PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA SMP ANTARA YANG MENGGUNAKAN NHT DAN STAD PADA KONSEP ORGANISASI
KEHIDUPAN
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Biologi
Oleh :
TIN DANTINI 0801322
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA SMP ANTARA YANG
MENGGUNAKAN NHT DAN STAD PADA KONSEP ORGANISASI
KEHIDUPAN
Oleh Tin Dantini
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan matematika dan IPA
© Tin Dantini
Universitas Pendidikan Indonesia April 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA SMP ANTARA YANG MENGGUNAKAN NHT DAN STAD PADA KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN
Oleh TIN DANTINI
0801322
Disetujui dan disahkan oleh
Pembimbing I
Dr. H. Taufik Rahman, M.Pd NIP. 196201151987031002
Pembimbing II
Drs. Suhara , M.Pd NIP. 196512271991031003
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI
Tin Dantini, 2014
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA SMP ANTARA YANG MENGGUNAKAN NHT DAN STAD PADA KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA SMP ANTARA YANG MENGGUNAKAN NHT DAN STAD PADA KONSEP ORGANISASI
KEHIDUPAN ABSTRAK
Skripsi ini berjudul Perbandingan Hasil Belajar Siswa SMP Antara Yang
Menggunakan NHT dan STAD Pada Konsep Organisasi Kehidupan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang ada tidaknya perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan tipe Number Head Together (NHT) dan Student Team Achievment Divison (STAD) pada konsep organisasi kehidupan. Metode penelitian ini adalah Quasy Experiment dengan desain penelitiannya Pretest – Posttest non equivalen multiple group design dengan kelas
pertama menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT, kelas kedua menggunakan pembelajaran STAD. Instrumen penelitian ini meliputi test penguasaan konsep. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata – rata kelas NHT dan kelas STAD tergolong rendah, di lihat dari nilai rata-rata pretest dan
posttest. Kelas NHT, pretest ̅ dan posttest ̅ Kelas STAD, pretest ̅ dan posttest ̅ . Analisis data dilakukan dengan uji perbedaan dua rata-rata non parametrik (Uji Wilcoxon) pada gain kedua kelas, hasilnya menunjukan tidak terdapat perbedaan antara kelas yang belajar dengan NHT dan STAD.
Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif, NHT, STAD, Hasil Belajar, Organisasi
Tin Dantini, 2014
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA SMP ANTARA YANG MENGGUNAKAN NHT DAN STAD PADA KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
The Comparsion of the Learning Result of Junior High School Student Between Using NHT and STAD On The Concept of Life Organisation
ABSTRACT
The title the paper is the Comparison Of The Learning Result Of Junior Higt
School Student Between Using NHT And STAD On The Concept Of Life Organization. The purpose of the experiment is to collect information if there is
any difference of the learning result between the student using NHT (Number
head together) and the who use STAD (Student Team achievement Division) on
the concept of living organisation. The method of the experiment is
Quasyexperiment with the experiment design of pretest-posttest non aquivalen multiple group design, the first class uses the cooperative learning type NHT, and
the second class uses STAD method. We use the experiment instrument of concept mastering test. The result of the experiment tells that the average score of the class NHT and STA is low. The NHT class is pretest ̅ = 34,75 and posttest ̅ = 53,67 and the type of STAD is pretest ̅ = 29,80 and postest ̅ = 50,92. The data analysis is done by examining the difference of the two average of non parametric (wilcoxon experiment) on gain of both classes. The analysis result of gain experiment shows that there is no difference between the both classes that study using NHT and STAD.
Tin Dantini, 2014
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA SMP ANTARA YANG MENGGUNAKAN NHT DAN STAD PADA KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Margahayu yang terletak
di Jalan Kopo Sayati Margahayu Kabupaten Bandung.Alasan pemilihan lokasi
penelitian tersebut adalah karena lokasi penelitian tersebut merupakan sekolah
tempat mengajar peneliti sehingga selain mempermudah akses kegiatan
penelitian juga bertujuan untuk usaha perbaikan kegiatan belajar mengajar
peneliti secara pribadi dalam rangka meningkatkan kualitas pengajaran di
Sekolah.
