan oleh banyak kalangan. Warjiyo (2006) menganalisis pengaruh pembayaran non-tunai terhadap permintaan uang M1 di Indonesia. Peneliti ini memakai dua pendekatan sebagai indikator pembayaran non-tunai, rasio konsumsi masyarakat dengan uang kartal (CP/CUR) serta rasio konsumsi masyarakat dengan ATM(CP/ATM). Dari kedua indikator tersebut menunjukkan hasil yang sama, dimana pembayaran non-tunai mengurangi permintaan untuk M1. Berdasarkan hasil survey terhadap empat ribu orang yang menjadi nasabah di bank-bank Austria pada periode 1997-2002, Stix (2002) berkesimpulan bahwa pembayaran dengan kartu kredit, ATM, kecuali electronic purse payments secara signifikan berpengaruh terhadap permintaan jumlah uang tunai yang dipegang masyarakat, dan tidak berpengaruh terhadap jumlah uang yang beredar. Hasil estimasinya menunjukkan bahwa seseorang yang selalu menggunakan kartu debit dan ATM untuk transaksi permintaan uang tunainya berturut-turut lebih kecil 20 persen dan 18 persen dibandingkan kelompok orang yang lain. Sementara itu seseorang yang selalu menarik dananya di bank (withdraw) dan melakukan pembayaran secara elektronis memiliki memiliki uang tunai 30 persen lebih kecil daripada kelompok orang yang lain.
Sementara itu kajian yang lebih menarik dilakukan oleh Humphrey et al (2001). Di negara Norwegia dalam periode 1989 hingga 1995, 60 persen sistem pembayarannya telah
beralih menjadi berbasis elektronik. Sedangkan, sistem pembayaran elektronis hanya mencakup 23 persen dari sistem pembayaran non tunai Amerika Serikat. Hasil ini menggambarkan substitusi alat pembayaran di Eropa lebih cepat daripada di Amerika.
Selanjutnya, Snellman dan Vesalla (1999) menggunakan kurva Gompertz S untuk mengkaji elektronifikasi dan substitusi antara pembayaran tunai dan non-tunai di Finlandia. Namun, berdasarkan penelitian mereka dipekirakan bahwa substitusi pembayaran di negara itu mulai mengalami penurunan (mature). Disebutkan pula bahwa di negara tersebut 60 persen dari keseluruhan transaksi perekonomian masih menggunakan uang tunai (cash).
F. KERANGKA PEMIKIRAN
LATAR BELAKANG
PERUMUSAN MASALAH
MODEL PERMINTAAN UANG HIPOTESIS
JUMLAH ATM VARIABEL-VARIABEL EKSOGEN JUMLAH PEMEGANG KARTU KREDIT JUMLAH PEMEGANG KARTU DEBIT NILAI TRANSAKSI KLIRING PERMINTAAN UANG RILL PEREKONOMIAN EFISIEN NILAI TRANSAKSI APMK TINJAUAN TEORI
G. HIPOTESIS PENELITIAN
Dari tinjauan teori dan roadmap penelitian terdahulu, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
1. Transaksi non tunai yang diproksi dengan penggunaan APMK dalam jangka panjang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan uang.
2. Nilai transaksi non tunai dalam jangka pendek berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan uang.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Pendekatan yang diambil adalah pendekatan kuantitatif. Pengambilan keputusan tersebut didasarkan pada hasil analisis yang dilakukan berdasarkan kajian teori dan ekonometrika. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data
Jenis data yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari Bank Indonesia. Data yang digunakan adalah data time series bulanan dengan sampel waktu dari 2008:1 sampai 2012:12. Penggunaan data pada periode ini
diharapkan dapat membantu dalam mencapai tujuan penelitian.
B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan variable yang menjelaskan transaksi non tunai di Indonesia, variable-variabel tersebut adalah sebagai berikut:
1. Permintaan uang adalah M0 yaitu uang kartal yang eredar di masyarakat yang dikatakan sebagai permintaan tunai (cash demand).
2. Jumlah ATM adalah jumlah ATM yang ada di Indonesia yang dimiliki oleh Bank Swasta dan Pemerintah maupun pihak ketiga.
3. Jumlah pemegang kartu kredit adalah jumlah nasabah pemegang kartu kredit perbankan. 4. Jumlah pemegang kartu debet adalah jumlah nasabah pemegang kartu kredit perbankan. 5. Nilai transaksi APMK adalah jumlah nilai traksaksi yang menggunakan alat pembayaran
menggunakan kartu.
