USULAN TEKNIS USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH
etelah mempelajari dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK) secara seksama, pihak etelah mempelajari dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK) secara seksama, pihak konsultan berpendapat bahwa secara garis besar KAK untuk kegiatan
konsultan berpendapat bahwa secara garis besar KAK untuk kegiatan “ “PENYUSUNANPENYUSUNAN
DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH
DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – – PALABUHANRATU GEOPARK PALABUHANRATU GEOPARK
KABUPATEN SUKABUMI
KABUPATEN SUKABUMI” ” sudah cukup jelas. KAK cukup memberikan gambaran dan sudah cukup jelas. KAK cukup memberikan gambaran dan
pedoman tentang latar belakang kegiatan, maksud dan tujuan, ruang lingkup, metode pedoman tentang latar belakang kegiatan, maksud dan tujuan, ruang lingkup, metode pelaksanaan pekerjaan serta hasil yang diharapkan. Selain itu, KAK juga cukup memberikan pelaksanaan pekerjaan serta hasil yang diharapkan. Selain itu, KAK juga cukup memberikan arahan yang jelas dan
arahan yang jelas dan komprehenskomprehensif bagi pihak if bagi pihak penyedia jasa dalam melaksanakan pekerjaanpenyedia jasa dalam melaksanakan pekerjaan yang dimaksud. Tanggapan terhadap KAK adalah sebagai berikut:
yang dimaksud. Tanggapan terhadap KAK adalah sebagai berikut:
E.1
E.1 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) E.1.1
E.1.1 Tanggapan dan Saran Terhadap Latar BelakangTanggapan dan Saran Terhadap Latar Belakang
Latar belakang yang telah dijelaskan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) telah cukup jelas, Latar belakang yang telah dijelaskan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) telah cukup jelas, beberapa hal penting yang perlu
beberapa hal penting yang perlu konsultan pahami dan tanggapi dari latar konsultan pahami dan tanggapi dari latar belakang pekerjaanbelakang pekerjaan ini yaitu :
ini yaitu :
Perencanaan geopark Kawasan Ciletuh menjadi sangat penting dalam mewujudkanPerencanaan geopark Kawasan Ciletuh menjadi sangat penting dalam mewujudkan
pengembangan geopark yang berkelanjutan dan mampu memberikan manfaat yang pengembangan geopark yang berkelanjutan dan mampu memberikan manfaat yang besar bagi lingkungan dan masyarakat.
besar bagi lingkungan dan masyarakat.
Kegiatan Detail Engineering Desain ini harus memenuhi 4 aspek jenis wisata yaitu :Kegiatan Detail Engineering Desain ini harus memenuhi 4 aspek jenis wisata yaitu : Geowisata, Agrowisata, Ekowisata dan Wisata Budaya
Geowisata, Agrowisata, Ekowisata dan Wisata Budaya
S
S
Kabupaten Sukabumi
Kabupaten Sukabumi ini perlu disepakati dengan pemangku kepentingan serta ini perlu disepakati dengan pemangku kepentingan serta disesuaiakan dengan pedoman standar yang berlaku.
disesuaiakan dengan pedoman standar yang berlaku.
Konsultan juga akan megimplementasikan metode-metode perolehan data yang memiliki Konsultan juga akan megimplementasikan metode-metode perolehan data yang memiliki tingkat keakuratan data yang dapat dipetanggungjawabkan mengingat akurasi data yang tingkat keakuratan data yang dapat dipetanggungjawabkan mengingat akurasi data yang dijadikan sebagai input dalam
dijadikan sebagai input dalam Detail Engineering Desain Plaza Tamanjaya KawasanDetail Engineering Desain Plaza Tamanjaya Kawasan Ciletuh
Ciletuh – – Palabuhanratu Geopark Kabupaten Sukabumi Palabuhanratu Geopark Kabupaten Sukabumi ini. Upaya penggalian aspirasi ini. Upaya penggalian aspirasi masyarakat, pemerintah lokal dan komponen stakeholder lainnya dapat dilakukan dengan masyarakat, pemerintah lokal dan komponen stakeholder lainnya dapat dilakukan dengan pendekatan metode wawancara, dan konsultasi serta teknik lainnya, baik secara formal pendekatan metode wawancara, dan konsultasi serta teknik lainnya, baik secara formal maupun non formal dengan syarat adalah tidak melampaui batasan normatif dan melanggar maupun non formal dengan syarat adalah tidak melampaui batasan normatif dan melanggar hukum yang berlaku.
hukum yang berlaku.
Dengan melakukan pendekatan dan teknik pencarian data yang sesuai, konsultan akan Dengan melakukan pendekatan dan teknik pencarian data yang sesuai, konsultan akan menggali secara mendalam terhadap data-data
menggali secara mendalam terhadap data-data tersebut. Upaya kelengkapan data yang tersebut. Upaya kelengkapan data yang validvalid akan menjadi tujuan penting dalam pelaksanaan kompilasi data yang selanjutnya akan akan menjadi tujuan penting dalam pelaksanaan kompilasi data yang selanjutnya akan diproses dalam tahapan analisis.
diproses dalam tahapan analisis.
E.1.4
E.1.4 Tanggapan dan Saran Terhadap MetodologiTanggapan dan Saran Terhadap Metodologi
Metodologi yang telah dijelaskan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) sangat jelas, sehingga Metodologi yang telah dijelaskan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) sangat jelas, sehingga konsultan akan langsung fokus terhadap metodologi yang telah diuraikan didalam Kerangka konsultan akan langsung fokus terhadap metodologi yang telah diuraikan didalam Kerangka Acuan Kerja (K
Acuan Kerja (KAK) dan dikomAK) dan dikombinasikan denbinasikan dengan Pedomagan Pedoman Standar perencann Standar perencanaan yang berlaku.aan yang berlaku.
E.1.5
E.1.7
E.1.7 Tanggapan dan Saran Terhadap LaporanTanggapan dan Saran Terhadap Laporan
Mekanisme pelaporan di dalam KAK telah diuraikan dengan jelas. Sistem pelaporan dari
Mekanisme pelaporan di dalam KAK telah diuraikan dengan jelas. Sistem pelaporan dari DetailDetail
Engineering Desain Plaza Tamanjaya Kawasan Ciletuh
Engineering Desain Plaza Tamanjaya Kawasan Ciletuh – – Palabuhanratu Geopark Palabuhanratu Geopark Kabupaten Sukabumi
Kabupaten Sukabumi seperti yang diharapkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) sudah seperti yang diharapkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) sudah dapat dimengerti oleh pihak
dapat dimengerti oleh pihak konsultan.konsultan.
E.2
E.2 APRESIASI I APRESIASI INOVASINOVASI E.2.1
E.2.1 Pemahaman UmumPemahaman Umum E.2.1.1
E.2.1.1 Pemahaman GeowisataPemahaman Geowisata
Didalam pemahaman geowisata ini akan dibahas mengenai pengertian geowisata, konsep Didalam pemahaman geowisata ini akan dibahas mengenai pengertian geowisata, konsep geowisata dan fasilitas penunjang geowisata dan akan
geowisata dan fasilitas penunjang geowisata dan akan dijelaskan dibawah ini.dijelaskan dibawah ini. A.