B. Populasi & Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester 2
SMP Negeri 2 Margayahu tahun ajaran 2012/2013 sebanyak sembilan
kelas.Sedangkan sampel penelitian ini adalah sebanyak dua dari sembilan
kelas paralel di SMP Negeri 2 Margahayu yang diambil secara langsung
(Purposive Sampling). Menurut Sugiyono (2010: 300), Purposive sampling
adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Beberapa pertimbangannya yaitu kelas yang diambil merupakan kelas yang
indeks prestasinya hampir sama dan terbiasa atau pernah melakukan
pembelajaran kooperatif berdasarkan informasi dari guru kelasnya.
C. Desain Penelitian
penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan penguasaan konsep
siswa melalui pembelajaran tipe NHT dan STAD.Menurut Sugiyono (2010:
116) bahwa kelompok eksperimen tidak dipilih secara random tetapi dengan
ditunjuk secara langsung. Desain penelitian ini dapat digambarkan dengan
rancangan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Subjek T Perlakuan Posttest Kelompok eksperimen 1 T1 X1 T2
Kelompok eksperimen 2 T1 X2 T2
38
Tin Dantini, 2014
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA SMP ANTARA YANG MENGGUNAKAN NHT DAN STAD PADA KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :
T1 : Pretest
T2 :Posttest
X1 : Pembelajaran menggunakan tipe NHT
X2 : Pembelajaran menggunakan tipe STAD
D. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy
experiment. Desain penelitiannya adalah pretest-postest, non equivalent
multiple group design(Wiersma, 1995).
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari adanya kesalahan dalam pembacaan dan
pemaknaannya, maka berikut adalah definisi beberapa istilah yang digunakan
dalam penelitian ini.
1. Numbered Head Together (NHT) yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan cara
mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil dan setiap
kelompok terdiri dari lima sampai enam orang yang berbeda kemampuan
akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Siswa diminta untuk duduk
bersama dengan teman kelompoknya kemudian siswa dari nomor satu
sampai enam akan diberi lembar kegiatan oleh guru yang akan
didiskusikan dengan kelompoknya. Setelah masing-masing kelompok
berdiskusi dan melengkapi tugas yang terdapat pada lembar kegiatan, guru
memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil tersebut
melaporkan hasil kerjasama atau menjawab pertanyaan guru (Lie, 2008).
2. Student Team Achievement Division (STAD) yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan
cara mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil dan
setiap kelompok terdiri dari lima sampai enam orang yang berbeda
kemampuan akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Kelompok
39
Tin Dantini, 2014
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA SMP ANTARA YANG MENGGUNAKAN NHT DAN STAD PADA KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang dipelajari. Tetapi selain itu siswa juga diberikan kuis yang harus
dikerjakan secara individu yang penilaiannya berpengaruh pula pada hasil
kerjasama kelompok. Hasil belajar kelompok tersebut dibandingkan
dengan kelompok lainnya guna memperoleh penghargaan dari guru.
Pembelajaran tipe ini lebih menekankan pada penghargaan kelompok,
pertanggungjawaban individu dan memperoleh kesempatan yang sama
untuk berhasil bagi setiap anggota kelompok (Slavin, 2009).
3. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa
dari aspek kognitif yang dijaring dengan tes objektif sebanyak 20 butir
soal pilihan ganda. Soal tersebut diberikan sebelum (Pretest) dan sesudah
(Posttest) pembelajaran pada dua kelas yang masing-masing menggunakan
model pembelajaran kooperatif dengan tipe yang berbeda.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes objektif.
Menurut Arikunto (2009: 164) salah satu keunggulan tes objektif ini adalah
dapat mengandung lebih banyak segi-segi yang positif, misalnya lebih
representatif mewakili isi dan luas bahan,lebih objektif, dapat dihindari
campur tangannya unsur-unsur subjektif baikdari segi siswa maupun segi guru
yang memeriksa. Tes objektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
bentuk tes pilihan ganda.Banyaknya butir soal objektif sebanyak 20 butir soal
pilihan ganda.Tes ini diberikan sebelum pembelajaran (pretes) dan sesudah
pembelajaran (posttes).Sebelumnya, soal tersebut diuji validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran dan daya pembedanya.
