• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI REMAJA DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG DI TAMAN KOTA SEBAGAI SARANA REKREASI :StudiKasus Taman Fotografi Bandung:.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI REMAJA DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG DI TAMAN KOTA SEBAGAI SARANA REKREASI :StudiKasus Taman Fotografi Bandung:."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

No.Skripsi: 2133/UN.40.2.5.1/PL/2014 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI

REMAJA DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG DI TAMAN KOTA SEBAGAI SARANA REKREASI

(StudiKasus Taman Fotografi Bandung)

SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhiSebagiandari SyaratMemperolehGelarSarjanaPariwisata

JurusanManajemen Resort dan Leisure

Diajukan Oleh Kirana Hayyu Hananingtyas

1006751

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT DAN LEISURE

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI REMAJA DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG

DI TAMAN KOTA SEBAGAI SARANA REKREASI (StudiKasus Taman Fotografi Bandung)

Oleh

KiranaHayyuHananingtyas

Sebuahskripsi yang diajukanuntukmemenuhisalahsatusyaratmemperolehgelar SarjanaPariwisata Program StudiManajemen Resort dan Leisure

PadaFakultasPendidikanIlmuPengetahuanSosial

© KiranaHayyuHananingtyas 2014 UniversitasPendidikan Indonesia

Agustus2014

Hakciptadilindungiundang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

KiranaHayyuHananingtyas 1006751

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI REMAJA DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG

DI TAMAN KOTA SEBAGAI SARANA REKREASI (StudiKasus Taman Fotografi Bandung)

disetujuidandisahkanolehpembimbing: Pembimbing 1

FitriRahmafitria, SP., M.Si NIP. 197410182008122001

Pembimbing II

Rosita. S.S.,MA NIP. 197810192006042001

Mengetahui,

(4)

SKRIPSI INI TELAH DIUJI PADA :

Hari, Tanggal : Kamis, 28 Agustus 2014 Waktu : 09.00 s.dselesai

Tempat : Gedung FPIPS, Lantai 3 Laboratorium Management Resort & Leisure UniversitasPendidikan Indonesia

PanitiaUjianSidangterdiridari :

Ketua : Prof. Dr. KarimSuryadi, M.Si. Sekretaris : FitriRahmafitria, SP., M.Si. Anggota : 1. Dr. EllyMalihah, M.Si.

2. Dr. H. AcengKosasih, M.Ag. 3. Suharto, S.Pd., M.A.P

4. Ahmad Hidayat

Penguji : Prof. Dr. H. Darsiharjo, MS. NIP. 196209211986031005

ErrySukriah, SE., M.SE. NIP. 197912152008122002

(5)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI REMAJA DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG

DI TAMAN KOTA SEBAGAI SARANA REKREASI (StudiKasus Taman Fotografi Bandung)

KiranaHayyuHananingtyas 1006751

ABSTRAK

Penelitianinimenganalisismengenaifaktor-faktor yang menjadimotivasiremajasebagaipengunjungtamankota Bandung,

jugamengenaifaktor-faktordominanapasaja yang

terbentukberdasarkanmotivasiberkunjungtersebut.

Penelitianinimelibatkanpararemaja Kota Bandung yang menjadipengunjung

Taman Fotografi.Remajamemilikiwaktuluang yang

merekamanfaatkanuntukberekreasi, namunbelakanganini, rekreasi yang dipiliholehremajadiantaranyamenghabiskanwaktu di mall, bermain online atauberdiamdiri di rumah.Pemerintah Kota Bandung saatinimenggalakan program cintalingkungan, salahsatunyadengancaramenghidupkankembali Bandung sebagaikota Taman. Taman kota yang kumuhdandilupakanolehmasyarakat, kinidibangundanditanamikembalidengantumbuhanhijaudantemataman yang unik.

Salah satutamankota yang

terkenaldanmemilikibanyakkegiatanpositifbagiremajaadalah Taman Fotografi Bandung. Terdapatkomunitasfoto yang mengelolakegiatan di tamantersebut agar menarikperhatiankhususnyapararemajauntuklebihmemanfaatkanwaktuluangdenga nmengunjungitamankota agar lebihmencintailingkungandanmenyatudenganalam. Langkahkegiataninisangatbaikbagikelangsungankehidupantamankota.

Denganadanyatamantematikdenganberbagaikegitan, diharapkan agar tamankotamenjaditempatrekreasifavoritbagiremaja. Remajasebagaipenerusbangsa

yang baiktumbuh di lingkungan yang

sehatdanselalumencintailingkungan.Tujuandaripenelitianiniyaituuntukmenganalisi supaya yang dapatdilakukanpemerintahsebagaipengelolatamankota di Bandung, untukmeningkatkanminatberkunjungwisatawankhususnyaremajaberdasarkanfakto

rdominan yang telahterbentuk.

Dalampenelitianinidigunakanmetodedeskriptifdenganpendekatankuantitatif.Metod eanalisis yang dipakaidalampenelitianiniadalahanalisisfaktordenganmenggunakan program SPSS 17.0 for windows. Dari hasilpenelitiandiperoleh 4 faktordominanyaitu, (1) Leisure, (2) Refreshing, (3) Opportunity, (4) Self

Fulfillment.Dari hasilpenelitiantersebut,

(6)

komunitasuntukmeningkatkanpartisipasiremajaberkunjungketamankotakhususnya remaja di Kota Bandung.

KataKunci : Analisis Faktor, Motivasi Berkunjung, Waktu Luang, Taman Kota, SaranaRekreasi.

ANALYSIS FACTORS AFFECTING TEEN’S MOTIVATION ON

SPENDING THEIR LEISURE TIME IN THE URBAN PARK AS A RECREATIONAL AREA

(Case Study at Taman Fotografi Bandung)

Kirana Hayyu Hananingtyas 1006751

ABSTRACT

This study analyzesthe factors that motivates teens as visitors of

Bandung’surban park, also analyze about dominant factors that formed based on

the motivationsvisit.The study involved teens in Bandung which become visitors of Bandung Photography Park. Teens have some leisure time that they use for recreation, but lately, teenagers prefer to choose spending their leisure time at

mall, playing game online or just stay at home. Bandung city’s Government

currently held a “love the environment” programs, one of them is reviving image of Bandung as the city of park. The dirty urban park which is forgotten by society,has built now and planted with greeneryand unique urban park theme. One of the famous urban parks and has many positive activities for teens named

“Taman Fotografi Bandung”. There is a photography community who manage the

park activities to attract attention, especially for teenagers to spend their leisure time by visiting a urban park to love and blend with the nature more than before.

This activity is a good step for urban park’s life continuation. Thematic parks

(7)

to increase the tourists participants visiting the urban park, especially for teenagers in Bandung.

