MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM SENI TARI
NUSANTARA DI KELAS VIII SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Seni Tari
Oleh:
SINTA HARNIHICA 1101695
DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI TARI
FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN
SINTA HARNIHICA, 2015
MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN WAWASAN SENI
TARI NUSANTARA DI KELAS VIII SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG
Oleh
Sinta Harnihica
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Tari
© Sinta Harnihica 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM SENI TARI
NUSANTARA DI KELAS VIII SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG
Oleh :
SINTA HARNIHICA 1101695
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Dr. Yuliawan Kasmahidayat, M.Si. NIP. 1965072419930210001
Pembimbing II,
Beben Barnas, M.Pd. NIP. 197112062001121001
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Seni Tari
SINTA HARNIHICA, 2015
Model Student Teams Achievement Division (Stad) Untuk Meningkatan Kemampuan Kognitif Dalam Seni Tari Nusantara Di Kelas Viii Smp Kartika Xix-2 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Abstrak
Penelitian ini berjudul “Model Student Teams Achievment Division (STAD)
Berbasis Aktivitas Untuk Meningkatkan Wawasan Seni Tari Nusantara Di Kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung”. Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangya wawasan siswa terhadap pembelajaran seni tari, terdapat beberapa kekurangan seperti lemahnya dalam mengetahui, memahami dan responsif siswa. Penelitian ini menggunakan 3 rumusan masalah yaitu (1) bagaimana kemampuan wawasan siswa dalam pembelajaran seni tari nusantara sebelum menggunakan model STAD (2) bagaimana proses pembelajaran siswa untuk meningkatkan wawasan seni tari nusantara dengan menggunkan Model STAD (3) bagaimana kemampuan wawasan siswa dalam pembelajaran seni tari nusantara setelah menggunkan model STAD. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai peningkatan wawasan melalui model STAD berbasis aktivitas dalam pembelajaran seni tari pada siswa kelas VIIIC di SMP Kartika XIX-2 Bandung. Manfaat penelitian mengetahui keamampuan siswa mengenai wawasan seni tari nusantara dalam aspek pengetahuan, pemahaman dan responsive siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen yaitu Pre-eksperimen
design. Hasil penelitian menunjukan penerapan model STAD dalam pembelajaran
seni tari nusantara berhasil, hal ini dapat dilihat dari hasil ttab<ttes yaitu 1.687<18. Saran penelitian ini ditunjukan kepada : (1) Departement Pendidikan Seni Tari diharapkan dapat dilakukan bagi peneliti selanjutnya dengan ruang lingkup dan aspek yang berbeda. (2) Guru diharapkan dapat menerapkan model STAD dalam proses pembelajaran seni tari akan lebih baik karena pelaksanaanya dengan menitik beratkan kepada siswa dan bekerja kelompok. Hal ini guru berfungsi sebagai pembimbing dan fasilitator.
Kata Kunci : Student Teams Achievment Division (STAD), Pre-Eksperimental
SINTA HARNIHICA, 2015
Model Student Teams Achievement Division (Stad) Untuk Meningkatan Kemampuan Kognitif Dalam Seni Tari Nusantara Di Kelas Viii Smp Kartika Xix-2 Bandung
Abstract
This research is entitled “Student Teams Achievement Division (STAD) Model
Activity Base to Develop the Knowledge of Nusantara Dance Art in 8th grade of
Kartika XIX-2 Junior High School Bandung. The background of this research is the lack of student’s insight of dance art. There are some weaknesses such as inadequacy of student in knowing, understanding and responding. The problems of this research are 1) How is the student’s insight ability in learning Nusantara dance art before using STAD model? 2) How is the learning process to increase of student’s insight in Nusantara dance art using STAD Model? 3) How student’s insight ability in learning nusantara dance art after using STAD Model. This research’s purpose is to get the data about the increase of student’s insight through the STAD model activity base of dance art learning in students of class 8 C in Kartika XIX-2 Junior High School Bandung. This research benefit is to know the students ability about insight of nusantara dance art in aspect of knowledge, understanding, and responsive. The researcher used experiment method which is pre-experiment design. The result of this research shows the application of STAD model in learning process of nusantara dance art is success. It can be seen from the result ttab<ttes is 1.687<18. The suggestion of this research is addressed to: 1) Dance Art Education Department, hoping this research can be developed to different scope and aspect. 2) Teachers are expected to use STAD model in dance art learning process, this would be better because it focuses on students and team work. In this case, teacher acts as a guide and a facilitator.
vii
B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ... 6
1. Identifikasi Masalah ... 6
E.Struktur Organisasi Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
1. Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Pertama ... 11
3. Pembelajaran Seni Tari Nusantara ... 16
4. Model Student Teams Achievement Division (STAD) ... 19
5. Implementasi Model Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Pembelajaran Seni Tari ... 27
6. Evaluasi Komponen Wawasan Seni Tari Nusantara ... 29
BAB III METODE PENELITIAN ... 33
A. Metode Penelitian... 33
B. Lokasi, Populasi dan Sampel ... 35
C. Definisi Operasional... 36
D. Instrument Penelitian ... 38
E. Teknik Pengumpulan Data ... 39
F. Prosedur Penelitian... 40
1. Persiapan Penelitian ... 40
2. Pelaksanaan Penelitian ... 41
G. Teknis Analisis Data ... 44
H. Hipotesis Penelitian ... 45
I. Asumsi Penelitian ... 46
J. Variabel Penelitian ... 46
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43
A. Karakteristik Siswa Kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung Sebelum diterapkan Model Student Teams Achievement Division (STAD) dalam Pembelajaran Seni Tari ... 48
B. Indentifikasi Masalah Wawasan Siswa kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung Pada Pembelajaran Seni Tari Nusantara ... 49
C. Data Nilai Hasil Pre-test Pembelajaran Seni Tari Nusantara Sebelum Menggunakan Model STAD ... 49
D. Data Hasil Proses Pembelajaran Seni Tari Nusantara (Treatment Menggunakan Model STAD) ... 77
E. Data Nilai Hasil Post-test Pembelajaran Seni tari Nusantara Setelah Menggunkan Model STAD ... 79
ix
SINTA HARNIHICA, 2015
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 112
A. Kesimpulan ... 112
B. Rekomendasi ... 113
DAFTAR PUSTAKA... 115
LAMPIRAN...
