• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA SMP ANTARA YANG MENGGUNAKAN NHT DAN STAD PADA KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA SMP ANTARA YANG MENGGUNAKAN NHT DAN STAD PADA KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA SMP ANTARA YANG MENGGUNAKAN NHT DAN STAD PADA KONSEP ORGANISASI

KEHIDUPAN

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Biologi

Oleh :

TIN DANTINI 0801322

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA SMP ANTARA YANG

MENGGUNAKAN NHT DAN STAD PADA KONSEP ORGANISASI

KEHIDUPAN

Oleh Tin Dantini

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan matematika dan IPA

© Tin Dantini

Universitas Pendidikan Indonesia April 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA SMP ANTARA YANG MENGGUNAKAN NHT DAN STAD PADA KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN

Oleh TIN DANTINI

0801322

Disetujui dan disahkan oleh

Pembimbing I

Dr. H. Taufik Rahman, M.Pd NIP. 196201151987031002

Pembimbing II

Drs. Suhara , M.Pd NIP. 196512271991031003

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

(4)

Tin Dantini, 2014

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA SMP ANTARA YANG MENGGUNAKAN NHT DAN STAD PADA KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA SMP ANTARA YANG MENGGUNAKAN NHT DAN STAD PADA KONSEP ORGANISASI

KEHIDUPAN ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Perbandingan Hasil Belajar Siswa SMP Antara Yang

Menggunakan NHT dan STAD Pada Konsep Organisasi Kehidupan. Tujuan

penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang ada tidaknya perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan tipe Number Head Together (NHT) dan Student Team Achievment Divison (STAD) pada konsep organisasi kehidupan. Metode penelitian ini adalah Quasy Experiment dengan desain penelitiannya Pretest – Posttest non equivalen multiple group design dengan kelas

pertama menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT, kelas kedua menggunakan pembelajaran STAD. Instrumen penelitian ini meliputi test penguasaan konsep. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata – rata kelas NHT dan kelas STAD tergolong rendah, di lihat dari nilai rata-rata pretest dan

posttest. Kelas NHT, pretest ̅ dan posttest ̅ Kelas STAD, pretest ̅ dan posttest ̅ . Analisis data dilakukan dengan uji perbedaan dua rata-rata non parametrik (Uji Wilcoxon) pada gain kedua kelas, hasilnya menunjukan tidak terdapat perbedaan antara kelas yang belajar dengan NHT dan STAD.

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif, NHT, STAD, Hasil Belajar, Organisasi

(5)

Tin Dantini, 2014

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA SMP ANTARA YANG MENGGUNAKAN NHT DAN STAD PADA KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

The Comparsion of the Learning Result of Junior High School Student Between Using NHT and STAD On The Concept of Life Organisation

ABSTRACT

The title the paper is the Comparison Of The Learning Result Of Junior Higt

School Student Between Using NHT And STAD On The Concept Of Life Organization. The purpose of the experiment is to collect information if there is

any difference of the learning result between the student using NHT (Number

head together) and the who use STAD (Student Team achievement Division) on

the concept of living organisation. The method of the experiment is

Quasyexperiment with the experiment design of pretest-posttest non aquivalen multiple group design, the first class uses the cooperative learning type NHT, and

the second class uses STAD method. We use the experiment instrument of concept mastering test. The result of the experiment tells that the average score of the class NHT and STA is low. The NHT class is pretest ̅ = 34,75 and posttest ̅ = 53,67 and the type of STAD is pretest ̅ = 29,80 and postest ̅ = 50,92. The data analysis is done by examining the difference of the two average of non parametric (wilcoxon experiment) on gain of both classes. The analysis result of gain experiment shows that there is no difference between the both classes that study using NHT and STAD.

(6)

Tin Dantini, 2014

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA SMP ANTARA YANG MENGGUNAKAN NHT DAN STAD PADA KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Margahayu yang terletak

di Jalan Kopo Sayati Margahayu Kabupaten Bandung.Alasan pemilihan lokasi

penelitian tersebut adalah karena lokasi penelitian tersebut merupakan sekolah

tempat mengajar peneliti sehingga selain mempermudah akses kegiatan

penelitian juga bertujuan untuk usaha perbaikan kegiatan belajar mengajar

peneliti secara pribadi dalam rangka meningkatkan kualitas pengajaran di

Sekolah.

