• Tidak ada hasil yang ditemukan

P U T U S A N Nomor : PUT / 64 -K / PM.II-10 / AD / X / 2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P U T U S A N Nomor : PUT / 64 -K / PM.II-10 / AD / X / 2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENGADILAN MILITER II-10 S E M A R A N G

P U T U S A N

Nomor : PUT / 64 -K / PM.II-10 / AD / X / 2009

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Militer II-10 Semarang yang bersidang di Semarang dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagaimana tercantum di bawah ini dalam perkara Terdakwa:

Nama lengkap : BUDI MULYAWAN

Pangkat / NRP : Serma / 21940124290472

Jabatan : Danru Satlak Hartib (Skr. Dan unit Satlak Hartib)

Kesatuan : Denpom IV / 3 Salatiga Tempat/ tanggal lahir : Jakarta, 26 April 1972 Jenis kelamin : Laki-laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Tempat tinggal : Asrama Garnisun Rt. 04 Rw. 07 Kel Kali Cacing Kec. Sido Mukti Kota Salatiga

Terdakwa dalam perkara ini tidak ditahan.

Pengadilan Militer tersebut di atas ;

Membaca : Berita Acara Pemeriksaan Permulaan dalam perkara ini

Memperhatikan : 1. Surat Keputusan Penyerahan Perkara dari Pangdam IV/ Diponegoro selaku Papera Nomor Kep/127/VI/2009 tanggal 29 Juni 2009.

2. Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor Dak/50/VII/2009 tanggal 27 Juli 2009.

3. Surat Penetapan dari :

a. Kadilmil II-10 Semarang tentang Penunjukan Hakim Nomor Tap/80/PM.II-10/AD/IX/2009 tanggal 7 September 2009.

b. Hakim Ketua Sidang tentang Hari Sidang Nomor Tap/80/PM.II-10/AD/IX/2009 tanggal 8 September 2009. 4. Surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini. Mendengar : 1. Pembacaan Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor:

Dak/50/VII/2009 tanggal 27 Juli 2009 di depan persidangan yang dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini.

2. Hal hal yang diterangkan oleh Terdakwa dipersidangan serta keterangan para Saksi dibawah sumpah di persidangan.

(2)

Menimbang : 1. Tuntutan pidana (Requisitoir) Oditur Militer yang diajukan kepada Majeleis Hakim Pengadilan yang pada pokoknya Oditur Militer menyatakan bahwa Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana : “ Penganiayaan ”

sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam : Primair : Pasal 351 ayat (1) KUHP

dan oleh karenanya Oditur Militer mohon agar Terdakwa dijatuhi pidana sebagai berikut:

a. Pidana penjara selama 4 (empat) bulan. b. Menetapkan barang bukti berupa:

Surat-surat :

- 1 (satu) lembar Visum Et Repertum No : STT / 01 / Ver / II / 2009 Atas Nama : Emriana Nurohman Pekerjaan : Pelajar Agama : Islam alamat : Watu rumput Kec. Sidorejo Kota Salatiga yang ditandatangani oleh Dr. Fifi Arvekti Kapten (K) Ckm NRP 11950013320668 tanggal 3 Pebruari 2009.

Tetap dilekatkan dalam berkas perkara. Barang-barang : Nihil.

c. Membayar biaya perkara sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah).

2. Permohonan Terdakwa yang menyatakan bahwa ia merasa bersalah dan sangat menyesal atas perbuatan tersebut serta berjanji tidak akan berbuat lagi dan oleh karenanya memohon supaya dijatuhi pidana seringan-ringannya mengingat masih mempunyai anak-anak yang masih kecil yang memerlukan bimbingan dan keberadaan Terdakwa di sampingnya.

Menimbang : Bahwa menurut Surat Dakwaan Oditur di atas Terdakwa pada pokoknya didakwa sebagai berikut:

Primair :

Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan di tempat-tempat sebagaimana tersebut di bawah ini yaitu pada tanggal 14 bulan Pebruari tahun dua ribu sembilan setidak-tidaknya dalam tahun dua ribu sembilan di Asrama Garnisun Rt. 04 Rw. 07 Kel. Kali Cacing Kec. Sido Mukti Kota Salatiga, setidak-tidaknya di tempat-tempat lain yang termasuk wewenang Pengadilan Militer II-10 Semarang telah melakukan tindak pidana :

(3)

“Penganiayaan “

Perbuatan tersebut dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: 1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi Anggota TNI-AD sejak tahun 1994 melalui Pendidikan Secaba di Pusdikzi Bogor selama 6 (enam) bulan, setelah lulus dilantik dengan pangkat Serda selanjutnya mengikuti pendidikan kecabangan Polisi Militer di Pusdik POM Bandung selama 5 (lima) bulan, setelah lulus ditempatkan di Denpom IV / 3 Salatiga sampai saat terjadinya perkara pidana ini dengan pangkat terakhir Sersan Mayor NRP 21946124290472.

2. Bahwa pada hari Sabtu tanggal 14 Pebruari 2009 sekitar pukul 13.00 WIB, Saksi-2 (Lana Emriana Nurahman) umur 11 tahun datang

ke rumah kakaknya yang bernama Tutik Aminasari (Saksi-1) di Asrama Garnisun Salatiga, selanjutnya Saksi-2 bermain dengan keponakannya yang bernama Sdri Reva, tidak lama kemudian anak Terdakwa Sdri Vida datang ikut bermain, kemudian Sdri Vida dipanggil oleh ayahnya (Terdakwa) supaya pulang, akhirnya Sdri Vida pulang, karena takut kalau Sdri Reva, keluar rumah, Saksi-2 menutup pintu, namun tiba-tiba Saksi-2 mendengar Sdri Vida menangis, Saksi-2 penasaran dan membuka pintu tapi tiba-tiba Terdakwa datang dan marah-marah kepada Saksi-2 dengan kata-kata “kamu bodoh, tolol” selanjutnya Saksi-2 ditampar oleh Terdakwa mengenai pelipis sebelah kiri sebanyak 2 (dua) kali dengan menggunakan tangan kanan, karena merasa takut dan sakit Saksi-2 menangis.

3. Bahwa akibat dari pemukulan tersebut, Saksi-2 mengalami sakit pada pelipis sebelah kiri, kepala pusing dan badan panas atau demam sehingga dirawat di Dkt Salatiga selama 4 (emapt) hari (Berdasarkan Visum Et Repertum No : STT / 01 / Ver / III / 2009 yang ditandatangani oleh Dr. Fifi Asfekti Kapten Ckm (K) NRP 11950013320668, tanggal 3 Pebruari 2009).

4. Bahwa yang menjadi penyebab Terdakwa melakukan pemukulan terhadap Saksi-2 karena pada waktu Saksi-2 menutup pintu tanpa sengaja, pintu tersebut menjepit jari kelingking anak Terdakwa.

Subsidair :

Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan di tempat-tempat sebagaimana tersebut di bawah ini yaitu pada Hari Sabtu tanggal 14 bulan Pebruari tahun 2009, setidak-tidaknya dalam tahun 2009 di Asrama Garnisun Rt. 04 Rw. 07 Kel. Kali Cacing Kec. Sido Mukti Kota Salatiga setidak-tidaknya di tempat-tempat lain yang termasuk wewenang Pengadilan militer II-10 Semarang telah melakukan tindak pidana :

“Penganiayaan yang tidak menjadikan sakit atau halangan untuk Melakukan jabatan atau pekerjaan”

(4)

Perbuatan tersebut dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi Anggota TNI-AD sejak tahun 1994 melalui Pendidikan Secaba di Pusdikzi Bogor selama 6 (enam) bulan, setelah lulus dilantik dengan pangkat Serda selanjutnya mengikuti pendidikan kecabangan Polisi Militer di Pusdik POM Bandung selama 5 (lima) bulan, setelah lulus ditempatkan di Denpom IV / 3 Salatiga sampai saat terjadinya perkara pidana ini dengan pangkat terakhir Sersan Mayor NRP 21946124290472.

