• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR RUANG RAWAT INTENSIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PANDUAN KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR RUANG RAWAT INTENSIF"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

EDISI 1 2014

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH KOTA TEGAL KARDINAH JL. AIP. KS. Tubun No. 2 Tegal

Telp. ( 0283 ) 350377/ 350477/ 350577/ 341938, Fak ( 0283 ) 353131 Kode Pos 52124

PANDUAN KRITERIA PASIEN

MASUK DAN KELUAR

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, atas rahmat dan inayahNya sehingga penyusunan Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif dapat terselesaikan.

Undang-Undang RI No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 29 menyebutkan bahwa Rumah Sakit berkewajiban untuk memenuhi hak pasien dan mengedepankan kepuasan pasien. Oleh sebab itu disusunlah Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif yang bertujuan untuk mengatur pelayanan intensif di RSUD Kardinah Kota Tegal.

Pasien masuk ruang intensif perlu diidentifikasi dan dipilah berdasarkan diagnosis dan parameter objektif, yang nantinya prioritas pasien masuk ke ruang intensif berdasarkan beratnya penyakit dan prognosis. Pasien yang memerlukan terapi intensif (prioritas 1) didahulukan dibandingkan dengan pasien yang memerlukan pemantauan intensif (prioritas 3), sehingga pelayanan yang diberikan benar – benar tepat sasaran dan berdaya guna secara optimal.

Pasien yang sudah stabil dan tidak membutuhkan pemantauan yang ketat dapat dipindahkan dari ruang Intensif berdasarkan pertimbangan medis oleh DPJP ruang Intensif dan tim yang merawat pasien

Panduan ini disusun bersama antara bidang Pelayanan Medik dengan beberapa instalasi terkait dan perwakilan Pokja APK (Akses Ke Pelayanan & Kontinuitas Pelayanan) yang merupakan bagian dari panitia Akreditasi RSUD Kardinah.

Akhir kata semoga buku ini dapat bermanfaat bagi seluruh tenaga medis dalam memberikan pelayanan yang aman dan bermutu menuju kepuasan pasien. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan sehingga akan menambah kesempurnaan penyusunan panduan dimasa mendatang.

Tegal, Agustus 2014 Editor

(3)

KATA SAMBUTAN DIREKTUR Assalamuallaikum Wr. Wb

RSUD Kardinah merupakan rumah sakit rujukan tipe B, non pendidikan yang akan selalu menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan. Oleh karenanya kita sambut dengan hangat penerbitan "Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif" tahun 2014 yang telah disusun oleh Bidang Pelayanan Medik RSUD Kardinah.

Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif ini disusun berdasarkan Undang - Undang yang berlaku dan telah diterapkan pada proses pelayanan di RSUD Kardinah. Proses penyempurnaan panduan ini terus menerus dilakukan, sehingga diharapkan akan lebih dapat memenuhi kebutuhan untuk pelayanan pasien yang seragam diseluruh rumah sakit serta sesuai dengan perkembangan ilmu terkini. Panduan ini menjadi pegangan bagi seluruh komponen pelayanan di RSUD Kardinah yaitu dokter Sub Spesialis, dokter Spesialis, dokter PPDS,dokter umum, Perawat serta seluruh karyawan di lingkungan RSUD Kardinah.

Semoga panduan ini dapat bermanfaat dan digunakan dengan baik, sehingga tujuan untuk mencapai keamanan dan mutu tinggi dalam menjalankan pelayanan secara selaras, serasi, dan seimbang di RSUD Kardinah akan semakin cepat terwujud.

Penghargaan yang tinggi saya tujukan kepada Bidang Pelayanan Medik yang telah menyelesaikan penyusunan panduan ini dengan sebaik-baiknya. Wassalamuallaikum Wr. Wb

Direktur

RSUD Kardinah Kota Tegal

dr. Abdal Hakim Tohari, Sp.RM.,MMR. Pembina Utama Muda

(4)

PENYUSUN

EDITOR KEPALA : dr. Sri Primawati Indraswari, SpKK,MH,MM

Kontributor

1. dr. Rina Siama Rahmawati 2. dr. Marti Astuti,SpA.,Msc 3. Kiswo Utomo Skep, Ns 4. Sri Lestari Skep, Ns 5. Mustopo, Skep.Ns

(5)

DAFTAR ISI

KEBIJAKAN PEMBERLAKUAN PANDUAN KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR RUANG RAWAT INTENSIF

KATA PENGANTAR ... KATA SAMBUTAN DIREKTUR

TIM PENYUSUN DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan ... 1 C. Manfaat ... 2 D. Ruang Lingkup ... 2 E. Sasaran ... 2 F. Dasar Hukum ... 2

BAB II KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU) ... 3

A. Pengertian ... 3

B. Pemberian Informasi Kepada Pasien / Keluarga ... 3

C. Kriteria Pasien Masuk Berdasarkan Diagnosis ... 3

D. Kriteria Pasien Masuk Berdasarkan Parameter Objektif ... 6

E. Kriteria Prioritas Pasien Masuk ... 7

F. Kriteria Pasien Keluar ... 9

BAB III KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR RUANG PEDIATRIC INTENSIVE CARE UNIT (PICU) A. Pengertian ... 10

