• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR EXXECUTIVE SUMMARY DAFTAR ISI : PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR EXXECUTIVE SUMMARY DAFTAR ISI : PENDAHULUAN"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR EXXECUTIVE SUMMARY DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. TUGAS DAN FUNGSI C. SISTEMATIKA PENYAJIAN

BAB II : PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA A. Rencana Strategis 2011-2015

1.Visi dan Misi

2.Tujuan dan Sasaran Strategis

3. Program Utama dan Kegiatan Pokok B. Indikator Kinerja Utama (IKU)

C. Rencana Kinerja Tahunan 2015

D. Perjanjian Kinerja (dokumen Penetapan Kinerja) Tahun 2015

BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA A. PENGUKURAN KINERJA

B. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA C. AKUNTABILITAS KEUANGAN BAB IV : PENUTUP. A. KESIMPILAN B. SARAN Lampiran-Lampiran 1. Struktur Organisasi 2. Indikator Kinerja Utama 3. Matriks Renstra 2011-2015 4. RKT 2014 & 2015

5. PKT 2014

6. SK Tim Penyusun LAKIP Lampiran-lampiran lainnya.

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syuku kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat Dan Pertolongan Kami dapat membuat Lporan ini.

Adapun tujuan dibuatnya laporan ini adalah dalam rangka memenuhi perubahan dan perbaikan demi mewujudkan Badan Peradilan Yang Agung diseluruh Indonesia Secara ideal dan melalui perubahan dan perbaikan semua Badan Peradilan yang diharapkan.

` Disamping itu maksud laporan ini adalah untu memperkenalkan lebih jauh mengenai Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak dengan sitem kinerjanya, kemdala-kendala yamg dihadapati, serta ke arah perbaikan pelayanan peningkatan sumber daya manusianya, penyediaan fasilitas kerja yang memadai dimasa yang akan datang serta penyerdewrhanaan sistem administrasinya.

Dengan harapan bahwa dengan sistem satu atap ini dapat membawa agin segar ke arah perbaikan kinerja disegala bidang.

Pontianak, Januari 2016. Sekretaris

JONI WANTO.

(3)

BAB I

A. LATAR BELAKANG

Bahwa terbentuknya Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak Sejak berdasarkan Kepres No. 41 Tahun 1992 tanggal 3 Agustus 1992, yang mulai beroperasi tanggal 1 Maret 1993 sampai saat ini, wilayah hukumnya masih meliputi seluruh Wilayah Propinsi Kalimantan Barat yang terdiri 2 Kota dan 12 Kabupaten yaitu :

1. Kota Pontianak dengan Ibu Pontianak Kota ; 2. Kota Singakawang dengan Ibu Singkawang Kota ; 3. Kabupaten Mempawah dengan Ibu Kota Mempawah ; 4. Kabupaten Sambas dengan Ibu Kota Sambas ;

5. Kabupaten Bengkayang dengan ibu kota Bengkayang ; 6. Kabupaten Landak dengan ibu kota Ngabang ;

7. Kabupaten Sanggau dengan Ibu kota Sanggau ; 8. Kabupaten Ketapang dengan ibu kota Ketapang ; 9. Kabupaten Sintang dengan Ibu Kota Sintang ;

10. Kabupaten Kapuas Hulu dengan ibu kota Putussibau ; 11. Kabupaten Sekadau dengan ibu kota Sekadau ; 12. Kabupaten Melawi dengan Ibu kota Melawi ;

13. Kabupaten Kayong Utara dengan Ibu kota Sukadana ; 14. Kabupaten Kubu Raya dengan ibu kota Kubu Raya ;.

Propinsi Kalimantan Barat dengan ibukotanya Pontianak terletak di sebelah Utara Searwak ( Malaysia ) dengan batas-batas: sebelah Selatan Laut Jawa ( Kalimantan Tengah ) dengan sebelah Timur Propinsi Kalimantan Timur, sebelah Barat Laut Natuna dan Selat Karimata.

(4)

Propinsi Kalimantan Barat secara geografis terletak di antara 2o08’ LU serta 3o02’ di antara 108o0’ BT dan 114o10’ BT pada peta bumi atau hanya 9,98 % dari luas pulau Kalimantan.

Daerah yang paling luas di Propinsi Kal-Bar adalah Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Sintang,, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Sekadau, Kbupaten Melawi, Kabupaten Kayon Utara, Kabupaten Kubu Raya, Kota Pontianak dan Kota Singkawang dengan luas 146.807 km², kemudian Kabupaten Kapuas Hulu dengan luas 29.842 km² atau sekitar 20,33 % dan luas Wilayah Kalimantan Barat hanya dihuni rata-rata 6 ( Enam ) jiwa perkilometer persegi, sedangkan Kota Pontianak yang luasnya kurang dari satu persen (107,80 km²,) dihuni oleh rata-rata sekitar 1.648 jiwa per kilometer persegi.

Profil daerah meliputI:

- Letak Geografis batas-batas wilayah keadaan alam, kekayaan alam dan sebagainya.

a. Letak Geografis

Berdasarkan letak geografisnya yang spesipik ini maka, daerah Kalimantan Bara tepat dilalui oleh garis khatulistiwa ( Garis Lintang 0. ) tepatnya diatas Kota Pontianak. Karena pengaruh letak ini pula maka Kalimantan Barat adalah salah satu daerah tropik dengan suhu udara cukup tinggi serta diiringi kelembaban yang tinggi.