(8)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakang ... 1

B. RumusanMasalah ... 7

C. TujuanPenelitian ... 7

D. ManfaatPenelitian... 8

E. SistematikaPenulisan ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Remaja ... 10

1. PengertianRemaja ... 10

2. BatasanUsiaRemaja ... 10

3. TahapPerkembanganRemaja ... 11

B. RekreasidanWaktuLuang ... 12

1. Rekreasi ... 13

2. WaktuLuang ... 15

C. MotivasiBerkunjung / Berwisata ... 16

1. DefinisiMotivasi ... 16

(9)

D. Taman Kota ... 20

1. DefinisiRuang Terbuka Hijau ... 20

2. Definisi Taman Kota ... 23

E. KerangkaPemikiran ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. LokasidanWaktuPenelitian ... 30

B. Populasi ... 30

C. Sampel ... 31

D. JenisdanMetodePenelitian ... 31

E. DefinisiOperasional ... 33

F. Proses PengembanganInstrumen ... 35

1. SkalaPengukuran ... 35

2. UjiValiditas ... 36

3. UjiReabilitas ... 39

G. TeknikPengumpulan Data ... 40

H. TeknikAnalisis Data ... 41

1. DefinisiAnalisisFaktor ... 41

2. TujuandanFungsiAnalisisFaktor ... 42

3. AsumsiAnalisisFaktor... 42

4. Model AnalisisFaktor ... 43

5. TahapAnalisisFaktor ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Profil Taman Fotografi Bandung ... 46

1. PetaLokasi ... 47

2. Fasilitas Taman Fotografi Bandung ... 48

3. Kegiatan yang Diselenggarakan di Taman Fotografi Bandung ... 53

(10)

1. BerdasarkanJenisKelamindanUsia ... 54

2. Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 56

3. BerdasarkanTujuanBerkunjung ... 57

4. Berdasarkan Tingkat danAsalPendapatan ... 58

C. MotivasiBerkunjungRemaja Taman Fotografi Bandung ... 59

1. TanggapanRespondenMengenaiPush Factor ... 59

2. TanggapanRespondenMengenaiPull Factors ... 79

D. HasilAnalisisFaktor ... 96

1. Uji KMO danBarlett ... 96

2. EkstraksiVariabel ... 98

3. MenentukanJumlahFaktor... 99

4. Scree Plot ... 100

5. Component Matrix ... 101

6. RotasiFaktor ... 102

7. Component Transformastion Matrix ... 104

8. FaktorDominan yang Terbentuk ... 104

E. Upaya yang DapatDilakukanPemerintahdalamMeningkatkan PartisipasiRemajaBerkunjungke Taman Kota di Bandung ... 106

1. UpayaPenambahandanPemeliharaanFasilitasUtama ... 108

2. UpayaPenambahandanPemeliharaanFasilitasTambahan ... 111

3. UpayaPemerintahdariSegiPengadaan KegiatanbagiMasyarakat ... 112

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 115

A. Kesimpulan ... 115

B. Rekomendasi ... 116

DAFTAR PUSTAKA ... 118

(11)
(12)

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1 JumlahPenduduk di Kota Bandung Tahun 2007-2012 ... 1

1.2 Daftar Taman Tematik di Kota Bandung ... 6

3.1 OperasionalisasiVariabel ... 33

3.2 PenentuanSkordenganSkalaLikert ... 36

3.3 UjiValiditasFaktorPendorong (Push Factor) ... 37

3.4 UjiValiditasFaktorPenarik (Pull Factor) ... 38

3.5 Case Processing Summary ... 40

3.6 Reability Statistics ... 40

4.1 Kegiatanatau Workshop olehKomunitasFoto Bandung ... 53

4.2 ProfilRemajaPengunjung Taman Fotografi Bandung BerdasarkanJenisKelamin ... 54

4.3 ProfilRemajaPengunjung Taman Fotografi Bandung BerdasarkanUsia ... 55

4.4 ProfilRemajaPengunjung Taman Fotografi Bandung Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 56

4.5 ProfilRemajaPengunjung Taman Fotografi Bandung BerdasarkanTujuanKunjungan ... 57

4.6 ProfilRemajaPengunjung Taman Fotografi Bandung Berdasarkan Tingkat PendapatanPerbulan ... 58

4.7 ProfilRemajaPengunjung Taman Fotografi Bandung BerdasarkanAsalPendapatan... 58

4.8 Escape ... 59

4.9 Relaxation ... 61

4.10 Play... 63

(13)

4.12 Prestige ... 66

4.13 Social Intercation ... 68

4.14 Romance ... 70

4.15 Educational Opportunity ... 72

4.16 Self Fulfillment ... 74

4.17 Wish Fulfillment ... 75

4.18 RekapitulasiTanggapanRespondenMengenaiPush Factors ... 77

4.19 Physiological Motivation ... 79

4.20 Cultural Motivation ... 81

4.21 Social Motivation / Interpersonal Motivation ... 82

4.22 Fantasy Mitivation ... 84

4.23 Attraction ... 86

4.24 Accessibility ... 88

4.25 Amenities ... 90

4.26 Ancillary ... 92

4.27 RekapitulasiTanggapanRespondenMengenaiPull Factors... 94

4.28 Uji KMO danBarlett... 96

4.29 Anti-image Matrices Output (MSA) ... 97

4.30 Communalities ... 98

4.31 Total Variance Explained ... 99

4.32 Component Matrix ... 101

4.33 MatriksRotasiFaktor ... 102

4.34 PengelompokanFaktor ... 103

4.35 Component Transformation Matrix ... 104

(14)
(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 KerangkaPemikiran ... 29

4.1 PetaLokasi Taman Fotografi Bandung ... 47

4.2 Icon Taman Fotografi Bandung ... 48

4.3 BesiHalangRintangBerbentukKamera ... 49

4.4 Area PameranFoto ... 49

4.5 Wall of Fame ... 50

4.6 Ayunan... 50

4.7 TempatDuduk ... 51

4.8 JalanSetapakdanLampu Taman... 51

4.9 TempatSampahdanPepohonan ... 52

4.10 Tanaman ... 52

4.11 GarisKontinumEscape ... 60

4.12 GarisKontinumRelaxation ... 62

4.13 GarisKontinumPlay ... 64

4.14 GarisKontinumStrengthening Family Bonds ... 65

4.15 GarisKontinumPrestige ... 67

4.16 GarisKontinumSocial Interaction ... 69

4.17 GarisKontinumRomance ... 71

4.18 GarisKontinumEducational Opportunity ... 73

4.19 GarisKontinumSelf Fulfilment ... 75

4.20 GarisKontinumWish Fulfilment ... 76

4.21 GarisKontinumPush Factors ... 78

4.22 GarisKontinum Physiological Motivation ... 80

4.23 GarisKontinum Cultural Motivation ... 82

(16)

4.25 GarisKontinum Fantasy Motivation ... 85

4.26 GarisKontinumAttraction ... 87

4.27 GarisKontinum Accessibility ... 89

4.28 GarisKontinum Amenities ... 91

4.29 GarisKontinum Ancillary ... 93

4.30 GarisKontinum Pull Factors ... 95

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner ... 120

Lampiran II Data 100 Responden ... 124

Lampiran III Output SPSS ... 129

Lampiran IV Poster Kegiatan Taman Fotografi ... 137

Lampiran V FotoKegiatan di Taman Fotografi ... 140

(18)

Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kota Bandung merupakan kota metropolitan yang merupakan pusat bisnis,

wisata dan perekonomian khususnya di Jawa Barat. Julukan sebagai “Kota Kembang” juga dimiliki oleh kota yang indah ini, disebut demikian karena

Bandung merupakan kota yang sejuk, hijau dan asri. Kota Bandung disebut pula sebagai kota belanja, kota wisata kuliner bahkan sebagai kota kreatif dengan anak-anak muda atau remaja sebagai volunteer dari berbagai komunitas dibidang seni hingga bidang pendidikan.