B. Kriteria Pasien Masuk ... 10

C. Kriteria Prioritas Pasien Masuk ... 13

D. Kriteria Pasien Keluar Dari Ruang PICU ... 14

BAB IV KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR RUANG NEONATAL INTENSIVE CARE UNIT (NICU) ... 15

(6)

B. Kriteria Masuk Berdasarkan Diagnosis ... 15

C. Kriteria Masuk Berdasarkan Parameter Objektif ... 16

D. Kriteria Keluar ... 16

BAB V PROTOKOL INDIKASI MASUK DAN KELUAR RUANG CARDIAC INTENSIVE CARE UNIT (CICU) ... 17

BAB VI KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR RUANG HIGH CARE UNIT (HCU) ... 20

A. Pengertian ... 20

B. Kriteria Pasien ... 20

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ruang rawat intensif adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri dengan staf khusus dan perlengkapan yang khusus pula, yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera, atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa. Ruang-ruang tersebut menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan keterampilan staf medik, perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keadaan tersebut.

Pada unit keperawatan tersebut, perawatan untuk pasien dilaksanakan dengan melibatkan berbagai tenaga profesional yang terdiri dari multidisiplin ilmu yang bekerjasama dalam tim. Pengembangan tim multidisiplin yang kuat sangat penting dalam meningkatkan keselamatan pasien. Selain itu juga diperlukan dalam rangka meningkatkan pelayanan. RSUD Kardinah sebagai salah satu penyedia pelayanan kesehatan yang mempunyai fungsi rujukan harus dapat memberikan pelawanan rawat intensif yang meliputi ICU, HCU, PICU, NICU, dan ICCU yang profesional dan berkualitas dengan mengedepankan mutu dan keselamatan pasien. Oleh karena itu, mengingat diperlukannya tenaga-tenaga khusus serta terbatasnya sarana dan prasarana, maka perlu dibuat suatu panduan yang mengatur kriteria pasien yang masuk dan keluar ruang rawat intensif agar penggunaannya menjadi lebih efisien.

B. Tujuan

Meningkatkan efisiensi penggunaan ruang ICU, HCU, PICU, NICU, dan ICCU RSUD Kardinah.

(8)

Menjadi acuan dalam penerimaan dan pemindahan pasien di ruang ICU, HCU, PICU, NICU, dan ICCU RSUD Kardinah.

D. Ruang Lingkup

1. Kriteria masuk dan keluar ruang ICU 2. Kriteria masuk dan keluar ruang HCU 3. Kriteria masuk dan keluar ruang PICU 4. Kriteria masuk dan keluar ruang NICU 5. Kriteria masuk dan keluar ruang ICCU

E. Sasaran

1. Instalasi Rawat Intensif 2. Instalasi Rawat Inap A 3. Instalasi Rawat Inap B 4. Instalasi Gawat Darurat 5. Instalasi Pav Garuda

6. Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah 7. Istalasi Geriatri

8. Instalasi Bedah Sentral

F. Dasar Hukum

1. Undang-undang Republik Indonesia No 36 / 2009 tentang kesehatan 2. Undang-undang Republik Indonesia No 44 / 2009 tentang Rumah Sakit 3. Undang-undang Republik Indonesia No 29 / 2004 tentang Praktek Kedokteran

4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1778 / 2010 tentang pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit

5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 834 / 2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan High Care Unit (HCU) di Rumah Sakit

BAB II

KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU)

(9)

Ruang Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu unit yang merupakan bagian dari unit pelayanan di RSUD Kardinah. Ruang lingkup pelayannya meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Diagnosis penatalaksanaan spesifik penyakit-penyakit akut yang mengancam nyawa dan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit sampai beberapa hari; 2. Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan

penatalaksanaan spesifik problema dasar;

3. Pemantauan fungsi vital tubuh dan penatalaksaan terhadap komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit atau iatrogenik;

4. Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang kehidupannya sangat tergantung pada alat/mesin dan orang lain.

B. PEMBERIAN INFORMASI KEPADA PASIEN / KELUARGA

Sebelum pasien dimasukan ke ICU, pasien dan/atau keluargannya harus mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai dasar pertimbangan mengapa pasien harus mendapatkan perawatan di ICU, serta tindakan kedokteran yang mungkin akan dilakukan selama pasien dirawat di ICU. Penjelasan tersebut diberikan oleh DPJP atai asisten DPJP yang bertugas. Atas penjelasan tersebut pasien dan/atau keluarganya dapat menerima atau menolak untuk dirawat di ICU. Persetujuan atau penolakan dinyatakan dengan menandatangani formulir informed consent.