Ciri-ciri spesipik lainnya adalah bahwa wilayah Kalimantan Barat termasuk salah satu propinsi di Indonesiayang berbatasan langsung dengan negara asing yaitu dengan Negara bagian Serawak, Malaysia Timur. Bahkan dengan posisi ini, maka daerah Kalimantan Barat ini merupakan satu-satynya Propinsi di Indonesia yang secara resmi telah mempunyai antara Kalimantan Barat dan Serawak telah terbuka jalan darat antar Negara dari

(5)

Pontianak ,Entikong-Kucing ( Serawak, Malaysia ) sepanjang sekitar 400 Km dan dapat ditempuh sekitar 6 Jam sampai 8 Jam perjalanan.

b. Batas – Batas Wilayah

Batas-batas wilayah daerah Propiunsi Kalimantan Barat sebagai berikut : * Utara : Serawak ( Malaysia )

* Selatan : Laut Jawa dan Kalimantan Tengah * Timur : Kalimantan Timur

* Barat : laut Natuna dan Selat Kaimata

Sebelah Utara Kalimantan Barat terdapat lima Kabupaten yang langsung berhadapan dengan Negara Jiran yaitu Kabupaten Samabas, Bengkayang, Sanggau, Sintang dan Kapuas Hulu yang membujur sepanjang Pegunungan Kalingkan – Kapuas Hulu.

c. Keadaan Alam

Secara umum daratan Kalimantan Barat merupakan daratan rendah dan mempunyai ratusan sungai yang aman bila dilayani, sedikit berbukit yang menghampar dari Barat k e Timur sepanjang ” Lembah Kapuas ”serta laut Natuna / Selat Karimata .

Sebagian daerah dartan ini berawa-rawa bercampur gambut dan hutan mangrove. Wilayah daratan ini diapit oleh jajaran pegunungan yaitu pegunungan Kalingkang / Kapuas Hulu di Bagian Utara dan Pegunungan Schwaner di Selatan sepanjangPerbatasan dengan propinsi Kalimantan Tengah.

Dilihat dari tekstur tanahnya maka, sebagian besar daerah Kalimanatan Barat terdiri dari jenis tanah PMK ( Podsolet Merah Kuning , meliputi areal sekitar 10,5 juta hektar atau 17,28 % dari luas yang 14,7 juta hektar. Berikutnya tanah OGM ( Orgosiol, Gley dan Humus ) dan tanah Aluvial sekitar 2,0 juta hektar 10,29 % yang terhampar seluruh Dati II, NAMUN SEBAGIAN BESAR TERDAPAT DI Kabupaten daerah pantai.

(6)

d. Kekayaan Alam 1. Karet

2. Logam Dasar

Wilayah Administrasi, meliputi juml;ah, nama dan luas wilayah dari kota, kabupaten , kecamatan , desa yang berada di wilayah administrasi Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak terdiri dari 2 Kota dan 12 Kabupaten sebagai berikut :

Kabupaten/ Kota Kecamatan Desa Kelurahan Jumlah

Kabupaten Sambas Kabupaten Bengkayang Kabupaten Landak Kabupaten Pontianak Kabupaten Sanggau Kabupaten Ketapang Kabupaten Sintang Kabupaten Kapuas Hulu

Kabupaten Sekadau Kabupaten Melawi Kabupaten Kayon Utara

Kabupaten Kubu Raya Kota Pontianak Kota Singkawang 19 17 13 9 15 20 14 23 7 11 5 9 6 5 184 122 156 60 160 245 261 208 76 169 43 106 -2 -7 6 4 6 4 -29 29 203 141 169 76 181 269 301 234 83 180 48 115 35 34 Jumlah 175 1810 87 2072

Kalimantan Barat Tahun 2009 diperkirakan berjumlah sekitar 4,32 juta jiwa ( angka proyeksi ), dimana sekitar 2,18 juta jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 2,14

(7)

juta jiwa adalah perempuan luas wilayah Propinsi Kalimantan Barat secara dengan luas wilayah 146.807 km2 atau lebih besar dari Palau Jawa, maka kepadatan penduduk Kalimantan Barat baru sekitar 29 jiwa per kilometer persegi kondisi ini tentunya kurang menguntungkan dalam angka percepatan pembangunan wilayah khususnya menyangkut pengelolaan Sumber Daya Alam ( SDA ) dengan segala potensi dan keragamannya.

B. TUGAS DAN FUNGSI

Berdasarkan Pasal 4 dan Pasal 5 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986, tugas dan wewenang Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak adalah :

1. Mengadili perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara dalam tingkat pertama

2. Tugas dan wewenang lainnya yang diberikan oleh dan atau berdasarkan peraturan Perundang-undangan.

Berdasarkan tugas pokok tersebut, Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak melaksanakan fungsinya sebagai berikut :

3. Menyelenggarakan peradilan yang seadil-adilnya kepada masyarakat pencari keadilan;

4. Memberikan pelayanan hukum berupa pertimbangan hukum (diluar kasus yang sementara diproses) kepada lembaga pemerintah atau masyarakat yang membutuhkan;

5. Melaksanakan penyuluhan hukum kepada masyarakat/instansi yang membutuhkan

6. Melaksanakan pengawasan mengenai pelaksanaan tugas yustisial (kehakiman) dan administrasi yustisial Pengadilan Tata Usaha Negara dalam wilayah hukum Pengadilan Tinggi Tata Usaha hukum dalam wilayah hukumnya.

Bertolak dari tugas pokok dan fungsi Pengadilan Tata Usaha Negara serta mencermati hambatan dan tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan visi Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak, maka program-program kerja akan dilaksanakan secara terencana dan bertahap yang secara keseluruhan diharapkan akan menghasilkan lembaga peradilan yang mandiri dan profesional dalam menegakkan hukum dan keadilan menuju tegakknya supremasi hukum. Hal ini akan sangat dipengaruhi oleh lingkungan strategis baik internal maupun external.