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Implementasi Pembelajaran Seni Tari Nusantara melalui Model
STAD ... 28
Tabel 2.2 Komponen penilaian pembelajaran seni tari nusantara ... 31
Tabel 3.1 Tabel penolong Uji-t ... 44
Tabel 4.1 Komponen penilaian pembelajaran seni tari untuk meningkatakan
wawasan siswa di kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung ... 50
Tabel 4.2 Data nilai hasil Pre-test pembelajaran seni tari nusantara (sebelum
menggunakan model STAD) terhadap pengetahua ragam tari nusantara ... 52
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi penilaian pengetahuan pembelajaran seni tari
nusantara (sebelum diterapkan model STAD) ... 55
Tabel 4.4 Data nilai hasil Pre-test pembelajaran seni tari nusantara (sebelum
menggunkan model STAD) terhadap pemahaman ragam tari nusantara ... 57
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi penilaian pemahaman pembelajaran seni tari
nusantara (sebelum diterapkan model STAD) ... 60
Tabel 4.6 Data nilai hasil Pre-test pembelajaran seni tari nusantara (sebelum
menggunakan menggunakan model STAD) terhadap responsif siswa ... 62
Tabel 4.7 Distribusi frekuensi penilaian responsif siswa dalam pembelajaran
seni tari nusantara (sebelum diterapkan model STAD) ... 65
Tabel 4.8 Data nilai hasil Pre-test mengenai wawasan pembelajaran seni tari
nusantara (sebelum diterapkan model STAD) ... 67
Tabel 4.9 Distribusi frekuensi penilaian Pre-test wawasan seni tari nusantara
(sebelum diterapkan model STAD) ... 70
Tabel 4.10 Data jawaban siswa untuk uji realibilitas soal Pre-test... 72
Tabel 4.11 Tabel Perhitungan Uji Reabilitas Soal Pre-test ... 74
Tabel 4.12 data nilai hasil Post-test pembelajaran seni tari nusantara (setelah
menggunakan model STAD) terhadap pengetahuan ragam tari nusantara ... 80
Tabel 4.13 Distribusi frekuensi penilaian pengetahuan pembelajaran seni tari
xi
SINTA HARNIHICA, 2015
Tabel 4.14 Data nilai hasil Post-test pembelajaran seni tari nusantara (Setelah
menggunakan model STAD) terhadap pemahaman ragam tari nusantara ... 85
Tabel 4.15 Distribusi frekuensi penilaian pemahaman pembelajaran seni tari nusantara (Setelah diterapkan model STAD) ... 88
Tabel 4.16 Data nilai hasil Post-test pembelajaran seni tari nusantara (setelah menggunakan model STAD) terhadap responsif siswa ... 90
Tabel 4.17 Distribusi frekuensi penilaian responsif siswa dalam pembelajaran seni tari nusantara (setelah menggunakan model STAD) ... 93
Tabel 4.18 Data nilai hasil Post-test pembelajaran seni tari nusantara (setelah menggunakan model STAD) ... 95
Tabel 4.19 Distribusi frekuensi penilaian Post-test pembelajaran seni tari nusantara (setelah diterapkan model STAD) ... 98
Tabel 4.20 Data jawaban siswa untuk uji reabilitas soal Post-test ... 100
Tabel 4.21 Perhitungan Uji reabilitas soal Post-test ... 102
Tabel 4.22 Analisis data Pre-test dan Post-test dengan uji t... 105
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Diagram batang komponen pengetahuan siswa (sebelum
menggunakan model STAD) ... 56
Grafik 4.2 Diagram lingkaran prosentase komponen pengetahuan siswa
(sebelum menggunakan model STAD) ... 57
Grafik 4.3 Digram batang komponen pemahaman siswa (sebelum
menggunakan model STAD) ... 61
Grafik 4.4 Digram lingkaran prosentase komponen pemahaman siswa (sebelum
menggunakan model STAD) ... 62
Grafik 4.5 Diagram batang komponen responsif siswa (sebelum menggunkan
model STAD) ... 66
Grafik 4.6 Diagram lingkaran prosentase komponen responsisf siswa (sebelum
menggunkan model STAD) ... 67
Grafik 4.7 Diagram batang hasil Pre-test wawasan seni tari nusantara ... 71
Grafik 4.8 Diagram lingkaran prosentase hasil Pre-test wawasan seni tari
nusantara ... 72
Grafik 4.9 Diagram batang komponen pengetahuan siswa (Setelah
menggunakan model STAD) ... 83
Grafik 4.10 Diagram lingkaran prosentase komponen pengetahuan (setelah
menggunkan model STAD) ... 84
Grafik 4.11 Diagram batang komponen pemahaman siswa (setelah
menggunkan model STAD) ... 88
Grafik 4.12 Diagram lingkaran prosesntase komponen pemahaman siswa
(setelah menggunakan model STAD) ... 89
Grafik 4.13 Diagram batang komponen responsif siswa (setelah menggunakan
model STAD) ... 93
Grafik 4.14 Diagram lingkaran prosentase komponen responsif siswa (setelah
menggunakan model STAD) ... 94
xiii
SINTA HARNIHICA, 2015
Grafik 4.16 Grafik diagram lingkaran prosentase hasil Post-test wawasan seni
tari nusantara ... 100
Grafik 4.17 Grafik diagram prosentase hasil Pre-test ... 107
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1 Desain penelitian ... 34
Bagan 3.1 Tahapan pembelajaran model STAD ... 35
1
SINTA HARNIHICA, 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Suatu sistem pendidikan dikatakan bermutu, jika pembelajaran bermakna dan
didukung sumber belajar yang memadai, juga efektivitas pembelajaran
tergambarkan pada hasil belajar siswa yang memadai. Belajar adalah sebuah
proses perubahan di dalam kepribadian manusia. Perubahan tersebut tampak
dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan
kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir
dan beragam kemampuan lainnya.
Dalam suatu proses pembelajaran terjadi proses interaksi antara siswa dengan
pengajar dan sumber belajar dalam suatu lingkungan. Hal terpenting dalam sebuah
pembelajaran yang diperoleh seorang siswa-siswi, adalah materi atau teori yang
disampaikan oleh pendidik. Selanjutnya adalah bagaimana seorang pendidik dapat
menyampaikan materi tersebut agar dengan baik terhadap siswa, serta siswa dapat
mengolah materi tersebut untuk menghasilkan suatu wawasan yang dapat diukur
dengan nilai. Suatu proses penerimaan pembelajaran di dalamnya terdapat
aktivitas pembelajaran yaitu keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran.
Menurut Diedrich (dalam Sardiman, 2010, hlm. 101) menggolongkan aktivitas
siswa dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut:
1. Visual Activities, yang termasuk di dalamnya, membaca, memperhatikan
gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain
2. Oral Activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengemukakan pendapat, mengadakan interview, diskusi dan
interupsi.
3. Listening Activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, musik
pidato.
4. Writing Activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket,
menyalin.
5. Drawing Activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram,
2
6. Motor Activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi,
model,mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang.
7. Mental Activities, seperti menanggap, menginat, memecahkan soal,
menganalisis, melihat hubungan,mengambil keputusan.
8. Emotional Activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,
berani, tenang, gugup.
Seni sebagai pendidikan merupakan hal yang perlu dipahami, karena seni
tidak lepas dari muatan edukatif (pendidikan). Pendidikan seni budaya berguna
dalam mengembangkan pemahaman bahwa seni saling berakaitan dengan mata
pelajarannya seperti sejarah, sosial, budaya, lingkungan dan sebagainya. Muatan
seni budaya keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam peraturan
pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan tidak hanya terdapat dalam suatu mata pelajaran karena budaya itu
sendiri meluputi segala aspek kehidupan.
Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan memiliki sifat multilingual,
multidimensional, dan multikultural. Multilingual bermakna pengembangan
kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media
seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai
perpaduannya. Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi
meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi,
dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika,
kinestetika, dan etika. Sifat multikultural mengandung makna pendidikan seni
menumbuh kembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam
budaya Nusantara dan Mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan
sikap demokratis yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab, serta
toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.
Pembelajaran seni budaya khususnya mata pelajaran seni tari di setiap
sekolah, tidak sedikit guru hanya mementingkan suatu hasil dalam sebuah
keterampilan yang kreatif. Guru mengesampingkan sebuah materi atau isi tentang
teori dalam berwawasan seni, guru beranggapan bahwa hal tersebut akan didapat
seiring mereka membuat suatu keterampilan dalam bentuk tari. Minimnya
siswa-3
SINTA HARNIHICA, 2015
siswi sekolah menengah pertama, yang notabane mereka pandai dalam menari
atau dalam menirukan sebuah tarian yang sudah ada. Mereka hanya belajar menari
dengan meniru tarian yang sudah ada melalui video atapun lainnya, namun tidak
mendapatkan isi dari tarian tersebut.