2. Bahwa pada hari Sabtu tanggal 14 Pebruari 2009 sekitar pukul 13.00 WIB, Saksi-2 (Lana Emriana Nurahmah) umur 11 tahun datang ke rumah kakaknya yang bernama Tutik Aminasari (Saksi-1) di Asrama Garnisun Salatiga, selanjutnya Saksi-2 bermain dengan keponakannya yang bernama Sdri Reva, tidak lama kemudian anak Terdakwa Sdri Vida datang ikut bermain, kemudian Sdri Vida dipanggil oleh ayahnya (Terdakwa) supaya pulang, akhirnya Sdri

Vida pulang, karena takut kalau Sdri Reva, keluar rumah, Saksi-2 menutup pintu, namun tiba-tiba Saksi-Saksi-2 mendengar Sdri Vida menangis, Saksi-2 penasaran dan membuka pintu tapi tiba-tiba Terdakwa datang dan marah-marah kepada Saksi-2 dengan kata-kata “kamu bodoh, tolol” selanjutnya Saksi-2 ditampar oleh Terdakwa mengenai pelipis sebelah kiri sebanyak 2 (dua) kali dengan menggunakan tangan kanan, karena merasa takut dan sakit Saksi-2 menangis.

3. Bahwa akibat dari pemukulan tersebut, Saksi-2 mengalami sakit pada pelipis sebelah kiri, kepala pusing dan badan panas atau demam sehingga dirawat di DKT Salatiga selama 4 (empat) hari (Berdasarkan Visum Et Repertum No : STT / 01 / Ver / III / 2009 yang ditandatangani oleh Dr. Fifi Asjekti Kapten Ckm (K) NRP 11950013320668, tanggal 3 Pebruari 2009).

4. Bahwa yang menjadi penyebab Terdakwa melakukan pemukulan terhadap Saksi-2 karena pada waktu Saksi-2 menutup pintu tanpa sengaja, pintu tersebut menjepit jari kelingking anak Terdakwa.

Berpendapat bahwa perbuatan Terdakwa tersebut telah cukup memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam: Primair : Pasal 351 ayat (1) KUHP.

Subsidair : Pasal 352 ayat (1) KUHP.

Menimbang : Bahwa atas dakwaan tersebut Terdakwa menyatakan mengerti dan tidak mengajukan keberatan.

Menimbang : Bahwa dalam persidangan Terdakwa tidak didampingi Penasihat Hukum dan akan menghadapi sendiri perkaranya.

(5)

Menimbang : Bahwa Saksi yang dihadapkan dipersidangan menerangkan dibawah sumpah sebagai berikut:

SAKSI-1:

Nama lengkap : TUTIK AMINASARI Pekerjaan : Ibu rumah Tangga

Tempat / tanggal lahir : Salatiga, 29 Oktober 1976 Jenis kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Tempat tinggal : Asrama Garnisun Rt. 04 Rw. 07 Kel. Kali Cacing Kec. Sido Mukti Kota Salatiga

Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

1. Bahwa Saksi-1 kenal Terdakwa sejak tinggal di Asrama Garnisun Salatiga pada bulan Maret 2006, namun antara Saksi-1 dan Tersangka tidak ada hubungan keluarga / famili.

2. Bahwa pada Hari Sabtu tanggal 14 Pebruari 2009 sekira pukul 13.00 Wib 2 (adik 1) datang ke rumah Saksi-1 di Asrama

Garnisun Salatiga, selanjutnya Saksi-2 bermain dengan anak Saksi-1 yang bernama Reva umur kurang lebih 2,5 tahun di ruang keluarga.

3. Bahwa pada saat Saksi-2 dan anak Saksi-1 bermain, kurang lebih pukul 15.30 Wib anak Terdakwa yang bernama Vida berumur 4 tahun datang ke rumah Saksi-1 ikut bermain, kurang lebih pukul 15.40 Wib Vida dipanggil Terdakwa agar pulang.

4. Bahwa tidak lama kemuadian setelah anak Terdakwa dipanggil oleh Terdakwa, Saksi-1 mendengar yang pada waktu itu berada di dapur tiba-tiba mendengar Vida (anak Terdakwa) menangis dan suara Terdakwa berteriak-teriak keras, sehingga Saksi-1 mendatanginya dan menanyakan atas kejadian tersebut.

5. Bahwa atas kejadian tersebut jari kelingking anak Terdakwa (Vida) terjepit pintu Saksi-1 yang ditutup oleh Saksi-2 mengeluarkan darah, selanjutnya Saksi-1 memberikan obat merah tapi oleh Terdakwa ditolak.

6. Bahwa atas kejadian tersebut Terdakwa menampar Saksi-2 mengenai pelipis kiri sebanyak 2 (dua) kali dengan menggunakan tangan kanan terbuka dan memarahinya Saksi-2 dengan kata-kata “Kamu bodoh, goblok sudah tahu tangannya terjepit kok pintunya masih saja ditutup, serta Terdakwa minta pertanggung jawaban kepada Saksi-1, namun akan dibawa berobat Saksi-1 oleh Terdakwa tidak boleh dan diajak pulang oleh Terdakwa.

(6)

7. Bahwa atas kejadian tersebut pada saat itu Saksi-1 meminta maaf kepada Terdakwa apabila adiknya (Saksi-2) melakukan kesalahan dan akan bertanggungjawab atas biaya pengobatan anak Terdakwa, disamping itu ketika Terdakwa sebelum memukul dan memarahi Saksi-2, Saksi-2 telah meminta maaf kepada Terdakwa terlebih dahulu dengan mengatakan “maaf saya tidak sengaja”.

8. Bahwa sekitar pukul 16.30 Wib Terdakwa dan istrinya membawa anaknya berobat ke Rumah Sakit, setelah pulang dari rumah Sakit, Saksi-1 langsung mendatangi rumah Terdakwa dan meminta maaf serta menanyakan berapa biaya pengobatan dan resep dari dokter, selanjutnya Saksi-1 membawa resep tersebut ke Apotik Intra Farma Salatiga dan kemudian menyerahkan obat tersebut kepada Terdakwa.

9. Bahwa biaya pengobatan anak Terdakwa sebesar Rp. 125.000,-, ditanggung / diganti oleh orang tua Saksi-1.

10. Bahwa akibat pemukulan yang dilakukan oleh Terdakwa, tersebut Lana Nurahmah (Saksi-2) merasakan sakit dibagian pelipis kiri, kepala pusing dan badannya panas serta terlihat shock, sehingga mengalami pendarahan seperti halnya menstruasi.

11. Bahwa pada tanggal 15 Pebruari 2009 pagi hari Saksi-2 bibawa ke DKT langsung diopname s/d tanggal 19 Pebruari 2009, kemudian pada tanggal 1 s/d 6 Maret 2009 Saksi-2 dirawat lagi di Rumah Sakit Daerah Salatiga.