6. Nilai transaksi kliring adalah jumlah nilai transaksi kliring antar bank yang tercatat dalam RTGS (real time gross settlement system) Bank Indonesia
C. MODEL PENELITIAN
Model yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari model Yilmazkuday (2006) dalam penelitiannya yang berjudul The Effects of Credit and Debit Cards on the Money
Demand of a Small Open Economy dengan sedikit modifikasi. Untuk menganalisis pengaruh
penggunaan kartu pembayaran elektronik sebagai proksi dari transaksi non-tunai (less-cash
transaction) terhadap permintaan uang, dalam jangka pendek model persamaannya dapat
dirumuskan sebagai berikut:
ln∑MD
t = α1ln∑ATMt + α2ln∑KKt + α4ln∑KDt + α5ln∑NAPMK t+ α5ln∑NTKL +
ɛ
t(-1) + vt
Dimana :
lnMD : logaritma natural jumlah permintaan uang ln∑ATM : logaritma natural dari jumlah ATM,
ln∑KK : logaritma natural dari jumlah pemegang kartu kredit, ln∑KD : logaritma natural dari jumlah pemegang kartu debet, ln∑NAPMK : logaritma natural dari nilai transaksi APMK, ln∑NTKL : logaritma natural nilai transaksi kliring
t : waktu, time series
ɛt : Error Correction Term
Adapun beberapa tahapan analisis yang dilakukan ialah sebagai berikut. Pertama, uji akar unit untuk mengetahui apakah data tersebut stasioner atau tidak. Ada tidaknya akar unit dapat diketahui dengan menggunakan Augmented Dickey Fuller (ADF) Test. Kedua, uji kointegrasi untuk mengetahui adanya hubungan jangka panjang dan meramalkan keseimbangannya dengan menggunakan Engle-Granger Cointegration Test. Ketiga, melakukan koreksi kesalahan (error correction) dengan menggunakan ECM untuk model yang digunakan.
D. ALAT ANALISIS
1. Error Correction Model (ECM)
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah ECM. Penggunaan ini didasari atas fakta bahwa ECM merupakan alat analisis yang paling sukses dalam mengaplikasikan penelitan permintaan uang. Selain itu, ECM adalah salah satu model dinamik yang diterapkan secara luas dalam analisis ekonomi. ECM lahir dan dikembangkan untuk mengatasi masalah perbedaan kekonsistenan hasil peramalan antara jangka pendek dengan jangka panjang dengan cara proporsi disequillibrium pada satu periode dikoreksi pada periode selanjutnya sehingga tidak ada informasi yang dihilangkan hingga penggunaan untuk peramalan jangka panjang (Thomas, 1997).
Adapun pertimbangan utama penggunaan ECM dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Model ini mampu mencari pemecahan terhadap persoalan variabel runtun waktu (time
series) yang tidak stasioner dan regresi lancung (spurious regression) dalam
ekonometri (Thomas, 1997).
2. ECM mampu meliputi banyak variabel dalam menganalisis fenomena ekonomi jangka pendek maupun jangka panjang, serta mampu mengkaji konsistensi model empiris dengan teori ekonomi.
3. ECM melakukan formulasi pengkoreksian kesalahan dinamik hubungan jangka panjang antara jumlah uang yang diminta dengan penggunaan kartu pembayaran dalam persamaan yang menangkap variasi dan dinamika dalam jangka pendeknya.
2. Uji Akar Unit
Pengujian akar-akar unit atau unit root test sangat penting dalam analisis time
series. Pengujian ini bertujuan untuk menganalisis apakah suatu variabel stasioner atau
tidak. Jika stasioner maka tidak ada akar-akar unit, sebaliknya jika tidak stasioner maka ada akar-akar unit.
Ada beberapa perbedaan yang penting antara stasioner dan non stasioner time
series (Enders, 1995). Dampak guncangan yang terjadi pada data series yang stasioner
series yang stasioner itu akan selalu kembali kepada long-run mean dan berfluktuasi di
sekitarnya.
3. Uji Kointegrasi
Setelah melakukan pengujian akar-akar unit, penelitian dengan analisis runtut waktu dilanjutkan pada analisis kointegrasi. Kointegrasi adalah suatu hubungan jangka panjang (long term relationship) antara variabel-variabel yang tidak stasioner. Kointegrasi berarti walaupun secara individual tidak stasioner, kombinasi linier antara variabel tersebut dapat menjadi stasioner. Suatu uji kointegrasi dapat dianggap sebagai uji awal untuk menghindari regresi yang palsu (Engle-Granger dalam Thomas, 1997). Suatu sistem variabel disebut terkointegrasi jika beberapa variabel tersebut (minimal satu variabel) terintegrasi pada ordo yang sama dan berlaku kombinasi linier dari sistem variabel tersebut yang terintegrasi pada ordo nol I(0), yaitu disequillibrium error atau residual (u
t) bersifat stasioner. Hubungan kointegrasi adalah hubungan yang
menunjukkan korelasi jangka panjang antar variabel.
Uji kointegrasi Engle-Granger biasanya dilakukan pada persamaan tunggal. Metode kointegrasi Engle-Granger sebetulnya menggunakan Augmented Dickey-Fuller (ADF) Test yang terdiri dari dua tahap. Pertama, meregresi persamaan OLS kemudian mendapatkan residual dari persamaan tersebut. Kedua, dengan menggunakan metode uji ADF, akar unit dari data dites terhadap residual dengan hipotesis yang sama dengan hipotesis uji akar unit variabel-variabel sebelumnya. Jika hipotesis nol ditolak atau signifikan, maka variabel residual adalah stasioner atau dalam hal ini kombinasi linier antar variabel adalah stasioner. Artinya meskipun variabel-variabel yang digunakan tidak stasioner, namun dalam jangka panjang variabel-variabel tersebut cenderung menuju pada keseimbangan. Oleh karena itu, kombinasi linier dari variabel-variabel tersebut disebut regresi kointegrasi. Parameter-parameter yang dihasilkan dari kombinasi tersebut dapat disebut sebagai koefisien-koefisien jangka panjang atau co-integrated parameters.