(8)

Lingkungan strategis dari sisi internal lebih menyangkut pada kondisi SDM, sarana dan prasarana yang memadai, serta kebijakan yang diambil sejalan dengan visi dan misi yang ada.

Lingkungan startegis dari sisi external lebih menyangkut pada kondisi umum arah kebijakan pemerintah pusat, serta kesadaran hukum masyarakat yang perlu terus dibina dan ditingkatkan.

Lingkungan strategis secara keseluruhan telah turut menentukan pencapaian kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara sesuai program kerja yang telah ditentukan.

C. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak dalam tahun anggaran 2015 dan kami sajikan dalam bentuk dan sistematika yang sederhana dengan bentuk sajian sebagai berikut :

Bab I. Pendahuluan, menguraikan gambaran secara garis besar tentang Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak, yang berisikan antara lain ;

a. Latar Belakang; b. Tugas dan Fungsi; c. Sistematika Penyajian.

Bab II, menguraikan perencanaan dan penetapan kinerja untuk tahun anggaran 2015 yang berisikan antara lain;

a. Rencana Strategis;

b. Indikator Kinerja Utama (IKU);

c. Rencana Kinerja Tahun anggaran 2015; d. Perjanjian Kinerja;

Bab III, Akuntabilitas Kinerja menguraikan tentang pencapaian kinerja sepanjang tahun 2015;

Bab IV, Penutup, yang berisikan kesimpulan dari seluruh sajian LAKIP, serta harapan adanya koreksi untuk peningkatan kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak di masa yang akan datang;

(9)

Bab V, Lampiran, yang berisikan : 1. Struktur Organisasi; 2. Indikator Kinerja Utama;

3 Matriks Rencana Strategis 2011-2015; 4. Rencana Kinerja Tahunan 2014 & 2015; 5. Penetapan Kinerja Tahunan 2015; 6. SK Tim Penyusun LAKIP;

(10)

BAB II.

PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS 2011-2015

1. VISI DAN MISI

Rencana Strategis Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak Tahun 2011 – 2015 merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-tahapan yang terencana dan terprogram secara sistematis melalui penataan, penertiban, perbaikan pengkajian, pengelolaan terhadap sistem kebijakan dan peraturan perundangan-undangan untuk mencapai efektivas dan efesiensi.

Selanjutnya untk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak diselaraskan denga arah kebijakan dan program Mahkamah Agung yang disesuaikan dengan rencana pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPNJP) 2005 – 2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2011 – 2015, sebagai pedoman dan pengedndalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan Pengadilan dalam mencapai visi dan misi serta tujuan organisasi pada tahun 2010 – 2014.

Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak.

Visi Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak mengacu pada Visi Mahkamah Agung RI adalah sebagai berikut :

“MEWUJUDKAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA PONTIANAK YANG AGUNG”

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai visi yang ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan terwujud dengan baik. Misi Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak, adalah sebagai berikut :

(11)

1. Mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan dan transparasi. 2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur Peradilan dalam rangka

peningkatan pelayanan pada masyarakat

3. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan yang efektif dan efisien

4. Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan yang efektif dan efisien

5. Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana peradilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

2. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak sebagai Pengadilan Tingkat Pertama dalam melaksanakan Visi dan Misi tersebut di atas telah pula menetapkan tujuan dan sasaran yang akan dicapai secara nyata, specifik dan terukur.

Tujuan tersebut ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak serta didasarkan pada isu-isu dan analisis stratejik Pengadilan yang merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun kedepan.

Bahwa Sasaran (target) Strategis yang dinginkan oleh Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak adalah berupa hasil yang akan dicapai secara nyata dari suatu kegiatan (Program) yang telah ditetapkan tersebut yaitu :

1. Peningkatan penyelesaian perkara ; 2. Peningkatan tertib administrasi perkara ; 3. Peningkatan Kualitas SDM ;

4. Peningkatan Kualitas pengawasan ;

5. Peningkatan aksebilitas masyarakat terhadap putusan ;

6. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Mahkamah Agung ;

7. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung ; 8. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Militer dan TUN ;

(12)

3. Program Utama dan Kegiatan Pokok

Mahkamah Agun RI melalui cetak birunya atau Blue Print telah menuangkan berbagai macam usaha perubahan dan perbaikan demi mewujudkan Badan Peradilan yang Agung diseluruh Indonesia secara ideal, melalui Program Utama :

1. Melaksanakan fungsi kekuasaan kehakiman secara independent, efektif, dan berkeadilan.

2. Didukung pengelolaan anggaran berbasis kinerja secara mandiri yang dialokasikan secara proporsional dalam APBN.

3. Memiliki struktur organisasi yang tepat dan manajemen organisasi yang jelas dan terukur.

4. Menyelenggarakan manajemen dan administrasi proses perkara yang sederhana, cepat, tepat waktu, biaya ringan dan proporsional.

5. Mengelola sarana prasarana dalam rangka mendukung lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan kondusif bagi penyelenggaraan peradilan.

6. Mengelola dan membina sumber daya manusia yang kompeten dengan kriteria obyektif, sehingga tercipta personil peradilan yang berintegritas dan profensional.

7. Didukung pengawasan secara efektif terhadap perilaku, administrasi, dan jalannya peradilan.

8. Berorientasi pada pelayanan public yang prima.

9. Memiliki manajemen informasi yang menjamin akuntabilitas,kredibilitas, dan transparansi.

10. Modern dengan berbasis Teknologi ( IT ) terpadu.

Sebagai penjabaran tersebut maka Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak telah pula menetapkan KegiatanPokok yang merupakan acuan agar dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak dapat melaksanakan fungsinya sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman yang berjalan secara efektif dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara

(13)

secara baik dengan dilandasi keagungan, keluhuran, dan kemuliaan institusi berupa :

1. Meningkatkan Pelayanan Prima Kepada Pencari Keadilan ( Yusticia Balance ).

2. Meningkatkan Profesionalisme aparatur Peradilan Tata Usaha Negara. 3. Meningkatkan Kwalitas Kepemimpinan Peradilan Tata Usaha Negara.