12. Bahwa atas kejadian pemukulan yang dilakukan oleh Terdakwa, keluarga Saksi-1 melaporkan kejadian tersebut ke Denpom dan pada tanggal 15 Pebruari 2009 sore hari ada anggota POM datang ke rumah Saksi-1 minta kejadian ini diselesaikan secara kekeluargaan, akan tetapi keluarga Saksi-1 tidak bersedia dan minta untuk diselesaikan sesuai jalur hukum. 13. Bahwa Terdakwa tidak membantu biaya pengobatan/ perawatan Saksi-2, melainkan ditanggung sendiri oleh keluarga Saksi-2.

14. Bahwa Terdakwa tidak mau membantu biaya pengobatan karena perkara dilanjutkan sesuai jalur hukum.

15. Bahwa Saksi-2 sampai saat ini masih trauma tidak berani main ke rumah Saksi-1 lagi.

16. Bahwa selama adik Saksi-1 dirawat di DKT Terdakwa pernah menengok sekali dan hanya menanyakan siapa namanya dan pendidikannya, namun tidak meminta maaf kepada keluarga Saksi-1 (Terdakwa tidak pernah meminta maaf).

Atas keterangan Saksi-1 tersebut Terdakwa menyangkal sebagian, yaitu sebagai berikut :

(7)

1. Pada saat Terdakwa memanggil Vida, Vida keluar bukan lewat pintu samping, tapi keluar pintu depan/pintu utama.

2. Ketika tangan anak Terdakwa masih memegang kusen pintu sudah ditutup dengan keras sehingga jari telingking Vida terjepit.

Atas sangkalan tersebut Saksi-1 membenarkan bahwa Vida keluar lewat pintu depan, namun tidak mengetahui terjepitnya jari Vida, karena Saksi-1 sedang didapur memasak air.

Menimbang : Bahwa oleh karena Saksi-2 berumur dibawah 15 tahun yakni 11 tahun 2 bulan maka berdasarkan ketentuan pasal 162 Undang-undang No. 31 1997, maka Saksi-2 dalam memberikan keterangan tidak perlu disumpah.

SAKSI-2:

Nama lengkap : LANA EMRIANA NURAHMAH

Pekerjaan : Pelajar (kelas 5 SD Muhammadiyah Pegaden Salatiga).

Tempat / tanggal lahir : Salatiga, 8 Juni 1998 Jenis kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Tempat tinggal : Ds. Pasar Anyar Rt. I/Rw. 2 Kel Kauman Kidul Kec. Sidorejo Kota Salatiga.

Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

1. Bahwa Saksi-2 sebelum kejadian ini belum kenal dengan Terdakwa, antara Saksi-2 dengan Terdakwa tidak ada hubungan famili / keluarga.

2. Bahwa pada hari Sabtu tanggal 14 Pebruari 2009 sekitar pukul 13.00 WIB Saksi-2 datang ke rumah kakaknya (Saksi-1) di Asrama Garnisun Salatiga, selanjutnya Saksi-2 bermain dengan keponakannya yang bernama Reva, tidak lama kemudian anak Terdakwa yang bernama Vida datang ikut bermain bersama-sama Saksi-2 dan anak Saksi-1 yang bernama Reva.

3. Bahwa tidak lama kemuadian Vida dipanggil oleh Terdakwa, setelah Vida keluar Saksi-2 menutup pintunya, karena takut anak 1 keluar rumah, namun setelah Saksi-2 menutup pintu Terdakwa dan langsung membuka pintu setelah pintu ditutup oleh Saksi-2, Terdakwa datang membuka pintu dan menggendong Vida yang sedang nangis dan jari kelingkingnya mengeluarkan darah, melihat hal tersebut Saksi-2 langsung meminta maaf kepada Terdakwa dengan kata-kata “maaf tidak sengaja” namun Terdakwa tidak menghiraukan melainkan langsung menampar Saksi-2 dibagian pelipis kiri sebanyak 2 (dua) kali dan memarahinya dengan kata-kata “kamu bodoh, goblok”.

(8)

4. Bahwa sebelum pintu ditutup oleh Saksi-2, sejak awal pintu tersebut sudah dalam keadaan terbuka.

5. Bahwa Saksi-2 melihat Vida menangis dan jari telingkingnya mengeluarkan darah, ketika digendong oleh Terdakwa masuk kedalam rumah Saksi-1.

6. Bahwa Saksi-2 tidak mendengar / mengetahui kalau Vida menangis dan terjepit jari kelingkingnya, karena Saksi-2 di dalam rumah dalam keadaan berisik yang disebabkan oleh teriakan/jeritan anak Saksi-1.

7. Bahwa Saksi-2 mengetahui kalau Vida terjepit dan menangis setelah Terdakwa datang masuk ke dalam rumah Saksi-1 yang langsung menampar dan marah-marah terhadap Saksi-2.

8. Bahwa selama Saksi-2 dirawat di DKT, Terdakwa datang menengok sekali dengan menanyakan nama Saksi yang disaksikan oleh kakak Saksi.

9. Bahwa Saksi-2 merasa ketakutan ketika dibentak, dimarahi dan dipukul oleh Terdakwa, dan sampai saat ini Saksi-2 masih merasakan ketakutan terhadap Terdakwa dan belum berani main dirumah Saksi-1.

10. Bahwa akibat dari pemukulan yang dilakukan Terdakwa tersebut, Saksi-2 menderita sakit pada pelipis sebelah kiri, kepala pusing dan badan panas/demam serta mengeluarkan darah selayaknya orang menstruasi.

11. Bahwa pada tanggal 15 Pebruari 2009 pagi hari Saksi-2 bibawa ke DKT langsung diopname s/d tanggal 19 Pebruari 2009, kemudian pada tanggal 1 s/d 6 Maret 2009 Saksi-2 dirawat lagi di Rumah Sakit Daerah Salatiga.

12. Bahwa selama Saksi – 2 dirawat, Terdakwa pernah sekali menengok Saksi-2, pada waktu itu Terdakwa menanyakan nama Saksi dan pendidikan Saksi, adapun yang dibicarakan antara Terdakwa dan orang tua Saksi-2, Saksi-2 tidak mengetahuinya.

13. Bahwa pada waktu Terdakwa menampar dan memarahi Saksi-2 disaksikan oleh Saksi-1 dan anak Saksi-1.

Atas keterangan Saksi-2 tersebut Terdakwa membenarkan seluruhnya.

Menimbang : Bahwa di dalam Persidangan Terdakwa menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi anggota TNI-AD sejak tahun 1993 melalui Pendidikan Secaba di Pusdikzi Bogor selama 6 (enam) bulan, setelah lulus dilantik dengan pangkat Serda selanjutnya mengikuti pendidikan kecabangan Polisi

(9)

Militer di Pusdik POM Bangung selama 5 (lima) bulan 1994, setelah lulus ditempatkan di Denpom IV/3 Salatiga sampai saat terjadinya perkara pidana ini dengan pangkat terakhir Sersan Mayor NRP 21946124290472.

2. Bahwa pada hari Sabtu tanggal 14 Pebruari 2009 sekitar pukul 15.00 WIB anak Terdakwa yang bernama Vida berumur 4 tahun main ke rumah Saksi-1 bersama dengan Saksi-2 dan anak Saksi-1 yang berenama Reva kurang lebih berumur 2 tahun.

