• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENCEMARAN AIR SUNGAI AJKWA AKIBAT BUANGAN LIMBAH INDUSTRI PT. FREPORT INDONESIA KABUPATEN MIMIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT PENCEMARAN AIR SUNGAI AJKWA AKIBAT BUANGAN LIMBAH INDUSTRI PT. FREPORT INDONESIA KABUPATEN MIMIKA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENCEMARAN AIR SUNGAI AJKWA

AKIBAT BUANGAN LIMBAH INDUSTRI PT. FREPORT INDONESIA KABUPATEN MIMIKA

Anton Nawipa, Moch. Sholichin, Sebrian Mirdeklis B. P 1

Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2

Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya E-mail: itepanawipa@gmail.com

ABSTRAK

PT. Freport Indonesia di Kabupaten Mimika Provinsi Papua merupakan perusahaan tambang terbesar yang membuang limbah tailing dalam volume yang cukup besar 66,68 juta m3 yang langsung kesungai Otomona Kabupaten Mimika, Provinsi Papua yang bermuara di laut Arafura. Disamping sungai Otonoma terdapat sungai Ajkwa, Jarak kedua tanggul bervariasi antara 4 – 7 km dan luas total lahan di antara kedua tanggul adalah 230 km2. Dengan melihat jarak dari tanggul pembuangan limbah tailing ± 25 – 30 m, maka kemungkinan pencemaran pada sungai Ajkwa bisa terjadi. Untuk mengetahui tingkat pencemaran pada sungai Ajkwa maka itu dalam penelitian ini mengunkan metode STORET dengan mengacu pada data sekunder (RKL-RPL) PT. Freport Indonesia dari tahun 2013 sampai dengan 2015 dan data primer dari observasi lapangan yang mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001. Tentang Pengolahan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air dengan Status mutu air. Dari hasil yang didapatkan menunjukan bahwa sungai Ajkwa yang berada di dekat tanggul pembuangan limbah Tailing PT. Freport Indonesia adalaht tercemar sedang atau kelas C dan Peruntukan atau Klasifikasi dan criteria mutu air Pada Kelas kelas tiga.

Kata Kunci: Papua, Kabupaten Mimika, Sungai Ajkwa, Kelas C, Tercemar sedang, Skor

-18, Metode STORET

ABSTRACT

PT. Freport Indonesia in Mimika Regency of Papua Province is the largest mining companies that dispose of tailings in a fairly large volume 66.68 million m3 directly into the river Otomona Mimika District, Papua Province which empties into the Arafura Sea. Second distance embankment varies between 4-7 km and the total area of land between the dike is 230 km2. By looking at the distance from the embankment tailings disposal ± 25-30 m, then the possibility of contamination in Ajkwa could happen. To determine the level of contamination in Ajkwa then that in this study using the method STORET with reference to the secondary data (RKL-RPL) PT. Freport Indonesia from 2013 to 2015 and primary data from field observations referring to Government Regulation No. 82 Year 2001 About Treatment Water Quality and Water Pollution Control by Status of water quality. From the results obtained show that Ajkwa near waste disposal Tailings embankment PT. Freport Indonesia is being polluted or class C and Appropriation or classification and water quality criteria In the third grade class.

(2)

1. PENDAHULUAN

PT. Freeport Indonesia merupakan sala satu tambang terbesar di dunia yang berada di Mimika Papua. kegiatan eksplorasi di Ertsberg pada Desember 1967. Tailing yang dibuang tersebut dalam volume yang cukup besar karena dari 100% bijih yang diolah hanya akan menghasilkan 3% - 5% konsentrat, sedangkan 95% - 97% merupakan tailing.

Tailing PT. Freeport Indonesia mengandung 2% tembaga dan logam berat lainnya seperti Arsen (As), Kadmium (Cd), Timbal (pb), Merkuri (Hg), Sianida (Cn) dan lainnya inin merupakan parameter yang selalu ada. Limbah hasil produksi yang dibuang PT. Freeport Indonesia berupa air asam batuan (AAB) 243 + 82 kg H2SO4/ton yang rerata harian kapasitas penetralan asam sedimen tersuspensi, pengelolahan tailing 66,68 juta m3 yang langsung ke sungai Otomona, dapat dilihat pada Gambar 1.

Supaya tidak terjadi perluasan dampak secara lateral, dibangun dua buah tanggul yang membujur pada arah Utara– Selatan yang dikenal sebagai Tanggul Barat (±52 km) dan Tanggul Timur (± 54 km). Jarak kedua tanggul bervariasi antara 4 – 7 km dan luas total lahan di antara kedua tanggul adalah 230 km2.