Berdasarkan fakta di lapangan, yang menjadi masalah dalam hal pembelajaran
adalah minimnya wawasan siswa-siswi mengenai teori pembelajaran tari
nusantara di dalam kelas seperti, lemahnya siswa dalam mengetahui ragam tari
nusanatara, lemahnya siswa dalam mengidentifikasi salah satu tari nusantara,
lemahnya siswa dalam membedakan suatu tarian dengan tari daerah lain,
lemahnya siswa dalam bertanya ataupun menjawab, lemahnya siswa dalam belajar
kelompok.
Hal tersebut juga didasari karena ketidak tepatan guru dalam memilih dan
menggunakan model pembelajaran dan kondisi yang jenuh dalam proses
pembelajaran (tidak ada aktivitas dalam pembelajaran di kelas). Kegiatan belajar
berlangsung invidual tidak adanya interaksi sosial yang saling bertukaran
informasi.
Berdasarkan observasi di lapangan ditemui masalah-masalah mengenai proses
kegiatan belajar mata pelajaran seni budaya dalam kelas khususnya mata pelajaran
seni tari. Dalam penyampaian mata pelajaran seni musik dan rupa tersampaikan
dengan baik sehingga siswa memperoleh informasi dengan jelas, lain halnya
dengan mata pelajaran seni tari guru menggunakan metode ceramah, dimana
siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru
dan sedikit peluang bagi siswa untuk berinteraksi. Dengan demikian, suasana
pembelajaran cenderung menjadi pasif dan tidak adanya aktivitas siswa yang
berdampak pada kemampuan siswa dalam peningkatan berwawasan. Peneliti
mengambil penelitian di sekolah tersebut, karena peneliti ingin memperbaiki
pembelajaran seni budaya khususnya seni tari agar siswa lebih mengetahui
tentang seni tari, memahami dan, membuat siswa lebih mengenal lagi tentang
sejarah dan jenis tarian dengan proses berfikir siswa-siswi.
Dalam suatu kegiatan pembelajaran, penyampaian materi paling utama karena
merupakan isi atau informasi terpenting dari pelajaran. Pemilihan suatu model
4
kemampuan siswa dalam belajar. Ketepatan dalam memilih metode dan model
pembelajaran adalah salah satu kunci keberhasilan seorang pendidik dalam
penyampaian informasi, oleh karenanya dalam pasal 2 Undang-undang Republik
Indonesia No. 22 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanal dan pasal 32
UUD 1945. Atas dasar itu, bahwa pemilihan strategi dan pembelajaran
hendaknya didasarkan kepada kesesuaiannya dengan hal sebagai berikut :
1. Tujuan pembelajaran atau tujuan pendidikan yang ingin dicapai.
2. Peran guru dan siswa yang diharapkan dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
3. Kakteristik mata pelajaran atau bidang studi.
4. Kondisi lingkungan belajar, yaitu keadaan lingkungan serta sarana dan
waktu pembelajaran tersedia.
Oleh karenanya, peneliti ingin mengaplikasikan pembelajaran melalui model
Student Teams Achievement Division (STAD) yang digunakan dalam kegiatan
proses belajar mengajar dalam kelas. Melalui model pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) berbasis aktivitas, siswa diharapakan dapat
meningkatkan wawasan seni tari nusantara dan lebih aktif, berpartisipasi dalam
belajar. Model Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan rumpun
dari model cooperative learning.
Menurut Slavin (2006) (dalam Wina Sanjaya, 2006, hlm. 242) mengemukakan tentang pembelajaran kelompok (cooperative learning) dengan dua alasan:
“Pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran cooperative dapat meningkatkan kemampuan hubungan social, menumbuhkan sikap, menerima kekurangan diri dari orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran cooperative dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam berfikir, memecahkan masalah dan mengeintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.”
Peningkatan berwawasan siswa yang berbasis aktivitas melalui model STAD
yaitu meningkatakan jumlah siswa dalam pengetahuan dan pemahaman juga yang
terlihat aktif belajar, meningkatnya jumlah siswa yang bertanya dan menjawab,
meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas materi pelajaran,
yang berdampak pada peningkatan kemampuan kognitif seni tari nusantara.
Model Student Teams Achievement Divison (STAD) dikembangkan oleh
5
SINTA HARNIHICA, 2015
model ini merupakan pareasi pembelajaran kooperatf, Salvin memaparkan (dalam
Rusman, 2013, hlm. 214) bahwa:
“gagasan utama dibelakang stad adalah pemacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan
yang diajarkan guru”
Model Students Teams Achievement Division (STAD) merupakan suatu model
yang mengembangkan kemampuan yang berorientasi pada aktivitas siswa seperti
kemampuan memahami materi, kemampuan untuk bekerja sama dan saling
menolong dalam tim, dan kemampuan bertanya jawab. Komponen dalam model
pembelajaran STAD presentasi kelas, kelompok, kuis, skor kemajuan
perseorangan dan penilaian kelompok.
Pada proses pembelajarannya belajar kooperatif tipe STAD melalui enam fase
atau tahapan sebagai berikut.
1. Tahap memotivasi dan penyampaian tujuan.
2. Tahap menyajikan materi.
3. Tahap mengorganisasikan siswa kedalam kelompok.
4. Tahap membimbing kelompok bekerja dan belajar.
5. Evaluasi
6. Tahap pemberian penghargaan
Dalam proses kegitan belajar dengan model pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) untuk lebih melengkapi dalam proses kegiatan
belajar mengajar peneliti menggunakan sebuah media audio visual, karena media
ini dapat merangsang kemampuan siswa untuk berfikir dan lebih aktif dalam
kelas. Kelebihan menggunakan media dengan audio visual selain menampilkan
gambar dan suara, media ini banyak digunakan karena keberhasilan dalam
menarik perhatian siswa untuk lebih berfikir kreatif dan aktif.
Berdasarkan uraian di atas peneliti melakukan penelitian tentang pembelajaran
seni tari dengan judul “MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATAN WAWASAN SENI TARI
6
B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Merujuk dari ulasan latar belakang di atas, oleh karenanya peneliti dapat
mengidentifakasi masalah sebagai berikut :
1. Siswa yang kurang mengetahui seni tari mengenai ragam tari
nusanatara.
2. Siswa yang kurang memahami seni tari mengenai identifikasi suatu
karya tari.
3. Siswa yang kurang memahami dalam membedakan karya tari dengan
karya tari lainnya yang ada di nusantara.
4. Kegiatan pembelajaran secara individual.
5. Konsdisi kegiatan belajar mengajar yang kurang kondusif, tidak
adanya kegiatan tanya jawab.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka
permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana wawasan siswa kelas VIII dalam pembelajaran seni tari
nusantara sebelum menggunakan model Student Teams Achievement
Division (STAD) yang berbasis aktivitas di SMP Kartika XIX-2
Bandung ?
2. Bagaimana proses pembelajaran siswa kelas VIII dalam meningkatkat
wawasan seni tari nusantara menggunakan model Student Teams
Achievement Division (STAD) yang berbasis aktivitas di SMP Kartika
XIX-2 Bandung ?