4. Meningkatkan kredibilitas, akuntabilitas dan Transparansi Peradilan Tata Usaha Negara

B. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Bahwa kedelapan Sasaran strategis yang diinginkan oleh Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak tersebut diatas sudah dapat digambarkan Indikator Kinerja Utama dari Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak itu sendiri, dan dapat pula dibuat suatu perkiraan seberapa besar target yang akan dicapai dengan penjelasan program sebagai berikut ;

1. Peningkatan penyelesaian perkara :

Jumlah perkara di Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak setiap tahun mengalami pasang surut, namun hal itu tidak menjadi persoalan oleh karena seberapa besar pun perkara yang masuk Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak, maka institusi ini solid akan melaksanakan tugas sesuai dengan tupoksinya.

Dalam peningkatan penyelasaian perkara dalam setiap tahun, maka ada 2 (dua) hal yang menjadi Indikator Kinerja dan target yang akan dicapai yaitu : a. Jumlah perkara yang diterima dengan target 62 perkara ; dan

b. Jumlah sisa perkara yang diselesaikan dengan target 0 perkara ; 2. Peningkatan tertib administrasi perkara

Indicator bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak telah melaksanakan tugasnya adalah dengan melihat :

(14)

b. Jumlah Penyampaian pemberitahuan Pemanggilan sidang tepat waktu c. Jumlah berkas yang diajukan banding, kasasi dan PK yang disampaikan

secara lengkap

d. Jumlah penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak

e. Jumlah penyampaian salinan putusan / salinan penetapan kepada para pihak

f. Jumlah eksekusi tepat waktu

3. Peningkatan Kualitas SDM ;

Sumber daya manusia sangat diperlukan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan dan untuk menjamin adanya peningkatan kualitas pelayanan dan memahami job masing-masing pegawai dengan baik maka diperlukan adanya peningkatan SDM dan sebagai indikatornya adalah :

a. Jumlah Pegawai yang mengikuti bimbingan Tehnis b. Jumlah Pegawai yang mengikuti diklat non tehnis 4. Peningkatan Kualitas pengawasan ;

Pengawasan pada prinsipnya bertujuan agar suatu organisasi selalu berjalan dengan baik sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku, namun sekalipun ketatnya pengawasan seringkali masih juga dijumpai adanya ketidak puasan atas pelayanan.

Adapun indicator adanya peningkatan kualitas pengawasan untuk mengukur kinerja utama Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak adalah :

a. Prosentase Pengaduan yang ditindak lanjuti b. Prosentase temuan yang ditindak lanjuti

5. Peningkatan aksebilitas masyarakat terhadap putusan ;

Bahwa dalam Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor 1-144/KMA/2010 tentang keterbukaan Informasi pada badan peradilan maka

(15)

masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan informasi dari setiap Pengadilan dan sebagai indicator pencapaian peningkatan aksebilitas tersebut dapat diukur melalui Prosentase perkara yang dapat dipublikasikan. 6. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

Mahkamah Agung ;

Untuk melaksanakan tugas pokok Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak dalam menerima, memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara perlu adanya daya dukungan managemen peradilan yang tersedia melalui DIPA.

Untuk mengetahui DIPA tersebut dialokasikan secara benar dan optimal maka indikator pengukurnya adalah Peningkatan Prosentase Penyerapan anggaran;

7. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Militer dan TUN

Bahwa dengan adanya DIPA 05, maka Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak dipercayakan untuk menyelenggarakan perkara-perkara Prodeo dan sebagai indicator kinerja bahwa DIPA 05 tersebut telah direalisasikan secara dioptimalkan maka dapat dilihat dari jumlah dana yang tersedia untuk perkara Prodeo

8. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Peradilan TUN ;

Prosentase penyelenggaraan operasional perkantoran yang berbasis Teknologi Informasi

Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak telah menetapkan Indikator Kinerja Utama berdasarkan SK. Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak Nomor: W2-TUN4/ 12 /KP.00/I/2013tanggal 02 Januari 2013 dapat dilihat dibawah ini :

(16)

No. KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENJELASAN PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA 1. Peningkatan Penyelesaian Perkara a. Jumlah perkara yang diterima dan diselesaikan sesuai dengan SOP yang ditetapkan

Perbandingan antara perkara yang diterima dan jumlah perkara yang diputus Majelis Hakim Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.

b. Jumlah sisa perkara yang diselesaikan

Perbadingan antara jumlah perkara Sisa tahun sebelumnya dengan jumlah perkara yang diputus

Majelis Hakim Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. 2. Peningkatan Tertib Administrasi Perkara

a. Jumlah berkas yang diregister dan siap disidangkan ke Majelis

Perbandingan antara berkas perkara yang diterima dengan berkas perkara yang disidangkan Panitera/Sekretari s Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.

b. Jumlah berkas yang diajukan banding, kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap

Perbandingan antara berkas yang diajukan banding, kasasi dan PK yang lengkap (terdiri dari Bundel A dan Bundel B) dengan jumlah berkas yang dikembalikan oleh Pengadilan Tingkat Banding dan Mahkamah Agung. Panitera/Sekretari s Laporan Bulanan c. Jumlah Penyampaian pemberi-tahuan Pemanggilan