A. Pengertian GeowisataPengertian Geowisata
Definisi geoekowisata sebagai suatu bagian terminologi ilmiah kebumian belum banyak Definisi geoekowisata sebagai suatu bagian terminologi ilmiah kebumian belum banyak dilakukan oleh para ahli kebumian. Geowisata sebagai suatu bagian dari terminologi dilakukan oleh para ahli kebumian. Geowisata sebagai suatu bagian dari terminologi kepariwisataan telah didefinisikan oleh Sampumo (1995) sebagai bentuk kegiatan kepariwisataan telah didefinisikan oleh Sampumo (1995) sebagai bentuk kegiatan wisata yang mengunjungi obyek-obyek geologi yang menarik. Secara empiris, wisata yang mengunjungi obyek-obyek geologi yang menarik. Secara empiris, pengalaman penulis seiama ini menunjukkan bahwa kegiatan yang nantinya dapat pengalaman penulis seiama ini menunjukkan bahwa kegiatan yang nantinya dapat dikategorikan sebagai geowisa
dikategorikan sebagai geowisata tidak harus pada ta tidak harus pada obyek geologi yang menarik. Hal iniobyek geologi yang menarik. Hal ini sangat tergantung dari seseorang yang mengunjungi ke obyek geologi tersebut, sangat tergantung dari seseorang yang mengunjungi ke obyek geologi tersebut, apakah seseorang tersebut sebagai bagian dari masyarakat yang memahami ilmu apakah seseorang tersebut sebagai bagian dari masyarakat yang memahami ilmu
dari aspek lingkungan fisik, sosial dan budayanya. Wisata aktif, dimana wisatawan dari aspek lingkungan fisik, sosial dan budayanya. Wisata aktif, dimana wisatawan terlibat secara aktif dalam berbagai kegiatan di lingkungan fisik (termasuk aspek terlibat secara aktif dalam berbagai kegiatan di lingkungan fisik (termasuk aspek fenomena kebumian/geologi) atau lingkungan komunitas/sosial budaya yang fenomena kebumian/geologi) atau lingkungan komunitas/sosial budaya yang dikunjunginya.
dikunjunginya.
Geowisata sebagai bentuk perjalanan wisata minat khusus mempunyai aspek REAL Geowisata sebagai bentuk perjalanan wisata minat khusus mempunyai aspek REAL Travel (Hall &
Travel (Hall & Weiler, 1982), yang dapat dijabarkan sebagai berikut :Weiler, 1982), yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
Rewarding Rewarding (penghargaan), yaitu penghargaan atas sesuatu obyek dan daya (penghargaan), yaitu penghargaan atas sesuatu obyek dan daya
tarik wisata yang dikunjunginya, yang diwujudkan pada keinginan wisatawan tarik wisata yang dikunjunginya, yang diwujudkan pada keinginan wisatawan untuk dapat belajar
untuk dapat belajar memahami atau bahkan mengambil bagian dalam aktivitasmemahami atau bahkan mengambil bagian dalam aktivitas yang
yang terkaitdengan proyektersebut.terkaitdengan proyektersebut.
Enriching Enriching (pengkayaan), yaitu mengandung aspek pengkayaan atau (pengkayaan), yaitu mengandung aspek pengkayaan atau penambahan pengetahuan dan kemampuan terhadap sesuatu jenis atau penambahan pengetahuan dan kemampuan terhadap sesuatu jenis atau bentuk kegiatan yang diikuti
bentuk kegiatan yang diikuti wisatawan.wisatawan.
Adventurism Adventurism (petualangan), yaitu mengandung aspek pelibatan wisatawan (petualangan), yaitu mengandung aspek pelibatan wisatawan dalam kegiatan yang memiliki sesuatu resiko
dalam kegiatan yang memiliki sesuatu resiko secara fisik dalam bentukkegiatansecara fisik dalam bentukkegiatan petualangan.
petualangan.
Learning Learning (proses belajar), yaitu (proses belajar), yaitu mengandung aspemengandung aspek pendidikan melalui k pendidikan melalui prosesproses belajar yang diikuti wisatawan terhadap sesuatu kegiatan edukatif tertentu belajar yang diikuti wisatawan terhadap sesuatu kegiatan edukatif tertentu yang diikuti
yang diikuti wisatawan.wisatawan.
Geowisata adalah suatu kegiatan wisata berkelanjutan dengan fokus utama pada Geowisata adalah suatu kegiatan wisata berkelanjutan dengan fokus utama pada kenampakan geologis permukaan bumi dalam rangka mendorong pemahaman akan kenampakan geologis permukaan bumi dalam rangka mendorong pemahaman akan
1. Geologically based (Berbasis Geologi) Artinya objek/tempat/lokasi yang dijadikan sebagai area geowisata merupakan bentukkan hasil proses gelologi. Aspek fisik yang dijadikan daya tarik wisata tersebut dapat berupa kondisi tanah, kandungan mineral, jenis batuan dan lainnya yang masih berhubungan dengan geologi.
2. Suistanable (Berkelanjutan) Artinya pengembangan dan pengelolaan lokasi geowisata haruslah berkelanjutan agar kelestariannya dapat terjaga. Beragamnya kondisi geologi Indonesia menyebabkan banyak ditemukannya mineral-mineral berharga yang dapat memancing oknum tidak bertanggung jawab untuk mengambil dan merusak lingkungan disekitarnya.
3. Geologically informative (Bersifat Informasi Geologi) Artinya di lokasi geowisata dilengkapi dengan informasi tentang sejarah terbentuknya bentukkan geologi tersebut, jadi wisatawan paham akan proses proses alam yang terjadi. Dengan adanya informasi tersebut diharapkan masyarakat akan sadar dan tidak berupaya merusak keindahan lingkungan di sekitar objek geowisata.
4. Locally beneficial (Bermanfaat Secara Lokal) Artinya keberadaan geowisata dapat memberikan manfaat bagi masyarakat/komunitas yang berada di sekitarnya. Manfaat tersebut dapat berupa segi ekonomi, sosial atau lainnya. Dengan dibukanya suatu kawasan geowisata diharapkan proses pembangunan di daerah tersebut semaik meningkat.
5. Tourist satisfaction (Kepuasan Pengunjung) Artinya objek geowisata dapat memberikan kepuasan lahir dan batin bagi wisatawan yang mengunjunginya. Kepuasan tersebut dapat didapat salah satunya dengan tata kelola tempat
namun tetap ilmiah dalam paket wisatanya. Geotrek tidak terikat dengan jarak maupun waktu, artinya selama pesan yang ingin disampaikan dapat tercapai dan wisatawan terpuaskan maka jalur trekking tersebut sudah baik
3. Fasilitas dan infrastruktur ekowisata
a. Pusat informasi (visitor centre ), pengendali utama dan awal prosedural pengelolaan meliputi tata tertib, kode etik, program-program, dan resiko-resiko dan antisipasi keselamatan.
b. Penginapan (camp site ) degan syarat disain simpel, mudah penggunaannya dan minimum waste .
c. Akomodasi dengan syarat: (i) mudah dikendalikan oleh pengelola, (ii) tidak mengganggu konsentrasi atau mengurangi perhatian pengunjung terhadap manfaat lingkungan, dan (iii) tidak mengurangi sensasi petualangan.
d. Infrastruktur: sebagai metode akses atau aliran manfaat ekonomi, manfaat sosial, harus mendukung nilai-nilai konservasi lingkungan, harus memiliki aspek keamanan pengunjung serta pemeliharaannya, mampu menjadi daya tarik masuknya (investasi) operator atau sektor swasta.