Dengan melihat jarak dari tanggul pembuangan limbah tailing ± 25 – 30 m, maka kemungkinan pencemaran pada sungai Ajkwa bias terjadi. Sungai Ajkwa terletak di Kabupaten Mimika Papua, termasuk dalam sungai Non Tailing yang berada di bagiab selatan dari penambanag PT. Freport Indonesia.

2. BAHAN DAN METODE

Secara Geografis Kabupaten Mimika berada diantara posisi 134° 31’’ sampai 138° 31’’ Bujur Timur dan 4°60’’ sampai 5°18’’Lintang Selatan. Luas Kabupaten Mimika adalah 19.592,00 Km² atau 4,7 % dari luas wilayah Provinsi Papua dan memiliki 12 distrik / kecamatan.

Gambar.1. Lokasi Penelitian

(Sumber: Laporan Pelaksanaan Pengelolaan dan pemantauaan)

(3)

Pada studi ini menggunakan bahan berupa data yaitu berupa peta lokasi, hasil pemantauaan kualitas air, hasil pengujian Lab, peraturan pemerintah, dok RKL-RPL PT. FI. Dimana jenis data yang digunakan pada dasarnya menggambarkan karakte-ristik dari tempat study sungai Ajkwa itu sendiri.

Dalam penyelesaian studi ini digunakan metode STORET dengan data yang dibutukan dalam study penelitian ini antara lain:

1. Data Primer yang didapatkan dari Observasi lapangan dan pengukuran kualitas air Sungai Ajkwa pada bulan juli 2015.

2. Data sekunder didapatkan dengan meminta informasi berupa literatur, laporan, peta, peraturan, dokumen lingkungan, dari (RKL-RPL) PT. Freport Indonesia, studi pustaka, media internet maupun dan intansi terkait

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Lokasi Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel air sunga Ajkwa terbagi dalam tiga segmen yaitu segmen A pada koordinat 4°31’52.03” lintang selatan dan 136°53’49.89” bujur timur, segmen B di koordinat 4°32’27.87” lintang selatan dan 136°54’04.31” bujur timur dan segmen C pada 4°33’07.80” lintang selatan dan 136°54’00.28” bujur timur dilihat pada gambar 2.

3.2. Analisa Data Primer dengan Metode STORET

Dari hasil pengujian sanpel air di lab. Mendapatkan 24 parameter yang terdiri dari 1 parameter fisika yaitu TDS yang tidak memiliki baku mutu. Sedangkan 23 yang tergolong dalam parameter kimia dengan 8 parameter yang memenuhi baku mutu diantaranya pH, Besi (Fe), Timbal (Pb), Selenium dan Arsen (As). Sedangkan Nitrit (NO2-N), Seng (Zn) dan Tembaga (Cu) melebihi baku mutu.

3.3. Status Mutu Air berdasarkan Metode STORET

Cara untuk menentukan status mutu air adalah dengan menggunakan sistem nilai dari “US-EPA (Environmental Protection Agency)” dengan mengklasifikasikan mutu air dalam empat kelas, yaitu :

Tabel.1. Penentuan kelas berdasarkan

skor

NO KELES KONDISI SKOR KET 1 A Baik Sekali 0 Baku Mutu 2 B Baik -1s/d-10 Cemar Ringan 3 C Sedang -11s/d-30 Cemar Sedang 4 D Buruk ≥-31 Cemar Berat

Sumber: (PP 82 Tahun 2001, pasal 14) Penentuan status mutu air dengan menggunakan metoda STORET dendan penentuan sistim nilai

Gambar. 2. Skema Pengambilan Sampel

(4)

Hasil yang didapat pada tabel 3

di kelompokan dalam tingkat kandungan parameter Fisika dan Kimia dengan penentuan sistim nilai untuk status mutu air menggundakan jumlah parameter <10 mengingat dari hasil laboratorium yang mempunyai baku mutu air 8 parameter Terdapat tiga parameter yang hasil pengukuran melebihi baku mutu yang diperoleh yaitu parameter Nitrit (NO2-N), parameter Tembaga (Cu) dan parameter Seng (Zn) dengan masing - masing skor yaitu -2, -8 dan -8 dapat dilihat pada tabel 4.

Jumlah contoh1)

Nilai

Fisika Kimia Biologi

< 10 Maksimum -1 -2 -3 Minimum -1 -2 -3 Rata-rata -3 -6 -9 ≥10 Maksimum -2 -4 -6 Minimum -2 -4 -6 Rata-rata -6 -12 -18