Sidang Tepat Waktu

Perbandingan antara persidangan dengan pemanggilan Jurusita Pengganti Laporan Bulanan d. Jumlah Penyampaian Pemberi-tahuan Relaas Putusan / Pene-tapan Tepat Waktu, Tempat dan Para Pihak Perbandingan antara putusan dan pemberitahuan putusan Jurusita Pengganti Laporan Bulanan e. Jumlah eksekusi tepat waktu Perbandingan antara permohonan Eksekusi dengan Eksekusi

Ketua Pengadilan Laporan Bulanan

3. Peningkatan Kualitas SDM

a. Jumlah pegawai yang lulus diklat teknis yudisial Perbandingan antara SDM Teknis yang diajukan untuk mengikuti diklat sehingga memperoleh kelulusan/ bersertifikat diklat, Cakim dengan jumlah yang mengikuti

Ketua Pengadilan Laporan Tahunan.

(17)

diklat.

b. Jumlah pegawai yang lulus diklat non yudisial

b.1 Perbandingan antara SDM Non teknis yang diajukan untuk mengikuti diklat sehingga memperoleh kelulusan/ ber sertifikat diklat Kepemimpinan, Sertifikasi Pengadaan barang dan jasa, dengan jumlah yang mengikuti diklat.

Ketua Pengadilan Laporan Tahunan. b.2 Perbandingan antara SDM yang diajukan untuk mengikuti pendidikan rintisan gelar sehingga memperoleh ke-lulusan/bersertif ikat dengan jumlah yang mengikuti diklat.

Ketua Pengadilan Laporan Tahunan. 4. Peningkatan kualitas pengawasan a. Prosentase pengaduan yang ditindaklanjuti Perbandingan jumlah pengaduan yang ditindaklanjuti mengenai perilaku aparatur peradilan (teknis dan non teknis) dengan jumlah pengaduan yang dilaporkan. Ketua Pengadilan Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. b. Prosentase temuan yang ditindaklanjuti Perbandingan jumlah temuan yang ditindaklanjuti hasil pengawasan internal (Tim Pengawasan Pengadilan Tingkat Pertama dan Badan Pengawasan) dan eksternal (Badan Pemeriksa Keuangan) dengan temuan yang dilaporkan Ketua Pengadilan Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.

(18)

5. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) Prosentase proses penyelesaian perkara yang dapat dipublikasikan Perbandingan prosentase proses putusan perkara yang sudah diminutasi dan dapat didownload di website Pengadilan Tingkat Pertama (Sesuai SK KMA No 144 Th 2007 tentang Keterbukaan informasi peradilan) dengan perkara yang diputus. Panitera/Sekretari s Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan 6. Program dukungan manajemen dan Pelaksanaan tugas teknis lainnya a. Tersajinya kualitas laporan keuangan yang sesuai dengan system akuntasi pemerintah ( SAP) Perbadingan penyelesaian laporan pelaksanaan anggaran sesuai standar. Panitera/ Sekretaris Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. b. Optimalisasi penyerapan anggaran Perbandingan Prosentase Anggaran yang tersedia dengan Realisasi anggaran Panitera/ Sekretaris Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. 7. Program Peningkat-an Sarana dan

Pra-sarana Aparatur Mahkamah

Agung

Tersedianya sarana dan prasarana aparatur pengadilan

Prosentase sarana dan prasarana yang mendukung penyelenggaraan peradilan berbasis teknologi Panitera/ Sekretaris Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. 8. Program Peningkatan Manageman Peradilan Militer dan TUN Pembebasan biaya perkara prodeo di lingkungan peradilan TUN Jumlah perkara prodeo yang diterima berdasarkan jumlah dana yang tersedia

Panitera/ Sekretaris Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.

(19)

C. RENCANA KINERJA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA PONTIANAK TAHUN 2016

Adapun rencana kinerja tahunan Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak, sebagai berikut:

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

1. Peningkatan Penyelesaian Perkara

a. Jumlah perkara yang diterima dan

diselesaikan sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan

62 Perkara

b. Jumlah sisa perkara yang diselesaikan 60 Perkara

2. Peningkatan Tertib Administrasi Perkara

a. Jumlah berkas yang diregister dan siap disidangkan ke Majelis

62 Perkara

b. Jumlah berkas yang diajukan banding, kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap

50 Perkara

c. Jumlah Penyampaian pemberi-tahuan Pemanggilan Sidang Tepat Waktu

62 Perkara

d. Jumlah Penyampaian Pemberi-tahuan Relaas Putusan / Penetapan Tepat Waktu, Tempat dan Para Pihak

62 Perkara

e.Jumlah eksekusi tepat waktu 4 Perkara

3. Peningkatan Kualitas SDM

a. Jumlah pegawai yang lulus diklat teknis

yudisial 3 orang

c. Jumlah pegawai yang lulus diklat non yudisial 17 orang

4. Peningkatan Kualitas Pengawasan

a. Prosentase Pengaduan yang ditindak lanjuti 100 % b. Prosentase temuan yang ditindak lanjuti 100 %

5.

Peningkatan Aksesibilitas Masyarakat Terhadap Peradilan

(Acces To Justice)

Prosentase proses penyelesaian perkara yang dapat dipublikasikan

100 %

6. Program Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya

a. Tersajinya kualitas laporan keuangan yang sesuai dengan system akuntasi pemerintah (

(20)

SAP)

b. Optimalnya penyerapan anggaran 100 %

7.

Program Peningkatan Sarana Dan Pra-Sarana Aparatur

Mahkamah Agung

Tersedianya sarana dan prasarana aparatur pengadilan

100 %

8.