B. Populasi & Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester 2

SMP Negeri 2 Margayahu tahun ajaran 2012/2013 sebanyak sembilan

kelas.Sedangkan sampel penelitian ini adalah sebanyak dua dari sembilan

kelas paralel di SMP Negeri 2 Margahayu yang diambil secara langsung

(Purposive Sampling). Menurut Sugiyono (2010: 300), Purposive sampling

adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

Beberapa pertimbangannya yaitu kelas yang diambil merupakan kelas yang

indeks prestasinya hampir sama dan terbiasa atau pernah melakukan

pembelajaran kooperatif berdasarkan informasi dari guru kelasnya.

C. Desain Penelitian

penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan penguasaan konsep

siswa melalui pembelajaran tipe NHT dan STAD.Menurut Sugiyono (2010:

116) bahwa kelompok eksperimen tidak dipilih secara random tetapi dengan

ditunjuk secara langsung. Desain penelitian ini dapat digambarkan dengan

rancangan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Subjek T Perlakuan Posttest Kelompok eksperimen 1 T1 X1 T2

Kelompok eksperimen 2 T1 X2 T2

(7)

38

Tin Dantini, 2014

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA SMP ANTARA YANG MENGGUNAKAN NHT DAN STAD PADA KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :

T1 : Pretest

T2 :Posttest

X1 : Pembelajaran menggunakan tipe NHT

X2 : Pembelajaran menggunakan tipe STAD

D. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy

experiment. Desain penelitiannya adalah pretest-postest, non equivalent

multiple group design(Wiersma, 1995).

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari adanya kesalahan dalam pembacaan dan

pemaknaannya, maka berikut adalah definisi beberapa istilah yang digunakan

dalam penelitian ini.

1. Numbered Head Together (NHT) yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan cara

mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil dan setiap

kelompok terdiri dari lima sampai enam orang yang berbeda kemampuan

akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Siswa diminta untuk duduk

bersama dengan teman kelompoknya kemudian siswa dari nomor satu

sampai enam akan diberi lembar kegiatan oleh guru yang akan

didiskusikan dengan kelompoknya. Setelah masing-masing kelompok

berdiskusi dan melengkapi tugas yang terdapat pada lembar kegiatan, guru

memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil tersebut

melaporkan hasil kerjasama atau menjawab pertanyaan guru (Lie, 2008).

2. Student Team Achievement Division (STAD) yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan

cara mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil dan

setiap kelompok terdiri dari lima sampai enam orang yang berbeda

kemampuan akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Kelompok

(8)

39

Tin Dantini, 2014

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA SMP ANTARA YANG MENGGUNAKAN NHT DAN STAD PADA KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dipelajari. Tetapi selain itu siswa juga diberikan kuis yang harus

dikerjakan secara individu yang penilaiannya berpengaruh pula pada hasil

kerjasama kelompok. Hasil belajar kelompok tersebut dibandingkan

dengan kelompok lainnya guna memperoleh penghargaan dari guru.

Pembelajaran tipe ini lebih menekankan pada penghargaan kelompok,

pertanggungjawaban individu dan memperoleh kesempatan yang sama

untuk berhasil bagi setiap anggota kelompok (Slavin, 2009).

3. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa

dari aspek kognitif yang dijaring dengan tes objektif sebanyak 20 butir

soal pilihan ganda. Soal tersebut diberikan sebelum (Pretest) dan sesudah

(Posttest) pembelajaran pada dua kelas yang masing-masing menggunakan

model pembelajaran kooperatif dengan tipe yang berbeda.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes objektif.

Menurut Arikunto (2009: 164) salah satu keunggulan tes objektif ini adalah

dapat mengandung lebih banyak segi-segi yang positif, misalnya lebih

representatif mewakili isi dan luas bahan,lebih objektif, dapat dihindari

campur tangannya unsur-unsur subjektif baikdari segi siswa maupun segi guru

yang memeriksa. Tes objektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah

bentuk tes pilihan ganda.Banyaknya butir soal objektif sebanyak 20 butir soal

pilihan ganda.Tes ini diberikan sebelum pembelajaran (pretes) dan sesudah

pembelajaran (posttes).Sebelumnya, soal tersebut diuji validitas, reliabilitas,

tingkat kesukaran dan daya pembedanya.

