• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Pengantar. Bismillahirrahmannirrahim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata Pengantar. Bismillahirrahmannirrahim"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA

(3)

K at a Pen ga nt ar i

Kata Pengantar

Bismillahirrahmannirrahim

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, Pengadilan Tinggi Agama Mataram dapat menyelesaikan pembuatan dokumen Rencana Strategis, yang disebut Renstra Pengadilan Tinggi Agama Mataram 2015-2019. Rencana Strategis ini merupakan rumusan strategi dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) guna mempertajam arah dan langkah dalam mencapai cita-cita pembaruan badan peradilan secara utuh, yang tidak terlepas dari Blue Print Jilid 2 Mahkamah Agung.

Rencana Strategis instansi pemerintah dalam tataran operasional ditetapkan dalam jangka waktu lima tahunan merupakan tahap pertama dalam

road map dalam pembaruan badan peradilan 2010-2035 (perencanaan strategis

dua puluh lima tahun). Rencana Strategis tersebut dapat dikatakan sebagai proses partisipasi, sistematis dan berkelanjutan yang membantu instansi dalam pencapaian visi dan misi badan peradilan.

Rencana Strategis memuat penetapan visi, misi, tujuan,dan sasaran serta strategi (cara mencapai tujuan dan sasaran) yang dijabarkan dalam kebijakan dan program, serta ukuran keberhasilan dalam pelaksanaannya. Selanjutnya, rencana kinerja kegiatan akan ditetapkan kemudian dalam dokumen tersendiri melalui perencanaan kinerja tahunan dalam kurun waktu 5 tahun pada 2015-2019 yang menjabarkan kegiatan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis. Penyusunan rencana kinerja tahunan (RKT) dilakukan setiap tahun seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran.

(4)

K at a Pen ga nt ar ii

Oleh karena itu, diharapkan rencana strategis ini dapat dijadikan plat-form pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di Peradilan Agama khususnya wilayah yurisdiksi Pengadilan Tinggi Agama Mataram.

(5)
(6)

Da ft ar Is i iii

Daftar Isi

Halaman Judul Kata Pengantar i

Daftar Isi iii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Kondisi Umum 1

B. Potensi dan Permasalahan 5

BAB II VISI, MISI DANTUJUAN 17

A. Visi 17

B. Misi 18

C. Tujuan dan Sasaran Strategis 19

D. Program Pokok dan Kegiatan 21

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 25

A. Arah Kebijakan dan Strategi Mahkamah Agung 25

B. Arah Kebijakan dan Strategi PTA Mataram 31

Penutup iv

Lampiran

Matriks Kinerja PTA Mataram Tahun 2015-2019 Matriks Pendanaan PTA Mataram Tahun 2015-2019

(7)
(8)

Bab I Pen da hul uan 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Kondisi Umum

Reformasi peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi peran Pengadilan Tinggi Agama Mataram dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya, dibidang administrasi, organisasi, perencanaan dan keuangan. Pengadilan Tinggi Agama Mataram merupakan lingkungan Peradilan Agama di bawah Mahkamah Agung Republik Indonesia sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Pengadilan Tinggi Agama Mataram sebagai kawal depan Mahkamah Agung Republik Indonesia bertugas dan berwenang menerima, memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara yang masuk di tingkat banding.

Pengadilan Tinggi Agama Mataram dalam menjalankan tugas dan fungsinya tersebut adalah untuk mendukung tercapainya visi dan misi Mahkamah Agung Republik Indonesia sebagai lembaga pelaksana kekuasaan kehakiman di Indonesia.

Perencanaan stratejik suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun secara sistematis dan bersinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada pada lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Mataram. Rencana Strategis ini dijabarkan ke dalam program yang kemudian diuraikan kedalam rencana tindakan. Rencana Strategis ini kelak didukung dengan anggaran yang memadai, dilaksanakan oleh sumber daya manusia yang kompeten, ditunjang sarana dan prasarana serta memperhitungkan perkembangan lingkungan Pengadilan Tinggi

(9)

Bab I Pen da hul uan 2

Agama Mataram, baik lingkungan internal maupun eksternal sebagai

variable strategis.

Dalam rangka perumusan rencana strategis, maka Pengadilan Tinggi Agama Mataram perlu mengadakan analisa mengenai kondisi saat ini. Kerangka (framework) pemikiran dalam menilai, mengevaluasi serta mengukur kondisi tersebut mengadopsi kerangka pemikiran yang dirumuskan oleh Mahkamah Agung yaitu tentang “Pengadilan yang Ideal”. Mengacu dari hal tersebut, Pengadilan Tinggi Agama Mataram merumuskan delapan aspek/bidang yang merupakan hasil breakdown dari konsep “Pengadilan yang Ideal” tersebut, yaitu (1) aspek proses peradilan/alur berperkara, (2) aspek sumber daya aparatur peradilan, (3) aspek pembinaan dan pengawasan, (4) aspek tertib administrasi dan manajemen peradilan, (5) aspek sarana dan prasarana, (6) aspek pemenuhan kebutuhan dan kepuasan pencari keadilan, (7) aspek keterjangkauan pelayanan peradilan, dan (8) kepercayaan masyarakat.

Aspek butir (1) sampai butir (5) merupakan tinjauan penilaian tentang ”Pengadilan yang Ideal” secara internal, sedangkan pada aspek butir (6) sampai butir (8) merupakan penilaian secara eksternal.

Masing-masing aspek yang dijadikan sebagai kriteria pengukuran, dibagi lagi menjadi sub-sub aspek yang diekspresikan dalam sejumlah pernyataan. Berikut adalah tinjauan lebih detil mengenai sub aspek yang dinilai sudah baik dan yang dinilai masih sangat perlu perbaikan.

ASPEK 1 PROSES PERADILAN/ALUR BERPERKARA Baik  Hakim memenuhi nilai-nilai pengadilan yang ideal

 Pemisahan peran dan tanggung jawab, hakim dan non hakim

(10)

Bab I Pen da hul uan 3

Perlu Perbaikan  Pengukuran kualitas pelayanan dan putusan pengadilan

ASPEK 2 SUMBER DAYA APARATUR PERADILAN

Baik  Pengelolaan SDM baik teknis yudisial maupun non teknis yudisial

 Sarana teknologi mendukung proses pengelolaan SDM Perlu Perbaikan  Penataan mekanisme kerja di setiap unit kerja

 Kejelasan peran dan tanggung jawab dalam setiap fungsi baik hakim, kepaniteraan dan kesekretariatan

 Penataan SDM di masing-masing unit kerja sehingga pemanfaatan SDM yang ada dapat memenuhi kebutuhan kinerja yang akan dicapai

 Pelaksanaan system SKP

ASPEK 3 PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Baik  Pelaksanaan fungsi pengawasan dan pembinaan secara berkala

Perlu Perbaikan  Reviu pedoman dan petunjuk teknis pengawasan

 Sistem monitoring dan evaluasi yang efektif dan efisien

 Evaluasi penilaian kinerja

 Sistem manajemen pengaduan berbasis teknologi informasi

ASPEK 4 TERTIB ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN PERADILAN

Baik  Penjabaran tujuan, sasaran dalam program dan kegiatan yang tepat

 Sarana teknologi mendukung proses komunikasi dan pemantauan kebijakan

Perlu Perbaikan  Keterbukaan pada visi, sasaran, program peradilan

 Terciptanya manajemen peradilan yang sistematis yang berorientasi kepada hasil (Outcome)

 Penetapan strategi sesuai dengan tujuan

 Kedisiplinan dalam pemanfaatan sarana teknologi informasi yang ada

(11)