Tabel. 3. Pegelompokan parameter Fisika dan Kimia Sungai Ajkwa

dari Pengujian Sampel yang dinilai

No. Parameter Satuan Baku

Mutu

Hasil Pengukura

n

Maks Min Rata-rata FISIKA

1 Total Padat Terlarut ( TDS ) mg/L 2280 103 1191.5

KIMIA

1 pH 6-8.8 7.98 6.95 7.465

2 Konduktifitas Lab µS/cm 1930 193 1061.5

3 Padat Tersupsensi Total mg/L 1580 3 791.5

4 Total Alkalinitas ( CaCO3 ) mg/L 2280 103 1191.5

5 Total Asiditas ( CaCO3 ) mg/L 16 2 9

6 Kesadahan ( CaCO3 ) mg/L 1290 100 695 7 Kekeruhan NTU 295 3.07 149.035 8 Nitrat ( NO3-N ) mg/L 0.24 0.005 0.1225 9 Nitrit ( NO2-N ) mg/L 0.06 0.11 0.005 0.0575 10 Sulfat ( SO4 ) mg/L 1280 495 887.5 11 Perak ( Ag ) mg/L 0.001 0.001 0.001 12 Aluminium ( Al ) mg/L 0.017 0.005 0.011 13 Arsen ( As ) mg/L 0.5 0.005 0.002 0.0035 14 Kadmium ( Cd ) mg/L 0.0002 0.0002 0.0002 15 Kromium ( Cr ) mg/L 0.001 0.001 0.001 16 Tembaga (Cu ) mg/L 0.02 0.046 0.001 0.0235 17 Besi ( Fe ) mg/L 0.002 0.137 0.0005 0.06875 18 Raksa ( Hg ) mg/L 0.0003 0.0003 0.0003 19 Mangan ( Mn ) mg/L 1.54 0.0002 0.7701 20 Nikel ( Ni ) mg/L 0.001 0.001 0.001 21 Timbal ( Pb ) mg/L 0.03 0.003 0.002 0.0025 22 Selenium mg/L 0.05 0.006 0.002 0.004 23 Seng ( Zn ) mg/L 0.02 0.122 0.002 0.062

Sumber: Pengolahan Data

Parameter

Sumber : (Canter 1977 dalam Deazy Rahmawati, 2011)

Tabel.2. Penentuan sistem nilai untuk

(5)

3.4. Peruntukan Status Mutu Sungai Ajkwa.

Dari semua skor yang diperolehpada tabel 4, ini menunjukan status mutu air pada hasil perhitungan skor total adalah –18, ini berarti Sungai Ajkwa kategori kelas C (cemar sedang) dan harus mempunyai peruntukan sesuai dengan kondisi pemanfaatan Sungai Ajkwa.

3.5. Perhitungan Kelas Air

Dari perbandingan status mutu kualitas air yang didapatkan pada hasil penelitian di sungai Ajkwa Kabupaten Mimika Papua dari perhitungan Skor diatas, Perbandingan kelas mutu air dari hasil uji laboratorium tahun 2015 memberikan nilai atau skor -6 sampai dengan -18 ditunjukan pada Tabel.5. kita dapat melihat Total skor dan kemudian kita bandingkan dengan tabel 5 US-EPA (lampiran I KEPMEN-Lingkungan Hidup. No: 115 Tahun 2003 penentuan status mutu air dengan metode STORET) dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Setelah itu kita dapat menentukan bahwa status mutu air dari hasil perhitungan pada sungai Ajkwa termasuk dalam kategori Kelas C (cemar sedang). Sedangkan dapat kita Klasifikasi dan kriteria mutu air yang menunjukan bahwa peruntukan sungai Ajkwa dalam kategori kelas tiga yang dinilai masih layak untuk dimanfaatkan sebagai pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi tanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

4. Analisa Data Sekunder dengan Metode STORET

Data – data berikut ini merupakan nilai maksimum, minimum dan rata-rata pada 15 titik lokasi pemantauan kualitas air di dataran rendah dan muara, 7 titik pemantauan pada sungai yang dialiri Tailing (S130, S245, S255, S265, S266, S267 dan S268) dan 8 titik pemantauan sebagai sungai yang tidak dialiri Tailing atau non-Tailing (S225, S560, S261, S417.6, S420, S325, S760,dan S860).

Pada tabel .6. menjelaskan tentang hasil perhitungan dari setiap Laporan Pelaksanaan Pengelolahan dan Pemantauan Lingkungan (RKL-RPL) dari Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2015 PT. Freport Indonesi dari pengelompokan sungai non tailing yang di dapatkan yang keseluruhannya dijelaskan pada tabel .7. Dalam laporan Tahunan Mimika dalam Angka Tahun 2013 banyaknya hari hujan di kabupaten mimika sangat tinggi dari bulan April - November dengan hari hujan diantara 27 - 30 hal ini menunjukan bahwa sungai - sungai non tailing yang ada di kabupaten Mimika dapat menetralkan air sungainya secara alami.