Program Peningkatan Manageman Peradilan Militer Dan

TUN

Pembebasan biaya perkara prodeo di lingkungan

peradilan TUN 5 Perkara

D. Perjanjian Kinerja (Penetapan Kinerja) Tahun 2016

Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja sebagai wujud nyata komitmen, sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak, menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja.

Penetapan Kinerja Tahun 2016 Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak, sebagai berikut:

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

1. Peningkatan

Penyelesaian Perkara

a. Jumlah perkara yang diterima dan diselesaikan sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan

62 Perkara

c. Jumlah sisa perkara yang

diselesaikan 60 Perkara

2. Peningkatan Tertib Administrasi Perkara

a. Jumlah berkas yang diregister dan

siap disidangkan ke Majelis 62 Perkara b. Jumlah berkas yang diajukan 50 Perkara

(21)

banding, kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap

d. Jumlah Penyampaian pemberitahuan

Pemanggilan Sidang Tepat Waktu 62 Perkara e. Jumlah Penyampaian

Pemberitahuan Relaas Putusan / Penetapan Tepat Waktu, Tempat dan Para Pihak

62 Perkara

f. Jumlah eksekusi tepat waktu 4 Perkara

3. Peningkatan Kualitas SDM

a. Jumlah pegawai yang lulus diklat

teknis yudisial 3 orang

b. Jumlah pegawai yang lulus diklat

non yudisial 17 orang

4.

Peningkatan Kualitas Pengawasan

a. Prosentase Pengaduan yang ditindak lanjuti

100 %

b. Prosentase temuan yang ditindak

lanjuti 100 % 5. Peningkatan Aksesibilitas Masyarakat Terhadap Peradilan (Acces To Justice)

Prosentase proses penyelesaian perkara

yang dapat dipublikasikan 100 %

6.

Program Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya

a. Tersajinya kualitas laporan keuangan yang sesuai dengan system akuntasi pemerintah ( SAP)

100% b. Optimalnya penyerapan anggaran 100 %

7.

Program Peningkatan Sarana Dan Pra-Sarana

Aparatur Mahkamah Agung

Tersedianya sarana dan prasarana

aparatur pengadilan 100 %

8.

Program Peningkatan Manageman Peradilan

Militer Dan TUN

Pembebasan biaya perkara prodeo di

(22)

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak tahun 2015 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja sasaran. Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator kinerja tersebut dapat dilihat pada tabel 1.

Secara umum terdapat beberapa keberhasilan pencapaian target indikator kinerja sasaran, namun demikian juga terdapat beberapa indikator kinerja sasaran yang belum berhasil diwujudkan pencapaian targetnya pada tahun 2015 ini. Dari 8 (delapan) sasaran strategis yang diuraikan dalam Penetapan Kinerja dan indikator kinerja yang belum berhasil diwujudkan tersebut Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak telah melakukan beberapa analisis dan evaluasi agar terdapat perbaikan di masa yang akan datang.

A. PENGUKURAN KINERJA (PERBANDINGAN ANTARA TARGET DAN

REALISASI KINERJA)

NO SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN %

1.

Peningkatan Penyelesaian

Perkara

a. Jumlah perkara yang diterima dan diselesaikan sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan

62 Perkara 62 100 %

b. Jumlah sisa perkara yang

diselesaikan 60 Perkara 60 100% 2. Peningkatan Tertib Administrasi Perkara

a. Jumlah berkas yang diregister

dan siap disidangkan ke Majelis 62 Perkara 62 100% b. Jumlah berkas yang diajukan

banding, kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap

50 Perkara

50 100%

c. Jumlah Penyampaian pemberi-tahuan Pemanggilan Sidang Tepat Waktu

62 Perkara 62 100%

d. Jumlah Penyampaian Pemberi-tahuan Relaas Putusan /

Penetapan Tepat Waktu, Tempat dan Para Pihak

62 Perkara 62 100%

e. Jumlah eksekusi tepat waktu 4 Perkara 4 100%

3.

Peningkatan Kualitas SDM

f. Jumlah pegawai yang lulus diklat

teknis yudisial 3 orang 3 100%

g. Jumlah pegawai yang lulus diklat

(23)

4.

Peningkatan Kualitas Pengawasan

a. Prosentase Pengaduan yang ditindak lanjuti

100 %

100% 100%

b. Prosentase temuan yang ditindak

lanjuti 100 % 100% 100% 5. Peningkatan Aksesibilitas Masyarakat Terhadap Peradilan (Acces To Justice)

Prosentase proses penyelesaian

perkara yang dapat dipublikasikan 100 % 100% 100%

6. DukunganProgram

Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya

a. Tersajinya kualitas laporan keuangan yang sesuai dengan system akuntasi pemerintah

( SAP) 100 % 100% 100% b. Optimalnya penyerapan anggaran 100 % 99% 99 % 7. Program Peningkatan Sarana Dan Pra-Sarana Aparatur

Mahkamah Agung

Tersedianya sarana dan prasarana

aparatur pengadilan 100 % 100% 100% 8. Program Peningkatan Manageman Peradilan TUN

Pembebasan biaya perkara prodeo

di lingkungan peradilan TUN 5 Perkara 0 0%

B. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA

Pada akhir tahun 2015, Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak telah melaksanakan seluruh kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Adapun seluruh capaian tujuan yang diuraikan dalam capaian sasaran dapat dilihat, sebagai berikut :

Sasaran : Peningkatan Penyelesaian perkara yang sederhana, tepat waktu dan akuntabel

Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan penyelesaian perkara di peradilan Tata Usaha Negara Pontianak.

Peningkatan penyelesaian perkara di peradilan Tata Usaha Negara Pontianak, direalisasikan dengan program Peningkatan Manajemen Peradilan Tata Usaha Negara Pontianak , Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran ini meliputi 2 (dua) indikator, yaitu Prosentase Sisa Perkara yang diselesaikan dan Prosentase perkara yang diselesaikan.