Bab I Pen da hul uan 4

Baik  Penyediaan sarana gedung dan fasilitas perkantoran

 Penyediaan sarana teknologi mendukung proses peradilan

Perlu Perbaikan  Pengembangan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemenuhan kebutuhan akan informasi bagi masyarakat pencari keadilan

ASPEK 6 PEMENUHAN KEBUTUHAN DAN KEPUASAN PARA PENCARI KEADILAN

Baik  Petugas mampu menindaklanjuti pengaduan dan permintaan dengan tanggung jawab

Perlu Perbaikan  Pengumpulan informasi berkala tingkat kepuasan pengguna

ASPEK 7 KETERJANGKAUAN PELAYANAN PERADILAN Baik  Biaya perkara yg terjangkau masyarakat

 Akses yg mudah bagi masyarakat ke gedung pengadilan

Perlu Perbaikan  Memfasilitasi bantuan hukum bagi pencari keadilan

ASPEK 8 KEPERCAYAAN MASYARAKAT

Baik  Menyediakan informasi proses perkara pengadilan

 Menyediakan informasi jumlah perkara, tunggakan, rencana, one day publik

Perlu Perbaikan  Menyediakan informasi statistik pengawasan

Bagan di atas memberikan arahan atau kunci-kunci lebih detil mengenai hal-hal yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan penilaian sebagai pengadilan yang ideal. Bila membicarakan mengenai pengembangan atau perbaikan maka sub-sub aspek yang sudah baik, diperlukan program-program yang tujuannya adalah mempertahankan atau memperkuat (polish the strength approach). Sementara untuk sub-sub aspek yang masih perlu perbaikan (dinilai sebagai yang paling tidak memuaskan), maka diperlukan program-program perbaikan untuk bisa memenuhi harapan (fill in the gaps approach).

(12)

Bab I Pen da hul uan 5

B. Potensi Dan Permasalahan

a. Kekuatan yang dimiliki (Strength)

Kekuatan Pengadilan Tinggi Agama Mataram mencakup hal-hal yang memang sudah diatur dalam peraturan/perundang-undangan sampai dengan hal-hal yang dikembangkan kemudian, mencakup: 1. Merupakan voorpost (kawal depan) Mahkamah Agung RI di

wilayah propinsi Nusa Tenggara Barat dan Bali.

2. Merupakan pengambil keputusan dalam pertimbangan karir (promosi dan mutasi) pegawai sewilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Mataram.

3. Adanya undang undang yang mengatur kewenangan Pengadilan Tinggi Agama Mataram selaku Pengadilan Tingkat Banding. 4. Memiliki dokumen Rencana Strategis lima tahunan sebagai dasar

untuk mencapai visi misi Pengadilan Tinggi Agama Mataram. 5. Memiliki dokumen Yurisdiksi Pengadilan Tinggi Agama Mataram

yang direviu setiap tahunnya.

6. Secara rutin menerbitkan Laporan Tahunan Pengadilan Tinggi Agama Mataram.

7. Secara rutin menerbitkan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) Pengadilan Tinggi Agama Mataram sebagai bentuk pertanggung jawaban terhadap kinerja yang telah hasilkan untuk masyarakat pencari keadilan.

b. Kelemahan (Weakness)

Tinjauan kelemahan dikelompokkan sesuai dengan aspek-aspek yang menjadi kriteria pengadilan ideal menurut Pengadilan Tinggi Agama Mataram. Berikut adalah kelemahan-kelemahan di Pengadilan Tinggi Agama Mataram yang harus menjadi fokus perbaikan.

(13)

Bab I Pen da hul uan 6 1. Aspek Proses Peradilan

a. Belum memiliki mekanisme evaluasi yang dapat mengukur kepuasan masyarakat pencari keadilan di wilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Mataram.

b. Hukum acara belum mendukung perubahan proses pengelolaan perkara.

c. Komitmen pimpinn dan jajarannya mengenai batas waktu proses penyelesaian perkara banding untuk peningkatan kinerja.

2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan

a. Pengadilan Tinggi Agama Mataram, belum mempunyai kewenangan untuk merekrut pegawai sendiri sesuai kebutuhan Pengadilan.

b. Rekrutmen PNS yang diterima belum sesuai dengan kapasitas dan kemampuan kerja yang dibutuhkan di Pengadilan Tinggi Agama Mataram.

c. Penyebaran hakim masih belum merata, komposisi jumlah hakim masih belum sesuai dengan komposisi jumlah perkara yang masuk.

d. Sistim karir (promosi dan mutasi) belum mengacu pada asas-asas sistem modern.

e. Sistem penilaian kinerja belum berbasis merit.

3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan

a. Belum diterapkannya evaluasi penilaian kinerja.

b. Belum adanya sistem pengaduan masyarakat yang berbasis teknologi informasi.

c. Pedoman dan petunjuk teknis pengawasan masih perlu di

(14)

isu-Bab I Pen da hul uan 7

isu strategis yang tidak lain dalam maksud percepatan dan peningkatan kinerja.

4. Aspek Tertib Administrasi dan Manajemen Peradilan

a. Perencanaan masih belum sesuai dengan kebutuhan.

b. Belum memiliki dokumen Profil Pengadilan Tinggi Agama Mataram untuk mengetahui keadaan dan kondisi setiap tahunnya sebagai dasar/bahan perencanaan.

c. Masih belum tertatanya mekanisme kerja di setiap level unit kerja sehingga diperlukan penataan tata laksana seperti uraian tugas (Job Description), standar operasional prosedur (SOP) sehingga peran dan tanggung jawab menjadi jelas dan tidak tumpang tindih.

d. Organisasi yang ada terasa kurang efisien.

e. Belum tertibnya/disiplinnya pemanfaatan terhadap sistem manajemen perkara berbasis teknologi informasi yang ada. f. Pola manajemen modern yang ada masih belum merupakan pola

manajemen yang terpadu dan terintegritas. Masih perlu pengembangan terhadap manajemen perkantoran berbasis teknologi informasi dalam level back office maupun front office yang terpadu, terintegritas, dan efektif serta efisien.

5. Aspek Sarana dan Prasarana

a. Anggaran yang diterima Pengadilan Tinggi Agama Mataram dari pusat belum sesuai dengan kebutuhan dan rencana yang diajukan.

b. Fasilitas pengadilan masih perlu ditingkatkan pemenuhannya sesuai kebutuhan kearah Pengadilan yang Ideal.

(15)

Bab I Pen da hul uan 8 c. Peluang (Opportunities)

Tinjauan peluang yang dimiliki dikelompokkan sesuai dengan aspek-aspek yang menjadi kriteria pengadilan ideal. Berikut adalah peluang-peluang yang dimiliki Pengadilan Tinggi Agama Mataram untuk dimanfaatkan untuk melakukan perbaikan.

1. Aspek Proses Peradilan

a. Komitmen pimpinan dan seluruh jajarannya untuk berubah. b. Adanya website Pengadilan Tinggi Agama Mataram yang

memberikan informasi kepada masyarakat tentang alur proses berperkara.

c. Adanya sistem manajemen administrasi perkara yang berbasis teknologi informasi, yaitu SIADPTA Online yang memberikan pelayanan mengenai informasi perkara.

2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan

a. Adanya tunjangan kinerja/remunerasi sebagai motivasi dalam peningkatan kinerja.

b. Adanya sosialisasi, bimbingan teknis, pelatihan yang dilaksanakan Pengadilan Tinggi Agama Mataram maupun Mahkamah Agung untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan

a. Adanya kegiatan pengawasan yang dilaksanakan secara berkala baik untuk internal maupun eksternal ke pengadilan agama sewilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Mataram.