G. Proses Pengembangan Instrumen 1. Analisis Data Hasil Uji Coba
Uji butir soal pilihan ganda yang digunakan sebagai instrumen pada
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software Anates Versi
4.0.9.Pengujian instrumen penelitian dimaksudkan untuk mengetahui
kelayakan perangkat tes dan memberikan informasi untuk diadakannya
perbaikan terhadap perangkat tes yang masih termasuk ke dalam kategori
40
Tin Dantini, 2014
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA SMP ANTARA YANG MENGGUNAKAN NHT DAN STAD PADA KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
validitas; b) uji reliabilitas; c) daya pembeda, dan; d) indeks
kesukaran.Adapun penjelasan mengenai kelima pengujian instrumen tersebut
adalah sebagai berikut.
a. Uji Validitas
Validitas bertujuan untuk mengukur ketepatan soal sesuai dengan
materi atau isi pelajaran yang diberikan (Arikunto, 2005: 67). Menurut
Sugiyono (2007: 117) validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang
terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan kepada
peneliti. Soal sebagai instrumen evaluasi penelitian dipersyaratkan valid agar
hasil yang diperoleh dari kegiatan evalusi juga valid dan dapat
dipertanggungjawabkan. Sebuah butir soal dapat dikatakan valid apabila butir
soal tersebut mengukur apa yang hendak diukur yang ditekankan pada hasil
pengetesan atau skornya (Arikunto, 2009:64-65). Selanjutnya Arikunto (2006:
76) menegaskan bahwa sebuah soal dikatakan valid apabila mempunyai
dukungan yang besar terhadap skor total, sehingga dapat dikatakan sebuah
soal memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran
dengan skor total. Untuk menghitung validitas item/ butir soal digunakan
rumus korelasi product moment.
=
√[ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ]Keterangan:
rxy : Validitas butir soal
n : Jumlah peserta tes x : Nilai suatu butir soal
42
Adapun kriteria acuan untuk validitas butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.2
berikut.
Tabel 3.2 Koefisien Validitas Butir Soal
Rentang Derajat Ketepatan (Validitas) 0.80 – 1.00 Sangat tinggi (sangat baik)
0.60 – 0.79 Tinggi (baik)
0.40 – 0.59 Sedang (cukup)
0.20 – 0.39 Rendah (kurang)
0.00 – 0.19 Sangat rendah
rxy ≤ 0.00 Tidak valid
(Arikunto, 2009: 75)
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berkaitan dengan masalah kepercayaan atau keterandalan.
Suatu instrumen dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi (reliabel)
jika instrumen tersebut memberikan hasil yang tetap apabila diujikan atau
digunakan berkali-kali pun hasilnya tidak berbeda signifikan (Arikunto, 2009:
86). Selanjutnya Arikunto (2006: 178) menegaskan bahwa suatu eksperimen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Rumus yang digunakan untuk mengukur
reliabilitas soal tersebut diantaranya dengan menggunakan rumus K-R.20.
( ∑ )
Keterangan:
r11 : Reliabilitas secara keseluruhan
p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
∑pq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q
n : Banyaknya item
S : Standar deviasi dari tes
43
Tabel 3.3 Koefisien Reliabilitas Butir Soal
Rentang Tingkat Kepercayaan (Reliabilitias) 0.80 – 1.00 Sangat tinggi
0.60 – 0.79 Tinggi
0.40 – 0.59 Cukup
0.20 – 0.39 Rendah
0.00 – 0.19 Sangat rendah
(Arikunto, 2009: 100-101)
c. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara
siswa berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto,
2005: 211). Rumus untukmencari indeks diskriminasi atau daya penbeda (D)
adalah:
Keterangan:
DP: Daya pembeda
BA: Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar
BB: Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar
JA: Jumlah siswa kelompok atas
JB: Jumlah siswa kelompok bawah
Berdasarkan rumus di atas dapat diterangkan bahwa daya pembeda dihasilkan
dari selisih proporsi siswa kelompok atas yang menjawab benar dengan proporsi
siswa kelompok bawah yang menjawab benar. Interpretasi daya pembeda
didasarkan pada kriteria acuan daya pembeda menurut Arikunto (2006: 218)
berikut.