C. KRITERIA PASIEN MASUK BERDASARKAN DIAGNOSIS 1. Sistem Cardiovaskuler

a. Infark Miokard Akut dengan komplikasi b. Syok Kardiogenik

c. Aritmia kompleks yang membutuhkan monitoring ketat dan intervensi

d. Gagal jantung kongestif dengan gagal napas dan/atau membutuhkan support hemodinamik

e. Hipertensi emergensi

f. Angina tidak stabil, terutama dengan disritmia, hemodinamik tidak stabil, atau nyeri dada menetap

g. S/P cardiac arrest

h. Tamponade jantung atau konstriksi dengan hemodinamik tidak stabil i. Diseksi aneurisma aorta

j. Blokade jantung komplit 2. Sistem Pernapasan

a. Gagal napas akut yang membutuhkan bantuan ventilator b. Emboli paru dengan hemodinamik tidak stabil

(10)

c. Pasien dalam perawatan Intermediate Care Unit yang mengalami perburukan fungsi pernapasan

d. Membutuhkan perawat/ perawatan pernapasan yang tidak tersedia di unit perawatan yang lebih rendah tingkatnya misalnya Intermediate Care Unit

e. Hemoptisis masif

f. Gagal napas dengan ancaman intubasi 3. Penyakit Neurologis

a. Stroke akut dengan penurunan kesadaran b. Koma : metabolik, toksik, atau anoksia

c. Perdarahan intracranial dengan potensi herniasi d. Perdarahan subarachnoid akut

e. Meningitis dengan penurunan kesadaran atau gangguan pernapasan

f. Penyakit sistem saraf pusat atau neuromuskuler dengan penurunan fungsi neurologis atau pernapasan (misalnya: Myastenia Gravis, Syndroma Guillaine-Barre)

g. Status epilektikus

h. Mati batang otak atau berpotensi mati batang otak yang direncanakan untuk dirawat secara agresif untuk keperluan donor organ

i. Vasospasme

j. Cedera Kepala Berat

4. Overdosis obat atau keracunan obat

a. Keracunan obat dengan hemodinamik tidak stabil

b. Keracunan obat dengan penurunan kesadaran signifikan dengan ketidakmampuan proteksi jalan napas

c. Kejang setelah keracunan obat 5. Penyakit Gastrointestinal

a. Perdarahan gastrointestinal yang mengancam nyawa termasuk hipotensi, angina, perdarahan yang masih berlangsung, atau dengan penyakit komorbid

b. Gagal hati fulminan c. Pankreatitis berat

d. Perforasi esphagus dengan atau tanpa mediastinitis 6. Endokrin

a. Ketoasidosis diabetikum dengan komplikasi hemodinamik tidak stabil, penurunan kesadaran, pernapasan tidak adekuat atau asidosis berat

b. Badai tiroid atau koma miksedema dengan hemodinamik tidak stabil c. Kondisi hiperosmolar dengan koma dan/atau hemodinamik tidak stabil d. Penyakit endokrin lain seperti krisis adrenal dengan hemodinamik tidak stabil e. Hiperkalesemia berat dengan penurunan kesadaran, membutuhkan monitoring

hemodinamik

f. Hipo atau hipernatremia dengan kejang, penurunan kesadaran

g. Hipo atau hipermagnesemia dengan hemodinamik terganggu atau disritmia h. Hipo atau hiperkalemia dengan disritmia atau kelemahan otot

(11)

a. Pasien pasca operasi yang membutuhkan monitoring hemodinamik/ bantuan ventilator atau perawatan yang ekstensif

8. Lain-lain

a. Syok sepsis dengan hemodinamik tidak stabil b. Monitoring ketat hemodinamik

c. Trauma faktor lingkungan (petir, tenggelam, hipo / hipertermia) d. Terapi baru / dalam percobaan dengan potensi terjadi komplikasi e. Kondisi klinis lain yang memerlukan perawatan setingkat ICU

D. KRITERIA PASIEN MASUK BERDASARKAN PARAMETER OBJEKTIF 1. Tanda vital

a. Nadi < 40 atau > 150 kali/menit

b. Tekanan darah sistolik arteri < 80 mmHg atau 20 mmHg dibawah tekanan darah pasien sehari-hari

c. Mean arterial preassure < 60 mmHg d. Tekanan darah diastolik ateri > 120 mmHg e. Frekuensi napas >35 kali/menit

2. Nilai Laboratorium

a. Natrium serum < 110 mEq/L atau > 170 mEq/L b. Kalium serum < 2.0 mEq/L atau > 7.0 mEq/L c. PaO2 < 50 mmHg

d. pH < 7.1 atau 7.7

e. Glukosa serum > 800 mg/dl f. Kalsium serum > 15 mg/dl

g. Kadar toksik obat atau bahan kimia lain dengan gangguan hemodinamik dan neurologis

3. Radiografi/Ultrasonografi/Tomografi

a. Perdarahan vaskuler otak, konfusio atau perdarahan subarachnoid dengan penurunan kesadaran atau tanda defisit neurologis fokal

b. Ruptur organ dalam, kandung kemih, hepar, varises esophagus atau uterus dengan hemodinamik tidak stabil

c. Diseksi aneurisma aorta 4. Elektrokadiogram

a. Infark miokard dengan aritmia kompleks, hemodinamik tidak stabil atau gagal jantung kongestif

b. Ventrikel takikardi menetap atau fibrilasi

c. Blokade jantung komplit dengan hemodinamik tidak stabil 5. Pemeriksaan Fisik (onset akut)

a. Pupil anisokor pada pasien tidak sadar b. Luka bakar >10 % BSA

c. Anuria

d. Obstruksi jalan napas e. Koma

(12)

g. Sianosis

h. Tamponade jantung

(Sumber: Guidline for ICU admission, Discharge and Triage. Society Of Critical

Care Medicine, 1999)