4. Uji Kebaikan ECM
Untuk mengecek kebaikan dari model koreksi kesalahan perlu dilakukan
dignostic test. Uji ini sangat penting peranannya untuk mengetahui ada tidaknya
jangka pendek dinamis di Indonesia. Dalam hal ini, pengujian yang dilakukan meliputi uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, dan uji normalitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH)-LM Test dan
White Heteroscedasticity Test. Sementara itu, uji autokorelasi dilakukan dengan Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test. Sedangkan, uji normalitas dilakukan melalui Histogram-Normality Test.
a. Uji Heteroskedastisitas
Salah satu asumsi dari error-term dalam OLS adalah varians dari error-term untuk setiap pengamatan sama untuk seluruh nilai varaiabel bebas (Xi) atau homoskedastis (asumsi varians konstan). Jika asumsi ini tidak terpenuhi dalam suatu
regresi tertentu, maka dapat dikatakan error-term mengalami masalah
heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi heteroskedastisitas pada software E-views dapat dilakukan dengan uji White Heteroscedasticity atau Autoregressive Conditional
Heteroscedasticity (ARCH) test. Hipotesis yang diuji adalah (i) H
0 : tidak terdapat
heteroskedastisitas, (ii) H
1 : terdapat heteroskedastisitas. Wilayah kritik penolakan H0
adalah Probability Obs*R-squared < α.
b. Uji Autokorelasi
Sementara itu, asumsi OLS lainnya ialah nilai u antara satu persamaan bersifat bebas (tidak tergantung) pada nilai u pengamatan lainnya. Hal ini berimplikasi kovarians u dua pengamatan sama dengan nol. Jika asumsi ini tidak terpenuhi, maka dikatakan terjadi autokorelasi atau korelasi serial. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, dalam penelitian ini menggunakan Breusch-Godfrey Serial Correlation
LM test. Adapun hipotesis dalam uji ini adalah (i) H
0 : tidak terdapat autokorelasi, (ii)
H
1 : terdapat autokorelasi. Wilayah kritik penolakan H0 adalah Probability
Obs*R-squared < α.
c. Uji Normalitas
Uji ini dilakukan untuk memeriksa apakah error term mendekati distribusi normal. Hipotesis pengujiannya adalah (i) H
: error term tidak terdistribusi normal. Daerah kritis penolakan H
0 adalah Jarque Bera
(J-B) > χ 2
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
A. ANGGARAN BIAYA
No Jenis Kegiatan Volume Satuan Harga
Satuan Jumlah
I Biaya langsung Personil/Upah/Honor
1. Tim Peneliti Ketua Tim 4 OB 500.000 2.000.000 Sekretaris Tim 5 OB 400.000 2.000.000 Anggota Tim 8 OB 250.000 2.000.000 6.000.000 II Biaya Langsung Nonpersonil/Operasional 1.
Perjalanan Dinas Penjaringan Data ke BI
dan BPS
a. Tim Peneliti (3 or) dan BPS 6 oh 300.000 1.800.000 b. Sewa kendaraan untuk jumput data 2 hari 400.000 800.000
2.600.000
2. Disain model dan entri data
a. Koordinasi mendisain model 5 oh 200.000 1.000.000 b. Entri data kuantitatif 60 ok 20.000 1.200.000 c. Analisis data kuantitatif 60 ok 35.000 2.100.000 d. Koordinasi utk penys laporan 10 oh 100.000 1.000.000 d. Konsumsi koordinasi tim 20 ok 15.000 900.000
6.200.000
4. Diskusi/Seminar Proposal
a. Honor Pembahas/Nara sumber 2 OH 400.000 800.000 b. Konsumsi Persidangan 20 OH 20.000 400.000
2.200.000
5. Seminar Hasil
a. Honor Pembahas/Nara sumber 2 OH 400.000 800.000 b. Konsumsi Persidangan 20 OH 50.000 1.000.000
1.800.000
Jumlah Operasional 18.800.000
III Peralatan dan Material/Lain-lain
1. Sewa Komputer dan Printer 1 pkbl 100.000 100.000 2. ATK dan bahan habis pakai 2 pkbl 100.000 200.000 3. Penggandaan Laporan Akhir 10 Sc 50.000 500.000
No Jenis Kegiatan Volume Satuan Harga
Satuan Jumlah
Jumlah Lain-lain 1.200.000
Jumlah 20.000.000
(dua puluh juta rupiah)
B. JADWAL PENELITIAN Tahapan Tahapan Penelitian Minggu ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Pe ru m u sa n /P en d ah u lu an Persiapan Penyusunan model dan kisi-kisi data penelitian
Penyusunan model dan panduan data
mining Identifikasi sumber data Seminar proposal penelitian E k sp lorasi/ Pe n gu m p u l an d at a Pengumpulan data Pelaksanaan interview Identifikasi dan klasifikasi data Pe n golah an / Anal isi s Dat a Pengolahan data Analisis data Penulisan draft awal hasil penelitian Revisi da n Pelaporan Seminar hasil penelitian Revisi penulisan laporan penelitian Penyerahan laporan penelitian
C. SUSUNAN TIM PELAKSANA/PERSONALIA
Secara umum, pembagian tanggung jawab dibagi berdasarkan pada ke empat tahapan penelitian seperti diatas, yaitu sebagai berikut:
1. Aula Ahmad Hafidh Saiful Fikri, M. Si Bertanggung jawab atas semua aktivitas terutama tahap perumusan dan pelaporan. Pada tahap pengolahan data juga bertanggung jawab pada analisis data.