3. Bagaimana kemampuan siswa kelas VIII dalam wawasan seni tari
nusantara setelah menggunakan model Student Teams Achievement
Division (STAD) berbasis aktivitas di SMP Kartika XIX-2 Bandung C. Tujuan Penelitian
Dalam suatu penelitian tentunya mempunyai beberapa tujuan yang hendak
7
SINTA HARNIHICA, 2015
1. Tujuan Umum Penelitian
Model Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah
satu rumpun dari model kooperatif, teori-teori pembelajaran STAD atas dasar
kelompok belajar siswa, gagasan utama dari pembelajaran model Student
Teams Achievement Division (STAD) adalah mempercepat pemahaman siswa,
memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk
menguasai keterampilan yang diajarkan. Tujuan dari penelitian ini yaitu
tercapainya peningkatan dalam pembelajaran seni tari mengenai aspek
kognitif seni tari nusantara dengan aspek penilaian pengetahuan, pemahaman
dan responsif siswa.
2. Tujuan Khusus Penelitian
a. Untuk mengetahui dan memperoleh data mengenai kemampuan siswa
kelas VIII dalam wawasan seni tari nusantara sebelum menggunakan
model Student Team Achievement Division (STAD) berbasis aktivitas
terhadap siswa-siswi SMP Kartika XIX-2 Bandung.
b. Untuk mengetahui dan memperoleh data mengenai proses
pembelajaran siswa kelas VIII untuk meningkatkan wawasan seni tari
nusantara dengan menggunakan model Student Teams Achievement
Division (STAD) di SMP Kartika XIX-2 Bandung.
c. Untuk mengetahui dan memperoleh data mengenai kemampuan siswa
kelas VIII untuk meningkatkan wawasan seni tari nusantara setelah
menggunakan model Student Teams Achievement Division (STAD)
berbasis aktivitas terhadap siswa-siswi SMP Kartika XIX-2 Bandung.
D. Manfaat Penelitian
Kegunaan penelitian ini merupakan hasil yang ingin dicapai oleh peneliti
dalam melakukan penelitian ini. Merujuk dari latar belakang dan tujuan peneliti
adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoretis
Berdasarkan study literature model pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) dikembangkan atas dasar teori belajar dimana
terdapat komponen penyajian materi, pembelajaran kelompok, tes dan kuis,
8
berpengaruh dalam peningkatan kemampuan berwawasan siswa khususnya
dalam aspek pembelajaran seni tari nusantara. Manfaat teroretis dari penelitian
ini adalah untuk meningkatkan kemampuan belajar mengenai pengetahuan
dalam seni tari nusantara dan ragam tari nusantara, pemahaman dalam
mengidentifikasi dan membedakan suatu karya seni tari nusantara dan
respontif siswa dalam menjawab, bertanya dan belajar secara berkelompok
melalui model Student Teams Achievement Division (STAD).
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan berguna untuk lembaga ataupun individu yang
menaruh perhatian pada pembelajaran seni budaya khususnya seni tari, di
antaranya :
a. Bagi sekolah, dalam meningkatkan wawasan seni tari nusantara siswa
dalam pembelajaran seni tari dapat digunakan sebuah model
pembelajaran yang disesuaikan tujuan dalam proses kegiatan belajar
mengajar khususnya dalam pembelajaran seni tari.
b. Bagi pendidik, untuk meningkatkan wawasan seni tari dengan
pemilihan model secara tepat dan sesuai. Melalui model pembelajaran
yang dipilih seperti Student Teams Achievement Division (STAD)
memberikan inovasi pembelajaran dalam kelas.
c. Bagi peserta didik, dalam proses pembelajaran seni tari di kelas
memberikan susana atau gaya belajar yang passif, melalui model
Student Teams Achievement Division (STAD) berbasis aktivitas
meningkatkan wawasan seni tari nusantara siswa dalam mata pelajaran
seni budaya khususnya mata pelajaran seni tari khususnya dalam aspek
pengetahuan, pemahaman dan responsif anak dalam belajar.
d. Bagi peneliti, dalam penelitian pembelajara seni tari ini menambah
wawasan serta memberikan pengalaman secara langsung mengenai
penelitian yang lakukan yaitu penerapan model pembelajaran Student
Teams Achievement Division (STAD) berbasis aktivitas dengan tujuan
mengetahui kognitif dan afektif siswa dengan model pembelajaran
9
SINTA HARNIHICA, 2015
E. Struktur Organisasi Penelitian
Dalam penelitian skripsi ini terdapat struktur organisasi yang terdiri dari 5
bab, berikut ulasan mengenai struktur organisasi :
BAB 1 Pendahuluan yang terdiri dari Latar belakang masalah yang mengulas
permasalahan yang akan diteliti dengan diperkuat oleh teori-teori para ahli.
Rumusan masalah yang memperjelas dari permasalahan yang ada pada latar
belakang yang dutulis berupa pertanyaan. Tujuan penelitian yang mengulas isi
tujuan dari penelitian skripsi peneliti. Manfaat penelitian yang berisi tentang
manfaat dari penelitian. Struktur organisasi skripsi yang memperjelas
bagian-bagian dari isi skripsi.
BAB II Kajian Pustaka yang berisi tentang teori-teori para ahli yang
memperkuat penelitian penelitian yang akan dibahas. Penelitian terdahulu yang
membandingan isi penelitian dengan penelitian sebelumnya.
BAB III Metode Penelitian yang berisi Desain penelitian yaitu rancangan
penelitian yang tersusun, yang mengulas mengenai penggunaan metode dan
pendekatan yang digunakan. Lokasi, Populasi, dan sampel mengulas tempat
dimana penelitian yang akan dilaksanakan, jumlah dari sampel penelitian, dan
sampel penelitian. Instrument Penelitian yang mengulas penggunaan alat yang
digunakan dalam penelitian. Prosedur penelitian yang mengulas secara terperinci
mengenai struktur penelitian, variable, hipotesis penelitian. Analisis data yang
mengulas mengenai pengelompokan data berdasarkan variable yang diteliti.
BAB IV Pengolahan data yang mengulas hasil peneletian dengan cara
penghitungan dengan menggunakan rumus statistik atau SPSS.
BAB V yaitu Kesimpulan dan Saran yang berisikan mengenai penarikan
kesimpulan setealah dilakukannya pengolahan pada bab IV yang kemudian
memberikan saran yang berisi kekurangan yang berupa saran bagi para peneliti
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen. Metode penelitian eksperimen adalah metode yang beciri khas kan
adanya perlakuan atau treatment, menurut Sugiyono (dalam Sugiyono, 2014, hlm.
72) bahwa metode penelitian yaitu :
“Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan”
Seperti yang dipaparkan oleh salah satu ahli bahwa metode penelitian
eksperimen sangat cocok digunakan dalam penelitian yang dilakukan dengan
adanya perlakuan atau treatment, untuk mencari seberapa besar pengaruh sesuatu
terhadap apa yang ingin diteliti.
Metode eksperimen dipilih oleh peneliti karena dianggap cocok dan sesuai
dengan penelitian yang peneliti lakukan dalam proses pemebelajaran untuk
mengetahui kemampuan wawasan siswa dalam pembelajaran seni tari nusantara
apakah ada pengaruh atau tidaknya dengan model pembelajaran yang peneliti
pilih. Dalam penelitian peneliti menggunakan Pre-Experimental Design dalam
bentuk One-Group Pretest-Posttes Design, seperti yang diungkapkan oleh
Sugiyono (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 74)
“Pada desain ini terdapat pretest, sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan”
Dengan demikian peneliti menggunakan One-Group Pretes-Posttes design
untuk mengetahui adanya pengaruh atau tidak dalam penelitian dengan adanya
34
SINTA HARNIHICA, 2015
Bagan 3.1
Desain Penelitian One-Group Pretes-Posttes
O1 = nilai pre-tes (sebelum diberi perlakuan)
X = Perlakuan/Treatment
O2 = nilai post-tes (setelah diberi perlakuan)
Pengaruh Model Student Teams Achievement Division (STAD) berbasis
aktivitas terhadap peningkatan wawasan seni tari nusantara = (O1– O2).