E. KRITERIA PRIORITAS PASIEN MASUK

Jika pasien yang memenuhi kriteria masuk jumlahnya cukup banyak sedangkan kapasitas ruang ICU terbatas, maka harus ditentukan prioritas pasien masuk berdasrakan beratnya penyakit dan prognosis. Penilaian objektif hendaknya digunakan untuk menentukan prioritas masuk ICU. Pasien yang memerlukan terapi intensif (prioritas 1) didahulukan dibandingkan dengan pasien yang memerlukan pemantauan intensif (prioritas 3).

Kriteria pasien masuk ruang ICU adalah sebagai berikut: 1. Pasien Prioritas 1 (satu)

Pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi intensif dan tertitsasi, seperti: dukunganbantuan ventilasi dan alat bantu kontinyu, obat anti aritmia kontinyu pengobatan kontinyu tertitrasi, misalnya pasca bedah kardiotorasik, pasien sepsis berat, gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit yang mengancam nyawa. Terapi pada pasien prioritas 1 (satu) umumnya tidak mempunyai batas

2. Pasien prioritas 2 (dua)

Pasien ini memerlukan pelayanan pemantauan yang canggih di Icu, sebab sangat beresiko bila tidak mendapatkan terapi intensif segera, misalnya pemantauan intensif menggunakan pulmonary arterial catheter. Contoh pasien seperti ini antara lain mereka yang menderita penyakit dasar jantung-paru, gagal ginjal akut dan berat atau yang telah mengalami pembedahan major. Terapi pada pasien prioritas 2 tidak mempunyai batas, karena kondisi mediknya senantiasa berubah.

3. Pasien prioritas 3 (tiga)

Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidakstabil stabil status kesehatan sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau penyakit akutnya, secara sendirian atau kombinasi. Kemungkinan sembuh dan/atau manfaat terapi di ICU pada golongan ini sangat kecil. Contoh pasien ini antara lain pasien dengan keganasan metastatik disertai penyakit infeksi, pericardial tamponade, sumbatan jalan napas, atau pasien penyakit jantung, penyakit paru terminal disertai komplikasi penyakit akut berat. Pengelolaan pada pasien golongan ini hanya untuk mengatasi kegawatan akutnya saja, dan usaha terapi mungkin tidak sampai melakukan intubasi atau resusitasi jantung paru.

(13)

Dengan pertimbangan luar biasa, dan atas persetujuan Kepala Instalasi Ruang Intensif, indikasi masuk pada beberapa golongan pasien bisa dikecualikan, dengan catatan bahwa pasien –pasien golongan demikian sewaktu-waktu harus bisa dikeluarkan dari ICU agar fasilitas ICU yang terbatas tersebut dapat digunakan untuk pasien prioritas 1,2,3 (satu, dua, tiga). Pasien yang tergolong demikian antara lain: 1.) Pasien yang membutuhkan kriteria masuk tapi menolak terapi tunjangan hidup

yang agresif dan hanya demi “perawatan yang aman” saja. Ini tidak menyingkirkan psien dengan perintah “DNR (Do Not Resuscitate)”. Sebenarnya pasien-pasien ini mungkin mendapat manfaat dari tunjangan canggih yang tersedia di ICU untuk meningkatkan kemungkinan survivalnya.

2.) Pasien dalam keadaan vegetatif permanen.

3.) Pasien yang telah dipastikan mengalami mati batang otak. Pasien-pasien seperti itu dapat dimasukkan ke ICU untuk menunjang fungsi organ hnya untuk kepentingan donor organ.

F. KRITERIA PASIEN KELUAR

Pasien yang sudah stabil dan tidak membutuhkan pemantauan yang ketat dapat dipindahkan dari ICU berdasarkan pertimbangan medis oleh DPJP ruang ICU dan tim yang merawat pasien.

1. Kriteria Umum

a. Bila kondisi psikologis pasien stabil dan kebutuhan monitor dan perawatan ICU sudah tidak diperlukan lagi

b. Bila kondisi fisiologis pasien memburuk dan tidak ada lagi rencana intervensi aktif, layak untuk keluar dari ICU dan mendapatkan tingkat perawatan lebih rendah.