Pertumbuhan penduduk di Kota Bandung cukup pesat yaitu sekitar 14.950 ribu jiwa pertahun. Hal ini dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut :

Tabel 1.1

Jumlah Penduduk di Kota Bandung Tahun 2007-2012

Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Barat 2014

Melalui tabel 1.1 diatas, dapat disimpulkan bahwa penduduk di Kota Bandung pada tahun 2007 terdapat sebanyak 2.372.234 juta jiwa, sedangkan tahun 2012 tercatat sebanyak 2.461.931 juta jiwa telah memadati Kota Bandung. Pertumbuhan penduduk selama 6 tahun terakhir dihitung dari tahun 2007 sampai 2012 yaitu sebesar 89.697 ribu jiwa.

Berdasarkan jumlah penduduk diatas, Kota Bandung memiliki populasi khususnya remaja berusia 10-24 tahun adalah 28,55% dari total populasi yaitu sekitar 665.252 jiwa (BPS, 2011). Sehubungan dengan tuntutan waktu dan

Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Jumlah

(19)

2

meningkatnya jumlah penduduk dengan segala aktivitas dan keperluan, seperti cukup tersedianya ruang rekreasi gratis, maka sebuah kota pasti memerlukan sebuah ruang terbuka hijau (Purnomohadi, 2006: 55).

Ruang rekreasi gratis merupakan suatu alternatif bagi masyarakat khususnya remaja untuk menghabiskan waktu luang. Waktu luang akan lebih bermanfaat apabila diisi dengan kegiatan positif. Taman kotasalah satunya dapat menjadi tempat rekreasi gratis. Disamping berfungsi sebagai paru-paru kota, taman kota juga cocok menjadi tempat bersosialisasi dengan sesama, tempat alternatif untuk berwisata atau tempat untuk sekedar bersantai melepaskan kepenatan di akhir pekan dan tempat masyarakat bebas mengaktualisasikan diri.Suntoro Wongso (2007: 3) mengungkapkan bahwa ”taman dapat digunakan juga sebagai tempat berolah raga dan rekreasi yang mempunyai nilai sosial, ekonomi, dan edukatif”. Namun belum banyak remaja yang tertarik dan termotivasi untuk berwisata ke taman kota dibandingkan dengan berwisata ke mall atau tempat lainnya.

Monks et.al (2006: 284) mengungkapkan bahwa pada remaja terjadi krisis yang nampak paling jelas pada penggunaan waktu luang yang sering disebut sebagai waktu pribadi orang itu sendiri.Mengisi waktu luang yang baik sesuai dengan umur remaja masih merupakan masalah bagi kebanyakan remaja.“Kebosanan, segan untuk melakukan apa saja merupakan fenomena yang sering kita jumpai” (Knoer dan Oerter dalam Monks et.al, 2006: 284).

Seperti kita lihat bahwa remaja saat ini lebih banyak menghabiskan waktu luangnya untuk kegiatan yang kurang bermanfaat seperti menghabiskan uang untuk berjalan-jalan dan berbelanja di mall, menonton bioskop, bermain game online atau sibuk dengan smart phoneyang canggih dengan fitur-fitur lengkap

(20)

3

yang seperti ini bisa dikatakan generasi remaja autis atau asik dengan diri sendiri dan tidak peduli terhadap lingkungan disekitarnya baik lingkungan masyarakat maupun lingkungan hidup.

Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang akan menentukan keberhasilan dan keberlangsungan bangsa di masa yang akan datang. Remaja yang sehat baik mental maupun fisik, mampu bersosialisasi dengan baik akan melahirkan suatu generasi yang berkompeten. Maka sebaiknya remaja melakukan suatu kegiatan positif baik bersosialisasi dengan sesama maupun menggali ilmu, bukan hanya melalui cara formal tapi juga melalui cara informal. Mengisi waktu luang bukan hanya digunakan untuk bermain game, tidur atau menonton televisi dan hal-hal yang telah disebutkan diatas, namun waktu luang sedapat mungkin digunakan untuk kegiatan yang positif untuk mengembangkan hobi dan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan kreativitas bahkan bisa menjadi sebuah prestasi apabila terdapat wadah dan kegiatan yang tepat untuk menuangkannya.

Menurut Margaret E. Mulac dalam bukunya yang berjudul Hobbies: The Creative Use of Leisure (1959), (The Liang Gie , 1996: 99-100) dalam Septiyani

(2012: 18) terdapat 4 macam hobi, yaitu :

1. Making Hobbies (Membuat), meliputi berbagai seni kerajinan seperti

misalnya kegiatanpahat, ukir, kerajinan emas-perak, keramik, tenun, dan fotografi.

2. Learning Hobbies (Belajar)meliputi segala macam bentuk belajar

seperti misalnyamempelajari sejarah, karang-mengarang, atau bahasa asing.

3. Doing Hobbies (Melakukan), meliputi segala macam bentuk

melakukan sesuatu hal, misalnyamenyanyi, menari, memainkan alat musik, berkebun, dan anekahobi alam (misalnya mengamati burung atau memelihara ikanhias).

4. Collectting Hobbies (Mengumpulkan), meliputi kegiatan

mengumpulkan bermacam-macam benda seperti perangko, mata uang, buku antik, dan batu-batuan.

(21)

4

oleh adanya suatu komunitas.Berkembanganya kemajuan teknologi seperti adanya jejaring sosial dan akun pribadi lainnya, menjadi salah satu ajang aktualisasi diri yang paling sering dilakukan oleh remaja.

Sisi positif dari jejaring sosial yang tersedia saat ini juga dapat dirasakan bagi para remaja untuk mengubah mindset aktualisasi diri dengan berekreasi ke taman kota. Bukan hanya akun pribadi dari seseorang atau tempat wisata kuliner saja yang diakses oleh remaja, kini terdapat akun taman kota tematik yang dapat berinteraksi dengan para pengguna jejaring sosial untuk memberikan informasi kegiatan yang dilakukan untuk menarik pengunjung khususnya remaja untuk datang dan memanfaatkan sarana taman kota sebagai sarana rekreasi bahkan kreativitas. Kini mulai banyak remaja yang terlihat aktif memanfaatkan taman kota sebagai ajang aktualisasi diri, tempat berkumpul dan bersosialisasi juga tempat untuk menuntut ilmu yang berkaitan dengan hobi.

Ketika perubahan sikap hidup yang cenderung mementingkan sisi ekonomi dan keuntungan materi, maka taman menjadi korban pertama perubahan fungsi lahan sosial. Namun kemudian muncul kembali kesadaran bahwa kehidupan tak hanya diukur dari keuntungan saja melainkan ada sisi manfaat yang bisa di peroleh dari keberadaan sebuah tamanyaitu memberi ketenangan jiwa dan kenyamanan hidup bagi masyarakat.

(22)

5

bunga dan fasilitas lainnya, namun yang penting adalah ada orang yang mengunjunginya sehingga dengan adanya taman tematik, taman-taman di Kota Bandung akan hidup dan produktif.