Pendekatan kultural dalam pembangunan infrastruktur, meliputi:
Menyesuaikan dengan karakter warisan budaya. Disain/konsep
pembangunan disesuaikan dengan karakter lokal, nilai-nilai lokal, dan bermakna sustainability manajemen.
A. Pengertian Geopark
Menurut European Geopark Network (EGN) dan Global Geopark Network (GGN), geopark adalah wilayah dengan batas yang didefinisikan dengan baik yang terdiri dari wilayah luas yang memungkinkan pembangunan lokal berkelanjutan, baik pada aspek sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan. Sedangkan menurut UNESCO (2006). Geopark adalah wilayah yang didefinisikan sebagai kawasan lindung berskala nasional yang mengandung sejumlah situs warisan geologi penting yang memiliki daya tarik keindahan dan kelangkaan tertentu yang dapat dikembangkan sebagai bagian dari konsep integrasi konservasi, pendidikan, dan pengembangan ekonomi lokal. Berdasarkan beberapa definisi geopark tersebut, secara singkat geopark ini merupakan bentuk pemanfaatan ruang kawasan lindung yang juga merupakan sebuah kesempatan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.
B. Kriteria Geopark
Di dalam pedoman dan kriteria Geopark yang diterbitkan oleh GGN (Global Geopark Network) UNESCO pada tahun 2007, ada 5 (lima) kriteria yang harus dipenuhi agar suatu Geopark dapat berlangsung mencapai tujuannya, yaitu:
1. Ukuran dan Kondisi
Mempunyai batas yang jelas dengan wilayah yang cukup luas yang dapat
melayani pengembangan budaya dan ekonomi lokal. Pada wilayah ini mengandung situs-situs warisan geologis yang penting secara
Dalam penyusunan dan perencana Geopark meminta pendapat Sekretariat Geopark, dan kerjasama dengan badan-badan survey geologi, masyarakat lokal, badan pariwisata, badan-badan riset dan perguruan tinggi dan swasta.
3. Pengembangan Ekonomi
Salah satu tujuan Geopark adalah menstimulasi kegiatan ekonomi dan
pengembangan berkelanjutan.
Geopark mengaitkan antara aspek warisan budaya dengan warisan
geologis, menghormati lingkungan dan menstimulasi pembentukan usaha-usaha lokal yang inovatif, bisnis kecil, indutri penginapan, kursus dan pelatihan dan peningkatan lapangan pekerjaan.
4. Aspek Pendidikan
Geopark harus menyediakan dan mengorganisir pendukungan, peralatan
dan kegiatan yang mengkomunikasikan pengetahuan geosains/geologi dan konsep-konsep lingkungan kepada masyarakat (misalnya: museum, pusat-pusat interpretasi dan edukasi, jalur wisata (trails/trekking), wisata yang terpandu, peta dan literatur populer, atau media komunikasi modern). Juga menggalakan kegiatan riset bekerja sama dengan perguruan tinggi, dan kontak antara para ahli dengan penduduk setempat.
Kesuksesan kegiatan edukasi Geopark akan sangat tergantung tidak hanya
C. Preseden Geopark
Dua hal penting dalam pengembangan geopark adalah pengembangan ekonomi lokal dan perlindungan lingkungan. Selain itu, geopark juga sebagai media pendidikan untuk menyampaikan pengetahuan tentang geologi dan mengenalkan masyarakat kepada geologi.
Salah satu hal yang penting dalam manajemen untuk kawasan lindung dan terciptanya geokonservasi adalah kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan terhadap warisan geologi. Pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap pengetahuan merupakan hal penting untuk mencapai implementasi kebijakan pada kawasan lindung atau konservasi yang efektif. Oleh karena itu, selain konservasi dan pengembangan ekonomi lokal, pendidikan juga merupakan salah satu elemen dasar yang harus dimiliki sebuah geopark. Tujuan geopark adalah untuk mengeksplor, mengembangkan, dan merayakan hubungan antara warisan geologi, dan semua aspek kawasan lindung, budaya, dan warisan tak berwujud. Oleh karena itu, dalam suatu geopark tidak hanya terdapat warisan geologi, tetapi juga warisan budaya, arkeologi, dan biodiversity.
E.2.1.3 Pendekatan Konsep Pembangunan Geopark
Didalam pendekatan konsep pembangunan geopark akan dibahas mengenai konsep geopark dan konsep Community Base Tourism (CBT)
A. Konsep Geopark
Situs geologi penyusun Geopark adalah bagian dari warisan Bumi. Berdasarkan arti, fungsi dan peluang pemanfaatannya, keberadaan dan kelestarian situs-situs itu perlu dijaga dan dilindungi.
4.
Sebagai tempat pengembangan geowisataObjek-objek warisan Bumi di dalam Geopark berpeluang menciptakan nilai ekonomi. Pengembangan ekonomi lokal melalui kegiatan pariwisata berbasis alam (geologi) atau geowisata merupakan salah satu pilihan.Penyelenggaraan kegiatan pariwisata Geopark secara berkelanjutan dimaknai sebagai kegiatan dan upaya penyeimbangan antara pembangunan ekonomi dengan usaha konservasi.
5.
Sebagai sarana kerjasama yang efektif dan efisien dengan masyarakatlokal
Pengembangan Geopark di suatu daerah akan berdampak langsung kepada manusia yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan. Konsep Geopark memperbolehkan masyarakat untuk tetap tinggal di dalam kawasan, yaitu dalam rangka menghubungkan kembali nilai-nilai warisan Bumi kepada mereka. Masyarakat dapat berpartisipasi aktif di dalam revitalisasi kawasan secara keseluruhan.
6.
Sebagai tempat implementasi aneka ilmu pengetahuan dan teknologiDi dalam kegiatan melindungi objek-objek warisan alam dari kerusakan atau penurunan mutu lingkungan, kawasan Geopark menjadi tempat uji coba metoda perlindungan yang diberlakukan.Selain itu, kawasan Geopark juga terbuka
B. Konsep Community Based Tourism (CBD)
Pembangunan berkelanjutan menurut United Nations Conference on Environment and Development (UNCED) yaitu pembangunan yang memenuhi kebutuhan dari generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan dari generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untuk pertama kalinya muncul konsep yang me ncoba memper-temukan aspek pembangunan ekonomi dan konservasi lingkungan (ekologis). Konsep tersebut memiliki makna yang luas dan menjadi payung bagi banyak konsep, kebijakan, dan program pembangunan yang berkembang secara global. Pembangunan berkelanjuta n merupakan paradigma baru yang memiliki interpretasi konsep atau aksi yang beragam (Baiquni, 2002:34). Selanjutnya pembangunan berkelanjutan didefinisikan dalam Caring for the Earth sebagai upaya peningkatan mutu kehidupan manusia namun masih dalam kemampuan daya dukung ekosistem (IUCN, UNEP dan WWF dalam Baiquni, 2002:34).