2. Tanda vital

a. Nadi > 60 atau < 100 kali/menit b. Mean arterial pressure > 65 mmHg c. Tekanan darah diastolik < 110 mmHg d. Frekuensi napas 8-30 kali/menit e. Diuresis > 0,5 ml/kgBB/jam f. Spo2 > 93 % dengan nasal canul

g. Pasien sadar / tidak sadar sudah terpasang Tracheostomi tube 3. Nilai Laboratorium

a. Natrium serum 125-150 mEq/L b. Kalium Serum 3-5,5 mEq/L c. Paow > 60 mmHg

d. pH 7,3-7,5

e. Glukosa serum 80-180 mg/dl f. Kalsium serum 2,5- mmol/L

(14)

g. Laktat plasma perbaikan (kurang dari 2)

BAB III

KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR RUANG PEDIATRIC INTENSIVE CARE UNIT (PICU)

A. PENGERTIAN

Pediatric Intensive Care Unit (PICU) adalah fasilitas atau unit yang terpisah, yang

dirancang untuk penangan pasien anak yang mengalami gangguaan medis, bedah dan trauma, atau kondisi yang mengancam nyawa lainnya, yang memerlukan perawatan intensif, observasi yang bersifat komprehensif dan perawatan khusus.

(15)

1. Sistem Respirasi

Pasien dengan gangguan / potensi gangguan respirasi berat yang mengancam nyawa. Kondisi ini meliputi (namun tidak terbatas pada):

a. Kebutuhan penggunaan Endotracheal Tube dan ventilator mekanik

b. Gangguan sistem pernapasan (atas dan bawah) yang progresif dengan resiko tinggi gagal napas dan atau obstruksial total

c. Kebutuhan terapi oksigen dengan FiO2 > 0.5 d. Pasca pemasangan trakeostomi

e. Barotrauma akut

f. Kebutuhan terapi inhalasi/nebulisasi yang sering 2. Sistem kardiovaskuler

Pasien dengan gangguan kardiovaskuler yang mengancam nyawa, antara lain (namun tidak terbatas pada):

a. Syok

b. Pasca resusitasi jantung paru c. Arimia yang mengancam nyawa

d. Gagal jantung kongestif (dengan atau tanpa kebutuhan ventilator) e. Kelainan antung bawaan (dengan atau tanpa kebutuhan ventilator) f. Pasca tindakan yang beresiko tinggi ( contoh kateterisasi)

g. Kebutuhan akan pemantauan tekanan darah secara invasif, tekanan vena sentral atau tekanan arteri pulmonal

h. Kebutuhan pemasangan alat pacu jantung (pace maker) 3. Neurologis

Pasien dengan kelainan neurologis yang mengancam nyawa, antara lain:

a. Kejang yang tidak berespon dengan terapi standar atau membutuhkan antikonvulsan kontinyu secara intravena

b. Gangguan kesadaran berat dan gangguan neurologis lain yang belum dapat diperkirakan perkembangannya atau koma yang disertai dengan potensi gangguan pernapasan

c. Pasca bedah syaraf yang memerlukan pemantauan ketat

d. Inflamasi akut atau infeksi medula spinalis, selaput otak atau otak dengan depresi neurologis, gangguan metabolik dan hormonal gangguan pernapasan dan atau hemodinamik atau kemungkinan peningkatan tekanan intrakranial

e. Trauma kepala dengan peningkatan tekanan intrakranial

f. Perawatan praoperatif bedah syaraf dengan penurunan status neurologis

g. Disfungsi neuromuskuler progresif tanpa gangguan kesadaran yang membutuhkan pemantauan respirasi dan kardiovaskuler

h. Trauma spinal

i. Penggunaan drain ventrikel eksternal 4. Hematologi dan Onkologi

Pasien dengan gangguan hematologi dan onkologi yang mengancam nyawa, antara lain:

a. Transfusi tukar

(16)

c. Koagulopati berat

d. Anemia berat dengan gangguan hemodinamik dan/atau respirasi e. Komplikasi krisis sickle cell

f. Kemoterapi dengan antisipasi terjadinya sindroma lisis tumor

g. Tumor yang menekan pembuluh darah vital jalan napas, atau organ vital lainnya 5. Endokrin dan Metabolik

Pasien dengan gangguan endokrin dan metabolik yang mengancam nyawa antara lain: a. Ketoasidosis diabetik

b. Gangguan elektrolit seperti:

 Hiperkalemia yang membutuhkan pemantauan jantung dan terapi intervensi  Hipo- atau hipernatremi berat

 Hipo- atau hiperkalsemi

 Hipo-atau hiperglikemia dengan keadaan klinis tidak stabil  Asidosis metabolik berat

 Gangguan keseimbangan cairan kompleks

c. Inborn errors of metabolism dengan kegawatan yang mengancam nyawa 6. Gastrointestinal

Pasien dengan gangguan saluran cerna yang mengancam nyawa antara lain: a. Perdarahan saluran cerna akut dan berat

b. Pasca endoskopi darurat c. Gagal hati akut

7. Bedah

Kondisi pasca bedah yang umumnya membutuhkan pemanatauan dan tindakan invasif antara lain: a. Bedah kardiovaskuler b. Bedah thorak c. Bedah saraf d. Bedah THT e. Bedah kraniofasial

f. Bedah ortopedi dan tulang belakang

g. Bedah umum dengan gangguan hemodinamik dan respirasi h. Transplantasi organ

i. Trauma multiple dengan atau tanpa gangguan kardiovaskuler j. Kehilangan darah dalam jumlah besar