Tabel 3.4 Interpretasi Daya Pembeda
Rentang Kriteria Daya Pembeda DP ≤ 0.00 Sangat buruk, sebaiknya dibuang.
0.00 – 0.19 Buruk
0.20 – 0.39 Cukup
44
0.70 – 1.00 Sangat baik
d. Indeks Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu
sukar.Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha
memecahkannya. Sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa
menjadi putus asa dan kehilangan semangat untuk mencoba lagi karena di luar
jangkauannya (Arikunto, 2005: 207). Oleh karena itu melakukan analisis tingkat
kesukaran butir soal adalah penting agar diperoleh gambaran mengenai tingkat
kesukaran tiap butir soal yang diujikan.Bilangan yang menunjukkan sukar dan
mudahnya sebuah soal disebut indeks kesukaran (difficulty index) (Arikunto,
2006, 207).Rumus yang digunakan untuk mencari indeks kesukaran adalah
sebagai berikut.
Keterangan:
P:Indeks tingkat kesukaran
B: Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Interpretasi indeks kesukaran didasarkan pada kriteria acuan kriteria
indeks kesukaran menurut Arikunto (2006: 209-210) berikut.
Tabel 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran
Rentang Kriteria Indeks Kesukaran 0.00 – 0.30 Sukar
0.31 – 0.70 Sedang
0.71 – 1.00 Mudah
(Arikunto, 2006: 209 - 210)
H. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data hasil belajar siswa dilaksanakan sebanyak dua kali setiap
masing-masing kelas eksperimen yaitu dengan cara pemberian soal pretes dan
45
sama
I. Prosedur Penelitian
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua tahapan
yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksaan.Tahap-tahap tersebut dirincikan
sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
1) Studi kepustakaan
2) Perumusan masalah
3) Pengajuan judul penelitian dan perbaikan judul
4) Penyusunan, pengajuan dan perbaikan proposal.
5) Seminar proposal
6) Perizinan
7) Menyusun RPP
8) Menyusun instrumen penelitian
9) Judgment dan uji coba instrumen penelitian
10)Revisi
11)Analisis hasil uji coba instrumen
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan diuraikan menjadi:
1) Menentukan kelas yang akan dijadikan kelompok eksperimen
2) Mengendalikan variabel penelitian sehingga hasil belajar siswa merupakan hasil
dari perlakuan yang dikendalikan
3) Memberikan tes awal guna memperoleh pengetahuan awal siswa pada kedua
kelas yang diteliti
4) Melakukan proses pembelajaran
Pemberian materi kepada kelompok kontrol dengan menggunakan model
pembelajaran tipe NHT sedangkan kelas eksperimen menggunakan model
46
5) Memberikan tes akhir guna mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan
proses pembelajaran dengan dua metode yang berbeda.