International Institute for Sustainable Development (IISD) bersama kalangan bisnis mengajukan definisi pembangunan berkelanjutan sebagai adopsi strategi - strategi bisnis dan aktifitas yang mempertemukan kebutuhan-kebutuhan perusahaan dan stakeholder pada saat ini dengan cara melindungi, memberlanjutkan, serta meningkatkan sumber daya manusia dan alam yang akan dibutuhkan pada masa mendatang (Satriago dalam Baiquni, 2002: 34). Sementara itu Burger (dalam Baiquni, 2002:34) secara diagramatis menggambarkan pembangunan berkelanjutan sebagai interaksi tiga komponen besar yaitu biosphere , masyarakat, dan moda produksi ekonomi.
yang lebih luas. Stabler & Goodall (Sharpley, 2000:1), menyatakan pembang -unan pariwisata berkelanjutan harus konsisten/sejalan dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Lane (dalam Sharpley, 2000:8) menyatakan bahwa pariwisata berkelanjutan adalah hubungan triangulasi yang seimbang antara daerah tujuan wisata (host areas) dengan habitat dan manusianya, pembuatan paket liburan (wisata), dan industri pariwisata, dimana tidak ada satupun stakehorder dapat merusak keseimbangan. Pendapat yang hampir sama disampaikan Muller yang mengusulkan istilah magic pentagon yang merupakan keseimbangan antara elemen pariwisata, dimana tidak ada satu faktor atau stakeholder yang mendominasi.
1. Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan
Prinsip dasar pembangunan pariwisata berkelanjutan menurut Sharpley (2000:9-11) yang mengacu pada prinsip dasar pembangunan berkelanjutan. Pendekatan yang holistik sangat penting. Untuk diterapkan secara umum, pada sistem pariwisata itu sendiri dan khusus pada individu di daerah tujuan wisata atau sektor industri. Selama ini meskipun pariwisata diterima dan terintegrasi dalam strategi pembangunan nasional dan lokal, namun fokus utama pembangunan pariwisata berkelanjutan masih ke arah produk center. Tidak heran jika pada tingkat operasional sulit mengatur penerimaan yg komplek, fragmentasi, pembagian multisektor dari keuntungan pariwisata secara alamiah. Oleh karenanya menurut Fors yth (dalam Sharpley, 2000:9) pariwisata berkelanjutan dalam prakteknya cenderung terfokus eks -klusif setempat, proyek pembangunan relatif berskala kecil, jangkauanya jarang melebihi wilayah/lingkungan lokal atau regional, atau sebagai sektor industri yang spesifik/khusus. Pada saat yang bersamaan, sektor
Pembangunan pariwisata berkelanjutan atau Sustainable Tourism Development menurut Yaman & Mohd (2004:584) ditandai dengan empat kondisi yaitu: 1) anggota masyarakat harus berpartisipasi dalam proses perenca naan dan pembang-unan pariwisata, 2) pendidikan bagi tuan rumah, pelaku industri dan pengunjung/wisatawan, 3) kualitas habitat kehidupan liar, penggunaan energi dan
iklim mikro harus dimengerti dan didukung, 4) investasi pada bentuk –bentuk
transportasi alternatif.
Sedangkan indikator yang dikembangkan pemerintah RI tentang pembangunan pariwisata berkelanjutan (Anonim, 2000) adalah: 1) kesadaran tentang tanggungjawab terhadap lingkungan, bahwa strategi pembangunan pariwisata berkelanjutan harus menempatkan pariwisata sebagai green industry (industri yang ramah lingkungan), yang menjadi tanggungjawab pemerintah, industri pariwisata, masyarakat dan wisatawan, 2) peningkatan peran pemerintah daerah dalam pembangunan pariwisata, 3) kemantaban/keberdayaan in dustri pariwisata yaitu mampu menciptakan produk pariwisata yang bisa bersaing secara internasional, dan mensejahterakan masyarakat di tempat tujuan wisata, 4) kemitraan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan pariwisata yang bertujuan menghapus/meminimalisir perbedaan tingkat kesejahteraan wisatawan dan masyarakat di daerah tujuan wisata untuk menghindari konflik dan dominasi satu sama lain. Hal ini juga didukung dengan memberi perhatian/pengembangan usaha skala kecil oleh masyarakat lokal.
komunitas dan konservasi lingkungan. Atau dengan kata lain CBT merupakan alat untuk mewujudkan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan.
Peran stakeholder dalam CBT meliputi:
a) Pemerintah. Kebijakan fiskal meliputi perpajakan (dan tarif), investasi, infrastruktur, keamanan atau profesional aparat pemerintah.
b) Sektor swasta: keuntungan dari fasilitas dan akomodasi, informasi, produk wisata, tujuan wisata dan kualitas pelayanan, klub, dan saran policy.
c) Pengunjung atau wisatawan: aliran ekonomi, pengalaman, pendidikan lingkungan, nilai lokal, kepuasan, membentuk opini tentang lingkungan. d) Penduduk lokal. Subyek dan obyek ecotourism, kesejahteraan, kerangka
berpikir penduduk lokal digunakan untuk saran kebijakan.
e) Lembaga mansyarakat. memfasilitasi stakeholder yang terancam, advokasi, fungsi politis untuk mengangkat isyu-isyu kemiskinan, ketidak adilan dan dampak kerusakan lingkungan agar diperbaiki keadaannya. f) Kualitas lingkungan (sumberdaya alam dan buatan) ecotourism. dampak
terhadap social welfare (sosial, ekonomi dan lingkungan)
E.2.2 Tinjauan Kebijakan Pembangunan Terkait Wilayah Studi
4.
Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Pengusaha.5.
Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilaiyang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
6.
Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalahkawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
7.
Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagipemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.
8.
Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatanusaha pariwisata.
9.
Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalamrangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.
10.
Kawasan strategis pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisataatau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan
Demokratis
Kesetaraan dan
Kesatuan
Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
1.
Memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan, dan meningkatkan mutu obyek dandaya tarik wisata;
2.
Memupuk rasa cinta tanah air dan meningkatkan persahabatan antar bangsa;3.
Memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja;4.
Meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dankemakmuran rakyat.
5.
Mendorong pendayagunaan produksi nasional.Kepariwisataan bertujuan untuk:
Menjamin keterpaduan antar sektor, antar daerah, antara pusat dan daerah yang merupakan satu kesatuan sistemik dalam kerangka otonomi daerah, serta keterpaduan antar pemangku kepentingan
Mematuhi kode etik kepariwisataan dunia dan kesepakatan internasional dalam bidang
pariwisata dan
Memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pembangunan kepariwisatan meliputi:
Industri pariwisata
Destinasi pariwisata
Pemasaran dan
Kelembagaan kepariwisataan
C. Penetapan Kawasan Strategis Kepariwisataan
Penetapan kawasan strategis pariwisata dilakukan dengan memperhatikan aspek:
Sumber daya pariwisata alam dan budaya yang potensial menjadi daya tarik pariwisata.
Potensi pasar
D. Usaha Pariwisata
Usaha pariwisata meliputi, antara lain:
1.
Daya tarik wisata2.
Kawasan pariwisata3.
Jasa transportasi pariwisata4.
Jasa perjalanan pariwisata5.
Jasa makanan dan minuman6.