3. Bahwa tidak lama kemudian ketika anak Terdakwa (Vida) sedang bermain bersama-sama Reva (anak 1) dan Saksi-2, Terdakwa memanggilnya untuk pulang, atas panggilan Terdakwa tersebut, Vida keluar dari rumah Saksi-1 bermaksud untuk pulang.

4. Bahwa ketika Vida (anak Terdakwa) keluar rumah tepatnya dipintu depan, Terdakwa melihat pintu rumah ditutup dengan keras dan bersamaan dengan itu anak Terdakwa (Vida) menangis, dan setelah Terdakwa melihat jari kelingking tangan kiri anaknya terjepit pintu dan berdarah, setelah dilepaskan dari jepitan pintu dan diperiksa oleh Terdakwa ternyata hampir putus.

5. Bahwa atas kejadian tersebut Terdakwa membuka pintu dan menggendong anaknya masuk ke dalam rumah Saksi-1, dengan emosi yang sudah tidak dapat dikendalikan lagi tiba-tiba Saksi-2 mengatakan “maaf saya tidak sengaja”. Sehingga Terdakwa langsung menampar Saksi-2 sebanyak 2 kali dibagian pelipis kiri dengan menggunakan tangan kanan membuka dan memarahi Saksi-2 dengan kata-kata “kamu bodoh, tolol”.

6. Bahwa tamparan yang dilakukan oleh Terdakwa terhadap Saksi-2 cukup keras sehingga Saksi-2 menangis dan ketakutan. 7. Bahwa akibat dari pemukulan yang dilakukan oleh Terdakwa, Saksi-2 mengalami sakit pada pelipis sebelah kiri, kepala pusing dan badan panas atau demam sehingga diopname di DKT Salatiga dari tanggal 15 s/d tanggal 19 Pebruari 2009, kemudian pada tanggal 1 s/d 6 Maret 2009 Saksi-2 dirawat lagi di Rumah Sakit Daerah Salatiga.

8. Bahwa Terdakwa memukul Saksi-2 karena emosi melihat jari kelingking anaknya hampir putus dan banyak mengeluarkan darah.

9. Bahwa pada waktu Saksi-2 diopname di DKT, Terdakwa sudah meminta maaf baik kepada Saksi-2 maupun Kepada Pak Sunardi (orang tua Saksi-2).

10. Bahwa pada waktu Terdakwa menengok Saksi-2 di DKT selain meminta maaf Terdakwa juga menanya Saksi-2 mengenai apa yang dirasakan dan pendidikannya, atas

(10)

pertanyaan Terdakwa, Saksi-2 menjawab pusing di kepala dan panas.

11. Bahwa setelah Terdakwa dilaporkan oleh keluarga korban, Terdakwa melalui kesatuan meminta perkara tersebut untuk diselesaikan secara kekeluargaan, namun keluarga korban dalam hal ini orang tua Saksi-2 (Pak Sunardi) menginginkan untuk diselesikan sesuai hukum yang berlaku, sehingga Terdakwa tidak mau memberikan bantuan biaya pengobatan Saksi-2 selama dirawat.

12. Bahwa atas kejadian perkara ini, antara keluarga Terdakwa dan keluarga korban (Saksi-1) tidak saling menyapa dan belum ada perdamaian hingga persidangan ini.

13. Bahwa Terdakwa merasa menyesal dan tidak akan mengulangi lagi.

Menimbang : Bahwa ternyata terhadap keterangan Saksi-1 (Tutik Aminasari) ada yang disangkal oleh Terdakwa, untuk itu Majelis akan menanggapi sangkalan Terdakwa sebagai berikut :

Bahwa Terdakwa mempunyai hak untuk menyangkal atas keterangan para Saksi sebagaimana diatur dalam hukum acara. Adapun sangkalan Terdakwa terhadap keterangan Saksi-1 (Tutik Aminasari) yaitu sebagai berikut :

1. Pada saat Terdakwa memanggil Vida, Vida keluar bukan lewat pintu samping, tapi keluar pintu depan/pintu utama.

2. Ketika tangan anak Terdakwa masih memegang kusen pintu sudah ditutup dengan keras sehingga jari telingking Vida terjepit.

Bahwa Majelis tidak perlu memberikan tanggapan terhadap sangkalan Terdakwa tersebut, karena sangkalan tersebut bukan merupakan pokok perkara. Oleh karena itu sangkalan Terdakwa tidak dapat diterima dan haruslah ditolak. Menimbang : Bahwa dari barang-barang bukti yang diajukan oleh

Oditur Militer ke Persidangan berupa:

Surat-surat :

- 1 (satu) lembar Visum et Repertum No : STT / 01 / Ver / III / 2009 atas nama Lana Emriana Nurohmah Pekerjaan : Pelajar Agama : Islam Alamat : Ds. Watu Rumput Kec. Sidorejo Kota Salatiga yang ditandatangi oleh dr. Fifi Asjekti Kapten Ckm ( K ) NRP. 11950013320668 tanggal 3 Pebruari 2009 dari Rumah Sakit TK IV.04.07.03 dengan hasil pemeriksaan :

- Keadaan umum : Sadar, baik, compos mentis, kooperatif,

- Tensi : 120 / 90 mmHg. - S/N : 36 o C, N : 88/menit.

(11)

- Status Lokalis : - Bengkak di kening kiri memar, panas, nyeri, pusing.

Kesimpulan : luka tersebut di atas terjadi oleh karena kena benda yang tumpul.

Barang-barang : Nihil

Menimbang : Bahwa terhadap barang bukti yang diajukan Oditur Militer berupa alat bukti surat, yaitu Visum Et Repertum tersebut di atas setelah diteliti dan dicermati serta ditanyakan baik kepada Terdakwa maupun kepada para saksi, ternyata ada kaitannya dengan perkara Terdakwa, yaitu adanya tanda-tanda bekas pemukulan pada diri Saksi-2, oleh karenanya Majelis berpendapat bahwa barang bukti tersebut dapat dijadikan sebagai barang bukti.

Menimbang : Bahwa terhadap keterangan Saksi-2, Majelis perlu memberikan pendapatnya sebagai berikut :

1. Bahwa pada hari Sabtu tanggal 14 Pebruari 2009 sekitar pukul 13.00 WIB Saksi-2 datang ke rumah kakaknya (Saksi-1) di Asrama Garnisun Salatiga, selanjutnya Saksi-2 bermain dengan keponakannya yang bernama Reva, tidak lama kemudian anak Terdakwa yang bernama Vida datang ikut bermain bersama-sama Saksi-2 dan anak Saksi-1 yang bernama Reva.

2. Bahwa ketika Terdakwa memanggil anaknya yang sedang bermain di rumah Saksi-1, anak Terdakwa keluar melalui pintu depan, ketika anak Terdakwa sampai di depan pintu, Saksi-2 menutupnya, tidak lama kemudian Terdakwa masuk ke rumah Saksi-1 dengan menggedong anaknya yang sedang menangis dan jari kelingkingnya mengeluarkan darah. 3. Bahwa setelah Saksi-2 melihat Terdakwa masuk kerumah Saksi-1, Saksi-2 langsung meminta maaf kepada Terdakwa dengan kata-kata “maaf tidak sengaja” namun Terdakwa tidak menghiraukan melainkan langsung menampar Saksi-2 dibagian pelipis kiri sebanyak 2 (dua) kali dan memarahinya dengan kata-kata “kamu bodoh, goblok”.

4. Bahwa Saksi-2 merasa ketakutan ketika dibentak, dimarahi dan dipukul oleh Terdakwa, dan sampai saat ini Saksi-2 masih merasakan ketakutan terhadap Terdakwa dan belum berani main dirumah Saksi-1.