6) Menganalisis data dengan menggunakan uji statistik
7) Penarikan kesimpulan
J. Analisis Data
Data yang diperolah dari hasil penelitian diolah secara statistik sehingga
didapatkan kesimpulan. Langkah-langkah pengolahan data tersebut dijabarkan
sebagai berikut:
a. Mengolah Skor
Skor ditentukan berdasarkan metode right only, dimana jika jawaban benar
diberi skor satu dan jika jawaban salah atau tidak menjawab diberi skor nol. Skor
setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban benar dan dihitung
dengan menggunakan rumus berikut:
Keterangan: S: Skor ,R: Right (jawaban benar)
b. Mengolah Nilai
Mengubah skor total menjadi skor baku (nilai) dengan menggunakan
rumus berikut:
(Arikunto, 2007)
c. Analisis Perbandingan Hasil Belajar Siswa Antara yang Menggunakan NHT dan STAD
Analisis dilakukan setelah siswa kelas NHT dan STAD diberikan
pretest dan posttest . Setelah itu dilihat perbandingan antara rata-rata nilai
gain pretest dan posttest pada kedua kelas tersebut, setelah dilakukan uji
normalitas,uji homogenitas, dan uji menggunakan bantuan program komputer
Tin Dantini, 2014
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA SMP ANTARA YANG MENGGUNAKAN NHT DAN STAD PADA KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Hasil pretest siswa yang menggunakan pembelajaran NHT tergolong
rendah ( ̅ ), adapun hasil post test juga tergolong rendah
̅ .
Hasil pretest siswa yang menggunakan STAD tergolong rendah
(̅ ), adapun hasil postest juga tergolong rendah (̅ ) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar yang
menggunakan NHT dan hasil belajar yang menggunakan STAD.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disampaikan beberapa saran :
1. Perlu adanya pembiasaan dalam melakukan pembelajaran kooperatif tipe
Number Head Together (NHT) dan Student Team Achievment Divisions
(STAD) agar siswa dapat mengembangkan penguasaan konsep.
2. Perhatikan alokasi waktu agar semua rencana pembelajaran yang telah
dibuat dapat berjalan lancar.
3. Diharapkan dapat mengembangangkan penelitian ini pada konsep lain dan
penilaian tidak hanya pada aspek ranah kognitif saja dapat
59
Tin Dantini, 2014
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA SMP ANTARA YANG MENGGUNAKAN NHT DAN STAD PADA KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Alwahyuni, M. (2005).Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada sub konsep gerak pada tumbuhan.
Skripsi ,Jurusan Biologi, FPMIPA UPI. Tidak Diterbitkan
Adit,Kurniadi.(2002). Student information School. Tersedia: http :
//www.aditkurniadi.blogspot.com (25 januari 2014)
Anonim. (2011) Sel Hewan dan Sel Tumbuhan . Tersedia : http:
//www.artipoenya.blogspot.com (25 januari 2014)
Anonim. (2012) Macam-macam Otot . Tersedia : http: //www.soalpensa.blogspot.com
(25 januari 2014)
Arikunto, S. (1990).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, O. (2006). Proses BelajarMengajar. Bandung: Bumi Aksara
Ibrahim, M.,Dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press
Isjoni.(2007).Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:
ALFABETA.
Irnawan, Iwan. (2010). Perbandingan hasil belajar siswa melalui Cooperatif Learning
NHT dan STAD pada konsep Anthropoda. Skripsi ,Jurusan Biologi, FPMIPA
60
Tin Dantini, 2014
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA SMP ANTARA YANG MENGGUNAKAN NHT DAN STAD PADA KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kagan, Spencer. (1992). Advanced Cooperative Learning. Kagan Cooperative
Learning, San Juan Capistarno, CA
Karno To.(1996). Mengenal Analisis Tes (Pengantarke Program Komputer ANATES).
Bandung: Jurusan Pendidikan Psikologi & Bimbingan FIP IKIP Bandung.
Kurnia, T. (2005). Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi UPI Bandung: Tidak
diterbitkan
Lie, Anita. (2007). Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di
Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia.
Rustaman, N.Y., Dirdjosoemanto, S., Yudianto, S.A., Achmad, Y., Subekti, R.,
Rochiantaniawati, D,. Nurjhani, M,. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi.
Bandung: jurusan Pendidikan Biologi UPI.
Siahaan, Parsaroan & Suyana, Iyon. (2010). Pelatihan guru MIPA Papua Barat. Jurnal
Pendidikan Fisika : UPI Bandung.
Slameto.(2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Sudjana.(1975). Metode Statistika. Bandung : Tarsito.
Sugiyono.(2003). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta
Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Slavin, E.R. (1995). Cooperative Learning.Theory, Research and Practice.Seccond