Pada table. 8. Menjelaskan hasil penentuan status mutu air triwulan dari setiap tahun nilai yang didapatkan dari 8 data laporan (RKL-RPL) sungai non tailing di Kab. Mimika pada 2013 sampai dengan 2015

(6)

Sumber: Perhitungan

Tabel. 5. Skor Penilaian Hasil Perhitungan Kelas III Status Mutu Air

Menurut Sistim Perhitungan STORET Pada Sungai Ajkwa Kab. Mimika

No. Parameter Satuan Baku Mutu

Hasil

Pengukuran Jumlah

Maks Skor Min Skor Rata-rata Skor Skor FISIKA

1 Total Padat Terlarut (TDS) mg/L - 2280 - 103 - 1191.5 - -

KIMIA 1 pH 6-9.0 7.98 0 6.95 0 7.465 0 0 2 Sulfat ( SO4 ) mg/L - 1280 - 495 - 887.5 - - 3 Nitrat ( NO3-N ) mg/L - 0.24 - 0.005 - 0.1225 - - 4 Nitrit ( NO2-N ) mg/L 0,06 0.11 -2 0.005 0 0.0575 0 -2 5 Arsen ( As ) mg/L 1 0.005 0 0.002 0 0.0035 0 0 6 Kadmium ( Cd ) mg/L 0.01 0.0002 - 0.0002 - 0.0002 7 Kromium ( Cr ) mg/L 0.05 0.001 - 0.001 - 0.001 8 Tembaga (Cu ) mg/L 0.02 0.046 -2 0.001 0 0.0235 -6 -8 9 Raksa ( Hg ) mg/L 0.002 0.0003 0 0.0003 0 0.0003 0 0 10 Mangan ( Mn ) mg/L - 1.54 - 0.0002 - 0.7701 - - 11 Nikel ( Ni ) mg/L - 0.001 - 0.001 - 0.001 - - 12 Timbal ( Pb ) mg/L 0.03 0.003 0 0.002 0 0.0025 0 0 13 Selenium (Se) mg/L 0.05 0.006 0 0.002 0 0.004 0 0 14 Seng ( Zn ) mg/L 0.02 0.122 -2 0.002 0 0.062 -6 -8 JUMLAH SKOR -18 Sumber: Perhitungan

No. Parameter Satuan Baku Mutu

Hasil

Pengukuran Jumlah

Maks Skor Min Skor Rata-rata Skor Skor

FISIKA

1 Total Padat Terlarut (TDS) mg/L - 2280 - 103 - 1191.5 - -

KIMIA 1 pH 6-8.5 7.98 0 6.95 0 7.465 0 0 2 Sulfat ( SO4 ) mg/L - 1280 - 495 - 887.5 - - 3 Nitrat ( NO3-N ) mg/L - 0.24 - 0.005 - 0.1225 - - 4 Nitrit ( NO2-N ) mg/L 0,06 0.11 -2 0.005 0 0.0575 0 -2 5 Arsen ( As ) mg/L 0,5 0.005 0 0.002 0 0.0035 0 0 6 Kadmium ( Cd ) mg/L nihil 0.0002 - 0.0002 - 0.0002 - - 7 Kromium ( Cr ) mg/L - 0.001 - 0.001 - 0.001 - - 8 Tembaga (Cu ) mg/L 0.02 0.046 -2 0.001 0 0.0235 -6 -8 9 Raksa ( Hg ) mg/L 0.002 0.0003 0 0.0003 0 0.0003 0 0 10 Mangan ( Mn ) mg/L - 1.54 - 0.0002 - 0.7701 - - 11 Nikel ( Ni ) mg/L - 0.001 - 0.001 - 0.001 - - 12 Timbal ( Pb ) mg/L 0.03 0.003 0 0.002 0 0.0025 0 0 13 Selenium (Se) mg/L 0.05 0.006 0 0.002 0 0.004 0 0 14 Seng ( Zn ) mg/L 0.02 0.122 -2 0.002 0 0.062 -6 -8 JUMLAH SKOR -18

Tabel 4. Skor Mutu Air Menurut Sistim Perhitungan STORET

(7)

Tabel. 6. Nilai Analisis Sungai Non Tailing di Kab. Mimika Triwulan 1 Tahun 2013

SUNGAI NON TAILING

PARAMETER SATUAN Thn. 2013 Twln 1 Thn. 2013 Twln 3 Thn. 2013 Twln 4 Thn. 2014 Twln 1

Maks Min Rata-rata Maks Min Rata-rata Maks Min Rata-rata Maks Min Rata-rata

pH 8.17 7.4 7.785 8.04 7.15 7.595 8.12 7.36 7.74 8.2 7.19 7.695

Konduktifitas Lab µS/cm 6260 124 3192 1010 101 555.5 4770 111 2440.5 1170 124 647

Salinitas o/oo 3.42 0.06 1.74 0.5 0.05 0.275 2.56 0.06 1.31 0.54 0.06 0.3

Padat Tersupsensi Total mg/L Mar-00 Jan-00 35.5 Apr-01 Jan-00 240 Apr-00 Jan-00 61 2339 21 1180