Penyediaan akomodasi7.
Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi8.
Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran9.
Jasa informasi pariwisata10.
Jasa konsultan pariwisata11.
Jasa pramuwisata12.
Wisata tirta dan13.
Spa1.
Informasi yang akurat mengenai daya tarik wisata2.
Pelayanan kepariwisataan sesuai dengan standar3.
Perlindungan hukum dan keamanan4.
Pelayanan kesehatan5.
Perlindungan hak pribadi; dan6.
Perlindungan asuransi untuk kegiatan pariwisata yang beresiko tinggiSetiap wisatawan berkewajiban:
a. Menjaga dan menghormati norma agama, adat istiadat, budaya, dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat setempat.
b. Memelihara dan melestarikan lingkungan
c. Turut serta menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan, dan
d. Turut serta mencegah segala bentuk perbuatan yang melanggar kesusilaan dan kegiatan yang melanggar hukum.
Setiap pengusaha pariwisata berkewajiban:
a. Menjaga dan menghormati norma agama, adat istiadat, budaya dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat setempat.
F. Kewenangan Pemerintah Dan Pemerintah Daerah Pemerintah berwenang :
Menyusun dan menetapkan rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional
Mengoordinasikan pembangunan kepariwisataan lintas sektor dan lintas provinsi
Menyelenggarakan kerja sama internasional di bidang kepariwisataan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Menetapkan daya tarik wisata nasional
Menetapkan destinasi pariwisata nasional
Menetapkan norma, standar, pedoman, prosedur, kriteria, dan sistem pengawasan
dalam penyelenggaraan kepariwisatan
Mengembangkan kebijakan pengembangan sumber daya manusia di bidang
kepariwisataan
Memelihara, mengembangkan, dan melestarikan aset nasional yang menjadi daya tarik
wisata dan aset potensial yang belum tergali
Melakukan dan menfasilitasi promosi pariwisata nasional
Memberikan kemudahan yang mendukung kunjungan wisatawan dini yang
berhubungan dengan keamanan dan keselamatan wisatawan
Mengatur penyelenggaraan dan pengelolaan kepariwisataan di wilayahnya.
Menfasilitasi dan melakukan promosi destinasi pariwisata dan produk pariwisata yang
berada di wilayahnya.
Memfasilitasi pengembangan daya tarik wisata baru.
Menyelenggarakan pelatihan dan penelitian kepariwisataan dalam lingkup
kabupaten/kota.
Memelihara dan melestarikan daya tarik wisata yang ada di wilayahnya.
Menyelenggarakan bimbingan masyarakat sadar wisata, dan
Mengalokasikan anggaran kepariwisataan.
E.2.2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang RTRWN
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), dijelaskan bahwa kawasan lindung geologi termasuk kedalam kawasan lindung nasional di dalam Pola Ruang.
Didalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) kawasan lindung geologi terdiri dari: a. Kawasan cagar alam geologi;
b. Kawasan rawan bencana alam geologi; dan
Memiliki keterwakilan ekosistem yang masih alami, kawasan yang sudah mengalami degradasi, mengalami modifikasi, atau kawasan binaan;
Memiliki komunitas alam yang unik, langka, dan indah;
Merupakan bentang alam yang cukup luas yang mencerminkan interaksi antara
komunitas alam dengan manusia beserta kegiatannya secara harmonis; atau
Berupa tempat bagi pemantauan perubahan ekologi melalui penelitian dan pendidikan.
Kawasan keunikan batuan dan fosil ditetapkan dengan kriteria:
Memiliki keragaman batuan dan dapat berfungsi sebagai laboratorium alam;
Memiliki batuan yang mengandung jejak atau sisa kehidupan di masa lampau (fosil);
Memiliki nilai paleo-antropologi dan arkeologi;
Memiliki tipe geologi unik; atau
Memiliki satu-satunya batuan dan/atau jejak struktur geologi masa lalu.
Kawasan keunikan bentang alam ditetapkan dengan kriteria:
Memiliki bentang alam gumuk pasir pantai;
Memiliki bentang alam berupa kawah, kaldera, maar, leher vulkanik, dan gumuk
vulkanik;
e. Melakukan upaya penertiban terhadap kegiatan pengembangan wilayah yang tidak memenuhi ketentuan perlindungan lingkungan geologi
f. Melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap kegiatan pengembanganwilayah
yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan geologi
Pelaksanaan kewenangan dan tanggung jawab dilakukan oleh Dinas bersama-sama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota setempat. Tatacara pelaksanaan kewenangan diatur lebih lanjut oleh Gubernur.
B. Lingkungan Geologi
Wilayah Lingkungan Geologi terbentuk secara alamiah yang dapat meliputi beberapa wilayah administratif pemerintahan. Dalam kaitannya dengan perlindungan Lingkungan Geologi, Lingkungan Geologi meliputi Geologi Bahan Galian, Daerah Konservasi Geologi, Geologi Bencana dan Geologi Tata Lingkungan.
1. Geologi Bahan Galian
Meliputi lahan lokasi keterdapatan dan seluruh kekayaan bahan galian yang terkandung di dalam bumi.
2. Daerah Konservasi Geologi
Ruang lingkup Daerah Konservasi Geologi meliputi:
C. Kegiatan Perlindungan
Ada beberapa kegiatan perlindungan geologi yang tertuang di dalam Perda Nomor 2 Tahun 2002 yaitu :
1. Inventarisasi dan Perencanaan
Inventarisasi dimaksudkan untuk mengetahui keanekaragaman, kualitas dan
kuantitas potensi lingkungan geologi.
Kegiatan inventarisasi dilakukan terhadap objek lingkungan geologi adalah dalam
rangka perencanaan perlindungan lingkungan geologi.
Kegiatan Inventarisasi dilaksanakan oleh Dinas.
Berdasarkan data-data hasil kegiatan inventarisasi Dinas membuat Perencanaan,
Konservasi dan pendayagunaan, mitigasi bencana geologi, pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
Konservasi dan Pendayagunaan lingkungan Geologi menjadi bagian dalam Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW).
Tatacara pelaksanaan kegiatan inventarisasi dan petencanaan diatur lebih lanjut
oleh Gubernur.
2. Konservasi dan Pendayagunaan
Penetapan wilayah menjadi kawasan resapan air, kawasan cagar alam, geologi,
penyebarluasan informasi hasil mitigasi kepada masyarakat;
pengidentifikasian wilayah yang ada pada daerah-daerah rawan bencana
geologi;
melaksanakan koordinasi penanggulangan akibat bencana geologi.
E.2.2.4 Tinjauan RTRW Propinsi Jawa Barat Tahun 2009 – 2029 (Perda Nomor 22
Tahun 2010)
Berdasarkan Peratuan Daerah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Provinsi Jawa Barat terdapat kriteria dan lokasi kawasan lindung salah satunya adalah kabupaten sukabumi.
Tabel E.1 Kriteria dan Lokasi Kawasan Lindung
Fungsi Jenis/Tipe Klasifikasi
Fisik Lokasi (Kode)
Kawasan lindung geologi
Kawasan cagar alam geologi dan kawasan kars
Kawasan Kars Non Hutan Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur , Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Ciamis
Kawasan rawan bencana alam geologi
Fungsi Jenis/Tipe Klasifikasi
Fisik Lokasi (Kode)
perlindungan terhadap air tanah
Sumber : RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029
Sektor unggulan yang dapat dikembangkan di WP Sukabumi dan sekitarnya, meliputi peternakan, pertanian, perkebunan, perikanan tangkap, pariwisata, industri pengolahan dan bisnis kelautan, serta pertambangan mineral.
Fokus pengembangan WP Sukabumi dan sekitarnya, meliputi:
a. Kota Sukabumi, diarahkan untuk pengembangan pusat pengolahan agribisnis dan peternakan, agropolitan, wisata agro, industri non-polutif dan tidak mengganggu resapan air, serta perdagangan dan jasa yang mendukung fungsi PKW Sukabumi; b. Kabupaten Sukabumi, diarahkan untuk pengembangan agribisnis, pengembangan
kawasan penggembalaan umum ternak ruminansia, wisata pantai, wisata agro, wisata minat khusus, industri non-polutif dan tidak mengganggu resapan air, perdagangan dan jasa yang mendukung fungsi PKW Palabuhanratu dan simpul layanan wilayah sekitarnya, pengembangan wilayah pesisir selatan melalui pengembangan wisata pantai dan minat khusus serta perikanan tangkap, serta pertambangan mineral logam dan non-logam serta pengembangan sarana dan prasarana yang terintegrasi yang diarahkan untuk kegiatan bisnis kelautan skala nasional dan internasional di PKNp Palabuhanratu;
b. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya; c. Kawasan perlindungan setempat;
d. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya; e. Kawasan rawan bencana;
f. Kawasan lindung geologi; dan
g. Kawasan lindung lainnya.
Kawasan lindung geologi seluas kurang lebih 14.169 (empat belas ribu seratus enam puluh Sembilan) hektar meliputi:
a. Kawasan cagar alam geologi; b. Kawasan karst;
c. Kawasan rawan bencana alam geologi; dan
d. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.
Kawasan cagar alam geologi seluas kurang lebih 3.248 (tiga ribu dua ratus empat puluh delapan) hektar berupa kawasan cagar alam geologi Ciletuh Kecamatan Ciemas meliputi:
a. Blok Gunung Badak; b. Blok Ciletuh; dan c. Blok Citirem-Cibuaya.
r. Kecamatan Purabaya; s. Kecamatan Simpenan; t. Kecamatan Tegalbuleud; u. Kecamatan Cibitung; v. Kecamatan Ciracap; w. Kecamatan Surade; dan x. Kecamatan Warungkiara.
Kawasan rawan bencana alam geologi meliputi: a. Kawasan rawan letusan gunung api; b. Kawasan rawan gerakan tanah; dan c. Kawasan rawan abrasi.
Kawasan rawan letusan gunung api seluas kurang lebih 1.519 (seribu lima ratus sembilan belas) hektar meliputi:
a. Kawasan Gunung Salak melintasi 6 (enam) kecamatan meliputi:
1.
Kecamatan Cidahu;2.
Kecamatan Kalapanunggal;a. Intensitas tinggi seluas kurang lebih 9.529 (sembilan ribu lima ratus dua puluh sembilan) hektar meliputi:
1. Kecamatan Kabandungan; 2. Kecamatan Parungkuda; 3. Kecamatan Cibadak; 4. Kecamatan Cicantayan; 5. Kecamatan Cikidang; 6. Kecamatan Cisolok; 7. Kecamatan Palabuhanratu; 8. Kecamatan Bantargadung; 9. Kecamatan Warungkiara; 10. Kecamatan Cikembar; 11. Kecamatan Nyalindung; 12. Kecamatan Gegerbitung; 13. Kecamatan Sagaranten; 14. Kecamatan Curugkembar; 15. Kecamatan Pabuaran;
i. Kecamatan Tegalbuleud.
Dibawah ini merupakan kriteria kawasan lindung geologi menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi.
Tabel E.2 Kriteria Kawasan Lindung dan Sebarannya di Kabupaten Sukabumi
Fungsi Jenis/Tipe Kriteria Klasifikasi
Fisik Lokasi (Kode) Kawasan Lindung Geologi
Kawasan cagar alam geologi dan kawasan kars a. Cagar alam
geologi
terdiri atas:
kawasan keunikan batuan dan fosil; kawasan keunikan
bentang alam; dan kawasan keunikan
proses geologi.
Non Hutan Kawasan Geologi
Ciletuh Kab. Sukabumi
b. Kawasan Kars Kawasan Kars merupakan bentang alam yang unik dan langka. Karena terbentuk dengan proses yang berlangsung lama dan hanya dijumpai pada daerah-daerah tertentu,
Non Hutan Di bagian tengah tersebar pada 9 kecamatan (Palabuhanratu, Simpenan, Bantargadung, Warungkiara,
Fungsi Jenis/Tipe Kriteria Klasifikasi
Fisik Lokasi (Kode) bau pijar dan/atau
aliran gas beracun. b. Kawasan rawan gempa bumi tektonik Kawasan yang berpotensi dan/atau pernah mengalami gempa bumi dengan skala VII sampai dengan XII Modified Mercally Intensity (MMI); Kawasan yang mempunyai sejarah kegempaan yang merusak;
Kawasan yang dilalui oleh patahan aktif daerah yang
mempunyai catatan kegempaan dengan kekuatan (magnitudo) lebih besar dari 5 pada skala richter;
Kawasan dengan batuan dasar berupa
Non Hutan Tersebar di 47 kecamatan yang termasuk daerah rawan gempa bumi
Sukabumi- Padalarang-Bandung
Fungsi Jenis/Tipe Kriteria Klasifikasi
Fisik Lokasi (Kode) f. Kawasan rawan
abrasi
Pantai yang berpotensi memiliki kerentanan terjadinya abrasi dan/atau pernah mengalami abrasi.
Non Hutan Tersebar di
sepanjang pantai selatan
Sumber : Keppres No. 32/1990, SK Menhut No. 419/Kpts II/1999, Perda No. 2/1996, PP No 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, Hasil Rencana, 2008
Dari segi jaringan transportasi, kondisi prasarana jaringan jalan, baik dari kondisi jalan, lebar jalan, kontur jalan, sarana kelengkapan jalan, ketersediaan terminal, kemudahan dan ketersediaan angkutan umum, Kecamatan Ciemas masih dinilai kurang. Terlebih lagi dalam segi peningkatan pelayanan dan kualitas jaringan jalan. Peningkatan pelayanan dan kualitas tersebut termasuk daerah-daerah yang berada di luar batas administrasi Kecamatan Ciemas. Adapun disebutkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi, terdapat
beberapa rencana pengembangan terkait jaringan transportasi, diantaranya :
1.
Rencana pengembangan jaringan jalan strategis kabupaten pada ruas jalan Cibutun –Balewer – Ciwaru pengembangan jalan lokal primer prioritas pada ruas jalan Jaringao – Cibuaya dan ruas jalan Cibutun – Balewer – Ciwaru
2.
Preservasi dan peningkatan jalan kolektor primer 4 pada pengembangan jaringan JalanKetinggian dari Permukaan Laut 400-500 M. Kecamatan Ciemas memiliki jarak dari ibukota kabupaten yaitu berjarak 61 Km, untuk jarak dari ibukota propinsi yaitu berjarak 234 Km, untuk jarak dari ibukota Negara yaitu berjarak 223 Km.
Tabel E.3 Luas Desa, Lahan Sawah, Lahan Bukan Sawah, dan Lahan Non
Pertanian Menurut Desa Di Kecamatan Ciemas Tahun 2012
No Desa Tanah Sawah Tanah Kering Bangunan/ Pekarangan Hutan Negara Jumlah 1 Cibenda 1175 600 604 118 2497 2 Ciwaru 900 225 471 0 1596 3 Taman Jaya 300 600 472 0 1372 4 Mekar Jaya 420 2651 697 5000 8768 5 Ciemas 208 695 585 79 1567 6 Giri Mukti 80 2922 48 0 3050 7 Mandra Jaya 1060 3702 97 0 4859 8 Mekar Sakti 316 1185 893 0 2394 9 Sida Mulya 325 400 464 4000 5189 Jumlah 4784 12980 4331 9197 31292
Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 2013
memiliki tingkat curah hujan rata-rata 3500-4000 mm/th, dan untuk wilayah bagian selatan memiliki tingkat curah hujan rata-rata 4000-4500 mm/th.
b. 2 - 5 % c. 5 - 15 % d. 15 - 40% e. > 40%
Tabel E.4 Luas Wilayah Kecamatan Ciemas berdasarkan Ketinggian
Ketinggian (mdpl) Luas (Ha)
0 – 25 349,16
25 – 100 8.331,55
100 – 500 11.779,26
500 – 1000 6.236,03
> 1000
-Total Luas Kec.Ciemas 26.696,00 Sumber : Kab.Sukabumi Dalam Angka 2012
Tabel E.5 Tingkat Kesesuian Pengembangan Tapak Wilayah Kecamatan Ciemas
Berdasarkan Kemiringan Lahan
Kemiringan Lahan Klasifikasi Tingkat Kesesuian Pengembangan Tapak
1 - 8% Datar Sangat baik
JENIS TANAH SIFAT TINGKAT KESESUIAN Regosol, Litosol, Organosol, Renzina Sangat Peka Sangat Tidak
baik
Kawasan di wilayah Kecamatan Ciemas yang memiliki jenis dan sifat tanah berupa Alluvial memiliki tingkat kesesuaian lahan yang tinggi untuk pengembangan pariwisata dengan memperhatikan struktur pondasi bangunan dalam pelaksanaan pembangunan yang akan dilakukan.
anak-anak sungainya membentuk daerah aliran sungai. Daerah aliran sungai di wilayah Kecamatan Ciemas adalah DAS Ciletuh.
No Pengunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)
4 Rumput/Tanah Kosong 101,73 0,33
5 Sawah Tadah Hujan 2026,61 6,66
6 Belukar/semak 8450,55 27,75
7 Tegalan/ladang 1183,01 3,89
8 Hutan 13597,62 44,66
Jumlah 30447,43 100,00
Sumber : Pengolahan Peta Citra dan RTRW Kabupaten Sukabumi
Tabel E.8 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Ciemas Tahun 2012- 2015
Kelurahan Jumlah Penduduk (Jiwa)
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha) 2012 2013 2014 2015 2012 2013 2014 2015 Cibenda 8368 8368 5805 5850 1 1 2 2 Ciwaru 8402 8402 8159 8258 5 5 5 5 Tamanjaya 6473 6473 6499 6499 5 5 5 5 Mekarjaya 8059 8059 8111 8143 2 2 2 2 Ciemas 5162 5162 5612 5612 3 3 3 3 Girimukti 3838 3838 3858 3858 1 1 1 1 Mandrajaya 4620 4620 4569 4814 1 1 1 1 Mekarsakti 6189 6189 5832 5832 2 2 2 2 Sidamulya - 3275 3275 3221 - 1 1 1
Sumber : Kecamatan Ciemas Dalam Angka, Tahun 2015
Jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Ciemas pada tahun 2015 yang mencapai 54.536 jiwa, dimana sebesar 27.877 jiwa merupakan jumlah penduduk laki-laki dan 26.659 jiwa merupakan jumlah penduduk perempuan.
Dari jumlah penduduk tersebut di atas, terlihat bahwa penduduk laki-laki lebih dominan jika dibandingkan dengan penduduk perempuan dengan rasio sebesar 105,13. Dengan pengertian bahwa untuk setiap 100 penduduk perempuan terdapat 105 laki-laki.
Kecamatan Ciemas kurang lebih 3.800 Ha. Dalam setahun masyarakat di sini bisa memanen padi sekitar dua kali.Sedangkan pada musim kering, palawija paling sering ditanam. Potensi selanjutnya yang juga tampak kental di Kecamatan Ciemas adalah perkebunan. Kebun karet, sawit, dan teh tampak menghampar di ruas jalan yang mau masuk ke wilayah tersebut, tepatnya di area perbatasan dengan Kecamatan Simpenan. Dan potensi yang juga termasuk paling mencolok di wilayah kami adalah keindahan tiga pantai yang melintas wilayah Ciemas. Kecamatan Ciemas disebut juga Puncak Dharma Teluk Ciletuh, karena wilayah ini sebagiannya juga hamparan laut atau pantai yang menghias wilayah Pakidulan dari Kabupaten Sukabumi. Beberapa desa seperti Desa Ciwaru, Girijaya, Manrajaya merupakan wilayah yang berpotensi pantai. Keindahan alam pantai, yakni Cisaar menuju Palangpang begitu tentram. Sebagian warga pun ada yang menggantungkan hidup mereka di pantai tersebut sebagai nelayan untuk mencari tangkapan ikan laut. Pihaknya berharap segala dukungan pemerintah bisa meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan masyarakat di sini. Sementara Camat Ciemas, Dedi Suryana, S.IP, M.Si menerangkan bahwa Wisata Kebun Maranginan di Mekarjaya mempunyai potensi spesialis pengembangan buah naga dan durian montong, serta wisata Pantai Palampang Ciwaru dan Sky Air Pantai Indah Pulau Mandra.
Selain itu, untuk potensi pariwisata, beberapa pengunjung yang datang ke Kecamatan Ciemas yang terkenal dengan tebing-tebing batuan tertua dengan jejeran air terjunnya juga ada yang mendatangi Pantai Cikepuh, Pantai Karangantu, Pulau Kunti, Pulau Mandra, Pantai Sodongparat, bahakan ada yang menyusur dari arah Kecamatan Ciracap hingga ke Pantai Citirem yang berbatasan dengan Pantai Cibuaya di Kecamatan Ciracap melalui jalur laut. Salah satu lokasi potensial pariwisatanya adalah Curug Cimarinjung. Air terjun ini memiliki
TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK E-44 Tarik Wisata
1 Curug Cimarinjung
Lokasi ini sebagai bukti geologi (Geo-evidence) berupa air terjun sebagai bukti struktur geologi berupa sesar normal sehingga ada blok atau bagian yang turun. Batuan utama sebagai penyusunnya merupakan bagian dari Formasi Jampang Anggota Cikarang (Sukamto, 1975) berupa batuan sedimen berupa breksi polimik, batupasir graywacke berbutir kasar sampai halus, menunjukan perlapisan yang tebal dan pada dasar sungai di jumpai bongkah-bongkah lava basal bersturktur bantal. Batuan Berumur Miosen Bawah. Dijumpai di Sungai Cimarinjung, ketinggian air terjun mencapai 50 meter. Lokasi ini bermakna estitika, ilmu pengetahuan dan pendukung
pariwisata.
Menurut info, jalan ini adalah rute tracking bagi yang akan mengunjungi Puncak Darma dengan berjalan kaki. Rutenya memang tidak sejauh rute kendaraan yang sering dilewati. Menempuh perjalanan sekitar 30 menit dari arah Puncak Darma, ditengah perjalanan akan melintasi jembatan besi yang seharusnya dulu difungsikan untuk menghubungkan wilayah Pelabuhan Ratu dan Ujung Genteng. Karena kondisi jalan yang rusak, akhirnya akses ini terbengkalai. Jembatan tanpa railing besi ini melintas tepat di atas aliran sungai Cimarinjung.
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH– PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK E-45 No Objek Daya
Tarik Wisata Keterangan Lokasi
Setelah melewati jembatan ini, jalan yang dilalui akan terus menurun sampai akhirnya berhenti di warung pertama yang akan ditemui. Persis di samping warung itu adalah jalan masuk menuju Curug Cimarinjung. Jalan yang dilalui adalah jalan setapak ditepi aliran irigasi. Cukup 10 menit berjalan kaki menembus hutan kecil, di depan jalan akan terhalang oleh batu besar yang menutupi setengah jalan, dan dibalik batu inilah Curug Cimarinjung berada. Tidak jauh dari Pantai Cimarinjung terdapat objek wisata air terjun Curug Cimarinjung, yang dapat dijangkau dengan berjalan kaki menelusuri pematang sawah dan jalan setapak di sepanjang saluran Irigasi Cimarinjung.
Setelah sampai di lokasi, benar-benar akan terasa bahwa pengunjung akan berada di situs sejarah, dimana batu-batu besar berwarna merah kecoklatan dan tumbuhan hijau yang merambat di tebing batu-batu, akan terasa seperti berada di jaman batu. Kekhasan pemandangan di sini adalah adanya 2 batu besar yang mengapit aliran sungai Cimarinjung sebelum aliran ini jatuh lagi ke bawah.
TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK E-46 Curug Cimarinjung tidak kalah indahnya dengan panorama pegunungan di sekitarnya, dan ini merupakan s alah satu
Objek wisata air terjun di Desa Ciwaru sekaligus potensi alam yang harus dikembangkan dan dilestarikan keindahannya.
2 Curug Sodong –
Ngelay – Cikaret
Lokasi ini sebagai bukti geologi (Geo-evidence) berupa air terjun sebagai bukti struktur geologi berupa sesar normal sehingga ada blok atau bagian yang turun. Batuan utama sebagai penyusunnya merupakan bagian dari Formasi Jampang Anggota Cikarang (Sukamto, 1975) berupa batuan sedimen berupa breksi polimik, batupasir graywacke berbutir kasar sampai halus, menunjukan perlapisan yang tebal dan pada dasar sungai di jumpai bongkah-bongkah breksi polimik. Batuan Berumur Miosen Bawah. Dilokasi ini dijumpai 3 air terjun bersusun dari atas k e bawah berupa air terjun Ngelai dengan ketinggian mencapai 50 meter, Cikaret dan paling bawah berupa air terjun Sodong atau dikenal sebagai curug panganten dengan ketinggian mencapai 35 meter. Lokasi ini bermakna estitika, ilmu pengetahuan dan pendukung pariwisata.
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH– PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK E-47 No Objek Daya
Tarik Wisata Keterangan Lokasi
Curug Sodong alias Curug Cikanteh alias Curug Kembar alias Curug Penganten bisa diakses dari Palangpang dengan memakan waktu sekitar 20 menit. Untuk aksesnya sudah lumayan baik dengan jalan beraspal dan pemandangan sawah yang membuat segar mata. Mungkin bisa dikatakan lukisan anak- anak SD berupa 2 gunung kembar, jalan berliku, sawah dan rumah terinspirasi dari pemandangan seperti ini, bahkan di sini lebih lengkap dengan adanya penampakan Curug Cikanteh di kejauhan.
Jika dilihat dari kejauhan, puncak curug ini memiliki 1 aliran sebelum jatuh ke undakan pertama dan akhirnya jatuh menjadi 2 bagian curug ke kolam dibawahnya. Curug teratas dinamakan Curug Cikanteh, curug ke 2 agak sulit terlihat karena terhalang pepohonan adalah curug Ngelay, yang terakhir dengan 2 aliran curug adalah Curug Sodong atau Kembar atau sering di rangkum menjadi 1 curug yaitu curug Cikanteh.
3 Curug Cikanteh
Lokasi ini sebagai bukti geologi (Geo- evidence) berupa air terjun sebagai bukti struktur geologi berupa sesar normal sehingga ada blok atau bagian yang turun. Batuan utama sebagai penyusunnya merupakan bagian dari Formasi Jampang Anggota Cikarang (Sukamto, 1975) berupa batuan sedimen berupa breksi polimik, batupasir graywacke berbutir kasar sampai halus, menunjukan perlapisan yang tebal dan pada dasar sungai di jumpai bongkah-bongkah breksi polimik. Batuan Berumur Miosen Bawah. Dilokasi ini dijumpai 2 air terjun bersusun dari atas ke bawah berupa air terjun dengan ketinggian mencapai 55 meter. Lokasi ini bermakna estitika, ilmu pengetahuan dan pendukung pariwisata.
Curug Cikateh bisa dikategorikan sebagai curug termudah untuk dikunjungi, untuk pengunjung bisa memarkirkan kendaraannya tepat menghadap Curug Cikanteh ini. Setelah parkir, hanya dibutuhkan waktu 5 menit berjalan kaki untuk merasakan sejuknya Curug Cikanteh. Mungkin ini adalah satu-satunya Curug (dari beberapa curug yang kami kunjungi) yang airnya bisa digunakan untuk mandi karena tidak keruh coklat seperti yang lainnya.
Biarpun curug Cikanteh ini bisa digunakan untuk mandi, pengunjung tetap diharapkan untuk berhati-hati. Curug indah yang airnya sejuk ini ternyata satu-satunya curug yang pernah memakan korban jiwa. Sepasang remaja pernah tenggelam saat berenang di kolam ini. Kontur tanah didasar kolam yang tidak landai, ditambah derasnya curug membuat orang sulit untuk berenang kembali ke permukaan.
Objek wisata Curug Cikanteh yang terletak di Kedusunan Cikanteh dengan jarak kurang lebih 4 Km dari pusat Desa Ciwaru.
TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK E-48 yaitu tingkatan air terjun yang terdiri dari tiga tingkat. Tingkat paling dasar dinamakan Curug Sodong, Tingkat kedua
dinamakan Curug Ngelai dan yang paling atas dinamakan Curug Cikanteh. Masing-masing mempunyai keunikan yang berbeda.
E.2.4 Desain – Desain Geopark Ciletuh Menurut Masterplan Geopark Ciletuh
Dibawah ini merupakan desain – desain geopakr ciletuh :
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH– PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK E-49