5. Bahwa akibat dari pemukulan yang dilakukan Terdakwa tersebut, Saksi-2 menderita sakit pada pelipis sebelah kiri, kepala pusing dan badan panas/demam serta mengeluarkan darah selayaknya orang menstruasi.

6. Bahwa pada tanggal 15 Pebruari 2009 pagi hari Saksi-2 bibawa ke DKT langsung diopname s/d tanggal 19 Pebruari

(12)

2009, kemudian pada tanggal 1 s/d 6 Maret 2009 Saksi-2 dirawat lagi di Rumah Sakit Daerah Salatiga.

7. Bahwa pada waktu Terdakwa menampar dan memarahi Saksi-2 disaksikan oleh Saksi-1 dan anak Saksi-2.

Bahwa berdasarkan uraian diatas dan barang-barang bukti berupa surat (VER No : STT / 01 / Ver / III / 2009 atas nama Lana Emriana Nurohmah) yang dihadirkan oleh Oditur, maka Majelis manilai keterangan Saksi-2 bersesuaian dengan keterangan Saksi-1 dan keterangan Terdakwa, serta dikuatkan dengan adanya barang-barang bukti berupa surat tersebut, oleh karenanya berdasarkan penjelasan pasal 162 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1997 keterangan Saksi-2 yang diberikan tanpa disumpah dapat dijadikan Petunjuk dalam permeriksaan perkara ini.

Menimbang : Bahwa berdasarkan keterangan-keterangan Terdakwa dan Saksi dibawah sumpah di persidangan serta alat bukti lain dan setelah menghubungkan satu dengan yang lainnya maka diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut:

1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi anggota TNI-AD sejak tahun 1993 melalui Pendidikan Secaba di Pusdikzi Bogor selama 6 (enam) bulan, setelah lulus dilantik dengan pangkat Serda selanjutnya mengikuti pendidikan kecabangan Polisi Militer di Pusdik POM Bangung selama 5 (lima) bulan 1994, setelah lulus ditempatkan di Denpom IV/3 Salatiga sampai saat terjadinya perkara pidana ini dengan pangkat terakhir Sersan Mayor NRP 21946124290472.

2. Bahwa benar pada Hari Sabtu tanggal 14 Pebruari 2009 sekira pukul 13.00 Wib Saksi-2 (adik Saksi-1) datang ke rumah Saksi-1 di Asrama Garnisun Salatiga, selanjutnya Saksi-2 bermain dengan anak Saksi-1 yang bernama Reva umur kurang lebih 2,5 tahun di ruang keluarga.

3. Bahwa benar pada saat Saksi-2 dan anak Saksi-1 bermain, kurang lebih pukul 15.30 Wib anak Terdakwa yang bernama Vida berumur 4 tahun datang ke rumah Saksi-1 ikut bermain bersama-sama dengan Saksi-2 dan anak Saksi-1. 4. Bahwa benar tidak lama kemudian ketika anak Terdakwa (Vida) sedang bermain bersama-sama Reva (anak Saksi-1) dan Saksi-2, Terdakwa memanggilnya untuk pulang, atas panggilan Terdakwa tersebut, Vida keluar dari rumah Saksi-1 bermaksud untuk pulang melalui pintu depan.

5. Bahwa benar setelah Vida dipanggil oleh Terdakwa tidak berapa lama Saksi-1 yang pada waktu itu berada di dapur tiba-tiba mendengar Vida (anak Terdakwa) menangis dan Saksi-1 mendatanginya untuk melihat apa yang terjadi dengan Vida. 6. Bahwa benar ketika Vida (anak Terdakwa) keluar rumah tepatnya dipintu depan, Terdakwa melihat pintu rumah ditutup dengan keras dan bersamaan dengan itu anak Terdakwa (Vida)

(13)

menangis, dan setelah Terdakwa melihat jari kelingking tangan kiri anaknya terjepit pintu dan berdarah, setelah dilepaskan dari jepitan pintu dan diperiksa oleh Terdakwa ternyata hampir putus.

7. Bahwa benar atas kejadian tersebut Terdakwa membuka pintu dan menggendong anaknya masuk ke dalam rumah Saksi-1, dengan emosi yang sudah tidak dapat dikendalikan lagi, tiba-tiba Saksi-2 mengatakan “maaf saya tidak sengaja”, namun Terdakwa tidak menghiraukan melainkan langsung menampar Saksi-2 sebanyak 2 kali dibagian pelipis kiri dengan menggunakan tangan kanan membuka dan memarahi Saksi-2 dengan kata-kata “kamu bodoh, tolol”.

8. Bahwa benar setelah Saksi-1 menyaksikan kalau jari kelingking anak Terdakwa (Vida) mengeluarkan darah, Saksi-1 memberikan obat merah namun oleh Terdakwa ditolak.

9. Bahwa benar Terdakwa meminta pertanggung jawaban kepada Saksi-1, atas permintaan Terdakwa tersebut Saksi-1 menawarkan anak Terdakwa akan dibawa berobat namun tidak diperbolehkan, melainkan diajak pulang oleh Terdakwa sendiri. 10. Bahwa benar sekitar pukul 16.30 Wib Terdakwa dan istrinya membawa anaknya berobat ke Rumah Sakit, dan setelah pulang dari rumah Sakit, Saksi-1 langsung mendatangi rumah Terdakwa dan meminta maaf serta menanyakan biaya pengobatan dan meminta resep dari dokter, selanjutnya Saksi-1 membawa resep tersebut ke Apotik Intra Farma Salatiga dan kemudian menyerahkan obat tersebut kepada Terdakwa.

11. Bahwa benar biaya pengobatan anak Terdakwa sebesar sebesar Rp. 125.000,-, ditanggung / diganti oleh orang tua Saksi-1.

12. Bahwa benar akibat pemukulan yang dilakukan oleh Terdakwa, tersebut Lana Nurahmah (Saksi-2) merasakan sakit dibagian pelipis kiri, kepala pusing dan badannya panas serta terlihat shock, sehingga mengalami pendarahan seperti halnya menstruasi.

13. Bahwa benar akibat pemukulan yang dilakukan oleh Terdakwa terhadap Saksi-2, pada tanggal 15 s/d tanggal 19 Pebruari 2009 diopname di DKT, kemudian pada tanggal 1 s/d 6 Maret 2009 Saksi-2 dirawat lagi di Rumah Sakit Daerah Salatiga.

14. Bahwa benar atas kejadian pemukulan yang dilakukan oleh Terdakwa, keluarga Saksi-1 melaporkan kejadian tersebut ke Denpom dan pada tanggal 15 Pebruari 2009 sore hari ada anggota POM datang ke rumah Saksi-1 minta kejadian ini diselesaikan secara kekeluargaan, akan tetapi keluarga Saksi-1 tidak bersedia dan minta untuk diselesaikan sesuai jalur hukum, sehingga Terdakwa tidak mau memberikan bantuan biaya pengobatan Saksi-2 selama dirawat.

(14)

15. Bahwa benar pada waktu Saksi-2 diopname di DKT, Terdakwa sudah meminta maaf baik kepada Saksi-2 maupun Kepada Pak Sunardi (orang tua Saksi-2).