4. Aspek Tertib administrasi dan manajemen peradilan

a. Dukungan dan koordinasi yang baik antar pengadilan diwilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Mataram.

(16)

Bab I Pen da hul uan 9 5. Aspek Sarana dan Prasarana

a. Sudah tersedianya fasilitas Teknologi Informasi di Pengadilan Tinggi Agama Mataram berupa internet, website Pengadilan Tinggi Agama Mataram.

b. Sudah tersedianya gedung kantor yang cukup refresentatif.

6. Aspek Kepuasan Pencari Keadilan

a. Media dalam menampung kritik dan saran yang ada perlu lebih dimaksimalkan, agar para pihak / masyarakat merasa hak-nya terpenuhi, dan juga agar Pengadilan Tinggi Agama Mataram dapat lebih terarah dalam melakukan pembenahan institusi. b. Sistem informasi yang dimiliki saat ini harus dapat memberikan

kemudahaan akses bagi para pihak dan masyarakat dalam mendapatkan informasi yang jujur (transparan).

7. Aspek Keterjangkauan Pelayanan Peradilan

a. Biaya prodeo yang sudah ditanggung negara. b. Tersedianya dan masih beroperasinya Zitting Plaatz.

c. Dalam hal penempatan atau pengambilan keputusan dalam menentukan letak ruang sidang/pengadilan, perlu dipertimbangkan kemudahan akses bagi masyarakat.

d. Sistem informasi yang dimiliki saat ini perlu mempertimbangkan kemudahan akses bagi masyarakat.

8. Aspek Kepercayaan Masyarakat

a. Sosialisasi mengenai hukum yang sudah dilakukan saat ini perlu ditingkatkan, agar pemahaman masyarakat mengenai hukum menjadi lebih baik.

b. Melalui sistem informasi yang sudah dibangun saat ini, dari sisi transparansi perlu ditingkatkan. Hal ini perlu dilakukan, agar

(17)

Bab I Pen da hul uan 10

masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan informasi yang akurat dan akuntabel.

d. Tantangan yang dihadapi (Threats)

Tinjauan tantangan yang dihadapi dikelompokkan sesuai dengan aspek-aspek yang menjadi kriteria pengadilan ideal. Berikut adalah tantangan-tantangan di Pengadilan Tinggi Agama Mataram yang akan dihadapi dan harus dipikirkan cara terbaik untuk tetap dapat melakukan perbaikan sebagaimana yang diharapkan.

1. Aspek Proses Peradilan

a. Sistem peradilan yang ada masih belum dapat mempercepat suatu proses berpekara. Perbaikan sistem peradilan diperlukan dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengadilan agar dapat melakukan suatu proses perkara secara efektif dan efisien.

b. Belum adanya standar yang diberlakukan secara tegas mengenai waktu pelaksanaan dan penyelesaian proses berpekara. Aturan yang tegas mengenai waktu pelaksanaan dan penyelesaian proses persidangan ditujukan untuk memberikan kejelasan kepada para pihak mengenai waktu/lamanya suatu proses persidangan itu akan berlangsung. Hal ini menjadi penting mengingat banyaknya keluhan dari para pihak mengenai ketidakjelasan proses persidangan mereka dan pada akhirnya akan berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap kinerja lembaga peradilan itu sendiri.

c. Kurangnya koordinasi dengan para pihak. Pentingnya peningkatan koordinasi dengan para pihak bertujuan untuk

(18)

Bab I Pen da hul uan 11

dapat meningkatkan efektifitas dan efesiensi suatu proses dan putusan persidangan.

d. Belum tersedianya suatu alat pengukuran kepuasan pengguna jasa pengadilan.

2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan

a. Kurang jelasnya peran, wewenang dan tanggung jawab antar aparat peradilan. Kejelasan peran, wewenang dan tanggung jawab dibutuhkan untuk menghindari terjadinya tumpang tindih pekerjaan dan juga berguna untuk meningkatkan tanggung jawab dari tiap-tiap aparat peradilan.

b. Sistem pembinaan karir yang kurang objektif. Sistem pembinaan karir dibutuhkan sebagai suatu bentuk dari tanggung jawab lembaga peradilan dalam mengelola sumberdaya manusianya. Hal ini bertujuan untuk memberikan kejelasan mengenai jenjang karir, serta memberikan kesempatan yang sama bagi setiap aparat peradilan dalam meningkatkan karirnya.

c. Penempatan sumber daya manusia yang tidak sesuai dengan kemampuan dan kapabilitasnya. Penempatan sumber daya manusia yang sesuai dengan kemampuan dan kapabilitasnya bertujuan untuk dapat mengefektifkan kinerja dari lembaga peradilan itu sendiri. Dengan dapat menempatkan sumber daya yang sesuai dengan kemampuannya diharapkan tiap-tiap bidang pekerjaan di dalam lembaga peradilan dapat tertangani dengan baik sehingga mampu meningkatkan kinerja dari lembaga peradilan.

(19)

Bab I Pen da hul uan 12

c. Personil di Pengadilan Tinggi Agama Mataram belum seluruhnya menguasai visi dan misi Pengadilan Tinggi Agama Mataram.

3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan

a. Belum adanya sistem reward and punishment. Sistem reward dan

punishment bertujuan untuk dapat mengontrol kinerja dari para

aparat peradilan, sehingga mereka dapat lebih bertanggung jawab dan termotivasi dalam melakukan fungsi dan tugasnya sehari-hari, serta meningkatkan kinerjanya.

4. Aspek Tertib Administrasi dan Manajemen Peradilan

a. Kurangnya sosialisasi visi dan misi ke pengadilan daerah. Mengingat visi dan misi merupakan landasan dasar bagi Pengadilan Tinggi Agama Mataram dalam mencapai tujuan dan fungsinya sebagai suatu lembaga peradilan, sehingga pemahaman dan pengetahuan mengenai visi dan misi yang ada perlu dimiliki oleh setiap aparat peradilan di semua jenjang. Sosialisasi ini dirasa perlu dilakukan untuk menginformasikan visi dan misi yang berlaku ke seluruh bagian lembaga peradilan, agar pemahaman yang dimiliki oleh semua elemen di dalamnya menjadi seragam dan standar.

b. Letak Pengadilan di wilayah Pengadilan Tinggi Agama Mataram secara geografis berada di tiga kepulauan, yaitu Bali, Lombok dan Sumbawa, sehingga pengiriman administrasi untuk perkara banding ke Pengadilan Tinggi Agama Mataram membutuhkan waktu lebih lama.

5. Aspek Sarana dan Prasarana

a. Anggaran yang ada belum sesuai dengan kebutuhan. Anggaran yang diberikan pusat tidak dapat mendukung setiap kegiatan,

(20)

Bab I Pen da hul uan 13

sarana dan prasarana dari Institusi peradilan. Oleh karena itu diharapkan perancangan anggaran yang diajukan dari Pengadilan Tinggi Agama Mataram kepada pusat mampu memenuhi kebutuhan. Dengan terpenuhinya kebutuhan dari Pengadilan Tinggi Agama Mataram melalui anggaran diharapkan dapat meningkatkan sarana dan prasarana yang ada, meningkatkan kepuasan pengguna jasa dan atau meningkatnya keterjangkauan masyarakat terhadap jasa pengadilan.