Pada pre-tes ini siswa melakukan pembelajaran sebelum menggunakan model
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) berbasis aktivitas,
sedangkan post-test siswa melakukan pembelajaran setelah penerapan model
pembelajaran student teams achievement division (STAD) berbasis aktivita.
Treatment yang diterapakan pada sampel dalam penelitian ini adalah one shoot desain artinya treatment yang digunakan kepada sampel penelitian hanya
dilakukan untuk setiap langkah-langkah pembelajaran, sesuai dengan model
pembelajaran yaitu Student Teams Achievement Division (STAD) berbasis
aktivitas yang memiliki lima oleh karenanya terjadi lima kali treatment yang
dilakukan dalam pnelitian. Berikut syntax dalam model Student Teams
Achievement Division (STAD) :
35
Bagan. 3.2
Tahapan Pembelajaran Model Student Teams Achievement Divisison (STAD)
B. Lokasi, Populasi, dan Sampel
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelelitian ini dilakukan di SMP Kartika XIX-2 Bandung.
Pengambilan lokasi ini berdasarkan pertimbangan di sekolah terdapat mata
pelajaran seni tari namun materi yang disampaikan belum tuntas. Oleh
karenanya peneliti ingin materi seni tari di SMP Kartika Siliwangi XIX-2
Bandung tersampaikan dengan baik melalui Model Student Teams
Achievement Division (STAD) berbasis aktivitas.
2. Populasi
Penelitian ini mengambil populasi siswa kelas VIII di SMP Kartika XIX-2
Bandung, jumlah keseluruhan kelas VIII adalah 4 kelas (VIII A-VIII D).
Kelas VIII A terdapat 41 siswa, kelas VIII B terdapat 41 siswa, kelas VIII
36
SINTA HARNIHICA, 2015
populasi siswa kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung adalah 160 siswa.
Pengambilan siswa kelas VIII ini sesuai dengan model Student Teams
Achievement Division (STAD) dan sesuai dengan materi yang diajarkan di
sekolah tersebut.
3. Sampel
Sampel merupakan bagian dari karakteristik populasi. Pengambilan
sampel ini diambil berdasarkan subjek purposive sampling (tujuan
tertentu), sampel yang digunakan adalah siswa kelas VIIIC yang
berjumlah 38 siswa (19 siswi perempuan, dan 19 siswa laki-laki).
Pengambian sampel kelas VIIIC dianggap sesuai karena dilihat dari
keaktifan siswa dalam menerima materi seni tari di kelas, selain itu
peneliti ingin meningkatkan kemampuan siswa dalam berwawasan seni
khususnya seni tari melalui model Student Teams Achievement Division
(STAD).
C. Definisi Operasiaonal
Definisi Operasional merupakan suatu uraian mengenai suatu varibel dalam
penelitian yang mempunyai batasan sehingga memperoleh gambaran mengenai
kategori dari variable penelitian.
Oleh karenanya definisi operasional dari penelitian yang berjudul “Model
Student Teams Achievment Division (STAD) Untuk Meningkatan Kemampuan
Kognitif Dalam Seni Tari Nusantara di Kelas VIII SMP Kartika Siliwangi XIX-2
Bandung” sebagai berikut:
Model Pembelajaran STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning
yang menekankan pada aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling
memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna
mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan STAD mengajukan
informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi
Verbal atau teks.
STAD (Student Teams Achievement Division) dikembangkan oleh Robert E.
Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin. STAD merupakan salah
satu pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model yang
37
kooperatif. Komponen utama STAD adalah presentasi kelas, kerja kelompok,
kuis, skor perkembangan individual, dan penghargaan kelompok, dan memiliki
enam tahapan atau fase pembelajaran.
Tujuan model Student Teams Achievement Division (STAD) adalah
mengembangkan kemampuan yang berorientasi pada aktivitas siswa seperti
kemapuan mengetahui dan memahami materi, kemampuan untuk bekerja sama
dan saling menolong dalam tim, dan kemampuan bertanya jawab.
Pembelajaran seni tari adalah salah satu mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan dalam bentuk rupa, musik dan teater. Dalam proses pembelajaran
seni tari guru tidak hanya mengajarkan dari segi psikomotorik saja namun
pembelajaran tentang nilai, sikap dan prilaku juga diberikan. Oleh karena itu
pemilihan model pengajaran harus ditentukan, dalam hal ini guru dapat
menggunakan model student teams achievement disvision (STAD).
Siswa adalah objek sutau proses kegiatan belajar mengajar didalam kelas,
tanpa adanya siswa tidak akan terjadi proses kegiatan belajar mengajar. Karena
proses kegiatan belajar mengajar perlu adanya respon atau umpan balik dari suatu
kegiatan pembelajaran. Faktor lingkungan sekolah adalah salah satu faktor
perkembangan remaja yang terjadi dalam lingkungan sekolah, pada masa remaja
tentunya mengalami perkembangan dari berbagai aspek dimulai dari aspek fisik,
kognitif, identitas diri (self-identity), emosi, kepribadian, dan kesadaran beragama.
Dilihat dari aspek kognitif, menurut Piaget masa ini berada pada tahap operasi
konkret, yang ditandai dengan kemampuan mengklasifikasikan
(mengelompokan), menyusun atau mengorganisasikan, dan memecahkan masalah
yang sederhana. Menurut piaget anak mengonstruk pengetahuan melalui upaya
mentrsnformasi, mengorganisasi dan mereorganisasi pengetahuan yang
sebelumnya. Sementara menurut Vigotksy, anak dan remaja mengonstruk
pengetahuan melalui interaksi sosial.
Siswa sekolah menengah pertama memiliki usia yang merupakan masa
peralihan dari usia anak ke usia yang remaja. Perilaku yang disebabkan oleh mas
peralihan ini membuat siswa menjadi labil dalam pengendalian emosi. Keingin
tahuan pada hal baru membuat perilaku baru muncul dalam karakter siswa
38
SINTA HARNIHICA, 2015
Berdasarkan pemaparan di atas definisi operasional dari penelitian yang
berjudul model Student Teams Achivement Divivison (STAD) dalam pembelajaran
seni tari penting digunakan untuk meningkatkan strategi pembelajaran bagi
pendidik dalam kegiatan belajar mengajar di kelas untuk membuat siswa lebih
aktif dan menaruh perhatian terhadap apa yang pendidik ajarkan yang berdampak
pada peningkatan wawasan. Model Student Teams Achievment Division (STAD)
berbasis aktivitas juga berguna untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
wawasan seni tari nusantara.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan data
sehubungan dengan permasalahan itu sendiri. Intrumen penelitian adalah pedoman
tertulis mengenai informasi yang diperoleh dari responden. Instrumen penelitian
digunakan sesuai dengan teksnik pengumpulan data.
1. Pedoman wawancara, adalah instrument wawancara. Pengguanaan
instrument wawancara ini ditujukan kepada responden (pendidik) untuk
mendapatkan suatu informasi mengenai kegiatan belajar mengajar. Dalam
kegiatan wawancara ini pertanyaan yang diajukan tidak terstruktur sehingga
peneliti tidak membuat sebuah rentetan daftar pertanyaan, peneliti hanya
menanyakan seputar kegiatan belajar mengajar sebelum mengguanakan
model pembentukan konsep, sehingga responden (pendidik) dapat
menjawab sebebas mungkin.