2. Tejo Nurseto, M. Pd. Bertanggung jawab pada tahap tahap survey lapangan. 3. Ngadiyono, S. Pd. Bertanggungjawab pada tahap pelaporan.
Tim utama tersebut dibantu oleh 3 orang mahasiswa yang berperan dalam membantu pelaksanaan teknis penelitian terutama dalam pengumpulan data. Secara rinci pembagian tugas dikelompokkan dalam tabel berikut ini:
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 Aula Ahmad Hafidh Saiful Fikri, M. Si.
2 Tejo Nurseto, M. Pd.
3 Ngadiyono, S. Pd.
4 Arvia Ayunthara
5 Riska Dwi Astuti
6 Hanifa Tsani Hasna
DAFTAR PUSTAKA
Yilmazkuday Hakan dan Yazgan, Mustafa Ege, 2009, Effects of Credit and Debit Cards on The Currency Demand, Applied Economics, Vol.41, No 17, pp 2115-2123.
Bank Indonesia. 2006. Data Base APMK. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran, Jakarta. _____________. 2006. Overview Sistem Pembayaran Nasional di Indonesia.
www.bi.go.id/biweb/utama/publikasi/upload/sistem-pembayaran.pdf.
Bolt, W, D. B.Humphrey dan R. Uittenbogaard. 2005. “The Effect of Trancation Pricing on the Adoption of Electronic Payments: A Cross-Country Comparison”. Working Paper Research
Department Federal Reserve Bank of Philadelphia, 05-28.
Global Insight. 2003. The Virtuous Circle: Electronic Payments and Economic Growth. Visa International & Global Insight, California.
Gujarati, D. 1997. Ekonomometrika Dasar. Zain dan Sukarno [penerjemah]. Erlangga, Jakarta. Humphrey, D B., L. B. Pulley, dan J. M. Vessala. 1996. “Cash, Paper, and Electronic Payments: A
Listfield, R. dan F. Montes-Negret. 1994. “Modernizing Payment System in Emerging Economies”.
World Bank Policy Research Working Paper, 1336.
Muttaqin, Z. 2006. Analisis Pengaruh Penggunaan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu
dan Variabel-Variabel Makroekonomi terhadap Permintaan Uang di Indonesia. [Skripsi].
Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
McAndrews, J. 2001. “A Model of ATM Pricing: Foreign Fees and Surcharge.” Federal Reserve of
Bank New York Working Paper.
Mishkin, F. S. 2001. The Economic of Money Banking, and Financial Markets. Sixth Edition. Addison Wesley Longman: Columbia University, Columbia.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/30/PBI/2004 tentang Penyelenggaraan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu.
Pasaribu, S. H. 2003. “Eviews untuk Analisis Runtut Waktu (Time Series Analysis”. Departemen Ilmu Ekonomi:Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Rinaldi, L. 2001. “Payments Cards and Money Demand in Belgium”. CES Discussion Paper
KULeuven. DPS 01.16.
Snellman, J, J. Vessala, dan D. Humphrey. 2000. “Substitution of Noncash Payment Instruments for Cash in Europe”. Bank of Finland Discussion Paper. 9/2000.
Sridawati. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Masyarakat Terhadap
Penggunaan Kartu Pembayaran Elektronik di Propinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat.
[Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Sriram, S. S. 1999. “Survey of Literature on Demand for Money: Theoritical and Empirical Work with Special Reference to Error-Correction Models”. IMF Working Paper. WP/99/64. Thomas, R. L. 1997. Modern Econometrics an Introduction. Addison Wesley Longman, England. Stix, H. 2002. “How do Debit Cards Affect Cash Demand? Survey Data Evidence”. Empirica.
31(2):93:115.
Thornton, D. L. 1983. “Why Does Velocity Matter?”. Federal Reserve Bank of St. Louis Working
Paper.