6. Aspek Kepuasan Pengguna Pengadilan

a. Kurang maksimalnya pemanfaatan media yang dapat menampung kritik dan saran dari masyarakat. Dibutuhkan suatu media yang dapat menampung aspirasi dari masyarakat agar lembaga peradilan dapat mengetahui apa yang dibutuhkan dan menjadi fokus perhatian dari masyarakat pencari keadilan. Setelah mengetahui apa yang menjadi fokus perhatian dari masyarakat diharapkan lembaga peradilan mampu menindaklanjuti apa yang menjadi saran dan kritik dari masyarakat tersebut untuk meningkatkan kinerjanya.

b. Belum tersedianya suatu alat pengukuran kepuasan pengguna jasa pengadilan. Alat pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana lembaga peradilan mampu memberikan kepuasan kepada masyarakat. Diharapkan dengan adanya alat pengukuran ini lembaga peradilan memiliki data/masukan yang dapat dijadikan sebagai landasan atau acuan bagi lembaga peradilan dalam membenahi diri.

c. Sarana dan prasarana masih kurang. Sarana dan prasarana yang dimiliki Pengadilan Tinggi Agama Mataram pada saat ini dirasa belum memadai, dan juga perawatan yang dilakukan terhadap

(21)

Bab I Pen da hul uan 14

sarana dan prasarana yang ada masih minim. Hal ini disebabkan karena anggaran yang dimiliki oleh Pengadilan Tinggi Agama Mataram belum mampu memenuhi semua kebutuhan yang ada dan juga karena dalam penyusunan anggaran belum mengacu pada hasil penelitian kebutuhan dari lembaga tersebut. Padahal dengan sarana dan prasarana yang memadai dipercaya dapat mampu meningkatkan kinerja aparat serta mampu meningkatkan kepuasan para pengguna jasa pengadilan.

d. Pengadilan belum memiliki mekanisme evaluasi yang dapat

mengukur kepuasan masyarakat.

7. Keterjangkauan Pelayanan Pengadilan

a. Pengadilan Tinggi Agama Mataram belum menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh masyarkat dengan baik. Pemanfaatan website sebagai alat untuk menyediakan informasi seluas-luasnya kepada masyarakat masih belum optimal. Diharapkan pimpinan dan jajarannya memberikan perhatian penuh agar benar-benar memanfaatkan website yang telah dibangun sebagai suatu sarana yang dipandang strategis untuk dapat memberikan akses informasi seluas-luasnya kepada para pihak sehingga kepercayaan dari masyarakat terhadap lembaga peradilan itu sendiri dapat meningkat.

b. Letak pengadilan yang sulit dijangkau oleh masyarakat. Pada saat ini untuk mengikuti proses persidangan, masyarakat masih harus berjalan dengan jarak yang jauh, terutama bagi mereka di daerah-daerah. Oleh karena itu letak pengadilan seharusnya dapat diatur agar lebih mudah dijangkau oleh masyarakat pencari keadilan.

(22)

Bab I Pen da hul uan 15

c. Belum tersedianya advokat bagi para pihak yang tidak mampu. Pada saat ini masih terdapat pihak yang beracara yang tidak didampingi oleh pengacara, karena mereka tidak memiliki biaya untuk mendatangkan advokat. Padahal mendapatkan perlindungan hukum merupakan hak dari setiap warga negara. Oleh karena itu hendaknya lembaga peradilan mampu menyediakan pengacara bagi para pihak yang beracara untuk mendapatkan pembelaan sesuai dengan haknya.

d. Biaya berperkara yang masih dianggap mahal. Hal ini disebabkan sistim peradilan atau sistim alur perkara yang ada sekarang masih menuntut biaya tinggi.

8. Kepercayaan Masyarakat

a. Kurangnya sosialisasi mengenai hukum kepada masyarakat. Sosialisasi hukum yang dimaksud adalah memberikan pengetahuan mengenai hukum kepada masyarakat. Hal ini perlu dilakukan mengingat masih banyaknya masyarakat yang tidak mengenal hukum. Andaipun ada masyarakat yang mengerti hukum, namun persepsi dan pemahaman mereka terhadap penerapan hukum di Indonesia ini masih terlalu beragam. Tujuan dari sosialisasi ini agar masyarakat umum memiliki pengetahuan yang baik mengenai hukum, baik hukum yang berlaku, proses hukum, putusan dan lainnya

b. Kurangnya transparansi dari lembaga peradilan. Transparansi ini bertujuan memberikan gambaran yang jujur kepada masyarakat mengenai proses peradilan, putusan peradilan, biaya perkara, dll. Transparansi ini sangat dibutuhkan mengingat hal ini mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap suatu lembaga peradilan.

(23)

Bab I Pen da hul uan 16

c. Kurangnya independensi lembaga peradilan. Saat ini para

stakeholder masih merasa banyaknya intervensi dari pihak luar

terhadap lembaga peradilan selama proses persidangan berlangsung. Hal ini menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap putusan yang dihasilkan oleh lembaga peradilan tersebut, karena dianggap merupakan hasil dari intervensi yang ada. Oleh karena itu diharapkan lembaga peradilan yang berfungsi dalam memberikan rasa keadilan kepada masyarakat mampu menjadi lembaga yang independen dan bebas dari intervensi pihak manapun.

(24)

BAB II

(25)

Ba b II V isi , M isi , dan T uj ua n 17 BAB II

VISI, MISI, DAN TUJUAN

A. Visi

Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Agama Mataram Tahun 2015 – 2019 merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-tahapan yang terencana dan terprogram secara sistematis melalui penataan, penertiban, perbaikan pengkajian, pengelolaan terhadap sistem kebijakan dan peraturan perundangan-undangan untuk mencapai efektivas dan efesiensi.

Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan Tinggi Agama Mataram diselaraskan dengan arah kebijakan dan program Mahkamah Agung yang disesuaikan dengan rencana pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPNJP) 2005 – 2025, sebagai pedoman dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan Pengadilan dalam mencapai visi dan misi serta tujuan organisasi pada tahun 2015 – 2019. Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Pengadilan Tinggi Agama Mataram.

Visi Pengadilan Tinggi Agama Mataram mengacu pada Visi Mahkamah Agung RI yang berhasil

dirumuskan dalam sebuah event Rakernas Mahakamah Agung beberapa tahun lalu tepatnya pada 10 September 2009.

Penjelasan :

a. Pengadilan Tinggi Agama menunjukkan institusi yang berada dalam lembaga

Mahkamah Agung dan Badan Peradilan Agama khususnya ;

Visi

Pengadilan Tinggi Agama Mataram :

“Terwujudnya Pengadilan Tinggi Agama Mataram Yang

(26)

Ba b II V isi , M isi , dan T uj ua n 18

b. Mataram, tentu saja menunjukkan lokasi keberadaan Pengadilan Tinggi Agama;

c. Agung menunjukkan suatu keadaan/sifat kehormatan, kebesaran, kemuliaan, keluhuran;

Melalui visi ini, ingin menjadikan Pengadilan Tinggi Agama Mataram sebagai Institusi yang dihormati, dimana didalamnya dikelola oleh hakim dan pegawai yang memiliki kemuliaan dan kebesaran serta keluhuran sikap dan jiwa dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu memutus perkara.

Untuk memperjelas upaya pencapaian visi tersebut, Pengadilan Tinggi Agama Mataram menurunkannya dalam 5 (lima) pilar misi – yang diuraikan pada bagian berikutnya.

B. Misi

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai visi yang ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan terwujud dengan baik.

Misi Pengadilan Tinggi Agama Mataram, adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan dan transparansi. 2. meningkatkan kualitas sumber daya aparatur peradilan dalam rangka

peningkatan pelayanan pada masyarakat.

3. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan yang efektif dan efisien.

4. Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan yang efektif dan efisien.

5. Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana peradilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(27)

Ba b II V isi , M isi , dan T uj ua n 19 C. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

a. Tujuan Strategis

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun dan tujuan ditetapkan mengacu kepada pernyataan visi dan misi Pengadilan Tinggi Agama Mataram.