G. Proses Pengembangan Instrumen 1. Analisis Data Hasil Uji Coba

Uji butir soal pilihan ganda yang digunakan sebagai instrumen pada

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software Anates Versi

4.0.9.Pengujian instrumen penelitian dimaksudkan untuk mengetahui

kelayakan perangkat tes dan memberikan informasi untuk diadakannya

perbaikan terhadap perangkat tes yang masih termasuk ke dalam kategori

(9)

40

Tin Dantini, 2014

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA SMP ANTARA YANG MENGGUNAKAN NHT DAN STAD PADA KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

validitas; b) uji reliabilitas; c) daya pembeda, dan; d) indeks

kesukaran.Adapun penjelasan mengenai kelima pengujian instrumen tersebut

adalah sebagai berikut.

a. Uji Validitas

Validitas bertujuan untuk mengukur ketepatan soal sesuai dengan

materi atau isi pelajaran yang diberikan (Arikunto, 2005: 67). Menurut

Sugiyono (2007: 117) validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang

terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan kepada

peneliti. Soal sebagai instrumen evaluasi penelitian dipersyaratkan valid agar

hasil yang diperoleh dari kegiatan evalusi juga valid dan dapat

dipertanggungjawabkan. Sebuah butir soal dapat dikatakan valid apabila butir

soal tersebut mengukur apa yang hendak diukur yang ditekankan pada hasil

pengetesan atau skornya (Arikunto, 2009:64-65). Selanjutnya Arikunto (2006:

76) menegaskan bahwa sebuah soal dikatakan valid apabila mempunyai

dukungan yang besar terhadap skor total, sehingga dapat dikatakan sebuah

soal memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran

dengan skor total. Untuk menghitung validitas item/ butir soal digunakan

rumus korelasi product moment.

=

√[ ∑ ∑ ∑ ∑ ][ ∑ ]

Keterangan:

rxy : Validitas butir soal

n : Jumlah peserta tes x : Nilai suatu butir soal

(10)

42

Adapun kriteria acuan untuk validitas butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.2

berikut.

Tabel 3.2 Koefisien Validitas Butir Soal

Rentang Derajat Ketepatan (Validitas) 0.80 – 1.00 Sangat tinggi (sangat baik)

0.60 – 0.79 Tinggi (baik)

0.40 – 0.59 Sedang (cukup)

0.20 – 0.39 Rendah (kurang)

0.00 – 0.19 Sangat rendah

rxy ≤ 0.00 Tidak valid

(Arikunto, 2009: 75)

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berkaitan dengan masalah kepercayaan atau keterandalan.

Suatu instrumen dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi (reliabel)

jika instrumen tersebut memberikan hasil yang tetap apabila diujikan atau

digunakan berkali-kali pun hasilnya tidak berbeda signifikan (Arikunto, 2009:

86). Selanjutnya Arikunto (2006: 178) menegaskan bahwa suatu eksperimen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik. Rumus yang digunakan untuk mengukur

reliabilitas soal tersebut diantaranya dengan menggunakan rumus K-R.20.

( ∑ )

Keterangan:

r11 : Reliabilitas secara keseluruhan

p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

pq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q

n : Banyaknya item

S : Standar deviasi dari tes

(11)

43

Tabel 3.3 Koefisien Reliabilitas Butir Soal

Rentang Tingkat Kepercayaan (Reliabilitias) 0.80 – 1.00 Sangat tinggi

0.60 – 0.79 Tinggi

0.40 – 0.59 Cukup

0.20 – 0.39 Rendah

0.00 – 0.19 Sangat rendah

(Arikunto, 2009: 100-101)

c. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara

siswa berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto,

2005: 211). Rumus untukmencari indeks diskriminasi atau daya penbeda (D)

adalah:

Keterangan:

DP: Daya pembeda

BA: Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar

BB: Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar

JA: Jumlah siswa kelompok atas

JB: Jumlah siswa kelompok bawah

Berdasarkan rumus di atas dapat diterangkan bahwa daya pembeda dihasilkan

dari selisih proporsi siswa kelompok atas yang menjawab benar dengan proporsi

siswa kelompok bawah yang menjawab benar. Interpretasi daya pembeda

didasarkan pada kriteria acuan daya pembeda menurut Arikunto (2006: 218)

berikut.

Tabel 3.4 Interpretasi Daya Pembeda

Rentang Kriteria Daya Pembeda DP ≤ 0.00 Sangat buruk, sebaiknya dibuang.