Valverde, S. C, D.B. Humphrey, dan R. Lopez del Paso. 2003. “Effects of ATM and Electronic Payments on Banking Costs: The Case Spanish Banking”. Documento de Trabajo. 177. Warjiyo, P. 2006. Non-Cash Payments and Monetary Policy Implications in Indonesia. Di dalam:
Bank Indonesia. Seminar Internasional “Toward Less Cash Society in Indonesia”; Jakarta, 17 Mei 2006 – 18 Mei 2006. Jakarta: Bank Indonesia. 91
CURRICULUM VITAE
IDENTITAS DIRI
Nama : Aula Ahmad Hafidh Saiful Fikri, M. Si Nomor Peserta :
NIP/NIK : 19751028 200501 1 002 Tempat dan Tanggal Lahir : Brebes, 28 Oktober 1975 Jenis Kelamin : Laki-laki □ Perempuan
Status Perkawinan : Kawin □ Belum Kawin □ Duda/Janda Agama : Islam
Golongan / Pangkat : IIIc/ Penata Jabatan Akademik : Lektor
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta
Alamat : Kampus Karangmalang Catur Tunggal Depok Sleman Yogyakarta 55281
Telp./Faks. : 0274-586168
Alamat Rumah : Puri Potorono Asri No. C 6, Jl. Wonosari Km. 8 Potorono Banguntapan Bantul DI Yogyakarta 55196
Telp./Faks. : 081328052329
Alamat e-mail : aoela2004@yahoo.com/aulaghina@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI
Tahun Lulus
Program pendidikan (diploma, sarjana. Magister, spesialis,
doktor)
Perguruan Tinggi Jurusan/program studi
1997 Sarjana Universitas Islam
Indonesia Manajemen 2003 Magister Universitas Gadjah Mada Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan
PELATIHAN PROFESIONAL
Tahun Jenis Pelatihan (Dalam/Luar Negeri) Penyelenggara Jangka Waktu
2011
Dalam Negeri
(Training of Trainers Technical Facilitation of Economic Instruments on Environment Management)
Kementerian Lingkungan Hidup
5 hari (14-18 Juni 2011)
2011 Dalam Negeri (Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Nasional Tahun 2011)
DP2M Ditjen Dikti Kemendiknas
4 hari (7-10 April 2011) 2011 Dalam Negeri (Workshop Pelatihan Data
Sakerti dengan Menggunakan Program
Survey Meter dan Asia Foundation
8 hari (8-15 Maret 2011)
STATA)
2010 Dalam Negeri (e-SPT Training) MUC Consulting Group dan FISE UNY
1 hari (23 Juli 2010)
2009
Dalam Negeri
(Pelatihan Penyusunan Proposal Penelitian IPTEKDA Untuk Dosen UNY
Lembaga Penelitian UNY
1 hari (29 Juli 2009)
2009
Dalam Negeri (Orientasi Pengembangan Pembimbing Kemahasiswaan (OPPEK) UNY Tahun 2009)
UNY 3 hari (23-25 Oktober 2009)
2009
International Seminar on Economic Learning and Briefing Session for Indonesian Trainers of Economic Education
Center for Economic Education (CEE)
Amerika Serikat
1 hari (18 Januari 2009)
2008 Pelatihan E-Learning UNY UPT Puskom UNY 3 hari (19-20 Februari 2008)
2007
Luar Negeri (Training of Trainers on Economic Education, Seminar D di Johannesburg Afrika Selatan)
National Council on Economic Education (NCEE) Amerika Serikat 14 hari (21 Juni-3 Juli 2007) 2007 Luar Negeri
(Training of Trainers on Economic Education, Seminar C di Durban Afrika Selatan) National Council on Economic Education (NCEE) Amerika Serikat 15 hari (18 April-2 Mei 2007) 2007 Luar Negeri
(Training of Trainers on Economic Education Seminar B di Mexico City Meksiko)
National Council on Economic Education (NCEE) Amerika Serikat 9 hari (13-21 Januari 2007)
2007 Pelatihan E-Learning UPT Puskom UNY 2 hari (25-26 Juli 2007)
2006
Luar Negeri (Training of Trainers on Economic Education, Seminar A di Bloemfontein Afrika Selatan)
National Council on Economic Education (NCEE) Amerika Serikat 9 hari (11-19 November 2006)
2006 Dalam Negeri (Pelatihan Jurnalistik Online dan Press Relation)
Universitas Negeri Yogyakarta 2 hari (20-21 September 2006) 2006
Pelatihan Pembelajaran Inovatif Dalam Mata Kuliah Ekonomi Bagi Dosen PTN/PTS Se-Jawa, Bali dan Sumatera
Ditjen Dikti Depdiknas 7 hari (23-29 Juli 2006)
2005
Dalam Negeri (Training of Trainers untuk Communicative Academic English Pada Program Penggunaan Bahasa Ilmiah
P3B UNY
14 hari (19 September – 3 Oktober 2005)
2005