Pariwisata alternatif (Suwantoro, 2004: 75) adalah sebagai kepariwisataan yang berbeda (yang merupakan alternatif) dari pariwisata konvensional untuk menunjang kelestarian lingkungan.Pariwisata alternatif timbul karena adanya suatu asumsi bahwa pariwisata memerlukan lingkungan yang baik dan kesadaran bahwa pariwisata dapat digunakan sebagai instrumen untuk menunjang upaya pelestarian lingkungan. Para pemerhati lingkungan mulai menyadari bahwa berbagai upaya untuk menjaga lingkungan tidak akan efektif jika tidak didukung masyarakat, dan masyarakat akan mendukungnya jika mereka memperoleh manfaat dari lingkungan yang lestari itu berupa peningkatan kesejahteraan hidup. (Suwantoro, 2004: 79)

Berlatar belakang kota Bandung yang terkenal dengan remaja dan komunitas kreatif, terdapat beberapa tema taman yang sesuai dengan minat, hobi bahkan kekhasan komunitas di kota Bandung. Sehingga taman-taman kota ini dapat berperan sebagai agen pembangunan komunitas bahkan dapat menjadi daya tarik wisata. Menurut Ridwan Kamil bahwa “tugas pemerintah kota Bandung adalah mewadahi indeks kebahagiaan warga kota, warga akan bahagia apabila bisa berinteraksi dan saling sapa di ruang publik, tidak hanya di kafe maupun mall, maka salah satu tugas pemerintah adalah dengan mengadakan program

revitalisasi dan menambah taman kota tersebut” (sumber: Tribunnews.com).

(23)

6

taman tematik yang telah selesai direalisasikan oleh pemerintah kota Bandung adalah :

Tabel 1.2

Daftar Taman Tematik di Kota Bandung

No Nama Taman Tanggal Peresmian

1 Taman Fotografi 21 Desember 2013

2 Taman Pustaka Bunga 30 Desember 2013

3 Taman Jomblo / Taman Pasupati 1 Januari 2014

4 Taman Musik 1 Maret 2014

Sumber:Pengolahan berbagai sumber melalui website

Selain taman tematik diatas, terdapat pula taman yang direnovasi, diantaranyaTaman Balai Kota, Taman Vanda, Taman Flexi, Taman Lansia, Taman Cibeunying, Taman Maluku, Taman Sukajadi, Taman Nutrisi, Taman Baca Panatayuda dan taman lainnya yang tidak secara simbolis diresmikan oleh pemerintah.Beberapa tema taman lainnya yang sudah maupun akan dibuat oleh pemerintah kota Bandung yaitu Taman Persib, Taman Jurnalistik, Taman Lansia Gaul,Taman Futsal, Taman Qur’an, Taman Jurnalistik, Taman Sejarah, Taman Soekarno Banceuy, Taman Patung, dan Taman Beladiri.

Sebuah taman kota sebisa mungkin dapat menjamin produktivitas kota, mewadahi kepentingan sosial dan aktivitas masyarakat agar menjamin keberlanjutan taman kota itu sendiri. Dengan demikian diperlukan suatu penelitian mengenai motivasi berkunjung masyarakat kota sebagai wisatawan di taman kota. Penelitian tersebut dilakukan di salah satu taman kota yang cukup diminati oleh remaja Kota Bandung, yaitu Taman Fotografi Bandung.

(24)

7

hobi yang positif adalah making hobbies yang diantaranya adalah fotografi.Kreativitas yang dimiliki para remaja yang terjalin dalam komunitas maupun yang tidak bergabung dalam komunitas dapat dituangkan di taman ini dan satu sama lain dapat berkumpul dan bertukar pikiran bahkan saling memberikan pelajaran atau teknik-teknik mengenai ilmu fotografi.

Maka dari itu penelitian ini difokuskan untuk menganalisisfaktor apa saja yang menjadi daya tarik khususnya bagi kalangan remaja kota Bandung, untuk meluangkan waktu atau leisure time di taman kota sebagai alternatif wisata. Judul yang angkat adalah “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI REMAJA DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG DI TAMAN

KOTA SEBAGAI SARANA REKREASI (Studi Kasus Taman Fotografi Bandung)”.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi remaja dalammemanfaatkan waktu luang untukberkunjung ke Taman Fotografi Bandung?

2. Faktor dominanapa yang terbentuk dan mempengaruhi motivasi remaja dalam meluangkan waktu dan berekreasi di Taman Fotografi Bandung? 3. Upaya apa yang dapat dilakukan Pemerintah Kota Bandung untuk

meningkatkan partisipasi remaja untuk berkunjung ke Taman Kota di Bandung?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Menganalisis faktor-faktor yang menjadi motivasi remaja untuk memanfaatkan waktu luangdi Taman FotografiBandung

(25)

8

3. Menganalisis upaya-upaya yang dapat dilakukan Pemerintah Kota Bandung untuk meningkatkan partisipasi remaja untuk berkunjung ke Taman Kota di Bandung.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi perkembangan kajian ilmu salah satunya dalam ruang lingkup pariwisata khususnya dalam bidang pengelolaan sarana rekreasi taman di kota Bandung.

2. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah ataupun swasta sebagai pengelola taman kota dalam upaya monitor dan evaluasi mengenai taman kota sebagai sarana rekreasi.

3. Sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan skripsi terdiri dari 5 (lima) bab. Uraian yang akan disajikan dalam setiap bab adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan gambaran keseluruhan proses penelitian, memuat dasar penelitian yang akan dilakukan berkaitan dengan masalah maupun fenomena, tujuan dan manfaat penelitian. Bab ini mencakup Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat dan Sistematika Penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

(26)

9

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan metode yang digunakan dalam penelitian, yaitu lokasi penelitian, sampel dan populasi, jenis penelitian, operasional variabel penelitian, teknik analisis data, dan teknik pengumpulan data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan secara rinci terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan.

BAB V KESIMPULAN & REKOMENDASI

Bab ini berisi mengenai kesimpulan, saran dan rekomendasi berdasarkan semua hasil penelitian yang telah diperoleh.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi semua sumber bacaan atau literatur yang digunakan sebagai bahan acuan dalam penulisan skripsi.

LAMPIRAN

(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kota Bandung yang terletak diantara 1070° 36' Bujur Timur dan 600° 55' Lintang Selatan. Objek yang akan dijadikan lokasi penelitian tepatnya di taman kota yang memiliki tema atau disebut taman kota tematik yaitu Taman Fotografi Bandung yang terletak di jalan Cempaka. Waktu penelitian yaitu selama bulan April – Juni 2014, terdiri dari observasi lapangan, pembagian kuisioner, pengolahan data sampai penyajian data.

B. Populasi

Secara umum, populasi bisa didefinisikan sebagai sekumpulan data yang mengidentifikasi suatu fenomena. Menurut Sugiyono (2010: 115) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Menurut Margono (2010:118) “populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan”.

Margono (2010: 119) mengemukakan bahwa populasi dapat dibedakan dalam sifat berikut :

1. Populasi yang bersifat homogen, yaitu populasi yang unsurnya memiliki sifat yang sama.

2. Populasi yang bersifat heterogen, yaitu populasi yang unsurnya memiliki sifat dan keadaan yang bervariasi, sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya.

(28)

31

C. Sampel

Menurut Margono (2010:121) “sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contohyang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu”. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling incidential. Menurut Sugiyono (2010: 218) sampling incidentialadalah “teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data”.

Menurut Roscoe dalam Sugiyono (2010: 129) ukuran sampel memiliki

ketentuan sebagai berikut :

1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai

dengan 500.

2. Bila sampel dibagi dalam kategori, maka jumlah anggota sampel setiap

kategori minimal 30.

3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate

(korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel

minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti.

4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggotasampel

masing-masing antara 10 s.d. 20.

Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel

adalah menggunakan teknik sampling incidential.Jumlah sampel yang diambil yaitu

sebanyak 100 responden. Remaja Kota Bandung yang dirasa memenuhi syarat,

mengetahui keadaan taman dan menjadi pengunjung Taman Fotografi Bandung

dijadikan sumber data.

(29)

32

Berdasarkan variabel yang diteliti maka jenis penelitian ini adalah penelitian

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010: 54) “metode

deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel

mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih”.

Terdapat dua macam teknik analisis data statistik, yaitu analisis data statisyik

deskritif dan inferensial, yaitu :

1. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa

datadengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya, tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum.

2. Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan

untukmenganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan pada populasi.

Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang

jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara

random (Sugiyono, 2010:206-207).

Metode penelitiankuantitatif sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono

(2010: 8) adalah :

“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”

Penelitian kuantitatif pelaksanaannya berdasarkan prosedur yang telah direncanakan sebelumnya. Adapun prosedur penelitian kuantitatif terdiri dari tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut.

a. Identifikasi permasalahan b. Studi literatur.

c. Pengembangan kerangka konsep

(30)

33

e. Pengembangan disain penelitian. f. Teknik sampling.

g. Pengumpulan dan kuantifikasi data. h. Analisis data.

i. Interpretasi dan komunikasi hasil penelitian.

E. Definisi Operasional

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2010: 58) adalah “segala sesuatu

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian

ini variabel yang diteliti adalah faktor-faktor yang menjadi motivasi berkunjung bagi

para remaja.

Berdasarkan objek penelitian tersebut maka dapat diketahui bahwa variabel

yang dikaji adalah variabel motivasi berkunjung, yaitu termasuk diantaranya adalah

push factor (faktor pendorong) terdiri dari Escape, Relaxation, Play, Strengthening

Family Bonds, Prestige, Social Interaction, Romance, Educational Opportunity,

Self-Fulfilment, dan Wish-Fulfilment. Sedangkan pull factor (faktor penarik)

terdiri dari Physiological Motivation, Cultural Motivation, Social Motivastion/ Interpersonal Motivation, Fantasy Motivation, Attraction, Accessibility,

Amenities, dan Ancillary.

Penjabaran operasional dari variabel tersebut disajikan dalam tabel sebagai

[image:30.595.80.526.619.711.2]

berikut :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Sub. Variabel Indikator Skala Keteran

gan Motivasi

Berkunjung,

(Push Factors)

(31)

34

Richardson dan Fluker (2004) dalam Pitana et.al (2005: 66)

Keputusan seseorang untuk melakukan perjalanan wisata

dipengaruhi oleh kuatnya faktor-faktor

pendorong (push

factors) dan

faktor-faktor penarik (pull factors).

Relaxation

Play

Strengthening

family bonds

Prestige

Social

interaction

Romance

Educational

opportunity

Self-fulfilment

Wish-fulfilment

(Pull Factors)

Physiological

Motivation

 Tingkat keinginan mencari kesibukan lain

 Tingkat kesegaran fisik dan mental  Tingkat kegembiraan  Tingkat hubungan

kekerabatan

 Tingkat gaya hidup dan status sosial  Tingkat keinginan

aktualisasi diri  Tingkat keinginan

berinteraksi sosial  Tingkat keinginan

mengunjungi tempat romantis

 Tingkat keinginan mempelajari hal baru  Tingkat keinginan menemukan jati diri  Tingkat keinginan

merealisasikan mimpi atau cita-cita

 Tingkat kesehatan  Tingkat keinginan

(32)

35

Cultural

Motivation

Social

Motivation /

Interpersonal

Motivation

Fantasy

Motivation

Attraction

Accessibility

Amenities

Ancillary

 Tingkat

pembelajaran seni  Tingkat keinginan

berkumpul atau bersosialisasi

 Tingkat keinginan keluar dari rutinitas  Tingkat keindahan &

keunikan

 Tingkat citra/image  Tingkat kegiatan

yang tersedia

 Tingkat kemudahan lokasi

 Tingkat harga yang dikeluarkan untuk menikmati objek  Tingkat kelengkapan

fasilitas taman  Tingkat fasilitas

(33)

36

Sumber : Hasil pengolahan penulis, 2014

F. Proses Pengembangan Instrumen

1. Skala Pengukuran

Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Skala

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala likert. Menurut Sugiyono (2010: 93)

bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Variabel dijabarkan menjadi indikator variabel, lalu indikator tersebut

digunakan sebagai tolak ukur penyusunan item pernyataan. Setiap jawaban

[image:33.595.225.402.421.556.2]

pernyataan diberikan skor sebagai berikut :

Tabel 3.2

Penentuan Skor dengan Skala Likert

Keterangan Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Biasa Saja 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

2. Uji Validitas

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur (Sugiyono, 2010:172). Pengujian validitas dilakukan dengan

analisis faktor, dimana menurut Sugiyono adalah dengan mengkorelasikan antar skor

item instrumen dalam satu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor

total. Adapun kriteria yang harus dipenuhi untuk menilai validitas instrumen tersebut

(34)

37

a. Jika r ≥ 0,30; maka butir-butir pertanyaan dari kuesioner adalah valid b. Jika r ≤ 0,30; maka butir-butir pertanyaan dari kuesioner adalah tidak valid Rumus Korelasi Pearson Product Moment :

Keterangan :

r = koefisien korelasi product moment xy = jumlah perkalian item dengan total item x = jumlah skor untuk indikator x

y = jumlah skor untuk indikator y

n = banyaknya responden (sampel) dari variabel x, y dari hasil kuesioner

Instrumen diberikan kepada 30 responden untuk dilakukan uji validitasnya. Untuk mengetahui hasil perhitungan, penelitian ini menggunakan program SPSS 17 for windows. Nilai r tabel untuk 30 responden dengan tingkat signifikansi sebesar 5% adalah sebesar 0.361. Maka setiap pernyataan yang memiliki r hitung lebih besar dari 0.361 dinyatakan valid.

a. Uji Validitas Faktor Pendorong (Push Factors)

Hasil uji validitas tiap pernyataan dalam faktor pendorong (push factor)

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3

Uji Validitas Faktor Pendorong (Push Factor)

Indikator Nomor

Pernyataan

r hitung

(Correlation Coeficient)

r tabel

(n=30,

α=5%)

Kesimpulan

(35)

38

Tingkat keinginan

mencari kesibukan lain A2 0.397 0.361 Valid

Tingkat kesegaran

fisik dan mental A3 0.451 0.361 Valid

Tingkat kegembiraan A4 0.364 0.361 Valid

Tingkat hubungan

kekerabatan A5 0.460 0.361 Valid

Tingkat gaya hidup

dan status sosial A6 0.548 0.361 Valid

Tingkat keinginan

aktualisasi diri A7 0.482 0.361 Valid

Tingkat keinginan

berinteraksi sosial A8 0.379 0.361 Valid

Tingkat keinginan

bertemu dengan teman A9 0.395 0.361 Valid

Tingkat keinginan

mempelajari hal baru A10 0.399 0.361 Valid

Tingkat keinginan menemukan jati diri

A11

0.500 0.361 Valid

Tingkat keinginan merealisasikan mimpi atau cita-cita

A12 0.624 0.361 Valid

Sumber: Pengolahan data menggunakan SPSS versi 17.0

Berdasarkan tabel 3.3 diatas item pernyataan memenuhi kriteria bahwa nilai r

hitung > r tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item dinyatakan valid

dan semua pernyataan layak untuk digunakan dalam penelitian.

(36)

39

Hasil uji validitas tiap pernyataan dalam faktor penarik (pull factor) adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.4

Uji Validitas Faktor Penarik (Pull Factor)

Indikator Nomor

Pernyataan r hitung (Correlation Coeficient) r tabel (n=30, α=5%) Kesimpulan

Tingkat kesehatan A13 0.638 0.361 Valid

Tingkat keinginan

bersantai A14 0.596 0.361 Valid

Tingkat persepsi

terhadap objek A15 0.608 0.361 Valid

Tingkat pembelajaran

seni A16 0.553 0.361 Valid

Tingkat latar belakang

kunjungan A17 0.468 0.361 Valid

Tingkat keinginan melihat tempat baru

A18 (1) 0.646 0.361 Valid

A18 (2) 0.690 0.361 Valid

Tingkat keindahan &

keunikan A19 0.706 0.361 Valid

Tingkat citra/image A20 0.659 0.361 Valid

Tingkat kegiatan yang

tersedia A21 0.375 0.361 Valid

Tingkat kemudahan

lokasi A22 0.437 0.361 Valid

Tingkat harga yang dikeluarkan untuk mencapai objek

A23 (1) 0.413 0.361 Valid

A23 (2) 0.511 0.361 Valid

(37)

40

fasilitas taman

Tingkat keamanan A25 0.392 0.361 Valid

Tingkat kenyamanan A26 0.389 0.361 Valid

Tingkat kepercayaan &kerjasama pengelola taman

A27 0.379 0.361 Valid

Sumber: Pengolahan data menggunakan SPSS versi 17.0

Berdasarkan tabel 3.4 diatas item pernyataan memenuhi kriteria bahwa nilai r

hitung > r tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item dinyatakan valid

dan semua pernyataan layak untuk digunakan dalam penelitian.

3. Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapakali

untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Pengujian

reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan internal consistency, dimana

menurut Sugiyono(2010:185) dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali

saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu.

Pernyataan dalam instrumen penelitian dapat dinyatakan reliabel apabila

nilai Alpha > 0.60. Uji reliabilitas dilakukan terhadap seluruh butir pernyataan secara

[image:37.595.209.412.559.716.2]

bersamaan. Berikut adalah hasil uji reliabilitas menggunakan SPSS 17.0.

Tabel 3.5

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

(38)

41

Sumber: Pengolahan data menggunakan SPSS versi 17.0

Tabel 3.6 Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.888 29

Sumber: Pengolahan data menggunakan SPSS versi 17.0

Berdasarkan tabel 3.5 Case Processing Summary dapat diketahui bahwa 29 pernyataan yang diberikan kepada responden adalah valid 100%. Sedangkan tabel 3.6 Reliability Statistics menunjukan nilai alpha positif yaitu lebih dari 0.60 yaitu sebesar 0,888, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini reliabel dan pernyataan dalam instrumen penelitian dapat dilanjutkan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Kegiatan penelitian harus didukung dengan data. Untuk memperoleh data

metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan

pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk untuk memperoleh data yang

mendukung dalam penelitian ini.

2. Studi Literatur

Mencari materi yang penulis pilih dari berbagai sumber buku yang berkaitan

dengan semua aspek atau variabel yang berhubungan dan bermanfaat untuk

penelitian.

3. E-Literatur (Internet)

Mengumpulkan data dari berbagai sumber di internet yang berkaitan dengan penelitian.

4. Angket / Instrumen

(39)

42

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya” (Sugiyono, 2010: 199). Pada penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner tertutup.

H. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yaitu dengan analisis faktor.

Analisis faktor adalah analisis yang bertujuan mencari faktor-faktor utama yang

paling dominan dalam mempengaruhi variabel dari serangkaian uji yang dilakukan

dengan variabel independen sebagai faktornya. Variabel baru yang disebut faktor

dengan jumlah lebih sedikit dari jumlah variabel asli dengan mereduksi

variabel-variabel tersebut.

1. Definisi Analisis Faktor

Analisis Faktor termasuk pada Independence Technique, yang berarti tidak ada variabel dependen maupun independen. Menurut Santoso (2006: 11) “proses analisis faktor mencoba menemukan hubungan antar sejumlah variabel-variabel yang saling independen satu dengan yang lain, sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal”.

Wibisono (2003: 239-240) mengemukakan bahwa :

“Analisis faktor digunakan untuk menjamin bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner dapat merepresentasikan dengan baik variabel yang diselidiki. Metode ini menyederhanakan hubungan yang kompleks dan beragam diantara sekumpulan variabel penelitian yang diamati”.

2. Tujuan dan Fungsi Analisis Faktor

(40)

43

sedangkan korelasi pada faktor lainnya relatif rendah. Analisis faktor memiliki dua fungsi, yaitu exploratory (mengelompokan faktor yang acak) dan confirmatory (konfirmasi kesesuaian faktor). Tujuan analisis faktor menurut

Santoso (2006: 12) adalah:

a. Data summarization, yaitu mengindentifikasikan adanya hubungan

antar variabel dengan melakukan uji korelasi. Jika korelasi dilakukan antar variabel (dalam pengertian SPPS adalah kolom), analisis tersebut dinamakan R Factor Analysis.

b. Data reduction, yaitu proses berikutnya setelah proses data

summarization. Membuat variabel set baru yang dinamakan faktor

untuk menggantikan sejumlah variabel tertentu.

Maka dapat disimpulkan bahwa metode analisis faktor bertujuan untuk mengidentifikasi dan menemukan faktor apa saja yang dapat mewakili variabel motivasi berkunjung remaja ke Taman Fotografi Bandung, sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang paling dominan untuk dianalisis lebih lanjut.

3. Asumsi Analisis Faktor

Padaanalisis faktor, sejumlah asumsi berikut harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut: (Santoso, 2006: 13)

a. Korelasi antarvariabel Independen. Besar korelasi atau korelasi antar independen variabel harus cukup kuat, misalnya di atas 0,5.

b. Korelasi Parsial. Besar korelasi parsial, korelasi antar dua variabel dengan menganggap tetap variabel yang lain, justru harus kecil. Pada SPSS deteksi terhadap korelasi parsial diberikan lewat pilihan Anti-Image Correlation.

c. Pengujian seluruh matriks korelasi (korelasi antar variabel), yang diukur dengan besaran Bartlett Test of Sphericity atau Measure Sampling Adequacy (MSA). Pengujian ini mengharuskan adanya

(41)

44

d. Pada beberapa kasus, asumsi Normalitas dari variabel-variabel atau faktor yang terjadi sebaiknya dipenuhi.

Dengan hasil di atas, maka dapat dikatakan bahwa variabel dan sampel yang

digunakan memungkinkan untuk dilakukan analisis lebih lanjut. Selanjutnya, untuk

melihat korelasi antarvariabel independen dapat diperhatikan tabel Anti-Image

Matrices. Nilai yang diperhatikan adalah MSA (Measure of Sampling Adequacy).

Nilai MSA berkisar antara 0 hingga 1, dengan ketentuan sebagai berikut: (Santoso,

2006: 20)

a. MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang

lain.

b. MSA > 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih

lanjut.

c. MSA < 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih

lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.

4. Model Analisis Faktor

Dalam Wibisono (2003: 238) terdapat beberapa teknik analisis interpedensi variabel yang dapat dikelompokan kedalam analisis faktor, yaitu :

a. Analisis Komponen Utama

Merupakan teknik reduksi data yang bertujuan untuk membentuk suatu kombinasi linier dari variabel awal dengan memperhitungkan sebanyak mungkin jumlah variasi variabel awal yang mungkin.

b. Analisis Faktor Umum

(42)

45

Prinsip kerja analisis faktor adalah dari variabel yang diamati dimana variabel mempunyai korelasi maka dapat dikatakan bahwa variabel memiliki p faktor umum. Faktor umum dilambangkan dengan F1, F2, F3, F4, … ,Fmdan faktor unik U1, U2, U3, U4, … , Um. Model matematis dasar analisis faktor yaitu :

Dimana :

Xi = variabel independen ke-i Fj = faktor kesamaan ke-j Ui = faktor unik ke-i

Aij = koefisien faktor kesamaan bi = koefisien faktor unik

Koefisien A (loading A) dapat menyatakan besarnya kontribusi variabel X pada faktor kesamaan F dan memegang peranan dalam mengambil suatu kesimpulan sampai seberapa jauh pengaruh variabel X terhadap faktor kesamaan F. Koefisien faktor unik berfungsi untuk membantu satuan faktor unik agar dapat dipilih sesederhana mungkin.

5. Tahap Analisis Faktor

Menurut Tony Wijaya (2010: 103-109) proses dasar analisis faktor meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Menentukan variabel atau faktor apa saja yang akan dianalisis.

b. Menguji variabel yang telah ditentukan dengan metode Bartlett’s test of sphericity serta pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy).

(43)

46

Oikin (KMO) Measure of Sampling Adequancy, yang merupakan suatu

indeks yang dipergunakan untuk meneliti ketepatan analisis faktor. Nilai tinggi antara 0,5 – 1,0 berarti analisis faktor tepat, kalau kurang dari 0,5 analisis faktor dikatakan tidak tepat.

c. Proses pemfaktoran (factoring) dilakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada, sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. Dari proses ini akan muncul Tabel Communalities, yang pada dasarnya menunjukkan jumlah faktor/variansi (bisa dalam persentase) dari suatu variabel yang mula-mula bisa dijelaskan oleh faktor yang ada. Nilai ekstrim communalities antara 0,0 (variabel tidak berkorelasi dengan variabel lain) sampai 1,0 (variansi variabel secara sempurna disebabkan oleh sejumlah faktor bersama). Tabel berikutnya yang muncul adalah Tabel Total Variance Explained, yang menampilkan eigenvalues masing-masing faktor. Semakin besar eigenvalue setiap

faktor, maka faktor tersebut semakin reliabel untuk mewakili sekelompok variabel.

d. Proses rotasi dilakukan untuk mereduksi beberapa faktor ambigu. Rotasi paling sederhana adalah orthogonal rotationdimana sumbu dipertahankan 90°. Metode rotasi faktor yang digunakan adalah Varimax yang hasilnya dapat dilakukan dalam 1 literasi. Metode

varimax banyak variabel dapat memiliki loading tinggi atau mendekati tinggi pada faktor yang sama.

e. Interpretasi faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi nama atas faktor yang telah terbentuk yang dianggap dapat mewakili variabel tersebut.

(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

1. Faktor yang

mempengaruhimotivasiremajadalammemanfaatkanwaktuluang di tamankotasebagaisaranarekreasiadalahsebanyak 18faktoryaituEscape, Relaxation, Play, Strengthening Family Bonds, Prestige, Social

Interaction, Romance, Educational Opportunity, Self Fulfilment, Wish

Fulfilment, Physiological Motivation, Cultural Motivation, Social

Motivation / Interpersonal Motivation, Fantasy Motivation, Attraction,

Accessibility, AmenitiesdanAncillary.

Semuafaktor yang adaternyatamempengaruhimotivasiremajakarenanilai yang dimilikisesuaidenganpersyaratanyaitumemilikinilai MSA lebihdari 0,5, memilikiinitial sebesar 1,nilai extraction lebihdari 0,4.

Sehinggatidakadafaktor yang

tidakmempengaruhimotivasiberkunjungremajakota Bandung ke Taman Fotografi Bandung.

Sedangkanuntukhasilmelaluikuisioner, faktor yang tidakmempengaruhimotivasiremajadalammemanfaatkanwaktuluang di tamankotasebagaisaranarekreasipadakategoripush factors adalahprestige, romance, self fulfillmentdan wish fulfillment.Padakategoripull factors

adalahamenities. 2. Faktordominan

(45)

116

Attraction, Accessibility, danAncillary. Faktordominan ke-2

dinamakanfaktor“PenyegaranDiri (Refreshing)”terdiridariRelaxation, Social Motivation, danFantasy Motivation. Faktordominan ke-3

disebutfaktor“Peluang(Opportunity)”yang terdiriatasRomance,

Educational Opportunity, danAmenities. Faktordominan ke-4

dinamakanfaktor“PemenuhanDiri(Self fulfillment)” yang terdiriatasPrestige, Self Fulfillment, danWish Fulfillment.

3. Upaya yang dapatdilakukanpemerintah Kota Bandung dalammeningkatkanmotivasiberkunjungremajaketamankota di Bandung diantaranyaadalahdenganmeningkatkancitrabaiktaman,

menjagadanmemeliharafasilitas yangtelahada, menambahfasilitas yang diperlukanpengunjungberkaitandenganfaktordominan.

Kegiatan yang biasanyadilakukanolehremaja di tamankotaadalahkegiatan yang berhubungandenganinteraksisosial, bermaindanbersantai.

Makadapatdisimpulkanbahwafasilitas yang

wajibdiupayakanolehpemerintahdisetiaptamankotaadalah arena bermain, lahanterbuka, bangkutaman, jalansetapak, gazebo, kolam, tempatsampah, alatolahragaringan, tempatparkirdanposjaga. Program pemerintah yang dapatdiupayakanuntukmeningkatkanpartisipasiberkunjungremajaadalahme

ngadakanpekankuliner, fun running day,

berwisatadenganBandrosmengitaritaman-tamankota,mengadakan program bersihlingkungan, danlombaciptatematamankota.

B. REKOMENDASI

1. Penelitianinibarudilakukan di Taman Fotografi Bandung saja, makasebaiknyadilakukanpenelitianselanjutnyamengenai Taman Tematik

Kota Bandung lainnya,

(46)

117

2. BagiPemerintah Kota Bandung

sebagaipengeloladanpemeliharakeindahandankeasriantamankotaharusdapa tmemberikanwarna yang berbeda, unikdansegarbagitamankota di Bandung. Memberitegurandansanksikerasbagisiapasaja yang

merusaktamankota. Membangunfasilitas yang

dibutuhkandanmemeliharafasilitas yang telahada. Memantaudanmemberikansolusibagikritikdan saran yang diberikanolehmasyarakatmengenaitamankota. Menjadikancitratamankota agar lebihbaikdandiminatiolehmasyarakat Kota Bandung untukdikunjungi. Melakukaninovasiuntukpenanamantanamansepertibungamusiman yang berwarna-warnidenganpepohonan yang indahdancocok di lingkungantamantersebut agar menjadikantamankotamemilikinilaiestetika yang baikdimatamasyarakatkota Bandung maupunmatawisatawanlainnya.

3. BagiKomunitaskreatif Kota Bandung

sebagaipencetusdanpengelolakegiatan-kegiatan di tamankota Bandung sebaiknyaterusmemberiinspirasibagiremajauntukikutsertadalammenjagalin gkungan, memberikanvariasiatraksikegiatan yang diadakan di tamankota

agar tidakmenimbulkankejenuhanbagipeminatnya.

Mengadakanberbagaikegiatan yang

dapatmengundangpartisipasimasyarakatuntukdatangketamankotadanmenik matikeindahantamankota Bandung.

4. Bagimasyarakat Kota Bandung

sebagaipengawaskegiatanpemerintahdanpartisipankegiatandarikomunitask reatifharuslebihmencintailingkungandanberpartisipasidalammenjagalingku ngan.

(47)

118

(48)

118

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. JumlahPendudukKabupaten/Kota di Jawa Barat 2004-2012. Tersedia [Online] http://jabar.bps.go.id/subyek/jumlah-penduduk-kabupatenkota-di-jawa-barat-2004-2012 [2014].

Anonim. 2014. RidwanKamilJugaakanBikin Taman Musik, Taman Zikir, dan

Taman Dinosaurus. Tersedia [Online]

http://www.tribunnews.com/regional/2014/01/04/ridwan-kamil-juga-akan-bikin-taman-musik-taman-zikir-dan-taman-dinosaurus [4Januari 2014]. A.M., Sardiman. 2007. InteraksidanMotivasiBelajarMengajar. Jakarta: PT. Raja

GrafindoPersada.

Ari, Septiyani. 2012. MengisiWaktuLuangPadaSiswaSmaNegeri 1 Ngemplak. S1 Thesis.UniversitasNegeri Yogyakarta.

Arifin, Hadi SusilodanNurhayati H.S. 2006. Pemeliharaan Taman EdisiRevisi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Arisandi, Ivan. 2013. Peresmian Taman Foto Bandung.Tersedia [Online] http://fotografiindonesia.net/peresmian-taman-foto-bandung/ [23 Desember 2013]

Ariyanto. 2005. EkonomiPariwisata. Jakarta :RinekaCipta.

Atmojo, SuntoroWongso. 2007. Menciptakan Taman Kota Berseri.Solo: Solo Pos.

DirektoratJenderalPenataanRuang. 2008.

PedomanPenyediaandanPemanfaatanRuang Terbuka Hijau Di

KawasanPerkotaan.Jakarta: DepartemenPekerjaanUmum.

Disparbud. 2013. Taman PustakaBunga, Bandung BerhiberMasaDepan. Tersedia [Online]

http://disparbud.jabarprov.go.id/applications/frontend/index.php?mod=ne ws&act=showdetail&id=1813 [31 Desember 2013]

Djiwandono, Sri Esti. 2006. PsikologiPendidikan (Revisi 2). Malang: Grasindo. Efendi, Ferry danMakhfudli. 2009. KeperawatanKesehatanKomunitas

(49)

119

Fandeli, Chafid. 2001. Dasar-dasarManajemenKepariwisataanAlam. Yogyakarta: Liberty

Hakim, Rustam. 2004. ArsitekturLansekap,Manusia, AlamdanLingkungan. Jakarta: BinaAksara.

Ismanda, Shelly NoviantidanAmingSupriyatna et.al. 2013.

AnalisisAktivitasRekreasiTerhadapPenurunan Tingkat

StresMahasiswaIlmuKeolahragaan. Prodi IlmuKeolahragaan UPI

Bandung.

Karyono, Hari. 1997. Kepariwisataan. Jakarta: Grasindo.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller.2009. ManajemenPemasaran (Jilid 1) (Edisi 13).Jakarta :Erlangga.

Mardiana, Erna. 2014. RatusanMojangBujang Bandung HadiriPeresmian Taman

Musik Centrum.Tersedia [Online]

http://news.detik.com/bandung/read/2014/03/01/172914/2512423/486/ratu san-mojang-bujang-bandung-hadiri-peresmian-taman-musik-centrum [1Maret 2014]

Margono. 2010. MetodologiPenelitianPendidikan. Jakarta: RinekaCipta.

Mason, Peter. 2004. Tourism Impact, Planning and Management ButterwortHeinemann. Amsterdam.

Monks, F.J, A.M.P Knoers, SitiRahayuHaditono. 2006. PsikologiPerkembangan: PengantardalamBerbagaiBagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Ning, Purnomohadi. 2006. Ruang Terbuka Hijau. Jakarta :DirektoratJendralPenataanRuang.

Pitana, I GdedanPutu G Gayatri. 2005. SosiologiPariwisata. Yogyakarta :Andi Purnama, Wahid Ari Angga. 2012. RekreasidanWisata. Tersedia [Online]

http://www.namagraph.com/article/rekreasi-a-wisata/41-rekreasi-dan-wisata.

REP. 2014.Taman Jomblo, Bandung. Tersedia [Online]

(50)

120

Santoso, Singgih. 2006. Seri SolusiBisnisBerbasis TI: Menggunakan SPSS untukStatistikMultivariat. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sarwono, S.W. 2003.PsikologiRemaja. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.

Soetjiningsih. 2004. TumbuhKembangRemaja Dan Permasalahannya. Jakarta: SagungSeto.

Sri

RuminidanSitiSundari.2004. PerkembanganAnakdanRemaja.Jakarta:Rine kaCipta.

Sugiyono. 2010. MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta

Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-dasarPariwisata. Yogyakarta :Andi.

Wibisono, Darmawan. 2003.

RisetBisnisPanduanBagiPraktisidanAkademisi.Jakarta : PT

GramediaPustakaUtama.

Wijaya, Tony. 2010. AnalisisMultivariat: TeknikOlah Data UntukSkripsi, TesisdanDisertasiMenggunakan SPSS. Yogyakarta: UniversitasAtma Jaya.

Gambar

Gambar 2.1 KerangkaPemikiran ...............................................................................
Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 3.1
+3

Referensi

Dokumen terkait

mengubah probability sampling menjadi nonprobability sampling, karena jika karakteristik tidak dapat dijelaskan maka nonrespon akan mengubah peluang dari tiap elemen dalam

Menurut National Marrow Donor Program (NMDP) USA, sampai saat ini stem cell yang terkandung di darah tali pusat, sudah bisa mengobati 72 penyakit seperti kanker, kerusakan pada sumsum

Pada pengalaman praktik mengajar pertemuan ke-5 dicoba dengan cara menjelaskan secara ceramah dan diskusi, namun siswa tetap selalu dipancing agar selalu aktif

Narasi ... Kemampuan Menulis ... Pengertian Kemampuan Menulis ... Kemampuan Perseptual ... Kemampuan Psikomotor ... Kemampuan Intelektual ... Hakikat Menulis ... Pengertian

200-500 lux yang menyebabkan berbagai keluhan kesehatan khususnya pada mata yang dikenal dengan istilah visual symptoms, seperti efek yang timbul mata yang terlihat pada

o Create union ‘Buffer_river.shp’ (after attribute manipulating) and ‘Agriculture.shp’ by open View menu then chose Geoprocessing Wizard.. Define geoprocessing dialog as

[r]

Besarnya remitansi ke daerah asal dipengaruhi oleh (1) Aspek lingkungan bekerja TKI terutama oleh status migrasi TKI di luar negeri dan jenis pekerjaan TKI, (2)