• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN GURU PKN DALAM MEMBINA KARAKTER KEWARGANEGARAAN: Studi Deskriptif di SMPN 3 Cugenang Cianjur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN GURU PKN DALAM MEMBINA KARAKTER KEWARGANEGARAAN: Studi Deskriptif di SMPN 3 Cugenang Cianjur."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

NO. DAFTAR FPIPS: 4740/UN/.40.2.2/PL/2015

PERANAN GURU PKN DALAM MEMBINA KARAKTER KEWARGANEGARAAN (Studi Deskriptif di SMPN 3 Cugenang Cianjur)

SKRIPSI

Dianjukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh Asep Hendrik

1105430

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

PERANAN GURU PKN DALAM MEMBINA KARAKTER KEWARGANEGARAAN (Studi Deskriptif di SMPN 3 Cugenang Cianjur)

Oleh

ASEP HENDRIK

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Asep Hendrik 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

...

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ASEP HENDRIK 1105430

PERANAN GURU PKN DALAM MEMBINA KARAKTER KEWARGANEGARAAN (Studi Deskriptif Di SMPN 3 Cugenang Cianjur)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820 198803 1 001

Pembimbing II

Dr. Hj. Kokom Komalasari, M.Pd. NIP. 19721001 200112 2 001

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

(4)

ABSTRAK

ASEP HENDRIK (1105430). PERANAN GURU PKN DALAM MEMBINA KARAKTER KEWARGANEGARAAN (Studi Deskriptif di SMPN 3 Cugenang Cianjur).

Guru merupakan faktor penentu dalam tercapainya tujuan pendidikan nasional yang berperan sebagai seorang pengajar, pendidik, pembimbing, dan pembina peserta didik. Guru sebagai unsur terpenting dalam pendidikan mesti berperan aktif untuk memposisikan dirinya sebagai tenaga profesional. Oleh sebab itu, keberadaan guru pendidikan kewarganegaraan memiliki peranan sentral dalam membina karakter peserta didik di sekolah. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mengungkapkan, dan mengidentifikasi mengenai peranan guru PKn dalam membina karakter kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi deskriptif. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian di lapangan mengungkapkan bahwa: 1) proses pelaksanaan pembinaan karakter kewarganegaraan yang dilakukan guru PKn di SMPN 3 Cugenang Cianjur, yaitu (a) dilakukan melalui kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter seperti tanggung jawab, kepedulian, kreatif dan cerdas, nasionalisme, dan religius ke dalam materi pembelajaran; (b) di luar pembelajaran dengan menerapkan program sekolah berbasis lingkungan, seperti kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan, gerakan pungut sampah, dan ekstrakurikuler kerohanian. 2) Strategi yang dilakukan guru PKn dalam membina karakter kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur, yaitu (a) menerapkan metode dan model pembelajaran; (b) menjadi tokoh teladan bagi siswa; (c) menjalin kerjasama dengan guru agama, guru BP, Kepala Sekolah, Wali Kelas, orang tua, dan masyarakat. 3) Hambatan-hambatan yang dihadapi guru PKn dalam membina karakter kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur, yaitu: (a) rendahnya pemahaman siswa; (b) adanya keterbatasan waktu yang dimiliki oleh guru; (c) nilai-nilai karakter yang dikembangkan oleh guru belum terjabarkan dalam indikator yang representatif; (d) pengaruh budaya sikap/perilaku individualis; (e) perubahan budaya di lingkungan pergaulan siswa yang kurang baik. 4) Upaya-upaya guru PKn dalam membina karakter kewarganegaraan, yaitu: (a) memberikan pemahaman kepada siswa tentang arti penting karakter; (b) menjalin kerjasama dan komunikasi dengan LPMP, orang tua, dan masyarakat; (c) pendekatan keagamaan; (d) menjadi sumber keteladanan bagi siswa. Berdasarkan pemaparan tersebut, pihak sekolah bersama dengan orang tua dan masyarakat mestinya membentuk paguyuban karakter yang dapat memberikan kontribusi positif bagi pembentukan, peningkatan, pembudayaan, dan pemberadaban perilaku baik bagi peserta didik di lingkungan sekolah dan masyarakat luas.

(5)

ABSTRACT

ASEP HENDRIK (1105430). THE ROLE OF CIVIC EDUCATION TEACHER IN BUILDING CIVIC CHARACTER (Descriptive Study in SMPN 3 Cugenang Cianjur).

Teacher is a factor which determine to achieve national education goal which act as a teacher, mentor, and as a student’s guide. Teacher as the most important factor in an education must active to place themself as a professional. Therefore, the existance of a civics subject teacher have a central act to guide the character of their students in school. in general this research has a goal to know, to unearth, and identify the role of civics subject teacher in guiding the civics character in SMPN 3 Cugenang Cianjur. The approach use in this research is a qualitative approach by using a descriptive study method. The data collection are gathered through interview, observation, documentation study and document study. The result of study on the field shows that :1) the process of guiding civic character done by civics subject teacher at SMPN 3 Cugenang Cianjur, which are (a) done through a learning activity by integrating character value such as responsibilities, caring, smart and creative, nationalism and religious to the teaching material; (b) outside learning activity by applying a school programme based environment such as extracurricular scouting, movement garbage collection, and religious spirituality. 2) a strategy done by a civics subject teacher in guiding civics character at SMPN 3 Cugenang Cianjur, which are (a) applying methods and models of study; (b) become a moral figure for a student; (c) bind a cooperation with spiritual/religious teacher, counseling teacher, principal, homeroom teacher, parents and society. 3) obstacle faced by a civics subject teacher on guiding a civics character at SMPN 3 Cugenang Cianjur, which are: (a) student’s low understanding; (b) teacher’s limited time on school; (c) character’s value developed by the teachers are not applied yet on a representative indicator; (d) the influence of attitude/behavior individualist culture; (e) the innapropiate culture alteration on student’s commingling society. 4) the efforts of civics subject teacher on guiding civics character, which are; (a) to give an understanding to students on studendts about the importance of a character/personality; (b) to attain a cooperation and communication with LPMP, parents and society; (c) spiritual/religious approach; (d) becoma a source of moral for students. According to those fact, the school alongside with parents and society should create a character’s community that could add a positive contribution for a creating, increasing, culturalizing, and civilizing behaviour either for a students in school or in the society.

Key Words: Civics Subject Teacher, Civics Character, Students/Disciple.

(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR BAGAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitin ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Kajian tentang Pendidikan Kewarganegaraan ... 9

1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan... 9

2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 10

3. Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan ... 14

B. Kajian tentang Guru Pendidikan Kewarganegaraan ... 15

1. Pengertian Guru ... 15

2. Peranan dan Tugas Guru ... 17

3. Peran Guru PKn dalam Pembinaan Karakter... 20

C. Kajian tentang Karakter Kewarganegaraan ... 26

1. Pengertian Karakter ... 26

2. Tujuan Karakter ... 28

(7)

4. Bentuk-Bentuk Karakter ... 31

5. Strategi Pembinaan Karakter ... 35

D. Penelitian Terdahulu ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

A. Pendekatan dan Desain Penelitian ... 44

1. Pendekatan Penelitian ... 44

2. Desain Penelitian ... 44

B. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 45

1. Partisipan... 45

2. Tempat Penelitian ... 45

C. Teknik Pengumpulan Data ... 46

1. Wawancara ... 46

2. Observasi... 47

3. Studi Dokumentasi ... 47

4. Studi Kepustakaan ... 48

D. Tahapan Penelitian ... 48

1. Tahap Pra Penelitian ... 48

2. Tahap Pelaksanaan ... 49

E. Teknik Analisis Data... 50

1. Reduksi Data (Data Reduction) ... 50

2. Penyajian Data (Data Display) ... 51

3. Kesimpulan/ Verifikasi (Conclusion Drawing/Verification) ... 51

F. Teknik Pengujian Keabsahan Data ... 52

1. Pengujian Validitas Internal (Credibility) ... 52

2. Pengujian Validitas Eskternal (Transfermability) ... 55

3. Pengujian Reliabilitas (Dependability) ... 55

4. Pengujian Obyektivitas (Konfirmability) ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 56

(8)

2. Struktur Organisasi SMPN 3 Cugenang Cianjur ... 58

3. Visi dan Misi SMPN 3 Cugenang Cianjur ... 59

4. Guru dan Tata Usaha SMPN 3 Cugenang Cianjur ... 59

5. Keadaan Peserta Didik SMPN 3 Cugenang Cianjur ... 60

6. Sarana dan Prasarana SMPN 3 Cugenang Cianjur ... 61

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 61

1. Deskripsi Hasil Observasi ... 62

2. Deskripsi Hasil Studi Dokumentasi ... 64

3. Deskripsi Hasil Wawancara ... 65

a. Proses Pelaksanaan Pembinaan Karakter Kewarganegaraan yang dilakukan Guru PKn di SMPN 3 Cugenang Cianjur ... 65

b. Strategi guru PKn dalam Membina Karakter Kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur ... 72

c. Hambatan yang dihadapi Guru PKn dalam Membina Karakter Kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur ... 79

d. Upaya Guru PKn untuk Mengatasi Kendala dalam Membina Karakter Kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur ... 83

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 87

1. Proses Pelaksanaan Pembinaan Karakter Kewarganegaraan yang dilakukan Guru PKn di SMPN 3 Cugenang Cianjur... 87

2. Strategi Guru PKn dalam Membina Karakter Kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur ... 91

3. Hambatan yang dihadapi Guru PKn dalam Membina Karakter Kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur ... 94

4. Upaya Guru PKn untuk Mengatasi Kendala dalam Membina Karakter Kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur ... 96

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 99

A. Simpulan ... 99

B. Saran ... 101

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMPN 3 Cugenang Cianjur ... 59 Tabel 4.2 Daftar Keadaan Peserta Didik SMPN 3 Cugenang Cianjur ... 60 Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana SMPN 3 Cugenang Cianjur ... 61 Tabel 4.4 Hasil Penelitian Mengenai Proses Pelaksanaan Pembinaan

Karakter Kewarganegaraan yang dilakukan guru PKn di SMPN 3 Cugenang Cianjur ... 70 Tabel 4.5 Hasil Penelitian Mengenai Proses Pelaksanaan Pembinaan

Karakter Kewarganegaraan yang dilakukan guru PKn di SMPN 3 Cugenang Cianjur ... 71 Tabel 4.6 Hasil Penelitian Mengenai Strategi guru PKn dalam Membina

Karakter Kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur ... 78 Tabel 4.7 Hasil Penelitian Mengenai Strategi guru PKn dalam Membina

Karakter Kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur ... 79 Tabel 4.8 Hasil Penelitian Mengenai Hambatan yang dihadapi guru PKn

dalam Membina Karakter Kewarganegaraan di SMPN 3

Cugenang Cianjur ... 81 Tabel 4.9 Hasil Penelitian Mengenai Upaya yang dilakukan guru PKn

untuk Mengatasi Hambatan dalam Membina Karakter

Kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur ... 84 Tabel 4.10 Hasil Penelitian Mengenai Upaya yang dilakukan guru PKn

untuk Mengatasi Hambatan dalam Membina Karakter

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Koherensi Karakter dalam Konteks Totalitas Proses Psikososial .... 32

Gambar 2.2 Konteks Makro Pengembangan Karakter ... 35

Gambar 2.3 Konteks Mikro Pendidikan Karakter ... 37

Gambar 3.1 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data... 53

Gambar 3.2 Triangulasi Sumber Pengumpulan Data ... 54

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Jika melihat secara utuh dan menyeluruh, pendidikan nasional dan peranan guru di sekolah tidak mengesampingkan pembinaan karakter, tetapi realitasnya pendidikan di negeri ini belum optimal dalam melaksanakan peran dan fungsinya. Pendidikan saat ini masih menekankan pada aspek pengetahuan (kognitif) tanpa mengedepankan pembentukan karakter. Sehingga kompetensi yang ditampilkan oleh peserta didik begitu kontradiktif dengan tujuan pendidikan. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai fenomena-fenomena negatif dikalangan pelajar yang tidak mencerminkan sebagai pelajar yang terdidik.

Fenomena negatif tersebut terlihat dari beberapa jenis perbuatan yang dilakukan, yaitu “meningkatnya degradasi moral, etika, sopan santun para pelajar yang merosot, meningkatnya ketidakjujuran pelajar, berkurangnya rasa hormat terhadap orang tua, guru, dan terhadap figur-figur yang seharusnya dihormati, masih tingginya kasus tindakan kekerasan, baik yang terjadi antar rekan pelajar atau mahasiswa, perampokan secara sadis yang disertai pemerkosaan atau pembunuhan yang dilakukan oleh anak-anak yang tergolong masih pelajar, timbulnya perilaku yang merusak diri sendiri seperti perilaku seks bebas, penyalahgunaan narkoba, dan bunuh diri” (Kusuma, 2012, hlm. 2).

(12)

2

sebagai media formal yang ampuh dalam membangun kecerdasan dan karakter peserta didik.

Pada dasarnya mayoritas masyarakat dewasa ini, menganggap sekolah sebagai salah satu jalan dalam membina karakter peserta didik menjadi lebih baik sehingga dapat mencegah terjadinya permasalahan di atas. Tidak heran jika banyak tuntutan dari masyarakat kepada sekolah untuk peningkatan, pembudayaan, dan pemberadaban perilaku baik di sekolah. Terutama kepada unsur pendidikan yang berada di sekolah tersebut, tidak lain adalah guru. Berkaitan dengan hal tersebut, Kardiman (dalam Tanshzil, 2012, hlm. 2) mengemukakan bahwa ‘pembangunan karakter bangsa tidak saja menjadi tanggung jawab dunia persekolahan tetapi juga menjadi tanggung jawab situs-situs kewarganegaraan di luar persekolahan’.

Peranan guru di sekolah menjadi faktor esensial dalam tercapainya tujuan pendidikan karakter. “Guru merupakan orang tua siswa dalam lingkungan sekolah. Maka peranan guru begitu berarti dalam membentuk kepribadian para siswa di luar dari pengaruh lingkungan para siswa tersebut” (Hardiyana, 2014, hlm. 54). Seorang guru tidak hanya bertugas mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi guru harus mampu menjadi pendidik profesional dengan menjalankan tugas sebagai pendidik, agen pembaharu, dan tokoh teladan bagi peserta didik. Dalam ketentuan pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen bahwa:

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Sudah barang tentu jika guru dianggap sebagai pendidik profesional, maka seorang guru bertanggungjawab dalam membina peserta didik untuk menjadi insan akademis yang berkarakter.

(13)

3

pendidikan, pemerintah, teman sebaya, dan masyarakat. Sehingga guru dapat dikatakan sukses apabila peserta didiknya memiliki kecerdasan yang seimbang antara intelektual, emosional, dan spritual. Oleh sebab itu, sekolah juga senantiasa memberikan masukan kepada guru berupa program pengembangan karakter yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam membina karakter peserta didik.

Pada dasarnya pembinaan karakter telah diamanatkan dalam pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa “di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian, dan akhlak mulia”. Amanah dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tersebut bermaksud agar “pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter. Sehingga lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama” (Asmani, 2011, hlm. 29).

Menurut Budimansyah (2013, hlm. 190) karakter adalah “nilai-nilai kebajikan (tahu nilai kebajikan, mau berbuat baik, dan nyata berkehidupan baik) yang terpateri dalam diri dan terjewantahkan dalam perilaku”. Perilaku tersebut merupakan penjelmaan kepribadian yang dimiliki oleh setiap individu yang disesuaikan dengan kaidah atau norma yang berlaku dimasyarakat. Perilaku tersebut merupakan hasil dari pembinaan yang dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Majid (2010, hlm. 66) “karakter adalah watak dasar setiap orangyang bisa diubah dan dibentuk”.

(14)

4

dilakukannya itu berorientasi kepada hal yang positif atau negatif. Oleh karena itu, karakter dapat menentukan kualitas kepribadian diri seseorang.

Salah satu sekolah yang berada di Cugenang Cianjur yang memberikan perhatian lebih terhadap pembinaan karakter terhadap peserta didiknya, yaitu SMPN 3 Cugenang Cianjur. Pembinaan karakter yang dilakukan guru pendidikan kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur dilakukan di dalam kelas saat pembelajaran dan di luar pembelajaran. Di dalam kelas dilakukan karena kelas adalah tempat paling utama dalam proses terjadinya pendidikan nyata di sekolah. Karakter yang dikembangkan oleh guru PKn di SMPN 3 Cugenang Cianjur terutama di dalam kelas, yaitu menyangkut Karakter Individual, dan Karakter Bangsa.

Guru PKn di SMPN 3 Cugenang Cianjur menyadari bahwa komunitas kelas seperti guru dan murid saling berinteraksi satu sama lainnya dalam mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, kelas menjadi salah satu tempat sentral yang mendukung dalam menumbuhkan, mengembangkan, membudayakan, dan pemberadaban aspek akademis, moralitas, dan karakter.

Berdasarkan hasil pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan teknik wawancara secara intensif kepada salah satu guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, data yang diperoleh menunjukkan bahwa guru pendidikan kewarganegaraan masih merasa kesulitan membina karakter yang sesuai dengan keadaan/kondisi peserta didik, guru pendidikan kewarganegaraan belum memahami secara menyeluruh mengenai karakteristik peserta didik, membutuhkan berbagai strategi efektif dalam membina karakter peserta didik, dan masih terdapat peserta didik yang menunjukan pribadi yang melanggar aturan sekolah.

(15)

5

Berangkat dari penjelasan di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti secara mendalam yang akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul:

PERANAN GURU PKN DALAM MEMBINA KARAKTER

KEWARGANEGARAAN (Studi Deskriptif di SMPN 3 Cugenang Cianjur).

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Sebelum melaksanakan kegiatan penelitian, perlu mengidentifikasi permasalahan yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Guru PKn masih merasa kesulitan dalam membina karakter kewarganegaraan yang baik terhadap peserta didik.

2. Guru PKn belum memahami karakteristik peserta didik secara utuh dan menyeluruh sehingga membutuhkan berbagai strategi dalam membina karakter kewarganegaraan peserta didik.

3. Kurangnya pembinaan karakter kewarganegaraan secara maksimal terhadap peserta didik sehingga masih terdapat perilaku peserta didik yang tidak sesuai dengan nilai-nilai karakter kewarganegaraan.

4. Pentingnya karakter kewarganegaraan dimiliki oleh peserta didik dalam mengatasi pengaruh yang tidak baik dari lingkungannya.

Masalah diidentifikasi berdasarkan kajian teoritis dan fakta yang terjadi di lapangan sehingga tampak permasalahan yang perlu segera ditangani dan dapat dirumuskan.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berpijak dari identifikasi masalah di atas dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah “Bagaimana peranan guru PKn dalam membina karakter kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur?”.

(16)

6

1. Bagaimana proses pelaksanaan pembinaan karakter kewarganegaraan yang dilakukan guru PKn di SMPN 3 Cugenang Cianjur?

2. Bagaimana strategi guru PKn dalam membina karakter kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur?

3. Hambatan apa yang dihadapi guru PKn dalam membina karakter kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur?

4. Bagaimana upaya guru PKn untuk mengatasi kendala dalam membina karakter kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian atau masalah penelitian yang telah diajukan pada penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Berdasarkan fokus atau masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mengungkapkan, dan mengidentifikasi mengenai peranan guru PKn dalam membina karakter kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur.

2. Tujuan Khusus

Berdasarkan tujuan penelitian secara umum di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan khusus, yakni untuk:

a. Menganalisis proses pelaksanaan pembinaan karakter kewarganegaraan yang dilakukan guru PKn di SMPN 3 Cugenang Cianjur.

b. Memperoleh gambaran tentang strategi guru PKn dalam membina karakter kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur.

c. Mengidentifikasi hambatan yang dihadapi guru PKn dalam membina karakter kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur.

(17)

7

E. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Dari Segi Teori

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan pemahaman mengenai peranan guru dalam membina karakter kewarganegaraan. Selain itu, dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan dunia pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkarakter.

2. Manfaat Dari Segi Kebijakan

Dalam penelitian ini, dapat memberikan manfaat kepada sekolah terutama dalam membuat suatu kebijakan di sekolah dalam rangka membina karakter kewarganegaraan peserta didik menjadi lebih baik.

3. Manfaat Dari Segi Praktik

Setelah dilakukannya penelitian ini, diharapkan memberikan manfaat untuk guru PKn agar dapat lebih proaktif dalam meningkatkan kembali karakter peserta didik di sekolah.

4. Manfaat Dari Segi Isu dan Aksi Sosial

Manfaat dari penelitian ini adalah penelitian ini dapat memberikan sumbangsih dalam rangka mendukung berbagai strategi bervariatif yang dilakukan sekolah terutama guru PKn dalam membina karakter peserta didik.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Keseluruhan dari penulisan skripsi ini disusun dengan membagi ke dalam 5 bab, dimana masing-masing bab berisikan pembahasan tersendiri. Pembahasan tersebut berisikan hal-hal sebagai berikut:

(18)

8

BAB II, dijelaskan beberapa data-data, dokumen-dokumen yang erat kaitannya dengan fokus penelitian serta teori yang mendukung penelitian mengenai peranan guru PKn dalam membina karakter kewarganegaraan.

BAB III, menjelaskan tentang metodologi penelitian, teknik pengumpulan data, tekhnik analisis data, dan teknik pengujian keabsahan data yang digunakan dalam penelitian mengenai peranan guru PKn dalam membina karakter kewarganegaraan.

BAB IV, penulis menganalisis hasil temuan tentang bagaimana proses pelaksanaan pembinaan karakter kewarganegaraan yang dilakukan guru PKn, bagaimana strategi guru PKn dalam membina karakter kewarganegaraan, dan hambatan guru PKn dalam membina karakter kewarganegaraan, serta upaya yang dilakukan guru PKn dalam mengatasi hambatan dalam membina karakter kewarganegaraan.

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Keberhasilan dari suatu penelitian, salah satunya ditentukan oleh pendekatan penelitian yang digunakan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian mengenai peranan guru pkn dalam membina karakter kewarganegaraan ini adalah pendekatan kualitatif. Hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Moleong (2010, hlm. 6) bahwa:

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi tindakan, secara holistic dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Dari pendapat di atas terbentuk sebuah alasan yang dijadikan sebagai landasan dalam memilih pendekatan kualitatif, yaitu untuk melihat realitas dan peristiwa yang terjadi di lapangan yang berkenaan dengan peranan guru PKn dalam membina karakter kewarganegaraan. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti dapat melaksanakan penelitian secara maksimal sehingga peneliti dapat memperoleh data secara sistematis, faktual dan akurat.

2. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Metode Deskriptif (Descriptive). Menurut Danial dan Warsiah (2009, hlm. 62)

“Metode Deskriptif adalah metode yang bertujuan untuk menggambarkan secara

sistimatik suatu situasi, kondisi objek bidang kajian pada suatu waktu secara

akurat”.

(20)

45

yang sistematis, akurat, dan faktual mengenai peranan guru PKn dalam membina karakter kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian 1. Partisipan

Dalam penelitian kualitatif, peneliti harus mencari sumber yang dapat memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, harus ditentukan subjek penelitian dengan dipilih secara purpossive yang berkaitan dengan tujuan tertentu. Sugiyono (2013, hlm. 300) mengemukakan

bahwa “purposive sampling adalah “tekhnik pengambilan sampel sumber data

dengan pertimbangan tertentu”. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian

ini tidak adanya sampel acak, melainkan teknik sampel bertujuan (purposive sample).

Adapun yang menjadi subjek penelitian untuk memperoleh data dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Satu orang Kepala Sekolah SMPN 3 Cugenang Cianjur

b. Satu orang Wakasek bidang Kesiswaan SMPN 3 Cugenang Cianjur c. Dua orang Guru PKn SMPN 3 Cugenang Cianjur

d. Tujuh siswa/i perwakilan dari setiap angkatan di SMPN 3 Cugenang Cianjur

Hal tersebut dilakukan agar peneliti memperoleh data yang diperlukan dari setiap responden yang berkenaan dengan peranan guru pkn dalam membina karakter kewarganegaraan. Dengan data yang diperoleh dari responden tersebut, diharapkan dapat mempermudah peneliti dalam mengolah data tersebut.

2. Tempat Penelitian

Menurut Sukardi (2003, hlm. 53), bahwa lokasi penelitian/tempat penelitian tidak lain adalah “tempat dimana proses studi yang digunakan untuk memperoleh

pemecahan masalah penelitian berlangsung”. Dalam melaksanakan penelitian ini,

(21)

46

Pemilihan lokasi penelitian didasarkan bahwa SMPN 3 Cugenang Cianjur adalah sekolah yang menerapkan pembinaan karakter dengan berbasis lingkungan, banyak prestasi yang diraih sekolah baik mlelalui intra maupun ekstra, dan belum adanya penelitian khusus yang mengkaji mengenai peranan guru PKn dalam membina karakter kewarganegaraan di sekolah tersebut.

Pembinaan karakter yang berkualitas tidak ditentukan oleh sarana dan prasarana pendukung sekolah, melainkan pada peranan guru pendidikan kewarganegaraan dan strategi yang diterapkan dalam proses pembinaan tersebut untuk menjadikan peserta didik menjadi warga negara yang berkarakter.

C. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan pendekatan penelitian dan metode penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam melakukan penelitian ini diperlukan sebuah teknik pengumpulan data.

Adapun tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Danial dan Warsiah (2009, hlm 71), menjelaskan bahwa:

Wawancara adalah tekhnik mengumpul data dengan cara mengadakan dialog, tanya jawab antara peneliti dan responden secara sungguh-sungguh. Wawancara atau interview dilakukan dimana saja selama dialog ini dapat dilakukan, misalnya sambil berjalan, duduk santai disuatu tempat, dilapangan, dikantor, dikebun, atau dimana saja.

(22)

47

2. Observasi

Observasi atau pengamatan yang digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya suatu rangsangan tertentu yang diinginkan dengan jalan mengamati dan mencatat (Mardalis, 2007, hlm. 63).

Sedangkan observasi menurut Satori dan Komariah (2011, hlm. 105)

“observasi penelitian kualitatif adalah pengamatan langsung terhadap objek untuk

mengetahui keberadaan objek, situasi konteks dan maknanya dalam upaya

mengumpulkan data penelitian”.

Dari pemaparan di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa observasi adalah pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti sehingga peneliti memperoleh informasi yang akurat.

Adapun alasan peneliti menggunakan teknik observasi, yaitu bertujuan untuk memperoleh data yang memiliki validitas data tinggi, dengan artian data yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan serta menghindari peneliti dari data yang tidak nyata. Dalam penelitian ini, Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi langsung. Observasi ini perlu dilakukan agar mendapatkan data yang faktual dan rinci.

Observasi dalam penelitian ini, dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai peranan guru PKn dalam membina karakter kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur. Dalam penelitian ini, yang akan diobservasi yaitu:

a. Kegiatan Pembelajaran PKn di dalam kelas

b. Keadaan karakter peserta didik SMPN 3 Cugenang Cianjur c. Interaksi warga sekolah.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah “mengumpulkan sejumlah dokumen yang

diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti

peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, dsb” (Danial dan Warsiah, 2009, hlm. 79). Sedangkan menurut Basrowi dan Suwandi (2009, hlm. 159)

mengemukakan bahwa “studi dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan

(23)

48

masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data lengkap, sah, dan bukan

berdasarkan perkiraan”.

Oleh karena itu, maka dalam penelitian ini akan mempelajari dokumen-dokumen sebagai berikut:

a. Visi dan Misi SMPN 3 Cugenang Cianjur

b. Data rinci Guru dan Siswa-siswi SMPN 3 Cugenang Cianjur

c. RPP yang dikembangkan oleh Guru PKn SMPN 3 Cugenang Cianjur d. Foto-foto kegiatan pembelajaran PKn di dalam kelas, sarana dan

prasarana sekolah, dan kondisi lingkungan sekolah. 4. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan “penelitian yang dilakukan oleh peneliti

dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku ataupun majalah-majalah yang

berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian” (Danial dan Warsiah, 2009, hlm. 80). Sumber ini dapat dijadikan sebagai informasi tambahan dan landasan teori dalam menjelaskan masalah-masalah yang sedang diteliti. Teori merupakan pijakan bagi peneliti untuk memahami persoalan yang diteliti dengan benar dan sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah. Oleh karena itu, literatur yang digunakan dalam penelitian ini merupakan literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

D. Tahap Penelitian 1. Tahap Pra Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mengupayakan perizinan penelitian dari instansi terkait. Berikut adalah prosedur perizinan penelitian yang ditempuh oleh peneliti, sebagai berikut:

(24)

49

b. Pembantu Rektor I atas nama Rektor UPI mengeluarkan surat permohonan izin penelitian untuk disampaikan kepada SMPN 3 Cugenang.

c. SMPN 3 Cugenang Cianjur memberikan izin untuk melaksanakan penelitian selama batas waktu yang ditentukan.

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah tahap pra penelitian selesai, maka tahap berikutnya adalah peneliti mulai melaksanakan penelitian dilapangan. Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data dari responden. Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menghubungi dan melakukan wawancara kepada Kepala Sekolah SMPN 3 Cugenang Cianjur

b. Menghubungi dan melakukan wawancara kepada Wakasek Bidang Kesiswaan SMPN 3 Cugenang Cianjur

c. Menghubungi dan melakukan wawancara dengan Guru PKn SMPN 3 Cugenang Cianjur

d. Menghubungi dan melakukan wawancara dengan Siswa-siswi SMPN 3 Cugenang Cianjur

Selain wawancara, peneliti juga menggunakan observasi saat proses penelitian berlangsung. Tahapan observasi tersebut sebagai berikut:

a. Observasi terhadap kegiatan pembelajaran PKn di dalam kelas saat proses pembelajaran PKn berlangsung, dan

b. Mengobservasi sikap guru PKn, keadaan karakter peserta didik, dan interaksi warga sekolah.

(25)

50

E. Teknik Analisis Data

Menurut Moleong (2010, hlm. 280) bahwa analisis data merupakan

“proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan

satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja”. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting untuk dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban dari informan. Apabila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu sehingga diperoleh data yang kredibel.

Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 337) berpendapat

bahwa ‘dalam analisis data kualitatif terdiri dari data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification’.

Adapun analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Reduksi data (Data Reduction) 2. Penyajian Data (Data Display)

3. Kesimpulan/Verifikasi (Conclusion Drawing/Verification)

Dari tiap tahap analisis data memiliki penjelasan masing-masing. Adapun penjelasan dari tiap tahapan analisis data tersebut sebagai berikut:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

(26)

51

Dalam hal ini, peneliti akan mengempulkan data dari hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak dan kompleks. Oleh karena itu, peneliti akan mengelompokan data tersebut dan memfokuskan pada data-data yang penting untuk data penelitian. Dengan adanya reduksi data, maka akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya, yaitu menyajikan data (Data Display). “Display data adalah sekumpulan informasi yang tersusun dan akan memberikan gambaran penelitian secara menyeluruh. Dengan kata lain menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan mencari pola

hubungannya” (Nasution, 2003, hlm. 129).

Penyajian data yang disusun secara jelas, terperinci dan menyeluruh akan memudahkan peneliti dalam memahami gambaran terhadap aspek yang diteliti baik secara keseluruhan maupun secara parsial. Melalui penyajian data, maka data akan terorganisasi dan tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Dengan adanya penyajian data, maka akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3. Kesimpulan/Verifikasi (Conclusion Drawing/Verification)

Langkah ketiga dalam analisis data penelitian kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan atau verifikasi merupakan “upaya untuk mencari arti, makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data yang telah dianalisis dengan mencari hal-hal penting. Kesimpulan ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan mengacu kepada tujuan

(27)

52

F. Teknik Pengujian Keabsahan Data

Dalam suatu penelitian kualitatif pengujian keabsahan data sangat diperlukan, hal ini agar hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 366), bahwa “uji keabsahan data pada penelitian kualitatif meliputi uji validitas internal (credibility), validitas eksternal (transferability), reliabilitas (dependentbility), dan obyektivitas (confirmability).

Adapun penjelasan dari tiap tahapan pengujian keabsahan data tersebut sebagai berikut:

1. Pengujian Validitas Internal (Credibility)

Sugiyono (2013, hlm. 368-375) mengemukakan bahwa “untuk hasil penelitian yang kredibel, terdapat teknik yang diajukan yaitu perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi, menggunakan bahan referensi dan mengadakan member check.

Berikut adalah penjelasan dari tiap tahapan teknik yang diajukan dalam pengujian validitas internal:

a. Perpanjangan Pengamatan

Untuk memeriksa absah atau tidaknya data penelitian, perpanjangan pengamatan atau masa observasi penelitian di lapangan akan mengurangi kebiasaan suatu data, karena dengan waktu yang lebih lama di lapangan, peneliti akan mengetahui keadaan secara mendalam serta dapat menguji ketidakbenaran data, baik yang disebabkan oleh peneliti itu sendiri ataupun oleh subjek penelitian. Dalam perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan wawancara, pengamatan dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Hal ini bertujuan untuk memperoleh data atau informasi yang valid dari sumber data itu sendiri. Apakah data yang telah diperoleh merupakan data yang benar atau tidak. Jika data yang diperoleh kemudian dicek kembali pada sumber data ternyata benar berarti data tersebut kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan dapat di akhiri.

b. Meningkatkan Ketekunan

(28)

53

urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dengan demikian juga dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.

c. Triangualasi

Sugiyono (2013, hlm. 372) mengemukakan bahwa:

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

Adapun triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik dan triangulasi sumber dijelaskan sebagai berikut:

1) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Berikut adalah bentuk triangulasi teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 3.1

Triangulasi teknik pengumpulan data

Wawancara Observasi

Studi Dokumentasi

Sumber: Diolah oleh peneliti (Sugiyono, 2013, hlm. 372)

2) Triangulasi Sumber

(29)

54

Berikut adalah bentuk triangulasi sumber yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 3.2

Triangulasi sumber pengumpulan data

Kepala Sekolah Peserta Didik

Guru

Sumber: Diolah oleh peneliti (Sugiyono, 2013, hlm. 372)

d. Menggunakan Bahan Referensi

Sugiyono (2013, hlm. 275) memaparkan bahwa “...yang dimaksud dengan

menggunakan referensi di sini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti”. Sebagai contoh, data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara, dokumentasi dengan narasumber. Sehingga informasi yang diperoleh dapat meningkatkan kabsahan data yang tinggi.

e. Mengadakan Member Check

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 375), member check adalah “proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data”. Member check juga dimaksudkan untuk memeriksa keabsahan data. Member check dilakukan setiap akhir kegiatan wawancara, dalam hal ini transkrip dan tafsiran data hasil penelitian yang telah disusun oleh peneliti kemudian diperlihatkan kembali kepada para responden untuk mendapatkan konfirmasi bahwa transkrip itu sesuai dengan pandangan mereka.

(30)

55

2. Pengujian Validitas Eksternal (Transferability)

Menururt Sugiyono (2013, hlm. 376) menjelaskan bahwa “nilai transfer ini

berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana hasil penelitian ini dapat diterapkan

atau digunakan dalam situasi lain’. Agar orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian, pembaca menjadi jelas dalam memahami hasil penelitian tersebut sehingga ia dapat memutuskan dapat atau tidaknya mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.

3. Pengujian Reliabilitas (Dependability)

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 377) mengemukakan bahwa dalam

penelitian kualitatif, uji “dependability” dengan cara melakukan audit terhadap

keseluruhan proses penelitian”. Berkaitan dengan uji dependability, peneliti bekerjasama dengan pembimbing untuk mengaudit terhadap keseluruhan proses penelitian dengan tujuan agar penulis dapat menunjukan jejak aktivitas di lapangan dan mempertanggung jawabkan seluruh rangkaian penelitian di lapangan mulai dari menentukan masalah/fokus penelitian, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan pengujian keabsahan data sampai membuat kesimpulan.