8. Ginjal dan Saluran Kemih

Pasien dengan gangguan ginjal dan saluran kemih yang mengancam nyawa, antara lain:

a. Gagal ginjal

b. Kebutuhan hemodialisa, dialisa peritoneal atau renal replacement therapy lain dalam keadaan tidak stabil

c. Rhabdomyolisis akut dengan isufiensi ginjal 9. Gangguan lain

Pasien dengan gangguan lain yang mengancam nyawa antara lain: a. Keracunan atau overdosis obat dengan potensi kegagalan organ b. Gagal multipel organ

(17)

d. Trauma elektrik atau trauma lingkungan lain: luka bakar > 10 % luas permukaan kulit

C. KRITERIA PRIORITAS PASIEN MASUK

Kriteria prioritas pasien masuk ruang ICU adalah sebagai berikut: 1. Pasien prioritas 1 (satu)

Kelompok ini meliputi anak sakit kritis yang dengan terapi intensif dapat sembuh sempurna dan dapat tumbuh dan berkembang sesuai potensi genetiknya.

2. Pasien prioritas 2 (dua)

Kelompok ini meliputi anak sakit kritis dengan penyakit dasar yang secara medis saat ini belum dapat ditanggulangi namun dengan terapi intensif dapat menanggulangi keadaan kritis sepenuhnya, hingga anak kembali pada keadaan sebelum dirawat di PICU.

3. Prioritas 3 (tiga)

Kelompok ini meliputi anak sakit kritis dengan penyakit dasar menyebabkan anak tidak mempunyai kontak dengan lingkungannya secara permanen dan tidak mengalami tumbuh kembang.

4. Prioritas 4 (empat)

Kelompok ini meliputi anak sakit kritis dengan prognosis sangat buruk sehingga dengan terapi intensif pun proses kematian tidak dapat dicegah.

D. KRITERIA PASIEN KELUAR DARI RUANG PICU

Pasien dinyatakan dapat keluar dari ruang PICU jika memenuhi kriteria berikut: a. Parameter hemodinamik stabil

b. Status respirasi stabil (tanpa ETT, jalan napas bebas, gas darah normal)

c. Kebutuhan suplementasi oksigen minimal ( tidak melebihi standar yang dapat dilakukan diluar ruang intensif pediatrik)

d. Tidak lagi dibutuhkan tunjangan inotropik, vasodilator, aritmia, atau bila masih dibutuhkan, digunakan dalam dosis rendah dan dapat diberikan dengan aman diluar ruang intensif

e. Disritmia jantung terkontrol

f. Alat pemasangan tekanan intrakranial invansif tidak terpasang lagi g. Neurologi stabil kejang terkontrol

h. Kateter pemantauan hemodinamik telah dilepas

i. Pasien dengan ketergantungan ventilator mekanik kronik harus telah mengatasi keadaan akutnya hingga hanya dibutuhkan perawatan dengan ventilator biasa diluar ruang intensif atau dirumah

j. Pasien dengan peritoneal dialisa atau hemodialisa kronik telah mengatasi keadaan akutnya singga tidak dibutuhkan tindakan khusus lain diluar standar perawatan diluar ruang intensif atau dirumah

(18)

l. Staf medik dan keluarga telah melakukan penilaian bersama dan menyepakati bahwa tidak ada lagi keuntungannya untuk tetap mempertahankan anak diruan intensif.

BAB IV

KRITERIA MASUK DAN KELUAR

RUANG NEONATAL INTENSIVE CARE UNIT (NICU)

A. PENGERTIAN

Neonatal Intensive Care Unit (NICU) adalah fasilitas atau unit yang terpisah, yang

dirancang untuk penangan pasien neonatus yang mengalami gangguan medis, bedah dan trauma, atau kondisi yang mengancam nyawa lainnya, yang memerlukan perawatan

(19)

B. KRITERIA MASUK BERDASAKAN DIAGNOSIS 1. Sistem Kardiovaskuler

a. Syok kardiogenik

b. Gagal jantung dengan gagal napas dan/atau membutuhkan bantuan hemodinamik 2. Sistem Pernapasan

a. Gagal napas dan/atau gangguan napas berat yang membutuhkan bantuan ventilator

b. Bayi dalam perawatan level 2 (bayi resiko tinggi) yang mengalami perburukan fungsi pernapasan

c. Membutuhkan perawatan pernapasan yang tidak tersedia di unit perawatan yang lebih rendah (level 1 dan level 2)

3. Sistem Neurologis

a. Koma: metabolik, toksik atau anoksia b. Perdarahan intrakranial

c. Kejang refrakter d. Kern ikterus 4. Bedah

a. Bayi pasca operasi yang membutuhkan monitoring hemodinamik/ bantuan ventilator atau perawatan pasca operasi ekstensif

5. Lain-lain

a. Syok sepsis dengan hemodinamik tidak stabil

b. Kondisi klinis yang memerlukan perawatan setingkat NICU

C. KRITERIA MASUK BERDASARKAN PARAMETER OBJEKTIF 1. Tanda vital

a. Nadi < 80 atau > 180 kali/menit

b. Tekanan darah sitolik arteri < 50 mmHg atau 20 mmHg dibawah tekanan darah normal bayi menurut masa gestasi

c. Frekuensi napas < 30 atau > 90 kali/menit 2. Nilai laboratorium

a. PaO2 < 50 mmHg b. pH < 7,2 atau > 7,6 3. Pemeriksaan radiografi

a. Perdarahan intrakranial dengan penurunan kesadaran atau tanda defisit neurologis b. Hernia diafragma