16. Bahwa benar pada waktu Terdakwa menengok Saksi-2 di DKT selain meminta maaf Terdakwa juga menanya Saksi-2 mengenai apa yang dirasakan dan pendidikannya, atas pertanyaan Terdakwa, Saksi-2 menjawab pusing di kepala dan panas.

17. Bahwa benar sesuai Visum et Repertum No : STT/01/ Ver/III/2009 tanggal 3 Pebruari 2009 yang ditandatangani oleh dr. Fifi Asjekti Kapten Ckm (K) NRP. 11950013320668 Rumah Sakit TK IV.04.07.03. dari hasil pemeriksaan Saksi-2 mengalami

- Keadaan umum : Sadar, baik, compos mentis, kooperatif,

- Tensi : 120 / 90 mmHg. - S/N : 36 o C, N : 88/menit.

- Status Lokalis : Bengkak di kening kiri memar, panas, nyeri, pusing.

Kesimpulan : luka tersebut di atas terjadi oleh karena kena benda yang tumpul.

18. Bahwa benar Terdakwa merasa menyesal dan tidak akan mengulangi lagi.

Menimbang : Bahwa lebih dahulu Majelis akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh Oditur Militer dalam tuntutannya dengan mengemukakan pendapat sebagai berikut :

1. Bahwa mengenai keterbuktian unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer, Majelis akan membuktikan sendiri dalam putusannya.

2. Bahwa mengenai pidana yang dijatuhkan terhadap diri Terdakwa, Majelis akan mempertimbangkan sendiri dalam putusannya.

Menimbang : Bahwa tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer dalam Surat Dakwaannya adalah dakwaan alternatif subsidairitas.

Menimbang : Bahwa Terdakwa hanya dapat dinyatakan terbukti bersalah apabila perbuatan Terdakwa telah memenuhi semua unsur dari pasal tindak pidana yang didakwakan, serta kepada Terdakwa dapat pula dipertanggungjawabkan atas segala perbuatannya. Menimbang : Bahwa Terdakwa berdasarkan surat dakwaan Oditur Militer

dihadapkan kedepan persidangan dengan dakwaan yang disusun secara alternatif subsidairitas yang terdiri dari :

Primair : Pasal 351 ayat (1) KUHP. Subsidair : Pasal 352 ayat (1) KUHP .

(15)

Menimbang : Bahwa sesuai dengan tertib hukum acara pidana, maka Majelis akan membuktikan terlebih dahulu dakwaan primair Pasal 351 ayat (1) KUHP.

Menimbang : Bahwa di dalam pasal 351 KUHP tidak terdapat rumusan/ ketentuan yang memuat unsur-unsur dari tindak pidana ini. Perbuatan tersebut hanya dikualifikasikan “penganiayan“. Namun dalam ayat (4) dijelaskan yakni : “penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan”.

Bahwa di dalam doktrin yang dimaksud dengan penganiayaan adalah “setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja untuk menimbulkan rasa sakit atau luka kepada orang lain”.

Menimbang : Bahwa tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer dalam dakwaan primair yaitu pasal 351 ayat (1) KUHP mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

1. Unsur Kesatu : “Barangsiapa”. 2. Unsur Kedua : “Dengan sengaja”.

3. Unsur Ketiga : “Menimbulkan rasa sakit atau luka kepada orang lain”.

Menimbang : Bahwa mengenai unsur ke-1 “Barang siapa” tersebut Majelis Hakim mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : Bahwa yang dimaksud dengan “Barang siapa” dalam

pengertian KUHP adalah seorang atau badan hukum. Bahwa yang dimaksud dengan orang yaitu sebagaimana diatur dalam pasal 2 sampai pasal 9 KUHP, dalam rumusan pasal tersebut adalah semua warga Negara Indonesia termasuk warga Negara Asing yang memenuhi persyaratan yang diatur dalam pasal 2 sampai dengan pasal 9 KUHP tersebut, dalam hal ini termasuk pula Angkatan Perang (Anggota TNI).

Berdasarkan keterangan Saksi dibawah sumpah, keterangan Terdakwa dan petunjuk serta alat bukti surat yang terungkap dipersidangan, terungkap fakta-fakta sebagai berikut : 1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi anggota TNI-AD sejak tahun 1993 melalui Pendidikan Secaba di Pusdikzi Bogor selama 6 (enam) bulan, setelah lulus dilantik dengan pangkat Serda selanjutnya mengikuti pendidikan kecabangan Polisi Militer di Pusdik POM Bangung selama 5 (lima) bulan dalam tahun 1994, setelah lulus ditempatkan di Denpom IV/3 Salatiga sampai saat terjadinya perkara pidana ini dengan pangkat terakhir Sersan Mayor NRP 21946124290472.

2. Bahwa benar pada saat Terdakwa menghadiri persidangan masih berstatus militer aktif dengan menggunakan pakaian seragam lengkap dengan atributnya, selayaknya anggota militer TNI AD yang lainnya dengan pangkat Serma.

(16)

3. Bahwa Terdakwa sehat jasmani dan rohani serta mampu bertangung jawab atas perbuatan yang dilakukan.

Menimbang : Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat Unsur Kesatu “Barang siapa” telah terpenuhi. Menimbang : Bahwa mengenai Unsur Kedua dalam dakwaan Primair

yaitu “Dengan sengaja”, Majelis berpendapat sebagai berikut:

Yang dimaksud dengan sengaja adalah adanya kesadaran dan keinsyafan pada diri sipelaku dalam melakukan suatu tindakan. Dengan kata lain bahwa pelaku menyadari dan menghendaki tindakan yang dilakukannya itu, termasuk akibat yang ditimbulkan dari perbuatannya tersebut.

Menurut Memori Van Toelichting (MVT) yang dimaksud “Dengan sengaja” adalah menghendaki dan menginsyafi terjadinya suatu tindakan beserta akibatnya. Bahwa pelaku yang melakukan suatu tindakan dengan sengaja adalah menghendaki terjadinya perbuatan tersebut dan menginsyafi tindakan beserta akibat yang terjadi dari tindakannya itu.

Berdasarkan keterangan Saksi dibawah sumpah, keterangan Terdakwa dan petunjuk serta alat bukti surat yang terungkap dipersidangan, terungkap fakta-fakta sebagai berikut : 1. Bahwa benar ketika anak Terdakwa yang bernama Vida bermain di rumah Saksi-1 belum seberapa lama, Terdakwa memanggilnya untuk pulang.

2. Bahwa benar ketika Vida (anak Terdakwa) keluar rumah tepatnya dipintu depan, Terdakwa melihat pintu rumah Saksi-1 ditutup dengan keras dan bersamaan dengan itu anak Terdakwa (Vida) menjerit dan menangis, setelah Terdakwa melihat ternyata jari kelingking tangan kiri anaknya terjepit pintu dan berdarah, setelah dilepaskan dari jepitan pintu dan diperiksa oleh Terdakwa ternyata jari kelingking anak kiri anak Terdakwa tersebut nyaris putus.

3. Bahwa benar atas kejadian tersebut Terdakwa membuka pintu dan menggendong anaknya masuk ke dalam rumah Saksi-1, dengan emosi yang sudah tidak dapat dikendalikan lagi, tiba-tiba Saksi-2 mengatakan “maaf saya tidak sengaja”, namun Terdakwa tidak menghiraukan melainkan langsung menampar Saksi-2 sebanyak 2 kali dibagian pelipis kiri dengan menggunakan tangan kanan membuka dan memarahi Saksi-2 dengan kata-kata “kamu bodoh, goblok”.