Total Alkalinitas ( CaCO3 ) mg/L 0 41 20.5 97 38 67.5 85 43 64 183 31 107

Total Asiditas ( CaCO3 ) mg/L 8 1 4.5 8 1 4.5 10 1 5.5 12 1 6.5

Kesadahan ( CaCO3 ) mg/L 640 64 352 141 51 96 0 145 59 102 Kekeruhan NTU 154 6 80 343 7.88 175.44 123 8.55 65.775 234 0.43 117.215 Nitrat ( NO3-N ) mg/L 0.04 0.01 0.025 0.03 0.01 0.02 0.07 0.005 0.0375 0.005 0.005 0.005 Nitrit ( NO2-N ) mg/L 0.087 0.01 0.0485 0.699 0.01 0.3545 0.065 0.01 0.0375 0.0999 0.01 0.05495 Sulfat ( SO4 ) mg/L 250 2 126 63.8 1.14 32.47 26.3 4.11 15.205 55.7 2.78 29.24 Logam Terlarut Perak ( Ag ) mg/L 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 Aluminium ( Al ) mg/L 0.304 0.01 0.157 0.393 0.028 0.2105 0.154 0.015 0.0845 0.48 0.005 0.2425 Arsen ( As ) mg/L 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 Barium ( Ba ) mg/L 0.036 0.007 0.0215 0.032 0.015 0.0235 0 0.0322 0.0051 0.01865

Kalsium ( Ca ) mg/L Feb-00 Jan-00 35.5 Jan-00 Jan-00 19.3 Feb-00 Jan-00 30.25 41.2 10.5 25.85

Kadmium ( Cd ) mg/L 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 Kromium ( Cr ) mg/L 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0 0.002 0.001 0.0015 Tembaga (Cu ) mg/L 0.029 0.001 0.015 0.056 0.001 0.0285 0.033 0.001 0.017 0.083 0.001 0.042 Besi ( Fe ) mg/L 0.303 0.013 0.158 0.511 0.112 0.3115 0.364 0.146 0.255 0.383 0.0005 0.19175 Raksa ( Hg ) mg/L 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 Magnesium ( Mg ) mg/L 120 3.76 61.88 20.8 3.97 12.385 909.3 4.49 456.895 21.3 4.36 12.83 Mangan ( Mn ) mg/L 0.112 0.002 0.057 0.069 0.004 0.0365 1.127 0.005 0.566 0.0497 0.0002 0.02495 Nikel ( Ni ) mg/L 0.002 0.001 0.0015 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 Timbal ( Pb ) mg/L 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 Selenium mg/L 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 Seng ( Zn ) mg/L 0.055 0.001 0.028 0.0277 0.001 0.01435 0.024 0.001 0.0125 0.0332 0.001 0.0171

SUNGAI NON TAILING

PARAMETER SATUAN Thn. 2014 Twln 2 Thn. 2014 Twln 3 Thn. 2014 Twln 4 Thn. 2015 Twln 1

Maks Min Rata-rata Maks Min Rata-rata Maks Min Rata-rata Maks Min Rata-rata

pH 7.95 7.25 7.6 7.92 7.28 7.6 7.92 7.28 7.6 8.03 6.77 7.4

Konduktifitas Lab µS/cm 1770 97 933.5 6390 130 3260 6390 130 3260 1160 119 639.5

Salinitas o/oo 0.89 0.05 0.47 3.47 0.06 1.765 3.47 0.06 1.765 0.58 0.06 0.32

Padat Tersupsensi Total mg/L 235 5 120 279 19 149 279 19 149 1140 3 571.5

Total Alkalinitas ( CaCO3 ) mg/L 81 37 59 91 52 71.5 91 52 71.5 102 33 67.5

Total Asiditas ( CaCO3 ) mg/L 7 1 4 10 2 6 10 2 6 5 1 3

Kesadahan ( CaCO3 ) mg/L 0 654 52 353 654 52 353 190 50 120 Kekeruhan NTU 230 8.45 119.225 206 10.7 108.35 206 10.7 108.35 371 5.13 188.065 Nitrat ( NO3-N ) mg/L 0.05 0.005 0.0275 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 Nitrit ( NO2-N ) mg/L 0.098 0.01 0.054 0.069 0.01 0.0395 0.069 0.01 0.0395 0.95 0.01 0.48 Sulfat ( SO4 ) mg/L 60.8 1.32 31.06 195 3.4 99.2 195 3.4 99.2 151 2.6 76.8 Logam Terlarut Perak ( Ag ) mg/L 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 Aluminium ( Al ) mg/L 0.446 0.058 0.252 0.147 0.014 0.0805 0.147 0.014 0.0805 0.293 0.005 0.149 Arsen ( As ) mg/L 0.002 0.002 0.002 0.003 0.002 0.0025 0.003 0.002 0.0025 0.002 0.002 0.002 Barium ( Ba ) mg/L 0 0 0 0.0388 0.0049 0.02185 Kalsium ( Ca ) mg/L 25.8 10.3 18.05 52.4 13.4 32.9 52.4 13.4 32.9 63.4 13.8 38.6 Kadmium ( Cd ) mg/L 0.0002 0.0002 0.0002 0.0003 0.0002 0.00025 0.0003 0.0002 0.00025 0.0002 0.0002 0.0002 Kromium ( Cr ) mg/L 0 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 Tembaga (Cu ) mg/L 0.105 0.001 0.053 0.012 0.001 0.0065 0.012 0.001 0.0065 0.022 0.001 0.0115 Besi ( Fe ) mg/L 0.542 0.197 0.3695 0.388 0.052 0.22 0.388 0.052 0.22 1.11 0.172 0.641 Raksa ( Hg ) mg/L 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 Magnesium ( Mg ) mg/L 30.6 2.95 16.775 127 4.39 65.695 127 4.39 65.695 27.1 3.72 15.41 Mangan ( Mn ) mg/L 0.055 0.009 0.032 0.0595 0.0035 0.0315 0.0595 0.0035 0.0315 0.307 0.0063 0.15665 Nikel ( Ni ) mg/L 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 Timbal ( Pb ) mg/L 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 Selenium mg/L 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 Seng ( Zn ) mg/L 0.113 0.001 0.057 0.077 0.001 0.039 0.077 0.001 0.039 0.0587 0.001 0.02985

(8)

Diliha pada gambar. 3 rata-rata status kualitas air membuktikan bahwa sungai-sungai non tailing di kabupaten mimika menunjukan status mutu kualitas air (cemar sedang) dikarenakan curah hujan di Kabupaten Mimika yang cukup tinggi. Hal ini di dukung dengan curah hujan yang

berkisar diantara 27 – 30 dari bulan April – November . Sungai-sungai non tailing yang ada di Kab. Mimika mengalami proses penetralan secara alami, termasuk juga pada sungai Ajkwa.

4.1.Perbandingan Analisa Data.

Pada penilitian ini, dari data primer dan data sekunder menunjukan perbandingan yang sama dimana: 1. Hasil yang diperoleh dari data

primer menyimpulkan bahwa Sungai Ajkwa termasuk dalam status mutu air kelas C (cemar sedang) dengan memacu pada peruntukan sungai non tailing dalam laporan triwulan (RKL-RPL) PT. Freport Indonesia. Skor yang didapatkan dari analisa data sekunder memberikan nilai status

Tabel .7 Nilai Analisis Air Sungai Non Tailing di Kab. Mimika

Tahun 2013 sampai dengan 2015

No. Parameter Satuan Baku Mutu

Hasil

Pengukuran JUMLAH

Maks Skor Min Skor Rata-rata Skor SKOR

1 pH 6-8.5 8.17 0 7.4 0 7.785 0 0

2 Konduktifitas Lab µS/cm 6260 124 3192

3 Salinitas o/oo 3.42 0.06 1.74

4 Padat Tersupsensi Total mg/L 66 5 35.5 5 Total Alkalinitas ( CaCO3 ) mg/L 0 41 20.5 6 Total Asiditas ( CaCO3 ) mg/L 8 1 4.5

7 Kesadahan ( CaCO3 ) mg/L 640 64 352 8 Kekeruhan NTU 154 6 80 9 Nitrat ( NO3-N ) mg/L 0.04 0.01 0.025 10 Nitrit ( NO2-N ) mg/L 0.06 0.087 -2 0.01 0 0.0485 0 -2 11 Sulfat ( SO4 ) mg/L 250 2 126 Logam Terlarut 12 Perak ( Ag ) mg/L 0.001 0.001 0.001 13 Aluminium ( Al ) mg/L 0.304 0.01 0.157 14 Arsen ( As ) mg/L 0.5 0.002 0 0.002 0 0.002 0 0 15 Barium ( Ba ) mg/L 0.036 0.007 0.0215 16 Kalsium ( Ca ) mg/L 59 12 35.5 17 Kadmium ( Cd ) mg/L 0.0002 0.0002 0.0002 18 Kromium ( Cr ) mg/L 0.001 0.001 0.001 19 Tembaga (Cu ) mg/L 0.02 0.029 -2 0.001 0 0.015 0 -2 20 Besi ( Fe ) mg/L 0.303 0.013 0.158 21 Raksa ( Hg ) mg/L 0.002 0.0003 0 0.0003 0 0.0003 0 0 22 Magnesium ( Mg ) mg/L 120 3.76 61.88 23 Mangan ( Mn ) mg/L 0.112 0.002 0.057 24 Nikel ( Ni ) mg/L 0.002 0.001 0.0015 25 Timbal ( Pb ) mg/L 0.03 0.002 0 0.002 0 0.002 0 0 26 Selenium mg/L 0.05 0.002 0 0.002 0 0.002 0 0 27 Seng ( Zn ) mg/L 0.02 0.055 -2 0.001 0 0.028 -6 -8 Jumlah -12

Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel.8 Hasil Penentuan StatusMutu Air

Sungai Non Tailingdi Kab. Mimika dari Tahun 2013 - 2015

Tahun/Triwulan Status Mutuh Kialitas Air Keterangan

Thn. 2013 Twln 1 -18 Cemar Sedang Thn. 2013 Twln 3 -12 Cemar Sedang Thn. 2013 Twln 4 -12 Cemar Sedang Thn. 2014 Twln 1 -12 Cemar Sedang Thn. 2014 Twln 2 -12 Cemar Sedang Thn. 2014 Twln 3 -18 Cemar Sedang Thn. 2014 Twln 4 -10 Cemar Ringan Thn. 2015 Twln 1 -6 Cemar Ringan

Status Mutu air dengan menggunalan nilai dari US

(9)

mutu kualitas air pada kisaran (-6) sampai dengan (-18). Dari gambar. 3 menunjukan bahwa rata-rata termasuk dalam kategori status mutu air Kelas C.

2. Data yang diperoleh sangat terbatas, tetapi ini menunjukan bahwa data-data sekunder yang didapatkan sangat mendukung dalam penelitian ini. Karena dapat dibandingkan bahwa hasil dari anasisa menggunakan metode STORET menjelaskan Sungai Ajkwa adalah salah satu sungai non tailing yang mempunyai status mutu air tidak berbanding jauh dengan sungai-sungai non tailing yang ada di Kabupaten Mimika Papua.

4.2.Keterbatasan Penelitian.

Dalam penelitian ini, penulis memiliki keterbatasan-keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian diantaranya:

1. Teknik pengumpulan data primer yang tidak sesuai dengan prosedur atau tahapan yang ditetapkan

2. Sangai minimnya data sekunder seperti data debit, data hujan setiap periode dan lain-lain.

3. Hasil uji Laboratorium yang tidak yang tidak memberikan data yang lengkap dikarenakan Laboratorium yang digunakan adalah milik perusahaan terkait.

4. Penelitian hanya dilakukan sekali dalam proses pengambilan sampel. 5. Tidak adanya wawancara secara

lisan kepada masyarakat di lokasi penelitian.

Gambar 3. Grafik Hsil Nilai Status Mutu Air Sungai Non Tailing Mengunakan

(10)

5. Kesimpulan

1. Dari pengelompokan data didaptkan beban pencemaran parameter Fisika yaitu TDS yang tidak memiliki baku mutu. Sedangkan 23 yang tergolong dalam parameter kimia dengan 8 parameter yang memenuhi baku mutu diantaranya pH, Besi (Fe), Timbal (Pb), Selenium dan Arsen (As). Sedangkan Nitrit (NO2-N), Seng (Zn) dan Tembaga (Cu) melebihi baku mutu.

2. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada tiga segmen pengambilan sampel yaitu di segmen A, B dan C mendapatkan 24 parameter. Dari hasil laboratorium yang dapat diukur dan Status Mutu Air Sungai Ajkwa dalam kategori kelas C (cemar sedang) dengan parameter Fisika dan Kimia yang didapatkan dari hasil perhitungan pada Sungai Ajkwa ialah -18 dengan menggunakan metode STORET.

3. Dari hasil analisa data Primer dan Sekunder yang mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, menunjukan Sungai Ajkwa yang termasuk dalam sungai-sungai Non Tailing di Kabupaten Timika termasuk dalam kategori kelas C (cemar sedang) dan mempunyai peruntukan atau Klasifikasi dan memenuhi kriteria mutu air kelas tiga (III).

6. Saran

Perlu ada usaha peningkatan dengan cara selalu melakukan pengawasan masuknya buangan limbah tailing ke Sungai Ajkwa dan sungai-sungai non tailing di Kabupaten Mimika Papua. Penelitian ini dapat dijadikan referensi

kualitas air di Kabupaten Mimika Provinsi Papua.

7. Daftar Pustaka

Abdullah. 2010. Pengaruh Perkembangan Industri Terhadap Pola Pemanfaatan Lahan di

Wilayah Kecamatan Bergas

Kabupaten Semarang, Tesis, MPWK, Undip

Azwir. 2006. Analisa Pencemaran Air

Sungai Tapung Kiri Oleh Limbah Industri Kelapa Sawit PT. Peputra Masterindo di Kabupaten Kampar. Tesis. MIL Undip

BAPPEDA Kabupaten Mimika Tahun 2014, Kajian Lingkungan Hidup

Strategis Tataruang Wilaya Kabupaten Mimika.

BPS Kabupaten Mimika ( Mimika

Dalam Angka) Tahun 2013

Creswell, J.W. 1994. Research Design,

Qualitative and Quantitative Approaches, Thousand Oaks, California: Sage

Daldjoeni, N. 1992. Geografi baru:

Organisasi Keruangan dalam Teori dan Praktek. Alumni.

Bandung

Davis, M.L., and D.A. Cornwell. 1991.

Introduction to Environmental Engineering. Second Edition.

Mc-Graw-Hill, Inc. New York

Deazy Rahmawati, 2011. Pengaruh

Kegiatan Industri Terhadap Kualitas Air Sungai Diwak Di Bergas Kabupaten Semarang Dan Upaya Pengendalian Pencemaran Air Sungai.Tesis, Adponorogo,

Semarang.

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas

Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan.

(11)

Fardiaz, S.1992. Polusi Air dan udara. Kanisius. Yogjakarta

Jenie, Betty dan Rahayu, Winiati.2003. Penanganan

Limbah Industri Pangan.

Kanisius. Yogyakarta

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 110 Tahun 2003 tentang Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran Air Pada Sumber Air

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penetuan Status Mutu Air

Keputusan Gubernur Papua No. 131 dan 185 Tahun 2012. Tentang

Perijinan Pembuagan Air Limbah Domestik dan IPAL.

Kristanto, Ir. Philip, 2004, Ekologi

Industri. Penerbit ANDI.

Yogyakarta

Metcalf and Eddy.1979. Wastewater

Engineering Treatment and Reuse. Fourth Edition.

Mc.Graw-Hill. New York

Mulyanto, H.R.2007. Sungai, Fungsi

dan Sifat- sifatnya. Graha Ilmu.

Yogyakarta

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001. Tentang Pengolahan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

RKL – RPL, Triwulan 1 Tahun 2015,

Laporan Pelaksanaan

Pengelolaan dan Pemantauan

Lingkungan, Environmental

Management PT. Freeport

Indinesia, IIB-45.

Soemarwoto, Otto. 1996. Ekologi,

Lingkungan Hidup dan

Pembangunan, Djambatan.

Jakarta

. 2003. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Gajah Mada Univerity Press. Yogyakarta

Sugiharto. 1987. Dasar-dasar

Pengolahan Air Limbah,

Universitas Indonesia. Jakarta

Suhendrayatna, 2001. Penanganan

Limbah Industri Pangan.

Kanisius. Yogyakarta

Wardhana, Wisnu. 2001. Dampak

Pencemaran Lingkungan Edisi

Revisi. Penerbit ANDI.

Yogyakarta

Yang, Hon Jung, et-al. 2007. Water

Quality Characteristic Along The course of The Huangpu River (China). Journal of Evironmental

Science 19; 1193- 1198 Zulkifli, Arif. 2013. Kerusakan

Lingkungan PT. FI (

Environmental Dengradation in PT. FI. Yogyakarta.

Gambar

Tabel 4. Skor Mutu Air Menurut Sistim Perhitungan STORET  Pada Sungai Ajkwa Kab.Mimika
Gambar 3. Grafik Hsil Nilai Status Mutu Air Sungai Non Tailing Mengunakan  Metode STORET Kab

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pemahaman yang diikuti kebiasaan modern, umumnya digunakan pengertian bahwa Timur Tengah ini meliputi semua negara yang terletak di sebelah selatan Uni

The aim of this study is to describe the teachings regarding sexuality among Christian churches in Surabaya, sexual attitudes, and sexual behaviors of the church

Perlu rekonstruksi, menggeser dominasi Normatif-positivistik ke sosiologis- philosofis/kombinasi keduanya, memasuki dunia teknologi, realitas kehidupan politik serta

nilai yang lebih tinggi untuk cash holding yang dipegang oleh perusahaan yang memiliki peringkat corporate social responsibility yang

Sikap dalam hal ini dapat menimbulkan minat beli dikarenakan sikap merupakan perasaan dan pandangan atas penilaian suatu iklan, bila tampilan iklan mampu membangun

Disajikan daftar hambatan kerjasama internasional, peserta didik dapat mengidentifikasi hambatan kerjasama antar negara di bidang

1) Implementasi multimedia interaktif adventure game petualangan ini meliputi bebrapa tahapan diantaranya desain, analisis,penilaian dan pengembangan. 2) Multimedia adventure

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bullying di tempat kerja merupakan perilaku negatif yang berulang-ulang terjadi, baik yang ditujukan secara