D. KRITERIA KELUAR 1. Kriteria Umum

a. Bila kondisi bayi stabil dan kebutuhan akan monitor serta perawatan NICU sudah tidak diperlukan lagi

(20)

2. Tanda Vital

a. Nadi > 80 atau < 180 kali/menit b. Frekuensi napas 40-60 kali/menit c. Diuresis > 0,5 mL/kgBB/jam d. SpO2 > 93 % dengan nasal kanul 3. Nilai Laboratorium

a. PaO2 >60 mmHg b. pH 7,3 – 7,5

BAB V

PROTOKOL INDIKASI MASUK DAN KELUAR

RUANG CARDIOVASCULAR INTENSIVE CARE UNIT (CICU)

KATEGO RI

INDIKASI MASUK INDIKASI KELUAR

Aritmia 1. Hemodinamik tidak stabil

2. Membutuhkan tindakan synchronized

cardiovenous, defibrilasi, atau temporary transvenous pacemaker

3. Sudah terpasang implantable cardioverter-

defibrilator

4. Berpotensi menjadi sudden cardiac death 5. Tergantung gangguan irama yang

menyertainya

a. Ventricular Fibrilation/Pulseless

Ventricular Tachycardia:

 Tidak ada nadi  Pingsan, tidak sadar  Respirasi agonal

b. PEA (Pulseless Electrical Activity):  Tidak ada nadi

 Pingsan, tidak sadar

 Respirasi agonal atau apneu c. Atrial fibrilation rapid ventricular

response:

Dyspneu on effort

Shortness of breath

 Tidak didapatkan tanda dan gejala dari ketidakstabilan hemodinamik  Pada pemeriksaan EKG, tidak didapatkan aritmia maligna dalam 24 jam

(21)

d. Supraventricular Tachycardia:  Gelisah

 Cemas

e. Sinus Bradikardi dan blok AV:  Perubahan status mental akut  Nyeri dada yang menetap  Shortness of breath

 Hipotensi

 Tanda-tanda syok  Kongesti paru

 CHF

Emboli paru 1. Disertai dengan syok kardiogenik akibat emboli paru masif

2. Akan dilakukan tindakan trombosis

Tidak didapatkan tanda dan gejala dari

ketidakstabilan hemodinamik Diseksi

Aorta

1. Pasien Uncomplicated Aortic Dissection pada aorta torakalis descenden (Stanford type B atau DeBakery type III) yang mendapatkan terapi medikamentosa

Setelah tindakan koreksi atau intervensi kardiologi tidak didapatkan komplikasi yang mengganggu hemodinamik Gagal Jantung

1. Memerlukan terapi initropik:  Syok kardiogenik

Acute Decompensated Herat Failure

 Disfungsi sistolik berat

 Gagal jantung dengan disfungsi multiorgan

2. Didapatkan edema paru akut:  Saturasi O2 < 90%

 Ronki basah halus > 1/3 lapangan paru  Takipnea

3. Disertai dengan miokarditis fulminan 4. Disertai gagal ginjal yang membutuhkan

terapi hemodialisa atau hemofiltrasi 5. Akan menjalankan pemasangan

percutaneous mechanical divice (seperti intra aortic ballon pump)

Tidak didapatkan tanda dan gejala dari

ketidakstabilan hemodinamik

Nyeri dada, sindrom koroner

1. Perubahan gambaran EKG minimal 2 sandapan:

 Elevasi segmen ST ≥1 mm atau gelombang Q ≥0,04 detik

Tidak didapatkan tanda dan gejala dari

(22)

akut, infark miokard akut

 Depresi segmen ST ≥1 mm atau T

intverted yang menunjukan iskemia

2. Dua dari beberapa klinis berikut :

 Penyakit jantung koroner yang tidak stabil (frekuensi, durasi, intensitas)

 Aritmia (new onset Atrial Fibrilasi, Atrial Flutter, sustain SVT, AV blok derajat 2-3, sustain atau rekuren ventrikular aritmia) 3. Rales lebih dari basal

hemodinamik:

 Denyut jantung < 100 kali/menit  Tekanan darah sitolik

< 140 mmHg  Tidak didapatkan

nyeri dada dalam waktu 24 jam  Tidak didapatkan komplikasi mekanik, elektric yang mengganggu hemodinamik Penyakit jantung bawaan pada dewasa Disertai dengan:  Sianosis berat

 Gagal jantung kongestif  Hipertensi pulmonal  Sindrom Einmenger

 Aritmia jantung

Tidak didapatkan tanda dan gejala dari

ketidakstabilan hemodinamik

Tamponade jantung

1. Gangguan hemodinamik ringan atau berat 2. Memerlukan perikardiosentesis atau

perikardiektomi

Tidak didapatkan tanda dan gejala dari

ketidakstabilan hemodinamik

Varvular Heart Disease

1. Setelah operasi ganti katup (aorttic valce

replacement, mitral valve replacement)