Dalam Negeri (Pelatihan Program Peningkatan Ketrampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI)
P3AI UNY 9 hari (18-26 Juli 2005)
PENGALAMAN MENGAJAR
Mata Kuliah Program Pendidikan
Institusi/Jurusan/Program Studi
Sem/Tahun Akademik
Ekonomika Internasional sarjana Prodi Pendidikan Ekonomi Genap/2010-2011 Ekonomika Industri Evaluasi Proyek Ekonomika Pertanian
sarjana Prodi Pendidikan
Ekonomi Gasal/2010-2011 Ekonomika Industri
Ekonomika Internasional
sarjana Prodi Pendidikan
Ekonomi Genap/2009-2010 Evaluasi Proyek
Ekonomika Pertanian
sarjana Prodi Pendidikan
Ekonomi Gasal/2009-2010 Ekonomika Industri
Ekonomika Internasional
sarjana Prodi Pendidikan
Ekonomi Genap/2008-2009 Evaluasi Proyek
Ekonomika Pertanian
sarjana Prodi Pendidikan
Ekonomi Gasal/2008-2009 Ekonomika Industri
Ekonomika Internasional
sarjana Prodi Pendidikan
Ekonomi Genap/2007-2008 Evaluasi Proyek
Ekonomika Pertanian
sarjana Prodi Pendidikan
Ekonomi Gasal/2007-2008 Ekonomika Industri
Evaluasi Proyek
sarjana
Prodi Pend. Ekonomi
Genap/2006-2007 Pengantar Ekonomi Makro Prodi Akuntansi
Makro Ekonomi Pengantar Prodi Manajemen Ekonomika Pertanian
sarjana Prodi Pendidikan
Ekonomi Gasal/2006-2007 Ekonomika Industri
PRODUK BAHAN AJAR
Mata Kuliah Program Pendidikan Bahan Ajar (cetak/noncetak)
Sem/Tahun Akademik
Evaluasi Proyek Sarjana Non cetak 2010-2011 Ekonomika Pertanian Sarjana Non cetak 2009-2010
PENGALAMAN PENELITIAN
Tahun Judul Penelitian Ketua/Anggota Tim Sumber Dana 2013 Benefit Incidence Analysis Program
Bidikmisi di Perguruan Tinggi di Propinsi DIY
Ketua DIKTI
2012 Kajian Strategi Pembiayaan
Pendidikan Menengah Pada Jenjang Pendidikan SMA di Indonesia
Anggota DITJEN DIKMEN
2012 Kajian Strategi Pembiayaan
Pendidikan Menengah Pada Jenjang Pendidikan SMK Teknologi di Indonesia
Anggota DITJEN DIKMEN
dalam Perilaku Pembentukan Harga Komoditas Pangan dan Implikasinya Terhadap Inflasi
2010
Estimasi Anggaran Pendidikan Dasar Melalui Penghitungan Unit Cost Guna Mewujudkan Pendidikan Terjangkau di Provinsi DIY
Anggota DIPA UNY
2010
Analisis Hubungan Pengeluaran Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi dengan Menggunakan Kausalitas Granger
Ketua DIPA FISE UNY
2009
Analisis Spasial Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Manufaktur Di provinsi DIY
Ketua DIPA FISE UNY
KARYA ILMIAH
A. Buku/bab buku/jurnal
Tahun Judul Penerbit/Jurnal
2010 Liberalisasi Perdagangan dan Perspektif Ekonomi Pertanian di Indonesia
Jurnal Ekonomi dan Bisnis OPTIMUM FE UAD
Yogyakarta ISSN 1411-6022. hal 119-140 Vol 1 no 1
2006 Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Kinerja Bank di Indonesia
Jurnal Ekonomi dan Manajemen Universitas Andalas Padang, ISSN 0852-0054. Hal 23-31. Agustus-Desember 2006 Edisi XV Nomor 2
2006 Peran Pinjaman Bank terhadap Sektor riil (Pendekatan Vector Autoregressive)
Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, FISE UNY, ISSN 1829-8028. Hal 15-33. April Tahun 2006 Vol.4 nomor 1
2005 Keterkaitan Pengangguran dan Pendidikan: Potensi Sumber Daya dan Masalah
Jurnal Economia Prodi Pendidikan Ekonomi UNY, ISSN 1858-2648. Hal 41-53. Agustus 2005 Vol 6 No.1
2005 Analisis Purchasing Power Parity Indonesia Menggunakan Pendekatan Error Correction Model
Jurnal Ekonomi dan Pendidikan FISE UNY ISSN 1829-8028 hal 122-135. Vol 2 no 2
B. Makalah/Poster
Tahun Judul Penerbit/Jurnal
Tahun Judul Penerbit/Jurnal
KONFERENSI/ SEMINAR/LOKAKARYA/ SIMPOSIUM
Tahun Judul Kegiatan Penyelenggara Panitia/Peserta/Pem bicara 2011 Lokakarya Peningkatan Kinerja
Tenaga Akademik FISE UNY Peserta
2011
Sarasehan Kehidupan
Keberagamaan dalam Perspektif Kehidupan Ekonomi Umat
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)
Kabupaten Brebes
Pembicara
2011
Pelatihan Model Pembelajaran Kreatif dan Inovatif untuk Mata Pelajaran Ekonomi Bagi Mahasiswa
YEES FISE UNY Pembicara
2010 Lokakarya Penulisan Karya Ilmiah
Hasil Penelitian FISE UNY Peserta
2010
Seminar Peluang dan Manfaat ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) Bagi Indonesia
Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN Kemenlu-PSAP UGM
Peserta
2010
Seminar Nasional Membangun Pendidikan dalam Perspektif Karakter dan Kebangsaan
FISE UNY-SKH
Kedaulatan Rakyat Peserta
2010
Seminar Nasional Peran Media Massa Dalam Pembentukan Karakter Bangsa
FISE UNY-SKH
Kedaulatan Rakyat Peserta
2010 Lomba Cerdas Cermat Ekonomi Tingkat Nasional
HIMA Pendidikan
Ekonomi FISE UNY Pembicara/Juri 2010 Menggugat Lunturnya Nilai-Nilai
Nasionalisme dan Karakter Bangsa FISE UNY Peserta 2009 Membangun Tenaga Kerja
Indonesia yang Merdeka
Pusat Studi Kawasan
Lemlaga Penelitian UNY Peserta 2009 Perkembangan APEC dan Perannya
di Indonesia
Pusat Studi Asia Pasifik
(PSAP) UGM Peserta 2009 Kabinet SBY 2009-2014 Dalam
Konteks Sosio Kebangsaan
FISE UNY-SKH
Kedaulatan Rakyat Peserta
2009
Practitioner Research in Management Development
FISE UNY-Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia
(ISPI) DIY
Peserta
2009
Sistem Ekonomi yang Universal Bagi Kemaslahatan Umat
Forum Komunikasi Lembaga Dakwah (FKLD) Kabupaten
Brebes
Pembicara
2008 Seminar Nasional Membangun
Spiritualisme Dalam Pendidikan IPS FISE UNY Peserta 2007 Diskusi Indonesia Kini dan Esok
Catatan Akhir Tahun FISE UNY-SKH KR Peserta 2007 Workshop Pendidikan Tingkat
2007 Seminar Nasional Paradigma
Pengembangan Profesi Pendidik FISE UNY Peserta
2007
Seminar Nasional Menggugat Lunturnya Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia
FISE UNY Peserta
2006 Lokakarya Penulisan Artikel Ilmiah Lemlit UNY Peserta
2005
Seminar Nasional Ekonomi Pemberdayaan perekonomian Nasional Sebagai Upaya Memperkuat Keunggulan Kompetitif Bangsa
Kopertis Wilayah V Yogyakarta
Peserta
2005 Workshop Pembuatan Media
Pembelajaran Berbasis Komputer Jurusan PDU FIS UNY Peserta
KEGIATAN PROFESIONAL/PENGABDIAN MASYARAKAT
Tahun Jenis/Nama Kegiatan Tempat 2011 Sarasehan Kehidupan Keberagamaan dalam
Perspektif Kehidupan Ekonomi Umat
Islamic Center Brebes
2011
Pelatihan Model Pembelajaran Kreatif dan Inovatif untuk Mata Pelajaran Ekonomi Bagi Guru Ekonomi di Jateng dan DIY
FISE UNY
2010
Workshop Pendidikan Ekonomi Tingkat Nasional Departemen Ilmu Ekonomi FE Universitas Airlangga
Surabaya
2010
Pelatihan Model Pembelajaran Kreatif dan Inovatif untuk Mata Pelajaran Ekonomi Bagi Guru Ekonomi di DIY
YEES UNY
2009 Introductory Workshop on Economic Education for Economic Teachers
SMA Negeri Gunung Kidul
2009 Introductory Workshop on Economic Education for Economic Teachers
SMP Negeri 1 Jetis Bantul
2009 Sistem Ekonomi yang Universal Bagi Kemaslahatan Umat
Kantor Departemen Agama Brebes
2008 Introductory Workshop on Economic Education for Economic Teachers di MGMP Ekonomi SMA
SMA Negeri 5 Purwokerto
2007
Pelatihan Model Pembelajaran Kreatif dan Inovatif untuk Mata Pelajaran Ekonomi Bagi Guru Ekonomi di Jateng dan DIY
Gedung Rektorat UNY
2006 Penyuluhan Potensi Ekonomi Wilayah Pedesaan Balai Dusun Koripan, Desa Poncosari, Srandakan, Bantul 2006 Pelatihan Kewirausahaan Pesantren An-Nuriyyah
Bumiayu
JABATAN DALAM PENGELOLAAN INSTITUSI
Peran/Jabatan Institusi (Univ,Fak, Jurusan,
Informasi Akademik dll) Ketua Bidang Litbang
Yogyakarta Economic Education Society (YEES)
Jurusan 2009- sekarang
Anggota Tim Humas Fakultas 2006-2007
PERAN DALAM KEGIATAN KEMAHASISWAAN
Tahun Jenis/Nama Kegiatan Peran Tempat 2010 Seminar Nasional
Ekonomi Islam
Moderator UNY
2010 PKL Ke Bali Pendamping/pembimbing Bali 2009 PKL Ke Bali Pendamping/pembimbing Bali 2007 PKL Ke Bali dan
Surabaya
Pendamping/pembimbing Surabaya dan Bali
PENGHARGAAN/PIAGAM
Tahun Bentuk Penghargaan Pemberi
ORGANISASI PROFESI/ILMIAH
Tahun Jenis/Nama Organisasi Jabatan/jenjang keanggotaan
Saya menyatakan bahwa semua keterangan dalam Curriculum Vitae ini adalah benar dan apabila terdapat kesalahan, saya bersedia mempertanggungjawabkannya.