(24)

Pencapaian target indikator kinerja sasaran ini pada tahun 2015 dapat digambarkan sebagai berikut :

Indikator Target 2015 % Realisasi 2014 % Capaian 2013 % Realisasi 2012 % Realisasi 2011 % Prosentase Sisa Perkara yang diselesaikan 90 90 90 90 90 Prosentase Perkara yang diselesaikan 90 80 90 90 80

NB : Dijelaskan dengan Laporan bulanan dan laporan tahunan keadaan perkara. Dianalisis juga penyebab keberhasilan dan kegagalan pencapaian targetnya.

Contoh tabel laporan sisa perkara

NO. Tahun Jumlah Perkara Sisa

Tahun Lalu (sisa awal) Sisa Perkara yang diputus

Masuk Putus Cabut Dissmisal

1 2011 49 36 10 1 18 20

2 2012 46 15 8 3 20 20

3 2013 64 41 10 1 20 32

4 2014 58 51 19 2 32 18

Contoh tabel keadaan perkara

NO. Tahun Jumlah Perkara % SDM

Hakim

Masuk Putus Cabut Dissmisal

1 2011 49 36 10 1 10 orang

(25)

3 2013 64 41 10 1 8 orang

4 2014 58 51 19 2 12 Orang

Sasaran : Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia di peradilan Tata Usaha Negara, direalisasikan dengan program Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya, Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran ini meliputi 2 (dua) indikator, yaitu Prosentase Pegawai yang mengikuti diklat teknis yudisial dan Prosentase pegawai yang mengikuti diklat teknis non yudisial.

Pencapaian target indikator kinerja sasaran ini pada tahun 2014 dapat digambarkan sebagai berikut :

Indikator Target 2014 % Realisasi 2014 % Capaian 2014 % Realisasi 2013 % Realisasi 2012 % Prosentase Pegawai yang mengikuti diklat teknis yudisial 100 100 100 100 100 Prosentase Pegawai yang mengikuti diklat teknis non yudisial 100 100 100 100 100

Sasaran peningkatan mutu sumber daya manusia non teknis ditargetkan ... berjumlah ... dari tenaga non teknis yang sudah diusulkan untuk dilakukan diklat NB :

(26)

Sasaran : Pengembangan Sistem informasi Mahkamah Agung terintegrasi dengan fungsi-fungsi manajemen peradilan

Pengembangan Sistem informasi Mahkamah Agung terintegrasi dengan fungsi-fungsi lembaga peradilan, direalisasikan dengan program Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya, Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran ini meliputi 1 (satu) indikator, yaitu Prosentase Proses Penyelesaian perkara yang dapat dipublikasikan.

Pencapaian target indikator kinerja sasaran ini pada tahun 2011-2015 dapat digambarkan sebagai berikut :

Indikator Target 2015 % Realisasi 2014 % Capaian 2013 % Realisasi 2012 % Realisasi 2011 % Prosentase Penyelesaian perkara yang dapat dipublikasikan 100 100 100 100 100

1. Indikator Kinerja Prosentase sisa perkara yang diselesaikan yang ditargetkan 100% telah tercapai 100%, artinya perkara yang tersisa pada tahun 2014 telah diselesaikan pada tahun 2015. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Sampaikan analisis pencapaiannya: narasi, tabel, grafik dan perbandingan sisa perkara yang diselesaikan tahun 2015dengan 2014 dan 2013.

2. Indikator Kinerja Prosentase perkara yang diselesaikan ditargetkan 100% hanya tercapai 100% karena,...

Sampaikan analisis pencapaiannya kenapa tidak tercapai target yang telah ditetapkan: narasi, tabel, grafik dan perbandingan sisa perkara yang diselesaikan tahun 2015 dengan 2014 dan 2013.

Dst ... Jelaskan setaip Sasaran Startegis dan Indikator Kinerjanya satu persatu.

(27)

C. AKUNTABILITAS KEUANGAN

Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan Administrasi Keuangan di peradilan Tata Usaha Negara Pontianak.

Peningkatan penyelengaraan Keuangan di peradilan Tata Usaha Negara Pontianak, direalisasikan dengan program Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal., Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran ini meliputi 3 (tiga) indikator, yaitu Prosentase realisasi belanja pegawai, prosentasi realisasi belanja Barang, dan prosentase realisasi belanja modal.

Pencapaian target indikator kinerja sasaran ini pada tahun 2015 dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Belanja Pegawai URAIAN JUMLAH ANGGARAN REALISASI ANGGARAN % SISA ANGGARAN % ANGGARAN YANG % RINCIAN DIKABULKAN ANGGARAN (PAGU DIPA) 1 2 3 4 5 6 7 8 BELANJA PEGAWAI

Belanja Gaji Pokok PNS 1.972.057.000 1.792.117.900 90.88 179.939.100

Pembulatan GP PNS 72.000 27.849 38.68 44.151

Belanja Tunj. Suami/Istri

PNS 159.067.000 139.792.350 87.88 19.274.650

Belanja Tunj. Anak PNS 63.222.000 48.584.062 76.85 14.637.938 Belanja Tunj. Struktural

PNS 26.780.000 26.300.000 98.21 480.000

Belanja Tunj. Fungsional

PNS 2.936.540.000 2.735.865.000 93.17 200.675.000

Belanja Tunj. PPh PNS 581.076.000 435.049.582 74.87 146.026.418 Belanja Tunj. Beras PNS 114.420.000 112.547.680 98.36 1.872.320 Belanja Uang Makan PNS 402.600.000 308.294.800 76.58 94.305.200 Belanja Tunjangan Umum

