Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PELATIHAN KAKAWEN BAGI DALANG CILIK
DI PADEPOKAN WAYANG GOLEK GIRIHARJA 2 JELEKONG KABUPATEN BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Departemen Pendidikan Musik
Oleh
Shintanie Intan Ramadhan
NIM 1101850
DEPARTEMEN PENDIDIKAN MUSIK
FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PELATIHAN KAKAWEN BAGI DALANG CILIK
DI PADEPOKAN WAYANG GOLEK GIRIHARJA 2 JELEKONG KABUPATEN BANDUNG
Oleh
Shintanie Intan Ramadhan
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Musik
© Shintanie Intan Ramadhan
Universitas Pendidikan Indonesia
September 2015
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN
PELATIHAN KAKAWEN BAGI DALANG CILIK DI PADEPOKAN WAYANG GOLEK GIRIHARJA 2 JELEKONG
KABUPATEN BANDUNG disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I
Dr. H. Nanang Supriatna, S.Sen., M.Pd
NIP.196106011986011001
Pembimbing II
Dr. Uus Karwati, S.Kar., M.Sn
NIP.196506231991012001
Mengetahui
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Drs. Agus Firmansah, M.Pd
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pelatihan kakawen bagi dalang cilik di Padepokan Wayang Golek Giriharja 2 Jelekong Kabupaten Bandung”
membahas mengenai tahapan dan hasil dari pelatihan tersebut. Salah satu faktor pendukung keberhasilan pelatihan adalah kesungguhan peserta didik untuk berlatih. Peserta pelatihan kakawen bagi dalang cilik ini terlihat memiliki kesungguhan dan prestasi yang relatif baik. Sehingga peneliti tertarik untuk mengungkap tahapan yang dilakukan pelatih dalam menentukan pendekatan, materi, metode, dan hasil yang dicapai oleh peserta didik. Kajian dilakukan berlandaskan pada teori tentang pelatihan, strategi pelatihan yang terdiri dari tahapan pendekatan, materi, dan metode pelatihan serta sistem evaluasi dalam pelatihan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif sehingga peneliti mendeskripsikan hasil penelitian menggunakan data yang telah didapat, untuk mengungkap itu semua, peneliti menggunakan teknik penelitian dalam bentuk wawancara dan observasi langsung. Dari penelitian, diperoleh temuan bahwa keberhasilan dalam sebuah proses pelatihan dipengaruhi oleh latar belakang dan pengalaman guru sebagai dalang senior dan professional, sehingga pelatih mampu menjadi model yang baik saat melakukan demonstrasi. Selain itu ditemukan kelemahan, bahwa orientasi pelatih dalam memberikan materi masih berdasarkan pengetahuan yang di wariskan oleh leluhurnya, sehingga belum terlihat adanya inovasi dari tahapan pelatihan sebelumnya. Metode yang digunakan sudah cukup bervariasi, yakni metode ceramah, diskusi, demonstrasi, dan drill.
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
This study entitled “Training k ak awén for young puppeteer in Padepokan Wayang
Golek Giriharja 2 Jelekong, Bandung Regency” discusses the steps and the results of the training. One of the factors supporting the success of the training is seriousness of learners to practice. Trainee k ak awén for young puppeteer seems to have seriousness and relatively good performance. Therefore, the researcher is interested in uncovering the steps being taken coaches in determining the approach, materials, methods, and results achieved by learners. The study was conducted based on the theory of training, training strategy which consists of: the stages of the approach, materials, and methods of training and evaluation in the training system. This study used a qualitative approach with descriptive methods so that researchers describe the results of research using data have been obtained. To uncover it all, the researcher used a technique of research in the form of interviews and direct observation. From this research, it is found that success in a training process is influenced by the background and experience of the teacher as a sen ior and professional puppeteer, so the coach is able to be a good model when performing demonstrations. In addition, researchers found a weakness, that the orientation of the coaches in providing the material is based on the knowledge inherited by his ancestors, so it has not seen the innovation of previous training phases. The method used is quite varied, i.e. lectures, discussions, demonstrations, and drill.
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR FOTO ... v
DAFTAR BAGAN ... vi
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR NOTASI ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ...1
B. Rumusan Masalah Penelitian ...4
C. Tujuan Penelitian...4
D. Manfaat/Signifikansi Penelitian ...5
E. Struktur Organisasi Skripsi ...6
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Konsep Dasar Pelatihan ...7
1. Arti dan Makna Pelatihan...7
2. Aspek-aspek Pelatihan ...9
3. Tujuan dan Manfaat Pelatihan...9
B. Strategi Pelatihan...10
1. Pengertian Strategi ...11
2. Tahapan Pelaksanaan Pelatihan ...13
a. Pendekatan Pelatihan...14
b. Materi Pelatihan ...16
c. Metode Pelatihan ...17
d. Evaluasi ...18
3. Jenis Strategi Pelatihan...19
C. Teknik Vokal Dalang ...21
D. Arti dan Fungsi Kakawen ...30
E. Jenis Kakawen ...32
F. Arti dan Fungsi Dalang ...35
G. Riwayat Padepokan Wayang Golek Giriharja Kampung Jelekong ...37
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ...51
B. Partisipan dan Tempat Penelitian ...54
C. Teknik Pengumpulan Data ...57
D. Analisis Data ...60
E. Isu Etik ...61
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A. Temuan Penelitian ...62 1. Tahapan Pelatihan kakawen bagi dalang cilik di Padepokan Wayang Golek Giriharja 2 Kampung Jelekong Bandung Selatan ...62 2. Hasil Pelatihan kakawen bagi dalang cilik di Padepokan Wayang Golek Giriharja 2 Kampung Jelekong Bandung Selatan ...85 B. PEMBAHASAN PENELITIAN ...86 1. Tahapan Pelatihan kakawen bagi dalang cilik di Padepokan Wayang Golek Giriharja 2 Kampung Jelekong Bandung Selatan ...86 2. Hasil Pelatihan kakawen bagi dalang cilik di Padepokan Wayang Golek Giriharja 2 Kampung Jelekong Bandung Selatan ...96
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan...103 B. Rekomendasi ...103
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1Pernafasan dada Sikap badan ...22
Gambar 2.2 Pernafasan perut ...22
Gambar 2.3 Gerakan diafragma sewaktu bernafas...23
Gambar 2.4 Pernafasan diafragma ...23
Gambar 2.5 Bentuk mulut ...26
Gambar 2.6 Bentuk mulut ...26
Gambar 2.7 Sikap badan ...28
Gambar 3.1 Peta lokasi...57
DAFTAR FOTO Foto 2.1 Abah Sunarya (alm) ...37
Foto 2.2 Gapura Kampung Seni Jelekong...38
Foto 2.3 Pesantren Budaya Giriharja/Padepokan...38
Foto 2.4 Ade Kosasih Sunarya (alm) Giriharja 2...39
Foto 2.5 Asep Sunandar Sunarya (alm) Giriharja 3 ...40
Foto 2.6 Deden Ade K Sunarya Putra Giriharja 2 ...40
Foto 2.7 Dadan Sunandar Sunarya Putra Giriharja 3 ...41
Foto 2.8 Adhi Konthea Ade K Sunarya Putu Giriharja 2 (pelatih) ...41
Foto 2.9 Khanha Shandika Ade K Sunarya Putu Giriharja 2 ...42
Foto 2.10 Raka Albari Sunarya (Pendamping) ...42
Foto 2.11 Baskara Zakila Sunarya (Pendamping)...43
Foto 2.12 Sandiningrat Kosasih Sunarya (Pendamping) ...43
Foto 2.13 Nayaga Saron 1 ...44
Foto 2.14 Nayaga Saron 2 ...44
Foto 2.15 Nayaga Saron Panerus ...45
Foto 2.16 Nayaga Rincik...45
Foto 2.17 Nayaga Bonang ...46
Foto 2.18 Nayaga Gambang ...46
Foto 2.19 Nayaga Gong ...47
Foto 2.20 Nayaga Kendang ...47
Foto 2.21 Tambourin...48
Foto 2.22 Cymbal ...48
Foto 3.1 Peserta pelatihan kakawen ...55
Foto 3.2 Pelatih pelatihan...55
Foto 3.3 Tempat latihan ...56
Foto 4.1 Pelatih mencontohkan sikap duduk dalang...66
Foto 4.2 Peserta mengikuti instruksi pelatih ...67
Foto 4.3 Peserta didik sedang berlatih pengucapan antawacana...68
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Foto 4.5 Suasana latihan sendiri...75
Foto 4.6 Suasana latihan menggunakan media wayang ...76
Foto 4.7 Suasana latihan saat pelatih menyanyikan kakawen ...77
Foto 4.8 Pelatih saat mengoreksi nada yang salah ...78
Foto 4.9Pelatih mendengarkan peserta menyanyikan kakawen Bima marah dan kakawen Rahwana marah...80
Foto 4.10 Suasana evaluasi didampingi Ibu Niar (Ibunda Khanha) ...81
Foto 4.11 Sedang melakukan metode ceramah ...82
Foto 4.12 Sedang melakukan metode diskusi ...83
Foto 4.13 Sedang melakukan metode demonstrasi ...83
Foto 4.14 Sedang melakukan metode drill...84
Foto 4.15 Sedang melakukan metode drill pada pertemuan kedua...85
DAFTAR BAGAN Bagan 2.1 Prosedur Pelatihan Model Komponen Sistem ...12
Bagan 2.2 Model Diagram Pelaksaan Pelatihan ...13
Bagan 2.3 Posisi Enam Strategi Pelatihan ...21
Bagan 2.4 Struktur Dalang Giriharja 2...49
Bagan 3.1 Desain Penelitian...51
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Perbandingan antara Pendidikan dan Pelatihan ...8
DAFTAR NOTASI Notasi 4.1 Kakawen Bima marah ...70
Notasi 4.2 Kakawen Rahwana marah...76
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Pedoman observasi terhadap peserta didik ...107
Lampiran 2. Pedoman observasi terhadap pelatih ...108
Lampiran 3. Pedoman wawancara ...113
Lampiran 4. Identitas narasumber ...115
Lampiran 5. Dokumentasi visual pelatih berprestasi ...120
Lampiran 6. Dokumentasi visual peserta didik berprestasi...122
Lampiran 7. Dokumentasi pada saat wawancara dan observasi ...124
1
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Wayang golek merupakan salah satu warisan budaya bangsa yang telah
mampu bertahan dari waktu ke waktu, dengan mengalami perubahan dan
perkembangan sampai berbentuk seperti sekarang ini. Wayang golek dapat
dikategorikan sebagai teater total dan teater boneka (pupet theatre) sebab
merupakan gabungan dari berbagai macam unsur seni diantaranya seni sastra, seni
musik/seni karawitan, seni drama dan seni rupa yang satu sama lain
keberadaannya tidak dapat dipisahkan. Sesuai dengan pengakuan dan
penghargaan UNESCO sebagai lembaga kebudayaan internasional di bawah
bendera PBB yang menetapkan wayang sebagai berikut :
“a masterpiece of the oral and intangable heritage of humanity”. (Wayang sebagai warisan dunia sudah sepatutnya kita lestarikan dan kita sebar luaskan kepada generasi muda agar mereka dapat memahami wayang secara komprehensif) (Soetrisno, 2008, hlm. 1).
Berbicara mengenai wayang golek tidak terlepas dari peran seorang
dalang, Wayang golek hanyalah sebuah karya seni dalam bentuk boneka yang
merupakan benda mati, namun di dalam pertunjukannya, boneka-boneka yang
biasa disebut dengan wayang golek tersebut tampak hidup dan sangat menarik
bagi para penontonnya. Menariknya pertunjukan wayang golek tersebut, karena
kepiawaian seorang dalang di dalam melakukan pertunjukan. Seorang dalang
tidak hanya mahir di dalam meyajikan unsur-unsur ceritera yang harus
disampaikan di dalam pertunjukannya, tetapi juga mahir di dalam memainkan
wayang-wayang yang ada. Dia tidak hanya harus memahami karakteristik setiap
wayang serta hal-hal lainnya yang berkaitan dengan setiap wayang yang harus
dimainkannya, namun dalang juga harus mampu menyajikan unsur-unsur lain
terkait pertunjukan yang harus dilakukannya, salah satunya adalah unsur kakawen
yang wajib dimainkannya.
Kakawen di dalam pertunjukan wayang golek, adalah salah satu unsur
2
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kakawen yang biasa disajikan oleh seorang dalang di dalam pertunjukan wayang
golek purwa di Jawa Barat. Namun demikian, untuk dapat menyanyikan kakawen
di dalam pertunjukan tersebut bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, karena
di dalam sebuah kakawen tersebut terkandung makna yang dalam dari sebuah
ceritera yang dimainkan oleh seorang dalang. Oleh karena itu, untuk dapat
menyajikan kakawen, seorang dalang tidak hanya diharuskan memiliki
kemampuan vokal cukup baik, tetapi juga memahami setiap kakawen yang
dinyanyikannya.
Untuk menjadi seorang dalang seperti yang diharapkan, ada aspek yang
harus dikuasai dalang, selain mampu memainkan wayang dengan baik, dalangpun
dituntut mampu dalam hal vokal yaitu penguasaan kakawen, diperlukan sebuah
proses pelatihan yang baik serta dalam waktu yang relatif panjang, agar mencapai
kemampuan yang maksimal.
Ada tanda – tanda menggembirakan pada dasawarsa terakhir ini, semenjak
beberapa daerah muncul sejumlah generasi muda, bahkan anak – anak yang
bersemangat untuk menjadi dalang sebagai pilihan profesi mereka. Hal ini dapat
dilacak langsung di beberapa pentas pakeliran di sejumlah kawasan dan berbagai
bentuk festival dalang. Regenerasi menjadi hal penting dalam setiap bidang. Tak
terkecuali dengan dunia pedalangan yang tumbuh sangat dinamis. Ketika seorang
dalang mulai beranjak sepuh, perlu kiranya segera ada penerus sehingga tidak
terjadi kekosongan slot dalang. Dengan begitu eksistensi dan kelestarian dunia
pedalangan dan pakeliran tetap terjaga.
Berbicara mengenai pelatihan kakawen bagi para calon seorang dalang,
akan lebih baik dilakukan sejak dini. Beberapa dalang yang telah memperoleh
kesuksesan saat ini, umumnya mereka berlatih mendalang sejak usia dini yakni
antara usia 5 tahun sampai 15 tahun, mereka biasa di sebut dengan dalang cilik.
Istilah cilik itu merupakan pengaruh dari budaya pedalangan yang ada di Jawa
tengah, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata cilik artinya kecil, rata – rata
berusia dibawah 13 tahun. Para seniman dalang cilik tersebut melakukan pelatihan
secara bertahap dan dibimbing oleh para pelatihnya yang notabene merupakan
3
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
padepokan pedalangan, salah satu padepokan yang mengembangkan pelatihan
kakawen bagi dalang cilik yakni di Padepokan Wayang Golek Giriharja 2
Kabupaten Jelekong Bandung, pelatihan disini tidak ada kiat – kiat tertentu, hanya
saja yang lebih dulu melakukan pelatihan itu turunan dari Padepokan Giriharja.
Tokoh seni wayang golek yang akan menjadi sorotan dalam penelitian ini
adalah seorang tokoh dalang cilik generasi ketiga dari keluarga alm Ki dalang H.
Ade Kosasih Sunarya, yaitu dalang Khanha Shandika Ade K Sunarya. Ia sudah
belajar mendalang sejak umur 5 tahun dan mulai belajar kakawen sejak umur 11
tahun hingga saat ini (Juni 2015) sudah berumur 12 tahun, beliau semakin mahir
dalam mendalang. Salah satu prestasi yang diraihnya yaitu sudah bisa memainkan
wayang sambil menuturkan lakon yang dibawakan/kakawen pada setiap pagelaran
wayang golek, meskipun baru dapat menyanyikan beberapa kakawen yang ringan
atau kakawen pendek. Ini menjadi hal yang menarik untuk di teliti, peneliti ingin
mengetahui bagaimana tahapan pelatihan yang di berikan oleh pelatih senior
dalam mengajarkan kakawen, mengingat ambitus suara dalang cilik berbeda
dengan ambitus dalang dewasa yang sudah menyanyikan berbagai jenis kakawen.
Pelatihan kakawen yang baik tentu dibutuhkan strategi atau tahapan yang
baik, karena kakawen yang diajarkan kepada dalang cilik ini adalah kakawen yang
biasa dinyanyikan oleh dalang dewasa. Kalau melihat strategi secara keseluruhan
harus memerlukan konsentrasi yang khusus di dalam pelatihan. Oleh karena itu,
disini peneliti hanya memfokuskan pada pendekatan, materi, metode yang
dilakukan oleh pelatih serta hasil dalam pelatihan kakawen tersebut. Pelatihan
kakawen dalang cilik yang ada di Padepokan Wayang Golek Giriharja 2 Jelekong
nampaknya memiliki strategi, hanya saja berdasarkan pengamatan peneliti belum
terdeskripsikan dengan baik, sehingga pengetahuan mengenai strategi pelatihan
kakawen itu belum bisa diketahui oleh masyarakat. Hal itu dapat diidentifikasi
berdasarkan pengamatan yakni pelatihan padalangan sering sekali tergantung pada
pelatihnya, mereka menyesuaikan strategi itu dengan keadaan dilapangan, waktu
dan tempat. Ada hal-hal penting yang dia tekankan pada saat melatih, sehingga
4
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang ambitus suaranya berbeda dengan dalang dewasa. Berdasarkan pengamatan
beberapa hasil dari dalang cilik itu memiliki kualitas yang baik.
Kajian mengenai pelatihan kakawen bagi dalang cilik di Padepokan
Wayang Golek Giriharja 2 Kampung Jelekong Kabupaten Bandung Selatan ini
belum pernah dikaji secara ilmiah oleh para peneliti. Berdasarkan pengamatan,
pelatihan kakawen ini memiliki kualitas yang baik di dalam prosesnya, sehingga
menarik peneliti untuk mendeskripsikan tentang pelatihan kakawen bagi dalang
cilik. Berdasarkan latar belakang di atas maka ditentukan judul Pelatihan
Kakawen Bagi Dalang Cilik Di Padepokan Wayang Golek Giriharja 2
Jelekong Kabupaten Bandung.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Sesuai dengan latar belakang, peneliti berpendapat bahwa untuk menjadi
seorang dalang professional salah satu aspek yang harus dikuasai yaitu olah suara
dalam menyanyikan kakawen, maka dibutuhkan latihan teknik vokal dalang yang
akan sangat membantu dalang cilik dalam mempelajari kakawen, yang merupakan
bagian penting dalam pementasan wayang golek. Selain itu akan menumbuhkan
rasa memiliki dan cinta pada kesenian wayang golek serta menumbuhkan
kesadaran bahwa mencintai kesenian wayang golek memang harus ditanam sejak
usia dini.
Sama halnya dengan berlatih teknik vokal pada umumnya, teknik vokal
dalang ini sangat penting untuk dilatih kepada dalang pemula secara
berangsur-angsur untuk memudahkan menyanyikan kakawen, mengingat ambitus suara
dalang cilik dan dalang dewasa berbeda, namun kakawen yang di ajarkan yakni
kakawen yang biasa dibawakan oleh dalang dewasa. Berdasarkan latar belakang
penelitian mengenai pelatihan kakawen, peneliti merumuskan masalah yaitu
bagaimana proses pelatihan di Padepokan Wayang Golek Giriharja 2 Jelekong
Kabupaten Bandung, agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terfokus maka
5
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Bagaimana tahapan pelatihan kakawen dalang cilik di Padepokan Wayang
Golek Giriharja 2 Jelekong Bandung Selatan ?
2. Bagaimana hasil pelatihan kakawen dalang cilik di Padepokan Wayang Golek
Giriharja 2 Jelekong Bandung Selatan ?
C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian merupakan sasaran atau harapan yang akan dicapai
dengan penyelenggaraan penelitian ini. Adapun tujuan dalam penelitian ini
adalah:
1. Tujuan umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan
mempublikasikan proses pelatihan kakawen bagi dalang cilik di Padepokan
Wayang Golek Giriharja 2 Jelekong Kabupaten Bandung, memberikan manfaat
dan pengetahuan atau wawasan bagi masyarakat khususnya di Kota Bandung.
2. Tujuan khusus
Adapun secara khususnya tujuan dari penelitian ini yaitu :
a. Untuk mendeskripsikan tahapan pelatihan kakawen bagi dalang cilik di
Padepokan Wayang Golek Giriharja 2 Jelekong Kabupaten Bandung.
b. Untuk mendeskripsikan hasil pelatihan kakawen bagi dalang cilik di
Padepokan Wayang Golek Giriharja 2 Jelekong Kabupaten Bandung.
D. Manfaat / Signifikansi Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi positif
bagi berbagai pihak, diantaranya :
1. Dari segi teori
Manfaat dan hasil penelitian secara teori dapat memberikan gambaran
kepada siapapun yang ingin belajar kakawen gaya giriharja.
6
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Penelitian tentang pelatihan kakawen diharapkan dapat memberi gambaran
secara jelas mengenai pelatihan kakawen dalang cilik sebagai dalang pemula
dan hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan gambaran yang
lebih signifikan terkait dengan pelatihan kakawen dari berbagai aspek vokal.
b. Orang dapat mengetahui teknik menyanyikan lagu-lagu kakawen versi
giriharja khususnya pada usia anak-anak.
3. Segi Kebijakan
Pelatihan dalang sangat penting dideskripsikan kepada masyarakat luas,
agar masyarakat mengetahui pengetahuan mengenai pelatihan vokal dalang.
Dengan diadakannya pelatihan dalang cilik akan membuka peluang bagi para
orang tua yang akan menyalurkan bakat dalang anaknya ke sanggar ini.
4. Isu / Aksi Sosial
Hasil penelitian ini, kelak akan bermanfaat sebagai tambahan kekayaan
ilmu pengetahuan khususnya di bidang kakawen di Jawa Barat.
E. Struktur Organisasi Skripsi
BAB I PENDAHULUAN meliputi : Latar Belakang Penelitian, Indentifikasi
dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Struktur
Organisasi Penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA meliputi : Konsep Dasar Pelatihan, Tujuan
Pelatihan, Strategi Pelatihan, Pendekatan Pelatihan, Materi Pelatihan, Metode
Pelatihan, Hasil Pelatihan, Teknik Vokal Dalang, Ambitus Suara Anak, Arti dan
Fungsi Kakawen, Jenis Kakawen, Arti dan Fungsi Dalang.
BAB III METODE PENELITIAN meliputi : Desain Penelitian, Partisipan
dan Tempat Penelitian, Pengumpulan Data dan Analisis data.
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN meliputi : Hasil Penelitian,
Sekilas Tentang Pelatihan kakawen bagi dalang cilik, Strategi Pelatihan kakawen
bagi dalang cilik, Pendekatan Pelatihan kakawen bagi dalang cilik, Materi
7
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil Pelatihan kakawen bagi dalang cilik, Pembahasan, Strategi Pelatihan
kakawen bagi dalang cilik di Padepokan Wayang Golek Giriharja 2 Jelekong
Kabupaten Bandung, Hasil Pelatihan kakawen bagi dalang cilik di Padepokan
Wayang Golek Giriharja 2 Jelekong Kabupaten Bandung.
BAB V KESIMPULAN dan REKOMENDASI mengenai Pelatihan kakawen
bagi dalang cilik di Padepokan Wayang Golek Giriharja 2 Kabupaten Jelekong
50
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian pelatihan kakawen bagi dalang cilik di Padepokan Wayang
Golek Giriharja 2 Kampung Jelekong, menggunakan pendekatan kualitatif,
karena permasalahan mengenai strategi dalam pelatihan kakawen bagi dalang
cilik ini masih bersifat sementara, tentatif, dan akan berkembang setelah peneliti
berada di lapangan. Dalam penelitian kualitatif, instrumennya adalah orang atau
human instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Kehadiran peneliti tidak
mempengaruhi proses pelatihan di lapangan. Untuk dapat menjadi instrumen,
maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga
mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkontruksi situasi sosial yang
di teliti menjadi lebih jelas dan bermakna. Metode yang digunakan metode
deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu keadaan
sebagaimana adanya di lapangan, yakni proses latihan kakawen di Padepokan
Wayang Golek Giriharja 2 Kampung Jelekong, mencakup strategi dan hasil dari
pelatihan tersebut.
Peneliti hanya mengamati dan mengumpulkan data dari wawancara
kepada pelatih, untuk mengetahui bagaimana rencana, tujuan, serta strategi
pelatihan kakawen bagi dalang cilik disini. Wawancara kepada peserta pelatihan,
bertujuan untuk mengetahui apakah strategi yang digunakan oleh pelatih dapat
dipahami dan dimengerti oleh peserta didik atau tidak. Lalu kepada orang tua
peserta pelatihan, dan kepada Dalang Deden Ade K Sunarya sebagai dalang
senior, wawancara dilakukan kepada mereka karena sebagai dukungan motivasi
eksternal yang mendukung proses pelatihan kakawen bagi peserta didik. Melalui
wawancara kepada mereka, akan menambah data yang dikumpulkan.
Observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung kegiatan pelatihan
kakawen bagi dalang cilik di Padepokan Wayang Golek Giriharja 2 dan interaksi
antara pelatih dengan peserta pelatihan. Peneliti juga mengumpulkan data melalui
dokumentasi visual dan audio, serta perekaman ditempat latihan, artinya peneliti
51
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
langsung dalam pelatihan kakawen di Padepokan Wayang Golek Giriharja 2
Kampung Jelekong. Unsur-unsur penelitian kualitatif akan dijelaskan sebagai
berikut:
A. Desain Penelitian
Desain penelitian tentang pelatihan kakawen dalang cilik ini diilustrasikan
dalam bagan berikut yang diawali dari tahap awal, tahap pelaksanaan, dan tahap
akhir.
Bagan 3.1 Desain Penelitian
(Sumber : diolah oleh peneliti, 2015)
Tahap awal sangat diperlukan dan berperan penting sebagai dasar untuk
menentukan arah dan tujuan percapaian keberhasilan sebuah penelitian. Tahapan
awal yang dilakukan adalah sebagai berikut : Tahap Awal Kajian Pustaka
Perumusan Masalah Penentuan Metode
Penelitian
Penyusunan Instrumen
Konsep Pelatihan Strategi Pelatihan Hasil Pelatihan
Tahap Pelaksanaan Kajian Pelatihan kakawen bagi dalang cilik
Pengumpulan Data
Strategi Pelatihan Hasil
Pelatihan
Tahap Akhir Pengolahan & analisis data
Verifikasi
Penyusunan laporan
52
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peneliti melakukan kajian pustaka dengan mengumpulkan referensi dan
bahan teori yang berhubungan dengan konsep pelatihan, strategi pelatihan, teknik
vokal dalang, arti & fungsi kakawen, jenis kakawen, serta arti dan fungsi dalang.
Buku dan penelitian terdahulu yang menjadi bahan peneliti akan dijelaskan secara
rinci sebagai berikut:
a. Buku Strategi dan Manajemen Pelatihan (Sudjana, 2007), buku ini
bermanfaat bagi peneliti untuk mengumpulkan konsep mengenai strategi
pelatihan. Sesuai dengan judul bukunya buku ini membahas tentang sistem
pelatihan partisipatif yang mencakup komponen-komponen yang berkaitan
antara satu dengan yang lainnya dan berproses untuk mencapai tujuan
pelatihan. Manajemen pelatihan ini dilakukan dengan menyusun perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian pelatihan. Melalui teori-teori didalam buku
tersebut, dapat menambah wawasan peneliti tentang bagaimana cara strategi
dan manajemen pelatihan. Bertujuan untuk mengetahui apa saja yang
mencakup komponen pelatihan, dan strategi yang baik itu bagaimana,
sehingga pada saat menyesuaikan dengan strategi pelatihan kakawen di
Padepokan Wayang Golek Giriharja 2 Kampung Jelekong, peneliti tidak
kesulitan menentukan mana saja yang termasuk kedalam strategi pelatihan.
b. Buku Mengelola Pelatihan Partisipatif (Kartika dan Fauzi, 2011), Isi buku ini
menjelaskan tentang langkah-langkah pengelolaan pelatihan, sejak awal
hingga akhir, atau sejak identifikasi kebutuhan hingga kegiatan pasca
pelatihan dengan berbasis pendekatan partispatif. Dengan demikian, pada saat
peneliti melakukan observasi ke lapangan akan membantu peneliti untuk
menentukan apakah konsep pelatihan tersebut sudah memenuhi standar
pelatihan yang sesuai konsep tersebut atau belum.
c. Pelatihan dan Pengembangan untuk meningkatkan kinerja SDM (Kaswan,
2011), isi buku ini sebenarnya secara garis besar diperuntukan bagi pegawai.
Namun ada beberapa yang menurut peneliti dapat membantu dalam penelitian
ini, yakni pembahasan mengenai penetapan tujuan pelatihan, materi pelatihan,
metode dan jenis pelatihan, serta evaluasi pelatihan. Meskipun diperuntukan
53
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
objek penelitiannya saja, dari sisi metode yang dijelaskan di buku ini
sebagian ada yang sesuai dengan apa yang terjadi dilapangan, khususnya
mengenai metode ceramah dan metode diskusi.
d. Teknik Vokal Paduan Suara (Simanungkalit, 2008), buku ini menjelaskan
mengenai bagaimana teknik vokal pada umumnya, yakni mengenai artikulasi,
ketepatan nada, intonasi dan tempo. Kelemahan buku ini yakni tidak
menjelaskan mengenai bagaimana sikap badan seorang penyanyi yang baik
secara detail hanya sekilas saja. Mengenai penelitian pelatihan kakawen bagi
dalang, sebenarnya teknik vokal dalang sama saja seperti teknik vokal pada
umumnya, namun yang membedakan yakni teknik suara yang digunakan oleh
dalang. Maka buku ini bermanfaat bagi peneliti untuk mengetahui apa saja
unsur teknik vokal secara umum dan cara berlatihnya seperti apa. Sehingga
pada saat peneliti melihat cara berlatih teknik vokal dalang di lapangan, bisa
menilai apakah sudah sesuai dengan teknik vokal pada umumnya atau belum.
e. Pedalangan (Salmun, 1961), buku ini isinya menggunakan bahasa Sunda yang
berisikan asalna jeung sajarahna padalangan, kaperluan ngawayang, aturan
ngadalang, antawacana jeung kakawen (asalnya dan sejarah pedalangan,
keperluan mendalang, aturan mendalang, antawacana dan kakawen). Buku ini
sangat membantu peneliti dalam memahami bagaimana fungsi dan arti
kakawen, dan mengetahui bahwa dalam belajar pedalangan suara menjadi hal
yang wajib dikuasai oleh dalang.
f. Tuntutan Praktek Pedalangan Wayang Golek Purwa Gaya Sunda (Risyaman,
1981). Buku ini menjelaskan secara gamblang mengenai kakawen,teknik
vokal kakawen, jenis kakawen, etika mendalang, arti dan fungsi dalang,
hingga lirik-lirik kakawen ada didalam buku ini. Manfaat bagi penelitian ini,
yakni membantu dalam kajian teori yang menjelaskan mengenai
kakawen,dalang dan fungsinya. Lalu peneliti menjadi paham bahwa kakawen
ini banyak sekali jenisnya, dan teknik vokal yang digunakan
bermacam-macam. Melalui buku ini, peneliti bisa melihat apakah materi dalam pelatihan
54
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
g. Penelitian terdahulu yang berjudul Tinjauan Musikal Terhadap Kakawen
Wayang Golek Purwa Gaya Priangan, Skripsi disusun oleh Cahya 90111213,
Sekolah Tinggi Seni Indonesia Surakarta 1996. Dalam penelitian ini,
membahas mengenai unsur-unsur musical yang terdapat pada kakawen,
sejauh mana upaya dalang dalam mengolah suaranya sehingga menghasilkan
suara atau vokal untuk menyajikan kakawen. Skripsi ini membantu peneliti
untuk menambah wawasan mengenai kakawen. Objek dari skripsi Cahya
adalah kakawen wayang golek purwa gaya priangan, sedangkan penelitian ini
yang menjadi objek adalah kakawen dalang cilik di Padepokan Wayang
Golek Giriharja 2 Kampung Jelekong Bandung Selatan.
Dengan adanya kajian teori akan membantu peneliti dalam melaksanakan
penelitian dilapangan sesuai dengan desain penelitian. Peneliti melakukan
observasi, wawancara, dokumentasi, dan perekaman dimulai pada bulan Maret
2015. Selanjutnya pada bulan April hingga Juni 2015 mengamati proses pelatihan
kakawen bagi dalang cilik tersebut.
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan mencatat hasil observasi
dan wawancara. Data diperkuat dengan pengambilan fotografi, perekaman video
pelatihan, dan perekaman audio saat wawancara. Selanjutnya peneliti melakukan
pengolahan data diawali dengan mereduksi data, yaitu merangkum, memilah dan
memilih hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan kakawen dalang cilik, serta
fokus pada data yang sudah terpilih dan kemudian menyajikan data dalam bentuk
deskripsi. Selanjutnya peneliti melakukan dan mengemukakan verifikasi yang
kredibel. Setelah penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan penyusunan laporan
hasil penelitian. Kemudian hasil penelitian itu adalah ujian sidang skripsi untuk
memaparkan dan mempertanggungjawabkan hasil penelitian dalam bentuk siding
akhir.
B. Partisipan dan Tempat Penelitian 1. Partisipan Penelitian
Subjek penelitian ini yakni pelatihan kakawen bagi dalang cilik di
55
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yakni strategi dalam pelatihan kakawen tersebut yang mencakup perencanaan,
proses, dan hasil pelatihannya. Pelatihan kakawen ini ditujukan sebagai proses
pewarisan generasi di Padepokan Giriharja. Salah satu aspek yang perlu di
wariskan yakni menguasai kakawen. Objek penelitian ini adalah salah satu peserta
dalang cilik yang paling berprestasi, yaitu dalang Khanha Shandika Ade K
Sunarya dan pelatihnya dalang Adhi Konthea Ade K Sunarya. Berikut adalah foto
peserta pelatihan dalang cilik (3.1) dan pelatihnya Adhi Konthea Ade K Sunarya
(3.2) .
Foto 3.1
56
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Foto 3.2
Adhi Konthea Ade K Sunarya Putu Giriharja 2 (pelatih) (Dokumen pribadi keluarga)
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Padepokan Wayang Golek Giriharja 2
Kampung Jelekong Nomor 63 RT 01 RW 01 Kecamatan Baleendah Kabupaten
Bandung. Kegiatan pelatihan kakawen bagi dalang cilik dilaksanakan di rumah
pelatih, Adhi Konthea. Adapun Padepokan difungsikan untuk acara-acara khusus
seperti pementasan wayang golek, pasanggiri, atau pertemuan yang sifatnya lebih
besar.
Dipilihnya objek tersebut mengingat bahwa Adhi Konthea merupakan salah
satu dalang yang mengembangkan kegiatan pelatihan bagi para dalang cilik yang
cukup berhasil dan membina peserta didiknya sampai berprestasi secara baik.
57
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Foto 3.3
Tempat latihan (di ruang belakang rumah pelatih) (Dokumen Shintanie 2015)
Pelatihan dalang cilik tersebut didasari dengan pembelajaran non formal di
dalam keluarga yang kemudian di perdalam melalui kegiatan pelatihan secara
khusus dengan pelatih, yang juga dberasal dari keluarga Giriharja. Kegiatan
tersebut lebih bernuansa non formal, karena dilakukan secara khusus dan memiliki
tahap-tahap tertentu, berikut lokasi Padepokan Giriharja atau Kampung Seni
Jelekong: Pelatih
58
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1
Peta lokasi Kampung Seni Jelekong (Sumber: Google Maps)
C. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam suatu penelitian, merupakan suatu bahan yang sangat
diperlukan untuk diteliti. Untuk itu diperlukan suatu teknik pengumpulan data
yang relevan dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan
data yang dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data
primer/sekunder dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi
berperan serta, wawancara mendalam, dokumentasi dan triangulasi. Tahapan
penelitian yang menjadi acuan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Observasi
Dalam penelitian ini teknik observasi digunakan untuk mencari data yang
perlu diteliti. Observasi digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan
pelatihan kakawen bagi dalang cilik di Padepokan Wayang Golek Giriharja 2
Kampung Jelekong Bandung Selatan dan interaksi antara pelatih dengan peserta
pelatihan. Observasi atau pengamatan yang dilakukan peneliti di dalam penelitian
59
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tanggal 20 Juni 2015. Kegiatan pelatihan dilakukan pada hari sabtu pukul 17.00
sampai selesai.
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang
banyak digunakan dalam penelitian. Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan
tanya jawab secara langsung dengan sumber yang dapat dipercaya yang lebih
mengetahui tentang kakawen. Selanjutnya wawancara dilakukan pada saat
pengamatan proses pelatihan kakawen untuk mengetahui lebih mendalam
data-data yang belum didapat pada saat observasi.
Wawancara dilakukan kepada salah satu pembimbing atau pelatih
kakawen yakni Adhi Konthea untuk mendapatkan data tentang bagaimana
rencana, tujuan, serta strategi pelatihan kakawen bagi dalang cilik disini.
Kemudian kepada peserta pelatihan, untuk mengetahui apakah strategi yang
digunakan oleh pelatih dapat dipahami dan dimengerti oleh peserta didik atau
tidak. Agar data semakin kuat peneliti pun mewawancarai orang tua peserta
pelatihan, dan kepada Dalang Deden Ade K Sunarya sebagai dalang senior,
wawancara dilakukan kepada mereka karena sebagai dukungan motivasi
eksternal yang mendukung proses pelatihan kakawen bagi peserta didik. Melalui
wawancara kepada mereka, akan menambah data yang dikumpulkan, tujuannya
untuk mengetahui bentuk dukungan seperti apa yang mereka berikan kepada
peserta didik.
Peneliti juga menggunakan teknik wawancara tidak berstruktur atau bebas,
hal ini ditujukan apabila perlu mendapatkan data yang lebih jelas dan mendalam.
Aspek yang diwawancara meliputi proses pelatihan kakawen tersebut agar
data-data terkumpul sesuai fokus penelitian.
3. Dokumentasi
Dokumentasi ditujukan guna mendapatkan data dalam bentuk fisik yang
berbentuk audio dan visual. Dari semua data yang didapat, dipergunakan sebagai
keterangan yang nyata untuk diolah. Hasil penelitian akan semakin kredibel
dengan didukung oleh data-data lapangan yang didokumentasikan. Penelitian ini
60
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(dalam Kusuma 2014, hlm. 51). Selain itu didukung dengan data tekstual yang
didokumentasikan dalam bentuk notasi. Data yang diperoleh dalam bentuk
dokumentasi antara lain:
a. Fotografi
Dokumentasi fotografi digunakan peneliti untuk menghadirkan bukti yang
kuat terkait dengan pelaku, peristiwa, proses, dan waktu berlangsungnya
pelatihan kakawen bagi dalang cilik. Fotografi dalam bentuk dokumentasi
visual dari kondisi lapangan selama kegiatan pelatihan kakawen dalang
cilik berlangsung.
b. Video
Dokumentasi video digunakan untuk mendokumentasikan pelatihan
kakawen bagi dalang cilik. Teknologi visual ini digunakan untuk
mendokumentasikan informasi yang dinamis mengenai proses pelatihan,
dan strategi pelatih dalam mengkondisikan kegiatan pelatihan.
c. Audio
Dokumentasi audio digunakan untuk membantu observasi dan melengkapi
catatan-catatan wawancara. Peneliti dapat melengkapi jawaban yang tidak
sempat ditulis dengan memutar kembali rekaman audio. Selain itu, peneliti
dapat meresapi hubungan empati yang terjadi saat melakukan wawancara.
4. Gabungan/triangulasi
Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka
sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kedibilitas data,
yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan
berbagai sumber data.
Teknik triangulasi, dalam hal ini pengumpulan data dari sumber yang sama.
Peneliti menggunakan observasi partisipasif, wawancara mendalam, dan
61
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Analisis data
Dalam teknik ini langkah pengolahan dan analisis data diadaptasi menurut
model Miles dan Huberman, dimana analisis data dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam
periode tertentu. Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2011, hlm.
337-345) berpendapat bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Tahapan yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan dicatat secara rinci. Semakin lama
peneliti terjun ke lapangan, semakin kompleks dan rumit karena banyaknya
informasi mengenai data yang diperoleh. Peneliti mereduksi data mengenai
proses pelatihan yang termasuk bagian strategi pelatihan. Mereduksi data,
mengenai materi pelatihan yang diterapkan dalam pelatihan, dengan memilah dan
memilih bahan pelatihan yang umum dan menjadi dasar. Kemudian merangkum
data-data tersebut dalam pembahasan yang berkaitan dengan pelatihan kakawen
bagi dalang cilik, serta fokus pada data yang penting pada tema dan polanya.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data
terkait dengan pelatihan kakawen bagi dalang cilik di lapangan. Penyajian data
dilakukan dalam bentuk uraian dari hasil penelitian lapangan serta hubungan
antar keduanya dalam format teks yang bersifat naratif. Selain itu penyajian data
diikuti dengan penyajian data-data yang saling berhubungan dengan observasi,
wawancara, dan perekaman yang disajikan dalam bentuk dokumentasi visual.
3. Kesimpulan dan Verifikasi Data
Langkah terakhir yaitu pengambilan kesimpulan dan verifikasi data
62
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Giriharja 2 Kampung Jelekong Bandung Selatan. Kesimpulan dalam penelitian
ini diharapkan akan menjawab rumusan masalah. Setelah menarik kesimpulan,
data diverifikasi dengan mempelajari dan memahami kembali data-data yang
telah terkumpul dan meminta pertimbangan atau pendapat berbagai pihak yang
relevan mengenai penelitian ini. Dari data yang terhimpun, maka dapat
diverifikasi mengenai strategi pelatihan, dan hasil pelatihan kakawen bagi dalang
cilik dengan memaparkan data yang kredibel.
E. Isu Etik
Penelitian yang dilakukan mengenai Pelatihan kakawen bagi dalang cilik di
Padepokan Wayang Golek Giriharja 2 Kampung Jelekong Bandung Selatan ini,
tidak menimbulkan dampak negatif baik secara fisik maupun nonfisik. Peneliti
hanya mengamati apa yang terjadi dilapangan, tanpa menambahkan atau
mengurangi fenomena yang terjadi dilapangan. Hal ini dilakukan agar penelitian
ini tidak merugikan siapapun yang terlibat didalam pelatihan kakawen ini,
103
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan dan analisis penulis dalam penelitian
sebagaimana yang telah diuraian dalam bab IV, maka pada bagian ini penulis
mengemukakan simpulan dari hasil penelitian, yakni:
1. Pelatihan kakawen bagi dalang cilik cukup berhasil karena strategi yang
digunakan oleh pelatih cukup baik, dari mulai pendekatan, pelatih
menggunakan pendekatan pedagogi yakni cara mengajarkan kepada
anak-anak dan pendekatan individual, karena yang menjadi fokus penelitian ini
hanya satu orang peserta didik. Materi yang diberikan merupakan jenis
kakawen renggan yang memiliki syair yang pendek dan tidak banyak
menggunakan nada tinggi, serta metode yang digunakan bervariasi yakni
menggunakan metode ceramah, demonstrasi, diskusi dan drill. Pelatih
terlihat menguasai strategi tersebut, meskipun tidak memahami konsep
pelatihan dengan baik, tetapi pelatihan disini dapat menikmati pelatihan
dengan baik dan berhasil.
2. Hasil dari pelatihan tersebut, peserta didik mendapat pengetahuan
mengenai cara menyanyikan kakawen dengan baik serta memahami fungsi
dari kakawen Bima marah dan kakawen Rahwana marah yang diajarkan.
Sikap peserta didik terlihat bertanggungjawab pada setiap materi baru
yang diberikan oleh pelatih, peserta berusaha berlatih untuk menyelesaikan
setiap materi yang diberikan oleh pelatih serta keterampilan peserta didik
dapat menyanyikan kakawen dengan memperhatikan dinamika dan
cengkoknya.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil dari penelitian pelatihan kakawen bagi dalang cilik di
Padepokan Wayang Golek Giriharja 2 Jelekong Kabupaten Bandung diharapkan
104
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Pelatih kakawen dalang cilik
Peneliti memandang perlu memberikan rekomendasi bagi pelatih
selayaknya terus mengembangkan diri dengan bidang keahliannya. Selain
menguasai keterampilan dalam bidang vokal, juga memiliki wawasan,
pengetahuan, pengalaman dalam mengembangkan konsep-konsep pelatihan, agar
pelatihan yang berlangsung menjadi lebih bermakna.
Walaupun kegiatan pelatihan berhasil, pada dasarnya pelatih masih
memiliki berbagai kelemahan, diantaranya dalam menentukan materi, pelatih
sebaiknya lebih banyak mencari referensi dari berbagai buku, agar pelatih dapat
menambah wawasan mengenai teknik vokal dalang dan kakawen secara akademis,
sehingga materi yang disampaikan tidak hanya berdasarkan daya ingat pelatih
yang didapatkan melalui turun termurun yang latar belakangnya otodidak di
Padepokan Wayang Golek Giriharja 2 Jelekong Bandung Selatan.
Wawasan mengenai materi di atas seharusnya dimiliki oleh pelatih,
sehingga kegiatan pelatihan yang dilaksanakan pada setiap pertemuan dapat
berjalan lebih baik. Bila semua itu dilakukan bukan mustahil kegiatan pelatihan
kakawen dalang cilik di Padepokan Wayang Golek Giriharja 2 Jelekong Bandung
Selatan ini, akan lebih berprestasi, sebab pelatih bukan hanya menguasai materi
berdasarkan daya ingat pelatih yang didapatkan melalui turun termurun saja,
melainkan menguasai berbagai materi dari berbagai referensi yang dapat
menunjang keberhasilan proses pelatihan.
2. Peserta pelatihan kakawen
Keterampilan menyanyikan kakawen tentunya dibutuhkan proses latihan
yang rutin, berlatih tidak harus selalu didampingi pelatih, serta belajar kreatif
dalam menyederhanakan cengkok atau warna suara yang dirasa sulit, sehingga
pada saat berlatih dirumah mampu menyederhanakannya sendiri. Mengingat
kakawen ini banyak jenisnya, akan lebih baik dari mulai sekarang berlatih secara
serius, sehingga pada saat peserta didik beranjak dewasa, dia akan semakin mahir
menyanyikan kakawen sesuai dengan suasana adegan sambil memainkan wayang
105
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Masyarakat
Kegiatan pelatihan kakawen dalang cilik dapat dikembangkan di
sanggar-sanggar pedalangan lain. Pelatihan dalang sangat penting dideskripsikan
kepada masyarakat luas, agar masyarakat mengetahui pengetahuan mengenai
pelatihan vokal dalang. Dengan diadakannya pelatihan dalang cilik akan
membuka peluang bagi para orang tua yang akan menyalurkan bakat dalang
106
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Cahya, Tinjauan Musikal Terhadap Kakawen Wayang Golek Purwa Gaya Priangan.Skripsi sarjana pada jurusan karawitan stsi, Surakarta: Tidak diterbitkan,1996.
Fauzi, Ikka Kartika A, Mengelola Pelatihan Partisipatif. Bandung: ALFABETA, 2011.
Gunarjo, Nursodik, Wayang Sebagai Media Komunikasi Tradisional Dalam Diseminasi Informasi. Jakarta: Kementrian Komunikasi dan Informatika RI Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, 2011.
Kamil, Mustofa, Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung:ALFABETA, 2012.
Kaswan, Pelatihan dan Pengembangan untuk Meningkatkan Kinerja SDM. Bandung: ALFABETA, 2011.
Putu Sandra devindriati kusuma, Pelatihan Seni Tabuh Gamelan Gong Kebyar Di Pura Wira Satya Dharma Ujung Berung bandung. Skripsi sarjana pada jurusan pendidikan seni musik fpsd-upi, Bandung: Tidak diterbitkan, 2014.
Rima Rismawati, Teknik vokal anak sd pada lomba paduan suara “ayo menyanyi” kompas gramedia fair tanggal 1-3 mei 2009 sabuga bandung. Skripsi sarjanaapada jurusan pendidikan seni musik fpsd-upi, Bandung: Tidak diterbitkan, 2010.
Rina Lesmana Sari, Pelatihan Ansambel Perkusi Pada Komunitas United States Of Bandung Percussion (USBP) Di Bandung. Skripsi sarjana pada jurusan pendidikan seni musik fpsd-upi, Bandung : Tidak diterbitkan 2014.
Risyaman, Yoyo W, Tuntunan Praktek Pedalangan Wayang Golek Purwa Gaya Sunda, Bandung: Lembaga Kesenian Bandung 1981.
Salmun, M A, Padalangan 2. Bandung: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1961.
Soetrisno R, Wayang Sebagai Warisan Budaya Dunia. Surabaya: Intelectual Club, 2008.
107
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sudjana, Sistem & Manajemen Pelatihan Teori & Aplikasi. Bandung: Falah Production, 2007.
106
Shintanie Intan Rahayu, 2015
PELATIHAN KAKAWEN BAGI D ALANG CILIK D IPAD EPOKAN WAYANG GOLEK GRIHARJA JELEKONG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Cahya, Tinjauan Musikal Terhadap Kakawen Wayang Golek Purwa Gaya Priangan.Skripsi sarjana pada jurusan karawitan stsi, Surakarta: Tidak diterbitkan,1996.
Fauzi, Ikka Kartika A, Mengelola Pelatihan Partisipatif. Bandung: ALFABETA, 2011.
Gunarjo, Nursodik, Wayang Sebagai Media Komunikasi Tradisional Dalam Diseminasi Informasi. Jakarta: Kementrian Komunikasi dan Informatika RI Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, 2011.
Kamil, Mustofa, Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung:ALFABETA, 2012.
Kaswan, Pelatihan dan Pengembangan untuk Meningkatkan Kinerja SDM. Bandung: ALFABETA, 2011.
Putu Sandra devindriati kusuma, Pelatihan Seni Tabuh Gamelan Gong Kebyar Di Pura Wira Satya Dharma Ujung Berung bandung. Skripsi sarjana pada jurusan pendidikan seni musik fpsd-upi, Bandung: Tidak diterbitkan, 2014.
Rima Rismawati, Teknik vokal anak sd pada lomba paduan suara “ayo menyanyi” kompas gramedia fair tanggal 1-3 mei 2009 sabuga bandung. Skripsi sarjanaapada jurusan pendidikan seni musik fpsd-upi, Bandung: Tidak diterbitkan, 2010.
Rina Lesmana Sari, Pelatihan Ansambel Perkusi Pada Komunitas United States Of Bandung Percussion (USBP) Di Bandung. Skripsi sarjana pada jurusan pendidikan seni musik fpsd-upi, Bandung : Tidak diterbitkan 2014.
Risyaman, Yoyo W, Tuntunan Praktek Pedalangan Wayang Golek Purwa Gaya Sunda, Bandung: Lembaga Kesenian Bandung 1981.
Salmun, M A, Padalangan 2. Bandung: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1961.
Soetrisno R, Wayang Sebagai Warisan Budaya Dunia. Surabaya: Intelectual Club, 2008.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: ALFABETA, 2012.
107