4. Bahwa benar Terdakwa memukul pelipis Saksi-2 adalah merupakan kehendak dari Terdakwa sendiri dan tidak ada pihak lain yang menyuruhnya, karena yang menjadi sasaran pemukulan Terdakwa adalah Saksi-2 dan bukan orang lain.

(17)

5. Bahwa benar Terdakwa memukul Saksi-2 dilakukan dengan sadar dan atas kehendak Terdakwa sendiri serta tidak ada tekanan dari orang lain, oleh karena itu perbuatan Terdakwa yang memukul Saksi-2 dilakukan dengan sengaja, Terdakwa menyadari bahwa yang dipukul Terdakwa Saksi-2 adalah anak-anak yang mestinya dilindungi tetapi karena Saksi- 2 yang mengakibatkan jari kelingking tangan kiri anak Terdakwa terjepit pintu nyaris putus, maka Terdakwa dengan emosinya yang tidak terkendalikan tapi dalam keadaan sadar, Saksi-2 menjadi pelampiasan amarah Terdakwa.

Menimbang : Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat, Unsur Ke satu “Dengan sengaja” telah terpenuhi. Menimbang : Bahwa mengenai unsur ketiga ““menimbulkan rasa sakit

atau luka kepada orang lain”, Majelis akan mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:

Bahwa yang dimaksud dalam unsur ini mengenai menimbulkan rasa sakit atau luka kepada orang lain yaitu merupaka tujuan atau kehendak dari sipelaku (Terdakwa). Kehendak atau tujuan itu harus disimpulkan dari sifat perbuatan yang dapat menimbulkan rasa sakit atau perasaan tidak enak kepada orang lain/diri orang lain.

Bahwa mengenai caranya yang dilakukan dapat bermacam-macam antara lain, dengan adanya sentuhan pada badan orang lain yang dengan sendirinya dapat berupa : memukul, menendang, menampar, menusuk, menginjak dan sebagainya.

Yang dimaksud dengan merusak kesehatan orang lain, yaitu dapat diartikan melakukan perbutan dengan maksud agar orang lain menderita sakit atau sesuatu penyakit (Ziekte).

Sedangkan yang dimaksud dengan sakit (ziekte) berarti adanya gangguan atas fungsi dari alat dalam badan manusia.

Bahwa menurut yurisprudensi yang diartikan dengan penganiayaan, adalah sesuatu perbuatan yang disengaja, sehingga menimbulkan perasaan tidak enak (penderitaan), rasa sakit atau luka.

Berdasarkan keterangan Saksi dibawah sumpah, keterangan Terdakwa dan petunjuk serta alat bukti surat yang terungkap dipersidangan, terungkap fakta-fakta sebagai berikut : 1. Bahwa benar ketika Vida (anak Terdakwa) keluar rumah tepatnya dipintu depan rumah Saksi-1, Terdakwa melihat pintu rumah ditutup dengan keras dan bersamaan dengan itu anak Terdakwa (Vida) menangis, dan setelah Terdakwa melihat jari kelingking tangan kiri anaknya terjepit pintu dan berdarah, setelah dilepaskan dari jepitan pintu dan diperiksa oleh Terdakwa ternyata hampir putus.

2. Bahwa benar atas kejadian tersebut Terdakwa membuka pintu dan menggendong anaknya masuk ke dalam rumah

(18)

Saksi-1, dengan emosi yang sudah tidak dapat dikendalikan lagi, tiba-tiba Saksi-2 mengatakan “maaf saya tidak sengaja”, namun Terdakwa tidak menghiraukan melainkan langsung menampar Saksi-2 sebanyak 2 kali dibagian pelipis kiri dengan menggunakan tangan kanan membuka dan memarahi Saksi-2 dengan kata-kata “kamu goblok, bodoh,”.

3. Bahwa benar akibat pemukulan yang dilakukan oleh Terdakwa tersebut, Lana Nurahmah (Saksi-2) merasakan sakit dibagian pelipis kiri, kepala pusing dan badannya panas serta terlihat shock, sehingga mengalami pendarahan seperti halnya menstruasi.

4. Bahwa benar Saksi-2 pada tanggal 15 s/d tanggal 19 Pebruari 2009 diopname di DKT, kemudian pada tanggal 1 s/d 6 Maret 2009 Saksi-2 dirawat lagi di Rumah Sakit Daerah Salatiga. 5. Bahwa benar sesuai Visum et Repertum No : STT/01/ Ver/III/2009 tanggal 3 Pebruari 2009 yang ditandatangani oleh dr. Fifi Asjekti Kapten Ckm (K) NRP. 11950013320668 Rumah Sakit TK IV.04.07.03. dari hasil pemeriksaan Saksi-2 mengalami

- Keadaan umum : Sadar, baik, compos mentis, kooperatif,

- Tensi : 120 / 90 mmHg. - S/N : 36 o C, N : 88/menit.

- Status Lokalis : Bengkak di kening kiri memar, panas, nyeri, pusing.

Kesimpulan : luka tersebut di atas terjadi oleh karena kena benda yang tumpul.

Menimbang : Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa Unsur Ketiga “menimbulkan rasa sakit atau luka kepada orang lain” telah terpenuhi.

Menimbang : Bahwa oleh karena dakwaan Oditur Militer bersifat Alternatif Subsidairitas, sedangkan dakwaan Primair telah terbukti secara sah dan meyakinkan, maka dakwaan Subsidair tidak perlu lagi untuk dibuktikan.

Menimbang : Bahwa sebelum sampai pada pertimbangan terakhir dalam mengadili perkara ini, Majelis ingin menilai sifat hakekat dan akibat dari sifat perbuatan Terdakwa serta hal-hal lain yang mempengaruhi sebagai berikut :

1. Bahwa sifat dari perbuatan Terdakwa yakni melakukan pemukulan terhadap Saksi-2 karena didorong emosi yang tak terkendalikan akibat jari kelingking anaknya yang terjepit pintu nyaris putus, adalah mencerminkan suatu sikap yang arogan sehingga Terdakwa sudah tidak mampu lagi mengendalikan nafsu amarhnya terhadap anak yang masih berumur kurang lebih 11 tahun, yang seharusnya masih dibawah perlindungan secara khusus.

(19)

2. Bahwa perbuatan tersebut di atas, seharusnya tidak perlu terjadi atau dilakukan oleh Terdakwa dalam kapasitas dan status selaku anggota Satlak Hartib Denpom Salatiga, yang seharusnya Terdakwa menjadi contoh dalam menangani setiap permasalahan untuk diselesaikan sesuai ketentuan yang berlaku, akan tetapi dalam hal ini justru Terdakwa main hakim sendiri.

3. Bahwa pada hakekatnya perbuatan Terdakwa yang melakukan pemukulan terhadap Saksi-2, menunjukkan suatu sikap yang mau menang sendiri, tidak menghiraukan orang yang seharusnya mendapat perlindungan.

4. Bahwa akibat dari perbuatan Terdakwa tersebut :

a. Bagi institusi dapat menurunkan citra dan wibawa TNI dimata masyarakat, khususnya kesatuan Terdakwa yang mempunyai tugas pokok melaksanakan penegakan hukum terhadap Anggota TNI.

b. Bahwa perbuatan Terdakwa berakibat Saksi-2 merasa sakit, pusing dibagian kepala, panas, dan rasa ketakutan serta shok, dan pada saat persidangan ini Saksi-2 masih ketakutan terhadap Terdakwa.

c. Bagi masyarakat, bahwa perbuatan Terdakwa tersebut dapat menurunkan citra, wibawa dan kehormatan khususnya satuan Terdakwa dimata masyarakat.