2. Pengobatan medikamentosa intensif 3. Regurgitasi aorta akut

4. Regurgitasi mitral akut 5. Stenosis aorta berat 6. Stenosis mitral berat

7. Disertai dengan endokarditis infeksi

Tidak didapatkan tanda dan gejala dari

ketidakstabilan hemodinamik

(23)

BAB VI

KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR RUANG HIGH CARE UNIT (HCU) A. PENGERTIAN

Ruang High Care Unit (HCU) adalah unit pelayanan di rumah sakit bagi pasien dengan kondisi respirasi, hemodinamik dan kesadaran yang stabil yang masih memerlukan pengobatan, perawatan dan observasi secara ketat. Pelayanan HCU adalah pelayanan medik pasien dengan kebutuhan memerlukan pengobatan, perawatan, dan observasi secara ketat dengan tingkat pelayanan yang berada di antara ICU dan ruang rawat inap (tidak perlu perawatan ICU namun belum dapat dirawat di ruang rawat biasa karena memerlukan observasi yang ketat).

B. KRITERIA PASIEN 1. Indikasi Masuk

a. Pasien dengan gagal organ tunggal yang mempunyai resiko tinggi untuk terjadi komplikasi

b. Pasien yang memerlukan perawatan perioperatif 2. Indikasi Keluar

a. Pasien sudah stabil yang tidak lagi membutuhkan pemantauan yang ketat b. Pasien yang memburuk sehingga perlu pindah ke ICU

3. Pasien yang tidak perlu masuk HCU

a. Pasien dengan fase terminal suatu penyakit (misalnya kanker stadium akhir) b. Pasien/ keluarga menolak untuk dirawat di ruang HCU (atas dasar informed

consent)

Beberapa keadaan yang memerlukan perawatan HCU antara lain: 1. Sistem Kardiovaskuler

a. Miokard Infark dengan Hemodinamik stabil

b. Gangguan irama jantung dengan hemodinamik stabil

c. Gangguan irama jantung yang memerlukan pacu jantung sementara/menetap dengan hemodinamik stabil

d. Gagal Jantung Kongestif NYHA kelas I atau II e. Hipertensi urgensi tanpa ada gagal organ target 2. Sistem Pernapasan

Gangguan pernapasan yang memerlukan fisioterapi yang intensif dan agresif 3. Sistem Saraf

(24)

a. Cedera kepala sedang sampai berat yang stabil dan memerlukan tirah baring dan memerlukan pemeliharaan jalan napas secara khusus, seperti hisap lendir

b. Cedera sumsum tulang belakang leher yang stabil 4. Sistem Saluran Pencernaan

Perdarahan saluran cerna bagian atas tanpa hipotensi dan respon dengan pemberian cairan

5. Sistem Endokrin

Diabetik Ketoasidosis dengan infuse insulin kontinyu 6. Pembedahan

Pasca bedah besar dengan hemodinamik stabil, tetapi masih memerlukan resusitasi cairan dan pengawasan

7. Kebidanan dan Kandungan

Preeklamsia pada kehamilan atau pasca persalinan

BAB VII PENUTUP

(25)

Panduan ini merupakan acuan dalam penyelenggaraan pelayanan ruang rawat intensif di RSUD Kardinah. Dengan adanya panduan ini diharapkan penggunaan ruang rawat intensif di RSUD Kardinah dapat menjadi lebih efektif dan efisien.

Referensi

Dokumen terkait

Kepuasan pasien yang rendah akan berdampak terhadap jumlah kunjungan yang akan mempengaruhi provitabilitas rumah sakit, sedangkan kondisi fisik ruang rawat inap juga

3. Personil yang mendampingi pasien berdasarkan prosedur tetap rumah sakit yaitu pasien yang dalam kondisi stabil adalah satu orang perawat dengan sertfikat

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan selama periode Juli hingga Desember 2014, jumlah kematian pasien Ruang Perawatan Intensif berdasarkan kriteria

Intensive Care Unit (ICU) adalah bagian rumah sakit yang dilengkapi dengan staf khusus dan perlengkapan yang khusus yang ditunjukan untuk observasi, perawatan

Mobilisasi bertahap yang diberikan kepada pasien diharapkan dapat menimbulkan respon hemodinamik yang baik dan mencegah kelemahan otot pada pasien ICU dengan kondisi bed rest

PENGARUH POSISI LATERAL TERHADAP STATUS HEMODINAMIK PASIEN DENGAN VENTILASI MEKANIK DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU).. RSUP DR

Pelayanan rawat inap bertujuan untuk melakukan pemantauan lebih lanjut terhadap kondisi pasien terutama pasien yang memerlukan perawatan intensif atau pasien yang kondisinya masih

8-11 Case Report PEMANTAUAN TERAPI OBAT PADA PASIEN MENINGITIS TUBERKULOSIS, BRONKOPNEUMONIA, DAN SEPSIS DI RUANG INTENSIF CORONARY CARE UNIT, RUMAH SAKIT X MONITORING OF