Yogyakarta, 21 Maret 2014
Yang menyatakan,
CURRICULUM VITAE
A. Data Pribadi
1. Nama : Tejo Nurseto, M.Pd
2. Nip : 19740324 200112 1001
3. Tempat dan Tanggal Lahir : Sleman, 24 Maret 1974
4. Program Studi : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial IPS
5. Mata Kuliah yang Diampu : 1. Dasar-dasar Ilmu Ekonomi
: 2. Kewirausahaan
5. Alamat : Jl. Gejayan Santren Gg. Menur CTX 16 Yogyakarta
6. Status Akademik : Aktif Mengajar
7. Nama Jabatan Struktural : -
8. Riwayat Pendidikan
No Jenjang Program Studi Perguruan Tinggi Negara
1 S1 P. Ekonomi Koperasi UNY Indonesia
2 S2 Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial (PIPS)
PPs UNY Indonesia
9. Penelitian
No Judul Penelitian Posisi
Keterlibatan
Sponsor/ Peny Dana
Tahun
1.
Penelitian Mandiri dengan judul: "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Utang Koperasi Guna Meningkatkan Kinerja (Studi Pada Koperasi Mahasiswa KOPMA Universitas Negeri Yogyakarta."
Ketua DIPA
UNY 2011
2.
Dampak Integrasi ASEAN Terhadap Impor Barang Manufaktur Di Indonesia: Akankah terjadi trade Creation atau Trade Diversion
Ketua DIPA 2010
3.
Evaluasi Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Studi Kasus: Sektor Pendidikan di Provinsi DIY)
Anggota DIPA 2010
4. Pergeseran Sektor Ekonomi Unggulan
Kabupaten Bantul Pasca Gempa Melalui
Analisis Tipologi Klassen
5.
Persepsi mahasiswa pendidikan ekonomi FISE UNY terhadap kinerja jurusan berdasarkan standar nasional Pendidikan
Anggota DIPA 2009
6.
Pembentukan Model Probit dalam melakukan peramalan pencapaian hasil belajar mata kuliah kuantitatif
Ketua DIPA 2009
7.
Restrukturisasi Kredit Usaha Tani pada KUD di
Sleman Anggota DIKTI 2004
8.
Implementasi model pembelajaran ekonomi berbasis kompetensi dengan pendekatan kontekstual dalam meningkatkan kemampuan mahasiswa membangun konsep dasar ekonomi (studi kasus di Program Studi P. Ekonomi – FIS – UNY)
Anggota DIKTI 2003
9.
Dampak krisis ekonomi terhadap perilaku ekonomi dan mobilitas penduduk kabupaten Kulonprogo
Anggota DIKTI 2002
10. Pengabdian Pada Masyarakat
No Judul Pengabdian Pada Masyarakat Posisi
Keterlibatan
Sponsor/Peny
Dana Tahun
1 Workshop Anggota Baru KOPMA UNY Pembicara KOPMAUNY 2008
2 Pelatihan Motivasi dan Pengembangan Diri
SMAN 1 Juwiring Klaten
Pembicara Mahasiswa
KKN PPL
2008
3 Pelatihan Manajemen Strategic KOPMA
UNY
Pembicara KOPMA UNY 2007
4 Pelatihan Manajemen Strategic KOPMA
UNY
Pembicara KOPMA UNY 2009
5 Pelatihan “Pendidikan Kewirausahaan Usia
Dini”
Pembicara DIPA UNY 2010
5 Pelatihan “Achivement Motivation” dalam
Pembelajaran Kewirausahaan dengan Strategi Pembelajaran Game
Tournament
6 Pelatihan “Achivement Motivation
Entrepreneurship” di SMKN I Bayat Klaten
Ketua DIPA UNY 2011
7 PELATIHAN STRATEGI PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN KE DALAM PEMBELAJARAN DI SMK N ROTA BAYAT - KABUPATEN KLATEN
Anggota DIPA UNY 2011
10. Daftar Artikel
No Judul Artikel Jurnal Tahun
Strategi Menumbuhkan Wirausaha Kecil Menengah yang Tangguh
Jurnal Ekonomi & Pendidikan
2004
11. Pengalaman Yang Berkaitan dengan Kewirausahaan
No Nama Lembaga Jabatan Tahun
1. Grosir Sembako
Mamiko
Pemilik 2006-Sekarang
2. PT. Little Bee
Edutainment
Supervisor & Advisor 2006-2009
3. PT Bank Jateng Konsultan 2007
4. PT Bank BPD DIY Konsultan 2007
5. BPR Shinta Daya Konsultan 2008
6. KOPMA UNY Pembina 2006
7. KOPMA UNY Penasehat 2007-sekarang
Pernyataan: Dengan ini saya menyatakan bahwa informasi yang saya tulis ini
menerangkan keadaan, kualifikasi, dan pengalaman saya dengan sesungguhnya.