2. Pedoman dokumentasi, adalah salah satu instrument yang digunakan
peneliti untuk mendokumentasikan kegiatan belajar berupa foto dan data
seperti catatan-catatan atau tugas mengenai pengetahuan dan pemahaman
seni tari nusantara. Catatan-catatan seperti identifikasi seni tari Nusantara,
dan ragam tari nusantara. Tugas mengenai membedakan tari nusantara
melalui penugasan yang ditayangkan sesuai dengan kempuan siswa dengan
membentuk kelompok belajar dan tugas tersebut berupa laporan dalam
bentuk tulisan.
3. Soal tes, adalah salah satu alat pengukuran kemampuan siswa dalam
menerima suatu informasi. Soal tes yang dibuat oleh peneliti adalah tertulis.
39
dalam bentuk essay berisikan 2 soal pengetahuan dan 2 soal esay tes
pemahaman. Dalam bentuk lisan yaitu pendidik memberikan sebuah
pertanyaan sebagai umpan untuk dapat dijawab dan memebentuk kelompok
terdri dari 6 kelompok yang berisi 6-7 orang dengan jumlah 38 siswa dalam
kelas untuk mengetahui kegiatan diskusi kelompok.
4. Pedoman Observasi, pedoman penelitian ini dibagi menjadi dua tahapan
yaitu pra penelitian (Pre-Test) dan pelaksanaan penelitian sedangkan pasca
penelitian dilakukan dengan post-test. Pedoman observasi dilakukan
dilapangan untuk mengetahui aspek pengetahun, pemahaman, dan responsif
siswa. Pedoman Observasi terlampir pada bagian lampiran.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berhubungan dengan variabel
penelitian yaitu kemampuan siswa dalam berwawasan seni tari nusantara.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, tes, dan
metode dokumentasi. Namun penggunanaan metode dalam pengumpulan data
disesuaikan dengan penelitian, dalam penelitian ini peneliti menggunakan empat
metode yaitu metode observasi, wawancara, dokumentasi dan tes.
1. Metode observasi, bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai
kedaan yang dirasakan, yang dilihat, yang didengar lalu dituliskan secara
objektif. Dalam teknik ini peneliti berpusat kepada penelitian tentang,
proses kegitan belajar mengajar, keadaan siswa, metode pengajaran.
2. Metode wawancara, bertujuan untuk mendapatkan informasi melalui
percakapan langsung dengan responden (guru bidang studi seni budaya)
dengan menanyakan langsung mengenai keadaan belajar mengajar di SMP
Kartika XIX-2 Bandung, melalui wawancara ini diharapkan mendapatkan
gambaran mengenai kegiatan belajar.
3. Metode dokumentasi, bertujuan untuk mendapatkan foto dan data berupa
catatan-catatan menganai peristiwa atau kegiatan penelitian. Dokumentasi
yang dimaksud adalah berupa tugas-tugas dan hasil tes siswa.
4. Tes, bertujuan untuk memperoleh data mengenai kemampuan berwawasan
40
SINTA HARNIHICA, 2015
pemahaman, dan responsif siswa. Tes ini dilakukan dengan pre-test dan
post-test.
F. Prosedur Penelitian
Penelitian atau riset berasal dari bahasa inggris research yang artinya adalah
riser atau proses pengumpulan informasi dengan tujuan meningkatkan,
memodifikasi atau mengembangkan sebuah penyelidikan atau kelompok
penyelidikan. Pada dasarnya riset atau penelitian adalah setiap proses yang
menghasilkan ilmu pengetahuan. Adapun pengertian dan langakah dalam
penelitian. Penelitian adalah suatu proses untuk mencapai (secara sistematis dan
didukung oleh data) jawaban terhadap suatu pertanyaan, penyelesaian terhadap
permasalahan, atau pemahaman yang dalam terhadap suatu fenomena. Sedangkan
penelitiaan merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan,
mengembangkan, dan menguji teori.
Dalam kaitannya dengan upaya pengembangan pengetahuan, Welberg (1986)
mengemukakan lima langkah pengembangan pengetahuan melalui penelitian,
yaitu: mengidentifikasi masalah penelitian, melakukan studi empiris, melakukan
replikasi atau pengulangan, menyatukan (sintesis) dan mereviu, dan menggunakan
dan mengevaluasi (McMillan dan Schumacher, 2001, hlm. 6 ).
Kesimpulan yang diungkapkan oleh beberapa ahli bahwa dalam sebuah
penelitian terdapat langkah-langkah atau prosedur dalam penelitian, berdasarkan
rancangan yang telah dibuat, di bawah ini merupakan uraian mengenai tabel di
atas.
1. Pesiapan Penelitian
Dalam persiapan penelitian menggunakan metode eksperimen, peneliti
menyusun rencana untuk kelancaran dalam penelitian, memudahkan dalam
memecahkan masalah, dan memudahkan dalam langkah mencapai tujuan
penelitian. Langkah-langkah persiapan ini berisi mengenai rencana sistematis
sebelum peneliti terjun ke lapanagn. Adapun langkah persiapan yang
41
a. Mengidentifikasi masalah
Penelitian melakukan pemilihan permaslahan untuk diteliti, kemudian
merumuskan masalah dan mengidentifikasi permasalahan menjadi
beberapa pertanyaan secara garis besar. Masalah yang menarik bagi
peneliti adalah menegenai perkembangan kemampuan berwawasan siswa
dan apresiasi terhadap mata pelajaran seni tari dengan mengguankan
model Student Teams Achivement Division (STAD) berbasis aktivitas.
b. Orientasi
Dalam kegiatan ini peneliti melakukan studi literatur dari beberapa
sumber yang relevan, melakukan hipotesis penelitian, menentukan variabel
penelitian dari permasalahan yang telah diidentifikasi, kemudian peneliti
memilih lokasi, populasi dan sampel yang tepat.
c. Menyusun Model Student teams achievement division (STAD)
berbasis aktivitas dengan materi seni tari Nusantara.
Setelah proposal disetujui, peneliti kemudian menyusun model
pembelajaran yang akan diterapkan kepada sampel. Model yang digunakan
dalam penelitian ini adalah model Student teams achievement division
(STAD) berbasis aktivitas. Model pembelajaran perlu disusun dengan baik
dan matang untuk memudahkan peneliti melakukan penelitian. Sebelum
terjun ke lapangan, model pembelajaran yang ingin diimplementasikan
hendaknya dikaji ulang sesuai dengan tujuan kurikulum yang ingin
dicapai. Model Student teams achievement division (STAD) berbasis
aktivitas dengan mata pelajaran seni tari nusantara disusun menjadi enam
langkah pengajaran yang terdiri dari fase 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.
d. Menyusun soal tes
Soal tes disusun pada tahap pertama penelitian, karena akan digunakan
data awal yaitu pre-test, kemudian peneliti menyusun soal post-test untuk
pengumpul data akhir dalam penelitian.
2. Pelaksanaan Penelitian
42
SINTA HARNIHICA, 2015
a. Observasi Lapangan
Kegiatan observasi lapangan ini dilakukan sebelum pembuatan skripsi.
Hal ini dilakukan peneliti untuk memperoleh informasi dan data yang
relevan untuk dijadikan tempat penelitian.
b. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan selama proses penelitian. Data-data yang
diperoleh, merupakan data-data yang diambil dari teknik pengumpulan
data yaitu, observasi, wawancara, metode dokumenter (studi
dokumentasi), dan tes. Tahap-tahap pengumpulan data dijelaskan di bawah
ini :
1) Observasi, penelitian melakukan observasi dengan melihat kegiatan
belajar di kelas mata pelajaran seni tari sebelum menggunakan model
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).