0.00 – 0.19 Buruk

0.20 – 0.39 Cukup

(12)

44

0.70 – 1.00 Sangat baik

d. Indeks Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu

sukar.Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha

memecahkannya. Sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa

menjadi putus asa dan kehilangan semangat untuk mencoba lagi karena di luar

jangkauannya (Arikunto, 2005: 207). Oleh karena itu melakukan analisis tingkat

kesukaran butir soal adalah penting agar diperoleh gambaran mengenai tingkat

kesukaran tiap butir soal yang diujikan.Bilangan yang menunjukkan sukar dan

mudahnya sebuah soal disebut indeks kesukaran (difficulty index) (Arikunto,

2006, 207).Rumus yang digunakan untuk mencari indeks kesukaran adalah

sebagai berikut.

Keterangan:

P:Indeks tingkat kesukaran

B: Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Interpretasi indeks kesukaran didasarkan pada kriteria acuan kriteria

indeks kesukaran menurut Arikunto (2006: 209-210) berikut.

Tabel 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran

Rentang Kriteria Indeks Kesukaran 0.00 – 0.30 Sukar

0.31 – 0.70 Sedang

0.71 – 1.00 Mudah

(Arikunto, 2006: 209 - 210)

H. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data hasil belajar siswa dilaksanakan sebanyak dua kali setiap

masing-masing kelas eksperimen yaitu dengan cara pemberian soal pretes dan

(13)

45

sama

I. Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua tahapan

yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksaan.Tahap-tahap tersebut dirincikan

sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan meliputi:

1) Studi kepustakaan

2) Perumusan masalah

3) Pengajuan judul penelitian dan perbaikan judul

4) Penyusunan, pengajuan dan perbaikan proposal.

5) Seminar proposal

6) Perizinan

7) Menyusun RPP

8) Menyusun instrumen penelitian

9) Judgment dan uji coba instrumen penelitian

10)Revisi

11)Analisis hasil uji coba instrumen

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan diuraikan menjadi:

1) Menentukan kelas yang akan dijadikan kelompok eksperimen

2) Mengendalikan variabel penelitian sehingga hasil belajar siswa merupakan hasil

dari perlakuan yang dikendalikan

3) Memberikan tes awal guna memperoleh pengetahuan awal siswa pada kedua

kelas yang diteliti

4) Melakukan proses pembelajaran

Pemberian materi kepada kelompok kontrol dengan menggunakan model

pembelajaran tipe NHT sedangkan kelas eksperimen menggunakan model

(14)

46

5) Memberikan tes akhir guna mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan

proses pembelajaran dengan dua metode yang berbeda.

6) Menganalisis data dengan menggunakan uji statistik

7) Penarikan kesimpulan

J. Analisis Data

Data yang diperolah dari hasil penelitian diolah secara statistik sehingga

didapatkan kesimpulan. Langkah-langkah pengolahan data tersebut dijabarkan

sebagai berikut:

a. Mengolah Skor

Skor ditentukan berdasarkan metode right only, dimana jika jawaban benar

diberi skor satu dan jika jawaban salah atau tidak menjawab diberi skor nol. Skor

setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban benar dan dihitung

dengan menggunakan rumus berikut:

Keterangan: S: Skor ,R: Right (jawaban benar)

b. Mengolah Nilai

Mengubah skor total menjadi skor baku (nilai) dengan menggunakan

rumus berikut:

(Arikunto, 2007)

c. Analisis Perbandingan Hasil Belajar Siswa Antara yang Menggunakan NHT dan STAD

Analisis dilakukan setelah siswa kelas NHT dan STAD diberikan

pretest dan posttest . Setelah itu dilihat perbandingan antara rata-rata nilai

gain pretest dan posttest pada kedua kelas tersebut, setelah dilakukan uji

normalitas,uji homogenitas, dan uji menggunakan bantuan program komputer

(15)
(16)

Tin Dantini, 2014

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA SMP ANTARA YANG MENGGUNAKAN NHT DAN STAD PADA KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Hasil pretest siswa yang menggunakan pembelajaran NHT tergolong

rendah ( ̅ ), adapun hasil post test juga tergolong rendah

̅ .