Adapun Tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Tinggi Agama Mataram adalah sebagai berikut :

1. Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi. Indikator : Persentase putusan yang tidak diajukan upaya hukum

banding,kasasi dan peninjauan kembali. 2. Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan.

Indikator : (1) Persentase bantuan hukum golongan miskin/minoritas/terpinggirkan yang dapat dilayani ; (2) Persentase perkara prodeo yang dapat diselesaikan (berkekuatan hukum tetap) dan tepat waktu; (3) Persentase pengunjung website yang puas dengan informasi peradilan yang tersedia.

3. Masyarakat percaya bahwa Pengadilan Tinggi Tinggi Agama Mataram dan Pengadilan Agama di bawahnya memenuhi butir 1 dan 2 di atas.

Indikator : (1) Persentase putusan perkara yang berkekuatan hukum tetap dan telah dieksekusi; (2) Persentase pengunjung website yang puas dengan informasi peradilan yang tersedia.

b. Sasaran Strategis

Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun kedepan dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.

(28)

Ba b II V isi , M isi , dan T uj ua n 20

Sasaran yang hendak dicapai Pengadilan Tinggi Agama Mataram disesuaikan menjadi 7 (tujuh) Sasaran Strategis adalah sebagai berikut : 1. Meningkatnya penyelesaian perkara.

2. Peningkatan aksesibilitas putusan Hakim.

3. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan. 4. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

5. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice).

6. Meningkatnya kualitas pengawasan. 7. Peningkatan kualitas sumber daya manusia.

c. Indikator Kinerja Utama

Pengadilan Tinggi Agama Mataram telah menetapkan dan

me-reviu kembali Indikator Kinerja Utama berdasarkan Surat Keputusan

Panitera/Sekretaris No. : W22-A/57.a/OT.01.2/SK/I/2015, tanggal 13 Januari 2015.

Indikator kinerja utama diperlukan sebagai tolak ukur atas keberhasilan sasaran strategis dalam mencapai tujuan, sebagai berikut :

No. Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama Penjelasan Penanggung Jawab Sumber Data 1 Meningkatnya penyelesaian perkara 1) Persentase tunggakan perkara yang diselesaikan Perbandingan antara sisa perkara yang diselesaikan dengan sisa perkara yang harus diselesaikan

Hakim Majelis

dan Pansek Laporan Bulanan

dan Laporan Tahunan 2) Persentase perkara yang diselesaikan Perbandingan antara perkara yang diselesaikan dengan perkara yang harus diselesaikan

Hakim Majelis

dan Pansek Laporan Bulanan

dan Laporan Tahunan

(29)

Ba b II V isi , M isi , dan T uj ua n 21 No. Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama Penjelasan Penanggung Jawab Sumber Data 3) Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 3 bulan Perbandingan antara perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 3 bulan dengan perkara yang harus diselesaikan (diluar sisa perkara)

Hakim Majelis

dan Pansek Laporan Bulanan

dan Laporan Tahunan 2 Peningkatan akseptabilitas putusan hakim 4) Persentase putusan pengadilan tk. Pertama yang tidak diajukan banding Perbandingan antara selisih jumlah perkara putus pada

pengadilan tk. I dengan jumlah perkara yang diajukan banding terhadap jumlah perkara putus di tk. I

Hakim Majelis Laporan

Bulanan dan Laporan Tahunan 5) Persentase penurunan upaya hukum banding Perbandingan selisih antara jumlah perkara yang diajukan banding dengan selisih jumlah penurunan upaya hukum terhadap jumlah perkara tahun lalu

Hakim Majelis Laporan

Bulanan dan Laporan Tahunan 6) Persentase putusan pengadilan tk. Banding yang tidak diajukan kasasi Perbandingan antara selisih jumlah upaya hukum pada tahun sebelumnya (Un-1) dan jumlah upaya hukum selama tahun berjalan (Un) terhadap upaya hukum tahun sebelumnya

Hakim Majelis Laporan

Bulanan dan Laporan Tahunan 7) Persentase penurunan upaya hukum kasasi Perbandingan selisih antara jumlah perkara yang diajukan banding dengan selisih jumlah penurunan upaya hukum terhadap jumlah perkara tahun lalu

Hakim Majelis Laporan

Bulanan dan Laporan Tahunan

(30)

Ba b II V isi , M isi , dan T uj ua n 22 No. Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama Penjelasan Penanggung Jawab Sumber Data 8) Persentase penurunan upaya hukum peninjauan kembali Perbandingan selisih antara jumlah perkara yang diajukan banding dengan selisih jumlah penurunan upaya hukum terhadap jumlah perkara tahun lalu

Hakim Majelis Laporan

Bulanan dan Laporan Tahunan 3 Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara 9) Persentase berkas yang diajukan banding yang disampaikan secara lengkap Perbandingan antara berkas yang diajukan banding yang lengkap dengan jumlah berkas yang diajukan Kasasi dan PK Pansek Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan 10) Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis Perbandingan antara berkas perkara yang diterima Kepaniteraan dengan berkas perkara yang didistribusikan ke Majelis Pansek Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan 4 Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (accses to justice) 11) Persentase (amar) putusan perkara yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus

Perbandingan amar

putusan perkara yang ditayangkan di wibe site

dengan jumlah

perkara yang diputus

Kepaniteraan dan Kesekretariatan Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan 5 Meningkatnya kepatuhan terhadap keputusan pengadilan 12) Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti Perbandingan antara perkara yang ditindaklanjuti /dieksekusi dengan

perkara yang belum ditindaklanjuti /dieksekusi Ketua Pengadilan dan Pansek Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan

(31)

Ba b II V isi , M isi , dan T uj ua n 23 No. Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama Penjelasan Penanggung Jawab Sumber Data 6 Meningkatnya Kualitas Pengawasan 13) Persentase Pengaduan Masyarakat yang ditindaklanjuti Perbandingan jumlah pengaduan yang ditindaklanjuti mengenai perilaku aparatur peradilan

(teknis dan non

teknis) dengan jumlah

pengaduan yang dilaporkan Ketua Pengadilan dan Pansek Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan 14) Persentase temuan yang ditindaklanjuti Perbandingan jumlah pengaduan yang ditindaklanjuti mengenai perilaku aparatur peradilan

(teknis dan non

teknis) dengan jumlah

pengaduan yang dilaporkan Ketua Pengadilan dan Pansek Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan 7 Peningkatan

Kualitas SDM 15) Persentase pegawai yang

lulus diklat teknis yudisial Perbandingan antara SDM Teknis yang diajukan untuk mengikuti diklat sehingga memperoleh kelulusan/bersertifikat diklat Cakim dengan jumlah yang mengikuti diklat. Ketua Pengadilan dan Pansek Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan 16) Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial Perbandingan antara SDM Non teknis yang diajukan untuk mengikuti diklat sehingga memperoleh kelulusan/bersertifikat diklat Kepemimpinan, Sertifikasi Pengadaan barang dan jasa, Auditor dengan jumlah yang mengikuti diklat. Ketua Pengadilan dan Pansek Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan

(32)

Ba b II V isi , M isi , dan T uj ua n 24 d. Program Dan Kegiatan

Tujuh sasaran strategis tersebut merupakan arahan bagi Pengadilan Tinggi Agama Mataram untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dan membuat rincian Program dan Kegiatan Pokok yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

1. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama

Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama merupakan program untuk mencapai sasaran strategis dalam hal penyelesaian perkara, tertib administrasi perkara, dan aksesbilitas masyarakat terhadap peradilan. Kegiatan Pokok yang dilaksanakan Pengadilan Tinggi Agama Mataram dalam pelaksanaan Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama adalah :

1). Penyelesaian Perkara Banding 2). Penyelesaian Sisa Perkara Banding

3). Pelaporan berkas perkara banding disampaikan secara lengkap dan tepat waktu

4). Register dan pendistribusian berkas perkara ke Majelis yang tepat waktu

5). Publikasi dan transparasi proses penyelesaian dan putusan perkara

6). Pemanfaatan SIADPTA (Sistem Administrasi Perkara PTA) secara terukur dan akuntabel.

2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung dibuat untuk mencapai sasaran strategis menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mencapai pengawasan yang berkualitas.

(33)

Ba b II V isi , M isi , dan T uj ua n 25

Kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam program ini adalah : 1). Pelaksanaan diklat teknis yudisial dan non yudisial

2). Tindak lanjut pengaduan yang masuk

3). Tindak lanjut temuan yang masuk dari tim pemeriksa

3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung bertujuan untuk mencapai sasaran strategis dalam penyediaan sarana dan prasarana. Kegiatan pokok program ini adalah pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan peradilan tingkat banding dan tingkat pertama.

(34)

BAB III

(35)

Bab II I A rah K ebij akan da n St rat eg i 26

BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

A. Arah Kebijakan Dan Strategi Mahkamah Agung

Mahkamah Agung dalam mendukung kebijakan nasional dalam mencapai sasaran pembangunan di bidang hukum telah menetapkan arah kebijakan dan strategi lembaga. Mahkamah Agung menetapkan 7 (tujuh) sasaran strategis yang terdiri dari:

1. Meningkatnya penyelesaian perkara. 2. Peningkatan aksebilitas putusan hakim.

3. Peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara

4. Peningkatan aksesbilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to

justice).

5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan 6. Meningkatnya kualitas pengawasan

7. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia.

Tujuh sasaran strategis tersebut merupakan arahan bagi Mahkamah Agung untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan visi dan misi serta arahan strategis, maka Mahkamah Agung membuat arah kebijakan disesuaikan dengan program dan kegiatan yang dilaksanakan unit Eselon 1. Adapun arah kebijakan adalah:

1. Meningkatnya penyelesaian putusan perkara ,

2. Penerapan sistem kamar (penanganan perkara sesuai dengan keahliannya)

3. Pengembangan Sistem Informasi Mahkamah Agung terintegrasi dengan fungsi manajemen peradilan.

(36)

Bab II I A rah K ebij akan da n St rat eg i 27

4. Penegakkan konsistensi dalam upaya menjaga independensi putusan pengadilan

5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kinerja Pengawasan. .

6. Melanjutkan reformasi birokrasi yaitu penguatan organisasi melalui restrukturisasi,organisasi, pengembangan tatalaksana organisasi baru, penguatan kapabilitas dan manajemen SDM.

a. Program: Penyelesaian perkara Mahkamah Agung

Salah satu isu yang selalu mengemuka di masyarakat menangani Mahkamah Agung adalah tumpukan perkara. Mahkamah Agung telah melakukan serangkaian upaya untuk mengatasi penumpukan perkara, namun jumlah perkara baru yang masuk setiap tahunnya selalu meningkat. Oleh karena itu dipandang perlu untuk membuat program peningkatan penyelesaian perkara di Mahkamah Agung. Tingkat penyelesaian perkara di MA tidak hanya disebabkan oleh faktor kemampuan para hakim agung dalam memeriksa dan memutus perkara, namun juga masalah minutasi dan informasi perkara merupakan bagian dari permasalahan terkait dengan penyelesaian perkara ini. Hal ini tentunya akan sangat merugikan bagi masyarakat pencari keadilan. Maka dari itu upaya peningkatan dan pengefektifan penyelesaian perkara harus dilakukan. Program ini juga sejalan dengan prioritas RPJMN dalam hal peningkatan profesionalisme aparat penegak hukum.

Kegiatan sebagai berikut:

a. Percepatan penyelesaian perkara dengan mengeluarkan peraturan jadwal sidang, jadwal penyelesaian perkara.

b. Penyempurnaan kebijakan waktu penyelesaian perkara dan tunggakan perkara pada tingkatan peradilan.

(37)

Bab II I A rah K ebij akan da n St rat eg i 28 c. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama

Manajemen yang baik akan menentukan kualitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi suatu lembaga. Demikian pula halnya dengan badan peradilan agama yang melaksanakan tugas pokok pengadilan agama. Badan peradilan agama merupakan ujung tombak dalam memberikan pelayanan yang bersifat teknis peradilan kepada masyarakat pencari keadilan oleh karena itu dalam melaksanakan tugasnya tidak dapat dipisahkan dengan unit lainnya.

Kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut :

a. Rekruitmen dan penempatan kembali hakim, agar tercapai rasio ideal dengan jumlah perkara yang ditangani oleh lembaga peradilan.

b. Mereviu dan menyempurnakan kebijakan (kriteria) tentang pembatasan perkara yang dapat diajukan kasasi ke Mahkamah Agung.

c. Melakukan kajian tentang revisi hukum agar sesuai dengan kebutuhan peradilan di Indonesia.

d. Penyediaan dana prodeo pada tiap pengadilan tingkat pertama. e. Mengoptimalisasi fungsi pelaksanaan sidang keliling (zitting plaatz)

untuk menjangkau lapisan masyarakat.

d. Program Pendidikan dan Pelatihan Mahkamah Agung

Keberhasilan suatu lembaga dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya terletak pada kualitas sumber daya manusianya. Oleh karena itu peningkatan kualitas dan kuantitas aparatur pengadilan sangat ditentukan dari bagaimana lembaga tersebut mempersiapkan aparatnya dengan pendidikan dan pelatihanyang mamadai. Pada sisi yang lain, pengembangan kapasitas lembaga juga sangat dipengaruhi

(38)

Bab II I A rah K ebij akan da n St rat eg i 29

oleh hasil penelitian yang memadai untuk meningkatkan kemampuan dalam melayani masyarakat. Oleh karena itu peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan aparatur pengadilan yang didukung dengan hasl penelitian yang memadai diharapkan akan menghasilkan lembaga peradilan yang kuat dan berwibawa. Hal ini sejalan dengan prioritas RPJMN yaitu dalam rangka Peningkatan Profesionalisme Aparat Hukum serta Peningkatan Pelayanan Hukum dan Bantuan Hukum kepada Masyarakat.

Kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut :

a. Diklat bagi pegawai tehnis peradilan yang memenuhi standar kompetensi tugas kinerja Hakim, Hakim Tipikor, Panitera Pengganti dan Juru sita.

b. Diklat bagi pegawai dan pejabat struktural yaitu manajemen kepemimpinan.

e. Program: Peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya MA

Peningkatan profesionalisme aparat hukum, pelayanan hukum dan bantuan hukum kepada masyarakat tidak dapat dihitung hanya dari kinerja hakim dalam memeriksa dan memutus perkara. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, pengadilan harus dukung oleh manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya yang dapat mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pokok pengadilan. Maka dari itu perlu dilakukan peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya.

Kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut :

a. Tercapainya kegiatan standar pelayanan publik yaitu putusan perkara yang dipublikasikan.

(39)

Bab II I A rah K ebij akan da n St rat eg i 30

b. Penyediaan atau penyempurnaan media(sarana) informasi bagi masyarakat untuk lebih memahami tahapan/kemajuan penanganan suatu perkara.

c. Peningkatan sosialisasi (kampaye) tentang peran Mahkamah

Agung lembaga peradilan kepada masyarakat

(pelajar,LSM,instansi dll) dalam upaya penegakkan citra positif peradilan.

d. Mengembangkan tehnik survey dalam upaya mencari tahu tingkat kepuasan atau keluhan para pengguna jasan pengadilan.

e. Melakukan analisis dan evaluasi jabatan f. Menetapkan standar kinerja individu.

g. Penyempurnaan penempatan pegawai agar sesuai dengan kompetensinya.

h. Menyusun kebijakan tentang reward and punisment.

i. Penyempurnaan kebijakan sitem rekruitmen aparat peradilan’ j. Upaya perbaikan kesejahteraan pegawai.

f. Program : Sarana dan Prasarana Aparatur Negara Mahkamah Agung.

Peningkatan sarana dan prasaran aparatur Negara Mahkamah Agung diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana Mahkamah Agung dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok Mahkamah Agung dan badan-badan peradilan dibawahnya dalam menegakkan supremasi hukum dan keadilan.

Sarana dan prasarana baik terkait langsung dengan fungsi pengadilan maupun untuk kebutuhan aparatur Mahkamah Agung. Khusus melaksanakan amanat undang-undang No 46 tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Mahkamah Agung

(40)

Bab II I A rah K ebij akan da n St rat eg i 31

memprioritaskan pembangunan gedung pengadilan tindak pidana korupsi pada ibukota propinsi secara bertahap dan sarana pendukungnya dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.

Kegiatan yang dilaksanakan adalah Pemenuhan atau penyempurnaan kelengkapan sarana dan prasarana dalam menunjang tugas penyelenggaraan peradilan.

g. Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Negara MA-RI

Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang harus dilakukan agar sebauah lembaga dapat tetap berjalan sesuai dengan tugas dan fungsi pokoknya. Melalui fungsi pengawasan in diharapkan kekurangan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan tugas tersebut dapat dengan segera diatasi.

Fungsi pengawasan tidak dapat dilihat secara sempit yaitu dalam hal mengawasi individu aparatur pengadilan dalam melaksanakan tugasnya. Namun pengawasan terhadap kesiapan sarana dan prasarana yang dapat memdukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan. Oleh karena itu untuk fungsi pengawasan ini harus dilakukan oleh seorang pengawas yang memiliki kapasitas, kapabilitas, dan integritas yang tinggi. Fungsi pengawasan yang berjalan dengan baik dan didukung oleh aparatur pengawasan yang berintegritas dakan dalam mewujudkan prioritas di dalam RPJMN yaitu dalam hal penegakan hukm dan HAM termasuk penanganan kasus korupsi, dan peningkatan profesionalisme aparat hukum.

(41)

Bab II I A rah K ebij akan da n St rat eg i 32 B. Arah Kebijakan Dan Strategi Pengadilan Tinggi Agama Mataram

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi, tujuan dan sasaran yang ditetapkan, Pengadilan Tinggi Agama Mataram menetapkan arah dan kebijakan dan strategi sebagai berikut :

1. Peningkatan kinerja.

Peningkatan kinerja sangat menentukan dalam meningkatkan sistem manajemen perkara yang akuntabel dan transparan sehingga masyarakat pencari keadilan dapat memperoleh kepastian hukum. Kinerja sangat mempengaruhi tinggi rendahnya angka penyelesaian perkara, proses peradilan yang cepat, sederhana, transparan dan akuntabel. Peningkatan kinerja bertujuan untuk meningkatkan integritas sumber daya aparatur peradilan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mendukung kebijakan dan strategi peningkatan kinerja :

a. Sistem karir merupakan perbaikan dalam mekanisme promosi dan mutasi sesuai dengan kompetensi.

b. Pengawasan eksternal dan internal. Hal ini disebutkan untuk menjamin berjalannya proses penegakan hukum yang akuntabel, dan memenuhi rasa keadilan masyarakat.

c. Menguasai Standar Operasional Pekerjaan (SOP) sesuai bidangnya. d. Disamping itu, perlu adanya dukungan sarana dan prasarana dan

teknologi informasi yang memadai untuk meningkatkan kinerja.

2. Peningkatan kualitas pelayanan publik.

Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, diperlukan kebijakan yang memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

(42)

Bab II I A rah K ebij akan da n St rat eg i 33 a. Memiliki standar pelayanan bagi pencari keadilan mengatur dengan jelas

hak dan kewajiban penyelenggaraan pelayanan maupun penerima layanan.

b. Memiliki mekanisme penanganan pengaduan.

c. Meningkatkan sarana prasarana dan teknologi informasi untuk pelayanan publik.

(43)
(44)

Pe

nut

up

iv PENUTUP

Atas pertolongan Allah SWT, maka Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Agama Mataram Tahun 2015-2019 ini dapat disusun.

Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Agama Mataram Tahun 2015-2019 ini berisikan Tentang Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis, dan Arah Kebijakan dan Strategi yang akan dilaksanakan dan dipedomani oleh setiap satuan kerja dilingkungan Pengadilan Tinggi Agama Mataram.

Pengadilan Tinggi Agama Mataram sebagai Voorpost atau kawal depan Mahkamah Agung di tingkat wilayah, yang sudah barang tentu turut pula memiliki tanggung jawab moral dan loyalitas terhadap segala apa yang tengah dicanangkan Mahkamah Agung RI selaku induk organisasi.

Seluruh rencana pelaksanaan program dan kebijakan Pengadilan Tinggi Agama Mataram pada periode 2015-2019 dituangkan dalam dokumen ini dengan mengacu pada visi dan misi yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Agama Mataram untuk periode 2015-2019. Penjabaran mengenai kegiatan, outcome, indikator, dan target-target serta pendanaan yang dibutuhkan untuk 5 (lima) tahun mendatang dapat dilihat dalam Matriks Kinerja (terlampir).

Mengingat perubahan lingkungan yang sangat pesat dan kompleks, maka selama kurun waktu berlakunya rencana strategis ini, dapat dilakukan upaya kajian dan bila perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian seperlunya.

Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Agama Mataram ini diucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya, dan selanjutnya Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Agama Mataram ini hanya dapat dilaksanakan dan tercapai tujuannya, bila dilaksanakan dengan dedikasi dan kerja keras oleh semua pegawai di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Mataram.

Mudah-mudahan kita sekalian memperoleh rahmat, taufiq, hidayah dan inayah dari Allah SWT.

(45)

INSTANSI : PENGADILAN TINGGI AGAMA MATARAM

VISI : Terwujudnya Pengadilan Tinggi Agama Mataram Yang Agung

MISI : 1. Mewujudkan Peradilan Yang Sederhana, cepat, biaya ringan dan transparansi

2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur Peradilan dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat

5. Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana peradilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. A. MATRIKS PENCAPAIAN KINERJA

Indikator Target 2019

Uraian

Target

2015 Target 2016 Target 2017

Target

2018 Target 2019 Kebijakan Program Kegiatan

2 3 4 6 7 8

Persentase putusan yang tidak diajukan upaya hukum:

Meningkatnya penyelesaian perkara

1 Persentase tunggakan

perkara yang diselesaikan

100% 100% 100% 100% 100% Peningkatan kinerja peradilan Peningkatan Manajemen Peradilan a. Penyelesaian Administrasi Perkara

Banding 100% 2 Persentase perkara yang

diselesaikan

100% 100% 100% 100% 100% b. Bimbingan / Pembinaan

Penanganan dan Penyelesaian Perkara

Kasasi 3 Persentase perkara yang

diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 3 bulan

100% 100% 100% 100% 100% Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya Mahkamah Agung c. Percepatan penyelesaian perkara PK Peningkatan akseptabilitas putusan hakim 4 Persentase putusan pengadilan tingkat pertama yang tidak diajukan banding

100% 100% 100% 100% 100%

5 Persentase putusan

pengadilan tingkat banding yang tidak diajukan kasasi

35% 40% 45% 50% 55%

6 Persentase penurunan

upaya hukum banding

100% 100% 100% 100% 100%

7 Persentase penurunan

upaya hukum kasasi

100% 100% 100% 100% 100%

8 Persentase penurunan

upaya hukum peninjauan kembali

100% 100% 100% 100% 100%

Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

9 Persentase berkas yang

diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap

100% 100% 100% 100% 100% Peningkatan Manajemen

Peradilan

Penelitian berkas perkara banding disampaikan secara lengkap dan tepat waktu

3. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan yang efektif dan efisien.

4. Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan yang efektif dan efisien.

TUJUAN SASARAN STRATEGI

Uraian Indikator

1 5

Memenuhi kebutuhan dan kepuasan masyarakat pencari keadilan

(46)

2015 2018

2 3 4 6 7 8

1 5

10 Persentase berkas yang

diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

100% 100% 100% 100% 100% Register dan

pendistribusian berkas perkara ke majelis tepat waktu

Persentase

pengunjung website yang puas dengan informasi yang tersedia

100% 11 Persentase putusan

perkarayang dapat diakses secara on line 100% 100% 100% 100% 100% Pengembangan Sistem Informasi PTA Mataram terintegrasi dengan fungsi-fungsi manajemen peradilan Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya Mahkamah Agung Tercapainya kegiatan standar layanan publik yaitu putusan perkara yang dapat

dipublikasikan

Persentase keputusan perkara yang berkekuatan hukum tetap dan telah dieksekusi 90% Meningkatnya kepatuhan terhadap keputusan pengadilan 12 Persentase putusan pengadilan perkara berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti /di eksekusi 85% 88% 90% 92% 94% Penegakan (konsistensi) kebijakan, dalam upaya menjaga independensi putusan peradilan Penyediaan atau penyempurnaan media (sarana) informasi bagi masyarakat untuk lebih memahami tahapan/kemajuan penanganan suatu perkara Persentase pengunjung website yang puas dengan informasi peradilan yang tersedia

85% 13 Persentase pengunjung

website yang puas dengan informasi peradilan yang tersedia

65% 70% 75% 80% 85% Mengembangkan teknik

survey dalam upaya mencari tahu tingkat kepuasan (keluhan) para pengguna jasa pengadilan

Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti dan diumumkan hasilnya 100% Meningkatnya Kualitas Pengawasan 14 Persentase Pengaduan Masyarakat yang ditindaklanjuti 100% 100% 100% 100% 100% Meningkatkan kualitas pembinaan dan pengawasan Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya Mahkamah Agung Pengawasan pelaksanaan tehnis,administrasi peradilan,administrasi umum,penanganan pengaduan,reviu atas laporan keuangan Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti

100% 15 Persentase temuan hasil

pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti

100% 100% 100% 100% 100% Pengawasan dan

pemeriksaan kinerja serta perilaku aparat peradilan di wilayah PTA Mataram Persentase pegawai

yang mengikuti diklat

100% Peningkatan Kualitas

SDM

16 Persentase pegawai yang

mengikuti diklat teknis yudisial

100% 100% 100% 100% 100% Meningkatkan

kualitas SDM baik Teknis Yudisial maupun Non Teknis Yudisial Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya Mahkamah Agung

Diklat bagi pegawai teknis peradilan yang memenuhi standar ,kompetisi,tugas kinerja seperti Hakim, Panitera Pengganti,Juru Sita. Meningkatnya kepastian hukum Keterjangkauan pelayanan badan peradilan

(47)

2015 2018

2 3 4 6 7 8

1 5

17 Prosentase pegawai yang

mengikuti diklat non teknis yudisial

100% 100% 100% 100% 100% Diklat bagi pegawai dan

pejabat struktural yaitu manajemen

(48)

No. Program Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

1 a. 1). Meningkatnya

penyelesaian perkara

a). Administrasi perkara yang diselesaikan

Rp 500,000 Rp 500,000 Rp 500,000 Rp 500,000

b). Penyelesaian perkara dalam jangka waktu 3 bulan Rp 500,000 Rp 500,000 Rp 500,000 Rp 500,000 2). Peningkatan akseptabilitas putusan hukum c). Terselenggaranya bimbingan/pembinaa n penanganan/penyeles aian perkara Rp 615,035,000 Rp 627,595,000 Rp 611,655,000 Rp 611,655,000 2 Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Mahkamah Agung, a. Meningkatnya kepastian hukum 1). Meningkatnya pencari keadilan yang puas akan pelayanan/informasi pengadilan a). Terselenggaranya operasional perkantoran bagi kelancaran pelayanan publik Rp 1,202,200,000 Rp 1,389,910,000 Rp 1,431,790,000 Rp 1,437,520,000 2). Peningkatan aksessibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice ) b. Memenuhi kebutuhan dan kepuasan masyarakat pencari keadilan 1). Peningkatan efektifitas pengelolaan manajemen dan penyelesaian tugas teknis lainnya a). Penyelenggaraan administrasi dan pengelolaan manajemen tugas teknis lainnya Rp 16,525,907,000 Rp 16,796,420,000 Rp 16,797,380,000 Rp 16,797,380,000 2). Meningkatnya kualitas pengawasan b). Penyelenggaraan pembinaan/konsultas i/pengawasan/monev Rp 1,378,365,000 Rp 1,553,451,000 Rp 2,103,036,000 Rp 2,145,861,000 3). Meningkatnya kualitas SDM Non Teknis Yudisial a). Penyelenggaraan pembinaan/sosialisasi penyelesaian manajemen tugas teknis lainnya Rp 319,660,000 Rp 383,660,000 Rp 367,460,000 Rp 548,490,000 3 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung a. Keterjangkauan badan peradilan 1). Peningkatan aksessibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice )

a). Penyediaan sarana

dan prasarana dilingkungan peradilan tingkat banding Rp 10,826,000,000 Rp 2,920,000,000 Rp 4,204,800,000 Rp 2,768,000,000 TOTAL ANGGARAN Rp 30,868,167,000 Rp 23,672,036,000 Rp 25,517,121,000 Rp 24,309,906,000 Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama Memenuhi kebutuhan dan kepuasan masyarakat pencari keadilan

(49)

Rp 500,000 Rp 500,000 Rp 611,655,000 Rp 1,325,120,000 Rp 16,797,380,000 Rp 2,107,271,000 Rp 543,090,000 Rp 1,647,500,000 23,033,016,000 Rp

Referensi

Dokumen terkait

Penyelesaian administrasi semua perkara yang masuk baik perkara pidana maupun perkara perdata di Pengadilan Negeri Kuningan pada tahun 2015 dapat diselesaikan semuanya

3 Untuk meningkatkan penyelesaian proses administrasi perkara dan penyediaan bantuan hukum serta percepatan penyelesaian administrasi perkara Program Peningkatan Manajemen

Untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja Peradilan Agama diselaraskan dengan arah kebijakan dan program

Kegiatan Pokok yang dilaksanakan Pengadilan Tinggi Agama Kupang dalam pelaksanaan Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama adalah :. Penyelesaian Perkara

11 Peradilan Tingkat Banding 9 Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara Persentase Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara 100 Peningkatan Efektivitas

Sasaran Strategis Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara dimaksudkan untuk menggambarkan efektifitas dan efisiensi upaya Pengadilan Tinggi Jayapura dalam

Kegiatan Pokok yang dilaksanakan Pengadilan Negeri Simalungun dalam pelaksanaan Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum adalah:3. Penyelesaian Perkara Pidana dan Perdata

Peningkatan penyelesaian perkara di peradilan Tata Usaha Negara Pontianak, direalisasikan dengan program Peningkatan Manajemen Peradilan Tata Usaha Negara Pontianak , Indikator