PNS 4.680.000 2.340..000 50.00 2.340.000

Belanja Uang Lembur 7.136,000 7.047.000 98.75 89.000 Belanja belanja kemahalan 224.100.000 20.75 835.900.000

(28)

Dari table diatas dapat dilihat bahwa prosentase realisasi belanja pegawai mencapai 79.36 %, artinya telah mencapai yang ditargetkan.

b. Belanja Barang

dari table diketahui bahwa prosentase realisasi belanja barang mencapai 90% dari target. Hakim 1.080.000.000 JUMLAH KELOMPOK BELANJA 51 7.340.514.000 5.825.019.223 79.36 1.515.494.777 URAIAN JUMLAH ANGGARAN REALISASI ANGGARAN % SISA ANGGARAN % ANGGARAN YANG % RINCIAN DIKABULKAN ANGGARAN (PAGU DIPA) 1 2 3 4 5 6 7 8 BELANJA BARANG Belanja Keperluan Perkantoran 174.040.000 174.034.000 100.00 6000

Belanja Perjalanan Dinas

Dalam Kota 2.500.000 900.000 36.00 1.600.000

Belanja Pengiriman surat

dinas pos pusat 5.250.000 2.749.560 52.37 250.440

Honor terkait operasional

satuan kerja 60.240.000 60.240.000 100.00 0

Belanja Barang Operasional

lainnya 2.000.000 2000.000 100.00 0

Belanja Langganan Listrik 120.000.000 103.036.828 85.86 16.963.172 Belanja Langganan Telepon 36.000.000 17.449.201 48.47 18.950.799 Belanja Langganan Air 36.000.000 15.098.400 41.94 20.901.600

Belanja Bahan 22.000.000 21.974.400 99.88 25.600

Belanja Pemeliharaan

gedung dan bangunan 84.500.000 84.494.000 99.99 6000 Belanja Barang Persediaan

Barang Komsumsi 43.050.000 43.047.000 99.99 2.569

Belanja pemeliharaan

peralatan dan mesin. 147.790.000 147.787.791 100.00 2.209 Belanja perjalanan biasa 103.871.000 101.475.800 97.69 2.395.200 Belanja barang non

(29)

C. Belanja Modal

Realisasi belanja modal mencapai 80% atau sesuai dengan target.

Belanja Jasa Lainnya 400.000 250.000 62.50 150.000

JUMLAH KELOMPOK BELANJA 52 838.641.000 775.405.911 92.46 63.235.089 URAIAN JUMLAH ANGGARAN REALISASI ANGGARAN % SISA ANGGARAN % ANGGARAN YANG % RINCIAN DIKABULKAN ANGGARAN (PAGU DIPA) 1 2 3 4 5 6 7 8 BELANJA MODAL

Belanja Modal Peralatan Mesin (Teknologi

Informasi) 140.000.000 139.110.000 99.36 890.000

Belanja Modal Peralatan Mesin (Peralatan dan

Fasilitas Perkantoran) 50.000.000 49.935.000 99.87 65.000

JUMLAH KELOMPOK

BIAYA 53 190.000.000 189.045.000 99.50 460.000 JUMLAH

(30)

BAB IV

P E N U T U P

Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak pada Tahun Anggaran 2015 telah melaksanakan berbagai kigiatan berdasarkan kebijakan dan program yang ada untuk mencapai Strategi yang telah ditetapkan dalam upaya mewujudkan Visi dan Misi Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak ini merupakan upaya penggambaran secara konkrit dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan pada Tahun 2015.

Namun demikian kiranya kami sadari bahwaa pembuatan Laporan Akuntabilitas ini masih sangat perlu disempurnakan karena memang belum mendapat bimbingan yang memadai.

Akhirnya semoga Laporan Akuntabilitas ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

(31)

BAB IV P E N U T U P

Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak pada Tahun Anggaran 2015 telah melaksanakan berbagai kigiatan berdasarkan kebijakan dan program yang ada untuk mencapai Strategi yang telah ditetapkan dalam upaya mewujudkan Visi dan Misi Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak ini merupakan upaya penggambaran secara konkrit dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan pada Tahun 2015.

Namun demikian kiranya kami sadari bahwaa pembuatan Laporan Akuntabilitas ini masih sangat perlu disempurnakan karena memang belum mendapat bimbingan yang memadai.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disampaikan bahwa pelaksanaan asuransi kesehatan pada BPJS Kesehatan Cabang Kota Metro, BPJS Kesehatan merupakan asuransi

”To execute its duties, Greater Jakarta Transport Authority (GJTA) refers to Transportation Grand Design for Greater Jakarta (Presidential Decree)”.. MAIN TASK

ANALISIS FINANSIAL DAN MANAJEMEN PETERNAKAN USAHA SAPI PERAH RAKYAT BERDASAR SKALA LAKTASI DI DESA MEDOWO KECAMATAN KANDANGAN KABUPATEN KEDIRI.. tidak terdapat karya yang pernah

Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui dan mendapalkan pengetahuan yang jelas tentang: Peranan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Tindak Pidana Pencucian Uang Dalam

Berdasarkan hasil analisis tingkat ketahanan dari overlay basis data sub faktor ketahanan sumberdaya alami, sumberdaya buatan dan mobilitas penduduk di Wilayah

Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh

PLN (Persero) Rayon Purbalingga, dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan listrik pasca bayar secara berkelanjutan dengan kualitas sebaik mungkin untuk pelayanan yang

meningkatkan pemahaman agama, dengan mencari informasi yang baik dan akurat serta dapat memilih teman yang baik, lebih memperdalam pengetahuan agama, yang bisa