Menimbang : Bahwa tujuan Majelis tidaklah semata-mata hanya memidana orang-orang yang melakukan tindak pidana, tetapi mempunyai tujuan untuk mendidik agar yang bersangkutan dapat kembali insaf pada jalan yang benar menjadi Warga Negara dan prajurit yang baik sesuai dengan falsafah Pancasila dan Sapta Marga.

Oleh karena itu sebelum Majelis menjatuhkan pidana atas diri Terdakwa dalam perkara ini, terlebih dahulu Majelis akan memperhatikan hal-hal yang dapat menjadikan bahan peringan atau pemberat pidananya yaitu :

Hal-hal yang meringankan :

1. Terdakwa menyesal atas perbuatan yang dilakukan dan berjanji tidak akan mengulangi lagi.

2. Bahwa Terdakwa dalam melaksanakan tugas setiap harinya berdedikasi tinggi, loyal dan berprilaku baik serta tenaganya diperlukan oleh satuan.

3. Bahwa Terdakwa masih muda sehingga masih banyak kesempatan untuk memperbaiki diri dalam melaksanakan tugas, untuk dapat lebih baik.

4. Bahwa anak Terdakwa juga mengalami musibah, yakni jari kelingking tangan kirinya nyaris putus karena terjepit pintu yang diakibatkan ketidak sengajaan Saksi-2 menutup pintu.

(20)

1. Perbuatan Terdakwa bertentangan dengan Sapta Marga, Sumpah prajurit dan delapan wajib TNI.

2. Perbuatan Terdakwa sangat arogan dan main hakim sendiri, tidak menghiraukan siapa yang dihadapi, yang seharusnya Terdakwa tidak berlaku kasar terhadap Saksi-2.

3. Bahwa atas perbuatan Terdakwa, Saksi-2 mengalami trauma / rasa ketakutan terhadap Terdakwa sampai persidangan perkara ini.

Menimbang : Bahwa setelah meneliti dan mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat, bahwa pidana sebagaimana yang tercantum dalam diktum dibawah ini adalah adil dan seimbang dengan kesalahan Terdakwa.

Menimbang : Bahwa Terdakwa dinyatakan bersalah dan mampu bertanggung jawab serta tidak ada alasan pemaaf maupun pembenar bagi Terdakwa untuk dapat dibebaskan oleh karena itu maka Terdakwa harus dipidana.

Menimbang : Bahwa oleh karena Terdakwa harus dipidana, maka ia harus dibebani membayar biaya perkara.

Menimbang : Bahwa barang-barang bukti dalam perkara ini berupa : Surat-surat :

- 1 (satu) lembar Visum et Repertum No : STT / 01 / Ver / III / 2009 atas nama Lana Emriana Nurohmah Pekerjaan : Pelajar Agama : Islam Alamat : Ds. Watu Rumput Kec. Sidorejo Kota Salatiga yang ditandatangi oleh dr. Fifi Asjekti Kapten Ckm (K) NRP. 11950013320668 tanggal 3 Pebruari 2009 Rumah Sakit TK IV.04.07.03 dengan hasil pemeriksaan:

- Keadaan umum : Sadar, baik, compos mentis, kooperatif,

- Tensi : 120 / 90 mmHg. - S/N : 36 o C, N : 88/menit.

- Status Lokalis : Bengkak di kening kiri memar, panas, nyeri, pusing.

Kesimpulan : luka tersebut di atas terjadi oleh karena kena benda yang tumpul.

Bahwa oleh karena barang bukti surat tersebut dari sejak semula merupakan satu kesatuan dalam berkas perkara, dan menunjukkan adanya tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa, maka oleh karenanya Majelis berpendapat, bahwa barang bukti surat tersebut perlu tetap dilekatkan dalam berkas perkara.

(21)

Mengingat : 1. Pasal 351 ayat (1) KUHP.

2. Ketentuan perundang-undangan lain yang bersangkutan.

M E N G A D I L I

1. Menyatakan : Terdakwa Serma Budi Mulyaman Nrp 21940124290472 terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana:

“Penganiayaan”

2. Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan: Pidana penjara selama 3 (tiga) bulan. 3. Menetapkan barang bukti berupa:

Surat-surat :

- 1 (satu) lembar Visum et Repertum No : STT / 01 / Ver / III / 2009 atas nama Lana Emriana Nurohmah Pekerjaan : Pelajar Agama : Islam Alamat : Ds. Watu Rumput Kec. Sidorejo Kota Salatiga yang ditandatangi oleh dr. Fifi Asjekti Kapten Ckm (K) NRP. 11950013320668 tanggal 3 Pebruari 2009 Rumah Sakit TK IV.04.07.03 tetap dilekatkan dalam berkas perkara.

4. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah).

Demikian diputuskan pada hari ini Rabu tanggal 7 Oktober 2009 dalam musyawarah majelis hakim oleh Mayor Chk Achmad Suprapto, S.H. NRP 565100 sebagai Hakim Ketua, serta Kapten Chk Asmawi, S.H. NRP 548012 dan Kapten Laut (KH/W) Koerniawaty S.,S.H NRP 13712 / P sebagai Hakim Anggota dan diucapkan pada hari yang sama oleh Hakim Ketua di dalam sidang yang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut diatas, Oditur Militer Kapten Chk Sentot Rahadiyono, S.H. NRP 522893 dan Kapten Chk M.A. Sumarsono, S.H. NRP 11020006580974 di depan Terdakwa dan umum.

Hakim Ketua,

CAP/TTD

Achmad Suprapto, S.H. Mayor Chk NRP 565100 Hakim Anggota I

CAP/TTD

Asmawi, S.H. Kapten Chk NRP 548012 Hakim Anggota I

CAP/TTD

Koerniawaty S.,S.H Kapten Laut (KH/W) NRP 13712 / P

(22)

Panitera,

CAP/TTD

M.A. Sumarsono, S.H. Kapten Chk NRP 11020006580974

Disalin sesuai dengan aslinya oleh : Panitera,

M.A. Sumarsono, S.H. Kapten Chk NRP 11020006580974

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Sutabri (Fitri Ayu1, 2015) “Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung

Mencermati ketentuan di atas dapat diketahui bahwa partai politik mempunyai posisi dan peranan yang sangat penting dalam sistem demokrasi. Partai politik memainkan

Validasi instrumen dilakukan oleh para ahli yang terdiri dari 2 dosen teknik elektro Unesa dan 2 guru SMK YPM 1 Taman dan kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus

Akan tetapi untuk pengujian lain, load balancing akan mengurangi waktu pemrosesan dan alokasi sumber daya lebih opti- mal, seperti pada pencarian 4 karakter

Dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dapat dicapai siswa saat dilakukan evaluasi, akan tetapi, suatu permasalahan muncul pada saat ini di

Dari perbandingan status mutu kualitas air yang didapatkan pada hasil penelitian di sungai Ajkwa Kabupaten Mimika Papua dari perhitungan Skor diatas,

1) Pemanasan. a) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum. Pemanasan dikemas dalam sebuah permainan sederhana yaitu permainan menjala ikan. Caranya

Kesimpulan penelitian ini, pemberian fraksi etil asetat akar senggani menyebabkan efek toksik pada organ testis ditunjukkan dengan adanya nekrosis pada tubulus seminiferus.. Kata