2) Wawancara, kegiatan ini dilakukan kepada guru bidang studi dan
siswa sebelum menggunakan model pemebelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD).
3) Pre-test, salah satu kegiatan pengumpulan data dengan memberikan
beberapa soal tes menegani wawasan tari nusantara sebelum
menggunakan model Student Teams Achievement Division (STAD).
Pelaksanan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti menerapkan model
Student Teams Achievement Division (STAD) berbasis aktivitas
dengan materi pembelajaran tari nusantara. Data yang diperoleh berupa
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor siswa dalam kegiatan
belajar berwawasan seni tari nusantara dalam bentuk tulisan deskripsi
siswa. Data berupa dokumen tersebut yang akan dijadikan penilaian
diakahir penelitian. Peneliti juga dibantu dengan alat berupa kamera
untuk mendokumentasikan kegiatan belajar selama berlangsung.
Pasca Penelitian (post-test)
Pada tahap post-test peneliti kembali membagikan soal tes yang
43
kuantitatif yang selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis pada
tahap analisis data.
c. Pengolahan data
Peneliti mengolah data yang didapatkan dari hasil pre-test dan post test
dengan menggunakan rumus yang ada dalam statistik untuk mengetahui
apakah ada peningkatan dari hasil pre-test dan post-test.
d. Analisis data
Peneliti menganalisis data yang sudah terkumpul melalalui beberapa
tahap yaitu pre-test yaitu sebelum menerapkan model Student Teams
Achievement Division (STAD), proses pembelajaran, dan post-test yaitu
setelah menggunakan model Student Teams Achievement Division (STAD)
berbasis aktivitas. Namun setiap tahapan pengumpulan data memiliki
tujuan sebagai berikut :
1. Analisis data tahap awal (pre-test)
Untuk menentukan tahap apa yang cocok untuk kegiatan belajar
dalam kegiatan penelitian.
2. Analisis data tahap dua
Untuk mengetahui perkembangan kemampuan siswa khususnya
kemampuan berwawasan suatu materi yang diberikan.
3. Analisis data tahap akhir (post-test)
Untuk mengatahui keberhasilan pembelajaran dengan
menggunakan model Student Teams Achievement Division (STAD)
berbasis aktivitas.
e. Pengambilan kesimpulan.
Pengambilan kesimpulan ini adalah kegiatan akhir dalam kegiatan
pelaksanaan penelitian, kegiatan ini berupa penelitian laporan yang
disusun sesuai dengan persiapan, proses, dan hasil akhir dari penelitian.
Dalam melaporkan hasil penelitian ini, peneliti berusaha menjaga
44
SINTA HARNIHICA, 2015
G. Teknis Analisis Data
Analisis data adalah tahap yang sangat penting dalam sebuah penelititian,
karena dalam analisis data yang telah didapatkan diolah dan ditarik suatu
kesimpulan. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel ukur adalah kemampuan
siswa dalam pembelajaran seni tari nusantara. Kemampuan siswa yang menjadi
pengukur yaitu kemampuan dalam berwawasan seni tari nusantara berupa data
kualitatif. Berikut uraian mengenai aspek penelaian kemampuan dalam
berwawasan seni tari nusantara serta indikator dalam pencapaian nilai, terlampir
pada bagian lampiran.
Pengolahan data menggunakan rumus statistika yang ada pada buku pengantar
statistik. Untuk mengukur suatu kemampuan siswa peneliti menggunakan rumus
uji validitas. Menurut Anastasi dan Urbina (1997:113) (dalam Purwanto, 2011,
hlm. 114)
“Validitas berhubungan dengan apakah tes mengukur apa yang mesti
diukurnya dan seberapa baik dia melakukannya”
Teknik untuk mengukur validitas adalah sebagai berikut dengan menggunakan uji t, dengan tahapan sebagai berikut :
1. Tahapan menghitung nilai thitung a. Tabel Penolong
45
c. Uji R (Soal)
∑
= Varian Butir A + Varian Butir B + Varian Butir C + …
∑
[ ] [ ∑ ]
Dengan derajat kebebasan (d.b) ditentukan dengan n-2, derajat kebebasan yang digunakan yaitu 0.05 dan dilihat pada tabel Product
Moment.
H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis menurut Ratna, Nyoman Kutha (dalam Ratna, Nyoman Kutha,
2010, hlm. 120)
“Hipotesis merupakan dugaan-dugaan sementara pernyataan tentative permasalahan yang dapat diuji secara langsung disusun dalam kalimat deklaratif. Dengan demikian hipotesis adalah kemungkinan hubungan tertentu antara dua variabel”
Dalam penelitian ini peneliti mengambil hipotesis sebagai berikut:
a. Melalui model Student Teams Achievement Division (STAD) berbasis
aktivitas siswa SMP Kartika Siliwangi XIX-2 Bandung mampu
meningakatkan kemampuan berwawasan. Adanya pengaruh model Student
Tweams Achievement Division (STAD) berbasis aktivitas tersebut dalam
peningkatan wawasan seni tari nusantara.
H0=Ha
b. Melalui model Student Teams Achievement Division (STAD) berbasis
aktivitas siswa SMP Kartika XIX-2 Bandung tidak mampu meningakatkan
kemampuan berwawasan. Tidak adanya pengaruh model Student Tweams
Achievement Division (STAD) berbasis aktivitas tersebut dalam
peningkatan wawasan seni tari nusantara.
46
SINTA HARNIHICA, 2015
I. Asumsi Penelitian
Wawasan merupakan suatu cara pandangan mengenai sebuah pengetahuan
semua aspek yang beragam dan wawasan dipengaruhi oleh lingkungan.
Pentingnya teori dalam pembelajarn seni tari agar terjadinya keseimbangan dalam
sebuah hasil keterampilan. Wawasan dalam pembelajaran seni tari dapat
menunjang kemampuan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman dan respontif
melalui model pembelajaran Students Teams Achievement Division (STAD),
model ini adalah salah satu model pengganti model tradisional model ini
menempatkan pembelajaran kelompok yaitu siswa dituntut dalam bekerja sama
untuk mempelajari dan mempertanggung jawabkan pelajaran atas individu
ataupun orang lain. Asumsinya bahwa model pembelajaran Students Teams
Achievement Division (STAD) yang berbasis aktivitas ini, diharapkan mampu
dalam peningkatan wawasan karena dalam model ini siswa dituntut untuk lebih
aktif secara berkelompok maupun individu dalam pengetahuan dan penguasaan
seni tari nusantara.
J. Variable Penelitian
Variabel Penelitian merupakan indikator-indikator dalam penelitian yang
menjadi acuan atau focus permasalahan. Dalam penelitian ini menggunakan dua
variabel yaitu variabel bebas disebut juga variabel “X” (variabel yang
mempengaruhi), dan variabel tidak bebas disebut juga variabel “Y” (variabel yang
47
a. Siswa mampu menyebutkan ragam tari yang ada di nusantara. b. Siswa mampu mengidentifikasi salah satu tarian nusantara.
2. Mampu memahami ragam tari nusanatara (Aspek 2, ranah kognitif-pemahaman) C2
a. Siswa mampu membedakan satu karya tari daerah dengan karya tari daerah lain.
3. Mampu berpartisipasi aktif dalam pembelajaran (Aspek 3, ranah afektif-Responsif) C2
a. Siswa mampu bertanya kepada guru dan teman sekelasnya.
b. Siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru maupun teman sekelasnya.
c. Siswa mampu berdiskusi dengan teman sekelompoknya.