4. Pengujian Obyektivitas (Konfirmability)

(31)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam Bab IV, maka pada Bab V penulis akan merumuskan beberapa simpulan dari kajian hasil penelitian ini. Selanjutnya, pada bagian akhir penulis akan mengajukan saran atau rekomendasi kepada pihak yang terkait, sebagai berikut:

A. Simpulan

1. Simpulan Umum

Keberadaan guru pendidikan kewarganegaraan di sekolah menjadi faktor utama dalam menunjang efektivitas pembinaan karakter siswa. Pembinaan karakter dapat diterapkan melalui proses pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas. Kelas merupakan tempat utama terjadinya proses interaksi guru dan siswa dalam mempelajari, mendalami, dan menghayati berbagai ilmu pengetahuan. Dapat dikatakan bahwa keberhasilan membina karakter siswa sangat tergantung dari bagaimana seorang guru pendidikan kewarganegaraan mengaplikasikan berbagai strategi efektif guna memberikan pemahaman dan bekal kepada siswa berupa pengetahuan arti penting karakter religius, jujur, tanggung jawab, kepedulian, nasionalisme, disiplin, serta cinta kebudayaan daerah.

2. Simpulan Khusus

Disamping kesimpulan umum yang dipaparkan di atas, maka ditarik beberapa butir kesimpulan khusus sebagai berikut:

(32)

100

model pembelajaran, media, dan bentuk evaluasi pembelajaran yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. (2) Di luar pembelajaran menerapkan program sekolah, seperti kegiatan ekstrakurikuler dan kerohanian.

b. Strategi pembinaan karakter kewarganegaraan yang dilakukan guru pendidikan kewarganegaraan, yaitu (1) menerapkan metode dan model pembelajaran role playing, problem solving, dan demontration; (2) guru pendidikan kewarganegaraan menjadi sumber keteladanan bagi siswa dengan menunjukkan etos kerja tinggi, berpakaian rapih, cerdas dan kreatif saat belajar, datang ke sekolah tepat waktu, memberikan kasih sayang kepada siswa, jujur, tanggung jawab, dan menjaga kebersihan, memiliki rasa kepedulian terhadap sesama; (3) guru menjadi orang tua kedua siswa dan idola siswa di sekolah agar terjalin interaksi yang harmonis antara guru dengan siswa sehingga siswa merasa nyaman dan terbuka kepada guru. c. Hambatan-hambatan yang dihadapi guru pendidikan kewarganegaraan

dalam membina karakter kewarganegaraan di SMPN 3 Cugenang Cianjur. Dari faktor internal, yaitu (1) guru belum dapat memilih nilai-nilai karakter yang relevan dengan kondisi lingkungan dalam dan luar sekolah; (2) nilai-nilai karakter yang dikembangkan guru belum terjabarkan ke dalam indikator yang representatif; (3) pemahaman guru tentang konsep pendidikan karakter belum menyeluruh; (4) rendahnya pemahaman siswa sehingga siswa masih mengedepankan sikap egois, keras kepala, dan malas. Kemudian dari faktor eksternal, yaitu (1) perubahan budaya di lingkungan pergaulan siswa yang berimplikasi pada sikap/perilaku individualis; (2) sulitnya mengidentifikasi latar belakang siswa.

(33)

101

dipantau setiap pertemuan pembelajaran; (4) menjalin kerjasama dan komunikasi dengan LPMP, orang tua, dan masyarakat; (5) adanya pendekatan keagamaan setiap memulai pembelajaran dengan do’a, tadabur

Al-Qur’an, dan Asmaul Husna.

B. Saran

Berpijak pada beberapa temuan penelitian dalam penelitian ini yang menuntut adanya penelaahan dan penataan yang cermat, maka berikut disajikan beberapa saran atau remomendasi dan implikasi terhadap pihak-pihak terkait, yaitu:

1. Guru Pendidikan Kewarganegaraan

a. Guru PKn hendaknya memiliki kemampuan reflektif sehingga dapat melihat permasalahan dan juga tantangan bagi perkembangan karakter peserta didik melalui berbagai materi pembelajaran yang diajarkan. b. Guru PKn diharapkan secara cermat mengetahui, memahami, dan

mengidentifikasi karakter peserta didik yang telah muncul, belum muncul, serta membudaya di lingkungan sekolah secara menyeluruh. c. Guru PKn hendaknya memberikan pemahaman tentang arti penting

pendidikan karakter kepada peserta didik untuk menunjang kehidupannya di lingkungan sekolah, keluarga, teman sebaya, dan masyarakat.

2. Peserta Didik

a. Siswa diharapkan selalu meningkatkan sikap/perilaku yang mencerminkan pribadi berbudi pekerti luhur di lingkungan sekolah, keluarga, pergaulan sehari-hari, dan masyarakat.

b. Siswa diharapkan mendukung dan melaksanakan peraturan sekolah yang sifatnya positif, progresif, dan edukatif.

3. Kepala Sekolah

(34)

102

b. Memberikan masukan kepada guru pendidikan kewarganegaraan agar pembinaan yang dilakukan dapat menyentuh permasalahan atau kondisi yang dihadapi oleh peserta didik.

4. Sekolah Negeri atau Swasta

a. Sekolah menjadi salah satu garda utama dalam menciptakan paguyuban karakter yang dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan warga sekolahnya sehingga mereka mampu menghayati peran,tugas, dan fungsinya masing-masing.

b. Menjalin kerjasama/koordinasi antara sekolah dengan orang tua, masyarakat, atau dengan dinas pendidikan terkait yang sekiranya dapat memberikan sungbangsih pemikiran mengenai strategi efektif dalam membina karakter peserta didik di sekolah.

5. Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

Departemen PKn diharapkan memberikan pengarahan dan bimbingan kepada mahasiswa departemen PKn mengenai peran, fungsi, dan tugas sebagai guru PKn dalam pembinaan karakter kewarganegaraan sehingga mahasiswa dapat menghayati betul tentang arti menjadi seorang guru.

6. Peneliti Selanjutnya

(35)

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku

Asmani, J. M. (2011). Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogjakarta: DIVA Press.

Basrowi dan Suwandi. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Budimansyah, D. (2010). Aktualisasi Pendidikan Karakter Bangsa. Bandung: Wydia Aksara Press.

Budimansyah, D. (2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.

Budimansyah, D. (2013). Refleksi Pembangunan Karakter Bangsa. Bandung: Program Studi Pendidikan Umum

Branson, S. M. (1997). Belajar Civic Education dari Amerika. Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan Sosial dan The Asia Foundation.

Danial, E. dan Warsiah, N. (2009). Metoda Penelitian Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium PKn Universitas Pendidikan Indonesia.

Darwis, R. (2003). Pendidikan Hukum Dalam Konteks Sosial-Budaya Bagi Pembinaan Kesadaran Hukum Warga Negara (Dalam Pengukuhan Guru Besar Tetap). Bandung: Depdiknas UPI.

Djahiri, K. (1995). Pendidikan Nilai dan Moral dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Lab. PKn UPI Bandung

Halomoan, M. (2011). Kajian Terhadap Pengembangan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Bangsa Di Satuan Pendidikan. Medan: Kemenag.

Koesoema, dkk. (2011). Pendidikan Karakter (Kajian Teoritik dan Praktik di Sekolah). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Koesoema, A.D. (2010). Pendidikan Karakter; Srategi Mendidik Anak di Zaman Globalisasi. Jakarta: Grasindo.

(36)

104

Lickona, T. (2013). Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Mardalis. (2007). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposi. Jakarta: Bumi Aksara.

Megawangi, R. (2004). Pendidikan Karakter (solusi yang tepat untuk membangun bangsa). Jakarta: Star Energi.

Moleong, L. J. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Mulyasa, E. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Naim, N. (2011). Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nurmalina, K. dan Syaifullah. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan

Rahmat. dkk. (2008). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI.

Samani, M. dan Hariyanto. (2012). Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Posdakarya

Satori, D. dan Komariah, A. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2003). Metode Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara. Suparlan. (2006). Guru Sebagai Profesi. Bandung: CV. Diponegoro.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Somantri, M. N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Syamsudin, A. (2002). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Tasir, A. (1992). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

(37)

105

Usman, U. (2009). Menjadi Guru yang Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Wahab, A. dan Sapriya. (2011). Teori Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta

Winataputra, U.S. dan Budimansyah. (2007). Civic Education “Konteks, Landasan, Bahan Ajar, dan Kultur Kelas. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pasca Sarjana UPI.

Wuryan, S. dan Syaifullah. (2008). Ilmu Kewarganegaraan (CIVICS). Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI.

2. Jurnal

Hardiyana, S. (2014). Pengaruh Guru Terhadap Pembentukan Karakter Siswa. Jurnal Ilmiah PPKn IKIP Veteran Semarang, 2 (1), hlm. 54.

Kusuma, E. H. (2012). Implementasi Pendidikan Karakter Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di SMAN 02 Kota Batu. Jurnal Online Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Negeri Malang, 1 (1), hlm. 2.

Kurnisar. (2011). Pendidikan Karakter Bangsa, Perguruan Tinggi Pengembangan Pendidikan Karakter Bangsa Di Perguruan Tinggi. Jurnal Civicus Pedagogy Pendidikan Karakter, 17 (11), hlm. 27.

Majid, A. (2010). Peranan Pendidik dalam Upaya Membentuk Karakter Peserta Didik. Jurnal Publikasi Ilmiah Pendidikan Umum dan Nilai, 2 (2), hlm. 66. Masyitoh, I. (2011). Pengembangan Pendidikan Karakter Berbasis

Etnopedagogik. Jurnal Civicus Pedagogy Pendidikn Karakter, 17 (11), hlm. 14.

Montessori, M. (2006). Pola Pikir Guru SMA tentang Perannya dalam Mengajarkan Pendidikan Kewarganegaraan. Forum Pendidikan, 31 (1), hlm. 1-12.

Sundawa, D. (2005). Implementasi Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Dalam Pembelajaran PKn. CIVICUS, 1 (5), hlm. 339-345. Susiatik, T. (2013). Pengaruh Pembelajaran PKn Terhadap Pembentukan Karakter

(38)

106

Tanszhil, S. W. (2012). Model Pembinaan Pendidikan Karakter Pada Lingkungan Pondok Pesantren Dalam Membangun Kemandirian Dan Disiplin Santri. Jurnal Penelitian Pendidikan, 13 (2), hlm. 2 dan 5.

3. Peraturan Perundang-Undangan

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025.

4. Skripsi

Hidayat, R. (2014). Peranan Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam Membentuk Karakter Siswa Menjadi Warga Negara yang Baik (Studi Deskripsi di SMPN 113 Jakarta Utara). (Skripsi). Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan UPI: Tidak diterbitkan.

Rosita, A. (2014). Pola Pembinaan Karakter Kewarganegaraan Sekolah Inklusi (Studi Kasus Siswa Normal dan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di SD Negeri Geger Kalong Girang 2). (Skripsi). Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan UPI: Tidak diterbitkan.

Solihah, M. (2013). Penanaman Nilai Karakter pada Siswa di MAN Wonokromo Bantul Yogyakarta. (Skripsi). Skripsi pada Jurudan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: Diterbitkan.

5. Lain-lain

(39)

107

Kementrian Pendidikan Nasional. (2010). Kerangka Acuan Pendidikan Karakter Tahun Anggaran 2010. Jakarta: Kemendiknas.

Gambar

Gambar 3.1 Triangulasi teknik pengumpulan data
Gambar 3.2

Referensi

Dokumen terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Ilmu Pendidikan. © Fitriani Syawalina 2016 Universitas

di dominasi oleh pengunjung dengan jenis kelamin Perempuan dengan umur sekitar 27 sampai 31 tahun tahun dengan status sosial belum menikah atau tidak menikah, tingkat pendidikan

[r]

Performansi Supply Chain dengan Pendekatan Model SCOR dan Lean Six.. Sigma di

Bagian alat ini terdapat pipa alumunium sebagai media mesin yang akan dirambati panas pada bagian luar pipa dan bagian dalam pipa akan teraliri oleh air untuk

[r]

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan. © Langgeng Wening Puji Universitas