Hasil pretest siswa yang menggunakan STAD tergolong rendah

(̅ ), adapun hasil postest juga tergolong rendah (̅ ) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar yang

menggunakan NHT dan hasil belajar yang menggunakan STAD.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disampaikan beberapa saran :

1. Perlu adanya pembiasaan dalam melakukan pembelajaran kooperatif tipe

Number Head Together (NHT) dan Student Team Achievment Divisions

(STAD) agar siswa dapat mengembangkan penguasaan konsep.

2. Perhatikan alokasi waktu agar semua rencana pembelajaran yang telah

dibuat dapat berjalan lancar.

3. Diharapkan dapat mengembangangkan penelitian ini pada konsep lain dan

penilaian tidak hanya pada aspek ranah kognitif saja dapat

(17)

59

Tin Dantini, 2014

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA SMP ANTARA YANG MENGGUNAKAN NHT DAN STAD PADA KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alwahyuni, M. (2005).Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada sub konsep gerak pada tumbuhan.

Skripsi ,Jurusan Biologi, FPMIPA UPI. Tidak Diterbitkan

Adit,Kurniadi.(2002). Student information School. Tersedia: http :

//www.aditkurniadi.blogspot.com (25 januari 2014)

Anonim. (2011) Sel Hewan dan Sel Tumbuhan . Tersedia : http:

//www.artipoenya.blogspot.com (25 januari 2014)

Anonim. (2012) Macam-macam Otot . Tersedia : http: //www.soalpensa.blogspot.com

(25 januari 2014)

Arikunto, S. (1990).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, O. (2006). Proses BelajarMengajar. Bandung: Bumi Aksara

Ibrahim, M.,Dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press

Isjoni.(2007).Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:

ALFABETA.

Irnawan, Iwan. (2010). Perbandingan hasil belajar siswa melalui Cooperatif Learning

NHT dan STAD pada konsep Anthropoda. Skripsi ,Jurusan Biologi, FPMIPA

(18)

60

Tin Dantini, 2014

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA SMP ANTARA YANG MENGGUNAKAN NHT DAN STAD PADA KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kagan, Spencer. (1992). Advanced Cooperative Learning. Kagan Cooperative

Learning, San Juan Capistarno, CA

Karno To.(1996). Mengenal Analisis Tes (Pengantarke Program Komputer ANATES).

Bandung: Jurusan Pendidikan Psikologi & Bimbingan FIP IKIP Bandung.

Kurnia, T. (2005). Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi UPI Bandung: Tidak

diterbitkan

Lie, Anita. (2007). Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di

Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Rustaman, N.Y., Dirdjosoemanto, S., Yudianto, S.A., Achmad, Y., Subekti, R.,

Rochiantaniawati, D,. Nurjhani, M,. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi.

Bandung: jurusan Pendidikan Biologi UPI.

Siahaan, Parsaroan & Suyana, Iyon. (2010). Pelatihan guru MIPA Papua Barat. Jurnal

Pendidikan Fisika : UPI Bandung.

Slameto.(2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT.

Rineka Cipta.

Sudjana.(1975). Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Sugiyono.(2003). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta

Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Slavin, E.R. (1995). Cooperative Learning.Theory, Research and Practice.Seccond

Gambar

Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Koefisien Validitas Butir Soal
Tabel 3.4 Interpretasi Daya Pembeda
Tabel 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran

Referensi

Dokumen terkait

PERILAKU REMAJA TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) DI SMA PRAYATNA MEDAN TAHUN 2015.

Pada kedua desa penelitian terdapat responden perempuan yang mengalami penyingkiran dari pekerjaan produktif (marginalisasi tipe 1), akan tetapi industrialisasi

Telah disusun rancangan sistem kendali karakteristik CPO selama pengaliran yaitu (A) kendali pengaliran pada kondisi isotermal pada suhu tertentu (dipilih di antara suhu

Apabila hubungan antara Attitude toward the behavior, subjective norms, dan perceived behavioral control berhubungan erat, maka pasien yang memiliki sikap

Obligasi yang jatuh tempo pada tanggal 1 Juli 2017, Loy membayar bunga setiap semester pada tanggal 1 Januari dan 1 Juli. Wings menggunakan amortisasi metode bunga efektif

Dalam proses peradilan perdata, baik yang menyangkut hukum materil dan formil dikenal asas- asas yang bertujuan untuk melindungi kepentingan hukum dari para pihak

gerak dasar melalui tari yang bertujuan untuk meningkatkan motorik.

Siti Faridah (991510201023), Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jember, Judul "Analisis Ekonomi dan Prospek Pengembangan