Variabel bebas “X”
c. Mampu meresponsif dalam
112
SINTA HARNIHICA, 2015
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMP Kartika XIX-2 Bandung telah
memperoleh kesimpulan analisis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya yaitu
pada pre-test, proses dan post-test. Dimana pada saat pre-test dilakukan, peneliti
mengetahui kegiatan belajar dan wawasan siswa mengenai seni tari nusantara
sebelum menggunakan model Student Teams Achievement Division (STAD),
namun pada kenyataan dan setalah diperoleh data pada saat pre-test masih
kurangnya wawasan siswa terhadap pembelajaran seni tari nusantara khusunya
teori dalam mengetahui, memahami dan kurangnya siswa dalam berpartisipasi
aktiv. Setelah peneliti menggunakan model Student Teams Achievement Division
(STAD) pada saat proses terlihat siswa yang lebih aktiv dan berani dalam
berpartisipasi didalam kelas dan dengan adanya kelompok belajar siswa dapat
memahami secara bersama dengan teman sekelompoknya yang kemudian peneliti
membuktikannya dengan cara tes berupa soal post-test yang hasilnya dalam
kategori cukup baik.
Pembelajaran seni tari dengan menggunakan model Student Teams
Achievement Division (STAD) dapat membantu siswa untuk meningkatkan
wawasan pada pembelajaran seni tari. Dikarenakan hipotesis dalam penelitian ini
diterima dalam artian terdapat pengaruh model Student Teams Achievement
Division (STAD) dalam peningkatan wawasan siswa terhadap tari nusantara
berdasarkan data uji-t yang signifikan ttab<ttes yaitu 1.687<18. Hali ini menunjukan
bahwa sebelum menggunakn model Student Teams Achievement Division (STAD)
kurangnya siswa dalam wawasan seni tari nusantara dan setelah
menggunakan/menerapkan model Student Teams Achievement Division (STAD)
dapat meningkatkan wawasan seni tari nusantara pada siswa kelas VIIIC di SMP
113
B. Rekomendasi
1. Bagi Peneliti
Dalam Penelitian yang berjudul “Model Student Teams Achievment
Division (STAD) Untuk Meningkatkan Wawasan Seni Tari Nusantara di
Kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung”, memberikan pengalaman sekaligus
ilmu dan pembelajaran dimana dalam melakukan suatu proses pembelajaran
dibutuhkan suatu model yang dapat membantu dalam tahapan yang dilakukan.
Diharapkan juga dapat menjadi suatu acuan untuk dapat diikuti oleh peneliti
berikutnya dengan ruang lingkup serta aspek yang berbeda. Penelitian ini
masih sangat luas dan memberi kesempatan pada peneliti lain mengenai model
Student Temas Achievement Division (STAD) Pada Pembelajaran Tari Untuk
Meningkatkan Wawasan Siswa.
2. Bagi Sekolah
Sebagai suatu wadah dalam pendidikan baik proses maupun produk,
sekolah memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan wawasan setiap
manusia. Oleh karenanya harus memperhatikan guru untuk diikutsertakan
dalam pelatihan secara maksimal, agar memberikan layanan pendidikan secara
maksimal sehingga menghasilkan siswa yang mampu berpotensi tinggi dan
dapat dipercaya masyarakat.
Diharapkan agar sekolah menambah sarana dan prasarana yang menunjang
pembelajaran terutama fasilitas seni. Serta, adanya komunikasi antara pihak
sekolah, orangtua dan pemerintah untuk bekerjasama dalam upaya
meningkatkan mutu lulusan dengan memeperkenalkan lebih lanjut tentang
keseimbangan berfikir anatara wawasan, afektif dan psikomotor terutama
dalam bidang seni.
3. Bagi Guru
Sebagai suatu fasilitator dan pembimbing dalam kegiatan belajar akan
lebih baik jika pelaksanaan pembelajaran dititik beratkan kepada siswa untuk
lebih aktif dan diupayakan siswa untu belajar secara berkelompok.
Dalam model Student Temas Achievement Division (STAD) pembelajaran
dilakukan dengan berkelompok karena dengan belajar berkelompok bisa
114
SINTA HARNIHICA, 2015
Student Temas Achievement Division (STAD) dapat dinyatakan berhasil untuk
meningkatkan wawasan siswa.
4. Bagi Siswa
Dengan melakukan proses pembelajaran menggunakan model Student
Temas Achievement Division (STAD) diharapkan siswa lebih menyukai
pembelajaran seni tari, serta dapat menuntaskan pelajaran dengan baik
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Arifin, Zainal.(2012).Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Desmita.(2009).Psokologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Huda, Miftahul.(2014).Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Joyce, B.,Weil., M.,& Calhoun.(2008).Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Belajar
MKDP.(2009).Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP UPI
Narawati, T & Masnuah, J.(2012).Seni dan Pendidikan Seni. Bandung: P4ST UPI
Purwanto.(2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Rahayubi, Heri.(2014).Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Majalengka: Nusa Media
Ratna, Nyoman Kutha.(2010).Metode Penelitian kajian budaya dan Ilmu Sosial
Humaniora pada umunya. Yogyakarta: Puataka Belajar
Ruhimat, Toto.(2012). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Rusman.(2012). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali
Sardiman.(2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sagala, Syaiful.(2013). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sanjaya, Wina.(2006).Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Kencana Preneda Media
Sharan, Sholomo.(2014).The Handbook Cooperative Learning. Yogyakarta: Istana Media
Siregar, Syofian.(2013). Metode Penelitian Kuantitatif Penghitungan Manual dan
SPSS. Jakarta: Penamedia Group
Sugiyono.(2009). Metode penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
116
SINTA HARNIHICA, 2015
Syarifah, Nur.(2013). Penerapan Metode Drill pada pembelajaran tari untuk
menumbuhkan pemahaman aspek ruang gerak pada siswa kelas VII di SMP negri 15 Bandung. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia.(2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI PERS
Yusuf, Syamsu&Sugandi Nani. M.(2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
B. internet
Ali, irfan.(2012). pengertian, Fungsi,jenis,dan Peran seni tar-Seni
Tari-catatan-
kuliah-seni.Online.Tersedia:http://kuliah- seni.blogspot.com//2012/09/pengertianFungsiJenisdanPeran-Seni-Tari.html.di akses tanggal [21 Maret 2014]
Arok.2013. Pengertian Lengkap Prestasi Belajar Menurut Para Ahli. Online.Tersedia: http://fatekunima.blogspot.com/2013/07/pengertian-lengkap-prestasi-belajar.html. Di akses tanggal [30 Oktober 2014]
Diamanti, Fani.2012.Teori-teori Pendidikan Klasik. Online.Tersedia: https://theofani19.wordpress.com/2012/04/05teori-teori-pendidikan-klasik/ [7 Mei 2015]
Herminto.2012.Pendidikan Seni Budaya.Online.Tersedia: http://senibudayasmp-
unknown.blogspot.com/2012/01/pendidikan-seni-budaya-memiliki-sifat.html.Diakses tanggal [21 Maret 2014]
Indah.2010.Pengertian dan definisi oprasional. Online.
Tersedia:http//carapedia.com/pengertian_definisi_oprasional_info2037.html diakses tanggal [25 Februari 2015]
Lyna.2014.Pengertian
Penelitian.Online.Tersedia:http://www.academia.edu/4062205/Pengertian_p
enelitian.Diakses tanggal [22 Februari 2015]
Wikipedia.2014.Wawasan Nusantara.Online. tersedia:http://Wikipedia.com diakses tanggal [25 Februari 2015]
Sulastri.2014.Kompetensi Guru Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Di Smp Negeri 1 Gegerbitung.Online. Tersedia: